PAPER UJIAN AKHIR SEMESTER I (SATU) MATA KULIAH KULTUS PESONA PSIKOLOGI BARAT Disusun Oleh ; Dwiyono, S.Pd.B. SINTESIS PSIKOLOGI BARAT DAN TIMUR Dosen Pengampu : Sapardi, S.Ag., M.Hum., Edi Ramawijaya Putra, S.Pd., M.Pd. PROGRAM PASCA SARJANA SEKOLAH TING

PAPER
UJIAN AKHIR SEMESTER I (SATU)
MATA KULIAH KULTUS PESONA PSIKOLOGI BARAT

Disusun Oleh ;

Dwiyono, S.Pd.B.

SINTESIS PSIKOLOGI BARAT DAN TIMUR
Dosen Pengampu :
Sapardi, S.Ag., M.Hum., Edi Ramawijaya Putra, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA
TANGERANG -BANTEN
2013
i

KATA PENGANTAR
Dengan metta, penulis memuja Sang Tiratana, para Bodhisattva,
dan Mahasattva, bahwa atas pancaran cinta kasih-nya serta usaha keras

yang penulis lakukan akhirnya paper dengan jidul “Sintesis Psikologi Barat
Dan Timur” dapat diselesaikan. Paper ini disusun sebagai salah satu
tugas akhir semester 1 pada Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri
Sriwijaya Tangerang Banten.
Dalam menyelasaikan paper, penulis banyak menerima bantuan
dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Sapardi, S.Ag., M.Hum., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama
Buddha Negeri Sriwijaya dan dosen pengampu mata kuliah psikologi
Barat.
2. Bapak Edi Ramawijaya Putra, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah psikologi Barat.
3. Keluarga tercinta yang telah memberikan kesempatan, motivasi serta
dukungan baik moril maupun materil yang tiada taranya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan paper ini masih
banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari sisi meteri maupun teknis.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
berupa membangun demi penyempurnaan paper ini. Akhirnya, penulis
berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Sadhu,Sadhu, Sadhu.
Tangerang, Februari 2013
Penulis
ii

ABSTRACT
The approach of Psychology-psychology Asia based on
introspection

and

self-examination.

Unlike

Western

psychology-

Psychology more rests on observations of behavior. The road to this

transformation is always through a comprehensive change in the
personality of the person, so that these qualities can be just the right
properties. Eastern psychology recognizes that the main road in the
direction of self transformation is meditation. Practical psychology that is
interpreted by the most loyal practitioners for practicing cultivation and
their hearts.

iii

BAB I
PENDAHULUAN
Walaupun psikologi-psikologi Timur banyak menaruh perhatian
pada alam kesadaran dan hukum-hukum yang mengatur perubahannya,
psikologi ini juga mengandung teori-teori kepribadian yang cukup jelas.
Tujuan dari psikologi-psikologi Timur adalah mengubah kesadaran
seseorang agar mampu melampaui batas-batas yang diciptakan oleh
kebiasaan-kebiasaan yang membentuk kepribadian orang itu. Dalam hal
ini, setiap tipe kepribadian perlu mengatasi hambatan-hambatan yang
berbeda untuk membebaskan diri dari batas-batas ini.
Pengaruh


penting

Psikologi

Timur

terhadap

sejarah

perkembangan Psikologi secara umum dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Pemikiran, tradisi intelektual dan religius Daerah Timur yang terkadang
lebih kompleks dan bervariasi daripada Dunia Barat membawa
kemajuan yang baru bagi perkembangan intelektual, yang kemudian
diwujudkan dengan penemuan-penemuan kembali tulisan-tulisan kuno
oleh ilmuwan-ilmuwan Daerah Timur.
2. Ketertarikan terhadap filsuf-filsuf kuno maupun modern dari Asia dan
sistem kepercayaannya, hingga sekarang semakin memperluas dan
mempertanyakan asumsi-asumsi di balik studi tentang human process.


