Perancangan Pusat Pemerintahan dan Perpustakaan Daerah Kawasan Ekonomi Khusus Parawisata Idea Land Teluk Dalam Nias Selatan

(1)

PERANCANGAN PUSAT PEMERINTAHAN DAN

PERPUSTAKAAN DAERAH KAWASAN EKONOMI

KHUSUS PARIWISATA IDEA LAND

TELUK DALAM

NIAS SELATAN

SKRIPSI

OLEH

FIDYAN AULIA NASUTION

110406037

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK


(2)

PERANCANGAN PUSAT PEMERINTAHAN DAN

PERPUSTAKAAN DAERAH KAWASAN EKONOMI

KHUSUS PARIWISATA IDEA LAND

TELUK DALAM

NIAS SELATAN

SKRIPSI

OLEH

FIDYAN AULIA NASUTION

110406037

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK


(3)

PERANCANGAN PUSAT PEMERINTAHAN DAN

PERPUSTAKAAN DAERAH KAWASAN EKONOMI

KHUSUS PARIWISATA IDEA LAND

TELUK DALAM

NIAS SELATAN

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik di Departemen Arsitektur

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Oleh

FIDYAN AULIA NASUTION

110406037

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015


(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN PUSAT PEMERINTAHAN DAN

PERPUSTAKAAN DAERAH KAWASAN EKONOMI

KHUSUS PARIWISATA IDEA LAND

TELUK DALAM

NIAS SELATAN

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2015


(5)

Judul Skripsi : PERANCANGAN PUSAT PEMERINTAHAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KAWASAN EKONOMI KHUSUS PARIWISATA IDEA LAND TELUK DALAM NIAS SELATAN

Nama Mahasiswa : Fidyan Aulia Nasution Nomor Pokok : 110406037

Program Studi : Arsitektur

Tanggal Lulus : Juli 2015 Koordinator Skripsi,

Ir. N Vinky Rahman, MT NIP. 196606221997021001

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. N Vinky Rahman, MT NIP. 196606221997021001 Menyetujui

Dosen Pembimbing,

Firman Eddy, ST, MT NIP. 196910182000031001


(6)

Telah diuji pada Tanggal: 13 Juli 2015

PanitiaPenguji Skripsi

KetuaKomisi Penguji : Firman Eddy, ST, MT

Anggota Komisi Penguji : 1. Imam Faisal Pane, ST, MT 2. Hajar Suwantoro, ST, MT


(7)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR

(SHP2A)

Nama : Fidyan Aulia Nasution

NIM : 11 0406 037

Judul Proyek Tugas Akhir : PERANCANGAN PUSAT PEMERINTAHAN DAN

PERPUSTAKAAN DAERAH PADA KAWASAN EKONOMI KHUSUS PARIWISATA IDEA LAND

Tema :Arsitektur Postmodern

RekapitulasiNilai :

A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:

No

. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing

I

Koordinator RTA-4231

1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa Sidang

4. Perbaikan Dengan Sidang

5. Tidak Lulus

Medan, Juli 2015


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridha-Nya saya dapat menyelesaikan rangkaian tugas akhir ini. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana pada program studi Arsitektur Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

 Bapak Firman Eddy ST. M.T, selaku dosen pembimbing, yang telah bersedia membagikan ilmunya, membantu, mengkritik dan memberikan saran sepanjang proses perancangan.

 Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.La, Ibu Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc, Ph.D, dan Ibu Putri Pandasari, ST, MT, yang mana telah menjadi reviewer pada sidang-sidang sebelumnya dan memberikan banyak masukan dan saran positif.

 Kedua orang tua penulis, Dr. Yan Utama Nst, Sp. THT-KL dan Helfiani Hsb, yang telah memberikan dukungan, nasihat, dan doanya sebanyak-banyaknya.

 Keempat adik-adik penulis, Ferryan Isfan Nst, Ferdyan Hafiz Nst, Fahryan Akbar Nst, Firzyan Rahman Nst, yang selalu mendukung penulis dalam tidurnya.


(9)

 Teman-teman sepermainan penulis, Afra, Fakhrul, Riko, Ismail, Febrina, Lidia,dkk yang selalu memberikan dukungan selama ini.

 Teman-teman satu stambuk 2011, Bagus Wicak, Bagus Imam, Irham, Ridho, Fitrul, Jabal, Helen, Godiva, Mari, dkk yang tidak bisa disebutkan semuanya, terima kasih atas pengalaman dan kenangan selama perancangan ini.

 Teman-teman seperjuangan kelompok 8&12, Dimas, Jimmy, Mirza, Joshua, Novita, Devi Nur, Devi Liza, dan Hani yang telah bersama-sama melalui segala rintangan yang menghadang pada perancangan ini. Kalian keren.

 Terakhir, Faurantia Forlana Sigit, yang telah memberikan waktu, dukungan, bantuan, doa, dan lain-lain kepada penulis.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak sisi kelemahan. Karenanya penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini kedepannya. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sumbangsih dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam lingkup Departemen Arsitektur USU.

Medan, Juli 2015 Penulis,

Fidyan Aulia Nasution NIM. 110406037


(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

PROLOG ... 1

BAB I PERMULAAN Permulaan ... 3

1.1. Rumusan Masalah ... 5

1.2. Maksud dan Tujuan ... 5

BAB II PERJALANAN 2.1. Analisa Sirkulasi ... 8

2.2. Analisa Kebisingan ... 9

2.3. Analisa Iklim ... 9

2.4. Analisa View Menuju Luar Tapak ... 10

BAB III PERBANDINGAN 3.1. Perpustakaan Tirat Camel ... 12

3.2. Perpustakaan Universitas Bio Bio ... 13

3.3. Gedung DPRD Provinsi Kaltim ... 16


(11)

BAB IV PERATURAN

4.1. Perpustakaan ... 21

4.2. Pusat pemerintahan ... 25

4.2.1 Kantor SKPD ... 27

4.2.2 Gedung Pengadilan ... 32

4.2.3 Balai Rakyat ... 34

BAB V PERANCANGAN 5.1. Perpustakaan ... 38

5.2. Pusat pemerintahan ... 41

BAB VI PERALATAN 6.1. Sistem Elektrikal ... 46

6.2. Sistem Sanitasi ... 47

6.3. Sistem Limbah ... 48

6.4. Sistem Keselamatan Bangunan ... 48

BAB VII PENILAIAN Penilaian ... 50

BAB VIII PENUTUPAN Penutupan ... 53

EPILOG ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(12)

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

4.1 Penghitungan luas bidang ... 23

4.2 Unit pelayanan pengunjung ... 25

4.3 Unit pelayanan pengunjung ... 26

4.4 Unit servis ... 26

4.5 Unit staff pengelola ... 26

4.6 Tipe gedung dan struktur kerja ... 29

4.7 Standar luas ruang kerja pada gedung kantor ... 31

4.8 Program ruang gedung pengadilan ... 33


(13)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

2.1 Lokasi site ... 7

2.2 Sirkulasi ... 9

2.3 View pada tapak ... 10

3.1 Perpustakaan Tirat Carmel ... 12

3.2 Perpustakaan Tirat Carmel ... 13

3.3 Perpustakaan Universitas Bio Bio ... 14

3.4 Perpustakaan Universitas Bio Bio ... 15

3.5 Gedung DPRD Provinsi Kaltim ... 17

3.6 Kantor Bupati Halmahera Utara ... 18

4.1 Skema fungsi Perpustakaan Umum golongan menegah ... 21

4.2 Kebutuhan tempat Perpustakaan Negara yang tergantung pada jumlah koleksi ... 24

4.3 Jarak-jarak minimal untuk lorong/jalan ... 25

5.1 Masterplan... 36

5.2 Denah lantai satu Perpustakaan Daerah ... 39

5.3 Denah lantai dua Perpustakaan Daerah... 40

5.4 Denah lantai 3 Perpustakaan Daerah ... 41

5.5 Denah Balai Rakyat ... 42

5.6 Denah Gedung Pengadilan ... 43

5.7 Denah Kantor SKPD 1 ... 44

5.8 Denah Kantor SKPD 2 ... 45

5.9 Denah Kantor SKPD 3 ... 45

6.1 Sistem elektrikal... 47

6.2 Sistem sanitasi ... 47

6.3 Sistem limbah... 48

6.4 Sistem keselamatan bangunan ... 49


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... 59

Lampiran 2 ... 60

Lampiran 3 ... 61

Lampiran 4 ... 62

Lampiran 5 ... 63


(15)

ABSTRAK

Pendidikan menjadi suatu hal yang akan terus meningkat setiap masanya. Selain bangunan pendidikan pada umumnya, dibutuhkan juga fasilitas pendukung dalam bidang pendidikan salah satunya adalah perpustakaan. Seperti kata pepatah, “Membaca adalah jendela ilmu”, maka dalam suatu kawasan terpadu dibutuhkan suatu fungsi bangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk membaca. Perpustakaan merupakan fasilitas pendukung untuk menunjang bidang pendidikan dan berguna sebagai sarana untuk mendorong masyarakat dalam minat membaca. Perpustakaan dapat menjadi salah satu sarana untuk memajukan bidang pendidikan di masa yang akan datang. Selain perpustakaan sebagai sarana pendidikan, pusat pemerintahan juga merupakan area penting dalam suatu kawasan terpadu. Area ini menjadi pusat pemerintahan dalam mengelola kawasan. Melalui pemikiran ini maka dapat diciptakan suatu kawasan ekonomi khusus pariwisata yang memiliki fasilitas-fasilitas pendukung guna memajukan kawasan menjadi kawasan yang lebih baik kedepannya.

