PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP H
PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII
SMP NEGERI 06 PEKANBARU T.A 2015/2016
*Mariana
**Ferdiana Suryani
mariana@Unilak.ac.id
*Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning
**Alumni Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning
ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik
terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas
VII SMP Negeri 06 Pekanbaru pada semester genap bulan Mei Tahun Ajaran
2015/2016. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen the matching
only pretest-posttest control group. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII 3 dan VII5
dengan jumlah masing-masing kelas 30 siswa, yang diambil dengan teknik simple
random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pretest, posttest dan lembar
observasi aktivitas guru dan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah
Independent 2 Samples t-test. Rerata N-gain pada kelas kontrol 0,34 (Sedang),
sedangkan pada kelas eksperimen 0,48 (Sedang). Berdasarkan hasil uji-t terdapat
perbedaan yang signifikan antara N-gain kelas kontrol dan eksperimen. Dengan
demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil
belajar siswa pada materi ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 06 Pekanbaru Tahun
Ajaran 2015/2016.
Kata Kunci : Ekosistem, Hasil Belajar, Pendekatan Saintifik
ABSTRACT : This study aims to determine the effect of the scientific approach to
student learning achievement at the ecosystem material. This research was conducted in
classes VII SMP Negeri 06 Pekanbaru in the second semester of the 2015/2016
Academic Year in May. The research design is quasi-experimental matching only the
pretest-posttest control desain. Samples were students in grade VII 3 and VII5 with the
number of each class of 30 students, who were taken by simple random sampling
technique. Data collected through pretest, posttest and observation sheet activities of
teachers and students. Data analysis technique used is 2 Independent Samples t-test.
The mean of N-gain of control class was 0.34 (moderate), while the experimental class
was 0.48 (moderate). Based on t-test results there are significant differences between
the N-gain control and experimental class. It can be concluded that there were
significant effect of scientific approach to student learning achievement at the
ecosystem material in class VII SMP Negeri 06 Pekanbaru academic years 2015/2016.
Keywords: Ecosystem, Learning Achievement, Scientific Approach
1
PENDAHULUAN
Undang-Undang
Indonesia memiliki pringkat 65 dari 128
Nomor
20
negara pada tahun 2010 dengan index
Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan
pengembangan
Nasional
bahwa
0,947, sedangkan pada tahun 2011
berfungsi
peringkat Indonesia turun ke peringkat
menyebutkan,
pendidikan
nasional
mengembangkan
sebesar
dan
69 dari 127 Negara yang disurvei
peradaban
dengan nilai indeks pengembangan
bangsa yang bermartabat dalam rangka
pendidikan sebesar 0,934 (EFA, 2011),
mencerdaskan
kehidupan
Sedangkan hasil riset Organisation For
Pendidikan
bertujuan
membentuk
kemampuan
pendidikan
watak
serta
bangsa.
untuk
Economic
Cooperation
And
mengembangkan potensi peserta didik
Development (OECD), menunjukkan
agar menjadi manusia yang beriman dan
bahwa Indonesia memiliki kemampuan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
sains pada peringkat 60 dengan nilai
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
383(OECD, 2012).
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
Peraturan
menteri
pendidikan
warga negara yang demokratis serta
nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang
bertanggung jawab. Pendidikan adalah
standar proses pendidikan menyebutkan
salah
bahwa : standar proses untuk satuan
satu
bentuk
perwujudan
kebudayaan manusia yang dinamis dan
pendidikan
sarat perkembangan. Oleh karena itu,
mencangkup
proses
pembelajaran.
perubahan
Pelaksanaan
proses
pembelajaran,
atau
perkembangan
dasar
dan
menengah
pendidikan adalah hal yang memang
penilaian hasil belajar dan pengawasan
seharusnya
proses
terjadi
sejalan
dengan
perubahan budaya kehidupan.
Namun
dalam
pembelajaran.
keragaman
latar
Mengingat
belakang
dan
kenyataannya
karateristik siswa, serta tuntutan untuk
rencana startegi kerja (renstra) kerja
menghasilkan lulusan yang bermutu,
2010-2014 dalam
proses
pendidikan tidak
pembelajaran
setiap
satuan
berjalan dengan baik. Hal ini terlihat
pendidikan dasar dan menengah harus
dari
dilakukan
interaktif, inspiratif, menyenangkan dan
Edication For All (EFA) bahwa terjadi
memotivasi siswa untuk berpartisipasi
proses dormansi bahkan penurunan,
aktif serta memberikan ruang lingkup
dalam
yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas,
hasil
survai
sistem
yang
pendidikan,
dimana
2
dan kemandirian sesuai dengan bakat,
merumuskan masalah, mengajukan atau
minat, dan perkembangan fisik serta
merumuskan hipotesis, mengumpulkan
psikologi siswa ( Permendikbud, 2014).
data
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan
melalui
wawancara
dan
dengan
berbagai
teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan
dan mengomunikasikan konsep, hukum
pengamatan langsung di SMP Negeri 06
atau
prinsip
Pekanbaru, dalam proses pembelajaran
(Permendikbud Nomor 81a (2013).
terdapat kendala – kendala, diantaranya
hasil
belajar
Berdasarkan Uraian Di Atas,
Telah Dilakukan Penelitian Dengan
kondisi tersebut terlihat jelas dari rata-
Judul “Pengaruh Pendekatan Saintifik
rata
tentang
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
ekosistem yang dilakukan sebelumnya
Materi Ekosistem Di Kelas VII SMP
sebanyak 300 siswa ( 66,66 %) dari 10
Negeri 06 Pekanbaru T.A 2015/2016”.
ulangan
masih
ditemukan
rendah.
nilai
siswa
yang
harian
kelas yang mencapai KKM 75.
Menurut Gagne dalam Dimyati
Hal ini di indikasikan dengan
& Mudjiono (2013), belajar merupakan
tidak adanya siswa yang bertanya hal-
kegiatan yang kompleks. Hasil belajar
hal yang belum jelas kepada teman saat
berupa
diskusi, hampir semua siswa masih
orang
terpaku pada buku paket, tidak ada
pengetahuan, sikap, dan nilai.
siswa yang mengajukan pertanyaan
berkaitan
dengan
disampaikan
karena
kapabilitas.
memiliki
belajar
keterampilan,
Menurut Bloom dalam Anderson
materi
yang
& Kratwhol (2010) Hasil belajar pada
dalam
proses
dasarnya adalah hasil yang di capai oleh
pembelajaran guru masih menggunakan
siswa
metode ceramah dan tanya jawab,
belajar,
terutama dalam ekosistem.
merupakan
Pendekatan
Setelah
mengikuti
dimana
hasil
gambaran
kegiatan
tersebut
penguasaan
adalah
pengetahuan dan keterampilan siswa
proses pembelajaran yang dirancang
yang berwujud skor dari hasil tes yang
sedemikian rupa agar peserta didik
digunakan
secara aktif mengonstruksi konsep,
keberhasilan siswa dalam menguasai
hukum atau prinsip melalui tahapan-
bahan pelajaran yang telah diberikan
tahapan mengamati (untuk mengiden-
sebelumnya oleh guru.
tifikasi
atau
saintifik
setelah
menemukan
sebagai
pengukur
masalah),
3
Pembelajaran melalui pendekatan
mengajukan
pertanyaan:
saintifik adalah proses pembelajaran
pertanyaan tentang yang hasil
yang dirancang sedemikian rupa agar
pengamatan objek yang konkrit
peserta didik secara aktif mengonstruksi
sampai
konsep, hukum atau prinsip melalui
berkenaan dengan fakta, konsep,
tahapan-tahapan
prosedur, atau pun hal lain yang
mengamati
mengidentifikasi
masalah),
atau
(untuk
menemukan
merumuskan
masalah,
kepada
yang
abstra
lebih abstrak.
3) Mengumpulkan Informasi
mengajukan atau merumuskan hipo-
Kegiatan ini dilakukan dengan
tesis,
dengan
menggali dan mengumpulkan
berbagai teknik, menganalisis data,
informasi dari berbagai sumber
menarik
dan
melalui berbagai cara. Untuk
mengomunikasikan konsep, hukum atau
siswa dapat membaca buku yang
prinsip yang ditemukan (Permendikbud
lebih banyak, memperhatikan
Nomor 81a (2013).
fenomena atau objek yang lebih
mengumpulkan
data
kesimpulan
Tahapan yang dilakukan dengan
menggunakan
pendekatan
saintifik
dalam pembelajaran IPA akan diuraikan
sebagai berikut :
Metode
mengamati
mengutamakan
proses
kebermaknaan
pembelajaran
(meaningfull learning).
2) Menanya
guru
eksperimen.
4) Mengasosiasikan/
Mengolah
Informasi/Menalar
1) Mengamati (Observasi)
Dalam
teliti, atau bahkan melakukan
Kegiatan
“mengasosiasi/
mengolah informasi/ menalar”
dalam
kegiatan pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam
Permendikbud
Nomor
81a
Tahun 2013, adalah memproses
kegiatan
mengamati,
informasi
yang
sudah
membuka
kesempatan
dikumpulkan baik terbatas dari
secara luas kepada peserta didik
hasil
kegiatan
untuk bertanya mengenai apa
mengumpulkan/eksperimen
yang sudah dilihat, disimak,
maupun
dibaca atau dilihat. Guru perlu
mengamati
membimbing siswa untuk dapat
mengumpulkan informasi.
hasil
dari
dan
kegiatan
kegiatan
4
5) Menarik kesimpulan
terikat
satu
variabel
bebas.
Setelah menemukan keterkaitan
Sedangkan populasi dalam penelitian ini
antar informasi dan menemukan
adalah seluruh siswa SMP Negeri 06
berbagai pola dari keterkaitan
Pekanbaru kelas VII yang terdiri dari 10
tersebut,
kelas dengan jumlah siswa 300 orang.
selanjutnya
bersama-sama
secara
dalam
satu
Untuk sampel penelitian digunakan 2
kesatuan kelompok, atau secara
kelas, penentuan sampel mengunakan
individual membuat kesimpulan.
tehnik
6) Mengkomunikasikan
simpele
random
sampling,
dimana yang dirandom adalah kelas.
