Hubungan dan Dampak Tingkat Kebisingan Terhadap Minat Belajar Murid Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Medan

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat anak didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan guru. Sekolah mempersiapkan anak didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, meningkatkan ketaqwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali diri menuju ke arah pendidikan yang lebih tinggi sebagai bekal hidup di masyarakat. Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga tempat memberikan pendidikan dan pengetahuan lanjutan setelah selesai dari Sekolah Menengah Pertama.

Dalam kegiatan proses belajar, gejala awal minat merupakan yang sangat penting, hal ini dikarenakan minat dapat memberi semangat terhadap seorang peserta didik dalam kegiatan-kegiatan belajarnya, minat dalam perbuatan merupakan pilihan dari tipe kegiatan-kegiatan dimana seseorang berkeinginan untuk melakukannya, dan minat juga memberi petunjuk pada tingkah laku

. C

iri-ciri seseorang yang memiliki minat tinggi yaitu ketekunan dalam menghadapi tugas dan dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai, ulet menghadapi kesulitan, tidak lekas putus asa, lebih senang bekerja mandiri, dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu), tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, dan senang mencari dan memecahkan maslah soal-soal.


(2)

Minat adalah sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan mereka merasa berminatkemudian mendatangkan kepuasan bila kepuasan berkurang minatpun berkurang. Minat belajar merupakan salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan dan membangkitkan semangat seseorang untuk memenuhi kesedianya dalam belajar. Defenisi konsep minat belajar merupakan pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar, untuk tes minat belajar dapat diukur dengan aspek kesukaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan, untuk aspek kesukaan adalah gairah murid mengikuti mata pelajaran, aspek perhatian adalah kemauan siswa untuk mengerjakan tugas sekolah, dan aspek keterlibatan adalah kesadaran murid untuk mengisi waktu luang. Dengan tumbuhnya minat belajar dalam diri seseorang akan melahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka waktu yang lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan dengan apa yang dipelajari, karena bila murid yang tidak memiliki minat belajar akan merasa malas dan tidak semangat dalam mengikuti proses belajar akan menyebabkan nilai hasil belajar akan menurun dikarenakan minat belajar murid sudah tidak semangat/ menurun.

Faktor yang mempengaruhi minat belajar seseorang pada minat dalam belajar terbagi dua adalah faktor internal dan eksternal, dimana faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri murid untuk memenuhi tindakanya antara lain : hobi, bakat,cita-cita, kondisi keadaan, motivasi, latihan dan ulangan. Dan


(3)

faktor eksternal adalah faktor berasal dari luar diri Murid antara lain: guru, orang tua, lingkungan, teman pergaulan, metode, materi pelajaran.Selain minat belajar yang dimiliki oleh murid terdapat juga kondisi keadaan disekolah yang mempengaruhi minat belajar murid seperti adanya kondisi kebisingan didalam lingkungan sekolah sehingga dengan adanya kebisingandi lingkungan sekolah khususnya dikelas akan membuat semangat minat belajar siswa terganggu / menurun.

Kebisingan merupakan sebagai suara yang tidak diinginkan. Kebisingan ini merupakan suara yang tidak dikehendaki yang sumber bunyi, misalnya alat-alat pekerja, lalu lintas kendaraan, mesin pabrik, pesawat terbang dan lain sebagainya, yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Sekolah merupakan bagian dalam pembangunan di kota besar juga tidak luput dari dampak kebisingan dan tidak dapat dikesampingkan terutama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan yang terletak dijalan Jl. Teuku Cik Di Tiro No.1 Medan mengalami paparan kebisingan setiap hari. Hal ini dikarenakan SMA Negeri 1 Medan ini terletak di pusat kota, dan terletak pada jalan raya dengan banyaknya kendaraan yang melewati SMA Negeri 1 Medan seperti motor, mobil pribadi sebanyak ± 40/menit kendaraan dengan kecepatan 10-20 km/jam kendaraan yang melewati SMA N 1 Medan,hal ini menyebabkan kebisingan dari jalan raya,dari lingkungan sekolah dan secara kumulatif suara kebisinganyang sering terdengar seperti suara klakson, suara knalpot, suara tukang parkir, suara murid yang berolahraga, suara guru yang


(4)

mengajarkan murid dikelas,yang membuat kebisingan kedalam lingkungan di SMA Negeri 1 Medan. Berdasarkan dengan kondisi kebisingan di lingkungan sekolah tersebut menyebabkan tidak berlangsungnya dengan baik pada proses belajar-mengajar pada murid didalam ruang kelas.

