Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengendalian Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Tebing Tinggi Chapter III IV

BAB III
FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI
A. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan pengembangan dari suatu rencana jangka pendek
yang mencakup perbandingan kinerja aktual untuk melakukan tindakan korektif
guna mencapai sasaran rencana. Dengan demikian dari gambaran tersebut dapat
diketahui betapa pentingnya peranan anggaran dalam melaksanakan fungsinya
sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Aspek perencanaan dan pengendalian
merupakan dua fungsi utama manajerial di dalam dunia bisnis. Perencanaan
mencakup kegiatan menetapkan tujuan, menyusun kerangka dasar pikiran,
memilih kegiatan untuk mencapai tujuan, dan menciptakan kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk menerjemahkan rencana menjadi tindakan-tindakan,
sedangkan pengendalian menyajikan penetapan sasaran-sasaran dan standar
sebagai pembanding antara prestasi yang telah dicapai dengan sasaran dan standar
yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan perbaikan untuk itu sebelum
menjalankan aktivitas operasinya.
Sebagai suatu rencana, anggaran tersusun dari program kerja yang
dipadukan dengan asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu serta halhal relevan lainnya sehingga berguna dalam tahap penilaian sebagai tolok ukur
pelaksanaan


rencana

organisasi.

Anggaran

juga

didefinisikan

sebagai

suaturencana tindakan yang disusun sistematis dan dinyatakan secara kuantitatif
mengenai apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi pada masa mendatang.

Universitas Sumatera Utara

Dharmanegara (2010:2), mengemukakan bahwa “Budget (anggaran) ialah
suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan

perusahaan yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk
jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.”Dari definisi tersebut, ada
empat unsur yang sangat penting dalam suatu anggaran yaitu rencana, meliputi
seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit moneter, dan jangka waktu
tertentu yang akan datang.
1.

Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau
kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang.

2.

Kegiatan perusahaan yaitu mencakup seluruh kegiatan yang akan
dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan yaitu
kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (producing), kegiatan
pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating) serta
kegiatn-kegiatan yang berhubungan dengan masalah-masalah personalia
(personnel). Anggaran nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja,
maka anggaran harus mencakup seluruh kegiatan perusahaan.


3.

Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat
diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam.

4.

Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa
anggaran perusahaan disusun untuk dipergunakan dalam jangka waktu
tertentu. Hal Ini berarti bahwa apa yang dimuat didalam anggaran adalah
taksiran-taksiran (forecast) tentang apa yang akan terjadi serta apa yang
akan dilakukan diwaktu yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara

B. Karakteristik Anggaran
Menurut Rudianto (2009:4), anggaran merupakan alat yang utama dalam
perencanaan jangka pendek yang efektif dan pengendalian dalam organisasi dan
anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1.


Anggaran memperkirakan keuntungan yang potensial dari unit perusahaan

2.

Anggaran dinyatakan dalam satuan moneter

3.

Anggaran meliputi periode selama satu tahun,

4.

Anggaran merupakan komitmen manajemen,

5.

Usulan anggaran diperiksa dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari
penyusun anggaran,


6.

Anggaran yang telah disusun hanya dapat diubah jika terjadi kondisi
khusus,

7.

Secara periodik dilakukan analisis selisih antara anggaran dengan
sesungguhnya dan dijelaskan.

C. Tujuan Anggaran
Tujuan penyusunan anggaran menurut Nafarin (2010:19), antara lain adalah
sebagai berikut :
1.

Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana.

2.


Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.

3.

Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,
sehingga dapat mempermudah pengawasan.

4.

Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang
maksimal.

Universitas Sumatera Utara

5.

Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran
menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.

6.


Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.

D. Manfaat Anggaran
Menurut Adisaputro (2010:309)perencanaan dapat memberikan beberapa
manfaat diantaranya :
1.

Perencanaan sebagai pengarah untuk meraih atau mendapatkan sesuatu
secara lebih terkoordinasi.

2.

Perencanaan meminimalisasi ketidakpastian, karena pada dasarnya di
dunia ini tidak ada yang tidak mengalami perubahan. Perubahanperubahan yang terjadi membawa ketidakpastian bagi organisasi atau
perusahaan.

3.


