HUBUNGAN ANTARA PEMILU DENGAN DEMOKRASI

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang.
Secara Etimologis Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ”demos”
(rakyat) dan ”kratos” (pemerintahan). Sehingga demokrasi diartikan secara sederhana adalah
pemerintahan oleh rakyat (rule of the people). Menurut Koentjoro Poerbopranoto (1978) dalam
bukunya Sistem Pemerintahan Demokrasi, menyatakan demokrasi adalah suatu sistem
pemerintahan negara dimana dalam pokoknya semua orang (rakyat) adalah berhak sama untuk
memerintah dan juga untuk diperintah. Afan Gafar (2003:3) menyatakan ada dua macam
pemahaman tentang demokrasi yaitu pemahaman secara normatif dan pemahaman secara
empirik. Dalam pemahaman secara normatif, demokrasi merupakan sesuatu yang secara idiil
hendak dilakukan atau diselenggarakan oleh sebuah negara, seperti ungkapan ”pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”.ungkapan normatif tersebut biasanya diterjemahkan
dalam konstitusi pada masing-masing negara, misalnya dalam UUD 1945 sebagai pemerintahan
republik Indonesia.
Rakyat adalah orang yang tunduk pada suatu pemerintahan negara. Dalam negara ada
yang memerintah dan ada yang diperintah, yang memerintah negara disebut dengan pemerintah
dan yang diperintah oleh negara disebut rakyat. Oleh karena itu, keberadaan suatu negara sangat
ditentukan oleh dukungan rakyat. Pengertian kedaulatan rakyat sangat erat dengan pengertian
perjanjian masyarakat dalam pembentukan asal mula negara. Negara terbentuk karena adanya
perjanjian masyarakat, disebut dengan istilah “Kontrak Sosial”.tokoh teori ini adalah Thomas

Hobbes, Jonh Locke dan J.J. Rosseau
2. Rumusan masalah.
Ada pun masalah yang dibahas yaitu :
1. Maksud dari pemilu dan asas – asas pelaksanaan nya
2. Maksud dari demokrasi dan kedaulatan rakyat serta pelaksanaan kedau latan rakyat
3. Hubungan antara pemilu, kedaulatan rakyat dan demokerasi.
3. Tujuan penulis
Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui, hubungan antara pemilu,demokrasi dan
kedaulatan rakyat.

BAB II
PEMBAHASAN
HUBUNGAN ANTARA PEMILU DENGAN DEMOKRASI DAN KEDAULATAN RAKYAT
A. PEMILU
1. Pengertian Pemilu
Pemilu adalah suatu proses di mana para pemilih memilih orang-orang untuk mengisi
jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan yang disini beraneka-ragam, mulai dari
Presiden, wakil rakyat di pelbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang
lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua BEM atau
KOSMA, walaupun untuk ini kata ‘pemilihan’ lebih sering digunakan. Sistem pemilu digunakan

adalah asas luber dan jurdil. Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen,
dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya
pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari
pemungutan suara. Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai.
Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang
sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para
pemilih.
2.

Asas Pelaksanaan Pemilu
Waktu pelaksanaan, dan tujuan pemilihan diatur di dalam Pasal 22E ayat (1) dan ayat (2)
UUD 1945, dan bukan di dalam Pasal 22E ayat (6) yang mengatur tentang ketentuan pemberian
delegasi pengaturan tentang pemilihan umum dengan undang-undang. Asas Pemilu Langsung,
Umum, Bebas, dan Rahasia Pemilu yang LUBER dan Jurdil mengandung pengertian bahwa
pemilihan umum harus diselenggarakan secara demokratis dan transparan, berdasarkan pada
asaas-asas pemilihan yang bersifat langsung, umum, bebas dan rahasia, serta jujur dan adil:
Langsung berarti rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan
suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara;

a.


Umum berarti pada dasarnya semua warganegara yang memenuhi persyaratan minimal dalam
usia , yaitu sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah/pernah kawin berhak ikut memilih
dalam pemilihan umum. Warganegara yang sudah berumu 21 (dua puluh satu) tahun berhak dipilih. Jadi, pemilihan yang bersifat umum mengandung makna menjamin kesempatan yang
berlaku menyeluruh bagi semua warga negara yang telah memenuhi persyaratan tertentu tanpa
diskriminasi (pengecualian) berdasar acuan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin,

kedaerahan, dan status sosial;
b. Bebas berarti setiap warganegara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannya tanpa
tekanan dan paksaan dari siapapun. Di dalam melaksanakan haknya, setiap warganegara dijamin
keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai dengan kehendak hati nurani dan kepentingannya;

c.