Kata Kunci: Nias Selatan, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, Arsitektur Postmodern, Fasilitas Pendukung


(16)

ABSTRACT

Education became a matter that will continue to increase every single time. Besides main education bulding in general, also needed a

supporting facilities one o which is a library. As the saying goes, “Reading is a window of knowledge”, then in an integrated area is needed a building that meets the needs of the community to read. Library is a support facility that support education and it can be useful as a tool to encourage people in the interest of reading. Library can be one means to promote education in the future. In addition to libraries as a means of education, administration area is also an important area in an integrated area. This area can became the center of government in managing the area. From that, it can create a special economy and tourism area which has support facilities for to advance that area into a better area in the future.

Kata Kunci: South Nias, Tourism, Special Economy and Tourism Area, Postmodern Architecture, Education Support Facility, Library, Government Area


(17)

PROLOG

Nias merupakan salah satu kepulauan yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera dengan luas wilayah 5.625 km² dan memiliki penduduk dengan mayoritas penghuni pulau ini adalah suku Nias yang masih memiliki budaya megalitik. Nias memiliki keunikan budaya dilihat dari arsitektur, keagungan upacara adat, seni dan budaya yang mengagumkan. Pulau Nias berbatasan dengan Pulau Mursala di sebelah timur dan Samudera Hindia di sebelah barat. Letaknya yang cukup strategis menjadi salah satu daya tarik bagi pariwisata Pulau Nias.

Pulau Nias memiliki banyak potensi dalam bidang pariwisata yang menyimpan berbagai warisan budaya. Salah satu budaya yang masih terjaga sampai saat ini adalah atraksi lompat batu dan tari perang. Selain budaya, eksotisme dan pesona wisata pantai menjadi daya tarik bagi wisatawan. Namun kekayaan sumber daya alam yang dimiliki ini ternyata tidak berpengaruh pada tingkat perekonomian masyarakatnya. Berbagai faktor mempengaruhi kondisi ini salah satunya faktor pendidikan dimana keterbelakangan pendidikan disebabkan oleh kurangnya sarana dan prasarana pendidikan termasuk minimnya ketersediaan buku-buku dan tenaga kerja guru untuk penunjang pendidikan. Menilai dari kondisi yang ada maka dibutuhkan adanya suatu kawasan ekonomi khusus pariwisata yang akan menjadi pusat kota yang membangkitkan nilai-nilai ekonomi, pendidikan, dan lainnya bagi masyarakat setempat.

Pembangunan bukan berarti menyingkirkan kebudayaan dan kearifan. Suksesnya pembangunan pada suatu daerah tidak terlepas dari faktor budaya daerah tersebut karena budaya sangat berpengaruh dalam pembangunan termasuk peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Alasan tersebut menjadi dasar perancangan kawasan yang kaya akan budaya lokal dengan mengangkat tema arsitektur post modern yang memadukan gaya arsitektur Nias dengan arsitektur modern. Keunikan dari


(18)

arsitektur Nias diangkat sebagai cerminan dari identitas budaya lokal sedangkan arsitektur modern menjadi penyetaraan dengan pembangunan di kota lain yang sedang maju.

Tema post modern juga menjadi salah satu bentuk kemajuan pulau Nias tanpa melupakan budaya. Keindahan seni dan budaya masyarakat Nias yang dilestarikan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam maupun luar negeri. Hal ini juga dapat membantu perekonomian masyarakat Nias itu sendiri.


(19)

ABSTRAK

Pendidikan menjadi suatu hal yang akan terus meningkat setiap masanya. Selain bangunan pendidikan pada umumnya, dibutuhkan juga fasilitas pendukung dalam bidang pendidikan salah satunya adalah perpustakaan. Seperti kata pepatah, “Membaca adalah jendela ilmu”, maka dalam suatu kawasan terpadu dibutuhkan suatu fungsi bangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk membaca. Perpustakaan merupakan fasilitas pendukung untuk menunjang bidang pendidikan dan berguna sebagai sarana untuk mendorong masyarakat dalam minat membaca. Perpustakaan dapat menjadi salah satu sarana untuk memajukan bidang pendidikan di masa yang akan datang. Selain perpustakaan sebagai sarana pendidikan, pusat pemerintahan juga merupakan area penting dalam suatu kawasan terpadu. Area ini menjadi pusat pemerintahan dalam mengelola kawasan. Melalui pemikiran ini maka dapat diciptakan suatu kawasan ekonomi khusus pariwisata yang memiliki fasilitas-fasilitas pendukung guna memajukan kawasan menjadi kawasan yang lebih baik kedepannya.

Kata Kunci: Nias Selatan, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, Arsitektur Postmodern, Fasilitas Pendukung


(20)

ABSTRACT

Education became a matter that will continue to increase every single time. Besides main education bulding in general, also needed a

supporting facilities one o which is a library. As the saying goes, “Reading is a window of knowledge”, then in an integrated area is needed a building that meets the needs of the community to read. Library is a support facility that support education and it can be useful as a tool to encourage people in the interest of reading. Library can be one means to promote education in the future. In addition to libraries as a means of education, administration area is also an important area in an integrated area. This area can became the center of government in managing the area. From that, it can create a special economy and tourism area which has support facilities for to advance that area into a better area in the future.

Kata Kunci: South Nias, Tourism, Special Economy and Tourism Area, Postmodern Architecture, Education Support Facility, Library, Government Area


(21)

BAB I

PERMULAAN

Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Sedangkan kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Dengan luas wilayah 72.981,23 km² Sumatera Utara memiliki cukup banyak wisata alam. Diluar dari wisata alam yang sudah dilestarikan, pada dasarnya Sumatera Utara masih memiliki banyak potensi alam terutama yang dapat dijadikan objek pariwisata. Contoh tempat pariwisata di Sumatera Utara di dataran tinggi seperti Danau Toba gunung Sibayak, Sinabung, Martimbang, dan lain-lain. Selain dataran tinggi terdapat juga pariwisata di dataran rendah, seperti Air Terjun Telaga Dwi Warna, Bukit Lawang, dan lainnya. Tempat-tempat pariwisata yang


(22)

menarik ini tidak semua dapat diakses dengan mudah. Sebagian tempat masih susah dijangkau oleh masyarakat. Hal ini dapat menjadi perhatian khusus bagi pemerintah untuk pariwisata yang lebih berkembang.

Nias adalah gugusan pulau dengan jumlah pulau mencapai 132 pulau yang membujur di lepas pantai barat Sumatera dan menghadap ke Samudera Hindia. Dari beberapa pulau yang berpenghuni, Pulau Nias adalah pulau yang memiliki penghuni paling banyak sehingga Pulau Nias menjadi pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan. Pulau yang terkenal dengan budaya megalitik ini memiliki banyak keunikan budaya.

Kabupaten Nias Selatan merupakan salah satu daerah di Pulau Nias yang memiliki budaya dan banyak potensi alam yang dapat dijadikan objek pariwisata yang menarik. Letaknya di pesisir pantai dan laut menjadi salah satu tempat yang diminati banyak kalangan baik masyarakat lokal maupun mancanegara. Salah satu contoh pariwisata yang terkenal di Nias Selatan adalah Pantai Lagundri dan Pantai Sorake yang terletak di daerah Pulau Batu, Kecamatan Teluk Dalam, Nias Selatan. Daerah Pulau Batu merupakan daerah wisata bahari yang terkenal dengan keindahan lautnya yang menawan. Kedua pantai tersebut sudah tidak asing lagi dan dikenal dunia karena ombaknya yang besar dan cocok bagi peselancar. Tempat ini juga dijadikan tempat olimpiade selancar dunia beberapa kali.

Selain dikenal dengan pesisir pantainya, Nias Selatan juga terkenal dengan keunikan adat budayanya yang masih terjaga sampai saat ini. Desa Bawomataluo merupakan tempat wisata budaya yang terkenal dengan


(23)

pesona rumah adatnya dan aksi lompat batu dan tari perang. Dulunya tradisi ini menjadi syarat dan kewajiban bagi pemuda suku Nias untuk menjadi pasukan perang dan menjadi syarat untuk menjadi dewasa. Berbeda dari zaman dulu, saat ini tradisi lompat batu dijadikan sebagai pertunjukkan saat merayakan kunjungan tamu-tamu terhormat dan diiringi dengan tari perang.

Kabupaten Nias Selatan memiliki banyak potensi dan budaya yang harus dipertahankan. Namun saat ini potensi dan keunikan budaya belum diperhatikan secara maksimal. Untuk mengoptimalisasikan banyaknya potensi yang ada terutama untuk pariwisata, maka penulis dan rekan-rekan membuat suatu perencanaan kawasan ekonomi khusus pariwisata yang memiliki beragam fungsi bangunan, seperti fungsi bangunan pendidikan, pemerintahan, hunian, komersil, dan fungsi-fungsi pendukung lainnya.

1.1.Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada perancangan ini adalah instansi pemerintahan yang masih tersebar di daerah-daerah dan kurangnya fasilitas perpustakaan bagi warga Teluk Dalam.

1.2.Maksud dan Tujuan

 Maksud

Maksud dari perancangan ini adalah merancang pusat pemerintahan pada satu titik kawasan untuk meningkatkan efisiensi kerja pemerintan dan merancang gedung perpustakaan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada kawasan Teluk


(24)

Dalam. Hasil dari perancangan diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemerintah daerah dalam merancang

 Tujuan

Tujuan dari perancangan ini adalah:

1. Merancang beberapa bangunan pemerintahan dalam satu kawasan sehingga akan terbentuk kawasan yang sinergis dalam mengawasi kinerja pemerintahan dan memudahkan pelayanan bagi masyarakat setempat.

2. Merancang bangunan perpustakaan sebagai salah satu fasilitas umum untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat membaca bagi masyarakat serta sebagai faktor penndukung dalam kemajuan pada sektor pendidikan guna meningkatkan kualitas generasi-generasi emas pada masa yang akan datang.

