manusia dari filsafat manusia ILPENG

HAKIKAT MANUSIA DITINJAU DARI ILMU
PENGETAHUAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat manusia

Oleh :
Arif Faradita Rahman
1511414150

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna
disbanding makhluk-makhluk ciptaan yang lainnya. Manusia dikatakan
makhluk yang sempurna karena manusia adalah makhluk yang paling diberi
akal pikiran oleh Allah SWT daripada makhluk lainnya.
Berbicara tentang hakikat manusia, sebenarnya sampai sekarang masih

menjadi pertanyaan yang belum memperoleh jawaban memuaskan. Banyak
pengkajian tentang hakikat manusia tersebut. Dalam makalah ini penyusun
mencoba membahas tentang hakikat manusia ditinjau dari ilmu pengetahuan.
I.2 Rumusan masalah
1. Bagaiman hakikat manusia menurut Ilmu Penegetahuan?

2

BAB II
PEMBAHASAN
Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam
semesta. Kehidupan di dunia ini bagaimanakah awalnya. Ada beberapa teori yang
yang mengemukakan bagaimana awal kehidupan terbentuk. Teori-teori tersebut
adalah teori-teori abgiogenesis, biogenesis,kosmozaik, evolusi kimia dan evolusi
biologi.
a. Teori abiogenesis
Pertama kali dikemukakan oleh seorang filsuf dan ilmuwan yunani kuno
bernama Aristoteles. Menurut teori ini, kehidupan berasal dari materi yang
tidak hidup atau benda mati dan terjadi begitu saja (spontan). Munculnya
teori ini didasarkan pada pengamatan sederhana terhadap apa yang mereka

lihat di sekelilingnya tanpa didukung oleh peralatan yang memadai.
Sebagai contoh, karena cacing berada di dalam tanah, maka cacing berasal
dari tanah. Dengan alasan yang sama, mereka menganggap katak berasal
dari Lumpur, belatung berasal dari daging yang membusuk, dan
sebagainya.
b. Teori biogenesis
Teori ini merupakan kebalikan dari teori abiogenesis. Menurut teori ini
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga. Tiga tokoh yaitu,
Francesco

Redi (1626–1697), Lazzaro

Spallanzani (1727

–1799)

dan Louis Pasteur (1822 –1895) membuktikan teori biogenesis ini.
Francesco Redi mengadakan serangkaian percobaan dengan bahan daging
yang dimasukkan ke delapan stoples dengan kondisi yang berbedabeda. Setelah beberapa hari di dalam stoples yang terbuka, Redi
mendapatkan larva, sedangkan di dalam stoples yang tertutup tidak

terdapat larva Berdasarkan percobaan ini, Redi berkesimpulan bahwa
larva bukan berasal dari daging, melainkan berasal dari telur lalat yang
disimpan dalam daging.
Lazzaro Spallanzani juga melakukan percobaan dengan menggunakan
dua tipe medium dengan prinsip yang sama dengan Redi, tetapi dengan
rancangan

yang

lebih

sempurna.

3

Berdasarkan

hasil

percobaan


Spallanzani, ditemukan kenyataan bahwa udara memberi pengaruh besar
terhadap terbentuknya kekeruhan pada air kaldu, membuat para
pendukung abiogenesis menolak hasil percobaan spallanzani. Mereka
menganggap udara mempunyai daya hidup (vital force) yang dapat
memicu terbentuknya kehidupan. Konsep tentang adanya daya hidup
yang diyakini pendukung teori abiogenesis membuat Louis Pasteur
berpikir bagaimana merancang percobaan yang memungkinkan udara
(daya hidup) tetap dpat berhubungan dengan labu tetapi tidak
mempengaruhi isi labu. Hasil percobaan Pasteur menunjang teori
biogenesis dan sekaligus menumbangkan teori abiogenesis. Teori
biogenesis dapat dirumuskan dalam postulat berikut ini. Omne vivum ex
ovo yang berarti makhluk hidup berasal dari telur, omne ovum ex
vivo yang berarti telur berasal dari makhluk hidup, dan omne vivum ex
vivo berarti makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
c. Teori Kosmozoik
Richter,

Thompson,


Helmholtz

dan

Van

Tieghan

(1865)

mengemukakan teori tentang ini. Menurut teori ini, benda-benda langit
yang panas berpijar pada bagian permukaannnya saja. Bagian-Bagian
dalamnya tetap dingin sehingga embrio suatu organisme yang menempati
bagian

dalamnya

tetap

hidup.


