LAPORAN G L B DAN

GERAK LURUS
Herayanti, Lisna, Arsyam Basri, Rafika Rahmatia
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar
Abstrak
Telah dilakukan suatu praktikum tentang gerak lurus dengan tujuan dapat menentukan
besar jarak dan perpindahan, menentukan besar kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata,
mengetahui hubungan antara jarak dan waktu tempuh benda yang bergerak lurus beraturan (GLB),
serta dapat memahami gerak lurus beraturan. Sebuah benda yang bergerak sudah pasti memiliki
jarak tempuh berbeda dengan perpindahan meskipun benda itu telah bergerak belum tentu
memiliki perpindahan. Pada gerak lurus beraturan memiliki kecepatan yang tetap dan percepatan
yang bernilai nol. Pada kegitan pertama dengan di peroleh bahwa jarak yang tempuh oleh benda
yang bergerak lurus beraturan berbanding lurus dengan waktu tempuh benda. Dimana semakin
besar jarak tempuh benda maka waktu yang dibutuhkan semakin\ besar pula. Sedangkan pada
kegiatan dua dengan mengubah ketinggian tabung GLB maka dapat disimpulkan bahwa ketinggian
juga mempengaruhi kecepatan gerak gelembung dimana semakin besar ketinggian semakin besar
pula kecepatan gelembung.

Kata kunci : GLB, jarak, kecepatan, kelajuan, perpindahan

RUMUSAN MASALAH

1. Apa perbedaan antara jarak dan perpindahan ?
2. Apa perbedaan antara kecepatan rata-rata dengan kelajuan rata-rata ?
3. Bagaimana hubungan antara jarak tempuh dan waktu tempuh dalam GLB ?
4. Bagaimana prinsip gerak lurus beraturan ?

TUJUAN
1. Menentukan besar jarak dan perpindahan
2. Menentukan besar kecepatan rata-rata dengan kelajuan rata-rata
3. Mengetahui hubungan antara jarak tempuh dan waktu tempuh dalam GLB
4. Memahami gerak lurus beraturan

METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Benda dikatakan bergerak jika benda tersebut berubah kedudukan terhadap
suatu titik acuan. Benda yang bergerak akan melalui suatu litasan dengan panjang
tertentu dalam waktu tertentu. Panjang total lintasan yang dilalui disebut jarak,
sedangkan besar perubahan posisi benda dari posisi awal ke posisi akhir disebut
perpindahan. Jarak adalah besaran skalar, sedangkan perpindahan adalah besaran
vector (Serway, 2009) .
Benda dikatakan bergerak lurus beraturan (GLB) jika benda tersebut

bergerak pada lintasan yang lurus dan bergerak dengan kecepatan tetap atau tidak
ada perubahan kecepatan terhadap waktu, sehingga percepatannya nol. Kecepatan
didefenisikan sebagai perubahan posisi setiap saat atau dalam bentuk matematis
dituliskan : (Herman, 2014)
v⃗ =

∆x
t

sedangkan kelajuan adalah besar jarak tempuh persatuan waktu atau dalam bentuk
matematis dituliskan : (Herman, 2014)
v=

x
t

Ket :
⃗v

: kecepatan (m/s)


Δx
t

: selang waktu (s)

V

: kelajuan (m/s)

x

: jarak (m)

: perubahan posisi atau perpindahan (m)

Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perpindahan dibagi dengan

waktu yang dibutuhkan oleh benda tersebut untuk berpindah. Misalkan mula-mula
suatu objek berada pada posisi x1 pindah ke x2 maka perubahan posisi adalah (∆𝑥),

∆x= x2 – x1. Sedangkan waktu yang dibutuhkan oleh benda untuk berpindah dari

posisi x1 ke x2 adalah ∆𝑡 = 𝑡2 −t1. Maka kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai :
(Halliday, 2010)

𝑣̅ =

𝑥2− 𝑥
∆𝑥
=
𝑡2 − 𝑡1 ∆𝑡

Kelajuan rata-rata partikel didefinisikan sebagai perbandingan jarak total
yang ditempuh terhadap waktu total yang dibutuhkan: (Halliday, 2010)
Kelajuan rata-rata =

jarak total

waktu total


Satuan SI kelajuan rata-rata adalah meter per sekon (m/s). konsep
kecepatan serupa dengan konsep kelajuan tetapi berbeda karena kecepatan
mencakup arah gerakan (Giancoli, 2001).
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda dengan kecepatan
tetap. Di buku lain, GLB sering didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada
lintasan lurus dengan kecepatan tetap. Hal ini diperbolehkan karena kecepatan
tetap memiliki arti besar maupun arahnya tetap, sehingga kata kecepatan boleh
diganti dengan kata kelajuan. Karena dalam GLB kecepatannya tetap, maka
kecepatan ratarata sama dengan kecepatan sesaat.Untuk kedudukan awal x f = xi
pada saat tf = 0, maka ∆𝑥 = 𝑥𝑓− 𝑥𝑖 dan ∆𝑡 = 𝑡𝑓 −𝑡𝑖 = 𝑡𝑓 = 0. Sehingga dapat

dituliskan (Serway, 2009)

∆𝑥 = 𝑣. ∆𝑡

𝑥𝑓 − 𝑥𝑖 = 𝑣𝑓 . 𝑡
Alat dan Bahan

𝑥𝑓 = 𝑥𝑖 +𝑣𝑓 . 𝑡


1. Alat
a. Meteran

=1 buah

b. Tabung GLB

=1 buah

c. Statif

=1 buah

d. Stopwatch

=1 buah

e. Alat tulis menulis
2. Bahan
Tidak ada


Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Jarak tempuh (m)
2. Waktu tempuh (s)
3. Kecepatan (m/s)
Kegiatan 2
1. Jarak tempuh (cm)
2. Waktu tempuh (s)
3. Ketinggian (cm)
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1
1. Jarak tempuh adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh orang yang berjalan
dari satu titik ke titik lain, yang diukur dengan meteran dalam satuan meter
(m).
2. Waktu tempuh adalah lama perjalanan yang ditempuh oleh orang untuk
berpindah dari satu titik ketitik lain yang diukur dengan stopwatch dalam
satuan sekon (s)
3. Kecepatan adalah besar perpindahan orang tersebut tiap satuan waktu dalam
satuan m/s.

