Program Studi Ilmu Hukum
PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
KABUPATEN DAN KOTA OLEH GUBERNUR
SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH
DI PROVINSI SUMATERA BARAT
ARTIKEL
AZWIN
NPM. 0710018412002
Program Studi Ilmu Hukum
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2013
0
PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
KABUPATEN DAN KOTA OLEH GUBERNUR
SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH
DI PROVINSI SUMATERA BARAT
1
Azwin1, Darmini Roza1, Yuslim2
Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Bung Hatta
2
Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Andalas
E-mail: azwinpadangbisa@gmail.com
ABSTRACT
Since reform was introduced in the governmental administration system in Indonesia, lots
of progress have been reached up to the present day but problems are however still found
in some cities and district government in West Sumatra. Based on the evaluation by The
Ministry of Home Affairs of The Republic of Indonesia in 2011 and 2012 against all level
of provincial, districts and city governments through out Indonesia, there is only one
regional government namely the City of Sawahlunto of the 12 districts and 7 cities in West
Sumatra that comes into the national big 10 having best achievement in the government
administration (2011). In order districts and city government can give best performance
and increase numbers of the regional Governments the Province of West Sumatra to be
able to enter the big 10 of government administration with best performance in the national
record ahead, it is highly emphasized that Governor as the representative central
government in West Sumatra needs to increase its intensive management on the
administration of ditricts and City governments. This study aims to finding out and
analyzing management implementation, constraints, obstacles, and endeavours that have
been made to overcome the said circumstances encountered by the governor as the
government representative in carrying out management on government administration of
district and city governments in the province of West Sumatra. In writing this thesis, the
wtriter uses the method of yudicial social approach. The Implementation fostering regional
government administration of district and city government levels by the governor as the
representative government in the Province of West Sumatra is not well-executed because
the implementative and technical guidance on the implementation mechanism of
management are not yet available but however the Governor with his regional secretary
and head of related sectors of development remains to take initiative to carry out the
management through the activities of coordinative meetings, socialization and on-going
implementation programs and other activities attended by the whole existing district and
city Governments in West Sumatra.
Keywords: Fostering, regional government administration, of districts and city.
Pendahuluan.
A. Latar Belakang.
Penyelenggaraan pemerintahan
kabupaten dan kota masih saja di
temui
permasalahan.
Berdasarkan
hasil evaluasi kinerja penyelenggaraan
daerah sejak reformasi sampai saat ini
pemerintahan daerah tahun 2011 dan
telah mengalami kemajuan, namun
2012 oleh Kementerian Dalam Negeri,
apabila diamati di beberapa daerah
bahwa dari 12 kabupaten dan 7 kota
1
yang ada di Provinsi Sumatera Barat
Provinsi, sebagaimana telah diubah
yang termasuk 10 (sepuluh) besar
dengan Peraturan Pemerintah Nomor
penyelenggaraan
23 Tahun 2011.
pemerintahan
kabupaten yang berprestasi paling
tinggi secara nasional hanya Kota
Sawahlunto
(tahun
2011).
Agar
penyelenggaraan pemerintahan daerah
tersebut berjalan dengan baik
dan
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan
Tentang
Daerah.
a. Pengertian Pemerintah Daerah
dan Pemerintahan Daerah.
meningkatnya jumlah kabupaten dan
kota di Provinsi Sumatera Barat
masuk
10
(sepuluh)
penyelenggaraan
besar
pemerintahan
Pemerintahan
Untuk
melaksanakan
pemerintahan dalam arti luas
pada negara kesatuan seperti
Negara
Republik
Indonesia,
kabupaten dan kota yang berprestasi
Bayu
paling tinggi secara nasional dimasa-
menyatakan bahwa ada dua
masa mendatang, perlu ditingkatkan
macam pembagian yaitu:
pembinaan terhadap penyelenggaraan
1) Pemerintah
Surianingrat
(1980:19)
pusat
(central
pemerintahan kabupaten dan kota oleh
government), yang mencakup
Gubernur sebagai wakil Pemerintah di
seluruh
Provinsi Sumatera Barat.
perangkat
penyelenggaraan
Pembinaan
atas
pemerintahan
yang
terdiri
penyelenggaraan pemerintah daerah
atas semua departemen dan
dilakukan adalah berdasarkan Pasal
badan
217 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
ditentukan oleh presiden.
2004 tentang Pemerintahan Daerah
pemerintahan
2) Pemerintahan
di
yang
Daerah
dan Peraturan Pemerintah Nomor 79
(local
Tahun
terdiri atas dua macam yaitu:
2005
Pembinaan
tentang
dan
Pedoman
Pengawasan
Penyelengaraan Pemerintahan Daerah
dan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun
2010
tentang
Pelaksanaan Tugas
Tata
Cara
dan Wewenang
serta Kedudukan Keuangan Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
a)
government),
Pemerintah
yang
Daerah
yang memiliki hak untuk
mengatur dan
mengurus
rumah tangganya sendiri
(local self government)
b) Pemerintah
Wilayah
(Local state government),
2
yang
berfungsi
sebagai
pelaksana
tugas
pemerintah pusat.
Dalam
penyelenggaraan
daerah
itu
pemerintahan
sndiri.
Adapun
Undang-Undang yang mendasari
Undang-
pelaksanaan
penyelenggaraan
Undang Nomor 32 Tahun
pemerintahan daerah semenjak
2004
tentang
proklamasi kemerdekaan Negara
Pemerintahan
Daerah,
Indonesia sampai saat sekarang,
menyatakan bahwa yang
adalah sebagai berikut:
dimaksud
1) Undang-Undang
dengan
Pemerintah
pusat
atau
Pemerintah
adalah
Presiden
Republik
Indonesia yang memegang
kekuasaan
pemerintahan
negara,
kemudian
pemerintahan
adalah
daerah
penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh
pemerintah
DPRD
daerah
dan
menurut
asas
dan
tugas
otonomi
pembantuan
dengan
prinsip
seluas-
otonomi
luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan
Tahun
1945
I
tentang
Kedudukan Komite Nasional
Daerah;
2) Undang-Undang Nomor 22
Tahun
1948
tentang
Pemerintahan Daerah;
3) Undang-Undang Nomor 44
Tahun
1950
Pemerintahan
tentang
Negara
Indonesia Timur (NIT);
4) Undang-Undang Nomor 1
Tahun l957 tentang pokokpokok
Pemerintahan
Daerah;
5) Undang-Undang Nomor 18
Tahun 1965 tentang Pokokpokok
Republik Indonesia.
Nomor
Pemerintahan
Daerah;
b. Sejarah Pemerintahan Daerah di
Indonesia.
Tahun 1974 tentang Pokok-
Sejarah
Daerah
di
6) Undang-Undang Nomor 5
Pemerintahan
Indonesia
tidak
pokok
Pemerintahan di
Daerah;
terlepas dari undang-unndang
yang
mengatur
pelaksanaan
3
7) Undang-Undang RI Nomor
22
Tahun
1999
tentang
kepada pemerintah daerah, maka
penyelenggaraan
berbagai
Pemerintahan Daerah; dan
urusan pemerintah, dilaksanakan
8) Undang-Undang Nomor 32
oleh perangkat pemerintah pusat
Tahun
2004
Pemerintahan
tentang
yang ada di daerah berdasarkan
Daerah,
asas dekonsentrasi.
sebagaimana telah diubah
dengan
e. Otonomi Daerah.
Berdasarkan
Undang-Undang
ketentuan
Nomor 8 Tahun 2005 dan
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2004, otonomi daerah
Tahun 2008.
adalah hak, wewenang, dan
c. Desentralisasi Pemerintahan.
