Aliran aliran teori pendidikan (1)

BAB I
PENDAHULUAN
Manusia dimanapun dan kapanpun menyelenggarakan usaha pendidikan.
Tidak hanya itu, manusia terutama para ahlinya juga memikirkan berbagai hal
yang menyangkut usaha pendidikan itu sehingga terungkaplah pemikiranpemikiran tentang factor-faktor yang mendasari perkembangan manusia
(individu) dalam kaitannya dengan usaha pendidikan serta dasar-dasar
penyelenggaraan pendidikan yang lebih praktis dan metodologis. Di Indonesia,
penyelenggaraan dan pemikiran tentang pola pendidikan tertentu telah
dilaksanakan sejak sebelum kemerdekaan, karenanya banyak teori yang
dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran
pendidikan. Adapun Aliran-aliran pendidikan itu terdiri dari aliran Konvensional
dan Aliran baru yang kini sedang berkembang.
Di Indonesia, penyelenggaraan dan pemiiran tentang pola pendidikan
tertentu telah dilaksanakan sejak sebelum kemerdekaan. Penyelenggaraan dan
pemikiran

tentang pendidikan ini banyak yang secara langsung menerima

pengaruh dari pemikiran-pemikiran tersebut diatas, khususnya pemikiran yang
“baru: dan “maju” dari luar negeri. Setelah kemerdekaan, bangsa Indonesia terus
menerus mengusahakan sistem pendidikan atas dasar Pancasila.


1

BAB II
ALIRAN ALIRAN TEORI PENDIDIKAN
Dalam sejarah pendidikan dapat dijumpai berbagai aliran yang didasarkan
pada konsepsi yang berbeda-beda, yaitu:

A. KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN
Aliran ini terdiri atas 4 pilar utama, yaitu :
1. Aliran Empirisme

Aliran ini berdasarkan atas konsepsi yang menyatakan bahwa perkembangan
individu bergantung pada pengalaman-pengalaman yang di peroleh individu
tersebut selama hidupnya. Tokoh aliran ini adalah John locke (1632-1704)
seorang filsuf inggris teorinya dikenal dengan Tabulae Rasae (meja ber;apis lilin),
yang menyebutkan bahwa anak yang baru lahir ke dunia seperti kertas kosong
yang putih bersih. Jhon locke berpendapat anak dilahirkan di dunia ini tanpa
pembawaan melainkan tabula rasa, artinya pengalaman yang akan dihadapinya
dapat mempengaruhinya untuk membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak

sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
2. Aliran Nativisme
Aliran ini bertolak belakang dengan konsepsi empirisme , yaitu perkembangan
individu ditentukan faktor bawaan sejak lahir. Tokoh aliran ini adalah
Schopenhaeur seorang fiolsof Jerman yang hidup pada tahun (1788-1880).
Yang berpendapat: Bahwa bayi lahir dengan pembawaan baik dan pembawaan
buruk, hasil akhir perkembangan dan pendidikan manusia ditentukan oleh
pembawaan yang sudah di bawa sejak lahir. Prinsipnya , pandangan Nativisme
adalah pengakuan tentang adanya daya hasil yang telah terbentuk sejak manusia
lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologisnya yang bersifat

2

herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri
tiap individu.
3. Aliran Naturalisme
Aliran ini hampir bersamaan dengan aliran Nativisme , tokoh Aliran ini adalah J.J
Rousseau seorang filosof Prancis tahun (1712-1778) Rosseau berpendapat dalam
bukunya Email ”Semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari sang
pencipta, tetapi menjadi buruk ditangan manusia ”. Berbeda dengan

Schopenhaur, Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir
mempunyai bawaaan yang baik, tidak seorangpun

anak lahir dengan

pembawaan buruk. Namun akan rusak oleh tangan manusia. Rousseau ingin
menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat atau
bersifat “artificial”, sehingga kebaikan anak-anak yang dimiliki secara alamiah
sejak saat kelahirannya itu dapat berkembang secara spontan dan bebas.
Dengan demikian , aliran Naturalisme menitikberatkan pada

strategi

pembelajaran yang bersifat paedosentris, artinya, factor kemampuan individu
anak didik menjadi pusat kegiatan proses belajar mengajar.
4. Aliran Konvergensi
Tokoh aliran ini adalah William stern (1871-1939) seorang tokoh pendidikan
Jerman. Aliran yang berdasarkan konsepsi konvergensi ingin mengawinkan dua
aliran yang 180 derajat berlawanan, yaitu aliran empirisme dan aliran nativisme.
Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik

dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh
lingkungan. Jadi faktor pembawaan dan lingkungan sangat penting.

