general review Sejarah pendidikan islam

Nama : Rahmad Rafid ( 201310010311040 )

(Ujian Akhir Semester III)

Jurusan : Tarbiyah A
M.K : “Sejarah pendidikan Islam di Indonesia”

10-Januari-2015

Dosen : M.Nurul Humaidi,M.Si
General Review
“Sejarah Pendidikan islam di Indonesia”
Sejarah pendidikan islam merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam baik dari segi
gagasan, ide-ide, konsep atau lembaga operasional yang ada sejak zaman nabi Muhammad
SAW, dan sejarah pendidikan islam merupakan catatan peritiwa perkembangan dan
pertumbuhan pendidikan sejak lahirnya sampai saat sekarang ini.
Jika kita ingin memahami sejarah pendidikan islam diperlukan beberapa pendekatanpendekatan atau metode yang bisa ditempuh dan bisa dipahami dan keterpaduan antara
metode deskriptif, komperatif dan metode analisis sintesis.Dengan metode deskriptif, ajaran
ajaran islam yang dibawa oleh rasulullah dan yang terdapat dalam alquran dan hadist
khususnya yang berkaitan dengan pendidikan itu bisa dijelaskan sesuai apa adanya dan

mudah dipahami.dengan Metode komperatif dengan membandingkan ajaran ajaran islam
dengan fakta-fakta pendidikan yang berkembang pada masa tertentu,dengan metode ini kita
bisa dapat mengetahui persamaan dan perbedaan yang ada pada dua hal tersebut.sedangkan
metode analisis sintesis yaitu memberikan analisis terhadap istilah-istilah atau pengertianpengertian yang diberikan ajaran islam secara kritis, sehingga menunjukan kelebihan dan ke
khasan pendidikan islam.
Sebelum pendidikan islam berkembang di indonesia sebelumnya telah terjadi proses
islamisasi atau penyebaran islam di indonesia melalui berbagai macam teori-teori yang telah
dikemukakan dan berbagai proses jalur masuknya islam di indonesia.diantara teori-teori
tersebut antara lain :
1.Teori Arab, teori ini dikemukakan oleh crawfurd (1820),keyzer (1859),Niemann
(1861)
2.Teori gujarat india, teori ini pertama kali dikemukakan oleh pijnapel (1872)

3. Teori Persia, pembangun teori ini adalah orang indonesia yaitu hoesein
djayadiningrat.
Dan beberapa jalur proses islamisasi seperti perdagangan, perkawinan, pendidikan dan
kesenian.dan masih banyak lagi teori-teori dan alur dari proses masuknya islam di indonesia.
Semakin berkembangnya pendidikan islam di indonesia, maka lahirlah berbagai
macam institut-institut pendidikan islam yang pada saat sekarang ini semakin banyak
berkembang di indonesia.salah satu dari sekian banyak institut pendidikan islam ialah pondok

pesantren yang merupakan bapak dari pendidikan islam di indonesia pesantren didirikan
karena adanya tuntutan kebutuhan dan zaman.Hal ini bisa kita lihat dari
sejarahnya,sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kesadaran akan kewajiban dakwah
islamiyah yaitu menyebarkan ajaran-ajaran islam dan mencetak kader-kader da’i.
Pembangunan suatu pesantren didorong oleh kebutuhan masyarakat akan adanya lembaga
pendidikan lanjutan.Pesantren di indonesia berkembang dan tumbuh sangat pesat dan tersebar
di seluruh penjuru Nusantara.
Pesantren sebagai lembaga pendidikan islam.jadi, mekanisme dari kinerja pondok
pesantren yaitu masih memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh
dibandingkan dengan sekolah modern sehingga ada hubungan dua arah antara santri dan kiai,
dan sistem dalam pondok pesantren masih mengutamakan persaudaraan, kesederhanaa,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.Menurut sejarah perkembangan pesantren
memiliki model –model pembelajaran yang bersifat noklasikal yaitu model sistem pendidikan
dengan menggunakan model sorongan dan wetonan atau bendungan (disebut dalm istilah
Jawa barat).yang dimaksud dengan sorongan yaitu setiap santri mendapat pembelajaran
langsung dari kiai, sedangkan wetonan yaitu santri membentuk halaqah bersama kiai
kemudian kiai memberikan kajian kitab yang akan disampaikan.disamping mempertahankan
ketradisionalannya pesantren juga mengolah sistem pendidikan madrasah yang pada awal
sebelum adanya madrasah para santri belajar di mesjid, rumah-rumah dan perpustakaan yang
pada umumnya ini disebut kuttab.

