PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA UNTUK MEMBENTUK KEPRIBADIAN REMAJA YANG DEWASA DALAM BERPIKIR DAN BERPERILAKU | Aryyandhika W | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3016 6729 1 SM

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA
UNTUK MEMBENTUK KEPRIBADIAN REMAJA YANG DEWASA
DALAM BERPIKIR DAN BERPERILAKU
Ageng Aryyandhika W
Universitas Sebelas Maret
Abstrak: Penelitian ini bertujuan: untuk memahami dan mengetahui (1) apakah
pendidikan keluarga dapat berperan dalam membentuk kepribadian anak remaja yang
berkarakter dewasa dalam berpikir dan berperilaku; (2) apakah orang tua memahami
perihal pendidikan karakter dan menerapkannya dalam pola pengasuhan anak remaja
agar anak remaja tersebut memiliki kepribadian yang dewasa dalam berpikir dan
berperilaku.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif dengan jenis penelitian
observasi lapangan. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara
mendalam, sedangkan data sekunder melalui studi literatur. Teknik pengambilan
cuplikan melalui purposive sampling dan snowball sampling. Uji validitas data
menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Proses analisis data
menggunakan model analisis interaktif yakni tahap pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan menjadi dua hal bahwa
(1) pendidikan dalam keluarga dapat berperan dalam membentuk kepribadian anak
remaja yang berkarakter dewasa dalam berpikir dan berperilaku. Hal tersebut

dikarenakan orang tua juga memiliki harapan agar anak mereka memiliki
kepribadian dan karakter yang positif untuk hidup dalam masyarakat kelak (2) orang
tua memahami perihal pendidikan karakter dalam prakteknya mengasuh anak, dan
mereka juga memiliki cara tersendiri untuk dapat menrapkan pendidikan karakter
tersebut kepada anak mereka.
Analisis penelitian menunjukkan bahwa orang tua sebagai pendidik utama anak
memahami perihal pendidikan karakter dan penerapannya terhadap anak. Orang tua
memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter sebagai suatu salah satu
cara dalam mendidik anak remaja agar anak remaja tersebut dapat berkembang dan
memiliki kepribadian yang dewasa dalam berpikir dan berperilaku. Begitu pula
dengan para anak remaja, tidak semua dari mereka yang setuju akan pergaulan jaman
sekarang, mereka juga mengharapkan bisa menjadi dewasa dengan bimbingan orang
tua mereka agar bisa menjadi pribadi dewasa yang sebenarnya, yaitu yang
diharapkan kelak dapat hidup di tengah-tengah masyarakat dan mengikuti berbagai
aturan-aturan di dalamnya. Kemudian meskipun secara teori orang tua tidak
memahami pendidikan karakter tetapi dalam praktek keseharian mereka dalam
mendidik anak remajanya para orang tua tersebut dengan sendirinya menerapkan
pendidikan karakter tersebut sebagai salah satu cara mendidik anak agar memiliki
kepribadian yang dewasa dalam berpikir dan berperilaku.
Kata kunci: pendidikan karakter, keluarga, kepribadian remaja yang dewasa dalam

berpikir dan berperilaku.

dari hal-hal dasar tentang sosial yang

Pendahuluan
Usia remaja dikatakan sebagai

diajarkan dan diarahkan oleh orang tua

usia yang paling rentan dalam urutan

mereka sebagai guru pertama dan utama

perkembangan manusia. Di usia ini

dalam kehidupan mereka dan yang

seseorang dikatakan sedang dalam

bertanggung


jawab

penuh

atas

masa-masa pencarian jati diri agar

pengasuhan

mereka.

