PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MASA ANAK DAN REM

MASA ANAK DAN MASA REMAJA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari

perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai
dengan lanjut usia. Sebuah ilmu tidak muncul secara tiba-tiba atau begitu saja, namun
ada sejarahnya yang penuh pro dan kontra antar tokohnya.
Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai
pribadi. Perkembangan pribadi manusia ini berlangsung sejak konsepsi
sampai mati. Perkembangan yang dimaksud adalah proses tertentu yaitu
proses yang terus menerus, dan proses yang menuju ke depan dan tidak begitu
saja dapat diulang kembali.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat di rumuskan permasalahannya sebagai

berikut:
1. Bagaimana sejarah munculnya psikologi perkembangan?
2. Apa saja prinsip-prinsip perkembangan?
3. Apa saja tugas-tugas perkembangan?
1.3

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah awal mula munculnya psikologi perkembangan.

1

2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip perkembangan.
3. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1


Sejarah Psikologi Perkembangan
Seorang filosof Plato mengatakan bahwa perbedaan-perbedaan
individual mempunyai dasar genetis. Potensi idividu dikatakanya sudah
ditentukan oleh faktor keturunan. Artinya sejak lahir anak telah memiliki
bakat-bakat atau benih-benih kemampuan yang dapat dikembangan melalui
pengasuhan dan pendidikan.
Sekitar tahun 387 SM, Plato mendirikan sekolah filsafat yang bernama
Akademi. Ia dilahirkan di Athena dan merupakan murid Socrates, seorang ahli
filsafat yang sangat terkenal pada zamannya. Plato berpendapat jiwa manusia
terbagi atas jiwa badaniah dan jiwa rohaniah. Jika jiwa badani akan gugur
bersama-sama dengan raga manusia, jiwa rohaniah tidak akan pernah
berakhir, atau dengan kata lain bersifat abadi.
Pada zaman J.A. Comenius (1592-1671), para pendidik sudah mulai
memperhatika sifat-sifat khas yang dimiliki setiap anak. Comenius
mengatakan bahwa anak tidak boleh di anggap sebagai oarang dewasa yang
bertubuh kecil. J.A. Comenius, dilahirkan di Moravia, ketika berusia 26 tahun
sudah menjadi guru. Dalam bukunya, Didactica Magna, ia menganjurkan agar
pengajran dapat menarik perhatian anak. Oleh karena itu pelajaran harus
diragakan


supaya

anak-anak

dapat

mengamati,

menyelidiki,

dan

2

mengalaminya sendiri. Dalam proses mengajar-belajar aktivitas anak benarbenar diperhatikan, walaupun pada zaman itu usaha-usaha untuk mempelajari
jiwa anak belum sebaik keadaan yang sekarang. Ia menganjurkan agar
pendidikan yang diberikan disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak.
Pelajaran didasarkan pada pengalaman, dimulai dari tingkat yang mudah
medah mengarah kepada tingkat yang lebih sulit. Selain sebagai pendidik
yang memperhatikan perkembangan jiwa anak, ia dikenal pula sebagai

pendidik sosial dan bapak pengajaran klasikal. Sesuatu yang diangggap
penting dalam pengembangan komunikasi dan interaksi adalah tingkat
kepedulian masing-masing terhadap optimalisasi tugas dan fungsi yang
diembanya.
Pada akhir abad ke-17, seorang filosof Inggris kenamaan, John Locke
(1632-1704) mengemukakan bahwa pengalaman dan pendidikan merupakan
faktor yang paling menentukan dalam perkembangan anak. Ia tidak mengakui
adanya kemapuan bawaan (innate knowledge). Sebaliknya menurut Locke, isi
kejiwaan anak ketika dilahirkan adalah ibarat secarik kertas yang masih
kosong, dimana bentuk dan corak kertas tersebut nantinya sangat di tentukan
oleh bagaimana corak itu ditulis. Dalam hal ini Locke mengemukakan istilah
“tabula rasa” (blank state) untuk mengungkapkan pentingnya pengaruh
pengalaman dan lingkungan hidup terhadap perkembangan anak.
Pandangan-pandangan John Locke kemudian ditentang oleh Jean
Jacques Roussean (1712-1778), seorang filosof perancis abad ke 18, yang
berpandangan bahwa anak berbeda secara kualitatif dengan orang dewasa. Ia
sama sekali menolak pandangan bahwa bayi adalah makhluk pasif, yang
perkembangannya ditentukan oleh pengalaman. Ia juga menolak anggapan
bahwa anak merupakan orang dewasa yang tidak lengkap da memperoleh


