Industri Kreatif Rumah Tangga Studio Pro
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah dengan lokasi geografis antara 110˚45’15” dan 110˚45’35” BT dan 7˚36’00” dan 7˚56’00” LS. Kota ini memiliki 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Banjarsari, Jebres, Pasar Kliwon, Laweyan, dan Serengan dengan luas total kota sebesar 4,406 Ha. Dari 5 kecamatan tersebut, terbagi lagi kedalam 51 kelurahan dengan pembagian pada masing-masing kecamatan, yaitu Kecamatan Banjarsari sebanyak 13 kelurahan, Jebres sebanyak 11 kelurahan, Pasar Kliwon sebanyak 9 kelurahan, Laweyan sebanyak 11 kelurahan, serta Serengan sebanyak 7 kelurahan. Secara administrasi, batas wilayah Kota Surakarta di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, dan di sebelah barat dan timur dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo.
Melalui Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2001, Pemerintah Kota Surakarta merumuskan Visi Pembangunan Kota Surakarta,yaituTerwujudnya Kota Sala sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa, Pendidikan, Pariwisata dan Olah Raga. Sedangkan Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota adalahterwujudnya Kota sebagai Kota Budaya yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan berbasis pada sektor industrikreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata, serta olah raga. Merujuk pada Visi Pembangunan dan Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Surakarta tersebut, Kota Surakarta memunculkan brandingkota “Eco Cultural City” .
Menurut Departemen Perdagangan RI (2008), industri kreatifadalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Sedangkan industri rumah tanggamenurut data Budan Pusat Statistk (1999) adalah industri yang jumlah karyawan atau jumlah tenaga kerjanya berjumlah antara 1-4 Menurut Departemen Perdagangan RI (2008), industri kreatifadalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Sedangkan industri rumah tanggamenurut data Budan Pusat Statistk (1999) adalah industri yang jumlah karyawan atau jumlah tenaga kerjanya berjumlah antara 1-4
Dalam Rencana Pola Ruang RTRW Kota Surakarta 2012-2032, untuk menampung kegiatan industri ringan di Kota Surakarta, disediakan ruang yang terletak di Kawasan I, Kawasan II, Kawasan IV, dan Kawasan V. Kaitannya dengan pengembangan kegiatan industri ini, industri kreatif dikembangkan di kawasan I sebagai lokasi kegiatan industri batik Kota Surakarta. Industri kreatif diizinkan di kawasan I selama tidak menunjukkan peningkatan kuantitas kegiatan serta tidak menimbulkan gangguan lingkungan.Perluasan dan peningkatan kuantitas kegiatan, direkomendasikan dialihkan ke kawasan IV dan kawasan V.
Kawasan delineasi pada perencanaan ini adalah kawasan industri kreatif rumah tangga bagian selatan Kota Surakarta yang meliputi Kelurahan Serengan, Danukusuman, Joyotakan, Keratonan dan Tipes. Pada kawasan tersebut memang sudah terkenal akan industri kreatifnya.
Adanya industri kreatif rumah tangga pada kawasan delineasi, tidak disertai dengan optimalnya peran pihak terkait dalam mengembangkannya.Sehingga tidak ada kerjasama antar pelaku industri.Akan tetapi telah ada lembaga yang menyediakan jasa pembiayaan sehingga cukup embantu masyarakat industri dalam memperkuat modal mereka.Hampir seluruh penggunaan lahan adalah sebagai permukiman yang padat penduduk.Keadaan tersebut didukung dengan sarana prasarana yang cukup memadai.
Berdasarkan fenomena diatas didapatkan dugaan isu strategis di Kecamatan Laweyan adalah “Belum optimalnya pengembangan industri
kreatif rumah tangga untuk menghasilkan produk yang berwawasan budaya karena kurangnya pengetahuan SDM serta ketidaksinergisan pembangunan
sarana prasarana menghambat distribusi produk ke pasar global”.
Tindak perencanaan dilakukan untuk mengintervensi isu strategis tersebut dengan mempehatikan isu yang ada berupa potensi, peluang, masalah, dan ancaman, dimana dalam mengenali isu tersebut membutuhkan data-data baik data sekunder maupun data primer.Data sekunder merupakan data yang dihasilkan dari instansi-instansi terkait, sedangkan data primer merupakan data yang dihasilkan Tindak perencanaan dilakukan untuk mengintervensi isu strategis tersebut dengan mempehatikan isu yang ada berupa potensi, peluang, masalah, dan ancaman, dimana dalam mengenali isu tersebut membutuhkan data-data baik data sekunder maupun data primer.Data sekunder merupakan data yang dihasilkan dari instansi-instansi terkait, sedangkan data primer merupakan data yang dihasilkan
1.2. Tujuan dan Sasaran
1.2.1. Tujuan: Mengumpulkan dan mengkompilasi data yang digunakan sebagai input
analisis.
1.2.2. Sasaran:
1. Mengumpulkan data primer dan sekunder dari survei
2. Mengklasifikasikan data berdasarkan kebutuhan analisis sektoral, yang terdiri atas:
a) Sektor kebijakan
b) Sektor fisik dasar
c) Sektor kependudukan
d) Sektor ekonomi
e) Sektor sarana prasarana
f) Sektor tata guna lahan
g) Sektor transportasi
3. Mereduksi data sektoral sesuai dengan kebutuhan analisis
4. Menginterpretasikan data
1.3. Ruang Lingkup
1.3.1. Ruang lingkup wilayah Ruang lingkup wilayah perencanaan yang akan dijadikan sebagai
daerah kajian mata kuliah Studio Proses Perencanaan adalah Kawasan Industri Kreatif yang terletak di bagian selatan Kota Surakarta, meliputi Kelurahan Keratonan, Tipes, Serengan, Danukusuman, dan Joyotakan.
Lingkup waktu data yang dibutuhkan untuk mengkompilasi data adalah 4 tahun dengan tahun terakhir adalah tahun 2012, sehingga data yang dibutuhkan sebagai input analisis minimal dimulai dari tahun 2009 atau tahun sebelumnya.
1.3.3. Ruang lingkup Substansi
1. Kebijakan Kelembagaan meliputi arahan pemanaatan ruang dan lembaga terkait Industri Kreatif Rumah Tangga
2. Fisik Dasar meliputi kemampuan lahan pada kawasan serta hidrologi.
3. Kependudukan dan Sosial Budaya meliputi pengetahuan penduduk tentang budaya, keterampilan penduduk dalam hal industri kreatif,
serta proporsi penduduk yang bekerja di bidang industri kreatif.
4. Ekonomi meliputi originalitas produk, proses produksi, pemasaran, pembiayaan kegiatan industri serta realisasi ekspor.
5. Sarana Prasarana meliputi ketersediaan TPS, BTS, kondisi jalan serta saluran drainase.
6. Transportasi meliputi pola dan mode distribusi.
7. Tata Guna Lahan meliputi kesesuaian penggunaan lahan pada kawasan.
1.4. Sistematika Laporan Kompilasi
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan, sasaran, dan ruang lingkup perencanaan.
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan dan Sasaran
1.2.1. Tujuan Tujuan kompilasi berkenaan dengan tujuan yang hendak dicapai
dengan melakukan kompilasi data.
1.2.2. Sasaran Sasaran kompilasi berkenaan dengan langkah-langkah yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan kompilasi data.