1

BAB II
2.1 Psikologi Barat
Pandangan Barat yang sangat berkembang pada saat ini adalah
Perkembangan sains dan teknologi. Inilah

yang berkembang sangat

pesat selama kurun waktu satu abad terakhir membuat sebagian umat
Buddha bertanya-tanya bagaimana sebenarnya posisi agama Buddha
dalam kacamata sains. Sesungguhnya, agama Buddha mempunyai
peranan besar dalam bidang psikologi. Dikatakan bahwa agama Buddha
adalah sains mengenai pikiran.
Di dalam kitab Abhidhamma Pitaka dijelaskan secara terperinci
mengenai berbagai macam kondisi pikiran dan kategori kesadaran.
Banyak neuroscientist dan psikoterapist terkemuka menjadi pelopor dalam
mempelajari agama Buddha untuk digunakan dalam studi seperti terapi
untuk gangguan tidur, penyembuhan terhadap pemikiran dan bentukbentuk mental yang negatif, pemahaman terhadap proses terjadinya

mimpi, tidur, dan proses kematian.
Berikut ini penulis sedikit mengulas mengenai kepribadian yang
sehat menurut pandangan Barat (psikologi) dan pandangan Timur (agama
Buddha), berikut ini:
Apakah kepribadian yang sehat itu? Beberapa ahli teori ilmu
psikologi Barat mengemukakan bahwa persepsi kita mengenai diri dan
dunia sekitar kita harus objektif; ahli-ahli lain mengemukakan bahwa
orang-orang yang sehat memakai pandangan subjektif mereka sendiri
tentang kenyataan sebagai dasar untuk tingkah laku. Yang lainnya
2

mengemukakan bahwa kita tidak dapat menjadi sehat secara psikologis
tanpa sungguh-sungguh melibatkan diri dalam suatu pekerjaan; atau soal
tanggung jawab terhadap orang lain.
Orang yang sehat secara psikologis mengontrol kehidupan
mereka secara sadar. Walaupun tidak secara rasional, orang yang sehat
mampu secara sadar mengatur tingkah laku mereka dan bertanggung
jawab terhadap nasib mereka sendiri. Orang yang sehat secara psikologis
mengetahui diri mereka siapa dan apa. Orang-orang seperti ini menyadari
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan, kebaikan-kebaikan dan

keburukan-keburukan

mereka,

dan

umumnya

mereka

sabar

dan

menerima apa adanya hal-hal mereka. Mereka tidak berkeinginan menjadi
sesuatu yang bukan mereka. Meskipun mereka dapat memainkan
peranan-peranan sosial untuk memenuhi tuntutan dari orang lain atau
situasi-situasi, namun mereka tidak mengacaubalaukan peranan-peranan
ini dengan diri mereka yang sebenarnya.
Orang


lain umumnya menyetujui bahwa sifat kesehatan

psikologis ialah bersandar dengan kuat pada masa sekarang. Meskipun
kebanyakan diantara ahli-ahli teori itu percaya bahwa kita tidak kebal
terhadap pengaruh-pengaruh masa lampau (khususnya masa kanakkanak), namun tidak seorangpun mengemukakan bahwa kita tetap
dibentuk oleh pengalaman-pengalaman awal. Orang-orang yang sehat
secara psikologis hidup di masa sekarang.
Beberapa ahli teori menekankan suatu pandangan terhadap
masa depan sebagai sesuatu yang sangat penting bagi kepribadian yang

3

sehat. Orientasi kita harus ke tujuan-tujuan dan tugas-tugas yang akan
datang, tetapi tidak mendorong kita untuk mengganti masa sekarang
dengan masa depan. Orang yang sehat secara psikologis tidak
merindukan ketenangan dan kestabilan, tetapi merindukan tantangan dan
kegembiraan dalam kehidupan, tujuan-tujuan baru, dan pengalamanpengalaman baru.
Tidak ada petunjuk untuk kesehatan psikologis yang berlaku
sama untuk setiap orang karena kita bukan salinan atau cetakan duplikat

