Perencanaan Dan Disain Layanan Pendukung Rumah Sakit (Tugas Disain Fisik Rumah Sakit)

(1)

PERENCANAAN DAN DISAIN LAYANAN

PENDUKUNG RUMAH SAKIT

(Tugas Disain Fisik Rumah Sakit)

S

E K

O L

A

H

P A

S C

A S A R JA

N A

OLEH :

Rina Amelia (067013030)

P

ROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

PROGRAM MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH PASCASARJANA USU

MEDAN


(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar, padat modal, padat karya, padat kegiatan dan padat masalah. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin ilmu.

Kegiatan utama di rumah sakit adalah pelayanan kesehatan, yang sesuai dengan perkembangannya, rumah sakit bukan hanya berfungsi dan bertindak untuk kuratif, namun juga harus menghandalkan preventif dan promotif., Dari sekian banyak kegiatan di rumah sakit, layanan pendukung merupakan hal yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Sebab, walaupun hanya berfungsi sebagai pendukung, namun tanpa layanan pendukung ini, rumah sakit tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Makanya, perencanaan pada pelayanan pendukung merupakan hal yang penting, sehingga pada waktu operasional rumah sakit semuanya akan berjalan sinergis dan saling mendukung untuk menghasilkan pelayanan yang paripurna di rumah sakit tersebut.

Layanan pendukung sebagian besar merupakan pemeran di belakang layar untuk tercapainya pelayanan prima rumah sakit, sebab memang sebagian dari


(3)

pendukung yang tidak terencana dan terlaksana dengan baik mempunyai akibat atau efek yang bermakna buruk pula pada rumah sakit.

Tidak ada rumah sakit yang dapat berjalan tanpa ada layanan pendukung seperti dapur, laundry, pemeliharaan ruangan (housekeeping) dan layanan pendukung lainnya.

1.2. Jenis Kegiatan Layanan Pendukung di Rumah Sakit

Berbagai kegiatan yang menunjang terlaksananya pelayanan di rumah sakit yang bersifat sebagai Pelayanan Pendukung rumah sakit, yaitu:

• Bagian Penerimaan • Medical Record

• CSSD (Central Sterilization and Supply Department)/sterilisasi terpusat

• Pengelolaan Bahan dan Material • Bagian Pelayanan Makanan • Laundry dan Layanan Linen • Pemeliharaan (housekeeping)

Dari sekian banyak kegiatan layanan pendukung yang ada, tulisan ini membahas tentang empat jenis pelayanan yang terakhir.


(4)

BAB II

1. Pengelolaan Bahan dan Material

Manajemen bahan yang efisien dan efektif mengarahkan rumah sakit untuk menerapkan bentuk organisasi sentral dalam pelayanan material. Pentingnya pengelolaan bahan ini di dalam biaya rumah sakit terus diperhitungkan. Salah satu penelitian mengestimasi bahwa bahan di rumah sakit yang besar diperhitungkan lebih dari 40 persen dari total anggaran rumah sakit. Sentralisasi dari sistem penawaran dan keuntungan dan ruang lingkup untuk penghematan dan juga kontrol pengadaan internal juga dikaitkan dengan fungsi distribusi.

Pengelolaan bahan ini memandu pada akuisisi, pengiriman, penerimaan, evaluasi dan gudang serta distribusi barang, suplai dan peralatan bagi organsiasi. Trend yang ada sekarang ini mengarah pada fungsi pengelolaan bahan terpsuat. Namun demikian masih banyak rumah sakit dimana apotik, layanan makanan, pemleiharaan dan layanan tertentu seperti laboratorium dan radiologi melakukan pengelolaan bahannya sendiri. Argumen ini adalah bahwa pembeliannya memerlukan tingkat kompetensi yang tigngi atau pengetahuan tentang bagian pembelian di rumah sakit.

1.1. Pembelian Terpusat


(5)

- Jumlah diskon dilakukan dengan mengkonsolidasi permintaan pembelian dari keseluruhan rumah sakit.

- Standarisasi dan evaluasi produk yang dapat dilakukan melalui embelian terpusat.

- Pembelian terusat menghilangkan duplikasi waktu, usaha, personil dan fasilitas untuk fungsi pembelian.

- Pemesanan dari satu tempat sehingga mengurangi pembelian ketika order pembelian dilakukan.

- Spesialis bidang pembelian melakukan pekerjaannya secara profesional. - Mengontrol pembelian dan persediaan yang tidak resmi

- Kepala bagian tidak membuang-buang waktu untuk menjalankan fungsi pembelian.

- Pejabat pembelian bertanggung jawab untuk semua fungsi pembelian dan dapat dipertanggung jawabkan.

- Kebijakan pembelian yang telah disatukan dan prosedurnya dapat dikembangkan di seluruh rumah sakit.

1.1.1 Fungsi

Fungsi utama dari bagian ini adalah :

• Menulis spesifikasi produk untuk semua peralatan dan barang yang dibeli dan mengarahkannya kepadanya


(6)

• Menerima dan memperhitungkan peralatan, barang dan suplai • Menyiman suplai untuk periode waktu yang cukup

• Standarisasi dan evaluasi produk • Evaluasi pihak penjual

• Distribusi barang dan suplai ke departemen yang mendapatkannya • Mengontrol pembelian dan persediaan di departemen yang ada.

1.2. Bagian Penerimaan

Bagian penerimaan adalah titik masuk untuk semua bahan yang masuk ke rumah sakit. Ini adalah menuntut pengecekan yang cermat untuk mendeteksi adanya kesalahan. Sebagian dari kesalahan penerimaan adalah pengiriman item yang tidak dipesan, item berganti atau diganti tanpa prsetujuan sebelumnya dari bagian pembelian, barang yang rusak dan barang yang cacat.

Biaya memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh bagian pembelian, penjual dan agen pengiriman setelah suplai masuk ke bagian penerimaan cukup tinggi. Sehingga kecermatan sangat diperlukan.

Dokumentasi kontrol dan dokumen yang merupakan fungsi yang terpenting disini. Jika pengiriman tidak dicek langsung terhadap dokumen dan juga order pembelian, maka akan mengakibatkan ketidak jujuran dan bahkan penipuan dan pencurian. Prinsip tangung jawab penerimaan untuk pembayaran faktur adalah sesuatu yang lebih mampu dan merupakan alat yang efektif untuk melindungi


(7)

juga petugas penerimaan. Dua bagian dari bukti dokumentar adalah sangat signifikan dalam memeprtahankan efektivitas penerimaan. Demikian juga slip kemasan dan faktor – yang telah dibentuk sesuai dengan bagian yang telah dilakukan.

1.3. Pengendalian Persediaan

Gudang sentral adalah berkaitan dengan penerimaan, pengemasan, penyimpanan dan pendistribusian suplai yang digunakan di rumah sakit. Pengendalian persediaan merupakan tanggung jawab utamanya.

