Kesadaran Berdemokrasi peserta didik studi
KESADARAN DEMOKRASI DI DESA BULU KECAMATAN SEMEN
KABUPATEN KEDIRI
STUDY PEMILIHAN KEPALA DESA
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas observasi mata kuliah
CIVIC EDUCATION (Pkn)
Dosen Pengampu:
Dr. Ilham Tohari SH. MHi
Disusun oleh:
AHMAD BAKHTIAR PAKUSADEWO (932117913)
(KELAS E)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2013
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkah
limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepan nabi Muhammad SAW.
Saya sangat berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Civiv
Education, karena saya telah diberi kesempatan untuk mengerjakan karya tulis ilmiah
ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Civic Education. Saya juga tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung saya dalam
mengerjakan makalah ini.
Makalah yang saya kerjakan ini memang masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu kritik dan saran sangat membantu penulis demi kebaikan makalah ini untuk masa
mendatang. Dan apabila terdapat banyak kekurangan dari makalah ini penulis mohon
maaf. Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN
1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
2
3
A. PENGERTIAN DEMOKRASI 3
B. PENGERTIAN PEMILIHAN KEPALA DESA
5
C. GAMBARAN DEMOKRASI DI DESA BULU
D. PERAN MASYARAKAT
6
E. FAKTOR ADANYA TRANSAKSI POLITIK 6
6
BAB III PROFIL DESA
7
A. IDENTITAS DESA
7
B. STRUKTUR PEMERINTAHAN
7
C. LUAS WILAYAH DAN BATAS DAERAH
D. JUMLAH PENDUDUK
7
7
BAB IV ANALISIS DATA 8
BAB V KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semua negara mengakui demokrasi sebagai alat ukur untuk kebebasan
berpolitik. Kehendak masyarakat merupakan dasar utama kewenangan pemerintah
menjadi basis tegaknya sistem politik demokrasi. Masyarakat menjadi aktor penting
dalam demokrasi, hal ini karena masih memegang teguh rakyat selaku pemegang
kedaulatan. Negara yang tidak memegang demokrasi disebut negara otoriter. Negara
otoriterpun masih mengaku dirinya negara demokrasi. Ini menunjukkan pentingnya
demokrasi dalam kehidupan bernegara dan pemerintahan.
Salah satu perwujudan keterlibatan rakyat dalam proses politik adalah
pemilihan umum. Pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk ikut menentukan figure
dan arah kepemimpinan negara dalam periode waktu tertentu. Ide demokrasi yang
menyebutkan bahwa dasar penyelenggaraan negara adalah kehendak rakyat merupakan
dasar bagi penyelenggaraan pemilu. Maka ketika demokrasi mendapatkan perhatian
yang luas dari masyarakat dunia, penyelenggaraan pemilu yang demokratis menjadi
syarat penting dalam pembentukan kepemimpinan sebuah negara.
Pemilu memiliki fungsi utama dalam hal sirkulasi elit yang teratur dan
berkesinambungan. Sebuah kepemimpinan yang lama tanpa dibatasi periode tertentu,
dapat menjurus pada pada kepemimpinan yang korup dan sewenang – wenang. Banyak
contoh dalam sejarah dunia yang memperlihatkan betapa kekuasaan yang absolut, tanpa
pergantian elit yang teratur dan berkesinambungan, mengakibatkan daya kontrol
melemah dan kekuasaan menjadi korup dan sewenang-wenang.
Tetapi pemilu yang teratur dan berkesinambungan saja tidak cukup untuk
menghasilkan kepemimpinan yang benar-benar mendekati kehendak rakyat. Pemilu
merupakan sarana legitimasi bagi sebuah kekuasaan. Setiap penguasa, betapapun
otoriternya pasti membutuhkan dukungan rakyat secara formal untuk melegitimasi
kekuasaannya. Maka pemilu sering kali dijadikan alat untuk pelegitimasian kekuasaan
semata. Cara termudah yang dilakukan adalah mengatur sedemikian rupa teknis
penyelenggaraan pemilu agar hasil dari pemilu memberi kemenangan mutlak bagi sang
penguasa dan partai politiknya. Pemilu merupakan icon demokrasi yang dapat dengan
mudah diselewengkan oleh penguasa otoriter untuk kepentingan melanggengkan
kekuasaannya. Maka selain teratur dan berkesinambungan, masalah system atau
mekanisme dalam penyelenggaraan pemilu adalah hal penting yang harus diperhatikan.
Maka dari itu pemakalah member judul makalah observasi ini dengan judul
KESADARAN
DEMOKRASI
DI
DESA
BULU
KECAMATAN
SEMEN
KABUPATEN KEDIRI STUDY PEMILIHAN KEPALA DESA. Dengan demikian
dapat dirumuskan seperti di bawah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian demokrasi?