satu sama lain. Ada satu hal yang tetap dalam kodrat manusia yang
kebanyakan para ahli psikologis sependapat adalah kodratnya yang
istimewa; atau khas kita masing-masing adalah unik. Tidak ada
pendekatan-pendekatan untuk kesehatan psikologis yang cocok untuk
setiap orang, sama seperti satu obat yang tidak akan menimbulkan akibat
yang sama, meskipun semua orang yang menggunakannya memiliki
penyakit yang sama. Obat itu akan mujarab untuk beberapa orang dan
kesehatan mereka akan membaik atau obat itu tidak akan menghasilkan
pengaruh pada orang-orang lain, dan berbahaya untuk orang-orang yang
lain lagi.
Pengaruh dari pendekatan-pendekatan bagi kepribadian yang
sehat berbeda tidak hanya untuk orang-orang yang berbeda, tetapi juga
untuk orang yang sama pada usia yang berbeda. Nilai-nilai, kekurangankekurangan, kebutuhan-kebutuhan, ketakutan-ketakutan, dan harapanharapan kita berubah luar biasa ketika kita maju dari salah satu tingkat
perkembangan ke tingkat perkembangan selanjutnya. Dari masa kanak-

4

kanak ke masa muda, masa remaja dewasa, usia setengah tua, usia tua,
kepribadian kita terus berkembang. Apa yang kita butuhkan untuk diri kita
pada usia 20 tahun mungkin tidak sesuai lagi pada usia 40 tahun.

Secara ideal, kita tidak pernah berhenti berkembang. Kita
mengalami pengalaman-pengalaman baru dan akibatnya kita berubah,
jika kita benar-benar terbuka pada dunia. Pakaian, aktivitas-aktivitas, dan
nilai-nilai dari usia 17 tahun tidak cocok lagi untuk usia 35 tahun. Apa
sebabnya?

apakah

kita

harus

sependapat

bahwa

jalan

menuju


kepribadian sehat dari anak yang berusia belasan tahun menjadi jalan
bagi orang dewasa yang matang?. Tetapi, bagaimana kita menemukan
jalan yang benar pada setiap tingkat pertumbuhan? penulis menduga
bahwa kita menemukannya dengan cara yang sama sebagaimana kita
pelajari apa yang cocok bagi kita dalam setiap ruang lingkup kehidupan.
Kita mencoba gaya-gaya hidup yang berbeda, sejumlah kepercayaan, dan
peran-peran sosial untuk melihat bagaimana hal-hal itu cocok dengan kita.
Orang-orang yang tampaknya memiliki kesempatan yang sangat besar
utnuk mencapai kesehatan psikologis adalah orang-orang yang cukup
bebas (cukup aman dengan diri mereka) mengadakan percoabaan
dengan petunjuk yang berbeda untuk melihat petunjuk manakah yang
berlaku dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Orang lain dapat menganjurkan jalan yang harus diikuti, tetapi
hanya Anda yang dapat mengatakan bagaimana jalan itu berhasil.
Menurut Dr. Carl Jung, seorang pendiri psikologi analitik dan pelopor
psikologi modern, psikologi analitik sangat dekat kaitannya dengan

5

metode agama Buddha yang esensinya terkait dengan masalah asal mula
penderitaan, metode untuk mengatasinya, kategori keadaan mental, dan
pemahaman yang mendalam mengenai kesadaran.
Mark Epstein, dalam bukunya yang berjudul “Thoughts Without a
Thinker” berusaha menggabungkan ilmu psikologi Barat dengan Ajaran
Buddha. Ia mengatakan bahwa ingatan-ingatan yang hilang, emosi-emosi
yang

