PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF T (1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
BERBANTUAN CHEMSKETCH TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR DIVERGEN, KONVERGEN DAN HASIL BELAJAR
PADA MATERI HIDROKARBON
Iyan Mulyana1*, Khaeruman2*, Yusran Khery2*
Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Mataram
2
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Mataram
Sekretariat : Jln. Pemuda No.59 A Mataram
1

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch terhadap kemampuan berpikir divergen,
kemampuan berpikir konvergen, dan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen semu (quasy eksperimental) dengan rangcangan prettes-postest
control group design. Subyek penelitian ini yakni 48 siswa kelas X MA NW Belencong
yang terbagi dalam kelompok eksperimen 25 siswa dan kelompok kontrol 23 siswa. Kelas
eksperimen dibelajarakan dengan model STAD berbantuan chemsketch dan kelas kontol
dibelajarkan dengan model STAD. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
(1) instrument perlakuan yang meliputi silabus, RPP dan LKS; (2) instrumen pengukuran
yang meliputi lembar keterlaksanaan RPP, tes kemampuan berpikir divergen, konvergen dan

hasil belajar. Teknik analisa data menggunakan uji multivarian dengan bantuan SPSS 16.0 for
windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Model pembelajaran kooperatif tipe
STAD berbantuan chemsketch tidak dapat menyebabkan kemampuan berpikir divergen
yang lebih baik pada siswa daripada STAD tanpa chemsketch. Hasil uji multivarian
terhadap data kemampuan berpikir divergen diperoleh nilai sig = 0.902 (> 0.05); (2)
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch dapat menyebabkan
kemampuan berpikir konvergen yang lebih baik pada siswa. Hasil uji multivarian
terhadap data kemampuan berpikir konvergen diperoleh nilai sig = 0.008 ( 0.05); (3) Model STAD cooperative
learning aided ChemSketch could not lead to student learning achievement better than

1

2

STAD without ChemSketch. Un variant test results to the learning achievement obtained
sig = 0.035 ( 0.05, dengan demikian data yang berasal dari populasi
berdistribusi normal. Sedangkan data kemampuan awal kelas kontrol menunjukkan nilai
menunjukkan nilai signifikansi Sig.= 0.361, sehingga Sig. > 0.05, dengan demikian data
yang berasal dari populasi kontrol berdistribusi normal. Maka dapat dilanjutkan dengan
Uji Homogenitas.

Kemampuan awal siswa kelas XA dan XB statistik parametrik melalui Uji
independent t-test SPSS 16.0 for windows untuk melihat persebaran varian dua
kelompok. Adapun hasil uji homogenitas dan uji independendent t-tes SPSS 16.0
ddipaparkan pada tabel 6.

6

Tabel 6. Uji F dan Uji t-tes Data Prettes
Levene’s test of variances
F
sig
K.awal
6.232
.016

T
-.139

t-test
Sig. (2-tailend)

.890

Hasil analisis perbandingan varian data kemampuan awal siswa antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol diperoleh, nilai signifikansi (Sig.) = 0.016 < 0.05. Hal
ini berarti bahwa kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kontrol memiliki varian
yang tidak sama. Hasil uji independent samples tes equal variances assumend diperoleh,
nilai signifikansi (Sig.) = 0.890 > 0.05. Maka dari itu, dapat dinyatakan bahwa tidak ada
perbedaan pada kemampuan awal antara siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kemampuan Berpikir Divergen
Deskripsi data kemampuan berpikir divergen siswa yang dibelajarkan dengan model
STAD berbantuan Chemsketch dan model STAD disajikan pada tabel 7.
Tabel 7 Deskripsi Data KBD
Kelas
XA
Kemampuan berpikir
XB
divergen
Total

N

25
23
48

Mean
23.8261
28.3554
25.9964

Std. deviation
18.36581
23.62818
20.94746

Pada tabel 7 dapat dilihat nilai mean (rata-rata) menunjukkan kemampuan berpikir
divergen siswa kelas kontrol lebih baik dibanding kelas eksperimen.
Uji normalitas
Hasil uji normalitas kemampuan berpikir divergen siswa menggunakan uji
kolmogorov-Smirnov Z dengan bantuan SPSS baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol dapat dipaparkan dalam tabel 8