Undang-Undang Nomor
Nomor
32
kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri
32 Tahun 2004 memberikan
urusan
pengertian bahwa desentralisasi
kepentingan
adalah penyerahan wewenang
setempat
pemerintahan oleh Pemerintah
peraturan perundang-undangan.
kepada daerah otonom untuk
Disamping itu juga dilaksanakan
mengatur dan mengurus urusan
prinsip otonomi yang nyata dan
pemerintahan
bertanggungjawab,
Negara
dalam
Kesatuan
sistem
Republik
pemerintahan
masyarakat
sesuai
maksudnya
dan
dengan
yang
bahwa
untuk
menangani urusan pemerintahan
Indonesia.
dilaksanakan berdasarkan tugas,
d. Sentralisasi Pemerintahan.
wewenang, dan kewajiban yang
Sentralisasi
Pemerintahan
adalah
senyatanya
telah
ada
dan
memusatkan seluruh wewenang
berpotensi untuk tumbuh, hidup
pemerintahan
kepada
dan berkembang sesuai dengan
dimana
potensi dan kekhasan daerah
seluruh keputusan dan kebijakan
yang dalam penyelenggaraannya
dikoordinir
harus
benar-benar
pemerintah pusat. Di Indonesia
dengan
tujuan
tidak
pemberian otonomi.
pemerintah
pusat,
seluruhnya
semua
oleh
urusan
dan
sejalan
maksud
pemerintahan dapat diserahkan
4
Undang-Undang Nomor
Rakyat Daerah dan Dewan
32 Tahun 2004 memberikan
Pemerintah
pengertian
otonomi
Kepala Daerah menjadi Ketua
daerah adalah hak, wewenang,
Dewan Pemerintah Daerah
dan kewajiban daerah otonom
sekaligus merangkap sebagai
untuk mengatur dan mengurus
anggota,
sendiri urusan pemerintahan dan
kewajiban sebagai pengawas
kepentingan
masyarakat
pekerjaan Dewan Perwakilan
dengan
Rakyat Daerah dan Dewan
bahwa
setempat
sesuai
peraturan perundang-undangan,
yang
diarahkan
mempercepat
dan
dan
mempunyai
Pemerintah Daerah.
Undang-Undang
untuk
terwujudnya
Daerah
Nomor
1
Tahun
1957,
menetapkan
kesejahteraan masyarakat.
2. Eksistensi Kepala Daerah Dalam
bahwa
pemerintah daerah terdiri atas
Sistem Pemerintahan Negara.
Dewan Perwakilan Rakyat
a. Kepala Daerah Pada Zaman
Daerah
dan
Dewan
Kemerdekaan.
Pemerintah Daerah. Kepala
1) Era Orde Lama.
daerah
Undang-Undang
pertama
pada
yang
masa
adalah
diterbitkan
kemerdekaan
karena
merupakan
jabatannya
Ketua
serta
anggota Dewan Pemerintah
Daerah.
Pada Undang-Undang
Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1945. Pada
Nomor
Undang-Undang ini dikenal
kepala daerah berkedudukan
Badan
Rakyat
baik sebagai alat Pemerintah
Daerah yang diketuai kepala
Pusat maupun sebagai dan
daerah
alat
Perwakilan
yang
mengatur
rumah
bertugas
tangga
saat
Undang-
Tahun
pemerintah
Kepala
daerah
pimpinan
daerahnya.
Pada
18
politik
1965
daerah.
memegang
kebijaksanaan
politisional
di
Undang Nomor 22 Tahun
daerahnya,
1948,
menyelenggarakan koordinasi
pemerintah
daerah
terdiri dari Dewan Perwakilan
antara
jawatan-jawatan
5
Pemerintah daerah
Pemerintah Pusat di daerah
jawatan-jawatan
menurut Undang-Undang
tersebut dengan pemerintah
Nomor 22 Tahun 1999
daerah.
adalah kepala daerah dan
2) Era Orde Baru.
DPRD.
antara
Pada
saat
Orde
Kepala
Daerah
berkedudukan
sebagai
Baru berdasarkan Undang-
Lembaga
Undang Nomor 5 Tahun
Daerah, sedangkan DPRD
1974 tentang Pokok-Pokok
berkedudukan
Pemerintahan di Daerah
Lembaga
telah menempatkan Kepala
Daerah.
Daerah
Eksekutif
sebagai
Legislatif
Menurut Undang-
sebagai
administrator
Undang Nomor 32 Tahun
pemerintahan,
2004, pemerintah daerah
pembangunan,
dan
atau
kemasyarakatan.
Di Era Reformasi
saat
Walikota,
dan
perangkat daerah sebagai
3) Era Reformasi.
sampai
adalah Gubernur, Bupati
ini
telah
unsur
penyelenggara
pemerintahan
daerah.
terdapat
dua
Undang-
Sedangkan DPRD sebagai
undang
yang mengatur
lembaga perwakilan rakyat
tentang
Pemerintahan
adalah juga sebagai unsur
Daerah
yaitu
Undang-
Undang Nomor 22 Tahun
penyelenggara
pemerintahan daerah.
Undang-Undang
1999, kemudian diganti
dengan
Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999
Nomor 32 Tahun 2004,
mengatur
lebih
dahulu
kemudian
dilakukan
DPRD sedangkan Undang-
perubahan
dengan
Undang Nomor 32 Tahun
Undang-Undang Nomor 8
2004
mendahulukan
Tahun 2005 dan Undang-
pengaturan Kepala Daerah
Undang Nomor 12 Tahun
dan Wakil Kepala Daerah.
2008.
6
Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008
sebagai perubahan kedua
atas
Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004,
DPRD;
b) Mengajukan
c) Menetapkan Perda yang
telah
yang
persetujuan
berbeda
dengan
dan
mendapat
bersama
DPRD;
pendahulunya, yaitu calon
independent,
rancangan
Perda;
ada 3 (tiga) esensi dasar
Undang-undang
incumbent
persyaratan
calon
kepala daerah.
b. Tugas dan Kewajiban Kepala
d) Menyusun
dan
mengajukan
Perda
rancangan
tentang
APBD
kepada
DPRD
dibahas
dan
untuk
ditetapkan
bersama;
Daerah.
Kemampuan kepala daerah
dalam
membimbing,
mengarahkan
dan
mengendalikan
kegiatan
program
sangat
berhasil
atau
penyelenggaraan
atau
menetukan
pencapaian
tidaknya
tujuan
pemerintahan
e) Mengupayakan
terlaksananya
kewajiban
daerah;
f) Mewakili
dalam
daerahnya
dan
di
pengadilan,
Berdasarkan
Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004,
bahwa tugas dan wewenang
serta kewajiban kepala daerah
tersebut adalah sebagai berikut:
Tugas dan wewenang
penyelenggaraan
pemerintahan
berdasarkan
daerah
kebijakan
dapat
menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai
peraturan
perundang-undangan; dan
g) Melaksanakan tugas dan
wewenang
lain
dengan
sesuai
peraturan
perundang-undangan.
2) Kewajiban :
a) Memegang
a) Memimpin
di
luar
dan
dengan
daerah.
1)
yang ditetapkan bersama
teguh
dan
mengamalkan
Pancasila,
melaksanakan
Undang-
Undang
Dasar
Negara
7
k) Menyampaikan
Republik Indonesia Tahun
1945
strategis penyelenggaraan
serta
mempertahankan
memelihara
pemerintahan
dan
3.
Asas-asas
Penyelenggaran
kesejahteraan rakyat;
Pemerintahan Daerah di Indonesia
c) Memelihara ketenteraman
didasari
dan ketertiban masyarakat;
keahlian
demokrasi;
4.
dan
asas
kedaerahan;
asas
Pelaksanaan Otonomi Daerah.
Faktor yang memengaruhi
pelaksanaan
pemerintahan daerah;
baik;
Faktor Yang Memengaruhi
penyelenggaraan
mengembangkan
yang
umum
asas tugas pembantuan.
peraturan
f) Menjaga etika dan norma
asas
dekonsentrasi; asas desentralisasi;
e) Menaati dan menegakkan
perundang-undangan;
kepada
pemerintahan
d) Melaksanakan kehidupan
g) memajukan
Penyelenggaran
Pemerintahan Daerah.
b) Meningkatkan
dalam
di
DPRD.
Negara Kesatuan Republik
seluruh
daerah
hadapan Rapat Paripurna
keutuhan
Indonesia;
rencana
otonomi
daerah
dan
diantaranya adalah faktor manusia
daya
pelaksana; faktor keuangan daerah;
faktor peralatan; faktor organisasi
saing daerah;
h) Melaksanakan prinsip tata
pemerintahan yang bersih
dan manajemen.
C. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini
dan baik;
i) Melaksanakan
dan
adalah
untuk
mengetahui
dan
mempertanggungjawabkan
menganalisis pelaksanaan pembinaan,
pengelolaan
kendala dan hambatan serta upaya-
keuangan
upaya yang telah dilakukan dalam
daerah;
j) Menjalin hubungan kerja
dengan
seluruh
instansi
mengatasi
kendala
dan
hambatan
yang dihadapi Gebernur sebagai wakil
vertikal di daerah dan
Pemerintah
semua perangkat daerah;
pembinaan
dalam
melakukan
penyelenggaraan
8
pemerintahan daerah kabupaten dan
dilingkungan Pemerintah Provinsi
kota di Provinsi Sumatera Barat.