menyakitkan,

pandangan-pandangan

khayal,

nafsu

untuk

menghancurkan dapat ditemukan akarnya pada Ajaran Buddha. Dengan
ditemukan akarnya, maka Ajaran Buddha menawarkan suatu metode bagi
seseorang untuk mencapai kebahagiaan yang sehat. Berbeda dengan tipe
kepribadian yang sehat yang telah diajarkan oleh Sang Buddha.
Kepribadian yang sehat sebagaimana telah diajarkan oleh Sang Buddha
di dalam Abhidhamma Pitaka disebut Arahat. Sifat-sifat kepribadian sehat
tersebut telah ditransformasikan secara permanent, di mana semua motif,
persepsi, perbuatan, yang sebelumnya dilakukan di bawah pengaruh
faktor faktor tidak sehat telah lenyap.
Seorang Arahat memiliki sebuah kemiripan dengan orang-orang
yang mengalami aktualisasi diri sebagaimana yang mana ada pada
tulisan-tulisan Maslow dan Rogers. Namun, kepribadian yang sehat
seperti seorang Arahat dianggap terlalu radikal oleh dunia Barat, sangat
jauh melampaui objektivitas dan harapan terapi kejiwaan (psikoterapi) di
Barat.
Dilihat dari kacamata para psikolog di dunia Barat, sifat sifat
kebajikan tersebut terlalu sulit dan mulia untuk diwujudkan karena menjadi

6

seorang Arahat tidak mungkin hanya dapat terjadi dalam waktu semalam
saja tetapi membutuhkan suatu pelatihan bertahap.
2.2 Psikologi Timur
. Diantara para teoretikus kepribadian modern, C.G. Jung
mungkin adalah orang yang sangat tahu mengenai psikologi-psikologi
Timur. Ia adalah sahabat Heinrich Zimmer seorang ahli India dan ahli
tentang mandala, suatu motif dasar dalam banyak kesenian suci dari
Timur. Jung menulis berbagai karya D.T. Suzuki dan Richard Wilhem,
penerjemah kitab I Ching dan teks-teks lainnya yang berisi ajaran Tao dari
China. Selain itu Jung menulis ulasan-ulasan atas karya-karya terjemahan
Evans Wentz, The Tibetan Book of the Great Liberation dan The Tibetan
Book of the Dead, dua karya penting dalam ikhtisar psikologi dari
Buddhisme di Tibet. Teman dan tetangga Jung, Hirman Hesse,
menyebarkan pikiran Timur melalui novelnya, Siddharta dan Journey to
the East. Jung sampai pada hal-hal yang asing bagi ilmu pengetahuan
positivistis lewat analisisnya yang ekstensif mengenai agama-agama
timur. Meskipun ia juga diperingatan akan bahaya seorang Barat
tenggelam

dalam

tradisi-tradisi

merupakan

jembatan

utama

Timur,

antara

namun

tulisan-tulisannya

psikologi-psikologi

Timur dan

psikologi-psikologi Barat.
Medard Boss, seorang ekstensialis Swiss yang berpengaruh,
pernah diundang ke India untuk memberi pengarahan tentang psikiatri dan
disana ia bertemu dengan orang-orang India. Terapi-terapi Barat kurang
mampu memberikan pemahaman yang sungguh-sungguh menerangkan
7

dengan intensitas yang sebanding dengan metode-metode dari Timur,
maka Medard Boss mencari bimbingan dari tradisi-tradisi India.
Akan tetapi, Boss kurang terkesan dengan orang-orang Barat yang
dijumpainya dengan memakai pakaian orang-orang suci India. Menurut
pendapatnya,

mereka

kebijaksanaan

India.

itu

membanggakan

Sebaliknya,

para

diri

dengan

arif-bijaksana

berbagai

India

yang

dijumpainya memberinya kesan yang sangat dalam
Boss kembali dari pertemuan-pertemuan ini dengan keyakinan
bahwa dari pandangan sudut-sudut ajaran dan tingkah laku guru-guru
Timur, metode dan tujuan-tujuan psikoterapi Barat tidak memadai. Jika
dibandingkan dengan tingkat pemurnian diri yang dituntut oleh latihanlatihan dari Timur, analisis latihan Barat yang paling baik pun tidak lebih
daripada suatu kursus pengantar saja.
A. Kajian Psikologi Timur dalam Agama-agama Timur
Menurut robert H. Thouless, psikologi agama memusatkan
kajiannya pada agama yang hidup dalam budaya suatu kelompok atau
masyarakat itu sendiri. Kajiannya terpusat pada pemahaman terhadap
perilaku

keagamaan

tersebut

dengan

menggunakan

pendekatan

psikologi. Lapangan kajian psikologi meliputi;
1. Mempelajari

tentang

berbagai

macam

perkembangan

kejiwaan

keagamaan pada setiap manusia serta sikap keberagamaan mereka.
2. Perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap
Tuhannya.
3. Mempelajari, meneliti, dan menganalisis pengaruh kepercayaan.
8

4. Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap
kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa
dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah
lakunya dalam kehidupan.
Oleh karena itu perkembangan psikologi Timur berkaitan erat
dengan perkembangan agama-agama di bagian Timur bumi seperti
agama hindu di India, Budha di India, Kristen wilayah Romawi dan Islam
di Arab.
B. Perkembangan Psikologi di beberapa Negara Timur
1. Jepang
Jepang telah menjadi pemimpin dari penelitian Psikologi dan
jurnal Jepang menyediakan sebuah penghargan dan bagian yang tak
terhingga nilainya dari dasar Psikologi. Penemuan model barat dari
pemeriksaan psikologi di Jepang biasanya memperhitungkan Yujiro
Motiva (1858-1912) sebagai psikolog eksperimental Jepang pertama. Ia
menjadi profesor di bidang psikologi yang pertama di Jepang di
Universitas Tokyo dan mendirikan laboratorium di sana. Ia melanjutkan
penelitian bahwa ia maengawalinya dengan Hall pada kepekaan dermal.
Matataro Matsumoto (1865-1943) pergi ke Leipzig untuk bekerja dengan
Wundt dan kembali ke Jepang pada tahun 1980. Ia mendirikan
departemen psikologi dan laboratorium di Universitas Kyoto. Matsumoto
merujuk pada sistem psikologinya sebagai psikosinematik atau pekerjaan
mental yang berupa sebuah tipe dari kontrol psikofisiologikal dimana ia
belajar secara eksperimental kondisi dari kekuatan mental melebihi
9

gerakan tubuh. Kwanichi Tanaak (1882-1962) instrumental dalam
memperkenalkan

behaviorisme

Watson

di

Jepang.

Tanaka

mempublikasikan tipe dari metode objektif yang diusulkan oleh Watson.
Koichi Matsude (1883-1947) mengusulkan versi awal dari kognisi hewan
denganh interpretasinya tentang tingkah laku hewan pada tingkat
kesadaran. Ryo Kuroda (1890-1947) berargumentasi bahwa tingkah laku
dan kesadaran adalah 2 hal dari pengalaman yang sama dan lebih
bersifat komplemen daripada kontradikti.
Psikologi Gestalt diperkenalkan oleh Kanae Sakuma (18881970) yang menerima pendidikan inisialnya di Jepang dan kemudian
belajar

di

Berlin

pada

tahun

1925

dan

1926.

Hiroshi

Hayami

memperkenalkan tradisi fenomenologikal dari Husserl yang menyediakan
lebih banyak akses langsung kepada pengalaman. Shoma Morita (18741938) beargumen bahwa reaksi dan perhatian yang tak pantas terhadap
tingkah laku neurotik sering membesar-besarkan masalah dan hasil pada
masa-masa ganas. Morita menawarkan alternatif therapeutik yang
dipinjam dari Zen Buddhism. Zen bersifat antirasionalistik, tapi itu mencari
jejak ilmu pengetahuan dengan intuisi dan interpretasi daripada
kepercayaan pada tulisan tradisional Budha. Tujuan dari teori Morita
adalah mencari harmoni dengan alam semesta, tidak berperang atau
menentang alam semesta. Morita menjelaskan ada 4 tingkat prosedur
dimulai pada kecemasan pasien dan berakhir pada persiapan pasien
untuk mengembalikan keberadaan tiap harinya. Model itu dikembangkan
lebih lengkap pada psikologi Zen oleh Koji Sato (1905-1971) aslinya

