PENGARUH SISTEM PERSEDIAAN TERHADAP PERU

PENGARUH SISTEM PERSEDIAAN TERHADAP PERUSAHAAN
AKUNTANSI KEUANGAN 1

KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK :
ALVIN HARYONO

(1613111)

CHRISTINA A. LOASARI

(1613040)

LIVIA E. GOSAL

(1613035)

UNIVERSITAS ATMAJAYA MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
2018


BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perusahaan terdapat persediaan yang akan dijual atau didagangkan
terhadap konsumen. Namun tak bisa dipungkiri bahwa perusahaan
membutuhkan system dalam mengatur persediaan tersebut. Dalam makalah ini
pembaca akan diberikan informasi mengenai system persediaan apa yang ada
dalam dunia akuntansi juga barang yang termasuk dalam persediaan, dan juga
cara meperhitungkan persediaan. Sehingga pembaca dapat mengetahui tentang
bagaimana mengolah persediaan dalam perusahaan dengan baik

BAB 2
PEMBAHASAN
KLASIFIKASI
Persediaan adalah aset yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam suatu
kegiatan usaha, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam produksi
barang yang akan terjual. Deskripsi dan pengukuran persediaan memerlukan
perhatian penuh. Investasi dalam persediaan merupakan aset barang dagangan
terbesar saat ini (ritel) dan bisnis manufaktur.

Perusahaan menyebut biaya yang dikeluarkan untuk barang dan bahan yang ada
namun belum dimasukkan kedalam produksi sebagai persediaan bahan baku.
Persediaan bahan baku misalnya kayu yang akan dibuat sebagai meja.
Bagaimanapun juga, beberapa unit hanya diproses sebagian. Biaya dari bahan
baku yang belum selesai ditambah biaya tenaga kerja langsung yang diterapkan
secara spesifik pada bahan ini dan bagian dari biaya overhead pabrik disebut
sebagai persediaan barang dalam proses.
Sedangkan biaya yang diidentifikasi sebagai barang yang sudah selesai tetapi
belum terjual disebut persediaan barang jadi.
SISTEM PERPETUEL DAN SISTEM PERIODIK
Sistem persediaan perpetual adalah sistem yang terus mengikuti perubahan aliran
barang persediaan. Dimana perusahaan terus mencatat seluruh penjualan dan
pembelian barang yang terjadi kedalam akun persediaan.
Fitur akuntansi dalam sistem perpetual adalah sebagai berikut :
1. Pembelian barang dagangan untuk dijual kembali atau bahan baku untuk
diproduksi di debet dalam akun persediaan bukan pembelian.
2. Beban angkut di debet di persediaan bukan pembelian. Pengembalian
barang dan diskon pembelian di kredit dalam persediaan bukan dalam
akun terpisah.


3. HPP di catat di setiap penjualan dengan menulis HPP pada debet dan
persediaan pada kredit.
4. Buku besar pembantu dari catatan persediaan individual di pertahankan
sebagai tindakan pengendalian.
Dalam sistem persediaan periodic, perusahaan menentukan kuantitas persediaan
yang ada hanya secara berkala aatau periodik, sesuai dengan namanya. Sistem
pencatatan ini mencatat semua perolehan persediaan selama periode akuntasi
kedalam akun pembelian. Untuk menghitung harga pokok penjualan perusahaan
mengurangi persediaan akhir dari harga barang yang tersedia untuk dijual. Perlu
di ingat bahwa dalam sistem persediaan periodik, harga pokok penjualan adalah
jumlah residu yang tergantung pada perhitungan fisik dalam persediaan akhir.
BARANG FISIK YANG TERMASUK DALAM PERSEDIAAN
1. Barang dalam perjalanan
Barang dalam perjalan yang termasuk dalam persediaan berlaku pada FOB
Destination point, dimana resiko dalam perjalanan ditanggung oleh
penjual.
2. Barang konsinyasi
Perusahaan memasarkan produk tertentu melalui pengiriman konsinyasi.
Perlu diingat bahwa barang ini tetap menjadi milik pengirim sampai
barang tersebut telah terjual.

3. Perjanjian penjualan khusus
Dua situasi penjualan khusus diilustrasikan di sini untuk menunjukkan
jenis masalah
perusahaan menghadapi praktek:
1. Penjualan dengan perjanjian buyback.
Terkadang perusahaan membiayai persediaannya tanpa melaporkan
kewajiban atau persediaan di neraca. Pendekatan ini, sering disebut
sebagai

pembiayaan

produk

pengaturan,

biasanya

melibatkan

"penjualan" dengan "buyback" implisit atau eksplisit persetujuan.


