FAKTOR PENENTU INEFISIENSI TEKNIS PADA USAHA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWA | Maemunah | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 404 2971 1 PB
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
FAKTOR PENENTU INEFISIENSI TEKNIS PADA USAHA TERNAK
KAMBING PERANAKAN ETTAWA
(Studi Kasus di Kelompok Agribisnis As-Salam Kota Tasikmalaya)
SITI MAEMUNAH1, AGUS YUNIAWAN ISYANTO2
1
Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya
2
Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis
Email: aceu.new@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui faktor penentu inefisiensi teknis
pada usaha ternak kambing PE. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan studi kasus
pada Kelompok Agribisnis As-Salam di Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, Kota
Tasikmalaya. Anggota kelompok sebanyak 26 orang diambil seluruhnya sebagai sampel
penelitian atau dilaksanakan sensus. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
persamaan regresi berganda dimana pendugaan parameter dilakukan dengan menggunakan
SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penentu inefisiensi teknis pada usaha
ternak kambing PE adalah umur, pendidikan, jumlah kepemilikan ternak, ukuran keluarga
dan kredit.
Kata kunci: Kambing, PE, Inefisiensi teknis
ABSTRACT
The study was conducted with the aim to find out the determinants of technical inefficiency
in PE goat livestock farming. The study was conducted using case study on As-Salam
Agribusiness Group in Sirnagalih Village, Indihiang Sub-district, Tasikmalaya City. Group
members of 26 peoples were taken entirely as samples or conducted by census. The data
obtained were analyzed by using multiple regression equation where parameter estimation
was done by using SPSS 16. The results showed that the determinants of technical
inefficiency in PE goat livestock farming were age, education, number of livestock
ownership, family size and credit.
Keywords: Goat, PE, Technical inefficiency
kambing PE adalah bagaimana cara
PENDAHULUAN
Kambing Peranakan Ettawa (PE)
merupakan
tipe
di
sehingga diperlukan upaya peningkatan
Indonesia yang mempunyai prospek yang
produktivitas yang pada gilirannya akan
bagus
meningkatkan
dalam
kambing
lokal
meningkatkan populasi kambing PE,
pertumbuhan
untuk
pendapatan
peternak
(Sumartono, dkk., 2016).
mendukung perekonomian petani lokal.
Kambing PE di Indonesia umumnya
Populasi kambing betina di Kota
dipelihara oleh peternak di perdesaan.
Tasikmalaya sebanyak 24.719 ekor dan
Perhatian
jantan sebanyak 46.007 ekor. Populasi
utama
pada
peternakan
169
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
kambing
terbanyak
terdapat
yang
di
berkaitan
dengan
kemampuan
manajerial peternak.
Kecamatan Sariwangi dengan populasi
Pengetahuan
sebanyak 2.538 ekor jantan dan 6.586
mengenai
tingkat
ekor betina. Dari jumlah total kambing
inefisiensi teknis sangat penting untuk
tersebut,
sekitar
merupakan
mengetahui
kambing
PE.
PE
menyebabkan terjadinya inefisiensi teknis
dibudidayakan
40%
Kambing
di
Kota
telah
sehingga
Tasikmalaya
faktor-faktor
dapat
dilakukan
yang
upaya
dengan tujuan utama sebagai penghasil
pengurangan tingkat inefisiensi teknis
susu kambing. Namun, usaha ternak
yang dapat meningkatkan efisiensi teknis,
kambing PE tersebut masih sebatas usaha
yang berarti pula terjadi peningkatan
sampingan dan belum dijadikan sebagai
produksi dan produktivitas.
Sumber inefisiensi teknis pada
sumber pendapatan utama bagi peternak
umumnya berkaitan dengan kemampuan
kambing PE (Anep, 2013).
Kambing Peranakan Ettawa (PE)
manajerial peternak. Dalam penelitian
telah dibudidayakan di Kota Tasikmalaya
ini, kemampuan manajerial peternak
dengan tujuan utama sebagai penghasil
didekati dengan sejumlah karakteristik
susu kambing. Namun, usaha ternak
petani yang meliputi: umur, pendidikan,
kambing PE tersebut masih sebatas usaha
pengalaman
sampingan dan belum dijadikan sebagai
kepemilikan ternak, ukuran keluarga dan
sumber pendapatan utama bagi peternak
akses terhadap kredit.
beternak,
jumlah
kambing PE (Anep, 2013).
Identifikasi
faktor-faktor
TINJAUAN PUSTAKA
yang
Fungsi Produksi Frontier Stokhastik
mempengaruhi inefisiensi teknis pada
dapat
Fungsi produksi frontier digunakan
membantu pembuat kebijakan dalam
untuk menekankan kepada kondisi output
merumuskan program yang tepat dan
maksimum yang dapat dihasilkan (Coelli,
sesuai
peternak.
et al., 2005). Fungsi produksi frontier
determinan
menggambarkan output maksimal yang
usaha
ternak
kambing
dengan
Diasumsikan
kondisi
bahwa
PE
oleh
dapat dihasilkan dalam suatu proses
pengetahuan dan keterampilan tentang
produksi. Fungsi produksi diturunkan
teknologi yang pengaplikasiannya di
dengan menghubungkan titik-titik output
lapangan tergantung pada faktor internal
maksimum
inefisiensi
teknis
ditentukan
170
untuk
setiap
tingkat
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
penggunaan input. Maka, fungsi tersebut
biaya, profit atau hubungan antara output
mewakili kombinasi input-output secara
input
teknis paling efisien. Sedangkan, fungsi
memungkinkan adanya kesalahan acak.
dan
faktor
lingkungan
serta
produksi yang lain adalah fungsi produksi
Keunggulan pendekatan stochastic
rata-rata. Fungsi produksi rata-rata hanya
frontier adalah dilibatkannya disturbance
menunjukkan
tani
term yang mewakili gangguan, kesalahan
produksi
pengukuran dan kejutan eksogen yang
tertentu dimana belum tentu yang efisien.
berada di luar kontrol unit produksi atau
berproduksi
bahwa
pada
usaha
tingkat
Pengukuran
fungsi
di luar kontrol petani.
produksi
frontier secara umum dibedakan atas 4
cara
yaitu:
Sedangkan
determininistic
(1)
kelemahan
dari
pendekatan ini adalah: (1) teknologi yang
nonparametric frontier, (2) deterministic
dianalisis
parametric frontier, (3) deterministic
struktur yang cukup rumit atau besar, (2)
statistical frontier, dan (4) stochastic
distribusi
statistical frontier (stochastic frontier).
dispesifikasi
harus
dari
digambarkan
simpangan
sebelum
oleh
satu
sisi
mengestimasi
Fungsi produksi frontier adalah
model, (3) struktur tambahan harus
fungsi produksi saat output maksimum
dikenakan terhadap distribusi inefisiensi
tercapai dari setiap input yang digunakan
teknis, dan (4) sulit diterapkan untuk
(Coelli, et al., 1998). Produksi telah
usahatani yang memiliki lebih dari satu
efisien
output.
secara
teknis
apabila
suatu
Aigner
kegiatan produksi berada pada titik fungsi
dan
Chu
(1968)
produksi frontier. Estimasi inefisiensi
mengetengahkan fungsi produksi Cobb-
teknis didapatkan melalui selisih posisi
Douglass sebagai berikut:
aktual relatif terhadap frontier-nya.
Pendekatan
banyak
yang
Dimana
qi
merepresentasikan
dalam
penelitian
output dari perusahaan ke-i, xi adalah
Stochastic
Frontier
sebuah K x 1 vektor yang terdiri atas
Analysis (SFA) dengan menggunakan
logaritma dari input, β adalah sebuah
fungsi produksi Frontier Cobb Douglass
vektor
atau Translog. SFA mengacu kepada
diketahui, dan ui adalah sebuah variabel
pendekatan ekonometrik frontier, dimana
acak
memerlukan bentuk persamaan untuk
dengan inefisiensi teknis.
efisiensi
digunakan
parametrik
i = 1,...,I (1)
=
adalah
171
dari
parameter
non-negatif
yang
yang
tidak
berhubungan
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
Produksi
frontier
(1)
bagaimana kinerja suatu usahatani, kajian
adalah
deterministik sepanjang qi dibatasi dari
terhadap
atas
pencapaian
oleh
kuantitas
(misalnya,
non-stokhastik
deterministik)
exp
faktor
efisiensi
merupakan hal
(x’iβ).
yang
mempengaruhi
teknis
pun
yang penting untuk
Masalah yang timbul dari frontier tipe ini
diperhatikan. Efisiensi merupakan hal
adalah tidak adanya perhitungan untuk
penting dalam pengukuran keberhasilan
mengukur
sumber
pelaksanaan proses produksi. Namun,
gangguan statistikal lainnya – semua
terdapat kesenjangan antara keadaan
deviasi dari frontier diasumsikan sebagai
aktual dengan optimal dari penggunaan
hasil dari inefisiensi teknis.
input
kesalahan
dan
yang
menyebabkan
terjadinya
Aigner, Lovell dan Schmidt (1977)
kesenjangan produktivitas. Kesenjangan
dan Meeusen dan van den Broeck (1977)
ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
mengajukan
: kendala biologi yang disebabkan oleh
model
fungsi
produksi
perbedaan
frontier stokhastik sebagai berikut:
′
varietas,
adanya
tanaman
(2)
pengganggu, serangan hama penyakit,
dengan
masalah tanah, perbedaan kesuburan
model (1), kecuali adanya penambahan
tanah dan sebagainya. Serta kendala
sebuah kesalahan acak simetrik, vi, untuk
sosial
mengukur gangguan statistikal. Model
perbedaan antara biaya dan penerimaan
yang didefinisikan oleh persamaan (2) ini
usahatani, kurangnya biaya usahatani
disebut sebagai fungsi produksi frontier
yang
stokhastik sebab nilai output dibatasi dari
produksi, kurangnya pengetahuan, tingkat
atas
pendidikan
=
+
Persamaan
oleh
ini
variabel
identik
acak
stokhastik
ekonomi
diperoleh
seperti:
dari
petani,
besarnya
kredit,
adanya
harga
faktor
(misalnya, exp (x’iβ + vi)). Kesalahan
ketidakpastian, risiko
acak vi dapat bernilai positif atau negatif
dan sebagainya. Namun kendala tersebut
sehingga
bersifat lokal dan kondisional, tidak dapat
output
frontier
stokhastik
berusahataninya
disamakan untuk semua daerah.
bervariasi sekitar model deterministik,
Aigner, Lovell dan Schmidt (1977)
exp (x’iβ).
dan Meeusen dan van den Broeck (1977)
Pemodelan Inefisiensi Teknis
mengemukakan tentang fungsi produksi
Menurut Latruffe, et al (2012),
selain indikator besaran efisiensi teknis
frontier
yang
penambahan kesalahan acak (random
digunakan
dalam
meneliti
172
stokhastik
dimana
ada
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
error), vi, yang ditambahkan ke dalam
maximum-likelihood
variabel
metode varian COLS. Pada penelitian ini
acak
non-negatif,
u i,
pada
(MLE)
maupun
digunakan metode MLE. Menurut Coelli,
persamaan berikut:
ln(y) = xi + vi – ui
et al, (1998), metode MLE lebih efisien
i = 1,2,..............n
dibandingkan COLS.