Kegiatan 2
1. Jarak tempuh adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh gelembung dalam
tabung GLB yang diukur dengan menggunakan mistar dalam satuan
centimeter (cm).
2. Waktu tempuh adalah lama perjalanan yang ditempuh oleh gelembung dalam
tabung GLB untuk berpindah dari titik yang satu ketitik yang lain yang diukur
dengan stopwatch dalam satuan sekon (s).
3. Ketinggian adalah jarak dari satu titik pada statif dengan dasar/alas pada arah
vertikal yang diukur dengan mistar dalam satuan centimeter (cm).

ProsedurKerja
Kegiatan 1 :
1. Membuat tiga titik yaitu A, B, C yang dapat membentuk sebuah segitiga sikusiku.
2. Mengukur panjang lintasan setiap antara dua titik tersebut dengan
menggunakan meteran yang tersedia.
3. Menyiapkan tiga orang teman,sebagai objek yang akan bergerak dengan
kecepatan yang berbeda.
4. Untuk orang pertama, berdiri di titik A lalu berjalan menuju titik B. pada saat
yang bersamaan, mengukur waktu untu menempuh lintasan dari A ke B.
Melakukan hal yang sama untuk lintasan A ke B ke C.

5. Melakukan setiap kegiatan 4 sebanyak 3 kali untuk setiap orang.
6. Melanjutkan untu orang kedua dan ketiga, dan mencatat hasilnya dalam tabel
hasil pengamatan.
Kegiatan 2 :
1. Mengambil tabung GLB dan Statif untu menggantungkan salah satu ujung
tabung.
2. Menandai minimal 4 titik sebagai titik A, B, C, dan D pada tabung
(mengupayakan memiliki selang yang sama).
3. Menentukan/mengukur panjang lintasan dari dasar tabung (0 cm) ke titik A,
ke titik B, ke titik C, ke titik D.
4. Menggantung salah satu ujung tabung pada statif pada ketinggian tertentu,
memulai dari ketinggian sekitar 5 cm dari dasar/alas.
5. Mengangkat ujung tabung yang satungya, agar gelembung dalam tabung
berada di ujung yang terangkat.
6. Menurunkan ujung tadi sampai di dasar/alas sehingga gelembung akan
bergerak ke atas, mengukur waktu yang diperlukan gelembung untuk sampai
di titik A (memulai menyalakan stopwatch ketika gelembung tepat melintasi
pada posisi 0 cm pada tabung), melakukan 3 kali pengukuran untuk setiap
jarak tempuh.


7. Mengulangi langkah 4,5 dan 6 dengan jarak temouh yang berbeda (dari O ke
titik B, ke C, dan ke D).
8. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel hasil pengamatan.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1
No.

1

Tabel 1. Hasil pengukuran jarak, perpindahan, dan waktu tempuh
Lintasan
Jarak (m)
Perpindahan (m)
Waktu
tempuh (s)
|4,6 ± 0,1|
A ke B


|2,1300 ± 0,0005|

|2,1300 ± 0,0005|

|3,5 ± 0,1|
|2,2 ± 0,1|
|10,2 ± 0,1|

2

A ke B ke C

|5,6000 ± 0,0005|

|2,7400 ± 0,0005|

|7,5 ± 0,1|
|4,5 ± 0,1|
|16,6 ± 0,1|

3

A ke B ke C
ke B

|9,0700 ± 0,0005|

|2,1300 ± 0,0005|

|12,6 ± 0,1|
|8,1 ± 0,1|
|22,1 ± 0,1|

4

A ke B ke C
ke B ke A

|11,2000 ± 0,0005|

|0,0000 ± 0,0005|

|17,9 ± 0,1|
|11,5 ± 0,1|

Kegiatan 2
No.

Tabel 2. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 2610 gram
Ketinggian (cm)
Jarak tempuh (cm)
Waktu tempuh (s)
|11,00 ± 0,05|
|2,3 ± 0,1|
|2,4 ± 0,1|
|2,4 ± 0,1|

1

|5,00 ± 0,05|

|22,00 ± 0,05|

|4,7 ± 0,1|
|4,7 ± 0,1|
|4,9 ± 0,1|

|33,00 ± 0,05|

|7,0 ± 0,1|

|6,9 ± 0,1|
|6,9 ± 0,1|
|44,00 ± 0,05|

|9,2 ± 0,1|
|9,3 ± 0,1|
|9,2 ± 0,1|

|11,00 ± 0,05|

|1,5 ± 0,1|
|1,6 ± 0,1|
|1,6 ± 0,1|

|22,00 ± 0,05|

|3,5 ± 0,1|
|3,3 ± 0,1|
|3,3 ± 0,1|

|7,00 ± 0,05|

2

|33,00 ± 0,05|

|4,9 ± 0,1|
|5,0 ± 0,1|
|5,1 ± 0,1|

|44,00 ± 0,05|

|6,9 ± 0,1|
|6,9 ± 0,1|
|6,8 ± 0,1|

ANALISIS DATA
Kegiatan 1
Besar Kecepatan Rata-rata dan Kelajuan Rata-rata Setiap Orang Pada Setiap
Lintasan
RambatRalat
∂v

∆x = |

∂s


∂v

∆s|+|

s

∆t|

∂t
Δ

s

= |∂st ∆s| + |Δtt ∆t |

=|

∂st-1
∂s

∂st-1

∆s| + |

st

= t-1 ∆s + s t-2 ∆t
∆v
v

∆s

= | | + |t-1 ∆t|
s

∆s

∆t

s

t

V = | | + | |V

∆t|

∆x

∆t

x

t

∆V = | + | V

1. Untuk lintasan dari A ke B
Diketahui

:

Jarak ( x )

= | 2,1300 ± 0,00005 | m

Perpindahan (∆x )

= | 2,1300 ± 0,00005 | m

Waktu tempuh 1 ( t1 )

= | 4,6 ± 0,1 | s

Waktu tempuh 1 ( t2 )

= | 3,5 ± 0,1 | s

Waktu tempuh 1 ( t3 )