Karena banyaknya santri pada halaqah-halaqah maka dibentuklah sebuah kelompok
yang dijadikan dalam satu ruangan yang bisa menampung santri-santri tersebut maka tempat
ini disebut sebagai madrasah.jika, kita mengingat kembali sejarah madrasah yang pertama
kali didirikan di Baghdad pada tahun 459 H oleh Nizam Al-Mulk (Syalabi, 1987 :43).
Pendirian madrasah ini awalnya dilatarbelakangi sebagai upaya pemerintah dalam

memformalkan sistem pendidikan informal yang sudah ada sebelumnya. Munculnya
pendidikan dengan sistem madrasah merupakan sebuah indikator kemajuan prestasi budaya
umat Islam sebagai hasil pencapaian keilmuan, intelektual dan kultural (M Munir Mursi,
2009 : 69).
Dalam perkembangannya, sistem madrasah mulai berlaku di Indonesia secara
bertahap. Karel Steenbrink (1994) mengungkapkan bahwa pendidikan madrasah merupakan
hasil evolusi dari pendidikan sistem pesantren. Madrasah di Indonesia dapat dikatakan
sebagai pembaharuan dari lembaga pendidikan pesantren dan surau.
Semakin berkembangnya pendidikan islam melalui beberapa tempat seperti pesantren
yang kemudian berubah menjadi madrasah setelah semua ini berkembang khususnya pada
institut-institut agama atau sekolah-sekolah agama kemudian sekarang akan diterapkan
pendidikan agama pada sekolah-sekolah umum, pendidikan agama disekolah-sekolah umum
pada dasarnya lebih di orientasikan pada tataran aksi moral agar peserta didik tidak hanya
berhenti pada tataran kompeten tetapi sampai memiliki kemauan dan kebiasaan dalam

mewujudkan ajaran dan nilai nilai agama dalam kehidupan sehari- hari.
Sedangkan landasan yuridis (hukum) dari pelaksanaan PAI sendiri yaitu terdapat
dalam sila pertama dari dasar negara kita indonesia, kemudian juga terdapat dalam UUD
1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 serta dasar operasional dalam GBHN dan UU no 2 tahun 1989.
Perkembangan pendidikan islam di sekolah umum tentunya tidak berjalan lancar akan
tetapi

terdapat

kendala-kedala

dan

permasalahan-permasalahan

dalam

pelaksanaan

pendidikan islam disekolah umum, Pokok permasalahan yang menjadi sumber utama

problematika pendidikan agama di sekolah selama ini hanya dipandang melalui aspek
kognitif atau nilai dalam bentuk angka saja, tidak dipandang bagaimana siswa didik
mengamalkan dalam dunia nyata sehingga belajar agama sebatas menghafal dan mencatat.
Hal ini mengakibatkan pelajaran agama menjadi pelajaran teoritis bukan pengamalan atau
penghayatan terhadap nilai agama itu sendiri.
Berbicara tentang muhammadiyah tidak terlepas dari kontribusi Muhammadiyah itu
sendiri terhadap perkembangan pendidikan islam di indonesia itu sendiri, Khususnya dalam
ruang lingkup muhammadiyah itu sendiri, yang dimulai pada sistem pendidikan
muhammadiyah dan lembaga pendidikan muhammadiyah, KH.Ahmad Dahlan mendirikan
muhammadiyah dan di dalamnya didirikan lembaga pendidikan yang disesuaikan dengan
sistem pendidikan islam agar tidak terisolasi.Bahwa pada dasarnya pendidikan islam di
sekolah-sekolah muhammadiyah cenderung mengarah kepada pendidikan umum, dalam

pelaksanaan pendidikannya Muhammadiyah merupakan sistem pendidikan sekolah, menjadi
sistem pendidikan madrasah atau sekolah agama.
Demi membangun kualitas ummat dalam bidang akidah, ubudiyah, muamalah dan
akhlaq dan amar makruf nahi munkar sebagaimana yang tertera pada anggaran dasar
muhammadiyah pasal 7 ayat 1 tentang amal usaha. Disini muhammadiyah mempunyai jenis
amal usaha didalam anggaran rumah tangga muhammadiyah disebutkan ada 14 macam amal
usaha yang diwujudkan oleh Muhammadiyah dan termasuk juga bidang pendidikan.

