FAKTOR PENENTU INEFISIENSI TEKNIS PADA USAHA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWA | Maemunah | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 404 2971 1 PB

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
FAKTOR PENENTU INEFISIENSI TEKNIS PADA USAHA TERNAK
KAMBING PERANAKAN ETTAWA
(Studi Kasus di Kelompok Agribisnis As-Salam Kota Tasikmalaya)
SITI MAEMUNAH1, AGUS YUNIAWAN ISYANTO2
1
Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya
2
Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis
Email: aceu.new@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui faktor penentu inefisiensi teknis
pada usaha ternak kambing PE. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan studi kasus
pada Kelompok Agribisnis As-Salam di Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, Kota
Tasikmalaya. Anggota kelompok sebanyak 26 orang diambil seluruhnya sebagai sampel
penelitian atau dilaksanakan sensus. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
persamaan regresi berganda dimana pendugaan parameter dilakukan dengan menggunakan
SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penentu inefisiensi teknis pada usaha
ternak kambing PE adalah umur, pendidikan, jumlah kepemilikan ternak, ukuran keluarga
dan kredit.

Kata kunci: Kambing, PE, Inefisiensi teknis
ABSTRACT
The study was conducted with the aim to find out the determinants of technical inefficiency
in PE goat livestock farming. The study was conducted using case study on As-Salam
Agribusiness Group in Sirnagalih Village, Indihiang Sub-district, Tasikmalaya City. Group
members of 26 peoples were taken entirely as samples or conducted by census. The data
obtained were analyzed by using multiple regression equation where parameter estimation
was done by using SPSS 16. The results showed that the determinants of technical
inefficiency in PE goat livestock farming were age, education, number of livestock
ownership, family size and credit.
Keywords: Goat, PE, Technical inefficiency
kambing PE adalah bagaimana cara

PENDAHULUAN
Kambing Peranakan Ettawa (PE)
merupakan

tipe

di


sehingga diperlukan upaya peningkatan

Indonesia yang mempunyai prospek yang

produktivitas yang pada gilirannya akan

bagus

meningkatkan

dalam

kambing

lokal

meningkatkan populasi kambing PE,

pertumbuhan


untuk

pendapatan

peternak

(Sumartono, dkk., 2016).

mendukung perekonomian petani lokal.
Kambing PE di Indonesia umumnya

Populasi kambing betina di Kota

dipelihara oleh peternak di perdesaan.

Tasikmalaya sebanyak 24.719 ekor dan

Perhatian


jantan sebanyak 46.007 ekor. Populasi

utama

pada

peternakan

169

Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
kambing

terbanyak

terdapat

yang


di

berkaitan

dengan

kemampuan

manajerial peternak.

Kecamatan Sariwangi dengan populasi

Pengetahuan

sebanyak 2.538 ekor jantan dan 6.586

mengenai

tingkat


ekor betina. Dari jumlah total kambing

inefisiensi teknis sangat penting untuk

tersebut,

sekitar

merupakan

mengetahui

kambing

PE.

PE

menyebabkan terjadinya inefisiensi teknis


dibudidayakan

40%

Kambing
di

Kota

telah

sehingga

Tasikmalaya

faktor-faktor

dapat

dilakukan


yang

upaya

dengan tujuan utama sebagai penghasil

pengurangan tingkat inefisiensi teknis

susu kambing. Namun, usaha ternak

yang dapat meningkatkan efisiensi teknis,

kambing PE tersebut masih sebatas usaha

yang berarti pula terjadi peningkatan

sampingan dan belum dijadikan sebagai

produksi dan produktivitas.

Sumber inefisiensi teknis pada

sumber pendapatan utama bagi peternak

umumnya berkaitan dengan kemampuan

kambing PE (Anep, 2013).
Kambing Peranakan Ettawa (PE)

manajerial peternak. Dalam penelitian

telah dibudidayakan di Kota Tasikmalaya

ini, kemampuan manajerial peternak

dengan tujuan utama sebagai penghasil

didekati dengan sejumlah karakteristik

susu kambing. Namun, usaha ternak


petani yang meliputi: umur, pendidikan,

kambing PE tersebut masih sebatas usaha

pengalaman

sampingan dan belum dijadikan sebagai

kepemilikan ternak, ukuran keluarga dan

sumber pendapatan utama bagi peternak

akses terhadap kredit.

beternak,

jumlah

kambing PE (Anep, 2013).

Identifikasi

faktor-faktor

TINJAUAN PUSTAKA

yang

Fungsi Produksi Frontier Stokhastik

mempengaruhi inefisiensi teknis pada
dapat

Fungsi produksi frontier digunakan

membantu pembuat kebijakan dalam

untuk menekankan kepada kondisi output

merumuskan program yang tepat dan

maksimum yang dapat dihasilkan (Coelli,

sesuai

peternak.

et al., 2005). Fungsi produksi frontier

determinan

menggambarkan output maksimal yang

usaha

ternak

kambing

dengan

Diasumsikan

kondisi
bahwa

PE

oleh

dapat dihasilkan dalam suatu proses

pengetahuan dan keterampilan tentang

produksi. Fungsi produksi diturunkan

teknologi yang pengaplikasiannya di

dengan menghubungkan titik-titik output

lapangan tergantung pada faktor internal

maksimum

inefisiensi

teknis

ditentukan

170

untuk

setiap

tingkat

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
penggunaan input. Maka, fungsi tersebut

biaya, profit atau hubungan antara output

mewakili kombinasi input-output secara

input

teknis paling efisien. Sedangkan, fungsi

memungkinkan adanya kesalahan acak.

