BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Menyusun Proposal PTK Melalui Pendampingan di Kalangan Guru SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Sekolah
SD Negeri Rejowinangun Utara 1 beralamat di
Jalan Telaga Sarangan No. 91 Kecamatan Magelang
Tengah Kota Magelang. Wilayah ini merupakan bagian
timur Kota Magelang yang berbatasan dengan wilayah
Kabupaten Magelang. SD Negeri Rejowinangun Utara 1
berdiri pada tahun 1985, memiliki lahan seluas 1.200
m² dengan luas bangunan lebih kurang 542 m². Nomor
Statistik Sekolah 101036003029, Nomor Pokok Sekolah
Nasional (NPSN) 20327573, dan terakreditasi B.
Visi SD Negeri Rejowinangun Utara 1 “Unggul
dalam

Perolehan

Nilai

Untuk


Berperilaku”.

Akademik,

Santun

mencapai

visi

dalam
tersebut

dirumuskan misi sebagai berikut: Meningkatkan proses
belajar mengajar yang inovatif, Meningkatkan kegiatan
belajar

mengajar


dengan

pendekatan

PAIKEM,

Meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (SDM),
Mengembangkan potensi anak sesuai dengan bakat dan
kemampuannya,

Menumbuhkembangkan

disiplin,

penghayatan agama dan budi pekerti, Menciptakan
hubungan yang harmonis dengan masyarakat, instansi
terkait yang peduli terhadap pendidikan, Membuat
lingkungan

sekolah


yang

indah,

aman,

nyaman

sehingga terwujud iklim sekolah yang kondusif dan
menyenangkan.

45

46

Tujuan yang ditetapkan adalah Menghasilkan
Lulusan yang Berkualitas Baik di Bidang Akademik
Maupun Bidang Sosial, serta Berkarakter Kebangsaan
yang Kuat.

Berdasarkan identifikasi dokumen sekolah, pada
Tahun Pelajaran 2014/2015 memiliki jumlah peserta
didik 177 anak terdiri dari 94 laki-laki dan 83
perempuan, yang terbagi menjadi 6 rombongan belajar.
Adapun rincian rombongan belajarnya adalah kelas I
berjumlah 32 anak, kelas II berjumlah 34 anak, kelas
III berjumlah 29 anak, kelas IV berjumlah 30 anak,
kelas V berjumlah 26 anak, dan kelas VI berjumlah 28
anak
Prestasi akademik yang diraih dari rata-rata hasil
Ujian Nasional Tahun pelajaran 2013/2014 pada tiga
mata pelajaran Bahasa Indonesia 7,71, Matematika
5,30 dan Ilmu Pengetahuan Alam 5,70 dengan jumlah
kelulusan 100%, serta melanjutkan ke jenjang sekolah
berikutnya (SMP). Prestasi di bidang non akademik
yang pernah diraih pada tahun 2013 adalah Juara II
lomba

catur


tingkat

Kota

Magelang

yang

diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, Juara I bulu
tangkis

dan

Juara

Harapan

I

menyanyi


tingkat

Kecamatan Magelang Tengah.
Berdasarkan identifikasi dokumen sekolah dapat
diketahui

bahwa

jumlah

pendidik

dan

tenaga

kependidikan di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
Magelang berjumlah 14 orang terdiri dari 4 orang lakilaki dan 10 orang perempuan. Adapun guru berstatus
PNS ada 9 orang, telah berijazah S1 ada 7 orang,


47

berijazah D2 ada 2 orang, dan telah bersertifikat
pendidik ada 5 orang.
Seorang guru yang bernama Budi Supriyati, S.Pd.
menjadi Juara I Lomba Guru Berprestasi di Tingkat
Gugus

Sultan

Magelang

Agung

Tengah

dan

menjadi


mewakili

Juara II

Kecamatan

Lomba

Guru

Berprestasi Tingkat Kota Magelang pada tahun 2014.
Data sarana dan prasarana sekolah berupa ruang
kelas berjumlah 6, ruang guru, ruang kepala sekolah,
ruang tata usaha dengan kondisi baik, dan ruang
perpustakaan dilengkapi dengan koleksi buku dan
berbagai fasilitas penunjang. Tersedia juga ruang
penunjang yaitu gudang, dapur sekolah, kamar mandi
dan WC (guru dan siswa). Berbagai perabot melengkapi
ruangan yang ada di SD Negeri Rejowinangun Utara 1

Kota Magelang.
4.1.2 Masalah-Masalah dalam Penelitian Tindakan
Kelas
Pelaksanaan penelitian dimulai tanggal 18 April
2015 sampai dengan tanggal 15 Mei 2015, melalui
kegiatan tindakan siklus 1 dan tindakan siklus 2. Pada
tahap

awal,

ditemukan/diperoleh

beberapa

permasalahan pada obyek penelitian. Permasalahanpermasalahan

tersebut

diperoleh


dari

hasil

pengumpulan data melalui observasi dan wawancara
yang ditujukan kepada subyek penelitian yaitu guru
kelas IV.
Observasi dilakukan terhadap dokumen Sasaran
Kinerja Pegawai (guru) pada aspek tugas jabatan tahun
2014. Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat
dijelaskan

bahwa

ketercapaian

pelaksanaan

tugas


48

jabatan guru yaitu pada proses pembelajaran dan
pendukung tugas. Adapun kegiatan pengembangan
diri, publikasi ilmiah, karya inovatif, dan perolehan
penghargaan/tanda

jasa

belum

tercapai.

Secara

khusus guru belum melakukan publikasi ilmiah karena
tidak memahami bagaimana melakukannya.
Untuk memastikan bahwa data yang diperoleh
melalui observasi benar-benar kredibel maka dilakukan
triangulasi

data

hasil

observasi

dengan

hasil

wawancara, data hasil wawancara dengan sumber lain
berupa dokumen produk/administrasi guru untuk
memperoleh informasi yang berhubungan dengan tugas
pokok dan fungsi guru. Hasil wawancara menunjukkan
bahwa guru belum sepenuhnya melaksanakan tugas
pokok

dan

fungsinya.

