PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP H

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII
SMP NEGERI 06 PEKANBARU T.A 2015/2016
*Mariana
**Ferdiana Suryani
mariana@Unilak.ac.id
*Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning
**Alumni Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning
ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik
terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas
VII SMP Negeri 06 Pekanbaru pada semester genap bulan Mei Tahun Ajaran
2015/2016. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen the matching
only pretest-posttest control group. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII 3 dan VII5
dengan jumlah masing-masing kelas 30 siswa, yang diambil dengan teknik simple
random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pretest, posttest dan lembar
observasi aktivitas guru dan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah
Independent 2 Samples t-test. Rerata N-gain pada kelas kontrol 0,34 (Sedang),
sedangkan pada kelas eksperimen 0,48 (Sedang). Berdasarkan hasil uji-t terdapat
perbedaan yang signifikan antara N-gain kelas kontrol dan eksperimen. Dengan
demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil
belajar siswa pada materi ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 06 Pekanbaru Tahun

Ajaran 2015/2016.
Kata Kunci : Ekosistem, Hasil Belajar, Pendekatan Saintifik
ABSTRACT : This study aims to determine the effect of the scientific approach to
student learning achievement at the ecosystem material. This research was conducted in
classes VII SMP Negeri 06 Pekanbaru in the second semester of the 2015/2016
Academic Year in May. The research design is quasi-experimental matching only the
pretest-posttest control desain. Samples were students in grade VII 3 and VII5 with the
number of each class of 30 students, who were taken by simple random sampling
technique. Data collected through pretest, posttest and observation sheet activities of
teachers and students. Data analysis technique used is 2 Independent Samples t-test.
The mean of N-gain of control class was 0.34 (moderate), while the experimental class
was 0.48 (moderate). Based on t-test results there are significant differences between
the N-gain control and experimental class. It can be concluded that there were
significant effect of scientific approach to student learning achievement at the
ecosystem material in class VII SMP Negeri 06 Pekanbaru academic years 2015/2016.
Keywords: Ecosystem, Learning Achievement, Scientific Approach

1

PENDAHULUAN

Undang-Undang

Indonesia memiliki pringkat 65 dari 128

Nomor

20

negara pada tahun 2010 dengan index

Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan

pengembangan

Nasional

bahwa

0,947, sedangkan pada tahun 2011


berfungsi

peringkat Indonesia turun ke peringkat

menyebutkan,

pendidikan

nasional

mengembangkan

sebesar

dan

69 dari 127 Negara yang disurvei

peradaban


dengan nilai indeks pengembangan

bangsa yang bermartabat dalam rangka

pendidikan sebesar 0,934 (EFA, 2011),

mencerdaskan

kehidupan

Sedangkan hasil riset Organisation For

Pendidikan

bertujuan

membentuk

kemampuan


pendidikan

watak

serta

bangsa.
untuk

Economic

Cooperation

And

mengembangkan potensi peserta didik

Development (OECD), menunjukkan

agar menjadi manusia yang beriman dan


bahwa Indonesia memiliki kemampuan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

sains pada peringkat 60 dengan nilai

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

383(OECD, 2012).

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

Peraturan

menteri

pendidikan

warga negara yang demokratis serta


nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang

bertanggung jawab. Pendidikan adalah

standar proses pendidikan menyebutkan

salah

bahwa : standar proses untuk satuan

satu

bentuk

perwujudan

kebudayaan manusia yang dinamis dan

pendidikan


sarat perkembangan. Oleh karena itu,

mencangkup

proses

pembelajaran.

perubahan

Pelaksanaan

proses

pembelajaran,

atau

perkembangan


dasar

dan

menengah

pendidikan adalah hal yang memang

penilaian hasil belajar dan pengawasan

seharusnya

proses

terjadi

sejalan

dengan


perubahan budaya kehidupan.
Namun

dalam

pembelajaran.

keragaman

latar

Mengingat

belakang

dan

kenyataannya


karateristik siswa, serta tuntutan untuk

rencana startegi kerja (renstra) kerja

menghasilkan lulusan yang bermutu,

2010-2014 dalam

proses

pendidikan tidak

pembelajaran

setiap

satuan

berjalan dengan baik. Hal ini terlihat

pendidikan dasar dan menengah harus

dari

dilakukan

interaktif, inspiratif, menyenangkan dan

Edication For All (EFA) bahwa terjadi

memotivasi siswa untuk berpartisipasi

proses dormansi bahkan penurunan,

aktif serta memberikan ruang lingkup

dalam

yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas,

hasil

survai

sistem

yang

pendidikan,

dimana

2

dan kemandirian sesuai dengan bakat,

merumuskan masalah, mengajukan atau

minat, dan perkembangan fisik serta

merumuskan hipotesis, mengumpulkan

psikologi siswa ( Permendikbud, 2014).

data

Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan

melalui

wawancara

dan

dengan

berbagai

teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan
dan mengomunikasikan konsep, hukum

pengamatan langsung di SMP Negeri 06

atau

prinsip

Pekanbaru, dalam proses pembelajaran

(Permendikbud Nomor 81a (2013).

terdapat kendala – kendala, diantaranya
hasil

belajar

Berdasarkan Uraian Di Atas,
Telah Dilakukan Penelitian Dengan

kondisi tersebut terlihat jelas dari rata-

Judul “Pengaruh Pendekatan Saintifik

rata

tentang

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

ekosistem yang dilakukan sebelumnya

Materi Ekosistem Di Kelas VII SMP

sebanyak 300 siswa ( 66,66 %) dari 10

Negeri 06 Pekanbaru T.A 2015/2016”.

ulangan

masih

ditemukan

rendah.

nilai

siswa

yang

harian

kelas yang mencapai KKM 75.