= | 2,2 ± 0,1 | s

a. Kecepatan orang pertama :
v1 =
⃗⃗⃗⃗

∆x

∆v
⃗ =|

0,0005

∆v⃗ = |

t1

=

∆∆x

2,1300
4,6

|+|

∆x

2,1300

= 0,463 m/s

∆t

| ⃗v

t

0,1

|+|

4,6

| 0,463 m/s

∆v
⃗ = | 0,000234 | + | 0,02173 | 0,463 m/s

∆v⃗ = 0,0101 m/s
KR =

KR =


∆v

x 100 %


v

0,0101
0,463

x 100 %

KR = 2,18 % (3AB)
PF = | 0,46 ± 0,01 | m/s
b. Kecepatan orang ke 2 :
⃗⃗⃗⃗⃗
v2 =

∆v
⃗ =|

∆x
t2

=

∆∆x

2,1300
3,5

|+|

∆x

0,0005

= 0,608 m/s

∆t
t

|v


0,1

⃗ =|
|+|
| 0,608 m/s
∆v
2,1300
3,5

∆v
⃗ = | 0,000234 | + | 0,02857 | 0,608 m/s

∆v
⃗ = 0,017 m/s

KR =
KR =


∆v

v

x 100 %

0,017
0,608

x 100 %

KR = 2,79 % (3AB )
PF= | 0,61 ± 0,02 | m/s
c. Kecepatan orang ke 3 :
∆x

⃗⃗⃗⃗⃗
v3 =

=

t3

∆∆x

∆v
⃗ =|

2,1300
2,2

∆t

|+|

∆x

= 0,968 m/s

t

0,0005

|𝑣

0,1

⃗ =|
|+|
| 0,968 m/s
∆v
2,1300
2,2

∆v
⃗ = | 0,000234 | + | 0,04545 | 0,968 m/s

∆v
⃗ = 0,0442 m/s

KR =
KR =


∆v

x 100 %


v

0,0442
0,968

x 100 %

KR = 4,56 % (3AB )
PF = | 0,96 ± 0,04 | m/s
d. Kelajuan orang pertama :
V=

x

t1

∆v = |
∆v = |

=

∆x
x

2,1300
4,6

|+|

0,0005
2,1300

= 0,463 m/s

∆t
t

|+|

|v
0,1

| 0,463 m/s

4,6

∆v = | 0,000234 | + | 0,02173 | 0,463 m/s
∆v = 0,0101 m/s
KR =

KR =

∆v

x 100 %

v

0,0101
0,463

x 100 %

KR = 2,18 % (3AB )
PF = | 0,46 ± 0,01 | m/s
e. Kelajuan orang ke 2 :
V=

x
t2

=

2,1300
3,5

∆v = |

∆x

∆v = |

0,0005

x

|+|

2,1300

= 0,608 m/s
∆t
t

|+|

|v
0,1
3,5

| 0,608 m/s

∆v = |0,000234| + |0,02857| 0,608 m/s
∆v = 0,017 m/s
KR =

KR =

∆v

x 100 %

v

0,017

x 100 %

0,608

KR = 2,79 % (3AB )
PF = | 0,61 ± 0,02 | m/s
f. Kelajuan orang ke 3 :
V=

x

∆v = |

∆v = |

2,1300

=

t3

2,2

∆x

|+|

x

0,0005
2,1300

= 0,968 m/s

∆t

|v

t

|+|

0,1
2,2

| 0,968 m/s

∆v = | 0,000234 | + | 0,04545 | 0,968 m/s
∆v = 0,0442 m/s
KR =

KR =

∆v

x 100 %

v

0,0442
0,968

x 100 %

KR = 4,56 % (3AB )
PF = | 0,97 ± 0,04 | m/s
2.

Untuk lintasan dari A ke B ke C
Diketahui :
Jarak ( x )

= | 5,6000 ± 0,00005 | m

Perpindahan (∆𝑥 )

= | 2,7400 ± 0,00005 | m

Waktu tempuh 2 ( 𝑡1 )

= | 10,2 ± 0,1 | s

Waktu tempuh 2 ( 𝑡3 )

= | 4,5 ± 0,1 | s

Waktu tempuh 2 ( 𝑡2 )

= | 7,6 ± 0,1 | s

a. Kecepatan orang pertama :
v1 =
⃗⃗⃗⃗⃗

⃗ =|
∆v

∆𝑥
𝑡1

=

∆∆x
∆x

2,7400
10,2

|+|

0,0005

∆t
t

= 0,268 m/s
|𝑣

0,1

⃗ =|
|+|
| 0,268 m/s
∆v
2,7400
10,2

∆𝑣 = | 0,000182 | + | 0,00980 | 0,268 m/s

∆𝑣 = 0,0026 m/s
KR =
KR =


∆𝑣

x 100 %


𝑣

0,0026
0,268

x 100 %

KR = 0,97 % (3 AB )
𝑣 = | 0,268 ± 0,002 | m/s

b. Kecepatan orang ke 2 :
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑣2 =

∆𝑥

∆𝑣 = |

0,0005

∆𝑣 = |

𝑡2

=

∆∆𝑥
∆𝑥

2,7400
7,6

|+|

2,7400

= 0,360 m/s

∆𝑡
𝑡

|+|

|𝑣

0,1
7,6

| 0,360 m/s

∆𝑣 = | 0,00018 | + | 0,0131 | 0,360 m/s

∆𝑣 = 0,0047 m/s
KR =

KR =


∆𝑣

x 100 %


𝑣

0,0047
0,360

x 100 %

KR = 1,30 % ( mendekati 1 % = 3 AB )
Maka kecepatan orang kedua dari lintasan A ke B ke C dapat dituliskan :
𝑣 = | 0,360 ± 0,004 | m/s

c. Kecepatan orang ke 3 :
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑣3 =

∆𝑥

∆𝑣 = |

0,0005

∆𝑣 = |

𝑡3

=

∆∆𝑥
∆𝑥

2,7400
4,5

|+|

2,7400

= 0,608 m/s

∆𝑡
𝑡

|+|

|𝑣

0,1
4,5

| 0,608 m/s

∆𝑣 = | 0,00018 | + | 0,0222 | 0,608 m/s
∆𝑣 = 0,0136 m/s
KR =
KR =


∆𝑣

𝑣

x 100 %

0,0136
0,608

x 100 %

KR = 2,23 % (3AB )