Gudang ini menyimpan semua item yang belum dikirimkan ke bagian atas tanda terima tetapi telah disimpan untuk distribusi dan digunakan kemudian. Bahan yang umum yang biasa disimpan adalah item bedah medis, pakaian, item perawatan rumah sakit, alat-alat kantor dan juga ATK dan formulir. Bahan ini biasanya disimpan di bagian masing-masing. Obat dan farmasi lainnya serta larutan infus dan suplai labroatorium, suplai sinar X dan juga suplai steril.

Persediaan ini emiliki dua fungsi utama (1) memberikan efisiensi yang maksimum dan persediaan optimum dan (2) menyediaan berbagai bagian yang diperuntukkan untuk bahan.

Untuk mencapai tujuan utama dari perawatan pasien, gudang ini haruslah memuat persediaan optimum. Ini bukan dimaksudkan sebagai rata-rata persediaan minimum. Persediaan ini adalah pelindung terhadap kegagalan yang tidak diprediksikan dalam suplai, serta peningkatan permintaan dan keterlambatan dalam


(8)

Diantara kriteria untuk pengendalian persediaan adalah ketersediaan ruang. Tetapi mereka memerlukan luas lantai dan juga bidang sirkulasi umum. Kadangkala faktor yang lain juga perlu dipertimbangkan menyangkut pengendalian persediaan yaitu waktu dan kegunaannya, biaya penyimpanan, obsolesensi, penyusutan, biaya engangkutan, biaya investasi, manfaat pembelian curah, waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman, ketersediaan substitusi dan cash flow.

1.4. Pengendalian Gudang

Sistem pengendalian gudang harus dilakukan untuk :

- Jumlah dan nilai suplai yang ditetapkana atas pesanan guna menentukan persediaan awal.

- Pencatatan sebagian item tambahan yang diterima, jumlah dan biaya

- Departemen yang memerlukan suplai haruslah mendapatkannya dari ruang gudang

- Sebagai rekuisisi yang diterima oleh ruang gudang, semuanya harus dikirimkan ke bagian yang bersangkutan.

- Suplai yang diajukan untuk rekuisisi haruslah dicatat pada kartu kontrol - Ketika item yang diperoleh tidak ditangan, maka rekuisisi haruslah

dikembalikan ke bagian yang meminta dengan menunjukkan bahwa tidak ada stock di gudang.


(9)

- Pada tanggal tertentu haruslah menetapkan rekuisisi mingguan untuk mencapai petugas ruang gudang.

- Karyawan juga harus dididik untuk cara pemakaian bahan guna menghindari kesia-siaan

- Barang yang diterima dan dikeluarkan harus dicek.

1.5. Sistem Persediaan Perpetual

Akuntansi barang yang diterima dan dikeluarkan dilakukan oleh sistem persediaan. Barang menunjukkan uang dan akuntansi pasokan barang yang diterima dan dikeluarkan haruslah menjadi bagian yang akurat dari sistem akuntansi seperti dalam tanda terima tunai. Akuntansi yang akurat menyediakan semua barang yang diterima, kecuali barang yang tidak tahan lama seperti farmasi dan didebetkan pada persediaan dan semua pengeluran dikreditkan pada akuntansi dan didebetkan pada bagian yang mengeluarkannya.

Persediaan perpetual ini bukan hanya pengecekan petugas toko tetapi juga laporan tentang jumlah barang yang diterima dan dikeluarkan delaer dimana barang itu dibeli dan bagian yang mengeluarkannya.

1.6. Distribusi

Distribusi yang efektif harus memastikan penyediaan benda yang tepat di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Juga ada setidaknya dua metode distribusi


(10)

metode yang banyak digunakan di rumah sakit di India. Masing-masing bagian pemakai menyimpan persediaannya. Secara berkala atau ketika tingkat persediaan sudah menipis, maka permintaan dipersiapkan dan dikirimkan ke gudang yang akan mengirimkan item atau bahan yang diminta. Tingkat cadangan untuk setiap bagian ditentukan didaarkan atas nilai guna dan seberapa sering stok tersebut dihabiskan. Interval yang telah ditentukan, suplai personal mengecek stok dan membawanya pada level yang tepat.

Tipe sistem distribusi haruslah ditentukan pada awal perencanaan dan pengembangan disain. Keputusan ini sangat penting dalam sistem penanganan bahan. Juga haruslah didasarkan atas pertimbangan biaya tetapi perhatian harus ditujukan bagi waktu perjalanan karyawan, langkah-langkah dalam aliran bahan dan jumlah kebutuhan karyawan.

Elevator adalah sangat penting bagi pergerakan barang. Rumah sakit yang besar juga merancang elevator servis untuk barang diantara keperluan lainnya.

1.7. Standardisasi Produk

Salah satu cara untuk menentukan biaya dalam pengelolaan bahan adalah menentukan standarisasi produk. Dengan perkembangan produk dan perubahan teknologi yang pesat mempengaruhi perawatan kesehatan, khususnya untuk membangun proses guna mengevaluasi produk yang membanjiri pasar. u atau tekanan oleh sales representatif dan juga oleh pihak lain.


(11)

Tujuan utama evaluasi produk dan standarisasi adalah mengidentifiasikan produk yang lebih sesuai untuk digunakan oleh rumah sakit setelah mempertimbangkan faktor seperti biaya, standarisasi, ketersediaan dan sumber. Tujuan lainnya adalah menghilangkan duplikasi produk dan mencapai nilai ekonomis melalui standar.

1.8. Evaluasi Penjual

- Sambil mengevaluasi dan memilih penjual, rumah sakit harus memastikan bahwa yang pertama memenuhi harapan dalam pengertian harga, reliabilitas dan servis yang tetap menjaga biaya rumah sakit yang rendah.

Sebelum memilih siapa penjual, maka perwakilan rumah sakit harus mengunjungi fasilitasnya dan juga bertemu dengan mereka.

1.8.1. Kontrak Penjual

Rumah sakit harus memiliki sejumlah uang untuk dapat melakukan kesepakatan pembelian dari beberapa kelas bahan yang akan dibeli. Jenis pembelian terhadap jumlah, mutu, harga dan waktu pembelian membantu rumah sakit melihat beberapa waktu dan upaya yang mereka lakukan untuk pembelian tradisional. Juga penghematan persediaan dapat dipertahankan dengan persediaan yang kecil. Gudang suplai dan sebagainya juga dibutuhkan. Jumlah waktu yang dibutuhkan oleh manajer bahan dan staff untuk kegiatan yang berkaitan dengan pembelian dapat dikurangi secara drastis.


(12)

1.9. Lokasi

Idealnya divisi utama penanganan bahan haruslah berada di sekitar bangunan utama. Tetapi hal ini tidak mungkin atau sulit dipraktekkan. Untuk lalu lintas penjual, kantor pembelian haruslah memiliki ruang tunggu dengan pintu masuk diluar guna menghindari rute melalui lobbi utama dan juga koridor adminsitratif,. Bagian ini harus mudah mengakses ruangan multi guna dan dapat digunakan untuk memperlhtkan produk.