Menurut Gagne dalam Dimyati

Hal ini di indikasikan dengan

& Mudjiono (2013), belajar merupakan

tidak adanya siswa yang bertanya hal-

kegiatan yang kompleks. Hasil belajar

hal yang belum jelas kepada teman saat

berupa

diskusi, hampir semua siswa masih

orang

terpaku pada buku paket, tidak ada

pengetahuan, sikap, dan nilai.

siswa yang mengajukan pertanyaan
berkaitan

dengan

disampaikan

karena

kapabilitas.
memiliki

belajar

keterampilan,

Menurut Bloom dalam Anderson

materi

yang

& Kratwhol (2010) Hasil belajar pada

dalam

proses

dasarnya adalah hasil yang di capai oleh

pembelajaran guru masih menggunakan

siswa

metode ceramah dan tanya jawab,

belajar,

terutama dalam ekosistem.

merupakan

Pendekatan

Setelah

mengikuti

dimana

hasil

gambaran

kegiatan
tersebut

penguasaan

adalah

pengetahuan dan keterampilan siswa

proses pembelajaran yang dirancang

yang berwujud skor dari hasil tes yang

sedemikian rupa agar peserta didik

digunakan

secara aktif mengonstruksi konsep,

keberhasilan siswa dalam menguasai

hukum atau prinsip melalui tahapan-

bahan pelajaran yang telah diberikan

tahapan mengamati (untuk mengiden-

sebelumnya oleh guru.

tifikasi

atau

saintifik

setelah

menemukan

sebagai

pengukur

masalah),

3

Pembelajaran melalui pendekatan

mengajukan

pertanyaan:

saintifik adalah proses pembelajaran

pertanyaan tentang yang hasil

yang dirancang sedemikian rupa agar

pengamatan objek yang konkrit

peserta didik secara aktif mengonstruksi

sampai

konsep, hukum atau prinsip melalui

berkenaan dengan fakta, konsep,

tahapan-tahapan

prosedur, atau pun hal lain yang

mengamati

mengidentifikasi
masalah),

atau

(untuk

menemukan

merumuskan

masalah,

kepada

yang

abstra

lebih abstrak.
3) Mengumpulkan Informasi

mengajukan atau merumuskan hipo-

Kegiatan ini dilakukan dengan

tesis,

dengan

menggali dan mengumpulkan

berbagai teknik, menganalisis data,

informasi dari berbagai sumber

menarik

dan

melalui berbagai cara. Untuk

mengomunikasikan konsep, hukum atau

siswa dapat membaca buku yang

prinsip yang ditemukan (Permendikbud

lebih banyak, memperhatikan

Nomor 81a (2013).

fenomena atau objek yang lebih

mengumpulkan

data

kesimpulan

Tahapan yang dilakukan dengan
menggunakan

pendekatan

saintifik

dalam pembelajaran IPA akan diuraikan
sebagai berikut :
Metode

mengamati

mengutamakan
proses

kebermaknaan
pembelajaran

(meaningfull learning).
2) Menanya
guru

eksperimen.
4) Mengasosiasikan/

Mengolah

Informasi/Menalar

1) Mengamati (Observasi)

Dalam

teliti, atau bahkan melakukan

Kegiatan

“mengasosiasi/

mengolah informasi/ menalar”
dalam

kegiatan pembelajaran

sebagaimana disampaikan dalam
Permendikbud

Nomor

81a

Tahun 2013, adalah memproses
kegiatan

mengamati,

informasi

yang

sudah

membuka

kesempatan

dikumpulkan baik terbatas dari

secara luas kepada peserta didik

hasil

kegiatan

untuk bertanya mengenai apa

mengumpulkan/eksperimen

yang sudah dilihat, disimak,

maupun

dibaca atau dilihat. Guru perlu

mengamati

membimbing siswa untuk dapat

mengumpulkan informasi.

hasil

dari
dan

kegiatan
kegiatan

4

5) Menarik kesimpulan

terikat

satu

variabel

bebas.

Setelah menemukan keterkaitan

Sedangkan populasi dalam penelitian ini

antar informasi dan menemukan

adalah seluruh siswa SMP Negeri 06

berbagai pola dari keterkaitan

Pekanbaru kelas VII yang terdiri dari 10

tersebut,

kelas dengan jumlah siswa 300 orang.

selanjutnya

bersama-sama

secara

dalam

satu

Untuk sampel penelitian digunakan 2

kesatuan kelompok, atau secara

kelas, penentuan sampel mengunakan

individual membuat kesimpulan.

tehnik

6) Mengkomunikasikan

simpele

random

sampling,

dimana yang dirandom adalah kelas.