Perencanaan meminimalisasi pemborosan sumber daya, setiap organisasi
atau perusahaan pasti membutuhkan sumber daya. Dengan adanya
perencanaan sebuah organisasi atau perusahaan diawal sudah melakukan
perencanaan melalui penggunaan sumber daya. Sehingga diharapkan tidak
terjadi pemborosan dalam hal penggunaan sumber daya yang ada sehingga
organisasi tersebut, bisa meningkatkan tingkat efisiensinya.

4.

Perencanaan sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas
Perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar dalam pengawasan
kualitas yang harus dicapai oleh organisasi dan diawasi pelaksanaannya,
dalam fungsi pengawasan manajemen. Dalam perencanaan, perusahaan
menentukan tujuan dan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Dalam pengawasan, perusahaan berusaha membandingkan antara tujuan
yang telah ditetapkan dengan realita di lapangan, dan mengevaluasi
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga bisa

mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja
perusahaan.
E. Hubungan Anggaran Dengan Perencanaan
Setiap organisasi harus membuat suatu perencanaan yang merupakan proses
untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai dalam jangka pendek
ataupun jangka panjang yang dipakai sebagai dasar dalam mengendalikan
aktivitas atau kegiatan operasinya. Bappeda Kota Tebing Tinggi membuat suatu
perencanaan yang dilakukan terus - menerus karena dengan berlalunya waktu
perlu dilaksanakan perencanaan kembali dan membuat rencana - rencana yang
baru. Menurut Usman (20011:60) “perencanaan adalah proses mempersiapkan
kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu”. Proses perencanaan, baik perencanaan jangka pendek maupun jangka
panjang, adalah komponen yang paling penting dari keseluruhan sistem.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum perusahaan
melakukan operasinya, pimpinan dari organisasi tersebut harus lebih dahulu
merumuskan kegiatan - kegiatan apa yang akan dilaksanakan di masa datang dan
hasil yang akan dicapai dari kegiatan - kegiatan tersebut, serta bagaimana
melaksanakannya. Dengan adanya rencana tersebut, maka aktifitas akan dapat
terlaksana dengan baik. Sehubungan dengan itu, perencanaan yang disusun oleh
Bappeda meliputi kegiatan - kegiatan operasional, tujuan dari kegiatan tersebut,

dan berapa jumlah anggaran yang disediakan. Adapun kegiatan - kegiatan

Universitas Sumatera Utara

operasional yang dilakukan Bappeda adalah kegiatan belanja operasi, belanja
modal, belanja tak terduga, serta pembiayaan-pembiayaan yang di jabarkan dalam
laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Ada dua jenis utama perencanaan yang dapat diidentifikasikan yaitu
perencanaan strategis dan perencanaan taktis atau operasional.
1.

Perencanaan strategis
Perencanaan ini difokuskan pada tujuan perusahaan dan secara
keseluruhan, mempengaruhi seluruh fungsi manajemen, melibatkan
konsekuensi yang menyeluruh dan jangka panjang.

2.

Perencanaan taktis atau operasional
Perencanaan merumuskan tujuan perusahaan untuk mengembangkan

program, kebijakan, kinerja yang diharapkan, melibatkan waktu jangka
pendek hingga menengah, difokuskan pada tingkatan yang telah diberi
wewenang dan tanggungjawab menyediakan informasi anggaran untuk
laporan prestasi kerja.

F. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan pada waktu menyusun
program kerja yang disusun berdasarkan asumsi perencanaan. Anggaran yang
telah disusun menjadi pedoman kerja atau standar bagi perusahaan. Apabila
terjadi penyimpangan haruslah diselidiki penyebab penyimpangan tersebut dan
segera dilakukan tindakan koreksi atas penyimpangan tersebut.
Adapun fungsi anggaran sebagai alat perencanaan antara lain adalah :
1.

Mendasarkan kegiatan pada penyelidikan studi dan penelitian
Mungkin penganggaran bermanfaat untuk membantu manajemen meneliti

Universitas Sumatera Utara

dan mempelajari masalah yang berhubungan dengan kegiatan yang akan
dilakukan. Dengan kata lain sebelum merencanakan kegiatan manajer
mengadakan kegiatan dan pengamatan terlebih dahulu. Kebiasaan
membuatrencana akan menguntungkan semua kegiatan.
2.