(3)
Apabila
Kesalahan acak, vi, untuk mengukur
efisiensi
kegiatan
pengaruh cuaca, nasib, dan sebagainya,
TEi=exp(-ui), ini melibatkan pengaruh
pada nilai dari variabel output, bersama
inefisiensi teknis, ui, yang tidak dapat
dengan pengaruh kombinasi dari variabel
diobservasi.
input yang tidak bisa dispesifikasikan
sebenarnya dari vektor parameter, , pada
pada fungsi produksi. Aigner, Lovell dan
model persamaan (3) diketahui, hanya
Schmidt (1977) mengasumsikan bahwa vi
perbedaan, ei vi – ui, yang dapat
bersifat bebas dan didistribusikan secara
diobservasi. Prediktor terbaik untuk ui
identitas (independent and identically
adalah harapan kondisional dari ui, yang
distributed, iid) variabel normal acak
diberikan oleh nilai dari vi-ui. Hasil ini
dengan rata-rata nol dan varian konstan,
pertama kali diaplikaskan oleh Jondrow,
v2 bersifat bebas terhadap ui, yang
Lovell, Materov dan Schmidt (1982)
diasumsikan
yang menghasilkan:
iid
atau
normal).
Model yang didefinisikan pada
Dimana
persamaan (3) disebut sebagai fungsi
oleh
variabel
jika
nilai
σ A γ (1 γ )σ S2
;
(4)
ei
=
ln(yi)-xi; dan (.) adalah fungsi densitas
produksi frontier stokhastik karena nilai
dibatasi
Meskipun
sebagai
φ (γei / σ A )
E u i e i γei σ A
1 φ (γei / σ A )
variabel acak setengah normal (half-
output
didefinisikan
dari
kesalahan dan faktor acak lainnya, seperti
eksponensial
ke-i
teknis
dari standar normal variabel acak.
acak
Model yang dikemukakan oleh
stokhastik, exp(xi + vi). Kesalahan acak,
Battese dan Coelli (1995) mengenai
vi, dapat bernilai positif maupun negatif,
pengaruh spesifik inefisiensi teknis pada
jadi output frontier stokhastik bervariasi
model
sebagai bagian deterministik dari model
diasumsikan bersifat bebas (tetapi tidak
stokhastik, exp(xi).
identik) dari variabel acak non-negatif.
frontier
stokhastik
yang
Parameter pada persamaan (3) dapat
Untuk kegiatan ke-i pada periode ke-t,
diestimasi dengan menggunakan metode
pengaruh inefisiensi teknis,uit, ditentukan
173
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
oleh distribusi N(uit, 2), dimana:
kelompok dan bimbingan teknis (Chang
it = zit
(5)
dan Villano, 2008), umur peternak dan
Dimana zit adalah sebuah vektor
bimbingan teknis (Udoh dan Etim, 2009),
(1xM)
dari
diobservasi,
penjelas
yang
pendidikan, ukuran keluarga, pengalaman
mempunyai
nilai
usahatani dan akses terhadap kredit
variabel
yang
et
al,
konstan, dan adalah sebuah vektor
(Alemu,
2009),
frekuensi
(Mx1) dari parameter skalar yang tidak
pemerahan, tenaga kerja keluarga dan
diketahui yang akan diestimasi.
rasio pakan/ternak (Cabrera, et al, 2010),
Beberapa hasil penelitian terdahulu
dan pengalaman beternak dan hijauan
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
pakan ternak (Alemdar dan Yilmaz,
berpengaruh terhadap inefisiensi teknis
2011),
adalah:
kontrak
kunjungan
penyuluhan
pendidikan
pada
dan
kegiatan
tinggi
dan
usahatani,
keanggotaan
sistem
dalam
baik
kelompok tani (Fauziyah, 2010), kontak
maupun
dengan agen penyuluhan, pengalaman
pendidikan,
sekolah
pendapatan
universitas (Ogunyinka dan Ajibefun,
usahatani
dan
ketersediaan
2004), ukuran keluarga, jenis kelamin
(Oladeebo,
dan indeks adopsi teknologi (Alabi dan
pelayanan
Aruna, 2005), jumlah kepemilikan ternak
dalam kelompok tani dan jenis kelamin
(Mariyono, 2006), umur peternak, ukuran
(Hong dan Yabe, 2015).
2013),
akses
penyuluhan,
kredit
terhadap
keanggotaan
ternak, dummy pembuatan pakan sendiri
Berdasarkan uraian di atas, maka
dan dummy kepemilikan pabrik pakan
hipotesis penelitian ini adalah: inefisiensi
(Bamiro, et al, 2006), umur petani,
teknis pada usaha ternak kambing PE
pengalaman
usahatani
pendidikan
(Fasasi,
pendidikan,
penyuluhan
dan
tingkat
dipengaruhi
2007),
biaya,
pengalaman
kredit
kepemilikan ternak, ukuran keluarga,
dan
oleh
umur,
pendidikan,
beternak,
jumlah
dummy kredit dan dummy jenis kelamin.
(Williams, et al., 2007), pendidikan dan
pengalaman peternak, keanggotaan dalam
METODE PENELITIAN
kelompok tani, jumlah penyuluhan yang
Penelitian
diikuti, ukuran usahatani dan penggunaan
pakan
konsentrat
(Krasachat,
menggunakan
2008),
dilaksanakan
studi
kasus.
dengan
Menurut
tingkat pendidikan, pengalaman beternak,
Arikunto (2002), penelitian studi kasus
skala
adalah suatu penelitian yang dilakukan
usaha,
keanggotaan
dalam
174
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
secara intensif, terinci dan mendalam
yang mempengaruhi inefisiensi teknis
terhadap suatu organisasi, lembaga atau
pada usaha ternak kambing PE dengan
gejala tertentu.
menggunakan persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Kelompok Peternak Agribisnis AsSalam
di
Kelurahan
Sirnagalih
i = 0 + 1Z1 + 2Z2+ 3Z3 + 4Z4 + 5Z5
Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya
+ 6D1 + 7D2
diambil secara purposif sebagai sampel
Dimana:
i = Inefisiensi teknik
Z1 = Umur (tahun)
Z2 = Pendidikan (tahun)
Z3 = Pengalaman beternak (tahun)
Z4 = Jumlah kepemilikan ternak
(satuan ternak)
Z5 = Ukuran keluarga (orang)
D1 = dummy kredit (Bernilai 1 jika
menerima
kredit
dari
pemerintah, dan bernilai 0 jika
tidak)
dummy jenis kelamin (Bernilai
=
D2
1 jika laki-laki, dan bernilai 0
untuk lainnya)
= Koefisien regresi
kelompok. Jumlah anggota Kelompok
Peternak Agribisnis As-Salam sebanyak
26 orang, dan semuanya diambil sebagai
sampel
penelitian
atau
(7)
dilaksanakan
sensus.
Model yang dikemukakan oleh
Battese dan Coelli (1995) dalam Coelli,
et al, (1998) mengenai pengaruh spesifik
inefisiensi teknis pada model frontier
stokhastik yang diasumsikan bersifat
bebas (tetapi tidak identik) dari variabel
acak non-negatif. Untuk kegiatan ke-i
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada periode ke-t, pengaruh inefisiensi
Hasil penelitian Maemunah, dkk.
teknis,uit, ditentukan oleh distribusi N(uit,
(2017) menunjukkan hasil bahwa nilai
2), dimana:
(6)
efisiensi teknis terendah yang dicapai
oleh peternak kambing (36)
PE sebesar
Dimana zit adalah sebuah vektor
39,78%, tertinggi sebesar 99,04%, dan
it = zit
(1xM)
dari
penjelas
yang
rata-rata sebesar 77,46%. Nilai efisiensi
mempunyai
nilai
teknis ini menunjukkan bahwa secara
konstan, dan adalah sebuah vektor
rata-rata peternak kabing PE mampu
(Mx1) dari parameter skalar yang tidak
mencapai 77,46% dari produksi potensial
diketahui yang akan diestimasi.
yang dihasilkan dengan input yang
diobservasi,
variabel
yang
Berdasarkan
persamaan
(6)
dikorbankan
menggunakan
teknologi
tersebut, maka dibuat model empiris
yang ada. Hal ini menunjukkan indikasi
dalam
bahwa dalam jangka pendek masih ada
mengidentifikasi
faktor-faktor
175
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
peluang
bagi
peternak
untuk
tingkat efisiensi teknis yang tertinggi
produksinya
sebesar
yang dicapai oleh peternak lainnya,
22,54% dengan kisaran 0,96-60,22%
mereka dapat menghemat biaya sekitar
yang dapat dicapai dengan penerapan
21,79% 1-(0,7746/0,9904). Dengan kata
sistem
terbaik
lain, peternak dengan efisiensi teknis
menggunakan teknologi yang ada. Rata-
terkecil dapat menghemat biaya sebesar
rata efisiensi teknis sebesar 77,46%
59,83% 1-(0,3978/0,9904) untuk dapat
menunjukkan
mencapai efisiensi teknis tertinggi yang
meningkatkan
pengelolaan
yang
adanya
kesenjangan
inefisiensi (inefficiency gap) sebesar
22,54%.
Implikasinya
adalah
dicapai oleh peternak lainnya.
bahwa
Estimasi
faktor-faktor
penentu
22,54% produksi yang lebih tinggi dapat
inefisiensi teknis pada usaha ternak
dicapai tanpa menggunakan tambahan
kambing
input, atau penggunaan input dapat
menggunakan SPSS 16. Hasil estimasi
dikurangi untuk mencapai tingkat output
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
yang sama.Nilai rata-rata efisiensi teknis
inefisiensi teknis usaha ternak kambing
yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-
PE disajikan pada Tabel 1.