1.3.1. Ruang Lingkup Wilayah
1.3.2. Ruang Lingkup Waktu
1.3.3. Ruang Lingkup Substansi
1.4. Sistematika Laporan Kompilasi
BAB II ISU STRATEGIS
Berisi tentang Pohon Isu dan Deskripsi Isu Strategis
2.1. Pohon Isu Pohon Isu berisi potensi, masalah, peluang dan ancaman yang berada
di Kecamatan Laweyan yang dibuat sedemikian rupa sehingga dengan suatu diagram sebab akibat tersebut dapat membentuk beberapa sub isu srategis yang kemudian dari beberapa sub isu strategis tersebut dapat ditarik menjadi satu isu strategis.
2.2. Deskripsi Isu Strategis Deskripsi Isu Strategis berisi penjabaran mengenai pohon
isu.menjelaskan hubungan antara isu dan menjelaskan sebab-akibat antar isu.
BAB III METODE PENDATAAN
3.1. Tabel Kebutuhan Data Tabel data merupakan kebutuhan data-data yang akan digunakan
untuk menganalisa data-data yang diperoleh melalui kegiatan survey dan kelompokkan berdasarkan masing-masing sektor menggunakan tabel dengan variabel-variabel berupa: Analisis sektoral, kebutuhan data, manfaat/tujuan, teknik analisis, jenis data yang dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder, bentuk data yang berupa tabel, foto, peta dan deskripsi, unit data, sumber/instansi, tahun, dan metode pengumpulan data.
Teknik pengumpulan data berisi definisi-definisi atau penjelasan dari metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
BAB IV GAMBARAN UMUM
4.1. Aspek Kebijakan dan Kelembagaan
4.1.1. Arahan Pemanfaatan Ruang Kota Surakarta Berisi tentang arahan fungsi pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
4.1.2. Lembaga Industri Meliputi peran lembaga yang berperan dalam industri kreatif, seperti
pemerintah, lembaga keuangan, serta dari masyarakat sendiri (paguyuban).
4.1.3. Analisis Peran Paguyuban Bagaimana pengaruh peran paguyuban dalam industri kreatif rumah
tangga di kwasan studi.
4.1.4. Analisis Peran Pemerintah Berisi mengenai bagaimana peran pemerintah dalam memberikan
pada industri kreatif di kawasan studi.
4.2. Aspek Fisik Dasar
4.2.1. Keadaan Topografi Kawasan Industri Kreatuf Rumah Tangga Keadaan topografi berisi tentang peta bentang alam dan peta
kemiringan lereng di kawasan studi.
4.2.2. Keadaan Morfologi Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga Keadaan morfologi berisi mengenai bentuk lahan dan peta bentukan
lahan yang ada di kawassan studi.
Keadaan geologi berisi tentang jenis tanah dan peta geologi yang ada di kawasan studi
4.2.4. Keadaan Hidrologi Kawassan Industri Kreatif Rumah Tangga Hidrologi berisi tentang sumber, kualitas dan kuantitas air tanah yang
ada di kawasan studi selama ini.
4.2.5. SKL Morfologi Berisi kompilasi data bentuk bentang alam/morfologi pada wilayah
dan/atau kawasan perencanaan yang mampu dikembangkan sesuai fungsinya.
4.2.6. SKL Mudah Dikerjakan Kompilasi data untuk mengetahui tingkat kemudahan lahan di
wilayah dan/atau kawasan untuk digali/dimatangkan dalam proses pembangunan/pengembangan kawasan.
4.2.7. SKL Kestabilan Lereng Kompilasi data untuk mengetahui tingkat kemantapan lereng di
wilayah dan/atau kawasan dalam menerima beban pada pengembangan wilayah dan/atau kawasan.
4.2.8. SKL Kestabilan Pondasi Kompilasi data untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam
mendukung bangunan berat dalam pengembangan perkotaan, serta jenis-jenis pondasi yang sesuai untuk masing-masing tingkatan.
4.2.9. SKL Ketersediaan Air Kompilasi data untuk mengetahui tingkat ketersediaan air guna
pengembangan kawasan, dan kemampuan penyediaan air masing- masing tingkatan.
4.2.10. SKL Drainase Kompilasi data untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam
mematuskan air hujan secara alami.
4.2.11. SKL Terhadap Erosi Kompilasi data untuk mengetahui tingkat keterkikisan tanah di
kawasan perencanaan.
4.2.12. SKL terhadap bencana Alam Kompilasi data untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam
menerima bencana alam khususnya dari sisi geologi.
4.3. Aspek Kependudukan dan Sosial Budaya
4.3.1. Kemampuan Sumber Daya Manusia dalam Indsutri Kreatif Kemampuan Sumber Daya Manusia di Indsutri Kreatif berisi
mengenai data kemampuan, kreatifitas, dan pengetahuan budaya para pekerja di industri kreatif pada kawasan studi.
4.3.2. Proporsi Penduduk yang Bekerja di Bidang Industri Proporsi penduduk yang bekerja di bidang industri kreatif rumah
tangga menggambarkan tentang jenis-jenis pekerjaan yang menjadi mata pencaharian masyarakat di kawasan studi, jumlah masing- masing jenis mata pencaharian, dan jumlah mata pencaharian yang paling besar di kawasan studi.Dari data mata pemcaharian penduduk juga dapat dilihatseberapa besar proporsi penduduk yang bekerja di bidang industri kreatif rumah tangga di kawasan studi.
4.3.3. Proporsi Penduduk Usia Produktif yang Bekerja di Bidang Industri Proporsi penduduk usia produktif yang bekerja di bidang industri
menggambarkan mengenai jumlah penduduk berdasarkan usia produktif dan data mengenai usia pelaku industri kreatif rumah tangga di kawasan studi.
4.3.4. Perkembangan Jumlah Industri Kreatif Rumah Tangga yang Berbudaya
Perkembangan jumlah industri kreatif rumah tangga yang berbudaya berisi tentang jumlah industri kretaif yang berbudaya dan juga grafik
4.4. Aspek Ekonomi
4.4.1. Produk Industri Kreatif Rumah Tangga di Kawasan Studi Berisi produk-produkdan jumlah industri kreatif rumah tangga di
kawasan studi yang termasuk Industri Berbudaya di kawasan studi.
4.4.2. Perkembangan Jumlah Industri Kreatif Rumah Tangga di Kawasan Studi
Perkembangan Jumlah Industri Budaya di Kawasan Studi berisi jumlah perkembangan jenis industri kreatif rumah tangga yang terjadi kawasan studi.
4.4.3. Rantai Produksi pada Industri Kreatif Rantai Produksi pada Industri Kreatif berisi tentang rantai produksi
yang ada di industri kreatif di kawasan studi, mulai dari pemasok bahan baku, prosesnya, hingga pemasaran produk industri kreatif.
4.4.4. Industri Potensial di Kawasan Studi Industri Budaya Potensial di Kawasan Studi berisi tentang rata-rata
pendapatan per jenis industri dan jenis industri yang potensial di kawasan studi.
4.4.5. Kemampuan Pelaku Indsutri untuk Mengakses Pinjaman Kemampuan Pelaku Indsutri untuk Mengakses Pinjaman berisi
tentang modal industri kreatif yang menggunakan pinjaman sebagai modal awal mereka.