Mengerahkan seluruh tenaga dalam organisasi
Anggaran yang disusun untuk waktu panjang dan jadwal yang teratur,
akan sangat membantu dalam mengerahkan secara tepat tenaga-tenaga
kepala bagian dan semua tenaga operasional untuk menentukan arah atau
kegiatan yang paling menguntungkan.

3.

Membantu atau menunjang kebijakan organisasi
Pengambilan keputusan merupakan bagian dari perencanaan yang berarti
menentukan atau memilih alternatif pencapaian tujuan dari beberapa
alternatif yang ada. Manajer perlu mengambil kebijakan yang tepat untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

4.

Membantu atau menunjang kebijakan organisasi
Pengambilan keputusan merupakan bagian dari perencanaan yang berarti
menentukan atau memilih alternatif pencapaian tujuan dari beberapa
alternatif yang ada. Manajer perlu mengambil kebijakan yang tepat untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

5.

Menentukan tujuan-tujuan organisasi
Manajemen yang dapat menentukan tujuannya secara jelas dan logis
(dapat dilaksanakan) adalah manajemen yang akan berhasil. Anggaran
dapat membantu manajemen dalam memilih mana tujuan yang dapat
dilaksanakan dan mana yang tidak.

Universitas Sumatera Utara

6.

Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia
Seorang pemimpin yang baik tidak akan pernah mengabaikan atau tidak
memperdulikan kesejahteraan pegawainya. Perencanaan kebutuhan tenaga
kerja yang baik akan menghindari terjadinya kelebihan dan kekurangan
tenaga kerja.

7.

Membantu pemakaian alat-alat fisik secara efektif
Dengan disusunnya perencanaan yang terperinci, dapat dihindari
timbulnya biaya-biaya karena kapasitas yang berlebih.
Komponen utama perencanaan adalah anggaran, yang merupakan rencana

keuangan untuk masa yang akan datang. Rencana tersebut mengidentifikasi tujuan
atau tindakan yang diperlukan untuk mencapainya.Sebelum anggaran disiapkan,
pihak manajemen terlebih dahulu harus membangun suatu rencana strategi.
Rencana strategi mengidentifikasi strategi - strategi untuk aktivitas dan operasi di
masa depan. Rencana strategi ini akan menjadi dasar pembuatan anggaran
perusahaan atau organisasi.Adapun proses perencanaan yang dilaksanakan
Bappedakota Tebing Tinggi sesuaiUU No. 25 tahun 2004 tentang sistem
perencanaan pembangunan nasional adalah sebagai berikut:
1.

Melaksanakan musrembang yang kemudian hasil dari musrembang
tersebut dituangkan dalam RKPD,

2.

Menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) berdasarkan RKPD,

3.

Melakukan penyusunan APBD berdasarkan KUA-PPAS
Peran anggarang pada Bappeda Kota Tebing Tinggi sesuai dengan fugsinya

harus menyesuaikan dengan Money Follow Program. Money Follow Program

Universitas Sumatera Utara

adalah pendekatan penganggaran yang lebih fokus pada program atau kegiatan
yang terkait langsung dengan prioritas Nasional

serta memberikan dampak

langsung bagi masyarakat. Dengan Money Follow Program, belanja tidak lagi
dibagi secara merata kepada setiap tugas atau fungsi.
G. Hubungan Anggaran dengan Pengendalian
Menetapkan

anggaran

merupakan

salah

satu

cara

mengadakan

pengendalian dalam perusahaan/organisasi. Untuk mengetahui apakah rencana
yang telah ditetapkan dijalankan dengan semestinya, maka diperlukan suatu
pengendalian.

Pengendalian

didefinisikan

sebagai

proses

menilai

dan

mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan,
kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan. Hal inidilakukan
untuk menjamin bahwa Bappeda Kota Tebing Tinggi dapat mencapai sasaran,
tujuan, target, kebijakan, serta standar yang telah ditetapkan dan dirancangkan
secara efektif dan efisien.
Dengan adanya pengendalian dapat dilihat seberapa jauh perencanaan
yang telah dicapai dan seberapa

banyak penyimpangan yang terjadi.

