Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Agensi
Kecurangan pelaporan keuangan atau yang sering disebut fraudulent
financial reportingbukan merupakan fenomena baru, namun sudah sering
terjadi di dunia bisnis. Kecurangan pelaporan keuangan terjadi di hampir
semua jenis perusahaan baik perusahaan besar, perusahaan menegah maupun
perusahaan kecil. Fenomena ini semakin mencuat ke permukaan publik
dengan ditandai banyaknya perusahaan yang gulung tikar.
Teori keagenan sering menjadi dasar dalam menjelaskan terjadinya
fraudulent financial reporting. Hubungan agensi muncul ketika satu orang
atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan
suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan
kepada agent tersebut(Jensen dan Meckling, 1976:6-8).
Dalam hal ini agen merupakan manajemen perusahaan sedangkan
principal merupakan pemegang saham atau pemilih perusahaan. Dalam teori
keagenan memandang bahwa manajemen perusahaan, akan bertindak dengan
penuh kesadaran bagi kepentingannya, manajemen tidak dapat dipercaya
untuk bertindak dengan sebaik- baiknya bagi kepentingan publik pada
umumnya maupun shareholders pada khususnya. Masing-masing pihak baik
agen maupun principal memiliki kepentingan rasional yang sangat berpotensi


xx
Universitas Sumatera Utara

memunculkan masalah. Masalah akan mulai terjadi ketika agen mulai
melakukan kecurangan dalam perusahaan.
Menurut ACFE (Associatoin of Certified Fraud Examiners) jenis
kecurangan yang

terjadi dalam perusahaan yaitu penyalahgunaan asset,

korupsi dan kecurangan dalam laporan keuangan. Teori Agensi menekankan
bahwa kecurangan pelaporan keuangan dapat terjadi karena antara pihak
manajemen dengan pemilik memiliki kepentingan masing- masing untuk
memaksimumkan keuntungan pribadi.
Contoh dari kecurangan yang terjadi menurut Koroy(2008) yaitu
pada tahun 1998 sampai 2001 banyak terjadi skandal keuangan di
perusahaan publik yang melibatkan persoalan pelaporan keuangan
dan yang pernah diterbitkan diantaranya adalah PT. Lippo Tbk dan
PT. Kimia Farma Tbk. Pada kasus PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia

Farma Tbk. melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting)
yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi dan penyalahgunaan
informasi
keuangan
yang
merugikan
pihak-pihak
yang
berkepentingan terutama investor. Bukti lain, kasus Citibank yang
terjadi pada Maret 2011 yaitu pembobolan dana nasabah yang
dilakukan oleh karyawan senior yang menjabat sebagai vice president
di bank tersebut dan juga karyawan Citibank yang bertugas sebagai
teller.
Dengan demikian untuk mencegah kecurangan itu terjadi, antara
principal dan agen itu sendiri harus ada kerjasama dan untuk menghindari
kecurangan terjadi dapat menggunakan pengauditan laporan keuangan dengan
hasil yang dapat dilihat kebenarannya.
2.2 Pencegahan Kecurangan Akuntansi
Dalam setiap aktivitas perusahaan pasti terdapat ketidakpastian yang
identik dengan resiko, contohnya resiko kecurangan. Kecurangan merupakan

xxi
Universitas Sumatera Utara

tindakan yang melawan hukum yang dapat merugikan organisasi atau
perusahaan dan menguntungkan pihak tertentu atau bisa disebut juga
pelakunya. Pelaku kecurangan dapat dilakukan didalam ataupun diluar
perusahaan dan dapat dilakukan oleg manajemen dan karyawan. Tindak
kecurangan tersebut dapat berupa pencurian atau pengambilan harta milik
atau aset perusahaan, bisa juga mengambil alih, menyembunyikan, atau
membelanjakan aset perusahaan. Kecurangan seperti itu disebut juga fraud.
The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) berpendapat
bahwa kecurangan (fraud) adalah
“perbuatan–perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan
sengaja untuk tujuan tertentu (manipulasi atau memberikan laporan
keliru terhadap pihak lain) dilakukan orang–orang dari dalam atau
luarorganisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun
kelompok yang secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak
lain.”
Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan definisi fraudialah “setiap
tindakan ilegal ditandai dengan penipuan, penyembunyian atau pelanggaran

kepercayaan”. Ikatan Akuntansi Indonesia seperti yang dikutip oleh Wilopo
(2006:3) menjelaskan
kecurangan akuntansi sebagai salah saji yang menimbulkan
kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau
menghilangkan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam
laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan dan
salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva
(seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan)
berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan
keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di indonesia.

xxii
Universitas Sumatera Utara

Akibat dari kecurangan (fraud) dapat berupa berkurangnya aset
perusahaan atau juga mengurangi reputasi. Kecurangan (fraud) dapat
dikurangi dengan melakukan pencegahan, pendeteksian dan investigasi.
Untuk melakukan pencegahan, pendeteksian dan investigasi fraud harus
meningkatkan pemahanan dan mempelajari terlebih dahulu tentang teori dan

pengertian fraud.
2.2.1 Bentuk- Bentuk Kecurangan (Fraud)
The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) di
Amerika Serikat menyusun peta mengenai fraud. Peta ini berbentuk
pohon, dengan cabang dan ranting. Tiga cabang utama dari fraud tree
ini adalah Corruption, Asset misappropriation danfraudulent statement.
Gambar 2.1
Fraud Tree
Sumber: www.acfe.com/fraud-tree.aspx

1.