Seperti

yang

dapat membentuk kepribadian diri

diungkapkan Lestari (2012) bahwa, “


yang bisa diterima oleh orang-orang

Pengasuhan merupakan tanggung jawab

atau lingkungan sekitarnya. Berkaitan

utama orang tua, sehingga sungguh

dengan

jati diri,

disayangkan bila pada masa kini masih

mengatakan bahwa masa

ada orang yang menjalani peran orang

remaja adalah masa dimana seseorang


tua tanpa kesadaran pengasuhan” (hlm.

bertindak berdasarkan rasa ingin tahu

37)

masa

Asmani

pencarian

yang besar dipadukan dengan hal-hal
baru dan sikap-sikap yang rawan

Rumusan Masalah

terbawa dalam suatu masalah, namun


Berdasarkan latar belakang di atas

jika mereka bisa mengelola keadaan

maka, dapat dirumuskan permasalahan

rawan tersebut dengan baik maka hal
tersebut justru bisa menjadi potensi
bagi remaja tersebut (2012:34). Tetapi

sebagai berikut :
1. Apakah pendidikan keluarga dapat

seiring perkembangan jaman maka

berperanan

pola pikir remaja juga ikut berkembang

kepribadian anak yang berkarakter?


yang

membedakan

antara

remaja

jaman dulu dan jaman sekarang.
Pembentukan kepribadian para

2. Apakah

orang

menerapkannya
pengasuhan

dikaitkan dengan peranan pengasuhan


memiliki

orang tua karena keluarga dikatakan

berkarakter?

anak di mana mereka mereka belajar

tua

membentuk

memahami

perihal pendidikan karakter dan

remaja dari dulu sampai sekarang masih

sebagai kelompok sosial pertama bagi


dalam

anak

dalam
agar

kepribadian

pola
anak
yang

bisa

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran keluarga
dalam


mendidik

anak

yang

2. Untuk mengetahui pola pengasuhan
dalam

kepribadian

pembentukkan

anak

remaja

yang

dengan


memahami nilai dan norma
tersebut dan bisa membaur
dalam

berkarakter.

orangtua

tumbuh

kehidupan

bermasyarakat di kemudian
hari maka dari itu perlu
adanya

sesuatu

yang

membuat anak tidak sekedar

berkarakter.

memahami nilai dan norma
secara tekstual tetapi juga

Kajian Teori
1. Pendidikan

dalam
Karakter

dalam

Keluarga

kehidupannya

1) Pengertian Pendidikan
Karakter
Pendidikan karakter
pada dasarnya adalah suatu
pendidikan

yang

karakter dari anak didik.
Seperti yang kita ketahui
bahwa pendidikan dilakukan
hanya

untuk

memberikan

anak

ilmu

pengetahuan

tetapi

juga

menanamkan

dan

untuk

ia

dapat

peroleh

dari

pendidikan

tersebut

dan

untuk

mensosialisasikan nilai-nilai
dan norma-norama yang ada
dalam masyarakat agar ia

itu

pendidikan

karakter

dibutuhkan

untuk

membangun citra diri pada
anak.

bertujuan untuk membangun

tidak

di

mengamalkan apa yang ia

a. Pendidikan Karakter

proses

praktek

Ada
macam
pendidikan

bermacampengertian
karakter,

menurut Koesoema (2012),
menyatakan

pendidikan

karakter adalah:
“Usaha
manusia

sadar
untuk

mengembangkan
keseluruhan
dinamika relasional

antar pribadi dengan

keluarga, anggota tersebut dapat

berbagai

pula banyak atau berasal dari

macam

dimensi, baik dari

lingkungan keluarga

dalam maupun dari

yang masih memiliki hubungan

luar

darah.

dirinya,

agar

Keluarga

terdekat

sebagai

pribadi itu semakin

kelompok sosial yang terkecil

dapat

terdiri dari sejumlah individu,

menghayati

kebebasannya

memiliki hubungan darah antar

sehingga ia dapat

individu,

semakin

kewajiban, tanggung jawab di

bertanggung

jawab

terdapat

antara

individu

ikatan,

tersebut.