Penyimpangan yang terjadi akan dianalisis guna mengetahui tindakan apa saja
yang harus dilakukan untuk memperbaikinya yaitu dengan mengukur seberapa
besar ketidaksesuaian dari tujuan ataupun target yang ingin dicapai. Adisaputro
(2011:5) mengemukakan pengendalian terbagi atas tiga macam yaitu:
1.

Pengendalian awal (preliminary control)
Pengendalian yang dipergunakan sebelum kegiatan atau tindakan
dilaksanakan untuk menjamin bahwa perusahaan telah siap untuk
melaksanakan kegiatan.

Universitas Sumatera Utara

2.

Pengendalian berjalan (concurrent control)
Pengendalian terhadap aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin
bahwa tujuan dapat dicapai, dan kebijakan serta prosedur telah diterapkan
dengan benar selama operasi perusahaan berlangsung.

3.

Pengendalian umpan balik (feedback control)
Pengendalian pasca operasi, memfokuskan pada hasil periode sebelumnya
untuk mengendalikan aktivitas dimasa datang.
Adapun pengendalian yang dilakukan oleh Bappeda kota Tebing Tinggi

dalam menjalankan kegiatan operasinya dengan cara:
1.

Mengontrol pendapatan yang diterima dan belanja yang dikeluarkan secara
bulanan yang selanjutnya diakumulasikan per tahun,

2.

Disesuaikan dengan keadaan baik dengan memperhatikan situasi politik
dan ekonomi agar tidak melebihi anggaran yang telah disusun,

3.

Membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggarannya
untuk mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan atau tidak yang
selanjutnya dicari faktor-faktor penyebab timbulnya perbedaan tersebut
kemudian dilakukan tindakan koreksi untuk penyimpangan yang tidak
menguntungkan,

4.

Membentuk suatu bagian yang bertugas mengawasi seluruh kegiatan yang
dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tebing Tinggi
sebelum menganalisis perbandingan antara realisasi dan anggaran yaitu
pada bagian keuangan.

H. Fungsi Anggaran sebagai Alat Pengendalian
Anggaran dapat dijadikan sebagai alat untuk melaksanakan fungsi

Universitas Sumatera Utara

pengendalian. Dengan adanya anggaran maka standar kerja sudah ada, kemudian
sistem akuntansi akan menjadi angka realisasi yang dapat dibandingkan dengan
standar atau sasaran, yaitu anggaran. Pengendalian harus dilakukan secara berkala
sepanjang periode dan bukan hanya akhir periode saja. Penilaian pada akhir
periode saja akan menyebabkan keterlambatan untuk melakukan perbaikan maka
sebaliknya laporan kinerja dibuat setiap bulan.
Proses pengendalian dirancang untuk membantu memantau aktivitas yang
sedang berjalan dari suatu unit usaha, biasanya terdiri dari beberapa tahap:
1.

Membandingkan kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan dengan
tujuan dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,

2.

Menyiapkan laporan kinerja yang berisi hasil aktual beserta hasil yang
direncanakan dan selisih dari kedua angka tersebut,

3.

Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dan hasil yang
direncanakan dan mencari sebab-sebab penyimpangan tersebut,

4.

Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi masalah
dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses di suatu bidang
tertentu,

5.

Memilih (tindakan korektif) dari kumpulan alternatif yang ada dan
menerapkan tindakan tersebut.
Tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efektivitas dari tindakan

diterapkan dengan adanya umpan maju untuk membuat perencanaan periode
berikutnya. Perbandingan antara hasil aktual dengan tujuan yang direncanakan
merupakan pengukuran efektivitas pengendalian selama periode tertentu di masa
lalu. Hal ini memberikan dasar untuk memberikan umpan balik yang efektif.

Universitas Sumatera Utara

Adapun fungsi anggaran sebagai alat pengendalian pada Bappeda Kota
Tebing Tinggi yaitu:
1.

Memberikan standar yang memadai untuk mengukur prestasi,

2.

Pembanding seberapa jauh pelaksanaan rencana kerja yang telah dicapai
unit kerja,

3.

Mengendalikan operasional dan belanja serta pengeluaran

4.