2. Apa pengertian pemilihan kepala desa?
3. Bagaimana gambaran demokrasi di desa Bulu?
4. Bagaimana peran masyarakat dalam pemilihan kepala desa?
5. Apa factor penyebab terjadinya transaksi politik?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DEMOKRASI
Demokrasi merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing lagi. Karena
demokrasi merupakan suatu sistem yang telah dijadikan alternatif dalam tatanan
aktivitas bermasyarakat dan bernegara. Dan demokrasi merupakan asas yang
fundamental dalam pemerintahan. Namun sebenarnya, apa hakikat dari demokrasi itu
sendiri?.
Secara etimologis, demokrasi merupakan gabungan antara dua kata dari bahasa
Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan.
Jadi, secara terminologis demokrasi berarti kedaulatan yang berada di tangan rakyat.
Dengan kata lain, kedulatan rakyat mengandung pengetian bahwa system kekuasaan
tertinggi dalam sebuah Negara dibawah kendali rakyat.1
Pengertian demokrasi secara istilah menurut para ahli, adalah sebagai berikut2:
Joseph A. Shumpter
“Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat”.
Sidney Hook:
“Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintahan yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa”.
Henry B. Mayo:
“Demokrasi sebagai system politik merupakan suatu sistem yang
menunjukan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakilwakil secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
terjaminnya kebebasan politik”.
Makna demokrasi dalam sebuah ideology adalah bahwa ketika sebuah Negara
sebagai sebuah organisasi tertinggi dalam wilayah tertentu menganut demokrasi, Negara
tersebut harus mau menyerahkan kekuasaan kepada rakyat, sehingga:
· Rakyat yang membuat aturan dasar,
· Rakyat yang membentuk pemerintahan
·
Rakyat yang membuat kebijakan untuk dilaksanakan oleh pemerintah
·
tersebut, dan
Rakyat yang mengawasi dan menilai pelaksanaan kebijakan tersebut atau
kinerja pemerintah.3
Jadi, dalam pelaksanaannya merupakan system pemerintahan dimana
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, dalam pengorganisasian suatu Negara.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, hakikat demokrasi
dalam sistem pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di
1R.Masri Sareb Putra (ed), Etika dan Tertib Warga Negara, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010),hal.148
2Ibid, hal. 148
3R.Masri Sareb Putra (ed), Op.Cit, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010),hal.148-149
tanagan rakyat, baik dalam pemeritahan maupun dalam penyelenggaraan Negara, yang
mencangkup tiga hal: pertama, pemerintahdarirakyat (government of the people);
kedua, pemerintah oleh rakyat (government by people); ketiga, pemerintahan untuk
rakyat (government by people).4
Tak lepas dari hakikatnya, demokrasi mempunyai norma-norma sebagai
pandangan hidup, menurut Nurcholis Madjid, yaitu :
1) Pentingnya kesadaran akan pluralisme
2) Terdapatnya musyawarah mufakat
3) Mempunyai tujuan
4) Pemufakatan yang jujur dan sehat
5) Terpenuhinya keperluan pokok
6) Kerjasama antar warga masyarakat dan sikap saling mempercayai itikad yang
baik
7) Pentingnya pendidikan demokrasi.5
B. PENGERTIAN PEMILIHAN KEPALA DESA
Pemilihan Kepala Desa, atau seringkali disingkat Pilkades, adalah suatu
pemilihan Kepala Desa secara langsung oleh warga desa setempat. Berbeda
dengan Lurah yang merupakan Pegawai Negeri Sipil, Kepala Desa merupakan jabatan
yang dapat diduduki oleh warga biasa.
Pilkades dilakukan dengan mencoblos tanda gambar Calon Kepala Desa.
Pilkades telah ada jauh sebelum era Pilkada Langsung. Akhir-akhir ini ada
kecenderungan Pilkades dilakukan secara serentak dalam satu kabupaten, yang
difasilitasi oleh Pemerintah Daerah. Hal ini dilakukan agar pelaksanaannya lebih efektif,
efisien, dan lebih terkoordinasi dari sisi keamanan.6
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005
Tentang Desa
1. BPD memproses pemilihan kepala desa, paling lama 4 (empat) bulan sebelum
berakhirnya masa jabatan kepala desa.
2. Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi
syarat; Pemilihan Kepala Desa bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil; Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan
tahap pemilihan.
