PERAN DAN PENGARUH FATWA MUI DALAM KEHID

PERAN DAN PENGARUH FATWA MUI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA
DAN BERNEGARA :
Fatwa MUI dan Positifikasi Hukum Islam
Oleh
Kusnadi
Jurusan Syariah dan Hukum Islam; Mahad Aly Zawiyah Jakarta
Jalan budi harapan no.40, Cipinang Melayu, jakarta timur
Email: kusa858@gmail.com

ABSTRAK
Permasalahan akan kehidupan berbangsa dan bernegara sudah diatur dalam hukum
positif di indonesia. Akan tetapi tulisan ini membahas bagaimana Fatwa MUI dan
Positivisme Hukum Islam saling berpadu serta didalamnya juga merinci berbagai hal
yang bisa dijadikan kajian mengenai keterkaitannya, berusaha menggali serta
membuka pengetahuan. Bahwa ada sebagian mengatakan kehidupan berbangsa dan
bernegara terlepas dari hukum islam, Bila ditelusuri dan diteliti lebih jelasnya
dominannya itu fatwa MUI dan Positivisme Hukum Islam.
ABSTRACT
The problem of national and state life is regulated in positive law in Indonesia.
However, this article discusses how the MUI Fatwa and Positivism of Islamic Law
are integrated together and also details the various things that can be used as a

study on the linkage. Trying to dig and open knowledge. That there are some say
the life of nation and state apart from Islamic law, If traced and studied
moreclearly dominance it fatwa MUI and Positivism of Islamic Law.
keyword ; Fatwa MUI, Hukum Positifikasi, Hukum Islam
BAB I

1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Wacana kehidupan berbangsa dan bernegara membincangkan keadilan antar
umat beragama jauh sebelumnya istilah Pluralisme 1. Namun sebagai umat islam bahwa
semua itu sudah ada ketetetapan yang dimiliki oleh Fatwa MUI sebagai pionir. Sehingga
berperan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sepatutnya kedudukan MUI dalam
sistim Tata Negara Jimly Assidiqie memberikan pandanganya lebih jelasnya suatu
lembaga-lembaga Negara dalam konstitusi menjadi tiga bagian ialah ; Pertama lembaga
yang disebut lembaga Tinggi Negara (LTN) bertugas atas kewenangan terhadap UUD,
Kedua lembaga-lembaga, memberikan pandanganya lebih jelasnya suatu lembagalembaga Negara dalam konstitusi menjadi tiga bagian ialah ; Pertama lembaga yang
disebut lembaga Tinggi Negara (LTN) bertugas atas kewenangan terhadap UUD, Kedua
lembaga-lembaga


yang berfungsi peran pada UUD, ketiga lembaga yang tidak

disebutkan nama lembaga dalam UUD kelompok ini yaitu KPK, kejaksaan Agung,
Komnas HAM.
Dari ketiga kategori tersebut lembaga MUI, sebagai cerminan lembaga agama
jelas secara tegas disebutkan nama lembaga dan kewenangannya serta diatur dengan
UUD, kedudukan MUI dalam yuridis diberi dinyatakan jelas. Ada beberapa point yang
telah dirumuskan MUI dalam menanggulangi permasalahan sebagai berikut :
1. Dalam konteks berbangsa dan bernegara setelah proklamasi 45 islam
memandang posisi umat beragama sebagai sesama bagian warga bangsa
yang terikat oleh komite kebangsaan sehingga harus hidup berdampingan
secara damai dengan prinsip mu’ahadah atau muwatsaqah, bukan posisi
muqatalah atau muharabah, artinya kelompok lain yang harus diperangi
atau dimusuhi.

1 Dikatakan Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi pluralisme mengandung dua makna yaitu toleransi dan relativisme

2


Fatwa diatas sangat tepat untuk mewujudkan Negara Indonesia yang adil. Secara
historisasi MUI memiliki kontribusi besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
MUI dalam kelebagaan nasional di Indonesia tidak terlepas dari pemerintah bertugas
membidangi keagamaan atas problematika umat islam, konsistensi terhadap bidangnya
MUI selalu bertindak secara tepat sehingga keputusan akan suatu masalah menghasilkan
fatwa sesuai kebutuhan umat islam.
Perjuangan MUI dalam memberikan maklumat akan permasalahan yang ada tidak
cukup pada satu waktu melainkan melalui sejumlah grade untuk menjelaskan bayan
kepada umat Islam sehingga tercipta kehidupan yang damai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa peran MUI dalam pembangunan di Indonesia ?
2. Apa saja permasalah yang terjadi di Indonesia terkait Fatwa MUI berkenaan hal
kebangsaan ?
3. Bagaimana Esensi hukum islam di Indonesia ?
4. Apa saja kah pembidangan Hukum islam itu ?
5. Apa dasar Hukum Positikasi Hukum Islam di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui peran MUI
2. Untuk menjelaskan permasalah yang terjadi di Indonesia terkait Fatwa MUI