Hal

tersebut

terbukti

dari

jawaban guru terhadap 25 butir pertanyaan yang
diajukan

yang

dicocokkan

dengan

dokumen

administrasi, mengatakan sebagai berikut:
1. Memiliki dokumen SK pembagian tugas mengajar
dari kepala sekolah tahun pelajaran terakhir, setiap
semester ada tetapi sebagai dokumen sekolah.
2. Memiliki jadwal mengajar minimal 24 jam per
minggu, membuat

program tahunan, program

semester, dan memiliki RPP yang disusun sendiri.
Sedangkan silabus tidak dibuat sendiri tetapi hasil
download

dan

direvisi

sesuai

dengan

kondisi

sekolah.
3. Melakukan

pembelajaran

sesuai

jadwal

menggunakan buku teks dan buku referensi.

dan

49

4. Memiliki instrumen, kunci, rubrik, dan kriteria
ulangan

tengah

semester

dan

ulangan

akhir

semester, serta mengoreksi hasil ulangan.
5. Kadang-kadang membuat instrumen, kunci, rubrik,
dan kriteria penilaian ulangan harian, program dan
instrumen

serta

mendokumenkan

kegiatan

terstruktur dan tugas mandiri tak terstruktur,
menyusun dan melaksanakan program pengayaan,
da melakukan pengembangan bahan ajar.
6. Memiliki buku daftar nilai berisi nilai ulangan
harian, remidi, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan nilai tugas. Melakukan analisis
hasil evaluasi ulangan harian, menyusun dan
melaksanakan program remedial.
7. Mendapatkan tugas tambahan dan memiliki data
administrasi tugas selain mengajar.
8. Memiliki

agenda

mengajar

dan

Permendiknas

nomor 22, 23 Tahun 2006 serta Permendiknas
nomor 20 Tahun 2007 dalam bentuk softcopy.
9. Tidak

memiliki

pengembangan

buku-buku
RPP,

panduan

panduan

(panduan

pengembangan

silabus, panduan pengembangan bahan ajar).
10. Tidak memiliki karya ilmiah popular dan hasil PTK.
Setelah data hasil observasi dan data hasil
wawancara dibandingkan melalui triangulasi teknik,
kemudian data hasil wawancara dicocokkan pula
dengan dokumen administrasi guru. Secara fisik guru
belum pernah melakukan kegiatan penelitian dan tidak
memiliki dokumen PTK.
Dari hasil triangulasi data dapat disimpulkan
bahwa terdapat kesamaan data yaitu guru belum

50

melakukan

publikasi

ilmiah

dari

hasil

penelitian.

Sehingga data yang diperoleh benar-benar kredibel dan
dapat digunakan untuk memperkuat fokus penelitian
dan menentukan alternatif pemecahan masalah.
Hasil

penelitian

juga

menunjukkan

bahwa

pengumpulan data melalui wawancara lebih mendalam,
secara lebih khusus dalam hal Penelitian Tindakan
Kelas, guru kesulitan menentukan topik yang akan
dijadikan judul, kesulitan menyusun latar belakang,
kesulitan menemukan referensi atau landasan teori,
kesulitan dan tidak menguasai model, strategi, dan
metode pembelajaran, dan kesulitan dalam menyusun
laporan.
Dari permasalahan-permasalahan yang telah
diuraikan

di

terhadap

atas

kemudian

permasalahan

dilakukan

yang

prioritas

perlu

segera

mendapatkan alternatif-alternatif pemecahan masalah
atau tindakan. Prioritas permasalahan yaitu guru yang
belum

melakukan

dikarenakan
penelitian.

guru
Beberapa

Penelitian
tidak
ahli

Tindakan

memahami

Kelas

prosedur

mendefinisikan

prosedur

penelitian adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan
untuk menyelesaikan penelitian dengan urutan waktu
dan

memiliki

pola

kerja

yang

tetap

yang

telah

ditentukan.
4.1.3 Alternatif

Pemecahan

Masalah

dalam

Penelitian Tindakan Kelas
Permasalahan yang menjadi prioritas yaitu guru
di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang yang
belum

melakukan

dikarenakan

guru

Penelitian
tidak

Tindakan

memahami

Kelas

prosedur

51

penelitian. Terhadap permasalahan tersebut dilakukan
identifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalahnya.
Identifikasi alternatif pemecahan masalah dilakukan
bersama pengawas dengan didasarkan pada kebutuhan
guru dalam peningkatan kinerja dan dimaksudkan agar
tidak menghambat kegiatan pada tahap selanjutnya.
Berdasarkan
pemecahan

identifikasi

permasalahan

alternatif-alternatif

tersebut

kemudian

ditentukan rencana tindakannya. Setelah alternatif
pemecahan

masalah

ditentukan,

maka

peneliti

mengusulkan kepada Kepala SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang untuk menyusun rencana
tindakan

dan

melakukan

tindakan

yaitu

melalui

kegiatan pendampingan praktik penyusunan proposal
Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model
siklus dan teknik andragogi. Setelah mendapatkan
persetujuan dari kepala sekolah, peneliti ditunjuk oleh
kepala

sekolah

bertindak

sebagai

fasilitator/pendamping dalam kegiatan tersebut.
4.1.4 Pemecahan Masalah pada Siklus 1
-

Refleksi Awal
(Permasalahan
PTK:
topik dan judul)
Diskusi
bersama
(pengawas dan KS)

Respon
Pertanyaan, usulan,
praktik penyusunan
judul proposal PTK.

Tindakan Siklus 1
- Perencanaan,
pelaksanaan,
,
observasi, refleksi,
evaluasi, indikator
keberhasilan.
- Pengambilan data

Hasil Pendampingan
Judul Efektif

52

Peneliti mengawali penelitian dengan melakukan
refleksi

awal

terhadap

permasalahan-permasalahan

yang berkaitan dengan PTK di SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang. Hasil refleksi awal tersebut
dilaporkan kepada pengawas dan Kepala SD Negeri
Rejowinangun

Utara

didiskusikan
tindakan

dan

siklus

1

1

Kota

dijadikan
melalui

Magelang

untuk

dasar

pelaksanaan

tahapan

perencanaan,

tindakan, observasi, refleksi, dan penentuan indikator
keberhasilan. Selain melaksanakan tindakan siklus 1
peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui
observasi dan wawancara terhadap guru pada awal
tindakan siklus 1 setelah refleksi awal dilakukan.
Guru memberikan respon terhadap tindakan
siklus 1 dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang konsep, prosedur, dan manfaat PTK. Guru juga
menyampaikan
melaksanakan

kesulitan-kesulitan
PTK

yang

berhubungan

untuk
dengan

penentuan topik dan penyusunan judul penelitian.
Terhadap pertanyaan dan kesulitan guru diberikan
jawaban

dan

pendampingan

kegiatan

praktik

penentuan topik dan penyusunan judul PTK dengan
mengacu pada pendapat Mulyasa (2010:93-102).
Praktik penentuan topik dan penyusunan judul
dilakukan melalui dikusi dalam kelompok dengan tanya
jawab. Subyek penelitian menyusun judul penelitian
berdasarkan

permasalahan

yang

ditemukan

dari

masukan rekan-rekan sejawat yaitu tentang operasi
hitung campuran bilangan bulat. Dimana terdapat
anggapan jika di kelas 4 peserta didik sudah menguasai
konsep operasi hitung campran bilangan bulat dengan

53

baik maka di kelas 6 menjadi lebih mudah dalam
mengerjakan soal ujian.
Pada awal penyusunan, judul yang disusun
belum memenuhi syarat judul penelitian (Mulyasa,
2010:60). Judul yang disusun adalah “Peningkatan
Prestasi Belajar Operasi Hitung Campuran Bilangan
Bulat”. Judul tersebut tidak lebih dari dua puluh kata,
telah

mencerminkan

sebuah

aktivitas,

mudah

dipahami, mata pelajaran yang dijadikan PTK, dan
telah menggambarkan isi penelitian. Namun judul
tersebut belum memuat keterangan tentang lokasi,
waktu, serta kelas yang dijadikan penelitian.
Berdasarkan hal tersebut, agar judul memuat
tentang lokasi, waktu, serta kelas yang dijadikan
penelitian maka dilakukan refleksi dengan pemberian
fasilitasi

tentang

cara

menetapkan

sebuah

judul

penelitian berdasarkan pada topik yang bisa diangkat
menjadi

judul

disajikan,

guru

penelitian.

