BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Menyusun Proposal PTK Melalui Pendampingan di Kalangan Guru SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Sekolah
SD Negeri Rejowinangun Utara 1 beralamat di
Jalan Telaga Sarangan No. 91 Kecamatan Magelang
Tengah Kota Magelang. Wilayah ini merupakan bagian
timur Kota Magelang yang berbatasan dengan wilayah
Kabupaten Magelang. SD Negeri Rejowinangun Utara 1
berdiri pada tahun 1985, memiliki lahan seluas 1.200
m² dengan luas bangunan lebih kurang 542 m². Nomor
Statistik Sekolah 101036003029, Nomor Pokok Sekolah
Nasional (NPSN) 20327573, dan terakreditasi B.
Visi SD Negeri Rejowinangun Utara 1 “Unggul
dalam
Perolehan
Nilai
Untuk
Berperilaku”.
Akademik,
Santun
mencapai
visi
dalam
tersebut
dirumuskan misi sebagai berikut: Meningkatkan proses
belajar mengajar yang inovatif, Meningkatkan kegiatan
belajar
mengajar
dengan
pendekatan
PAIKEM,
Meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (SDM),
Mengembangkan potensi anak sesuai dengan bakat dan
kemampuannya,
Menumbuhkembangkan
disiplin,
penghayatan agama dan budi pekerti, Menciptakan
hubungan yang harmonis dengan masyarakat, instansi
terkait yang peduli terhadap pendidikan, Membuat
lingkungan
sekolah
yang
indah,
aman,
nyaman
sehingga terwujud iklim sekolah yang kondusif dan
menyenangkan.
45
46
Tujuan yang ditetapkan adalah Menghasilkan
Lulusan yang Berkualitas Baik di Bidang Akademik
Maupun Bidang Sosial, serta Berkarakter Kebangsaan
yang Kuat.
Berdasarkan identifikasi dokumen sekolah, pada
Tahun Pelajaran 2014/2015 memiliki jumlah peserta
didik 177 anak terdiri dari 94 laki-laki dan 83
perempuan, yang terbagi menjadi 6 rombongan belajar.
Adapun rincian rombongan belajarnya adalah kelas I
berjumlah 32 anak, kelas II berjumlah 34 anak, kelas
III berjumlah 29 anak, kelas IV berjumlah 30 anak,
kelas V berjumlah 26 anak, dan kelas VI berjumlah 28
anak
Prestasi akademik yang diraih dari rata-rata hasil
Ujian Nasional Tahun pelajaran 2013/2014 pada tiga
mata pelajaran Bahasa Indonesia 7,71, Matematika
5,30 dan Ilmu Pengetahuan Alam 5,70 dengan jumlah
kelulusan 100%, serta melanjutkan ke jenjang sekolah
berikutnya (SMP). Prestasi di bidang non akademik
yang pernah diraih pada tahun 2013 adalah Juara II
lomba
catur
tingkat
Kota
Magelang
yang
diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, Juara I bulu
tangkis
dan
Juara
Harapan
I
menyanyi
tingkat
Kecamatan Magelang Tengah.
Berdasarkan identifikasi dokumen sekolah dapat
diketahui
bahwa
jumlah
pendidik
dan
tenaga
kependidikan di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
Magelang berjumlah 14 orang terdiri dari 4 orang lakilaki dan 10 orang perempuan. Adapun guru berstatus
PNS ada 9 orang, telah berijazah S1 ada 7 orang,
47
berijazah D2 ada 2 orang, dan telah bersertifikat
pendidik ada 5 orang.
Seorang guru yang bernama Budi Supriyati, S.Pd.
menjadi Juara I Lomba Guru Berprestasi di Tingkat
Gugus
Sultan
Magelang
Agung
Tengah
dan
menjadi
mewakili
Juara II
Kecamatan
Lomba
Guru
Berprestasi Tingkat Kota Magelang pada tahun 2014.
Data sarana dan prasarana sekolah berupa ruang
kelas berjumlah 6, ruang guru, ruang kepala sekolah,
ruang tata usaha dengan kondisi baik, dan ruang
perpustakaan dilengkapi dengan koleksi buku dan
berbagai fasilitas penunjang. Tersedia juga ruang
penunjang yaitu gudang, dapur sekolah, kamar mandi
dan WC (guru dan siswa). Berbagai perabot melengkapi
ruangan yang ada di SD Negeri Rejowinangun Utara 1
Kota Magelang.
4.1.2 Masalah-Masalah dalam Penelitian Tindakan
Kelas
Pelaksanaan penelitian dimulai tanggal 18 April
2015 sampai dengan tanggal 15 Mei 2015, melalui
kegiatan tindakan siklus 1 dan tindakan siklus 2. Pada
tahap
awal,
ditemukan/diperoleh
beberapa
permasalahan pada obyek penelitian. Permasalahanpermasalahan
tersebut
diperoleh
dari
hasil
pengumpulan data melalui observasi dan wawancara
yang ditujukan kepada subyek penelitian yaitu guru
kelas IV.
Observasi dilakukan terhadap dokumen Sasaran
Kinerja Pegawai (guru) pada aspek tugas jabatan tahun
2014. Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat
dijelaskan
bahwa
ketercapaian
pelaksanaan
tugas
48
jabatan guru yaitu pada proses pembelajaran dan
pendukung tugas. Adapun kegiatan pengembangan
diri, publikasi ilmiah, karya inovatif, dan perolehan
penghargaan/tanda
jasa
belum
tercapai.
Secara
khusus guru belum melakukan publikasi ilmiah karena
tidak memahami bagaimana melakukannya.
Untuk memastikan bahwa data yang diperoleh
melalui observasi benar-benar kredibel maka dilakukan
triangulasi
data
hasil
observasi
dengan
hasil
wawancara, data hasil wawancara dengan sumber lain
berupa dokumen produk/administrasi guru untuk
memperoleh informasi yang berhubungan dengan tugas
pokok dan fungsi guru. Hasil wawancara menunjukkan
bahwa guru belum sepenuhnya melaksanakan tugas
pokok
dan
fungsinya.
Hal
tersebut
terbukti
dari
jawaban guru terhadap 25 butir pertanyaan yang
diajukan
yang
dicocokkan
dengan
dokumen
administrasi, mengatakan sebagai berikut:
1. Memiliki dokumen SK pembagian tugas mengajar
dari kepala sekolah tahun pelajaran terakhir, setiap
semester ada tetapi sebagai dokumen sekolah.
2. Memiliki jadwal mengajar minimal 24 jam per
minggu, membuat
program tahunan, program
semester, dan memiliki RPP yang disusun sendiri.
Sedangkan silabus tidak dibuat sendiri tetapi hasil
download
dan
direvisi
sesuai
dengan
kondisi
sekolah.
3. Melakukan
pembelajaran
sesuai
jadwal
menggunakan buku teks dan buku referensi.
dan
49
4. Memiliki instrumen, kunci, rubrik, dan kriteria
ulangan
tengah
semester
dan
ulangan
akhir
semester, serta mengoreksi hasil ulangan.
5. Kadang-kadang membuat instrumen, kunci, rubrik,
dan kriteria penilaian ulangan harian, program dan
instrumen
serta
mendokumenkan
kegiatan
terstruktur dan tugas mandiri tak terstruktur,
menyusun dan melaksanakan program pengayaan,
da melakukan pengembangan bahan ajar.
6. Memiliki buku daftar nilai berisi nilai ulangan
harian, remidi, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan nilai tugas. Melakukan analisis
hasil evaluasi ulangan harian, menyusun dan
melaksanakan program remedial.
7. Mendapatkan tugas tambahan dan memiliki data
administrasi tugas selain mengajar.
8. Memiliki
agenda
mengajar
dan
Permendiknas
nomor 22, 23 Tahun 2006 serta Permendiknas
nomor 20 Tahun 2007 dalam bentuk softcopy.
9. Tidak
memiliki
pengembangan
buku-buku
RPP,
panduan
panduan
(panduan
pengembangan
silabus, panduan pengembangan bahan ajar).
10. Tidak memiliki karya ilmiah popular dan hasil PTK.
Setelah data hasil observasi dan data hasil
wawancara dibandingkan melalui triangulasi teknik,
kemudian data hasil wawancara dicocokkan pula
dengan dokumen administrasi guru. Secara fisik guru
belum pernah melakukan kegiatan penelitian dan tidak
memiliki dokumen PTK.
Dari hasil triangulasi data dapat disimpulkan
bahwa terdapat kesamaan data yaitu guru belum
50
melakukan
publikasi
ilmiah
dari
hasil
penelitian.
Sehingga data yang diperoleh benar-benar kredibel dan
dapat digunakan untuk memperkuat fokus penelitian
dan menentukan alternatif pemecahan masalah.
Hasil
penelitian
juga
menunjukkan
bahwa
pengumpulan data melalui wawancara lebih mendalam,
secara lebih khusus dalam hal Penelitian Tindakan
Kelas, guru kesulitan menentukan topik yang akan
dijadikan judul, kesulitan menyusun latar belakang,
kesulitan menemukan referensi atau landasan teori,
kesulitan dan tidak menguasai model, strategi, dan
metode pembelajaran, dan kesulitan dalam menyusun
laporan.
Dari permasalahan-permasalahan yang telah
diuraikan
di
terhadap
atas
kemudian
permasalahan
dilakukan
yang
prioritas
perlu
segera
mendapatkan alternatif-alternatif pemecahan masalah
atau tindakan. Prioritas permasalahan yaitu guru yang
belum
melakukan
dikarenakan
penelitian.
guru
Beberapa
Penelitian
tidak
ahli
Tindakan
memahami
Kelas
prosedur
mendefinisikan
prosedur
penelitian adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan
untuk menyelesaikan penelitian dengan urutan waktu
dan
memiliki
pola
kerja
yang
tetap
yang
telah
ditentukan.
4.1.3 Alternatif
Pemecahan
Masalah
dalam
Penelitian Tindakan Kelas
Permasalahan yang menjadi prioritas yaitu guru
di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang yang
belum
melakukan
dikarenakan
guru
Penelitian
tidak
Tindakan
memahami
Kelas
prosedur
51
penelitian. Terhadap permasalahan tersebut dilakukan
identifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalahnya.
Identifikasi alternatif pemecahan masalah dilakukan
bersama pengawas dengan didasarkan pada kebutuhan
guru dalam peningkatan kinerja dan dimaksudkan agar
tidak menghambat kegiatan pada tahap selanjutnya.
Berdasarkan
pemecahan
identifikasi
permasalahan
alternatif-alternatif
tersebut
kemudian
ditentukan rencana tindakannya. Setelah alternatif
pemecahan
masalah
ditentukan,
maka
peneliti
mengusulkan kepada Kepala SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang untuk menyusun rencana
tindakan
dan
melakukan
tindakan
yaitu
melalui
kegiatan pendampingan praktik penyusunan proposal
Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model
siklus dan teknik andragogi. Setelah mendapatkan
persetujuan dari kepala sekolah, peneliti ditunjuk oleh
kepala
sekolah
bertindak
sebagai
fasilitator/pendamping dalam kegiatan tersebut.
4.1.4 Pemecahan Masalah pada Siklus 1
-
Refleksi Awal
(Permasalahan
PTK:
topik dan judul)
Diskusi
bersama
(pengawas dan KS)
Respon
Pertanyaan, usulan,
praktik penyusunan
judul proposal PTK.
Tindakan Siklus 1
- Perencanaan,
pelaksanaan,
,
observasi, refleksi,
evaluasi, indikator
keberhasilan.
- Pengambilan data
Hasil Pendampingan
Judul Efektif
52
Peneliti mengawali penelitian dengan melakukan
refleksi
awal
terhadap
permasalahan-permasalahan
yang berkaitan dengan PTK di SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang. Hasil refleksi awal tersebut
dilaporkan kepada pengawas dan Kepala SD Negeri
Rejowinangun
Utara
didiskusikan
tindakan
dan
siklus
1
1
Kota
dijadikan
melalui
Magelang
untuk
dasar
pelaksanaan
tahapan
perencanaan,
tindakan, observasi, refleksi, dan penentuan indikator
keberhasilan. Selain melaksanakan tindakan siklus 1
peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui
observasi dan wawancara terhadap guru pada awal
tindakan siklus 1 setelah refleksi awal dilakukan.
Guru memberikan respon terhadap tindakan
siklus 1 dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang konsep, prosedur, dan manfaat PTK. Guru juga
menyampaikan
melaksanakan
kesulitan-kesulitan
PTK
yang
berhubungan
untuk
dengan
penentuan topik dan penyusunan judul penelitian.
Terhadap pertanyaan dan kesulitan guru diberikan
jawaban
dan
pendampingan
kegiatan
praktik
penentuan topik dan penyusunan judul PTK dengan
mengacu pada pendapat Mulyasa (2010:93-102).
Praktik penentuan topik dan penyusunan judul
dilakukan melalui dikusi dalam kelompok dengan tanya
jawab. Subyek penelitian menyusun judul penelitian
berdasarkan
permasalahan
yang
ditemukan
dari
masukan rekan-rekan sejawat yaitu tentang operasi
hitung campuran bilangan bulat. Dimana terdapat
anggapan jika di kelas 4 peserta didik sudah menguasai
konsep operasi hitung campran bilangan bulat dengan
53
baik maka di kelas 6 menjadi lebih mudah dalam
mengerjakan soal ujian.
Pada awal penyusunan, judul yang disusun
belum memenuhi syarat judul penelitian (Mulyasa,
2010:60). Judul yang disusun adalah “Peningkatan
Prestasi Belajar Operasi Hitung Campuran Bilangan
Bulat”. Judul tersebut tidak lebih dari dua puluh kata,
telah
mencerminkan
sebuah
aktivitas,
mudah
dipahami, mata pelajaran yang dijadikan PTK, dan
telah menggambarkan isi penelitian. Namun judul
tersebut belum memuat keterangan tentang lokasi,
waktu, serta kelas yang dijadikan penelitian.