Gambar.1.1. Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Medan

Pada penelitian Sardini Sri Buwono (2013), hasil belajar yang dicapai seorang siswa dipengaruhi oleh dua faktor, faktor utama yaitu dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor dan faktor luar yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, dan salah satu faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yang menentukan keberhasilan belajar siswa adalah minat. Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar dan menjadi penyebab keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dimana siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut dan untuk membangkitkan minat belajar siswa, guru memiliki peranan


(5)

yang penting karena guru harus kreatif menciptakan metode penyampaian metode, materi karena cara mengajar guru dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya minat belajar siswa1

Pada penelitian Johan Maknum (2013), Sesuai dengan KMNLH No. 48 Tahun 1996 tingkat kebisingan peruntukan kawasan lingkungan kesehatan/lingkungan kegiatan di sekolah atau sejenisnya, tingkat kebisingan tidak diperbolehkan melebihi 55 dB. Pada penelitian menjelaskan bahwa kebisingan pada intensitas yang lama dan dalam tingkat tertentu dapat membahaya psikologi belajar dan kesehatan siswa yang terpapar oleh sumber kebisingan. Paparan tingkat kebisingan yang dapat ditolerir oleh seseorang, tergantung dari kegiatan apa yang dilakukan oleh orang yang terpapar tersebut. Misalnya, seseorang yang sedang melakukan belajar mengajar dan seseorang yang sedang melakukan kegiatan beribadah, akan merasa terganggu dengan kebisingan yang rendah sekalipun. Efek kebisingan yang terpapar pada siswa yang sedang belajar dalam ruang kelas mengakibatkan penurunan pada kinerja belajar anak, terutama dalam belajar membaca misalnya gangguan konsentrasi saat membaca, ketika kebisingan terjadi pada saat proses belajar di kelas

.

2

Pada penelitian Ibnu Chandra (2013), kebisingan dapat diartikan sebagai suara yang tidak diinginkan. Kebisingan ini merupakan pengaruh yang ditimbulkan dari sebuah sumber bunyi, misalnya aktivitas lalu lintas kendaraan, mesin pabrik, pesawat terbang, dan lain sebagainya. Sekolah sebagai salah satu

.

1

Sardini Sri Buwono , “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS PONTIANAK”, Universitas Tanjung Pura Pontianak, 2013 h.2

2

Johar Maknun,“Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Efektivitas Proses Belajar Menagajar”. Universitas Pendidikan Indonesia, 2012 h.3


(6)

elemen dalam pembangunan dikota besar juga tidak luput dari ancaman kebisingan yang terus terjadi akibat aktivitas lalu lintas kendaraan yang padat setiap harinya. Sehingga masalah mengenai pengaruh kebisingan pada sebuah bangunan pendidikan tidak dapat dikesampingkan begitu saja, terutama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kosentrasi siswa dalam menerima materi pelajaran juga turut dipengaruhi oleh lingkungannya. Dengan adanya kebisingan maka materi pelajaran yang diterima siswa tidak dapat diserap seutuhnya sehingga hal ini dapat berpengaruh pada dampak minat belajar para siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Dalam jam - jam tertentu misalnya saat jam berangkat ke kantor sekitar pukul (07.00-08.00 WIB), intensitas kebisingan yang ditimbulkan pada jalan raya lebih banyak dirasakan pengaruhnya pada siswa dibandingkan pada waktu lainya, hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan yang melintas tepatnya di jalan depan sekolah. Suara knalpot, dan bunyi klakson kendaraan tak jarang terdengar hingga kedalam ruangan kelas, dengan kondisi tersebut tentunya faktor kenyamanan pada sekolah ini belum dapat terpenuhi3

Dari observasi pendahuluan untuk mengetahuipenyebab minat belajar murid SMAN 1 Medanmenurunadalah karena murid tidak suka dengan mata pelajaran, murid tidak suka dengan notasi suara guru yang keras mengajarkan pelajaran, murid tidak suka dengan kebisingan di lingkungan sekolah, dan dampak kebisingan terhadap minat belajar setelah pengaruh kebisingan didalam kelas adalah karena adanya kebisingan membuat saya pusing, karena kebisingan dikelas

3

Ibnu Chandra,“Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas terhadap konsentrasi belajar”,Universitaspendidikan indonesia, 2013 h.2