3

pengetahuan melalui cara berfikir orang dewasa . sebaliknya, ia beranggapan
bahwa sejak lahir anak adalah makhluk aktif, dan suka bereksplorasi

2.2

Prinsip-Prinsip Perkembangan

1. Perkembangan Melibatkan Perubahan
Berkembang berarti mengalami perubahan, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan secara kuantitatif disebut juga
pertumbuhan. Pada pertumbuhan ada peningkatan ukuran maupun
struktur atau proporsi tubuh. Perubahan secara kualitatif ditandai
dengan adanya perubahan fungsi yang bersifat progresif / maju dan
terarah . perubahan dalam perkembangan terjadi karena adanya
dorongan dalam diri individu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan untuk merealisasikan / mengaktualisasikan dirinya.
Selain itu terjadi perubahan dalam bentuk penambahan ukuran dan
proporsi, terjadi juga gejala hilangnya ciri-ciri lama dan munculnya

ciri-ciri baru. Contoh : kemampuan bahasa anak berubah dari sekedar
menangis hingga mampu berbicara dan berkomunikasi dengan orang
lain.
2. Perkembangan Awal Lebih Kritis daripada Perkembangan Selanjutnya.
Saat anak berusia 0 – 5 tahun merupakan saat yang kritis bagi
perkembangan selanjutnya. Perkembangan awal kehidupan merupakan
landasan bagi pembentukan dasar – dasar kepribadian seseorang.
Prilaku yang terbentuk cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap
prilaku anak sepanjang hidupnya.
4

Beberapa kondisi yang mempengaruhi dasar awal
perkembangan antara lain : hubungan antarpribadi terutama dengan
anggota keluarga, keadaan emosi yang terbentuk karena sikap
menerima atau menolak dari orang tua atau anggota keluarga yang
lain, cara atau pola pengasuhan anak, latar belakang keluarga, serta
rangsangan yang diberikan. Sikap dan perilaku anak yang terbentuk
pada tahun-tahun awal kehidupan cenderung bertahan atau menetap
dan mewarnai kepribadian dan sikap prilaku anak dalam berinteraksi
dengan diri dan lingkungan selanjutnya. Sikap dan perilaku yang

terbentuk agak sulit diubah, meskipun tidak berarti tidak dapat
berubah sama sekali. Akan tetapi, pengubahan sikap dan perilaku
tersebut memerlukan motivasi dan usaha keras dari orang yang
bersangkutan untuk mau berubah dan memperbaiki perilaku kebiasaan
yang kurang baik.
3. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar.
Menurut teori Konvergensi yang dikemukakan oleh Stern,
perkembangan seseorang merupakan hasil proses kematangan dan
belajar. Menurut teori Naturalisme perkembangan seseorang terutama
ditentukan oleh faktor alam, bakat pembawaan, keturunan, termasuk
didalamnya kematangan seseorang. Sementara itu, teori Empirisme
berpendapat bahwa perkembangan seseorang terutama ditentukan oleh
faktor lingkungan tempat anak itu berada dan tumbuh – kembang,
termasuk didalamnya lingkungan keluarga, sekolah, dan belajar anak.
Kedua faktor tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan
dalam perkembangan seseorang. Contoh : perkembangan bakat atau
kemampuan seorang anak yang berbakat di bidang tari tidak akan
optimal apabila tidak mendapat kesempatan belajar tari. Dukungan itu