Tabel 8 Uji Normalitas KBD

N
Kolmogorov-Smirnov Z
Sig (2-tailed)

Kemampuan berpikir
divergen eksperimen
25
0.926
0.358

Kemampuan berpikir
divergen kontrol
23
1.187
0.119

Nilai uji kolmogorov-Smirnov Z pada data kemampuan berpikir divergen siswa
kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut diperoleh signifikansi (Sig). = 0.358 dan

0.119 > 0.05. Hal ini bermakna bahwa data kemampuan berpikir divergen siswa baik
dikelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal.
Uji multivarian
Hasil uji multivarian dengan bantuan SPSS 16,0 for windows data kemampuan
berpikir divergen antara kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol dipaparkan dalam
tabel 9 dan 10.

7

Tebel 9 Levene's Test of Equality of Error Variancesa
F
df1
df2
Kemampuan berpikir
1.797
1
46
divergen
Tabel 10 Parameter Estimates Data KBD
Parameter

Std. Error
KA
6.169
Kemampuan berpikir
[kelas=1.00]
6.153
divergen
[kelas=2.00]
.

t
-2.065
-.124
.

Sig.
.187

Sig.
.045

.902
.

Pada tabel 9 dapat dilihat hasil analisis perbandingan varian terhadap data
kemampuan berpikir divergen antara siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan
STAD berbantuan chemsketch dengan siswa kelas kontrol setelah diberi perlakuan
STAD, diperoleh sig = 0.187 > 0.05. Hal ini berarti bahwa kemampuan berpikir divergen
siswa kelas eksperimen dan kontrol memiliki varian yang sama.
Sedangkan pada tabel 10 dapat dilihat hasil uji parameter Estimates diperoleh Sig =
0,045 < 0.05 untuk perbedaan kemampuan awal (KA) dan sig = 0.304 > 0,05 untuk
perbedaan kelas. Maka dari itu, dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan signifikan antara
kemampuan berpikir divergen siswa dengan kemampuan awal tinggi dan siswa dengan
kemampuan awal rendah baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tidak terdapat
perbedaan signifikan antara kemampuan divergen siswa di kelas eksperimen dengan
siswa di kelas kontrol.
Kemampuan Berpikir Konvergen
Deskripsi data kemampuan berpikir konvergen siswa yang dibelajarkan dengan
model STAD berbantuan Chemsketch dan model STAD disajikan pada tabel 11
Tabel 11 Deskripsi KBK kelas XA dan XB
kelas

N
Mean
XA
25
33.8462
Kemampuan berpikir
XB
23
24.6401
konvergen
Total
48
29.4349

Std. deviation
23.99355
19.02227
22.02148

Pada tabel 11 dapat dilihat nilai mean (rata-rata) menunjukkan kemampuan berpikir

konvergen siswa kelas eksperimen lebih baik dibanding kelas kontrol.
Uji Normalitas
Hasil uji normalitas kemampuan berpikir konvergen siswa menggunakan uji
kolmogorov-Smirnov Z dengan bantuan SPSS baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol dapat dipaparkan dalam tabel 12.
Tabel 12 Uji Normalitas Data KBK
Kemampuan berpikir
konvergen eksperimen
N
25
Kolmogorov-Smirnov Z
1.155
Sig (2-tailed)
0.139

Kemampuan berpikir
konvergen kontrol
23
0.923
0.326


8

Nilai uji kolmogorov-Smirnov Z pada data kemampuan berpikir konvergen siswa
kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut diperoleh signifikansi (Sig). = 0.139 dan
0.329 > 0.05. Hal ini bermakna bahwa data kemampuan berpikir konvergen siswa baik
dikelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal.
Uji Multivarian
Hasil uji multivarian dengan bantuan SPSS 16,0 for windows data kemampuan
berpikir konvergen antara kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol dipaparkan dalam
tabel 13 dan 14.
Tabel 13 Levene's Test of Equality of Error Variancesa
F
df1
df2
Kemampuan berpikir
.387
1
46
konvergen
Tabel 14 Parameter Estimates Data KBK
Parameter
KA
Kemampuan berpikir
[kelas=1.00]
konvergen
[kelas=2.00]

Std. Error
5.729
5.714
.