Untuk mewujudkan kawasan ekonomi khusus pariwisata yang memajukan bidang pendidikan dan pemerintahan, maka perancangan mengarah pada Perancangan Pusat Pemerintahan Dan Perpustakaan Daerah Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Idea Land Teluk Dalam Nias .


(25)

BAB II

PERJALANAN

Dalam sebuah kasus perancangan, seorang perancang harus dapat membuat sebuah rancangan yang berhubungan dengan lokasi site yang akan dirancang. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mensurvey site dan menganalisa data untuk mendapatkan berbagai potensi dan masalah pada site. Hal tersebut bertujuan untuk mewujudkan sebuah desain yang memperkuat potensi serta menyelesaikan permasalahan pada site tersebut.

Gambar 2.1 Lokasi site

(Sumber: Gogle earth dan peneliti, 2015)

Untuk mendapatkan potensi dan masalah pada site Perancangan Arsitektur 6 yang bertempat pada Kabupaten Nias Selatan, penulis beserta tim melakukan survey mendalam pada site Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Idea Land. Perjalanan ditempuh menggunakan jalur udara dari Bandara Internasional Kuala Namu menuju Bandara Binaka dengan waktu


(26)

tempuh ± 45 menit. Dari Bandara Binaka perjalanan diteruskan melalui jalur darat dengan waktu tempuh ± 3 jam.

Lokasi site berada dekat dengan kota Teluk Dalam yang merupakan salah satu kota besar di Pulau Nias. Berdasarkan pengamatan dan penuturan dari pemandu, site dulunya merupakan sebuah rawa-rawa yang didominasi oleh tumbuhan bakau. Hal ini terbukti dari banyaknya tanaman bakau pada site. Site pada pelaksanaan survey sedang dalam proses penimbunan untuk pembuatan jalan-jalan utama.

2.1. Analisa Sirkulasi

Pencapaian pada site dapat menggunakan jalur darat dan jalur laut. Akses jalur darat dapat melalui jalan yang melalui pinggiran site. Jalan tersebut merupakan jalan utama yang berasal dari Kota Teluk Dalam. Untuk keadaan jalan masih menggunakan jalan dengan lebar ± 6 meter dengan alur kendaraan dua arah. Pada saat ini keadaan jalan seperti itu masih memadai untuk aktivitas sirkulasi Pulau Nias terutama Kabupaten Nias Selatan yang masih tergolong minim. Namun hal tersebut dikhawatirkan dapat menghambat sirkulasi pada site di kemudian hari.


(27)

Gambar 2.2 Sirkulasi

(Sumber: Google earth dan peneliti, 2015)

Akses jalur laut dapat digunakan menuju site karena site tersebut berbatasan dengan laut. Jalur laut dapat ditempuh dari pelabuhan Gunung Sitoli pada Pulau Nias dan pelabuhan Sibolga pada Pulau Sumatera.

2.2. Analisa Kebisingan

Dikarenakan site merupakan site kosong di luar kota, tidak ada kebisingan yang mempengaruhi site. Namun, untuk mempertahankan kondisi tersebut seiring dengan pertumbuhan site, pohon-pohon yang terletak pada pinggiran site akan dipertahankan. Hal tersebut bertujuan untuk mengalih fungsikan pohon sebagai buffer untuk memecah kebisingan yang akan terjadi diluar site.

2.3. Analisa Iklim

Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nias Selatas, Kabupaten Nias Selatan memiliki curah hujan yang tinggi dengan intensitas 250 hari/tahun dan rata-rata curah hujan


(28)

sebesar 298.60 mm. Daerah ini juga memiliki kelembaban yang tinggi dengan karakteristik lembab basah dengan intensitas sebesar 88%. Kawasan ini memiliki angin yang berhembus dari arah barat laut dengan kecepatan angin rata-rata sebesar 6 knot. Dengan musim badai sepanjang September hingga November di setiap tahunnya.

2.4. Analisa View Menuju Luar Tapak

Untuk view alami di luar tapak hanya terdapat pada bagian barat daya yang berbatasan dengan laut. View lainnya memperlihatkan bangunan-bangunan lain seperti, perumahan, rumah sakit, dan akademi kebidanan yang akan didesain sedemikian rupa agar view menuju bangunan-bangunan tersebut tidak kalah menarik dengan view alami Samudera Hindia.

Gambar 2.3 View pada tapak


(29)

BAB III

PERBANDINGAN

Dengan berakhirnya survey menelusuri indahnya alam dan kebudayaan Pulau Nias, tiba saatnya untuk menentukan fungsi yang tepat untuk diletakkan pada Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata ini. Untuk fungsi utama terbagi atas 5 yaitu, pariwisata, olahraga, ekonomi, pendidikan, dan pemerintahan. Dari kelima fungsi utama tersebut akan di bentuk sub fungsi lain yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan di seluruh site. Setelah sub fungsi ditentukan maka perlu dibandingkan dengan beberapa studi kasus yang serupa sebagai pembelajaran dalam perancangan fungsi tersebut.

Fungsi yang akan dibahas adalah sub fungsi pendidikan yaitu Perpustakaan Daerah dan fungsi utama Pusat pemerintahan. Banyak pertimbangan yang telah ditentukan untuk menetapkan kedua fungsi tersebut sebagai bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata.

Pengadaan fungsi Perpustakaan Daerah memiliki tujuan utama sebagai fasilitas pendukung untuk meningkatkan kapasitas edukasi pada daerah Teluk Dalam. Dalam perancangan ini diberikan juga tujuan sebagai ruang publik dimana penduduk sekitar dapat berkumpul di perpustakaan dengan tujuan melakukan aktivitas bermain sambil belajar.

Sebagai studi banding bangunan perpustakaan, terdapat dua bangunan yang diambil untuk menentukan konsep dan bentukan


(30)

bangunan. Bangunan-bangunan tersebut adalah Perpustakaan Tirat Carmel yang terletak di kota Tirat Carmel, Israel, dan Perpustakaan Universitas Bio Bio yang terletak di kota Concepcion, Chili.

3.1. Perpustakaan Tirat Carmel

Perpustakaan Tirat Carmel terletak didepan taman kota di kaki Gunung Carmel. Bangunan ini dirancang sedemikian rupa untuk digunakan sebagai sebuah panggung untuk segala jenis acara-acara seperti pameran, pasar, perayaan hari kemerdekaan, pameran, upacara kota, dan sebagainya.

Gambar 3.1 Perpustakaan Tirat Carmel (Sumber: Archdaily.com)

Lokasi unik perpustakaan tersebut yang terletak pada taman kota memungkinkan adanya hubungan antara alam dan bangunan dalam beberapa lapisan yang berbeda. Pertama, bangunan menjadi sebuah pintu masuk bagi taman kota. Para pengunjung masuk menuju area taman melalui lantai dasar dari perpustakaan. Bagian dalam bangunan pada arah


(31)

timur laut menyentuh tanah dan memungkinkan untuk taman naik ke atas bangunan dan menciptakan ruang publik yang berkelanjutan antara bangunan dan taman.

Gambar 3.2 Perpustakaan Tirat Carmel (Sumber: Archdaily.com)

Bagian sayap barat bangunan menembus alam dan menciptakan sebuah teras dan area bermain untuk TK setempat. Bangunan ini juga memiliki teras komunitas dimana pengunjung perpustakaan dapat beristirahat dan menikmati pemandangan Gunung Carmel.

3.2. Perpustakaan Universitas Bio Bio

Perpustakaan ini, yang merupakan sebuah hasil dari banjir pada tahun 2006, adalah fase pertama dari area informasi pusat baru milik Universitas Bio Bio yang akan diselesaikan bersamaan dengan bangunan Layanan Komputer dan Informasi, menyediakan pintu masuk baru menuju kampus.


(32)

Gambar 3.3 Perpustakaan Universitas Bio Bio (Sumber: Archdaily.com)

Demi meningkatkan karakter universitas yang publik dan terbuka, bangunan ini dirancang dengan lantai dasar yang terbuka dan membentuk sebuah jalan bagi pejalan kaki yang dilindungi oleh platform kayu, berada di atas batas banjir, dan melindungi dari angin utara yang terkadang disertai hujan lokal yang lebat.

Konsep utama perpustakaan tersebut adalah untuk mengosongkan kepadatan dari bangunan sehingga ujung dari bangunan dibuka dan diberi celah pada sisi-sisi bangunan. Cahaya yang masuk dari celah-celah itu memberikan sebuah ritme kepada ruang interior. Untuk sumber cahaya alami, diberikan tiga void vertikal, yang menirukan pekarangan


(33)

perpustakaan yang dahulu, membanjiri interior dan koridor eksterior dengan cahaya alami. Semua tindakan ini ditujukan agar terbentuknya lansekap interior, dimana pengguna perpustakaan dapat membaca pada ruang-ruang tertentu, diantara dinding yang terbentuk dari lemari buku dan bayangan, diantara kolom baja dan dedaunan.

Gambar 3.4 Perpustakaan Universitas Bio Bio (Sumber: Archdaily.com)

Untuk menanggapi kualitas tanah liat pada site yang buruk, bangunan ini dirancang menggunakan struktur baja yang mendominasi dengan beberapa bagian merupakan dinding beton terbuka yang dipoles. Untuk menanggulangi masalah gempa bumi, struktur baja pada bangunan


(34)

ini dibentuk diagonal serta untuk memunculkan ekspresi kasar, dimana hal tersebut menjadikan arsitektur bangunan ini lebih dari sekedar struktur.

Selain perpustakaan, pusat pemerintahan menjadi salah satu bangunan yang dibutuhkan pada kawasan ini. Untuk pengadaan fungsi utama Pusat pemerintahan bertujuan sebagai area kontrol utama untuk Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata. Hal ini sangat penting mengingat kawasan ini akan menjadi sebuah pusat di daerah Nias Selatan yang membutuhkan area untuk mengontrol kinerja kawasan tersebut.