5


diantaranya dengan penyediaan sarana prasarana serta kesempatan
untuk belajar dan mengembangkan potensi dirinya.
4. Perkembangan Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat diramalkan.
Perubahan akibat perkembangan yang terjadi pada seseorang
mengikuti pola urut tertentu yang sama. Perkembangan fisik dan psikis
bayi, misalnya mengikuti arah anggota tubuh. Serta menyebar
keseluruh tubuh. Demikian juga pada perkembangan pola anak belajar
berjalan. Sebelumnya, anak mampu duduk lebih dahulu, berdiri, baru
dapat berjalan. Urutan pola ini tetap pada setiap anak, hanya berbeda
dalam kecepatan yang dibutuhkan setiap anak.
Tempo perkembangan adalah waktu yang dibutuhkan
seseorang untuk mengembangkan aspek tertentu pada dirinya. Irama
perkembangan adalah naik turunnya gejala yang tampak akibat
perkembangan aspek tertentu. Pada periode perkembangan
sekurangnya ada 2 periode. Pertama, pada masa krisis atau menentang
pertama ( 2 sampai 3 tahun ) dimana kemauan anak mulai berkembang
dan ingin mandiri. Kedua, pada masa kritis ( 14 sampai 17 tahun )
anak ingin melepaskan diri dari orang tua dan mencari sampai
menemukan jati dirinya sebagai manusia dewasa.

5. Pola Perkembangan Memiliki Karakteristik Tertentu.
Pola perkembangan, selain mengikuti pola tertentu yang dapat
diramalkan, juga terdapat pola-pola perkembangan karakteristik
tertentu. Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju
yang lebih khusus.Perkembangan pun berlangsung secara
berkesinambungan. Hal ini berarti, perkembangan aspek sebelumnya

6

akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Demikian pula ada
korelasi dalam perkembangan, artinya pada waktu perkembangan fisik
berlangsung dengan cepat maka terjadi pula perkembangan aspekaspek lainnya. Kondisi yang mempengaruhi pola perkembangan ada
yang bersifat permanen/ tetap seperti sebelum dan saat kelahiran.
Tetapi ada pula yang bersifat temporer seperti kondisi lingkungan.
6. Terdapat Perbedaan Individu dalam Perkembangan.
Dalam perkembangan seseorang selain terdapat pola-pola
umum yang sama terdapat pula perbedaan pada hal-hal yang khusus.
Adanya perbedaan individu dalam perkembangan disebabkan setiap
anak adalah individu yang unik, yang satu sama lain berbeda, kendati
anak kembar. Perbedaan individu ini disebabkan oleh factor internal

seperti sex atau jenis kelamin, factor keturunan, juga factor eksternal
seperti factor gizi, pengaruh sosial budaya, dll. Perbedaan
perkembangan juga terjadi dalam kecepatan dan cara berkembang.
Dengan mengetahui adanya perbedaan individu, maka kita
tidak dapat berharap semua anak pada usia tertentu akan memiliki
kemapuan perkembangan yang sama. Oleh karena itu, kita tidak dapat
memperlakukan semua anak dengan cara yang sama. Pendidikan anak
harus bersifat perseorangan, maksudnya pendidikan dirancang dan
dilaksanakan dengan memperhatikan perbedaan, kondisi, bakat dan
kemampuan serta kelemahan setia individu anak. Dengan demikian
diharapakan setiap anak, dapat berkembang optimal sesuai dengan
potensi dirinya.
7. Setiap Periode Perkembangan Memiliki Karakteristik Khusus.

7

Setiap anak atau peserta didik merupakan indivudu yang
berbeda yang harus diperlakuakan berbeda secara individual. Pada
perkembangan secara keseluruhan dan juga pada periode atau tahapan
perkembangan dalam kehidupan seseorang, terdapat pola-pola umum.