(7)

membuat saya tidak bersemangat, karena kebisingan dikelas membuat saya sulit menerima penjelasan guru, karena kebisingan dikelas membuat hasil nilai prestasi saya menurun. Untuk observasi awal untuk tingkat kebisingan di lingkungan SMA Negeri 1 Medan melebihi dari tingkat kebisingan yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Nomor : Kep-48/MENLH/11/1996 (Lampiran 1) yaitu 55 dB untuk lingkungan sekolah. Pengukuran awal tingkat kebisingan di SMA Negeri 1 Medan diambil secara acak yang dianggap lokasi yang melebihi nilai ambang batas dan dekat dengan sumber kebisingan. Waktu pengukuran kebisingan dilakukan pada pukul 07.00, 10.00 dan 15.00 sesuai ketentuan menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep-48/MENLH/11/1996. titik pengukuran kebisingan dapat dilihat pada lampiran 2. Tabel 1.1. menunjukkan pengukuran awal tingkat kebisingan di SMA Negeri 1 Medan.

Tabel 1.1. Pengukuran Awal Tingkat Kebisingan di SMA Negeri 1 Medan

No Hari Jam Nilai Titik Kebisingan (dBA)

A B C D E

1

Senin

07.00 71 72 69 57 55

2 10.00 72 71 69 56 56

3 15.00 70 71 68 57 56

Rata-rata 71 71 69 57 56

Sumber : Pengukuran secara langsung

Dari hasil observasi pendahuluan diatas maka penulis ingin Menganalisis Hubungan Tingkat Kebisingan Terhadap Minat Belajar Murid Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan dan mengetahui dampak kebisingan diruang kelas terhadap minat belajar murid Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.


(8)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan adalah untuk mengetahui adanya hubunganminat belajar murid-murid SMAN 1 Medan terhadap tingginya tingkat kebisingan diruang kelas belajar, sehingga dilihat ada yang mempengaruhi hasil nilai rapor murid di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan dan mengetahui penyebab dampak kebisingan dikelas kepada murid-murid SMA Negeri 1 Medan.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Tingkat Kebisingan Terhadap Minat Belajar dan Dampak Kebisingan terhadap Minat Belajar murid Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan dan membuat rekayasa perbaikan untuk mengetahui menanggulangi kebisingan.

Tujuan Khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk menghitung tingkat kebisingan pada jam-jam kegiatan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.

2. Membuat peta kebisingan (noise mapping) di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan medan yang berada diruang kelas.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan kebisingan terhadap minat belajar, dan dampak kebisingan di sekolah terhadap minat belajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.


(9)

4. Membuat rekayasa penanganan kebisingan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai masukan atau rekomendasi bagi pihak sekolah untuk mengetahui seberapa besar dampak kebisingan terhadap minat belajar murid di sekolah dan memberikan reakayasa perbaikan untuk menanggulangi kebisingan.

1.5. Batasan Masalah dan Asusmsi

Agar penyelesaian masalah tidak menyimpang dari tujuan dan menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya diteliti, maka penulis membuat batasan masalah dan asusmsi.

Batasan masalah yang digunakan yaitu:

1. Penelitian dilakukan pada area SMA Negeri 1 Medan

2. Penelitian dilakukan pada murid-murid di SMA Negeri 1 Medan

3. Penelitian dilakukan pada ruang kelas untuk mengukur tingakat kebisingannya 4. Penelitian dilakukan untuk mengetahui minat belajar menurun / tetap karena

kebisingan dikelas

5. Waktu pengukuran selama bulan Maret 2015

6.

Metode pengukuran berdasarkan aturan Meteri Lingkungan Hidup No: Kep-48/MENLH/11/1996.


(10)

7. Metode penentuan titik pengukuran berdasarkan European Commission

Working Group Assessment of Exposure to Noise (WG-AEN)

8. Tingkat ketelitian yang digunakan 95 %

9. Nilai rapor yang dikumpulkan hanya murid kelas XII dan ketika murid tersebut di kelas XI yang terkena pada zona merah dan kuning pada noise mapping.

Asusmsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kondisi sekolah tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung 2. Proses belajar mengajar berlangsung normal.

3. Seluruh data yang dikumpulkan berdasarkan pengukuran yang sesuai prosedur yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

4. Tidak ada perubahan metode pengukuran selama penelitian berlangsung 5. Kondisi pendengaran murid-murid SMA Negeri 1 Medan dianggap normal

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Untuk memudahkan penelitian, pembahasan dan penelitian tugas akhir ini, maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut.