Sebagai studi kasus, terdapat dua bangunan pemerintahan yang diambil untuk dibandingkan sebagai contoh perancangan yang relevan. Bangunan-bangunan tersebut adalah Gedung DPRD Provinsi Kaltim dan Kantor Bupati Halmahera Utara.

3.3. Gedung DPRD Provinsi Kaltim

Gedung ini berada di kota Samarinda, Kalimantan Timur. Bangunan ini diresmikan pada tanggal 6 Januari 1993 oleh Menteri Dalam Negeri. Bangunan yang memiliki fungsi utama sebagai pusat kegiatan para anggota legislatif Kalimantan Timur ini sangat kental dengan nuansa etnik Dayak. Kesan tersebut terpancar dari salah satu focal point pada bangunan ini, yaitu teras depan bangunan tersebut. Teras bangunan ini dilindungi oleh shading berupa Telabang (perisai Dayak) yang berukuran besar. Dahulu perisai ini menjadi media pertempuran apabila ada peperangan dengan suku lain. Namun, sekarang perisai-perisai tersebut hanya


(35)

digunakan saat tarian adat dan beberapa orang menggunakannya sebagai hiasan rumah baik pada bagian eksterior maupun interior.

Gambar 3.5 Gedung DPRD Provinsi Kaltim (Sumber: Skyscrapercity.com)

Telabang pada gedung DPRD Provinsi Kaltim bukanlah perisai Dayak asli yang terbuat dari kayu. Perisai-perisai tersebut merupakan tiruan telabang yang berukuran besar dan terbuat dari besi yang diberi warna perak.

Selain fasad depan bangunan yang unik, bagian atap gedung ini juga memiliki keunikan tersendiri. Bentukannya berasal dari sumber yang sama dengan teras bangunannya yaitu telabang atau perisai Dayak. Namun, pada pengaplikasiannya penggunaannya berbeda pada bagian atap. Bentukan dasar dari perisai disusun secara simetris, bertumpuk satu sama lain, dan diberi atap-atap kecil berbentuk segitiga pada sisi-sisinya sehingga menghasilkan atap yang sangat unik dan indah.


(36)

3.4. Kantor Bupati Halmahera Utara

Bangunan yang terletak pada kota Tobelo, Halmahera Utara, ini memiliki tampilan modern dengan bentukan segi delapan yang menggambarkan delapan mata arah angin. Bentukan bangunan tersebut didasari oleh filosofi Hibualamo dengan makna universal yaitu sebagai pusat kekerabatan tanpa membedakan asal-usul seseorang selama ia menerima nilai-nilai budaya masyarakat Hibualamo. Filosofi tersebut tercermin dari cirri khas arsitektur Hibualamo yang kebanyakan membentuk delapan sudut dengan masing-masing pintu masuknya mengarah langsung kepada empat arah mata angin. Hal tersebut melambangkan keterbukaan terhadap siapapun yang datang tanpa membedakan asal-usulnya.

Gambar 3.6 Kantor Bupati Halmahera Utara (Sumber: Skyscrapercity.com)

Gedung Kantor Bupati Halmahera Utara yang memiliki luas total kurang lebih sebesar 6000m² terdiri dari 2 lantai, 1 basement dan


(37)

bangunan khusus pada area pekarangan ditengah bangunan. Gedung tersebut ditempati oleh 12 SKPD yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Perindagkop, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Badan Pemberdayaan Perempuan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Badan Kesbangpol, Badan Kepegawaian dan Diklat, Kantor Satpol PP, Kantor Pelayanan Perijinan dan Investasi Daerah, dan Kantor Korpri.


(38)

BAB IV

PERATURAN

Sebagai mahluk hisup sosial, manusia membutuhkaan ruang pada setiap aktivitasnya. Ruang yang dimaksud dapat berupa ruang dalam maupun ruang luar. Ruang dalam dapat berfungsi sebagai ruang istirahat dan lebih bersifat privat sedangkan ruang luar lebih dikaji pada ruang terbuka yang bersifat publik.

Ilmu arsitektur mempelajari pembentukan ruang dalam maupun luar yang mampu mengakomodasikan kebutuhan penghuninya. Dalam membentuk sebuah rancangan seorang arsitek harus mampu menentukan kebutuhan ruang penghuni ditinjau dari segi fungsi, struktur dan estetika.

Setelah melakukan dan mengkaji beberapa bangunan sebagai studi banding di pembahasan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah membuat program ruang untuk menentukan kebutuhan ruang apa saja yang dibutuhkan pada suatu bangunan. Program ruang menjadi hal yang penting dalam merancang untuk membantu dan memudahkan arsitek pada saat membuat bentukkan massa.

Untuk membuat suatu program ruang bangunan perpustakaan dan area perkantoran yang harus dilakukan adalah menentukan kapasitas pengguna, kebutuhan ruang masing-masing bangunan, sirkulasi, dan hal-hal pendukung lainnya.


(39)

4.1. Perpustakaan

Dalam merancang sebuah perpustakaan, hal yang harus diperhatikan adalah pola pergerakan pengguna. Dalam Data Arsitek (Eurnest,2002) dijelaskan bahwa pola kegiatan yang pada umumnya perlu dilakukan oleh ketiga unsur utama: perangkat lunak dan keras bahan pustaka, para pengguna/pembaca maupun kesatuan karyawan yang mengelola perpustakaan dapat berbeda-beda tergantung pada kebijakan organisasi. Hubungan antar ruangan sebaiknya berbentuk segiempat sehingga dapat berfungsi dengan baik, fleksibel, perluasannya secara horisontal sehingga mudah untuk keluar masuk pengunjung, media dan lain-lain.

Gambar 4.1 Skema fungsi Perpustakaan Umum golongan menegah (Sumber: Data Arsitek, 2002)

Bagian administrasi Pintu masuk Ruang kelompok Ruang baca A d m i n i s t r a s i Anak-anak Lain-lain Pembukuan Katalog Tempat buku Dewasa


(40)

Disamping itu didalam Perpustakaan Umum juga terdapat pelayanan informasi, kafetaria, ruang audio, ruang santai, ruang pertunjukan, dan ruang baca/kerja individu maupun kelompok.

Perluasan secara vertikal atau horisontal harus sudah diperhitungkan dalam program perancangan gedung perpustakaan. Dengan demikian maka penanganan buku ("Lalu-lintas Buku"), dan arus para pengguna ("Lalu-lintas Pengguna") tidak saling bertabrakan dalam ruang pada permukaan lantai yang sama. Pengadaan untuk perlengkapan transportasi dan Energi (sirkulasi udara, pengaturan suhu dan pencahayaan) lebih dahulu ditata secara teratur.

Jarak rak yang ganda (m)

Baris per 1 m dari dasar rak Dasar diatas satu sama lain Baris per rak ganda Tempat yang dibutuhkan untuk 1000 baris (m²) Baris per i m²

P

emaka

i yang tidak da

p at m enc apa i m ajala h (bia y a tamba ha n 20% ) 1,20 30 30 25 30 25 6 6,5 6,5 7 6 360 390 325 420 300 3,99 3,68 4m43 3,42 4,80 250,6 271,7 225,7 292,3 208,3 1,25 30 30 25 30 25 6 6,5 6,5 7 6 360 390 325 420 300 4,16 3,84 4,61 3,56 4,99 240,3 260,4 216,9 280,8 200,4 1,30 30 30 25 30 25 6 6,5 6,5 7 6 360 390 325 420 300 4,33 3,99 4,80 3,70 5,19 230,9 250,6 208,3 270,2 192,6


(41)

1,35 30 30 25 30 25 6 6,5 6,5 7 6 360 390 325 420 300 4,50 4,15 4,98 3,85 5,40 222,2 240,9 200,8 259,7 185,1 Maja lah bia sa y ang be ba s di ba ca / dipi njam ( biaya tamba ha n 20% ) 1,40 30 30 25 30 25 20 6 6,5 6,5 7 6 5,5 360 390 325 420 300 220 4,85 4,47 5,17 4,16 5,82 7,63 206,1 223,7 193,4 240,3 171,8 131,0 1,44 25 25 20 20 6 5,5 6 5,5 300 275 240 220 6,00 6,53 7,50 8,17 166,6 153,1 133,3 122,3 1,50 25 25 20 20 6 5,5 6 5,5 300 275 240 220 6,25 6,81 7,81 8,51 160,0 146,8 128,0 117,5 W il aya h rua ng m embac a (bia ya tamba h an 25%

) 1,68

25 25 20 20 6 5,5 6 5,5 300 275 240 220 7,00 7,72 8,75 9,53 142,8 131,2 114,2 104,9

1,80 20

20 5,5 5 220 200 10,22 11,25 97,8 88,8

1,87 20

20 5,5 5 220 200 10,62 11,68 94,1 85,6 2,10 20 20 20 5,55 5 4 220 200 160 11,92 13,12 16,40 83,8 76,2 60,9 Tabel 4.1 Penghitungan luas bidang

(Sumber: Schweigler, Data Arsitek, 2002)

Jalan utama 2 m, jalan 1,5 m dan lebar jalan rak 0,75 m. Luas tempat koleksi tergantung pada jumlah koleksiyang ada, yang jelas tiap 2 jenis media bisa ditempatkan pada satu rak atau tempat. Jalur pejalan kaki diusahakan bebas dari persilangan. Luas minimal 300 m² untuk setiap 10.000 jilid media/koleksi.