Kegiatan ini dapat dilakukan

Pada penelitian ini kelas eksperimen

melalui

atau

mengunakan

yang

berpendekatan santifik sedangkan untuk

menuliskan

menceritakan
ditemukan

apa
dalam

kegiatan

mencari

kelas

pembelajaran

kontrol

menggunakan

informasi,

pembelajaran konvensional. Data dalam

dan

penelitian ini adalah data hasil belajar

menemukan pola. Hasil tersebut

siswa yang mengunakan tes pilihan

disampikan di kelas dan dinilai

ganda. Sebelum mengambil data dengan

oleh guru sebagai hasil belajar

menggunakan instrumen tes, terlebih

peserta didik atau kelompok

dahulu dilakukan

peserta didik tersebut.

validitas, yaitu validitas butir soal.

mengasosiasikan

Adapun
METODE PENELITIAN
Penelitian

ini

merupakan

Matching Only Pretest-Posttest control
group design. Desain ini menggunakan
utuh

subjek

yang

telah

ditentukan, memberi pretest, mengelola
kondisi perlakuan pada satu kelompok,
dan memberinya posttest (Fraenkel &
Wallen, 2008).
Adapun

untuk

analisis

data

pada

penelitian ini menggunakan analisis

penelitian kuasi eksperimen dengan The

secara

dan

deskriptif. Untuk analisis deskriptif,
peneliti

akan

mendiskripsikan

data

tentang hasil belajar siswa, dimana
masing masing akan dideskrifsikan
dalam bentuk tabel distribusi. Analisis
diskriptif berdasarkan rata-rata sekor
ideal.

Sebelum

melakukan

analisis

hipotesis terlebih dahulu melakukan uji
prasyarat analisis yang terdiri dari, uji

variabel

dalam

normalitas, uji homogenitas data dan uji

penelitian ini terdiri dari dua variabel
5

antara

variabel

terikat.

Dari

uji

persyaratan analisis yang dilakukan

Kontrol

0.195

0.05

Terima H0

Normal

Eksperime
n

0.589

0.05

Terima H0

Normal

diperoleh bahwa data berdistri normal
dan homogen.

Berdasarkan tabel 2 di atas,
dapat dilihat bahwa untuk uji normalitas

HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan

penelitian

data pretest pada kelas kontrol dan kelas
yang

telah dilakukan pada bulan Mei 2016
dikelas VII5 sebagai kelas eksperimen
dan

VII3

sebagai

kelas

kontrol,

didapatkan data pretest pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen seperti
pada tabel berikut:

Kelas

Ideal
1

Kontrol

2

Eksperime
n

30

100

30

100

Berdasarkan

Min
20,0
0
36,6
7

tabel

36,67

Rerata
Max
66,67

49,44

70.00

57,22

di

atas,

sedangkan

70,00

eksperimen 0.589 > 0.05 sehingga pada
masing-masing

kelas

diperoleh

keputusan terima H0 yang artinya data

sedangkan

mengetahui varian data. Berdasarkan
levene test pada kelas kontrol dan
eksperimen diperoleh data seperti Tabel
dibawah ini :
Tabel 3 : Hasil Uji Homogenitas Data
Pretest

kelas

kontrol 20,00. Nilai maksimum kelas
eksperimen

nilai Asym. Sig (2-tailed) pada kelas

dengan menggunakan levene test untuk

diketahui bahwa nilai minimum kelas
eksperimen

untuk kelas kontrol 0.195 > 0.05 dan

normal. Data pretest kemudian diuji

Nilai

n

diperoleh nilai Asym. Sig (2-tailed)

berasal dari populasi yang berdistribusi

Tabel 1: Statistik Deskriptif Data
Pretest.
No

eksperimen dengan taraf signifikan 0.05

kelas

kontrol 66,67 dengan nilai ideal 100.

Jenis
data

Based on
trimmed
mean

α

Keputusan

Keterangan

Pretest

0.583

0.05

Terima H0

Homogen

Rerata kelas eksperimen adalah 49,44
dari 30 siswa sedangkan kelas kontrol

hasil uji homogenitas nilai based on

adalah 57,22 dari 30 siswa .
Tabel 2 : Hasil Uji Normalitas Data
Pretest
Kelas

Asym.sig
(2tailed)

α

Keputusan

Pada Tabel 3 di atas dapat dilihat

Keterangan

trimmed mean pada Levene test 0.583
dengan taraf signifikan 0.05 keputusan
yang diperoleh adalah terima H0 karena

6

nilai based on trimmed mean adalah

Tabel 5 : Statistik Deskriptif Data
Posttest

0.583 > 0.05, maka artinya bahwa data
pretest

kelas

kontrol

dan

kelas

No

Kelas

Hasil Belajar

n

Ideal

Min

Max

Rerata

eksperimen berasal dari varian yang

1

Kontrol

30

100

53,33

83,33

66,67

homogen.