Gudang utama haruslah berada di lantai dasar sejauh mungkin dari daerah yang padat. Juga harus dekat dengan akses pada dok yang pembongkaran yang menutupi beberapa bagian yang ada di dalam suplai.

1.10. Organsiasi

Pembelian, gudang, penerimaan dan distribusi harus dipadukan dalam manajemen bahan di bawah manajer bahan atau asisten adminstator. Atau fungsi utamanya adalah pembelian ke toko utama.

Ada beberapa manajer bahan yang telah terlatih secara profesional. Ada banyak lulusan perguruan tinggi dalam bidang ini, termasuk mereka yang memiliki kpengetahuan tentang konsep pembelian, kontrol persediaan dan distribusi bahan di dalam rumah sakit termasuk evaluasi produk, standarisasi dan evaluasi penjual.


(13)

1.11. Fungsi Manajemen Bahan Dan Komputer

Fungsi manajemen bahan harus komputerisasi. Komputer digunakan untuk beberapa kegiatan utama dari pemesanan hinga pada pengelolaan toko. Sistem manajemen komputer (SMK)adalah proses yang mengoptimumkan manajemen pembelian, manajemen persediaan dan fungsi logistik lainnya termasuk proses pemesanan, gudang dan transportasi. SMK mengurangi biaya transportasi dan menghilangkan bebeapa langkah yang tidak perlu dalam memindahkan produk dan jasa ke pasar. Juga meningkatkan layanan konsumen melalui koordinasi yang jauh lebih erat.


(14)

2. Bagian Pelayanan Makanan 2.1. Pendahuluan

Makanan yang baik adalah sangat penting dalam pengobatan dan penanganan pasien dan merupakan bagian dari total perawatannya. Bagian pelayanan makanan di rumah sakit modern dewasa ini adalah merupakan salah satu bagian yang sangat penting. Ini dikepalai oleh seorang spesialis yang memiliki manajer profesional.

Sebagian orang siap menerima layanan profesional dari dokter dengan kritikan minimum. Mereka juga cenderung memberikan penilaian terhadap kebersihan rumah sakit, perawatan pribadi dan juga perhatian yang diberikan kepada mereka sebagai pasien dan pengunjung dan juga terhadap mutu makanan. Kedai kopi adalah salah satu tempat dimana pengunjung sering berbelanja ketika memasuki rumah sakit dan merupakan pengunjung pertama kali. Dekor dan pelayanan pada beberapa bagian rumah sakit haruslah sesuai dengan gambar atau image rumah sakit yang diinginkan.


(15)

2.2. Fungsi

Fungsi dari pelayanan makanan ini adalah :

- Menyediakan makanan terbaik atas biaya yang sesuai dengan kebijakan rumah sakit

- Membeli bahan yang sesuai spesifikasi, mutu dan jumlahnya serta pendistribusikan makanan.

- Menetapkan standar untuk perencanaan menu, mempersiapkan dan menyajikan makanan dan mengontrol makanan.

- Menentukan kebijakan, rencana tata letak dan kebutuhan peralatan

- Merencanakan dan mengimplementasikan terapi pasien, pendidikan dan bimbingan, memberikan nasehat kepada pasien dan keluarga tentang masalah diet tertentu.

2.3. Lokasi

Dapur rumah sakit biasanya adalah ruang yang tidak digunakan untuk keperluan lainnya. Bagian playanan makanan akan terlihat di bawah tingkat dasar yang mengarah pada efek mutu makanan dan efisiensi departemen. Dapur di lantai dasar misalnya adalah gelap dan memiliki ventilasi yang kurang baik. Lokasi lantai di bagian dasar jauh lebih baik dan juga adanya kesesuaian dengan suplai. Demikian juga beberapa dapur yang berada di lantai dasar. Rumah sakit yang lama memiliki dapur dibawah lantai dasar.


(16)

Bagian ini berdekatan dengan bagian pengelolaan bahan. Gudang haruslah berdekatan dengan bagian pembongkaran. Kemudahan akses untuk sistem transportasi vertikal akan melayani unit perawatan pasien guna membantu pasien yang makan.

2.4. Disain

Disain dan fasilitas fisik dari bagian pelayanan makanan memiliki bagian yang terpenting untuk standar pelayanan makanan, biaya tenaga kerja dan moral karyawan. Misalnya, ruang gudang yang jauh dari ruang kerja, pengaturan yang kurang baik dalam bagian persiapan makanan dan juga beberapa jarak yang dipersiapkan untuk beberapa makanan yang rendah pada tingkat efisiensi yang ada serta peningkatan langkah yang belum pasti dalam meningkatkan biaya.

2.4.1. Area Fungsional

Area fungsional utama sebagai bagian dari penyajian makanan, mengikuti urutan dalam aliran kerja sebagaimana dijelaskan di bawah ini.


(17)

2.4.2 Area Atau Bagian Penerimaan Dan Stasiun Pengendali

Bagian penyajian makanan memerlukan sejumlah suplai dan bahan. Area penerimaan yang umum bagi suplai rumah sakit lainnya dan haruslah cukup besar untuk menangani suplai yang besar. Petugas penerima harus memeriksa dan mengecek semua suplai baik dari segi jumlah maupun dari segi mutu. Dalam kasus suplai makanan, ahli gizi atau anggota staf bagian penyajian makanan secara peribadi harus mengecek pasokan atau suplai tersebut. Area penerimaan diperlengkapi dengan timbangan untuk menimbang beberapa bahan dan suplai. Semua ukuran kontrol internal yang dijelaskan di bawah penanganan bahan ini berlaku untuk daerah ini.

2.4.3. Ruang Gudang Dan Pendinginan

Ruang atau area gudang yang terdiri dari gudang bahan kering dan baku, haruslah saling berdekatan atau berada disekitar area penerimaan. Penyimpanan kering adalah untuk bahan makanan pokok dan penyimpanan beku untuk bahan yang tidak tahan lama. Rumah sakit biasanya menyimpan bahan makanan itu dalam beberapa hari. Beberapa makanan kering dibeli dan disimpan dalam jumlah yang banyak. Rak baja aau kayu dan paltform digunakan untuk tempat penyimpanan. Rumah sakit yang besar memiliki pendinginan dan pembekuan dengan variasi derajat suhu untuk daging, produk daging dan unggas, produk susu dan telur serta buah dan sayuran. Seperti di restoran, akan lebih banyak dipraktekkan di rumah sakit untuk


(18)

termometer disetiap unit untuk mengecek suhu sehari-hari. Refrigerator haruslah memiliki alarm yang dihubungkan dengan tepat personil yang dapat dijangkau selama 24 jam bila seseorang terkunci di dalam secara tidak disengaja.

2.4.4. Area Persiapan Dan Produksi Makanan

Beberapa rumah sakit lebih suka memiliki area persiapan pra produksi yang terpisah dimana penyortiran, pengupaan, pengirisan, pemotongan dan pencucian dapat dilakukan sebelum dimaak. Bak ganda dengan bak pengering,. Alas kerja, pengupas dan penghancur merupakan fasilitas dan peralatanyang dibutuhkan. Terdapat beberapa susunan yang efisien di daerah produksi yang memungkinkan aliran kerja dan trafik silang minimum.