Bab I diuraikan latar belakang penelitian tentang minat, minat belajar, faktor-faktor minat belajar, kebisingan, kebisingan di sekolah menyebabkan minat belajar terganggu dan menurun, dan mengetahui dampak kebisingan disekolah menyebabkan minat belajar terganggu/menurun. Selain itu, bab I juga membahas rumusan masalah yang berkenaan dengan dampak minat belajar terhadap tingkat kebisingan, tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan minat belajar terhadap


(11)

kebisingan, dan dampak kebisingan terhadap minat belajar, asumsi dan batasan masalah penelitian serta manfaat penelitian untuk SMA Negeri 1 Medan.

Bab II berisikan sejarah sekolah, ruang lingkup sekolah, jumlah murid, proses belajar- mengajar, aktifitas sekolah. Bab II juga berisi beberapa hal yang mendukung informasi mengenai SMA Negeri 1 Medan.

Bab III diuraikan teori – teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dikaji dengan tugas akhir, rumus, metode dan pendekatan yang digunakan sebagai dasar pemecahan masalah. Landasan teori mencakup teori – teori yang mendukung permasalahan dan teori mengenai kebisingan, dampak dan perbaikan.

Bab IV berisikan mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, kerangka berfikir, tahapan penelitian, variable penelitian, metode dan instrumen penelitian, langkah – langkah pengumpulan data, analisis dan pemecahan masalah, kesimpulan dan saran.

Bab V berisi tentang pengumpulan data pendahuluan, berupa pengumpulan data kebisingan, pendapat murid mengenai tingkat kebisingan di SMA Negeri 1 Medan dan penentuan titik pengukuran terhadap tingkat kebisingan di SMA Negeri 1 Medan. Mengidentifikasi data hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan berupa data tingkat kebisingan secara periodik.

Bab VI diuraikan mengenai analisis hasil pengolahan data berupa pengukuran tingkat kebisingan dan waktu produktif secara statistik maupun non statistik. Selain itu juga diuraikan evaluasi dari hasil penelitian yang dilakukan dan membuat rekayasa kebisingan untuk mengurangi kebisingan sekolah


(12)

Bab VII berisi kesimpulan dari masalah yang dibahas dalam penelitian dan menjawab tujuan tentang resiko dan pengendalian kebisingan. Sedangkan saran diberikan tentang pengendalian kebisingan di SMA Negeri 1 Medan.


(1)

membuat saya tidak bersemangat, karena kebisingan dikelas membuat saya sulit menerima penjelasan guru, karena kebisingan dikelas membuat hasil nilai prestasi saya menurun. Untuk observasi awal untuk tingkat kebisingan di lingkungan SMA Negeri 1 Medan melebihi dari tingkat kebisingan yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Nomor : Kep-48/MENLH/11/1996 (Lampiran 1) yaitu 55 dB untuk lingkungan sekolah. Pengukuran awal tingkat kebisingan di SMA Negeri 1 Medan diambil secara acak yang dianggap lokasi yang melebihi nilai ambang batas dan dekat dengan sumber kebisingan. Waktu pengukuran kebisingan dilakukan pada pukul 07.00, 10.00 dan 15.00 sesuai ketentuan menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep-48/MENLH/11/1996. titik pengukuran kebisingan dapat dilihat pada lampiran 2. Tabel 1.1. menunjukkan pengukuran awal tingkat kebisingan di SMA Negeri 1 Medan.

Tabel 1.1. Pengukuran Awal Tingkat Kebisingan di SMA Negeri 1 Medan

No Hari Jam Nilai Titik Kebisingan (dBA)

A B C D E

1

Senin

07.00 71 72 69 57 55

2 10.00 72 71 69 56 56

3 15.00 70 71 68 57 56

Rata-rata 71 71 69 57 56

Sumber : Pengukuran secara langsung

Dari hasil observasi pendahuluan diatas maka penulis ingin Menganalisis Hubungan Tingkat Kebisingan Terhadap Minat Belajar Murid Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan dan mengetahui dampak kebisingan diruang kelas terhadap minat belajar murid Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.


(2)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan adalah untuk mengetahui adanya hubunganminat belajar murid-murid SMAN 1 Medan terhadap tingginya tingkat kebisingan diruang kelas belajar, sehingga dilihat ada yang mempengaruhi hasil nilai rapor murid di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan dan mengetahui penyebab dampak kebisingan dikelas kepada murid-murid SMA Negeri 1 Medan.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Tingkat Kebisingan Terhadap Minat Belajar dan Dampak Kebisingan terhadap Minat Belajar murid Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan dan membuat rekayasa perbaikan untuk mengetahui menanggulangi kebisingan.

Tujuan Khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk menghitung tingkat kebisingan pada jam-jam kegiatan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.