2

Eksperimen

30

100

60,00

90,00

78,11

Data

pretest

diketahui

data

berdistribusi normal dan varian yang
homogen,

maka

dapat

keputusan

untuk

melakukan

hipotesis

komparatif

independent

2

diambil
uji

yaitu

samples.

uji-t

Uji-t

ini

berguna untuk mengetahui perbedaan
data pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Hasil uji-t kelas kontrol
dan kelas eksperimen tertera sebagai

Berdasarkan

tabel

di

atas,

diketahui bahwa nilai minimum kelas
eksperimen

60,00

sedangkan

kelas

kontrol 53,33. Nilai maksimum kelas
eksperimen

90,00

sedangkan

kelas

kontrol 83,33 dengan nilai ideal 100.
Rerata kelas eksperimen adalah 78,11
dari 30 siswa sedangkan kelas kontrol
adalah 66,27 dari 30 siswa.
Tabel 6 : Hasil Uji Normalitas Posttest

berikut :
Kelas

Tabel 4 : Hasil Uji-t Data Pretest
Jenis
Data

Sig. (2tailed)

α

Keputusan

Keterangan

Pretest

0.003

0.05

Tolak H0

berbeda
signifikan

Asymp.Sig(2tailed)

Keputusan

Keterangan

Kontrol

0,290

0,05

Terima H0

Normal

Eksperimen

0,223

0,05

Terima H0

Normal

Tabel

6.

menunjukkan

nilai

Hasil Uji-t seperti yang tertera

Asymp.Sig (2-tailed) kelas kontrol 0,290

pada Tabel 4 di atas menunjukkan nilai

dan kelas eksperimen 0,223. Keputusan

Sig. (2-tailed) untuk data pretest kelas

yang didapat adalah terima H0 karena

kontrol dan eksperimen adalah 0.003 <

nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05. Oleh

0.05 dengan keputusan tolak H0 artinya

karena itu dapat disimpulkan bahwa

bahwa siswa pada kelas kontrol dan

data posttest

eksperimen memiliki pengetahuan awal

kelas eksperimen berdistribusi normal.

yang berbeda pada konsep ekosistem.
kelas

pada kelas kontrol dan

Uji homogenitas menggunakan

Berdasarkan kelas kontrol dan

Levene test dilakukan untuk mengetahui

eksperimen

homogenitas varian data. Berdasarkan

diperoleh

posttest pada tabel dibawah ini.

rerata

uji Levene test terhadap data posttest

7

pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

Sig. (2-tailed) untuk data posttest kelas

diperoleh data sebagai berikut:

kontrol dan kelas eksperimen adalah
0.000 < 0,05 dengan keputusan tolak H0

Tabel 7 : Rekapitulasi Hasil Uji
Homogenitas Posttest

yang berarti data berbeda signifikan. Ini
artinya siswa pada kelas kontrol dan

Jenis
Data

Based on
trimmed mean

α

Keputusan

Keterangan

Postest

0,327

0,05

terima H0

Homogen

kelas eksperimen memiliki hasil belajar
yang berbeda pada konsep ekosistem.
Tabel 9 : Rekapitulasi Rerata Nilai N-

Berdasarkan Tabel 7 hasil uji

Gain

homogenitas didapat nilai Based on
trimmedmean pada Levene test adalah

N-Gain
Kelas

N

Kontrol
Eksperimen

Nilai
Ideal

Nilai
Minimum

Nilai
Maksimun

30

1.00

0,10

0,64

0,34

30

1.00

0,60

0,90

0,48

0,327 keputusan yang diambil adalah
terima H0 karena 0,327 > 0,05 maka

Rerata
NGain

dikatakan bahwa data posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen berasal
dari varian yang homogen.

Tabel 9 nilai N-Gain minimum
kelas kontrol adalah 0,10 sedangkan

Data posttest diketahui berasal

kelas eksperimen nilai minimum adalah

dari populasi yang berdistribusi normal

0,60. Hasil nilai maksimum N-Gain

dan mempunyai varian yang homogen,

kelas kontrol adalah 0,64 sedangkan

maka dapat diambil keputusan untuk

kelas

melakukan uji hipotesis komperatif

adalah 0,90. Rerata nilai N-Gain kelas

menggunakan

2

kontrol adalah 0,34 (kategori sedang)

samples. Hasil uji-t nilai posttest kelas

sedangkan rerata nilai N-Gain kelas

kontrol dan kelas eksperimen tertera

eksperimen

pada tabel berikut:

sedang).

Tabel 8 : Rekapitulasi Hasil Uji-t
Posttest

Tabel 10 : Hasi Uji Normalitas Data NGain

Jenis
data

Asimp.Sig
(2-tailed)

Posttest

0.000

Uji-t

α
0,05

independent

eksperimen

nilai

adalah

maksimum

0,48

(kategori

Keputusan

Keterangan

Kelas

Asymp.
Sig (2tailed)

α

Keputusan

Keterangan

Tolak H0

Berbeda
signifikan

Kontrol

0,287

0,05

Terima H0

Normal

Eksperimen

0,677

0,05

Terima H0

Normal

Hasil Uji-t seperti yang tertera
pada Tabel 8 di atas menunjukkan nilai
8

Berdasarkan Tabel 10 didapat

Data N-Gain yang telah diketahui

hasil uji normalitas N-Gain pada kelas

berdistribusi normal dan mempunyai

kontrol dan kelas eksperimen. Nilai

varian yang homogen, maka diambil

Asym. Sig. (2-tailed) untuk kelas kontrol

keputusan

adalah 0,287 > 0,05 dan nilai Asym. Sig

hipotesis komparatif menggunakan uji-

(2-tailed)

t, Hasil uji-t data N-Gain dapat dilihat

untuk

kelas

eksperimen

untuk

melakukan

uji

adalah 0,667 > 0,05 (α) sehingga pada

pada Tabel 12 berikut ini:

masing-masing

Tabel 12 : Hasil Uji-t Data N-Gain

kelas

diperoleh

keputusan terima H0 yang artinya data
berasal

dari

populasi

normal,

selanjutnya

homogenitas

data

homogenitas

ini

berdistribusi

dilakukan

uji

N-Gain.

