SOSIOLOGI POLITIK Fakultas Ilmu Sosial d

SOSIOLOGI POLITIK

Kelompok 3 :
Winda Triana Putri

(07021281419053)

Putri Rahmawati Binre

(07021281419061)

Eryoktri Piyustin

(07021381419112)

Roy Pratama

(07021381419113)

Koraima


(07021381419115)

Ahmadillah Burlian

(07021381419137)

Jurusan

: Sosiologi

Dosen Pengampu

: Dr. Ridhah Taqwa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sriwijaya Kampus Palembang

PEMILIHAN LEGISLATIF PARTAI POLITIK GERINDRA
PADA PEMILU 2014 DI SUMATERA SELATAN
Menurut


McGinnis,

(l970)

dalam

Kavanagh

(l995:13),

pemilih

sesungguhnya melihat kandidat bukan berdasarkan realitas yang asli melainkan
dari sebuah proses kimiawi antara pemilih dan citra kandidat (gambaran
imajiner). Citra yang baik, dengan sendirinya akan meningkatkan popularitas
dan elektabilitas kandidat, begitupun sebaliknya. Sehingga, tidak salah bila
politisi “jumpalitan” melakukan pencitraan politik. Karena semakin dapat
menampilkan citra yang baik, maka peluang untuk meraup dukungan pemilih
semakin besar. Namun dalam konteks pembentukan citra, tidak sedikit yang

kehilangan kekuatan penarik perhatian (eye catching). Citra yang sebelumnya
diharapkan mampu menciptakan kejutan, stimulasi, dan gebrakan informasi tak
terduga (entropy) berubah menjadi pengulangan-pengulangan yang terduga
(redundancy). Citra-citra berestetika dan berselera tinggi, karena kehabisan
perbendaharaan tanda, pada akhirnya menjadi citra-citra yang murahan dan
dangkal. Dalam konteks komunikasi politik, hal ini berlangsung saat citra-citra
politik tampil dalam jumlah banyak, frekuensi tinggi, dan waktu cepat sehingga
menyebabkan pesan yang disampaikan tidak lagi menarik perhatian publik.

1. Caleg DPR RI DAPIL SUMSEL 1 No. 7 Gotti Situmorang, S.Sos

Analisis :
Slogan tersebut terdapat kata “… perjuangan bersama” yang mengartikan
bahwa Pak Gotti mengajak rakyat untuk memilihnya sebagai DPR RI DAPIL
SUMSEL yang akan mengajak masyarakat pada kemajuan bersama. Persuasi
dari slogan tersebut juga memberikan pujian kepada rakyat yaitu “Bapak/Ibu
Pemuda yang Baik & Idealis” sebagai kata pujian kepada rakyat/pemilih untuk
memilihnya yang di mana pencitraan yang dibuatnya lebih sopan, dan
sederhana, serta pekerjaan yang sedang ditekuninya yaitu sebagai General
Affairs Senior Manager JM Group akan mempengaruhi pada jalan kesuksesan di

pemilihannya nanti. Pekerjaan tersebut dapat menjadi daya tarik tersendiri
pada rakyat untuk memilih pak Gotti yang bahwasanya pak Gotti sudah ada
pengalaman untuk menjadi pemimpin. Kemudian pada foto pak Gotti sendiri,
Ia memasang raut wajah tersenyum yang mengartikan bahwa pak Gotti siap
dengan tulus untuk memimpin sebagai calon legislatif DPR RI DAPIL SUMSEL.
2. Edhy Prabowo, Caleg DPR RI DAPIL SUMSEL 1 : Palembang, Lubuk
Linggau, Musi Rawas, Banyuasin, Musi Banyuasin

Analisis :
Edhy Prabowo yang merupakan calon anggota legislatif DPR-RI Sumatra Selatan
periode 2014-2019 mungkin secara kasat mata dapat dilihat seperti memiliki
hubungan darah dengan Prabowo Subianto. Namun, apabila ditelisik lebih
dalam lagi dia bukanlah kerabat atau keluarga dari Prabowo Subianto. Lalu
mengapa dalam gambar diatas Ia memasukkan tokoh Prabowo Subianto tepat
di sebelahnya? Hal itu merupakan salah satu trik untuk menarik hati
masyakakat, terlebih lagi para simpatisan Prabowo yang berada di wilayah
Sumatera Selatan.
Apabila dilihat dari gambar kampanye yang tercantum dalam Koran Sindo
dimana posisinya yang sangat strategis terletak di halaman depan dan
ukurannya yang cukup besar maka dapat kita simpulkan bahwa Edhy Prabowo


bukan hanya bermodal non materi, melainkan dia mempunyai modal materi
yang cukup besar untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
Tidak hanya itu, pada gambar di atas juga tertulis kalimat “Gerindra Menang
Prabowo Presiden”. Kalimat tersebut menunjukan keyakinan politik yang begitu
kuat dari Partai Gerindra. Tidak seperti gambar kampanye partai lain yang
umumnya menyatakan opini dan mengumbar janji-janji terhadap masyarakat
agar membuat mereka bersedia untuk memilih Caleg yang bersangkutan. Pada
gambar di atas tidak tampak adanya kesan yang memperlihatkan kelemahan
partai tersebut, dan dalam penulisannya juga tidak berlebihan.
Hasilnya caleg ini pun terpilih sebagai anggota legislatif DPR-RI periode 20142015. Semua itu karna Edhy Prabowo dari partai Gerindra mampu memberi
pengaruh besar kepada masyarakat. Semua upaya yang dilakukan disebut
dengan komunikasi politik. Dimana komunikasi politik mempunyai pengertian
yaitu seluruh proses transmisi, pertukaran, dan pencarian informasi (termasuk
fakta, opini, keyakinan, dan lainnya) yang dilakukan oleh para partisipan dalam
kerangka kegiatan-kegiatan politik yang terlembaga. Definisi ini menghendaki
proses komunikasi politik yang dilakukan secara terlembaga.