4.5.1. Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Studi Ketersediaan ruanh terbuka hijau di kawasan studi berisi tentang
persebaran dan peta ruang terbuka hijau di kawasan studi sebagai penyerap limbah industri.
4.5.2. Kesesuaian Penggunaan Lahan Industri Kreatif Rumah Tangga di Kawasan Studi
Kesesuaian penggunaan lahan indsutri kreatif rumah tangga yang ada di kawasan studi dengan peraturan yang ada, dalam hal ini adalah RTRW, serta berisi peta kondisi eksisting lahan saat ini.
4.5.3. Ketersediaan Cadangan Lahan di Kawasan Studi Ketersediaan cadangan lahan di kawasan studi berisi tentang data
persebaran cadangan lahan yang ada di kawasan studi.
4.6. Aspek Sarana Prasarana
4.6.1. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan berisi tentang berapa dan bagaimana jenis tingkat
pendidkan yang berada di kawasan studi.
4.6.2. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan berisi tentang berapa sarana kesehatan yang ada di
kawasan studi.
4.6.3. Sarana Perdagangan Sarana perdagangan berisi tentang berapa jumlah sarana perdagangan
(toko/warung, pertokoan, pusat pertokoan atau pasar lingkungan, dan pasar perbelanjaan dan niaga) yang ada di kawasan studi.
4.6.4. Sarana Pemasaran Produk Industri Kreatif Rumah Tangga Sarana pemasaran produk industri kreatif rumah tangga berisi
mengenai apa dan berapa sarana pemasaran yang ada di kawasan studi.
Prasarana pengelola limbah industri kreatif rumah tangga berisi mengenai ketersediaan dan bagaimana keadaan sarana pengolahan limbah industri rumah tangga yang ada di kawasan studi.
4.6.6. Prasarana Jaringan Drainase Prasarana jaringan drainase berisi mengenai keadaan saluran drainase
yang ada di kawasan studi.
4.6.7. Prasarana Jaringan Listrik Prasarana jaringan listrik berisi mengenai ketersediaan dan seberapa
luas jangkauan listrik yang mencapai kawasan studi.
4.6.8. Prasarana Komunikasi Prasarana jaringan komunikasi berisi tentang ketersediaan jaringan
komunikasi guna optimalisasi kegiatan komunikasi industri rumah tangga di kawasan studi.
4.7. Aspek Transportasi
4.7.1. Prasarana Transportasi Prasarana transportasi berisi mengenai bagaimana jaringan jalan dan
perlintasan kereta api yang ada di kawasan studi.
4.7.2. Moda Transportasi Moda transportais berisi mengenai moda apa saja yang melintas di
kawasan studi untuk mengangkut beban dan hasil produksi inudstri kreatif rumah tangga.
ISU STRATEGIS
2.1. Pohon Isu Industri kreatif rumah tangga merupakan industri yang berasal dari
pemanfaatan kreatifitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dengan jumlah tenaga kerja berkisar antara 1-4 orang.Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) tahun 2011 tercatat terdapat 269 industri kecil yang memiliki kelengkapan data dan tersebar di seluruh Kota Surakarta dengan berbagai macam variasi produk. Industri kreatif rumah tangga di Kota Surakarta dapat dibedakan menjadi 4 klaster.
Klaster 1 terdiri dari Kelurahan Pajang, Laweyan, Sondakan, dan Manahan. Klaster 2 terdiri dari Kelurahan Manahan, Mangkubumen, Punggawan, Timuran, Keprabon, dan Kauman. Klaster 3 terdiri dari Kelurahan Tipes, Serengan, Kratonan, Danukusuman, Keratonan, Joyosuran, dan Semanggi. Sedangkan untuk klaster 4 terdiri dari Kelurahan Jebres.
Pengelompokkan klaster industri kecil menengah ini didasarkan pada kedekatan lokasi masing-masing industri. Kawasan industri pada klaster 3 merupakan kawasan studi dengan keberadaan industri kreatif rumah tangga yang berbudaya. Industri budaya adalah industri yang memproduksi output kreatif dan artistik baik intangible dan tangible, yang memiliki potensi untuk daya kreasi serta pembangkit pendapatan melalui eksploitasi aset budaya dan produksi berbasis pengetahuan barang dan jasa. Industri kreatif berbudaya ini terdiri dari industri batik, mebel, blangkon, alat musik gamelan, alat musik keroncong, canting, keris dll. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Kota, kawasan industri kreatif dialokasikan pada SPK I, Kawasan I diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk kegiatan pariwisata, budaya, perdagangan, jasa dan olah raga sebagai pusat pariwisata (budaya), perdagangan dan jasa, olah raga serta industri kreatif.
Industri kreatif yanga ada pada klaster 3 ini memiliki potensi untuk berkembang menjadi lebih besar dengan menciptakan brand yang bisa dikenal hingga mancanegara. Namun, karena kurangnya dukungan Pemerintah Kota Industri kreatif yanga ada pada klaster 3 ini memiliki potensi untuk berkembang menjadi lebih besar dengan menciptakan brand yang bisa dikenal hingga mancanegara. Namun, karena kurangnya dukungan Pemerintah Kota
Penggunaan lahan pada kawasan SPK I memang diarahkan sebagai kawasan permukiman dengan potensi pengembangan industri kreatif rumah tangga. Kesempatan industri kreatif berbudaya untuk berkembang sangat besar ditinjau dari banyaknya pemesanan pada musim-musim tertentu yang dikirim hingga keluar kota. Salah satu faktor lambatnya perkembangan industri kreatif berbudaya ini karena rendahnya kualitas SDM mengenai pemahaman budaya Kota Surakarta. Keadaan fisik beberapa area kawasan studi berbatasan langsunng dengan Sungai Bengawan Solo cukup mempengaruhi produksi industri kreatif saat surah hujan sedang tinggi karena menyebabkan beberapa area ini terjadi genangan. Genangan air yang berlangsung cukup lama mengakibatkan rusaknya infrastruktur yang berpengaruh pada terhambatnya proses distribusi produk industri kreatif.
Produksi industri kreatif ini masih berorientasi terhadap pasar lokal sehingga belum mampu untuk ekspor dan produk industri kalah saing dengan produk ekspor. Hal-hal tersebut mengakibatkan industri kreatif berbudaya yang terdapat di Kota Surakarta kurang berkembang karena berbagai macam kendala.
2.2. Isu Strategis Industri yang tersebar di Kota Surakarta sangat beragam, namun
keberadaan industri kreatif yang berwawasan budaya ternyata sangat minim. Minimnya keberadaan industri kreatif beebudaya ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan SDM atau pelaku industri tentang branding Kota Surakarta yaitu sebagai kota budaya. Selain itu kurangnya dukungan pemerintah terhadap kebutuhan industri kreatif pada sektor penyediaan modal dan bantuan pinjaman dirasa sebagai salah satu penyebeb industri kreatif rumah tangga ini kurang berkembang.
Pada sektor ekonomi ternyata keberadaan industri kreatif rumah tangga di Kota Surakarta belum mampu meningkatkan taraf hidup SDM yang ada pada
Selain itu proses produksi industri kreatif rumah tangga ini masih menggunakan teknologi manual, sehingga sangat mengandalkan keahlian para pekerja industri.