Uji

berfungsi

data

uji

homogenitas

menggunakan uji Levene test. Hasil uji
homogenitas

kelas

eksperimen

Asymp.Sig
tailed)

N-Gain

untuk

mengetahui homogenitas varian data,
analisis

Jenis
data

dan

kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 11
di bawah ini:
Tabel 11 : Hasil Uji Homogenitas Data
N-Gain

0,001

Based on
trimmed mean

N-Gain

0,769

α

Keputusan

Keterangan

0,05

Terima H0

Homogen

0,0
5

Keputusa
n

Keterangan

Tolak H0

Berbeda
signifikan

Pada tabel 12 diperoleh nilai Sig.
(2-tailed) 0,000 untuk N-Gain pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen
adalah 0,001 < 0,05 (α),

Keputusan

yang diperoleh adalah tolak H0 yang
artinya terdapat perbedaan antara NGain kelas kontrol dan kelas ekperimen.
Berdasarkan analisis data yang
telah

Jenis
data

α

(2-

dilakukan,

diperoleh

rerata

aktivitas siswa kelas kontrol seperti
pada tabel dibawah ini.
Tabel 13 : Hasil Observasi Aktivitas

Berdasarkan

Tabel

11

dapat

dilihat hasil uji homogenitas data. Nilai
based on trimmed mean pada tabel
Levene test 0,769 > 0,05 (α), keputusan
yang diperoleh terima H0 artinya, data
N-Gain

kelas

kontrol

dan

kelas

eksperimen berasal dari varian yang
homogen.

Guru
Kelas

Pertemuan I
(%)

Pertemuan II
(%)

Rerata
(%)

Kontrol
Eksperimen

83%

91%

87.00%

90%

100%

95.00%

Berdasarkan Tabel 13 diketahui
aktivitas guru yang diamati pada kelas
kontrol terdapat sebelas aktivitas yaitu

9

Orientasi; guru melakukan apersepsi;

untuk mendiskusikan hasil yang mereka

guru

guru

dapat dalam kelompoknya masing-

menyampaikan tujuan pembelajaran;

masing; guru mengarahkan siswa untuk

guru menjelaskan materi pembelajaran;

mengerjakan

LKS

guru member kesempatan bertanya

kelompok

masing-masing

kepada siswa; guru memberi tanggapan

presentasi di depan kelas ; guru

pertanyaan siswa; guru memberikan

bertanggung jawab melakukan monitor

pertanyaan

terhadap

memotivasikan

kepada

membimbing

siswa;

siswa;

siswa

guru
menarik

dengan

aktivitas

anggota

siswa

dan

selama

menyelesaikan LKS; guru mengarahkan

kesimpulan; guru melakukan evaluasi;

kelompok

guru

hasil didepan kelas; guru melakukan

menutup

pembelajaran.

Pada

untuk

mempresentasikan

pertemuan I persentasenya mencapai

penilaian

hasil

83,00% pada pertemuan ini aktivitas

bersama

siswa

guru menghubungkan materi yang akan

meluruskan

dipelajari dengan materi sebelumnya

memberikan

dan guru bertanya hal-hal yang belum

penyimpulan; guru membimbing siswa

dimengerti

terlaksana

membuat kesimpulan; guru menutup

karena waktu yang digunakan tidak

pelajaran dengan berdo’a sesuai dengan

cukup selanjutnya pada pertemuan II

agama dan keyakinan masing-masing.

nilai

Pada

siswa

persentase

tidak

meningkat

dengan

kerja

siswa;

bertanya

kesalahan

guru
jawab

pemahaman,

penguatan

pertemuan

I

dan

persentasenya

91.00 % sedangkan pada aktivitas guru

mencapai 90,00% pada pertemuan ini

yang diamati pada kelas eksperimen

aktivitas

terdapat enam belas aktivitas yaitu

karena aktivitas ini akan dilaksanakan

orientasi;

pada

apersepsi;

motivasi;

aprsepsi

pertemuan

tidak
kedua

terlaksana
sedangkan

menginformasikan tujuan pembelajaran

pertemuan II mencapai 100% dengan

yang

rerata persentase 95,00%. Peningkatan

akan

dicapai;

guru

mengkondisikan siswa untuk duduk

aktivitas

pada kelompok yang telah ditentukan;

eksperimen

guru membimbing dan mengarahkan

aktivitas siswa. Aktivitas siswa pada

siswa untuk melakukan observasi di

kelas kontrol dan kelas eksperimen

lingkungan

dapat dilihat pada Tabel 14.