Perhatian khusus juga harus ditujukan terhadap ukuran area produksi. Pada awal tahap perenanaan, maka harus diputuskan apakah rumah sakit akan berfungsi melayani makanan vegetarian atau makanan non vegetarian. Dan apakah ada dapur yang terpisah untuk keduanya. Beberapa makanan baku, ketika didinginkan, akan menghasilkan aroma yang kurang sedap dan juga dapat menodai makanan lainnya. Sehingga sangat perlu untuk menanganinya secara terpisah.

Makanan di rumah sakit adalah diersiapkan dengan menggunakan pendekatan progresif. Dalam memasak progresif, makanan dipersiapkan dalam batch yang kecil pada itnerval yang teratur selama waktu penyajian. Ini dapat memberikan kesegaran dan kelezatan dan juga mempertahankan makanan tetap hangat.


(19)

2.4.5. Ruang Servis

Ruang servis adalah tempat dimana wadah makanan pasien disusun atau dibentuk. Ini mendapatkan makanan yang suah dipersiapkan dari dapur dan regrigerator. Setelah tray disusun, maka kemudian diisi dan diletakkan pada kereta tray atau kereta makanan dan kemudian dikirimkan kepada pasien. Ini bersifat imperatif yang berdekatan dengan elevator.

Peralatan dan fasilitas di dalam ruang servis termasuk refrigerator, meja dan juga lemari untuk penyimpanan tray, piring, cutlery dan berbagai peralatan lainnya.

Ahli gizi juga bertanggung jaab untuk makanan pasien rawat inap. Dia setidaknya menjalankan tugas melakukan pengecekan baki untuk identifikasi yang tepat, keakuratan dan suhu makanan serta memastikan bahwa makanan itu lezat dan disajikan dengan menarik.

2.4.6. Pengiriman makanan

Kereta airline adalah kereta yang memiliki bagian panas dan dingin yang terpisah untuk makanan panas dan dingin dan juga wadah thermal untuk cairan. Kereta untuk makanan panas memuat makanan panaas dalam jumlah yang banyak yang diberikan pada baki pasien di tempat pasien. Banyak rumah sakit mendistribusikan makanand alam wadah makanan panas yang dibawa dalam kereta makanan yang terbuka.


(20)

2.4.7. Dapur Diet Khusus

Dapur diet khusus adalah merupakan bagian terpadu dari dapur rumah sakit. Diet khusus haruslah dipersiapkan di bawah pengawasan ahli gizi berkualifikasi. Karena diet khusus adalah merupakan modifiaksi dari menu dasar yang telah ada dan karena dapur diet khusus menyediakan suplai dari dapur utama dan membawa baki dengan kereta baki yang sama, maka haruslah ditempatkan pada dapur atau berdekatan dengan dapur. Dapur diet ini juga memerlukan pot, pansi, bejana, seperti dapur utama tetapi dengan skala yang kecil. Diampng itu, memerlukan timbangan untuk menimbang diet.

2.4.6. Area Pencucian Piring

Pencucian piring dilakukan dengan mesin pencucian yang moderen. Piring-piring yang kotor dimasukkan pada satu bagian dan kemudian Piring-piring yang sudah bersih diambil pada bagian atau ujung lainya. Keranjang kawat digunakan ntuk menempatkan gelas dan cangkir di masing-masing bagian. Di rumah sakit yang kecil, pencucian piring, dilakukan secara manual di tempat pencucian piring yaitu ruang kecil di sekitar dapur. Ketersediaan air panas dan air dingin haruslah disalurkan kedalam tempat pencucian piring dan bak pencucian.

Piring yang kotor di bawah ke bagian pencucian dan dilap. Limbah atau sampah atau sisa makanan dikumpulkan di tempat pengumpulan sampah. Piring-piring tersebut harus diperiksa dan diletakkan di baki pencucian Piring-piring dan dimuat


(21)

untuk pencucian. Setelah itu ditumpuk dengan cara yang baik untuk kemudian digunakan.

2.4.7. Area Pencucian Panas

Pencucian pot, panci dan perkakas dapur biasanya dilakukan dengan tangan. Juga harus memiliki bak yang lebih dalam dengan sejumlah suplai air dingin dan panas dan rak pengering.

2.5. Kantin

Sebagian besar rumah sakit juga menyediakan makanan bagi area non pasien, seperti pengunjung rumah sakit, staff dan bystander atau penjaga pasien. Mereka juga menjalankan fungsi itu dan dapat memenuhinya melalui kantin, kedai dan bar snak.

Kantin rumah sakit juga bekerja sebagai kegiatan bisnis makanan saji. Pelanggan atau konsumen membeli kupon di kounter, mengambil item makanan untuk ditukarkan dengan kupon, membawa baki mereka ke meja dan kemudian makan. Kantin rumah sakit haruslah dirancang untuk berbagai jenis pelayanan.

2.6. Kedai Kopi Dan Snak Bar

Kedai kopi dan snak bar mengisi snak sebelum makan berupa minum kopi, teh dan snak bagi pasien rawat jalan, pengunjung dan personil. Kedai kopi haruslah mudah diakses kepada paisen rawat jalan, pasien darurat tertentu. Ini adalah hal


(22)

kesegaran. Harus dirancang seperti restoran makanan cepat saji untuk perputaran patron dan juga tidak sebhagai ruang tungga dimana seseorang duduk untuk hal-hal yang tidak formal sambil minum teh dan kopi.

2.6. Organisasi Bagian Gizi

Ahli gizi adalah pimpinan bagian penyajian makanan ayng disebut juga bagian nutrisi atau instalasi gizi. Di rumah sakit yang kecil, ahli gizi dapat memiliki peranan sebagai pengawas gizi dan manajer bagian instalasi gizi. Manajer juga biasanya memberikan laporan kepada administrtor.

Bagian gizi sementara ini menjadi tanggung jawab administrator, departemen ini juga memiliki hubungan yang erat dengan staff medis dalam masalah profesional.

Departemen ini memiliki dua divisi fungsional. Satu yang berhubungan dengan pengelolaan departemen dan produksi makanan dan yang lain berhubungan dengan layanan makanan terapi dan instruksi bagi pasien dan konseling.

Tugas terapi termasuk terapi diet, perencanaan menu pasien dan diet khusus, penyediaan daftar diet khusus bagi pasien dan konseling.

Bagian pelayanan atau penyajian makanan harus menjalani pemeriksaan fisik secara teratur guna memastikan bahwa mereka bebas dari penyakit menular.

Pada awal perencanaan dan tahap pengembangan disain, rumah sakit haruslah memutuskan apakah makanan rumah sakit merupakan hal yang wajib bagi


(23)

makanan dari rumah, barangkali dengan pengecualian diet khusus. Ukuran departemen dan fasilitas sangat tergantung pada keputusan ini. Kedua sistem ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Di beberapa rumah sakit, makanan termasuk dalam biaya kamar.