Adanya industri kreatif sejenis di daerah lain yang lebih maju membuat persaingan antara pelaku industri semakin sengit. Selain itu adanya perjanjian AFTA yang membebaskan barang impor masuk tanpa bea/pajak semakin mempersulit barang-barang produksi industri kreatif rumah tangga untuk laku dipasaran, karena pembeli yang bersifat konsumtif akan lebih cenderung membeli barang-barang impor. Hal ini juga menurunkan pemesanan produk industri kreatif rumah tangga yang berdampak pada kelangsungan industri kreatif itu. Selain itu hal yang membuat pembeli lebih cenderung membeli barang impor adalah karena packging produk industri kreatif rumah tangga ini kurang menarik.
Produksi industri kreatif rumah tangga ini masih berorientasi terhadap pasar lokal dan kalah saing dengan produk impor sehingga sulit untuk berkembang di pasar internasional. Hal ini dikhawatirkan para pelaku industri beralih profesi menjadi distributor barang-barang impor karena kalah saing. Kondisi fisik dasar kawasan yang relatif datar sebenarnya sesuai untuk peruntukan lahan sebagai permukiman. Namun, karena bebarapa aarea di kawasan studi berbatasan langsung dengan Sungai Bengawan Solo membuat beberapa area di kawasan studi mudah tergenang. Genangan air ini secara berkala dapat merusak infrastruktur jalan yang ada. Kondisi sarana prasarana ini mengakibatkan proses distribusi produk industri kreatif berbudaya ini menjadi terhambat. Dari berbagai masalah yang telah diuraikan diatas mengakibatkan pengembangan industri kreatif rumah tangga menjadi kurang optimal untuk menghasilkan produk yang berwawasan budaya karena kurangnya pengetahuan SDM akan pengetahuan budaya dan adanya ketidaksinergisan pembangunan sarana prasarana menghambat proses distribusi produk.
METODE PENDATAAN
Metode pendataan dilakukan dengan mengadakan survey primer dan survey sekunder guna memperoleh data-data yang diperlukan.Survey data telah dilakukan pada tanggal 30 April 2014 hingga 12 Mei 2014 baik survey primer maupun survey sekunder.
3.1. Survey Primer
Survey primer merupakan pencarian data langsung ke lapangan guna mengetahui keadaan sebenarnya dari wilayah studi. Survey primer dilakukan oleh semua anggota kelompok yang terbagi dalam 5 grup kecil masing-masing terdiri dari 2 orang, dan setiap grup mensurvey satu kelurahan. Metode yang dilakukan dalam pencarian data primer adalah dengan metode wawancara, kuesioner, dan observasi lapangan. Narasumber dipilih dengan metode sampling acak, yaitu 41 pelaku industri kreatif rumah tangga pada kawasan studi.
3.1.1. Wawancara Wawancara dilakukan untuk memperoleh kebutuhan data terutama dari sektor ekonomi dan demografi sosial budaya. Metode wawancara ini menghasilkan data berupa deskripsi yang harus diolah kembali untuk memperoleh esensi yang tepat sesuai dengan data yang diperlukan untuk diolah.
3.1.2. Kuesioner Kuesioner dilakukan untuk memperoleh data dari sektor ekonomi,
demografi sosial budaya, kebijakan kelembagaan, dan sarana prasarana. Kuesioner memberikan jawaban yang lebih pasti dibandingkan wawancara karena pilihan jawaban sudah disediakan. Meskipun demikian, dat yag diperoleh tetap harus diolah kembali untuk menyesuaikan kebutuhan data.
3.1.3. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan untuk memetakan kondisi sebenarnya dari kawasan studi. Adapun data yang diperoleh dari observasi lapangan antara lain:
• Peta morfologi kawasan studi • Peta jenis tanah kawasan studi • Peta SKL morfologi kawasan studi • Peta SKL kemudahan dikerjakan kawasan studi • Peta SKL kestabilan lereng kawasan studi • Peta SKL kestabilan pondasi kawasan studi • Peta SKL ketersediaan air kawassan studi • Peta SKL drainase kawasan studi • Peta SKL terhadap erosi di kawasan studi • Peta SKL terhadap bencana alam kawasan studi • Peta SKL kemampuan lahan kawasan studi • Peta overlay kemampuan lahan kawasan studi • Peta proporsi usia produktif di kawasan studi • Peta persebaran industri kreatif rumah tangga kawasan studi • Peta overlay analisis sektor ekonomi kawasan studi • Peta persebaran sarana pendidikankawasan studi • Peta jangkauan sarana pendidikan TK kawasan studi • Peta jangkauan sarana pendidikan SD kawasan studi • Peta jangkauan sarana pendidikan SMP kawasan studi • Peta jangkauan sarana pendidikan SMA kawasan studi • Peta persebaran sarana kesehatan kawasan studi • Peta jangkauan sarana kesehatan posyandu kawasan studi • Peta jangkauan sarana kesehatan pustu dan klinik kawasan studi • Peta jangkauan sarana kesehatan puskesmas kawasan studi • Peta jangkauan sarana perdagangan kawasan studi • Peta persebaran toko pemasraan produk industri kreatif kawasan
studi • Peta jangkauan toko pemasraan produk industri kreatif kawasan studi • Peta persebaran TPS kawasan studi
• Peta keterjangkauan TPS kawasan studi • Peta jaringan drainase kawasan studi • Peta analisis sarana dan prasarana permukiman kawasan studi
• Peta V/C ratio dan titik kemacetan kawasan studi • Peta V/C ratio dan prasarana • Peta karakter transportasi kawasan studi • Peta persebaran RTH kawasan studi • Peta lahan permukiman kawasan studi
3.2. Survey Sekunder
Survey sekunder adalah pencarian data dengan jalan melakukan studi dokumen ke dinas-dinas terkait di Kota Surakarta. Survey sekunder dilakukan oleh tim skala kota yaitu berupa gabungan dari 4 kelompok studio proses yang masing- masing mewakilkan 3 anggota. Berikut merupakan tabel kebutuhan data keseluruhan yang diperlukan:
Macam Bentuk Data Data
ro
Analisis Instrumen kt
Tujuan
Kebutuhan Data
Unit Data
si Sumber Data
Tahun
Survei Se
Analisis Studi
2010-2015 industri dalam
lembaga industri
dalam kawasan
kawasan wawancara
a dukungan b pemerintah
Program Kerja Studi
nP
industri kreatif
2010-2015 a Terkait
eb Pengembangan wawancara
Pemerintah
Industri
Terhadap Industri Kreatif Rumah Tangga
Analisis
Mengetahui
Studi Program Kerja keterkaitan antar
Data program
dokumen Paguyuban
paguyuban
paguyuban
Tangga
sama lain
Kelurahan
Paguyuban
Form kuisioner
Analisis
Mengetahui
RTRW Kota
Studi ruang sesuai
2012-2032 dokumen dengan arahan
ruang sesuai
Kota
Bappeda
dengan arahan
RDTR Kota
Data Topografi (Peta Kemiringan
Lereng kawasan
Bappeda
Dokumen
studi) Mengenali
karakteristik
Analisis
Data Morfologi
Studi Lahan dan
alam dan
Bakosurtanal,
Morfologi/Bentang
Alam kawasan
Fi
kemampuan dan
Hidrologi
studi)
kesesuaian lahan