dan

faktor

lingkungan

serta

produksi yang lain adalah fungsi produksi

Keunggulan pendekatan stochastic

rata-rata. Fungsi produksi rata-rata hanya

frontier adalah dilibatkannya disturbance

menunjukkan

tani

term yang mewakili gangguan, kesalahan

produksi

pengukuran dan kejutan eksogen yang

tertentu dimana belum tentu yang efisien.

berada di luar kontrol unit produksi atau

berproduksi

bahwa
pada

usaha

tingkat

Pengukuran

fungsi

di luar kontrol petani.

produksi

frontier secara umum dibedakan atas 4
cara

yaitu:

Sedangkan

determininistic

(1)

kelemahan

dari

pendekatan ini adalah: (1) teknologi yang

nonparametric frontier, (2) deterministic

dianalisis

parametric frontier, (3) deterministic

struktur yang cukup rumit atau besar, (2)

statistical frontier, dan (4) stochastic

distribusi

statistical frontier (stochastic frontier).

dispesifikasi

harus

dari

digambarkan

simpangan
sebelum

oleh

satu

sisi

mengestimasi

Fungsi produksi frontier adalah

model, (3) struktur tambahan harus

fungsi produksi saat output maksimum

dikenakan terhadap distribusi inefisiensi

tercapai dari setiap input yang digunakan

teknis, dan (4) sulit diterapkan untuk

(Coelli, et al., 1998). Produksi telah

usahatani yang memiliki lebih dari satu

efisien

output.

secara

teknis

apabila

suatu

Aigner

kegiatan produksi berada pada titik fungsi

dan

Chu

(1968)

produksi frontier. Estimasi inefisiensi

mengetengahkan fungsi produksi Cobb-

teknis didapatkan melalui selisih posisi

Douglass sebagai berikut:

aktual relatif terhadap frontier-nya.
Pendekatan
banyak

yang

Dimana

qi

merepresentasikan

dalam

penelitian

output dari perusahaan ke-i, xi adalah

Stochastic

Frontier

sebuah K x 1 vektor yang terdiri atas

Analysis (SFA) dengan menggunakan

logaritma dari input, β adalah sebuah

fungsi produksi Frontier Cobb Douglass

vektor

atau Translog. SFA mengacu kepada

diketahui, dan ui adalah sebuah variabel

pendekatan ekonometrik frontier, dimana

acak

memerlukan bentuk persamaan untuk

dengan inefisiensi teknis.

efisiensi

digunakan

parametrik

i = 1,...,I (1)

=

adalah

171

dari

parameter

non-negatif

yang

yang

tidak

berhubungan

Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
Produksi

frontier

(1)

bagaimana kinerja suatu usahatani, kajian

adalah

deterministik sepanjang qi dibatasi dari

terhadap

atas

pencapaian

oleh

kuantitas

(misalnya,

non-stokhastik

deterministik)

exp

faktor

efisiensi

merupakan hal

(x’iβ).

yang

mempengaruhi
teknis

pun

yang penting untuk

Masalah yang timbul dari frontier tipe ini

diperhatikan. Efisiensi merupakan hal

adalah tidak adanya perhitungan untuk

penting dalam pengukuran keberhasilan

mengukur

sumber

pelaksanaan proses produksi. Namun,

gangguan statistikal lainnya – semua

terdapat kesenjangan antara keadaan

deviasi dari frontier diasumsikan sebagai

aktual dengan optimal dari penggunaan

hasil dari inefisiensi teknis.

input

kesalahan

dan

yang

menyebabkan

terjadinya

Aigner, Lovell dan Schmidt (1977)

kesenjangan produktivitas. Kesenjangan

dan Meeusen dan van den Broeck (1977)

ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

mengajukan

: kendala biologi yang disebabkan oleh

model

fungsi

produksi

perbedaan

frontier stokhastik sebagai berikut:


varietas,

adanya

tanaman

(2)

pengganggu, serangan hama penyakit,

dengan

masalah tanah, perbedaan kesuburan

model (1), kecuali adanya penambahan

tanah dan sebagainya. Serta kendala

sebuah kesalahan acak simetrik, vi, untuk

sosial

mengukur gangguan statistikal. Model

perbedaan antara biaya dan penerimaan

yang didefinisikan oleh persamaan (2) ini

usahatani, kurangnya biaya usahatani

disebut sebagai fungsi produksi frontier

yang

stokhastik sebab nilai output dibatasi dari

produksi, kurangnya pengetahuan, tingkat

atas

pendidikan

=

+

Persamaan

oleh

ini

variabel

identik

acak

stokhastik

ekonomi

diperoleh

seperti:

dari

petani,

besarnya

kredit,

adanya

harga

faktor

(misalnya, exp (x’iβ + vi)). Kesalahan

ketidakpastian, risiko

acak vi dapat bernilai positif atau negatif

dan sebagainya. Namun kendala tersebut

sehingga

bersifat lokal dan kondisional, tidak dapat

output

frontier

stokhastik

berusahataninya

disamakan untuk semua daerah.

bervariasi sekitar model deterministik,

Aigner, Lovell dan Schmidt (1977)

exp (x’iβ).

dan Meeusen dan van den Broeck (1977)

Pemodelan Inefisiensi Teknis

mengemukakan tentang fungsi produksi

Menurut Latruffe, et al (2012),
selain indikator besaran efisiensi teknis

frontier

yang

penambahan kesalahan acak (random

digunakan

dalam

meneliti

172

stokhastik

dimana

ada

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
error), vi, yang ditambahkan ke dalam

maximum-likelihood

variabel

metode varian COLS. Pada penelitian ini

acak

non-negatif,

u i,

pada

(MLE)

maupun

digunakan metode MLE. Menurut Coelli,

persamaan berikut:
ln(y) = xi + vi – ui

et al, (1998), metode MLE lebih efisien

i = 1,2,..............n

dibandingkan COLS.