3. Kepala desa menjabat maksimal dua kali
4Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, Pancasila dan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN
Sunan Kalijaga, 2005), hal.69
5Ibid, hal. 71-74
6http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_kepala_desa 11 Des 2013 15:28 WIB
4. Untuk pencalonan dan pemilihan Kepala Desa, BPD membentuk Panitia
Pemilihan yang terdiri dari unsur perangkat desa, pengurus lembaga
kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat.Panitia pemilihan melakukan
pemeriksaan identitas bakal calon berdasarkan persyaratan yang ditentukan,
melaksanakan peinungutan suara, dan melaporkan pelaksanaan pemilihan
Kepala Desa kepada BPD.
5. Panitia pemilihan melaksanakan penjaringan dan penyaringan Bakal Calon
Kepala Den sesuai persyaratan;Bakal Calon Kepala Desa yang telah memenuhi
persyaratan ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan.
6. Calon Kepala Desa yang berhak dipilih diumumkan kepada masyarakat
ditempat-tempat yang terbuka sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat
setempat.
7. Calon Kepala Desa dapat, melakukan kampanye sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat setempat; Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih
adalah calon yang mendapatkan dukungan suara terbanyak; Panitia Pemilihan
Kepala Desa melaporkan hash pemilihan Kepala Desa kepada BPD; Calon
Kepala Desa Terpilih sebagaimana dirnaksud pada ayat; ditetapkan dengan
Keputusan BPD berdasarkan Laporan dan Berita Acara Pemilihan dari Panitia
Pemilihan.
8. Calon Kepala Desa Terpilih disampaikan oleh BPD kepada Bupati/Walikota
melalui Camat untuk disahkan menjadi Kepala Desa Terpilih.7
C. GAMBARAN DEMOKRASI DI DESA BULU
Demokrasi di desa Bulu pada pemilihan Kepala Desa periode 2013- 2018
sudah bisa dikatakan demokrastis. Pasalnya semua dilaksanakan secara transparan dan
istimewa dikarenakan baru kali ini calaon Kepala Desa mengajukan peraturan untuk
panitia penyelenggara. Walau masih ada budaya saat kampanye menggunakan uang.
Tapi uang itu hanya sebagai ganti dari hasil kerja untuk menyalurkan hak suara, tak ada
unsur paksaan untuk harus memilih dan semua diberi rata sama. Jadi, tidak bisa dikatan
sebagai money politik. Karena money politik itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi
dan pemaksaan untuk memilih yang memberi uang.8
D. PERAN MASYARAKAT
Peran masyakat desa Bulu dalam pemilihan kepala Desa sangatlah urgen.
Karena di tangan masyarakatlah keputusan berada. Masyarakat sebagai pemegang
7ibid
8 Keterangan dari Kepala Desa Terpilih Hj. Siri Nurhasanah
kedaulatan. Mereka sangat antusias dalam menyalurkan hak suaranya. Hampir 99% hak
suara tersalurkan untuk memilih.9
E. FAKTOR ADANYA TRANSAKSI POLITIK
Faktor yang mempengaruhi adanya transaksi politik adalah budaya dari dulu
dan kemiskinan. Setiap kampanye calon Kepala Desa pasti ada bagi bagi uang. Tapi
yang dilakukan Kepala Desa terpilih memberikan uang dalam kampanye bukan
bertujuan untuk transaksi politik melainkan shodaqoh. Tidak menutup kemungkinan
pihak lain menggunakan kesempatan ini untuk transaksi politik.10
BAB III
PROFIL DESA BULU
A. IDENTITAS DESA
Nama Desa: Bulu
Kecamatan: Semen
Kabupaten: Kediri
Proviinsi: Jawa Timur
Kode Pos: 64161
B. STRUKTUR PEMERINTAHAN
Dibawah ini merupakan struktur pemerintahan desa Bulu.
Kepala Desa: Hj. Siti Nurhasanah - - - - - - - - BPD: Solikin
Seketaris: Dahlar
KA. UR
Umum
Keuangan Pemerintahan
Eko dan Bud.Masy.
Agama
Supatmo Moh.Saiful
Siti Dewi
Jaenuri
Isa Ansori
Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun
Kepala Dusun Kepala Dusun
Moh. Ali Erfan M. Khusen
Sutrisao
Dwi Ari
Senen
C. LUAS WILAYAH DAN BATAS DAERAH
Luas Wilayah: 1980,8 Ha
Batas Daerah Utara: Banjarmlati
Batas Daerah Timur: Sungai Brantas
Batas Derah Selatan: Petok
9 Keterangan dari Kepala Desa Terpilih Hj. Siri Nurhasanah
10 Keterangan dari Kepala Desa Terpilih Hj. Siti Nurhasanah
Batas Daerah Barat: Sidomulyo
D. JUMLAH PENDUDUK
Jumlah Penduduk seluruhnya berjumlah 1.240 Jiwa
BAB IV
ANALISIS DATA
Pemakalah telah melakukan observasi dengan melakukan wawancara kepada
empat warga yaitu: Bapak Zainal Arifin, Ibu Mudawaroh, Bapak Syamsul Huda, dan
Bapak Rifa’i. Mendapatkan pemaparan seperti dibawah ini.
