PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEND (1)

PENERAPAN PENDEKATAN
SAINTIFIK PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DI TK-IT AR-RAHMAH PADANG
Dessy Amelia1 , Dadan Suryana2
mahirakhairani1@gmail.com, dadan.suryana@yahoo.com
Mahasiswa PPS Pendidikan Anak Usia Dini UNP
NIM : 17330011
Abstrak
TK-IT Ar-Rahmah adalah salah satu sekolah yang berada kecamatan Nanggalo.
Beralamat di Jalan Sawah Liek RT00/ RW003 Kelurahan Kampung olo kecamatan Nanggalo
Kota Padang. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah Islam Terpadu,yang menerapkan
pendidikan terintegrasi antara ilmu dan ilmu Keislaman . Metodologi yang dipilih untuk

penelitian ini adalah penelitian Research and Development, metode Research and
Development merupakan pilihan karena memiliki proses yang lebih kompleks dalam
tahap-tahapan yang dapat mengakomodasi beragam kepentingan penelitian ini.
pendekatan saintifik adalah pendekatan keilmuan yang bersifat logis dan sistematis. Dalam
prosesnya diawali siswa menanya, karena ada objek yang dilihat dan didengar maka siswa
merespon sehingga muncul kegiatan bertanya, ketika guru menyampaikan atau menjawab
pertanyaan dari siswa maka nantinya akan dikaitkan dengan materi yang diajarkan. Anak-


anak di TK-IT Ar-Rahmah mengawali pembelajaran dengan katerampilan proses, seperti
mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.

A. PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran berkaitan dengan komunikasi timbal balik antara siswa
dengan guru. Pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa yang telah dirancang oleh guru
melalui usaha yang terencana melalui prosedur atau metode tertentu agar terjadi proses
perubahan perilaku secara komprehensif (Hernawan, 2007:3).
Permatasari (2014: 14-15) berpendapat bahwa pendekatan saintifik berasal dari kata
saint yang berarti ilmu. Artinya pendekatan saintifik adalah pendekatan keilmuan yang
bersifat logis dan sistematis. Dalam prosesnya diawali siswa menanya, karena ada objek yang
dilihat dan didengar maka siswa merespon sehingga muncul kegiatan bertanya, ketika guru
menyampaikan atau menjawab pertanyaan dari siswa maka nantinya akan dikaitkan dengan

1

materi yang diajarkan. Kemudian siswa diajak untuk menyelesaikan persoalanpersoalan
dengan cara berkolaborasi dalam suatu kelompok.
Djamarah (2008:17) berpendapat bahwa perubahan yang terjadi memiliki
karakteristik. Yaitu (1) perubahan yang terjadi secara sadar; (2) perubahan dalam belajar

bersifat sinambung dan fungsional; (3) tidak bersifat sementara; (4) bersifat positif dan aktif;
(5) memiliki arah dan tujuan; (6) mencakup seluruh aspek perubahan tingkah laku yaitu
pengetahuan, sikap, dan perbuatan. Merujuk pada karakteristik tersebut, aktivitas belajar
siswa.
Dengan diskusi antar siswa satu dengan lainnya di TK IT Ar-Rahmah tidak berpihak
pada satu kelompok saja, hal tersebut akan memunculkan keterampilan oleh peserta didik
seperti menghargai pendapat orang lain. Penerapan tersebut berpengaruh pada kompetensi
dan jelaskan model-model pembelajaran berbasis saintifik. Dalam penelitian adalah sebagai
bentuk eksperimen untuk menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakter anak
usia dini di TK IT Ar-Rahmah.
Menurut (dadan suryana : 68) Pembelajaran anak usia dini harus dapat memberikan

kesempatan kepada anak untuk mendapatkan proses pembelajaran yang ilmiah. Hal ini
akan berdampak kepada kemampuan berpikir dan wawasan anak saat mereka
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Proses ilmiah yang dapat dilakukan
adalah dengan pendekatan saintifik. Proses anak dalam mendapatkan pengetahuan
melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan.
(Dadan Suryana :69) Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif

hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan

bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen
setelah lima belas menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen.
Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik
adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar anak didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahap-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan maalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada
anak didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan
ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan
2

tercipta diarahkan untuk mendorong anak didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber
melalui observasi, dan bukan hanya diberitahu (Hosnan 2013).
Menurut (Dadan Suryana :71) Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
dalam pembelajaran melibatkan katerampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi,
mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan prosesproses tersebut, bantuan guru diperlukan. Metode saintifik sangat relevan dengan tiga
teori belajar, yaitu teori Pembelajaran Berbasis Tematik

Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori
belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner. Pertama,
individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan
pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan,
anak akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu
penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari
teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk
melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat
retensi ingatan. Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang
diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.
Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan
perkembangan skema (jamak skematan). Skema adalah suatu struktur mental atau
struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan
mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata
seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang
menyebabkan terjadinya perubahan skemata tersebut dengan adaptasi. Proses
terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu asimilasi dan
akomodasi.

Asimilasi


merupakan

proses

kognitif

yang

dengannya

seseorang

mengitegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun
pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada di dalam pikirannya. Akomodasi dapat
berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri rangsangan yang ada
atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang
ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara
asimilasi dan akomodasi (Jackman 2009).
Vygotsky dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak

didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugastugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of
3

prximal development Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik
pembelajaran berpusat pada anak; melibatkan keterampian proses sains dalam
mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip; melibatkan proses-proses kognitif yang
potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir
tingkat tinggi; dapat mengembangkan karakter anak (Hosnan 2013).
1) Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan
pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
adalah untuk meningkatan kemampuan intelektual anak, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi anak; untuk membentuk kemampuan anak dalam
menyelesaikan suatu masalah secara sistematik; terciptanya kondisi pembelajaran di
mana anak merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan; diperolehnya hasil
capaian

perkembangan

yang


signifikan;

untuk

melatih

anak

dalam

mengomunikasikan ide-ide khususnya dalam menghasilkan suatu karya atau
pekerjaan; untuk mengembangkan karakter anak.
2) Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah
pembelajaran berpusat pada anak; pembelajaran membentuk students self concept;
pembelajaran terhindar dari verbalisme; pembelajaran memberikan kesempatan pada
anak untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
pembelajaran; pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir
anak; Pembelajaran Berbasis Tematik

Model pembeajaran melalui pendekatan saintifik untuk anak usia Taman
Kanak-kanak ini merupakan salah satu desain teknologi pengajaran yang
membutuhkan metodologi yang tepat sebagai wahana (vehicle) untuk sebuah
kepentingan penelitian yang holistik dengan serangkaian proses yang mesti dijalani
dengan terstruktur, terencana, dan terkontrol. Untuk itu kemudian ditentukan wilayah
dan langkah-langkah kerja penelitian ini menjadi sepuluh tahapan, berpedoman pada
metode Research and Development.
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah
yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan anak didik
merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi anak didik
harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis

4

atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah
tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating;
bukan merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar
atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada

Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi
atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada
kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa
untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer
peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan
peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi
dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal
sebagai asosiasi atau menalar.
Menurut (Dadan Suryana : 81) ke dua hasil nya dari penelitian ini adalah
menghasilkan draft Tematik terpadu dan berbasis pada pendekatan saintifik untuk di
taman kanak-kanakyang masuk proses penyempurnaan melalui penelitian lanjutan dengan
pengembangan tema-tema. Tema tersebut dikembangkan dari tema-tema yang sudah ada,
hanya saja lebih spesifik kepada materi yang terkait dengan tema yang dekat dengan anak
usia dini baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan sekolah. Proses belajar mengajar
dilakukan melalui pendekatan saintifik.
Proses pemerolehan pengetahuan anak melalui pendekatan pengamatan kepada
media yang dapat memberikan penjelaskan kepada anak terkait dengan tema. Proses
pemerolehan pengetahuan anak melalui proses Tanya jawab antara anak dengan guru,
atau


antara

anak

dengan

anak.

Proses

pemerolehan

pengetahuan

anak

melaluimengumpulkan informasi, baik itu melalui membaca buku, diskusi, dan mencari
dalam internet yang dibimbing oleh guru. Pemerolehan informasi juga dapat dilakukan
melalui asosiasi atau menghubungkan informasi yang lama dengan yang baru. Dan
pemerolehan informasi dapat diperoleh anak dalam bentuk mengomunikasikan.

B. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang dipilih untuk penelitian ini adalah penelitian Research and
Development, metode Research and Development merupakan pilihan karena
memiliki

proses

yang

lebih

kompleks
5

dalam

tahap-tahapan

yang

dapat

mengakomodasi beragam kepentingan penelitian ini. (Borg 1989:784) Pendidikan
yang dikembangkan merupakan produk pengajaran terkait dengan teknologi
pengajaran

yang

membutuhkan

justifikasi

dalam

proses

pembelajaran.

Konsekuensinya peneliti membutuhkan waktu yang panjang untuk membaca banyak
buku dan teori, melakukan kunjungan dan melakukan focus group discussion ke
berbagai pihak dan masuk ke sekolah untuk memberikan pengetahuan kepada guru
agar dapat merasakan dan menemukan berbagai fakta dan kondisi penyampaian dan
tanggapan kegiatan pembelaajran berbasis saintifik anak. Metode Research and
Development membutuhkan proses dan menuntut semangat yang kuat, ketekunan,
pengamatan yang dalam dan kritis, serta kesabaran panjang dalam memancing
keluarnya berbagai gagasan kreatif.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
1. Menentapkan tujuan eksperimen
2. Mempersiapkan alat atau bahan
3. Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah anak didikserta alat
atau bahan yang tersedia. Di sini guru perlu menimbang apakah anak didik
akan melaksanakan eksperimen atau mencoba secara serentak atau dibagi
menjadi beberapa kelompok secara paralel atau bergiliran
4. Memertimbangkan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil
atau menghindari risiko yang mungkin timbul
5. Memberikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan
tahapatahapan yang harus dilakukan anak didik, termasuk hal-hal yang dilarang
atau membahayakan.
b. Pelaksanaan
1. Selama proses eksperimen atau mencoba, guru ikut membimbing dan
mengamati proses percobaan. Di sini guru harus memberikan dorongan dan
bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh anak didik agar
kegiatan itu berhasil dengan baik.
2. Selama proses eksperimen atau mencoba, guru hendaknya memperhatikan
situasi secara keseluruhan, termasuk membantu mengatasi dan memecahkan
masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran.
c. Tindak lanjut
1. anak didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru
6

2. Guru memeriksa hasil eksperimen anak didik
3. Guru memberikan umpan balik kepada anak didik atas hasil eksperimen.
4. Guru dan anak didik mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama
eksperimen.
5. Guru dan anak didik memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan
alat yang digunakan
Dari penelitian sebelumnya di peroleh beberapa tahap

pengembangan model

penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall, yaitu:
1. Tahap pertama, mengumpulkan informasi (research and information collecting).
Dalam penelitian ini terkait kajian informasi tentang kegiatan pembelajaran di Taman
Kanak-kanak serta informasi

tambahan lainnya terkait dengan

kegiatan

pembelajaran, kemudian kajian pustaka yang menyangkut teoritis tentang hakikat
Aspek perkembangan Anak usia dini, metode pembelajaran.
2. Tahap kedua, melakukan perencanaan (planning), yang dalam penelitian ini
melakukan serangkaian kajian pustaka dan teori (Studi Literatur), diskusi dengan para
guru dan kepala sekolah, para pakar pendidikan. Kemudian mendapatkan temuan,
konsensus, proposisi, dan generalisasi untuk dipahami (verstehen) terhadap materimateri pendidikan di Taman kanak-kanak yang cocok diberikan kepada anak- anak
tingkat Taman Kanak-kanak, focus group discussion dengan para