Mencegah terjadinya pengeluaran yang berlebihan

I. Analisis Anggaran pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Tebing Tinggi
Penganggaran merupakan sistem perencanaan dan pengendalian yang
digunakan secara luas untuk menjalankan tanggung jawab manajerial. Dengan
adanya anggaran maka standar kerja pada Bappeda Kota Tebing Tinggi sudah
ada, kemudian sistem akuntansi atau sistem informasi lainnya akan menjadi angka
realisasi yang dapat dibandingkan dengan standar atau sasaran, yaitu anggaran.
Perbedaan antara anggaran dan realisasi disebut penyimpangan atau variance.
Penyimpangan terjadi dalam dua kemungkinan yaitu penyimpangan yang
menguntungkan dan penyimpangan yang tidak menguntungkan. Penyimpanganpenyimpangan tersebut baik yang menguntungkan maupun yang tidak
menguntungkan akan dievaluasi, dan hasil evaluasinya akan menjadi bahan
pertimbangan untuk menyusun anggaran periode berikutnya yang disusun
berdasarkan pengalaman dan data aktual dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk
melihat bagaimana fungsi perencanaan dan pengendalian anggaran sudah
berlangsung secara efektif dan efisien serta penyimpangan - penyimpangan yang
terjadi pada Bappeda Kota Tebing Tinggi dapat dilihat dari hasil yang dicapai,

Universitas Sumatera Utara

yaitu laporan anggaran realisasi berupa Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah tahun 2014 yang disajikan dalam tabel 3.1 Tentang laporan
realisasi anggaran pendapatan dan belanja.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1 Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja (Aktual-Realisasi )
PEMERINTAHAN KOTA TEBING TINGGI
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014
Anggaran 2014
No. Urut
1
1.1
1.2
1.3
2
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.2
2.2.1
2.2.2

Realisasi 2014

Uraian

Surplus/Defisit
Realisasi 2013

Pendapatan

(1)
2.101.631.164.629,00

(2)
2.069.833.895.802,54

1.870.374.442.328,41

(1-2)
+ 31.797.268.827,00

Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Pendapatan Lainya yang Sah

548.479.109.229,00
1.521.329.895.400,00
31.822.160.000,00

588.941.453.691,54
1.449.070.282.111,00
31.822.160.000,00

368.564.026.365,41
1.465.603.244.963,00
36.207.171.000,00

- 4.462.344.462,00
+72.259.613.289,00
0,00

Belanja
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial

2.582.065.326.653,00
2.087.951.698.576,00
1.348.856.820.305,00
585.145.948.271,00
2.500.000.000,00
1.000.000.000,00
101.349.228.083,00
49.099.701.917,00

2.235.195.758.724,49
1.810.401.957.278,49
1.221.812.838.509,75
469.056.169.617,83
2.427.198.745,91
0,00
84.605.219.005,00
32.500.531.400,00

1.886.588.720.238,68
1.468.508.872.289,37
1.015.813.092.850,05
388.460.118.431,00
2.079.485.083,32
0,00
28.306.516.402,00
33.849.659.523,00

+ 346.869.567.929,00
+ 227.549.741.298,00
+ 127.043.981.796,00
+ 116.089.778.654,00
+ 72.801.255,00
+ 1.000.000.000,00
+ 16.744.010.078,00
+ 16.599.170.517,00

Belanja Modal

487.113.628.077,00

423.443.461.446,00

417.265.685.949,31

+63.670.166.561,00

Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin

21.099.593.100,00
130.904.333.457,00

7.667.845.050,00
114.160.323.532,00

8.230.662.000,00
101.544.955.051,00

+ 13.431.748.050,00
+ 16.744.009.925,00

36
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1 (Lanjutan)
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.3
3
3.1
3.2

Belanja Bangunan dan
Gedung
Belanja Jalan, Irigasi dan
Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Tak Terduga
Pembiayaan
Penerimaan Daerah
Pengeluaran Daerah

75.759.387.044,00

68.188.126.705,00

96.742.105.037,00

+ 7.517.260.339,00

232.115.319.476,00

215.755.359.290,00

209.336.017.946,31

+16.359.960.186,00

27.234.995.000,00
7.000.000.000,00

17.671.806.869,00
1.350.340.000,00

1.411.945.915,00
814.162.000,00

+ 9.536.188.131,00
+ 5.649.660.000,00

561.494.406.610,00
597.110.174.195,00
35.615.767.585,00

554.829.762.382,05
564.673.299.153,64
9.843.536.771,59

610.478.280.275,23
625.372.553.795,59
14.894.273.520,36

+6.664.644.228,00
+ 32. 436.875.042,00
+ 25. 772.230. 814,00

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tebing Tinggi

37
Universitas Sumatera Utara

1.