Rahasia berarti dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pemilihnya tidak akan
diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan papun. Pemilih memberikan suaranya pada surat
suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada suaranya diberikan. Asas rahasia ini
tidak berlaku lagi bagi pemilih yang telah keluar dari tempat pemungutan suara dan secara

d.


sukarela bersedia mengungkapkan pilihannya kepada pihak manapun;
Jujur berarti dalam menyelenggarakan pemilihan umum; penyelenggaraan/ pelaksana,
pemerintah dan partai politik peserta Pemilu, pengawas dan pemantau Pemilu, termasuk pemilih,
serta semua pihak yang terlibat secara tidak langsung, harus bersikap dan bertindak jujur sesuai

e.

dengan peraturan perundangan yang berlaku;
Adil berarti dalam menyelenggarakan pemilu, setiap pemilih dan partai politik peserta Pemilu
mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun.
Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu diatur
mengenai penyelenggara Pemilihan Umum yang dilaksanakan oleh suatu Komisi Pemilihan
Umum (KPU) yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Sifat nasional mencerminkan bahwa
wilayah kerja dan tanggung jawab KPU sebagai penyelenggara Pemilihan Umum mencakup
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat tetap menunjukkan KPU sebagai
lembaga yang menjalankan tugas secara berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan
tertentu. Sifat mandiri menegaskan KPU dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum bebas dari
pengaruh pihak mana pun.


B. DEMOKRASI
1. Pengertian Demokrasi
a. Secara Etimologis
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ”demos” (rakyat) dan
”kratos” (pemerintahan). Sehingga demokrasi diartikan secara sederhana adalah pemerintahan
oleh rakyat (rule of the people).
b. Secara Terminologi
Secara terminologi demokrasi dapat diartikan sebagai berikut , misalnya:
a)

Menurut Koentjoro Poerbopranoto (1978) dalam bukunya Sistem Pemerintahan Demokrasi,
menyatakan demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan negara dimana dalam pokoknya semua

b)

orang (rakyat) adalah berhak sama untuk memerintah dan juga untuk diperintah.
Afan Gafar (2003:3) menyatakan ada dua macam pemahaman tentang demokrasi yaitu
pemahaman secara normatif dan pemahaman secara empirik. Dalam pemahaman secara
normatif, demokrasi merupakan sesuatu yang secara idiil hendak dilakukan atau diselenggarakan
oleh sebuah negara, seperti ungkapan ”pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk

rakyat”.ungkapan normatif tersebut biasanya diterjemahkan dalam konstitusi pada masing-

masing negara, misalnya dalam UUD 1945 sebagai pemerintahan republik Indonesia.
a. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang- undang dasar (pasal 1
ayat (2) )

b.

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan

sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (pasal 28)
c. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk meribadat menurut agama dan kepercayaannya itu (pasal 29 ayat (2) )
Kutipan pasal-pasal diatas merupakan definisi normatif dari demokrasi. Tetapi kita harus
memperhatikan bahwa apa yang normatif belum tentu dapat dilihat dalam konteks kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu perlu untuk melihat makna demokrasi secara empirik, yakni
demokrasi dalam perwujudannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian inti (hakekat) demokrasi terletak pada peran senyatanya rakyat dalam
proses politik yang berjalan terutama dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik, yakni
berbagai program yang bertujuan untuk memecahkan berbagai persoalan publik (masyarakat,

berbangsa dan bernegara) yang diputuskan oleh pejabat atau lembaga yang berwenang.
Persoalan publik misalnya : mengembangkan kebebasan menyatakan pendapat, mengatasi
kemiskinan dan pengangguran, meningkatkan hak warga negara untuk memperoleh pendidikan
dan pelayanan kesehatan dll.
2. Nilai-nilai demokrasi.
Demokrasi merupakan sesuatu yang penting, karena nilai-nilai yang dikandungnya
sangat diperlukan sebagai acuan untuk menata kehidupan berbangsa da bernegara yang baik.
Henry B. Mayo (Miriam budiardjo, eds. 1980 :165-179) mengajukan beberapa nilai demokrasi,
yaitu sebagai berikut :
1. Menyelesaikan pertiakaian secara damai dan sukarela.
Hal ini terlihat pada fungsi kompromi atau kebijakan umum dengan suara mayoritas,
atau penyelesaian berbagai pertikaian secara sukarela.
2. Menjamin terjadinya perubahan secara damai.
Misalnya dalam menghadapi berbagai perubahan sosial, iptek yang sangat pesat, dengan
metode demokrasi akan mampu mengakomodasinya secara fleksibel, misalnya dengan
memperhatikan public opinion sehingga perubahan tetap terjamin berjalan secara damai.
3. Pergantian penguasa dengan teratur
Dalam demokrasi suksesi kepemimpinan didasarkan pada pilihan atau penunjukkan oleh
orang banyak dengan cara damai dan absah, serta dilakukan secara teratur dalam suatu periode
tertentu.