Sig.
.537

t
-4.005
2.798
.

Sig.
.000
.008
.

Pada tabel 13 dapat dilihat hasil analisis perbandingan varian data kemampuan
berpikir konvergen antara siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan STAD
berbantuan chemsketch dengan siswa kelas kontrol setelah diberi perlakuan STAD,
diperoleh Sig = 0.537 > 0.05. Hal ini berarti bahwa kemampuan berpikir konvergen siswa
memiliki varian yang sama.
Sedangkan pada tabel 14 dapat dilihat hasil uji parameter estimates diperoleh Sig =
0.008< 0.05. Maka dari itu, dapat dinyatakan bahwa kemampuan berpikir konvergen
kelas eksperimen yang dibelajarkan lebih baik secara signifikan dari pada kemampuan
berpikir konvergen kelas kontrol.
Analisis Hasil Belajar
Deskripsi Data
Data yang diperoleh melalui hasil posttes yang kemudian dihitung dan dianalisa
untuk menentukan langkah selanjutnya dalam menentukan hasil penelitian. Perhitungan
dan analis yang dilakukan meliputi uji prasyarat, yakni uji normalitas, uji homogen, jika
data yang diperoleh normal maka uji hipotesis dilakukan dengan uji t dan jika data yang
diperoleh tidak normal maka uji hipotesis yang dilakukan dengan uji U. adapun deskripsi
data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan dipaparkan
pada tabel 15.
Tabel 15 Deskripsi Data Hasil belajar
Hasil belajar eksperimen
Hasil belajar control

N
25
23

Mean
63.5294
72.8900

Std. deviation
10.04603
18.06450

Pada tabel 15 dapat dilihat nilai mean (rata-rata) menunjukkan hasil belajar kelas
kontrol lebih baik dibanding kelas eksperimen.

9

Normalitas Data
Hasil uji normalitas hasil belajar siswa menggunakan uji kolmogorov-Smirnov Z
dengan bantuan SPSS baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dipaparkan
dalam tabel 16.
Tabel 16 Uji Normalitas Data Hasil Belajar
Hasil belajar
eksperimen
N
25
Kolmogorov-Smirnov Z
0.965
Sig (2-tailed)
0.310

Hasil belajar Kontrol
23
0.719
0.679

Nilai uji kolmogorov-Smirnov Z pada data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan
kontrol berturut-turut diperoleh signifikansi (Sig). = 0.310 dan 0.679 > 0.05. Hal ini
bermakna bahwa data hasil belajar siswa baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol
berdistribusi normal.
Uji Univarian
Hasil uji unvarian dengan bantuan SPSS 16,0 for windows data hasil belajar antara
kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol dipaparkan dalam tabel 17 dan 18.
Tabel 17 Levene's Test of Equality of Error Variancesa
F
df1
df2
Sig.
8.824
1
46
.003
Tabel 18 Parameter Estimates Hasil Belajar
Parameter
Std. Error
KA
4.147
Hasil belajar
[kelas=1.00]
3.970
[kelas=2.00]
.

T
-2.479
-2.173
.

Sig.
.017
.035
.

Pada tabel 17 dapat dilihat hasil analisis varian perbandingan data hasil belajar siswa
kelas eksperimen setelah diberi perlakuan STAD berbantuan chemsketch dengan siswa
kelas kontrol setelah diberi perlakuan STAD, diperoleh nilai Sig. = 0.003< 0.05. Hal ini
berarti bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol memliki varian yang tidak
sama.
Sedangkan pada tabel 18 dapat dilihat hasil uji parameter estimates diperoleh sig =
0.017< 0.05 untuk perbedaan kemampuan awal (KA), dan sig. = 0.036 < 0.05 untuk
perbedaan kelas. Hal ini bermakna ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
siswa yang berkemampuan awal tinggi dan siswa dengan kemampuan awal rendah baik
di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Ada perbedaan signifikan antara hasil
belajar siswa di kelas eksperimen dengan siswa di kelas kontrol.