Dari

berdiskusi

topik-topik

dan

yang

berkolaborasi

memperbaiki judul yang telah disusun oleh subyek
penelitian (guru kelas 4) menjadi “Peningkatan Prestasi
Belajar

Peserta

Didik

Kelas

4

di

SD

Negeri

Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi
Hitung Campuran Bilangan Bulat Melalui Penerapan
Metode T.
Selain

mengajukan

pertanyaan

dan

menyampaikan kesulitan, guru mengajukan usulan
agar dilakukan pendampingan lebih lanjut untuk
praktik penyusunan proposal PTK secara langsung
tidak hanya berupa teori-teori saja pada pertemuan
selanjutnya. Hal tersebut disampaikan kepada peneliti

54

selaku fasilitator karena guru merasakan manfaat dari
pendampingan, kemudahan menyerap materi dengan
teknik yang lebih sederhana, dan termotivasi untuk
melakukan

PTK

agar

dapat

memenuhi

penilaian

pelaksanaaan

tindakan

kinerja.
Bersamaan
dilakukan

dengan

observasi

oleh

kepala

SD

Negeri

Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang tentang keaktifan
guru dalam mengikuti pendampingan. Pada akhir
kegiatan

diberikan

evaluasi

untuk

mengukur

pemahaman guru terhadap materi pendampingan yang
telah diberikan. Dengan demikian diperoleh gambaran
kemampuan guru pada tindakan siklus 1 dan sebagai
bahan pertimbangan dalam melaksanakan tindakan
siklus 2 yaitu penyusunan proposal PTK.
4.1.5 Pemecahan Masalah pada Siklus 2

-

Refleksi Awal
Permasalahan PTK (latar
belakang dan referensi)

Respon
Penyusunan proposal

PTK

-

Tindakan Siklus 1
- Perencanaan,
pelaksanaan,
observasi,
refleksi,
dan
indikator
keberhasilan
- Penyusunan
proposal PTK

Hasil Pendampingan
Proposal PTK (Bab I, Bab II, dan Bab III

Seperti halnya pada tindakan siklus 1 yang
didasarkan pada refleksi awal, pelaksanaan tindakan
siklus 2 dilakukan berdasarkan pada hasil refleksi
tindakan siklus 1. Hasil refleksi tersebut didiskusikan
bersama dengan pengawas, kepala sekolah, dan guru.

55

Hasil diskusi dijadikan dasar untuk melaksanakan
tindakan

siklus

2

melalui

tahapan

perencanaan,

tindakan, observasi, refleksi, dan penentuan indikator
keberhasilan.
Permasalahan-permasalahan
pada

tindakan

siklus

2

yang

adalah

ditemukan

guru

kesulitan

merumuskan latar belakang masalah dan menemukan
referensi. Terhadap kesulitan guru tersebut diberikan
pendampingan berupa praktik penyusunan proposal
PTK

menggunakan

teknik

andragogi

dalam

merumuskan masalah dan menemukan referensi yang
sesuai dengan topik dan judul proposal penelitian.
Materi pendampingan yang diberikan adalah materi
yang berhubungan dengan Bab I tentang pendahuluan,
Bab II tentang Landasan teori, dan Bab III tentang
Prosedur

Penelitian

yang

merujuk

pada

Mulyasa

(2010:61-74).
Terhadap tindakan siklus 2 guru memberikan
respon

dengan

mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

dan diskusi mengenai masalah-masalah yang dapat
diangkat dalam penyusunan proposal PTK. Guru juga
mengusulkan pada fasilitator agar diajarkan bagaimana
cara mencari dan menemukan referensi yang sesuai
dengan permasalahan melalui buku-buku dan internet.
Pada

pelaksanaan

praktik

penyusunan

proposal, subyek penelitian bersama rekan sejawat
secara kolaborasi menyusun proposal PTK. Pada Bab I
yang berisi pendahuluan telah disusun latar belakang
masalah

yaitu

kurangnya

penguasaan

konsep

matematika pada operasi hitung campuran bilangan
bulat oleh peserta didik kelas 4 yang mengakibatkan

56

prestasi belajar yang rendah. Kemudian dilakukan
identifikasi masalah dan penentuan rumusan masalah
untuk

mengetahui

bagaimana

cara

memecahkan

masalah yang ada, telah dirumuskan tujuan dan
manfaat

dari

penelitian,

tetapi

tidak

ditentukan

hipotesis tindakannya. Pada Bab II yang berisi tentang
landasan

teori,

sudah

dipilih

teori-teori

yang

berhubungan dengan masalah akan tetapi belum
dicantumkan

penelitian

terdahulu.

Terhadap

permasalah tersebut guru difasilitasi untuk melakukan
penelusuran melalui browsing internet dan diberikan
pinjaman buku-buku tentang cara menentukan teori
yang dapat digunakan sebagai alat menyelesaikan
masalah.

Pada

akhir

Bab

II

subyek

penelitian

menyusun kerangka pikir sebagai gambaran pola
kerjanya dan hasil yang diharapkan. Berkaitan dengan
Bab III yang berisi metodologi penelitian, subyek
penelitian
waktu

bersama

dan

rekan

tempat

sejawatnya

penelitian

menentukan

di

SD

Negeri

Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang, populasi dan
sampel adalah kelas 4. Prosedur penelitian yang
digunakan mengikuti model Kurt Lewin dan indikator
keberhasilan yang ditetapkan adalah nilai rata-rata
siswa 70, 80% peserta didik mendapat nilai 70 dan
aktif

dalam

mengikuti

pembelajaran.

Teknik

pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes,
dan

dokumentasi

proses

pembelajaran.

Subyek

penelitian juga mencantumkan teknik analisis data
yang menggambarkan tentang data hasil pengumpulan
data yang diolah menggunakan asumsi data kuantitatif
menjadi

bersifat

kualitatif.

Selain

itu

dilakukan

57

pembandingan terhadap hasil belajar peserta didik
pada tindakan siklus 1 dan tindakan siklus 2.
Perbaikan terhadap hasil penyusunan proposal
yang terdiri dari pendahuluan, landasan teori, dan
metodologi penelitian dengan dilakukan diskusi dan
tanya jawab melalui review bersama. Pembahasanpembahasan
janggal

terhadap

dengan

bagian-bagian

membandingkan

yang

teori

masih
Mulyasa

(2010:61-74). Guru melakukan revisi atau perbaikan
proposal

PTK

agar

mendapat

persetujuan

untuk

melaksanakan tindakan dan melaporkan hasilnya.
Guru berharap dapat melaksanakan tindakan untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik
dan melaporkan hasil PTK sebagai bahan pada proses
penilaian kinerja guru (PKG).