2. Penjualan dengan tingkat pengembalian yang tinggi.
Di industri seperti penerbitan, musik, mainan, dan barang olahraga,
perjanjian formal atau informal sering mengizinkan pembeli
mengembalikan barang untuk pengembalian dana penuh atau sebagian.
EFEK DARI INVENTORY ERROR
Item yang salah input atau tidak input dalam menentukan harga pokok penjualan
dapat menyebabkan kesalahan dalam laporan keuangan.
a. Kesalahan penyajian dalam persediaan akhir
Jika persediaan akhir tidak diketahui, modal kerja (aset lancar dikurangi
kewajiban lancar) dan rasio lancar (aset lancar dibagi dengan kewajiban
lancar) tidak masuk akal. Jika harga pokok penjualan dilebih-lebihkan,
maka laba bersih akan berkurang.
b. Purchases and Inventory Misstated
Kesalahan dalam pembelian dan persediaan akan mempengaruhi
perbandingan rasio suatu laporan keuangan.
BIAYA PERSEDIAAN
1. Product Cost
Biaya yang berhubungan langsung dengan barang yang dibawa ke tempat
usaha dan mengubah barang tersebut menjadi laku. Biaya tersebut meliputi

ongkos angkut barang yang dibeli, biaya perolehan langsung lainnya dan
biaya produksi tenaga kerja dan produksi lain dalam mengolah barang
sampai saat penjualan.
2. Period Cost
Biaya periode adalah biaya - biaya yang secara tidak langsung terkait
dengan perolehan atau produksi barang.
3. Treatment of purchase discount
Penggunaan akun Diskon pembelian dalam sistem periodic menunjukkan
bahwa perusahaan melaporkan pembelian dan hutangnya dengan jumlah
bruto

ASUMSI ARUS KEUANGAN
a. Average Cost
Sesuai dengan namanya, item harga metode average cost dalam persediaan
berbasis dari biaya rata-rata barang selama periode berlangsung.
b. First-In, First – Out (FIFO)
Metode FIFO mengasumsikan bahwa perusahaan menggunakan barang
sesuai dengan urutan pembelian barangnya. Dengan kata lain, metode
FIFO mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli adalah barang
yang pertama digunakan atau barang yang pertama dijual.

c. Last-In, First-Out (LIFO)
Kebaliikan dari metode FIFO, metode LIFO mengasumsikan bahwa
barang yang terakhir dibeli adalah barang yang pertama yang dijual.
CADANGAN LIFO
Perbedaan antara metode persediaan yang digunakan untuk tujuan
pelaporan internal dan LIFO disebut sebagai penyisihan untuk mengurangi
persediaan ke LIFO atau cadangan LIFO.
LIKUIDASI LIFO
Likuidasi LIFO sesuai dengan biaya dari periode sebelumnya terhadap
pendapatan penjualan yang dilaporkan dalam dollar saat ini. Ini mendistorsi laba
bersih dan menghasilkan kenaikan oenghasilan kena pajak pada periode berjalan.
Hal ini dapat sering terjadi apabila menggunakan pendekatan LIFO pada barang
tertentu
KEUNGGULAN SISTEM LIFO


Bisa menghemat pajak ketika inflasi




Mudah menandingakan kos sekarang dengan pendapatan sekarang



Jika harga naik, harga barang konservatif



laba operasi tidak tercemar oleh untung/rugi fluktuasi harga



Jika harga berfluktuasi , dapat meratakan laba tahunan.

KERUGIAN SISTEM LIFO



Metode ini lebih rumit, biaya pembukuannya menjadi lebih mahal,




Laba rugi yang dihasilkan rendah

1. FIFO
Metode FIFO menganggap bahwa harga pokok dari barang-barang yang pertama
kali dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali. Dalam metode ini
persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir.
Metode ini juga mengasumsikan bahwa barang yang terjual karena pesanan
adalah barang yang mereka beli. Oleh karenanya, barang-barang yang dibeli
pertama kali adalah barang-barang pertama yang dijual dan barang-barang sisa di
tangan (persediaan akhir) diasumsikan untuk biaya akhir. Karenanya, untuk
penentuan pendapatan, biaya-biaya sebelumnya dicocokkan dengan pendapatan
dan biaya-biaya yang baru digunakan untuk penilaian laporan neraca.
Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak pemilik barang dagang
mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. FIFO merupakan metode
yang paling luas digunakan dalam penilaian persediaan.
Metode FIFO seringkali tidak nampak secara langsung pada aliran fisik dari
barang tersebut karena pengambilan barang dari gudang lebih didasarkan pada
pengaturan barangnya. Dengan demikian meode FIFO lebih nampak pada

perhitungan harga pokok barang. Dalam metode FIFO, biaya yang digunakan
untuk membeli barang pertama kali akan dikenali sebagai Cost of Goods Sold
(COGS). Untuk perhitungan harga maka digunakan harga dari stok barang dari
transaksi yang terdahulu.