sekolah;

guru

menginstruksikan kepada setiap siswa

guru
juga

kelas

kontrol

dan

dipengaruhi

oleh

Tabel 14 : Hasil Observasi Aktivitas
Siswa Kelas Kontrol
10

Aktivitas (%)
1
Mencat
at
penjela
san
guru

Pertem
uan

2
Mengaju
kan
pertanya
an

3
Menja
wab
pertany
aan

4
Melaku
kan
evaluasi

Rerata
Persent
ase (%)

41.17

47,05

85,29

46,42

47,50

II

47,05

52,94

91,17

60,71

59.16

Rerata Total

53,33

Berdasarkan Tabel 14 terlihat
bahwa rerata persentase aktivitas siswa
diamati

terdapat

pada

empat

mengajukan

kelas

kontrol

aktivitas

yaitu

pernyataan;

menjawab

pertanyaan; mencatat penjelasan guru di
buku catatan; mengerjakan soal evaluasi
yang diberikan guru. Dari pertemuan I
hingga pertemuan II terdapat kenaikan
presentase yang signifikan. Dimana
pada persentase pertemuan I yaitu
47,50% hingga pertemuan II yaitu
59,16%. Tidak semua aktivitas siswa
kelas kontrol terlaksana dengan baik
karena

tidak

semua

siswa

yang

melaksanakan aktivitas tersebut. Hal ini
berbeda dengan aktivitas siswa kelas
eksperimen yang dapat dilihat pada

100

60.00

100

85.83

Pertemu
an

Menempat
kan
Diri pada
Kelomok
dengan
Cepat
93.33

Siswa
mengerja
kan LKS

Siswa
mendisk
usikan
LKS

Memper
sentasik
an hasil
diskusi

Rerata
Persent
ase %

100

100

76.66

Berdasarkan Tabel 15 terlihat
bahwa rerata persentase aktivitas siswa
yang diamati pada kelas eksperimen
terdapat

empat

aktivitas

yaitu

menempatkan diri dalam kelompoknya
dengan cepat;
observasi

mengerjakan lembar
pratikum

dengan

kelompoknya; pada pertemuan pertama
mengamati lingkungan sekolah dengan
kelompoknya, pada pertemuan kedua
mengerjakan

LKS

mempresentasikan

didepan

bersama

dan
kelas

kelompoknya; mengerjakan

soal evaluasi yang diberikan guru. Dari
pertemuan
terdapat

I

hingga

kenaikan

pertemuan

presentase

II

yang

signifikan. Dimana pada persentase
pertemuan I yaitu 85,83% hingga
pertemuan II

yaitu

Aktivitas (%)
2
3
Siswa
Siswa
Mengama
bekerja
ti
sesuai
lingkunga
lembar
n sekolah
observas
i

91,66%. Tidak

semua siswa melaksanakan aktivitas
tersebut. Artinya aktivitas siswa pada
4
Siswa
mengum
pulkan
laporan

91.66
88, 75

terlaksana dengan baik karena tidak

Tabel 15 : Hasil Observasi Aktivitas
Siswa Kelas Eksperimen
1
Menempat
kan
Diri pada
Kelompok

Rerata Total

semua aktivitas siswa kelas eksperimen

Tabel 15 berikut :

Pertemu
an

50.00

II

I

yang

I

pertemuan kedua kelas eksperimen
mengalami perbedaan.
PEMBAHASAN
11

Hasil

analisis

dengan

uji-t

pembelajaran. Peningkatan hasil belajar

diperoleh nilai sig. (2- tailed) untuk data

yang terdapat di atas sesuai dengan

posttest kelas kontrol dan eksperimen

penelitian relevan oleh Marjan, (2014),

adalah 0.000 < 0,05 (α) dengan

menyimpulkan

keputusan tolak H0 artinya data berbeda

perbedaan

signifikan. Berarti siswa pada kelas

saintifik lebih baik dari pada model

kontrol dan kelas eksperimen memiliki

pembelajaran

hasil belajar yang berbeda pada materi

meningkatkan hasil belajar siswa.

bahwa

terdapat

pembelajaran

pendekatan

langsung

dalam

ekosistem. Hal ini dapat dilihat dari

Berdasarkan hasil uji-t data N-

rerata nilai posttest kelas kontrol 67,67

Gain diperoleh nilai Sig. (2-tailed)

dan

rerata posttest kelas eksperimen

0,001 untuk N-Gain pada kelas kontrol

78,11. Nilai posstest pada kelas kontrol

dan kelas eksperimen adalah 0,001 <

lebih rendah dibandingkan dengan nilai

0,05 (α),

posstest pada kelas eksperimen, hal ini

adalah tolak H0 yang artinya terdapat

terjadi karena pada kelas kontrol siswa

perbedaan yang signifikan antara N-

cenderung lebih pasif dikelas dengan

Gain

hanya

eksperimen. Hal ini terjadi karena pada

mendengarkan

ceramah/penjelasan materi dari guru

kelas

saja

metode

selama

berlansung.