Kegiatan ini dapat dilakukan
Pada penelitian ini kelas eksperimen
melalui
atau
mengunakan
yang
berpendekatan santifik sedangkan untuk
menuliskan
menceritakan
ditemukan
apa
dalam
kegiatan
mencari
kelas
pembelajaran
kontrol
menggunakan
informasi,
pembelajaran konvensional. Data dalam
dan
penelitian ini adalah data hasil belajar
menemukan pola. Hasil tersebut
siswa yang mengunakan tes pilihan
disampikan di kelas dan dinilai
ganda. Sebelum mengambil data dengan
oleh guru sebagai hasil belajar
menggunakan instrumen tes, terlebih
peserta didik atau kelompok
dahulu dilakukan
peserta didik tersebut.
validitas, yaitu validitas butir soal.
mengasosiasikan
Adapun
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
Matching Only Pretest-Posttest control
group design. Desain ini menggunakan
utuh
subjek
yang
telah
ditentukan, memberi pretest, mengelola
kondisi perlakuan pada satu kelompok,
dan memberinya posttest (Fraenkel &
Wallen, 2008).
Adapun
untuk
analisis
data
pada
penelitian ini menggunakan analisis
penelitian kuasi eksperimen dengan The
secara
dan
deskriptif. Untuk analisis deskriptif,
peneliti
akan
mendiskripsikan
data
tentang hasil belajar siswa, dimana
masing masing akan dideskrifsikan
dalam bentuk tabel distribusi. Analisis
diskriptif berdasarkan rata-rata sekor
ideal.
Sebelum
melakukan
analisis
hipotesis terlebih dahulu melakukan uji
prasyarat analisis yang terdiri dari, uji
variabel
dalam
normalitas, uji homogenitas data dan uji
penelitian ini terdiri dari dua variabel
5
antara
variabel
terikat.
Dari
uji
persyaratan analisis yang dilakukan
Kontrol
0.195
0.05
Terima H0
Normal
Eksperime
n
0.589
0.05
Terima H0
Normal
diperoleh bahwa data berdistri normal
dan homogen.
Berdasarkan tabel 2 di atas,
dapat dilihat bahwa untuk uji normalitas
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan
penelitian
data pretest pada kelas kontrol dan kelas
yang
telah dilakukan pada bulan Mei 2016
dikelas VII5 sebagai kelas eksperimen
dan
VII3
sebagai
kelas
kontrol,
didapatkan data pretest pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen seperti
pada tabel berikut:
Kelas
Ideal
1
Kontrol
2
Eksperime
n
30
100
30
100
Berdasarkan
Min
20,0
0
36,6
7
tabel
36,67
Rerata
Max
66,67
49,44
70.00
57,22
di
atas,
sedangkan
70,00
eksperimen 0.589 > 0.05 sehingga pada
masing-masing
kelas
diperoleh
keputusan terima H0 yang artinya data
sedangkan
mengetahui varian data. Berdasarkan
levene test pada kelas kontrol dan
eksperimen diperoleh data seperti Tabel
dibawah ini :
Tabel 3 : Hasil Uji Homogenitas Data
Pretest
kelas
kontrol 20,00. Nilai maksimum kelas
eksperimen
nilai Asym. Sig (2-tailed) pada kelas
dengan menggunakan levene test untuk
diketahui bahwa nilai minimum kelas
eksperimen
untuk kelas kontrol 0.195 > 0.05 dan
normal. Data pretest kemudian diuji
Nilai
n
diperoleh nilai Asym. Sig (2-tailed)
berasal dari populasi yang berdistribusi
Tabel 1: Statistik Deskriptif Data
Pretest.
No
eksperimen dengan taraf signifikan 0.05
kelas
kontrol 66,67 dengan nilai ideal 100.
Jenis
data
Based on
trimmed
mean
α
Keputusan
Keterangan
Pretest
0.583
0.05
Terima H0
Homogen
Rerata kelas eksperimen adalah 49,44
dari 30 siswa sedangkan kelas kontrol
hasil uji homogenitas nilai based on
adalah 57,22 dari 30 siswa .
Tabel 2 : Hasil Uji Normalitas Data
Pretest
Kelas
Asym.sig
(2tailed)
α
Keputusan
Pada Tabel 3 di atas dapat dilihat
Keterangan
trimmed mean pada Levene test 0.583
dengan taraf signifikan 0.05 keputusan
yang diperoleh adalah terima H0 karena
6
nilai based on trimmed mean adalah
Tabel 5 : Statistik Deskriptif Data
Posttest
0.583 > 0.05, maka artinya bahwa data
pretest
kelas
kontrol
dan
kelas
No
Kelas
Hasil Belajar
n
Ideal
Min
Max
Rerata
eksperimen berasal dari varian yang
1
Kontrol
30
100
53,33
83,33
66,67
homogen.
2
Eksperimen
30
100
60,00
90,00
78,11
Data
pretest
diketahui
data
berdistribusi normal dan varian yang
homogen,
maka
dapat
keputusan
untuk
melakukan
hipotesis
komparatif
independent
2
diambil
uji
yaitu
samples.
uji-t
Uji-t
ini
berguna untuk mengetahui perbedaan
data pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Hasil uji-t kelas kontrol
dan kelas eksperimen tertera sebagai
Berdasarkan
tabel
di
atas,
diketahui bahwa nilai minimum kelas
eksperimen
60,00
sedangkan
kelas
kontrol 53,33. Nilai maksimum kelas
eksperimen
90,00
sedangkan
kelas
kontrol 83,33 dengan nilai ideal 100.
Rerata kelas eksperimen adalah 78,11
dari 30 siswa sedangkan kelas kontrol
adalah 66,27 dari 30 siswa.
Tabel 6 : Hasil Uji Normalitas Posttest
berikut :
Kelas
Tabel 4 : Hasil Uji-t Data Pretest
Jenis
Data
Sig. (2tailed)
α
Keputusan
Keterangan
Pretest
0.003
0.05
Tolak H0
berbeda
signifikan
Asymp.Sig(2tailed)
Keputusan
Keterangan
Kontrol
0,290
0,05
Terima H0
Normal
Eksperimen
0,223
0,05
Terima H0
Normal
Tabel
6.
menunjukkan
nilai
Hasil Uji-t seperti yang tertera
Asymp.Sig (2-tailed) kelas kontrol 0,290
pada Tabel 4 di atas menunjukkan nilai
dan kelas eksperimen 0,223. Keputusan
Sig. (2-tailed) untuk data pretest kelas
yang didapat adalah terima H0 karena
kontrol dan eksperimen adalah 0.003 <
nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05. Oleh
0.05 dengan keputusan tolak H0 artinya
karena itu dapat disimpulkan bahwa
bahwa siswa pada kelas kontrol dan
data posttest
eksperimen memiliki pengetahuan awal
kelas eksperimen berdistribusi normal.
yang berbeda pada konsep ekosistem.
kelas
pada kelas kontrol dan
Uji homogenitas menggunakan
Berdasarkan kelas kontrol dan
Levene test dilakukan untuk mengetahui
eksperimen
homogenitas varian data. Berdasarkan
diperoleh
posttest pada tabel dibawah ini.
rerata
uji Levene test terhadap data posttest
7
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
Sig. (2-tailed) untuk data posttest kelas
diperoleh data sebagai berikut:
kontrol dan kelas eksperimen adalah
0.000 < 0,05 dengan keputusan tolak H0
Tabel 7 : Rekapitulasi Hasil Uji
Homogenitas Posttest
yang berarti data berbeda signifikan. Ini
artinya siswa pada kelas kontrol dan
Jenis
Data
Based on
trimmed mean
α
Keputusan
Keterangan
Postest
0,327
0,05
terima H0
Homogen
kelas eksperimen memiliki hasil belajar
yang berbeda pada konsep ekosistem.
Tabel 9 : Rekapitulasi Rerata Nilai N-
Berdasarkan Tabel 7 hasil uji
Gain
homogenitas didapat nilai Based on
trimmedmean pada Levene test adalah
N-Gain
Kelas
N
Kontrol
Eksperimen
Nilai
Ideal
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimun
30
1.00
0,10
0,64
0,34
30
1.00
0,60
0,90
0,48
0,327 keputusan yang diambil adalah
terima H0 karena 0,327 > 0,05 maka
Rerata
NGain
dikatakan bahwa data posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen berasal
dari varian yang homogen.
Tabel 9 nilai N-Gain minimum
kelas kontrol adalah 0,10 sedangkan
Data posttest diketahui berasal
kelas eksperimen nilai minimum adalah
dari populasi yang berdistribusi normal
0,60. Hasil nilai maksimum N-Gain
dan mempunyai varian yang homogen,
kelas kontrol adalah 0,64 sedangkan
maka dapat diambil keputusan untuk
kelas
melakukan uji hipotesis komperatif
adalah 0,90. Rerata nilai N-Gain kelas
menggunakan
2
kontrol adalah 0,34 (kategori sedang)
samples. Hasil uji-t nilai posttest kelas
sedangkan rerata nilai N-Gain kelas
kontrol dan kelas eksperimen tertera
eksperimen
pada tabel berikut:
sedang).
Tabel 8 : Rekapitulasi Hasil Uji-t
Posttest
Tabel 10 : Hasi Uji Normalitas Data NGain
Jenis
data
Asimp.Sig
(2-tailed)
Posttest
0.000
Uji-t
α
0,05
independent
eksperimen
nilai
adalah
maksimum
0,48
(kategori
Keputusan
Keterangan
Kelas
Asymp.
Sig (2tailed)
α
Keputusan
Keterangan
Tolak H0
Berbeda
signifikan
Kontrol
0,287
0,05
Terima H0
Normal
Eksperimen
0,677
0,05
Terima H0
Normal
Hasil Uji-t seperti yang tertera
pada Tabel 8 di atas menunjukkan nilai
8
Berdasarkan Tabel 10 didapat
Data N-Gain yang telah diketahui
hasil uji normalitas N-Gain pada kelas
berdistribusi normal dan mempunyai
kontrol dan kelas eksperimen. Nilai
varian yang homogen, maka diambil
Asym. Sig. (2-tailed) untuk kelas kontrol
keputusan
adalah 0,287 > 0,05 dan nilai Asym. Sig
hipotesis komparatif menggunakan uji-
(2-tailed)
t, Hasil uji-t data N-Gain dapat dilihat
untuk
kelas
eksperimen
untuk
melakukan
uji
adalah 0,667 > 0,05 (α) sehingga pada
pada Tabel 12 berikut ini:
masing-masing
Tabel 12 : Hasil Uji-t Data N-Gain
kelas
diperoleh
keputusan terima H0 yang artinya data
berasal
dari
populasi
normal,
selanjutnya
homogenitas
data
homogenitas
ini
berdistribusi
dilakukan
uji
N-Gain.