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Perencanaan
Penyusunan

Pendampingan
Proposal

Penelitian

Praktik
Tindakan

Kelas
Perencanaan dipakai sebagai alat pengawasan
dan pengendalian kegiatan. Perencanaan yang telah
disusun

dengan

baik

akan

memudahkan

para

pelaksana untuk mengetahui apakah tindakan mereka
menyimpang atau sesuai dengan rencana. Dengan
adanya perencanaan yang cermat dapat ditetapkan
kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan dilakukan
secara tertib dan teratur sesuai dengan tahap-tahap
yang semestinya. Perencanaan pendampingan praktik

58

penyusunan

proposal

penelitian

tindakan

kelas

disusun dalam tindakan siklus-siklus.
Praktik penyusunan proposal PTK dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan pada tindakan siklus 1 dan
tindakan siklus 2. Perencanaan pada tindakan siklus 1
digambarkan sebagai berikut:
1. Menentukan sasaran penelitian.
Sasaran

penelitian

adalah

SD

Negeri

Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang dengan alasan
letak sekolah tersebut berdekatan dengan tempat
tugas peneliti sehingga tidak mengganggu kegiatan
kedinasan baik peneliti maupun sasaran.
2. Meminta ijin kepada kepala SD Negeri Rejowinangun
Utara

1

Kota

Magelang

untuk

melakukan

pendampingan.
Ijin sangat penting dalam penelitian sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas data dan hasil
penelitian.

Data

dan

dikonfirmasikan

dengan

hasil

penelitian

kepala

selalu

SD

Negeri

dan

jadwal

Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang.
3. Menyusun

rencana

pendampingan

kegiatan.
Rencana pendampingan dan jadwal kegiatan
digunakan sebagai panduan oleh subyek penelitian
dalam melaksanakan kegiatan praktik penyusunan
proposal

melalui

tahapan-tahapan

yang

telah

ditetapkan dengan tertib.
4. Menyusun program pendampingan
Suatu kegiatan atau tindakan manajemen
harus

terdapat

pedoman

suatu

pada

program

yang

pelaksanaannya.

dijadikan
Program

59

pendampingan praktik penyusunan proposal PTK
dalam penelitian ini, disusun berdasarkan pada
fungsi dan tujuan pendampingan itu sendiri. Selain
itu juga memperhatikan prinsip-prinsip dan strategi
dalam pelaksanaan pendampingan.
Fungsi

pendampingan

memfasilitasi,

memotivasi,

adalah

dan

untuk

mengawal

agar

kegiatan pendampingan sesuai dengan maksud dan
tujuan yang dikehendaki yaitu praktik penyusunan
proposal PTK oleh guru di SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang. Melalui pendampingan
praktik

penyusunan

memotivasi

guru

proposal

untuk

PTK

mampu

menyusun

proposal,

melakukan tindakan, dan melaporkan hasil PTK.
Tujuan

pendampingan

adalah

perubahan

yang mengarah kepada situasi dan kondisi yang
lebih

baik,

diantaranya

kapasitas,

yaitu:

menciptakan

meningkatkan

rasa

keadilan,

kesejahteraan, dan tercapainya hak-hak penerima
pendampingan, yaitu guru dapat menyusun proposal
PTK. Kapasitas guru sebagai agen pembelajaran
menjadi lebih baik jika guru melakukan penelitian
terhadap kegiatan pembelajarannya. Memberikan
rasa keadilan bagi guru karena bagi guru yang
melakukan

kegiatan

penelitian

memperoleh

penetapan angka kredit. Kesejahteraan dan hak-hak
guru berupa penghargaan kenaikan pangkat dan
penghasilan sesuai peraturan yang berlaku.
Program

pendampingan

yang

disusun

memperhatikan prinsip-prinsip pendampingan, yaitu
untuk meningkatkan kemampuan profesional guru

60

di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang
dalam

praktik

tindakan

penyusunan

kelas.

menumbuhkan

proposal

Pemilihan

sikap

penelitian

fasilitator

percaya

bahwa

mampu
informasi,

saran, dan contoh yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan guru. Informasi, saran, dan contoh yang
disampaikan dalam proses pendampingan digunakan
sebagai

penguatan

pengetahuan
praktik

yang

dan

akan

keterampilan

penyusunan

proposal

memantapkan
dalam

PTK,

kegiatan

dan

terjadi

hubungan profesional secara berkelanjutan melalui
email.
Berkaitan

dengan

strategi

dalam

pendampingan praktik penyusunan proposal PTK,
pendamping membangun hubungan kemanusiaan
dengan

membaur

dalam

kegiatan

guru

untuk

memperoleh informasi tentang kebutuhan guru di SD
Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang. Guru
diberikan kesempatan mengambil keputusan sendiri
untuk menentukan topik dan judul penelitian sesuai
dengan

tugas

pembelajaran

agar

diperoleh

pengalaman melalui pemikiran dan tindakannya.
Pendamping juga memfasilitasi guru dalam proses
pendampingan

dan

peran-peran

guru

dengan

keterampilan teknis melakukannya. Fasilitasi yang
diberikan

berupa

pendukung

yang

pendampingan.
menganalisis

materi,

media,

dibutuhkan
Selanjutnya

keadaan,

dan

dalam

alat-alat
kegiatan

pendamping

menyamakan

persepsi,

menilai kekuatan dan kelemahan, dan mengerahkan
tindakan menata kebersamaan dengan guru untuk

61

melakukan praktik penyusunan proposal penelitian
tindakan kelas melalui model tindakan siklus.
5. Menyiapkan materi pendampingan.
Materi pendampingan yang disiapkan adalah
materi yang berhubungan dengan cara menentukan
topik

dan

judul.

Materi

pendampingan

yang

disiapkan tersebut didasarkan pada permasalahan
dan kesulitan guru dalam melaksanakan praktik
penelitian tindakan kelas. Materi pendampingan
tentang topik dan judul penelitian merujuk pada
Mulyasa (2010).
Menentukan Topik dan Judul PTK
(disusun oleh Dwi Ampriyati, S.Pd.)
a. Topik Penelitian
Topik atau masalah penelitian yang dapat diangkat
adalah

yang

berhubungan

antara

lain:

keterlibatan

tugas
peserta

pembelajaran
didik

dalam

pembelajaran, metode pembelajaran, motivasi belajar
peserta

didik,

kreativitas

belajar

peserta

didik,

strategi pembelajaran, model-model pembelajaran,
penanaman dan pengembangan sikap serta nilainilai, alat peraga, media, dan sumber belajar, minat
dan

bakat

peserta

didik,

materi

pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran terpadu, pembelajaran
bermakna,

mekanisme

penilaian

pembelajaran,

feedback atau umpan balik dalam pembelajaran,
penggunaan

hadiah

dan

hukuman

dalam

pembelajaran, pendayagunaan lingkungan sebagai
sumber belajar, kerja sama mutualisme sekolah
dengan masyarakat, dsb (Mulyasa, 2010).
b. Judul Penelitian
Judul penelitian harus memenuhi kriteria sebagai
berikut: dirumuskan secara singkat, padat, spesifik,
dan tidak memberi kemungkinan penafsiran yang

62

beragam, serta mencerminkan permasalahan pokok
yang akan dipecahkan. Tidak lebih dari dua puluh
kata,

mencerminkan

dipahami,

dan

sebuah

aktivitas,

menggambarkan

isi

mudah

penelitian

tersebut. Memuat keterangan tentang lokasi, waktu,
serta kelas yang dijadikan penelitian dan mata
pelajaran yang dijadikan PTK (Mulyasa, 2010).