Dengan memperhatikan karakteristik khusus, pada setiap periode atau
tahapan perkembangan, maka diharapkan kita mendapat gambaran
mengenai apa yang akan terjadi sehingga dapat menyikapinya dengan
tepat dan membantu perkembangan anak secara optimal.
Para ahli mengemukakan berbagai macam pembagian periode
atau tahap perkembangan yang berbeda-beda. Salah satu pembagian
periode perkembangan yang dikemukakan oleh Hurlock adalah
periode pralahir, periode bayi, periode anak (awal dan akhir), periode
remaja (awal dan akhir), serta periode dewasa (dewasa dini, usia
madia dan usia lanjut). Peralihan periode perkembangan sebelumnya
ke periode berikutny ditandai oleh gejala keseimbangan dan ketidak
seimbangan yang terjadi pada setiap individu. Apabila individu telah
mampu mengadakan penyesuaian dirinya dengan perkembangan yang
terjadi maka terciptalah suatu keseimbangan (equilibrium). Selajutnya,
individu berupaya melepaskan diri dari ketergantungan dengan
lingkungan atau keadaan sebelumnya untuk mencari sesuatu yang
lebih baru sehingga terjadi keadaan ketidak seimbangan
(disequilibrium). Hal ini terjadi secara berkelanjutan dalam
perkembangan kehidupan sesesorang.
8. Terhadap Harapan Sosial pada Setiap Periode Perkembangan.
Pada setiap periode perkembangan juga terdapat harapan
sosial, yang oleh Havighurst disebut tugas perkembangan

8

(development task). Mengingat pentingnya peran tugas perkembangan
pada setiap periode perkembangan, maka akan dibahas secara
tersendiri khususnya tugas perkembangan pada periode anak usia
SD/MI (6-12 tahun). Peserta didik yang mengalami keberhasilan
dalam menyelesaikan tugas perkembangannya akan mengalami rasa
bahagia. Sebaliknya, peserta didik yang mengalami kegagalan atau
kekurang berhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya,
akan merasa kurang bahagia sehingga dapat menghambat
perkembangan selanjutnya.
9. Setiap Perkembangan Mengandung Bahaya Potensial/ Resiko.
Bahaya potensial atau resiko yang terjadi karena peralihan
antarperiode perkembangan yakni, dari periode perkembangan
sebelumnya ke periode perkembangan selanjutnya, terjadi kedaan
ketidak seimbangan dan adanya tututan sosial terhadap perserta didik
yang sedang berkembang. Bahaya potensial tersebut dapat berasal dari
individu, baik secara fisik atau psikis, juga terdapat distimulasi dari
luar sehubungan dengan masalah-masalah penyesuaian akibat keadaan
ketidak seimbangan tututan sosial untuk menyelesaikan tugas
perkembangan tersebut.
Dengan menyadari adanya bahaya potensial atau resiko pada
setiap periode perkembangan, kita perlu bersikap bijaksana dalam
menghadapi gejolak prilaku peserta didik. Hal ini akan dapat
mencegah atau meminimal dampak negatif akibat perkembangan
setiap periode pada diri mereka.
10. Kebahagian bervariasi pada Berbagai Periode Perkembangan.

9

Kebahagiaan dalam perkembangan sangat bervariasi karena
sifatnya subjektif. Rasa kebahagiaan itu dipersepsi dan dirasakan
setiap orang dengan cara yang sangat bervariasi. Akan tetapi, banyak
orang berpendapat bahwa, masa anak merupakan periode yang
membahagiakan dibandingkan dengan periode-periode lainnya.
Kebahagiaan pada masa kecil memegang peranan penting
dalam perkembanagn seseorang karena menjadi modal dasar bagi
kesuksesan perkembangan dan kehidupan selanjutnya. Anak yang
bahagia tercermin pada sosok dan prilakunya. Biasanya mereka sehat
dan energy. Oleh karena itu, pada masa perkembangan, guru maupun
orang tua perlu membekali anak dengan motivasiyang kuat,
menyalurkan energy anak pada kegiatan-kegiatan bermanfaat, melatih
mereka menghadapi dan menerima keadaan ketidakseimbangan dan
situasi sulit dengan lebih tenang dan tidak panik, serta mendorong
mereka untuk membina hubungan sosial secara sehat.

2.3

Tugas-Tugas Perkembangan
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang
harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu;
dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya
apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan
perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan
tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan masyarakat
atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas

10

perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa bayi sampai usia
lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:
1. Masa bayi dan anak-anak
 Belajar berjalan
Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9 sampai 15 bulan,
pada usia ini tulang kaki, otot dan susunan syarafnya telah matang
untuk belajar berjalan.
 Belajar mekan makanan padat
Hal ini terjadi pada tahun kedua, sistem alat-alat pencernaan
makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal
tersebut.
 Belajar berbicara
Mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya
kepada orang lain dengan perantaraan suara itu. Untuk itu, diperlukan
kematangan otot-otot dan syaraf dari alat-alat bicara.
 Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai
dengan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya
belum dapat mengatasi (menahan) ngompol karena perkembangan
syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna. Untuk
memberikan pendidikan kebersihan terhadap anak usia di bawah 4
tahun, cukup dengan pembiasaan saja, yaitu setiap kali mau buang air,
bawal anak ke WC tanpa banyak memberikan penerangan kepadanya.