Uji
berfungsi
data
uji
homogenitas
menggunakan uji Levene test. Hasil uji
homogenitas
kelas
eksperimen
Asymp.Sig
tailed)
N-Gain
untuk
mengetahui homogenitas varian data,
analisis
Jenis
data
dan
kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 11
di bawah ini:
Tabel 11 : Hasil Uji Homogenitas Data
N-Gain
0,001
Based on
trimmed mean
N-Gain
0,769
α
Keputusan
Keterangan
0,05
Terima H0
Homogen
0,0
5
Keputusa
n
Keterangan
Tolak H0
Berbeda
signifikan
Pada tabel 12 diperoleh nilai Sig.
(2-tailed) 0,000 untuk N-Gain pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen
adalah 0,001 < 0,05 (α),
Keputusan
yang diperoleh adalah tolak H0 yang
artinya terdapat perbedaan antara NGain kelas kontrol dan kelas ekperimen.
Berdasarkan analisis data yang
telah
Jenis
data
α
(2-
dilakukan,
diperoleh
rerata
aktivitas siswa kelas kontrol seperti
pada tabel dibawah ini.
Tabel 13 : Hasil Observasi Aktivitas
Berdasarkan
Tabel
11
dapat
dilihat hasil uji homogenitas data. Nilai
based on trimmed mean pada tabel
Levene test 0,769 > 0,05 (α), keputusan
yang diperoleh terima H0 artinya, data
N-Gain
kelas
kontrol
dan
kelas
eksperimen berasal dari varian yang
homogen.
Guru
Kelas
Pertemuan I
(%)
Pertemuan II
(%)
Rerata
(%)
Kontrol
Eksperimen
83%
91%
87.00%
90%
100%
95.00%
Berdasarkan Tabel 13 diketahui
aktivitas guru yang diamati pada kelas
kontrol terdapat sebelas aktivitas yaitu
9
Orientasi; guru melakukan apersepsi;
untuk mendiskusikan hasil yang mereka
guru
guru
dapat dalam kelompoknya masing-
menyampaikan tujuan pembelajaran;
masing; guru mengarahkan siswa untuk
guru menjelaskan materi pembelajaran;
mengerjakan
LKS
guru member kesempatan bertanya
kelompok
masing-masing
kepada siswa; guru memberi tanggapan
presentasi di depan kelas ; guru
pertanyaan siswa; guru memberikan
bertanggung jawab melakukan monitor
pertanyaan
terhadap
memotivasikan
kepada
membimbing
siswa;
siswa;
siswa
guru
menarik
dengan
aktivitas
anggota
siswa
dan
selama
menyelesaikan LKS; guru mengarahkan
kesimpulan; guru melakukan evaluasi;
kelompok
guru
hasil didepan kelas; guru melakukan
menutup
pembelajaran.
Pada
untuk
mempresentasikan
pertemuan I persentasenya mencapai
penilaian
hasil
83,00% pada pertemuan ini aktivitas
bersama
siswa
guru menghubungkan materi yang akan
meluruskan
dipelajari dengan materi sebelumnya
memberikan
dan guru bertanya hal-hal yang belum
penyimpulan; guru membimbing siswa
dimengerti
terlaksana
membuat kesimpulan; guru menutup
karena waktu yang digunakan tidak
pelajaran dengan berdo’a sesuai dengan
cukup selanjutnya pada pertemuan II
agama dan keyakinan masing-masing.
nilai
Pada
siswa
persentase
tidak
meningkat
dengan
kerja
siswa;
bertanya
kesalahan
guru
jawab
pemahaman,
penguatan
pertemuan
I
dan
persentasenya
91.00 % sedangkan pada aktivitas guru
mencapai 90,00% pada pertemuan ini
yang diamati pada kelas eksperimen
aktivitas
terdapat enam belas aktivitas yaitu
karena aktivitas ini akan dilaksanakan
orientasi;
pada
apersepsi;
motivasi;
aprsepsi
pertemuan
tidak
kedua
terlaksana
sedangkan
menginformasikan tujuan pembelajaran
pertemuan II mencapai 100% dengan
yang
rerata persentase 95,00%. Peningkatan
akan
dicapai;
guru
mengkondisikan siswa untuk duduk
aktivitas
pada kelompok yang telah ditentukan;
eksperimen
guru membimbing dan mengarahkan
aktivitas siswa. Aktivitas siswa pada
siswa untuk melakukan observasi di
kelas kontrol dan kelas eksperimen
lingkungan
dapat dilihat pada Tabel 14.
sekolah;
guru
menginstruksikan kepada setiap siswa
guru
juga
kelas
kontrol
dan
dipengaruhi
oleh
Tabel 14 : Hasil Observasi Aktivitas
Siswa Kelas Kontrol
10
Aktivitas (%)
1
Mencat
at
penjela
san
guru
Pertem
uan
2
Mengaju
kan
pertanya
an
3
Menja
wab
pertany
aan
4
Melaku
kan
evaluasi
Rerata
Persent
ase (%)
41.17
47,05
85,29
46,42
47,50
II
47,05
52,94
91,17
60,71
59.16
Rerata Total
53,33
Berdasarkan Tabel 14 terlihat
bahwa rerata persentase aktivitas siswa
diamati
terdapat
pada
empat
mengajukan
kelas
kontrol
aktivitas
yaitu
pernyataan;
menjawab
pertanyaan; mencatat penjelasan guru di
buku catatan; mengerjakan soal evaluasi
yang diberikan guru. Dari pertemuan I
hingga pertemuan II terdapat kenaikan
presentase yang signifikan. Dimana
pada persentase pertemuan I yaitu
47,50% hingga pertemuan II yaitu
59,16%. Tidak semua aktivitas siswa
kelas kontrol terlaksana dengan baik
karena
tidak
semua
siswa
yang
melaksanakan aktivitas tersebut. Hal ini
berbeda dengan aktivitas siswa kelas
eksperimen yang dapat dilihat pada
100
60.00
100
85.83
Pertemu
an
Menempat
kan
Diri pada
Kelomok
dengan
Cepat
93.33
Siswa
mengerja
kan LKS
Siswa
mendisk
usikan
LKS
Memper
sentasik
an hasil
diskusi
Rerata
Persent
ase %
100
100
76.66
Berdasarkan Tabel 15 terlihat
bahwa rerata persentase aktivitas siswa
yang diamati pada kelas eksperimen
terdapat
empat
aktivitas
yaitu
menempatkan diri dalam kelompoknya
dengan cepat;
observasi
mengerjakan lembar
pratikum
dengan
kelompoknya; pada pertemuan pertama
mengamati lingkungan sekolah dengan
kelompoknya, pada pertemuan kedua
mengerjakan
LKS
mempresentasikan
didepan
bersama
dan
kelas
kelompoknya; mengerjakan
soal evaluasi yang diberikan guru. Dari
pertemuan
terdapat
I
hingga
kenaikan
pertemuan
presentase
II
yang
signifikan. Dimana pada persentase
pertemuan I yaitu 85,83% hingga
pertemuan II
yaitu
Aktivitas (%)
2
3
Siswa
Siswa
Mengama
bekerja
ti
sesuai
lingkunga
lembar
n sekolah
observas
i
91,66%. Tidak
semua siswa melaksanakan aktivitas
tersebut. Artinya aktivitas siswa pada
4
Siswa
mengum
pulkan
laporan
91.66
88, 75
terlaksana dengan baik karena tidak
Tabel 15 : Hasil Observasi Aktivitas
Siswa Kelas Eksperimen
1
Menempat
kan
Diri pada
Kelompok
Rerata Total
semua aktivitas siswa kelas eksperimen
Tabel 15 berikut :
Pertemu
an
50.00
II
I
yang
I
pertemuan kedua kelas eksperimen
mengalami perbedaan.
PEMBAHASAN
11
Hasil
analisis
dengan
uji-t
pembelajaran. Peningkatan hasil belajar
diperoleh nilai sig. (2- tailed) untuk data
yang terdapat di atas sesuai dengan
posttest kelas kontrol dan eksperimen
penelitian relevan oleh Marjan, (2014),
adalah 0.000 < 0,05 (α) dengan
menyimpulkan
keputusan tolak H0 artinya data berbeda
perbedaan
signifikan. Berarti siswa pada kelas
saintifik lebih baik dari pada model
kontrol dan kelas eksperimen memiliki
pembelajaran
hasil belajar yang berbeda pada materi
meningkatkan hasil belajar siswa.
bahwa
terdapat
pembelajaran
pendekatan
langsung
dalam
ekosistem. Hal ini dapat dilihat dari
Berdasarkan hasil uji-t data N-
rerata nilai posttest kelas kontrol 67,67
Gain diperoleh nilai Sig. (2-tailed)
dan
rerata posttest kelas eksperimen
0,001 untuk N-Gain pada kelas kontrol
78,11. Nilai posstest pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen adalah 0,001 <
lebih rendah dibandingkan dengan nilai
0,05 (α),
posstest pada kelas eksperimen, hal ini
adalah tolak H0 yang artinya terdapat
terjadi karena pada kelas kontrol siswa
perbedaan yang signifikan antara N-
cenderung lebih pasif dikelas dengan
Gain
hanya
eksperimen. Hal ini terjadi karena pada
mendengarkan
ceramah/penjelasan materi dari guru
kelas
saja
metode
selama
berlansung.