(3)

Apabila

Kesalahan acak, vi, untuk mengukur

efisiensi

kegiatan

pengaruh cuaca, nasib, dan sebagainya,

TEi=exp(-ui), ini melibatkan pengaruh

pada nilai dari variabel output, bersama

inefisiensi teknis, ui, yang tidak dapat

dengan pengaruh kombinasi dari variabel

diobservasi.

input yang tidak bisa dispesifikasikan

sebenarnya dari vektor parameter, , pada

pada fungsi produksi. Aigner, Lovell dan

model persamaan (3) diketahui, hanya

Schmidt (1977) mengasumsikan bahwa vi

perbedaan, ei  vi – ui, yang dapat

bersifat bebas dan didistribusikan secara

diobservasi. Prediktor terbaik untuk ui

identitas (independent and identically

adalah harapan kondisional dari ui, yang

distributed, iid) variabel normal acak

diberikan oleh nilai dari vi-ui. Hasil ini

dengan rata-rata nol dan varian konstan,

pertama kali diaplikaskan oleh Jondrow,

v2 bersifat bebas terhadap ui, yang

Lovell, Materov dan Schmidt (1982)

diasumsikan

yang menghasilkan:

iid

atau

normal).
Model yang didefinisikan pada

Dimana

persamaan (3) disebut sebagai fungsi

oleh

variabel

jika

nilai

σ A  γ (1  γ )σ S2

;

(4)
ei

=

ln(yi)-xi; dan (.) adalah fungsi densitas

produksi frontier stokhastik karena nilai
dibatasi

Meskipun

sebagai

 φ (γei / σ A ) 
E u i e i  γei  σ A 

1  φ (γei / σ A ) 

variabel acak setengah normal (half-

output

didefinisikan

dari

kesalahan dan faktor acak lainnya, seperti

eksponensial

ke-i

teknis

dari standar normal variabel acak.

acak

Model yang dikemukakan oleh

stokhastik, exp(xi + vi). Kesalahan acak,

Battese dan Coelli (1995) mengenai

vi, dapat bernilai positif maupun negatif,

pengaruh spesifik inefisiensi teknis pada

jadi output frontier stokhastik bervariasi

model

sebagai bagian deterministik dari model

diasumsikan bersifat bebas (tetapi tidak

stokhastik, exp(xi).

identik) dari variabel acak non-negatif.

frontier

stokhastik

yang

Parameter pada persamaan (3) dapat

Untuk kegiatan ke-i pada periode ke-t,

diestimasi dengan menggunakan metode

pengaruh inefisiensi teknis,uit, ditentukan
173

Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
oleh distribusi N(uit, 2), dimana:

kelompok dan bimbingan teknis (Chang

it = zit

(5)

dan Villano, 2008), umur peternak dan

Dimana zit adalah sebuah vektor

bimbingan teknis (Udoh dan Etim, 2009),

(1xM)

dari

diobservasi,

penjelas

yang

pendidikan, ukuran keluarga, pengalaman

mempunyai

nilai

usahatani dan akses terhadap kredit

variabel
yang

et

al,

konstan, dan  adalah sebuah vektor

(Alemu,

2009),

frekuensi

(Mx1) dari parameter skalar yang tidak

pemerahan, tenaga kerja keluarga dan

diketahui yang akan diestimasi.

rasio pakan/ternak (Cabrera, et al, 2010),

Beberapa hasil penelitian terdahulu

dan pengalaman beternak dan hijauan

menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

pakan ternak (Alemdar dan Yilmaz,

berpengaruh terhadap inefisiensi teknis

2011),

adalah:

kontrak

kunjungan

penyuluhan
pendidikan

pada

dan

kegiatan

tinggi

dan

usahatani,

keanggotaan

sistem
dalam

baik

kelompok tani (Fauziyah, 2010), kontak

maupun

dengan agen penyuluhan, pengalaman

pendidikan,

sekolah

pendapatan

universitas (Ogunyinka dan Ajibefun,

usahatani

dan

ketersediaan

2004), ukuran keluarga, jenis kelamin

(Oladeebo,

dan indeks adopsi teknologi (Alabi dan

pelayanan

Aruna, 2005), jumlah kepemilikan ternak

dalam kelompok tani dan jenis kelamin

(Mariyono, 2006), umur peternak, ukuran

(Hong dan Yabe, 2015).

2013),

akses

penyuluhan,

kredit
terhadap

keanggotaan

ternak, dummy pembuatan pakan sendiri

Berdasarkan uraian di atas, maka

dan dummy kepemilikan pabrik pakan

hipotesis penelitian ini adalah: inefisiensi

(Bamiro, et al, 2006), umur petani,

teknis pada usaha ternak kambing PE

pengalaman

usahatani

pendidikan

(Fasasi,

pendidikan,

penyuluhan

dan

tingkat

dipengaruhi

2007),

biaya,

pengalaman

kredit

kepemilikan ternak, ukuran keluarga,

dan

oleh

umur,

pendidikan,

beternak,

jumlah

dummy kredit dan dummy jenis kelamin.