Berdasarkan hal tersebut, agar judul memuat
tentang lokasi, waktu, serta kelas yang dijadikan
penelitian maka dilakukan refleksi dengan pemberian
fasilitasi
tentang
cara
menetapkan
sebuah
judul
penelitian berdasarkan pada topik yang bisa diangkat
menjadi
judul
disajikan,
guru
penelitian.
Dari
berdiskusi
topik-topik
dan
yang
berkolaborasi
memperbaiki judul yang telah disusun oleh subyek
penelitian (guru kelas 4) menjadi “Peningkatan Prestasi
Belajar
Peserta
Didik
Kelas
4
di
SD
Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi
Hitung Campuran Bilangan Bulat Melalui Penerapan
Metode T.
Selain
mengajukan
pertanyaan
dan
menyampaikan kesulitan, guru mengajukan usulan
agar dilakukan pendampingan lebih lanjut untuk
praktik penyusunan proposal PTK secara langsung
tidak hanya berupa teori-teori saja pada pertemuan
selanjutnya. Hal tersebut disampaikan kepada peneliti
54
selaku fasilitator karena guru merasakan manfaat dari
pendampingan, kemudahan menyerap materi dengan
teknik yang lebih sederhana, dan termotivasi untuk
melakukan
PTK
agar
dapat
memenuhi
penilaian
pelaksanaaan
tindakan
kinerja.
Bersamaan
dilakukan
dengan
observasi
oleh
kepala
SD
Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang tentang keaktifan
guru dalam mengikuti pendampingan. Pada akhir
kegiatan
diberikan
evaluasi
untuk
mengukur
pemahaman guru terhadap materi pendampingan yang
telah diberikan. Dengan demikian diperoleh gambaran
kemampuan guru pada tindakan siklus 1 dan sebagai
bahan pertimbangan dalam melaksanakan tindakan
siklus 2 yaitu penyusunan proposal PTK.
4.1.5 Pemecahan Masalah pada Siklus 2
-
Refleksi Awal
Permasalahan PTK (latar
belakang dan referensi)
Respon
Penyusunan proposal
PTK
-
Tindakan Siklus 1
- Perencanaan,
pelaksanaan,
observasi,
refleksi,
dan
indikator
keberhasilan
- Penyusunan
proposal PTK
Hasil Pendampingan
Proposal PTK (Bab I, Bab II, dan Bab III
Seperti halnya pada tindakan siklus 1 yang
didasarkan pada refleksi awal, pelaksanaan tindakan
siklus 2 dilakukan berdasarkan pada hasil refleksi
tindakan siklus 1. Hasil refleksi tersebut didiskusikan
bersama dengan pengawas, kepala sekolah, dan guru.
55
Hasil diskusi dijadikan dasar untuk melaksanakan
tindakan
siklus
2
melalui
tahapan
perencanaan,
tindakan, observasi, refleksi, dan penentuan indikator
keberhasilan.
Permasalahan-permasalahan
pada
tindakan
siklus
2
yang
adalah
ditemukan
guru
kesulitan
merumuskan latar belakang masalah dan menemukan
referensi. Terhadap kesulitan guru tersebut diberikan
pendampingan berupa praktik penyusunan proposal
PTK
menggunakan
teknik
andragogi
dalam
merumuskan masalah dan menemukan referensi yang
sesuai dengan topik dan judul proposal penelitian.
Materi pendampingan yang diberikan adalah materi
yang berhubungan dengan Bab I tentang pendahuluan,
Bab II tentang Landasan teori, dan Bab III tentang
Prosedur
Penelitian
yang
merujuk
pada
Mulyasa
(2010:61-74).
Terhadap tindakan siklus 2 guru memberikan
respon
dengan
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
dan diskusi mengenai masalah-masalah yang dapat
diangkat dalam penyusunan proposal PTK. Guru juga
mengusulkan pada fasilitator agar diajarkan bagaimana
cara mencari dan menemukan referensi yang sesuai
dengan permasalahan melalui buku-buku dan internet.
Pada
pelaksanaan
praktik
penyusunan
proposal, subyek penelitian bersama rekan sejawat
secara kolaborasi menyusun proposal PTK. Pada Bab I
yang berisi pendahuluan telah disusun latar belakang
masalah
yaitu
kurangnya
penguasaan
konsep
matematika pada operasi hitung campuran bilangan
bulat oleh peserta didik kelas 4 yang mengakibatkan
56
prestasi belajar yang rendah. Kemudian dilakukan
identifikasi masalah dan penentuan rumusan masalah
untuk
mengetahui
bagaimana
cara
memecahkan
masalah yang ada, telah dirumuskan tujuan dan
manfaat
dari
penelitian,
tetapi
tidak
ditentukan
hipotesis tindakannya. Pada Bab II yang berisi tentang
landasan
teori,
sudah
dipilih
teori-teori
yang
berhubungan dengan masalah akan tetapi belum
dicantumkan
penelitian
terdahulu.
Terhadap
permasalah tersebut guru difasilitasi untuk melakukan
penelusuran melalui browsing internet dan diberikan
pinjaman buku-buku tentang cara menentukan teori
yang dapat digunakan sebagai alat menyelesaikan
masalah.
Pada
akhir
Bab
II
subyek
penelitian
menyusun kerangka pikir sebagai gambaran pola
kerjanya dan hasil yang diharapkan. Berkaitan dengan
Bab III yang berisi metodologi penelitian, subyek
penelitian
waktu
bersama
dan
rekan
tempat
sejawatnya
penelitian
menentukan
di
SD
Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang, populasi dan
sampel adalah kelas 4. Prosedur penelitian yang
digunakan mengikuti model Kurt Lewin dan indikator
keberhasilan yang ditetapkan adalah nilai rata-rata
siswa 70, 80% peserta didik mendapat nilai 70 dan
aktif
dalam
mengikuti
pembelajaran.
Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes,
dan
dokumentasi
proses
pembelajaran.
Subyek
penelitian juga mencantumkan teknik analisis data
yang menggambarkan tentang data hasil pengumpulan
data yang diolah menggunakan asumsi data kuantitatif
menjadi
bersifat
kualitatif.
Selain
itu
dilakukan
57
pembandingan terhadap hasil belajar peserta didik
pada tindakan siklus 1 dan tindakan siklus 2.
Perbaikan terhadap hasil penyusunan proposal
yang terdiri dari pendahuluan, landasan teori, dan
metodologi penelitian dengan dilakukan diskusi dan
tanya jawab melalui review bersama. Pembahasanpembahasan
janggal
terhadap
dengan
bagian-bagian
membandingkan
yang
teori
masih
Mulyasa
(2010:61-74). Guru melakukan revisi atau perbaikan
proposal
PTK
agar
mendapat
persetujuan
untuk
melaksanakan tindakan dan melaporkan hasilnya.
Guru berharap dapat melaksanakan tindakan untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik
dan melaporkan hasil PTK sebagai bahan pada proses
penilaian kinerja guru (PKG).
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Perencanaan
Penyusunan
Pendampingan
Proposal
Penelitian
Praktik
Tindakan
Kelas
Perencanaan dipakai sebagai alat pengawasan
dan pengendalian kegiatan. Perencanaan yang telah
disusun
dengan
baik
akan
memudahkan
para
pelaksana untuk mengetahui apakah tindakan mereka
menyimpang atau sesuai dengan rencana. Dengan
adanya perencanaan yang cermat dapat ditetapkan
kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan dilakukan
secara tertib dan teratur sesuai dengan tahap-tahap
yang semestinya. Perencanaan pendampingan praktik
58
penyusunan
proposal
penelitian
tindakan
kelas
disusun dalam tindakan siklus-siklus.
Praktik penyusunan proposal PTK dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan pada tindakan siklus 1 dan
tindakan siklus 2. Perencanaan pada tindakan siklus 1
digambarkan sebagai berikut:
1. Menentukan sasaran penelitian.
Sasaran
penelitian
adalah
SD
Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang dengan alasan
letak sekolah tersebut berdekatan dengan tempat
tugas peneliti sehingga tidak mengganggu kegiatan
kedinasan baik peneliti maupun sasaran.
2. Meminta ijin kepada kepala SD Negeri Rejowinangun
Utara
1
Kota
Magelang
untuk
melakukan
pendampingan.
Ijin sangat penting dalam penelitian sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas data dan hasil
penelitian.
Data
dan
dikonfirmasikan
dengan
hasil
penelitian
kepala
selalu
SD
Negeri
dan
jadwal
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang.
3. Menyusun
rencana
pendampingan
kegiatan.
Rencana pendampingan dan jadwal kegiatan
digunakan sebagai panduan oleh subyek penelitian
dalam melaksanakan kegiatan praktik penyusunan
proposal
melalui
tahapan-tahapan
yang
telah
ditetapkan dengan tertib.
4. Menyusun program pendampingan
Suatu kegiatan atau tindakan manajemen
harus
terdapat
pedoman
suatu
pada
program
yang
pelaksanaannya.
dijadikan
Program
59
pendampingan praktik penyusunan proposal PTK
dalam penelitian ini, disusun berdasarkan pada
fungsi dan tujuan pendampingan itu sendiri. Selain
itu juga memperhatikan prinsip-prinsip dan strategi
dalam pelaksanaan pendampingan.
Fungsi
pendampingan
memfasilitasi,
memotivasi,
adalah
dan
untuk
mengawal
agar
kegiatan pendampingan sesuai dengan maksud dan
tujuan yang dikehendaki yaitu praktik penyusunan
proposal PTK oleh guru di SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang. Melalui pendampingan
praktik
penyusunan
memotivasi
guru
proposal
untuk
PTK
mampu
menyusun
proposal,
melakukan tindakan, dan melaporkan hasil PTK.
Tujuan
pendampingan
adalah
perubahan
yang mengarah kepada situasi dan kondisi yang
lebih
baik,
diantaranya
kapasitas,
yaitu:
menciptakan
meningkatkan
rasa
keadilan,
kesejahteraan, dan tercapainya hak-hak penerima
pendampingan, yaitu guru dapat menyusun proposal
PTK. Kapasitas guru sebagai agen pembelajaran
menjadi lebih baik jika guru melakukan penelitian
terhadap kegiatan pembelajarannya. Memberikan
rasa keadilan bagi guru karena bagi guru yang
melakukan
kegiatan
penelitian
memperoleh
penetapan angka kredit. Kesejahteraan dan hak-hak
guru berupa penghargaan kenaikan pangkat dan
penghasilan sesuai peraturan yang berlaku.
Program
pendampingan
yang
disusun
memperhatikan prinsip-prinsip pendampingan, yaitu
untuk meningkatkan kemampuan profesional guru
60
di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang
dalam
praktik
tindakan
penyusunan
kelas.
menumbuhkan
proposal
Pemilihan
sikap
penelitian
fasilitator
percaya
bahwa
mampu
informasi,
saran, dan contoh yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan guru. Informasi, saran, dan contoh yang
disampaikan dalam proses pendampingan digunakan
sebagai
penguatan
pengetahuan
praktik
yang
dan
akan
keterampilan
penyusunan
proposal
memantapkan
dalam
PTK,
kegiatan
dan
terjadi
hubungan profesional secara berkelanjutan melalui
email.
Berkaitan
dengan
strategi
dalam
pendampingan praktik penyusunan proposal PTK,
pendamping membangun hubungan kemanusiaan
dengan
membaur
dalam
kegiatan
guru
untuk
memperoleh informasi tentang kebutuhan guru di SD
Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang. Guru
diberikan kesempatan mengambil keputusan sendiri
untuk menentukan topik dan judul penelitian sesuai
dengan
tugas
pembelajaran
agar
diperoleh
pengalaman melalui pemikiran dan tindakannya.
Pendamping juga memfasilitasi guru dalam proses
pendampingan
dan
peran-peran
guru
dengan
keterampilan teknis melakukannya. Fasilitasi yang
diberikan
berupa
pendukung
yang
pendampingan.
menganalisis
materi,
media,
dibutuhkan
Selanjutnya
keadaan,
dan
dalam
alat-alat
kegiatan
pendamping
menyamakan
persepsi,
menilai kekuatan dan kelemahan, dan mengerahkan
tindakan menata kebersamaan dengan guru untuk
61
melakukan praktik penyusunan proposal penelitian
tindakan kelas melalui model tindakan siklus.
5. Menyiapkan materi pendampingan.
Materi pendampingan yang disiapkan adalah
materi yang berhubungan dengan cara menentukan
topik
dan
judul.
Materi
pendampingan
yang
disiapkan tersebut didasarkan pada permasalahan
dan kesulitan guru dalam melaksanakan praktik
penelitian tindakan kelas. Materi pendampingan
tentang topik dan judul penelitian merujuk pada
Mulyasa (2010).
Menentukan Topik dan Judul PTK
(disusun oleh Dwi Ampriyati, S.Pd.)
a. Topik Penelitian
Topik atau masalah penelitian yang dapat diangkat
adalah
yang
berhubungan
antara
lain:
keterlibatan
tugas
peserta
pembelajaran
didik
dalam
pembelajaran, metode pembelajaran, motivasi belajar
peserta
didik,
kreativitas
belajar
peserta
didik,
strategi pembelajaran, model-model pembelajaran,
penanaman dan pengembangan sikap serta nilainilai, alat peraga, media, dan sumber belajar, minat
dan
bakat
peserta
didik,
materi
pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran terpadu, pembelajaran
bermakna,
mekanisme
penilaian
pembelajaran,
feedback atau umpan balik dalam pembelajaran,
penggunaan
hadiah
dan
hukuman
dalam
pembelajaran, pendayagunaan lingkungan sebagai
sumber belajar, kerja sama mutualisme sekolah
dengan masyarakat, dsb (Mulyasa, 2010).
b. Judul Penelitian
Judul penelitian harus memenuhi kriteria sebagai
berikut: dirumuskan secara singkat, padat, spesifik,
dan tidak memberi kemungkinan penafsiran yang
62
beragam, serta mencerminkan permasalahan pokok
yang akan dipecahkan. Tidak lebih dari dua puluh
kata,
mencerminkan
dipahami,
dan
sebuah
aktivitas,
menggambarkan
isi
mudah
penelitian
tersebut. Memuat keterangan tentang lokasi, waktu,
serta kelas yang dijadikan penelitian dan mata
pelajaran yang dijadikan PTK (Mulyasa, 2010).