pertumbuhan

Keluarga adalah unit terkecil

sendiri

dari masyarakat yang terdiri atas

sebagai pribadi dan

kepala keluarga dan beberapa

perkembangan

orang

atas
dirinya

orang

terkumpul

dan

dalam

tinggal di suatu tempat di bawah

mereka

suatu atap dalam keadaan saling

lain

hidup

yang

berdasrkan

nilai-

ketergantungan.

nilai

yang

Salvicion dan Celis (1998) di

moral

Menurut

menghargai

dalam keluarga terdapat dua atau

kemartabatan

lebih dari dua pribadi yang

manusia” (hlm 57).

tergabung
darah,

b. Keluarga
Pengertian Keluarga
Secara etimologis keluarga

karena

hubungan

hubungan
perkawinan

atau pengangkatan, di hidupnya
dalam

satu

rumah

tangga,

berasal dari bahasa Sanskerta:

berinteraksi satu sama lain dan

"kulawarga"; "ras" dan "warga"

di

yang berarti "anggota”, keluarga

masing dan menciptakan serta

adalah kelompok manusia yang

mempertahankan

terdiri

kebudayaan.

dari

anggota-anggota

dalam

perannya

masing-

suatu

berpengaruh

pada

cara

mereka

berperilaku dalam masyarakat.

2. Kepribadian

Kepribadian

Pengertian Kepribadian
Dalam

kehidupannya

adalah

keseluruhan wujud aktivitas seorang

manusia adalah sebagai makhluk

individu

individu dan sebagai makhluk sosial

individu lain. Kepribadian paling

yang

sering dideskripsikan dalam istilah

dalam

kehidupan

saling

yang

yang

berbeda

bisa

dengan

berhubungan individu yang satu

sifat

diukur

dengan individu lain. Manusia tidak

ditunjukkan

dapat hidup sendiri dan mau tidak

Disamping itu kepribadian sering

mau mereka harus saling bergantung

diwujudkan dengan perilaku yang

untuk kelangsungan hidup mereka.

menonjol pada diri individu, seperti

Dalam kehidupan tersebut manusia

kepada

bisa mengenal manusia lain tidak

dikenakan atribut “berkepribadian

hanya berdasar dari ciri-ciri fisik

clingus (bahasa Jawa)”. Orang supel

tetapi juga dari kepribadian mereka.

diberikan atribut “berkepribadian

Kepribadian adalah hal yang sangat

supel” dan kepada orang yang plin-

penting dalam kehidupan sosial

plan, pengecut, dan semacamnya

manusia karena hal tersebut tidak

diberikan

hanya merupakan sebagai penentu

kepribadian”.

oleh

orang

seseorang.

yang

atribut

pemalu

“tidak

Konsep

seseorang berperilaku tetapi juga

yang

punya
tentang

untuk

pengertian kepribadian hingga

membedakan antara orang yang satu

kini masih luas dan terdapat

dengan yang lain karena dalam

banyak

hidupnya manusia tidak bisa sama

mendeskripsikan

dengan orang lain karena mereka

kepribadian,

merupakan

bisa

(2010) menyatakan:

berpikir secara mandiri tentang diri

Kepribadian

merupakan

identitas

individu

yang

pendapat
apa

yang
itu

Firmansyah

adalah

mereka dan ada yang membedakan

tingkah laku yang ditampakkan

mereka secara psikis yang kemudian

ke lingkungan sosial atau kesan

mengenai diri yang diinginkan

golongan dewasa

agar

Seperti yang dikemukakan oleh

dapat

ditangkap

oleh

atau

tua.