PE
dilakukan
dengan
rata peternak untuk dapat mencapai
Tabel 1. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Inefisiensi Teknis Usaha Ternak
Kambing PE
Variabel
Nilai Parameter
Standar deviasi
t-hit
Konstanta
3,097
0,380
8,143*
Umur
-0,170
0,077
-2,1599**
Pendidikan
0,243
0,080
3,027*
Pengalaman
-0,187
0,228
-0,821
0,418
1,865***
Jumlah Kepemilikan Ternak
0,224
Ukuran Keluarga
0,429
0,189
2,266**
Kredit
-0,446
0,143
-3,129*
Jenis Kelamin
0,201
-0,886
-0,178
R
= 0,925
R2
= 0,856
F-hitung = 15,245*
Sumber: Analisis Data Primer, 2016
*,** signifikan pada α 0,01; 0,05; 0,10
Nilai
R2
0,856
sebesar 85,60% oleh variasi perubahan
menunjukkan bahwa variasi perubahan
variabel bebas yang dimasukkan ke
dalam
dalam model, sedangkan sisanya sebesar
variabel
sebesar
terikat
dipengaruhi
176
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
14,40% dipengaruhi oleh variabel lain
produktivitas kerja yang lebih tinggi.
yang tidak dimasukkan ke dalam model.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
menunjukkan
penelitian dari Zalkuwi (2015); Isyanto
bahwa sumber inefisiensi teknis secara
(2011); Bethel, et al (2016), Triyono,
bersama-sama
dkk.
Hasil
penelitian
berpengaruh
signifikan
(2016);
Ike
(2011);
yang
terhadap tingkat inefisiensi teknis usaha
menunjukkan bahwa umur berpengaruh
kambing PE. Variabel umur, pendidikan,
negatif dan signifikan terhadap inefisiensi
jumlah
teknis.
kepemilikan
ternak,
ukuran
keluarga dan akses terhadap kredit
Pendidikan berpengaruh positif dan
berpengaruh signifikan terhadap tingkat
signifikan terhadap inefisiensi teknis
inefisiensi teknis; sedangkan variabel
pada usaha ternak kambing PE. Semakin
pengalaman dan jenis kelamin tidak
tinggi pendidikan yang telah ditempuh
berpengaruh signifikan.
oleh peternak, maka semakin tinggi
Umur berpengaruh negatif dan
inefisiensi teknis yang dicapai oleh
signifikan terhadap inefisiensi teknis
peternak. Dengan kata lain, semakin
pada usaha ternak kambing PE pada taraf
tinggi tingkat pendidikan peternak, maka
nyata 5% (2,101). Semakin bertambah
semakin rendah tingkat efisiensi teknis
umur peternak, maka semakin rendah
yang
tingkat inefisiensi teknis yang dicapai
melaksanakan usaha ternak kambing PE.
oleh peternak pada usaha ternak Kambing
Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat
PE. Dengan kata lain, semakin bertambah
inefisiensi teknis yang dicapai pada usaha
umur peternak, maka semakin tinggi
ternak kambing PE tidak disebabkan oleh
tingkat efisiensi teknis yang dicapai oleh
lamanya pendidikan formal yang pernah
peternak dalam melaksanakan usaha
ditempuh
ternak
disebabkan
kambing
PE.
Hasil
ini
dicapai
oleh
oleh
oleh
peternak
peternak,
dalam
namun
pengetahuan
dan
menunjukkan bahwa peternak yang lebih
keterampilan
tua secara teknis lebih efisien dari pada
peternak
peternak yang lebih muda. Hal ini
pelatihan
kemungkinan disebabkan karena peternak
kelompok. Hasil penelitian ini sesuai
yang
memiliki
dengan hasil penelitian dari Suprapti,
pengalaman beternak kembing PE yang
dkk. (2014); Bethel, et al (2016);
lebih
Oladeebo (2013); yang menunjukkan
berumur
lama
lebih
yang
tua
berdampak
pada
177
teknis
melalui
yang
diperoleh
kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan oleh
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
bahwa pendidikan berpengaruh positif
Jumlah
dan signifikan terhadap inefisiensi teknis.
berpengaruh
kepemilikan
positif
dan
ternak
signifikan
Pengalaman berpengaruh negatif
terhadap inefisiensi teknis pada usaha
namun tidak positif terhadap inefisiensi
ternak kambing PE pada taraf nyata 5%
teknis pada usaha ternak Kambing PE.
(2,101). Semakin banyak ternak kambing
Semakin
peternak
PE yang dimiliki oleh peternak, maka
dalam memelihara kambing PE, maka
semakin tinggi tingkat inefisiensi teknis
semakin rendah inefisiensi teknis yang
yang dicapai oleh peternak pada usaha
dicapai oleh peternak. Dengan kata lain,
ternak Kambing PE. Dengan kata lain,
semakin
semakin banyak kambing PE
lama
pengalaman
lama
pengalaman
peternak
yang
dalam memelihara kambing PE, maka
dimiliki oleh peternak, maka semakin
semakin tinggi tingkat efisiensi teknis
rendah tingkat efisiensi teknis yang
yang
dicapai
dicapai
oleh
peternak
dalam
oleh
peternak
dalam
melaksanakan usaha ternak kambing PE.
melaksanakan usaha ternak kambing PE.
Menurut Hernanto (1996), pengalaman
Hal ini berkaitan dengan kemampuan
bertani merupakan modal penting untuk
peternak dalam memelihara ternak. Jika
berhasilnya suatu kegiatan usahatani.
jumlah ternak bertambah namun tidak
Berbedanya tingkat pengalaman masing-
ditunjang
masing petani maka akan berbeda pula
keterampilan teknis serta manajemen,
pola pikir mereka dalam menerapkan
maka efisiensi teknis dari usaha kambing
inovasi
usahataninya.
PE justru akan mengalami penurunan.
Penerapan teknologi dan manajemen
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
yang baik akan mempengaruhi perilaku
penelitian dari Begum, et al (2013); Bhatt
berusaha
& Bhat (2014), yang menunjukkan
pada
kegiatan
petani
dalam
melakukan
dengan
usahataninya. Hasil penelitian ini sesuai
bahwa
dengan hasil penelitian dari Zalkuwi
berpengaruh
(2015);
terhadap inefisiensi teknis..
Suprapti,
dkk.
et
(2011);
Ashagidigbi,
al
(2014);
Oji
jumlah
pengetahuan
Ukuran
&
kepemilikan
positif
dan
keluarga
dan
ternak
signifikan
berpengaruh
Chukwuma (2007); Triyono, dkk. (2016);
positif dan signifikan terhadap inefisiensi
Ike (2011); yang menunjukkan bahwa
teknis pada usaha ternak kambing PE
pengalaman berpengaruh negatif namun
pada taraf nyata 10% (1,734). Semakin
tidak positif terhadap inefisiensi teknis.
besar ukuran keluarga peternak, maka
178
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
semakin tinggi tingkat inefisiensi teknis
sebagai pekerjaan utama sebanyak 5
yang dicapai oleh peternak pada usaha
peternak.
Akses terhadap kredit berpengaruh
ternak Kambing PE. Dengan kata lain,
keluarga
negatif dan sangat signifikan terhadap
peternak, maka semakin rendah tingkat
inefisiensi teknis pada usaha ternak
efisiensi
oleh
Kambing PE. Hal ini menunjukkan
peternak dalam melaksanakan usaha
tingkat inefisiensi teknis pada peternak
ternak kambing PE. Hasil penelitian ini
yang memperoleh kredit lebih rendah
sesuai
dari
dibandingkan dengan peternak yang tidak
Isyanto dan Dehen (2013); Triyono, dkk.
memperoleh kredit. Dengan kata lain,
(2016), yang menunjukkan bahwa ukuran
tingkat efisiensi teknis pada peternak
keluarga
yang memperoleh kredit lebih tinggi
semakin
banyak
teknis
dengan
ukuran
yang
hasil
dicapai
penelitian
berpengaruh
positif
dan
dibandingkan dengan peternak yang tidak
signifikan terhadap inefisiensi teknis.
memperoleh kredit. Menurut Triyono,
Semakin banyak jumlah ukuran
keluarga, maka semakin besar kebutuhan
dkk.
keluarga yang harus dipenuhi, sehingga
mengembalikan kredit akan mendorong
peternak
peternak untuk melaksanakan usahanya
berusaha
meningkatkan
(2016),
secara
kebutuhan keluarganya, misalnya dengan
melaksanakan
melaksanakan usaha di luar beternak
pengembalian
kambing PE yang berdampak kepada
berdampak pada peningkatan efisiensi
pengurangan curahan waktu kerja dalam
teknis yang dicapai. Hasil penelitian ini
memelihara kambing PE. Hal ini akan
sesuai
berakibat terhadap penurunan tingkat
Zalkuwi (2015); Isyanto (2013); Bethel,
efisiensi teknis yang dicapai dalam
et al (2016); Ashagidigbi, et al (2011);
memelihara kambing PE. Fakta ini
Oji & Chukwuma (2007); Triyono, dkk.
ditunjang dengan data yang menunjukkan
(2016); Alemdar & Yilmaz (2011), yang
bahwa sebagian besar peternak (21
menunjukkan
orang)
kredit berpengaruh negatif dan sangat
kambing
sampingan,
PE
usaha
sebagai
sedangkan
ternak
pekerjaan
dengan
serius
untuk
pendapatannya dalam upaya memenuhi
melaksanakan
lebih
kewajiban
agar
dapat
kewajibannya
pinjaman
hasil
bahwa
dalam
kredit
yang
penelitian
akses
dari
terhadap
signifikan terhadap inefisiensi teknis.
yang
Jenis kelamin berpengaruh negatif
melaksanakan usaha ternak kambing PE
namun
179
tidak
signifikan
terhadap
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
inefisiensi teknis pada usaha ternak
kredit. Sedangkan pengalaman dan jenis
Kambing PE. Hal ini menunjukkan
kelamin bukan merupakan faktor penentu
bahwa tingkat inefisiensi teknis pada
inefisiensi teknis pada usaha ternak
peternak berjenis kelamin perempuan
kambing PE di Kota Tasikmalaya.
dengan
Upaya peningkatan efisiensi teknis
peternak yang berjenis kelamin laki-laki.
usaha ternak kambing PE dapat dilakukan
Dengan kata lain, tingkat efisiensi teknis
melalui:
pada peternak berjenis kelamin laki laki
kepemilikan ternak kambing PE akan
lebih
meningkatkan
lebih
tinggi
dibandingkan
tinggi
peternak
dibandingkan
yang
perempuan.
ini
Peningkatan
curahan
jumlah
waktu
kerja
kelamin
peternak
dalam
memelihara
ternak
kemungkinan
kambing
PE,
sehingga
terjadi
berjenis
Hal
dengan
(1)
disebabkan oleh lebih banyaknya curahan
peningkatan
waktu kerja peternak berjenis laki-laki
mengakibatkan
dalam
PE
teknis, dan (2) Peningkatan pendidikan
dibandingkan dengan peternak berjenis
peternak melalui kegiatan penyuluhan
kelamin perempuan yang juga memiliki
dan
kewajiban untuk mencurahkan waktunya
meningkatkan pengetahuan teknis dan
dalam mengelola urusan domestik rumah
keterampilan peternak dalam memelihara
tangganya, misalnya memasak. Hasil
ternak
penelitian
meningkatkan efisiensi teknis dalam
memelihara
ini
sesuai
kambing
dengan
hasil
bimbingan
kambing
produksi
yang
peningkatan
teknis
PE
efisiensi
yang
sehingga
akan
akan
usaha pemeliharaan ternak kambing PE.
penelitian dari Zalkuwi (2015); Bethel,
et al (2016); Ashagidigbi, et al (2011);
yang menunjukkan bahwa jenis kelamin
DAFTAR PUSTAKA
berpengaruh
Aigner, D.J., dan Chu, S.F. 1968. On
negatif
namun
tidak
Estimating the Industry Production
signifikan terhadap inefisiensi teknis.