6. Menentukan kompetensi yang akan dicapai.
Dalam

menentukan

kompetensi

yang

akan

dicapai setelah guru melaksanakan pendampingan,
dirumuskan melalui indikator-indikator keberhasilan
pendampingan sebagai berikut: mampu memahami
konsep, prosedur, dan manfaat penelitian tindakan
kelas, mampu menentukan topik Penelitian Tindakan
Kelas,

dan

mampu

menentukan

judul

Penelitian

Tindakan Kelas.
7. Mengembangkan skenario pendampingan
Skenario pendampingan disusun dengan desain
tindakan siklus 1 menggunakan teknik andragogi dan
metode kolaborasi. Teknik ini lebih mengutamakan
pengungkapan kembali pengalaman peserta pelatihan,
menganalisis, menyimpulkan, dan menggeneralisasi
dalam suasana pelatihan yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, menyenangkan, dan bermakna), peranan pelatih
lebih sebagai fasilitator. Teknik tersebut digunakan
dengan alasan bahwa orang dewasa mendapatkan
pengetahuan sesuai dengan kebutuhannya (Problem
Centered Orientation).
Metode yang sesuai dengan teknik andragogi
dalam pendampingan praktik penyusunan proposal
PTK adalah metode kolaborasi. Menurut Alwasilah

63

(2007:25) mengatakan bahwa pengertian kolaborasi
adalah

suatu

melibatkan
Kolaborasi

teknik

pengajaran

sejawat

untuk

adalah

bersilaturahmi

ilmu

pembelajaran

ajang

menulis

saling
bertegur

pengetahuan.

berjamaah/bersama

dengan

mengoreksi.
sapa

Selain
(social

dan

itu

ada

learning).

Salah satu prinsipnya adalah bahwa setiap orang
memiliki kelebihan tersendiri.
Alasan pemilihan metode kolaborasi karena
metode

ini

memiliki

Menanamkan

kelebihan

kerjasama

dan

sebagai
toleransi

berikut:
terhadap

pendapat orang lain dan meningkatkan kemampuan
menyatakan

gagasan.

Menanamkan

sikap

akan

menulis sebagai suatu proses karena kerja kelompok
menekankan revisi, memungkinkan siswa mengajari
sejawat, dan memungkinkan penulis yang agak lemah
mengenal tulisan karya sejawat yang lebih kuat.
Mendorong siswa saling belajar dalam kerja kelompok
dan menyajikan suasana kerja yang akan mereka alami
dalam

dunia

profesional

di

masa

mendatang.

Membiasakan koreksi diri dan menulis draf secara
berulang, siswa menjadi pembacanya yang paling setia
(Alwasilah: 2007:109).
8. Menyiapkan lembar observasi, instrumen wawancara
dan evaluasi.
Lembar

instrumen

observasi

dan

lembar

instrumen wawancara berisi pernyataan-pernyataan
dan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada
subyek penelitian dan sebagai alat pengambilan atau
pengumpulan data digambarkan sebagai berikut:
a. Lembar Observasi

64

Lembar

observasi

berisi

instrumen

pernyataan-pernyataan adanya dokumen tentang
kegiatan guru dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya.

Lembar

observasi

yang

disiapkan

digunakan untuk pengambilan atau pengumpulan
data tentang kinerja guru dalam melaksanakan
tugas

utama

jabatan

yang

telah

dan

belum

tercapai angka kreditnya dalam proses penilaian
sasaran kinerja pegawai.
Tabel 4.1 Lembar Observasi Sasaran Kinerja Guru
Keterlaksanaan
No.

Indikator/Kegiatan Tugas

Tercapai

Jabatan
1

Tidak
Tercapai

Melaksanakan

proses

pembelajaran
2

Melaksanakan
pengembangan diri

3

Melaksanakan

publikasi

ilmiah
4

Melaksanakan

karya

inovatif
5

Melaksanakan

kegiatan

yang mendukung tugas
6

Perolehan
penghargaan/tanda jasa

b. Lembar Instrumen Wawancara
Lembar

instrumen

wawancara

yang

disusun

ditujukan untuk guru dan digunakan untuk
pengambilan

atau

pengumpulan

data

tentang

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru dalam
kegiatan pembelajaran.

65

c. Lembar Instrumen Evaluasi
Evaluasi

digunakan

untuk

mengukur

pemahaman dan keberhasilan guru menguasai
materi

pendampingan

praktik

penyusunan

proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Evaluasi
berisi pernyataan-pernyataan yang memberikan
gambaran sejauh mana guru menguasai konsep,
prosedur, dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Pernyataan-pernyataan tersebut ditetapkan
sesuai dengan indikator-indikator keberhasilan
pada tindakan siklus 1.
Tabel 4.2 Lembar Evaluasi Tindakan Siklus 1
Pilihan
No

Pernyataan

Jawaban
SS

1

PTK merupakan penelitian tindakan
oleh guru di kelas

2

PTK dilatarbelakangi oleh adanya
rasa
guru

kepenasaran/ketidakpuasan
terhadap

praktik

pembelajaran yang dilakukan
3

PTK dilakukan secara kolaborasi
bersama rekan sejawat

4

PTK melibatkan peserta didik dalam
pelaksanaanya di kelas

5

PTK dapat meningkatkan prestasi
belajar

peserta

didik

dan

kompetensi guru (profesional dan
PKG)

KS

TS

66

Perencanaan tindakan pada siklus 2 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Menentukan subyek penelitian dan pihak-pihak yang
terlibat.
Peneliti melakukan diskusi bersama guru
untuk menentukan subyek penelitian tindakan kelas.
Dari hasil diskusi dicapai kesepakatan bahwa guru
kelas 4 sebagai subyek penelitian dengan alasan
belum pernah melaksanakan PTK. Sedangkan guru
lain (guru kelas II, V, dan VI) bertindak sebagai
kolaborator dalam praktik penyusunan proposal PTK.
Artinya rekan sejawat guru peneliti bertindak sebagai
pemberi masukan-masukan dalam diskusi dan tanya
jawab pada praktik penyusunan proposal penelitian
tindakan kelas.
2. Menyiapkan materi pendampingan.
Materi pendampingan pada tindakan siklus 2
berhubungan dengan penyusunan proposal PTK
dengan merujuk pada pendapat Mulyasa (2010)
sebagai berikut:
Materi Pendampingan
Praktik Penyusunan Proposal PTK
(disusun oleh Dwi Ampriyati, S.Pd.)
Proposal merupakan langkah penting dalam penelitian
tindakan kelas, karena menjadi pedoman peneliti dalam
melaksanakan

tahap-tahap

penelitian.