10

dipengaruhi oleh Psikologi Gestalt, lalu Sato beralih pada psikoanalisis
dan Psikologi klinis. Teknik meditasi Zen menggunakan adaptasi fisikal di
perawakan dan pernapasan untuk menerima ketenangan dan kejernihan
melalui realisasi harmoni dan integrasi dari individu dan alam semesta.
2. India
Pada tahun 1916 di Universitas Calcuta, N.N Sangupta menjadi
profesor pertama di Departemen Psikologi dan kemudian ia pergi ke
Lucknow di India utara, dimana ia memulai laboratorium Psikologi pada
tahun 1929. Pada tahun 1925, Universitas Mynsore juga menawarkan
kurikulum Psikologi. Masyarakatr Psikoanalitik India dibangun pada tahun
1922, diikuti tiga tahun kemudian oleh sebuah organisasi yaiut Asosiasi
Psikologi India yang menerbitkan Indian Journal of Psychology. Beberapa
tahun kemudian muncullah yoga sebagai aplikasi dari Psikologi itu sendiri.
Yoga adalah sebuah filsafat dominan dari India kuno, dari Upanishad.
Yoga adalah sebuah sistem dari disip[lin diri dalam refleksi yang
digunakan unutk menbantu seseorang mengumpulkan ilmu pengetahuan.
Seperti yang diajarkan filsuf pertama Patanjali (150 SM) pada YogaSutras-nya, tujuan dari yoga adalah mencari kebebasan diri dari semua
konteks mental. Psikolog telah memperlihatkan yoga dalam jangka waktu
dari indikasinya untuk terapi tingkah laku, kontrol psikofisiologikal dan
perkembangan kognitif.

11

3. China
Laboratorium penelitian psikologi pertama didirikan di Universitas
Beijing (Peking) pada tahun 1917, dan Departemen Psikologi yang berdiri
sendiri pertama didirikan di Universitas Nanking.Asosiasi Psikologi Cina
dimulai pada tahun1921 dengan Zhang Yaoxiang sebagai presiden
pertama. Jurnal Psikologi berisi ringkasan dari pekerjaan eksperimen
Amerika terkini. Ketika Jepang diserang 5 provinsi di Cina utara bermula
pada 1937, semua kegiatan penelitian dihentikan. Kontak dengan barat
benar-benar berakhir, dan usaha awal untuk kebangkitan kembali
psikologi dipengaruhi olehpenasihat Soviet yang cenderung mengusulkan
model dari refleksologi. The Chinese Academy of Sciences didirikan
kembali pada tahun 1950 dan tahun 1956 Institut of Psychologycal
Research didirikan di bawah bagian akademi biologi, yang mungkin
merefleksikan pengaruh dari penasihat soviet tersebut. Pada tahun 1955
The Chinese Psychological Asasociation didirikan kembali dengan Pan
Shu sebagai presidennya. Kesadaran sebagai area belajar telah dihukum
sebagai perantara kelas dan penelitian psikologi telah dicela sebagai
metafisikal dan borjuis.
Disamping itu, pendekatan psikologi-psikologi Asia didasarkan
pada introspeksi dan pemeriksaan diri sendiri yang menuntut banyak
energi, berbeda dengan psikologi-psikologi Barat yang lebih bersandar
pada observasi tingkah laku.
Setiap kutipan oleh Gardner dan Louis Murphy (1968) dari kitabkitab suci Asia, memberikan semacam wawasan psikologis, baik suatu

12

pandangan tentang bagaimana jiwa bekerja, suatu teori kepribadian,
ataupun suatu model motivasi. Kendati mengakui adanya perbedaanperbedaan

diantara

psikologi-psikologi

Asia

tersebut,

namun Gardner dan Louis Murphy (1968) menyimpulkan bahwa psikologipsikologi itu pada hakikatnya merupakan suatu reaksi terhadap kehidupan
yang dilihat sebagai penuh dengan penderitaan dan kekecewaan. Cara
umum untuk mengatasi penderitaan yang dianjurkan oleh psikologipsikologi ini adalah disiplin dan kontrol diri, yang dapat memberikan
kepada orang yang mengupayakannya “suatu perasaan ekstase yang tak
terbatas dan hanya dapat ditemukan dalam diri yang bebas dari pamrihpamrih pribadi”. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa, minat
psikologis di Timur dan Barat “berpadu dengan sangat cepat”.
Selain
West” (1961)