proses
Sedangkan

pembelajaran

kelas

kontrol

kontrol

hanya

konvensional

dan

kelas

menggunakan
dan

kelas

kelas

eksperimen mengunakan pendekatan

eksperimen siswa cenderung lebih aktif

saintifik. Hal ini sesuai dengan pendapat

dikelas dan rasa ingin tahunya lebih

Rasyid

tinggi, dimana siswa sering bertanya

meningkatnya

pada

terhadap materi yang diajarkan terlihat

saat

proses

pada

Keputusan yang diperoleh

pembelajaran

(2007),

menyatakan

pemahaman

berlansung. Hal ini sesuai dengan

dari

pendapat

menyatakan

pembelajaran maupun hasil belajar. Hal

dengan model pembelajaran yang aktif

ini tidak terlepas dari keaktifan siswa

dapat mendorong siswa untuk aktif

dalam belajar serta motivasi yang

berpartisipasi

proses

diberikan guru dalam proses belajar,

menghargai

sehingga mendapatkan hasil yang baik

Lie

pembelajaran,

(2005),

dalam
bisa

pendapat orang lain, bisa bekerjasama,
sehingga

siswa

memahami

peningkatan

hasil

siswa
proses

pula.

materi

12

Penelitian yang dilakukan oleh

(Slavin, 2005), dalam pembelajaran

Machin. (2014), menyimpulkan bahwa

dengan model discovery learning siswa

penerapan

pendekatan

didorong untuk belajar sebagian besar

berpengaruh

positif

belajar siswa
psikomotorik

saintifik

terhadap

hasil

melalui keterlibatan aktif mereka sendiri

kognitif, afektif dan

dengan konsep-konsep dan prinsip-

serta

telah

mencapai

prinsip, dan guru mendorong siswa

ketuntasan klasikal yang ditetapkan. Hal

untuk

ini

melakukan

percobaan

Permendikbud No 65 (2013) yang

memungkinkan

mereka

mengatakan bahwa pendekatan saintifik

prinsip-prinsip

untuk

adalah

sendiri.

sejalan

dengan

proses

dirancang

pendapat

pembelajaran

agar siswa secara

yang
aktif

memiliki

pengalaman

Berdasarkan

dan
yang

menemukan
diri

hasil

mereka
observasi

mengkontruksi konsep, hukum, atau

aktivitas guru yang diamati pada kelas

prinsip yang ditemukan melalui tahap-

kontrol terdapat sebelas aktivitas yaitu

tahap antara lain mengidentifikasi atau

guru

menemukan

melakukan

masalah,

masalah,

merumuskan

merumuskan

hipotesis,

melakukan

orientasi;

guru

apersepsi;

guru

siswa;

guru

memotivasikan

mengumpulkan data dengan berbagai

menyampaikan tujuan pembelajaran;

teknik,

menarik

guru menjelaskan materi pembelajaran;

kesimpulan dan mengkomunikasikan

guru memberikan kesempatan bertanya

kosep,

kepada

menganalisis
hukum

data,

atau

prinsip

yang

ditemukan.

tanggapan

Berdasarkan
Pratiwi

(2014),

Pembelajaran

siswa;

hasil
juga

penelitian
menyatakan

menggunakan

model

discovery learning dengan pendekatan

guru

pertanyaan

memberikan
siswa;

guru

memberikan pertanyaan kepada siswa;
guru

membimbing

siswa

menarik

kesimpulan; guru melakukan evaluasi;
guru menutup pembelajaran.

saintifik memberikan pengaruh terhadap

Aktivitas guru yang diamati pada

peningkatan keterampilan berpikir kritis

kelas eksperimen terdapat enam belas

siswa sebesar 28,23% pada materi

aktivitas

larutan elektrolit dan non elektrolit di

motivasi;

kelas X MIPA SMA Negeri 7 Pontianak.

pembelajaran yang akan dicapai; guru

Hal ini sesuai pendapat Wilcox dalam

mengkondisikan siswa untuk duduk

yaitu

orientasi;

apersepsi;

menginformasikan

tujuan

13

pada kelompok yang telah ditentukan;

dikarenakan pada kelas eksperimen

guru membimbing dan mengarahkan

guru dan siswa saling berinteraksi,

siswa

sehingga langkah-langkah pendekatan

melakukan

lingkungan

observasi

sekolah;

di
guru

saintifik

meningkat

dengan

baik

menginstruksikan kepada setiap siswa

dibandingkan dengan kelas kontrol

untuk mendiskusikan hasil yang mereka

yang

dapat dalam kelompoknya masing-

ceramah dan tidak adanya interaksi

masing; guru mengarahkan siswa untuk

antar siswa. Menurut Sardiman (2012)

mengerjakan

LKS

anggota

belajar adalah berbuat, berbuat untuk

kelompok

masing-masing;

guru

mengubah tingkah laku, jadi melakukan

mengarahkan siswa berdiskusi; guru

kegiatan tidak ada belajar jika tidak ada

bertanggung jawab melakukan monitor

aktivitas.

dengan

terhadap aktivitas siswa selama diskusi;

hanya

Secara

menggunakan

keseluruhan

metode

penerapan

guru mengarahkan kelompok untuk

pendekatan saintifik berpengaruh positif

mempresentasikan didepan kelas; guru

terhadap proses pembelajaran karena

melakukan penilaian hasil kerja siswa;

selain meningkatkan hasil belajar siswa,

guru bertanya jawab tentang hal-hal

juga dapat membantu siswa lebih aktif

yang belum diketahui siswa; guru

dalam proses belajar.

bersama

siswa

meluruskan
memberikan

bertanya

kesalahan

jawab

penguatan

membuat kesimpulan; guru menutup
pelajaran dengan berdo’a sesuai dengan
agama dan keyakinan masing-masing.
Rerata persentase aktivitas guru pada
kelas kontrol adalah 87,00% sedangkan
rerata persentase aktivitas guru pada
eksperimen

adalah

95,00%.