Function.
American
Economic
Review 58: 826-839.
PENUTUP
Aigner,
Faktor penentu inefisiensi teknis
D.J.,
Lovell,
C.A.K.,
dan
pada usaha ternak kambing PE Kelompok
Schmidt, P. 1977. Formulation and
Agribisnis As-Salam di Kota Tasikmalaya
Estimation of Stochastic Frontier
adalah
Production
umur,
pendidikan,
jumlah
Function
Models.
Journal of Econometrics 6(1): 21-
kepemilikan ternak, ukuran keluarga dan
180
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
Adesiyan, A. 2011. Technical and
37.
Allocative Efficiency of Poultry
Alabi, R.A., dan Aruna, M.B. 2005.
Technical Efficiency of Family
Egg
Poultry Production in Niger-Delta,
Agricultural Journal 6(4): 124-130.
Journal
Nigeria.
of
Central
Producers
in
Nigeria.
Bamiro, O.M., Phillip, D.O.A., dan
European Agriculture 6(4): 531-
Momoh,
538.
Integration
S.
Efficiency
Alemdar, T., dan Yilmaz, H. 2011.
2006.
and
in
Vertical
Technical
Poultry
(Egg)
Resource Use Efficiency of Turkish
Industry in Oun and Oyo States,
Small
Nigeria. International Journal of
Scale
Supported
Dairy
Farmers
Cooperative
Poultry Science 5(12): 1164-1171.
in
Cukurova Region, Turkey. Journal
Battese, G.E., dan Coelli, T.J. 1995. A
of Animal and Veterinary Advances
Model for Technical Inefficiency
10(1): 6-10
Effects in a Stochastic Frontier
Alemu,
B.A,
Bolland,
Nuppenau,
H.
2009.
E.A.,
Production
dan
Function
for
Panel
Data. Empirical Economics 20:
Technical
325-332.
Efficiency Accross Agro-Ecological
Begum, I.A., Buysse, J., Alam, M.J., dan
Zones in Ethiopia: The Impact of
Poverty and Asset Endowment.
Huylenbroeck,
Agricultural Journal 4(4): 202-207.
Technical,
Allocative
and
Anep. 2013. Kambing Etawa: Budidaya
Economic
Efficiency
of
G.V.
2010.
di Tasik Potensial Tapi Belum
Commercial
Maksimal.
Bangladesh.
http://bandung.bisnis.com/read/201
Science Journal 66: 465-476.
30312/5/323313/kambing-etawa-
Poultry
Worlds
Farms
in
Poultry
Bethel, E., Fani, D.R., dan Odufa, E.M.
budidaya-di-tasik-potensial-tapi-
2016.
belum-maksimal. Diunduh tanggal
Efficiency of Poultry Farmers in
10 Juni 2017.
Cross
Analysis
River
of
State,
Technical
Nigeria.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian:
International Journal of Research
Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Studies in Agricultural Sciences
Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
(IJRSAS) 2(4): 40-45.
Ashagidigbi, W.M., Sulaiman, S.A., dan
Bhatt, M.S., dan Bhat, S.A. 2014.
181
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
Technical Efficiency and Farm Size
Kajian
Productivity: Micro Level Evidence
Fungsi
From
Stokhastik). Embryo 7(1): 1-7.
Jammu
and
Kashmir.
International Journal of Food and
dengan
Menggunakan
Produksi
Frontier
Hernanto, F. 1996. Ilmu Usahatani.
Agricultural Economics 2(4): 27-
Jakarta: Penebar Swadaya.
49.
Hong,
Cabrera, V.E., Solis, D., dan del Corral, J.
N.D.,
dan Yabe,
M.
2015.
Resource Use Efficiency of Tea
2010. Determinants of Technical
Production
Efficiency Among Dairy Farms in
Translog SFA Model. Journal of
Wisconsin. J. Dairy Science 93:
Agricultural Science 7(9): 160-172.
387-393.
Vietnam:
Using
Ike, P.C. 2011. Resource Use and
Chang, H., dan Villano, R. 2008.
Technical
in
and
Technical Efficiency of Small Scale
Socio-Economic
Poultry Farmers in Enugu State,
Constrint to Duck Production in the
Nigeria:
Philippines:
Analysis. International Journal of
A
Productivity
Analysis. International Journal of
A
Stochastic
Frontier
Poultry Science 10 (11): 895-898.
Poultry Science 7(10): 940-948.
Isyanto, A.Y. 2011. Faktor-Faktor yang
Coelli, T., Rao, D.S.P., dan Battese, G.E.
Mempengaruhi Inefisiensi Teknik
1998. An Introduction to Efficieny
pada Usahatani Padi di Kabupaten
and Productivity Analysis. Kluwer
Ciamis. Cakrawala Galuh I(5): 31-
Academic
40.
Publishers,
Boston-
Dordrecht-London.
Isyanto, A.Y., dan Dehen, Y.A. 2013.
_____. 2005. An Introduction to Efficieny
Measurement
of
Farm
Level
and Productivity Analysis. Kluwer
Efficiency of Beef Cattle Fattening
Academic
in West Java Province, Indonesia.
Publishers,
Boston-
Journal
Dordrecht-London.
of
Economics
Sustainable Development
Fasasi, A.R. 2007. Technical Efficiency
in Food Crop Production in Oyo
and
4(10):
100-104.
State, Nigeria. J. Hum. Ecol. 22(3):
Jondrow, J., Lovell, C.A.K., Materov,
245-249.
I.S., dan Schmidt, P. 1982. On
Fauziyah, E. 2010. Analisis Efisiensi
Estimation
Teknis Usahatani Tembakau (Suatu
Inefficiency
182
of
in
Technical
the
Stochastic
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
Function
Functions With Composed Error.
Model. Journal of Econometrics 19:
International Economic Review 18:
233-238.
435-444.
Frontier
Production
Livestock
Ogunyinka, E.O., dan Ajibefun, I.A.
Production Systems and technical
2004. Determinants of Technical
Inefficiency of Feedlot Cattle Farms
Efficiency on Farm Production:
in Thailand. Chulalangkorn Journal
Tobit Analysis Approach to the
of Economics 20(2): 141-154
NDE
Krasachat,
W.
2008.
and
in
Ondo
State,
Nigeria. International Journal of
Latruffe, J., dan Yann. 2012. Efficiency,
Productivity
farmers
Agricultural & Biology 6(2): 355-
Technology
358.
Comparison for Farms in Central
Oji, U.O., dan Chukwuma, A.A. 2007.
And Western Europe: The Case of
Field Crop and Dairy Farming in
Technical
Efficiency
of
Small
Hungry and France. J. Economic
Scale-Egg Production in Nigeria:
Systems 36: 264-278.
Empirical Study of Poultry Farmers
Maemunah, S., Sufyadi, D., dan Hodiyah,
in Imo State, Nigeria. Research
I. 2017. Analisis Efisiensi Teknis
Journal of Poultry Science 1(3-4):
Usaha Ternak Kambing Peranakan
16-21.
Oladeebo, J.O. 2013. Analysis of Factors
Etawa (Studi Kasus di Kelompok
Kota
Affecting Technical Inefficiency of
Tasikmalaya). Mimbar Agribisnis
Smallholder Farmers in Nigeria:
3(1): 40-52.
Stochastic
Agribisnis
As-Salam
Frontier
International
Mariyono, J. 2006. Technical Efficiency
Approach.
Journal
of
Commerce
and
and Return to Scale of Dairy Farm
Economics,
in Sleman, Yogyakarta (Efisiensi
Research (IJECR) 3(1): 21-28.
Sumartono,
Teknis dan Skala Pengembalian
Yogyakarta).
Nuryadi
dan
Suyadi. 2016. Productivity Index of
Usahatani Sapi Perah di Kabupaten
Sleman,
Hartutik,
Animal
Etawah
Production 8(1): 64-71.
Crossbred
Goats
at
Different Altitude in Lumajang
District,
Meeusen, W., dan van den Broeck, J.
East
Java
IOSR
Province,
Journal
of
1977. Efficiency Estimation from
Indonesia.
Cobb-Douglas
Agriculture and Veterinary Science
Production
183
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
(IOSR-JAVS) 9(4): 24-30.
Suprapti, I., Darwanto, D.H., Mulyo,
J.H., dan Waluyati, L.R. 2014.
Efisiensi Produksi Petani Jagung
Madura dalam Mempertahankan
Keberadaan
Jagung
Lokal.
Agriekonomika 3(1): 11-20.
Triyono,
M.,
J.H.,
Jamhari.
Masyhuri,
2016.
Karakteristik
Usahatani
Pengaruh
Struktural
Manajerial
Terhadap
Padi
dan
dan
Efisiensi
di
Kabupaten
Sleman. Jurnal Agraris 2(1): 1-8.
Udoh, E.J., dan Etim, N.A. 2009.
Measurement
of
Farm
Level
Efficiency of Broiler Production in
Uyo, Akwa Ibom State, Nigeria.
World
Journal
of
Agricultural
Sciences 5 (S): 832-836.
Williams,
A.O.,
Ajao,
A.O.,
dan
Ogunniyi, L.T. 2007. The Impact of
Micro-Credit
on
Food
Crop
Production in Osun-State, Nigeria.
Agricultural Journal 2(2): 319-323.
Zalkuwi,
J.
Factors
2015.
that
Production
Socio-Economic
Affect
Sorghum
in Adamawa
State,
Nigeria. International Journal of
Science and Research (IJSR) 4(2):
1610-1614.