⃗ = | 0,61 ± 0,01 | m/s
v

d. Kelajuan orang pertama :
v=

𝑥

5,6000

=

𝑡1

∆𝑥

∆𝑣 = |

𝑥

10,2

|+|

0,0005

∆𝑣 = |

5,6000

= 0,549 m/s
∆𝑡
𝑡

|+|

|v
0,1

| 0,549 m/s

10,2

∆𝑣 = | 0,000089 | + | 0,0098 | 0,549 m/s

∆𝑣 = 0,00542 m/s
KR =
KR =

∆𝑣

x 100 %

𝑣

0,00542

x 100 %

0,549

KR = 0,98 % (3AB )
v = | 5,49 ± 0,05 | x 10-1 m/s
e. Kelajuan orang ke 2 :
v=

𝑥

=

𝑡2

5,6000

∆𝑥

∆𝑣 = |

𝑥

7,6

|+|

0,0005

∆𝑣 = |

5,6000

= 0,736 m/s
∆𝑡
𝑡

|+|

|v
0,1
7,6

| 0,736 m/s

∆𝑣= | 0,000089 | + | 0,01315 | 0,736 m/s

∆𝑣 = 0,00974 m/s
KR =

KR =

∆𝑣
𝑣

x 100 %

0,00974

x 100 %

0,736

KR = 1,32 % (3AB )
Maka kelajuan orang kedua dari lintasan A ke B ke C dapat dituliskan :
v = | 0,74 ± 0,01 | m/s
f. Kelajuan orang ke 3 :
v=

𝑥

𝑡3

∆𝑣 = |

∆𝑣 = |

=

5,6000

∆𝑥

|+|

𝑥

4,5

0,0005
5,6000

= 1,2444 m/s

∆𝑡
𝑡

|+|

|v
0,1
4,5

| 1,2444 m/s

∆𝑣 = | 0,000098 | + | 0,0222 | 1,2444 m/s
∆𝑣 = 0,0277 m/s
KR =
KR =

∆𝑣

x 100 %

𝑣

0,0277

x 100 %

1,2444

KR = 2,22 % (3 AB )
v = | 1,24 ± 0,02 | m/s
3. Untuk lintasan dari A ke B ke C ke B
Diketahui :
Jarak ( x )

= | 9,0700 ± 0,00005 | m

Perpindahan (∆𝑥 )

= | 2,1300 ± 0,00005 | m

Waktu tempuh 1 ( 𝑡2 )

= | 12,6 ± 0,1 | s

Waktu tempuh 1 ( 𝑡1 )

= | 16,6 ± 0,1 | s

Waktu tempuh 1 ( 𝑡3 )

= | 8,1 ± 0,1 | s

Kecepatan orang pertama :

𝑣1 =
⃗⃗⃗⃗⃗

∆𝑥

∆𝑣 = |

0,0005

∆𝑣 = |

𝑡1

=

∆∆𝑥
∆𝑥

2,1300
16,6

|+|

2,1300

= 0,128 m/s

∆𝑡
𝑡

|+|

|𝑣

0,1

16,6

| 0,128 m/s

∆𝑣 = | 0,000234 | + | 0,00602 | 0,128 m/s

∆𝑣 = 0,000800 m/s
KR =
KR =


∆𝑣

x 100 %


𝑣

0,00800
0,128

x 100 %

KR = 6,25 % (2 AB )
𝑣 = | 1,2 ± 0,1 | 10-10 m/s
Kecepatan orang ke 2 :

⃗⃗⃗⃗⃗
𝑣2 =

∆𝑥

∆𝑣 = |

0,0005

∆𝑣 = |

𝑡2

=

∆∆𝑥
∆𝑥

2,1300
12,6

|+|

2,1300

= 0,169 m/s

∆𝑡
𝑡

|+|

|𝑣

0,1

12,6

| 0,169 m/s

∆𝑣 = | 0,000234 | + | 0,00793 | 0,169 m/s

∆𝑣 = 0,0013 m/s
KR =

KR =


∆𝑣

𝑣

x 100 %

0,0013
0,169

x 100 %

KR = 0,76 % (3 AB )
𝑣 = | 1,69 ± 0,01 |x 10-1 m/s
Kecepatan orang ke 3 :

𝑣3 =
⃗⃗⃗⃗⃗

∆𝑥

∆𝑣 = |

0,0005

𝑡3

=

2,1300

∆∆𝑥

∆𝑣 = |

8,1

|+|

∆𝑥

2,1300

= 0,262 m/s

∆𝑡

|𝑣

𝑡

0,1

|+|

8,2

| 0,262 m/s

∆𝑣 = | 0,000234 | + | 0,0121 | 0,262 m/s

∆𝑣 = 0,0032 m/s
KR =

KR =


∆𝑣

𝑣

x 100 %

0,0032
0,262

x 100 %

KR = 1,22 % (3 AB )
𝑣 = | 0,260 ± 0,003 | m/s

Kelajuan orang pertama :
V=

𝑥

𝑡1

∆𝑣 = |
∆𝑣 = |

=

9,0700

∆𝑥

|+|

𝑥

16,6

0,0005
9,0700

= 0,546 m/s

∆𝑡
𝑡

|+|

|v
0,1

16,6

| 0,546 m/s

∆𝑣 = | 0,000055 | + | 0,00602 | 0,546 m/s

∆𝑣 = 0,0033 m/s
KR =
KR =

∆𝑣
𝑣

x 100 %

0,0033
0,546

x 100 %

KR = 0,60 % (3AB )
V = | 5,46 ± 0,03 |x10-1 m/s

Kelajuan orang ke 2 :
v=

𝑥

𝑡2

=

9,0700

∆𝑥

∆𝑣 = |

12,6

∆𝑡

|+|

𝑥

0,0005

∆𝑣 = |

= 0,719 m/s
𝑡

|+|

9,0700

|v
0,1

| 0,719 m/s

12,6

∆𝑣= | 0,000055 | + | 0,00793 | 0,719 m/s
∆𝑣 = 0,00574 m/s
KR =
KR =

∆𝑣
𝑣

x 100 %

0,00574

x 100 %

0,719

KR = 0,79 % (4AB )
V = | 0,719 ± 0,005 | m/s
Kelajuan orang ke 3 :
v=

𝑥

𝑡3

∆𝑣 = |

∆𝑣 = |

=

9,0700

∆𝑥

|+|

𝑥

8,1

0,0005
9,0700

= 1,119 m/s

∆𝑡
𝑡

|+|

|v
0,1
8,1

| 1,119 m/s

∆𝑣 = | 0,000055 | + | 0,0123 | 1,119 m/s

∆𝑣 = 0,0138 m/s
KR =

KR =

∆𝑣
𝑣

x 100 %

0,0138
1,119

x 100 %

KR = 1,23 % (3 AB )
v = | 1,11 ± 0,01 | m/s
4. Untuk lintasan dari A ke B ke C ke B ke A
Diketahui :
Jarak ( x )

= | 11,2000 ± 0,00005 | m

Perpindahan (∆𝑥 )