Selain itu Muhammadiyah juga memiliki pesantren-pesantren yang dimana pesantren
ini berdiri dari forum-forum kajian yang dirintis oleh KH.Ahmad Dahlan,forum kajian ini
mirip dengan pesantren tradisional dimana hubungan antara kyai dengan santri begitu dekat
dan dialogis.forum kajian ini kemudian melembaga dan setelah berdirinya Muhammadiyah
menjadi cikal bakal berdirinya Madrasah Muhammadiyah muallimin. Kondisi akan
minimnya pendidikan Muhammadiyah yang khususnya menyiapkan kader ulama.telah
membangkitkan kesadaran baru dikalangan muhammadiyah untuk melakukan pesantrenisasi
di sekolah dan madrasah muhammadiyah.kemudian terus berkembang dan menerapakan
beragam kurikulum dalam sekolah sekolah muhammadiyah.
Selain Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan, juga terdapat organisasi
keagamaan yaitu Nahdlatul Ulama (NU) yang dulunya hanya sebagai organisasi
kemasyarakatan dan kemudian atas penetapan khittah (semangat) penerimaan atas pancasila
terkait erat dengan semangat NU untuk kembali menjadi organisasi keagamaan Sebab bila ia
sudah mengakui negara dan Pancasila sah menurut Islam maka peranan sebagai partai politik
menjadi tidak relevan lagi. Apalagi NU sudah menyadari selama menjadi partai politik ia
telah banyak menghabiskan tenaga untuk prestasi politis sedangkan usaha-usaha keagamaan
terbengkalai. Kalau segala aspirasi politis sekarang harus berlandaskan Pancasila maka jalan
yang terbaik bagi kehidupan dan pengembangan agama adalah dengan benar-benar menjadi
organisasi keagamaan Itulah yang ditegaskan dengan semboyan Kembali Kepada Khittah
(Semangat) 1926 saat Nahdlatul Ulama (NU) berdiri sebagai organisasi keagamaan.

sejak awal pesantren menjadi pusat pendidikan masyarakat mulai dari bidang agama,
kanuragan (bela diri), kesenian, pereonomian dan ketatanegaraan. Karena itulah para calon
pimpinan agama, para pujangga bahkan para pangeran calon raja dan sultan semuanya didik
dalam dunia pesantren atau padepokan. Para pandita, panembahan atau Kiai yang mengasuh
para murid, cantrika atau santri dlam belajar sehari hari.Sumbangan terbesar NU dalam

pendidikan pesantren adalah terletak pada kesanggupannya untuk menjaga kelangsungan
sistem pendidikan pesantren dengan segala macam tradisinya.Meski NU sebagai organisasi
keagamaan memiliki kontribusi besar dalam menjaga kelangsungan dan turut
mengembangkan sistem pendidikan pesantren, tidak berarti bahwa organisasi keagamaan
lainnya sama sekali tidak mengembangkan sistem pendidikan model ini.
Setelah membahas pendidikan islam dari sejarah berkembangnya pendidikan islam
sampai organisasi keagamaan yang membantu perkembangan pendidikan islam di indonesia
dengan berbagai macam cara dan perspektif yang berbeda.sekarang masuk kepada
pembahasan yang singkat mengenai lembaga pendidikan tinggi islam di indonesia dan
perkembangan masyarakat dan perubahan pendidikan tinggi islam, pendirian pendidikan
tinggi islam sudah lama di rintis sejak zaman pemerintahan hindia belanda yang kemudian
baru terwujud pada tanggal 8 juli 1945 yaitu sekolah tinggi islam (STI) di jakarta yang
diketuai Prof.Kahar Muzakkir, kemudian setelah itu berkembang semakin pesat dengan
melalui proses yang panjang dan semakin banyak muncul institusi lembaga pendidikan

perguruan tinggi islam di seluruh indonesia.
Keberadaan perguruan tinggi agama islam menajadi pelopor dalam pengembangan
ilmu-ilmu keislaman di indonesia dan dunia islam melalui pengintegrasian berbagai bidang
keilmuan sehingga memberikan ruang yang lebih luas bagi alumni yang dihasilkan, untuk
mewujudkan hal ini,diperlukan dukungan dalam bentuk penguatan kelembagaan dan
peningkatan kualitas ketenagaan sehingga proses ke arah peningkatan mutu dapat berjalan
dengan baik.
Jadi, Jikalau kita melihat kembali sejarah berkembangnya pendidikan islam di
indonesia ini,tidak terlepas dari para pejuang-pejuang, pemikir-pemikir pendidikan baik yang
awal masuknya agama islam di indonesia kemudian awal perkembangan pendidikan di
indonesia baik itu melalui pesantre, madrasah hingga sampai perkembangan pendidikan di
jenjang yang lebih tinggi, ini semua merupakan kontribusi dari para tokoh tokoh agama yang
berpengaruh pada saat itu hingga pada saat sekarang ini.dan tidak terlepas juga dari peran
oraganisasi-organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama ( NU) kedua
organisasi ini memberikan kontribusi banyak akan perkembangan islam yang khususnya
perkembangan pendidikan islam di Indonesia.