Data Kemampuan
Bakosurtanal,
Studi
Tanah (Peta Jenis
Kota
2009-2013
Bappeda
Dokumen
Tanah)
Bencana (Peta
Kota
Tingkat Kerawanan
Bappeda
2013 Dokumen
Bencana) Data Hidrologi
Kota
PDAM
(Data Sumber,
2009-2013 Studi
Kualitas, dan
Dokumen,
Kuantitas Air
Form
Tanah Kawasan
Kelurahan
√ Pelaku Industri 2009-2013 Wawancara
Studi)
Data skill,
Form
kreatifitas, dan
√ Paguyuban dan
Pelaku Industri
Form
budaya SDM
Kuesioner
uda lB
a Data Indeks
Manusia (IPM)
kemampuan
kemampuan
kawasan studi
n da
SDM dalam
SDM dalam
a industri
industri
Data Indeks Pembangunan
Studi
Manusia (IPM)
Kelurahan
√ Pelaku Industri
2014 Dokumen
nduduk
kawasan studi
epe
Data Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) kawasan studi Data Indeks
Form
Data pendidikan
Wawancara,
terakhir SDM
Kelurahan
√ Paguyuban dan
Pelaku Industri
Form
pelaku industri
penduduk yang
Data jumlah
Studi penduduk yang
Badan Pusat
bekerja di
penduduk berdasar
Kota
2009-2013
Dokumen bekerja di
Statistik (BPS)
bidang industri
mata pencaharian
bidang industri
kreatif rumah
tangga
Data jumlah
Badan Pusat
Studi
2009-2013 Analisis
penduduk berdasar
Kota
Mengetahui
Statistik (BPS)
Dokumen
usia produktif
proporsi
proporsi
penduduk usia
penduduk usia
produktif yang produktif yang bekerja di
bekerja di
Form
Data usia pelaku
bidang industri bidang industri Wawancara,
industri kreatif
Kelurahan
√ Paguyuban dan 2009-2013
Pelaku Industri
Form
rumah tangga
Data persebaran
Kota
Disperindag
2014 Studi
potensial
Form wawancara,
2010-2015 dokumen
Data perkembangan
jumlah industri jumlah industri
jumlah industri
potensial
potensial
Form wawancara,
Kelurahan
√ Pelaku Industri
resources/bahan
Kelurahan
√ Pelaku Industri
Form
industri
baku industri
industri kuisioner
potensial di
potensial
kawasan studi
Form
Data Penggunaan
Kelurahan
√ Pelaku Industri
2014 wawancara, Form
Teknologi
Form
Data pemasaran
wawancara,
Kelurahan
√ Pelaku Industri
2014 Form
produk industri
kuisioner
Form
Data akses
wawancara,
Kelurahan
√ Pelaku Industri
pemodalan
Form kuisioner
Form
Data rata-rata
wawancara,
keuntungan bersih
Kelurahan
√ Pelaku Industri
2014 Form
per jenis industri
kuisioner Analisis
Mengetahui
Form pelaku indsutri
kemampuan
kemampuan
Data aksesibilitas
untuk
pelaku industri
√ Pelaku Industri
Form mengakses
kemudahan
untuk melakukan
kuisioner pinjaman
pinjaman oleh
2010-2015 Analisis rantai
Data rantai
dokumen
rantai produksi
Form industri kreatif
produksi pada
produksi industri
pada industri
√ Pelaku Industri
2014 wawancara, Form
Mengetahui ketersediaan
2009-2013 Dokumen
sarana ,
Data persebaran
jangkauan, dan
sarana dan jaringan
sampah dari
Kelurahan
Penduduk
2014 Borang Peta
industri kreatif
Mengetahui a perkembangan
Form an Analisis daya
Data pemakaian
Wawancara, dukung sarana
kebutuhan
listrik tiap
Kelurahan
√ Pelaku Industri 2009-2014
sar
Form dan prasarana
listrik di
dalam proses
industri kreatif
an
produksi ar industri kreatif
listrik di
Data jaringan listrik Kelurahan
√ Pelaku Industri 2009-2014 Form
kawasan
Kuesioner
industri kreatif Mengetahui
Data sarana
Peta, Form
Kelurahan
√ Pelaku Industri
pengolahan
pengelolaan limbah
Wawancara,
limbah industri
Kuesioner
rumah tangga Menganalisis
Data jaringan
Kelurahan
Penduduk
2009-2014 Borang
Data jaringan
Wawancara,
Kelurahan
√ Pelaku Industri
Analisis daya
optimalisasi
dukung sarana
Borang dan prasarana
kegiatan
Peta, Form
komunikasi
Data persebaran
2014 Wawancara, pemasaran dan
dalam proses
industri rumah
distribusi Kuesioner produk industri kreatif
Mengetahui ketersediaan dan
Borang
jangkauan
Peta, Form
Data sarana
sarana
Kelurahan
Pelaku Industri
2014 Wawancara,
pemasaran produk
pemasaran
Form
produk industri
Kuesioner
kreatif
Analisis sarana Mengetahui
Data persebaran,
dan prasarana persebaran,
ketersediaan dan
permukiman
ketersediaan dan jangkauan sarana
Kecamatan 2009-2013 kawasan
BPS
jangkauan
pendidikan di
Studi
industri kreatif sarana dan
kawasan industri
Dokumen
rumah tangga prasarana
kreatif
dan
kawasan industri kreatif
Borang Peta
Data persebaran, ketersediaan dan jangkauan sarana perdagangan di
Penduduk
Kelurahan 2014
kawasan industri kreatif
Borang Peta
Studi Analisis
Dokumen ketersediaan
ketersediaan
Data persebaran
ruang terbuka
ruang terbuka
RTH
hijau sebagai
hijau
Penduduk dan
penyerap limbah
Kelurahan
2014 Borang Peta
Pelaku Industri
an
ah Mengetahui
kesesuaian
RDTR Kawasan
BWK 1 Kota
aG Analisis
untuk industri
lahan
kreatif rumah
Kondisi eksisting
Penduduk dan
tangga sebagai
Kelurahan
2014 Borang Peta
lahan
Pelaku Industri
home based- industry
Analisis
Mengetahui
Data persebaran
Penduduk dan
2014 Borang Peta ketersediaan
Kelurahan
ketersediaan
cadangan lahan
Pelaku Industri
rumah tangga
Data trayek
angkutan umum
Dokumen
Mengetahui pola dan dan
Analisis
sistem
2009-2013 pergerakan
kawasan studi
or
terkait
Data jenis, fungsi
dan kondisi
pola dan sistem
prasarana jalan
Penduduk dan
kawasan studi
Kelurahan
2014 Borang Peta
Pelaku Industri
Data Angkutan
Kelurahan
√ Pelaku Industri
2014 Borang Peta
Data Kepadatan
Studi
2014 Proyeksi Arah
Kelurahan
√ Dishubkominfo
proyeksi
Jalan
Dokumen
Data fasilitas
2009-2013 Dokumen
transportasi
Intervensi kebijakan
Dokumen Analisis
pemerintah akan
Mengetahui
Persediaan
kapasitas sarana
Data Sarana
2009-2013 Dokumen
Transportasi
BAB IV GAMBARAN UMUM
4.1. Aspek Kebijakan Kelembagaan
4.1.1. Arahan Pemanfaatan Ruang Kota Surakarta Kawasan I diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk
kegiatan pariwisata, budaya, perdagangan, jasa dan olah raga sebagai pusat pariwisata (budaya), perdagangan dan jasa, olah raga serta industri kreatif;
Kawasan II diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk kegiatan pariwisata, olah raga dan perdagangan/jasa sebagai pusat pariwisata, olah raga dan industri kreatif;
Kawasan III diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk permukiman perdagangan dan jasa sebagai pusat permukiman dan perdagangan dan jasa;
Kawasan IV diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk permukiman, perdagangan dan jasa, industri kecil dan industri ringan,; Kawasan V diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk kegiatan pariwisata, pendidikan tinggi dan industri kreatif ; Kawasan V diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk kegiatan pemerintahan, pariwisata budaya, perdagangan dan jasa.