Saya dalam pemilihan Kepala Desa kemarin menggunakan hak suara untuk
menunjukkan termasuk masyarakat yang demokratis. Hemat saya demokrasi di desa
Bulu untuk pemilihan Kepala Desa belum bisa dikatakan demokratis pasalnya masih
banyak prakter money politik yang tanpa sepengetahuan orang. Saya memilih dari hati
nurani walaupun ada yang mengasih uang, saya tidak tergiur dan mantap terhadap hati
nurani. Uang tidak akan mempengaruhi hak suara saya.11
Sebagai warga negara yang baik saya menggunakan hak suara dengan baik
untuk pemilihan Kepala Desa. Demokrasi di desa Bulu tidak jujur dikarenakan terjadi
transaksi Politik yaitu salah satu kadidat menggratiskan listrik selama tiga bulan dengan
syarat memilih kadidat tersebut. Tapi saya tidak terpengaruhi oleh itu, saya tetap
memilih yang tahu orang kecil paham akan keinginan masyarakat.12
Saya tidak golput dalam pemilihan Kepala Desa. Masih banyak dipengaruhi
uang hak suara masyarakat di desa Bulu. Saya memilih orang yang bijaksana dan yang
cocok menjadi pemimpin. Jika ada kadidat yang memberiuang saya terima tapi saya
tetap pada pendirian suara hati saya.13
11 Pengakuan Bapak Zainal Arifin Dusun Gapuk berusia 48 tahun berprofesi penjahit.
12 Pengakuan Ibu Siti Mudawaroh Dusun Ngawian berusia 37 tahun berprofesi pedagang.
13 Pengakuan Bapak Syampul Huda Dusun Randulawang berusia 40 tahun berprofesi pembuat tepung
tapioka.
Saya menggunakan hak suara sdengan baik. Uang masih mempengaruhi
beberapa masyarakat dalam menyalurkan aspirasi suaranya. Saya memilih pemimpin
yang tidak obral janji dan mengerti kebutuhan masyarakat. Saya tidak terpengaruh oleh
uang karena saya tidak menjual hak suara saya.14
BAB V
KESIMPULAN
Secara etimologis, demokrasi merupakan gabungan antara dua kata dari bahasa
Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan.
Jadi, secara terminologis demokrasi berarti kedaulatan yang berada di tangan rakyat.
Dengan kata lain, kedulatan rakyat mengandung pengetian bahwa system kekuasaan
tertinggi dalam sebuah Negara dibawah kendali rakyat.
Pemilihan Kepala Desa, atau seringkali disingkat Pilkades, adalah suatu
pemilihan Kepala Desa secara langsung oleh warga desa setempat. Berbeda
dengan Lurah yang merupakan Pegawai Negeri Sipil, Kepala Desa merupakan jabatan
yang dapat diduduki oleh warga biasa.
Di desa Bulu pemilihan Kepala Desa masih banyak terjadi praktek transaksi
politik yang sudah menjadi kebudayaan. Banyak kadidat yang memanfaatkan budaya ini
untuk menjadikan money politik. Dan tidak banyak dari masyarakat yang tergiur oleh
uang tersebut sehingga menjual hak suaranya.
Namun dilain sisi sudah bisa dikatan demokratis. Pasalnya Kepala Desa
terpilih tidak melakukan transaksi politik untuk menarik hak suara masyarakat. Uang
yang diberikan saat kampanye itu merupakan ganti rugi atas kerja atau uang transport
dan shodaqoh. Yang diberikan secara transparan dan sama rata. Dan masyarakat ingin
suatu perubahan yang baik untuk desa Bulu.
Jadi kemenangan Kepala Desa terpilih ini bukan merupakan hasil transaksi
politik. Melainkan murni dari kesadaran masyarakat akan urgennya demokrasi.
Walaupun banyak tawaran uang tapi masyarakat tetap teguh terhadap hati nuraninya
masing-masing.