Sumatera Barat, dan kepada Bupati
Tanah Datar dan Walikota Padang,
Metode Penelitian.
Motode penelitian yang dipakai
yang secara teknis dibantu oleh
sebagai pedoman dalam pelaksanaan
Kepala
Bagian
Pemerintahan
penulisan ini adalah:
Sekretariat Daerah masing-masing.
A. Metode Pendekatan.
Metode
pendekatan
yang
2. Data sekunder.
Data primer ini
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode pendekatan yuridis sosiologis
yaitu pendekatan melalui penelitianpenelitian
hukum
dengan
ketentuan-ketentuan
berlaku
dengan
dan
melihat
hukum
yang
menghubungkannya
kenyataan
yang
terjadi.
Pendekatan ini dilakukan dengan cara
peroleh
melalui
perpustakaan
Barat
toko
daerah
ataupun
penulis
buku,
Sumatera
perpustakaan
Universitas Bung Hatta sendiri,
yang digunakan sebagai acuan atau
pedoman.
C. Teknik pengumpulan data.
Untuk pengumpulan data ini
turun langsung kelapangan dengan
melihat fakta-fakta yang berkaitan
dilakukan
dengan pembinaan penyelenggaraan
merupakan suatu teknik pengumpulan
pemerintahan daerah kabupaten dan
data dengan mencari landasan teori
kota oleh Gubernur sebagai wakil
permasalahan
Pemerintah
mempelajari dokumen-dokumen, hasil
di
Provinsi
Sumatera
studi
dokumen,
penelitian
yang
dengan
karangan para sarjana, dan peraturan-
Barat.
peraturan
B. Jenis dan sumber data.
Dalam penulisan ini data yang
Data primer ini diperoleh
melalui wawancara dengan cara
jawab
kepada
Perangkat
terstruktur
mempersiapkan
1. Data primer.
secara
Kepala
langsung
Satuan
Daerah
Kerja
(SKPD)
berkaitan
dengan
penulisan tesis ini, dan wawancara
secara
digunakan adalah:
tanya
yang
dengan
pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan kepada
nara sumber.
D. Pengolahan dan analisis data.
Data yang diperoleh baik dari
data skunder maupun dari data primer,
kemudian diolah secara komputerisasi
9
melalui
proses
editing,
5.
kemudian
ian
penulis analisis secara kualitatif.
penelitian
dan
yang
pembahasan
Perangkat
dilingkungan
Daerah
(SKPD)
Pemerintah
Provinsi
Badan
kepegawaian
Kepegawaian
Daerah
Provinsi Sumatera Barat;
7.
yakni
Penyel
esaian perselisihan yang timbul
berupa:
1.
dalam
Koordi
nasi
antar
dilaksanakan
oleh
kota,
Biro
dan
bimbingan
konsultasi
publik
Provinsi
4.
Peneliti
an
dan
dilaksanakan
Perencanaan
Daerah;
pengembangan,
oleh
Badan
Pembangunan
pelayanan
kabupaten/kota,
Daerah
Provinsi
Sumatera Barat.
B.
Hasil
penelitian dan pembahasan materi ini
juga
Sumatera Barat;
antar
Sekretariat
Pendidi
kan dan pelatihan, dilaksanakan
kualitas
dilaksanakan oleh Biro Organisasi
Sekretariat
Diklat
Biro
Upaya
penyetaraan
Daerah Provinsi Sumatera Barat;
Badan
oleh
8.
supervisi
kabupaten/kota, dilaksanakan oleh
3.
dilaksanakan
Provinsi Sumatera Barat;
kepada
Pemerintahan
fungsi
Pemerintahan Sekretariat Daerah
Provinsi Sumatera Barat;
2. Pemberian
penyelenggaraan
pemerintahan antar kabupaten/kota
kabupaten/kota,
Pemerintahan Sekretariat Daerah
oleh
Sekretariat
kabupaten/kota, dilaksanakan oleh
kota oleh Gubernur Sumatera Barat
Biro
Pemerintahan
pengelolaan
pemerintahan daerah kabupaten dan
Pemerintah,
kewenangan
6. Pemberian fasilitasi dan konsultasi
penyelenggaraan
wakil
pemerintahan
Daerah Provinsi Sumatera Barat;
fungsinya berkaitan dengan lingkup
sebagai
konsultasi
menjadi
Biro
Sumatera Barat, yang tugas pokok dan
pembinaan
dan
kabupaten/kota, dilaksanakan oleh
materi yang didapatkan dari Satuan
Kerja
fasilitasi
penyelenggaraan
Hasil Penelitian dan pembahasan.
A. Hasil
Pember
didapatkan
Kabupaten
Pemerintah
dari
Tanah
Kota
Pemerintah
Datar
Padang
dan
sebagai
sampel dan salah satu nara sumber
yang
masing-masing
kabupaten
dan
kota
mewakili
dilingkungan
10
Provinsi
Sumatera
Barat
pelaksanaan
dihadiri oleh Sekretaris Daerah
dalam
ataupun
pembinaan
Kepala
SKPD
penyelenggaraan pemerintahan daerah
Pemerintahan Kabupaten dan Kota
kabupaten dan kota oleh Gubernur
di Provinsi Sumatera Barat. Jadi
sebagai wakil Pemerintah di Provinsi
tidak ada program atau kegiatan
Sumatera Barat.
khusus
Memperhatikan
mengenai
penyelenggaraan
pelaksanaan
pembinaan
pemerintahan
pembinaan tersebut oleh Gubernur
daerah kabupaten dan kota oleh
sebagai wakil Pemerintah di Provinsi
Gubernur sebagai wakil Pemerintah
Sumatera Barat yang dilaksanakan
di Provinsi Sumatera Barat.
oleh SKPD yang dimaksud, dan
2.
Kendala dan hambatan dihadapi
keikutsertaan Pemerintah Kabupaten
Gubernur
Tanah Datar dan Pemerintah Kota
Pemerintah
Padang sebagai sampel dan salah satu
pembinaan
nara sumber yang masing-masing
pemerintahan
daerah
mewakili
dan kota di
Provinsi Sumatera
kabupaten
dan
kota
sebagai
dalam
wakil
melakukan
penyelenggaraan
dilingkungan Provinsi Sumatera Barat
Barat
sebagaimana tersebut di atas dapat
petunjuk pelaksanaan dan atau
dijelaskan sebagai berikut:
petunjuk
1.
Pelaksanaan
penyelenggaraan
adalah
kabupaten
pembinaan
mekanisme
pemerintahan
pembinaan.
daerah kabupaten dan kota oleh
belum
teknis
adanya
mengenai
pelaksanaan
3............................................................................
Gubernur sebagai wakil Pemerintah
paya-upaya
di
Barat
yang dihadapi Gubernur sebagai
dan
wakil Pemerintah dalam melakukan
Provinsi
dilakukan
inisiatif
Sumatera
secara
Gubernur,
parsial
Sekretaris
pembinaan
mengatasi
kendala
penyelenggaraan
Daerah dan SKPD saat mengikuti
pemerintahan daerah kabupaten dan
rapat koordinasi, sosialisasi dan
kota di Provinsi Sumatera Barat
saat melaksanakan program atau
adalah adanya inisiatif Gubernur,
kegiatan lainnya yang diikuti oleh
Sekretaris Daerah dan atau SKPD
Pemerintahan Kabupaten dan Kota,
terkait melakukan pembinaan saat
baik yang dihadiri langsung oleh
mengikuti
Bupati dan Walikota, maupun yang
sosialisasi dan saat melaksanakan
rapat
koordinasi,
11
program atau kegiatan lainnya yang
diikuti
diikuti
Kabupaten dan Kota.
oleh
Pemerintahan
Kabupaten dan Kota.
oleh
Pemerintahan
B. Saran.
1............................................................................
Penutup.
eninjau
A. Simpulan.
kembali
Peraturan
Pemerintah Nomor
1. ................................................................................................
P 79 Tahun 2005
elaksanaan
pembinaan
penyelenggaraan
pemerintahan
tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan
Penyelengaraan
daerah kabupaten dan kota oleh
Pemerintahan Daerah dan Peraturan
Gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010
di Provinsi Sumatera Barat belum
tentang Tata Cara Pelaksanaan
terlaksana dengan baik.