proses
Sedangkan
pembelajaran
kelas
kontrol
kontrol
hanya
konvensional
dan
kelas
menggunakan
dan
kelas
kelas
eksperimen mengunakan pendekatan
eksperimen siswa cenderung lebih aktif
saintifik. Hal ini sesuai dengan pendapat
dikelas dan rasa ingin tahunya lebih
Rasyid
tinggi, dimana siswa sering bertanya
meningkatnya
pada
terhadap materi yang diajarkan terlihat
saat
proses
pada
Keputusan yang diperoleh
pembelajaran
(2007),
menyatakan
pemahaman
berlansung. Hal ini sesuai dengan
dari
pendapat
menyatakan
pembelajaran maupun hasil belajar. Hal
dengan model pembelajaran yang aktif
ini tidak terlepas dari keaktifan siswa
dapat mendorong siswa untuk aktif
dalam belajar serta motivasi yang
berpartisipasi
proses
diberikan guru dalam proses belajar,
menghargai
sehingga mendapatkan hasil yang baik
Lie
pembelajaran,
(2005),
dalam
bisa
pendapat orang lain, bisa bekerjasama,
sehingga
siswa
memahami
peningkatan
hasil
siswa
proses
pula.
materi
12
Penelitian yang dilakukan oleh
(Slavin, 2005), dalam pembelajaran
Machin. (2014), menyimpulkan bahwa
dengan model discovery learning siswa
penerapan
pendekatan
didorong untuk belajar sebagian besar
berpengaruh
positif
belajar siswa
psikomotorik
saintifik
terhadap
hasil
melalui keterlibatan aktif mereka sendiri
kognitif, afektif dan
dengan konsep-konsep dan prinsip-
serta
telah
mencapai
prinsip, dan guru mendorong siswa
ketuntasan klasikal yang ditetapkan. Hal
untuk
ini
melakukan
percobaan
Permendikbud No 65 (2013) yang
memungkinkan
mereka
mengatakan bahwa pendekatan saintifik
prinsip-prinsip
untuk
adalah
sendiri.
sejalan
dengan
proses
dirancang
pendapat
pembelajaran
agar siswa secara
yang
aktif
memiliki
pengalaman
Berdasarkan
dan
yang
menemukan
diri
hasil
mereka
observasi
mengkontruksi konsep, hukum, atau
aktivitas guru yang diamati pada kelas
prinsip yang ditemukan melalui tahap-
kontrol terdapat sebelas aktivitas yaitu
tahap antara lain mengidentifikasi atau
guru
menemukan
melakukan
masalah,
masalah,
merumuskan
merumuskan
hipotesis,
melakukan
orientasi;
guru
apersepsi;
guru
siswa;
guru
memotivasikan
mengumpulkan data dengan berbagai
menyampaikan tujuan pembelajaran;
teknik,
menarik
guru menjelaskan materi pembelajaran;
kesimpulan dan mengkomunikasikan
guru memberikan kesempatan bertanya
kosep,
kepada
menganalisis
hukum
data,
atau
prinsip
yang
ditemukan.
tanggapan
Berdasarkan
Pratiwi
(2014),
Pembelajaran
siswa;
hasil
juga
penelitian
menyatakan
menggunakan
model
discovery learning dengan pendekatan
guru
pertanyaan
memberikan
siswa;
guru
memberikan pertanyaan kepada siswa;
guru
membimbing
siswa
menarik
kesimpulan; guru melakukan evaluasi;
guru menutup pembelajaran.
saintifik memberikan pengaruh terhadap
Aktivitas guru yang diamati pada
peningkatan keterampilan berpikir kritis
kelas eksperimen terdapat enam belas
siswa sebesar 28,23% pada materi
aktivitas
larutan elektrolit dan non elektrolit di
motivasi;
kelas X MIPA SMA Negeri 7 Pontianak.
pembelajaran yang akan dicapai; guru
Hal ini sesuai pendapat Wilcox dalam
mengkondisikan siswa untuk duduk
yaitu
orientasi;
apersepsi;
menginformasikan
tujuan
13
pada kelompok yang telah ditentukan;
dikarenakan pada kelas eksperimen
guru membimbing dan mengarahkan
guru dan siswa saling berinteraksi,
siswa
sehingga langkah-langkah pendekatan
melakukan
lingkungan
observasi
sekolah;
di
guru
saintifik
meningkat
dengan
baik
menginstruksikan kepada setiap siswa
dibandingkan dengan kelas kontrol
untuk mendiskusikan hasil yang mereka
yang
dapat dalam kelompoknya masing-
ceramah dan tidak adanya interaksi
masing; guru mengarahkan siswa untuk
antar siswa. Menurut Sardiman (2012)
mengerjakan
LKS
anggota
belajar adalah berbuat, berbuat untuk
kelompok
masing-masing;
guru
mengubah tingkah laku, jadi melakukan
mengarahkan siswa berdiskusi; guru
kegiatan tidak ada belajar jika tidak ada
bertanggung jawab melakukan monitor
aktivitas.
dengan
terhadap aktivitas siswa selama diskusi;
hanya
Secara
menggunakan
keseluruhan
metode
penerapan
guru mengarahkan kelompok untuk
pendekatan saintifik berpengaruh positif
mempresentasikan didepan kelas; guru
terhadap proses pembelajaran karena
melakukan penilaian hasil kerja siswa;
selain meningkatkan hasil belajar siswa,
guru bertanya jawab tentang hal-hal
juga dapat membantu siswa lebih aktif
yang belum diketahui siswa; guru
dalam proses belajar.
bersama
siswa
meluruskan
memberikan
bertanya
kesalahan
jawab
penguatan
membuat kesimpulan; guru menutup
pelajaran dengan berdo’a sesuai dengan
agama dan keyakinan masing-masing.
Rerata persentase aktivitas guru pada
kelas kontrol adalah 87,00% sedangkan
rerata persentase aktivitas guru pada
eksperimen
adalah
95,00%.
Sehingga aktivitas guru pada kelas
eksperimen
lebih
Berdasarkan
dan
penyimpulan; guru membimbing siswa
kelas
KESIMPULAN
pemahaman,
meningkat
dibandingkan kelas kontrol. Hal ini
penelitian
yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh pendekatan
saintifik terhadap hasil belajar siswa
pada materi ekosistem di kelas VII SMP
N 06 Pekanbaru. Peningkatan hasil
belajar dapat dilihat dari rerata nilai NGain. N-Gain kelas eksperimen yaitu
sebesar 0,48 termasuk dalam kategori
sedang dan kelas kontrol yaitu sebesar
0,34 termasuk dalam kategori sedang.
Berdasarkan hasil uji-t N-Gain 0,001 <
0,05
diketahui
terdapat
perbedaan
14
signifikan antara kelas kontrol dengan
kelas eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.
S.
(2013).
Prosedur
Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta
Anderson. L.W. & Kratwhol, D. R.
(2010).
Pembelajaran,
pengajaran, dan
Asessmen.
Pustaka Belajar : Yogyakarta.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan
Pembelajaran.
Alfabeta:
Bandung
Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar
dan Pembelajaran. Rineka Cipta :
Jakarta
Djamarah & Saiful. B.(2002). Psikologi
Belajar. Rineka Cipta : Jakarta
Fraenkel & Wallen. (2007). How To
Design and Evaluate Research
In Education: Mc Grawhill.
Singapore.
Lie, A. (2005). Cooperatif Learning.
Gramedia: Jakarta
Machin. A (2014). Implementasi
Pendekatan
Saintifik,
Penanaman
Karakter
dan
Konservasi Pada Pembelajaran
Materi Pertumbuhan. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, Vol 3
No 1 Hal : 28 – 35.
Marjan,
J.
(2014).
Pengaruh
Pembelajaran
Pendekatan
Saintifik Terhadap Hasil Belajar
Biologi dan Keterampilan Proses
Sains Siswa. Jurnal Program
Pascasarjana
Universitas
Pendidikan Ganesha. Vol 4 No 2
Hal : 1-12.
Meltzer, D.E. (2009). “The Relationship
Between Matematic Preparation
and Conceptual Learning Gains
in physicn : A possible “hidden
variable” in diagnostic present
score”. American Journal of
Physic. Vol. 70 No. 12 hal 12591268.
Nurul, H. (2013). Pengertian dan
Langkah-Langkah
Saintifik.
Tersedia,
pada
:
www.nurulhidayah.net/879. 19
November 2015
OECD. (2012). Pisa 2009 Tehnikal
Report.
PISA.
OECD
Publihing.Tersedia,
pada:
www.pisa.oecd.org. Diakses [19
Nopember 2015]
Permendikbud No 65 tahun (2013).
Standar
Proses
Untuk
Jenjang
Pendidikan
Dasar dan Menengah. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia : Jakarta
Pratiwi,
F.
(2014).
Pengaruh
penggunaan model discovery
Learning dengan pendekatan
saintifik terhadap keterampilan
berpikir kritis siswa SMA,
Skripsi mahasiswa Universitas
Tanjungpura.
Rasyid, H. (2007). Penilaian Hasil
Belajar.
Wacana
Prima:
Bandung.
Sardiman. (2014). Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Raja Grafindo Persada: Jakarta
Sagala. (2009). Konsep dan Makna
Pembelajaran. Alfabeta: Bandung
15
Sisdiknas No 20 Tahun (2013). Sistem
Dan Visi Misi Pendidikan
Nasional.
Departemen
Pendidikan : Jakarta
Slameto. (2009). Belajar dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhi.
Rineka Cipta : Jakarta.
Yance, R.D., Ramli, E.& Mufit, F.
(2013). Pengaruh Model Project
Based Learning (PBL) Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Batipuh
Kabupaten Tanah Datar. Jurnal
ejournal unesa. Vol. 4 No 1.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya.
Rineka Cipta. Jakarta.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative
Learning Teori, Riset dam
Praktik diterjemahkan oleh
Narilita Yusron. Bandung: Nusa
Media.
Sudjana, N. (2009). Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar. Sinar
Baru Gensindo : Bandung.
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk
Penelitian. Alfabeta : Jakarta
Sumiati. (2007). Metode Pembelajaran.
Wacana Prima. Bandung.
Trianto. (2009). Mendesain Model
Pembelajaran
InovatifProgresif, Konsep, Landasan,
dan Implementasinya Pada
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP). Kencana :
Jakarta
Widiyati, E. (2012). Penggunaan Teka
Teki Silang (Crossword Puzzle)
Untuk Meningkatkan Motivasi
Dan Pemahaman Konsep Sistem
Pernapasan Manusia Pada Siswa
Kelas VIII SMP Budi Luhur
Pekanbaru, Skripsi mahasiswa
Universitas Lancang Kuning.