Metode FIFO (First In First Out) pertama kali dikenal dalam akuntansi
keuangan sebagai salah satu metode dalam penilaian persediaan barang. Harga
yang digunakan sebagai dasar dalam menilai persediaan barang dapat memakai
harga lama atau harga baru.



Pada metode FIFO, persediaan barang yang dikeluarkan untuk produksi
atau dijual, nilainya didasarkan pada harga menurut urutan yang pertama masuk.
Jadi, untuk penilaian pada persediaan barang yang tersisa, berarti harganya
didasarkan pada harga baru atau harga urutan yang terakhir.

*Perbandingan Metode-metode Persediaan
– FIFO

1. Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah
2. Menghasilkan laba kotor yang tinggi
3. Menghasilkan persediaan akhir yang tinggi
Selama periode inflasi atau kenaikan harga, penggunaan FIFO akan
mengakibatkan hal ini, tapi dalam kondisi ekonomi turun, terjadi kebalikannya.
– LIFO
1. menghasilkan harga pokok penjualan yang tinggi
2. Menghasilkan laba kotor yang rendah
3. Menghasilkan persediaan akhir yang rendah
– Biaya rata-rata
Memperoleh hasil antara FIFO dan LIFO untuk ketiga konsep yang telah
diuraikan.
2. LIFO
Metode FIFO adalah membebankan biaya dari pembelian terakhir dan
memberikan biaya yang paling dtua di akun persediaan. Ada beberapa cara untuk
menerapkan Metode LIFO. Karena setiap variasi menghasilkan, angka yang
berbeda untuk biaya bahan baku yang dikeluarkan, biaya persediaan akhir, dan
laba, maka penting untuk mengikuti prosedur yang dipilih secara konsisten.
*Kelebihan :
1.

Mudah menandingakan kos sekarang dengan pendapatan sekarang

2.

Jika harga naik, harga barang konservatif

3.

laba operasi tidak tercemar oleh untung/rugi fluktuasi harga

4.

Jika harga berfluktuasi , dapat meratakan laba tahunan.
*Kelemahan :

1.

bertentangan dengan aliran fisik sesungguhnya

2.

Tidak menunjukkan potensi jasa yang sesungguhnya /kos yang sudah
usang.
3. Metode Rata-Rata Tertimbang



Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk dalam proses awal
ditambahkan dengan biaya produksiyang dikeluarkan periode sekarang dibagi
dengan unit ekuivalensi produk untuk menghasilkan harga pokok rata-rata
tertimbang.



Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen
pertama merupakan harga pokok kumulatif,yaitu merupakan penjumlahan harga
pokok dari departemen satu ditambahkan dengan depar temen berikutnya yang
bersangkutan.

DASAR PEMILIHAN METODE PERSEDIAAN
Bagaimana memilih salah satu diantara berbagai metode persediaan?
Walaupun tidak ada aturan yang absolute untuk itu, namun kecenderungan untuk
memilih LIFO biasanya dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi berikut:
1.

harga jual dan pendapatan telah meningkat lebih cepat dibanding biaya.

2.

Dalam situasi dimana LIFO sudah menjadi tradisi, seperti toko swalayan dan
industry yang dicirikan oleh stok dasar.
Sebaliknya, LIFO mungkin tidak akan tepat dalam situasi dimana: harga
cenderung menurun terhadap biaya, pesmakaian metode identifikasi khusus sudah
merupakan

tradisi,

biaya

perunit

cenderung

menurun

seiring

dengan

meningkatnya produksi sehingga meningkatnya produksi, sehingga meniadakan
manfaat pajak yang mungkin disediakan oleh LIFO.

BAB 3
PENUTUP
Demikianlah hasil makalah kami. Kami dapat menyimpulkan bahwa diantara 3
sistem oenilaian terhadap persediaan, system LIFO memang merupakan system
yang paling banyak dikritik dalam teoritis. Namun dalam praktiknya system LIFO
masih banyak dipercayai oleh perusahaan perusahaan di dunia.