(42)

Gambar 4.2 Kebutuhan tempat Perpustakaan Negara yang tergantung pada jumlah koleksi

(Sumber: Data Arsitek, 2002)

Setiap rak terdiri dari 5 atau 6 bidang yang disusun ke atas. Tinggi rak maksimal 1,80 m³. Untuk satu bidang rak bisa memuat 30 jilid bahan bacaan, 33 jilid bacaan ringan atau 35 bacaan anak-anak. . Lalu-lintas dari para pegawai administrasi perpustakaan dan jalur bagi para pengguna/pembaca sebaiknya terpisah. Lorong rak maksimal 3 m. Begitu juga dengan relung untuk mengangkut koleksi yang menggunakan kereta dorong dengan ukuran 92/99/50 cm.


(43)

Gambar 4.3 Jarak-jarak minimal untuk lorcng/jalan (Sumber: Data Arsitek, 2002)

4.1.1 Dimensi Kebutuhan Ruang

Untuk dimensi ruang unit pelayanan pengunjung dapat dilihat pada tabel berikut (Tabel 4.2).

Ruang Standart Sumber Kapasitas Perhitungan Luas

Hall 0,8 m² / org NAD 250 0,8 x 250 200.00 m²

R. Informasi 2,75 m² / kom Allan Konya

250 2,75 x 250 687.50 m²

R. Koleksi Umum

10 m² = 1000 eks

Studi Banding

921201 10 x 921201 / 1000

9,212.01 m² R. Baca

Koleksi Umum

2,7 m² / org TSS 1149 2,7 x 1149 3,102.30 m²

R. Koleksi Umum Anak

15 m² = 1000 eks

Studi Banding

499277 10 x 499277 / 1000

4,992.77 m² R. Baca

Koleksi Anak

3 m² / org TSS 623 2,7 x 623 1,682.10 m²

R. Komputer 2,75 m² / kom Allan Konya

250 2,75 x 250 687.50 m²

R. Audio Visual

20% F Godfrey 250 20% x 250 50.00 m²

Toilet 1,m m² / unit Studi

Banding

40 unit 1,5 x 40 60.00 m² Tabel 4.2 Unit pelayanan pengunjung


(44)

Dimensi ruang selanjutnya adalah dimensi ruang unit pelayanan pengunjung dapat dilihat pada tabel berikut (Tabel 4.3).

Ruang Standart Sumber Kapasitas Perhitungan Luas

R. Pameran 1 m² / org NAD 400 1 x 400 600.00 m²

Cafe 1 m² / org Konya 100 600 x 70% 1,240.40 m²

Dapur 40% luas

Toilet Unit Studi

Banding

10 1,5 x 10 15.00 m²

Tabel 4.3 Unit pelayanan pengunjung

Dimensi ruang untuk unit servis dapat dilihat pada tabel berikut (Tabel 4.4).

Ruang Standart Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Gudang Buku

Sementara

6 m² / vol Studi Banding

1000 6 x (10000 / 600)

100 m²

Gudang 6 m² / vol Studi

Banding

250 6 x (10000 / 600)

100 m² R. Utilitas AC

& AHU

30 m² R. Perawatan 6 m² / vol Studi

Banding

250 6 x (10000 / 600)

100 m² Tabel 4.4 Unit servis

Dimensi ruang yang terakhir akan dibahas adalah dimensi ruang unit staff pengelola dapat dilihat pada tabel berikut (Tabel 4.5).

Ruang Standart Sumber Kapasitas Perhitungan Luas R. Kepala

Perpustakaan

15 m² / org Studi Banding

1 org 1 x 15 15 m²

R. Wakil Perpustakaan

9 m² / org Studi Banding

1 org 1 x 15 15 m²

R. Staff 2 m² / org Studi

Banding

50 2 x 50 + 20% slrk

120.00 m²

R. Rapat 2 m² / org NAD 30 2 x 30 200 m²

Toilet 1,5 m² / unit Studi

Banding

10 1,5 x 10 22.5 m²


(45)

4.2. Pusat pemerintahan 4.2.1 Kantor SKPD

Pengorganisasian dan pengaturan dinas kantor ( manajemen pelayanan, struktur biro, teknologi biro) membutuhkan kesesuaian ruang di dalamnya. Semakin berkembangnya zaman dan teknologi maka tipologi gedung juga berubah dan semakin berkembang. Dengan kemajuan ini maka proses-proses pengaruh dalam bidang pembentukan ruang juga harus diperhatikan. Pembentukan ruang-ruang kerja dan tempat kerja dibagi dalam beberapa kelompok ruang (Eurnest, 2002), yaitu:

1. Bagian kantor = ruangan-ruangan kecil untuk l-3 karyawan dengan tempat kerja yang sesual dengan kelulusan perguruan tingginya. Ruang kantor kelompok yang dapat menampung 20 orang dengan tempat kerja lulusan PT. Ruangan besar yang dapat menampung hingga 200 orang pada suatu areal. Ruang kantor kombinasi yang terdiri daerah ruang-ruang kecil dan ruang bersama dan efisien. Seluruh ruang multifungsional bagi kerja individual dan kelompok 2. Bagian Arsip: Penyimpan dokumen-dokumen, Mikrofilm,

komputer, alat-alat untuk mengarsip, mereproduksi, mencetak ulang, meralat pemasukan data, menerbitkan, menghancurkan, menghasilkan gambar, pengiriman dokumen melalui band berjalan atau alat mekanis.

3. Bagian dokumentasi sentral dengan alat perekam percakapan. mesin foto kopi, mesin pencetak, pencetak klise, laboratorium foto.


(46)

4. Ruang surat-menyurat, administrasi material (sedapat mungkin berada dekat dengan lantai dasar).

5. Bagian representasi, ruang-ruang direksi dengan kamar ganti, ruang pameran, ruang konferensi, ruang bicara.

6. Bagian Umum; ruang penyimpanan mantel/jas, dapur kecil, WC, ruang istirahat, ruang senam, kasino dengan dapur.

7. Bagian tambahan dan perluasan tempat kursus dengan tambahan dan perluasan, tempat kursus dengan perangkat audio visual.

8. Areal parkir, jalan utama, tempat pengiriman barang, garasi yang dapat menampung banyak mobil.

9. Bagian penghubung: Koridor, perluasan koridor, tenaga, lift, luardan dalam.

10.Bagian pemeliharaan sentral, teknisi, pengatur suhu, ventilasi, pemanas, pengatur/distribusi energi, sentra operator, telekomunikasi, pembersihan bagian perawatan.

Menurut Gottschalk dalam Eurnest (2002) menjelaskan mengenai tata perancangan denah konstruksi dalam keterkaitannya dengan fungsi dan teknik perkantoran sebagai dasar faktor-faktor penentu dari konsepsi gedung. Adapun teknik pelaksanaannya sangat erat dipengaruhi oleh penentuan tujuan ke arah pemantapan teknologi.

Waktu Tipe Bahan bantu

Sejak 1950 Ruang kecil, berbaris, bertumpuk

Mesin kantor mekanik, telepon, pengatur akta


(47)

Sejak 1950 Ruang besar,

transparan, fleksibel

Mesin tulis, listrik, mesin fotokopi; pusat dat elektronis

Sejak 1980

Ruang kelompok, bersambung-sambung, berbagi

EDV (pengolahan data secara elektronis) yang terbagi-bagi,

pengolahan teks; alat pencatat data

Tabel 4.6 Tipe gedung dan struktur kerja (Sumber: Data Arsitek,1996)

Dalam suatu pengkajian ilmiah dari Prof. M. Sommer dalam Eurnest (1996), maka suatu program ruang direncanakan melalui 5 proses alternatif, untuk memperoleh perhitungan kuantitatif luas area yang paling tepat sebagai landasan pelaksanaannya, yakni:

 Standar Perkantoran dengan ruangan-ruangan sempit, dengan lajur modul 1,25 m terkecuali 3 ruangan poros

 Perkantoran dengan ruangan-ruangan sempit yang lebih menyenangkan, dengan lajur modul 1,50 m , bentang ruangan dapat bervariasi

 Perkantoran dengan ruangan-ruangan luas, kedalaman bentang ruangan 20 - 30 m, luas ruangan hingga 1000 m²

 Ruangan berkelompok 15 - 20 yang para karyawannya saling bekerja sama, ruang kerja berjarak maksimum 7,50 m dari tampak luar


(48)

 Kantor kombinasi, terkecuali ruangan-ruangan kecil dengan ukuran masing-masing kurang lebih 10 m², dilengkapi dengan suatu ruangan bersama dari kedalaman 6 – 8 m.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, standar luas bangunan gedung kantor yang diperlukan, dihitung berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

a. Standar luas ruang gedung kantor pemerintah yang termasuk klasifikasi sederhana rata-rata sebesar 9,6 m² per-personil

b. Standar luas ruang gedung kantor pemerintah yang termasuk klasifikasi tidak sederhana rata-rata sebesar 10 m² per-personil c. Untuk bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang-ruang

khusus atau ruang pelayanan masyarakat, kebutuhannya dihitung secara tersendiri (studi kebutuhan ruang) diluar luas ruangan untuk seluruh personil yang akan ditampung.

Kebutuhan total luas gedung kantor dihitung berdasarkan jumlah personil yang akan ditampung dikalikan standar luas sesuai dengan klasifikasi bangunannya (Tabel 4.7). Untuk standar luas ruang penunjang pada gedung kantor sebagai berikut:

1. Ruang Rapat = 40 m²

2. Ruang Studio = 4 m²/ orang (pemakai = 10% dari staf) 3. Ruang Arsip = 0,4 m²/ orang (pemakai = staf)

4. WC = 2 m²/ 25 orang


(49)

JABATAN

LUAS RUANG (m²) RG. KERJA RG. TAMU RG. RAPAT RG. RAPAT UTAMA RG. SEKRET RG. TUNGGU RG. SIMPAN RG. ISTIRAHAT RG.