Tidak Diterbitkan
16
SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII
SMP NEGERI 06 PEKANBARU T.A 2015/2016
*Mariana
**Ferdiana Suryani
mariana@Unilak.ac.id
*Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning
**Alumni Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning
ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik
terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas
VII SMP Negeri 06 Pekanbaru pada semester genap bulan Mei Tahun Ajaran
2015/2016. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen the matching
only pretest-posttest control group. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII 3 dan VII5
dengan jumlah masing-masing kelas 30 siswa, yang diambil dengan teknik simple
random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pretest, posttest dan lembar
observasi aktivitas guru dan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah
Independent 2 Samples t-test. Rerata N-gain pada kelas kontrol 0,34 (Sedang),
sedangkan pada kelas eksperimen 0,48 (Sedang). Berdasarkan hasil uji-t terdapat
perbedaan yang signifikan antara N-gain kelas kontrol dan eksperimen. Dengan
demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil
belajar siswa pada materi ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 06 Pekanbaru Tahun
Ajaran 2015/2016.
Kata Kunci : Ekosistem, Hasil Belajar, Pendekatan Saintifik
ABSTRACT : This study aims to determine the effect of the scientific approach to
student learning achievement at the ecosystem material. This research was conducted in
classes VII SMP Negeri 06 Pekanbaru in the second semester of the 2015/2016
Academic Year in May. The research design is quasi-experimental matching only the
pretest-posttest control desain. Samples were students in grade VII 3 and VII5 with the
number of each class of 30 students, who were taken by simple random sampling
technique. Data collected through pretest, posttest and observation sheet activities of
teachers and students. Data analysis technique used is 2 Independent Samples t-test.
The mean of N-gain of control class was 0.34 (moderate), while the experimental class
was 0.48 (moderate). Based on t-test results there are significant differences between
the N-gain control and experimental class. It can be concluded that there were
significant effect of scientific approach to student learning achievement at the
ecosystem material in class VII SMP Negeri 06 Pekanbaru academic years 2015/2016.
Keywords: Ecosystem, Learning Achievement, Scientific Approach
1
PENDAHULUAN
Undang-Undang
Indonesia memiliki pringkat 65 dari 128
Nomor
20
negara pada tahun 2010 dengan index
Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan
pengembangan
Nasional
bahwa
0,947, sedangkan pada tahun 2011
berfungsi
peringkat Indonesia turun ke peringkat
menyebutkan,
pendidikan
nasional
mengembangkan
sebesar
dan
69 dari 127 Negara yang disurvei
peradaban
dengan nilai indeks pengembangan
bangsa yang bermartabat dalam rangka
pendidikan sebesar 0,934 (EFA, 2011),
mencerdaskan
kehidupan
Sedangkan hasil riset Organisation For
Pendidikan
bertujuan
membentuk
kemampuan
pendidikan
watak
serta
bangsa.
untuk
Economic
Cooperation
And
mengembangkan potensi peserta didik
Development (OECD), menunjukkan
agar menjadi manusia yang beriman dan
bahwa Indonesia memiliki kemampuan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
sains pada peringkat 60 dengan nilai
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
383(OECD, 2012).
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
Peraturan
menteri
pendidikan
warga negara yang demokratis serta
nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang
bertanggung jawab. Pendidikan adalah
standar proses pendidikan menyebutkan
salah
bahwa : standar proses untuk satuan
satu
bentuk
perwujudan
kebudayaan manusia yang dinamis dan
pendidikan
sarat perkembangan. Oleh karena itu,
mencangkup
proses
pembelajaran.
perubahan
Pelaksanaan
proses
pembelajaran,
atau
perkembangan
dasar
dan
menengah
pendidikan adalah hal yang memang
penilaian hasil belajar dan pengawasan
seharusnya
proses
terjadi
sejalan
dengan
perubahan budaya kehidupan.
Namun
dalam
pembelajaran.
keragaman
latar
Mengingat
belakang
dan
kenyataannya
karateristik siswa, serta tuntutan untuk
rencana startegi kerja (renstra) kerja
menghasilkan lulusan yang bermutu,
2010-2014 dalam
proses
pendidikan tidak
pembelajaran
setiap
satuan
berjalan dengan baik. Hal ini terlihat
pendidikan dasar dan menengah harus
dari
dilakukan
interaktif, inspiratif, menyenangkan dan
Edication For All (EFA) bahwa terjadi
memotivasi siswa untuk berpartisipasi
proses dormansi bahkan penurunan,
aktif serta memberikan ruang lingkup
dalam
yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas,
hasil
survai
sistem
yang
pendidikan,
dimana
2
dan kemandirian sesuai dengan bakat,
merumuskan masalah, mengajukan atau
minat, dan perkembangan fisik serta
merumuskan hipotesis, mengumpulkan
psikologi siswa ( Permendikbud, 2014).
data
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan
melalui
wawancara
dan
dengan
berbagai
teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan
dan mengomunikasikan konsep, hukum
pengamatan langsung di SMP Negeri 06
atau
prinsip
Pekanbaru, dalam proses pembelajaran
(Permendikbud Nomor 81a (2013).
terdapat kendala – kendala, diantaranya
hasil
belajar
Berdasarkan Uraian Di Atas,
Telah Dilakukan Penelitian Dengan
kondisi tersebut terlihat jelas dari rata-
Judul “Pengaruh Pendekatan Saintifik
rata
tentang
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
ekosistem yang dilakukan sebelumnya
Materi Ekosistem Di Kelas VII SMP
sebanyak 300 siswa ( 66,66 %) dari 10
Negeri 06 Pekanbaru T.A 2015/2016”.
ulangan
masih
ditemukan
rendah.
nilai
siswa
yang
harian
kelas yang mencapai KKM 75.
Menurut Gagne dalam Dimyati
Hal ini di indikasikan dengan
& Mudjiono (2013), belajar merupakan
tidak adanya siswa yang bertanya hal-
kegiatan yang kompleks. Hasil belajar
hal yang belum jelas kepada teman saat
berupa
diskusi, hampir semua siswa masih
orang
terpaku pada buku paket, tidak ada
pengetahuan, sikap, dan nilai.
siswa yang mengajukan pertanyaan
berkaitan
dengan
disampaikan
karena
kapabilitas.
memiliki
belajar
keterampilan,
Menurut Bloom dalam Anderson
materi
yang
& Kratwhol (2010) Hasil belajar pada
dalam
proses
dasarnya adalah hasil yang di capai oleh
pembelajaran guru masih menggunakan
siswa
metode ceramah dan tanya jawab,
belajar,
terutama dalam ekosistem.
merupakan
Pendekatan
Setelah
mengikuti
dimana
hasil
gambaran
kegiatan
tersebut
penguasaan
adalah
pengetahuan dan keterampilan siswa
proses pembelajaran yang dirancang
yang berwujud skor dari hasil tes yang
sedemikian rupa agar peserta didik
digunakan
secara aktif mengonstruksi konsep,
keberhasilan siswa dalam menguasai
hukum atau prinsip melalui tahapan-
bahan pelajaran yang telah diberikan
tahapan mengamati (untuk mengiden-
sebelumnya oleh guru.
tifikasi
atau
saintifik
setelah
menemukan
sebagai
pengukur
masalah),
3
Pembelajaran melalui pendekatan
mengajukan
pertanyaan:
saintifik adalah proses pembelajaran
pertanyaan tentang yang hasil
yang dirancang sedemikian rupa agar
pengamatan objek yang konkrit
peserta didik secara aktif mengonstruksi
sampai
konsep, hukum atau prinsip melalui
berkenaan dengan fakta, konsep,
tahapan-tahapan
prosedur, atau pun hal lain yang
mengamati
mengidentifikasi
masalah),
atau
(untuk
menemukan
merumuskan
masalah,
kepada
yang
abstra
lebih abstrak.
3) Mengumpulkan Informasi
mengajukan atau merumuskan hipo-
Kegiatan ini dilakukan dengan
tesis,
dengan
menggali dan mengumpulkan
berbagai teknik, menganalisis data,
informasi dari berbagai sumber
menarik
dan
melalui berbagai cara. Untuk
mengomunikasikan konsep, hukum atau
siswa dapat membaca buku yang
prinsip yang ditemukan (Permendikbud
lebih banyak, memperhatikan
Nomor 81a (2013).
fenomena atau objek yang lebih
mengumpulkan
data
kesimpulan
Tahapan yang dilakukan dengan
menggunakan
pendekatan
saintifik
dalam pembelajaran IPA akan diuraikan
sebagai berikut :
Metode
mengamati
mengutamakan
proses
kebermaknaan
pembelajaran
(meaningfull learning).
2) Menanya
guru
eksperimen.
4) Mengasosiasikan/
Mengolah
Informasi/Menalar
1) Mengamati (Observasi)
Dalam
teliti, atau bahkan melakukan
Kegiatan
“mengasosiasi/
mengolah informasi/ menalar”
dalam
kegiatan pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam
Permendikbud
Nomor
81a
Tahun 2013, adalah memproses
kegiatan
mengamati,
informasi
yang
sudah
membuka
kesempatan
dikumpulkan baik terbatas dari
secara luas kepada peserta didik
hasil
kegiatan
untuk bertanya mengenai apa
mengumpulkan/eksperimen
yang sudah dilihat, disimak,
maupun
dibaca atau dilihat. Guru perlu
mengamati
membimbing siswa untuk dapat
mengumpulkan informasi.
hasil
dari
dan
kegiatan
kegiatan
4
5) Menarik kesimpulan
terikat
satu
variabel
bebas.
Setelah menemukan keterkaitan
Sedangkan populasi dalam penelitian ini
antar informasi dan menemukan
adalah seluruh siswa SMP Negeri 06
berbagai pola dari keterkaitan
Pekanbaru kelas VII yang terdiri dari 10
tersebut,
kelas dengan jumlah siswa 300 orang.
selanjutnya
bersama-sama
secara
dalam
satu
Untuk sampel penelitian digunakan 2
kesatuan kelompok, atau secara
kelas, penentuan sampel mengunakan
individual membuat kesimpulan.
tehnik
6) Mengkomunikasikan
simpele
random
sampling,
dimana yang dirandom adalah kelas.