Perencanaan makanan adalah salah satu fungsi utama dari departemen ini. Ini adalah merupakan penentuan makanan yang disajikan kepada pasien dan bukan pasien. Siklus menu adalah digunakan terdiri daris erangkaian menu rangka yang disajikan pada panjang siklus setiap minggu, dua mingguan atau bulanan. Variasinya adalah dibuat dengan memanfaatkan makanan musiman.

Beberapa rumah sakit progresif memungkinkan pasien memilih makanan yang dimilikinya dengan menggunakan akrtu menu seperti di restoran. Ahli gizi juga membantu pasien dalam memberikan pesanan mereka.

Nutrisi terapi juga memerlukan ahli gizi untuk membantu terapi pasien. Di beberapa kasus, terapi nutrisi sebagaimana dipesan oleh dokter, memerlukan pemberitahuan tentang diet normal dan juga konsistensi dan persiapannya. Juga perlu agar diet yang telah dieprsiapkan secara khusus dapat dituliskan bagi pasien perorangan meskipun menu siklus ini dapat dikembangkan. Terapi dan diet khusus serta makanan haruslah ditandai dengan label warna.


(24)

2.7. Situasi Masalah 2.7.1 Konflik

Konflik seringkali muncul ketika staff penyaji makanan dan staff layanan keperawatan serta keperawatan dan staff lainnya ketika menerima pasien. Tingkat toleransi, pemahaman dan komunikasi efektif akan membantu mengurangi konflik. Konflik lainnya antara pelayanan atau penyajian makanan dan departemen keperawatan yang juga harus diatasi.

Sangat sulit menyediakan menu yang dapat memenuhi keinginan atau selera semua orang. Keluhan terhadap bagian penyajian makanan adalah hal yang umum dan sering dialami. Pekerjaan departemen ini lebih sulit karena kebutuhan untuk memperhitungkan biaya. Ahli gizi juga dapat memainkan peranan yang efektif di dalam berbagai hal menyangkut persiapan menu dan juga membawanya kepada pasien, khususnya dalam diet khusus yang tidak selalu berkembang.

2.7.2. Pencurian

Pencurian kecil-kecilan biasanya terjadi di bagian penyajian makanan. Ini termasuk sebagian besar makanan yang dikonsumsi secara tidak jujur di tempat, mencuri makanan pasien, memakan makanan yang tersisa di baki pasien dan mencuri makanan dari ruang penyimpanan dan lembari di lantai pasien. Pelakunya sebagian besar adalah akryawan di bagian itu, karyawan atau petugas kebersihan, dan satpam. Metode efektif untuk menbatasi hal inia dalah mengunci tempat dimana makanan itu


(25)

Penipuan yang besar berlangsung pada pengelolaan bahan makanan terutama dalam proses pembelian. Semua pengamanan yang dibahas di bagian ini harus diterapkan disini.


(26)

(27)

2.3. Laundry dan Layanan Linen 2.3.1. Pengertian:

Laundry adalah layanan untuk pemrosesan kain kotor, sedangkan linen adalah seluruh perlengkapan dari kain yang dibutuhkan oleh rumah sakit. Laundry dan jasa linen merupakan salah satu dari departemen yang sangat penting di rumah sakit. Kritikan terhadap layanan linen merupakan salah satu keluhan yang sering terdengar di rumah sakit. Suplai yang cukup terhadap linen yang bersih untuk kenyamanan dan keamanan pasien menjadi penting. Disamping untuk memberikan lingkungan yang bersih bagi pasien, linen yang bersih penting untuk menyediakan perawatan medis bermutu tinggi.

Semua linen yang kotor di rumah sakit dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori

(a) Linen yang kotor

(b) Linen yang terinfeksi. Kategori ini terdiri dari hampir 10 persen dari total beban kerja. Semua popok bayi yang kotor harus dinyatakan sebagai linen yang terinfeksi.

Dalam pelayanan rumah sakit dewasa ini pasien menginginkan penggantian linen setiap hari. Dalam beberapa kasus, linen harus diganti sesering mungkin. Jadwal ini dapat ditentukan di bagian laundry dan juga tergantung pada jumlah linen yang ada. Untuk memungkinkan laundry memenuhi permintaan, maka rumah sakit harus menyediakan sejumlah linen yang cukup untuk sirkulasi dan juga cadangan


(28)

lainnya. Ini dimaksudkan untuk mengurangi kerusakan kain linen dan memperpanjang usia pemakaiannya.

2.3.2. Fungsi

Fungsi dari laundry dan jasa linen ini adalah sebagai berikut : • Pengumpulan atau penerimaan linen yang kotor dan terinfeksi

• Pengolahan linen yang kotor dengan peralatan laundry. Termasuk penyortiran, pembilasan, desinfeksi, pencucian, ekstraksi, pengkondisian, penyetrikaan dan pelipatan.

• Pemeriksaan, perbaikan serta pergantian linen yang rusak. Perakitan dan pengemasan jenis linen khusus dan mengepak linen untuk sterilisasi • Pendistribusian linen ke bagian yang membutuhkannya

• Mempertahankan dan mengendalikan kegiatan dan persediaan cadangan dari linen yang sudah diproses.

2.3.3. Lokasi

Lokasi Laundry sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga akan mendapatkan sinar matahari yang cukup dan ventilasi alami. Idealnya, pada gedung bertingkat laundry harus berada di lantai dasar dari bangunan yang terisolasi yang berhubungan dan berdekatan dengan pembangkit daya listrik. Ini karena laundry adalah salah satu dari pemakai daya terbesar selain pemakaian uap dan air. Bagian ini juga harus berdekatan dengan elevator. Sebagian rumah sakit juga memiliki alat


(29)

peluncuran (chute), sehingga kantong linen akan dapat diletakkan di tempat yang dituju.

Perencanakan lokasi dan sarana fisik laundry penting untuk mengantisipasi kemungkinan peningkatan biaya di belakang hari. Caranya adalah dengan menciptakan jalur lalu lintas linen sependek mungkin pada jalur pengangkutan vertikal dan horizontal antara laundry dengan ruangan pemakai. Ini lebih mudah dicapai pada bangunan bertingkat.

2.3.4. Perencanaan laundry dan linen a. Ukuran Persediaan aktif

Dalam perencanaan dan mempertahankan cadangan linen, umumnya digunakan sistem stratifikasi persediaan. Untuk setiap potong linen yang digunakan, terdapat empat yang telah diproses atau tetap disimpan. Oleh karena itu, persediaan aktif terdiri dari item yang digunakan sehari-hari dikalikan lima. Misalnya, untuk setiap seprei atau sarung bantal yang digunakan di satu tempat tidur di rumah sakit, maka akan ditemukan hal berikut:

- Satu yang kotor digunakan di tempat tidur pasien - Satu yang bersih di unit keperawatan

- Satu yang kotor di tempat pengumpulan linen kotor - Satu yang diproses di bagian laundry

- Satu yang bersih di penyimpanan linen atau cadangan untuk menggantikan cadangan aktif.