Sumber: RTRW Kota Surakarta tahun 2012-2032
Gambar 4.1. Peta Pembagian Sub Pusat Pelayanan Kota Surakarta
4.1.2. Lembaga Industri Lembaga yang berperan dalam Industri kreatif yaitu Pemerintah,
khususnya Disperindag, Lembaga keuangan (Bank, Koperasi), serta lembaga dari dalam masyarakat sendiri yaitu paguyuban. Pemilik industri banyak yang menggunakan jasa lembaga keuangan guna memperkuat modal. Berdasarkan Renstra Disperindag, telah ada program kerja untuk penyuluhan dan peningkatan industri kreatif.Sedangkan paguyuban industri saat ini tidak berjalan.
4.1.3. Analisis Peran Paguyuban Dari hasil survei, diketahui bahwa tidak ada dukungan dari
kelembagaan dari dalam masyarakat sendiri untuk mengembangkan Industri Kreatif. Hanya ada satu paguyuban dalam kawasan studi, yaitu paguyuban pengrajin blankon di Kelurahan Serengan. Dalam sejarahnya paguyuban ini pernah membantu mengupayakan agar para pengrajin blankon mendapat bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan industri kreatif. Akan tetapi paguyuban tersebut saat ini tidak aktif.
4.1.4. Analisis Peran Pemerintah Dari hasil survei, diperoleh data bahwa bantuan pemerintah untuk
mendukung industri kreatif sangat minim. Satu-satunya industri yang pernah mendapat bantuan dari pemerintah adalah industri blankon di Kelurahan Serengan,berupa mesin jahit serta cetakan blankon. Banyak pemilik industri yang tidak mengetahui cara mengajukan bantuan dari pemerintah. Peran lain pemerintah adalah menyelenggarakan pameran produk industri kreatif.
4.2. Aspek Fisik Dasar
Mengetahui keadaan Fisik Dasar dan keadaan Sumber Daya Alam pada kawasan perencanaan akan mempermudah dalam pengembangan wilayah perencanaan. Unsur Fisik Dasar ini terdiri dari karakterisktik, batasan, dan potensi alam yang terdapat pada kawasan perencanaan, sehingga diperlukan observasi untuk mengetahui keadaan Sumber Daya Alam.Hal ini dilakukan supaya pemanfaatan lahan dalam mengembangkan kawasan perencanaan dapat dilakukan dengan optimal dengan tidak mengeksploitasi Sumber Daya Alam yang ada. Berikut akan dijelaskan keadaan Fisik Dasar kawasan perencanaan.
4.2.1. Keadaan Topografi Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga Faktor topografi berupa kemiringan dan ketinggian merupakan
salah satu faktor yg akan mempengaruhi ketinggian bangunan. Lahan salah satu faktor yg akan mempengaruhi ketinggian bangunan. Lahan
Tabel IV. 1
Keadaan Topografi Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga
Kemiringan Tanah (°) Danukusuman
Kelurahan
Kemiringan (%)
Tinggi tempat (m) dpl
92 0-40 Sumber: Bakosurtanal
Sumber: Hasil kompilasi kelompok STUPRO Industri Kreatif Rumah Tangga, 2014 Gambar 4.2. Peta Kemiringan Lahan Kawasan Studi Semua kelurahan di kawasan studi memiliki keadaan topografi
yang sama yaitu datar (0-2%) sehingga tidak terdapat perbedaan dalam pengembangan wilayah dan keadaan topografi yang datar ini diharapkan sesuai dengan kemampuan lahannya saat akan dilakukan pengembangan wilayah. Dengan ketinggian tempat yang sama yaitu 92 m dpl dan kemiringan tanah 0-40% sesuai untuk peruntukkan lahan untuk permukiman.
4.2.2. Keadaan Morfologi Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga Morfologi atau bentuk lahan merupakan salah satu faktor penentu
dalam pengembangan suatu wilayah. Wilayah yg memiliki morfologi kompleks akan memiliki kemampuan pengembangan yang berbeda dengan wilayah dengan morfologi lahan rendah dan tidak kompleks. Wilayah dalam pengembangan suatu wilayah. Wilayah yg memiliki morfologi kompleks akan memiliki kemampuan pengembangan yang berbeda dengan wilayah dengan morfologi lahan rendah dan tidak kompleks. Wilayah
Tabel IV. 2
Keadaan Morfologi Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga
Kelurahan Fisiografi Danukusuman
Datar – Landai
Tipes
Datar – Landai Sumber : Bakosurtanal
Sumber: Hasil kompilasi kelompok STUPRO Industri Kreatif Rumah Tangga, 2014
Gambar 4.3. Peta Morfologi Kawasan Studi
Dari keterangan data tersebut dapat terlihat bahwa kawasan studi memliki keadaan morfologi datar hingga landai. Hal ini nantinya akan mempengaruhi perlakuan lahan pada proses pengembangan wilayah. Bentang alam kawasan studi yang datar-landai yang diharapkan dapat sesuai untuk peruntukkan lahan sebagai permukiman dan budidaya.
4.2.3. Keadaan Geologi Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga Faktor geologi berupa jenis tanah akan mempengaruhi kestabilan
kemampuan tanah dalam pembangunan pondasi bangunan. Karakteristik jenis tanah perlu diketahui sebelum diadakan pengembangan wilayah.
Kecamatan Serengan memiliki jenis tanah vulkanik dan merupakan tanah hasil dari pelapukan abu vulkanik dan abu. Tanah vulkanik di Kecamatan Serengan ini terdiri dari:
1. Tanah Aluvial : Merupakan tanah hasil endapan yang memiliki warna kelabu dan peka terhadap erosi
2. Tanah Regosol : Merupakan tanah hasil endapan abu vulkanik yang berbutir kasar berwarna kelabu hingga kuning.
Tabel IV. 3
Keadaan Geologi Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga
Kelurahan Jenis Tanah Danukusuman
Aluvial Coklat Kekelabuan – Regosol Kelabu
Joyotakan
Aluvial Coklat Kekelabuan
Kratonan
Regosol Kelabu
Serengan
Regosol Kelabu
Tipes
Regosol Kelabu Sumber : Bakosurtanal
Sumber: Hasil kompilasi kelompok STUPRO Industri Kreatif Rumah Tangga, 2014 Gambar 4.4. Peta Jenis Tanah Kawasan Studi
Jenis tanah di kawasan studi sebagian besar adalah regosol kelabu, kecuali Kelurahan Joyotakan yang memiliki jenis tanah Aluvial Coklat Kekelabuan dan untuk Kelurahan Danukusuman memiliki perpaduan jenis tanah Aluvial Coklat Kekalabuan dan Regosol Kelabu.