Sehingga aktivitas guru pada kelas
eksperimen

lebih

Berdasarkan

dan

penyimpulan; guru membimbing siswa

kelas

KESIMPULAN

pemahaman,

meningkat

dibandingkan kelas kontrol. Hal ini

penelitian

yang

telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh pendekatan
saintifik terhadap hasil belajar siswa
pada materi ekosistem di kelas VII SMP
N 06 Pekanbaru. Peningkatan hasil
belajar dapat dilihat dari rerata nilai NGain. N-Gain kelas eksperimen yaitu
sebesar 0,48 termasuk dalam kategori
sedang dan kelas kontrol yaitu sebesar
0,34 termasuk dalam kategori sedang.
Berdasarkan hasil uji-t N-Gain 0,001 <
0,05

diketahui

terdapat

perbedaan
14

signifikan antara kelas kontrol dengan
kelas eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.
S.
(2013).
Prosedur
Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta
Anderson. L.W. & Kratwhol, D. R.
(2010).
Pembelajaran,
pengajaran, dan
Asessmen.
Pustaka Belajar : Yogyakarta.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan
Pembelajaran.
Alfabeta:
Bandung
Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar
dan Pembelajaran. Rineka Cipta :
Jakarta
Djamarah & Saiful. B.(2002). Psikologi
Belajar. Rineka Cipta : Jakarta
Fraenkel & Wallen. (2007). How To
Design and Evaluate Research
In Education: Mc Grawhill.
Singapore.
Lie, A. (2005). Cooperatif Learning.
Gramedia: Jakarta
Machin. A (2014). Implementasi
Pendekatan
Saintifik,
Penanaman
Karakter
dan
Konservasi Pada Pembelajaran
Materi Pertumbuhan. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, Vol 3
No 1 Hal : 28 – 35.
Marjan,
J.
(2014).
Pengaruh
Pembelajaran
Pendekatan
Saintifik Terhadap Hasil Belajar
Biologi dan Keterampilan Proses
Sains Siswa. Jurnal Program
Pascasarjana
Universitas

Pendidikan Ganesha. Vol 4 No 2
Hal : 1-12.
Meltzer, D.E. (2009). “The Relationship
Between Matematic Preparation
and Conceptual Learning Gains
in physicn : A possible “hidden
variable” in diagnostic present
score”. American Journal of
Physic. Vol. 70 No. 12 hal 12591268.
Nurul, H. (2013). Pengertian dan
Langkah-Langkah
Saintifik.
Tersedia,
pada
:
www.nurulhidayah.net/879. 19
November 2015
OECD. (2012). Pisa 2009 Tehnikal
Report.
PISA.
OECD
Publihing.Tersedia,
pada:
www.pisa.oecd.org. Diakses [19
Nopember 2015]
Permendikbud No 65 tahun (2013).
Standar
Proses
Untuk
Jenjang
Pendidikan
Dasar dan Menengah. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia : Jakarta
Pratiwi,
F.
(2014).
Pengaruh
penggunaan model discovery
Learning dengan pendekatan
saintifik terhadap keterampilan
berpikir kritis siswa SMA,
Skripsi mahasiswa Universitas
Tanjungpura.
Rasyid, H. (2007). Penilaian Hasil
Belajar.
Wacana
Prima:
Bandung.
Sardiman. (2014). Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Raja Grafindo Persada: Jakarta
Sagala. (2009). Konsep dan Makna
Pembelajaran. Alfabeta: Bandung
15

Sisdiknas No 20 Tahun (2013). Sistem
Dan Visi Misi Pendidikan
Nasional.
Departemen
Pendidikan : Jakarta
Slameto. (2009). Belajar dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhi.
Rineka Cipta : Jakarta.

Yance, R.D., Ramli, E.& Mufit, F.
(2013). Pengaruh Model Project
Based Learning (PBL) Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Batipuh
Kabupaten Tanah Datar. Jurnal
ejournal unesa. Vol. 4 No 1.

Slameto. (2013). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya.
Rineka Cipta. Jakarta.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative
Learning Teori, Riset dam
Praktik diterjemahkan oleh
Narilita Yusron. Bandung: Nusa
Media.
Sudjana, N. (2009). Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar. Sinar
Baru Gensindo : Bandung.
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk
Penelitian. Alfabeta : Jakarta
Sumiati. (2007). Metode Pembelajaran.
Wacana Prima. Bandung.
Trianto. (2009). Mendesain Model
Pembelajaran
InovatifProgresif, Konsep, Landasan,
dan Implementasinya Pada
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP). Kencana :
Jakarta
Widiyati, E. (2012). Penggunaan Teka
Teki Silang (Crossword Puzzle)
Untuk Meningkatkan Motivasi
Dan Pemahaman Konsep Sistem
Pernapasan Manusia Pada Siswa
Kelas VIII SMP Budi Luhur
Pekanbaru, Skripsi mahasiswa
Universitas Lancang Kuning.
Tidak Diterbitkan

16