TOILET JUMLAH KETERANGAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Menteri 28.00 40.00 40.00 140.00 58.00 60.00 14.00 20.00 6.00 406.00 Standar luas ruang

tersebut merupakan acuan dasar, yang dapat disesuaikan berdasarkan fungsi/sifat tiap eselon/jabatan

2 Eselon IA 16.00 14.00 20.00 90.00 20.00 18.00 5.00 10.00 4.00 197.00

3 Eselon IB 16.00 14.00 20.00 0.00 10.00 9.00 5.00 5.00 3.00 82.00

4 Eselon IIA 14.00 12.00 14.00 0.00 10.00 12.00 3.00 5.00 3.00 73.00

5 Eselon IIB 14.00 12.00 10.00 0.00 5.00 6.00 3.00 5.00 3.00 58.00

6 Eselon IIIA 12.00 6.00 0.00 0.00 3.00 0.00 3.00 0.00 0.00 24.00

7 Eselon IIIB 12.00 6.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.00 0.00 0.00 21.00

8 Eselon IV 8.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 0.00 0.00 10.00

9 Eselon V 4.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 0.00 0.00 6.00

10 Staf 2.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.20

Tabel 4.7 Standar luas ruang kerja pada gedung kantor (Sumber: Permen PU, 2007)


(50)

4.2.2 Gedung Pengadilan

Menurut UU No. 2 tahun 1986 bahwa Pengadilan adalah Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi di lingkungan Peradilan Umum. Peradilan Umum adalah salah satu pelaksana Kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Umum dilaksanakan oleh: a. Pengadilan Negeri; b. Pengadilan Tinggi. Sedangkan kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Umum berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi.

Pengadilan Negeri berkedudukan di Kotamadya atau di ibu kota Kabupaten, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Kotamadya atau Kabupaten. Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibu kota Propinsi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Propinsi.

Pengadilan Negeri dibentuk dengan Keputusan Presiden. Di lingkungan Peradilan Umum dapat diadakan pengkhususan yang diatur dengan undang. Pengadilan Tinggi dibentuk dengan undang-undang. Susunan Pengadilan Negeri terdiri dari Pimpinan, Hakirn Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Jurusita. Susunan Pengadilan Tinggi terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris.

Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama. Sedangkan Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang mengadili perkara pidana dan perkara perdata di tingkat banding dan mengadili di tingkat


(51)

pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan Negeri di daerah hukumnya.

Pengadilan Negeri merupakan Pengadilan Tingkat Pertama untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya, kecuali undang-undang menentukan lain.

Kebutuhan ruang pada gedung pengadilan dapat dilihat pada tabel berikut (Tabel 4.8).

Ruang Perhitungan Luas

R. Sidang 15 x 15 125 m²

R. Ketua 5 x 5 25 m²

R. Wakil ketua 5 x 5 25 m²

R. Keuangan 5 x 5 25 m²

R. Hakim I 5 x 5 25 m²

R. Hakim II 5 x 5 25 m²

R. Hakim III 5 x 5 25 m²

R. Panitera / Sekretaris 5 x 5 25 m²

R. Jaksa 5 x 5 25 m²

R. Wakil Panitera 3,3 x 5 16.5 m²

R. Panitera Hukum 3,3 x 5 16.5 m²

R. Panitera Pidana 3,3 x 5 16.5 m²

R. Panitera Perdata 3,3 x 5 16.5 m²

R. Kepegawaian 3,3 x 5 16.5 m²

R. Barang Bukti 3,3 x 5 16.5 m²

R. Pengacara 3,3 x 5 16.5 m²

R. Darmayukti 3,3 x 5 16.5 m²

R. Pertemuan Darmayukti 3,3 x 5 16.5 m²

R. Arsip 3,3 x 5 16.5 m²

R. Mediasi 3,3 x 5 16.5 m²

R. Panitia Pengganti 3,3 x 5 16.5 m²

R. Server 3,3 x 5 16.5 m²

R. Tahanan 3,3 x 3,3 10.89 m²


(52)

4.2.3 Balai Rakyat

Balai rakyat merupakan suatu bangunan yang berbentuk menyerupai aula berukuran tidak terlalu besar yang berfungsi sebagai ruang serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai acara. Umumnya balai rakyat difungsikan masyarakat sebagai tempat untuk mengadakan pertemuan antar masyarakat setempat. Selain itu balai rakyat juga dapat dijadikan sarana untuk mengadakan pertunjukkan.

Balai rakyat memiliki beberapa ruangan dengan fungsi berbeda. Ruangan tersebut adalah ruang konvensi sebagai area duduk yang dengan panggung kecil, pre function, ruang persiapan, dan toilet. Sebagai pacuan dalam menentukan luas tiap ruang maka program ruang ditentukan sesuai tabel berikut (Tabel 4.9).

Ruang Kapasitas Standart Luas (m²)

R. Konvensi 1500 0,8 m² flow 20% 1440

Panggung 1 unit 80 m” / unit 80

R. Persiapan 10 orang 3,6 m² 36

Pre function 0,8 m² flow 20% 270

Toilet 10 orang 1,5 m² / unit 22.5


(53)

BAB V

PERANCANGAN

Dalam perancangan, sebuah desain harus memiliki konsep yang jelas untuk menjelaskan bagaimana terbentuknya desain tersebut dari awal. Maka daripada itu diperlukan sebuah judul konsep sebagai tolak ukur untuk kedepannya bagaimana desain itu tumbuh menjadi sebuah hasil akhir yang diharapkan. Untuk konsep yang diangkat pada perancangan ini adalah simbiosisme antara bangunan dan ruang publik.

Konsep tersebut dimunculkan pada perancangan Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan yang ditujukan agar pengunjung kedua area tersebut merasakan pengalaman baru dalam proses penggunaan bangunan. Dalam konteks tersebut pengguna bangunan diharapkan dapat berinteraksi dengan sesama pengguna lainnya tanpa dibatasi oleh ruang. Hal tersebut ditampilkan dengan pengadaan open space pada bagian tengah Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan sebagai area komunal dimana para pengguna bangunan dapat berinteraksi dengan leluasa.

Pada tahapan awal perancangan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Idea Land, penzoningan dilakukan secara menyeluruh untuk membagi area site dengan potensinya masing-masing dan ditetapkan bangunan-bangunan yang akan didirikan pada area tersebut sesuai dengan potensinya.


(54)

Setelah peletakan area bangunan ditetapkan, tahap selanjutnya adalah merancang bangunan tersebut. Untuk bentukan pada Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan didapat setelah melihat banyaknya elemen lingkaran yang berada pada site. Alasan untuk mengikuti bentuk-bentuk lingkaran tersebut adalah agar terjadi keselarasan antara desain-desain tapak sehingga akan terbentuk sebuah bentukan lansekap yang menarik.

Gambar 5.1 Masterplan

Pada awalnya Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan merupakan satu kesatuan yang terletak tepat di area Perpustakaan Daerah


(55)

saat ini. Namun, dengan pertimbangan yang mendalam mengenai jarak yang terlalu dekat antara Rumah Bupati dengan Pusat pemerintahan, maka Pusat pemerintahan berpindah ke arah utara menempati area yang dulunya adalah area perumahan dan townhouse.

Untuk kebutuhan sirkulasi, Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan terletak di jalan utama area site. Perpustakaan Daerah terletak tepat berlawanan arah dengan jalur masuk, sedangkan Pusat pemerintahan terdapat di area perumahan yang berada di sebelah kanan jalan utama. Keduanya dapat ditempuh melewati bundaran utama dimana terdapat air mancur besaryang menjadi landmark pada area tersebut.

Untuk kebutuhan parkir, Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan memiliki area parkir tersendiri. Perpustakaan Daerah memiliki area parkir di bagian timur laut yang terpisah dengan jalan melingkar pada sekitar site perpustakaan dan beberapa ruang hijau sedangkan Pusat pemerintahan memiliki area parkir tepat di area tenggara yang juga terpisah dengan jalan dan ruang terbuka hijau.

Adanya ruang terbuka hijau diantara jalan, parkir dan bangunan ditujukan agar pengguna bangunan dapat merasakan suasana pada saat dalam perjalanan dari parkir menuju bangunan. Selain itu juga dapat menjadi buffer antara bangunan dan sirkulasi kendaraan agar meminimalisir kebisingan yang berasal dari jalan.

Sebagai konsep pendukung, diterapkan tema Arsitektur Modern pada bangunan sebagai nilai estetika. Penerapan tema tersebut


(56)

menghasilkan fasad bangunan yang didominasi oleh elemen-elemen yang terlihat kekinian. Pada bangunan Perpustakaan Daerah, lantai dua dan tiga bangunan dilapisi oleh kaca dengan tujuan tercapainya tema Arsitektur Modern.

Pusat pemerintahan juga diberikan elemen kaca pada lapisan luar bangunan, tetapi diberikan beberapa elemen lain seperti dinding putih masif dan tiang serta jendela kecil yang disusun secara acak. Hal tersebut bertujuan agar fasad bangunan tidak terlihat monoton.

5.1. Perpustakaan

Selain Arsitektur Modern, elemen Arsitektur Tradisional juga ditambahkan demi terjaganya kelestarian budaya lokal. Dalam hal ini elemen yang ditambahkan berasal dari Arsitektur Tradisional Nias yang ditampilkan melalui bentukan atap yang berasal dari rumah adat tradisional Nias yaitu Omo Sebua yang artinya adalah rumah raja. Penerapan atap tradisional tersebut dilakukan dengan sedikit penyesuaian agar menyatu dengan tema Arsitektur Modern tanpa mengubah total elemen tradisional yang telah ada.