Tugas
2. Kendala
dan
hambatan
melakukan
pembinaan
penyelenggaraan
Daerah
dalam
Pemerintahan
Kabupaten
dan Kota di
dan
Wewenang
serta
Kedudukan Keuangan Gubernur
sebagai
Wakil
Wilayah
telah
Pemerintah
Provinsi,
diubah
di
sebagaimana
dengan
Peraturan
Provinsi Sumatera Barat, adalah
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011,
belum
khusus
adanya
petunjuk
yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan dan atau petunjuk
pembinaan
teknis
pemerintahan daerah kabupaten dan
mengenai
mekanisme
penyelengaraan
kota oleh gubernur sebagai wakil
pelaksanaan pembinaan.
Pemerintah di Wilayah
Provinsi;
3. ................................................................................................
U
paya
mengatasi
hambatan
pembinaan
dan
2. Perlu dibuat peraturan perundang-
melakukan
undangan yang mengatur secara
kendala
dalam
penyelenggaraan
khusus
tentang
Pembinaan
pemerintahan daerah kabupaten dan
Penyelenggaraan
kota di Provinsi Sumatera Barat
Daerah Kabupaten dan Kota oleh
adalah adanya inisiatif Gubernur,
Gubernur
Sekretaris Daerah dan atau SKPD
Pemerintah di Wilayah Provinsi,
terkait melakukan pembinaan saat
mulai dari peraturan perundangan-
mengikuti
koordinasi,
undangan tingkat pusat, daerah
sosialisasi dan saat melaksanakan
provinsi, hingga daerah kabupaten
program atau kegiatan lainnya yang
dan kota,
rapat
Pemerintahan
sebagai
Wakil
diantaranya mengatur
12
tentang petunjuk pelaksanaan dan
Amiruddin dan Asikin, Zainal, H,
Pengantar Metode Penelitian
atau petunjuk teknis mengenai
Hukum,
Raja
Grafindo
mekanisme pelaksanaan pembinaan
Persada, Jakarta, 2004.
Bagir
Manan, Hubungan Antara
tersebut,
minimal
mengatur
Pusat dan Daerah Menurut
tentang pelimpahan kewenangan
UUD 1945, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, 1994.
gubernur kepada sekretaris daerah
Dharma
Setyawan
Salam,
dan atau kepada SKPD yang
Manajemen Pemerintahan
terkait;
pemerintahan
daerah
Indonesia,
Djambatan,
Jakarta, 2007.
kabupaten dan kota yang akan
Inu
Kencana
Syafiie,
Sistem
dibina dan SKPD
pesertanya;
Pemerintahan
Indonesia,
Rineka Cipta, Jakarta, 2002.
waktu pelaksanaan pembinaan;
Kaloh, J, Kepemimpinan Kepala
materi pembinaan; tolak ukur
Daerah,
Sinar
Grafika,
keberhasilan pembinaan; biaya
Jakarta, 2009.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pembinaan; pertanggungjawaban
Pusat
Bahasa,
Edisi
pembinaan; dan evaluasi hasil
Keempat, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2008.
pembinaan.
Karim, Abdul Gaffar
(Editor),
3. ................................................................................................ U
Amiruddin, Mada Sukmajati,
ntuk sementara perlu kiranya
dan Azizah, Nur (Co-Editor)
Kompleksitas
Otonomi
Gubernur sebagai wakil Pemerintah
Daerah di Idonesia, Pustaka
di Provinsi Sumatera Barat pro
Pelajar bekerjasama dengan
Jurusan Ilmu Pemerintahan
aktif dan berinisiatif membuat
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
petunjuk pelaksanaan dan atau
Politik Universitas Gajah
Mada Yogyakarta, Yogyakarta,
petunjuk
teknis
mengenai
2003.
mekanisme pelaksanaan pembinaan
Laporan
Penyelenggaraan
sebagaimana tersebut di atas, dan
Pemerintahan Daerah, Pusat
Data
Indonesia
(PIDI),
mendorong
Pemerintah
untuk
Jakarta, 2007.
menyiapkan peraturan perundangMaria SW, Metodologi Penelitian
Hukum, Liberty. Yokyakarta,
undangan yang mengatur secara
1986.
khusus
mengenai
pembinaan
Nasution, S dan Thomas, M, Buku
penyelenggaraan
pemerintahan
Penuntun Membuat Tesis,
Skripsi,
Disertasi
dan
daerah dimaksud.
Makalah,
Bumi
Aksara,
Jakarta, 2010.
Daftar Pustaka.
A. Buku-buku.
13
Ni’matul Huda, Lembaga Negara
Dalam
Masa
Transisi
Demokrasi,
UII
Pers,
Yogyakarta, 2007
Pedoman Penulisan Tesis, Program
Studi
Ilmu
Hukum
Pascasarjana
Universitas
Bung Hatta, Padang, 2010
Pipin Syarifin dan Jubaedah, Dedah,
Pemerintahan
Daerah,
Pustaka Setia, Bandung,
2005.
Program
Studi
Ilmu
Hukum
Pascasarjana
Universitas
Bung
Hatta,
Pedoman
Penulisan Tesis, Padang, 2010
Riwu Kaho, Josef, Prospek Otonomi
Daerah di Negara Republik
Indonesia,
Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2007.
Ronny Kountur, Metode Penelitian,
PPM, Jakarta, 2007.
Sinamo,
Nomensen,
Metode
Penelitian Hukum, Bumi
Intitama Sejahtera, Jakarta,
2009
Soehino, Ilmu Negara, Loiberty,
Yogyakarta 1980.
Soerjono
Soekanto,
Mengenal
Sosiologi Hukum, Alumni, Bandung, 1981
Sylvia Saraswati, Cara Mudah
Menyusun Proposal, Skripsi,
Tesis,
Disertasi,
Ar-Ruzz
Media, Jogjakarta, 2009.
Wijaya, HAW, Penyelenggaraan
Otonomi di Indonesia, PT.
RajaGrafindo
Persada,
Jakarta, 2005.
Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, Sinar
Grafika, Jakarta, 2012.
B. Peraturan Perundang-undangan.
Undang-Undang
Dasar
Negara
Republik
1945
Setelah
Amandemen Keempat Tahun
2002, Pustaka Setia Bandung.
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan
Daerah
sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008.
Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun
2005
tentang
Pemilihan,
Pengesahan
Pengangkatan,
dan
Pemberhentian
Kepala
Daerah dan Wakil Kepala
Daeah, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun
2005.
Peraturan Pemerintah Nomor 79
Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 3
Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala
Daerah
Kepada
Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah,
dan
Informasi
Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Kepada Masyarakat.
Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun
2007
tentang
Pembagian
Urusan
Pemerintahan
Antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota.
Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun
2007
tentang
Organisasi
Perangkat
Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2008 tentang Pedoman
14
Evaluasi
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang serta Kedudukan
Keuangan Gubernur sebagai
Wakil Pemerintah di Wilayah
Provinsi, sebagaimana telah
diubah deengan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun
2011.
Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 120-276 Tahun 2011
tentang Penetapan Peringkat
dan
Status
Kinerja
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Terhadap
Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Tahun
2009.
Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 100-279 Tahun 2012
tentang Penetapan Peringkat
dan
Status
Kinerja
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Terhadap
Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Tahun
2010.
Gamawan Fauzi, Menteri Dalam
Negeri, Pemerintah Siapkan
RPP
Penguatan
Peran
Gubernur, Pekanbaru, Selasa,
22
Desember
2009,
http://media.tvone.co.id/too
ls/printpage.php.
http://clickgtg.blogspot.com/2009/03/t
eori-kedaulatan.html,
14
Agustus 2012.
Wiyanto
Suroso,
Pengaturan
Otonomi
Seluas-luasnya,
hrtp://gudangilmuhukum.blog
spot.com/2009/11/pengaturanotonomiseluas-luasnya html, 2
April 2011.
Rachmad Revanz, Pelaksanaan
Otonomi
Daerah
Dalam
Sistem
Otonomi
Pokok,
http://rachmadrevanz,com/pel
aksanaan-otonomi-daerahdalam-sistem-otonomipokok.html. 2 April 2011.
Ryalways, file:/// Macam-macam
teori
kewenangan
_
ryalways88.htm. 29 Maret
2012.
C. Website.
Boy Yendra Tamin, Otonomi Daerah
Pasca Revisi UU Nomor 22
Tahun 1999: Tantangan
Dalam Mewujudkan Local
Accountability,
http://www.bunghatta.ac.id/
artikel-79-otonomi-daerahpasca-revisi
uu-nomor22tahun-1999-tantangandalam-mewujudkan-localaccountability,html,
12
Oktober 2011.
file:/// Teori – teori Kepemimpinan ,
Jurnal Taqin.htm. 29 Maret 2012.