itu, Alan

mengakui

Watts dalam ”Psychotherapy
bahwa

apa

yang

disebutnya

East

and

“cara-cara

pembebasan Timur” adalah mirip dengan psikoterapi Barat, yakni bahwa
keduanya bertujuan mengubah perasaan-perasaan orang terhadap dirinya
sendiri serta hubungannya dengan orang-orang lain dan dunia alam.
Sebagian

besar terpai-terapi

Barat

menangani

orang-orang

yang

mengalami gangguan; sedangkan disiplin-disiplin Timur menangani orangorang yang normal dan memilih penyesuaian sosial yang baik. Meskipun
demikian, Watts melihat bahwa tujuan dari cara-cara pembebasan itu
cocok dengan tujuan terapeutik sejumlah teoritikus, khususnya individuasi
dari Jung, aktualisasi diri dari Maslow, otonomi fungsional dari Allport, dan
diri yang kreatif dari Adler. Setelah itu, Richard Alpert atau yang lebih

13

dikenal dengan Ram Dass pun berpendapat bahwa meditasi dan latihanlatihan rohani lainnya dapat menghasilkan jenis perubahan kepribadian
terapeutik yang tidak dapat dihasilkan oleh obat-obat bius.
2.3 Sintesis Psikologi Barat dan Timur
Antara Barat dan Timur dalam hal psikologi dan psikoterapi
dapat disimpulkan bahwa metode psikoterapi dan ajaran psikologi di Barat
belum mencapai tingkatan yang dituntut di Timur. Medrad Boss, seorang
filosof Swiss yang terkenal pernah mengatakan bahwa dipandang dari
sudut ajaran-ajaran dan tingkah laku guru-guru Timur; metode- metode
dan tujuan-tujuan psikoterapi, psikologi Barat tidaklah memadai.
Menurut Boss, jika dibandingkan dengan tingkat pemurnian diri
yang dituntut oleh latihan-latihan dari Timur, maka analisa latihan Barat
yang paling baik sekalipun tidak lebih dari suatu kursus pengantar saja
bagi timur.

14

BAB III
3.1 Kesimpulan
Psikologi Timur banyak menaruh perhatian pada alam
kesadaran dan hukum-hukum yang mengatur perubahannya, psikologi ini
juga mengandung teori-teori kepribadian yang cukup jelas. Tujuan dari
psikologi-psikologi Timur adalah mengubah kesadaran seseorang agar
mampu

melampaui

batas-batas

yang

diciptakan

oleh

kebiasaan-

kebiasaan yang membentuk kepribadian orang itu. Dalam hal ini, setiap
tipe kepribadian perlu mengatasi hambatan-hambatan yang berbeda
untuk membebaskan diri dari batas-batas ini.
Psikologi barat yang sangat berkembang pada saat ini adalah
Perkembangan sains dan teknologi. Inilah

yang berkembang sangat

pesat selama kurun waktu satu abad terakhir membuat sebagian umat
Buddha bertanya-tanya bagaimana sebenarnya posisi agama Buddha
dalam kacamata sains. Sesungguhnya, agama Buddha mempunyai
peranan besar dalam bidang psikologi. Dikatakan bahwa agama Buddha
adalah sains mengenai pikiran.
3.2 Saran
Psikologi barat memang sangat sulit untuk dibendung oleh karena
itu penulis menyarankan untuk menyaring segala jenis segala sesuatu
yang masuk ke psikologi timur. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa
kepribadian barat juga membawa efek positif jug. Oleh karena itu kita
sebagai masyarakat timur harus dapat menyaring kepribadian kepribadian
yang masuk ke kita.
15

DAFTAR PUSTAKA
Duane Schultz, 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian
Sehat.
Ivan, dkk, 2003. Sains Modern dan Buddhisme. Menelaah Persamaan
Buddhisme dan Sains dalam Bidang Kosmologi, Fisika Kuantum,
Biologi, Matematika dan Psikologi. Jakarta: Yayasan Karaniya,
http://lapiyu.blogdetik.com/2009/02/06/psikologi-timur/
http://psikologishare.blogspot.com/2011/11/psikologi-timur.html

16