LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PENIN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN MENJALIN RELASI PERTEMANAN SISWA
SMP NEGERI 1 BARRU
Pendahuluan
Perubahan masyarakat dunia dari era satu ke era lainnya ternyata juga menentukan
kualitas-kualitas dari masyarakat itu sendiri. Dulu dunia masih tenggelam dalam era
pertanian, masyarakat hanya mengandalkan kemampuan natural dari kondisi alam, mereka
sangat bergantung pada alam. Kemudian manusia beralih ke era industrialisasi, era ini
menjadikan manusia melakukan eksploitasi terhadap alam, sampai saat ini ketika manusia
sudah memasuki era dunia maya dan globalisasi.
Hal ini juga berdampak pada anak didik di sekolah, proses sosial mereka hanya
bertumpu pada sikap saling menguntungkan dan pencarian jati diri. Apabila dalam mereka
menemukan kelompok yang dapat mengakomodasi keinginannya-walaupun salah-maka akan
terjadi interaksi sosial dan kesetiaan kelompok, sehingga munculnya interaksi sosial yang
akan membawa dampak negative pada dirinya dan sekitarnya.
Oleh karena itu, sekolah harus menyediakan sebuah layanan yang dapat memberikan
pencerahan atau pemahaman pada anak didik sejauh mana mereka dapat memenuhi hasrat
berteman atau berkelompok dengan mencari teman atau kelompok yang lebih banyak
memberikan dampak yang positif dan berguna bagi kehidupan pribadi mereka. Dan
bimbingan itu adalah bimbingan pribadi yang menjadi tanggung jawab guru bimbingan dan
konseling.

Bimbingan pribadi merupakan upaya untuk membantu individu dalam menemukan
dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mantap dam mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Bimbingan pribadi berarti upaya untuk
membantu individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflikkonflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan
jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta upaya
membantu individu dalam membina hubungan sosial di berbagai lingkungan (pergaulan
sosial).
Dengan membangun kualitas hubungan sosial yang baik, maka pribadi juga akan
merasakan dampaknya, dengan menjalin relasi pertemanan yang mempertimbangan banyak
hal akan membawa peserta didik pada membangun relasi dalam kontak sosial yang saling
menguntungkan dan membawa manfaata bagi peserta didik dan orang lain.
Masalah ini menjadi menarik dibahas, karena dampak relasi pertemanan tidak
berdampak sementara, tetapi pemilihan teman yang tepat akan terbawa sampai menuju proses
kedewasaan, temann yang baik akan membuat seseorang manjadi baik, dan sebaliknya
menemukan teman yang buruk akan berimbas pada orang-orang disekelilingnya termasuk
orang itu sendiri, sehingga carilah teman dengan pertimbangan sosial yang baik.
Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka penulis akan berusaha mendalami
persoalan ini dengan membuat judul karya tulis ilmiah dengan judul Pengaruh layanan
bimbingan pribadi terhadap peningkatan kemampuan menjalin relasi pertemanan siswa SMP
Negeri 1 Barru.

Layanan Bimbingan Pribadi
1. Pengertian bimbingan
Menurut Syamsu Yusuf, LN dan A. Juntika Nurihsan dalam buku Landasan
Bimbingan dan Konseling (2010: 5) “Bimbingan dan konseling diterjemahkan dari guidance
and counseling (bahasa Inggris). Guidance dari akar kata guide berarti (1) mengarahkan (to
direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to steer).” W.S.
Winkel dalam buku Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (2007: 124)

2

mendefinisikan “Bimbingan sebagai pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada
sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan
penyesuaian diri terhadap tuntutan hidup.”
Selanjutnya menurut Sunaryo Kartadinata yang dikutip Syamsu Yusuf, LN dan A.
Juntika Nurihsan, (2010: 6) menyatakan bahwa: “Bimbingan adalah proses membantu
individu untuk mencapai perkembangan optimal” Pengertian bimbingan menurut Tohirin
dalam buku Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi) (2010 :
20), bahwa “Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu
agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan menggunakan berbagai bahan,
melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana usaha berdasarkan

norma-norma yang berlaku.”
Berdasarkan definisi-definisi bimbingan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan
yaitu :
a. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu secara kontinyu dan
sistematis,
b.
Bertujuan untuk membantu proses pengembangan potensi diri melalui pola-pola
sosial yang dilakukannya sehari-hari di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Pola-pola sosial yang dimaksudkan adalah pola-pola dimana individu tersebut dapat
melakukan penyesuaian diri dengan lingkungannya.
2. Bimbingan pribadi
Bimbingan pribadi merupakan upaya untuk membantu individu dalam menemukan
dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
Menurut Yusuf S dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (2007: 53)
bahwa: Bimbingan pribadi berarti upaya untuk membantu individu dalam menghadapi
keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-konflik dalam diri dalam upaya mengatur
dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran
nafsu seksual dan sebagainya, serta upaya membantu individu dalam membina hubungan
sosial di berbagai lingkungan (pergaulan sosial)