Saampai

Calon

(dalam

Monks,

sekarang, masih belum ada

1994)

bahwa

masa

batasan

mengenai

menunjukkan dengan jelas sifat

pengertian personalitas yang

transisi atau peralihan karena

mendapat

remaja

lingkungan

social.

formal

pengakuan

atau

belum

dkk

remaja

memperoleh

kesepakatan luas di lingkungan

status dewasa dan tidak lagi

ahli

Masing-

memiliki status anak. Menurut

kepribadian

Sri Rumini & Siti Sundari

kepribadian.

masing

pakar

membuat

definisi

sendiri-

(2004: 53) masa remaja adalah

sendiri

sesuai

dengan

peralihan perkembangan dari

paradigma yang mereka yakini

masa anak

menjadi remaja

dan fokus analisis dari teori

menuju atau masa dewasa yang

yang mereka kembangkan.

mengalami

perkembangan

semua aspek/ fungsi

.
3. Remaja

Definisi

a. Pengertian Remaja

yang

dipaparkan oleh Sri Rumini &

Remaja berasal dari kata

Siti Sundari, Zakiah Darajat,

latin adolensence yang berarti

dan

tumbuh atau tumbuh menjadi

menggambarkan bahwa masa

dewasa.

adolensence

remaja adalah masa peralihan

mempunyai arti yang lebih luas

dari masa anak-anak dengan

lagi

mencakup

masa dewasa dengan rentang

kematangan mental, emosional

usia antara 12-22 tahun, dimana

sosial

pada

1992).

Istilah

yang

dan

fisik

Remaja

(Hurlock,
sebenarnya

Santrock

masa

terjadi

proses pematangan baik itu

tidak mempunyai tempat yang

pematangan

jelas karena tidak termasuk

psikologis.

golongan anak tetapi tidak juga

tersebut

tersebut

fisik,

maupun

Masa remaja merupakan

wawancara

yang

penting,

analisis data yang dipakai menggunakan

sangat kritis dan sangat rentan,

reduksi data, sajian data, penarikan

karena bila manusia melewati

kesimpulan dan verifikasi data.

masa

masa

sangat

remajanya

kegagalannya,
akan
dalam
pada

dengan

dimungkinkan

menemukan kegagalan
perjalanan
masa

kehidupan
berikutnya.

Sebaliknya bila masa remaja itu
diisi dengan penuh kesuksesan,
kegiatan yang sangat produktif
dan berhasil guna dalam rangka
menyiapkan

diri

untuk

memasuki tahapan kehidupan
selanjutnya,

dimungkinkan

manusia itu akan mendapatkan
kesuksesan dalam perjalanan
hidupnya. Dengan demikian,
masa remaja menjadi kunci
sukses

dalam

memasuki

tahapan kehidupan selanjutnya.

Hasil

dan

observasi.

Penelitian

Teknik

dan

Pembahasan
Dalam
terdapat

dunia

berbagai

pendidikan
macam

jenis

pendidikan. Yang paling utama di kenal
orang

adalah

pendidikan

formal.

Pendidikan formal singkatnya adalah
pendidikan yang dilakukan di lembaga
yang

khusus

menangani

masalah

pendidikan seperti sekolah, institusi,
fakultas, dan lain sebagainya. Lembaga
ini mendidik manusia agar menjadi
orang yang memiliki ilmu pengetahuan
atau keterampilan yang diharapkan
dapat menghidupkan bakat atau potensi
yang ada pada diri seseorang dan
diharapkan bakat atau potensi tersebut
dapat berguna bagi hidupnya kelak.
Tetapi kemudian manusia sadar

Metode Penelitian
Sesuai dengan masalah dan
tujuan penelitian, maka penelitian ini
menggunakan
kualitatif.

metode

Teknik

diskriptif

sampling

yang

digunakan adalah purposive sampling.
Metode

pengumpulan

data

dengan

bahwa dalam kehidupannya ia tidak
cukup memiliki keahlian atau ilmu
pengetahuan

yang

ia

dapat

dari

pendidikan formal, ada hal lain yang
harus ia terapkan dalam dirinya agar
lebih menjadi seseorang yang bisa

berguna dalam masyarakat yaitu untuk

anak-anak mereka. Hal ini dilakukan

mengolah dirinya menjadi pribadi yang

untuk mengetahui sifat-sifat dasar anak

memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan

mereka karena mereka beranggapan

nilai

itu

dengan mengetahui sifat anak maka

diciptakanlah pendidikan karakter untuk

mereka bisa menyesuaikan diri dalam

hal tersebut.

mendidik anak tersebut dengan cara

dan

norma.