4. Penggunaan paksaan sedikit mungkin
Dalam pembuatan dan pelaksanaan serta penegakan keputusan politik dalam demokrasi
lebih pada kemauan umum atau persuasif, dibandingkan lewat paksaan fisik maupun nonfisik
(misal ancaman, intimidasi)
5. Pengakuan terhadap nilai keanekaragaman

Demokrasi mengakui eksistensi dan keabsahan keanekaragaman, dan pentingnya saluran
terbuka dan kebebasan politik. Pengakuan dan jaminan nilai tersebut, karena adanya suatu
keyakinan bahwa alternatif yang lebih banyak akan lebih dekat dengan kebaikan dan kebenaran.
6. Menegakkan keadilan
Demokrasi memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mengjukan wakilnya,
hal ini mencerminkan adanya pengakuan dan jaminan terhadap unsur persamaan.
7. Memajukan ilmu pengetahuan
Dengan pengakuan dan jaminana adanya persamaan dan kebebasan bagi seluruh orang
untuk mengembangkan potensi pikiran, kreativitas, daya inovasi, afeksi, maka hal ini akan
memberikan motivasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian
demokrasi dianggap penting karena merupakan alat yang dapat digunakan untuk mewujudkan
kebaikan bersama, atau masyarakat dan pemerintahan yang baik.
C. KEDAULATAN RAKYAT
Rakyat adalah orang yang tunduk pada suatu pemerintahan negara. Dalam negara ada

yang memerintah dan ada yang diperintah, yang memerintah negara disebut dengan pemerintah
dan yang diperintah oleh negara disebut rakyat. Oleh karena itu, keberadaan suatu negara sangat
ditentukan oleh dukungan rakyat. Pengertian kedaulatan rakyat sangat erat dengan pengertian
perjanjian masyarakat dalam pembentukan asal mula negara. Negara terbentuk karena adanya
perjanjian masyarakat, disebut dengan istilah “Kontrak Sosial”.tokoh teori ini adalah Thomas
Hobbes, Jonh Locke dan J.J. Rosseau.
Kedaulatan rakyat maksudnya kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Ini berarti
kehendak rakyat merupakan kehendak tertinggi. Negara harus tunduk kepada rakyat. Dengan
kata lain rakyat sebagai pemegang otoritas (kekuasaan yang sah) tertinggi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu Kedaulatan Rakyat diartikan sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
1. Landasan hukum kedaulatan rakyat di Indonesia
2.

Perumusan kedaulatan rakyat ini dalam dokumen-dokumen yang bersifat resmi, pertama kali
terdapat dalam Piagam Jakarta, 22 Juni 1945 yang menyatakan: “…Negara Indonesia yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat”, yang
kemudian menjadi rumusan Pembukaan UUD 1945 yang mempengaruhi perumusan batang
tubuhnya.


3.

Pokok pikiran ini kemudian disepakati untuk dimuat dalam Undang-Undang Dasar dengan
pernyataan bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat. Bahkan
gagasan ini diuraikan lebih lanjut dalam penjelasan UUD sebagai pokok pikiran keempat dari
Pembukaan UUD 1945. Pokok pikiran keempat yang terkandung dalam “Pembukaan” ialah
negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.

4. Utamanya dalam pemahaman dan kaitannya dengan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu pasal 1
ayat (2) UUD 45 yang menentukan sebagai berikut: “Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.”
Sedangkan isi pasal 1 ayat (2) UUD 45 hasil amandemen adalah sebagai berikut:
“Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.”
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik dua unsur/pokok pikiran dari isi pasal 1
ayat (2), yaitu:
1.

kedaulatan rakyat; dan

2. implementasi kedaulatan rakyat.

3.

Sila ke 4 Pancasila,“kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan”.
Teori atas kedaulatan rakyat yang berlaku di Indonesia mendukung atas hukum dan
menjamin kebebasan dari pada warganegaranya. Dalam pengerian bahwa kebebasan disini
adalah kebebasan dalam batas-batas perundang-undangan, sedangkan undang-undang disini
yang berhak membuat adalah rakyat itu sendiri dengna memandang dari segi social. Maka kalau
begitu undang-undang itu adalah merupakan penjelmaan dari pada kemauan atau kehendak
rakyat. Jadi rakyatlah yang mewakili kekuasaan tertinggi atau kedaulatan.

1.