Pada dasarnya bimbingan tidak hanya berfungsi untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi individu (kuratif), melainkan memiliki fungsi lain yaitu sebagai upaya pencegahan
(preventif) dan pengembangan (developmental), dengan program bimbingan dan konseling
secara tepat, maka layanan-layanannya harus diintegrasikan ke dalam program-program yang
berorientasi pengembangan, yang membantu para siswa mengembangkan dan
mempraktikkan kompetensi-kompetensinya.
Bimbingan pribadi juga sebagai upaya pengembangan kemampuan peserta didik
untuk menghadapi dan mengatasi masalah-masalah pribadi dengan cara menciptakan
lingkungan interaksi pendidikan yang kondusif, mengembangkan sistem pemahaman diri dan
sikap-sikap positif, serta dengan mengembangkan kemampuan pribadi.
Berdasarkan berbagai pengertian yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan
bimbingan pribadi merupakan upaya layanan yang diberikan kepada siswa agar mampu
mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialaminya, yang bersifat pribadi, sehingga
mampu membina hubungan sosial yang harmonis di lingkungannya.
Bimbingan pribadi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif,
interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri, dan sikap-sikap
yang positif, serta kemampuan-kemampuan pribadi sosial yang tepat.
3. Tujuan bimbingan pribadi
Syamsu Yusuf LN dan Juntika Nurihsan (2010:14), merumuskan beberapa tujuan
bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi sebagai berikut :


3

1.

Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada
umumnya.
2.
Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati
dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3.
Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan, serta mampu meresponnya secara positif sesuai
dengan ajaran agama yang dianutnya.
4.
Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.
5.

Memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
6.
Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.
7.
Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat atau harga dirinya.
8.
Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen, terhadap
tugas dan kewajibannya.
9.
Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk persahabatan, persaudaraan atau silaturahmi dengan sesama manusia.
10.
Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal
(dalam diri sendiri) maupun orang lain.
11.
Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
Relasi Pertemanan
Manusia sebagai makhluk pribadi juga sebagai mahkluk sosial, dalam melakukan
tindakan dalam kehidupannya, memang manusia melakukan hal-hal yang sifatnya pribadi

akan tetapi banyak hal yang selalu terkait dengan kepentingan sosial. Salah satu kepentingan
sosial itu adalah relasi pertemanan. Semua manusia membutuhkan teman. Bimo Walgito
dalam buku Psikologi Sosial (2003:26) menyebutkan bahwa “Manusia memiliki dorongan
untuk berhubungan dengan orang lain karena hal itu merupakan sifat alami ketika manusia
sudah berada di tengah lingkungan sekitarnya.”
Menurut Sunarto dalam buku Perkembangan Peserta Didik (2008:126) dijelaskan
bahwa “Hubungan sosial dalam soal berteman atau berhubungan dengan orang lain telah
dirasakan anak sejak berumur enam tahun, di saat itu anak telah mampu mengenal manusia
lain, terutama ibu dan anggota keluarganya.” Dengan demikian relasi hubungan sosial dalam
berteman telah dipahami oleh anak sejak dalam masa perkembangannya.
Menurut Buhrmester yang dikutip oleh Tri Dayakisni dalam buku Psikologi Sosial
(2006:173) mengatakan bahwa: Kemampuan komunikasi interpersonal memang ada pada diri
manusia yang dibetnya sebagai lima aspek kompetensi interpersonal :
1. Kemampuan berinisiatif, yaitu kemampuan untuk memulai suatu bentuk interaksi dan
hubungan dengan orang lain.
2.
Kemampuan untuk bersikap terbuka adalah kemampuan untuk terbuka kepada orang
lain, menyampaikan info yang bersifat pribadi mengenai dirinya dan memberikan
perhatian kepada orang lain sebagai suatu bentuk penghargaan yang akan memperluas
kesempatan untuk terjadinya sharing.