10

PEMBAHASAN
Keterlaksanaan RPP
Berdasarkan analisa observasi keterlaksanaan RPP, proses belajar siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berlangsung sangat baik dapat dilihat pada gambar 1.
80%

100%
80%
60%
40%
20%
0%

68.90%

82.30% 80% 84.50%82.50%
eksperimen
kontrol

pertemuan I pertemuan II pertemuan III
Gambar 1 Presentasi Keterlaksanaan RPP

Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa skor ketelaksanaan RPP pada pertemuan
pertama sampai pertemuan ketiga pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami
peningkatan dengan kategori masing-masing skor yakni sangat baik dan berada pada
presentase yang hampir sama dimana semua indikator pembelajaran juga tercapai dengan
baik. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun guru menerapkan perlakuan yang berbeda
pada kedua kelas, tapi presentase keterlaksanaan semua perlakuan yang diterapkan
hampir sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan
model STAD berbantuan chemsketch maupun tanpa chemsketch terlaksana dengan baik.
Kemampuan Awal Siswa
Analisis ketuntasan belajar siswa dilakukan untuk mengetahui perbedaan siswa yang
berkemampuan awal tinggi dengan siswa yang berkemampuan awal rendah baik dikelas
eksperimen maupun dikelas kontrol. Kategori kemampuan awal siswa dipaparkan pada
gambar.2.
18

20
10
10

15
7

eksperimen
kontrol

0
K.Awal Tinggi K.Awal rendah
Gambar 2 Diagram Perbandingan Kemampuan Awal Siswa

Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa kelas kontrol memiliki siswa yang
berkemampuan awal tinggi lebih banyak daripada siswa yang berkemampuan awal tinggi
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki siswa yang berkemampuan awal
rendah lebih sedikit dibanding kelas eksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
siswa kelas kontrol pada dasarnya memiliki kemampuan awal yang lebih baik dari pada
kelas eksperimen.
Pengaruh Model STAD Berbantuan Chemsketch Terhadap Kemampuan Berpikir
Divergen Siswa
Pada tabel 7 siswa kelas eksperimen memiliki skor rata-rata kemampuan berpikir
divergen lebih rendah dari pada skor rata-rata kemampuan berpikir divergen kelas
kontrol. Hal ini disebabkan karena jumlah siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi
dikelas eksperimen lebih sidikit dari pada siswa yang kemampuan awal tinggi dikelas

