MAKALAH KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDI (1)

MAKALAH
KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI”
Dosen Pengampu : Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok 8
1.
2.
3.
4.

Anisya Anggi Amiril Haqi ( 2014471994 )
Eny Mahmudah
Irfan Nuril Huda
M. Syaroni

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
STAIM TULUNGAGUNG
2015 / 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SAW yang telah memberi anugerah yang tak
ternilai harganya berupa kesehatan dan kekuatan. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya.
Didalam penulisan karya tulis, penulis telah banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan pengarahan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak

Nurul

Amin,

M.Ag,

selaku


Kepala

STAI

Muhammadiyah

Tulungagung.
2. Bapak Afiful Ikhwan, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing.
3. Rekan-rekan sekelas yang telah bekerjasama dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Kurikulum
Tingkat Satua Pendidikan”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca. Amin !

Tulungagung , 25 September 2015


Tim Penyusun

DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH.................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan........................................3
B. Landasan Penyusun KTSP ............................................................................4
C. Komponen KTSP ..........................................................................................6

BAB III PENUTUP
3.1


Kesimpulan................................................................................................13

3.2

Saran..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................iv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah
Pendidikan secara historis maupun filosofis telah ikut mewarnai dan
menjadi landasan moral, dan etik dalam proses pembentukan jati diri bangsa.
Pendidikan

merupakan

variabel


yang

tidak

dapat

diabaikan

dalam

mentransformasi ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai-nilai akhlak. Hal tersebut
sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam
UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 dinyatakan pada pasal
3 yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar manjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Semua program pendidikan di berbagai jenjang dan jenis pendidikan
dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Rancangan program
pendidikan di setiap jenjang dan jenis pendidikan disebut dengan istilah
kurikulum. Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk
rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.
Dengan adanya kurikulum, pembelajaran dapat lebih disesuaikan dengan
kondisi di setiap daerah bersangkutan, tetapi dalam prakteknya sebagian besar
guru masih belum memahami tentang pembelajaran dengan penggunaan
kurikulum KTSP. Oleh karena itu, sebagai calon guru, paling tidak harus
mengetahui konsep dasar tentang KTSP. Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai konsep dasar KTSP yang berisi tentang pengertian, komponenkomponen serta landasan penyusunan KTSP.

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (2003). Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Pusat data dan Informasi
Pendidikan, Balitbang Depdiknas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas dapat
dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan?

2. Apa saja landasan dalam penyusunan KTSP?
3. Apa saja komponen KTSP?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah atau karya tulis ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
2. Untuk mengetahui landasan dalam penyusunan KTSP.
3. Untuk mengetahui tentang komponen KTSP.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Menurut Khaeruddin Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan.2
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan
dengan memerhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi

dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).3
Dalam sumber lain disebutkan bahwa KTSP adalah suatu ide tentang
pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan
pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan.4
Ditegaskan lagi Menurut Tim Pustaka Yustisia KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan.5
Dari beberapa pengertian diatas, bahwa pengertian Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan berdasarkan standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh BSNP.

B. Landasan Penyusunan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dan dikembangkan
berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1),
2 Khaeruddin, dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) konsep dan
implementasinya di Madrasah, (Jogjakarta: Pilar Media, 2007), hal. 79.
3 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (teori dan praktek kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan “KTSP”). (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hal. 128.

4 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Sebuah Panduan Praktis),
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 21.
5 Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2008), hal. 146.

(2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2),
(3); Pasal 38 ayat (1), (2).6
Pasal 1 ayat (19)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pasal 18
1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan.
3) Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah
aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah
kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
4) Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), (2), dan (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Pasal 32
1) Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mentl, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa.
2) Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di
daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau
mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
3) Ketentuan mengenai pelaksanaan pendidikan khusus dan pendidikan layanan
khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah.

6 Masnur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007), hlm. 1.

Pasal 35 ayat (2)
Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
Pasal 36
1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik.
3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memerhatikan: peningkatan iman dan
takwa, peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat
peserta didik, keragaman

potensi daerah dan lingkungan, tuntutan

pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, agama, dinamika perkembangan global,
persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
4) Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), (2), dan (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 37
1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam,
ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga,
keterampilan/ kejuruan, muatan lokal.
2) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat: pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, bahasa.
3) Ketentuan mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ayat
(2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 38

1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah
ditetapkan oleh pemerintah.
2) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah.

C. Komponen KTSP
Berdasarkan panduan penyusunan KTSP yang disusun oleh BSNP, KTSP
memiliki 4 komponen, yaitu:7
1) Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Rumusan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan mengacu pada tujuan
umum pendidikan berikut:


Tujuan

pendidikan

dasar

adalah

meletakkan

dasar

kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.


Tujuan

pendidikan

menengah

adalah

meningkatkan

kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilanuntuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.


Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

2) Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

7 Masnur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007), hlm. 12.

Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah tertuang dalam Standar Isi, yang dikembangkan dari
kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
· Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
· Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
· Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
· Kelompok mata pelajaran estetika.
· Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 7. Muatan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan
pendidikan. Di samping itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
termasuk ke dalam isi kurikulum, antara lain:
a. Mata pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan
pendidikan tertera pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi.
b. Muatan lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang
ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas
pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan pelajaran, sehingga
satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.8

8 Khaeruddin, Mahfud Junaedi, dkk. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Konsep dan
Implementasinya di Madrasah), (Yogyakarta: Pilar Media, 2007), hlm. 85.

c. Kegiatan pengembangan diri diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi oleh dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan
yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan
pengembangan karier peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan,
dan kelompok ilmiah remaja. Khusus untuk sekolah menengah kejuruan,
pengembangan diri terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan
bimbingan karier. Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus
menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan
kebutuhan khusus peserta didik. Pengembangan diri bukan merupakan mata
pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak
kuantitatif seperti pada mata pelajaran.9
d. Pengaturan beban belajar


Untuk mengetahui keberhasilan pendidikan maka hendaknya mengetahui
indikator-indikator yang berkaitan dengan pengaturan beban belajar, antara
lain sebagai berikut:



Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan
SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, baik kategori standar maupun mandiri,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar.



Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh
SMP/MTs/

SMPLB

kategori

mandiri,

dan

oleh

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.

9 Khaeruddin, Mahfud Junaedi, dkk. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(Konsep dan
Implementasinya di Madrasah), (Yogyakarta: Pilar Media, 2007), hlm. 86.



Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana

tertera

dalam

struktur

kurikulum.

Satuan

pendidikan

dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu
secara

keseluruhan.

Pemanfaatan

jam

pembelajaran

tambahan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.


Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur

dalam

sistem

paket

untuk

SD/MI/SDLB

0%-40%,

SMP/MTs/SMPLB 0%-50%, dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0%-60%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan pesrta
didik dalam mencapai kompetensi.


Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan
satu jam tatap muka.



Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri
tidak

terstruktur

untuk

SMP/MTs

dan

SMA/MA/SMK/MAK

yang

menggunakan sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit
kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
2. Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap
muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur.
e. Ketuntasan belajar
Ketuntasan belajarsetiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi
dasar berkisar antara 0%-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing
indikator adalah 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan
minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik
serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara
terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
f. Kenaikan kelas dan kelulusan
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kenaikan kelas dan
kelulusan mengacu pada standar penilaian yang dikembangkan oleh BSNP.
g. Penjurusan
Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Adapun kriteria
penjurusan diatur oleh direktorat teknis terkait.
h. Pendidikan kecakapan hidup
Kurikulum

untuk

SD/MI/SDLB,

SMP/MTs/SMPLB,

SMA/MA/SMALB,

SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup
kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik atau kecakapan
vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh
peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan
pendidikan formal lain atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.
i. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek
ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lainlain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendididkan dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan
lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran. Pendidikan
berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
formal lain atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.

3) Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan
daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan
memerhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.
4) Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dasar ke dalam materi pokok,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Berdasarkan silabus inilah guru bisa mengembangkannya menjadi Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM) bagi siswanya.
Secara dokumentatif, komponen KTSP tersebut dikemas dalam dua dokumen,
yaitu:
1. Dokumen I memuat acuan pengembangan KTSP, tujuan pendidikan, struktur
dan muatan KTSP, serta kalender pendidikan.
2. Dokumen II memuat silabus dari Standar Kompetensi (SK)/ Kompetensi
Dasar (KD) yang dikembangkan pusat dan silabus dari SK/ KD yang
dikembangkan sekolah (muatan lokal, mata pelajaran tambahan).

BAB III
PENUTUP

Dari beberapa uraian penjelasan di atas dapat ditarik beberapa simpulan,
antara lain:
1.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.

2.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dan dikembangkan
berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat
(1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1),
(2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).

3.

Berdasarkan panduan penyusunan KTSP yang disusun oleh BSNP, KTSP
memiliki 4 komponen, yaitu: tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan KTSP, kalender pendidikan, serta silabus dan rencana
pelaksanaan pengajaran (RPP).

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (2003). Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Pusat data
dan Informasi Pendidikan, Balitbang Depdiknas.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Khaeruddin, dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) konsep dan
implementasinya di Madrasah. Jogjakarta: Pilar Media.
Muslich,

Masnur.

2007. KTSP:

Pembelajaran

Berbasis

Kompetensi

dan

Kontekstual. Cet. 1. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran (teori dan praktek kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan “KTSP”). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tim Pustaka Yustisia. 2008. Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Yogyakarta: Pustaka Yustisia.