4.2.4. Keadaan Hidrologi Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga Faktor hidrologi berupa keadaan sumber air tanah yang meliputi
keadaan kuantitas dan kualitas air tanah merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengembangan suatu wilayah. Sumber air tanah akan mempengaruhi kualitas air untuk pengembangan kawasan studi yang akan diperuntukkan sebagai kawasan permukiman. Berikut akan disajikan tabel sumber air, kualitas dan kuantitas air tanah kawasan studi.
Tabel IV. 4
Sumber Air Tanah Kawsan Industri Kreatif Rumah Tangga
JUMLAH NO.
SUMBER AIR
1. Tipes 3 1 4 2. Serengan
7 0 7 Sumber: Hasil kompilasi kelompok STUPRO Industri Kreatif Rumah Tangga, 2014
JUMLAH PENGGUNA SUMBER AIR
SUMBER AIR PDAM
SUMBER AIR SUMUR
Sumber: Survey Lapangan, 2014 Gambar 4.5.Grafik Jumlah Pengguna Sumber Air
Dari data yang diperoleh selama survei lapangan, sumber air kawasan studi berasal dari PDAM (ledeng).Namun pada beberapa kelurahan di kawasan studi masih memanfaatkan sumber air dari sumur karena masih memiliki sumur pribadi seperti di Kelurahan Tipes dan Serengan.
Tabel IV. 5 Sumber Air Tanah Kawsan Industri Kreatif Rumah Tangga
Sumber Dalam Selatan Tingkat Keasaman (Ph) Jebres I
Jebres II
Jurug I
Jurug II
Manahan I
Manahan II
7,3 Sumber: PDAM Tahun 2009
Data Kualitas Air Tanah Sumber dalam Selatan berdasarkan tingkat keasaman (Ph) Tahun 2009
Tingkat Keasaman (Ph)
Sumber : Survei Lapangan 2014 Gambar 4.6. Grafik Kualitas Air Tanah berdasarkan Tingkat Keasaman (Ph) Kawasan
Studi
Dari data yang diperoleh dari PDAM terlihat kulaitas air yang berasal dari sumber dalam selatan yang juga mencakup kawasan studi memiliki kualitas air tanah yang baik. Kualitas air tanah yang berasal dari sumber dalam selatan ini relatif sama dengan tingkat keasaman (Ph) yaitu diatas 7 dan aman unutk dikonsumsi untuk kegaitan permukiman.
Tabel IV.6
Kuantitas Air Tanah Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga
Jumlah Air Didistribusi Instalasi Wilayah Utara
Instalasi Sumber Air
Jumlah Air Diproduksi
Instalasi Wilayah Tengah
Instalasi Wilayah Selatan
39.903,50 Sumber : PDAM Tahun 2009
Data Kuantitas Air Tahun 2009
Air Diproduksi 200.000,00
Air Didistribusi
Instalasi Wilayah
Instalasi Wilayah
Instalasi Wilayah
Sumber : Survei Lapangan 2014 Gambar 4.7. Grafik Kuantitas Air Tanah Kawasan Studi
Dari data yang diperoleh dari PDAM terdapat 3 instalasi sumber air tanah yaitu Instalasi Wilayah Utara, Tengah, dan Selatan. Berdasarkan data tersebut terlihat keseimbangan antara air diproduksi dengan air didistribusi sehingga kuantitas air tanah ini sudah mempu mencukupi kebutuhan setiap wilayah masing-masing, begitu pula dengan Instalasi Wilayah Selatan yang mencakup kawasan studi meskipun jumlahnya tidak sebanyak instalasi pada wilayah lain.
4.2.5. SKL Morfologi Merupakan analisis untuk memilah bentuk bentang alam/morfologi pada wilayah dan/atau kawasan perencanaan yang mampu untuk dikembangkan sesuai dengan fungsinya. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan lahan morfologi kawasan perencanaan.
Tabel IV.7 SKL Morfologi
Nilai Kelurahan
Guna Lahan
SKL morfologi
fi
SKL
Permukiman, Jasa, Industri,
Datar-
Kemampuan lahan
Lapangan olahraga,
Landai
morfologi rendah
Pariwisata Permukiman, Jasa, Industri,
Datar-
Kemampuan lahan
Lapangan olahraga,
Landai
morfologi rendah
Pariwisata Permukiman, Jasa, Industri,
Kemampuan lahan
Lapangan olahraga,
5 morfologi rendah
Pariwisata Permukiman, Jasa, Industri,
Danukusuma
Kemampuan lahan 0-2 %
Lapangan olahraga,
morfologi rendah
Pariwisata Permukiman, Jasa, Industri,
Kemampuan lahan
Lapangan olahraga,
5 morfologi rendah
Pariwisata
Sumber: Hasil kompilasi kelompok STUPRO Industri Kreatif Rumah Tangga, 2014
Dari perhitungan SKL Morfologi didapat hasil bahwa kawasan industri kreatif rumah tangga memiliki kemampuan lahan morfologi yang rendah yang memiliki nilai 5 di seluruh kawasan studi.
4.2.6. SKL Kemudahan Dikerjakan Merupakan analisis untuk mengetahui tingkat kemudahan lahan di
wilayah dan/atau kawasan untuk digali/dimatangkan dalam proses pembangunan/pengembangan kawasan. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan lahan kemudahan dikerjakan kawasan perencanaan.
Tabel IV.8 SKL Kemudahan Dikerjakan
SKL kemudahan Nilai Kelurahan
Guna Lahan
fi
dikerjakan SKL
Permukiman, Jasa, Industri, Datar-
Lapangan olahraga,
Kemudahan Tinggi 5
Landai Pariwisata
Permukiman, Jasa, Industri, Datar-
Lapangan olahraga,
Kemudahan Tinggi 5
Landai Pariwisata
Permukiman, Jasa, Industri,
Lapangan olahraga,
Kemudahan Tinggi 5
Pariwisata Permukiman, Jasa, Industri,
Lapangan olahraga,
Kemudahan Tinggi 5
Pariwisata Permukiman, Jasa, Industri,
Lapangan olahraga,
Kemudahan Tinggi 5
Pariwisata
Sumber: Hasil kompilasi kelompok STUPRO Industri Kreatif Rumah Tangga, 2014
Dari gambar tersebut dapat dilihat kawasan studi teletak pada ketinggian 90-100mdpl memiliki nilai 5. Dari nilai tersebut kawasan industri kreatif rumah tangga memiliki kemudahan tinggi. Semakin datar Dari gambar tersebut dapat dilihat kawasan studi teletak pada ketinggian 90-100mdpl memiliki nilai 5. Dari nilai tersebut kawasan industri kreatif rumah tangga memiliki kemudahan tinggi. Semakin datar
4.2.7. SKL Kestabilan Lereng Merupakan analisis untuk mengetahui tingkat kemantapan lereng di wilayah dan/atau kawasan dalam menerima beban pada pengembangan wilayah dan/atau kawasan. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan lahan kestabilan lereng kawasan perencanaan.