Maka

dari

keluarga

didik yang tepat. Hal ini seperti yang

dalam membentuk kepribadian

diungkapkan oleh saudara HR dan ibu

anak yang berkarakter

SD selaku informan sekaligus orang

1. Peran

pendidikan

Dalam menerapkan pola asuh

tua subjek.

bertujuan

membentuk

adanya pemahaman terhadap anak,

karakter pada diri anak masing-masing

karena jika tidak malah bisa berakibat

keluarga dari subjek penelitian ini telah

fatal dalam hal mendidik anak.

yang

untuk

Bagi

mereka penting

melakukan yang menurut mereka harus

Mengarahkan perilaku remaja

dilakukan. Dalam prakteknya mereka

untuk membentuk karakter yang positif

berusaha menerapkan perilaku baik

dan dapat mengarahkan remaja agar

pada anak karena itu mereka mendidik

bisa berpikir dan berperilaku

anak sedemikian rupa dengan cara

dewasa tidaklah mudah. Perlu adanya

yang mereka ciptakan agar tujuan

pantauan dan pengawasan dari orang

tersebut tercapai. Penentuan cara dalam

tua secara efektif. Efektif di sini berarti

mendidik karakter ini pun berbeda-

dilakukan secara tepat yaitu sesuai

beda dari setiap orangtua berdasar dari

dengan sifat dasar anak. Jangan sampai

apa yang menurut merekasekiranya

usaha yang dilakukan orang tua dalam

tepat jika diterapkan untuk mendidik

mendidik anak tersebut malah menjadi

karakter anak-anak mereka. Tetapi

hal yang sifatnya menekan anak karena

meski terlihat berbeda, prinsip mereka

hanya terdiri dari berbagai perintah dan

cenderung

dengan

larangan dalam melakukan sesuatu

menggunakan cara memahami anak

yang akibatnya anak malah merasa

terlebih dulu sebelum menciptakan

terkekang dengan hal ini. Sedikit

sauatu cara dalam mendidik karakter

banyak biasanya cara mendidik yang

sama,

yaitu

secara

hanya terdiri dari berbagai perintah dan

saudara HR selaku informan dari

larangan

jiwa

subjek pertama, dalam menerapkan

remaja tertekan, jika remaja merasa

pendidikan karakter kepada subjek ia

tertekan maka sudah seperti nalurinya

beranggapan jangan sampai subjek

untuk

yang

merasa tertekan dan kemudian malah

membuatnya bisa lepas dari tekanan

akan memberontak kepadanya maka

tersebut. Apa yang mereka lakukan

dari itu ia yang menyesuaikan perilaku

untuk melepaskan diri dari perasaan

subjek.

terkekang dan selalu diatur tersebut

karakter anak tidak cukup hanya

berbeda-beda setiap remaja tergantung

dengan menggunakan larangan dan

dari faktor-faktor disekitarnya, bisa

perintah yang sifatnya mengatur remaja

dari faktor status ekonomi keluarga

sedemikian rupa agar bertindak atau

atau status sosialnya, bisa dari faktor

berperilaku sama persis seperti yang

pergaulannya, bisa dari faktor sifat

diinginkan orang tua, malah justru para

dasarnya sendiri atau apa yang ia sukai.