6. Menentukan kompetensi yang akan dicapai.
Dalam
menentukan
kompetensi
yang
akan
dicapai setelah guru melaksanakan pendampingan,
dirumuskan melalui indikator-indikator keberhasilan
pendampingan sebagai berikut: mampu memahami
konsep, prosedur, dan manfaat penelitian tindakan
kelas, mampu menentukan topik Penelitian Tindakan
Kelas,
dan
mampu
menentukan
judul
Penelitian
Tindakan Kelas.
7. Mengembangkan skenario pendampingan
Skenario pendampingan disusun dengan desain
tindakan siklus 1 menggunakan teknik andragogi dan
metode kolaborasi. Teknik ini lebih mengutamakan
pengungkapan kembali pengalaman peserta pelatihan,
menganalisis, menyimpulkan, dan menggeneralisasi
dalam suasana pelatihan yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, menyenangkan, dan bermakna), peranan pelatih
lebih sebagai fasilitator. Teknik tersebut digunakan
dengan alasan bahwa orang dewasa mendapatkan
pengetahuan sesuai dengan kebutuhannya (Problem
Centered Orientation).
Metode yang sesuai dengan teknik andragogi
dalam pendampingan praktik penyusunan proposal
PTK adalah metode kolaborasi. Menurut Alwasilah
63
(2007:25) mengatakan bahwa pengertian kolaborasi
adalah
suatu
melibatkan
Kolaborasi
teknik
pengajaran
sejawat
untuk
adalah
bersilaturahmi
ilmu
pembelajaran
ajang
menulis
saling
bertegur
pengetahuan.
berjamaah/bersama
dengan
mengoreksi.
sapa
Selain
(social
dan
itu
ada
learning).
Salah satu prinsipnya adalah bahwa setiap orang
memiliki kelebihan tersendiri.
Alasan pemilihan metode kolaborasi karena
metode
ini
memiliki
Menanamkan
kelebihan
kerjasama
dan
sebagai
toleransi
berikut:
terhadap
pendapat orang lain dan meningkatkan kemampuan
menyatakan
gagasan.
Menanamkan
sikap
akan
menulis sebagai suatu proses karena kerja kelompok
menekankan revisi, memungkinkan siswa mengajari
sejawat, dan memungkinkan penulis yang agak lemah
mengenal tulisan karya sejawat yang lebih kuat.
Mendorong siswa saling belajar dalam kerja kelompok
dan menyajikan suasana kerja yang akan mereka alami
dalam
dunia
profesional
di
masa
mendatang.
Membiasakan koreksi diri dan menulis draf secara
berulang, siswa menjadi pembacanya yang paling setia
(Alwasilah: 2007:109).
8. Menyiapkan lembar observasi, instrumen wawancara
dan evaluasi.
Lembar
instrumen
observasi
dan
lembar
instrumen wawancara berisi pernyataan-pernyataan
dan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada
subyek penelitian dan sebagai alat pengambilan atau
pengumpulan data digambarkan sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
64
Lembar
observasi
berisi
instrumen
pernyataan-pernyataan adanya dokumen tentang
kegiatan guru dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya.
Lembar
observasi
yang
disiapkan
digunakan untuk pengambilan atau pengumpulan
data tentang kinerja guru dalam melaksanakan
tugas
utama
jabatan
yang
telah
dan
belum
tercapai angka kreditnya dalam proses penilaian
sasaran kinerja pegawai.
Tabel 4.1 Lembar Observasi Sasaran Kinerja Guru
Keterlaksanaan
No.
Indikator/Kegiatan Tugas
Tercapai
Jabatan
1
Tidak
Tercapai
Melaksanakan
proses
pembelajaran
2
Melaksanakan
pengembangan diri
3
Melaksanakan
publikasi
ilmiah
4
Melaksanakan
karya
inovatif
5
Melaksanakan
kegiatan
yang mendukung tugas
6
Perolehan
penghargaan/tanda jasa
b. Lembar Instrumen Wawancara
Lembar
instrumen
wawancara
yang
disusun
ditujukan untuk guru dan digunakan untuk
pengambilan
atau
pengumpulan
data
tentang
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru dalam
kegiatan pembelajaran.
65
c. Lembar Instrumen Evaluasi
Evaluasi
digunakan
untuk
mengukur
pemahaman dan keberhasilan guru menguasai
materi
pendampingan
praktik
penyusunan
proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Evaluasi
berisi pernyataan-pernyataan yang memberikan
gambaran sejauh mana guru menguasai konsep,
prosedur, dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Pernyataan-pernyataan tersebut ditetapkan
sesuai dengan indikator-indikator keberhasilan
pada tindakan siklus 1.
Tabel 4.2 Lembar Evaluasi Tindakan Siklus 1
Pilihan
No
Pernyataan
Jawaban
SS
1
PTK merupakan penelitian tindakan
oleh guru di kelas
2
PTK dilatarbelakangi oleh adanya
rasa
guru
kepenasaran/ketidakpuasan
terhadap
praktik
pembelajaran yang dilakukan
3
PTK dilakukan secara kolaborasi
bersama rekan sejawat
4
PTK melibatkan peserta didik dalam
pelaksanaanya di kelas
5
PTK dapat meningkatkan prestasi
belajar
peserta
didik
dan
kompetensi guru (profesional dan
PKG)
KS
TS
66
Perencanaan tindakan pada siklus 2 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Menentukan subyek penelitian dan pihak-pihak yang
terlibat.
Peneliti melakukan diskusi bersama guru
untuk menentukan subyek penelitian tindakan kelas.
Dari hasil diskusi dicapai kesepakatan bahwa guru
kelas 4 sebagai subyek penelitian dengan alasan
belum pernah melaksanakan PTK. Sedangkan guru
lain (guru kelas II, V, dan VI) bertindak sebagai
kolaborator dalam praktik penyusunan proposal PTK.
Artinya rekan sejawat guru peneliti bertindak sebagai
pemberi masukan-masukan dalam diskusi dan tanya
jawab pada praktik penyusunan proposal penelitian
tindakan kelas.
2. Menyiapkan materi pendampingan.
Materi pendampingan pada tindakan siklus 2
berhubungan dengan penyusunan proposal PTK
dengan merujuk pada pendapat Mulyasa (2010)
sebagai berikut:
Materi Pendampingan
Praktik Penyusunan Proposal PTK
(disusun oleh Dwi Ampriyati, S.Pd.)
Proposal merupakan langkah penting dalam penelitian
tindakan kelas, karena menjadi pedoman peneliti dalam
melaksanakan
tahap-tahap
penelitian.
Proposal
merupakan gambaran pikiran peneliti dan rancangan
kegiatan penelitian yang bersifat tentatif. Proposal PTK
memuat: 1) Judul penelitian: mencerminkan sebuah
aktivitas, mudah dipahami, dan menggambarkan isi
67
penelitian tersebut. Judul memuat tentang lokasi,
waktu, serta kelas yang dijadikan penelitian dan mata
pelajaran yang dijadikan PTK. 2) Bidang kajian: berisi
mata pelajaran yang akan diteliti. 3) Latar belakang
masalah:
berisi
uraian
tentang
keresahan,
kepenasaran, dan hal-hal yang mendorong penelitian
tersebut dilakukan. 4) Identifikasi dan perumusan
masalah: berisi kegiatan mendeteksi, melacak, dan
menjelaskan
berbagai
aspek
permasalahan
yang
berkaitan dengan topik penelitian dan masalah yang
akan diteliti. 5) Cara memecahkan masalah: berisi
uraian alternatif tindakan yang akan dilakukan, dengan
pendekatan yang sesuai kaidah penelitian tindakan
kelas. 6) Hipotesis masalah: berisi jawaban sementara
terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif
tindakan
yang
dipandang
paling
tepat
untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti
melalui PTK, 7) Tujuan dan kegunaan penelitian: berisi
keinginan
peneliti
mengetengahkan
atas
hasil
tindakan
indikator-indikator
dengan
yang
hendak
ditemukan, terutama yang berkaitan dengan variabel
penelitian. 8) Kajian teori: berisi teori-teori yang relevan
dapat
dipergunakan
untuk
menjelaskan
masalah
penelitian, sebagai dasar mengembangkan pedoman. 9)
Rencana
dan
prosedur
penelitian:
berisi
uraian
berbagai metode dan prosedur yang akan ditempuh,
sifatnya operasional dan menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan dalam penelitian. 10) Jadwal kegiatan,
merupakan urutan kerja mulai dari awal sampai
penyusunan laporan PTK. Mencakup jenis kegiatan dan
waktu
yang
Pembiayaan,
terinci
berisi
jadwal
rincian
pelaksanaannya.
semua
biaya
10)
yang
diperlukan untuk PTK yang akan dilakukan. 11)
Personalia penelitian, berisi tim yang terlibat beserta
tugas masing-masing. 12) Daftar pustaka, berisi bahanbahan
pustaka yang
dijadikan
rujukan.
13)
dan
68
lampiran-lampiran,
yang
berisi
bahan-bahan
yang
diperlukan dalam penelitian tindakan kelas.
3. Menyusun skenario tindakan.
Skenario tindakan disusun sesuai dengan
desain tindakan siklus 2 dengan teknik andragogi.
Teknik
ini
lebih
mengutamakan
pengungkapan
kembali pengalaman peserta pelatihan, menganalisis,
menyimpulkan, dan menggeneralisasi dalam suasana
pelatihan
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
menyenangkan, dan bermakna), peranan pelatih
lebih sebagai fasilitator. Metode yang digunakan
peneliti dalam pendampingan tersebut adalah metode
diskusi dalam kelompok kolaborasi.
4. Melaksanakan pendampingan penyusunan proposal
PTK.
Pelaksanaan
pendampingan
merupakan
implementasi rencana tindakan siklus 2. Peneliti
sebagai
fasilitator
mendampingi
guru
praktik
menyusun proposal PTK berorientasi pada materi
yang telah disiapkan dan dengan sistematika yang
merujuk pada pendapat Mulyasa (2010) yang terdiri
dari judul, bab I, bab II, dan bab III. Materi
pendampingan diberikan melalui kegiatan diskusi
dalam kolaborasi antara subyek penelitian dengan
guru kelas lain. Kegiatan pendampingan berpedoman
pada jadwal penelitian yang telah disusun daan
disepakati bersama kepala sekolah.
69
5. Menetapkan kompetensi yang akan dicapai.
Dalam menentukan kompetensi yang akan
dicapai setelah guru melaksanakan pendampingan
dirumuskan melalui indikator keberhasilan sebagai
berikut:
mampu
menyusun
proposal
Penelitian
Tindakan Kelas.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada
perencanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat
disimpulkan bahwa perencanaan yang cermat dapat
digunakan untuk memandu pelaksanaan tindakan
sesuai dengan yang diharapkan.
4.2.2 Pelaksanaan
Pendampingan
Penyusunan
Proposal
Penelitian
Praktik
Tindakan
Kelas
Peneliti melaksanakan pendampingan praktik
penyusunan proposal penelitian tindakan kelas melalui
tindakan
siklus
1
dan
siklus
2
dengan
teknik
andragogi. Pelaksanaan pendampingan sesuai dengan
tahap-tahap perencanaan, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Peneliti mengambil dan mengumpulkan data melalui
observasi dan wawancara terhadap guru. Hasil
pengumpulan data dianalisis untuk menentukan
subyek penelitian yaitu guru kelas 4 yang belum
pernah melaksanakan PTK.
2. Dilakukan tanya jawab untuk mengetahui wawasan
guru tentang penelitian tindakan kelas dan diskusi
untuk menentukan topik yang akan diangkat dan
dijadikan judul PTK. Pada saat tanya jawab dan
diskusi berlangsung peneliti melakukan observasi
terhadap
keaktifan
guru
mengikuti
kegiatan
70
pendampingan. Hasil observasi dapat dijelaskan
bahwa terdapat guru yang sudah senior tidak
berminat untuk melakukan praktik penyusunan
dikarenakan
guru
merasa
sudah
tua
tinggal
menunggu masa pensiun tiba. Jika dilihat dari
peraturan yang ada bahwa kegiatan pengembangan
diri berlaku pada semua guru tidak memandang
usia. Sedangkan hasil observasi yang dilakukan
terhadap subjek penelitian yaitu guru kelas 4, dapat
digambarkan
berdiskusi
bahwa
dengan
guru
teman
kurang
aktif
sejawatnya,
dalam
berbagi
pengalaman, berpendapat dan berkomentar. Alasan
yang dikemukakan bahwa guru belum memiliki
gambaran/konsep tentang PTK karena belum pernah
melaksanakan
PTK.
Tetapi
guru
aktif
dalam
menemukan solusi permasalahan dan memberikan
respon dengan alasan guru menguasai teknologi
informasi
untuk
menemukan
bahan-bahan
pemecahan masalah dan harapan akan mampu
melaksanakan PTK.
3. Topik yang diangkat berhubungan dengan metode
pembelajaran yaitu metode T. Penerapan metode T
dalam
pembelajaran
matematika
diyakini
guru
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik pada
operasi hitung campuran bilangan bulat.