(Williams, et al., 2007), pendidikan dan
pengalaman peternak, keanggotaan dalam

METODE PENELITIAN

kelompok tani, jumlah penyuluhan yang

Penelitian

diikuti, ukuran usahatani dan penggunaan
pakan

konsentrat

(Krasachat,

menggunakan

2008),

dilaksanakan
studi

kasus.

dengan
Menurut

tingkat pendidikan, pengalaman beternak,

Arikunto (2002), penelitian studi kasus

skala

adalah suatu penelitian yang dilakukan

usaha,

keanggotaan

dalam

174

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
secara intensif, terinci dan mendalam

yang mempengaruhi inefisiensi teknis

terhadap suatu organisasi, lembaga atau

pada usaha ternak kambing PE dengan

gejala tertentu.

menggunakan persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:

Kelompok Peternak Agribisnis AsSalam

di

Kelurahan

Sirnagalih

i = 0 + 1Z1 + 2Z2+ 3Z3 + 4Z4 + 5Z5

Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya

+ 6D1 + 7D2

diambil secara purposif sebagai sampel

Dimana:
i = Inefisiensi teknik
Z1 = Umur (tahun)
Z2 = Pendidikan (tahun)
Z3 = Pengalaman beternak (tahun)
Z4 = Jumlah kepemilikan ternak
(satuan ternak)
Z5 = Ukuran keluarga (orang)
D1 = dummy kredit (Bernilai 1 jika
menerima
kredit
dari
pemerintah, dan bernilai 0 jika
tidak)
dummy jenis kelamin (Bernilai
=
D2
1 jika laki-laki, dan bernilai 0
untuk lainnya)
 = Koefisien regresi

kelompok. Jumlah anggota Kelompok
Peternak Agribisnis As-Salam sebanyak
26 orang, dan semuanya diambil sebagai
sampel

penelitian

atau

(7)

dilaksanakan

sensus.
Model yang dikemukakan oleh
Battese dan Coelli (1995) dalam Coelli,
et al, (1998) mengenai pengaruh spesifik
inefisiensi teknis pada model frontier
stokhastik yang diasumsikan bersifat
bebas (tetapi tidak identik) dari variabel
acak non-negatif. Untuk kegiatan ke-i

HASIL DAN PEMBAHASAN

pada periode ke-t, pengaruh inefisiensi

Hasil penelitian Maemunah, dkk.

teknis,uit, ditentukan oleh distribusi N(uit,

(2017) menunjukkan hasil bahwa nilai

2), dimana:
(6)

efisiensi teknis terendah yang dicapai
oleh peternak kambing (36)
PE sebesar

Dimana zit adalah sebuah vektor

39,78%, tertinggi sebesar 99,04%, dan

it = zit

(1xM)

dari

penjelas

yang

rata-rata sebesar 77,46%. Nilai efisiensi

mempunyai

nilai

teknis ini menunjukkan bahwa secara

konstan, dan  adalah sebuah vektor

rata-rata peternak kabing PE mampu

(Mx1) dari parameter skalar yang tidak

mencapai 77,46% dari produksi potensial

diketahui yang akan diestimasi.

yang dihasilkan dengan input yang

diobservasi,

variabel
yang

Berdasarkan

persamaan

(6)

dikorbankan

menggunakan

teknologi

tersebut, maka dibuat model empiris

yang ada. Hal ini menunjukkan indikasi

dalam

bahwa dalam jangka pendek masih ada

mengidentifikasi

faktor-faktor

175

Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
peluang

bagi

peternak

untuk

tingkat efisiensi teknis yang tertinggi

produksinya

sebesar

yang dicapai oleh peternak lainnya,

22,54% dengan kisaran 0,96-60,22%

mereka dapat menghemat biaya sekitar

yang dapat dicapai dengan penerapan

21,79% 1-(0,7746/0,9904). Dengan kata

sistem

terbaik

lain, peternak dengan efisiensi teknis

menggunakan teknologi yang ada. Rata-

terkecil dapat menghemat biaya sebesar

rata efisiensi teknis sebesar 77,46%

59,83% 1-(0,3978/0,9904) untuk dapat

menunjukkan

mencapai efisiensi teknis tertinggi yang

meningkatkan

pengelolaan

yang

adanya

kesenjangan

inefisiensi (inefficiency gap) sebesar
22,54%.

Implikasinya

adalah

dicapai oleh peternak lainnya.

bahwa

Estimasi

faktor-faktor

penentu

22,54% produksi yang lebih tinggi dapat

inefisiensi teknis pada usaha ternak

dicapai tanpa menggunakan tambahan

kambing

input, atau penggunaan input dapat

menggunakan SPSS 16. Hasil estimasi

dikurangi untuk mencapai tingkat output

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

yang sama.Nilai rata-rata efisiensi teknis

inefisiensi teknis usaha ternak kambing

yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-

PE disajikan pada Tabel 1.