Pendapatan
a.

Pendapatan Asli Daerah
Untuk realisasi

Pendapatan

Asli

Daerah adalah

sebesar

Rp.

588.941.453.691,54 sedangkan yang dianggarkan oleh Bappeda adalah
sebesar Rp. 548.479.109.229,00 terjadi selisih Rp. -4.462.344.462,00
yang artinya realisasinya lebih tinggi daripada yang dianggarkan. Terjadi
ketidaksesuaian yang menguntungkan, Tentu dalam hal pendapatan ini
menjadi sebuah keuntungan karena pendapatan akan

menutupi

pengeluaran belanja dan pembiayaan.
b.

Pendapatan Transfer
Anggaran yang direncanakan Bappeda untuk pendapatan transfer sebesar
Rp. 1.521.329.895.400,00 dan hasil yang dicapai adalah sebesar Rp.
1.449.070.282.111,00 yang artinya terjadi ketidak sesuaian yang tidak
menguntungkan bagi Bappeda dalam hal pendapatan sebesar Rp.
72.259.613.289,00 karena realisasi lebih kecil daripada anggarannya.

c.

Pendapatan Lain-Lain yang Sah
Anggaran yang direncanakan untuk pendapatan lain-lain sebesar Rp.
31.822.160.000,00 ternyata realisasinya tidak ada, berarti terjadi
ketidaksesuaian

yang

menguntungkan

sebesar

anggaran

yang

direncanakan yaitu Rp. 31.822.160.000,00.
2.

Belanja
a. Belanja Operasi
1.

Belanja Pegawai
Untuk

realisasi

atas

bagian

belanja

pegawai

sebesar

Rp.

Universitas Sumatera Utara

1.221.812.838.509,00 sedangkan anggaran yang direncanakan sebesar
Rp. 1.348.856.820.305,00 ,terjadi penyimpangan yang menguntungkan
bagi Bappeda sebesar Rp. 127.043.981.796,00 sehingga dapat
melakukan penghematan.
2.

Belanja Barang
Dana

yang

dianggarakan

untuk

belanja

barang

adalah

Rp.

585.145.948.271,00 sedangkan realisasi yang dicapai adalah sebesar
Rp. 469.056.169.617,00 , yang artinya terjadi penyimpangan yang
menguntungkan sebesar Rp. 116.089.778.654,00 karena realisasinya
lebih rendah dari anggarannya.
3.

Belanja Bunga
Anggaran yang direncanakan untuk belanja bunga sebesar Rp.
2.500.000.000 sedangkan realisasi yang dicapai adalah sebesar Rp.
2.427.198.745,00,

yang

artinya

terjadi

penyimpangan

yang

menguntungkan sebesar Rp. 72.801.255,00 karena realisasinya lebih
rendah dari anggarannya.
4.

Belanja Subsidi
Anggaran yang direncanakan untuk belanja subsidi sebesar Rp.
1.000.000.000,00 ternyata realisasinya tidak ada, berarti terjadi
ketidaksesuaian

yang

menguntungkan

sebesar

anggaran

yang

direncanakan yaitu Rp. 1.000.000.000,00
5.

Belanja Hibah
Dana anggaran untuk keperluan ini sebesar Rp. 101.349.228.083,00
sedangkan realisasinya sebesar Rp. 84.605.219.005,00, berarti terjadi
penyimpangan yang menguntungkan sebsesar Rp. 16.744.010.078,00

Universitas Sumatera Utara

6.

Belanja Bantuan Sosial
Anggaran yang direncanakan Bappeda untuk belanja bantuan sosial
adalah

Rp.

49.099.701.917,00

dan

realisasinya

sebesar

Rp.

32.500.531.400,00 berarti terjadi penyimpangan yang menguntungkan,
karena

realisasinya

lebih

kecil

dari

anggaran

sebesar

Rp.