3.
Kemampuan untuk bersikap asertif yaitu kemampuan untuk mempertahankan hak-hak
pribadi secara tegas, mengemukakan gagasan, perasaan dan keyakinan secara langsung,
jujur, jelas dan dengan cara yang sesuai.
4.
Kemampuan untuk memberikan dukungan emosional adalah kemampuan untuk
memberikan empati dan kemampuan untuk menenangkan serta memberikan rasa nyaman
bagi orang lain.

4

5.

Kemampuan dalam mengatasi konflik interpersonal adalah upaya agar konflik yang
muncul tidak semakin memanas.
Pertemanan atau persahabatan merupakan bagian dari komunikasi interpersonal
yang menekankan hubungan atau relasi antara satu individu dengan individu lain, yang
dilandasi oleh kasih sayang, pada akhirnya melahirkan kesetiaan, dan pengorbanan.
Pertemanan yang baik adalah ketika teman/sahabat dapat mengantar seseorang
menuju orientasi kehidupan yang baik dan bermartabat. Pertemanan apabila dikelola dengan

baik akan melahirkan individu yang memiliki karakter gotong royong dan selalu
berkeinginan saling membantudan empati terhadap sesamanya.
Mencari teman yang baik tidak sulit, karena dalam kunci utamanya adalah kita
sendiri dulu yang harus baik, dengan menjadi orang baik, maka teman yang akan datang
adalah mereka yang baik-baik juga, begitupula sebaliknya. Mencari teman tidak perlu
memandang ras, kasta, serta ekonomi, siapapun dapat menjadi teman akan tetapi tetap dengan
syarat adalah teman yang berperilaku baik dan santun.
Dalam menjacari teman, perilaku seseorang terkadang menjadi ukuran, bahwa ia
dalah teman yang baik atau teman yang buruk. Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam buku
Psikologi Komunikasi (2008: 84) bahwa “Ada beberapa petunjuk yang digunakan orang
dalam menilai seseorang pantas untuk menjadi teman; yaitu petunjuk proksemik berdasarkan
jarak, kinesik berdasarkan perilaku tubuh, petunjuk wajah, dan paralinguistik atau cara
berbicara.”
Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 1 Barru yang beralamat di Jalan Jenderal
Sudirman Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan siswa SMP Negeri 1 Barru kecuali pada kelas IX, hal ini karena siswa kelas IX
pada saat penelitian berlangsung sedang mempersiapkan diri untuk ujian nasional. Dengan
demikian, data populasi SMP Negeri 1 Barru 697 orang siswa.
Untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dari populasi, maka penulis
berpatokan pada penentuan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto dalan buku Prosedur

Penelitian (2002: 120) bahwa “Apabila subjek penelitian lebih dari 100 orang maka dapat
ditarik sampel antara 10% sampai dengan 25% atau lebih, sesuai dengan ketentuan yang
dirumuskan dalam proposal penelitian.” Berdasarkan hal tersebut maka dengan
mempertimbangkan banyaknya populasi dan keterbatasan waktu penelitian, maka peneliti
mengambil sampel 10% dari jumlah populasi, sehingga 697 x 10% = 69,7 pembulatan
menjadi 70 orang siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan pengumpulan triangulasi data yaitu
dokumentasi, wawancara, dan angket. Ketiga cara ini akan dijabarkan sebagai
berikut:Observasi adalah aktivitas yang dilakukan terhadap suatu proses atau objek dengan
maksud
merasakan
dan
kemudian
memahami
pengetahuan
dari
sebuah
fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, atau
untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kunjungan dan diskusi dengan guru
bimbingan dan konseling, serta seluruh staf pengajar di sekolah objek penelitian.
Angket adalah suatu daftar pernyataan yang dibagikan kepada seluruh responden yang
menjadi sampel penelitian. Angket adalah suatu teknik memperoleh data dengan cara
menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis yang disampaikan kepada responden yang akan
diperoleh datanya. Pada penelitian ini angket akan disebar pada siswa dengan ketentuan
sebagai berikut: Jumlah angket adalah 15 butir pertanyaan. Skala yang digunakan adalah
skala likert dengan pernyataan setiap item instrumen ini memiliki gradasi dari tertinggi
(sangat positif) sampai pada terendah ( sangat negatif ).
- SS : sangat setuju
bobot nilainya
5