15
KABUPATEN DAN KOTA OLEH GUBERNUR
SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH
DI PROVINSI SUMATERA BARAT
ARTIKEL
AZWIN
NPM. 0710018412002
Program Studi Ilmu Hukum
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2013
0
PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
KABUPATEN DAN KOTA OLEH GUBERNUR
SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH
DI PROVINSI SUMATERA BARAT
1
Azwin1, Darmini Roza1, Yuslim2
Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Bung Hatta
2
Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Andalas
E-mail: azwinpadangbisa@gmail.com
ABSTRACT
Since reform was introduced in the governmental administration system in Indonesia, lots
of progress have been reached up to the present day but problems are however still found
in some cities and district government in West Sumatra. Based on the evaluation by The
Ministry of Home Affairs of The Republic of Indonesia in 2011 and 2012 against all level
of provincial, districts and city governments through out Indonesia, there is only one
regional government namely the City of Sawahlunto of the 12 districts and 7 cities in West
Sumatra that comes into the national big 10 having best achievement in the government
administration (2011). In order districts and city government can give best performance
and increase numbers of the regional Governments the Province of West Sumatra to be
able to enter the big 10 of government administration with best performance in the national
record ahead, it is highly emphasized that Governor as the representative central
government in West Sumatra needs to increase its intensive management on the
administration of ditricts and City governments. This study aims to finding out and
analyzing management implementation, constraints, obstacles, and endeavours that have
been made to overcome the said circumstances encountered by the governor as the
government representative in carrying out management on government administration of
district and city governments in the province of West Sumatra. In writing this thesis, the
wtriter uses the method of yudicial social approach. The Implementation fostering regional
government administration of district and city government levels by the governor as the
representative government in the Province of West Sumatra is not well-executed because
the implementative and technical guidance on the implementation mechanism of
management are not yet available but however the Governor with his regional secretary
and head of related sectors of development remains to take initiative to carry out the
management through the activities of coordinative meetings, socialization and on-going
implementation programs and other activities attended by the whole existing district and
city Governments in West Sumatra.
Keywords: Fostering, regional government administration, of districts and city.
Pendahuluan.
A. Latar Belakang.
Penyelenggaraan pemerintahan
kabupaten dan kota masih saja di
temui
permasalahan.
Berdasarkan
hasil evaluasi kinerja penyelenggaraan
daerah sejak reformasi sampai saat ini
pemerintahan daerah tahun 2011 dan
telah mengalami kemajuan, namun
2012 oleh Kementerian Dalam Negeri,
apabila diamati di beberapa daerah
bahwa dari 12 kabupaten dan 7 kota
1
yang ada di Provinsi Sumatera Barat
Provinsi, sebagaimana telah diubah
yang termasuk 10 (sepuluh) besar
dengan Peraturan Pemerintah Nomor
penyelenggaraan
23 Tahun 2011.
pemerintahan
kabupaten yang berprestasi paling
tinggi secara nasional hanya Kota
Sawahlunto
(tahun
2011).
Agar
penyelenggaraan pemerintahan daerah
tersebut berjalan dengan baik
dan
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan
Tentang
Daerah.
a. Pengertian Pemerintah Daerah
dan Pemerintahan Daerah.
meningkatnya jumlah kabupaten dan
kota di Provinsi Sumatera Barat
masuk
10
(sepuluh)
penyelenggaraan
besar
pemerintahan
Pemerintahan
Untuk
melaksanakan
pemerintahan dalam arti luas
pada negara kesatuan seperti
Negara
Republik
Indonesia,
kabupaten dan kota yang berprestasi
Bayu
paling tinggi secara nasional dimasa-
menyatakan bahwa ada dua
masa mendatang, perlu ditingkatkan
macam pembagian yaitu:
pembinaan terhadap penyelenggaraan
1) Pemerintah
Surianingrat
(1980:19)
pusat
(central
pemerintahan kabupaten dan kota oleh
government), yang mencakup
Gubernur sebagai wakil Pemerintah di
seluruh
Provinsi Sumatera Barat.
perangkat
penyelenggaraan
Pembinaan
atas
pemerintahan
yang
terdiri
penyelenggaraan pemerintah daerah
atas semua departemen dan
dilakukan adalah berdasarkan Pasal
badan
217 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
ditentukan oleh presiden.
2004 tentang Pemerintahan Daerah
pemerintahan
2) Pemerintahan
di
yang
Daerah
dan Peraturan Pemerintah Nomor 79
(local
Tahun
terdiri atas dua macam yaitu:
2005
Pembinaan
tentang
dan
Pedoman
Pengawasan
Penyelengaraan Pemerintahan Daerah
dan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun
2010
tentang
Pelaksanaan Tugas
Tata
Cara
dan Wewenang
serta Kedudukan Keuangan Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
a)
government),
Pemerintah
yang
Daerah
yang memiliki hak untuk
mengatur dan
mengurus
rumah tangganya sendiri
(local self government)
b) Pemerintah
Wilayah
(Local state government),
2
yang
berfungsi
sebagai
pelaksana
tugas
pemerintah pusat.
Dalam
penyelenggaraan
daerah
itu
pemerintahan
sndiri.
Adapun
Undang-Undang yang mendasari
Undang-
pelaksanaan
penyelenggaraan
Undang Nomor 32 Tahun
pemerintahan daerah semenjak
2004
tentang
proklamasi kemerdekaan Negara
Pemerintahan
Daerah,
Indonesia sampai saat sekarang,
menyatakan bahwa yang
adalah sebagai berikut:
dimaksud
1) Undang-Undang
dengan
Pemerintah
pusat
atau
Pemerintah
adalah
Presiden
Republik
Indonesia yang memegang
kekuasaan
pemerintahan
negara,
kemudian
pemerintahan
adalah
daerah
penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh
pemerintah
DPRD
daerah
dan
menurut
asas
dan
tugas
otonomi
pembantuan
dengan
prinsip
seluas-
otonomi
luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan
Tahun
1945
I
tentang
Kedudukan Komite Nasional
Daerah;
2) Undang-Undang Nomor 22
Tahun
1948
tentang
Pemerintahan Daerah;
3) Undang-Undang Nomor 44
Tahun
1950
Pemerintahan
tentang
Negara
Indonesia Timur (NIT);
4) Undang-Undang Nomor 1
Tahun l957 tentang pokokpokok
Pemerintahan
Daerah;
5) Undang-Undang Nomor 18
Tahun 1965 tentang Pokokpokok
Republik Indonesia.
Nomor
Pemerintahan
Daerah;
b. Sejarah Pemerintahan Daerah di
Indonesia.
Tahun 1974 tentang Pokok-
Sejarah
Daerah
di
6) Undang-Undang Nomor 5
Pemerintahan
Indonesia
tidak
pokok
Pemerintahan di
Daerah;
terlepas dari undang-unndang
yang
mengatur
pelaksanaan
3
7) Undang-Undang RI Nomor
22
Tahun
1999
tentang
kepada pemerintah daerah, maka
penyelenggaraan
berbagai
Pemerintahan Daerah; dan
urusan pemerintah, dilaksanakan
8) Undang-Undang Nomor 32
oleh perangkat pemerintah pusat
Tahun
2004
Pemerintahan
tentang
yang ada di daerah berdasarkan
Daerah,
asas dekonsentrasi.
sebagaimana telah diubah
dengan
e. Otonomi Daerah.
Berdasarkan
Undang-Undang
ketentuan
Nomor 8 Tahun 2005 dan
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2004, otonomi daerah
Tahun 2008.
adalah hak, wewenang, dan
c. Desentralisasi Pemerintahan.