Selanjutnya,

organisme-organisme

menyebar sampai ke bumi dan tumbuh subur di bumi. Kemudian
organisme-organisme

ini

berkembang

dan

berevolusi

hingga

menghasilkan seluruh spesies yang ada sekarang ini.
d. Teori evolusi kimia

Menurut salah satu teori, system tata surya (solar system) terbentuk dari
kabut gas di angkasa. Gaya gravitasi yang timbul menyebabkan
terjadinya kontraksi sehingga menaikkan suhu pusat massa. Kontraksi ini
menyebabkan terbentuknya suatu bintang baru (matahari). Bintang ini
dikelilingi lingkaran gas dan debu yang merupakan asal mula
terbentuknya planet-planet. Meteorit terbentuk sekitar 4550 juta tahun
yang lalu; bulan 4600 juta tahun yang lalu dan bumi 4550 juta tahun yang
lalu, membuktikan bahwa system tata surya berumur kira-kira 5000 juta

4

tahun atau 5 milyar tahun. Kondisi bumi pada awal pembentukan sangat
berbeda dengan keadaan sekarang. Pada saat itu, suhu permukaan bumi
antara 4000-8000 derajat celcius. Sewaktu permukaan bumi mulai dingin,
senyawa-senyawa karbon © dan unsure logam membentuk lapisan bumi
bagian dalam (mantel), tersusun dari batuan yang mencair dan terdiri atas
senyawa silicon, aluminium, besi dan sebagainya.
Para ilmuwan berpendapat bahwa pada saat itu di atmosfer terkumpul
gas-gas ringan, seperti hydrogen (H2), helium (He), argon (Ar), nitrogen
(N), dan oksigen(O2).Akibatnya, di atmosfer terbentuk senyawa-senyawa

yang mengandung unsure-unsur ringan, misalnya uap air (H2O), karbon
dioksida (CO2), metana (CH4), dan ammonia (NH3).
Pada saat suhu atmosfer turun menjadi sekita 100 derajat Celcius, terjadi
hujan air mendidih selama beberapa ribu tahun. Pada kondisi seperti ini,
kehidupan di bumi tidak mungkin terbentuk, tetapi sangat memungkinkan
terjadi reaksi-reaksi kimia karena tersedianya materi dan energi yang
berlimpah.
e. Teori evolusi biologi
A.I. Oparin dalam bukunya Asal Mula Terjadinya Kehidupan (The
Origin of Life), mengemukakan asal mula kehidupan terjadi di lautan
melalui pembentukan senyawa-senyawa organic dari senyawasenyawa sederhana seperti H2O, CO2, CH4, NH3 dan H2, yang
berlimpah pada saat itu. Pembentukan senyawa organic ini dibantu
oleh energi radiasi benda-benda angkasa yang juga sangat intensif
pada saat itu. Senyawa kompleks pertama diduga semacam alkohol
dan asam amino yang selama jutaan tahun senyawa-senyawa ini
bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks, seperti asam
organic, purin dan pirimidin. Senyawa-senyawa ini merupakan bahan
pembentuk sel.

5


Evolusi Menurut Darwin
Charles Robert Darwin seorang biolog Inggris mengemukakan teori
evolusinya melalui buku yang berjudul The Origin of Species by Means of Natural
Selection (Asal Mula terjadinya Spesies melalui Seleksi Alam) pada tahun
1859. dalam buku tersebut Darwin menyatakan bahwa semua makhluk hidup
memiliki leluhur yang sama dan bahwa mereka berkembang satu sama lain
dengan cara seleksi alamiah. Mereka yang terbaik dalam beradaptasi dengan
lingkungan mewariskan perilaku mereka ke generasi berikutnya, dan lambat
laun, sifat-sifat yang menguntungkan ini mengubah individu-individu
menjadi spesies yang berbeda total dari leluhur mereka. Dengan demikian,
manusia ialah produk yang paling maju dari mekanisme seleksi alamiah ini.
Singkatnya, suatu spesies berasal dari spesies lain.
Ahli evolusi lain, Alfred R. Wallace (1823-1913) ternyata mempunyai
pemikiran yang sama dengan pemikiran Darwin, meskipun diantara mereka tidak
saling mengenal.Pemikiran mereka disajikan bersama dalam pertemuan antar
ilmuwan di London yang tergabung dalam Linneon Society of London pada
tanggal 1 Juli 1858. Sejak saat itu teori evolusi Darwin didukung oleh banyak
ilmuwan di dunia.Menurut teori evolusi Darwin, manusia merupakan hasil
proses evolusi dari spesies lain yang hidup lebih dahulu yaitu kera.