32.500.531.400,00
b. Belanja Modal
1.

Belanja Tanah
Untuk realisasi belanja tanah sebesar Rp. 7.667.845.050,00 sedangkan
anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 21.099.593.100,00. terjadi
selisih sebesar Rp. 13.431.748.050,00 maka terjadi penyimpangan yang
menguntungkan karena realisasi lebih kecil dari pada anggaran
sehingga dapat melakukan penghematan.

2.

Belanja Peralatan dan Mesin
Anggaran yang direncanakan Bappeda untuk belanja peralatan dan
mesin adalah Rp. 130.904.333.457,00 dan realisasinya sebesar Rp.
114.160.323.532,00 berarti terjadi penyimpangan yang menguntungkan,
karena

realisasinya

lebih

kecil

dari

anggaran

sebesar

Rp.

gedung

sebesar

Rp.

16.744.009.925,00
3.

Belanja Bangunan dan Gedung
Untuk

realisasi

belanja

bangunan

dan

68.188.126.705,00 sedangkan anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp.
75.759.387.044,00 terjadi selisih sebesar Rp. 7.517.260.339,00 maka
terjadi penyimpangan yang menguntungkan karena realisasi lebih kecil
dari pada anggaran sehingga dapat melakukan penghematan.

Universitas Sumatera Utara

4.

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Anggaran yang direncanakan untuk belanja jalan, irigasi dan jaringan
sebesar Rp. 232.115.319.476,00 sedangkan realisasi yang dicapai
adalah sebesar Rp. 215.755.359.290,00 , yang artinya terjadi
penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp. 16.359.960.186,00
karena realisasinya lebih rendah dari anggarannya.

5.

Belanja Aset Tetap Lainya
Untuk realisasi belanja aset tetap lainya sebesar Rp. 17.671.806.869,00
sedangkan anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 27.234.995.000,00
terjadi selisih sebesar Rp. 9.536.188.131,00 maka terjadi penyimpangan
yang menguntungkan karena realisasi lebih kecil dari pada anggaran
sehingga dapat melakukan penghematan.

c.

Belanja Tak Terduga
Anggaran belanja tak terduga sebesar Rp. 7.000.000.000,00 sedangkan
realisasi anggaranya sebesar Rp. 1.350.340.000,00 terjadi selisih sebesar
Rp. 5.649.660.000,00 maka terjadi penyimpangan yang menguntungkan
karena realisasi lebih kecil dari pada anggaran sehingga dapat melakukan
penghematan.

3.

Pembiayaan
a. Penerimaan Daerah
Untuk realisasi Penerimaan Daerah adalah sebesar Rp 564.673.299.153,00
sedangkan yang dianggarkan oleh Bappeda adalah sebesar Rp.
597.110.174.195,00 terjadi selisih Rp. 32. 436.875.042,00 yang artinya
realisasinya

lebih

rendah

daripada

yang

dianggarkan.

Terjadi

penyimpangan yang menguntungkan.

Universitas Sumatera Utara

b. Pengeluaran Daerah
Anggaran pengeluaran daerah sebesar Rp. 35.615.767.585,00 sedangkan
realisasi anggaranya sebesar Rp. 9.843.536.771,00 terjadi selisih sebesar
Rp. 25.772.230.814,00 maka terjadi penyimpangan yang menguntungkan
karena realisasi lebih kecil dari pada anggaran.
Dalam konteks pembiayaan, penerimaan daerah berfungsi sebagai penambal
pengeluaran daerah. Jadi dalam realisasi penerimaan daerah sebesar Rp.
564.673.299.153,00

dikurangi

dengan

pengeluaran

daerah

sebesar

Rp.