Pelaksanaan Kedaulatan Rakyat
Pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang – undang Dasar. Pemilik kedaulatan dalam Negara Indonesia adalah rakyat.
Pelaksanaan kedaulatan ditentukan menurut Undang – undang Dasar. Pelaksanaan kedaulatan
Negara Indonesia menurut Undang – undang Dasar 1945 adalah rakyat dan lembaga – lembaga
Negara yang berfungsi menjalankan tugas – tugas kenegaraan sebagai representasi kedaulatan
rakyat. Lembaga – lembaga Negara menurut Undang – undang Dasar 1945 adalah MPR,
Presiden, DPR, BPK, MA, Mahkamah Konstitusi, DPD, Pemerintah Daerah, DPRD, KPU,
Komisi Yudisial.
Pelaksanaan kedaulatan rakyat menurut Undang-Undang Dasar 1945 inilah sebagai
sistem pemerintahan Indonesia. Dengan kata lain sistem pemerintahan Indonesia adalah
pemerintahan yang didasarkan pada kedaulatan rakyat sebagaimana ditentukan oleh UndangUndang Dasar 1945. Penjelasan pelaksanaan kedaulatan rakyat berdasarkan Undang-Undang
Dasar 1945 diuraikan lebih lanjut di bawah ini.

D. HUBUNGAN PEMILU, KEDAULATAN RAKYAT DAN DEMOKRASI

Dari uraian di yang telah paparkan, dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa konsep
negara Indonesia adalah negara berdasarkan atas hukum, negara yang demokratis atau
berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan melihat rumusan
yang dipakai oleh pembentuk UUD 1945, yaitu “Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas
hukum”. Bahwa negara kita bedasarkan atas negara hukum yang dilandasi pancasila dan UUD
1945 dengan pengertian adanya system demokratis yang bertanggugjawab dari individu masingmasing. Negara kita menjamin kebebasan tiap-tiap individu untuk mengeluarkan pendapat dan
aspirasinya.
Dasar hukum negara Indonesia adalah berdaulat menurut rakyatnya dan berdasarkan atas
demokrasi yang utuh untuk kepentingan masyarakat luas. Bedaulat tersebut bermaksud
demokrasi yang utuh dan kebebasan berpendapat di depan umum kepada rakyatnya dengan
disertai dengan tanggungjawab individu masing-masing. Kedaulatan tersebut mengatakan bahwa
tujuan negara itu adalah untuk menegakkan hukum dan menjamin kebebasan warganegaranya.
Dalam pengertian bahwa kebebasan disini adalah kebebasan dalam batas-batas perundangundangan, sedangkan undang-undang disini yang berhak membuat adalah rakyat itu sendiri.
Pelaksanaan prinsip kedaulatan rakyat dapat dilakukan melalui demokrasi langsung
maupun demokrasi perwakilan. Demokrasi langsung bercirikan rakyat mengambil bagian secara
pribadi dalam tindakan-tindakan dan pemberian suara untuk membahas dan mengesahkan
undang-undang. Sedangkan demokrasi perwakilan, rakyat memilih warga lainnya sebagai wakil
yang duduk di lembaga perwakilan rakyat untuk membahas dan mengesahkan undang-undang.
Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945. Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat dan
wakil daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh
dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu dilaksanakan oleh negara Indonesia
dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus penerapan prinsip-prinsip atau nilai-nilai
demokrasi, meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan
umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa konsep negara Indonesia adalah negara
berdasarkan atas hukum, negara yang demokratis atau berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan melihat rumusan yang dipakai oleh pembentuk UUD 1945,
yaitu “Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum”. Bahwa negara kita bedasarkan
atas negara hukum yang dilandasi pancasila dan UUD 1945 dengan pengertian adanya system
demokratis yang bertanggugjawab dari individu masing-masing. Negara kita menjamin
kebebasan tiap-tiap individu untuk mengeluarkan pendapat dan aspirasinya.
Dasar hukum negara Indonesia adalah berdaulat menurut rakyatnya dan berdasarkan atas
demokrasi yang utuh untuk kepentingan masyarakat luas. Bedaulat tersebut bermaksud
demokrasi yang utuh dan kebebasan berpendapat di depan umum kepada rakyatnya dengan
disertai dengan tanggungjawab individu masing-masing.
2. Saran.
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan yang tidak saya
ketahui jadi saya saran kan kepada sipembaca untuk mengkeritik dan menyarankan tentang
makalah saya ini.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarjo, Miriam. 2000. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Cholisin.2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Yogyakarta : UNY Press.
Cholisin. Buku PLPG. Demokrasi Dalam Berbagai Aspek Kehidupan.
Cholisin. Buku PLPG. Kedaulatan Rakyat dalam Sistem Pemerintahan di Indonesia.
Cholisin, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP kelas VIII edisi ke 4. Jakarta.