PE

dilakukan

dengan

rata peternak untuk dapat mencapai
Tabel 1. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Inefisiensi Teknis Usaha Ternak
Kambing PE
Variabel
Nilai Parameter
Standar deviasi
t-hit
Konstanta
3,097
0,380
8,143*
Umur
-0,170
0,077
-2,1599**
Pendidikan
0,243
0,080
3,027*
Pengalaman
-0,187
0,228
-0,821
0,418
1,865***
Jumlah Kepemilikan Ternak
0,224
Ukuran Keluarga
0,429
0,189
2,266**
Kredit
-0,446
0,143
-3,129*
Jenis Kelamin
0,201
-0,886
-0,178
R
= 0,925
R2
= 0,856
F-hitung = 15,245*
Sumber: Analisis Data Primer, 2016
*,** signifikan pada α 0,01; 0,05; 0,10
Nilai

R2

0,856

sebesar 85,60% oleh variasi perubahan

menunjukkan bahwa variasi perubahan

variabel bebas yang dimasukkan ke

dalam

dalam model, sedangkan sisanya sebesar

variabel

sebesar

terikat

dipengaruhi
176

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
14,40% dipengaruhi oleh variabel lain

produktivitas kerja yang lebih tinggi.

yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

menunjukkan

penelitian dari Zalkuwi (2015); Isyanto

bahwa sumber inefisiensi teknis secara

(2011); Bethel, et al (2016), Triyono,

bersama-sama

dkk.

Hasil

penelitian

berpengaruh

signifikan

(2016);

Ike

(2011);

yang

terhadap tingkat inefisiensi teknis usaha

menunjukkan bahwa umur berpengaruh

kambing PE. Variabel umur, pendidikan,

negatif dan signifikan terhadap inefisiensi

jumlah

teknis.

kepemilikan

ternak,

ukuran

keluarga dan akses terhadap kredit

Pendidikan berpengaruh positif dan

berpengaruh signifikan terhadap tingkat

signifikan terhadap inefisiensi teknis

inefisiensi teknis; sedangkan variabel

pada usaha ternak kambing PE. Semakin

pengalaman dan jenis kelamin tidak

tinggi pendidikan yang telah ditempuh

berpengaruh signifikan.

oleh peternak, maka semakin tinggi

Umur berpengaruh negatif dan

inefisiensi teknis yang dicapai oleh

signifikan terhadap inefisiensi teknis

peternak. Dengan kata lain, semakin

pada usaha ternak kambing PE pada taraf

tinggi tingkat pendidikan peternak, maka

nyata 5% (2,101). Semakin bertambah

semakin rendah tingkat efisiensi teknis

umur peternak, maka semakin rendah

yang

tingkat inefisiensi teknis yang dicapai

melaksanakan usaha ternak kambing PE.

oleh peternak pada usaha ternak Kambing

Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat

PE. Dengan kata lain, semakin bertambah

inefisiensi teknis yang dicapai pada usaha

umur peternak, maka semakin tinggi

ternak kambing PE tidak disebabkan oleh

tingkat efisiensi teknis yang dicapai oleh

lamanya pendidikan formal yang pernah

peternak dalam melaksanakan usaha

ditempuh

ternak

disebabkan

kambing

PE.

Hasil

ini

dicapai

oleh

oleh
oleh

peternak

peternak,

dalam

namun

pengetahuan

dan

menunjukkan bahwa peternak yang lebih

keterampilan

tua secara teknis lebih efisien dari pada

peternak

peternak yang lebih muda. Hal ini

pelatihan

kemungkinan disebabkan karena peternak

kelompok. Hasil penelitian ini sesuai

yang

memiliki

dengan hasil penelitian dari Suprapti,

pengalaman beternak kembing PE yang

dkk. (2014); Bethel, et al (2016);

lebih

Oladeebo (2013); yang menunjukkan

berumur

lama

lebih

yang

tua

berdampak

pada

177

teknis

melalui

yang

diperoleh

kegiatan-kegiatan

yang diselenggarakan oleh

Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
bahwa pendidikan berpengaruh positif

Jumlah

dan signifikan terhadap inefisiensi teknis.

berpengaruh

kepemilikan
positif

dan

ternak
signifikan

Pengalaman berpengaruh negatif

terhadap inefisiensi teknis pada usaha

namun tidak positif terhadap inefisiensi

ternak kambing PE pada taraf nyata 5%

teknis pada usaha ternak Kambing PE.

(2,101). Semakin banyak ternak kambing

Semakin

peternak

PE yang dimiliki oleh peternak, maka

dalam memelihara kambing PE, maka

semakin tinggi tingkat inefisiensi teknis

semakin rendah inefisiensi teknis yang

yang dicapai oleh peternak pada usaha

dicapai oleh peternak. Dengan kata lain,

ternak Kambing PE. Dengan kata lain,

semakin

semakin banyak kambing PE

lama

pengalaman

lama

pengalaman

peternak

yang

dalam memelihara kambing PE, maka

dimiliki oleh peternak, maka semakin

semakin tinggi tingkat efisiensi teknis

rendah tingkat efisiensi teknis yang

yang

dicapai

dicapai

oleh

peternak

dalam

oleh

peternak

dalam

melaksanakan usaha ternak kambing PE.

melaksanakan usaha ternak kambing PE.

Menurut Hernanto (1996), pengalaman

Hal ini berkaitan dengan kemampuan

bertani merupakan modal penting untuk

peternak dalam memelihara ternak. Jika

berhasilnya suatu kegiatan usahatani.

jumlah ternak bertambah namun tidak

Berbedanya tingkat pengalaman masing-

ditunjang

masing petani maka akan berbeda pula

keterampilan teknis serta manajemen,

pola pikir mereka dalam menerapkan

maka efisiensi teknis dari usaha kambing

inovasi

usahataninya.