B. KONSEPSI DAN ALIRAN “BARU” DALAM PENDIDIKAN
3

Aliran “konvensional” dalam pendidikan membahas dan menetapkan faktorfaktor dasar yang mempengaruhi perkembangan manusia ( individu) dan
menerapkan faktor-faktor dasar ini dalam kaitannya dengan berapa jauh usaha
pendidikan perlu dilakukan terhadap individu yang sedang berkembang itu.
Aliran “baru” dalam pendidikan tidak lagi mempersoalkan perlu atau tidak
perluya pendidikan bagi individu yang perlu dikembangkan adalah bagaimana
menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar bermanfaat secara maksimal
bagi individu yang sedang berkembang itu dan bagi lingkungan atau
masyarakatnya.
Disini kita akan membahas beberapa aliran “baru” dalm pendidikan bahanbahan dalam buku Agus Suyono (1958 dan 1980) dipakai sebagai bahan acuan
dalam tulisan ini.
1.

Pengajaran Alam Sekitar


Konsep pengajaran alam sekitar diilhami oleh kata-kata yang dipetik dari
Emmanuel Kant: “Pengertian tanpa pengamatan adalah kosong dan pengamatan
tanpa pengertian adalah buta.” Hal ini berarti bahwa antara pengamatan dengan
dan pengertian harus terjalin hubungan yang saling menunjang dan saling
memperkuat. Artinya manusia hendaknya mampu memanfaatkan lingkungannya.
Langkah-langkah pokok pengajaran ini ialah menetapkan tujuan, mengadakan
persiapan, melakukan pengamatan, dan mengolah apa yang diamati.
Keuntungan Pengajaran Alam Sekitar adalah
-

Menentang verbalisme dan intelektualisme
Dapat membangkitkan perhatian spontan dari anak -anak untuk

-

melakukan kegiatan dengan sepenuh hati.
Anak-anak selalu didorong untuk aktif dan kreatif
Bahan yang diajarkan dapat mempunyai nilai praktis bagi anak-anak

4


Salah seorang tokoh pengajaran alam sekitar ialah J. Ligthart (1859-1916)
seorang ahli pendidikan bangsa Belanda. Pengajaran alam sekitar ini
2.

dinamakan “Pengajaran barang sesungguhnya”.
Pengajaran Pusat Perhatian

Pengajaran pusat perhatian didasarkan alam sekitar yang objek-objek
pengamatannya dititik-beratkan pada sesuatu pusat tertentu, yaitu hal-hal yang
menarik perhatian manusia dalam menjalani perkembangan hidupnya.
O. Declroy (1871-1932) seorang ahli pendidikan bangsa Belgia yang menjadi
tokoh pengajaran pusat perhatiahan mengaitkan kebutuhan anak dengan empat
instink pokok yang ada pada diri anak, yaitu instink untuk makan, untuk memiliki
dan mempertahankan, untuk melindungi diri dari bahaya dan untuk aktif.
3. Sekolah kerja ( pendidikan individual dan social)
Aliran ini memandang penting antara seorang individu dengan masyarakat dalam
menunjang proses pendidikan, dalam hal ini pendidikan harus seimbang yaitu
untuk kepentingan individu dan untuk kepentingan masyarakat, bagi seorang
individu harus di bina


agar dirinya dapat berkembang secara penuh

menyumbangkan kepandaian, kecakapan dan kemampuannya untuk kepentingan
masyarakat, dan sebaliknya masyarakat harus rela menyediakan sesuatu agar
setiap warganya dapat mencapai tingkat perkembangan yang setinggi- tingginya.

4. Pengajaran Proyek
W.H Kalipatrik (1871) yang menyelenggarakan suatu system pengajaran proyek
prinsip dasarnya bahwa pengajaran itu harus aktif ilmiaj dan memasyarakat.
Proyek pada dasarnya adalah tugas yang harus dipecahkan melalui suatu rencana
dan penyelenggaraan kegiatan secara baik.
5

Langkah-langkah Pokok Pengajaran Proyek yaitu :
1. Persiapan
2. Kegiatan Belajar
3. Penilaian
C.
ALIRAN “TRADISIONAL” DAN “MAJU DALAM PENDIDIKAN

Konsepsi pendidikan ada yang cenderung bersifat tradisioanal dan ada yang
bersifat bila ia lebih menekankan peranan pendidik dan hal-hal lain di luar anak
didik. Sebaliknya suatu konsepsi pendidikan bersifat maju apabila menempatkan
anak didik pada kedudukan sentral dalam keseluruhan upaya pendidikan.
Di Amerika Serikat berkembang pesat empat aliran filsafat yang masing-masing
memberikan penekanan yang berbeda yaitu lebih bersifat tradisional dan maju,
yaitu :
1.

Aliran Progesivisme
Tokoh aliran ini adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa
manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat
menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan ataupun
masalah-masalah

yang

bersifat

mengancam


dirinya.