(57)

Gambar 5.2 Denah lantai satu Perpustakaan Daerah

Akses antara jalan dengan bangunan Perpustakaan Daerah dapat dilalui dari delapan arah. Empat arah berujung kepada pintu kaca sebagai pintu masuk Perpustakaan Daerah dan empat arah lainnya mengarah kepada area kosong pada lantai dasar yang dapat dilewati melalui open space berada pada area tengah bangunan Perpustakaan Daerah. Pada area tengah disediakan banyak kursi untuk pengguna perpustakaan dengan tujuan agar dapat menikmati taman sambil bersantai.

Pada lantai dasar Perpustakaan Daerah terdapat empat ruangan besar pada empat mata angin yang didalamnya terdapat beberapa ruang baca, café, ruang-ruang mekanikal elektrikal seperti ruang pompa, ruang panel, ruang bbm, dan ruang genset, serta ruang kebutuhan lainnya seperti ruang janitor, gudang, dan toilet.


(58)

Gambar 5.3 Denah lantai dua Perpustakaan Daerah

Menuju ke tingkat berikutnya, lantai dua, terdapat empat tangga yang masing-masing disetiap empat ruangan besar. Pada lantai dua, terdapat barisan lemari buku pada area tengah bangunan dan area baca pada sisi-sisinya. Pada dua sisi tertentu terdapat meja resepsionis perpustakaan dan area duduk. Beberapa ruangan lain tersedia di laintai ini seperti ruangan pengelola perpustakaan, ruang administrasi, ruang rapat, dan ruang referensi. Lainnya adalah ruangan pemeliharaan buku, ruang penyusunan, ruang penyimpanan sementara dan gudang buku utama serta toilet pada dua sisi bangunan.


(59)

Gambar 5.4 Denah lantai tiga Perpustakaan Daerah

Selanjutnya lantai tiga dapat dicapai dengan cara yang sama seperti lantai dua, yaitu dengan tangga-tangga yang berada pada empat mata angin. Pada lantai tiga, lemari buku dan area baca sama seperti lantai dua. Berberda dengan lantai dua, pada lantai tiga, area duduk menjadi area baca anak dengan beberapa lemari buku ditengahnya. Ruangan-ruangan pada lantai dua berganti menjadi ruangan audio visual dan ruang komputer pada lantai tiga.

5.2. Pusat pemerintahan

Berpindah menuju Pusat pemerintahan, bangunan ini memiliki

open space pada bagian depan menuju bagian tengah area. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kesan ramah terhadap pengguna yang masuk. Sebagai focal point pada open space Pusat pemerintahan, area pada bagian tengah diberikan level berbeda untuk memberikan kesan lansekap yang


(60)

menarik dan diberikan air mancur sebagai elemen yang bertujuan untuk melembutkan kesan keras open space.

Bangunan pada Pusat pemerintahan terbagi atas 3 jenis yaitu, Gedung Pengadilan, Balai Rakyat, dan Kantor SKPD yang terbagi lagi menjadi 3 jenis berdasarkan tempat dan ukurannya. Gedung Pengadilan dan Balai Rakyat berdiri pada bagian depan Pusat pemerintahan tepat di sisi kanan dan kiri open space.

Pada bagian dalam Balai Rakyat terdapat susunan ruang sederhana yang biasanya terdapat pada convention centre. Pada area tengah bangunan terdapat ruang duduk, dengan panggung pada salah satu sisinya. Bagian belakang panggung dijadikan ruangan-ruangan pendukung seperti ruang ganti, ruang persiapan, dan toilet.


(61)

Memasuki Gedung Pengadilan yang menyediakan beberapa ruangan yang dipakai oleh para pemeran penting dalam bidang hukum seperti ruang hakim, ruang jaksa, ruang pengacara, ruang panitia, ruang wakil panitia, ruang dharmayukti, ruang panitia pengganti, ruang panmud hukum, ruang panmud pidana, ruang panmud perdata, ruang panitia sekretaris, ruang ketua, ruang wakil ketua, ruang bagian keuangan, dan ruang kepegawaian.

Terdapat juga ruang penting lainnya seperti ruang sidang, ruang barang bukti, ruang tahanan, dan ruang mediasi. Serta ruang-ruang pendukung seperti ruang arsip, ruang server dan toilet.

Gambar 5.6 Denah Gedung Pengadilan

Berlanjut kepada bangunan Kantor SKPD yang terbagi atas 3 jenis bangunan, tetapi memiliki denah yang sama. Hal tersebut ditujukan agar tidak terjadinya disorientasi kepada pengguna yang sering lalu lalang


(62)

area tunggu pada bagian tengah bangunan. Disetiap empat sudut area tunggu terdapat toilet yang dua diantaranya mengarah ke area tunggu sedangkan dua lainnya mengarah kepada ruang staff yang berada dibalik dinding ruang tunggu. Pada sisi kanan ruang tunggu terdapat ruang staff, ruang bendahara, ruang sekretaris, ruang ketua, dan ruang wakil ketua. Pada sisi kiri terdapat ruang staff, ruang arsip, ruang computer, aula dengan tiga ruang tambahan berupa ruang audio, ruang ganti, dan gudang. Selain itu pada sisi kiri ini terdapat juga ruangan tambahan lain seperti kantin dan mushalla.


(63)

Gambar 5.8 Denah Kantor SKPD 2


(64)

BAB VI

PERALATAN

Sistem mekanikal dan elektrikal pada sebuah bangunan sangatlah penting mengingat sistem inilah yang menjaga bangunan tersebut tetap beroperasi. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa sistem mekanikal elektrikal yang terdapat pada bangunan Perpustakaan Daerah. Sistem-sistem tersebut adalah Elektrikal, Sanitasi, Limbah, dan Sistem Keselamatan Bangunan.

6.1 Sistem Elektrikal

Sistem elektrikal merupakan sistem yang mengatur masuknya aliran listrik kedalam bangunan. Sistem ini bermula dari listrik yang berasal dari PLN masuk menuju Panel Utama pada bangunan. Dari panel utama aliran listrik akan disalurkan ke kotak-kotak panel yang terdapat pada setiap lantai dan diteruskan menuju saluran output listrik seperti stop kontak atau disalurkan menuju titik-titik lampu pada bangunan.

Panel utama pada bangunan tersambung kepada genset yang berguna apabila terjadi pemadaman listrik sehingga genset dapat menggantikan kerja aliran listrik dari PLN untuk sementara.


(65)

Gambar 6.1 Sistem elektrikal

6.2 Sistem Sanitasi

Sistem Sanitasi merupakan sistem yang bertugas untuk menjaga pasokan air bersih didalam bangunan. Sistem ini berasal dari air PDAM kemudian masuk kedalam bangunan dan dialirkan melalui ruang pompa menuju titik-titik output air seperti keran air atau shower pada kamar mandi.


(66)

6.3 Sistem Limbah

Sistem limbah adalah sistem yang berfungsi sebagai pengatur aliran air kotor baik itu air kotor ringan maupun berat. Sistem ini dimulai dari tempat-tempat pembuangan air kotor pada bangunan seperti wastafel, urinoir dan toilet. Air kotor ringan dan berat lalu disalurkan melalui saluran pembuangan yang berbeda pada bangunan.

Air kotor ringan yang berasal dari wastafel dan urinoir akan disalurkan menuju STP untuk diolah kembali sebelum disalurkan menuju riol kota. Sedangkan air kotor berat melalui saluran pembuangan yang berbeda disalurkan langsung menuju septic tank yang berada diluar bangunan.

Gambar 6.3 Sistem limbah

6.4 Sistem Keselamatan Bangunan

Sistem ini sangat penting diaplikasikan pada bangunan terutama bangunan umum yang digunakan oleh banyak orang. Hal ini dikarenakan sistem keselamatan bangunan merupakan sistem penting yang hanya akan


(67)

digunakan pada saat darurat seperti pada saat terjadi kebakaran pada bangunan.

Didalam sistem ini terdapat berbagai elemen yang penting seperti

smoke detector yang digunakan untuk mendeteksi kebakaran sejak awal. Apabila terdeteksi adanya kebakaran, maka elemen lain yaitu alarm kebakaran akan berbunyi memperingatkan para pengguna bangunan bahwa bangunan sedang dalam keadaan darurat. Alarm kebakaran tersebut tersambung juga dengan panel listrik utama yang dimana ketika alarm berbunyi maka secara otomatis listrik pada bangunan tersebut akan dimatikan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Kemudian sprinkler

akan menyala disetiap sudut bangunan dan menyalurkan air untuk memadamkan api. Sprinkler memiliki saluran sendiri yang berbeda dari sistem sanitasi untuk kemudahan dalam beroperasi.


(68)

BAB VII

PENILAIAN

Setelah menyelesaikan semua gambar kerja dan visualisasi bangunan yang dibutuhkan pada semester akhir ini, gambar-gambar tersebut dikemas dalam enam lembar panel yang menjelaskan secara singkat mengenai segala hal yang berhubungan dengan bangunan yang telah dirancang.

Pada panel pertama (Lampiran 1), dijelaskan mengenai latar belakang yang mendalam mengenai Pulau Nias, lokasi dimana site akan dibangun, konsep makro yang melekat pada kedua area bangunan yang dirancang, dan pembagian fungsi pada area keseluruhan termasuk bangunan yang tidak disertakan pada skripsi ini.

Panel kedua (Lampiran 2) menjelaskan pembagian fungsi pada site area Perpustakaan Daerah, konsep mikro bangunan, dan gambar-gambar kerja seperti denah, tampak dan potongan. Selanjutnya pada panel ketiga (Lampiran 3) menunjukkan tiga visualisasi disekitar bangunan. Suasana yang diperlihatkan diantaranya adalah area inner courtyard, area outer courtyard, dan area entrance.