PE justru akan mengalami penurunan.

Penerapan teknologi dan manajemen

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

yang baik akan mempengaruhi perilaku

penelitian dari Begum, et al (2013); Bhatt

berusaha

& Bhat (2014), yang menunjukkan

pada

kegiatan

petani

dalam

melakukan

dengan

usahataninya. Hasil penelitian ini sesuai

bahwa

dengan hasil penelitian dari Zalkuwi

berpengaruh

(2015);

terhadap inefisiensi teknis..

Suprapti,

dkk.

et

(2011);

Ashagidigbi,

al

(2014);
Oji

jumlah

pengetahuan

Ukuran

&

kepemilikan

positif

dan

keluarga

dan

ternak

signifikan

berpengaruh

Chukwuma (2007); Triyono, dkk. (2016);

positif dan signifikan terhadap inefisiensi

Ike (2011); yang menunjukkan bahwa

teknis pada usaha ternak kambing PE

pengalaman berpengaruh negatif namun

pada taraf nyata 10% (1,734). Semakin

tidak positif terhadap inefisiensi teknis.

besar ukuran keluarga peternak, maka

178

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
semakin tinggi tingkat inefisiensi teknis

sebagai pekerjaan utama sebanyak 5

yang dicapai oleh peternak pada usaha

peternak.
Akses terhadap kredit berpengaruh

ternak Kambing PE. Dengan kata lain,
keluarga

negatif dan sangat signifikan terhadap

peternak, maka semakin rendah tingkat

inefisiensi teknis pada usaha ternak

efisiensi

oleh

Kambing PE. Hal ini menunjukkan

peternak dalam melaksanakan usaha

tingkat inefisiensi teknis pada peternak

ternak kambing PE. Hasil penelitian ini

yang memperoleh kredit lebih rendah

sesuai

dari

dibandingkan dengan peternak yang tidak

Isyanto dan Dehen (2013); Triyono, dkk.

memperoleh kredit. Dengan kata lain,

(2016), yang menunjukkan bahwa ukuran

tingkat efisiensi teknis pada peternak

keluarga

yang memperoleh kredit lebih tinggi

semakin

banyak

teknis

dengan

ukuran

yang

hasil

dicapai

penelitian

berpengaruh

positif

dan

dibandingkan dengan peternak yang tidak

signifikan terhadap inefisiensi teknis.

memperoleh kredit. Menurut Triyono,

Semakin banyak jumlah ukuran
keluarga, maka semakin besar kebutuhan

dkk.

keluarga yang harus dipenuhi, sehingga

mengembalikan kredit akan mendorong

peternak

peternak untuk melaksanakan usahanya

berusaha

meningkatkan

(2016),

secara

kebutuhan keluarganya, misalnya dengan

melaksanakan

melaksanakan usaha di luar beternak

pengembalian

kambing PE yang berdampak kepada

berdampak pada peningkatan efisiensi

pengurangan curahan waktu kerja dalam

teknis yang dicapai. Hasil penelitian ini

memelihara kambing PE. Hal ini akan

sesuai

berakibat terhadap penurunan tingkat

Zalkuwi (2015); Isyanto (2013); Bethel,

efisiensi teknis yang dicapai dalam

et al (2016); Ashagidigbi, et al (2011);

memelihara kambing PE. Fakta ini

Oji & Chukwuma (2007); Triyono, dkk.

ditunjang dengan data yang menunjukkan

(2016); Alemdar & Yilmaz (2011), yang

bahwa sebagian besar peternak (21

menunjukkan

orang)

kredit berpengaruh negatif dan sangat

kambing
sampingan,

PE

usaha

sebagai
sedangkan

ternak

pekerjaan

dengan

serius

untuk

pendapatannya dalam upaya memenuhi

melaksanakan

lebih

kewajiban

agar

dapat

kewajibannya
pinjaman

hasil

bahwa

dalam

kredit

yang

penelitian

akses

dari

terhadap

signifikan terhadap inefisiensi teknis.

yang

Jenis kelamin berpengaruh negatif

melaksanakan usaha ternak kambing PE

namun

179

tidak

signifikan

terhadap

Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
inefisiensi teknis pada usaha ternak

kredit. Sedangkan pengalaman dan jenis

Kambing PE. Hal ini menunjukkan

kelamin bukan merupakan faktor penentu

bahwa tingkat inefisiensi teknis pada

inefisiensi teknis pada usaha ternak

peternak berjenis kelamin perempuan

kambing PE di Kota Tasikmalaya.

dengan

Upaya peningkatan efisiensi teknis

peternak yang berjenis kelamin laki-laki.

usaha ternak kambing PE dapat dilakukan

Dengan kata lain, tingkat efisiensi teknis

melalui:

pada peternak berjenis kelamin laki laki

kepemilikan ternak kambing PE akan

lebih

meningkatkan

lebih

tinggi

dibandingkan

tinggi

peternak

dibandingkan

yang

perempuan.