Dalam perkembangan selanjutnya, oleh para pendukung teori evolusi ini
dengan mengemukakan teori neo-Darwinisme. Menurut teori ini spesies berkembang
sebagai hasil dari mutasi-mutasi, perubahan-perubahan kecil dalam gen mereka, dan
yang paling sesuailah yang bertahan hidup melalui mekanisme seleksi alam.
Selanjutnya
mereka
juga
mengembangkan
teori punctuated
equilibrium (keseimbangan bersela) yang menyatakan bahwa makhluk hidup tiba-tiba
berkembang menjadi spesies lain, meski tanpa bentuk transisinya. Dengan kata lain,
spesies tanpa ”nenek moyang” evolusioner tiba-tiba muncul.(Harun Yahya, Allah is
Known Through Reason, 52)
Menurut teori evolusi, manusia dan kera modern mempunyai leluhur yang
sama. Makhl-makhluk ini berkembang seiring dengan waktu dan beberapa diantara
mereka menjadi kera-kera masa kini, sedangkan sekelompok lain yang mengikuti
cabang evolusi lain menjadi manusia manusia masa kini.
Para evolusionis menyebut ”leluhur bersama” pertama manusia dan kera ini
”Australopithecus” yang berarti ”Kera Afrika Selatan”. Terdapat berbagai jenis
Australopithecus, yang hanya spesies kera lama yang telah menjadi berbeda.

Sebagiannya tegap, sementara yang lainnya kecil dan rapuh.
Para evolusionis menggolongkan tahap evolusi manusia berikutnya sebagai
”Homo”, yakni ”manusia”. Menurut klain evolusionis, makhluk hidup dalam tahap
”homo” ini lebih berkembang dari pada Australpithecus, dan tidak banyak berbeda
dari manusia modern. Manusia modern masa kini, Homo sapiens, konon terbentuk

6

pada tahap terakhir evolusi spesies ini. (Harun Yahya, Allah is Known Through
Reason, 58-59).
Selain yang dibahas di atas ada sebuah literature yang mengatakan awal
terbentuknya bumi, permukaan hanya terdiri dari beberapa zarah subatom dan
beberapa zat lainnya. Zarah subatom lama-lama secara alamiah terjadi reaksi dan
diantaranya membentuk protein. Protein memungkinkan terbentuknya
prostoplasma dan membentuk makhluk hidup bersel satu. Kemudian berevolusi
berkembang menjadi binatang air, binatang udara, binatang darat dan terakhir
manusia (Odum, 1982).

Beberapa Definisi Manusia :
1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural
dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat
yg mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan
tidak dapat dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah
masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai sumber utama yg bebas –
kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan masyarakat
sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan
pada dan bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi
eksistensial, kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas
seperti Tuhan
3. Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling
menonjol; Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg
menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap
rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa
masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada
permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di
luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan
demikian ia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang
ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke
dalam waktu yg tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat
pegangan yg benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri.
Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada eksistensi.
4. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satusatuna makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya
sendiri ; ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai
dirinya.