berkenaan hal kebangsaan
3. Untuk menjelaskan Esensi hukum islam di Indonesia
4. Untuk menjelaskan pembidangan hukum islam
5. Untuk mengetahui dasar Hukum Positikasi Hukum Islam di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran MUI dalam pembangunan di Indonesia
Indonesia adalah negara asia yang mendominasi islam terbesar, begitu pula
Indonesia berpenduduk 500.000 jiwa sehingga semua negara tertuju pada negara

3

tersebut. Dalam mengatasi permasalahan yang ada MUI berperan, Majelis Ulama
Indonesia (MUI) ialah wadah musyawarah ulama dan cendikia muslim serta pengemban
tugas dalam hal keagamaan. Selanjutnya pula disebut sebagai lembaga keagamaan yang
menghasilkan hukum tersebut sehingga dikatakan fatwa, lebih jelasnya adalah jawaban,
keputusan, bayan terhadap suatu permasalahan2. Sudah jelas bahkan Mentri agama
Lukman Hakim Saifuddin member ucapan3, betapa beratnya MUI turut serta
membangun bangsa Indonesia.
Ada beberapa tugas MUI dalam mengawal Indonesia diantaranya 4. Sudah

beberapa program yang diciptakan dalam memenuhi hajat umat islam walaupun tidak
semua bidang dilakukan karna semua itu sudah ada koridor masing-masing. Pendidikan
kader ulama sebagai bukti bahwa MUI sangat konsisten atas keinginan utuk
membangun bangsa sampai sekarang pendidikan ini masih eksis untuk mengisi
peradaban yang baik . dalam perjalanannya sudah mengkader para sarjana muslim untuk
turut langsung merasakan bagaimana perjuangan itu tidak cukup hanya angan belaka
tetapi apa yang sudah didapati dalam pendidikan kader ulama bisa memberikan nilai
positif untuk diri maupun oranglain serta ilmu diaplikasikan.

B. Permasalah yang terjadi di Indonesia terkait Fatwa MUI berkenaan hal
kebangsaan
Peristiwa demi peristiwa terjadi bahwa permasalah selalu ada di Indonesia baik
karena adanya kesenjangan sosial maupun dalam berbangsa dan bernegara dalam dalam
realita sering terjadi disinilah MUI sigap mengatasi berbagai permasalahan dalam peran
serta tugasnya untuk umat islam. Berbagai permasalahan yang dihadapi Indonesia
dalam hal ini Fatwa MUI mengisi akan problematika yang ada diantaranya :

2 Metodologi penetapan fatwa majelis ulama Indonesia, hal12
3 http://mui.or.id/id/berita/turut-membangun-bangsa-menag-apresiasi-peran-mui/
4 Lihat http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/15/09/06/nu96cb313-tujuh-tugasmui-untuk-mengawal-umat-dan-bangsa


4

1. Belum membaiknya kesadaran akan mengunakan hak atas pemilu sehingga
banyak diantara kita yang enggan mengunakan suara dalam rangka membangun
bangsa
2. Dangkal terhadap agama yang dianut sehingga tidak toleransi dalam beragama
padahal manusia itu makhluk sosial
3. Fanatic terhadap agama yang terjadi pada setiap individu pada akhirnya salah
dalam mengaplikasikan
Dari tiga poin tersebut Fatwa MUI5 membuat suatu jawaban yang terjadi serta perincian
jelas untuk umat islam agar terciptanya suatu kebersamaan dalam bingkai Indonesia.
C. Esensi Hukum Islam di Indonesia
Secara garis besar hukum Islam adalah syariah 6 tujuannya7 dalam perspektif
hukum Islam akan mengarahkan pada perubahan bahwa hukum Islam itu mempunyai
dua sisi; Pertama Hukum Islam dalam kaitannya dengan syariat yang berakar dari Nash
Qath’I, Kedua Hukum Islam yang berakar dari Nash Zhann yang merupakan wilayah
ijtihad. Di Indonesia kemudian dalam perkembangannya dibagi menjadi dua; a. Hukum
Islam Normatif, b. Hukum Islam Yuridis Formal.
D. Pembidangan Hukum Islam

Para ahli fiqh membagi pembidangan hukum islam secara variasi. Ahli fiqh
klasik membagi pembidangan tersebut atas empat bagian, munakahat( pernikahan),
muamalat(perdagangan), dan jinayat( pidana), namun perkembangan fiqh kontemporer
memasukan perkara ahkam sulthaniyah8 . Mohammad Akram Laldin membagi
perkembangan fiqh terdiri dari dua kategori yakni fiqh ibadah dan fiqh muamalah.