(30)

b. Kapasitas dan beban laundry

Penilaian akhir terhadap bahan dan mesin yang dibutuhkan untuk laundry dapat dilakukan dengan melengkapi daftar tipe dan jumlah artikel yang dicuci setiap minggu.

Beberapa panduan untuk perhitungannya:

- Standar Amerika : rata-rata 15 pound (6.80 kg) per tempat tidur per hari ditambah 25 pound (11.33 kg) untuk setiap operasi atau persalinan.

- Standar Inggris: 60 artikel per hari per minggu, 0.39 kg per artikel - Standar India : 3 hingga 5 kg per tempat tidur per hari.

Untuk dapat sampai pada beban kerja aktual setiap hari, total beban dari tujuh hari linen yang kotor haruslah dicuci dalam enam hari kerja dalam seminggu. Laundry juga harus memiliki kapasitas untuk memproses beban tujuh hari yang dikumpulkan selama enam hari kerja.

Linen yang kotor dan terinfeksi terdiri dari flat besar (seprei, dll), flat kecil (sarung bantal, dll), kerja tumble (handuk, sprey, selimut, dll) pekerjaan tekan (garmen, dll), linen ruang operasi dan obstetrik, linen keperawatan dan kedokteran anak serta linen isolasi.

2.3.5. Disain

Kegiatan laundry rumah sakit dalam beberapa hal sama dengan di hotel atau di tempat lain. Namun yang membedakan adalah laundry rumah sakit juga menangani


(31)

hanya menangani linen yang kotor tetapi juga linen yang terinfeksi. Oleh karena itu harus dirancang khusus untuk daerah asepsis dan juga untuk dekontaminasi bakteri dari linen.

Tata letak dan sistem pemrosesan linen di laundry rumah sakit mengikuti prinsip yang ada pada CSSD (pusat sterilisasi dan suplai). Pemisahan fisik dari linen yang kotor dan bersih merupakan hal yang penting dari disain laundry. Harus ada pembatas yang jelas yang memisahkan linen yang kotor biasa dengan linen terinfeksi pada satu sisi dan diantara bagian yang kotor dan daerah pemrosesan bersih. Hal ini bisa dilaksanakan dengan menyediakan pintu ganda, yang menghubungkan daerah mesin cuci pada dinding yang memisahkan daerah kain kotor dengan area pemrosesan bersih. Linen dimasukkan ke area yang kotor dan diambil di bagian yang bersih.


(32)

(33)

Apabila daerah pemrosesan digabung dengan area bersih, akan terjadi hal berikut: Sejumlah besar bakteri akan dilepas ke udara dari bagian pemrosesan sewaktu menyortir linen sebelum dicuci. Kontaminasi melalui udara akan mempengaruhi seluruh area dan mengenai linen yang sudah bersih dan dikirimkan ke ruang perawatan pasien. Ini dapat dihindari dengan memisahkan bagian yang bersih dan kotor.

Idealnya, proses pemisahan linen yang kotor dari linen yang terinfeksi harus dimulai pada saat di ruang rawat pemakai. Linen yang terinfeksi harus ditempatkan di kantong linen yang dibedakan berdasarkan warna. Juga harus ada ruang yang cukup di bagian atas untuk menutup kantong itu dengan rapat. Kantong itu harus ditempatkan di daerah tertentu menunggu pengumpulan oleh petugas laundry.

2.3.6. Utilitas

Perencanaan untuk utilitas perlu dilakukan dengan cermat dan teliti sejak awal. Kebutuhan utama seperti air, daya listrik, uap dan kompresi udara diperhitungkan dengan mempertimbangkan peningkatan beban kerja di masa yang akan datang.

Perencanaan yang baik akan menjamin kelangsungan kegiatan tanpa dipengaruhi kenaikan beban volume kerja. Yang penting adalah, cadangan daya listrik seratus persen untuk pertimbangan kemungkinan gangguan aliran listrik, serta memenuhi kebutuhan air untuk seluruh proses laundry.


(34)

2.3.7. Organisasi

Kepala operasional dari laundry adalah manajer laundry yang telah terlatih dalam operasional laundry atau orang yang berpengalaman di bidangnya. Kegiatannya dilaporkan pada salah seorang asisten administrator. Dengan peningkatan automatisasi, sebagian rumah sakit merekrut personil yang sudah terlatih dalam bidang teknologi informasi untuk mengepalai bagian laundry.

Tidak ada pelatihan khusus yang dibutuhkan untuk personil lainnya. Yang penting adalah mereka bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, juga personil yang mampu membaca dan memahami instruksi secara sederhana.

2.3.8. Pemilihan peralatan

Beberapa tahun terakhir telah terjadi revolusi dalam mesin laundry dan sistem pemrosesan. Mesin otomatis dan alat yang menghemat waktu operasional dan tenaga kerja juga telah menghasilkan nilai ekonomis. Terjadi peningkaan produktivitas serta pemanfaatan air, power, uap dan juga waktu operasi pencucian,

Beberapa fitur yang ditemukan adalah dispenser formula otomatis, kontrol operasi otomatis, alat penyortiran dan juga mesin pencuci, demikian pula untuk ekstraksi dan folding otomatis.

Peralatan laundry juga harus dipilih dengan cermat. Faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi kemampuan modal, reliabilitas disain dan ekonomis atau hemat dari segi utilitas seperti air, listrik, uap dan juga bahan pencucuian lainnya.


(35)

2.4. Housekeeping (Pemeliharaan)

Petugas jasa pemeliharaan sering terlupakan di kegiatan rumah sakit. Mungkin karena mereka terdiri dari tenaga yang tidak membutuhkan pendidikan khusus, atau cukup dari pendidikan tingkat rendah. Padahal jasa lingkungan penting untuk memberikan lingkungan yang aman, bersih, menyenangkan, teratur dan fungsional baik bagi pasien maupun bagi personil rumah sakit. Meskipun bagian pemeliharaan dan keberhasilan ini tidak terlalu penting dan merupakan departemen yang selalu diabaikan, namun pekerjaannya mengarah pada keseluruhan efisiensid ari departemen lainnya. Lingkungan kerja yang bersih, menarik dan teratur akan meningkatkan produktivitas karyawan, efisiensi dan moralnyal

Lingkungan yang bersih dan sehat memiliki dampak psikologi terhadap pasien dan pengunjung, yang juga akan mempengaruhi cara pandang mereka menyangkut rumah sakit.

Dari sudut ekonomi, mempertahankan rumah sakit yang bersih, teratur dan sehat juga penting, sebab bangunan yang terpelihara dengan baik berpotensi untuk memiliki usia pemakaian yang lebih lama.