11

kontrol. Dimana dikelas eksperimen terdapat 10 siswa yang berkemampuan awal tinggi
dan 15 siswa yang berkemampuan awal rendah sedangkan dikelas kontrol terdapat 18
siswa berkemampuan awal tinggi dan 7 siswa yang berkemampuan awal rendah.
Sehingga skor rata-rata kemampuan berpikir divergen siswa kelas kontrol lebih baik
secara signifikan dari kelas eksperimen.
Namun berdasarkan analisis data dan uji hipotesis perbandingan kemampuan
berpikir divergen kelas eksperimen tidak berbeda dengan kemampuan berpikir divergen
kelas kontrol, perbedaan yang terjadi hanya semata-mata akibat kemampuan awal bukan
akibat perlakuan. Hal ini disebabkan karena kemampuan berpikir divergen merupakan
tingkatan kemampuan kognitif yang lebih tinggi. Siswa baik di kelas eksperimen maupun
kelas kontrol sangat sulit untuk bisa mencapai skor yang tinggi sehingga mereka berada
pada skor kemampuan berpikir divergen yang sama rendah dan tidak berbeda satu sama
lain. Sedangkan siswa dengan kemampuan awal tinggi memperoleh skor kemampuan
berpikir divergen yang lebih baik dari pada siswa dengan kemampuan awal rendah baik
dikelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Selain itu kemampuan berpikir divergen siswa kelas kontrol lebih dipengaruhi oleh
model pembelajaran STAD yang penerapanya lebih mudah dibanding STAD berbatuan
chemsketch, model STAD mampu memancing proses mental siswa untuk menghasilkan
ide-ide yang masuk akal untuk digunakan dalam memecahkan suatu permasalah.
Salah satu kesulitan dalam menerapkan pembelajaran dengan software chemsketch
adalah waktu pelaksanaan pembelajaran. Penerapan software chemsketch membutuhkan
waktu yang cukup banyak karena chemsketch merupakan software pembelajaran kimia
terbaru yang diterapkan pada sekolah tersebut sehingga siswa mengalami kesulitan dalam
mengoperasikan chemsketch dan siswa belum terbiasa dibelajarkan dengan media, selain
itu sebagian siswa tidak bisa mengoperasikan komputer sehingga penerapan chemsketch
tidak berjalan dengan baik.
Sejauh penelitian ini dilakukan, meskipun penggunaan software chemsketch tidak
berjalan seperti yang diharapkan pembelajaran yang berlangsung dapat membantu siswa
untuk terlibat aktif, saling bekerja sama dan saling membantu satu sama lain dalam proses
pembelajaran. Beberapa kendala lain yang dihadapi saat proses pembelajaran diantaranya
beberapa siswa tidak mau belajar di dalam kelompoknya, mereka cenderung berbicara
dengan teman-teman dikelompok lain dan saat berdiskusi sebagian siswa tidak serius
mengerjakan latihan yang diberikan, selain itu peneliti kelabakan dalam membimbing
siswa karena keterbatasan alat pembelajaran seperti LCD yang tidak berfungsi. Sehingga
Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriani (2013),
menyimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Divergen dapat
mengakibatkan kemampuan berpikir divergen siswa menjadi lebih baik.
Pengaruh Model STAD Berbantuan Chemsketch Terhadap Kemampuan Berpikir
Konvergen Siswa
Berdasarkan deskripsi data skor rata-rata kemampuan berpikir konvergen kelas
eksperimen lebih baik dari pada skor kemampuan berpikir konvergen kelas kontrol.
SedangkanbBerdasarkan analisis data dan uji hipotesis terdapat perbedaan
kemampuan berpikir konvergen antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan STAD
berbantuan chemsketch dengan kelas kontrol yang diberi perlakuan STAD biasa. Dimana
hasil analisis menunjukkan bahwa kelas kemampuan berpikir konvergen kelas
eksperimen lebih baik secara signifikan dari pada kemampuan berpikir konvergen kelas
kontrol
Selama poses pembelajaran yang terjadi peneliti melihat bahwa kelas eksperimen
lebih aktif dari pada kelas kontrol dalam menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami
dalam mengerjakan soal baik menggunakan chemsketch maupun tanpa chemsketch. Kelas
eksperimen lebih mempertimbangkan jawaban soal yang mereka kerjakan dengan

12

chemsketch dari pada jawaban yang mereka kerjakan tanpa chemsketch karena menurut
mereka chemsketch sudah pasti memberikan jawaban yang tepat dan benar. Jadi model
STAD berbantuan chemsketch mampu memancing proses mental siswa kelas eksperimen
dalam memutuskan penyelesaian terbaik dalam menyelesaikan soal berdasarkan
informasi yang diperoleh. Hal tersebut senada dengan pendapat (Molle dkk, 1999) dalam
Khery (2012) bahwa Pemikir konvergen mampu memutuskan penyelesaian terbaik
berdasarkan informasi yang ada. Mereka dapat memikirkan hubungan kuat antara
penyelesaian yang diambil dengan penafsiran benar/salah terhadap permasalahan.