5

- S
: setuju
bobot nilainya
4
- RG : ragu-ragu
bobot nilainya
3
- TS : tidak setuju
bobot nilainya
2
- STS : sangat tidak setuju bobot nilainya 1
Dokumentasi. Dokumentasi menurut Riduwan (2007 : 70) bahwa “Teknik
pengumpulan data yang ditujukan subjek penelitian.” Dokumen yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah dokumen dari sekolah tempat penelitian berupa data-data siswa dan data
administrasi lainnya. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data
kuantitatif. Analisis kuantitatif dimaksudkan untuk menganalisis data berdasarkan jawabanjawaban para responden melalui kuesioner tertutup.
Menurut Agus Irianto dalam buku Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya (2006:158)
bahwa rumus regresi liner sederhana adalah sebagai berikut :
ŷ = a + bx
keterangan :
ŷ = Subjek variabel terikat yang diproyeksikan
x = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu
a = Nilai konstanta harga y jika x = 0
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan yang menunjukkan nilai peningkatan atau nilai
penurunan variabel y.
Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian ini akan dikemukakan data-data penelitian yang telah
didapatkan berdasarkan edaran angket pada 70 siswa sampel. Data akan dianalisis dengan
menggunakan regresi sedehana adapun pemeriksaan keberartian regresi dilakukan melalui
pengujian hipotesis nol, bahwa koefisien regresi sama dengan nol (tidak berarti) melawan
hipotesis tandingan bahwa koefisien arah regresi tidak sama dengan nol.
Dari data tersebut maka diketahui nilai-nilai sebagai berikut:
a) Jumlah n = 70
b) Jumlah ∑x = 1969
c) Jumlah ∑y = 1998
d) Jumlah ∑x2 = 55613
e) Jumlah ∑y2 = 52260
f) Jumlah ∑xy = 53281
1. Menghitung rumus b dengan rumus
N . ( ∑ X Y ) −∑ X ∑ Y
b=
2
2
. N . ∑ X −( ∑ X )
b

70. 55613   1959 1998

70. 3658200  (1956) 2
389210  3934062
b
3658200  3876961
41152
b
218761
b  0.18

1. Menghitung rumus a dengan rumus
a

 Y  b X

.N .
1998  0,18.1969
a
70
1627.604
a
70

6
a  23, 25

2. Menghitung persamaan regresi sederhana

yˆ  23, 25  0,18 x

Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji F.
Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg (a)) dengan rumus:
2

JK reg( a )=
JK reg ( a ) 

(∑ Y )
n

3992004
70

JK reg ( a )  57028.63
4. Menghitung jumlah kuadrat regresi b|a (JK reg b|a), dengan rumus:

JK reg( b /a)=b.

(∑ XY −∑ Xn. ∑ Y )

1969.1998 

JK reg (b / a )  0,18. 55613 

70


JK reg (b / a )  0,18. 55613  56200.89 

JK reg (b / a )  0,18. 587.8857 

JK reg ( b / a )  110,59
5. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:
JK res=∑ Y 2 −JK Re g (b /a)−JK Re g ( a)
JK res  53281 110,59  57028.63
JK res  3637.039056
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan rumus:
RJK reg ( a )  57028.62857
7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan rumus:

RJK reg (b / a )  110.5895151
8. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan rumus:
3637.039056
RJK res 
76  2
RJK res  53.4859
9. Mengitung Fhitung, dengan rumus:
110,59
Fhitung 
53, 4859

Fhitung  2, 06
Pembuktian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh layanan bimbingan pribadi
terhadap peningkatan kemampuan menjalin relasi pertemanan siswa SMP Negeri 1 Barru.”
untuk menguji hipotesis ini, maka hipotesis dekriptif ini akan diubah menjadi hipotesis
statistik dengan ketentuan sebagai berikut:
Ha
= adalah hipotesis alternatif