2.4.2.Fungsi

Bagian pemeliharaan bertanggung jawab untuk beberapa tugas dan fungsi umum berikut :


(36)

- Pembersihan ruangan seperti menyapu dan membersihkan lantai, membersihkan perabot, kamar mandi, membuang sampah, pencucian jendela, mengepel lantai, membersihkan karpet, langit-langit dan mengganti gorden. - Pembuangan sampah, ini termasuk pengutipan sampah dan kotoran dari

berbagai tempat di rumah sakit dan mengumpulkannya ke insinertor

- Pembersihan kepulangan : ini termasuk pembersihan ruang pasien setelah pasien keluar atau pulang ke rumah dan siap ditemapti oleh pasien lainnya - Menyiram tanaman dalam ruangan bila diperlukan

- Membunuh hama dan serangaga

- Mencegah penyebaran infeksi dengan melakukan kontrol infeksi baik dari segi prosedur maupun teknik.

- Menghemat listrik dengan mematikan lampu, kipas, dll yang tidak digunakan Beban kerja dari bagian pembersihan ini mengalami fluktuasi, tergantung pada sensus pasien. Ketika hunian tempat tidur sangat tinggi, maka beban kerja akan meningkat. Ketika itu rendah, maka ruang kosong akan tetap terkunci dan tidak bersih. Demikian juga untuk pembersihan ekstra. Dan juga adanya staffing pada hari kerja tertentu dalam beberapa minggu.

Di beberapa rumah sakit, personil kebersihan tidak melaksanakan fungsi kebersihannya dalam bidang tetentu seperti ruang bedah dan ruang pemulihan, ruang tenaga kerja dan ICU.


(37)

2.4.3. Lokasi

Petugas kebersihan melayani semua bagian dan departemen yang ada di rumah sakit. Meskipun berada pada daerah non primer, namun sejauh mungkin haruslah diletakkan secara terpusat dan dekat dengan sistem transportasi vertikal guna memudahkan pergerakan bahan dan peralatan..

2.4.4. Organisasi

Housekeeping dipimpin oleh kepala bagian kebersihan yang dibantu oleh asisten eksekutif dan pengawas lantai. Pelatihan dan spesifikasi dari petugas ini sangat penting. Dia juga harus memiliki tingkat tertentu dalam ilmu pengetahuan tentang sanitasi kesehatan termasuk prinsip bakteriologi yang berlaku untuk pencegahan dan kontrol infeksi dan penyakit yang dapat dikomuniaksikan. Dia juga harus bekerja dengan baik serta mampu untuk membuat rencana dan bertindak sebagai administrator.administrator.

Di rumah sakit yang kecil, petugas kebersihan eskekutif biasaya melapor kepada direktur keperawatan atau pengawasnya.

Asisten eksekutif bagian kebersihan dan pengawas lantai haruslah terlatih dengan baik dalam prosedur pemebersihan ruangan. Mereka harus mampu secara efektif menangani karyawan di bagian ini.

Karyawan di bagian ini adalah karyawan yang tidak memiliki keahlian dengan tingkat upah rendahan. Mereka mendapatkan orientasi yang baik, pendidikan


(38)

Kunci fungsi yang efisien dan efektif dari bagian kebersihan ini adalah komunikasi yang baik terutama dengan unit keperawatan dengan dua bidang potensial.

Departemen penerimaan akan mencatat kondisi kebersihan di semua bagian, serta di bagian pengalihan dan pemulangan dan ini tentu harus menjuaga kebersihan ruangan tepat waktu dan melaporkan setelah semuanya selesai. Ini terutama sangat penting ketika tingkat huniannya sangat tinggi. Sebaliknya, pasien ini akan menunggu di ruang mereka. Kegiatan pencatatan terkomputerisasi akan membantu proses kerja.

2.4.5. Kebutuhan Fasilitas dan Ruang

Fasilitas dan ruang berikut ini dibutuhkan untuk bagian pemeliharaan - Kantor untuk housekeeper eksekutif

- Ruang kerja adminsitrasi

- Kantor untuk asisten eksekutif housekeeper dan juga ruang kursi atau meja bagi pengawas.

- Ruang penyimpanan dan rak khusus untuk peralatan housekeeping

2 . 4 . 6 . S i t u a s i p e r m a s a l a h a n K o n f l i k d a n i n t r u p s i

Pekerjaan pemeliharaan dalam daerah tertentu dari rumah sakit seperti ruang pasien , ruang operasi, ICU, ruang persalinan, unit gawat darurat dan pemeliharan akan terhambat dan ini sangat terbatas sebagai hasil dari waktu personalia yang sering


(39)

yang mengesamingkan waktu personalia yang dicuci dalam waktu menunggu. Waktu kerja tertentu selain departemen mengesampingkan fungsi ekonomi dan efisien dari departemen pemelharaan. Seringkali, departemen ini mempertimbangkan personil pemeliharaan ini sebagai sesuatu yang menganggu jadwal kerja. Konflik ini terikat untuk menaikkan hal-hal yang berkaitan dengan bidang ini.

Masalah yang lebih serius dapat muncul di daerah perawatan pasien. Orang yang sakit yang sangat sensitif terhadap kebisingan, bau dan aktivitas disekitar mereka tidak dapat bekerjasama dengan petugas kebersihan dalam menjalankan pekerjaannya. Berikut ini adalah beberapa bidang konflik yang harus diatasi berdasarkan keputusan administratif :

- Siapa yang membersihkan setelah petugas kebersihan melakukan pekerjaannya ?

- Siapa yang memindahkan perabotan dan peralatan berat

- Apakah ini merupakan tanggung jawab petugas kebersihan untuk memberitahukan departemen atau bagian pemeliharaan terhada prbaikan yang dibutuhkan ketika mereka melihatnya selama melakukan kegiatan pembersihan?

- Tugas siapa yang mempersiapkant empat tidur pasien ketika pasien pulang? - Siapa yang mencuci peralatan ruang bedah dan bersaling ?

- Haruskah petugas kebersihan membantu memindahkan pasien dari satu ruangan ke ruangan yang lain dan juga mayat yang sudah meninggal.


(40)

Seorang kali kita mengeluh terhadap personalia pemeliharaan akibat kurangnya kerjasama dan respon terhadap tamu. Mereka berjalan menjauh ketika diminta melakukan beberapa tugas, atau melakukannya dengan sesuatu haapan yang ditujukan untuk itu.

Masalah yang sama terjadi ketika pengawas lantai gagal untuk mendapatkan ekrjasama dari staff pemebrsih. Di rumah sakit yang berskala besar ada eprsonil pemeliharaan atau kebersihan yang telah disebar dan pengawasan merupakan masalah dan karyawan cenderung menjalankan pekerjaannya. Pengawasan yang tidak cukup menghasilkan kinerja yang kkurang baik, inefisiensi dan moral karyawan yang sangat rendah.


(41)

BAB III KESIMPULAN

Pelayanan pendukung di sebuah rumah sakit sangat menentukan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien. Sehingga dalam perencanaan sebuah rumah sakit, layanan pendukung harus juga terencana dengan baik. Sebuah rumah sakit yang baik sangat memperhatikan layanan pendukungnya sehingga setiap pasien yang datang tidak hanya sehat secara fisik tapi sehat juga secara psikologi.