Pengaruh Model STAD Berbantuan Chemsketch Terhadap Hasil Belajar Siswa
Analisis hasil perbandingan nilai prettes dengan hasil posttes dipaparkan pada
gambar 3 berikut.
72.9

75
70

64.8 65.2

64.7

Rata-Rata Eksperimen
Rata-Rata Kontrol

65
60
Prettes

Posttes

Gambar 3 Perbandingann Nilai Prettes Dan Posttes

Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa pada dasarnya siswa kelas kontrol memiliki
kemampuan awal yang lebih baik dari kelas eksperimen, hal tersebut dapat dilihat pula
dari jumlah siswa kelas kontrol yang mendapatkan nilai diatas KKM saat ulangan
semester ganjil dan prettes lebih banyak dari siswa kelas eksperimen.
Berdasarkan analisis data dan uji hipotesis perbandingan hasil belajar kelas kontrol
setelah diberi perlakuan STAD lebih baik secara signifikan dibanding hasil belajar kelas
eksperimen setelah diberi perlakuan STAD berbantuan chemsketch. Hal ini disebabkan
karena kemampuan awal siswa kelas eksperimen memang berbeda dengan siswa kelas
kontrol, dimana kelas kontrol terdapat siswa yang memilki kemampuan awal tinggi lebih
banyak dari pada siswa kelas eksperimen, sehingga perbedaan kemampuan awal menjadi
faktor yang berperan dalam penerapan model STAD berbantuan chemsketch terhadap
hasil belajar siswa. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Gusniar, menyimpulkan
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar di kelas IV SDN NO 2 Ogoamas II.
Selama proses pembelajaran yang berlangsung, peneliti melihat kelas eksperimen
memberikan respon yang cukup tinggi ketika dibelajarkan dengan model STAD
berbantuan chemsketch, siswa sangat senang semangat dan antusias dalam mengikuti
proses pembelajaran, menurut mereka pelajaran yang berlangsung sangat mengenangkan
karena selama ini siswa tidak pernah dibelajarkan dengan media. Selain itu siswa lebih
aktif bertanya dan mengaplikasikan chemsketch secara bergiliran dalam kelompok dan
saling membantu, membimbing satu sama lain walaupun chemsketch merupakan software
yang baru bagi mereka, serta siswa sangat antusias dalam mendapatkan kesempatan atau
penghargaan kelompok terbaik.
Sedangkan proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas kontrol kurang maksimal,
hal tersebut terjadi karena pelajaran kimia dikelas kontrol dibelajarkan pada jam terakhir
sehingga sebagian siswa cenderung malas, jenuh dan kurang antusias mengikti pelajaran.
Namun ada beberapa kelompok siswa yang pada dasarnya memiliki kemampuan yang
tinggi sangat berantusias mengikuti pelajaran, hal ini terlihat ketika jam pelajaran

13

berakhir sekolompok siswa menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami saat
pelajaran berlangsung.
Kemampuan Berpikir Divergen Dan Konvergen Ditinjau Dari Kemampuan Awal
Analisis kemampuan berpikir divergen dan konvergen siswa berdasarkan kagetori
kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah dipaparkan pada gambar 4.
50.3

60
50
40
30
20
10
0

35.2

29.8
16.2

24.8

29.8
22.8
12.6

K.Awal tnggi
K.Awal rendah

KBD
KBD kontrol
KBK
KBK kontrol
eksperimen
eksperimen
Gambar 4 Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata KBD dan KBK Berdasarkan
Kemampuan Awal

Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
berkemampuan awal tinggi memiliki kemapuan berpikir divergen dan konvergen yang
lebih baik dari pada siswa yang berkemampuan awal rendah. Hal tersebut disebabkan
karena siswa yang berkemampuan awal tinggi mampu mencapai tingkatan kemampuan
berpikir yang tinggi sehingga siswa dengan kemampuan awal tinggi bisa mencapai skor
kemampuan berpikir divergen dan konvergen yang lebih baik. sedangkan siswa dengan
kemampuan awal rendah baik dikelas eksperimen maupun dikelas kontrol sangat sulit
mencapai tingkatan berpikir yang tinggi sehingga mereka berada pada skor kemampuan
berpikir divergen dan konvergen yang sama rendah dan tidak berbeda satu sama lain.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch tidak dapat
menyebabkan kemampuan berpikir divergen yang lebih baik pada siswa daripada
STAD tanpa chemsketch. Hasil uji multivarian terhadap data kemampuan berpikir
divergen menggunakan bantuan SPSS menunjukkan nilai sig = 0.902 ( > 0.05).
2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch dapat
menyebabkan kemampuan berpikir konvergen yang lebih baik pada siswa. Hasil uji
multivarian terhadap data kemampuan berpikir konvergen menggunakan bantuan
SPSS menunjukkan nilai sig = 0.008 ( < 0.05).
3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch tidak dapat
menyebabkan hasil belajar siswa yang lebih baik daripada STAD tanpa chemsketch.
Hasil uji unvarian terhadap hasil belajar menggunakan bantuan SPSS menunjukkan
nilai sig = 0.035 ( < 0.05).
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dajukan beberapa
saran, antara lain:

14

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch dapat
meningkatkan keaktifan siswa dan kemampuan berpikir divergen yang lebih baik
apabila diterapkan dalam waktu yang lama.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch dapat dijadikan
sebagai alternatif untuk mengaktifkan siswa untuk mengembangkan kemampuan
berpikir divergen dan konvergen siswa.
3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbatuan chemsketch dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik apabila sampel penelitian memliki
kemampuan awal yang sama..
4. untuk proses belajar mengajar yang efektif diharapkan kepada lembaga sekolah
hendaknya jadwal belajar kimia terjadwal pada pagi hari agar siswa dapat belajar
lebih optimal dalam konsentrasi penuh karena pelajaran kimia masih dianggap
pelajaran yang sulit bagi sebagaian siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Agustina, E. dkk. Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw Berbantuan Handout Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siawa Pada Materi Hidrokarbon Kelas
XC SMA Negeri ! Gubug Tahun Ajaran 2012/2013 . Surakarta : program studi
pendidikan kimia, UNS Surakarta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Hartono, R. dkk. 2015. Komparasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI) Dan Student Team Achievement Division (Stad) Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Memori Pada Materi Hidrokarbon
Siswa Kelas X Semester Genap Sma Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014 .
Jurnal pendidikan kimia, FKIP UNS Surakarta, vol. 4 No. 4 tahun 2015. ISSN 23379995.
Indrayani, P. 2013. Analisis Pemahaman Makroskopik, Mikroskopik, danSimbolik Titrasi
Asam-Basa Siswa Kelas XI IPA SMA serta Upaya Perbaikannya dengan Pendekatan
Mikroskopik. Malang: Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Malang.
Khery, Y. 2012. Pengaruh Strategi Problem Based Learning pada Pembelajaran Kimia
Bahan Alam terhadap keterampilan Metakognitif, keterampilan proses sains dan
hasil belajar mahasiswa divergen dan konvergen . Malang: Program Studi
Pendidikan Kimia, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.
Pratiwi, D. dkk. 2013. Efektivitas Model Blended E Learning Cooperative Approach Tipe
Tgt Dilengkapi Modul Terhadap Prestasi Belajar Kimia Materi Pokok Hidrokarbon
Kelas X Semester Ii Sma Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Program
studi pendidikan kimia, FKIP UNS Surakarta, Vol.2 No.1 tahun 2013. ISSN 23379995.
Rahmaniyah, A. dkk. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis E-Learning Pada Materi
Hidrokarbon Dan Minyak Bumi Kelas X Semester 2. Universitas Negeri Malang
Redhana, I. dkk. 2015. Laporan PelatihanPenggunaan Chemsketch untuk Mendukung
Pembelajaran Kimia Bagi Guru-Guru Kimia KabubatenBuleleng. Singaraja
Sugiyono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supriani, D. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) Divergen Terhadap Karakter Berpikir
Divergen/Konvergen Dan Kemampuan Berpikir Divergen Siswa . Mataram : IKIP
Mataram
Slavin, R. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Tubagus. W. Pengenalan Media Software Kimia Terhadap Peserta Diklat Guru Kimia
Ma : Widyaiswara Pertama Balai Diklat Keagamaan, Manado