5 lihat materi Ijtima Ulama fatwa MUI tahun 2009
6 Hukum Islam sebagai
7 Ibid hal 4-5
8 Ibid, hal. 17

Hukum Positif di Indonesia hal 1

5

1. Fiqh ibadah meangkum peraturan rukun dan syarat dalam pelaksanaan ibadah
baik berupa sholat, puasa, zakat, haji.9
2. Fiqh muamalah mengatur relasi dengan manusia dengan manusia yang diberikan
oleh Allah swt mengatur urusan di bumi sebagai khalifah di bumi. Fiqqh
muamalah juga membahas bagaimana setiap manusia saling menghargai hak

orang lain dan perkembangan fiqh muamalah meliputi;
a. Al-ahwal al-syakhsiyyah (hukum keluarga)
Hukum yang menyangkut masalah keluarga seperti hukum perkawinan10,
kewarisan11, perceraian dan hadanah12.
b. Al-ahkam al-muamalah (hukum dagang)
Muamalah dalam pengertian hukum dagang terkait transaksi keuangan yang
bersifat privat.
c. Fiqh iqtishad ( hukum keuangan negara )
Fiqh iqtishad adalah fiqh yang mempelajari pengelolaan keuangan negara
seperti perbankan, asuransi, pasar modal.
d. Al-ahkam al-qada wa turuq al-itbat ( hukum administrasi dan acara di
peradilan)13 .
e. Al-ahkam al-dhimmi wa al-musta’min ( hukum mengenai hak orang bukan
islam dalam negara islam)
Membahas mengenai hak dan kewajiban pemerintah utuk melindungi
kelompok minoritas termasuk penangan pajak atas mereka dalam
pemerintahan negara islam.
f. Al-ahkam al-siyar (hukum internasional)
Membahas mengenai bagaimana menjalin hubungan dengan negara lain,
menjaga perdamaian dunia dan hal mengenai yang didalamnya.

g. Al-ahkam al-siyasah (hukum pemerintahan)
Membahas mengenai bagaimana system pemerintahan islam terbentuk
seperti pembentukan konstitusi negara, tatacara pemilihan suara,hak dan
kewajiban warga negara.
h. Al-ahkam al-jinayah ( hukum pidana)
9 Ibid, hal. 18
10 Ibid, hal. 78
11 Ibid, hal. 148
12 Ibid, hal. 128
13 Ibid, hal. 19

6

Membahas hukum fiqh berkenaan tindak pidana beserta hukumannya14.
Pembahasan kategori diatas menunjukan perkembangan kontemporer dalam
wilayah fiqh pada seluruh aspek kehidupan. Dari tujuh aspek tersebut di temukan dan
dirangkum lima kategori fiqh pada umumnya serta dikenal di Indonesia ialah fiqh
munakahat( perkawinan), fiqh muamalat (hukum dagang), fiqh siyar ( pemerintahan),
fiqh siyasah ( hukum pemerintahan), fiqh al-iqtishad ( hukum keuangan negara).
Perkembangan hukum islam mulai menunjukan perkembangan dinamis sejak

kurun waktu yang relative lama. Dalam potret sejarah penetapan hukum islam,
perkembangan pemikiran hukum islam dalam realistic empiris dan dapat di identifikasi
secara sistematis sejak periode Rasulallah SAW hingga era kontemporer saat ini 15.
Dalam realitasnya menunjukkan suatu hal yang dimana hukum islam mempunyai
peranan penting dalam mencapai tujuannya yaitu untuk kemaslahatan bersama.