=-

Waktu tempuh 1 ( 𝑡1 )

= | 22,1 ± 0,1 | s

Waktu tempuh 1 ( 𝑡3 )

= | 11,5 ± 0,1 | s

Waktu tempuh 1 ( 𝑡2 )

= | 17,9 ± 0,1 | s

Karena tidak terjadi perpindahan posisi ( kembali ke titik awal), maka pada
lintasan dari A ke B ke C ke B ke A ini juga tidak ada kecepatan. Adapun
kelajuannya adalah sebagai berikut :
Kelajuan orang pertama :
v=

𝑥

𝑡1

∆𝑣 = |

=

11,2000

∆𝑥

|+|

𝑥

22,1

∆𝑡

|v

𝑡

0,0005

∆𝑣 = |

= 0,506 m/s

|+|

11,2000

0,1

22,1

| 0,506 m/s

∆𝑣 = | 0,000004 | + | 0,004552 | 0,506 m/s

∆𝑣 = 0,0023 m/s
KR =
KR =

∆𝑣

x 100 %

𝑣

0,0023
0,506

x 100 %

KR = 0,45 % (4 AB )
v = | 0,506 ± 0,002 | m/s
Kelajuan orang ke 2 :
v=

𝑥

=

𝑡2

11,2000

∆𝑥

∆𝑣 = |

𝑥

17,9

∆𝑡

|+|

𝑡

0,0005

∆𝑣 = |

= 0,625 m/s
|v

|+|

11,2000

0,1

17,9

| 0,625 m/s

∆𝑣= | 0,000004 | + | 0,0055 | 0,625 m/s

∆𝑣 = 0,00344 m/s
KR =
KR =

∆𝑣
𝑣

x 100 %

0,00344
0,625

x 100 %

KR = 0,55 % (4 AB )
V = | 0,625 ± 0,003 | m/s
Kelajuan orang ke 3 :
V=

𝑥

𝑡3

∆𝑣 = |

=
∆𝑥
𝑥

11,2000
11,5

|+|

∆𝑡
𝑡

= 0,973 m/s
|v

∆𝑣 = |

0,0005
11,200

|+|

0,1

11,5

| 0,973 m/s

∆𝑣 = | 0,000004 | + | 0,0086 | 0,973 m/s

∆𝑣 = 0,0083 m/s
KR =
KR =

∆𝑣
𝑣

x 100 %

0,0083
0,973

x 100 %

KR = 0,85 % (4 AB )
v = | 0,973 ± 0,008 | m/s
Dari analisis pertama kegiatan 1 ini dapat disimpulkan bahwa jarak tempuh
berbanding lurus dengan waktu tempuh. Semakin panjang lintasan yang ditempuh
oleh maisng – masing orang dalam segitiga siku – siku, maka akan semakin
banyak pula waktu yang dibutuhkan oleh masing – masing orang untuk
menempuh lintasan itu.
1. Vector posisi dan analisis perpindahan masing – masing lintasan
C

2,7400 m
A

2,1300 m

B

𝐴=|0i+0J|

⃗ = | 2,1300 i + 0 J |
𝐵

𝐶 = | 0 i + 2,7400 J |

Untuk lintasan dari A ke B
C

2,7400 m
A

2,1300 m

B

Besar perpindahan dari A ke B :
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐵
⃗ - 𝐴 = | 2,1300 i + 0 j | - | 0 i + 0 j | = | 2,1300 I + 0j | m
𝐴𝐵

Untuk lintasan dari A ke B ke C
C

2,7400 m
A

2,1300 m

B

Besar perpindahan dari A ke C :
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶 = 𝐶 - 𝐴 = | 0 i + 2,7400 j | - | 0 i + 0 j | = | 0 i + 2,7400 j | m

Untuk lintasan dari A ke B ke C ke B
C

2,7400 m
A

2,1300 m

B

Besar perpindahan dari A ke B :
⃗⃗⃗⃗⃗
⃗ - 𝐴 = | 2,1300 i + 0 j | - | 0 i + 0 j | = | 2,1300 I + 0j | m
𝐴𝐵 = 𝐵

Untuk lintasan dari A ke B ke C ke B ke A
C

2,7400 m

A

2,1300 m

B

Besar perpindahan dari A ke B :
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐴 = 𝐴 - 𝐴 = | 0 i + 0 j | - | 0 i + 0 j | = | 0 i + 0j | m ( tidak ada perpindahan )

Kegiatan 2
1. Kecepatan pada masing – masing data
1) Untuk ketinggian | 5,00 ± 0,05 | cm
a) Jarak tempuh | 11,00 ± 0,05 | cm
𝑡1 = | 2,3 ± 0,1 | s

𝑡2 = | 2,4 ± 0,1 | s
𝑡3 = | 2,4 ± 0,1 | s
𝑡̅ =

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3
3

2,3+ 2,4+ 2,4

=

3

=

7,1
3

= 2,36 s

δ1 = | 𝑡1 - 𝑡 | = | 2,3 – 2,36 | = 0,06 s

δ2 = | 𝑡2 - 𝑡 | = | 2,4 – 2,36 | = 0,04 s

δ3 = | 𝑡3 - 𝑡 | = | 2,4 – 2,36 | = 0,04 s

karena 𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,4 s, maka hasil pengukuran ini dapat dituliskan :

t = | t ± ∆ t | = | 2,36 ± 0,1 | s
KR =
KR =

∆𝑡
𝑡

x 100 %

0,06
2,36

x 100 % = 2,54 % ( mendekati 1 % = 3 AB )