guru, kepala

sekolah, dan Dinas Pendidikan Provinsi dan kota. Hal ini tentu saja mempengaruhi
volume materi tulisan dan berbagai pendapat para ahli.
3. Tahap ketiga, mengembangkan pembelajaran (develop preliminary form of product)
dalam penelitian ini merupakan desain model bahan ajar tematik terpadu berbasis
pendekatan saintifik terkait dengan persiapan proses pembelajaran menyangkut
materi, proses dan evaluasi dengan melakukan sosialisasi berupa diskusi bersama
berbagai kalangan.
4. Tahap keempat, sebelumnya sudah dilakukan ujicoba terbatas pada tahun kedua,
maka dikembangkan instrumen ukur sesuai dengan kegiatan yang dikembangkan,
dikalibrasi dan kemudian dilakukan ujicoba terbatas di lapangan (preliminary field
testing) untuk menjustifikasi pembelajaran yang dikembangkan yang dalam penelitian
ini dipadukan dengan metode action research dengan menggunakan dua putaran siklus
saja, yaitu melalui fase permulaan (initiation), fase penemuan (detection), dan fase
keputusan (judgment). (Schumck 1996: 50-52)
7

5. Tahap kelima, pada tahap ke lima melakukan revisi (main product revision)
melakukan focus group interview yang terdiri dari para guru TK dan kepala sekolah
di lokasi

ujicoba. Setelah pendidikan final

maka dilakukan Ujicoba efektifitas

pembelajaran.
6. Tahap keenam, difusi luas yang dalam penelitian ini sosialisasi secara makro
Hal ini sebagai bentuk alternatif bagi guru dalam mengajar mengingat
kecenderungan para guru umumnya hanya menerapkan satu model pembelajaran yang
biasa mereka lakukan, akibatnya pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tidak
menarik dan tidak menumbuhkan partisipasi dari siswa, sehingga hasilnya akan
membantu pertumbuhan ranah kognitif afektif maupun psikomotor. Keadaan ini tidak
hanya terjadi di TK IT Ar-Rahmah tetapi juga di tempat lain secara nasional. Kebiasaan
guru dalam mengajar biasanya lebih banyak menggunakan ceramah atau menggunakan
buku teks, tanya jawab dan pemberian tugas sehingga tidak memunculkan inovasi dalam
pembelajaran, pendidikan dan proses pembelajaran semacam itu menimbulkan
keprihatinan bagi penulis dan mendorong penulis untuk mengadakan eksperimen pada
penerapan model pembelajaran berbasis saintifik pada anak usia dini di TK IT ArRahmah yang difokuskan pada pemahaman bahasa.
C. HASIL PENELITIAN
TK-IT Ar-Rahmah adalah salah satu sekolah yang berada kecamatan Nanggalo.
Beralamat di Jalan Sawah Liek RT00/RW003 kelurahan Kampung olo kecamatan Nanggalo
Kota Padang. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah IslamTerpadu,yang menerapkan
pendidikan terintegrasi antara ilmu dan ilmu Keislaman.
Dalam proses pembelajaran menggunkan sistem sentra: sentra imajinasi, sentra
ekplorasi, sentra persiapan, sentra Ibadah, sentra lainnya, dalam penerapan pembelajaran
menerapkan pembelajaran dari mana anak mendapatkan pengetahuan, pola pembelajaran
seperti ini bisa dikatakan pendekatan santifik.
Dalam menyukseskan kegiatan pembelajaran maka perlu melibatkan banyak pihak,
pertama guru diberi pemahaman apa itu pendidikan sanintifik, apa saja cara agar bisa
terlaksanakan saintifik, bagaimana cara mengevaluasi apakah program ini bisa berjalan atau
belum. Selain itu juga mereka harus mengembangkan ke dalam aktifitas pembelajaran.
Selanjutnya siswa diberi semangat mengikuti pembelajaran pemahaman apa itu
pendidikan sanintifik, apa saja cara agar bisa terlaksanakan saintifik, bagaimana cara
mengevaluasi apakah program ini bisa berjalan atau belum. Selain itu juga mereka harus
8

mengembangkan ke dalam aktifitas pembelajaran. Maka guru dan murid sama-sama
melaksanakan aktifitasya secara kolabolasi