11

 Mencapai stabilitas fisiologik
Keadaan jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan
dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu
sehingga temperatur badannya mudah berubah. Untuk mencapai
kestabilan jasmaniah, bagi anak diperlukan waktu sampai usia 5 tahun.
Dalam proses mencapai kestabilan jasmaniah ini, orangtua perlu
memberikan perawatan yang intensif, baik menyangkut pemberian
makanan yang bergizi maupun pemeliharaan kebersihan.
 Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial
Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan
yang kompleks dan membingungkan. Lama kelamaan anak dapat
mengamati benda-benda atau orang-orang disekitarnya. Perkembangan
lebih lanjut, anak menemukan keteraturan dan dapat membentuk
generalisasi (kesimpulan) dari berbagai benda yang pada umumnya
mempunyai ciri yang sama. Anak belajar bahwa bayangan tertentu
dengan suara tertentu yang nyaring memenuhi kebutuhannya disebut
“orang”,”ibu” dan ”ayah”. Anak belajar bahwa benda-benda khusus
dapat dikelompokkan dan diberi satu nama, seperti kucing, ayam,
kambing, dan burung dapat disebut binatang. Untuk mencapai
kemampuan tersebut (mengenal pengertian-pengertian) diperlukan
kematangan sistem syaraf, pengalaman dan bimbingan dari orang
dewasa.
 Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain

12

Anak mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada
disekitarnya dengan menggunakan berbagai cara, yaitu isyarat,
menirukan dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam
belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang lain, sedikit
banyaknya akan menentukan sikapnya di kemudian hari. Apakah ia
bersikap bersahabat, bersikap dingin, introvert, extrovert, dan
sebagainya. Misalnya, apabila anak memperoleh pergaulan dengan
orang tuanya itu menyenangkan, maka cenderung akan bersikap ramah
dan ceria.
 Belajar mengetahui mana yang benar dan yang salah serta
mengembangkan kata hati
Anak kecil dikuasai oleh hedonisme naif, dimana kenikmatan
dianggapnya baik, sedangkan penderitaan dianggapnya buruk
(hedonisme adalah aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam
hidupnya bertujuan mencari kenikmatan dan kebahagiaan). Apabila
anak bertambah besar ia harus belajar pengertian tentang baik dan
buruk, benar dan salah, sebab sebagai makhluk sosial (bermasyarakat),
manusia tidak hanya memperhatikan kepentingan/kenikmatan sendiri
saja, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan/kenikmatan sendiri
saja, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan orang lain. Anak
mengenal pengertian baik dan buruk, benar dan salah ini dipengaruhi
oleh pendidikan yang diperolehnya. Pada mulanya, anak belajar apa
yang dilarang itu berarti buruk atau salah dan apa yang diperbolehkan
itu berarti baik dan benar. Pengalaman ini merupakan permulaan
pembentukkan kata hati anak. Perkembangan selanjutnya terjadi
melalui nasihat, bimbingan, buku-buku bacaan dan analisis pikiran
sendiri. Sesuatu yang penting dalam mengembangkan kata hati anak

13

adalah suri teladan dari orang tua dan bimbingannya. Hal ini lebih baik
daripada penggunaan hukuman dan ganjaran, meskipun dalam situasi
tertentu masih tetap diperlukan.
2. Masa Anak Sekolah
 Belajar ketangkasan fisik untuk bermain
Pada masa sekolah anak sudah sampai pada taraf penguasaan
otot, sehingga sudah dapat berbaris, melakukan senam pagi dan
permainan-permainan ringan, seperti sepak bola, loncat tali, berenang,
dan sebagainya.
 Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism
yang sedang tumbuh
1. Mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi
kebersihan, keselamatan diri, dan kesehatan;
2. Mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau
wanita) dan juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun
postur tubuhnya) secara positif.

 Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya
Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi
yang baru serta teman-teman sebayanya. Pergaulan anak di Indonesia
atau teman sebayanya mungkin diwarnai perasaan senang, karena
secara kebetulan temannya berbudi baik, tetapi mungkin juga diwarnai
oleh perasaan tidak senang karena teman sepermainannya suka
mengganggu atau nakal.

14

 Belajar peranan jenis kelamin
Dari segi permainan umpamanya akan tampak bahwa anak
laki-laki tidak akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti
permainannya yang khas laki-laki, seperti main kelereng, main bola,
dan layang-layang.
 Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan
berhitung
Salah satu sebab masa usia 6-12 tahun disebut masa sekolah
karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah
cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam
masyarakat yang berbudaya, paling sedikit anak harus tamat sekolah
dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh
keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
 Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna
keperluan kehidupan sehari-hari
Ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu disebut konsep
(tanggapan). Kita mempunyai tanggapan tentang ayah, ibu, rumah,
pakaian, buku, sekolah, dan juga mengenai gerak-gerik yang
dilakukan, seperti berbicara, berjalan, berenang, dan menulis.
Bertambahnya pengalaman akan menambah perbendaharaan konsep
pada anak. Tugas sekolah yaitu menanamkan konsep-konsep yang
jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah atau ajaran
agama (moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan sebagainya. Untuk
mengembangkan tugas perkembangan anak ini, maka guru dalam
mendidik/mengajar di sekolah sebaiknya memberikan bimbingan
kepada anak untuk:

15

1. Banyak melihat, mendengar, dan mengalami sebanyak-banyaknya
tentang sesuatu yang bermanfaat untuk peningkatan ilmu dan
kehidupan bermasyarakat.
2. Banyak membaca buku-buku atau media cetak lainnya. Semakin
dipahami konsep-konsep tersebut, semakin mudah untuk
memperbincangkannya dan semakin mudah pula bagi anak untuk
mempergunakannya pada waktu berpikir.

 Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai
Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap dan perasaan
yang berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut
penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama (moral)
disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak
melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah
benar-salah, boleh-tidak boleh, seperti jujur itu baik, bohong itu buruk,
dan sebagainya.
 Belajar membebaskan ketergantungan diri
Hakikat tugas ini ialah untuk dapat menjadi orang yang berdiri
sendiri, dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang bebas dari pengaruh orang tua
dan orang lain.
 Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembga-lembaga
Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap sosial yang
demokratis dan menghargai hak orang lain. Umpamanya,

16

mengembangkan sikap tolong-menolong, sikap tenggang rasa, mau
bekerjasama dengan orang lain, toleransi terhadap pendapat orang lain
dan menghargai hak orang lain.

3.

Masa Remaja
 Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif.
Hakikat tugasnya ini bertujuan agak remaja merasa bangga,
atau bersikap toleran terhadap fisiknya, menggunakan dan meemlihara
fisiknya secara efektif, dan merasa puas dengan fisiknya tersebut.
 Menerima peranan sosial jenis kelamin sebagai pria/wanita
Remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria
atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
 Menginginkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
sosial
1. Berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab
sebagai masyarakat, dan;
2.

Memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah laku dirinya.

 Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya.
1. Membebaskan diri dari sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan
atau bergantung pada orangtua,
2. Mengembangkan afeksi (cinta kasih) kepada orangtua, dan,

17

3. Mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa lainnya
tanpa bergantung kepadanya.
 Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak
laki-laki
 Perkembangan skala nilai.
1. Membentuk seperangkat nilai yang mungkin dapat direalisasikan,
2. Mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai,
3. Mengembangkan kesadaran akan hubungannya dengan sesama
manusia dan juga alam sebagai lingkungan tempat tinggalnya, dan,
4.

Memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang dimilikinya,
sehingga dapat hidup selaras (harmoni) dengan orang lain.

 Secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekwat
 Persiapan mandiri secara ekonomi.
Hakikat tugasnya agar remaja merasa mampu menciptakan
suatu kehidupan (mata pencaharian). Penting buat remaja pria dan
tidak terlalu penting buat remaja wanita.
 Pemilihan dan latihan jabatan
1. Memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, dan,
2. Mempersiapkan diri-memiliki pengetahuan dan keterampilanuntuk memasuki pekerjaan tersebut.
 Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

18

1. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup
berkeluarga, dan memiliki anak.
2. Memperoleh pengetahuan yaang tepat tentang pengelolaan
keluarga dan pemeliharaan anak.
 Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Mencapai kematangan sikap, kebiasaan dan pengembangan
wawasan dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, baik pribadi maupun
sosial.
 Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukan bagi warga negara.
1. Mengembangkan konsep-konsep hukum, pemerintahan, ekonomi,
politik, geografi, hakikat manusia, dan lembaga-lembaga sosial
yang cocok dengan dunia modern, dan,
2. Mengembangkan keterampilan berbahasa dan kemampuan nalar
(berfikir) yang penting bagi upaya memecahkan masalah-masalah
secara efektif.

4.

Masa Dewasa Awal
 Mulai bekerja
 Memilih pasangan hidup dan belajar hidup dengan suami/istri
 Mulai membentuk keluarga dan mengasuh anak

19

 Mengelola/mengemudikan rumah tangga
 Menerima/mengambil tanggung jawab warga Negara
 Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan

5.

Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya
 Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan
fisiologis
 Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
 Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan berbahagia
 Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir
pekerjaan
 Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang
dewasa
 Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.

6.

Masa usia lanjut
1. Menyesuaikan diri dengan kondisi fisik dan kesehatan yang
semakin menurun.
2. Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang
semakin berkurang.

20

3. Menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan hidup.
4. Membina hubungan dengan sesama usia lanjut.
5. Memenuhi kewajiban-kewajiban sosial dan kenegaraan.
6. Memelihara kondisi dan kesehatan.
7.

Kesiapan menghadapi kematian.

BAB III
PENUTUP

3.1

Simpulan
Psikologi perkembangan berawal pada pemahaman yang mendalam pada

anak-anak. Muncullah Plato, J.A. Comenius, John Locke, Jean Jacques Roussean
sebagai pelopor psikologi perkembangan. Objek dari psikologi perkembangan adalah
perkembangan. Dalam perkembangan terdapat prinsip-prinsip maupun tugas-tugas
perkembangan yang seharusnya terjadi sesuai dengan usianya. Prinsipnya yaitu
perkembangan melibatkan perubahan, perkembangan awal lebih kritis dari pada
perkembangan selanjutnya, perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan
belajar, pola perkembangan dapat diramalkan, pola perkembangan mempunyai
karakteristik yang dapat diramalkan, terdapat perbedaan individu dalam berkembang,
periode pola perkembangan, pada setiap periode perkembangan terdapat harapan
sosial, setiap bidang perkembangan mengandung bahaya dan potensial, kebahagiaan
bervariasi pada berbagai periode perkembangan.
3.2

Saran

21

Kita sebagai calon pekerja sosial, harus mengetahui dan mengenali
macam-macam prinsip serta tugas perkembangan agar dalam
meniti/mengintervensi klien, kita dapat menangani dan mencari jalan keluar
masalahnya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Melalui http://belajarpsikologi.com/tugas-perkembangan-remaja/. 31 januari 2015
Melalui
https://books.google.co.id/books?
id=d_XrSz7l4NIC&pg=PA62&lpg=PA62&dq=tugas+tugas+perkembangan&
source=bl&ots=IUSPh633tj&sig=yGqKOrHHwFQraBAGUNcMqreO6_A&h
l=id&sa=X&ei=d2rMVP6LFS1mwXqjoCwBA&redir_esc=y#v=onepage&q=tugas%20tugas
%20perkembangan&f=false. 31 Januari 2015
Melalui
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194412051
967101-KOKO_DARKUSNO_A/TUGAS-TUGAS_PERKEMBANGAN.pdf.
31 Januari 2015
Melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_perkembangan. 26 januari 2015
Melalui

22

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/RositaEndangKusmaryani,
M.Si./TUGAS - TUGASPERKEMBANGAN.pdf . 31 Januari 2015
Melalui http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1146. 26 Januari 2015

23