Sehingga 𝑡̅1 = | t ± ∆ t | = | 2,36 ± 0,06 | s

⃗⃗⃗⃗⃗
𝑣1 =

∆𝑥

∆𝑣 = |

0,05

∆𝑣 = |

𝑡3

=

∆∆𝑥
∆𝑥

11

11,00
2,36

|+|

|+|

= 4,66 cm/s

∆𝑡
𝑡

|𝑣

0,06

2,36

| 4,66 cm/s

∆𝑣 = | 0,0045 | + | 0,0254 | 4,66 cm/s

∆𝑣 = 0,139334 cm/s
KR =
KR =


∆𝑣

𝑣

x 100 %

0,139334
4,66

x 100 %

KR = 2,99 % ( mendekati 1 % = 3 AB )
Maka kecepatan bola pada jarak | 11, 00 ± 0,05 | cm dapat dituliskan :
𝑣 = | 4,66 ± 0,13 | cm/s

b) Jarak tempuh | 22,00 ± 0,05 | cm
𝑡1 = | 4,7 ± 0,1 | s

𝑡2 = | 4,7 ± 0,1 | s

𝑡3 = | 4,9 ± 0,1 | s
𝑡̅ =

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3
3

4,7+ 4,9+4,9

=

3

=

14,3
3

= 4,76 s

δ1 = | 𝑡1 - 𝑡 | = | 4,7 – 4,76 | = 0,06 s

δ2 = | 𝑡2 - 𝑡 | = | 4,7 – 4,76 | = 0,06 s

δ3 = | 𝑡3 - 𝑡 | = | 4,9 – 4,76 | = 0,14 s

karena 𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,14 s, maka hasil pengukuran ini dapat dituliskan :

t = | t ± ∆ t | = | 4,76 ± 0,14 | s
KR =

∆𝑡
𝑡

x 100 %

0,14

x 100 % = 2,94 % ( mendekati 1 % = 3 AB )

⃗⃗⃗⃗⃗
𝑣2 =

∆𝑥

22,00

∆𝑣 = |

0,05

KR =

4,76

Sehingga 𝑡̅2 = | t ± ∆ t | = | 4,76 ± 0,14 | s

∆𝑣 = |

𝑡3

=

∆∆𝑥
∆𝑥

22

4,76

|+|

|+|

= 4,62 cm/s

∆𝑡
𝑡

|𝑣

0,14

4,76

| 4,62 cm/s

∆𝑣 = | 0,0022 | + | 0,0294 | 4,62 cm/s

∆𝑣 = 0,145992 cm/s
KR =
KR =


∆𝑣

𝑣

x 100 %

0,145992
4,62

x 100 %

KR = 3,16 % ( mendekati 1 % = 3 AB )
Maka kecepatan bola pada jarak | 22, 00 ± 0,05 | cm dapat dituliskan :
𝑣 = | 4,62 ± 0,14 | cm/s

c) Jarak tempuh | 33,00 ± 0,05 | cm
𝑡1 = | 7,0 ± 0,1 | s

𝑡2 = | 6,9 ± 0,1 | s

𝑡3 = | 6,9 ± 0,1 | s
𝑡̅ =

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3
3

=

7,0+ 6,9+ 6,9
3

=

20,8
3

= 6,93 s

δ1 = | 𝑡1 - 𝑡 | = | 6,9 – 6,93 | = 0,03 s

δ2 = | 𝑡2 - 𝑡 | = | 6,9 – 6,93 | = 0,03 s

δ3 = | 𝑡3 - 𝑡 | = | 7,0 – 6,93 | = 0,07 s

karena 𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,07 s, maka hasil pengukuran ini dapat dituliskan :

t = | t ± ∆ t | = | 6,93 ± 0,07 | s
KR =

∆𝑡
𝑡

x 100 %

0,07

x 100 % = 1,01 % (3 AB )

𝑣3 =
⃗⃗⃗⃗⃗

∆𝑥

33,00

∆𝑣 = |

0,05

KR =

6,93

Sehingga 𝑡̅3 = | t ± ∆ t | = | 6,93 ± 0,07 | s

∆𝑣 = |

𝑡3

=

∆∆𝑥
∆𝑥

33

6,93

|+|

|+|

= 4,76 cm/s

∆𝑡
𝑡

|𝑣

0,07

6,93

| 4,76 cm/s

∆𝑣 = | 0,0015 | + | 0,0101 | 4,76 cm/s

∆𝑣 = 0,055216 cm/s
KR =
KR =


∆𝑣

𝑣

x 100 %

0,055216
4,76

x 100 %

KR = 1,16 % ( mendekati 1 % = 3 AB )
Maka kecepatan bola pada jarak | 33, 00 ± 0,05 | cm dapat dituliskan :
𝑣 = | 4,76 ± 0,05 | cm/s

d) Jarak tempuh | 44,00 ± 0,05 | cm
𝑡1 = | 9,2 ± 0,1 | s

𝑡2 = | 9,2 ± 0,1 | s

𝑡3 = | 9,3 ± 0,1 | s
𝑡̅ =

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3
3

=

9,2+ 9,3+ 9,2
3

=

27,7
3

= 9,23 s

δ1 = | 𝑡1 - 𝑡 | = | 9,2 – 9,23 | = 0,03 s

δ2 = | 𝑡2 - 𝑡 | = | 9,3 – 9,23 | = 0,07 s

δ3 = | 𝑡3 - 𝑡 | = | 9,2 – 9,23 | = 0,03 s

karena 𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,07 s, maka hasil pengukuran ini dapat dituliskan :

t = | t ± ∆ t | = | 9,23 ± 0,07 | s

KR =

∆𝑡
𝑡

x 100 %

0,07

x 100 % = 0,75 % ( mendekati 1 % = 3 AB )

𝑣3 =
⃗⃗⃗⃗⃗

∆𝑥

44,00

∆𝑣 = |

0,05

KR =

9,23

Sehingga 𝑡̅1 = | t ± ∆ t | = | 9,23 ± 0,07 | s

∆𝑣 = |

𝑡3

=

∆∆𝑥
∆𝑥

44

9,23

|+|

|+|

= 4,76 cm/s

∆𝑡
𝑡

|𝑣

0,07

9,23

| 4,76 cm/s

∆𝑣 = | 0,0011 | + | 0,0075 | 4,76 cm/s

∆𝑣 = 0,040936 cm/s
KR =
KR =


∆𝑣

𝑣

x 100 %

0,040936
4,76

x 100 %

KR = 0,86 % ( mendekati 1 % = 3 AB )
Maka kecepatan bola pada jarak | 44, 00 ± 0,05 | cm dapat dituliskan :
𝑣 = | 4,76 ± 0,04 | cm/s

2) Untuk ketinggian | 7,00 ± 0,05 | cm
a) Jarak tempuh | 11,00 ± 0,05 | cm
𝑡1 = | 1,5 ± 0,1 | s