7

Ho = adalah hipotesis nihil, pengujian statistik hanya menguji hipotesis nihil (Ho) Karena
hipotesis nihil merupakan pernyataan tentang parameter yang bertentangan dengan keyakinan
peneliti, apabila dari pengujian diperoleh keputusan yang mendukung atau setuju dengan Ho
maka dapat dikatakan Ho diterima.
1.
Pada penelitian ini yang menjadi hipotesis statistik adalah:
Ha = Ada pengaruh layanan bimbingan pribadi terhadap peningkatan kemampuan
menjalin relasi pertemanan siswa SMP Negeri 1 Barru.
Ho = Tidak ada pengaruh layanan bimbingan pribadi terhadap peningkatan kemampuan
menjalin relasi pertemanan siswa SMP Negeri 1 Barru.
Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan
Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan
dengan taraf signifikansi (α) = 0,05
Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F pada derajat bebas dbreg b/a = 1 dan dbres = n – 2.
Mencari nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus:
Ftabel
= F((1-α) (db Reg [b/a]), (db Res))
= F((1-00,5)(1,70-2))
= F((0,95) (1,68))
Ketentuan angka 1 = pembilang dan angka 68 adalah penyebut (lihat lampiran nilai Ftabel)
Ftabel = 3,99 dan diketahui Fhitung = 2,06
Jadi Fhitung < dari Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan
Hal berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak karena hipotesis nihil
diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh layanan
bimbingan pribadi terhadap peningkatan kemampuan menjalin relasi pertemanan siswa SMP
Negeri 1 Barru.
Pembahasan Hasil Penelitian
Bimbingan pribadi merupakan upaya untuk membantu individu dalam menemukan
dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
Bimbingan pribadi berarti upaya untuk membantu individu dalam menghadapi
keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-konflik dalam diri dalam upaya mengatur
dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran
nafsu seksual dan sebagainya, serta upaya membantu individu dalam membina hubungan
sosial di berbagai lingkungan (pergaulan sosial).
Pada dasarnya bimbingan tidak hanya berfungsi untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi individu (kuratif), melainkan memiliki fungsi lain yaitu sebagai upaya pencegahan
(preventif) dan pengembangan (developmental), dengan program bimbingan dan konseling
secara tepat, maka layanan-layanannya harus diintegrasikan ke dalam program-program yang
berorientasi pengembangan, yang membantu para siswa mengembangkan dan
mempraktikkan kompetensi-kompetensinya.
Dalam pengamatan penulis di SMP Negeri 1 Barru, rata-rata siswa dalam menjalin
relasi pertemanan dilakukan karena:
a. Kedekatan, proses ini melibatkan kedekatan emosional, karena keluarga, orang tua
saling mengenal, atau karena satu kampung/tempat tinggal.
b. Kelompok, proses ini melibatkan kelompok, baik kecil maupun besar, misalkan siswa
karena sering dikelompokkan dalam tugas-tugas sekolah atau mereka memiliki tempat
kumpul setelah pulang sekolah.
c. Kepentingan, kepentingan yang dimaksud adalah kepentingan dalam hal saling
membantu dalam belajar, atau meminjamkan sesuatu pada teman lainnya.
Berdasarkan hal di atas, maka relasi pertemanan memang telah terbangun di
kalangan siswa di SMP Negeri 1 Barru sudah memiliki pola tersendiri, dan sudah terjalin

8

secara alamiah, sehingga proses bimbingan pribadi yang dilakukan oleh guru bimbingan dan
konseling tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas-kualitas relasi
pertemanan siswa.
Penelitian ini juga membuktikan hal tersebut, hal ini dapat diketahui dari uji f pada
kedua variabel atau hasil regresi, dari uji Ftabel = 3,99 dan Fhitung = 2,06, sementara
berdasarkan kaidah uji f yaitu jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan Jika
Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan. Penelitian ini pada uji mendapatkan
Fhitung < dari Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan.
Hal berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima karena hipotesis nihil
ditolak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh layanan
bimbingan pribadi terhadap peningkatan kemampuan menjalin relasi pertemanan siswa SMP
Negeri 1 Barru.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh layanan bimbingan pribadi terhadap peningkatan kemampuan menjalin
relasi pertemanan siswa SMP Negeri 1 Barru. Hal ini dapat diketahui dari uji f pada kedua
variabel atau hasil regresi, dari uji Ftabel = 3,99 dan Fhitung = 2,06, sementara berdasarkan
kaidah uji f yaitu jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan Jika Fhitung ≤ Ftabel,
maka terima Ho artinya tidak signifikan. Penelitian ini pada uji mendapatkan F hitung < dari
Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan.
KEPUSTAKAAN
Agus Irianto, 2006. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Kencana. Jakarta.
Bimo Walgito, 2003. Psikologi Sosial. Andi. Yogyakarta.
Fenti Hikmawati, 2011. Bimbingan Konseling. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Jalaluddin Rakhmat, 2008. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Prayitno, 2005. Layanan Bimbingan Pribadi. Alfabeta. Jakarta.
Riduwan, 2007. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula.
Alfabeta. Bandung.
S. Margono, 2005. Metodologi Peneliti Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Sunarto, 2008. Perkembangan Peserta Didik. Rineka Cipta. Jakarta.
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian dan Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kaulitatif dan
R & D). Alfabeta. Bandung.
Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Syamsu Yusuf, LN dan A. Juntika Nurihsan, 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Tri Dayakisni, 2006. Psikologi Sosial. Penerbitan UMM. Malang.
Tohirin, 2010. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
W.S. Winkel, 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Gramedia. Jakarta.