2. Membuat peta kebisingan (noise mapping) di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan medan yang berada diruang kelas.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan kebisingan terhadap minat belajar, dan dampak kebisingan di sekolah terhadap minat belajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.


(3)

4. Membuat rekayasa penanganan kebisingan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai masukan atau rekomendasi bagi pihak sekolah untuk mengetahui seberapa besar dampak kebisingan terhadap minat belajar murid di sekolah dan memberikan reakayasa perbaikan untuk menanggulangi kebisingan.

1.5. Batasan Masalah dan Asusmsi

Agar penyelesaian masalah tidak menyimpang dari tujuan dan menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya diteliti, maka penulis membuat batasan masalah dan asusmsi.

Batasan masalah yang digunakan yaitu:

1. Penelitian dilakukan pada area SMA Negeri 1 Medan

2. Penelitian dilakukan pada murid-murid di SMA Negeri 1 Medan

3. Penelitian dilakukan pada ruang kelas untuk mengukur tingakat kebisingannya 4. Penelitian dilakukan untuk mengetahui minat belajar menurun / tetap karena

kebisingan dikelas

5. Waktu pengukuran selama bulan Maret 2015

6.

Metode pengukuran berdasarkan aturan Meteri Lingkungan Hidup No: Kep-48/MENLH/11/1996.


(4)

7. Metode penentuan titik pengukuran berdasarkan European Commission

Working Group Assessment of Exposure to Noise (WG-AEN)

8. Tingkat ketelitian yang digunakan 95 %

9. Nilai rapor yang dikumpulkan hanya murid kelas XII dan ketika murid tersebut di kelas XI yang terkena pada zona merah dan kuning pada noise mapping.

Asusmsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kondisi sekolah tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung 2. Proses belajar mengajar berlangsung normal.

3. Seluruh data yang dikumpulkan berdasarkan pengukuran yang sesuai prosedur yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

4. Tidak ada perubahan metode pengukuran selama penelitian berlangsung 5. Kondisi pendengaran murid-murid SMA Negeri 1 Medan dianggap normal

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Untuk memudahkan penelitian, pembahasan dan penelitian tugas akhir ini, maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut.

Bab I diuraikan latar belakang penelitian tentang minat, minat belajar, faktor-faktor minat belajar, kebisingan, kebisingan di sekolah menyebabkan minat belajar terganggu dan menurun, dan mengetahui dampak kebisingan disekolah menyebabkan minat belajar terganggu/menurun. Selain itu, bab I juga membahas rumusan masalah yang berkenaan dengan dampak minat belajar terhadap tingkat kebisingan, tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan minat belajar terhadap


(5)

kebisingan, dan dampak kebisingan terhadap minat belajar, asumsi dan batasan masalah penelitian serta manfaat penelitian untuk SMA Negeri 1 Medan.

Bab II berisikan sejarah sekolah, ruang lingkup sekolah, jumlah murid, proses belajar- mengajar, aktifitas sekolah. Bab II juga berisi beberapa hal yang mendukung informasi mengenai SMA Negeri 1 Medan.

Bab III diuraikan teori – teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dikaji dengan tugas akhir, rumus, metode dan pendekatan yang digunakan sebagai dasar pemecahan masalah. Landasan teori mencakup teori – teori yang mendukung permasalahan dan teori mengenai kebisingan, dampak dan perbaikan.

Bab IV berisikan mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, kerangka berfikir, tahapan penelitian, variable penelitian, metode dan instrumen penelitian, langkah – langkah pengumpulan data, analisis dan pemecahan masalah, kesimpulan dan saran.

Bab V berisi tentang pengumpulan data pendahuluan, berupa pengumpulan data kebisingan, pendapat murid mengenai tingkat kebisingan di SMA Negeri 1 Medan dan penentuan titik pengukuran terhadap tingkat kebisingan di SMA Negeri 1 Medan. Mengidentifikasi data hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan berupa data tingkat kebisingan secara periodik.

Bab VI diuraikan mengenai analisis hasil pengolahan data berupa pengukuran tingkat kebisingan dan waktu produktif secara statistik maupun non statistik. Selain itu juga diuraikan evaluasi dari hasil penelitian yang dilakukan dan membuat rekayasa kebisingan untuk mengurangi kebisingan sekolah


(6)

Bab VII berisi kesimpulan dari masalah yang dibahas dalam penelitian dan menjawab tujuan tentang resiko dan pengendalian kebisingan. Sedangkan saran diberikan tentang pengendalian kebisingan di SMA Negeri 1 Medan.