remaja seharusnya lebih dipahami dan

akan

menyebabkan

mencari

sesuatu

Maka

dari

itu

Hal ini akan bertambah buruk

dimengerti

karena apa yang para remaja lakukan

dimengerti

untuk bisa lepas dari cara mendidik

larangan adalah bagian

yang

kecil dalam

mengekang

mereka

tersebut

mendidik

perilakunya.
bahwa

Perlu

perintah

dan

yang sangat

upaya pembentukkan

mereka lakukan di luar rumah atau

karakater karena hal tersebut hanya

ketika tidak bersama orang tua mereka,

bantuan sederhana dalam

sehingga seringkali remaja bersifat

anak untuk melakukan kebaikan dan

kucing-kucingan dengan orang tua

menghindari kesalahan (Munir, 2010).

menolong

mereka jika akan melakukan suatu hal.

Dari ungkapan tersebut dapat

Selain itu jika remaja sudah merasa

diketahui bahwa dalam menerapkan

tidak tahan dengan cara orang tua

pendidikan

dalam mendidik perilaku mereka maka

menjadikan perintah atau larangan

yang terjadi adalah perlawanan dari

sebagai

para remaja tersebut pada orangtuanya,

mendidik karakter remaja, tetapi lebih

hal ini seperti yang diungkapkan oleh

kepada

karakter

senajata

bagaimana

bukanlah

utama

orang

dalam

tua

seharusnya dalam melakukan panduan

seperti yang diharapkan. Terutama para

dan bimbingan kepada remaja, perintah

staf pendidik atau pengajar yang sangat

dan

diharapkan

larangan

memang

diperlukan

benar-benar

menguasai

pada

bidang yang mereka ampu, misalnya

remaja yang dewasa dalam berpikir dan

guru matematika maka diharapkan ia

berperilaku tetapi bukan sebagai pokok

benar-benar ahli dalam mengajar ilmu

atau sesuatu yang diandalkan. Terlalu

hitung,

banyak larangan dan perintah yang

menguasai bidang

diberikan malah tidak akan mendidik

guru IPA diharapkan ia menguasai

remaja agar memiliki kepribadian yang

ilmu alam, dan sebagainya. Dalam

dewasa dalam berpikir dan berperilaku

pendidikan karakter dalam keluarga

tetapi malah menjadikannya memiliki

pun juga demikian, diharapakan orang

kepribadian

sebagai

tua sebagai pendidik utama karakter

individu yang selalu dibatasi dan

anak memahami perihal pendidikan

terkurung

karakter tersebut, tetapi apakah mereka

dalam

membentuk

yang

dan

karakter

merasa

berusaha

mencari

guru

IPS

diharapkan

ia

ilmu sosial, dan

kebebasan sehingga menjadi seorang

benar-benar

memahami

perihal

pemberontak.

pendidikan karakter tersebut sehingga
diharapkan mereka dapat mendidik

2. Pemahaman orang tua terhadap
pendidikan

karakter

dalam

mendidik anak remaja mereka

karakter

mereka

dibahas.
Dari hasil temuan penelitian di

Dalam dunia pendidikan formal
seorang

remaja

semestinya? Hal tersebut yang akan

dan penerapannya

diperlukan

anak

pegawai

baik

lapangan

peneliti

juga

mengamati

tentang tingkat pendidikan

masing-

pengajar,

masing

informan sebagai orang tua

pegawai administrasi, dan lain-lain

subjek

untuk

yang menguasai bidangnya. Hal ini

mereka memahami perihal pendidikan

dimaksudkan agar pendidikan tersebut

karakter dan dapat menerapkannya

dapat berjalan sesuai dengan yang

dalam mendidik anak remaja mereka?

diharapkan sehingga hasilnya pun juga

Tetapi pertanyaan tersebut peneliti

sebagai

pendidik

atau

mengetahui

apakah

samarkan menjadi pertanyaan lain

satu media mendidik karakter subjek

dengan pertimbangan agar peneliti bisa

sebagai

mendapat respon yang diharapkan,

peneliti

menanyakan

sebab jika peneliti bertanya terang-

pendidikan

karakter

terangan dikhawatirkan akan mendapat

kemungkinan

jawaban yang tidak semestinya atau

kebingungan

bahkan

tingakat pendidikan informan ada yang

membuat

informan

tersinggung. Maka dari itu untuk
mengetahui

seberapa

adiknya.