14 Pengakuan Bapak Rifa’i Dusun Bogo berusia 28 tahun berprofesi penggali pasir.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, Pancasila dan Kewarganegaraan,Yogyakarta: Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005
Sareb Putra, R.Masri (ed), Etika dan Tertib Warga Negara, Jakarta: Salemba Humanika,
2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_kepala_desa 11 Des 2013 15:28
KABUPATEN KEDIRI
STUDY PEMILIHAN KEPALA DESA
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas observasi mata kuliah
CIVIC EDUCATION (Pkn)
Dosen Pengampu:
Dr. Ilham Tohari SH. MHi
Disusun oleh:
AHMAD BAKHTIAR PAKUSADEWO (932117913)
(KELAS E)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2013
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkah
limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepan nabi Muhammad SAW.
Saya sangat berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Civiv
Education, karena saya telah diberi kesempatan untuk mengerjakan karya tulis ilmiah
ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Civic Education. Saya juga tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung saya dalam
mengerjakan makalah ini.
Makalah yang saya kerjakan ini memang masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu kritik dan saran sangat membantu penulis demi kebaikan makalah ini untuk masa
mendatang. Dan apabila terdapat banyak kekurangan dari makalah ini penulis mohon
maaf. Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN
1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
2
3
A. PENGERTIAN DEMOKRASI 3
B. PENGERTIAN PEMILIHAN KEPALA DESA
5
C. GAMBARAN DEMOKRASI DI DESA BULU
D. PERAN MASYARAKAT
6
E. FAKTOR ADANYA TRANSAKSI POLITIK 6
6
BAB III PROFIL DESA
7
A. IDENTITAS DESA
7
B. STRUKTUR PEMERINTAHAN
7
C. LUAS WILAYAH DAN BATAS DAERAH
D. JUMLAH PENDUDUK
7
7
BAB IV ANALISIS DATA 8
BAB V KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semua negara mengakui demokrasi sebagai alat ukur untuk kebebasan
berpolitik. Kehendak masyarakat merupakan dasar utama kewenangan pemerintah
menjadi basis tegaknya sistem politik demokrasi. Masyarakat menjadi aktor penting
dalam demokrasi, hal ini karena masih memegang teguh rakyat selaku pemegang
kedaulatan. Negara yang tidak memegang demokrasi disebut negara otoriter. Negara
otoriterpun masih mengaku dirinya negara demokrasi. Ini menunjukkan pentingnya
demokrasi dalam kehidupan bernegara dan pemerintahan.
Salah satu perwujudan keterlibatan rakyat dalam proses politik adalah
pemilihan umum. Pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk ikut menentukan figure
dan arah kepemimpinan negara dalam periode waktu tertentu. Ide demokrasi yang
menyebutkan bahwa dasar penyelenggaraan negara adalah kehendak rakyat merupakan
dasar bagi penyelenggaraan pemilu. Maka ketika demokrasi mendapatkan perhatian
yang luas dari masyarakat dunia, penyelenggaraan pemilu yang demokratis menjadi
syarat penting dalam pembentukan kepemimpinan sebuah negara.
Pemilu memiliki fungsi utama dalam hal sirkulasi elit yang teratur dan
berkesinambungan. Sebuah kepemimpinan yang lama tanpa dibatasi periode tertentu,
dapat menjurus pada pada kepemimpinan yang korup dan sewenang – wenang. Banyak
contoh dalam sejarah dunia yang memperlihatkan betapa kekuasaan yang absolut, tanpa
pergantian elit yang teratur dan berkesinambungan, mengakibatkan daya kontrol
melemah dan kekuasaan menjadi korup dan sewenang-wenang.
Tetapi pemilu yang teratur dan berkesinambungan saja tidak cukup untuk
menghasilkan kepemimpinan yang benar-benar mendekati kehendak rakyat. Pemilu
merupakan sarana legitimasi bagi sebuah kekuasaan. Setiap penguasa, betapapun
otoriternya pasti membutuhkan dukungan rakyat secara formal untuk melegitimasi
kekuasaannya. Maka pemilu sering kali dijadikan alat untuk pelegitimasian kekuasaan
semata. Cara termudah yang dilakukan adalah mengatur sedemikian rupa teknis
penyelenggaraan pemilu agar hasil dari pemilu memberi kemenangan mutlak bagi sang
penguasa dan partai politiknya. Pemilu merupakan icon demokrasi yang dapat dengan
mudah diselewengkan oleh penguasa otoriter untuk kepentingan melanggengkan
kekuasaannya. Maka selain teratur dan berkesinambungan, masalah system atau
mekanisme dalam penyelenggaraan pemilu adalah hal penting yang harus diperhatikan.
Maka dari itu pemakalah member judul makalah observasi ini dengan judul
KESADARAN
DEMOKRASI
DI
DESA
BULU
KECAMATAN
SEMEN
KABUPATEN KEDIRI STUDY PEMILIHAN KEPALA DESA. Dengan demikian
dapat dirumuskan seperti di bawah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian demokrasi?