184
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
FAKTOR PENENTU INEFISIENSI TEKNIS PADA USAHA TERNAK
KAMBING PERANAKAN ETTAWA
(Studi Kasus di Kelompok Agribisnis As-Salam Kota Tasikmalaya)
SITI MAEMUNAH1, AGUS YUNIAWAN ISYANTO2
1
Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya
2
Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis
Email: aceu.new@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui faktor penentu inefisiensi teknis
pada usaha ternak kambing PE. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan studi kasus
pada Kelompok Agribisnis As-Salam di Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, Kota
Tasikmalaya. Anggota kelompok sebanyak 26 orang diambil seluruhnya sebagai sampel
penelitian atau dilaksanakan sensus. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
persamaan regresi berganda dimana pendugaan parameter dilakukan dengan menggunakan
SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penentu inefisiensi teknis pada usaha
ternak kambing PE adalah umur, pendidikan, jumlah kepemilikan ternak, ukuran keluarga
dan kredit.
Kata kunci: Kambing, PE, Inefisiensi teknis
ABSTRACT
The study was conducted with the aim to find out the determinants of technical inefficiency
in PE goat livestock farming. The study was conducted using case study on As-Salam
Agribusiness Group in Sirnagalih Village, Indihiang Sub-district, Tasikmalaya City. Group
members of 26 peoples were taken entirely as samples or conducted by census. The data
obtained were analyzed by using multiple regression equation where parameter estimation
was done by using SPSS 16. The results showed that the determinants of technical
inefficiency in PE goat livestock farming were age, education, number of livestock
ownership, family size and credit.
Keywords: Goat, PE, Technical inefficiency
kambing PE adalah bagaimana cara
PENDAHULUAN
Kambing Peranakan Ettawa (PE)
merupakan
tipe
di
sehingga diperlukan upaya peningkatan
Indonesia yang mempunyai prospek yang
produktivitas yang pada gilirannya akan
bagus
meningkatkan
dalam
kambing
lokal
meningkatkan populasi kambing PE,
pertumbuhan
untuk
pendapatan
peternak
(Sumartono, dkk., 2016).
mendukung perekonomian petani lokal.
Kambing PE di Indonesia umumnya
Populasi kambing betina di Kota
dipelihara oleh peternak di perdesaan.
Tasikmalaya sebanyak 24.719 ekor dan
Perhatian
jantan sebanyak 46.007 ekor. Populasi
utama
pada
peternakan
169
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
kambing
terbanyak
terdapat
yang
di
berkaitan
dengan
kemampuan
manajerial peternak.
Kecamatan Sariwangi dengan populasi
Pengetahuan
sebanyak 2.538 ekor jantan dan 6.586
mengenai
tingkat
ekor betina. Dari jumlah total kambing
inefisiensi teknis sangat penting untuk
tersebut,
sekitar
merupakan
mengetahui
kambing
PE.
PE
menyebabkan terjadinya inefisiensi teknis
dibudidayakan
40%
Kambing
di
Kota
telah
sehingga
Tasikmalaya
faktor-faktor
dapat
dilakukan
yang
upaya
dengan tujuan utama sebagai penghasil
pengurangan tingkat inefisiensi teknis
susu kambing. Namun, usaha ternak
yang dapat meningkatkan efisiensi teknis,
kambing PE tersebut masih sebatas usaha
yang berarti pula terjadi peningkatan
sampingan dan belum dijadikan sebagai
produksi dan produktivitas.
Sumber inefisiensi teknis pada
sumber pendapatan utama bagi peternak
umumnya berkaitan dengan kemampuan
kambing PE (Anep, 2013).
Kambing Peranakan Ettawa (PE)
manajerial peternak. Dalam penelitian
telah dibudidayakan di Kota Tasikmalaya
ini, kemampuan manajerial peternak
dengan tujuan utama sebagai penghasil
didekati dengan sejumlah karakteristik
susu kambing. Namun, usaha ternak
petani yang meliputi: umur, pendidikan,
kambing PE tersebut masih sebatas usaha
pengalaman
sampingan dan belum dijadikan sebagai
kepemilikan ternak, ukuran keluarga dan
sumber pendapatan utama bagi peternak
akses terhadap kredit.
beternak,
jumlah
kambing PE (Anep, 2013).
Identifikasi
faktor-faktor
TINJAUAN PUSTAKA
yang
Fungsi Produksi Frontier Stokhastik
mempengaruhi inefisiensi teknis pada
dapat
Fungsi produksi frontier digunakan
membantu pembuat kebijakan dalam
untuk menekankan kepada kondisi output
merumuskan program yang tepat dan
maksimum yang dapat dihasilkan (Coelli,
sesuai
peternak.
et al., 2005). Fungsi produksi frontier
determinan
menggambarkan output maksimal yang
usaha
ternak
kambing
dengan
Diasumsikan
kondisi
bahwa
PE
oleh
dapat dihasilkan dalam suatu proses
pengetahuan dan keterampilan tentang
produksi. Fungsi produksi diturunkan
teknologi yang pengaplikasiannya di
dengan menghubungkan titik-titik output
lapangan tergantung pada faktor internal
maksimum
inefisiensi
teknis
ditentukan
170
untuk
setiap
tingkat
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
penggunaan input. Maka, fungsi tersebut
biaya, profit atau hubungan antara output
mewakili kombinasi input-output secara
input
teknis paling efisien. Sedangkan, fungsi
memungkinkan adanya kesalahan acak.
dan
faktor
lingkungan
serta
produksi yang lain adalah fungsi produksi
Keunggulan pendekatan stochastic
rata-rata. Fungsi produksi rata-rata hanya
frontier adalah dilibatkannya disturbance
menunjukkan
tani
term yang mewakili gangguan, kesalahan
produksi
pengukuran dan kejutan eksogen yang
tertentu dimana belum tentu yang efisien.
berada di luar kontrol unit produksi atau
berproduksi
bahwa
pada
usaha
tingkat
Pengukuran
fungsi
di luar kontrol petani.
produksi
frontier secara umum dibedakan atas 4
cara
yaitu:
Sedangkan
determininistic
(1)
kelemahan
dari
pendekatan ini adalah: (1) teknologi yang
nonparametric frontier, (2) deterministic
dianalisis
parametric frontier, (3) deterministic
struktur yang cukup rumit atau besar, (2)
statistical frontier, dan (4) stochastic
distribusi
statistical frontier (stochastic frontier).
dispesifikasi
harus
dari
digambarkan
simpangan
sebelum
oleh
satu
sisi
mengestimasi
Fungsi produksi frontier adalah
model, (3) struktur tambahan harus
fungsi produksi saat output maksimum
dikenakan terhadap distribusi inefisiensi
tercapai dari setiap input yang digunakan
teknis, dan (4) sulit diterapkan untuk
(Coelli, et al., 1998). Produksi telah
usahatani yang memiliki lebih dari satu
efisien
output.
secara
teknis
apabila
suatu
Aigner
kegiatan produksi berada pada titik fungsi
dan
Chu
(1968)
produksi frontier. Estimasi inefisiensi
mengetengahkan fungsi produksi Cobb-
teknis didapatkan melalui selisih posisi
Douglass sebagai berikut:
aktual relatif terhadap frontier-nya.
Pendekatan
banyak
yang
Dimana
qi
merepresentasikan
dalam
penelitian
output dari perusahaan ke-i, xi adalah
Stochastic
Frontier
sebuah K x 1 vektor yang terdiri atas
Analysis (SFA) dengan menggunakan
logaritma dari input, β adalah sebuah
fungsi produksi Frontier Cobb Douglass
vektor
atau Translog. SFA mengacu kepada
diketahui, dan ui adalah sebuah variabel
pendekatan ekonometrik frontier, dimana
acak
memerlukan bentuk persamaan untuk
dengan inefisiensi teknis.
efisiensi
digunakan
parametrik
i = 1,...,I (1)
=
adalah
171
dari
parameter
non-negatif
yang
yang
tidak
berhubungan
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
Produksi
frontier
(1)
bagaimana kinerja suatu usahatani, kajian
adalah
deterministik sepanjang qi dibatasi dari
terhadap
atas
pencapaian
oleh
kuantitas
(misalnya,
non-stokhastik
deterministik)
exp
faktor
efisiensi
merupakan hal
(x’iβ).
yang
mempengaruhi
teknis
pun
yang penting untuk
Masalah yang timbul dari frontier tipe ini
diperhatikan. Efisiensi merupakan hal
adalah tidak adanya perhitungan untuk
penting dalam pengukuran keberhasilan
mengukur
sumber
pelaksanaan proses produksi. Namun,
gangguan statistikal lainnya – semua
terdapat kesenjangan antara keadaan
deviasi dari frontier diasumsikan sebagai
aktual dengan optimal dari penggunaan
hasil dari inefisiensi teknis.
input
kesalahan
dan
yang
menyebabkan
terjadinya
Aigner, Lovell dan Schmidt (1977)
kesenjangan produktivitas. Kesenjangan
dan Meeusen dan van den Broeck (1977)
ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
mengajukan
: kendala biologi yang disebabkan oleh
model
fungsi
produksi
perbedaan
frontier stokhastik sebagai berikut:
′
varietas,
adanya
tanaman
(2)
pengganggu, serangan hama penyakit,
dengan
masalah tanah, perbedaan kesuburan
model (1), kecuali adanya penambahan
tanah dan sebagainya. Serta kendala
sebuah kesalahan acak simetrik, vi, untuk
sosial
mengukur gangguan statistikal. Model
perbedaan antara biaya dan penerimaan
yang didefinisikan oleh persamaan (2) ini
usahatani, kurangnya biaya usahatani
disebut sebagai fungsi produksi frontier
yang
stokhastik sebab nilai output dibatasi dari
produksi, kurangnya pengetahuan, tingkat
atas
pendidikan
=
+
Persamaan
oleh
ini
variabel
identik
acak
stokhastik
ekonomi
diperoleh
seperti:
dari
petani,
besarnya
kredit,
adanya
harga
faktor
(misalnya, exp (x’iβ + vi)). Kesalahan
ketidakpastian, risiko
acak vi dapat bernilai positif atau negatif
dan sebagainya. Namun kendala tersebut
sehingga
bersifat lokal dan kondisional, tidak dapat
output
frontier
stokhastik
berusahataninya
disamakan untuk semua daerah.
bervariasi sekitar model deterministik,
Aigner, Lovell dan Schmidt (1977)
exp (x’iβ).
dan Meeusen dan van den Broeck (1977)
Pemodelan Inefisiensi Teknis
mengemukakan tentang fungsi produksi
Menurut Latruffe, et al (2012),
selain indikator besaran efisiensi teknis
frontier
yang
penambahan kesalahan acak (random
digunakan
dalam
meneliti
172
stokhastik
dimana
ada
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
error), vi, yang ditambahkan ke dalam
maximum-likelihood
variabel
metode varian COLS. Pada penelitian ini
acak
non-negatif,
u i,
pada
(MLE)
maupun
digunakan metode MLE. Menurut Coelli,
persamaan berikut:
ln(y) = xi + vi – ui
et al, (1998), metode MLE lebih efisien
i = 1,2,..............n
dibandingkan COLS.