Proposal

merupakan gambaran pikiran peneliti dan rancangan
kegiatan penelitian yang bersifat tentatif. Proposal PTK
memuat: 1) Judul penelitian: mencerminkan sebuah
aktivitas, mudah dipahami, dan menggambarkan isi

67

penelitian tersebut. Judul memuat tentang lokasi,
waktu, serta kelas yang dijadikan penelitian dan mata
pelajaran yang dijadikan PTK. 2) Bidang kajian: berisi
mata pelajaran yang akan diteliti. 3) Latar belakang
masalah:

berisi

uraian

tentang

keresahan,

kepenasaran, dan hal-hal yang mendorong penelitian
tersebut dilakukan. 4) Identifikasi dan perumusan
masalah: berisi kegiatan mendeteksi, melacak, dan
menjelaskan

berbagai

aspek

permasalahan

yang

berkaitan dengan topik penelitian dan masalah yang
akan diteliti. 5) Cara memecahkan masalah: berisi
uraian alternatif tindakan yang akan dilakukan, dengan
pendekatan yang sesuai kaidah penelitian tindakan
kelas. 6) Hipotesis masalah: berisi jawaban sementara
terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif
tindakan

yang

dipandang

paling

tepat

untuk

memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti
melalui PTK, 7) Tujuan dan kegunaan penelitian: berisi
keinginan

peneliti

mengetengahkan

atas

hasil

tindakan

indikator-indikator

dengan

yang

hendak

ditemukan, terutama yang berkaitan dengan variabel
penelitian. 8) Kajian teori: berisi teori-teori yang relevan
dapat

dipergunakan

untuk

menjelaskan

masalah

penelitian, sebagai dasar mengembangkan pedoman. 9)
Rencana

dan

prosedur

penelitian:

berisi

uraian

berbagai metode dan prosedur yang akan ditempuh,
sifatnya operasional dan menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan dalam penelitian. 10) Jadwal kegiatan,
merupakan urutan kerja mulai dari awal sampai
penyusunan laporan PTK. Mencakup jenis kegiatan dan
waktu

yang

Pembiayaan,

terinci
berisi

jadwal
rincian

pelaksanaannya.
semua

biaya

10)
yang

diperlukan untuk PTK yang akan dilakukan. 11)
Personalia penelitian, berisi tim yang terlibat beserta
tugas masing-masing. 12) Daftar pustaka, berisi bahanbahan

pustaka yang

dijadikan

rujukan.

13)

dan

68

lampiran-lampiran,

yang

berisi

bahan-bahan

yang

diperlukan dalam penelitian tindakan kelas.

3. Menyusun skenario tindakan.
Skenario tindakan disusun sesuai dengan
desain tindakan siklus 2 dengan teknik andragogi.
Teknik

ini

lebih

mengutamakan

pengungkapan

kembali pengalaman peserta pelatihan, menganalisis,
menyimpulkan, dan menggeneralisasi dalam suasana
pelatihan

yang

aktif,

inovatif,

kreatif,

efektif,

menyenangkan, dan bermakna), peranan pelatih
lebih sebagai fasilitator. Metode yang digunakan
peneliti dalam pendampingan tersebut adalah metode
diskusi dalam kelompok kolaborasi.
4. Melaksanakan pendampingan penyusunan proposal
PTK.
Pelaksanaan

pendampingan

merupakan

implementasi rencana tindakan siklus 2. Peneliti
sebagai

fasilitator

mendampingi

guru

praktik

menyusun proposal PTK berorientasi pada materi
yang telah disiapkan dan dengan sistematika yang
merujuk pada pendapat Mulyasa (2010) yang terdiri
dari judul, bab I, bab II, dan bab III. Materi
pendampingan diberikan melalui kegiatan diskusi
dalam kolaborasi antara subyek penelitian dengan
guru kelas lain. Kegiatan pendampingan berpedoman
pada jadwal penelitian yang telah disusun daan
disepakati bersama kepala sekolah.

69

5. Menetapkan kompetensi yang akan dicapai.
Dalam menentukan kompetensi yang akan
dicapai setelah guru melaksanakan pendampingan
dirumuskan melalui indikator keberhasilan sebagai
berikut:

mampu

menyusun

proposal

Penelitian

Tindakan Kelas.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada
perencanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat
disimpulkan bahwa perencanaan yang cermat dapat
digunakan untuk memandu pelaksanaan tindakan
sesuai dengan yang diharapkan.
4.2.2 Pelaksanaan

Pendampingan

Penyusunan

Proposal

Penelitian

Praktik
Tindakan

Kelas
Peneliti melaksanakan pendampingan praktik
penyusunan proposal penelitian tindakan kelas melalui
tindakan

siklus

1

dan

siklus

2

dengan

teknik

andragogi. Pelaksanaan pendampingan sesuai dengan
tahap-tahap perencanaan, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Peneliti mengambil dan mengumpulkan data melalui
observasi dan wawancara terhadap guru. Hasil
pengumpulan data dianalisis untuk menentukan
subyek penelitian yaitu guru kelas 4 yang belum
pernah melaksanakan PTK.
2. Dilakukan tanya jawab untuk mengetahui wawasan
guru tentang penelitian tindakan kelas dan diskusi
untuk menentukan topik yang akan diangkat dan
dijadikan judul PTK. Pada saat tanya jawab dan
diskusi berlangsung peneliti melakukan observasi
terhadap

keaktifan

guru

mengikuti

kegiatan

70

pendampingan. Hasil observasi dapat dijelaskan
bahwa terdapat guru yang sudah senior tidak
berminat untuk melakukan praktik penyusunan
dikarenakan

guru

merasa

sudah

tua

tinggal

menunggu masa pensiun tiba. Jika dilihat dari
peraturan yang ada bahwa kegiatan pengembangan
diri berlaku pada semua guru tidak memandang
usia. Sedangkan hasil observasi yang dilakukan
terhadap subjek penelitian yaitu guru kelas 4, dapat
digambarkan
berdiskusi

bahwa

dengan

guru
teman

kurang

aktif

sejawatnya,

dalam
berbagi

pengalaman, berpendapat dan berkomentar. Alasan
yang dikemukakan bahwa guru belum memiliki
gambaran/konsep tentang PTK karena belum pernah
melaksanakan

PTK.