Kecurangan Laporan Keuangan(Fraudulent statement)

xxiii
Universitas Sumatera Utara

Fraudulent statement meliputi tindakan yang dilakukan oleh
pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah
untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan

melakukan rekayasa keuangan (financial engineering) dalam
penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh. Kecurangan
yang dilakukan dalam Laporan keuangan adalah dengan nyajikan
laporan keuangan yang lebih baik dari yang sebenarnya (over
statement) dan lebih buruk dari yang sebenarnya (under statement).
Sebagai contoh kasus pada Perusahaan Enron tahun 2002
merupakan perusahaan terbesar ke tujuh di Amerika Serikat yang
bergerak di bidang industri energi yang jatuh bangkrut karena
memanipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan yang
besar padahal perusahaan tersebut mengalami kerugian dan
keadaan ini di perparah dengan tidak independennya audit yang
dilakukan oleh KAP Arthur Andersen.
2.

Kecurangan Penyalahgunaan Aset(Asset Misapproproation)
Asset misappropriation akan mempengaruhi posisi keuangan
perusahaan karena akan mempengaruhi 2 (dua) elemen lainnya
(liability dan equity).Kecurangan penyalahgunaan aset terdiri atas
kecurangan kas dan penyalahgunaan persediaan dan aset lainnya.


3.

Korupsi(Coruption)
xxiv
Universitas Sumatera Utara

Kata korupsi berarti kejahatan, kebusukan, ketidakjujuran, tidak
bermoral dan penyimpangan dari kesucian. Korupsi secara umum
dapat didefinisikan dengan perbuatan yang merugikan kepentingan
banyak orang untuk kepentingan orang- orang tertentu. Korupsi
terjadi pada organisasi swasta dan pada sektor publik.
2.2.2 Faktor Penyebab/PendorongFraud
Dalam terjadinya sebuah kecurangan (fraud)dapat dipastikan
terdapat beberapa faktor yang mendorong seseorang melakukan
tindakan ilegal tersebut. MenurutThe Association of Certified Fraud
Examiners (ACFE) terdapat 3 (tiga) kondisi yang selalu hadir saat
terjadi kecurangan yaitu :
laporan keuangan yaituantara lain tekanan (pressure) berupa
tekanan lingkungan disekitar, tekanan keuangan, atau kebiasaan
buruk yang membuat seseorang melakukan kecurangan. Faktor

lain yaitu kesempatan (opportunity), yang timbul dikarenakan
lemahnya pengendalian internal untuk mencegah dan
mendeteksi kecurangan. Kesempatan juga terjadi karena
lemahnya sanksi dan ketidak mampuan untuk menilai kualitas
kinerja. Faktor yang terakhir yaitu rasionalisasi (rationalization)
dimana pelaku akan selalu mencari pembenaran atas apa yang
telah dilakukannya.

Gambar 2.2
Fraud Triangle
Sumber :www.acfe.com/fraud-triangle.aspx
xxv
Universitas Sumatera Utara

2.2.3

Pencegahan Fraud
Kecurangan atau Fraud yang terjadi dalam perusahaan harus
dapat dicegah supaya tidak terulang atau setidaknya bisa dikurangi.
Pencegahanfraud bertujuan untuk : (1) Mencegah terjadinya fraud, (2)

Menangkal pelaku potensi, (3) Mempersulit gerak langkah pelaku
fraud, (4) Mengidentifikasi kegiatan beresiko tinggi dan kelemahan
pengendalian intern.
Pencegahan fraud dilakukan dengan mengeliminasi faktorfaktor pendorong dengan mengurangi kesempatan, tekanan, perbaikan
moral dan ibadah agaman serta menerapkan sanksi yang tegas terhadap
pelakunya.
Resiko Integritas adalah resiko yang disebabkan perbuatan
kecurangan baik yang dilakukan manajer maupun karyawan yang
mengakibatkan kerugian organisasi.