2. Apa pengertian pemilihan kepala desa?
3. Bagaimana gambaran demokrasi di desa Bulu?
4. Bagaimana peran masyarakat dalam pemilihan kepala desa?
5. Apa factor penyebab terjadinya transaksi politik?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DEMOKRASI
Demokrasi merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing lagi. Karena
demokrasi merupakan suatu sistem yang telah dijadikan alternatif dalam tatanan
aktivitas bermasyarakat dan bernegara. Dan demokrasi merupakan asas yang
fundamental dalam pemerintahan. Namun sebenarnya, apa hakikat dari demokrasi itu
sendiri?.
Secara etimologis, demokrasi merupakan gabungan antara dua kata dari bahasa
Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan.
Jadi, secara terminologis demokrasi berarti kedaulatan yang berada di tangan rakyat.
Dengan kata lain, kedulatan rakyat mengandung pengetian bahwa system kekuasaan
tertinggi dalam sebuah Negara dibawah kendali rakyat.1
Pengertian demokrasi secara istilah menurut para ahli, adalah sebagai berikut2:
Joseph A. Shumpter
“Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat”.
Sidney Hook:
“Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintahan yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa”.
Henry B. Mayo:
“Demokrasi sebagai system politik merupakan suatu sistem yang
menunjukan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakilwakil secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
terjaminnya kebebasan politik”.
Makna demokrasi dalam sebuah ideology adalah bahwa ketika sebuah Negara
sebagai sebuah organisasi tertinggi dalam wilayah tertentu menganut demokrasi, Negara
tersebut harus mau menyerahkan kekuasaan kepada rakyat, sehingga:
· Rakyat yang membuat aturan dasar,
· Rakyat yang membentuk pemerintahan
·
Rakyat yang membuat kebijakan untuk dilaksanakan oleh pemerintah
·
tersebut, dan
Rakyat yang mengawasi dan menilai pelaksanaan kebijakan tersebut atau
kinerja pemerintah.3
Jadi, dalam pelaksanaannya merupakan system pemerintahan dimana
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, dalam pengorganisasian suatu Negara.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, hakikat demokrasi
dalam sistem pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di
1R.Masri Sareb Putra (ed), Etika dan Tertib Warga Negara, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010),hal.148
2Ibid, hal. 148
3R.Masri Sareb Putra (ed), Op.Cit, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010),hal.148-149
tanagan rakyat, baik dalam pemeritahan maupun dalam penyelenggaraan Negara, yang
mencangkup tiga hal: pertama, pemerintahdarirakyat (government of the people);
kedua, pemerintah oleh rakyat (government by people); ketiga, pemerintahan untuk
rakyat (government by people).4
Tak lepas dari hakikatnya, demokrasi mempunyai norma-norma sebagai
pandangan hidup, menurut Nurcholis Madjid, yaitu :
1) Pentingnya kesadaran akan pluralisme
2) Terdapatnya musyawarah mufakat
3) Mempunyai tujuan
4) Pemufakatan yang jujur dan sehat
5) Terpenuhinya keperluan pokok
6) Kerjasama antar warga masyarakat dan sikap saling mempercayai itikad yang
baik
7) Pentingnya pendidikan demokrasi.5
B. PENGERTIAN PEMILIHAN KEPALA DESA
Pemilihan Kepala Desa, atau seringkali disingkat Pilkades, adalah suatu
pemilihan Kepala Desa secara langsung oleh warga desa setempat. Berbeda
dengan Lurah yang merupakan Pegawai Negeri Sipil, Kepala Desa merupakan jabatan
yang dapat diduduki oleh warga biasa.
Pilkades dilakukan dengan mencoblos tanda gambar Calon Kepala Desa.
Pilkades telah ada jauh sebelum era Pilkada Langsung. Akhir-akhir ini ada
kecenderungan Pilkades dilakukan secara serentak dalam satu kabupaten, yang
difasilitasi oleh Pemerintah Daerah. Hal ini dilakukan agar pelaksanaannya lebih efektif,
efisien, dan lebih terkoordinasi dari sisi keamanan.6
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005
Tentang Desa
1. BPD memproses pemilihan kepala desa, paling lama 4 (empat) bulan sebelum
berakhirnya masa jabatan kepala desa.
2. Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi
syarat; Pemilihan Kepala Desa bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil; Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan
tahap pemilihan.