ini

Peningkatan

curahan

jumlah

waktu

kerja

kelamin

peternak

dalam

memelihara

ternak

kemungkinan

kambing

PE,

sehingga

terjadi

berjenis

Hal

dengan

(1)

disebabkan oleh lebih banyaknya curahan

peningkatan

waktu kerja peternak berjenis laki-laki

mengakibatkan

dalam

PE

teknis, dan (2) Peningkatan pendidikan

dibandingkan dengan peternak berjenis

peternak melalui kegiatan penyuluhan

kelamin perempuan yang juga memiliki

dan

kewajiban untuk mencurahkan waktunya

meningkatkan pengetahuan teknis dan

dalam mengelola urusan domestik rumah

keterampilan peternak dalam memelihara

tangganya, misalnya memasak. Hasil

ternak

penelitian

meningkatkan efisiensi teknis dalam

memelihara

ini

sesuai

kambing

dengan

hasil

bimbingan

kambing

produksi

yang

peningkatan

teknis

PE

efisiensi

yang

sehingga

akan

akan

usaha pemeliharaan ternak kambing PE.

penelitian dari Zalkuwi (2015); Bethel,
et al (2016); Ashagidigbi, et al (2011);
yang menunjukkan bahwa jenis kelamin

DAFTAR PUSTAKA

berpengaruh

Aigner, D.J., dan Chu, S.F. 1968. On

negatif

namun

tidak

Estimating the Industry Production

signifikan terhadap inefisiensi teknis.

Function.

American

Economic

Review 58: 826-839.

PENUTUP

Aigner,

Faktor penentu inefisiensi teknis

D.J.,

Lovell,

C.A.K.,

dan

pada usaha ternak kambing PE Kelompok

Schmidt, P. 1977. Formulation and

Agribisnis As-Salam di Kota Tasikmalaya

Estimation of Stochastic Frontier

adalah

Production

umur,

pendidikan,

jumlah

Function

Models.

Journal of Econometrics 6(1): 21-

kepemilikan ternak, ukuran keluarga dan

180

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
Adesiyan, A. 2011. Technical and

37.

Allocative Efficiency of Poultry

Alabi, R.A., dan Aruna, M.B. 2005.
Technical Efficiency of Family

Egg

Poultry Production in Niger-Delta,

Agricultural Journal 6(4): 124-130.

Journal

Nigeria.

of

Central

Producers

in

Nigeria.

Bamiro, O.M., Phillip, D.O.A., dan

European Agriculture 6(4): 531-

Momoh,

538.

Integration

S.

Efficiency

Alemdar, T., dan Yilmaz, H. 2011.

2006.
and

in

Vertical
Technical

Poultry

(Egg)

Resource Use Efficiency of Turkish

Industry in Oun and Oyo States,

Small

Nigeria. International Journal of

Scale

Supported

Dairy

Farmers

Cooperative

Poultry Science 5(12): 1164-1171.

in

Cukurova Region, Turkey. Journal

Battese, G.E., dan Coelli, T.J. 1995. A

of Animal and Veterinary Advances

Model for Technical Inefficiency

10(1): 6-10

Effects in a Stochastic Frontier

Alemu,

B.A,

Bolland,

Nuppenau,
H.

2009.

E.A.,

Production

dan

Function

for

Panel

Data. Empirical Economics 20:

Technical

325-332.

Efficiency Accross Agro-Ecological

Begum, I.A., Buysse, J., Alam, M.J., dan

Zones in Ethiopia: The Impact of
Poverty and Asset Endowment.

Huylenbroeck,

Agricultural Journal 4(4): 202-207.

Technical,

Allocative

and

Anep. 2013. Kambing Etawa: Budidaya

Economic

Efficiency

of

G.V.

2010.

di Tasik Potensial Tapi Belum

Commercial

Maksimal.

Bangladesh.

http://bandung.bisnis.com/read/201

Science Journal 66: 465-476.

30312/5/323313/kambing-etawa-

Poultry
Worlds

Farms

in

Poultry

Bethel, E., Fani, D.R., dan Odufa, E.M.

budidaya-di-tasik-potensial-tapi-

2016.

belum-maksimal. Diunduh tanggal

Efficiency of Poultry Farmers in

10 Juni 2017.

Cross

Analysis

River

of

State,

Technical

Nigeria.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian:

International Journal of Research

Suatu Pendekatan Praktek. Edisi

Studies in Agricultural Sciences

Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

(IJRSAS) 2(4): 40-45.

Ashagidigbi, W.M., Sulaiman, S.A., dan

Bhatt, M.S., dan Bhat, S.A. 2014.

181

Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
Technical Efficiency and Farm Size

Kajian

Productivity: Micro Level Evidence

Fungsi

From

Stokhastik). Embryo 7(1): 1-7.

Jammu

and

Kashmir.

International Journal of Food and

dengan

Menggunakan

Produksi

Frontier

Hernanto, F. 1996. Ilmu Usahatani.

Agricultural Economics 2(4): 27-

Jakarta: Penebar Swadaya.

49.

Hong,

Cabrera, V.E., Solis, D., dan del Corral, J.

N.D.,

dan Yabe,

M.

2015.

Resource Use Efficiency of Tea

2010. Determinants of Technical

Production

Efficiency Among Dairy Farms in

Translog SFA Model. Journal of

Wisconsin. J. Dairy Science 93:

Agricultural Science 7(9): 160-172.

387-393.

Vietnam:

Using

Ike, P.C. 2011. Resource Use and

Chang, H., dan Villano, R. 2008.
Technical

in

and

Technical Efficiency of Small Scale

Socio-Economic

Poultry Farmers in Enugu State,

Constrint to Duck Production in the

Nigeria:

Philippines:

Analysis. International Journal of

A

Productivity

Analysis. International Journal of

A

Stochastic

Frontier

Poultry Science 10 (11): 895-898.