Tabel IV.9 SKL Kestabilan Lereng
SKL kestabilan Nilai Kelurahan
Guna Lahan
fi
lereng SKL
Permukiman, Jasa, Industri,
Datar-
Kestabilan Lereng
Lapangan olahraga,
Pariwisata Permukiman, Jasa, Industri,
Datar-
Kestabilan Lereng
Lapangan olahraga,
Pariwisata Permukiman, Jasa, Industri,
Kestabilan Lereng
Lapangan olahraga,
3,4 Sedang
Pariwisata Permukiman, Jasa, Industri,
Danukusuma
Kestabilan Lereng 0-2 %
Lapangan olahraga,
Sedang
Pariwisata Permukiman, Jasa, Industri,
Kestabilan Lereng
Lapangan olahraga,
3,4 Sedang
Pariwisata
Sumber: Hasil kompilasi kelompok STUPRO Industri Kreatif Rumah Tangga, 2014
Berdasarkan perhitungan SKL Kestabilan Lereng, kawasan industri kreatif rumah tangga memiliki kestabilan lereng sedang dengan nilai 3,4. Kestabilan lereng sedang yaitu kondisi wilayahnya cukup stabil. Stabil artinya tidak mudah longsor, tdak mudah bergerak yang artinya aman untuk dikembangkan sebagai bangunan dan permukiman atau budi daya.
4.2.8. SKL Kestabilan Pondasi Merupakan analisis untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam mendukung bangunan berat dalam pengembangan perkotaan, serta jenis-jenis pondasi yang sesuai untuk masing-masing tingkatan. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan lahan kestabilan pondasi kawasan perencanaan.
Tabel IV. 10 SKL Kestabilan Pondasi
SKL Kestabilan SKL Kestabilan Kelurahan
Nilai Lereng
Tanah
Geologi
Guna Lahan
Pondasi Daya dukung dan
Kestabilan
Permukiman, Jasa, Industri,
Tipes
kestabilan pondasi 1,6 lereng sedang
Kasar
Sedimen
Lapangan olahraga, Pariwisata
kurang Daya dukung dan
Kestabilan
Permukiman, Jasa, Industri,
Serengan
kestabilan pondasi 1,6 lereng sedang
Kasar
Sedimen
Lapangan olahraga, Pariwisata
kurang Daya dukung dan
Kestabilan
Permukiman, Jasa, Industri,
kestabilan pondasi
lereng sedang
Lapangan olahraga, Pariwisata
kurang Daya dukung dan
Kestabilan
Permukiman, Jasa, Industri,
kestabilan pondasi
lereng sedang
Lapangan olahraga, Pariwisata
kurang Daya dukung dan
Kestabilan
Permukiman, Jasa, Industri,
kestabilan pondasi
lereng sedang
Lapangan olahraga, Pariwisata
kurang
Sumber: Hasil kompilasi kelompok STUPRO Industri Kreatif Rumah Tangga, 2014
Kawasan industri kreatif rumah tangga ini memiliki daya dukung pondasi kurang dengan nilai 1,6. Daya dukung pondasi ini didukung oleh strukutur tanah yang terdapat pada kawasan perencanaan yang kasar (aluvial dan regosol). Keadaan kestabilan pondasi ini akan mempengaruhi pembangunan pada kawasan perencanaan.
4.2.9. SKL Ketersediaan Air Merupakan analisi untuk mengetahui tingkat ketersediaan air guna pengembangan kawasan, dan kemampuan penyediaan air masing-masing tingkatan. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan lahan ketersediaan air kawasan perencanaan.
Tabel IV.11 SKL Ketersediaan Air
SKL
Hidrolo
Kelurahan Lereng
Fisiografi
Geologi
Guna Lahan
Iklim
Kemudahan Nilai
gi
Dikerjakan
Permukiman, Jasa,
Drain
Industri, Lapangan
CH <
Air Tersedia
Pariwisata Permukiman, Jasa,
Datar-
Drain
Industri, Lapangan
CH <
Air Tersedia
Pariwisata Permukiman, Jasa,
Datar-
Drain
Industri, Lapangan
CH <
Air Tersedia
Pariwisata Permukiman, Jasa,
Danukusum
Air Tersedia 0-2 %
Drain
Industri, Lapangan
Pariwisata Permukiman, Jasa,
Drain
Industri, Lapangan
CH <
Air Tersedia
Sumber: Hasil kompilasi kelompok STUPRO Industri Kreatif Rumah Tangga, 2014 Daerah dengan kemiringan lereng yang datar dan datar cenderung
landai memiliki ketersediaan air yang tinggi, hal ini berarti kawasan industri kreatif rumah tangga memiliki cadangan air tanah yang cukup landai memiliki ketersediaan air yang tinggi, hal ini berarti kawasan industri kreatif rumah tangga memiliki cadangan air tanah yang cukup
4.2.10. SKL Drainase Merupakan analisis ini untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam mematuskan air hujan secara alami, sehingga kemungkina genangan baik bersifat lokal ataupun meluas dapat dihindari. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan lahan drainase kawasan perencanaan.
Tabel IV.12 SKL Drainase
Leren SKL Kelurahan
Guna Lahan
Iklim Nilai g
Drainase
Permukiman, Jasa,
CH < Drainase
Tipes
0-2 % Datar
90-110
Sedimen
Industri, Lapangan
Cukuo
olahraga, Pariwisata Permukiman, Jasa,
Datar- CH < Drainase
Industri, Lapangan
3000 Cukup
olahraga, Pariwisata Permukiman, Jasa,
Datar- CH < Drainase
Industri, Lapangan
3000 Cukup
olahraga, Pariwisata Permukiman, Jasa,
Danukusu
CH < Drainase 0-2 %
Industri, Lapangan
olahraga, Pariwisata Permukiman, Jasa,
CH < Drainase
Joyotakan
0-2 % Datar
90-100
Sedimen
Industri, Lapangan
Cukup
olahraga, Pariwisata
Sumber: Hasil kompilasi kelompok STUPRO Industri Kreatif Rumah Tangga, 2014
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kawasan industri kreatif rumah tangga ini memiliki topografi 90-100 mdpl dengan nilai 2,6. Daerah dengan kelerengan datar dan cenderung landai menjadi Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kawasan industri kreatif rumah tangga ini memiliki topografi 90-100 mdpl dengan nilai 2,6. Daerah dengan kelerengan datar dan cenderung landai menjadi
4.2.11. SKL Terhadap Erosi Merupakan analisis untuk mengetahui tingkat keterkikisan tanah di kawasan perencanaan sehingga dapat diketahui tingkat ketahanan lahan terhadap erosi dan dapat mengurangi kerugian yang akan ditimbulakan saat pengembangan kawasan perencanaan. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan lahan terhadap erosi kawasan perencanaan
Tabel IV.13 SKL Terhadap Erosi
SKL Kelurahan
Guna Lahan
Iklim Nilai Erosi
Permukiman, Jasa,
Drain
CH < Erosi
Industri, Lapangan
olahraga, Pariwisata P Permukiman, Jasa,
Datar-
Drain
CH < Erosi
Industri, Lapangan
olahraga, Pariwisata Permukiman, Jasa,
Datar-
Drain
CH < Erosi
Industri, Lapangan
olahraga, Pariwisata Permukiman, Jasa,
Industri, Lapangan