Kegiatan ini dapat dilakukan
Pada penelitian ini kelas eksperimen
melalui
atau
mengunakan
yang
berpendekatan santifik sedangkan untuk
menuliskan
menceritakan
ditemukan
apa
dalam
kegiatan
mencari
kelas
pembelajaran
kontrol
menggunakan
informasi,
pembelajaran konvensional. Data dalam
dan
penelitian ini adalah data hasil belajar
menemukan pola. Hasil tersebut
siswa yang mengunakan tes pilihan
disampikan di kelas dan dinilai
ganda. Sebelum mengambil data dengan
oleh guru sebagai hasil belajar
menggunakan instrumen tes, terlebih
peserta didik atau kelompok
dahulu dilakukan
peserta didik tersebut.
validitas, yaitu validitas butir soal.
mengasosiasikan
Adapun
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
Matching Only Pretest-Posttest control
group design. Desain ini menggunakan
utuh
subjek
yang
telah
ditentukan, memberi pretest, mengelola
kondisi perlakuan pada satu kelompok,
dan memberinya posttest (Fraenkel &
Wallen, 2008).
Adapun
untuk
analisis
data
pada
penelitian ini menggunakan analisis
penelitian kuasi eksperimen dengan The
secara
dan
deskriptif. Untuk analisis deskriptif,
peneliti
akan
mendiskripsikan
data
tentang hasil belajar siswa, dimana
masing masing akan dideskrifsikan
dalam bentuk tabel distribusi. Analisis
diskriptif berdasarkan rata-rata sekor
ideal.
Sebelum
melakukan
analisis
hipotesis terlebih dahulu melakukan uji
prasyarat analisis yang terdiri dari, uji
variabel
dalam
normalitas, uji homogenitas data dan uji
penelitian ini terdiri dari dua variabel
5
antara
variabel
terikat.
Dari
uji
persyaratan analisis yang dilakukan
Kontrol
0.195
0.05
Terima H0
Normal
Eksperime
n
0.589
0.05
Terima H0
Normal
diperoleh bahwa data berdistri normal
dan homogen.
Berdasarkan tabel 2 di atas,
dapat dilihat bahwa untuk uji normalitas
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan
penelitian
data pretest pada kelas kontrol dan kelas
yang
telah dilakukan pada bulan Mei 2016
dikelas VII5 sebagai kelas eksperimen
dan
VII3
sebagai
kelas
kontrol,
didapatkan data pretest pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen seperti
pada tabel berikut:
Kelas
Ideal
1
Kontrol
2
Eksperime
n
30
100
30
100
Berdasarkan
Min
20,0
0
36,6
7
tabel
36,67
Rerata
Max
66,67
49,44
70.00
57,22
di
atas,
sedangkan
70,00
eksperimen 0.589 > 0.05 sehingga pada
masing-masing
kelas
diperoleh
keputusan terima H0 yang artinya data
sedangkan
mengetahui varian data. Berdasarkan
levene test pada kelas kontrol dan
eksperimen diperoleh data seperti Tabel
dibawah ini :
Tabel 3 : Hasil Uji Homogenitas Data
Pretest
kelas
kontrol 20,00. Nilai maksimum kelas
eksperimen
nilai Asym. Sig (2-tailed) pada kelas
dengan menggunakan levene test untuk
diketahui bahwa nilai minimum kelas
eksperimen
untuk kelas kontrol 0.195 > 0.05 dan
normal. Data pretest kemudian diuji
Nilai
n
diperoleh nilai Asym. Sig (2-tailed)
berasal dari populasi yang berdistribusi
Tabel 1: Statistik Deskriptif Data
Pretest.
No
eksperimen dengan taraf signifikan 0.05
kelas
kontrol 66,67 dengan nilai ideal 100.
Jenis
data
Based on
trimmed
mean
α
Keputusan
Keterangan
Pretest
0.583
0.05
Terima H0
Homogen
Rerata kelas eksperimen adalah 49,44
dari 30 siswa sedangkan kelas kontrol
hasil uji homogenitas nilai based on
adalah 57,22 dari 30 siswa .
Tabel 2 : Hasil Uji Normalitas Data
Pretest
Kelas
Asym.sig
(2tailed)
α
Keputusan
Pada Tabel 3 di atas dapat dilihat
Keterangan
trimmed mean pada Levene test 0.583
dengan taraf signifikan 0.05 keputusan
yang diperoleh adalah terima H0 karena
6
nilai based on trimmed mean adalah
Tabel 5 : Statistik Deskriptif Data
Posttest
0.583 > 0.05, maka artinya bahwa data
pretest
kelas
kontrol
dan
kelas
No
Kelas
Hasil Belajar
n
Ideal
Min
Max
Rerata
eksperimen berasal dari varian yang
1
Kontrol
30
100
53,33
83,33
66,67
homogen.
2
Eksperimen
30
100
60,00
90,00
78,11
Data
pretest
diketahui
data
berdistribusi normal dan varian yang
homogen,
maka
dapat
keputusan
untuk
melakukan
hipotesis
komparatif
independent
2
diambil
uji
yaitu
samples.
uji-t
Uji-t
ini
berguna untuk mengetahui perbedaan
data pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Hasil uji-t kelas kontrol
dan kelas eksperimen tertera sebagai
Berdasarkan
tabel
di
atas,
diketahui bahwa nilai minimum kelas
eksperimen
60,00
sedangkan
kelas
kontrol 53,33. Nilai maksimum kelas
eksperimen
90,00
sedangkan
kelas
kontrol 83,33 dengan nilai ideal 100.
Rerata kelas eksperimen adalah 78,11
dari 30 siswa sedangkan kelas kontrol
adalah 66,27 dari 30 siswa.
Tabel 6 : Hasil Uji Normalitas Posttest
berikut :
Kelas
Tabel 4 : Hasil Uji-t Data Pretest
Jenis
Data
Sig. (2tailed)
α
Keputusan
Keterangan
Pretest
0.003
0.05
Tolak H0
berbeda
signifikan
Asymp.Sig(2tailed)
Keputusan
Keterangan
Kontrol
0,290
0,05
Terima H0
Normal
Eksperimen
0,223
0,05
Terima H0
Normal
Tabel
6.
menunjukkan
nilai
Hasil Uji-t seperti yang tertera
Asymp.Sig (2-tailed) kelas kontrol 0,290
pada Tabel 4 di atas menunjukkan nilai
dan kelas eksperimen 0,223. Keputusan
Sig. (2-tailed) untuk data pretest kelas
yang didapat adalah terima H0 karena
kontrol dan eksperimen adalah 0.003 <
nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05. Oleh
0.05 dengan keputusan tolak H0 artinya
karena itu dapat disimpulkan bahwa
bahwa siswa pada kelas kontrol dan
data posttest
eksperimen memiliki pengetahuan awal
kelas eksperimen berdistribusi normal.
yang berbeda pada konsep ekosistem.
kelas
pada kelas kontrol dan
Uji homogenitas menggunakan
Berdasarkan kelas kontrol dan
Levene test dilakukan untuk mengetahui
eksperimen
homogenitas varian data. Berdasarkan
diperoleh
posttest pada tabel dibawah ini.
rerata
uji Levene test terhadap data posttest
7
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
Sig. (2-tailed) untuk data posttest kelas
diperoleh data sebagai berikut:
kontrol dan kelas eksperimen adalah
0.000 < 0,05 dengan keputusan tolak H0
Tabel 7 : Rekapitulasi Hasil Uji
Homogenitas Posttest
yang berarti data berbeda signifikan. Ini
artinya siswa pada kelas kontrol dan
Jenis
Data
Based on
trimmed mean
α
Keputusan
Keterangan
Postest
0,327
0,05
terima H0
Homogen
kelas eksperimen memiliki hasil belajar
yang berbeda pada konsep ekosistem.
Tabel 9 : Rekapitulasi Rerata Nilai N-
Berdasarkan Tabel 7 hasil uji
Gain
homogenitas didapat nilai Based on
trimmedmean pada Levene test adalah
N-Gain
Kelas
N
Kontrol
Eksperimen
Nilai
Ideal
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimun
30
1.00
0,10
0,64
0,34
30
1.00
0,60
0,90
0,48
0,327 keputusan yang diambil adalah
terima H0 karena 0,327 > 0,05 maka
Rerata
NGain
dikatakan bahwa data posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen berasal
dari varian yang homogen.
Tabel 9 nilai N-Gain minimum
kelas kontrol adalah 0,10 sedangkan
Data posttest diketahui berasal
kelas eksperimen nilai minimum adalah
dari populasi yang berdistribusi normal
0,60. Hasil nilai maksimum N-Gain
dan mempunyai varian yang homogen,
kelas kontrol adalah 0,64 sedangkan
maka dapat diambil keputusan untuk
kelas
melakukan uji hipotesis komperatif
adalah 0,90. Rerata nilai N-Gain kelas
menggunakan
2
kontrol adalah 0,34 (kategori sedang)
samples. Hasil uji-t nilai posttest kelas
sedangkan rerata nilai N-Gain kelas
kontrol dan kelas eksperimen tertera
eksperimen
pada tabel berikut:
sedang).
Tabel 8 : Rekapitulasi Hasil Uji-t
Posttest
Tabel 10 : Hasi Uji Normalitas Data NGain
Jenis
data
Asimp.Sig
(2-tailed)
Posttest
0.000
Uji-t
α
0,05
independent
eksperimen
nilai
adalah
maksimum
0,48
(kategori
Keputusan
Keterangan
Kelas
Asymp.
Sig (2tailed)
α
Keputusan
Keterangan
Tolak H0
Berbeda
signifikan
Kontrol
0,287
0,05
Terima H0
Normal
Eksperimen
0,677
0,05
Terima H0
Normal
Hasil Uji-t seperti yang tertera
pada Tabel 8 di atas menunjukkan nilai
8
Berdasarkan Tabel 10 didapat
Data N-Gain yang telah diketahui
hasil uji normalitas N-Gain pada kelas
berdistribusi normal dan mempunyai
kontrol dan kelas eksperimen. Nilai
varian yang homogen, maka diambil
Asym. Sig. (2-tailed) untuk kelas kontrol
keputusan
adalah 0,287 > 0,05 dan nilai Asym. Sig
hipotesis komparatif menggunakan uji-
(2-tailed)
t, Hasil uji-t data N-Gain dapat dilihat
untuk
kelas
eksperimen
untuk
melakukan
uji
adalah 0,667 > 0,05 (α) sehingga pada
pada Tabel 12 berikut ini:
masing-masing
Tabel 12 : Hasil Uji-t Data N-Gain
kelas
diperoleh
keputusan terima H0 yang artinya data
berasal
dari
populasi
normal,
selanjutnya
homogenitas
data
homogenitas
ini
berdistribusi
dilakukan
uji
N-Gain.