Masalah yang timbul dari layanan pendukung harus dipertimbangkan dari berbagai aspek seperti aspek penampilan rumah sakit, kepuasan pelanggan atau pasien dan satu lagi yang tidak boleh dilupakan yaitu aspek pada para pekerja yang bekerja pada area infeksi di rumah sakit kemungkinan akan keterpaparannya.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

__________________________,2002, Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PL dan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Kunders G.,D., 2004. Hospitals: Facilities Planning and Management, New Delhi, Tata McGraw-Hill.


(1)

2.4.3. Lokasi

Petugas kebersihan melayani semua bagian dan departemen yang ada di rumah sakit. Meskipun berada pada daerah non primer, namun sejauh mungkin haruslah diletakkan secara terpusat dan dekat dengan sistem transportasi vertikal guna memudahkan pergerakan bahan dan peralatan..

2.4.4. Organisasi

Housekeeping dipimpin oleh kepala bagian kebersihan yang dibantu oleh asisten eksekutif dan pengawas lantai. Pelatihan dan spesifikasi dari petugas ini sangat penting. Dia juga harus memiliki tingkat tertentu dalam ilmu pengetahuan tentang sanitasi kesehatan termasuk prinsip bakteriologi yang berlaku untuk pencegahan dan kontrol infeksi dan penyakit yang dapat dikomuniaksikan. Dia juga harus bekerja dengan baik serta mampu untuk membuat rencana dan bertindak sebagai administrator.administrator.

Di rumah sakit yang kecil, petugas kebersihan eskekutif biasaya melapor kepada direktur keperawatan atau pengawasnya.

Asisten eksekutif bagian kebersihan dan pengawas lantai haruslah terlatih dengan baik dalam prosedur pemebersihan ruangan. Mereka harus mampu secara efektif menangani karyawan di bagian ini.

Karyawan di bagian ini adalah karyawan yang tidak memiliki keahlian dengan tingkat upah rendahan. Mereka mendapatkan orientasi yang baik, pendidikan magang dan pelatihan khusus.


(2)

Kunci fungsi yang efisien dan efektif dari bagian kebersihan ini adalah komunikasi yang baik terutama dengan unit keperawatan dengan dua bidang potensial.

Departemen penerimaan akan mencatat kondisi kebersihan di semua bagian, serta di bagian pengalihan dan pemulangan dan ini tentu harus menjuaga kebersihan ruangan tepat waktu dan melaporkan setelah semuanya selesai. Ini terutama sangat penting ketika tingkat huniannya sangat tinggi. Sebaliknya, pasien ini akan menunggu di ruang mereka. Kegiatan pencatatan terkomputerisasi akan membantu proses kerja.

2.4.5. Kebutuhan Fasilitas dan Ruang

Fasilitas dan ruang berikut ini dibutuhkan untuk bagian pemeliharaan - Kantor untuk housekeeper eksekutif

- Ruang kerja adminsitrasi

- Kantor untuk asisten eksekutif housekeeper dan juga ruang kursi atau meja bagi pengawas.

- Ruang penyimpanan dan rak khusus untuk peralatan housekeeping

2 . 4 . 6 . S i t u a s i p e r m a s a l a h a n K o n f l i k d a n i n t r u p s i

Pekerjaan pemeliharaan dalam daerah tertentu dari rumah sakit seperti ruang pasien , ruang operasi, ICU, ruang persalinan, unit gawat darurat dan pemeliharan akan terhambat dan ini sangat terbatas sebagai hasil dari waktu personalia yang sering diarahkan pada waktu menunggu. Dan demiian juga beban kerja departemen lain


(3)

yang mengesamingkan waktu personalia yang dicuci dalam waktu menunggu. Waktu kerja tertentu selain departemen mengesampingkan fungsi ekonomi dan efisien dari departemen pemelharaan. Seringkali, departemen ini mempertimbangkan personil pemeliharaan ini sebagai sesuatu yang menganggu jadwal kerja. Konflik ini terikat untuk menaikkan hal-hal yang berkaitan dengan bidang ini.

Masalah yang lebih serius dapat muncul di daerah perawatan pasien. Orang yang sakit yang sangat sensitif terhadap kebisingan, bau dan aktivitas disekitar mereka tidak dapat bekerjasama dengan petugas kebersihan dalam menjalankan pekerjaannya. Berikut ini adalah beberapa bidang konflik yang harus diatasi berdasarkan keputusan administratif :

- Siapa yang membersihkan setelah petugas kebersihan melakukan

pekerjaannya ?

- Siapa yang memindahkan perabotan dan peralatan berat

- Apakah ini merupakan tanggung jawab petugas kebersihan untuk

memberitahukan departemen atau bagian pemeliharaan terhada prbaikan yang dibutuhkan ketika mereka melihatnya selama melakukan kegiatan pembersihan?

- Tugas siapa yang mempersiapkant empat tidur pasien ketika pasien pulang? - Siapa yang mencuci peralatan ruang bedah dan bersaling ?

- Haruskah petugas kebersihan membantu memindahkan pasien dari satu ruangan ke ruangan yang lain dan juga mayat yang sudah meninggal.


(4)

Seorang kali kita mengeluh terhadap personalia pemeliharaan akibat kurangnya kerjasama dan respon terhadap tamu. Mereka berjalan menjauh ketika diminta melakukan beberapa tugas, atau melakukannya dengan sesuatu haapan yang ditujukan untuk itu.

Masalah yang sama terjadi ketika pengawas lantai gagal untuk mendapatkan ekrjasama dari staff pemebrsih. Di rumah sakit yang berskala besar ada eprsonil pemeliharaan atau kebersihan yang telah disebar dan pengawasan merupakan masalah dan karyawan cenderung menjalankan pekerjaannya. Pengawasan yang tidak cukup menghasilkan kinerja yang kkurang baik, inefisiensi dan moral karyawan yang sangat rendah.


(5)

BAB III KESIMPULAN

Pelayanan pendukung di sebuah rumah sakit sangat menentukan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien. Sehingga dalam perencanaan sebuah rumah sakit, layanan pendukung harus juga terencana dengan baik. Sebuah rumah sakit yang baik sangat memperhatikan layanan pendukungnya sehingga setiap pasien yang datang tidak hanya sehat secara fisik tapi sehat juga secara psikologi.

Masalah yang timbul dari layanan pendukung harus dipertimbangkan dari berbagai aspek seperti aspek penampilan rumah sakit, kepuasan pelanggan atau pasien dan satu lagi yang tidak boleh dilupakan yaitu aspek pada para pekerja yang bekerja pada area infeksi di rumah sakit kemungkinan akan keterpaparannya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

__________________________,2002, Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PL dan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Kunders G.,D., 2004. Hospitals: Facilities Planning and Management, New Delhi, Tata McGraw-Hill.