Pada panel keempat (Lampiran 4), dijelaskan mengenai pembagian fungsi pada Pusat pemerintahan, konsep mikro pada bangunan-bangunan yang didesain, gambar-gambar kerja denah, tampak dan potongan untuk bangunan Pengadilan dan Balai Rakyat. Dilanjutkan pada panel kelima


(69)

(Lampiran 5) menampilkan gambar-gambar kerja denah, tampak, dan potongan gedung SKPD yang terdiri dari tiga tipe bangunan. Panel terakhir adalah panel keenam (Lampiran 6) yang menampilkan visualisasi bangunan pada Pusat pemerintahan seperti, view gedung SKPD, view area plaza SKPD, dan entrance area SKPD.

Setelah menyajikan presentasi pada sidang akhir mengenai bangunan yang telah dirancang, penulis mendapatkan beberapa masukan dari dosen pembimbing dan dosen penguji. Salah satu dosen penguji memberi masukan mengenai tema kelompok yang diambil pada kawasan ini. Beliau merasa penerapan tema kurang maksimal karena terlihat terlalu banyak mengambil unsur budaya lokal dari sisi eksteriornya terlihat dari penggunaan atap lokal Nias Selatan dan susunan kolom diagonal sehingga perlu merancang bangunan secara menyeluruh yang lebih menjunjung nilai-nilai kearifan lokal mengarah pada Arsitektur Nias Selatan.

Selain memberi masukan mengenai tema, Beliau juga memberi saran untuk menerapkan prinsip-prinsip yang diterapkan pada suatu bangunan tradisional atau desa adat yang terdapat di Nias Selatan. Hal ini dimaksudkan agar tatanan kawasan menyatu pada keadaan sekitar dan memiliki budaya yang tinggi. Beliau menyarankan konsep tersebut diterapkan dalam ruang lingkup kawasan jika memungkinkan. Saran dan masukan yang diberikan kebanyakan yang bersifat umum seperti pembagian zona kawasan atau pola sirkulasi jalan untuk mengikuti desa yang sudah ada.


(70)

Selain menampilkan panel untuk dipresentasikan oleh tiap orang, masing-masing orang juga harus menyiapkan sebuah maket agar penjelasan panel telihat lebih nyata dengan tampilan maket. Maket yang disajikan berupa maket kawasan yang didalamnya terdapat beberapa fungsi bangunan dari tim kelompok siding penulis. Maket kawasan menggunakan skala 1:5000 mengingat luas kawasan yang sangat luas sehingga bentuk bangunan terlihat lebih kecil dari maket-maket pada umumnya. Maket ini menggunakan teknik warna monochrome yang hanya memperlihatkan bentuk dasar massa bangunan berwarna putih didukung oleh vegetasi, pola jalan, batas pantai dan laut yang menggunakan teknik berwarna sesuai dengan warna aslinya.

Gambar 7.1 Maket Idea Land Teluk Dalam-Nias Selatan (Sumber: Peneliti, 2015)


(71)

BAB VIII

PENUTUPAN

Pada perancangan ini penulis menetapkan Arsitektur Postmodern sebagai tema utama. Tema tersebut akan dilebur bersama Arsitektur Modern dengan Arsitektur Tradisional Nias Selatan. Peleburan dari tema-tema tersebut diharapkan dapat menghasilkan suatu bangunan yang modern dan kekinian tanpa menghilangkan kebudayaan lokal yang ada. Untuk mendukung tema diatas, diterapkan juga konsep simbiosisme antara bangunan dengan ruang hijau. Konsep tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersahabat kepada pengguna bangunan dan juga diharapkan dapat menciptakan sebuah ruang dimana pengguna dapat berinteraksi tanpa memandang tingkatan pengguna lainnya

Peleburan tema tersebut penulis terapkan langsung kepada Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan. Pada Perpustakaan Daerah, tema dapat dilihat pada bentukan fisik bangunan yang terbentuk dari peleburan Arsitektur Modern yang diwakilkan oleh penggunaan kaca yang mendominasi dinding luar pada lantai dua dan lantai tiga bangunan dan Arsitektur Tradisional Nias Selatan yang jelas terlihat dari atap yang menirukan atap rumah tradisional Nias Selatan.

Untuk konsep simbiosis bangunan dengan ruang hijau terlihat dari kosongnya lantai satu bangunan yang menghubungkan area luar bangunan dengan inner courtyard pada bagian tengah bangunan. Dengan kosongnya


(72)

lantai satu tersebut, terbentuk sebuah jalur yang tak berbatas dari inner courtyard menuju area luar bangunan.

Pada Perpustakaan Daerah terdapat berbagai fungsi yang disesuaikan kepada bangunan sesuai dengan kebutuhan seperti area baca diberbagai sudut bangunan dan beberapa ruang penting seperti ruangan pengelola perpustakaan, ruangan pengurusan buku, dan ruangan-ruangan penting lainnya bagi pengguna seperti ruang komputer, ruang audio visual dan ruang referensi.

Menuju Pusat pemerintahan, peleburan tema dapat terlihat dari pola yang mirip dengan Perpustakaan Daerah yaitu penerapan Arsitektur Tradisional Nias Selatan pada atap masing-masing bangunan dan penerapan Arsitektur Modern pada sisi-sisi bangunan. Namun, pada bangunan Pusat pemerintahan diberikan elemen-elemen lain yang diyakini dapat menghilangkan suasana yang monoton dan memberikan suasana kerja yang lebih baik.

Pada sisi-sisi bangunan diberi elemen kaca yang cukup mendominasi, namun ditambahkan juga dinding kosong yang masif sebagai pemecah pola. Pada elemen kaca ditambahkan tiang-tiang dan jendela dengan pola acak untuk memberikan permainan bentuk pada bagian luar bangunan serta memberikan lanskap yang akan dibentuk oleh cahaya alami yang berasal dari luar.

Untuk kebutuhan fungsi pada bangunan diberikan ruangan-ruangan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing bangunan. Pada Balai


(73)

Rakyat diberikan area luas dengan panggung dibagian ujung serta ruangan-ruangan pendukung pada bagian belakang panggung seperti ruang ganti, ruang persiapan dan toilet.

Pada Gedung Pengadilan diberikan ruangan-ruangan khusus seperti ruang sidang, ruang hakim, ruang jaksa, ruang pengacara, dan lain-lain yang kental akan bidang hukum didalamnya. Diberikan juga ruang-ruang pendukung seperti toilet. Pada Kantor SKPD diberikan ruang-ruang yang umumnya terdapat pada bangunan kantor seperti ruang staff, ruang ketua, ruang wakil ketua, ruang bendahara, ruang sekretaris. Selain itu juga terdapat ruang tambahan seperti ruang komputer dan ruang arsip untuk mendukung kegiatan pada kantor tersebut. Terdapat juga ruang-ruang pendukung seperti kantin, mushalla, dan toilet.


(74)

EPILOG

Fungsi yang dirancang pada perancangan ini adalah Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan, merupakan beberapa fungsi dari banyak fungsi yang dirancang oleh penulis. Kedua fungsi tersebut tergabung pada area sarana dan prasarana yang berada pada sisi utara site yang terletak tepat disebelah jalan lintas Pulau Nias dan merupakan area pertama yang dilalui ketika memasuki area site.

Tidak semua yang penulis rancang masuk kedalam skripsi ini. Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan dipilih dari beberapa fungsi lain untuk dibahas pada skripsi ini selain dikarenakan keterbatasan waktu, juga dikarenakan pengaplikasian tema dan konsep terhadap kedua fungsi ini lebih tepat dan dirasa cocok dibandingkan fungsi-fungsi lain.

Alasan lain memilih fungsi tersebut adalah kedua fungsi tersebut merupakan fungsi yang paling lama penulis kerjakan dimana pada awal perancangan penulis ditugaskan merancang satu fungsi yaitu Pusat pemerintahan. Pada area tersebut Perpustakaan Daerah merupakan salah satu bagian Pusat pemerintahan bersama Gedung Pengadilan dan Balai Rakyat. Seiring berlanjutnya perancangan dan penambahan-penambahan fungsi lain disekitar memunculkan pemikiran dan pertimbangan akan peletakan Pusat pemerintahan yang akhirnya memisahkan Perpustakaan Daerah dan Pusat pemerintahan.


(75)

Pada akhir masa proses perancangan ini penulis merasa puas dengan desain-desain bangunan yang telah dirancang meskipun pada prosesnya terdapat berbagai halangan dan rintangan penulis dalam merancang fungsi-fungsi yang diberikan. Penulis berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa menjadi pedoman di kemudian hari.


(76)

DAFTAR PUSTAKA

Adpenturz. 2015. Kantor Bupati Halmahera Utara di Tobelo, Maluku Utara

(Online), (http://www.skycrapercity.com/showthread.php?t=1672766, diakses 6 Juli 2015)

Besnosoff Architects. 2015. Tirat Carmel Library (Online),

(

http://www.archdaily.com/433411/tirat-carmel-library-schwartz-besnosoff-architect, diakses 5 Juli 2015)

Irwan Rainu. 2015. Wakil Gubernur Resmikan Kantor Bupati Halmahera Utara

(Online),

http://www.halmaherautara.com/news/127/wakil-gubernur-resmikan-kantor-bupati-halmahera-utara, diakses 6 Juli 2015)

Rivadh. 2015. Gedung DPRD Provinsi KALTIM (Online),

(http://www.skycrapercity.com/showthread.php?t=1580639, diakses 6 Juli

2015)

Rubѐn Muñoz. 2015. Bio Bio University Library (Online),

(www.archdaily.com/403018/bio-bio-university-library-ruben-munoz, diakses

5 Juli 2015)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. 2009. Jakarta : Menteri Pariwisata

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/Prt/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. 2007. Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum

Neufret, Ernest. 1996. Data Arsitek Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga Neufret, Ernest. 2002. Data Arsitek Jilid 2, Jakarta: Penerbit Erlangga


(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)