9.843.536.771,00 masih terdapat surplus dalam bidang pembiayaan sebesar Rp.
554.829.762.382,00 yang akan digunakan untuk membantu pendapatan dalam
menutupi defisit belanja.
Anggaran pada Bappeda Kota Tebing Tinggi telah berfungsi sebagai alat
perencanaan karena dari segi perencanaan angka standar yang tersaji pada
laporan anggaran tahun 2014 dan realisasi tahun 2013 berfungsi sebagai
multiplier yang akurat, oleh karena itu anggaran dapat dengan mudah disesuaikan
dengan tingkat kegiatan yang sebenarnya tanpa perlu khawatir bahwa
pengubahannya akan bersifat berlebihan ataupun terlalu minim. Rata-rata
anggaran pendapatan dan belanja pada tahun 2014 hanya terjadi sedikit selisih
dengan realisasinya baik itu dalam penyimpangan menguntungkan maupun tidak
menguntungkan dengan adanya perencanaan yang disusun berdasarkan data,
informasi, serta pengalaman yang lengkap. Kesesuaian antara aktivitas yang
dilakukan dengan perencanaan yang dibuat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja pada Bappeda Kota Tebing Tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Dari segi pengendalian, anggaran pada Bappeda Kota Tebing Tinggi juga
telah berfungsi sebagai alat pengendalian karena jumlah anggaran didasarkan atas
angka standar yang sudah diperhitungkan secara cermat dan juga berfungsi
sebagai alat penilai efisiensi dimana angka standar yang dipakai memang efektif
sehingga realisasi biaya yang melebihi atau kurang dari jumlah yang dianggarkan
dianggap merupakan pemborosan/penghematan yang sebenarnya. Dengan
demikian selisih biaya (analisis variance) benar benar dapat dinilai penyimpangan
dari yang seharusnya untuk kemudian dilakukan tindakan perbaikan sebelum
akhir periode yaitu setiap tiga bulan.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PENUTUP

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari
pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga
memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan
kemajuan Bappeda Kota Tebing Tinggi.
A. Kesimpulan
Adapun terdapat empat kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan
pembahasan yang telah dilakukan.
1.

Dilihat dari hasil laporan anggaran dan realisasi, anggaran pada Bappeda
Kota Tebing Tinggi telah berfungsi sebagai alat perencanaan dan
pengendalian walaupun jumlah belanja masih lebih besar dari pada jumlah
pendapatan.

2.

Dalam penyusunan anggaran, Bappeda Kota Tebing Tinggi menggunakan
data dan informasi yang bersumber dari pengalaman dan juga data aktual
tahun-tahun sebelumnya serta menerapkan Money Follow Program.

3.

Fungsi anggaran telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh Bappeda
Kota Tebing Tinggi. Hal itu dapat dilihat dari laporan realisasi anggaran
yang anggaran belanjanya tidak satupun mengalami penyimpangan yang
tidak menguntungkan (realisasi tidak melebihi anggaran yang telah
ditetapkan) sehingga penyimpangan menguntungkan ini akan menjadi
penghematan.

Universitas Sumatera Utara

4.

Peran utama anggaran sebagai alat pengendalian dan perencanaan adalah
untuk mengatur seluruh aktivitas organisasi sehingga apa yang telah
ditargetkan dapat tercapai dan mengetahui seberapa banyak penyimpangan
yang terjadi yang selanjutnya langsung di analisis guna mengetahui
tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.

B. Saran
Berikut ini terdapat tiga saran yang dapat penulis berikan untuk kebaikan
dan kemajuan Bappeda Kota Tebing Tinggi.
1.

Fungsi anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian pada Bappeda
Kota Tebing Tinggi sebaiknya tetap dipertahankan dan lebih cermat dalam
menyusun anggaran agar asumsi-asumsi yang tidak sesuai yang
menyebabkan

beberapa

anggaran

melebihi

realisasinya

dapat

diminimalisasi.
2.

Dalam penyusunan anggaran sebaiknya Bappeda Kota Tebing Tinggi tidak
hanya menggunakan data dan informasi dari data aktual tahun-tahun
sebelumnya tetapi juga harus melihat keadaan atau kondisi ke depan.

3.

Analisis yang digunakan dalam memperoleh input untuk penyusunan
anggaran Bappeda Kota Tebing Tinggi sebaiknya diperluas tidak hanya
dari data dan informasi aktual tahun-tahun sebelumnya tetapi juga
berdasarkan

pengalaman

terdahulu

serta

terus

memperhatikan

perkembangan lingkungan internal dan eksternal sehingga perubahan yang
terjadi dapat ditangani dengan cepat dan tepat.

Universitas Sumatera Utara