Uji
berfungsi
data
uji
homogenitas
menggunakan uji Levene test. Hasil uji
homogenitas
kelas
eksperimen
Asymp.Sig
tailed)
N-Gain
untuk
mengetahui homogenitas varian data,
analisis
Jenis
data
dan
kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 11
di bawah ini:
Tabel 11 : Hasil Uji Homogenitas Data
N-Gain
0,001
Based on
trimmed mean
N-Gain
0,769
α
Keputusan
Keterangan
0,05
Terima H0
Homogen
0,0
5
Keputusa
n
Keterangan
Tolak H0
Berbeda
signifikan
Pada tabel 12 diperoleh nilai Sig.
(2-tailed) 0,000 untuk N-Gain pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen
adalah 0,001 < 0,05 (α),
Keputusan
yang diperoleh adalah tolak H0 yang
artinya terdapat perbedaan antara NGain kelas kontrol dan kelas ekperimen.
Berdasarkan analisis data yang
telah
Jenis
data
α
(2-
dilakukan,
diperoleh
rerata
aktivitas siswa kelas kontrol seperti
pada tabel dibawah ini.
Tabel 13 : Hasil Observasi Aktivitas
Berdasarkan
Tabel
11
dapat
dilihat hasil uji homogenitas data. Nilai
based on trimmed mean pada tabel
Levene test 0,769 > 0,05 (α), keputusan
yang diperoleh terima H0 artinya, data
N-Gain
kelas
kontrol
dan
kelas
eksperimen berasal dari varian yang
homogen.
Guru
Kelas
Pertemuan I
(%)
Pertemuan II
(%)
Rerata
(%)
Kontrol
Eksperimen
83%
91%
87.00%
90%
100%
95.00%
Berdasarkan Tabel 13 diketahui
aktivitas guru yang diamati pada kelas
kontrol terdapat sebelas aktivitas yaitu
9
Orientasi; guru melakukan apersepsi;
untuk mendiskusikan hasil yang mereka
guru
guru
dapat dalam kelompoknya masing-
menyampaikan tujuan pembelajaran;
masing; guru mengarahkan siswa untuk
guru menjelaskan materi pembelajaran;
mengerjakan
LKS
guru member kesempatan bertanya
kelompok
masing-masing
kepada siswa; guru memberi tanggapan
presentasi di depan kelas ; guru
pertanyaan siswa; guru memberikan
bertanggung jawab melakukan monitor
pertanyaan
terhadap
memotivasikan
kepada
membimbing
siswa;
siswa;
siswa
guru
menarik
dengan
aktivitas
anggota
siswa
dan
selama
menyelesaikan LKS; guru mengarahkan
kesimpulan; guru melakukan evaluasi;
kelompok
guru
hasil didepan kelas; guru melakukan
menutup
pembelajaran.
Pada
untuk
mempresentasikan
pertemuan I persentasenya mencapai
penilaian
hasil
83,00% pada pertemuan ini aktivitas
bersama
siswa
guru menghubungkan materi yang akan
meluruskan
dipelajari dengan materi sebelumnya
memberikan
dan guru bertanya hal-hal yang belum
penyimpulan; guru membimbing siswa
dimengerti
terlaksana
membuat kesimpulan; guru menutup
karena waktu yang digunakan tidak
pelajaran dengan berdo’a sesuai dengan
cukup selanjutnya pada pertemuan II
agama dan keyakinan masing-masing.
nilai
Pada
siswa
persentase
tidak
meningkat
dengan
kerja
siswa;
bertanya
kesalahan
guru
jawab
pemahaman,
penguatan
pertemuan
I
dan
persentasenya
91.00 % sedangkan pada aktivitas guru
mencapai 90,00% pada pertemuan ini
yang diamati pada kelas eksperimen
aktivitas
terdapat enam belas aktivitas yaitu
karena aktivitas ini akan dilaksanakan
orientasi;
pada
apersepsi;
motivasi;
aprsepsi
pertemuan
tidak
kedua
terlaksana
sedangkan
menginformasikan tujuan pembelajaran
pertemuan II mencapai 100% dengan
yang
rerata persentase 95,00%. Peningkatan
akan
dicapai;
guru
mengkondisikan siswa untuk duduk
aktivitas
pada kelompok yang telah ditentukan;
eksperimen
guru membimbing dan mengarahkan
aktivitas siswa. Aktivitas siswa pada
siswa untuk melakukan observasi di
kelas kontrol dan kelas eksperimen
lingkungan
dapat dilihat pada Tabel 14.
sekolah;
guru
menginstruksikan kepada setiap siswa
guru
juga
kelas
kontrol
dan
dipengaruhi
oleh
Tabel 14 : Hasil Observasi Aktivitas
Siswa Kelas Kontrol
10
Aktivitas (%)
1
Mencat
at
penjela
san
guru
Pertem
uan
2
Mengaju
kan
pertanya
an
3
Menja
wab
pertany
aan
4
Melaku
kan
evaluasi
Rerata
Persent
ase (%)
41.17
47,05
85,29
46,42
47,50
II
47,05
52,94
91,17
60,71
59.16
Rerata Total
53,33
Berdasarkan Tabel 14 terlihat
bahwa rerata persentase aktivitas siswa
diamati
terdapat
pada
empat
mengajukan
kelas
kontrol
aktivitas
yaitu
pernyataan;
menjawab
pertanyaan; mencatat penjelasan guru di
buku catatan; mengerjakan soal evaluasi
yang diberikan guru. Dari pertemuan I
hingga pertemuan II terdapat kenaikan
presentase yang signifikan. Dimana
pada persentase pertemuan I yaitu
47,50% hingga pertemuan II yaitu
59,16%. Tidak semua aktivitas siswa
kelas kontrol terlaksana dengan baik
karena
tidak
semua
siswa
yang
melaksanakan aktivitas tersebut. Hal ini
berbeda dengan aktivitas siswa kelas
eksperimen yang dapat dilihat pada
100
60.00
100
85.83
Pertemu
an
Menempat
kan
Diri pada
Kelomok
dengan
Cepat
93.33
Siswa
mengerja
kan LKS
Siswa
mendisk
usikan
LKS
Memper
sentasik
an hasil
diskusi
Rerata
Persent
ase %
100
100
76.66
Berdasarkan Tabel 15 terlihat
bahwa rerata persentase aktivitas siswa
yang diamati pada kelas eksperimen
terdapat
empat
aktivitas
yaitu
menempatkan diri dalam kelompoknya
dengan cepat;
observasi
mengerjakan lembar
pratikum
dengan
kelompoknya; pada pertemuan pertama
mengamati lingkungan sekolah dengan
kelompoknya, pada pertemuan kedua
mengerjakan
LKS
mempresentasikan
didepan
bersama
dan
kelas
kelompoknya; mengerjakan
soal evaluasi yang diberikan guru. Dari
pertemuan
terdapat
I
hingga
kenaikan
pertemuan
presentase
II
yang
signifikan. Dimana pada persentase
pertemuan I yaitu 85,83% hingga
pertemuan II
yaitu
Aktivitas (%)
2
3
Siswa
Siswa
Mengama
bekerja
ti
sesuai
lingkunga
lembar
n sekolah
observas
i
91,66%. Tidak
semua siswa melaksanakan aktivitas
tersebut. Artinya aktivitas siswa pada
4
Siswa
mengum
pulkan
laporan
91.66
88, 75
terlaksana dengan baik karena tidak
Tabel 15 : Hasil Observasi Aktivitas
Siswa Kelas Eksperimen
1
Menempat
kan
Diri pada
Kelompok
Rerata Total
semua aktivitas siswa kelas eksperimen
Tabel 15 berikut :
Pertemu
an
50.00
II
I
yang
I
pertemuan kedua kelas eksperimen
mengalami perbedaan.
PEMBAHASAN
11
Hasil
analisis
dengan
uji-t
pembelajaran. Peningkatan hasil belajar
diperoleh nilai sig. (2- tailed) untuk data
yang terdapat di atas sesuai dengan
posttest kelas kontrol dan eksperimen
penelitian relevan oleh Marjan, (2014),
adalah 0.000 < 0,05 (α) dengan
menyimpulkan
keputusan tolak H0 artinya data berbeda
perbedaan
signifikan. Berarti siswa pada kelas
saintifik lebih baik dari pada model
kontrol dan kelas eksperimen memiliki
pembelajaran
hasil belajar yang berbeda pada materi
meningkatkan hasil belajar siswa.
bahwa
terdapat
pembelajaran
pendekatan
langsung
dalam
ekosistem. Hal ini dapat dilihat dari
Berdasarkan hasil uji-t data N-
rerata nilai posttest kelas kontrol 67,67
Gain diperoleh nilai Sig. (2-tailed)
dan
rerata posttest kelas eksperimen
0,001 untuk N-Gain pada kelas kontrol
78,11. Nilai posstest pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen adalah 0,001 <
lebih rendah dibandingkan dengan nilai
0,05 (α),
posstest pada kelas eksperimen, hal ini
adalah tolak H0 yang artinya terdapat
terjadi karena pada kelas kontrol siswa
perbedaan yang signifikan antara N-
cenderung lebih pasif dikelas dengan
Gain
hanya
eksperimen. Hal ini terjadi karena pada
mendengarkan
ceramah/penjelasan materi dari guru
kelas
saja
metode
selama
berlansung.