Undang-Undang Nomor
Nomor
32
kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri
32 Tahun 2004 memberikan
urusan
pengertian bahwa desentralisasi
kepentingan
adalah penyerahan wewenang
setempat
pemerintahan oleh Pemerintah
peraturan perundang-undangan.
kepada daerah otonom untuk
Disamping itu juga dilaksanakan
mengatur dan mengurus urusan
prinsip otonomi yang nyata dan
pemerintahan
bertanggungjawab,
Negara
dalam
Kesatuan
sistem
Republik
pemerintahan
masyarakat
sesuai
maksudnya
dan
dengan
yang
bahwa
untuk
menangani urusan pemerintahan
Indonesia.
dilaksanakan berdasarkan tugas,
d. Sentralisasi Pemerintahan.
wewenang, dan kewajiban yang
Sentralisasi
Pemerintahan
adalah
senyatanya
telah
ada
dan
memusatkan seluruh wewenang
berpotensi untuk tumbuh, hidup
pemerintahan
kepada
dan berkembang sesuai dengan
dimana
potensi dan kekhasan daerah
seluruh keputusan dan kebijakan
yang dalam penyelenggaraannya
dikoordinir
harus
benar-benar
pemerintah pusat. Di Indonesia
dengan
tujuan
tidak
pemberian otonomi.
pemerintah
pusat,
seluruhnya
semua
oleh
urusan
dan
sejalan
maksud
pemerintahan dapat diserahkan
4
Undang-Undang Nomor
Rakyat Daerah dan Dewan
32 Tahun 2004 memberikan
Pemerintah
pengertian
otonomi
Kepala Daerah menjadi Ketua
daerah adalah hak, wewenang,
Dewan Pemerintah Daerah
dan kewajiban daerah otonom
sekaligus merangkap sebagai
untuk mengatur dan mengurus
anggota,
sendiri urusan pemerintahan dan
kewajiban sebagai pengawas
kepentingan
masyarakat
pekerjaan Dewan Perwakilan
dengan
Rakyat Daerah dan Dewan
bahwa
setempat
sesuai
peraturan perundang-undangan,
yang
diarahkan
mempercepat
dan
dan
mempunyai
Pemerintah Daerah.
Undang-Undang
untuk
terwujudnya
Daerah
Nomor
1
Tahun
1957,
menetapkan
kesejahteraan masyarakat.
2. Eksistensi Kepala Daerah Dalam
bahwa
pemerintah daerah terdiri atas
Sistem Pemerintahan Negara.
Dewan Perwakilan Rakyat
a. Kepala Daerah Pada Zaman
Daerah
dan
Dewan
Kemerdekaan.
Pemerintah Daerah. Kepala
1) Era Orde Lama.
daerah
Undang-Undang
pertama
pada
yang
masa
adalah
diterbitkan
kemerdekaan
karena
merupakan
jabatannya
Ketua
serta
anggota Dewan Pemerintah
Daerah.
Pada Undang-Undang
Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1945. Pada
Nomor
Undang-Undang ini dikenal
kepala daerah berkedudukan
Badan
Rakyat
baik sebagai alat Pemerintah
Daerah yang diketuai kepala
Pusat maupun sebagai dan
daerah
alat
Perwakilan
yang
mengatur
rumah
bertugas
tangga
saat
Undang-
Tahun
pemerintah
Kepala
daerah
pimpinan
daerahnya.
Pada
18
politik
1965
daerah.
memegang
kebijaksanaan
politisional
di
Undang Nomor 22 Tahun
daerahnya,
1948,
menyelenggarakan koordinasi
pemerintah
daerah
terdiri dari Dewan Perwakilan
antara
jawatan-jawatan
5
Pemerintah daerah
Pemerintah Pusat di daerah
jawatan-jawatan
menurut Undang-Undang
tersebut dengan pemerintah
Nomor 22 Tahun 1999
daerah.
adalah kepala daerah dan
2) Era Orde Baru.
DPRD.
antara
Pada
saat
Orde
Kepala
Daerah
berkedudukan
sebagai
Baru berdasarkan Undang-
Lembaga
Undang Nomor 5 Tahun
Daerah, sedangkan DPRD
1974 tentang Pokok-Pokok
berkedudukan
Pemerintahan di Daerah
Lembaga
telah menempatkan Kepala
Daerah.
Daerah
Eksekutif
sebagai
Legislatif
Menurut Undang-
sebagai
administrator
Undang Nomor 32 Tahun
pemerintahan,
2004, pemerintah daerah
pembangunan,
dan
atau
kemasyarakatan.
Di Era Reformasi
saat
Walikota,
dan
perangkat daerah sebagai
3) Era Reformasi.
sampai
adalah Gubernur, Bupati
ini
telah
unsur
penyelenggara
pemerintahan
daerah.
terdapat
dua
Undang-
Sedangkan DPRD sebagai
undang
yang mengatur
lembaga perwakilan rakyat
tentang
Pemerintahan
adalah juga sebagai unsur
Daerah
yaitu
Undang-
Undang Nomor 22 Tahun
penyelenggara
pemerintahan daerah.
Undang-Undang
1999, kemudian diganti
dengan
Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999
Nomor 32 Tahun 2004,
mengatur
lebih
dahulu
kemudian
dilakukan
DPRD sedangkan Undang-
perubahan
dengan
Undang Nomor 32 Tahun
Undang-Undang Nomor 8
2004
mendahulukan
Tahun 2005 dan Undang-
pengaturan Kepala Daerah
Undang Nomor 12 Tahun
dan Wakil Kepala Daerah.
2008.
6
Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008
sebagai perubahan kedua
atas
Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004,
DPRD;
b) Mengajukan
c) Menetapkan Perda yang
telah
yang
persetujuan
berbeda
dengan
dan
mendapat
bersama
DPRD;
pendahulunya, yaitu calon
independent,
rancangan
Perda;
ada 3 (tiga) esensi dasar
Undang-undang
incumbent
persyaratan
calon
kepala daerah.
b. Tugas dan Kewajiban Kepala
d) Menyusun
dan
mengajukan
Perda
rancangan
tentang
APBD
kepada
DPRD
dibahas
dan
untuk
ditetapkan
bersama;
Daerah.
Kemampuan kepala daerah
dalam
membimbing,
mengarahkan
dan
mengendalikan
kegiatan
program
sangat
berhasil
atau
penyelenggaraan
atau
menetukan
pencapaian
tidaknya
tujuan
pemerintahan
e) Mengupayakan
terlaksananya
kewajiban
daerah;
f) Mewakili
dalam
daerahnya
dan
di
pengadilan,
Berdasarkan
Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004,
bahwa tugas dan wewenang
serta kewajiban kepala daerah
tersebut adalah sebagai berikut:
Tugas dan wewenang
penyelenggaraan
pemerintahan
berdasarkan
daerah
kebijakan
dapat
menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai
peraturan
perundang-undangan; dan
g) Melaksanakan tugas dan
wewenang
lain
dengan
sesuai
peraturan
perundang-undangan.
2) Kewajiban :
a) Memegang
a) Memimpin
di
luar
dan
dengan
daerah.
1)
yang ditetapkan bersama
teguh
dan
mengamalkan
Pancasila,
melaksanakan
Undang-
Undang
Dasar
Negara
7
k) Menyampaikan
Republik Indonesia Tahun
1945
strategis penyelenggaraan
serta
mempertahankan
memelihara
pemerintahan
dan
3.
Asas-asas
Penyelenggaran
kesejahteraan rakyat;
Pemerintahan Daerah di Indonesia
c) Memelihara ketenteraman
didasari
dan ketertiban masyarakat;
keahlian
demokrasi;
4.
dan
asas
kedaerahan;
asas
Pelaksanaan Otonomi Daerah.
Faktor yang memengaruhi
pelaksanaan
pemerintahan daerah;
baik;
Faktor Yang Memengaruhi
penyelenggaraan
mengembangkan
yang
umum
asas tugas pembantuan.
peraturan
f) Menjaga etika dan norma
asas
dekonsentrasi; asas desentralisasi;
e) Menaati dan menegakkan
perundang-undangan;
kepada
pemerintahan
d) Melaksanakan kehidupan
g) memajukan
Penyelenggaran
Pemerintahan Daerah.
b) Meningkatkan
dalam
di
DPRD.
Negara Kesatuan Republik
seluruh
daerah
hadapan Rapat Paripurna
keutuhan
Indonesia;
rencana
otonomi
daerah
dan
diantaranya adalah faktor manusia
daya
pelaksana; faktor keuangan daerah;
faktor peralatan; faktor organisasi
saing daerah;
h) Melaksanakan prinsip tata
pemerintahan yang bersih
dan manajemen.
C. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini
dan baik;
i) Melaksanakan
dan
adalah
untuk
mengetahui
dan
mempertanggungjawabkan
menganalisis pelaksanaan pembinaan,
pengelolaan
kendala dan hambatan serta upaya-
keuangan
upaya yang telah dilakukan dalam
daerah;
j) Menjalin hubungan kerja
dengan
seluruh
instansi
mengatasi
kendala
dan
hambatan
yang dihadapi Gebernur sebagai wakil
vertikal di daerah dan
Pemerintah
semua perangkat daerah;
pembinaan
dalam
melakukan
penyelenggaraan
8
pemerintahan daerah kabupaten dan
dilingkungan Pemerintah Provinsi
kota di Provinsi Sumatera Barat.