4. Menentukan
untuk
permasalahan
segera
diambil
yang
paling
penting
yaitu
tentang
tindakan,
prestasi belajar peserta didik kelas 4 di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada operasi
hitung
campuran
ditingkatkan.
bilangan
bulat
yang
perlu
71
5. Berdasarkan topik dan permasalahan yang diangkat
dirumuskan
judul
PTK
proposal
“Peningkatan
Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas 4 di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi
Hitung Campuran Bilangan Bulat Menggunakan
Metode
T.”
memenuhi
Judul
proposal
kriteria
PTK
tersebut
telah
judul
yang
penyusunan
disampaikan oleh Mulyasa (2010:60).
6. Dilakukan refleksi dan evaluasi hasil pendampingan
untuk mengetahui pemahaman guru terhadap materi
tindakan
melalui
keberhasilan.
pencapaian
Diperoleh
indikator-indikator
informasi
bahwa
guru
memahami tentang konsep, prosedur, dan manfaat
PTK. Oleh karena itu guru mampu menentukan topik
dan menyusun judul proposal PTK.
7. Peneliti
melakukan
kegiatan
pendampingan
selanjutnya yaitu praktik penyusunan proposal PTK
melalui kegiatan diskusi. Dalam diskusi, disepakati
penyusunan proposal PTK merujuk pada Mulyasa
(2010) dengan memenuhi sistematika penyusunan
proposal meliputi bab I, bab II, dan bab III. Bab I
merupakan
pendahuluan
berisi
latar
belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian. Pada Bab II adalah landasan
teori berisi tentang teori-teori yang dijadikan sebagai
landasan
dan
pendukung
tinjauan
tentang
pendapat
matematika,
guru
tinjauan
yaitu
tentang
metode T, tinjauan tentang hasil belajar peserta
didik, tinjauan tentang operasi hitung campuran
bilangan bulat, dan kerangka berpikir. Bab III
merupakan
metodologi
penelitian
berisi
tentang
72
waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel,
prosedur penelitian, indikator keberhasilan, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
8. Guru dalam kelompok kolaborasi melakukan refleksi
terhadap proposal PTK yang telah disusun bersama.
Hasil refleksi guru menginginkan adanya tindakan
nyata di kelas dan disusun laporan penelitian agar
dapat memberikan pengaruh bagi prestasi belajar
peserta didik dalam pembelajaran dan kinerja guru
(profesionalitas
ditindaklanjuti
dan
PKG).
bersama
Hasil
dalam
refleksi
kegiatan
pendampingan di luar kegiatan tindakan penelitian.
Berdasarkan
hasil
wawancara
di
lapangan,
salah seorang guru yang bernama D. Wara Widiyanti
(pada hari Sabtu tanggal 18 April 2015) mengatakan
bahwa pendampingan praktik penyusunan proposal
dan desain tindakan Penelitian Tindakan Kelas yang
diberikan (menggunakan teknik andragogi) dirasa lebih
sederhana, mudah dipahami, dan memberikan motivasi
untuk melaksanakan PTK.
Berdasarkan analisis data hasil observasi dan
wawancara terdapat salah seorang guru yang belum
pernah
melaksanakan
Penelitian
Tindakan
Kelas,
bersedia melaksanakan tindakan penelitian. Rekan
sejawat peneliti yang sudah pernah melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas memberi dukungan berupa
masukan-masukan
pada
perencanaan
tindakan,
bersedia menjadi observer pada tindakan siklus 1 dan
siklus 2, dan pada kegiatan penyusunan pelaporan
hasil tindakan.
73
4.2.3 Hasil
Pendampingan
Praktik
Penyusunan
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Pembahasan
praktik
penyusunan
mengenai
hasil
proposal
PTK
pendampingan
merujuk
pada
pendapat Mulyasa (2010). Berkaitan dengan proposal
PTK,
judul
sebuah
yang
ditetapkan
aktivitas,
telah
mudah
mencerminkan
dipahami,
dan
menggambarkan isi penelitian tersebut. Judul juga
memuat keterangan tentang lokasi, waktu, serta kelas
yang dijadikan penelitian dan mata pelajaran apa yang
dijadikan PTK. Judul tersebut adalah “Peningkatan
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas 4 di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi
Hitung
Campuran
Bilangan
Bulat
Menggunakan
Metode T.” Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah
memahami cara merumuskan judul sesuai dengan
bidang kajian yaitu mata pelajaran matematika pada
operasi hitung campuran bilangan bulat.
Pada bagian pendahuluan telah dirumuskan
latar belakang masalah, yang menguraikan tentang
keresahan, kepenasaran, dan hal-hal yang mendorong
penelitian
tersebut
melatarbelakangi
dilakukan.
ketertarikan
Masalah
peneliti
yang
melakukan
tindakan yaitu kurangnya pemahaman pada konsep
matematika operasi hitung campuran bilangan bulat
oleh peserta didik kelas 4 SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang sehingga prestasi belajarnya
rendah.
Secara ideal peneliti juga menyampaikan
pendapat Erik Temple Bell bahwa matematika adalah
ratu dan abdi ilmu pengetahuan, karena matematika
mampu menjadi bahasa kedua bagi manusia sekaligus
74
sebagai bahasa ilmu pengetahuan, dimana tanpa
matematika ilmu pengetahuan menjadi bisu, diam,
statis, dan bila ilmu pengetahuan telah diam, maka
peradaban
manusia
tidak
pernah
akan
ada
dan
manusia tidak akan jauh berbeda dengan makhluk
lainnya. Matematika harus dipelajari dari dasarnya,
dan waktu paling ideal untuk mengajaran matematika
dasar adalah di jenjang Sekolah Dasar (SD). Oleh
karena itu, penguasaan terhadap matematika mutlak
diperlukan
dan
konsep-konsep
matematika
harus
dipahami dengan benar sejak dini.
Guru juga telah merumuskan permasalahan
yang merupakan titik tolak hipotesis, yang akan
dikemas menjadi judul penelitian, sehingga harus jelas,
padat, dan tidak bertele-tele, serta berisi implikasi yang
menunjukkan
masalah
adanya
(Mulyasa,
data
untuk
2010:62).
memecahkan
Rumusan
masalah
tersebut berupa kalimat pertanyaan lengkap dengan
alternatif tindakan yaitu Apakah Penerapan Metode T
Pada Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat
Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik
Kelas IV di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
Magelang?
Data
dan
alternatif
tindakan
yang
digunakan untuk memecahkan masalah peningkatan
prestasi belajar peserta didik kelas IV di SD Negeri
Rejowinangun
Utara
1
Kota
Magelang
pada
pembelajaran operasi hitung bilangan bulat adalah
metode T.
Adapun tujuan penelitian telah dirumuskan
berdasarkan topik atau masalah penelitian yang akan
dipecahkan,
sebagai
jawaban
terhadap
masalah
75
penelitian.
Tujuan
penelitian
adalah
Mengetahui
Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas IV di
SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada
Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Penerapan
Metode T. Keinginan peneliti atas hasil tindakan, belum
diketengahkan
indikator-indikator
yang
hendak
ditemukan, terutama yang berkaitan dengan variabel
penelitian.
Pada kegunaan atau manfaat penelitian, guru
telah merumuskan hal-hal positif yang akan diperoleh
melalui pencapaian tujuan PTK. Manfaat penelitian
ditujukan untuk membantu peserta didik memahami
konsep operasi hitung bilangan bulat sehingga dapat
mengalami peningkatan prestasi belajar melalui metode
T yang digunakan guru dalam pembelajaran. Bagi guru
bermanfaat sebagai masukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas melalui berbagai metode
atau model-model pembelajaran. Dan bagi sekolah
dapat digunakan sebagai masukan untuk mengambil
kebijakan
dalam
rangka
meningkatkan
kualitas
pembelajaran di kelas.
Berkaitan dengan kajian teori, merujuk pada
pendapat Mulyasa (2010) teori-teori yang relevan dapat
digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian,
sebagai dasar mengembangkan pedoman penelitian.
Kajian teori memegang peranan sangat penting dalam
membangun kerangka pikir atau konsep yang akan
digunakan
dalam
penelitian.
Kajian
teori
sangat
berguna untuk menjawab permasalahan secara teoritis,
menemukan akar masalah, mengoperasikan penelitian,
merumuskan jawaban sementara terhadap masalah,
76
dan menemukan metode yang paling tepat untuk
menjawab
dengan
dan
hal
memecahkan
tersebut,
guru
masalah.
telah
Berkenaan
memperhatikan
kesesuaian antar sumber dengan topik penelitian.
Sumber yang dikaji mendukung pemecahan masalah
dan mengandung isi serta menunjang teori yang
ditelaah
dan
dikembangkan.
Guru
juga
telah
memperhatikan tentang unsur kekinian (up to date),
yaitu sumber yang dikaji menunjukkan hal yang
aktual, terbaru, dan mutakhir, tidak terbatas pada
buku teks, tetapi peneliti juga menggali dari internet.
Terhadap sumber atau hasil penelitian yang dapat
memberi
arahan
dalam
mengidentifikasi
masalah
penelitian dan operasionalnya, guru belum melakukan
penelusuran terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu
yang
relevan
untuk
dijadikan
rujukan.
Alasan
dikemukakan bahwa pendampingan pelaksanaan PTK
yang pernah diterima dahulu tidak ada kajian teori dari
penelitian terdahulu.
Proposal penelitian tindakan kelas yang disusun
guru berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Peserta
Didik di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
Magelang
pada
Pembelajaran
Operasi
Hitung
Campuran Bilangan Bulat Menggunakan Metode T”,
topik-topik yang dijadikan sebagai kajian teorinya
antara lain: tinjauan tentang matematika, tinjauan
tentang metode T, hasil belajar peserta didik, dan
materi operasi hitung bilangan bulat.
Berkaitan
dengan
rencana
dan
prosedur
penelitian, guru telah menentukan setting penelitian
yaitu di kelas IV SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
77
Magelang, dilaksanakan pada minggu pertama bulan
Mei 2015, subyek penelitian adalah peserta didik kelas
IV SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang.
Setting ini dipilih karena dengan alasan bahwa kelas IV
adalah dasar peletakan konsep matematika tentang
materi operasi hitung campuran bilangan bulat yang
akan menentukan keberhasilan di kelas selanjutnya
yaitu kelas V dan kelas VI saat ujian dilakukan.
Guru juga telah mendesain tindakan penelitian
dengan alur siklus 1 dan siklus 2, melalui tahapan
perencanaan
tindakan,
pelaksanaan
tindakan,
observasi, refleksi, dan evaluasi. Desain tindakan siklus
1
dan
siklus
2
direncanakan
pelaksanaanya
menggunakan model lesson study berbasis sekolah.
Berkenaan dengan jadwal dan biaya penelitian tidak
dirumuskan, tetapi melibatkan personalia penelitian
yaitu guru kelas II, V, dan guru kelas VI bertindak
sebagai observer dan pemberi masukan-masukan pada
tindakan siklus 1 dan siklus 2.
Berdasarkan
pembahasan
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa pendampingan praktik penyusunan
proposal dan desain tindakan Penelitian Tindakan
Kelas
bermanfaat
bagi
guru
untuk
dapat
merencanakan tindakan penelitian meskipun terdapat
guru yang tidak berminat untuk terlibat karena merasa
sudah berusia tua, tidak butuh pengembangan diri,
angka kredit, kenaikan tingkat, dan tinggal menunggu
masa pensiun tiba.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan sekolah
melalui tahapan dua siklus dapat ditemukan solusi
terhadap permasalahan yaitu melalui pendampingan
78
model siklus dengan teknik andragogi. Hasil tindakan
berupa dokumen proposal PTK. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan
bahwa
praktik
PTK
penting
untuk
dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kinerjanya.
Peningkatan
kinerja
tersebut
dibuktikan
dengan
terpenuhinya indikator kinerja sebagai berikut: guru
lebih profesional, penghargaan berupa angka kredit,
dan adanya perubahan prestasi belajar peserta didik.
Berkaitan dengan hal guru lebih profesional,
sesuai dengan penelitian Amat Jaedun (2011, 7 Nov
2014) menyatakan bahwa penulisan karya ilmiah
merupakan kegiatan yang sangat penting bagi seorang
guru profesional. Cara yang paling mudah untuk
menulis artikel ilmiah adalah menulis dari hasil
penelitian.
Guru
meningkatkan
profesional
kualitas
juga
harus
pembelajarannya.
selalu
Penelitian
Sutrisna Wibawa (2012, 7 Nov 2014) menyatakan
bahwa
peningkatan
kualitas
pembelajaran
dilaksanakan secara sistematis dan terkendali. Salah
satu cara yanag sistematis dan terkendali itu adalah
dengan memanfaatkan penelitian pendidikan, yang
memfokuskan pada masalah praktik dengan teknik
kolaborasi
yang
kemudian
dikenal
dengan
action
research atau PTK. Hal ini didukung oleh penelitian
Miguel Baptista Nunes dan Maggie McPherson yang
menyatakan
bahwa
“subjek”
harus
berpartisipasi
secara langsung dalam proses penelitian dan bahwa
proses tersebut harus diterapkan dengan cara yang
menguntungkan semua peserta. Diperkuat lagi dengan
penelitian Richard Donato (2003) bahwa sebuah proyek
penelitian
tindakan
berusaha
untuk
menciptakan
79
pengetahuan,
mengusulkan
dan
melaksanakan
perubahan, dan meningkatkan praktik dan kinerja.