(3)
Apabila
Kesalahan acak, vi, untuk mengukur
efisiensi
kegiatan
pengaruh cuaca, nasib, dan sebagainya,
TEi=exp(-ui), ini melibatkan pengaruh
pada nilai dari variabel output, bersama
inefisiensi teknis, ui, yang tidak dapat
dengan pengaruh kombinasi dari variabel
diobservasi.
input yang tidak bisa dispesifikasikan
sebenarnya dari vektor parameter, , pada
pada fungsi produksi. Aigner, Lovell dan
model persamaan (3) diketahui, hanya
Schmidt (1977) mengasumsikan bahwa vi
perbedaan, ei vi – ui, yang dapat
bersifat bebas dan didistribusikan secara
diobservasi. Prediktor terbaik untuk ui
identitas (independent and identically
adalah harapan kondisional dari ui, yang
distributed, iid) variabel normal acak
diberikan oleh nilai dari vi-ui. Hasil ini
dengan rata-rata nol dan varian konstan,
pertama kali diaplikaskan oleh Jondrow,
v2 bersifat bebas terhadap ui, yang
Lovell, Materov dan Schmidt (1982)
diasumsikan
yang menghasilkan:
iid
atau
normal).
Model yang didefinisikan pada
Dimana
persamaan (3) disebut sebagai fungsi
oleh
variabel
jika
nilai
σ A γ (1 γ )σ S2
;
(4)
ei
=
ln(yi)-xi; dan (.) adalah fungsi densitas
produksi frontier stokhastik karena nilai
dibatasi
Meskipun
sebagai
φ (γei / σ A )
E u i e i γei σ A
1 φ (γei / σ A )
variabel acak setengah normal (half-
output
didefinisikan
dari
kesalahan dan faktor acak lainnya, seperti
eksponensial
ke-i
teknis
dari standar normal variabel acak.
acak
Model yang dikemukakan oleh
stokhastik, exp(xi + vi). Kesalahan acak,
Battese dan Coelli (1995) mengenai
vi, dapat bernilai positif maupun negatif,
pengaruh spesifik inefisiensi teknis pada
jadi output frontier stokhastik bervariasi
model
sebagai bagian deterministik dari model
diasumsikan bersifat bebas (tetapi tidak
stokhastik, exp(xi).
identik) dari variabel acak non-negatif.
frontier
stokhastik
yang
Parameter pada persamaan (3) dapat
Untuk kegiatan ke-i pada periode ke-t,
diestimasi dengan menggunakan metode
pengaruh inefisiensi teknis,uit, ditentukan
173
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
oleh distribusi N(uit, 2), dimana:
kelompok dan bimbingan teknis (Chang
it = zit
(5)
dan Villano, 2008), umur peternak dan
Dimana zit adalah sebuah vektor
bimbingan teknis (Udoh dan Etim, 2009),
(1xM)
dari
diobservasi,
penjelas
yang
pendidikan, ukuran keluarga, pengalaman
mempunyai
nilai
usahatani dan akses terhadap kredit
variabel
yang
et
al,
konstan, dan adalah sebuah vektor
(Alemu,
2009),
frekuensi
(Mx1) dari parameter skalar yang tidak
pemerahan, tenaga kerja keluarga dan
diketahui yang akan diestimasi.
rasio pakan/ternak (Cabrera, et al, 2010),
Beberapa hasil penelitian terdahulu
dan pengalaman beternak dan hijauan
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
pakan ternak (Alemdar dan Yilmaz,
berpengaruh terhadap inefisiensi teknis
2011),
adalah:
kontrak
kunjungan
penyuluhan
pendidikan
pada
dan
kegiatan
tinggi
dan
usahatani,
keanggotaan
sistem
dalam
baik
kelompok tani (Fauziyah, 2010), kontak
maupun
dengan agen penyuluhan, pengalaman
pendidikan,
sekolah
pendapatan
universitas (Ogunyinka dan Ajibefun,
usahatani
dan
ketersediaan
2004), ukuran keluarga, jenis kelamin
(Oladeebo,
dan indeks adopsi teknologi (Alabi dan
pelayanan
Aruna, 2005), jumlah kepemilikan ternak
dalam kelompok tani dan jenis kelamin
(Mariyono, 2006), umur peternak, ukuran
(Hong dan Yabe, 2015).
2013),
akses
penyuluhan,
kredit
terhadap
keanggotaan
ternak, dummy pembuatan pakan sendiri
Berdasarkan uraian di atas, maka
dan dummy kepemilikan pabrik pakan
hipotesis penelitian ini adalah: inefisiensi
(Bamiro, et al, 2006), umur petani,
teknis pada usaha ternak kambing PE
pengalaman
usahatani
pendidikan
(Fasasi,
pendidikan,
penyuluhan
dan
tingkat
dipengaruhi
2007),
biaya,
pengalaman
kredit
kepemilikan ternak, ukuran keluarga,
dan
oleh
umur,
pendidikan,
beternak,
jumlah
dummy kredit dan dummy jenis kelamin.
(Williams, et al., 2007), pendidikan dan
pengalaman peternak, keanggotaan dalam
METODE PENELITIAN
kelompok tani, jumlah penyuluhan yang
Penelitian
diikuti, ukuran usahatani dan penggunaan
pakan
konsentrat
(Krasachat,
menggunakan
2008),
dilaksanakan
studi
kasus.
dengan
Menurut
tingkat pendidikan, pengalaman beternak,
Arikunto (2002), penelitian studi kasus
skala
adalah suatu penelitian yang dilakukan
usaha,
keanggotaan
dalam
174
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
secara intensif, terinci dan mendalam
yang mempengaruhi inefisiensi teknis
terhadap suatu organisasi, lembaga atau
pada usaha ternak kambing PE dengan
gejala tertentu.
menggunakan persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Kelompok Peternak Agribisnis AsSalam
di
Kelurahan
Sirnagalih
i = 0 + 1Z1 + 2Z2+ 3Z3 + 4Z4 + 5Z5
Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya
+ 6D1 + 7D2
diambil secara purposif sebagai sampel
Dimana:
i = Inefisiensi teknik
Z1 = Umur (tahun)
Z2 = Pendidikan (tahun)
Z3 = Pengalaman beternak (tahun)
Z4 = Jumlah kepemilikan ternak
(satuan ternak)
Z5 = Ukuran keluarga (orang)
D1 = dummy kredit (Bernilai 1 jika
menerima
kredit
dari
pemerintah, dan bernilai 0 jika
tidak)
dummy jenis kelamin (Bernilai
=
D2
1 jika laki-laki, dan bernilai 0
untuk lainnya)
= Koefisien regresi
kelompok. Jumlah anggota Kelompok
Peternak Agribisnis As-Salam sebanyak
26 orang, dan semuanya diambil sebagai
sampel
penelitian
atau
(7)
dilaksanakan
sensus.
Model yang dikemukakan oleh
Battese dan Coelli (1995) dalam Coelli,
et al, (1998) mengenai pengaruh spesifik
inefisiensi teknis pada model frontier
stokhastik yang diasumsikan bersifat
bebas (tetapi tidak identik) dari variabel
acak non-negatif. Untuk kegiatan ke-i
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada periode ke-t, pengaruh inefisiensi
Hasil penelitian Maemunah, dkk.
teknis,uit, ditentukan oleh distribusi N(uit,
(2017) menunjukkan hasil bahwa nilai
2), dimana:
(6)
efisiensi teknis terendah yang dicapai
oleh peternak kambing (36)
PE sebesar
Dimana zit adalah sebuah vektor
39,78%, tertinggi sebesar 99,04%, dan
it = zit
(1xM)
dari
penjelas
yang
rata-rata sebesar 77,46%. Nilai efisiensi
mempunyai
nilai
teknis ini menunjukkan bahwa secara
konstan, dan adalah sebuah vektor
rata-rata peternak kabing PE mampu
(Mx1) dari parameter skalar yang tidak
mencapai 77,46% dari produksi potensial
diketahui yang akan diestimasi.
yang dihasilkan dengan input yang
diobservasi,
variabel
yang
Berdasarkan
persamaan
(6)
dikorbankan
menggunakan
teknologi
tersebut, maka dibuat model empiris
yang ada. Hal ini menunjukkan indikasi
dalam
bahwa dalam jangka pendek masih ada
mengidentifikasi
faktor-faktor
175
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
peluang
bagi
peternak
untuk
tingkat efisiensi teknis yang tertinggi
produksinya
sebesar
yang dicapai oleh peternak lainnya,
22,54% dengan kisaran 0,96-60,22%
mereka dapat menghemat biaya sekitar
yang dapat dicapai dengan penerapan
21,79% 1-(0,7746/0,9904). Dengan kata
sistem
terbaik
lain, peternak dengan efisiensi teknis
menggunakan teknologi yang ada. Rata-
terkecil dapat menghemat biaya sebesar
rata efisiensi teknis sebesar 77,46%
59,83% 1-(0,3978/0,9904) untuk dapat
menunjukkan
mencapai efisiensi teknis tertinggi yang
meningkatkan
pengelolaan
yang
adanya
kesenjangan
inefisiensi (inefficiency gap) sebesar
22,54%.
Implikasinya
adalah
dicapai oleh peternak lainnya.
bahwa
Estimasi
faktor-faktor
penentu
22,54% produksi yang lebih tinggi dapat
inefisiensi teknis pada usaha ternak
dicapai tanpa menggunakan tambahan
kambing
input, atau penggunaan input dapat
menggunakan SPSS 16. Hasil estimasi
dikurangi untuk mencapai tingkat output
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
yang sama.Nilai rata-rata efisiensi teknis
inefisiensi teknis usaha ternak kambing
yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-
PE disajikan pada Tabel 1.