Poultry Science 7(10): 940-948.

Isyanto, A.Y. 2011. Faktor-Faktor yang

Coelli, T., Rao, D.S.P., dan Battese, G.E.

Mempengaruhi Inefisiensi Teknik

1998. An Introduction to Efficieny

pada Usahatani Padi di Kabupaten

and Productivity Analysis. Kluwer

Ciamis. Cakrawala Galuh I(5): 31-

Academic

40.

Publishers,

Boston-

Dordrecht-London.

Isyanto, A.Y., dan Dehen, Y.A. 2013.

_____. 2005. An Introduction to Efficieny

Measurement

of

Farm

Level

and Productivity Analysis. Kluwer

Efficiency of Beef Cattle Fattening

Academic

in West Java Province, Indonesia.

Publishers,

Boston-

Journal

Dordrecht-London.

of

Economics

Sustainable Development

Fasasi, A.R. 2007. Technical Efficiency
in Food Crop Production in Oyo

and
4(10):

100-104.

State, Nigeria. J. Hum. Ecol. 22(3):

Jondrow, J., Lovell, C.A.K., Materov,

245-249.

I.S., dan Schmidt, P. 1982. On

Fauziyah, E. 2010. Analisis Efisiensi

Estimation

Teknis Usahatani Tembakau (Suatu

Inefficiency

182

of
in

Technical
the

Stochastic

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
Function

Functions With Composed Error.

Model. Journal of Econometrics 19:

International Economic Review 18:

233-238.

435-444.

Frontier

Production

Livestock

Ogunyinka, E.O., dan Ajibefun, I.A.

Production Systems and technical

2004. Determinants of Technical

Inefficiency of Feedlot Cattle Farms

Efficiency on Farm Production:

in Thailand. Chulalangkorn Journal

Tobit Analysis Approach to the

of Economics 20(2): 141-154

NDE

Krasachat,

W.

2008.

and

in

Ondo

State,

Nigeria. International Journal of

Latruffe, J., dan Yann. 2012. Efficiency,
Productivity

farmers

Agricultural & Biology 6(2): 355-

Technology

358.

Comparison for Farms in Central

Oji, U.O., dan Chukwuma, A.A. 2007.

And Western Europe: The Case of
Field Crop and Dairy Farming in

Technical

Efficiency

of

Small

Hungry and France. J. Economic

Scale-Egg Production in Nigeria:

Systems 36: 264-278.

Empirical Study of Poultry Farmers

Maemunah, S., Sufyadi, D., dan Hodiyah,

in Imo State, Nigeria. Research

I. 2017. Analisis Efisiensi Teknis

Journal of Poultry Science 1(3-4):

Usaha Ternak Kambing Peranakan

16-21.
Oladeebo, J.O. 2013. Analysis of Factors

Etawa (Studi Kasus di Kelompok
Kota

Affecting Technical Inefficiency of

Tasikmalaya). Mimbar Agribisnis

Smallholder Farmers in Nigeria:

3(1): 40-52.

Stochastic

Agribisnis

As-Salam

Frontier

International

Mariyono, J. 2006. Technical Efficiency

Approach.

Journal

of

Commerce

and

and Return to Scale of Dairy Farm

Economics,

in Sleman, Yogyakarta (Efisiensi

Research (IJECR) 3(1): 21-28.
Sumartono,

Teknis dan Skala Pengembalian

Yogyakarta).

Nuryadi

dan

Suyadi. 2016. Productivity Index of

Usahatani Sapi Perah di Kabupaten
Sleman,

Hartutik,

Animal

Etawah

Production 8(1): 64-71.

Crossbred

Goats

at

Different Altitude in Lumajang
District,

Meeusen, W., dan van den Broeck, J.

East

Java

IOSR

Province,

Journal

of

1977. Efficiency Estimation from

Indonesia.

Cobb-Douglas

Agriculture and Veterinary Science

Production

183

Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
(IOSR-JAVS) 9(4): 24-30.
Suprapti, I., Darwanto, D.H., Mulyo,
J.H., dan Waluyati, L.R. 2014.
Efisiensi Produksi Petani Jagung
Madura dalam Mempertahankan
Keberadaan

Jagung

Lokal.

Agriekonomika 3(1): 11-20.
Triyono,

M.,

J.H.,

Jamhari.

Masyhuri,

2016.

Karakteristik

Usahatani

Pengaruh

Struktural

Manajerial

Terhadap
Padi

dan

dan

Efisiensi

di

Kabupaten

Sleman. Jurnal Agraris 2(1): 1-8.
Udoh, E.J., dan Etim, N.A. 2009.
Measurement

of

Farm

Level

Efficiency of Broiler Production in
Uyo, Akwa Ibom State, Nigeria.
World

Journal

of

Agricultural

Sciences 5 (S): 832-836.
Williams,

A.O.,

Ajao,

A.O.,

dan

Ogunniyi, L.T. 2007. The Impact of
Micro-Credit

on

Food

Crop

Production in Osun-State, Nigeria.
Agricultural Journal 2(2): 319-323.
Zalkuwi,

J.

Factors

2015.
that

Production

Socio-Economic
Affect

Sorghum

in Adamawa

State,

Nigeria. International Journal of
Science and Research (IJSR) 4(2):
1610-1614.

184

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25