3. Kepala desa menjabat maksimal dua kali
4Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, Pancasila dan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN
Sunan Kalijaga, 2005), hal.69
5Ibid, hal. 71-74
6http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_kepala_desa 11 Des 2013 15:28 WIB
4. Untuk pencalonan dan pemilihan Kepala Desa, BPD membentuk Panitia
Pemilihan yang terdiri dari unsur perangkat desa, pengurus lembaga
kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat.Panitia pemilihan melakukan
pemeriksaan identitas bakal calon berdasarkan persyaratan yang ditentukan,
melaksanakan peinungutan suara, dan melaporkan pelaksanaan pemilihan
Kepala Desa kepada BPD.
5. Panitia pemilihan melaksanakan penjaringan dan penyaringan Bakal Calon
Kepala Den sesuai persyaratan;Bakal Calon Kepala Desa yang telah memenuhi
persyaratan ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan.
6. Calon Kepala Desa yang berhak dipilih diumumkan kepada masyarakat
ditempat-tempat yang terbuka sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat
setempat.
7. Calon Kepala Desa dapat, melakukan kampanye sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat setempat; Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih
adalah calon yang mendapatkan dukungan suara terbanyak; Panitia Pemilihan
Kepala Desa melaporkan hash pemilihan Kepala Desa kepada BPD; Calon
Kepala Desa Terpilih sebagaimana dirnaksud pada ayat; ditetapkan dengan
Keputusan BPD berdasarkan Laporan dan Berita Acara Pemilihan dari Panitia
Pemilihan.
8. Calon Kepala Desa Terpilih disampaikan oleh BPD kepada Bupati/Walikota
melalui Camat untuk disahkan menjadi Kepala Desa Terpilih.7
C. GAMBARAN DEMOKRASI DI DESA BULU
Demokrasi di desa Bulu pada pemilihan Kepala Desa periode 2013- 2018
sudah bisa dikatakan demokrastis. Pasalnya semua dilaksanakan secara transparan dan
istimewa dikarenakan baru kali ini calaon Kepala Desa mengajukan peraturan untuk
panitia penyelenggara. Walau masih ada budaya saat kampanye menggunakan uang.
Tapi uang itu hanya sebagai ganti dari hasil kerja untuk menyalurkan hak suara, tak ada
unsur paksaan untuk harus memilih dan semua diberi rata sama. Jadi, tidak bisa dikatan
sebagai money politik. Karena money politik itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi
dan pemaksaan untuk memilih yang memberi uang.8
D. PERAN MASYARAKAT
Peran masyakat desa Bulu dalam pemilihan kepala Desa sangatlah urgen.
Karena di tangan masyarakatlah keputusan berada. Masyarakat sebagai pemegang
7ibid
8 Keterangan dari Kepala Desa Terpilih Hj. Siri Nurhasanah
kedaulatan. Mereka sangat antusias dalam menyalurkan hak suaranya. Hampir 99% hak
suara tersalurkan untuk memilih.9
E. FAKTOR ADANYA TRANSAKSI POLITIK
Faktor yang mempengaruhi adanya transaksi politik adalah budaya dari dulu
dan kemiskinan. Setiap kampanye calon Kepala Desa pasti ada bagi bagi uang. Tapi
yang dilakukan Kepala Desa terpilih memberikan uang dalam kampanye bukan
bertujuan untuk transaksi politik melainkan shodaqoh. Tidak menutup kemungkinan
pihak lain menggunakan kesempatan ini untuk transaksi politik.10
BAB III
PROFIL DESA BULU
A. IDENTITAS DESA
Nama Desa: Bulu
Kecamatan: Semen
Kabupaten: Kediri
Proviinsi: Jawa Timur
Kode Pos: 64161
B. STRUKTUR PEMERINTAHAN
Dibawah ini merupakan struktur pemerintahan desa Bulu.
Kepala Desa: Hj. Siti Nurhasanah - - - - - - - - BPD: Solikin
Seketaris: Dahlar
KA. UR
Umum
Keuangan Pemerintahan
Eko dan Bud.Masy.
Agama
Supatmo Moh.Saiful
Siti Dewi
Jaenuri
Isa Ansori
Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun
Kepala Dusun Kepala Dusun
Moh. Ali Erfan M. Khusen
Sutrisao
Dwi Ari
Senen
C. LUAS WILAYAH DAN BATAS DAERAH
Luas Wilayah: 1980,8 Ha
Batas Daerah Utara: Banjarmlati
Batas Daerah Timur: Sungai Brantas
Batas Derah Selatan: Petok
9 Keterangan dari Kepala Desa Terpilih Hj. Siri Nurhasanah
10 Keterangan dari Kepala Desa Terpilih Hj. Siti Nurhasanah
Batas Daerah Barat: Sidomulyo
D. JUMLAH PENDUDUK
Jumlah Penduduk seluruhnya berjumlah 1.240 Jiwa
BAB IV
ANALISIS DATA
Pemakalah telah melakukan observasi dengan melakukan wawancara kepada
empat warga yaitu: Bapak Zainal Arifin, Ibu Mudawaroh, Bapak Syamsul Huda, dan
Bapak Rifa’i. Mendapatkan pemaparan seperti dibawah ini.