Tetapi

guru

aktif

dalam

menemukan solusi permasalahan dan memberikan
respon dengan alasan guru menguasai teknologi
informasi

untuk

menemukan

bahan-bahan

pemecahan masalah dan harapan akan mampu
melaksanakan PTK.
3. Topik yang diangkat berhubungan dengan metode
pembelajaran yaitu metode T. Penerapan metode T
dalam

pembelajaran

matematika

diyakini

guru

mempengaruhi prestasi belajar peserta didik pada
operasi hitung campuran bilangan bulat.
4. Menentukan
untuk

permasalahan

segera

diambil

yang

paling

penting

yaitu

tentang

tindakan,

prestasi belajar peserta didik kelas 4 di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada operasi
hitung

campuran

ditingkatkan.

bilangan

bulat

yang

perlu

71

5. Berdasarkan topik dan permasalahan yang diangkat
dirumuskan

judul

PTK

proposal

“Peningkatan

Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas 4 di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi
Hitung Campuran Bilangan Bulat Menggunakan
Metode

T.”

memenuhi

Judul

proposal

kriteria

PTK

tersebut

telah

judul

yang

penyusunan

disampaikan oleh Mulyasa (2010:60).
6. Dilakukan refleksi dan evaluasi hasil pendampingan
untuk mengetahui pemahaman guru terhadap materi
tindakan

melalui

keberhasilan.

pencapaian

Diperoleh

indikator-indikator

informasi

bahwa

guru

memahami tentang konsep, prosedur, dan manfaat
PTK. Oleh karena itu guru mampu menentukan topik
dan menyusun judul proposal PTK.
7. Peneliti

melakukan

kegiatan

pendampingan

selanjutnya yaitu praktik penyusunan proposal PTK
melalui kegiatan diskusi. Dalam diskusi, disepakati
penyusunan proposal PTK merujuk pada Mulyasa
(2010) dengan memenuhi sistematika penyusunan
proposal meliputi bab I, bab II, dan bab III. Bab I
merupakan

pendahuluan

berisi

latar

belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian. Pada Bab II adalah landasan
teori berisi tentang teori-teori yang dijadikan sebagai
landasan

dan

pendukung

tinjauan

tentang

pendapat

matematika,

guru

tinjauan

yaitu

tentang

metode T, tinjauan tentang hasil belajar peserta
didik, tinjauan tentang operasi hitung campuran
bilangan bulat, dan kerangka berpikir. Bab III
merupakan

metodologi

penelitian

berisi

tentang

72

waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel,
prosedur penelitian, indikator keberhasilan, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
8. Guru dalam kelompok kolaborasi melakukan refleksi
terhadap proposal PTK yang telah disusun bersama.
Hasil refleksi guru menginginkan adanya tindakan
nyata di kelas dan disusun laporan penelitian agar
dapat memberikan pengaruh bagi prestasi belajar
peserta didik dalam pembelajaran dan kinerja guru
(profesionalitas
ditindaklanjuti

dan

PKG).

bersama

Hasil
dalam

refleksi
kegiatan

pendampingan di luar kegiatan tindakan penelitian.
Berdasarkan

hasil

wawancara

di

lapangan,

salah seorang guru yang bernama D. Wara Widiyanti
(pada hari Sabtu tanggal 18 April 2015) mengatakan
bahwa pendampingan praktik penyusunan proposal
dan desain tindakan Penelitian Tindakan Kelas yang
diberikan (menggunakan teknik andragogi) dirasa lebih
sederhana, mudah dipahami, dan memberikan motivasi
untuk melaksanakan PTK.
Berdasarkan analisis data hasil observasi dan
wawancara terdapat salah seorang guru yang belum
pernah

melaksanakan

Penelitian

Tindakan

Kelas,

bersedia melaksanakan tindakan penelitian. Rekan
sejawat peneliti yang sudah pernah melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas memberi dukungan berupa
masukan-masukan

pada

perencanaan

tindakan,

bersedia menjadi observer pada tindakan siklus 1 dan
siklus 2, dan pada kegiatan penyusunan pelaporan
hasil tindakan.

73

4.2.3 Hasil

Pendampingan

Praktik

Penyusunan

Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Pembahasan
praktik

penyusunan

mengenai

hasil

proposal

PTK

pendampingan
merujuk

pada

pendapat Mulyasa (2010). Berkaitan dengan proposal
PTK,

judul

sebuah

yang

ditetapkan

aktivitas,

telah

mudah

mencerminkan

dipahami,

dan

menggambarkan isi penelitian tersebut. Judul juga
memuat keterangan tentang lokasi, waktu, serta kelas
yang dijadikan penelitian dan mata pelajaran apa yang
dijadikan PTK. Judul tersebut adalah “Peningkatan
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas 4 di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi
Hitung

Campuran

Bilangan

Bulat

Menggunakan

Metode T.” Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah
memahami cara merumuskan judul sesuai dengan
bidang kajian yaitu mata pelajaran matematika pada
operasi hitung campuran bilangan bulat.
Pada bagian pendahuluan telah dirumuskan
latar belakang masalah, yang menguraikan tentang
keresahan, kepenasaran, dan hal-hal yang mendorong
penelitian

tersebut

melatarbelakangi

dilakukan.

ketertarikan

Masalah

peneliti

yang

melakukan

tindakan yaitu kurangnya pemahaman pada konsep
matematika operasi hitung campuran bilangan bulat
oleh peserta didik kelas 4 SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang sehingga prestasi belajarnya
rendah.

Secara ideal peneliti juga menyampaikan

pendapat Erik Temple Bell bahwa matematika adalah
ratu dan abdi ilmu pengetahuan, karena matematika
mampu menjadi bahasa kedua bagi manusia sekaligus

74

sebagai bahasa ilmu pengetahuan, dimana tanpa
matematika ilmu pengetahuan menjadi bisu, diam,
statis, dan bila ilmu pengetahuan telah diam, maka
peradaban

manusia

tidak

pernah

akan

ada

dan

manusia tidak akan jauh berbeda dengan makhluk
lainnya. Matematika harus dipelajari dari dasarnya,
dan waktu paling ideal untuk mengajaran matematika
dasar adalah di jenjang Sekolah Dasar (SD). Oleh
karena itu, penguasaan terhadap matematika mutlak
diperlukan

dan

konsep-konsep

matematika

harus

dipahami dengan benar sejak dini.
Guru juga telah merumuskan permasalahan
yang merupakan titik tolak hipotesis, yang akan
dikemas menjadi judul penelitian, sehingga harus jelas,
padat, dan tidak bertele-tele, serta berisi implikasi yang
menunjukkan
masalah

adanya

(Mulyasa,

data

untuk

2010:62).

memecahkan

Rumusan

masalah

tersebut berupa kalimat pertanyaan lengkap dengan
alternatif tindakan yaitu Apakah Penerapan Metode T
Pada Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat
Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik
Kelas IV di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
Magelang?

Data

dan

alternatif

tindakan

yang

digunakan untuk memecahkan masalah peningkatan
prestasi belajar peserta didik kelas IV di SD Negeri
Rejowinangun

Utara

1

Kota

Magelang

pada

pembelajaran operasi hitung bilangan bulat adalah
metode T.
Adapun tujuan penelitian telah dirumuskan
berdasarkan topik atau masalah penelitian yang akan
dipecahkan,

sebagai

jawaban

terhadap

masalah

75

penelitian.