E. Dasar Hukum Positikasi Hukum Islam di Indonesia
Dalam masyarakat Indonesia keberlakuan hukum islam didasarkan pada
berbagai alasan, yaitu alasan filosofis, sosiologi, dan alasan yuridis. Secara filosofis
hukum islam mampu menjiwai pandangan hidup ideologi dan cita-cita bangsa. Alasan
sosiologis terlihat dalam sejarah masyarakat Indonesia dan kenyataanya berkembang
dimana hukum islam telah menyebar dan bersosialisasi dalam proses interaksi sosial.
Alasan yuridis terbentuk dalam perundangan yang merupalkan positifikasi hukum
islam. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa system hukum islam mempunyai
kedudukan yang kuat dalam tata hukum indonesia16.
Hukum Islam di Indonesia telah menyebarluas di seluruh wilayah Indonesia.
Sejalan dengan agama islam telah menjadi agama terbesar di Indonesia juga
14 Ibid, hal.21
15 Jurnal Syariah dan hukum , volume 5 nomor 2, Desember 2013, halm. 194
16 Banding dengan Abdul Ghani Abdullah, “ Hukum Islam Dalam Sistem Masyarakat Indonesia”, dalam

Mimbar Hukum, No.30/VIII/1997,p.7

7

berkembang sangat pesat. Beberapa bidang hukum islam diterapkan sejak dahulu,
zaman penjajahan hinga kini salah satu contohnya hukum kekeluargaan islam baik
dalam lapangan perkawinan dan kewarisan secara terbatas hukum ini tetap digunakan
pada saat terjadi penjajahan pada zaman VOC hingga jajahan kerjaan zaman belanda
secara keseluruhan. Ada beberapa teori dalam mensiasati perlakuan penjajahan belanda,
teori-teori ini sebagai berikut :


Teori Receptie Exit
Teori bermula dari Hazairin yang memiliki pandangan mengenai hukum
islam dan sumber hukum islam, menurut beliau hukum yang digunakan
setelah Indonesia merdeka ialah UUD 1945 sebagai sumber hukumnya,
dimana aturan peralihan tertera bahwa hukum yang lama masih berlaku
selama tidak bertentangan dengan UUD 1945.



Teori Receptio a Contrario
Teori ini dikemukakan oleh Sayuti Thalib dimana teori ini merupakan
perkembangan

dari

teori

sebelumnya,

dalam

karyanya

ini

ia

menggambarkan terdapat hukum perkawinan yang berlaku penuh
kewarisan islam.


Teori Recoin
Teori ini melanjutkan akan kedua teori sebelumnya telah berlandaskan
dasar hukum islam di Indonesia.

Kedudukan hukum islam sering diperdebatkan namun sejarah kemerdekaan
telah menempatkan hukum islam sebagai pembentuk system hukum di Indonesia.
Dengan kata lain hukum islam sebagai hukum positif di Indonesia adalah sebagai
berikut :



UUD 1945 pasal 29 ayat (1)
Undang-undang RI nomor 48 tahun 2009 tentang kekuasan kehakiman

8










Undang-undang RI nomor 7 tahun 1989 tentang peradilan agama
Kompilasi Hukum Islam (KHI)
Undang-undang RI nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf
Undang-undang RI nomor 19 tahun 2008 tentang surat berharga
Undang-undang RI nomor 21 tahun 2008 Perbankan Syariah
Undang-undang RI nomor 23 tahun 2011 Pengelolaan Zakat
Undang-undang RI nomor 33 tahun 2014 Produk halal
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008
(KHES)

Kesebelas peraturan ini sebagian dari perundang-undangan yang menjadi dasar
berlakunya hukum islam sebagai hukum positif di Indonesia
F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan diperoleh sebagai berikut :
Pertama fatwa MUI sangat konsisten menanggapi permasalahan yang kian muncul
dipermukaan, walaupun fatwa tidak mengikat alngkah indahnya temuan itu diperjelas
serta diberi jawaban
Kedua eksitensi hukum islam tidak akan mati oleh zaman karena itu di dalamnya saling
mengaitkan
Ketiga hukum positif di Indonesia sudah ada sebelumnya tapi ada sebagian pendapat
hukum yang ada di Indonesia masih mengadopsi system hukum barat, sebenarnya
hukum islam di Indonesia bangkit setelah kemerdekaan

DAFTAR PUSTAKA


Hukum Islam sebagai Hukum Positif di Indonesia, Indah Purbasari Setara Press,
Cet.2017





Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM NO. 4 VOL. 20 OKTOBER 2013: 563 – 579

Materi ijtima Ulama komisi fatwa se indonesia III, cet.2009
METODOLOGI PENETAPAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA;
PENGGUNAAN PRINSIP DAN PENCEGAHAN, Dr. H.M. Asrorun Ni’am
Sholeh, M.A. Penerbit Erlangga. Cet,2016

9



Syariat Islam, Kemanusiaan, dan kekuasaan Politik/Imron Musthofa dkk.; editor, Khoirul
Umam, Gontor: CIOS, Maret 2015

10