7

5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini
memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam, dan
menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia
memiliki kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yg memberinya
kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya,
memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan
menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati apa yg belum
diberikan alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia
tidak pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk
mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor
utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak
memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita
yg ada. Kekuatan inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung,
menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam
alam jasmaniah dan ruhaniah.
7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting
mengenai nilai. Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan
setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih
tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut
ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang
merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka
demi ikatan ini.
8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi
uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala
yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur
dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan
mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan
alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab
yg tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada
sistem nilai. Al Qur’an memandang manusia sebagai makhluk biologis,
psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar tunduk pada takdir
Allah, sama dengan makhluk lain. Manusia sebagai insan dan al-nas
bertalian dengan hembusan roh Allah yang memiliki kebebasan dalam
memilih untuk tunduk atau menentang takdir Allah. Manusia memiliki
fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat
dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat
dikelompokkan pada dua hal, yaitu potensi fisik dan potensi ruhaniah.
Potensi fisik manisia adalah sifat psikologis spiritual manusia sebagai
makhluk yang berfikir diberi ilmu dan memikul amanah.sedangkan
8

potensi ruhaniah adalah akal, gaib, dan nafsu. Akal dalam penertian
bahasa Indonesia berarti pikiran atau rasio. Dalam Al Qur’an akal
diartikan dengan kebijaksanaan, intelegensia, dan pengertian. Dengan
demikian di dalam Al Qur’an akal bukan hanya pada ranah rasio, tetapi
juga rasa, bahkan lebih jauh dari itu akal diartikan dengan hikmah atau
bijaksana. Musa Asyari (1992) menyebutkan arti alqaib dengan dua
pengertian, yang pertama pengertian kasar atau fisik, yaitu segumpal
daging yang berbentuk bulatpanjang, terletak di dada sebelah kiri, yang
sering disebut jantung. Sedangkan arti yang kedua adalah pengertian
yang halus yang bersifat ketuhanan dan rohaniah, yaitu hakekat
manusia yang dapat menangkap segala pengertian, berpengetahuan, dan
arif. Akal digunakan manusia dalam rangka memikirkan alam,
sedangkan mengingat Tuhan adalah kegiatan yang berpusat pada qalbu.
Adapun nafsu adalah suatu kekuatan yang mendorong manusia untuk
mencapai keinginannya. Dorongan-dorongan ini sering disebut
dorongan primitif, karena sifatnya yang bebas tanpa mengenal baik dan
buruk. Oleh karena itu nafsu sering disebut sebagai dorongan kehendak
bebas.
Manusia diberi perlakuan khusus. Perlakuan khusus itu adalah diberi
peraturan khusus dalam bentuk wahyu berupa kitab suci dan terlahir dalam
kondisi tidak berdaya. Yang dipunyai manusia ketika lahir hanyalah potensipotensi belaka. Potensi akan tetap menjadi potensi belaka jika tidak ada bantuan
orang lain dalam perkembangannya. Bantuan orang ini saat ini dikenal sebagai
pendidikan.
Pada zaman purba, manusia dijaman itu diyakini kemampuan intelektualnya
rendah karena volume otak kecil dibanding manusia sekarang. Semenjak manusia
menemukan bahasa sebagai alat komunikasi perkembangan kemampuan
intelektualnya melampui batas-batas perkembangan evolusi biologisnya.

9

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam
semesta. Kehidupan di dunia ini bagaimanakah awalnya. Ada beberapa teori yang
yang mengemukakan bagaimana awal kehidupan terbentuk.
Pada

zaman

purba,

manusia

dijaman

itu

diyakini

kemampuan

intelektualnya rendah karena volume otak kecil dibanding manusia sekarang.
Semenjak manusia menemukan bahasa sebagai alat komunikasi perkembangan
kemampuan

intelektualnya

melampui

batas-batas

perkembangan

evolusi

biologisnya.
Manusia diberi perlakuan khusus. Perlakuan khusus itu adalah diberi
peraturan khusus dalam bentuk wahyu berupa kitab suci dan terlahir dalam
kondisi tidak berdaya. Yang dipunyai manusia ketika lahir hanyalah potensipotensi belaka. Potensi akan tetap menjadi potensi belaka jika tidak ada bantuan
orang lain dalam perkembangannya. Bantuan orang ini saat ini dikenal sebagai
pendidikan.

10

DAFTAR PUSTAKA
Munib

Achmad,

dkk.2010.PENGANTAR

ILMU

PENDIDIKAN.Semarang:

Universitas Negeri Semarang
http://radityaariefhidayat.wordpress.com/2012/03/14/hakekat-manusia/
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/2009/03/29/hakikat-manusia/

11