3. Posisi Slogan dan ukuran slogan Caleg partai Gerindra


Analisis :
Dilihat dari slogannya pak Gotti, terlihat bahwa slogan calon legislatif Gerindra,
termasuk ke dalam ukuran lebih kecil dibandingkan slogan yang ada di
sebelahnya. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi politik partainya tidak
sebesar partai yang lain. Namun, bila dilihat pada slogan caleg partai Gerindra
di kolom paling bawah tersebut mempunyai daya tarik sendiri dengan
mencantumkan foto pak Prabowo dengan kata-kata “Siti Wong Kito Pilihan
Prabowo”, tentu ini akan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan pemilihan
Caleg DPR RI Nomor Urut 2 tersebut, ditambah dengan identitas dirinya yaitu
mencantumkan kata bahwasanya Ia adalah Putri dari Moch. Harry Jaya
Pahlawan (Putra Musi Rawas) Hj. Elizabeth, B. Sc (Putri Sekayu) yang tentu juga
akan memudahkan Ia sukses dalam pemilihan sebagaimana orangtuanya
adalah bagian penting dari masing-masing daerah itu dan berpengalaman.

4. Dr. Kgs H. Junaidi A. Rohim, SpPd, Finasim : Calon Anggota DPRD SUMSEL

Analisis :
Dr. Kgs. H. Junaidi A. Rohim, SpPd, Finasim.
Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan.
Jika dilihat dari gambar slogan, Caleg DPRD Nomor urut 3 Dapil 2 kota

Palembang Kec. Ilir Timur 1- Ilir Timur 2 – Kalidoni –SAKO – Kemuning –
Sukarami – Alang-alang Lebar yang menyatakan bahwa “Untuk Sumsel Jujur,
Kuat dan Sehat” dapat diartikan patai tersebut mengutamakan kejujuran
tanpa adanya kecurangan dalam partainya, kuat dan sehat yang dijanjikan
untuk rakyatnya, akan memperhatikan rakyatnya terutama dari kalangan yang

kurang mampu agar kesahatannya terjamin. Slogan tersebut diharapkan dapat
menarik perhatian masyarakat.
Latar belakang dari gambar ini ada foto Prabowo yang menunjukan
bahwa Prabowo pun setuju dan mendukung partai ini, dengan adanya gambar
Prabowo pada gambar ini mungkin akan bertambahnya dukungan masyarakat
pada no urut 3 yang tertera digambar, karena mungkin masyarakat
beranggapan Prabowo saja memilih partai ini kenapa kita tidak.
Membuat slogan- slogan seperti ini memang bukan hal yang tabu lagi
karena dengan adanya selogan dan gambar seperti itu dapat membantu
menambah suara jika masyarakat tertarik untuk memilihnya, apalagi gambar
calon anggota ini dilatar belakangi oleh orang-orang yang ternama dimata
masyarakat, hal itu akan membantu

keinginan masyarakat untuk dapat


menjatuhkan hak suaranya pada no urut tersebut.

5. Perbandingan dan Perkembangan Caleg Gerindra

Analisis :
Calon anggota legislative yang berkualitas jadi “amunisi” utama Partai Gerindra
pada pemilu 2014. Selain makin matang secara usia, caleg Gerindra juga makin
banyak yang berpendidikan tinggi dan punya latar belakang profesi beragam.
Kondisi ini menyiratkan tekad partai itu untuk makin meneguhkan posisi di peta
politik nasional.
Partai Gerindra menyiapkan 558 caleg di 77 daerah pemilihan (dapil) yang siap
berlaga meraih sedikitnya 15 persen suara nasional pada Pemilu Legislatif 2014.
Dari aspek kualitas, caleg partai itu kini makin berbobot jika diukur dari tingkat
pendidikan mereka yang makin tinggi.
Sepertiga caleg Gerindra berpendidikan pascasarjana yang sebagian besar
bergelar S-2 (30,5%) dan yang lain berijazah doctor (6,7%). Porsi caleg

berpendidikan tinggi pada partai ini terlihat menonjol dibandingkan dengan
partai lain. Adapun caleg berpendidikan sekolah menengah atas (8,6%) dan

diploma (1,1%) justru semakin sedikit.
Sebagian besar caleg Partai Gerindra berusia 31-50 tahun. Ada kecenderungan
caleg berusia di atas 50 tahun (36,1%) semakin besar dibandingkan dengan
pemilu sebelumnya. Namun, caleg berusia 21-30 tahun juga mendapat tempat.
Komposisi caleg Gerindra yang bukan “anak kandung” ideologis partai ini cukup
besar (33,2%). Komposisi tersebut menonjol dibandingkan dengan partai lain
yang rata-rata kurang dari 18% calegnya bukan anggota parpol yang sama.
Caleg Gerindra cenderung berdomisili di luar dapil (52,7%) ketimbang yang
tinggal di daerah konstituennya. Selain menunjukkan rapuhnya loyalitas
konstituen kepada caleg, hal ini juga menunjukkan kelemahan pengaderan
yang dilakukan Gerindra sejak partai itu dideklarasikan pada tahun 2008.
Daftar caleg Gerindra pada Pemilu 2014 juga didukung beberapa sosok yang
berpengalaman. Gerindra juga memasang sejumlah pesohor. Caleg Gerindra
juga diwarnai dinamika politisi “lompat pagar”. Dua politisi Partai Demokrat,
yang juga mantan menteri, kini terdaftar menjadi caleg Gerindra.