Saya dalam pemilihan Kepala Desa kemarin menggunakan hak suara untuk
menunjukkan termasuk masyarakat yang demokratis. Hemat saya demokrasi di desa
Bulu untuk pemilihan Kepala Desa belum bisa dikatakan demokratis pasalnya masih
banyak prakter money politik yang tanpa sepengetahuan orang. Saya memilih dari hati
nurani walaupun ada yang mengasih uang, saya tidak tergiur dan mantap terhadap hati
nurani. Uang tidak akan mempengaruhi hak suara saya.11
Sebagai warga negara yang baik saya menggunakan hak suara dengan baik
untuk pemilihan Kepala Desa. Demokrasi di desa Bulu tidak jujur dikarenakan terjadi
transaksi Politik yaitu salah satu kadidat menggratiskan listrik selama tiga bulan dengan
syarat memilih kadidat tersebut. Tapi saya tidak terpengaruhi oleh itu, saya tetap
memilih yang tahu orang kecil paham akan keinginan masyarakat.12
Saya tidak golput dalam pemilihan Kepala Desa. Masih banyak dipengaruhi
uang hak suara masyarakat di desa Bulu. Saya memilih orang yang bijaksana dan yang
cocok menjadi pemimpin. Jika ada kadidat yang memberiuang saya terima tapi saya
tetap pada pendirian suara hati saya.13
11 Pengakuan Bapak Zainal Arifin Dusun Gapuk berusia 48 tahun berprofesi penjahit.
12 Pengakuan Ibu Siti Mudawaroh Dusun Ngawian berusia 37 tahun berprofesi pedagang.
13 Pengakuan Bapak Syampul Huda Dusun Randulawang berusia 40 tahun berprofesi pembuat tepung
tapioka.
Saya menggunakan hak suara sdengan baik. Uang masih mempengaruhi
beberapa masyarakat dalam menyalurkan aspirasi suaranya. Saya memilih pemimpin
yang tidak obral janji dan mengerti kebutuhan masyarakat. Saya tidak terpengaruh oleh
uang karena saya tidak menjual hak suara saya.14
BAB V
KESIMPULAN
Secara etimologis, demokrasi merupakan gabungan antara dua kata dari bahasa
Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan.
Jadi, secara terminologis demokrasi berarti kedaulatan yang berada di tangan rakyat.
Dengan kata lain, kedulatan rakyat mengandung pengetian bahwa system kekuasaan
tertinggi dalam sebuah Negara dibawah kendali rakyat.
Pemilihan Kepala Desa, atau seringkali disingkat Pilkades, adalah suatu
pemilihan Kepala Desa secara langsung oleh warga desa setempat. Berbeda
dengan Lurah yang merupakan Pegawai Negeri Sipil, Kepala Desa merupakan jabatan
yang dapat diduduki oleh warga biasa.
Di desa Bulu pemilihan Kepala Desa masih banyak terjadi praktek transaksi
politik yang sudah menjadi kebudayaan. Banyak kadidat yang memanfaatkan budaya ini
untuk menjadikan money politik. Dan tidak banyak dari masyarakat yang tergiur oleh
uang tersebut sehingga menjual hak suaranya.
Namun dilain sisi sudah bisa dikatan demokratis. Pasalnya Kepala Desa
terpilih tidak melakukan transaksi politik untuk menarik hak suara masyarakat. Uang
yang diberikan saat kampanye itu merupakan ganti rugi atas kerja atau uang transport
dan shodaqoh. Yang diberikan secara transparan dan sama rata. Dan masyarakat ingin
suatu perubahan yang baik untuk desa Bulu.
Jadi kemenangan Kepala Desa terpilih ini bukan merupakan hasil transaksi
politik. Melainkan murni dari kesadaran masyarakat akan urgennya demokrasi.
Walaupun banyak tawaran uang tapi masyarakat tetap teguh terhadap hati nuraninya
masing-masing.
14 Pengakuan Bapak Rifa’i Dusun Bogo berusia 28 tahun berprofesi penggali pasir.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, Pancasila dan Kewarganegaraan,Yogyakarta: Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005
Sareb Putra, R.Masri (ed), Etika dan Tertib Warga Negara, Jakarta: Salemba Humanika,
2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_kepala_desa 11 Des 2013 15:28