𝑡2 = | 1,6 ± 0,1 | s

𝑡3 = | 1,6 ± 0,1 | s
𝑡̅ =

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3
3

=

1,5+ 1,6+ 1,6
3

=

4,7
3

= 1,56 s

δ1 = | 𝑡1 - 𝑡 | = | 1,5 – 1,56 | = 0,06 s

δ2 = | 𝑡2 - 𝑡 | = | 1,6 – 1,56 | = 0,04 s

δ3 = | 𝑡3 - 𝑡 | = | 1,6 – 1,56 | = 0,04 s

karena 𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,06 s, maka hasil pengukuran ini dapat dituliskan :

t = | t ± ∆ t | = | 1,56 ± 0,06 | s

KR =

KR =

∆𝑡
𝑡

x 100 %

0,06
1,56

x 100 % = 3,84 % ( mendekati 1 % = 3 AB )

Sehingga 𝑡̅1 = | t ± ∆ t | = | 1,56 ± 0,06 | s

⃗⃗⃗⃗⃗
𝑣1 =

∆𝑥

∆𝑣 = |

0,05

∆𝑣 = |

𝑡3

=

∆∆𝑥
∆𝑥

11

11,00
1,56

|+|

= 7,051 cm/s

∆𝑡
𝑡

|𝑣

0,06

|+|

1,56

| 7,051 cm/s

∆𝑣 = | 0,0045 | + | 0,0384 | 7,051 cm/s

∆𝑣 = 0,3024879 cm/s
KR =
KR =


∆𝑣

𝑣

x 100 %

0,3024879

x 100 %

7,051

KR = 4,29 % ( mendekati 1 % = 3 AB )
Maka kecepatan bola pada jarak | 11, 00 ± 0,05 | cm dapat dituliskan :
𝑣 = | 7,05 ± 0,30 | cm/s

b) Jarak tempuh | 22,00 ± 0,05 | cm
𝑡1 = | 3,5 ± 0,1 | s

𝑡2 = | 3,3 ± 0,1 | s

𝑡3 = | 3,3 ± 0,1 | s
𝑡̅ =

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3
3

3,5+ 3,3+3,3

=

3

=

10,1
3

= 3,36 s

δ1 = | 𝑡1 - 𝑡 | = | 3,5 – 3,36 | = 0,14 s

δ2 = | 𝑡2 - 𝑡 | = | 3,3 – 3,36 | = 0,06 s

δ3 = | 𝑡3 - 𝑡 | = | 3,3 – 3,36 | = 0,06 s

karena 𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,14 s, maka hasil pengukuran ini dapat dituliskan :

t = | t ± ∆ t | = | 3,36 ± 0,14 | s

KR =

∆𝑡
𝑡

x 100 %

0,14

x 100 % = 4,16 % ( mendekati 1 % = 3 AB )

𝑣2 =
⃗⃗⃗⃗⃗

∆𝑥

22,00

∆𝑣 = |

0,05

KR =

3,36

Sehingga 𝑡̅2 = | t ± ∆ t | = | 3,36 ± 0,14 | s

∆𝑣 = |

𝑡3

=

∆∆𝑥
∆𝑥

22

3,36

|+|

= 6,547 cm/s

∆𝑡
𝑡

|𝑣

0,14

| + | 3,36 | 6,547 cm/s

∆𝑣 = | 0,0022 | + | 0,0416 | 6,547 cm/s

∆𝑣 = 0,28675 cm/s
KR =
KR =


∆𝑣

x 100 %


𝑣

0,28675
6,547

x 100 %

KR = 4,27 % ( mendekati 1 % = 3 AB )
Maka kecepatan bola pada jarak | 22, 00 ± 0,05 | cm dapat dituliskan :
𝑣 = | 6,54 ± 0,28 | cm/s

c) Jarak tempuh | 33,00 ± 0,05 | cm
𝑡1 = | 4,9 ± 0,1 | s

𝑡2 = | 5,0 ± 0,1 | s

𝑡3 = | 5,1 ± 0,1 | s
𝑡̅ =

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3
3

4,9+ 5,0+ 5,1

=

3

=

15
3

=5s

δ1 = | 𝑡1 - 𝑡 | = | 4,9 – 6,93 | = 0,1 s

δ2 = | 𝑡2 - 𝑡 | = | 5,0 – 6,93 | = 0 s

δ3 = | 𝑡3 - 𝑡 | = | 5,1 – 6,93 | = 0,1 s

karena 𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,1 s, maka hasil pengukuran ini dapat dituliskan :

t = | t ± ∆ t | = | 5,0 ± 0,1 | s
KR =
KR =

∆𝑡
𝑡

x 100 %

0,1

x 100 % = 2 % ( mendekati 1 % = 3 AB )

5,0

Sehingga 𝑡̅3 = | t ± ∆ t | = | 5,00 ± 0,10 | s

𝑣3 =
⃗⃗⃗⃗⃗

∆𝑥

∆𝑣 = |

0,05

∆𝑣 = |

𝑡3

=

∆∆𝑥
∆𝑥

33

33,00
5,0

|+|
|+|

= 6,00 cm/s

∆𝑡
𝑡

0,1
5,0

|𝑣

| 6,00 cm/s

∆𝑣 = | 0,0015 | + | 0,02 | 6,00 cm/s

∆𝑣 = 0,129 cm/s
KR =
KR =


∆𝑣

𝑣

x 100 %

0,129
6,00

x 100 %

KR = 2,15 % ( mendekati 1 % = 3 AB )

Maka kecepatan bola pada jarak | 33, 00 ± 0,05 | cm dapat dituliskan :
𝑣 = | 6,00 ± 0,12 | cm/s

d) Jarak tempuh | 44,00 ± 0,05 | cm
𝑡1 = | 6,9 ± 0,1 | s

𝑡2 = | 6,9 ± 0,1 | s

𝑡3 = | 6,8 ± 0,1 | s
𝑡̅ =

𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3
3

6,9+ 6,9+ 6,8

=

3

=

20,6
3

= 6,86 s

δ1 = | 𝑡1 - 𝑡 | = | 6,9 – 6,86 | = 0,004 s

δ2 = | 𝑡2 - 𝑡 | = | 6,9 – 6,86 | = 0,04 s

δ3 = | 𝑡3 - 𝑡 | = | 6,8 – 6,86 | = 0,06 s

karena 𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,06 s, maka hasil pengukuran ini dapat dituliskan :

t = | t ± ∆ t | = | 6,86 ± 0,06 | s
KR =

∆𝑡
𝑡

x 100 %

0,06

x 100 % = 0,87 % ( mendekati 1 % = 3 AB )