Sumatera Barat, dan kepada Bupati
Tanah Datar dan Walikota Padang,
Metode Penelitian.
Motode penelitian yang dipakai
yang secara teknis dibantu oleh
sebagai pedoman dalam pelaksanaan
Kepala
Bagian
Pemerintahan
penulisan ini adalah:
Sekretariat Daerah masing-masing.
A. Metode Pendekatan.
Metode
pendekatan
yang
2. Data sekunder.
Data primer ini
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode pendekatan yuridis sosiologis
yaitu pendekatan melalui penelitianpenelitian
hukum
dengan
ketentuan-ketentuan
berlaku
dengan
dan
melihat
hukum
yang
menghubungkannya
kenyataan
yang
terjadi.
Pendekatan ini dilakukan dengan cara
peroleh
melalui
perpustakaan
Barat
toko
daerah
ataupun
penulis
buku,
Sumatera
perpustakaan
Universitas Bung Hatta sendiri,
yang digunakan sebagai acuan atau
pedoman.
C. Teknik pengumpulan data.
Untuk pengumpulan data ini
turun langsung kelapangan dengan
melihat fakta-fakta yang berkaitan
dilakukan
dengan pembinaan penyelenggaraan
merupakan suatu teknik pengumpulan
pemerintahan daerah kabupaten dan
data dengan mencari landasan teori
kota oleh Gubernur sebagai wakil
permasalahan
Pemerintah
mempelajari dokumen-dokumen, hasil
di
Provinsi
Sumatera
studi
dokumen,
penelitian
yang
dengan
karangan para sarjana, dan peraturan-
Barat.
peraturan
B. Jenis dan sumber data.
Dalam penulisan ini data yang
Data primer ini diperoleh
melalui wawancara dengan cara
jawab
kepada
Perangkat
terstruktur
mempersiapkan
1. Data primer.
secara
Kepala
langsung
Satuan
Daerah
Kerja
(SKPD)
berkaitan
dengan
penulisan tesis ini, dan wawancara
secara
digunakan adalah:
tanya
yang
dengan
pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan kepada
nara sumber.
D. Pengolahan dan analisis data.
Data yang diperoleh baik dari
data skunder maupun dari data primer,
kemudian diolah secara komputerisasi
9
melalui
proses
editing,
5.
kemudian
ian
penulis analisis secara kualitatif.
penelitian
dan
yang
pembahasan
Perangkat
dilingkungan
Daerah
(SKPD)
Pemerintah
Provinsi
Badan
kepegawaian
Kepegawaian
Daerah
Provinsi Sumatera Barat;
7.
yakni
Penyel
esaian perselisihan yang timbul
berupa:
1.
dalam
Koordi
nasi
antar
dilaksanakan
oleh
kota,
Biro
dan
bimbingan
konsultasi
publik
Provinsi
4.
Peneliti
an
dan
dilaksanakan
Perencanaan
Daerah;
pengembangan,
oleh
Badan
Pembangunan
pelayanan
kabupaten/kota,
Daerah
Provinsi
Sumatera Barat.
B.
Hasil
penelitian dan pembahasan materi ini
juga
Sumatera Barat;
antar
Sekretariat
Pendidi
kan dan pelatihan, dilaksanakan
kualitas
dilaksanakan oleh Biro Organisasi
Sekretariat
Diklat
Biro
Upaya
penyetaraan
Daerah Provinsi Sumatera Barat;
Badan
oleh
8.
supervisi
kabupaten/kota, dilaksanakan oleh
3.
dilaksanakan
Provinsi Sumatera Barat;
kepada
Pemerintahan
fungsi
Pemerintahan Sekretariat Daerah
Provinsi Sumatera Barat;
2. Pemberian
penyelenggaraan
pemerintahan antar kabupaten/kota
kabupaten/kota,
Pemerintahan Sekretariat Daerah
oleh
Sekretariat
kabupaten/kota, dilaksanakan oleh
kota oleh Gubernur Sumatera Barat
Biro
Pemerintahan
pengelolaan
pemerintahan daerah kabupaten dan
Pemerintah,
kewenangan
6. Pemberian fasilitasi dan konsultasi
penyelenggaraan
wakil
pemerintahan
Daerah Provinsi Sumatera Barat;
fungsinya berkaitan dengan lingkup
sebagai
konsultasi
menjadi
Biro
Sumatera Barat, yang tugas pokok dan
pembinaan
dan
kabupaten/kota, dilaksanakan oleh
materi yang didapatkan dari Satuan
Kerja
fasilitasi
penyelenggaraan
Hasil Penelitian dan pembahasan.
A. Hasil
Pember
didapatkan
Kabupaten
Pemerintah
dari
Tanah
Kota
Pemerintah
Datar
Padang
dan
sebagai
sampel dan salah satu nara sumber
yang
masing-masing
kabupaten
dan
kota
mewakili
dilingkungan
10
Provinsi
Sumatera
Barat
pelaksanaan
dihadiri oleh Sekretaris Daerah
dalam
ataupun
pembinaan
Kepala
SKPD
penyelenggaraan pemerintahan daerah
Pemerintahan Kabupaten dan Kota
kabupaten dan kota oleh Gubernur
di Provinsi Sumatera Barat. Jadi
sebagai wakil Pemerintah di Provinsi
tidak ada program atau kegiatan
Sumatera Barat.
khusus
Memperhatikan
mengenai
penyelenggaraan
pelaksanaan
pembinaan
pemerintahan
pembinaan tersebut oleh Gubernur
daerah kabupaten dan kota oleh
sebagai wakil Pemerintah di Provinsi
Gubernur sebagai wakil Pemerintah
Sumatera Barat yang dilaksanakan
di Provinsi Sumatera Barat.
oleh SKPD yang dimaksud, dan
2.
Kendala dan hambatan dihadapi
keikutsertaan Pemerintah Kabupaten
Gubernur
Tanah Datar dan Pemerintah Kota
Pemerintah
Padang sebagai sampel dan salah satu
pembinaan
nara sumber yang masing-masing
pemerintahan
daerah
mewakili
dan kota di
Provinsi Sumatera
kabupaten
dan
kota
sebagai
dalam
wakil
melakukan
penyelenggaraan
dilingkungan Provinsi Sumatera Barat
Barat
sebagaimana tersebut di atas dapat
petunjuk pelaksanaan dan atau
dijelaskan sebagai berikut:
petunjuk
1.
Pelaksanaan
penyelenggaraan
adalah
kabupaten
pembinaan
mekanisme
pemerintahan
pembinaan.
daerah kabupaten dan kota oleh
belum
teknis
adanya
mengenai
pelaksanaan
3............................................................................
Gubernur sebagai wakil Pemerintah
paya-upaya
di
Barat
yang dihadapi Gubernur sebagai
dan
wakil Pemerintah dalam melakukan
Provinsi
dilakukan
inisiatif
Sumatera
secara
Gubernur,
parsial
Sekretaris
pembinaan
mengatasi
kendala
penyelenggaraan
Daerah dan SKPD saat mengikuti
pemerintahan daerah kabupaten dan
rapat koordinasi, sosialisasi dan
kota di Provinsi Sumatera Barat
saat melaksanakan program atau
adalah adanya inisiatif Gubernur,
kegiatan lainnya yang diikuti oleh
Sekretaris Daerah dan atau SKPD
Pemerintahan Kabupaten dan Kota,
terkait melakukan pembinaan saat
baik yang dihadiri langsung oleh
mengikuti
Bupati dan Walikota, maupun yang
sosialisasi dan saat melaksanakan
rapat
koordinasi,
11
program atau kegiatan lainnya yang
diikuti
diikuti
Kabupaten dan Kota.
oleh
Pemerintahan
Kabupaten dan Kota.
oleh
Pemerintahan
B. Saran.
1............................................................................
Penutup.
eninjau
A. Simpulan.
kembali
Peraturan
Pemerintah Nomor
1. ................................................................................................
P 79 Tahun 2005
elaksanaan
pembinaan
penyelenggaraan
pemerintahan
tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan
Penyelengaraan
daerah kabupaten dan kota oleh
Pemerintahan Daerah dan Peraturan
Gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010
di Provinsi Sumatera Barat belum
tentang Tata Cara Pelaksanaan
terlaksana dengan baik.