Fungsi bertanya dalam kegiatan pembelajaran
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian anak didik tentang suatu tema
atau topik pembelajaran, terutama di TK-IT Ar-Rahmah
2. Mendorong dan menginspirasi anak didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri, terutama di TK-IT Ar-Rahmah
3. Mendiagnosis kesulitan belajar anak didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk
mencari solusinya.
4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran
yang diberikan.
5. Membangkitkan keterampilan anak didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan,
dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik
dan benar.
6. Mendorong partisipasianak didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau
gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok.
8. Membiasakan anak didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon
persoalan yang tiba-tiba muncul.
9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu
sama lain.
Dengan memahami manfaat akan mendorong seseorang untuk dapat membiasakan
anak bertanya terutama di TK-IT Ar-Rahmah, ternyata pertanyaan anak memiliki banyak
fungsi yang harus dipahami dan diterapkan dalam hidup dan kehidupan. Walau mungkin
sebahagian orang yang tidak paham dengan pendidikan ini mereka akan senantiasa
melakukan pembatasan anak untuk mengungkapkan pikirannnya.
Kriteria pertanyaan yang baik
1. Singkat dan jelas. Contoh: (1) Seberapa jauh pemahaman Anda mengenai faktor
faktor yang menyebabkan generasi muda terjerat kasus narkotika dan obat-obatan
terlarang? (2) Faktor-faktor apakah yang menyebabkan generasi muda terjerat kasus
9

narkotika dan obat-obatan terlarang? Pertanyaan kedua lebih singkat dan lebih jelas
dibandingkan dengan pertanyaan pertama.
2. Menginspirasi jawaban. Contoh: Membangun semangat kerukunan umat beragama
itu sangat penting pada bangsa yang multiagama. Jika suatu bangsa gagal
membangun semangat kerukukan beragama, akan muncul aneka persoalan sosial
kemasyarakatan. Coba jelaskan dampak sosial apa saja yang muncul, jika suatu
bangsa gagal membangun kerukunan umat beragama? Dua kalimat yang mengawali
pertanyaan di muka merupakan contoh yang diberikan guru untuk menginspirasi
jawaban peserta menjawab pertanyaan.
Dari dua pertanyaan di atas bisa dipahami dalamkonteks pelaksanaan yang
dilakukan di TK-IT Ar-Rahmah sehingga dapat dibedakan antara yang sudah berjalan atau
yang belum berjalan sehingga diperlukan pemahaman konsep yang benar dalam
menerapkan pertanyaan yang diberikan.
Studi ini merupakan kegiatan penerapan model pembelajaran dengan pendekatan
saintifik TK IT Ar-Rahmah, yang dilakukan secara kolaborasi guru mahasiswa dan dosen.
Penerapan model pembelajaran dilaksanakan di beberapa lembaga TK IT Arrahmah, dengan
subjek utama yaitu anak usia dini. Yang diperlukan penulis antara lain studi dokumentasi,
observasi kelas, pengisian angket,wawancara dan tes kemampuan kognitif, afektif dan
keterampilan motorik anak usia dini. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu menggambarkan
situasi dan kondisi yang terjadi, selanjutnya dituangkan dalam bentuk tulisan tujuannya untuk
memudahkan pembaca dalam memahami keadaan yang terjadi.

pembelajaran membentuk students self concept; pembelajaran terhindar dari
verbalisme; pembelajaran memberikan kesempatan pada anak untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip pembelajaran; pembelajaran mendorong
terjadinya peningkatan kemampuan berpikir anak; Pembelajaran Berbasis Tematik.
Di TK-IT Ar-Rahmah pembelajaran juga membentuk students self concept, anak
dapat mengonsep berbagai hal yang dialaminya sehingga dapat meningkatkan
kemampuan anak dalam mengamati, mempelajari, dan menyimpulkan dan membantu
pengembangan kemampuannya dalam memahami maksud yang disampaiakan guru yang
memberikan penjelasan.
Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah untuk
meningkatan kemampuan intelektual anak, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi
anak; untuk membentuk kemampuan anak dalam menyelesaikan suatu masalah secara