⃗⃗⃗⃗⃗
𝑣3 =

∆𝑥

44,00

∆𝑣 = |

0,05

KR =

6,86

Sehingga 𝑡̅4 = | t ± ∆ t | = | 6,86 ± 0,06 | s

∆𝑣 = |

𝑡3

=

∆∆𝑥
∆𝑥

44

6,86

|+|

|+|

= 6.413 cm/s

∆𝑡
𝑡

|𝑣

0,06

6,86

| 6,413 cm/s

∆𝑣 = | 0,0011 | + | 0,0087 | 6,413 cm/s

∆𝑣 = 0,0628474 cm/s
KR =
KR =


∆𝑣

𝑣

x 100 %

0,0628474
6,413

x 100 %

KR = 0,98 % ( mendekati 1 % = 3 AB )
Maka kecepatan bola pada jarak | 44, 00 ± 0,05 | cm dapat dituliskan :
𝑣 = | 6,41 ± 0,06 | cm/s

Jarak Tempuh ( m )

2. Grafik hubungan jarak dan waktu tempuh
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

y = 6,2681x + 1,2054
R² = 0,9995

0

1

2

3
4
5
Waktu Tempuh ( s )

6

7

8

1) Untuk ketinggian | 5,00 ± 0,05 | cm
Grafik 1. Hubungan jarak dan waktu tempuh pada ketinggian |5,00 ± 0,05|cm
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
𝑠 = 𝑚𝑡 + 𝑐
𝑑𝑠

𝑣 = 𝑑𝑡

𝑣 =

𝑑 (𝑚𝑡 + 𝑐)
𝑑𝑡

𝑣 = 4,827 cm/s

DK = 𝑅 2 = 0,999

KR = (1 − 𝐷𝐾) × 100% = 0,1% ( 4 AB )

∆𝑣 = 𝐾𝑅 × 𝑣 = 0,1% × 4,827 cm/s = 0,4827 cm/s

𝑃𝐹 = |𝑣 ± ∆𝑣| = |4,827 ± 0,482|𝑐𝑚/𝑠

2) Untuk ketinggian | 7,00 ± 0,05 | cm

Grafik Hubungan Jarak dan Waktu Tempuh
Jarak Tempuh ( m )

50
y = 6,2681x + 1,2054
R² = 0,9995

40
30
20
10
0
0

2

4
Waktu Tempuh ( s )

6

8

Grafik 2. Hubungan jarak dan waktu tempuh pada ketinggian | 7,00 ± 0,05 |
cm
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
𝑠 = 𝑚𝑡 + 𝑐
𝑣 =

𝑣 =

𝑑𝑠
𝑑𝑡

𝑑 (𝑚𝑡 + 𝑐)
𝑑𝑡

𝑣 = 6,268 cm/s

DK = 𝑅 2 = 0,999

KR = (1 − 𝐷𝐾) × 100% = 0,1% ( 4 AB )

∆𝑣 = 𝐾𝑅 × 𝑣 = 0,1% × 6,268 cm/s = 0,6268 cm

v=|v±∆v|

=|6,268±0,626|cm/s
PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini terdiri atas dua kegitan. Pada praktikum ini terdapat 2
kegiatan. Kegiatan pertama adalah mengukur jarak, perpindahan, dan waktu
tempuh yang dilakukan oleh objek (orang). Kegiatan kedua adalah mengukur
jarak tempuh dan waktu tempuh pada gelembung. Berdasarkan analisis data pada
kegiatan pertama dapat diperoleh bahwa jarak berbanding lurus dengan waktu
tempuh. Dimana semakin besar jarak yang ditempuh maka waktu yang
dibutuhkan juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan teori sehingga dapat
dikatakan bahwa praktikum yang kami lakukan berhasil karena sesuai dengan
teori. Dapat pula dikatakan bahwa jika tidak ada perpindahan maka kecepatan
yang dialami oleh benda/objek bernilai nol. Sesuai dengan hasil analisis yang
kami peroleh maka dapat dikatakan pula berhasil karena sesuai dengan teori.
Pada kegiatan kedua kita menggunakan gelembung pada tabung GLB
sebagai objek dimana selang jarak setiap titik itu sebesar 11cm. Pada ketinggian 5
cm untuk jarak 11 cm diperoleh waktu tempuh 2,36 s, jarak 22 cm diperoleh
waktu tempuh 4,76 s, jarak 33 cm diperoleh waktu tempuh 6,96 s, jarak 44 cm
diperoleh waktu tempuh 9,23 s. Untuk ketinggian 7 cm, pada jarak jarak 11 cm
diperoleh waktu tempuh 1,56 s, jarak 22 cm diperoleh waktu tempuh 3,36 s, jarak

33 cm diperoleh waktu tempuh 5 s, jarak 44 cm diperoleh waktu tempuh 6,86 s.
dari hasil analisis ini dapat dikatakan bahwa semakin besar ketinggian tabung
GLB maka waktu tempuh gelembung untuk mencapai ujung tabung semakin
sedikit. Atau dapat pula dikatakan bahwa yang yang dibutuhkan semakin sedikit.
Selain itu dapat pula dikatakan bahwa semakin besar ketinggian maka semakin
besar pula kecepatannya.
Dari hasil keseluruhan dapat dikatakan bahwa praktikum ini berhasil adapun
kesalahan yang terjadi mungkin disebabkan oleh praktikan itu sendiri dalam
pengambilan data.
SIMPULAN DAN DISKUSI
1. Jarak adalah panjang total lintasan yang ditempuh oleh benda dan itdak
memiliki arah sedangkan perpingahan adalah perubahan posisi benda dan
memiliki arah.
2. Kecepatan diperoleh dari hasil bagi antara perpindahan dengan waktu tempuh
dan memiliki arah sedangkan kelajuan adalah hasil bagi antara jarak total
dengan waktu tempuh dan tidak memiliki arah.
3. Hubungan atara jarak dengan waktu tempuh berbanding lurus.
4. GLB adalah gerak yang dilakukan oleh suatu benda pada lintasan lurus
dengan kecepatan tetap.
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam pengambilan data dan
kepada asisten agar lebih memberikan penjelasan kepada praktikan agar praktikan
tidak lagi salah-salah dalam menganalisis data hasil praktikum.

DAFTAR RUJUKAN
Halliday, Resnick, Walker. 2010. Fisika Dasar Jilid 1. Ciracas: Erlangga
Herman, asisten LFD. 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar: Unit
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA UNM
Serway, Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jagakarsa, Jakarta : Salemba
Teknika
Giancolli. 2001 Fisika Edisi Kelima Jilid 1 (terjemahan Yuhliza Hanum)..
Erlangga .Jakarta