proses
Sedangkan
pembelajaran
kelas
kontrol
kontrol
hanya
konvensional
dan
kelas
menggunakan
dan
kelas
kelas
eksperimen mengunakan pendekatan
eksperimen siswa cenderung lebih aktif
saintifik. Hal ini sesuai dengan pendapat
dikelas dan rasa ingin tahunya lebih
Rasyid
tinggi, dimana siswa sering bertanya
meningkatnya
pada
terhadap materi yang diajarkan terlihat
saat
proses
pada
Keputusan yang diperoleh
pembelajaran
(2007),
menyatakan
pemahaman
berlansung. Hal ini sesuai dengan
dari
pendapat
menyatakan
pembelajaran maupun hasil belajar. Hal
dengan model pembelajaran yang aktif
ini tidak terlepas dari keaktifan siswa
dapat mendorong siswa untuk aktif
dalam belajar serta motivasi yang
berpartisipasi
proses
diberikan guru dalam proses belajar,
menghargai
sehingga mendapatkan hasil yang baik
Lie
pembelajaran,
(2005),
dalam
bisa
pendapat orang lain, bisa bekerjasama,
sehingga
siswa
memahami
peningkatan
hasil
siswa
proses
pula.
materi
12
Penelitian yang dilakukan oleh
(Slavin, 2005), dalam pembelajaran
Machin. (2014), menyimpulkan bahwa
dengan model discovery learning siswa
penerapan
pendekatan
didorong untuk belajar sebagian besar
berpengaruh
positif
belajar siswa
psikomotorik
saintifik
terhadap
hasil
melalui keterlibatan aktif mereka sendiri
kognitif, afektif dan
dengan konsep-konsep dan prinsip-
serta
telah
mencapai
prinsip, dan guru mendorong siswa
ketuntasan klasikal yang ditetapkan. Hal
untuk
ini
melakukan
percobaan
Permendikbud No 65 (2013) yang
memungkinkan
mereka
mengatakan bahwa pendekatan saintifik
prinsip-prinsip
untuk
adalah
sendiri.
sejalan
dengan
proses
dirancang
pendapat
pembelajaran
agar siswa secara
yang
aktif
memiliki
pengalaman
Berdasarkan
dan
yang
menemukan
diri
hasil
mereka
observasi
mengkontruksi konsep, hukum, atau
aktivitas guru yang diamati pada kelas
prinsip yang ditemukan melalui tahap-
kontrol terdapat sebelas aktivitas yaitu
tahap antara lain mengidentifikasi atau
guru
menemukan
melakukan
masalah,
masalah,
merumuskan
merumuskan
hipotesis,
melakukan
orientasi;
guru
apersepsi;
guru
siswa;
guru
memotivasikan
mengumpulkan data dengan berbagai
menyampaikan tujuan pembelajaran;
teknik,
menarik
guru menjelaskan materi pembelajaran;
kesimpulan dan mengkomunikasikan
guru memberikan kesempatan bertanya
kosep,
kepada
menganalisis
hukum
data,
atau
prinsip
yang
ditemukan.
tanggapan
Berdasarkan
Pratiwi
(2014),
Pembelajaran
siswa;
hasil
juga
penelitian
menyatakan
menggunakan
model
discovery learning dengan pendekatan
guru
pertanyaan
memberikan
siswa;
guru
memberikan pertanyaan kepada siswa;
guru
membimbing
siswa
menarik
kesimpulan; guru melakukan evaluasi;
guru menutup pembelajaran.
saintifik memberikan pengaruh terhadap
Aktivitas guru yang diamati pada
peningkatan keterampilan berpikir kritis
kelas eksperimen terdapat enam belas
siswa sebesar 28,23% pada materi
aktivitas
larutan elektrolit dan non elektrolit di
motivasi;
kelas X MIPA SMA Negeri 7 Pontianak.
pembelajaran yang akan dicapai; guru
Hal ini sesuai pendapat Wilcox dalam
mengkondisikan siswa untuk duduk
yaitu
orientasi;
apersepsi;
menginformasikan
tujuan
13
pada kelompok yang telah ditentukan;
dikarenakan pada kelas eksperimen
guru membimbing dan mengarahkan
guru dan siswa saling berinteraksi,
siswa
sehingga langkah-langkah pendekatan
melakukan
lingkungan
observasi
sekolah;
di
guru
saintifik
meningkat
dengan
baik
menginstruksikan kepada setiap siswa
dibandingkan dengan kelas kontrol
untuk mendiskusikan hasil yang mereka
yang
dapat dalam kelompoknya masing-
ceramah dan tidak adanya interaksi
masing; guru mengarahkan siswa untuk
antar siswa. Menurut Sardiman (2012)
mengerjakan
LKS
anggota
belajar adalah berbuat, berbuat untuk
kelompok
masing-masing;
guru
mengubah tingkah laku, jadi melakukan
mengarahkan siswa berdiskusi; guru
kegiatan tidak ada belajar jika tidak ada
bertanggung jawab melakukan monitor
aktivitas.
dengan
terhadap aktivitas siswa selama diskusi;
hanya
Secara
menggunakan
keseluruhan
metode
penerapan
guru mengarahkan kelompok untuk
pendekatan saintifik berpengaruh positif
mempresentasikan didepan kelas; guru
terhadap proses pembelajaran karena
melakukan penilaian hasil kerja siswa;
selain meningkatkan hasil belajar siswa,
guru bertanya jawab tentang hal-hal
juga dapat membantu siswa lebih aktif
yang belum diketahui siswa; guru
dalam proses belajar.
bersama
siswa
meluruskan
memberikan
bertanya
kesalahan
jawab
penguatan
membuat kesimpulan; guru menutup
pelajaran dengan berdo’a sesuai dengan
agama dan keyakinan masing-masing.
Rerata persentase aktivitas guru pada
kelas kontrol adalah 87,00% sedangkan
rerata persentase aktivitas guru pada
eksperimen
adalah
95,00%.
Sehingga aktivitas guru pada kelas
eksperimen
lebih
Berdasarkan
dan
penyimpulan; guru membimbing siswa
kelas
KESIMPULAN
pemahaman,
meningkat
dibandingkan kelas kontrol. Hal ini
penelitian
yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh pendekatan
saintifik terhadap hasil belajar siswa
pada materi ekosistem di kelas VII SMP
N 06 Pekanbaru. Peningkatan hasil
belajar dapat dilihat dari rerata nilai NGain. N-Gain kelas eksperimen yaitu
sebesar 0,48 termasuk dalam kategori
sedang dan kelas kontrol yaitu sebesar
0,34 termasuk dalam kategori sedang.
Berdasarkan hasil uji-t N-Gain 0,001 <
0,05
diketahui
terdapat
perbedaan
14
signifikan antara kelas kontrol dengan
kelas eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.
S.
(2013).
Prosedur
Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta
Anderson. L.W. & Kratwhol, D. R.
(2010).
Pembelajaran,
pengajaran, dan
Asessmen.
Pustaka Belajar : Yogyakarta.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan
Pembelajaran.
Alfabeta:
Bandung
Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar
dan Pembelajaran. Rineka Cipta :
Jakarta
Djamarah & Saiful. B.(2002). Psikologi
Belajar. Rineka Cipta : Jakarta
Fraenkel & Wallen. (2007). How To
Design and Evaluate Research
In Education: Mc Grawhill.
Singapore.
Lie, A. (2005). Cooperatif Learning.
Gramedia: Jakarta
Machin. A (2014). Implementasi
Pendekatan
Saintifik,
Penanaman
Karakter
dan
Konservasi Pada Pembelajaran
Materi Pertumbuhan. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, Vol 3
No 1 Hal : 28 – 35.
Marjan,
J.
(2014).
Pengaruh
Pembelajaran
Pendekatan
Saintifik Terhadap Hasil Belajar
Biologi dan Keterampilan Proses
Sains Siswa. Jurnal Program
Pascasarjana
Universitas
Pendidikan Ganesha. Vol 4 No 2
Hal : 1-12.
Meltzer, D.E. (2009). “The Relationship
Between Matematic Preparation
and Conceptual Learning Gains
in physicn : A possible “hidden
variable” in diagnostic present
score”. American Journal of
Physic. Vol. 70 No. 12 hal 12591268.
Nurul, H. (2013). Pengertian dan
Langkah-Langkah
Saintifik.
Tersedia,
pada
:
www.nurulhidayah.net/879. 19
November 2015
OECD. (2012). Pisa 2009 Tehnikal
Report.
PISA.
OECD
Publihing.Tersedia,
pada:
www.pisa.oecd.org. Diakses [19
Nopember 2015]
Permendikbud No 65 tahun (2013).
Standar
Proses
Untuk
Jenjang
Pendidikan
Dasar dan Menengah. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia : Jakarta
Pratiwi,
F.
(2014).
Pengaruh
penggunaan model discovery
Learning dengan pendekatan
saintifik terhadap keterampilan
berpikir kritis siswa SMA,
Skripsi mahasiswa Universitas
Tanjungpura.
Rasyid, H. (2007). Penilaian Hasil
Belajar.
Wacana
Prima:
Bandung.
Sardiman. (2014). Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Raja Grafindo Persada: Jakarta
Sagala. (2009). Konsep dan Makna
Pembelajaran. Alfabeta: Bandung
15
Sisdiknas No 20 Tahun (2013). Sistem
Dan Visi Misi Pendidikan
Nasional.
Departemen
Pendidikan : Jakarta
Slameto. (2009). Belajar dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhi.
Rineka Cipta : Jakarta.
Yance, R.D., Ramli, E.& Mufit, F.
(2013). Pengaruh Model Project
Based Learning (PBL) Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Batipuh
Kabupaten Tanah Datar. Jurnal
ejournal unesa. Vol. 4 No 1.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya.
Rineka Cipta. Jakarta.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative
Learning Teori, Riset dam
Praktik diterjemahkan oleh
Narilita Yusron. Bandung: Nusa
Media.
Sudjana, N. (2009). Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar. Sinar
Baru Gensindo : Bandung.
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk
Penelitian. Alfabeta : Jakarta
Sumiati. (2007). Metode Pembelajaran.
Wacana Prima. Bandung.
Trianto. (2009). Mendesain Model
Pembelajaran
InovatifProgresif, Konsep, Landasan,
dan Implementasinya Pada
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP). Kencana :
Jakarta
Widiyati, E. (2012). Penggunaan Teka
Teki Silang (Crossword Puzzle)
Untuk Meningkatkan Motivasi
Dan Pemahaman Konsep Sistem
Pernapasan Manusia Pada Siswa
Kelas VIII SMP Budi Luhur
Pekanbaru, Skripsi mahasiswa
Universitas Lancang Kuning.
Tidak Diterbitkan
16