PE
dilakukan
dengan
rata peternak untuk dapat mencapai
Tabel 1. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Inefisiensi Teknis Usaha Ternak
Kambing PE
Variabel
Nilai Parameter
Standar deviasi
t-hit
Konstanta
3,097
0,380
8,143*
Umur
-0,170
0,077
-2,1599**
Pendidikan
0,243
0,080
3,027*
Pengalaman
-0,187
0,228
-0,821
0,418
1,865***
Jumlah Kepemilikan Ternak
0,224
Ukuran Keluarga
0,429
0,189
2,266**
Kredit
-0,446
0,143
-3,129*
Jenis Kelamin
0,201
-0,886
-0,178
R
= 0,925
R2
= 0,856
F-hitung = 15,245*
Sumber: Analisis Data Primer, 2016
*,** signifikan pada α 0,01; 0,05; 0,10
Nilai
R2
0,856
sebesar 85,60% oleh variasi perubahan
menunjukkan bahwa variasi perubahan
variabel bebas yang dimasukkan ke
dalam
dalam model, sedangkan sisanya sebesar
variabel
sebesar
terikat
dipengaruhi
176
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
14,40% dipengaruhi oleh variabel lain
produktivitas kerja yang lebih tinggi.
yang tidak dimasukkan ke dalam model.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
menunjukkan
penelitian dari Zalkuwi (2015); Isyanto
bahwa sumber inefisiensi teknis secara
(2011); Bethel, et al (2016), Triyono,
bersama-sama
dkk.
Hasil
penelitian
berpengaruh
signifikan
(2016);
Ike
(2011);
yang
terhadap tingkat inefisiensi teknis usaha
menunjukkan bahwa umur berpengaruh
kambing PE. Variabel umur, pendidikan,
negatif dan signifikan terhadap inefisiensi
jumlah
teknis.
kepemilikan
ternak,
ukuran
keluarga dan akses terhadap kredit
Pendidikan berpengaruh positif dan
berpengaruh signifikan terhadap tingkat
signifikan terhadap inefisiensi teknis
inefisiensi teknis; sedangkan variabel
pada usaha ternak kambing PE. Semakin
pengalaman dan jenis kelamin tidak
tinggi pendidikan yang telah ditempuh
berpengaruh signifikan.
oleh peternak, maka semakin tinggi
Umur berpengaruh negatif dan
inefisiensi teknis yang dicapai oleh
signifikan terhadap inefisiensi teknis
peternak. Dengan kata lain, semakin
pada usaha ternak kambing PE pada taraf
tinggi tingkat pendidikan peternak, maka
nyata 5% (2,101). Semakin bertambah
semakin rendah tingkat efisiensi teknis
umur peternak, maka semakin rendah
yang
tingkat inefisiensi teknis yang dicapai
melaksanakan usaha ternak kambing PE.
oleh peternak pada usaha ternak Kambing
Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat
PE. Dengan kata lain, semakin bertambah
inefisiensi teknis yang dicapai pada usaha
umur peternak, maka semakin tinggi
ternak kambing PE tidak disebabkan oleh
tingkat efisiensi teknis yang dicapai oleh
lamanya pendidikan formal yang pernah
peternak dalam melaksanakan usaha
ditempuh
ternak
disebabkan
kambing
PE.
Hasil
ini
dicapai
oleh
oleh
oleh
peternak
peternak,
dalam
namun
pengetahuan
dan
menunjukkan bahwa peternak yang lebih
keterampilan
tua secara teknis lebih efisien dari pada
peternak
peternak yang lebih muda. Hal ini
pelatihan
kemungkinan disebabkan karena peternak
kelompok. Hasil penelitian ini sesuai
yang
memiliki
dengan hasil penelitian dari Suprapti,
pengalaman beternak kembing PE yang
dkk. (2014); Bethel, et al (2016);
lebih
Oladeebo (2013); yang menunjukkan
berumur
lama
lebih
yang
tua
berdampak
pada
177
teknis
melalui
yang
diperoleh
kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan oleh
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
bahwa pendidikan berpengaruh positif
Jumlah
dan signifikan terhadap inefisiensi teknis.
berpengaruh
kepemilikan
positif
dan
ternak
signifikan
Pengalaman berpengaruh negatif
terhadap inefisiensi teknis pada usaha
namun tidak positif terhadap inefisiensi
ternak kambing PE pada taraf nyata 5%
teknis pada usaha ternak Kambing PE.
(2,101). Semakin banyak ternak kambing
Semakin
peternak
PE yang dimiliki oleh peternak, maka
dalam memelihara kambing PE, maka
semakin tinggi tingkat inefisiensi teknis
semakin rendah inefisiensi teknis yang
yang dicapai oleh peternak pada usaha
dicapai oleh peternak. Dengan kata lain,
ternak Kambing PE. Dengan kata lain,
semakin
semakin banyak kambing PE
lama
pengalaman
lama
pengalaman
peternak
yang
dalam memelihara kambing PE, maka
dimiliki oleh peternak, maka semakin
semakin tinggi tingkat efisiensi teknis
rendah tingkat efisiensi teknis yang
yang
dicapai
dicapai
oleh
peternak
dalam
oleh
peternak
dalam
melaksanakan usaha ternak kambing PE.
melaksanakan usaha ternak kambing PE.
Menurut Hernanto (1996), pengalaman
Hal ini berkaitan dengan kemampuan
bertani merupakan modal penting untuk
peternak dalam memelihara ternak. Jika
berhasilnya suatu kegiatan usahatani.
jumlah ternak bertambah namun tidak
Berbedanya tingkat pengalaman masing-
ditunjang
masing petani maka akan berbeda pula
keterampilan teknis serta manajemen,
pola pikir mereka dalam menerapkan
maka efisiensi teknis dari usaha kambing
inovasi
usahataninya.
PE justru akan mengalami penurunan.
Penerapan teknologi dan manajemen
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
yang baik akan mempengaruhi perilaku
penelitian dari Begum, et al (2013); Bhatt
berusaha
& Bhat (2014), yang menunjukkan
pada
kegiatan
petani
dalam
melakukan
dengan
usahataninya. Hasil penelitian ini sesuai
bahwa
dengan hasil penelitian dari Zalkuwi
berpengaruh
(2015);
terhadap inefisiensi teknis..
Suprapti,
dkk.
et
(2011);
Ashagidigbi,
al
(2014);
Oji
jumlah
pengetahuan
Ukuran
&
kepemilikan
positif
dan
keluarga
dan
ternak
signifikan
berpengaruh
Chukwuma (2007); Triyono, dkk. (2016);
positif dan signifikan terhadap inefisiensi
Ike (2011); yang menunjukkan bahwa
teknis pada usaha ternak kambing PE
pengalaman berpengaruh negatif namun
pada taraf nyata 10% (1,734). Semakin
tidak positif terhadap inefisiensi teknis.
besar ukuran keluarga peternak, maka
178
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
semakin tinggi tingkat inefisiensi teknis
sebagai pekerjaan utama sebanyak 5
yang dicapai oleh peternak pada usaha
peternak.
Akses terhadap kredit berpengaruh
ternak Kambing PE. Dengan kata lain,
keluarga
negatif dan sangat signifikan terhadap
peternak, maka semakin rendah tingkat
inefisiensi teknis pada usaha ternak
efisiensi
oleh
Kambing PE. Hal ini menunjukkan
peternak dalam melaksanakan usaha
tingkat inefisiensi teknis pada peternak
ternak kambing PE. Hasil penelitian ini
yang memperoleh kredit lebih rendah
sesuai
dari
dibandingkan dengan peternak yang tidak
Isyanto dan Dehen (2013); Triyono, dkk.
memperoleh kredit. Dengan kata lain,
(2016), yang menunjukkan bahwa ukuran
tingkat efisiensi teknis pada peternak
keluarga
yang memperoleh kredit lebih tinggi
semakin
banyak
teknis
dengan
ukuran
yang
hasil
dicapai
penelitian
berpengaruh
positif
dan
dibandingkan dengan peternak yang tidak
signifikan terhadap inefisiensi teknis.
memperoleh kredit. Menurut Triyono,
Semakin banyak jumlah ukuran
keluarga, maka semakin besar kebutuhan
dkk.
keluarga yang harus dipenuhi, sehingga
mengembalikan kredit akan mendorong
peternak
peternak untuk melaksanakan usahanya
berusaha
meningkatkan
(2016),
secara
kebutuhan keluarganya, misalnya dengan
melaksanakan
melaksanakan usaha di luar beternak
pengembalian
kambing PE yang berdampak kepada
berdampak pada peningkatan efisiensi
pengurangan curahan waktu kerja dalam
teknis yang dicapai. Hasil penelitian ini
memelihara kambing PE. Hal ini akan
sesuai
berakibat terhadap penurunan tingkat
Zalkuwi (2015); Isyanto (2013); Bethel,
efisiensi teknis yang dicapai dalam
et al (2016); Ashagidigbi, et al (2011);
memelihara kambing PE. Fakta ini
Oji & Chukwuma (2007); Triyono, dkk.
ditunjang dengan data yang menunjukkan
(2016); Alemdar & Yilmaz (2011), yang
bahwa sebagian besar peternak (21
menunjukkan
orang)
kredit berpengaruh negatif dan sangat
kambing
sampingan,
PE
usaha
sebagai
sedangkan
ternak
pekerjaan
dengan
serius
untuk
pendapatannya dalam upaya memenuhi
melaksanakan
lebih
kewajiban
agar
dapat
kewajibannya
pinjaman
hasil
bahwa
dalam
kredit
yang
penelitian
akses
dari
terhadap
signifikan terhadap inefisiensi teknis.
yang
Jenis kelamin berpengaruh negatif
melaksanakan usaha ternak kambing PE
namun
179
tidak
signifikan
terhadap
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
inefisiensi teknis pada usaha ternak
kredit. Sedangkan pengalaman dan jenis
Kambing PE. Hal ini menunjukkan
kelamin bukan merupakan faktor penentu
bahwa tingkat inefisiensi teknis pada
inefisiensi teknis pada usaha ternak
peternak berjenis kelamin perempuan
kambing PE di Kota Tasikmalaya.
dengan
Upaya peningkatan efisiensi teknis
peternak yang berjenis kelamin laki-laki.
usaha ternak kambing PE dapat dilakukan
Dengan kata lain, tingkat efisiensi teknis
melalui:
pada peternak berjenis kelamin laki laki
kepemilikan ternak kambing PE akan
lebih
meningkatkan
lebih
tinggi
dibandingkan
tinggi
peternak
dibandingkan
yang
perempuan.
ini
Peningkatan
curahan
jumlah
waktu
kerja
kelamin
peternak
dalam
memelihara
ternak
kemungkinan
kambing
PE,
sehingga
terjadi
berjenis
Hal
dengan
(1)
disebabkan oleh lebih banyaknya curahan
peningkatan
waktu kerja peternak berjenis laki-laki
mengakibatkan
dalam
PE
teknis, dan (2) Peningkatan pendidikan
dibandingkan dengan peternak berjenis
peternak melalui kegiatan penyuluhan
kelamin perempuan yang juga memiliki
dan
kewajiban untuk mencurahkan waktunya
meningkatkan pengetahuan teknis dan
dalam mengelola urusan domestik rumah
keterampilan peternak dalam memelihara
tangganya, misalnya memasak. Hasil
ternak
penelitian
meningkatkan efisiensi teknis dalam
memelihara
ini
sesuai
kambing
dengan
hasil
bimbingan
kambing
produksi
yang
peningkatan
teknis
PE
efisiensi
yang
sehingga
akan
akan
usaha pemeliharaan ternak kambing PE.
penelitian dari Zalkuwi (2015); Bethel,
et al (2016); Ashagidigbi, et al (2011);
yang menunjukkan bahwa jenis kelamin
DAFTAR PUSTAKA
berpengaruh
Aigner, D.J., dan Chu, S.F. 1968. On
negatif
namun
tidak
Estimating the Industry Production
signifikan terhadap inefisiensi teknis.