Berkaitan dengan penghargaan angka kredit,
penelitian Suharsimi (2007, 7 Nov 2014) menyatakan
bahwa laporan penelitian yang baik dan benar akan
dapat
penghargaan
selanjutnya
dapat
berupa
digunakan
angka
untuk
kredit
yang
melengkapi
persyaratan kenaikan golongan kepangkatan guru.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Sekolah
SD Negeri Rejowinangun Utara 1 beralamat di
Jalan Telaga Sarangan No. 91 Kecamatan Magelang
Tengah Kota Magelang. Wilayah ini merupakan bagian
timur Kota Magelang yang berbatasan dengan wilayah
Kabupaten Magelang. SD Negeri Rejowinangun Utara 1
berdiri pada tahun 1985, memiliki lahan seluas 1.200
m² dengan luas bangunan lebih kurang 542 m². Nomor
Statistik Sekolah 101036003029, Nomor Pokok Sekolah
Nasional (NPSN) 20327573, dan terakreditasi B.
Visi SD Negeri Rejowinangun Utara 1 “Unggul
dalam
Perolehan
Nilai
Untuk
Berperilaku”.
Akademik,
Santun
mencapai
visi
dalam
tersebut
dirumuskan misi sebagai berikut: Meningkatkan proses
belajar mengajar yang inovatif, Meningkatkan kegiatan
belajar
mengajar
dengan
pendekatan
PAIKEM,
Meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (SDM),
Mengembangkan potensi anak sesuai dengan bakat dan
kemampuannya,
Menumbuhkembangkan
disiplin,
penghayatan agama dan budi pekerti, Menciptakan
hubungan yang harmonis dengan masyarakat, instansi
terkait yang peduli terhadap pendidikan, Membuat
lingkungan
sekolah
yang
indah,
aman,
nyaman
sehingga terwujud iklim sekolah yang kondusif dan
menyenangkan.
45
46
Tujuan yang ditetapkan adalah Menghasilkan
Lulusan yang Berkualitas Baik di Bidang Akademik
Maupun Bidang Sosial, serta Berkarakter Kebangsaan
yang Kuat.
Berdasarkan identifikasi dokumen sekolah, pada
Tahun Pelajaran 2014/2015 memiliki jumlah peserta
didik 177 anak terdiri dari 94 laki-laki dan 83
perempuan, yang terbagi menjadi 6 rombongan belajar.
Adapun rincian rombongan belajarnya adalah kelas I
berjumlah 32 anak, kelas II berjumlah 34 anak, kelas
III berjumlah 29 anak, kelas IV berjumlah 30 anak,
kelas V berjumlah 26 anak, dan kelas VI berjumlah 28
anak
Prestasi akademik yang diraih dari rata-rata hasil
Ujian Nasional Tahun pelajaran 2013/2014 pada tiga
mata pelajaran Bahasa Indonesia 7,71, Matematika
5,30 dan Ilmu Pengetahuan Alam 5,70 dengan jumlah
kelulusan 100%, serta melanjutkan ke jenjang sekolah
berikutnya (SMP). Prestasi di bidang non akademik
yang pernah diraih pada tahun 2013 adalah Juara II
lomba
catur
tingkat
Kota
Magelang
yang
diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, Juara I bulu
tangkis
dan
Juara
Harapan
I
menyanyi
tingkat
Kecamatan Magelang Tengah.
Berdasarkan identifikasi dokumen sekolah dapat
diketahui
bahwa
jumlah
pendidik
dan
tenaga
kependidikan di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
Magelang berjumlah 14 orang terdiri dari 4 orang lakilaki dan 10 orang perempuan. Adapun guru berstatus
PNS ada 9 orang, telah berijazah S1 ada 7 orang,
47
berijazah D2 ada 2 orang, dan telah bersertifikat
pendidik ada 5 orang.
Seorang guru yang bernama Budi Supriyati, S.Pd.
menjadi Juara I Lomba Guru Berprestasi di Tingkat
Gugus
Sultan
Magelang
Agung
Tengah
dan
menjadi
mewakili
Juara II
Kecamatan
Lomba
Guru
Berprestasi Tingkat Kota Magelang pada tahun 2014.
Data sarana dan prasarana sekolah berupa ruang
kelas berjumlah 6, ruang guru, ruang kepala sekolah,
ruang tata usaha dengan kondisi baik, dan ruang
perpustakaan dilengkapi dengan koleksi buku dan
berbagai fasilitas penunjang. Tersedia juga ruang
penunjang yaitu gudang, dapur sekolah, kamar mandi
dan WC (guru dan siswa). Berbagai perabot melengkapi
ruangan yang ada di SD Negeri Rejowinangun Utara 1
Kota Magelang.
4.1.2 Masalah-Masalah dalam Penelitian Tindakan
Kelas
Pelaksanaan penelitian dimulai tanggal 18 April
2015 sampai dengan tanggal 15 Mei 2015, melalui
kegiatan tindakan siklus 1 dan tindakan siklus 2. Pada
tahap
awal,
ditemukan/diperoleh
beberapa
permasalahan pada obyek penelitian. Permasalahanpermasalahan
tersebut
diperoleh
dari
hasil
pengumpulan data melalui observasi dan wawancara
yang ditujukan kepada subyek penelitian yaitu guru
kelas IV.
Observasi dilakukan terhadap dokumen Sasaran
Kinerja Pegawai (guru) pada aspek tugas jabatan tahun
2014. Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat
dijelaskan
bahwa
ketercapaian
pelaksanaan
tugas
48
jabatan guru yaitu pada proses pembelajaran dan
pendukung tugas. Adapun kegiatan pengembangan
diri, publikasi ilmiah, karya inovatif, dan perolehan
penghargaan/tanda
jasa
belum
tercapai.
Secara
khusus guru belum melakukan publikasi ilmiah karena
tidak memahami bagaimana melakukannya.
Untuk memastikan bahwa data yang diperoleh
melalui observasi benar-benar kredibel maka dilakukan
triangulasi
data
hasil
observasi
dengan
hasil
wawancara, data hasil wawancara dengan sumber lain
berupa dokumen produk/administrasi guru untuk
memperoleh informasi yang berhubungan dengan tugas
pokok dan fungsi guru. Hasil wawancara menunjukkan
bahwa guru belum sepenuhnya melaksanakan tugas
pokok
dan
fungsinya.
Hal
tersebut
terbukti
dari
jawaban guru terhadap 25 butir pertanyaan yang
diajukan
yang
dicocokkan
dengan
dokumen
administrasi, mengatakan sebagai berikut:
1. Memiliki dokumen SK pembagian tugas mengajar
dari kepala sekolah tahun pelajaran terakhir, setiap
semester ada tetapi sebagai dokumen sekolah.
2. Memiliki jadwal mengajar minimal 24 jam per
minggu, membuat
program tahunan, program
semester, dan memiliki RPP yang disusun sendiri.
Sedangkan silabus tidak dibuat sendiri tetapi hasil
download
dan
direvisi
sesuai
dengan
kondisi
sekolah.
3. Melakukan
pembelajaran
sesuai
jadwal
menggunakan buku teks dan buku referensi.
dan
49
4. Memiliki instrumen, kunci, rubrik, dan kriteria
ulangan
tengah
semester
dan
ulangan
akhir
semester, serta mengoreksi hasil ulangan.
5. Kadang-kadang membuat instrumen, kunci, rubrik,
dan kriteria penilaian ulangan harian, program dan
instrumen
serta
mendokumenkan
kegiatan
terstruktur dan tugas mandiri tak terstruktur,
menyusun dan melaksanakan program pengayaan,
da melakukan pengembangan bahan ajar.
6. Memiliki buku daftar nilai berisi nilai ulangan
harian, remidi, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan nilai tugas. Melakukan analisis
hasil evaluasi ulangan harian, menyusun dan
melaksanakan program remedial.
7. Mendapatkan tugas tambahan dan memiliki data
administrasi tugas selain mengajar.
8. Memiliki
agenda
mengajar
dan
Permendiknas
nomor 22, 23 Tahun 2006 serta Permendiknas
nomor 20 Tahun 2007 dalam bentuk softcopy.
9. Tidak
memiliki
pengembangan
buku-buku
RPP,
panduan
panduan
(panduan
pengembangan
silabus, panduan pengembangan bahan ajar).
10. Tidak memiliki karya ilmiah popular dan hasil PTK.
Setelah data hasil observasi dan data hasil
wawancara dibandingkan melalui triangulasi teknik,
kemudian data hasil wawancara dicocokkan pula
dengan dokumen administrasi guru. Secara fisik guru
belum pernah melakukan kegiatan penelitian dan tidak
memiliki dokumen PTK.
Dari hasil triangulasi data dapat disimpulkan
bahwa terdapat kesamaan data yaitu guru belum
50
melakukan
publikasi
ilmiah
dari
hasil
penelitian.
Sehingga data yang diperoleh benar-benar kredibel dan
dapat digunakan untuk memperkuat fokus penelitian
dan menentukan alternatif pemecahan masalah.
Hasil
penelitian
juga
menunjukkan
bahwa
pengumpulan data melalui wawancara lebih mendalam,
secara lebih khusus dalam hal Penelitian Tindakan
Kelas, guru kesulitan menentukan topik yang akan
dijadikan judul, kesulitan menyusun latar belakang,
kesulitan menemukan referensi atau landasan teori,
kesulitan dan tidak menguasai model, strategi, dan
metode pembelajaran, dan kesulitan dalam menyusun
laporan.
Dari permasalahan-permasalahan yang telah
diuraikan
di
terhadap
atas
kemudian
permasalahan
dilakukan
yang
prioritas
perlu
segera
mendapatkan alternatif-alternatif pemecahan masalah
atau tindakan. Prioritas permasalahan yaitu guru yang
belum
melakukan
dikarenakan
penelitian.
guru
Beberapa
Penelitian
tidak
ahli
Tindakan
memahami
Kelas
prosedur
mendefinisikan
prosedur
penelitian adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan
untuk menyelesaikan penelitian dengan urutan waktu
dan
memiliki
pola
kerja
yang
tetap
yang
telah
ditentukan.
4.1.3 Alternatif
Pemecahan
Masalah
dalam
Penelitian Tindakan Kelas
Permasalahan yang menjadi prioritas yaitu guru
di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang yang
belum
melakukan
dikarenakan
guru
Penelitian
tidak
Tindakan
memahami
Kelas
prosedur
51
penelitian. Terhadap permasalahan tersebut dilakukan
identifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalahnya.
Identifikasi alternatif pemecahan masalah dilakukan
bersama pengawas dengan didasarkan pada kebutuhan
guru dalam peningkatan kinerja dan dimaksudkan agar
tidak menghambat kegiatan pada tahap selanjutnya.
Berdasarkan
pemecahan
identifikasi
permasalahan
alternatif-alternatif
tersebut
kemudian
ditentukan rencana tindakannya. Setelah alternatif
pemecahan
masalah
ditentukan,
maka
peneliti
mengusulkan kepada Kepala SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang untuk menyusun rencana
tindakan
dan
melakukan
tindakan
yaitu
melalui
kegiatan pendampingan praktik penyusunan proposal
Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model
siklus dan teknik andragogi. Setelah mendapatkan
persetujuan dari kepala sekolah, peneliti ditunjuk oleh
kepala
sekolah
bertindak
sebagai
fasilitator/pendamping dalam kegiatan tersebut.
4.1.4 Pemecahan Masalah pada Siklus 1
-
Refleksi Awal
(Permasalahan
PTK:
topik dan judul)
Diskusi
bersama
(pengawas dan KS)
Respon
Pertanyaan, usulan,
praktik penyusunan
judul proposal PTK.
Tindakan Siklus 1
- Perencanaan,
pelaksanaan,
,
observasi, refleksi,
evaluasi, indikator
keberhasilan.
- Pengambilan data
Hasil Pendampingan
Judul Efektif
52
Peneliti mengawali penelitian dengan melakukan
refleksi
awal
terhadap
permasalahan-permasalahan
yang berkaitan dengan PTK di SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang. Hasil refleksi awal tersebut
dilaporkan kepada pengawas dan Kepala SD Negeri
Rejowinangun
Utara
didiskusikan
tindakan
dan
siklus
1
1
Kota
dijadikan
melalui
Magelang
untuk
dasar
pelaksanaan
tahapan
perencanaan,
tindakan, observasi, refleksi, dan penentuan indikator
keberhasilan. Selain melaksanakan tindakan siklus 1
peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui
observasi dan wawancara terhadap guru pada awal
tindakan siklus 1 setelah refleksi awal dilakukan.
Guru memberikan respon terhadap tindakan
siklus 1 dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang konsep, prosedur, dan manfaat PTK. Guru juga
menyampaikan
melaksanakan
kesulitan-kesulitan
PTK
yang
berhubungan
untuk
dengan
penentuan topik dan penyusunan judul penelitian.
Terhadap pertanyaan dan kesulitan guru diberikan
jawaban
dan
pendampingan
kegiatan
praktik
penentuan topik dan penyusunan judul PTK dengan
mengacu pada pendapat Mulyasa (2010:93-102).
Praktik penentuan topik dan penyusunan judul
dilakukan melalui dikusi dalam kelompok dengan tanya
jawab. Subyek penelitian menyusun judul penelitian
berdasarkan
permasalahan
yang
ditemukan
dari
masukan rekan-rekan sejawat yaitu tentang operasi
hitung campuran bilangan bulat. Dimana terdapat
anggapan jika di kelas 4 peserta didik sudah menguasai
konsep operasi hitung campran bilangan bulat dengan
53
baik maka di kelas 6 menjadi lebih mudah dalam
mengerjakan soal ujian.
Pada awal penyusunan, judul yang disusun
belum memenuhi syarat judul penelitian (Mulyasa,
2010:60). Judul yang disusun adalah “Peningkatan
Prestasi Belajar Operasi Hitung Campuran Bilangan
Bulat”. Judul tersebut tidak lebih dari dua puluh kata,
telah
mencerminkan
sebuah
aktivitas,
mudah
dipahami, mata pelajaran yang dijadikan PTK, dan
telah menggambarkan isi penelitian. Namun judul
tersebut belum memuat keterangan tentang lokasi,
waktu, serta kelas yang dijadikan penelitian.