Tujuan

penelitian

adalah

Mengetahui

Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas IV di
SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada
Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Penerapan
Metode T. Keinginan peneliti atas hasil tindakan, belum
diketengahkan

indikator-indikator

yang

hendak

ditemukan, terutama yang berkaitan dengan variabel
penelitian.
Pada kegunaan atau manfaat penelitian, guru
telah merumuskan hal-hal positif yang akan diperoleh
melalui pencapaian tujuan PTK. Manfaat penelitian
ditujukan untuk membantu peserta didik memahami
konsep operasi hitung bilangan bulat sehingga dapat
mengalami peningkatan prestasi belajar melalui metode
T yang digunakan guru dalam pembelajaran. Bagi guru
bermanfaat sebagai masukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas melalui berbagai metode
atau model-model pembelajaran. Dan bagi sekolah
dapat digunakan sebagai masukan untuk mengambil
kebijakan

dalam

rangka

meningkatkan

kualitas

pembelajaran di kelas.
Berkaitan dengan kajian teori, merujuk pada
pendapat Mulyasa (2010) teori-teori yang relevan dapat
digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian,
sebagai dasar mengembangkan pedoman penelitian.
Kajian teori memegang peranan sangat penting dalam
membangun kerangka pikir atau konsep yang akan
digunakan

dalam

penelitian.

Kajian

teori

sangat

berguna untuk menjawab permasalahan secara teoritis,
menemukan akar masalah, mengoperasikan penelitian,
merumuskan jawaban sementara terhadap masalah,

76

dan menemukan metode yang paling tepat untuk
menjawab
dengan

dan

hal

memecahkan

tersebut,

guru

masalah.
telah

Berkenaan

memperhatikan

kesesuaian antar sumber dengan topik penelitian.
Sumber yang dikaji mendukung pemecahan masalah
dan mengandung isi serta menunjang teori yang
ditelaah

dan

dikembangkan.

Guru

juga

telah

memperhatikan tentang unsur kekinian (up to date),
yaitu sumber yang dikaji menunjukkan hal yang
aktual, terbaru, dan mutakhir, tidak terbatas pada
buku teks, tetapi peneliti juga menggali dari internet.
Terhadap sumber atau hasil penelitian yang dapat
memberi

arahan

dalam

mengidentifikasi

masalah

penelitian dan operasionalnya, guru belum melakukan
penelusuran terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu
yang

relevan

untuk

dijadikan

rujukan.

Alasan

dikemukakan bahwa pendampingan pelaksanaan PTK
yang pernah diterima dahulu tidak ada kajian teori dari
penelitian terdahulu.
Proposal penelitian tindakan kelas yang disusun
guru berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Peserta
Didik di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
Magelang

pada

Pembelajaran

Operasi

Hitung

Campuran Bilangan Bulat Menggunakan Metode T”,
topik-topik yang dijadikan sebagai kajian teorinya
antara lain: tinjauan tentang matematika, tinjauan
tentang metode T, hasil belajar peserta didik, dan
materi operasi hitung bilangan bulat.
Berkaitan

dengan

rencana

dan

prosedur

penelitian, guru telah menentukan setting penelitian
yaitu di kelas IV SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota

77

Magelang, dilaksanakan pada minggu pertama bulan
Mei 2015, subyek penelitian adalah peserta didik kelas
IV SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang.
Setting ini dipilih karena dengan alasan bahwa kelas IV
adalah dasar peletakan konsep matematika tentang
materi operasi hitung campuran bilangan bulat yang
akan menentukan keberhasilan di kelas selanjutnya
yaitu kelas V dan kelas VI saat ujian dilakukan.
Guru juga telah mendesain tindakan penelitian
dengan alur siklus 1 dan siklus 2, melalui tahapan
perencanaan

tindakan,

pelaksanaan

tindakan,

observasi, refleksi, dan evaluasi. Desain tindakan siklus
1

dan

siklus

2

direncanakan

pelaksanaanya

menggunakan model lesson study berbasis sekolah.
Berkenaan dengan jadwal dan biaya penelitian tidak
dirumuskan, tetapi melibatkan personalia penelitian
yaitu guru kelas II, V, dan guru kelas VI bertindak
sebagai observer dan pemberi masukan-masukan pada
tindakan siklus 1 dan siklus 2.
Berdasarkan

pembahasan

di

atas

dapat

disimpulkan bahwa pendampingan praktik penyusunan
proposal dan desain tindakan Penelitian Tindakan
Kelas

bermanfaat

bagi

guru

untuk

dapat

merencanakan tindakan penelitian meskipun terdapat
guru yang tidak berminat untuk terlibat karena merasa
sudah berusia tua, tidak butuh pengembangan diri,
angka kredit, kenaikan tingkat, dan tinggal menunggu
masa pensiun tiba.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan sekolah
melalui tahapan dua siklus dapat ditemukan solusi
terhadap permasalahan yaitu melalui pendampingan

78

model siklus dengan teknik andragogi. Hasil tindakan
berupa dokumen proposal PTK. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan

bahwa

praktik

PTK

penting

untuk

dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kinerjanya.
Peningkatan

kinerja

tersebut

dibuktikan

dengan

terpenuhinya indikator kinerja sebagai berikut: guru
lebih profesional, penghargaan berupa angka kredit,
dan adanya perubahan prestasi belajar peserta didik.
Berkaitan dengan hal guru lebih profesional,
sesuai dengan penelitian Amat Jaedun (2011, 7 Nov
2014) menyatakan bahwa penulisan karya ilmiah
merupakan kegiatan yang sangat penting bagi seorang
guru profesional. Cara yang paling mudah untuk
menulis artikel ilmiah adalah menulis dari hasil
penelitian.

Guru

meningkatkan

profesional

kualitas

juga

harus

pembelajarannya.

selalu

Penelitian

Sutrisna Wibawa (2012, 7 Nov 2014) menyatakan
bahwa

peningkatan

kualitas

pembelajaran

dilaksanakan secara sistematis dan terkendali. Salah
satu cara yanag sistematis dan terkendali itu adalah
dengan memanfaatkan penelitian pendidikan, yang
memfokuskan pada masalah praktik dengan teknik
kolaborasi

yang

kemudian

dikenal

dengan

action

research atau PTK. Hal ini didukung oleh penelitian
Miguel Baptista Nunes dan Maggie McPherson yang
menyatakan

bahwa

“subjek”

harus

berpartisipasi

secara langsung dalam proses penelitian dan bahwa
proses tersebut harus diterapkan dengan cara yang
menguntungkan semua peserta. Diperkuat lagi dengan
penelitian Richard Donato (2003) bahwa sebuah proyek
penelitian

tindakan

berusaha

untuk

menciptakan

79

pengetahuan,

mengusulkan

dan

melaksanakan

perubahan, dan meningkatkan praktik dan kinerja.
Berkaitan dengan penghargaan angka kredit,
penelitian Suharsimi (2007, 7 Nov 2014) menyatakan
bahwa laporan penelitian yang baik dan benar akan
dapat

penghargaan

selanjutnya

dapat

berupa
digunakan

angka
untuk

kredit

yang

melengkapi

persyaratan kenaikan golongan kepangkatan guru.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20