Tetapi

misalnya
perihal

secara

teori

mereka

akan

karena

mengingat

tidak terlalu tinggi.
Dari penjelasan para informan

mereka

memahami perihal pendidikan karakter

mengenai pendidikan

pertanyaan peneliti adalah tentang cara

mereka terapkan dalam keluarganya

mereka dalam menerapkan pendidikan

peneliti

karakter dalam keluarga mereka.

pendidikan

Sesuai
mereka

yang

senua

diharapakan

langsung

menjawab

dapat

karakter yang

memahami

karakter

yang

bahwa
mereka

terapkan tersebut seluruhnya berasal
dari

pengalaman

mereka

dalam

tanpa rasa ragu dan menerangkan cara

mendidik anak. Mereka mungkin tidak

mereka dalam mendidik karakter anak-

memahami secara teori, tetapi adanya

anak remaja mereka. Dalam jawaban

kebutuhan untuk mendidik perilaku

yang

peneliti

anak agar menjadi seorang manusia

memahami bahwa secara praktek atau

yang utuh membimbing mereka secara

pengamalannya

sendirinya untuk bisa

mereka

berikan

mereka

semua

menerapkan

memahami apa itu pendidikan karakter

pendidikan pada anak mereka yang

karena mereka dapat menerangkan

dalam

bagaimana mereka mendidik anak dan

poendidikan karakter. Para informan

apa yang mereka harapakan, bahkan

rata-rata

menggunakan cara-cara yang unik

mereka

seperti yang diungkapkan saudara HR

mereka

sebagai informan dari subjek pertama

kepribadian yang dewasa dan positif.

FS

Karena itu mereka merasa perlu dalam

yang

menjelaskan

dirinya

menggunakan televisi sebagai salah

dunia

pendidikan

disebut

mengungkapkan
menginginkan
tumbuh

dengan

menerapkan pendidikan

bahwa
putra-putri
memiliki

yang

bisa

membantu

anak-anaknya

tersebut

mulai

diterapkan.

Intinya

adalah

untuk membentuk kepribadian yang

selama orang tua memahami bentuk

dewasa dalam berpikir dan berperilaku.

perilaku yang baik dan buruk untuk

bahwa

anak dan ia berusaha mendidik anak

mendidik anak-anaknya para

agar memiliki karakter yang positif

orang tua secara naluri sebagai manusia

maka orang tua tersebut memahami

mengerti bahwa dalam mendidik anak

perihal pendidikan karakter meski dari

tidak hanya memberikan pendidikan

segi praktek saja.

Peneliti
dalam

memahami

yang bersifat memberikan ilmu, tetapi
juga pendidikan untuk menata dirinya,

KESIMPULAN

mengarahkan perilaku dan sifatnya

Berdasarkan deskripsi dan analisis data

menjadi manusia yang memahami nilai

yang

dan norma sehingga diharapakan ketika

mengenai pendidikan karakter dalam

anak-anak tersebut dewasa ia dapat

keluarga untuk membentuk kepribadian

bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang

remaja yang dewasa dalam berpikir dan

ada dan patuh terhadap norma yang

berperilaku

berlaku.

kesimpulan sebagai berikut:

Maka

dari

itu

secara

sendirinya mereka juga sadar untuk

diperoleh

selama

maka

dapat

penelitian

diperoleh

1. Dalam menerapkan pola asuh dan

mendidik perilaku anak agar terbentuk

cara

kepribadian dan karakter yang positif

kepribadian remaja yang dewasa

pula. Sudah menjadi hal yang wajar

dalam

jika orang tua menginginkan anaknya

pendidikan karakter sangat penting

menjadi

bagi para orang tua. Para orang tua

perilaku

seseorang
yang

yang

mulia

memiliki
dan

bisa

didik

secara

untuk

berpikir

sadar

membentuk

dan

berperilaku

memahami

serta

dibanggakan oleh karena itu mereka

menerapakan pendidikan karakter

merasa perlu melakukan pendidikan

tersebut

agar bisa menjadikan anak tersebut

remaja mereka agar harapan mereka

sesuai dengan harapan mereka, dan

bisa memiliki anak yang nantinya

dengan sendirinya pendidikan karakter

memiliki kepribadian yang positif

dalam keluarga sudah dimengerti dan

dalam

dalam

kehidupan

mendidik

anak

bermasyarakat

terwujud. Para orang tua juga

adanya komunikasi yang terbuka

memiliki cara masing-masing dalam

maka pendidikan karakter tidak

menerapkan

karakter

akan memiliki peran dalam usaha

tersebut kepada anak-anak remaja

orang tua untuk mendidik perilaku

mereka. Kebanyakan cara yang

anaknya

mereka pakai adalah pemahaman

diharapkan.

mendalam

pendidikan

terhadap

anak-anak

2.

menjadi

pribadi

yang

Meskipun para orang tua tidak

remaja mereka yang dimaksudkan

terlalu memahami pendidikan karakter

untuk dapat memahami sifat dasar

secara teori tetapi dalam prakteknya

anak dalam menentukan cara yang

mendidik anak mereka telah memahami

tepat dalam melakukan pendidikan

dengan sendirinya pendidikan karakter

karakter pada anak tersebut, hal ini

tersebut. Dalam menerapkan pendidikan

juga untuk menghindari adanya

karakter mereka dapat menentukan

perlawanan dari anak karena adanya

cara-cara agar mereka dapat membina

ketidakcocokan

metode

diri anak-anak remaja mereka untuk

orang tua dalam menerapkan cara

memiliki kepribadian yang baik. Dalam

pendidikan

anak

menerapkan cara tersebut mereka juga

tersebut. Selain dengan memahami

dapat mempertimbangkan baik dan

anak secara mendalam, keterbukaan

buruknya cara

dalam berkomunikasi menjadi cara

terapkan tersebut.

lainnya bagi para orang tua tersebut

tersebut menyadari perlunya pendidikan

dalam mendidik karakter anak-anak

karakter untuk mendidik etika dan

remaja mereka. Menurut mereka

moral anak-anak remaja mereka tidak

komunikasi sangat penting dalam

sekedar

menerapkan

sekolah.

dengan

karakter

pada

pendidikan

karakter

kepada anak-anak mereka, tanpa

yang

pendidikan

akan mereka

Para orang

akademis

tua

di

DAFTAR PUSTAKA
Kosoema, D. (2012). Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta: Kanisius
Munir, A. (2010). Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah.
Yogyakarta: Pedagogia
Asmani, J.M. (2012). Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja Di Sekolah. Jogjakarta: Buku
Biru
Gunarsa, S.D. & Gunarsa Yulia, S.D. (2012). Psikologi Untuk Muda-Mudi. Jakarta: PT
BPK Gunung Mulia
Rumini, S. & Sundari, S. (2004). Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: Rineka Cipta
Hadi, S. (2003). Pendidikan (suatu pengantar). Surakarta: Sebelas Maret University
Press
Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga Penanaman Nilai Dan Penanganan Konflik
Dalam Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Gunadi, P, Setiawan, A.A, & Mahani, L.Gb. (2013). Memahami Remaja Dan
Pergumulannya. Bandung: Visi Anugrah Indonesia
Ahmadi, A. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
Hambali, A. & Jaenudin, U. (2013). Psikologi Kepribadian (Lanjutan) Studi Atas Teori
Dan Tokoh Psikologi Kepribadian. Bandung: Pustaka Setia