Tugas
2. Kendala
dan
hambatan
melakukan
pembinaan
penyelenggaraan
Daerah
dalam
Pemerintahan
Kabupaten
dan Kota di
dan
Wewenang
serta
Kedudukan Keuangan Gubernur
sebagai
Wakil
Wilayah
telah
Pemerintah
Provinsi,
diubah
di
sebagaimana
dengan
Peraturan
Provinsi Sumatera Barat, adalah
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011,
belum
khusus
adanya
petunjuk
yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan dan atau petunjuk
pembinaan
teknis
pemerintahan daerah kabupaten dan
mengenai
mekanisme
penyelengaraan
kota oleh gubernur sebagai wakil
pelaksanaan pembinaan.
Pemerintah di Wilayah
Provinsi;
3. ................................................................................................
U
paya
mengatasi
hambatan
pembinaan
dan
2. Perlu dibuat peraturan perundang-
melakukan
undangan yang mengatur secara
kendala
dalam
penyelenggaraan
khusus
tentang
Pembinaan
pemerintahan daerah kabupaten dan
Penyelenggaraan
kota di Provinsi Sumatera Barat
Daerah Kabupaten dan Kota oleh
adalah adanya inisiatif Gubernur,
Gubernur
Sekretaris Daerah dan atau SKPD
Pemerintah di Wilayah Provinsi,
terkait melakukan pembinaan saat
mulai dari peraturan perundangan-
mengikuti
koordinasi,
undangan tingkat pusat, daerah
sosialisasi dan saat melaksanakan
provinsi, hingga daerah kabupaten
program atau kegiatan lainnya yang
dan kota,
rapat
Pemerintahan
sebagai
Wakil
diantaranya mengatur
12
tentang petunjuk pelaksanaan dan
Amiruddin dan Asikin, Zainal, H,
Pengantar Metode Penelitian
atau petunjuk teknis mengenai
Hukum,
Raja
Grafindo
mekanisme pelaksanaan pembinaan
Persada, Jakarta, 2004.
Bagir
Manan, Hubungan Antara
tersebut,
minimal
mengatur
Pusat dan Daerah Menurut
tentang pelimpahan kewenangan
UUD 1945, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, 1994.
gubernur kepada sekretaris daerah
Dharma
Setyawan
Salam,
dan atau kepada SKPD yang
Manajemen Pemerintahan
terkait;
pemerintahan
daerah
Indonesia,
Djambatan,
Jakarta, 2007.
kabupaten dan kota yang akan
Inu
Kencana
Syafiie,
Sistem
dibina dan SKPD
pesertanya;
Pemerintahan
Indonesia,
Rineka Cipta, Jakarta, 2002.
waktu pelaksanaan pembinaan;
Kaloh, J, Kepemimpinan Kepala
materi pembinaan; tolak ukur
Daerah,
Sinar
Grafika,
keberhasilan pembinaan; biaya
Jakarta, 2009.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pembinaan; pertanggungjawaban
Pusat
Bahasa,
Edisi
pembinaan; dan evaluasi hasil
Keempat, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2008.
pembinaan.
Karim, Abdul Gaffar
(Editor),
3. ................................................................................................ U
Amiruddin, Mada Sukmajati,
ntuk sementara perlu kiranya
dan Azizah, Nur (Co-Editor)
Kompleksitas
Otonomi
Gubernur sebagai wakil Pemerintah
Daerah di Idonesia, Pustaka
di Provinsi Sumatera Barat pro
Pelajar bekerjasama dengan
Jurusan Ilmu Pemerintahan
aktif dan berinisiatif membuat
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
petunjuk pelaksanaan dan atau
Politik Universitas Gajah
Mada Yogyakarta, Yogyakarta,
petunjuk
teknis
mengenai
2003.
mekanisme pelaksanaan pembinaan
Laporan
Penyelenggaraan
sebagaimana tersebut di atas, dan
Pemerintahan Daerah, Pusat
Data
Indonesia
(PIDI),
mendorong
Pemerintah
untuk
Jakarta, 2007.
menyiapkan peraturan perundangMaria SW, Metodologi Penelitian
Hukum, Liberty. Yokyakarta,
undangan yang mengatur secara
1986.
khusus
mengenai
pembinaan
Nasution, S dan Thomas, M, Buku
penyelenggaraan
pemerintahan
Penuntun Membuat Tesis,
Skripsi,
Disertasi
dan
daerah dimaksud.
Makalah,
Bumi
Aksara,
Jakarta, 2010.
Daftar Pustaka.
A. Buku-buku.
13
Ni’matul Huda, Lembaga Negara
Dalam
Masa
Transisi
Demokrasi,
UII
Pers,
Yogyakarta, 2007
Pedoman Penulisan Tesis, Program
Studi
Ilmu
Hukum
Pascasarjana
Universitas
Bung Hatta, Padang, 2010
Pipin Syarifin dan Jubaedah, Dedah,
Pemerintahan
Daerah,
Pustaka Setia, Bandung,
2005.
Program
Studi
Ilmu
Hukum
Pascasarjana
Universitas
Bung
Hatta,
Pedoman
Penulisan Tesis, Padang, 2010
Riwu Kaho, Josef, Prospek Otonomi
Daerah di Negara Republik
Indonesia,
Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2007.
Ronny Kountur, Metode Penelitian,
PPM, Jakarta, 2007.
Sinamo,
Nomensen,
Metode
Penelitian Hukum, Bumi
Intitama Sejahtera, Jakarta,
2009
Soehino, Ilmu Negara, Loiberty,
Yogyakarta 1980.
Soerjono
Soekanto,
Mengenal
Sosiologi Hukum, Alumni, Bandung, 1981
Sylvia Saraswati, Cara Mudah
Menyusun Proposal, Skripsi,
Tesis,
Disertasi,
Ar-Ruzz
Media, Jogjakarta, 2009.
Wijaya, HAW, Penyelenggaraan
Otonomi di Indonesia, PT.
RajaGrafindo
Persada,
Jakarta, 2005.
Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, Sinar
Grafika, Jakarta, 2012.
B. Peraturan Perundang-undangan.
Undang-Undang
Dasar
Negara
Republik
1945
Setelah
Amandemen Keempat Tahun
2002, Pustaka Setia Bandung.
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan
Daerah
sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008.
Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun
2005
tentang
Pemilihan,
Pengesahan
Pengangkatan,
dan
Pemberhentian
Kepala
Daerah dan Wakil Kepala
Daeah, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun
2005.
Peraturan Pemerintah Nomor 79
Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 3
Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala
Daerah
Kepada
Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah,
dan
Informasi
Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Kepada Masyarakat.
Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun
2007
tentang
Pembagian
Urusan
Pemerintahan
Antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota.
Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun
2007
tentang
Organisasi
Perangkat
Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2008 tentang Pedoman
14
Evaluasi
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang serta Kedudukan
Keuangan Gubernur sebagai
Wakil Pemerintah di Wilayah
Provinsi, sebagaimana telah
diubah deengan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun
2011.
Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 120-276 Tahun 2011
tentang Penetapan Peringkat
dan
Status
Kinerja
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Terhadap
Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Tahun
2009.
Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 100-279 Tahun 2012
tentang Penetapan Peringkat
dan
Status
Kinerja
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Terhadap
Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Tahun
2010.
Gamawan Fauzi, Menteri Dalam
Negeri, Pemerintah Siapkan
RPP
Penguatan
Peran
Gubernur, Pekanbaru, Selasa,
22
Desember
2009,
http://media.tvone.co.id/too
ls/printpage.php.
http://clickgtg.blogspot.com/2009/03/t
eori-kedaulatan.html,
14
Agustus 2012.
Wiyanto
Suroso,
Pengaturan
Otonomi
Seluas-luasnya,
hrtp://gudangilmuhukum.blog
spot.com/2009/11/pengaturanotonomiseluas-luasnya html, 2
April 2011.
Rachmad Revanz, Pelaksanaan
Otonomi
Daerah
Dalam
Sistem
Otonomi
Pokok,
http://rachmadrevanz,com/pel
aksanaan-otonomi-daerahdalam-sistem-otonomipokok.html. 2 April 2011.
Ryalways, file:/// Macam-macam
teori
kewenangan
_
ryalways88.htm. 29 Maret
2012.
C. Website.
Boy Yendra Tamin, Otonomi Daerah
Pasca Revisi UU Nomor 22
Tahun 1999: Tantangan
Dalam Mewujudkan Local
Accountability,
http://www.bunghatta.ac.id/
artikel-79-otonomi-daerahpasca-revisi
uu-nomor22tahun-1999-tantangandalam-mewujudkan-localaccountability,html,
12
Oktober 2011.
file:/// Teori – teori Kepemimpinan ,
Jurnal Taqin.htm. 29 Maret 2012.
15