Berdasarkan hal tersebut, agar judul memuat
tentang lokasi, waktu, serta kelas yang dijadikan
penelitian maka dilakukan refleksi dengan pemberian
fasilitasi
tentang
cara
menetapkan
sebuah
judul
penelitian berdasarkan pada topik yang bisa diangkat
menjadi
judul
disajikan,
guru
penelitian.
Dari
berdiskusi
topik-topik
dan
yang
berkolaborasi
memperbaiki judul yang telah disusun oleh subyek
penelitian (guru kelas 4) menjadi “Peningkatan Prestasi
Belajar
Peserta
Didik
Kelas
4
di
SD
Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi
Hitung Campuran Bilangan Bulat Melalui Penerapan
Metode T.
Selain
mengajukan
pertanyaan
dan
menyampaikan kesulitan, guru mengajukan usulan
agar dilakukan pendampingan lebih lanjut untuk
praktik penyusunan proposal PTK secara langsung
tidak hanya berupa teori-teori saja pada pertemuan
selanjutnya. Hal tersebut disampaikan kepada peneliti
54
selaku fasilitator karena guru merasakan manfaat dari
pendampingan, kemudahan menyerap materi dengan
teknik yang lebih sederhana, dan termotivasi untuk
melakukan
PTK
agar
dapat
memenuhi
penilaian
pelaksanaaan
tindakan
kinerja.
Bersamaan
dilakukan
dengan
observasi
oleh
kepala
SD
Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang tentang keaktifan
guru dalam mengikuti pendampingan. Pada akhir
kegiatan
diberikan
evaluasi
untuk
mengukur
pemahaman guru terhadap materi pendampingan yang
telah diberikan. Dengan demikian diperoleh gambaran
kemampuan guru pada tindakan siklus 1 dan sebagai
bahan pertimbangan dalam melaksanakan tindakan
siklus 2 yaitu penyusunan proposal PTK.
4.1.5 Pemecahan Masalah pada Siklus 2
-
Refleksi Awal
Permasalahan PTK (latar
belakang dan referensi)
Respon
Penyusunan proposal
PTK
-
Tindakan Siklus 1
- Perencanaan,
pelaksanaan,
observasi,
refleksi,
dan
indikator
keberhasilan
- Penyusunan
proposal PTK
Hasil Pendampingan
Proposal PTK (Bab I, Bab II, dan Bab III
Seperti halnya pada tindakan siklus 1 yang
didasarkan pada refleksi awal, pelaksanaan tindakan
siklus 2 dilakukan berdasarkan pada hasil refleksi
tindakan siklus 1. Hasil refleksi tersebut didiskusikan
bersama dengan pengawas, kepala sekolah, dan guru.
55
Hasil diskusi dijadikan dasar untuk melaksanakan
tindakan
siklus
2
melalui
tahapan
perencanaan,
tindakan, observasi, refleksi, dan penentuan indikator
keberhasilan.
Permasalahan-permasalahan
pada
tindakan
siklus
2
yang
adalah
ditemukan
guru
kesulitan
merumuskan latar belakang masalah dan menemukan
referensi. Terhadap kesulitan guru tersebut diberikan
pendampingan berupa praktik penyusunan proposal
PTK
menggunakan
teknik
andragogi
dalam
merumuskan masalah dan menemukan referensi yang
sesuai dengan topik dan judul proposal penelitian.
Materi pendampingan yang diberikan adalah materi
yang berhubungan dengan Bab I tentang pendahuluan,
Bab II tentang Landasan teori, dan Bab III tentang
Prosedur
Penelitian
yang
merujuk
pada
Mulyasa
(2010:61-74).
Terhadap tindakan siklus 2 guru memberikan
respon
dengan
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
dan diskusi mengenai masalah-masalah yang dapat
diangkat dalam penyusunan proposal PTK. Guru juga
mengusulkan pada fasilitator agar diajarkan bagaimana
cara mencari dan menemukan referensi yang sesuai
dengan permasalahan melalui buku-buku dan internet.
Pada
pelaksanaan
praktik
penyusunan
proposal, subyek penelitian bersama rekan sejawat
secara kolaborasi menyusun proposal PTK. Pada Bab I
yang berisi pendahuluan telah disusun latar belakang
masalah
yaitu
kurangnya
penguasaan
konsep
matematika pada operasi hitung campuran bilangan
bulat oleh peserta didik kelas 4 yang mengakibatkan
56
prestasi belajar yang rendah. Kemudian dilakukan
identifikasi masalah dan penentuan rumusan masalah
untuk
mengetahui
bagaimana
cara
memecahkan
masalah yang ada, telah dirumuskan tujuan dan
manfaat
dari
penelitian,
tetapi
tidak
ditentukan
hipotesis tindakannya. Pada Bab II yang berisi tentang
landasan
teori,
sudah
dipilih
teori-teori
yang
berhubungan dengan masalah akan tetapi belum
dicantumkan
penelitian
terdahulu.
Terhadap
permasalah tersebut guru difasilitasi untuk melakukan
penelusuran melalui browsing internet dan diberikan
pinjaman buku-buku tentang cara menentukan teori
yang dapat digunakan sebagai alat menyelesaikan
masalah.
Pada
akhir
Bab
II
subyek
penelitian
menyusun kerangka pikir sebagai gambaran pola
kerjanya dan hasil yang diharapkan. Berkaitan dengan
Bab III yang berisi metodologi penelitian, subyek
penelitian
waktu
bersama
dan
rekan
tempat
sejawatnya
penelitian
menentukan
di
SD
Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang, populasi dan
sampel adalah kelas 4. Prosedur penelitian yang
digunakan mengikuti model Kurt Lewin dan indikator
keberhasilan yang ditetapkan adalah nilai rata-rata
siswa 70, 80% peserta didik mendapat nilai 70 dan
aktif
dalam
mengikuti
pembelajaran.
Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes,
dan
dokumentasi
proses
pembelajaran.
Subyek
penelitian juga mencantumkan teknik analisis data
yang menggambarkan tentang data hasil pengumpulan
data yang diolah menggunakan asumsi data kuantitatif
menjadi
bersifat
kualitatif.
Selain
itu
dilakukan
57
pembandingan terhadap hasil belajar peserta didik
pada tindakan siklus 1 dan tindakan siklus 2.
Perbaikan terhadap hasil penyusunan proposal
yang terdiri dari pendahuluan, landasan teori, dan
metodologi penelitian dengan dilakukan diskusi dan
tanya jawab melalui review bersama. Pembahasanpembahasan
janggal
terhadap
dengan
bagian-bagian
membandingkan
yang
teori
masih
Mulyasa
(2010:61-74). Guru melakukan revisi atau perbaikan
proposal
PTK
agar
mendapat
persetujuan
untuk
melaksanakan tindakan dan melaporkan hasilnya.
Guru berharap dapat melaksanakan tindakan untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik
dan melaporkan hasil PTK sebagai bahan pada proses
penilaian kinerja guru (PKG).
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Perencanaan
Penyusunan
Pendampingan
Proposal
Penelitian
Praktik
Tindakan
Kelas
Perencanaan dipakai sebagai alat pengawasan
dan pengendalian kegiatan. Perencanaan yang telah
disusun
dengan
baik
akan
memudahkan
para
pelaksana untuk mengetahui apakah tindakan mereka
menyimpang atau sesuai dengan rencana. Dengan
adanya perencanaan yang cermat dapat ditetapkan
kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan dilakukan
secara tertib dan teratur sesuai dengan tahap-tahap
yang semestinya. Perencanaan pendampingan praktik
58
penyusunan
proposal
penelitian
tindakan
kelas
disusun dalam tindakan siklus-siklus.
Praktik penyusunan proposal PTK dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan pada tindakan siklus 1 dan
tindakan siklus 2. Perencanaan pada tindakan siklus 1
digambarkan sebagai berikut:
1. Menentukan sasaran penelitian.
Sasaran
penelitian
adalah
SD
Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang dengan alasan
letak sekolah tersebut berdekatan dengan tempat
tugas peneliti sehingga tidak mengganggu kegiatan
kedinasan baik peneliti maupun sasaran.
2. Meminta ijin kepada kepala SD Negeri Rejowinangun
Utara
1
Kota
Magelang
untuk
melakukan
pendampingan.
Ijin sangat penting dalam penelitian sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas data dan hasil
penelitian.
Data
dan
dikonfirmasikan
dengan
hasil
penelitian
kepala
selalu
SD
Negeri
dan
jadwal
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang.
3. Menyusun
rencana
pendampingan
kegiatan.
Rencana pendampingan dan jadwal kegiatan
digunakan sebagai panduan oleh subyek penelitian
dalam melaksanakan kegiatan praktik penyusunan
proposal
melalui
tahapan-tahapan
yang
telah
ditetapkan dengan tertib.
4. Menyusun program pendampingan
Suatu kegiatan atau tindakan manajemen
harus
terdapat
pedoman
suatu
pada
program
yang
pelaksanaannya.
dijadikan
Program
59
pendampingan praktik penyusunan proposal PTK
dalam penelitian ini, disusun berdasarkan pada
fungsi dan tujuan pendampingan itu sendiri. Selain
itu juga memperhatikan prinsip-prinsip dan strategi
dalam pelaksanaan pendampingan.
Fungsi
pendampingan
memfasilitasi,
memotivasi,
adalah
dan
untuk
mengawal
agar
kegiatan pendampingan sesuai dengan maksud dan
tujuan yang dikehendaki yaitu praktik penyusunan
proposal PTK oleh guru di SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang. Melalui pendampingan
praktik
penyusunan
memotivasi
guru
proposal
untuk
PTK
mampu
menyusun
proposal,
melakukan tindakan, dan melaporkan hasil PTK.
Tujuan
pendampingan
adalah
perubahan
yang mengarah kepada situasi dan kondisi yang
lebih
baik,
diantaranya
kapasitas,
yaitu:
menciptakan
meningkatkan
rasa
keadilan,
kesejahteraan, dan tercapainya hak-hak penerima
pendampingan, yaitu guru dapat menyusun proposal
PTK. Kapasitas guru sebagai agen pembelajaran
menjadi lebih baik jika guru melakukan penelitian
terhadap kegiatan pembelajarannya. Memberikan
rasa keadilan bagi guru karena bagi guru yang
melakukan
kegiatan
penelitian
memperoleh
penetapan angka kredit. Kesejahteraan dan hak-hak
guru berupa penghargaan kenaikan pangkat dan
penghasilan sesuai peraturan yang berlaku.
Program
pendampingan
yang
disusun
memperhatikan prinsip-prinsip pendampingan, yaitu
untuk meningkatkan kemampuan profesional guru
60
di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang
dalam
praktik
tindakan
penyusunan
kelas.
menumbuhkan
proposal
Pemilihan
sikap
penelitian
fasilitator
percaya
bahwa
mampu
informasi,
saran, dan contoh yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan guru. Informasi, saran, dan contoh yang
disampaikan dalam proses pendampingan digunakan
sebagai
penguatan
pengetahuan
praktik
yang
dan
akan
keterampilan
penyusunan
proposal
memantapkan
dalam
PTK,
kegiatan
dan
terjadi
hubungan profesional secara berkelanjutan melalui
email.
Berkaitan
dengan
strategi
dalam
pendampingan praktik penyusunan proposal PTK,
pendamping membangun hubungan kemanusiaan
dengan
membaur
dalam
kegiatan
guru
untuk
memperoleh informasi tentang kebutuhan guru di SD
Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang. Guru
diberikan kesempatan mengambil keputusan sendiri
untuk menentukan topik dan judul penelitian sesuai
dengan
tugas
pembelajaran
agar
diperoleh
pengalaman melalui pemikiran dan tindakannya.
Pendamping juga memfasilitasi guru dalam proses
pendampingan
dan
peran-peran
guru
dengan
keterampilan teknis melakukannya. Fasilitasi yang
diberikan
berupa
pendukung
yang
pendampingan.
menganalisis
materi,
media,
dibutuhkan
Selanjutnya
keadaan,
dan
dalam
alat-alat
kegiatan
pendamping
menyamakan
persepsi,
menilai kekuatan dan kelemahan, dan mengerahkan
tindakan menata kebersamaan dengan guru untuk
61
melakukan praktik penyusunan proposal penelitian
tindakan kelas melalui model tindakan siklus.
5. Menyiapkan materi pendampingan.
Materi pendampingan yang disiapkan adalah
materi yang berhubungan dengan cara menentukan
topik
dan
judul.
Materi
pendampingan
yang
disiapkan tersebut didasarkan pada permasalahan
dan kesulitan guru dalam melaksanakan praktik
penelitian tindakan kelas. Materi pendampingan
tentang topik dan judul penelitian merujuk pada
Mulyasa (2010).
Menentukan Topik dan Judul PTK
(disusun oleh Dwi Ampriyati, S.Pd.)
a. Topik Penelitian
Topik atau masalah penelitian yang dapat diangkat
adalah
yang
berhubungan
antara
lain:
keterlibatan
tugas
peserta
pembelajaran
didik
dalam
pembelajaran, metode pembelajaran, motivasi belajar
peserta
didik,
kreativitas
belajar
peserta
didik,
strategi pembelajaran, model-model pembelajaran,
penanaman dan pengembangan sikap serta nilainilai, alat peraga, media, dan sumber belajar, minat
dan
bakat
peserta
didik,
materi
pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran terpadu, pembelajaran
bermakna,
mekanisme
penilaian
pembelajaran,
feedback atau umpan balik dalam pembelajaran,
penggunaan
hadiah
dan
hukuman
dalam
pembelajaran, pendayagunaan lingkungan sebagai
sumber belajar, kerja sama mutualisme sekolah
dengan masyarakat, dsb (Mulyasa, 2010).
b. Judul Penelitian
Judul penelitian harus memenuhi kriteria sebagai
berikut: dirumuskan secara singkat, padat, spesifik,
dan tidak memberi kemungkinan penafsiran yang
62
beragam, serta mencerminkan permasalahan pokok
yang akan dipecahkan. Tidak lebih dari dua puluh
kata,
mencerminkan
dipahami,
dan
sebuah
aktivitas,
menggambarkan
isi
mudah
penelitian
tersebut. Memuat keterangan tentang lokasi, waktu,
serta kelas yang dijadikan penelitian dan mata
pelajaran yang dijadikan PTK (Mulyasa, 2010).