Konsepsi

progresivisme memandang bahwa perubahan, dan bukan keadaan tetap,
2.

merupakan inti dari kenyataan
Aliran Esensialisme
Aliran Esensial bersumber dari filsafat idealisme dan realisme. Sumbangan
yang diberikan keduanya besifat eklektic. Artinya dua aliran tersebut
Bertemu sebagai pendukung

esensialisme yang berpendapat bahwa

pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan
kestabilan, dapat disimpulkan aliran Esensialisme menghendaki agar
landasan pendidikan adalah nilai-nilai esensial, yaitu yang teruji oleh
waktu, bersifat menuntun, dan telah turun menurun dari zaman ke

3.

zaman sejak zaman renaissance.
Aliran Perenialisme

6

Aliran ini mengajak kepada kita untuk setia terhadap prinsip-prinsip yang
sifatnya abadi, bagi pengikut konsep ini keadaan yang tetap adalah lebih
nyata dari pada perubahan , dan keadaan tetap itu lebih ideal daripada
terjadinya perubahan. Tokoh aliran ini adalah Plato, Aristoteles, dan
Thomas Aquino.
Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang

4.

epistemology Italia Ia berpendapat bahwa tuhan adalah pencipta alam
semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaaan, hanya Tuhan yang dapat
mengetahui segala sesuatu karena Ia pencipta segala sesuatu itu. Aliran

ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil
konstruksi kognitif dalam diri seseorang melalui pengalaman yang
diterima lewat pancaindra. Dengan demikian aliran ini menolak adanya
transfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kepada orang lain,
dengan alasan pengetahuan bukan barang yang bias dipindahkan.
TAMAN SISWA DAN INS SEBAGAI AWAL PENDIDIKAN DI INDONESIA

D.

Kedua pendidikan ini lahir sebelum masa kemerdekaan yang sama-sama
mengarahkan pada usaha-usaha menuju kemerdekaan bangsa
1. Perguruan kebangsaaan Taman Siswa
Didirikan oleh Kihajar Dewantara pada tanggal 03 Juli 1922. Ki hajar Dewantara
adalah tokoh politik penentang penjajah Belanda yang mengutamakan
gerakannya di bidang pendidikan nasional.
Adapun asas-asas Taman siswa adalah :
-

Menjadi hak seseorang untuk mengatur dirinya sendiri dengan

-

mengingat tertibnya persatuan.
Pengajaran harus membimbing anak menjadi manusia yang merdeka.
Pendidikan harus didasarkan atas kebudayaan bangsa sendiri tanpa

-

mengesampingkan kebudayaan bangsa-bangsa lain.
Pedidika n harus merata untuk seluruh rakyat

7

-

Taman siswa harus hidup dan berkembang dengan kekuatan sendiri.
Pendidik harus berhamba pada anak atas dasara sikap tanpa pamrih
2. INS ( Indonesische Nederland School )
INS didirikan pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayutaman Sumatera

-

Barat oleh Moh. Syafei.
Adapun tujuan dari INS adalah :
Mendidik rakyat kea rah kemerdekaan
Memberi pendidika yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
Menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri dan berani bertanggung

-

jawab
Berusaha untuk dapat berdiri sendiri dan tidak bersedia menerima
bantuan dari orang lain yang mengurangkan kebebasan.

Sebagai seorang pejuang Moh. Safeii menekankan bahwa Indonesia harus
memiliki watak yang merdeka, dengan memberikan alat yang akan
menyadarkannya. Dengan dasar konsepsi tersebut INS didirikan dengan
memakai system sekolah kerja yang kreatif, untuk ini sekolah menyediakan
sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya fasilitasnya pendidikan yang
dapat menampung pengembangan bakat anak sesuai dengan kodrat lahir
dan batin.
Kegiatan pendidikan di INS meliputi bidang-bidang berikut :
1.
2.
3.
4.

Bidang pendidikan Keterampilan
Bidang Pertanian
Bidang Karya seni
Pendidikan manajemen

8

BAB III
KESIMPULAN
Dalam sejarah pendidikan dapat dijumpai berbagai aliran pendidikan
yang didasarkan pada konsepsi yang berbeda-beda. Konsepsi dan aliran
ini di golongkan sebagai konvensional atau baru serta tradisional atau
maju. Di Indonesia menurut sejarahnya, ada beberapa konsensi
pendidikan yang memiliki cirri yang berbeda-beda , dan didasarkan atas
Sistem Pendidikan Nasional Pancasila.
1. Aliran konvensional dalam pendidikan , antara lain aliran Empirisme,
nativisme, naturalism, konvergensi, telah sejak lama tumbuh di
Eropa. Konsepsi aliran ini lebih menekankan pada factor-faktor yang
mendasari perkembangan anak dan factor-faktor inilah yang dijadikan
dasar pertimbangan perlu atau tidak perlunya usaha pendidikan.
2. Aliran baru dalam pendidikan tidak lagi lagi mempersoalkan perlu
atau tidak perlunya pendidikan melainkan lebih mengutamakan
penyelenggaraaanusaha pendidikan untuk perkembangan anak
sebesar-besarnya. Di Eropa berkembang antara lain aliran pengajaran
alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, dan sekolah kerja

9

3. Berbagai aliran pendidikan yang berkembang di Amerika Serikat
seperti Perenialisme, progesivisme, esensialisme,
rekonstruksionalisme.
4. Taman Siswa dan Ins adalah penyelenggaraan sistem pendidikan yang
berdasarkan semangat kemerdekaan kebangsaan di tanah air sejak
sebelum kemerdekaan.

10