10

sistematik; terciptanya kondisi pembelajaran di mana anak merasa bahwa belajar
merupakan suatu kebutuhan hal ini terlaksana di TK-IT Ar-Rahmah.
Hasil dan pembahasan pemahaman berbahasa pada penelitian ini difokuskan pada
pemahaman kosakata kata, pemahaman kosakata siswa yang dikumpulkan pada penelitian ini,
selanjutnya pembelajaran aspek pemahaman lingkungan anak usia dini menggunakan
pendekatan saintifik, terjadi perbedaan nilai sebelum dan sesudah diadakan pendekatan
saintifik di TK IT Ar-Rahmah.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dalam pembelajaran
melibatkan katerampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur,
meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Metode saintifik sangat relevan dengan
tiga teori belajar, yaitu teori Pembelajaran Berbasis Tematik. Anak-anak di TK-IT ArRahmah mengawali pembelajaran dengan katerampilan proses, seperti mengamati,
mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.
Seperti contoh objek tanaman mengamati, mengamati berbagai bagian yang ada
pada tanaman tersebut, mereka mencoba menganalisa sendiri. Mengklasifikasi mengurai
pola yang ada pada tanaman tersebut. Mengukur seberapa ukuran tanaman dan
perkembangan sebelum dan sesudah ditanam beberapa hari, meramalkan apa yang akan
terjadi apabila tidak dirawat dan diperhatikan, bagaimana pemanfatannya. Menjelaskan,
mampu

memberitahukan

pengalaman

yang

didapatkannya,

sehingga

memiliki

kemampuan dalam komukasi yang baik. Menyimpulkan dari beberapa yang sudah
dilakukan tadi maka siswa berusaha memberikan argumen sendiri, guru mengarahkan
agar hal tersebut bisa terjadi.
D. PENUTUP
Penerapan pendekatan saintifik pada pendidikan anak usia dini di TK IT Arrahmah,
dilakukan dengan menggunakan pendekatan berbahasa dan mengenali lingkungan. langkah
yang dilakukan dalam menggunakan pendekatan berbahasa yaitu mengunakan media kartu
huruf yang digunakan di kelas pendekatan saintifik, semua kata yang disampaikan anak di
hitung berdasarkan huruf, menggunakan kartu gambar, sebelum diberikan perlakuan hasilnya
belum maksimal sebaliknya yang sudah menggunakan metode saintifik nampak peningkatan
kemampuan anak, selanjutnya dalam hal memperhatikan lingkungan anak diminta untuk
belajar memahami lingkungan.
Hasil dan pembahasan pemahaman berbahasa pada penelitian ini difokuskan pada
pemahaman kosakata kata, pemahaman kosakata siswa yang dikumpulkan pada penelitian ini,
11

selanjutnya pembelajaran aspek pemahaman lingkungan anak usia dini menggunakan
pendekatan saintifik, terjadi perbedaan nilai sebelum dan sesudah diadakan pendekatan
saintifik di TK IT Ar-Rahmah.

Dengan memahami manfaat akan mendorong seseorang untuk dapat membiasakan
anak bertanya terutama di TK-IT Ar-Rahmah, ternyata pertanyaan anak memiliki banyak
fungsi yang harus dipahami dan diterapkan dalam hidup dan kehidupan. Pola-pola
pengembangan pertayaan harus dibangun, agar bisa memfariasikan alternatif pertanyaan
yang akan diajukan.
Anak-anak di TK-IT Ar-Rahmah mengawali pembelajaran dengan katerampilan
proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan
menyimpulkan.

DAFTAR PUSTAKA

Hernawan, A. H. 2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI
Press.
Djamarah, S. B. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Kemendikbud. 2014. Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Tentang Pembelajaran pada PendidikanDasar dan Pendidikan Menengah.
Jakarta: Kemendikbud
Permatasari, E. A. 2014. “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam
Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Sejarah”. Indonesian Journal of History
education. Vol. 3
Rusniah. 2017. “Meningkatkan Perkembangan Bahasa Indonesia Anak Usia Dini
Melalui Penggunaan Metode Bercerita Pada Kelompok A Di Tk Malahayati Neuhen
Tahun Pelajaran 2015/2016”. Jurnal Edukasi Jurnal Bimbingan
Konseling.
Dadan Suryana pendidikan anak usia dini dalam menjaga mutu pelayan capaian
perkembangan anak usia dini di sumatera barat (makalah disampaikan pada
Semiloka ForumPendidikan Anak Usia Dini Sumatera Barat 22 September 2014

12

Suryana, Dadan and Elina, Elina and Nurevi, Nurevi and Ratnawilis, Ratnawilis
(2015) Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik pada Taman Kanakkanak di Kota Padang. Technical Report. PG-PAUD FIP UNP, Padang.

13

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25