6. Menentukan kompetensi yang akan dicapai.
Dalam
menentukan
kompetensi
yang
akan
dicapai setelah guru melaksanakan pendampingan,
dirumuskan melalui indikator-indikator keberhasilan
pendampingan sebagai berikut: mampu memahami
konsep, prosedur, dan manfaat penelitian tindakan
kelas, mampu menentukan topik Penelitian Tindakan
Kelas,
dan
mampu
menentukan
judul
Penelitian
Tindakan Kelas.
7. Mengembangkan skenario pendampingan
Skenario pendampingan disusun dengan desain
tindakan siklus 1 menggunakan teknik andragogi dan
metode kolaborasi. Teknik ini lebih mengutamakan
pengungkapan kembali pengalaman peserta pelatihan,
menganalisis, menyimpulkan, dan menggeneralisasi
dalam suasana pelatihan yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, menyenangkan, dan bermakna), peranan pelatih
lebih sebagai fasilitator. Teknik tersebut digunakan
dengan alasan bahwa orang dewasa mendapatkan
pengetahuan sesuai dengan kebutuhannya (Problem
Centered Orientation).
Metode yang sesuai dengan teknik andragogi
dalam pendampingan praktik penyusunan proposal
PTK adalah metode kolaborasi. Menurut Alwasilah
63
(2007:25) mengatakan bahwa pengertian kolaborasi
adalah
suatu
melibatkan
Kolaborasi
teknik
pengajaran
sejawat
untuk
adalah
bersilaturahmi
ilmu
pembelajaran
ajang
menulis
saling
bertegur
pengetahuan.
berjamaah/bersama
dengan
mengoreksi.
sapa
Selain
(social
dan
itu
ada
learning).
Salah satu prinsipnya adalah bahwa setiap orang
memiliki kelebihan tersendiri.
Alasan pemilihan metode kolaborasi karena
metode
ini
memiliki
Menanamkan
kelebihan
kerjasama
dan
sebagai
toleransi
berikut:
terhadap
pendapat orang lain dan meningkatkan kemampuan
menyatakan
gagasan.
Menanamkan
sikap
akan
menulis sebagai suatu proses karena kerja kelompok
menekankan revisi, memungkinkan siswa mengajari
sejawat, dan memungkinkan penulis yang agak lemah
mengenal tulisan karya sejawat yang lebih kuat.
Mendorong siswa saling belajar dalam kerja kelompok
dan menyajikan suasana kerja yang akan mereka alami
dalam
dunia
profesional
di
masa
mendatang.
Membiasakan koreksi diri dan menulis draf secara
berulang, siswa menjadi pembacanya yang paling setia
(Alwasilah: 2007:109).
8. Menyiapkan lembar observasi, instrumen wawancara
dan evaluasi.
Lembar
instrumen
observasi
dan
lembar
instrumen wawancara berisi pernyataan-pernyataan
dan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada
subyek penelitian dan sebagai alat pengambilan atau
pengumpulan data digambarkan sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
64
Lembar
observasi
berisi
instrumen
pernyataan-pernyataan adanya dokumen tentang
kegiatan guru dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya.
Lembar
observasi
yang
disiapkan
digunakan untuk pengambilan atau pengumpulan
data tentang kinerja guru dalam melaksanakan
tugas
utama
jabatan
yang
telah
dan
belum
tercapai angka kreditnya dalam proses penilaian
sasaran kinerja pegawai.
Tabel 4.1 Lembar Observasi Sasaran Kinerja Guru
Keterlaksanaan
No.
Indikator/Kegiatan Tugas
Tercapai
Jabatan
1
Tidak
Tercapai
Melaksanakan
proses
pembelajaran
2
Melaksanakan
pengembangan diri
3
Melaksanakan
publikasi
ilmiah
4
Melaksanakan
karya
inovatif
5
Melaksanakan
kegiatan
yang mendukung tugas
6
Perolehan
penghargaan/tanda jasa
b. Lembar Instrumen Wawancara
Lembar
instrumen
wawancara
yang
disusun
ditujukan untuk guru dan digunakan untuk
pengambilan
atau
pengumpulan
data
tentang
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru dalam
kegiatan pembelajaran.
65
c. Lembar Instrumen Evaluasi
Evaluasi
digunakan
untuk
mengukur
pemahaman dan keberhasilan guru menguasai
materi
pendampingan
praktik
penyusunan
proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Evaluasi
berisi pernyataan-pernyataan yang memberikan
gambaran sejauh mana guru menguasai konsep,
prosedur, dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Pernyataan-pernyataan tersebut ditetapkan
sesuai dengan indikator-indikator keberhasilan
pada tindakan siklus 1.
Tabel 4.2 Lembar Evaluasi Tindakan Siklus 1
Pilihan
No
Pernyataan
Jawaban
SS
1
PTK merupakan penelitian tindakan
oleh guru di kelas
2
PTK dilatarbelakangi oleh adanya
rasa
guru
kepenasaran/ketidakpuasan
terhadap
praktik
pembelajaran yang dilakukan
3
PTK dilakukan secara kolaborasi
bersama rekan sejawat
4
PTK melibatkan peserta didik dalam
pelaksanaanya di kelas
5
PTK dapat meningkatkan prestasi
belajar
peserta
didik
dan
kompetensi guru (profesional dan
PKG)
KS
TS
66
Perencanaan tindakan pada siklus 2 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Menentukan subyek penelitian dan pihak-pihak yang
terlibat.
Peneliti melakukan diskusi bersama guru
untuk menentukan subyek penelitian tindakan kelas.
Dari hasil diskusi dicapai kesepakatan bahwa guru
kelas 4 sebagai subyek penelitian dengan alasan
belum pernah melaksanakan PTK. Sedangkan guru
lain (guru kelas II, V, dan VI) bertindak sebagai
kolaborator dalam praktik penyusunan proposal PTK.
Artinya rekan sejawat guru peneliti bertindak sebagai
pemberi masukan-masukan dalam diskusi dan tanya
jawab pada praktik penyusunan proposal penelitian
tindakan kelas.
2. Menyiapkan materi pendampingan.
Materi pendampingan pada tindakan siklus 2
berhubungan dengan penyusunan proposal PTK
dengan merujuk pada pendapat Mulyasa (2010)
sebagai berikut:
Materi Pendampingan
Praktik Penyusunan Proposal PTK
(disusun oleh Dwi Ampriyati, S.Pd.)
Proposal merupakan langkah penting dalam penelitian
tindakan kelas, karena menjadi pedoman peneliti dalam
melaksanakan
tahap-tahap
penelitian.
Proposal
merupakan gambaran pikiran peneliti dan rancangan
kegiatan penelitian yang bersifat tentatif. Proposal PTK
memuat: 1) Judul penelitian: mencerminkan sebuah
aktivitas, mudah dipahami, dan menggambarkan isi
67
penelitian tersebut. Judul memuat tentang lokasi,
waktu, serta kelas yang dijadikan penelitian dan mata
pelajaran yang dijadikan PTK. 2) Bidang kajian: berisi
mata pelajaran yang akan diteliti. 3) Latar belakang
masalah:
berisi
uraian
tentang
keresahan,
kepenasaran, dan hal-hal yang mendorong penelitian
tersebut dilakukan. 4) Identifikasi dan perumusan
masalah: berisi kegiatan mendeteksi, melacak, dan
menjelaskan
berbagai
aspek
permasalahan
yang
berkaitan dengan topik penelitian dan masalah yang
akan diteliti. 5) Cara memecahkan masalah: berisi
uraian alternatif tindakan yang akan dilakukan, dengan
pendekatan yang sesuai kaidah penelitian tindakan
kelas. 6) Hipotesis masalah: berisi jawaban sementara
terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif
tindakan
yang
dipandang
paling
tepat
untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti
melalui PTK, 7) Tujuan dan kegunaan penelitian: berisi
keinginan
peneliti
mengetengahkan
atas
hasil
tindakan
indikator-indikator
dengan
yang
hendak
ditemukan, terutama yang berkaitan dengan variabel
penelitian. 8) Kajian teori: berisi teori-teori yang relevan
dapat
dipergunakan
untuk
menjelaskan
masalah
penelitian, sebagai dasar mengembangkan pedoman. 9)
Rencana
dan
prosedur
penelitian:
berisi
uraian
berbagai metode dan prosedur yang akan ditempuh,
sifatnya operasional dan menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan dalam penelitian. 10) Jadwal kegiatan,
merupakan urutan kerja mulai dari awal sampai
penyusunan laporan PTK. Mencakup jenis kegiatan dan
waktu
yang
Pembiayaan,
terinci
berisi
jadwal
rincian
pelaksanaannya.
semua
biaya
10)
yang
diperlukan untuk PTK yang akan dilakukan. 11)
Personalia penelitian, berisi tim yang terlibat beserta
tugas masing-masing. 12) Daftar pustaka, berisi bahanbahan
pustaka yang
dijadikan
rujukan.
13)
dan
68
lampiran-lampiran,
yang
berisi
bahan-bahan
yang
diperlukan dalam penelitian tindakan kelas.
3. Menyusun skenario tindakan.
Skenario tindakan disusun sesuai dengan
desain tindakan siklus 2 dengan teknik andragogi.
Teknik
ini
lebih
mengutamakan
pengungkapan
kembali pengalaman peserta pelatihan, menganalisis,
menyimpulkan, dan menggeneralisasi dalam suasana
pelatihan
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
menyenangkan, dan bermakna), peranan pelatih
lebih sebagai fasilitator. Metode yang digunakan
peneliti dalam pendampingan tersebut adalah metode
diskusi dalam kelompok kolaborasi.
4. Melaksanakan pendampingan penyusunan proposal
PTK.
Pelaksanaan
pendampingan
merupakan
implementasi rencana tindakan siklus 2. Peneliti
sebagai
fasilitator
mendampingi
guru
praktik
menyusun proposal PTK berorientasi pada materi
yang telah disiapkan dan dengan sistematika yang
merujuk pada pendapat Mulyasa (2010) yang terdiri
dari judul, bab I, bab II, dan bab III. Materi
pendampingan diberikan melalui kegiatan diskusi
dalam kolaborasi antara subyek penelitian dengan
guru kelas lain. Kegiatan pendampingan berpedoman
pada jadwal penelitian yang telah disusun daan
disepakati bersama kepala sekolah.
69
5. Menetapkan kompetensi yang akan dicapai.
Dalam menentukan kompetensi yang akan
dicapai setelah guru melaksanakan pendampingan
dirumuskan melalui indikator keberhasilan sebagai
berikut:
mampu
menyusun
proposal
Penelitian
Tindakan Kelas.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada
perencanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat
disimpulkan bahwa perencanaan yang cermat dapat
digunakan untuk memandu pelaksanaan tindakan
sesuai dengan yang diharapkan.
4.2.2 Pelaksanaan
Pendampingan
Penyusunan
Proposal
Penelitian
Praktik
Tindakan
Kelas
Peneliti melaksanakan pendampingan praktik
penyusunan proposal penelitian tindakan kelas melalui
tindakan
siklus
1
dan
siklus
2
dengan
teknik
andragogi. Pelaksanaan pendampingan sesuai dengan
tahap-tahap perencanaan, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Peneliti mengambil dan mengumpulkan data melalui
observasi dan wawancara terhadap guru. Hasil
pengumpulan data dianalisis untuk menentukan
subyek penelitian yaitu guru kelas 4 yang belum
pernah melaksanakan PTK.
2. Dilakukan tanya jawab untuk mengetahui wawasan
guru tentang penelitian tindakan kelas dan diskusi
untuk menentukan topik yang akan diangkat dan
dijadikan judul PTK. Pada saat tanya jawab dan
diskusi berlangsung peneliti melakukan observasi
terhadap
keaktifan
guru
mengikuti
kegiatan
70
pendampingan. Hasil observasi dapat dijelaskan
bahwa terdapat guru yang sudah senior tidak
berminat untuk melakukan praktik penyusunan
dikarenakan
guru
merasa
sudah
tua
tinggal
menunggu masa pensiun tiba. Jika dilihat dari
peraturan yang ada bahwa kegiatan pengembangan
diri berlaku pada semua guru tidak memandang
usia. Sedangkan hasil observasi yang dilakukan
terhadap subjek penelitian yaitu guru kelas 4, dapat
digambarkan
berdiskusi
bahwa
dengan
guru
teman
kurang
aktif
sejawatnya,
dalam
berbagi
pengalaman, berpendapat dan berkomentar. Alasan
yang dikemukakan bahwa guru belum memiliki
gambaran/konsep tentang PTK karena belum pernah
melaksanakan
PTK.
Tetapi
guru
aktif
dalam
menemukan solusi permasalahan dan memberikan
respon dengan alasan guru menguasai teknologi
informasi
untuk
menemukan
bahan-bahan
pemecahan masalah dan harapan akan mampu
melaksanakan PTK.
3. Topik yang diangkat berhubungan dengan metode
pembelajaran yaitu metode T. Penerapan metode T
dalam
pembelajaran
matematika
diyakini
guru
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik pada
operasi hitung campuran bilangan bulat.