Function.
American
Economic
Review 58: 826-839.
PENUTUP
Aigner,
Faktor penentu inefisiensi teknis
D.J.,
Lovell,
C.A.K.,
dan
pada usaha ternak kambing PE Kelompok
Schmidt, P. 1977. Formulation and
Agribisnis As-Salam di Kota Tasikmalaya
Estimation of Stochastic Frontier
adalah
Production
umur,
pendidikan,
jumlah
Function
Models.
Journal of Econometrics 6(1): 21-
kepemilikan ternak, ukuran keluarga dan
180
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
Adesiyan, A. 2011. Technical and
37.
Allocative Efficiency of Poultry
Alabi, R.A., dan Aruna, M.B. 2005.
Technical Efficiency of Family
Egg
Poultry Production in Niger-Delta,
Agricultural Journal 6(4): 124-130.
Journal
Nigeria.
of
Central
Producers
in
Nigeria.
Bamiro, O.M., Phillip, D.O.A., dan
European Agriculture 6(4): 531-
Momoh,
538.
Integration
S.
Efficiency
Alemdar, T., dan Yilmaz, H. 2011.
2006.
and
in
Vertical
Technical
Poultry
(Egg)
Resource Use Efficiency of Turkish
Industry in Oun and Oyo States,
Small
Nigeria. International Journal of
Scale
Supported
Dairy
Farmers
Cooperative
Poultry Science 5(12): 1164-1171.
in
Cukurova Region, Turkey. Journal
Battese, G.E., dan Coelli, T.J. 1995. A
of Animal and Veterinary Advances
Model for Technical Inefficiency
10(1): 6-10
Effects in a Stochastic Frontier
Alemu,
B.A,
Bolland,
Nuppenau,
H.
2009.
E.A.,
Production
dan
Function
for
Panel
Data. Empirical Economics 20:
Technical
325-332.
Efficiency Accross Agro-Ecological
Begum, I.A., Buysse, J., Alam, M.J., dan
Zones in Ethiopia: The Impact of
Poverty and Asset Endowment.
Huylenbroeck,
Agricultural Journal 4(4): 202-207.
Technical,
Allocative
and
Anep. 2013. Kambing Etawa: Budidaya
Economic
Efficiency
of
G.V.
2010.
di Tasik Potensial Tapi Belum
Commercial
Maksimal.
Bangladesh.
http://bandung.bisnis.com/read/201
Science Journal 66: 465-476.
30312/5/323313/kambing-etawa-
Poultry
Worlds
Farms
in
Poultry
Bethel, E., Fani, D.R., dan Odufa, E.M.
budidaya-di-tasik-potensial-tapi-
2016.
belum-maksimal. Diunduh tanggal
Efficiency of Poultry Farmers in
10 Juni 2017.
Cross
Analysis
River
of
State,
Technical
Nigeria.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian:
International Journal of Research
Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Studies in Agricultural Sciences
Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
(IJRSAS) 2(4): 40-45.
Ashagidigbi, W.M., Sulaiman, S.A., dan
Bhatt, M.S., dan Bhat, S.A. 2014.
181
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
Technical Efficiency and Farm Size
Kajian
Productivity: Micro Level Evidence
Fungsi
From
Stokhastik). Embryo 7(1): 1-7.
Jammu
and
Kashmir.
International Journal of Food and
dengan
Menggunakan
Produksi
Frontier
Hernanto, F. 1996. Ilmu Usahatani.
Agricultural Economics 2(4): 27-
Jakarta: Penebar Swadaya.
49.
Hong,
Cabrera, V.E., Solis, D., dan del Corral, J.
N.D.,
dan Yabe,
M.
2015.
Resource Use Efficiency of Tea
2010. Determinants of Technical
Production
Efficiency Among Dairy Farms in
Translog SFA Model. Journal of
Wisconsin. J. Dairy Science 93:
Agricultural Science 7(9): 160-172.
387-393.
Vietnam:
Using
Ike, P.C. 2011. Resource Use and
Chang, H., dan Villano, R. 2008.
Technical
in
and
Technical Efficiency of Small Scale
Socio-Economic
Poultry Farmers in Enugu State,
Constrint to Duck Production in the
Nigeria:
Philippines:
Analysis. International Journal of
A
Productivity
Analysis. International Journal of
A
Stochastic
Frontier
Poultry Science 10 (11): 895-898.
Poultry Science 7(10): 940-948.
Isyanto, A.Y. 2011. Faktor-Faktor yang
Coelli, T., Rao, D.S.P., dan Battese, G.E.
Mempengaruhi Inefisiensi Teknik
1998. An Introduction to Efficieny
pada Usahatani Padi di Kabupaten
and Productivity Analysis. Kluwer
Ciamis. Cakrawala Galuh I(5): 31-
Academic
40.
Publishers,
Boston-
Dordrecht-London.
Isyanto, A.Y., dan Dehen, Y.A. 2013.
_____. 2005. An Introduction to Efficieny
Measurement
of
Farm
Level
and Productivity Analysis. Kluwer
Efficiency of Beef Cattle Fattening
Academic
in West Java Province, Indonesia.
Publishers,
Boston-
Journal
Dordrecht-London.
of
Economics
Sustainable Development
Fasasi, A.R. 2007. Technical Efficiency
in Food Crop Production in Oyo
and
4(10):
100-104.
State, Nigeria. J. Hum. Ecol. 22(3):
Jondrow, J., Lovell, C.A.K., Materov,
245-249.
I.S., dan Schmidt, P. 1982. On
Fauziyah, E. 2010. Analisis Efisiensi
Estimation
Teknis Usahatani Tembakau (Suatu
Inefficiency
182
of
in
Technical
the
Stochastic
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 169-184
Function
Functions With Composed Error.
Model. Journal of Econometrics 19:
International Economic Review 18:
233-238.
435-444.
Frontier
Production
Livestock
Ogunyinka, E.O., dan Ajibefun, I.A.
Production Systems and technical
2004. Determinants of Technical
Inefficiency of Feedlot Cattle Farms
Efficiency on Farm Production:
in Thailand. Chulalangkorn Journal
Tobit Analysis Approach to the
of Economics 20(2): 141-154
NDE
Krasachat,
W.
2008.
and
in
Ondo
State,
Nigeria. International Journal of
Latruffe, J., dan Yann. 2012. Efficiency,
Productivity
farmers
Agricultural & Biology 6(2): 355-
Technology
358.
Comparison for Farms in Central
Oji, U.O., dan Chukwuma, A.A. 2007.
And Western Europe: The Case of
Field Crop and Dairy Farming in
Technical
Efficiency
of
Small
Hungry and France. J. Economic
Scale-Egg Production in Nigeria:
Systems 36: 264-278.
Empirical Study of Poultry Farmers
Maemunah, S., Sufyadi, D., dan Hodiyah,
in Imo State, Nigeria. Research
I. 2017. Analisis Efisiensi Teknis
Journal of Poultry Science 1(3-4):
Usaha Ternak Kambing Peranakan
16-21.
Oladeebo, J.O. 2013. Analysis of Factors
Etawa (Studi Kasus di Kelompok
Kota
Affecting Technical Inefficiency of
Tasikmalaya). Mimbar Agribisnis
Smallholder Farmers in Nigeria:
3(1): 40-52.
Stochastic
Agribisnis
As-Salam
Frontier
International
Mariyono, J. 2006. Technical Efficiency
Approach.
Journal
of
Commerce
and
and Return to Scale of Dairy Farm
Economics,
in Sleman, Yogyakarta (Efisiensi
Research (IJECR) 3(1): 21-28.
Sumartono,
Teknis dan Skala Pengembalian
Yogyakarta).
Nuryadi
dan
Suyadi. 2016. Productivity Index of
Usahatani Sapi Perah di Kabupaten
Sleman,
Hartutik,
Animal
Etawah
Production 8(1): 64-71.
Crossbred
Goats
at
Different Altitude in Lumajang
District,
Meeusen, W., dan van den Broeck, J.
East
Java
IOSR
Province,
Journal
of
1977. Efficiency Estimation from
Indonesia.
Cobb-Douglas
Agriculture and Veterinary Science
Production
183
Faktor Penentu Inefisiensi Teknis pada Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa
SITI MAEMUNAH, AGUS YUNIAWAN ISYANTO
(IOSR-JAVS) 9(4): 24-30.
Suprapti, I., Darwanto, D.H., Mulyo,
J.H., dan Waluyati, L.R. 2014.
Efisiensi Produksi Petani Jagung
Madura dalam Mempertahankan
Keberadaan
Jagung
Lokal.
Agriekonomika 3(1): 11-20.
Triyono,
M.,
J.H.,
Jamhari.
Masyhuri,
2016.
Karakteristik
Usahatani
Pengaruh
Struktural
Manajerial
Terhadap
Padi
dan
dan
Efisiensi
di
Kabupaten
Sleman. Jurnal Agraris 2(1): 1-8.
Udoh, E.J., dan Etim, N.A. 2009.
Measurement
of
Farm
Level
Efficiency of Broiler Production in
Uyo, Akwa Ibom State, Nigeria.
World
Journal
of
Agricultural
Sciences 5 (S): 832-836.
Williams,
A.O.,
Ajao,
A.O.,
dan
Ogunniyi, L.T. 2007. The Impact of
Micro-Credit
on
Food
Crop
Production in Osun-State, Nigeria.
Agricultural Journal 2(2): 319-323.
Zalkuwi,
J.
Factors
2015.
that
Production
Socio-Economic
Affect
Sorghum
in Adamawa
State,
Nigeria. International Journal of
Science and Research (IJSR) 4(2):
1610-1614.
184