RESUME MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJA

RESUME MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
BAB 3 DAN 4 ( DESAIN PEMBELAJARAN )
PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI DAN DESAIN
PEMBELAJARAN BERBASIS PENCAPAIAN KOMPETENSI ( DSI – PK )
(Untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang dibina
oleh Bapak Husamah, S.pd)

Oleh :
NAMA

: FITROTUL LAILI MANAZILA ALAM

NIM

: 201310070311151

KELAS/JURUSAN

: 2D - PEND.BIOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNiVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013/2014

BAB 3
PEMBELAJARAN BERBASIS KOMETENSI
Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap
serta penerapan dari pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam suatu
pekerjaan atau lintas industri, sesuai dengan standar kinerja yang diisyaratkan.
Kompetensi dimunculkan dengan harapan agar lulusan sekolah mampu menjadi
lulusan yang memiliki keterampilan, sehingga dia mampu “hidup” kapan dan
dimanapun berada, untuk menghasilkan lulusan tersebut dalam proses
pembelajaran guru dituntut untuk membuktikan keprofesionalannnya.
Untuk mencapai pembelajaran tersebut, dalam proses pembelajar perlu
menerapkan 7 komponen kunci atau key competence yang terdiri :
1) Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisa informasi.
2) Menyampaikan ide dan informasi.
3) Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan.
4) Bekerjasama dalam tim.

5) Menggunakan ide dan teknik matematika.
6) Memecahkan masalah.
7) Menggunakan teknologi.
Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan
dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik.
Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung empat
unsur pokok, yaitu :
1) Pemilihan kompetensi yang sesuai.
2) Spesifikasi indikator – indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi.
3) Pengembangan sistem pembelajaran.
4) Penilaian.
Menurut hari, prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai
berikut :
1) Berpusat pada peserta didik
2) Pembelajaran terpadu

3) Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan
individual setiap peserta didik.
4) Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber.

Langkah – langkah pengembangan pembelajaran :
1. Spesifikasi asumsi - asumsi atau preposisi – preposisi yang mendasar.
2. Mengidentifikasi kompetensi.
3. Menggambarkan secara spesifik kompetensi – kompetensi.
4. Menentukan tingkat – tingkat kriteria dan jenis asesmen.
5. Pengelompokan dan penyusunan tujuan pembelajaran.
6. Desain strategi pembelajaran.
7. Mengorganisasikan sistem pengelolaan.
8. Melaksanakan percobaan program.
9. Menilai desain pembelajaran.
10. Memperbaiki program.
Menurut Hari, pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme
dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran
berbasis kompetensi.dengan lima strategi pembelajaran kontekstual ( contextual
teaching and learning ), yaitu :
1. Construktivism.
2. Inquiry.
3. Modelling
4. Reflection.
5. Authentic Assessment.


BAB 4
DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS PENCAPAIAN KOMPETENS
( DSI – PK )
Istilah pembelajaran merupakan padanan dari kata bahasa inggris
Instruction

yang berarti proses membuat orang belajar,dengan tujuan untuk

membantu orang belajar, atau memanipulasi lingkungan sehingga memberi
kemudahan bagi orang yang belajar.
Tujuan pembelajaaran adalah mengarahkan guru agar berhasil dalam
membelajarkan peserta idik dalam rangka tercapainya tujuan brlajar.
Belaajr mengajar sebagai suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan
guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Desain Sistem Instrusional atau pembelajaran aberorientasi tercapainya
pencapaian kompetensi ( DSI – PK ) adalah gambaran proses rancangan sistematis
tentang pengembangan pembelajaran baik mengenai proses maupun bahan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya pencampaian

kompetensi. ( Depdiknas 2002 )
Menurut Sanjaya, prosedur pengembangan DSI – PK terdiri dari tiga
bagian penting, yaitu :
1. Analisis kebutuhan
Adalah suatu proses penjaringan informasi tentang kompetensi yang
dibutuhkan anak didik sesuai dengan jenjang pendidikan. Yang meliputi
dua hal pokok, yakni analisis kebutuhan akademik dan kebutuhan non
akademik.
2. Pengembangan, yakni proses mengorganisasikan materi pelajaran dan
pengembangan proses pembelajaran.
3. Pengembangan alat evaluasi, yang memiliki dua fungsi utama yaitu

evaluasi formatif ( dilakukan untuk melihat sejauh mana efektivitas
program yang telah disusun oleh guru ) dan evaluasi sumulatif ( untuk
memperoleh informasi keberhasilan siswa mencapai kompetensi ).

Karakteristik model DSI – PK :
a) Model desain yang sederhana dengan tahapan yang jelas dan bersifat
praktis.
b) Secara jelas menggambarkan langkah – langkah yang harus ditempuh.

c) Merupakan pengembangan dari analisis kebutuhan
d) Ditekankan pada penguasaan kompetensi.
Keleihan /DSI – PK menurut Sanjaya :
a) Merancang kompetensi non – akademis yang sesuai dengan tuntutan
seosial kedaerahanan.
b) Kerangka berpikirnya menggunakan pendekatan sistem utntuk mencapai
tujuan.
Implementasi Model Desain Sistem Instruksional Berorientasi pencapaian
Kompetensi ( DSI – PK )
DSI – Pk adalah gambaran proses rancangan sistematis tentang
pengembangan pembelajaran, baik mengenai prostes maupun bahan pelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya pencapaian kompetensi. Tujuan
implementasi DSI – PK adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan
masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan
demikian, DSI – PK muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu
persoalan, melalui model ini didapatkan langkah – langkah yang sistematis untuk
memecahkan persoalan yang dihadapi. Selanjutnya tancangan tersebut diuji
cobakan dan akhirnya dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil tentang
efektivitas rancangan ( desain ) yang disusun.
Faktor pendukung DSI – PK

1) Sarana dan prasarana yang memadai.
2) Kebijaksanaan kepala sekolah untuk membantu kreativitas guru dan
peserta didik.
3) Dukungan daketerlibatan banyak pihak di sekolah.

Faktor penghambat DSI – PK
1) Pemahaman guru terhadap konsep DSI – PK minim.
2) Penilaian hasil belajar peserta didik merupaka hal yang cukup rumit.
3) Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran kurang.
4) Sarana dan prasarana belum memadai.
Solusi untuk mengatasi penghambat DSI – PK
1) Perlu diadakan pelatihan bagi guru yang minim pemahaman DSI _ PK,
seperti workshop atau penataran.
2) Untuk penilaian bisa dilakukan dengan cara lebih ditekan kan pada sikap
dan perilaku.
3) Mendedain DSI – PK secara sederhana.
4) Guru harus kreatif mencari bahan – bahan yang dapat digunakan sebagai
sumber pembelajaran. Seperti lingkungan sekitar sekolah, dll.
5) Hal yang tak kalah penting adalah dorongan dan motivasi guru untuk
peserta didik agar lebih aktif dan kteatif dalam belajar.