4. Menentukan
untuk
permasalahan
segera
diambil
yang
paling
penting
yaitu
tentang
tindakan,
prestasi belajar peserta didik kelas 4 di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada operasi
hitung
campuran
ditingkatkan.
bilangan
bulat
yang
perlu
71
5. Berdasarkan topik dan permasalahan yang diangkat
dirumuskan
judul
PTK
proposal
“Peningkatan
Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas 4 di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi
Hitung Campuran Bilangan Bulat Menggunakan
Metode
T.”
memenuhi
Judul
proposal
kriteria
PTK
tersebut
telah
judul
yang
penyusunan
disampaikan oleh Mulyasa (2010:60).
6. Dilakukan refleksi dan evaluasi hasil pendampingan
untuk mengetahui pemahaman guru terhadap materi
tindakan
melalui
keberhasilan.
pencapaian
Diperoleh
indikator-indikator
informasi
bahwa
guru
memahami tentang konsep, prosedur, dan manfaat
PTK. Oleh karena itu guru mampu menentukan topik
dan menyusun judul proposal PTK.
7. Peneliti
melakukan
kegiatan
pendampingan
selanjutnya yaitu praktik penyusunan proposal PTK
melalui kegiatan diskusi. Dalam diskusi, disepakati
penyusunan proposal PTK merujuk pada Mulyasa
(2010) dengan memenuhi sistematika penyusunan
proposal meliputi bab I, bab II, dan bab III. Bab I
merupakan
pendahuluan
berisi
latar
belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian. Pada Bab II adalah landasan
teori berisi tentang teori-teori yang dijadikan sebagai
landasan
dan
pendukung
tinjauan
tentang
pendapat
matematika,
guru
tinjauan
yaitu
tentang
metode T, tinjauan tentang hasil belajar peserta
didik, tinjauan tentang operasi hitung campuran
bilangan bulat, dan kerangka berpikir. Bab III
merupakan
metodologi
penelitian
berisi
tentang
72
waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel,
prosedur penelitian, indikator keberhasilan, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
8. Guru dalam kelompok kolaborasi melakukan refleksi
terhadap proposal PTK yang telah disusun bersama.
Hasil refleksi guru menginginkan adanya tindakan
nyata di kelas dan disusun laporan penelitian agar
dapat memberikan pengaruh bagi prestasi belajar
peserta didik dalam pembelajaran dan kinerja guru
(profesionalitas
ditindaklanjuti
dan
PKG).
bersama
Hasil
dalam
refleksi
kegiatan
pendampingan di luar kegiatan tindakan penelitian.
Berdasarkan
hasil
wawancara
di
lapangan,
salah seorang guru yang bernama D. Wara Widiyanti
(pada hari Sabtu tanggal 18 April 2015) mengatakan
bahwa pendampingan praktik penyusunan proposal
dan desain tindakan Penelitian Tindakan Kelas yang
diberikan (menggunakan teknik andragogi) dirasa lebih
sederhana, mudah dipahami, dan memberikan motivasi
untuk melaksanakan PTK.
Berdasarkan analisis data hasil observasi dan
wawancara terdapat salah seorang guru yang belum
pernah
melaksanakan
Penelitian
Tindakan
Kelas,
bersedia melaksanakan tindakan penelitian. Rekan
sejawat peneliti yang sudah pernah melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas memberi dukungan berupa
masukan-masukan
pada
perencanaan
tindakan,
bersedia menjadi observer pada tindakan siklus 1 dan
siklus 2, dan pada kegiatan penyusunan pelaporan
hasil tindakan.
73
4.2.3 Hasil
Pendampingan
Praktik
Penyusunan
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Pembahasan
praktik
penyusunan
mengenai
hasil
proposal
PTK
pendampingan
merujuk
pada
pendapat Mulyasa (2010). Berkaitan dengan proposal
PTK,
judul
sebuah
yang
ditetapkan
aktivitas,
telah
mudah
mencerminkan
dipahami,
dan
menggambarkan isi penelitian tersebut. Judul juga
memuat keterangan tentang lokasi, waktu, serta kelas
yang dijadikan penelitian dan mata pelajaran apa yang
dijadikan PTK. Judul tersebut adalah “Peningkatan
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas 4 di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi
Hitung
Campuran
Bilangan
Bulat
Menggunakan
Metode T.” Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah
memahami cara merumuskan judul sesuai dengan
bidang kajian yaitu mata pelajaran matematika pada
operasi hitung campuran bilangan bulat.
Pada bagian pendahuluan telah dirumuskan
latar belakang masalah, yang menguraikan tentang
keresahan, kepenasaran, dan hal-hal yang mendorong
penelitian
tersebut
melatarbelakangi
dilakukan.
ketertarikan
Masalah
peneliti
yang
melakukan
tindakan yaitu kurangnya pemahaman pada konsep
matematika operasi hitung campuran bilangan bulat
oleh peserta didik kelas 4 SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang sehingga prestasi belajarnya
rendah.
Secara ideal peneliti juga menyampaikan
pendapat Erik Temple Bell bahwa matematika adalah
ratu dan abdi ilmu pengetahuan, karena matematika
mampu menjadi bahasa kedua bagi manusia sekaligus
74
sebagai bahasa ilmu pengetahuan, dimana tanpa
matematika ilmu pengetahuan menjadi bisu, diam,
statis, dan bila ilmu pengetahuan telah diam, maka
peradaban
manusia
tidak
pernah
akan
ada
dan
manusia tidak akan jauh berbeda dengan makhluk
lainnya. Matematika harus dipelajari dari dasarnya,
dan waktu paling ideal untuk mengajaran matematika
dasar adalah di jenjang Sekolah Dasar (SD). Oleh
karena itu, penguasaan terhadap matematika mutlak
diperlukan
dan
konsep-konsep
matematika
harus
dipahami dengan benar sejak dini.
Guru juga telah merumuskan permasalahan
yang merupakan titik tolak hipotesis, yang akan
dikemas menjadi judul penelitian, sehingga harus jelas,
padat, dan tidak bertele-tele, serta berisi implikasi yang
menunjukkan
masalah
adanya
(Mulyasa,
data
untuk
2010:62).
memecahkan
Rumusan
masalah
tersebut berupa kalimat pertanyaan lengkap dengan
alternatif tindakan yaitu Apakah Penerapan Metode T
Pada Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat
Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik
Kelas IV di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
Magelang?
Data
dan
alternatif
tindakan
yang
digunakan untuk memecahkan masalah peningkatan
prestasi belajar peserta didik kelas IV di SD Negeri
Rejowinangun
Utara
1
Kota
Magelang
pada
pembelajaran operasi hitung bilangan bulat adalah
metode T.
Adapun tujuan penelitian telah dirumuskan
berdasarkan topik atau masalah penelitian yang akan
dipecahkan,
sebagai
jawaban
terhadap
masalah
75
penelitian.
Tujuan
penelitian
adalah
Mengetahui
Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas IV di
SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada
Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Penerapan
Metode T. Keinginan peneliti atas hasil tindakan, belum
diketengahkan
indikator-indikator
yang
hendak
ditemukan, terutama yang berkaitan dengan variabel
penelitian.
Pada kegunaan atau manfaat penelitian, guru
telah merumuskan hal-hal positif yang akan diperoleh
melalui pencapaian tujuan PTK. Manfaat penelitian
ditujukan untuk membantu peserta didik memahami
konsep operasi hitung bilangan bulat sehingga dapat
mengalami peningkatan prestasi belajar melalui metode
T yang digunakan guru dalam pembelajaran. Bagi guru
bermanfaat sebagai masukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas melalui berbagai metode
atau model-model pembelajaran. Dan bagi sekolah
dapat digunakan sebagai masukan untuk mengambil
kebijakan
dalam
rangka
meningkatkan
kualitas
pembelajaran di kelas.
Berkaitan dengan kajian teori, merujuk pada
pendapat Mulyasa (2010) teori-teori yang relevan dapat
digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian,
sebagai dasar mengembangkan pedoman penelitian.
Kajian teori memegang peranan sangat penting dalam
membangun kerangka pikir atau konsep yang akan
digunakan
dalam
penelitian.
Kajian
teori
sangat
berguna untuk menjawab permasalahan secara teoritis,
menemukan akar masalah, mengoperasikan penelitian,
merumuskan jawaban sementara terhadap masalah,
76
dan menemukan metode yang paling tepat untuk
menjawab
dengan
dan
hal
memecahkan
tersebut,
guru
masalah.
telah
Berkenaan
memperhatikan
kesesuaian antar sumber dengan topik penelitian.
Sumber yang dikaji mendukung pemecahan masalah
dan mengandung isi serta menunjang teori yang
ditelaah
dan
dikembangkan.
Guru
juga
telah
memperhatikan tentang unsur kekinian (up to date),
yaitu sumber yang dikaji menunjukkan hal yang
aktual, terbaru, dan mutakhir, tidak terbatas pada
buku teks, tetapi peneliti juga menggali dari internet.
Terhadap sumber atau hasil penelitian yang dapat
memberi
arahan
dalam
mengidentifikasi
masalah
penelitian dan operasionalnya, guru belum melakukan
penelusuran terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu
yang
relevan
untuk
dijadikan
rujukan.
Alasan
dikemukakan bahwa pendampingan pelaksanaan PTK
yang pernah diterima dahulu tidak ada kajian teori dari
penelitian terdahulu.
Proposal penelitian tindakan kelas yang disusun
guru berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Peserta
Didik di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
Magelang
pada
Pembelajaran
Operasi
Hitung
Campuran Bilangan Bulat Menggunakan Metode T”,
topik-topik yang dijadikan sebagai kajian teorinya
antara lain: tinjauan tentang matematika, tinjauan
tentang metode T, hasil belajar peserta didik, dan
materi operasi hitung bilangan bulat.
Berkaitan
dengan
rencana
dan
prosedur
penelitian, guru telah menentukan setting penelitian
yaitu di kelas IV SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
77
Magelang, dilaksanakan pada minggu pertama bulan
Mei 2015, subyek penelitian adalah peserta didik kelas
IV SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang.
Setting ini dipilih karena dengan alasan bahwa kelas IV
adalah dasar peletakan konsep matematika tentang
materi operasi hitung campuran bilangan bulat yang
akan menentukan keberhasilan di kelas selanjutnya
yaitu kelas V dan kelas VI saat ujian dilakukan.
Guru juga telah mendesain tindakan penelitian
dengan alur siklus 1 dan siklus 2, melalui tahapan
perencanaan
tindakan,
pelaksanaan
tindakan,
observasi, refleksi, dan evaluasi. Desain tindakan siklus
1
dan
siklus
2
direncanakan
pelaksanaanya
menggunakan model lesson study berbasis sekolah.
Berkenaan dengan jadwal dan biaya penelitian tidak
dirumuskan, tetapi melibatkan personalia penelitian
yaitu guru kelas II, V, dan guru kelas VI bertindak
sebagai observer dan pemberi masukan-masukan pada
tindakan siklus 1 dan siklus 2.
Berdasarkan
pembahasan
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa pendampingan praktik penyusunan
proposal dan desain tindakan Penelitian Tindakan
Kelas
bermanfaat
bagi
guru
untuk
dapat
merencanakan tindakan penelitian meskipun terdapat
guru yang tidak berminat untuk terlibat karena merasa
sudah berusia tua, tidak butuh pengembangan diri,
angka kredit, kenaikan tingkat, dan tinggal menunggu
masa pensiun tiba.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan sekolah
melalui tahapan dua siklus dapat ditemukan solusi
terhadap permasalahan yaitu melalui pendampingan
78
model siklus dengan teknik andragogi. Hasil tindakan
berupa dokumen proposal PTK. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan
bahwa
praktik
PTK
penting
untuk
dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kinerjanya.
Peningkatan
kinerja
tersebut
dibuktikan
dengan
terpenuhinya indikator kinerja sebagai berikut: guru
lebih profesional, penghargaan berupa angka kredit,
dan adanya perubahan prestasi belajar peserta didik.
Berkaitan dengan hal guru lebih profesional,
sesuai dengan penelitian Amat Jaedun (2011, 7 Nov
2014) menyatakan bahwa penulisan karya ilmiah
merupakan kegiatan yang sangat penting bagi seorang
guru profesional. Cara yang paling mudah untuk
menulis artikel ilmiah adalah menulis dari hasil
penelitian.
Guru
meningkatkan
profesional
kualitas
juga
harus
pembelajarannya.
selalu
Penelitian
Sutrisna Wibawa (2012, 7 Nov 2014) menyatakan
bahwa
peningkatan
kualitas
pembelajaran
dilaksanakan secara sistematis dan terkendali. Salah
satu cara yanag sistematis dan terkendali itu adalah
dengan memanfaatkan penelitian pendidikan, yang
memfokuskan pada masalah praktik dengan teknik
kolaborasi
yang
kemudian
dikenal
dengan
action
research atau PTK. Hal ini didukung oleh penelitian
Miguel Baptista Nunes dan Maggie McPherson yang
menyatakan
bahwa
“subjek”
harus
berpartisipasi
secara langsung dalam proses penelitian dan bahwa
proses tersebut harus diterapkan dengan cara yang
menguntungkan semua peserta. Diperkuat lagi dengan
penelitian Richard Donato (2003) bahwa sebuah proyek
penelitian
tindakan
berusaha
untuk
menciptakan
79
pengetahuan,
mengusulkan
dan
melaksanakan
perubahan, dan meningkatkan praktik dan kinerja.
Berkaitan dengan penghargaan angka kredit,
penelitian Suharsimi (2007, 7 Nov 2014) menyatakan
bahwa laporan penelitian yang baik dan benar akan
dapat
penghargaan
selanjutnya
dapat
berupa
digunakan
angka
untuk
kredit
yang
melengkapi
persyaratan kenaikan golongan kepangkatan guru.