xxvi
Universitas Sumatera Utara

Dengan adanya resiko yang terdapat dalam resiko integritas dan
resiko fraud maka manajement resiko mempunyai peranan besar dalam
mencegah terjadinya fraud yang dapat dinilai dari resiko- resiko yang
ada.
Pencegahan fraud ini merupakan aktivitas memerangi fraud
dengan biaya murah. Upaya pencegahan harus didukung oleh seluruh
pelaku organisasi baik para manajer maupun karyawan. Berbagai

bentuk kecurangan yang terdeteksi seharusnya langsung ditindaklanjuti
hingga tuntas tanpa memandang siapa pelaku sebenarnya.
2.3 Pengendalian Intern
Pengendalian Intern, semula disebut pengecekan internal (Internal
check), yang merupakan salah satu fungsi manajemen yaitu fungsi kontrol.
Dengan adanya kemajuan dibidang ekonomi dan bisnis berakibat pula pada
kemajuan pemahanan atas pengendalian intern.
Pengendalian merupakan suatu tindakan atau aktivitas yang dilakukan
manajemen untuk memastikan (secara memadai, bukan mutlak) tercapainya
tujuan dan sasaran organisasi.
Menurut Government Accounting Office (GAO) atau semacam Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) di Amerika Serikat mendefinisikan pengendalian
intern sebagai pengendalian manajemen yang terdiri atas 8 unsur yaitu
pengorganisasian, kebijakan, prosedur, personalia, perencanaan, pencatatan,
pelaporan dan review intern.

xxvii
Universitas Sumatera Utara

Tindakan/aktivitas


pengendalian

yang

ada

dalam

organisasi

dikelompokkan dalam:
a. Pengendalian Pencegahan (preventive controls) bertujuan untuk
mencegah kesalahan (errors) ataupun peristiwa yang tidak
diinginkan terjadi.
b. Pengendalian Pendeteksian (detective controls) bertujuan untuk
menginformasikan kepada manajemen galat atau masalah yang
sedang terjadi atau beberapa saat setelah terjadi.
c. Pengendalian Pemulihan (corrective controls) biasanya digunakan
bersama dengan pendeteksian, bertujuan untuk memperbaiki
kembali dari akibat terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.

Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan
pengolahan

sumber

daya

perusahaan.

Pengendalian

internal

dapat

menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan
manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan
sebagai pedoman dalam perencana Tuanakotta (2010), pengendalian internal
dapat digolongkan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu: (1) pengendalian internal
aktif, dan (2) pengendalian internal pasif.
Kata kunci untuk pengendalian internal aktif adalah to prevent,
mencegah. Sedangkan kata kunci untuk pengendalian internal pasif adalah to
deter, mencegah karena konsekuensinya terlalu besar, membuat jera. Tujuan
dari pengendalian internal aktif dan pasif ini sama, yaitu mencegah terjadinya

xxviii
Universitas Sumatera Utara

fraud. Pengendalian internal aktif merupakan pengendalian yang paling
banyak diterapkan. Pengendalian ini seperti pagar yang menghalangi,
membatasi dan menutup akses pencuri untuk masuk. Sedangkan pengendalian
internal pasif, dari pemukaan tidak terlihat adanya pengamanan, namun
terdapat peredam yang membuat pelaku menjadi jera.
2.3.1 Unsur- Unsur Pengendalian Intern
Untuk membentuk suatu pengendalian intern yang memadai
maka diperlukan unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Menurut
COSO dalam Arens, dkk (2008:376) terdapat beberapa unsur
pengendalian internal yaitu:
1. Pengendalian Lingkungan
Pembentukan suasana organisasi serta memberikan kesadaran
tentang perlunya pengendalian bagi suatu organisasi, yang
merupakan dasar bagi semua komponen pengendalian internal lain
yang melahirkan hierarki dalam membentuk struktur organisasi.
2. Penilaian Resiko
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dalam
mengidentifikasi dan menganalisis resiko yang menghambat
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
3. Pengendalian Aktivitas
Kebijakan dan prosedur yang dimiliki oleh manajemen untuk
memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa manajemen telah
melakukan sebagai mana seharusnya.
4. Informasi dan Komunikasi
Diperlukan untuk semua tingkatan manajemen organisasi untuk
mengambil keputusan, laporan keuangan dan mengetahui
kepatuhan terhadap kebijakan yang ditentukan oleh perusahaan
sebelumnya.
5. Monitoring
Merupakan sebuah proses penilaian berkelanjutan dan periodik
pelaksanaan internal apakah sudah terlaksana dengan baik dan telah
dimodifikasi sesuai dengan perubahan kondisi terhadap kualitas
kinerja sistem pengendalian internal.

2.3.2 Sifat Sistem Pengendalian Intern

xxix
Universitas Sumatera Utara

Sistem pengendalian internal (Internal Control System) adalah
aturan, prosedur, praktek dan struktur organisasional, yang dirancang
untuk menyediakan jaminan yang memadai atas objektivitas bisnis
dapat diterima dan kejadian yang tidak diinginkan dapat dicegah, atau
dideteksi serta dikoreksi.
Terdapat sifat sistem pengendalian intern yang dapat dipercaya
yaitu (1) Kualitas karyawan sesuai dengan tanggung jawabnya, (2)
Rencana organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsi secara
layak, (3)Sistem pemberian wewenang, tujuan, teknik dan pengawasan
yang wajar untuk mengadakan pengendalian atas aktiva, utang,
penghasilan dan biaya, (4) Perbandingan secara periodik.
Faktor yang paling sulit dan paling penting dalam sifat sistem
pengendalian intern diatas adalah orang-orang yang dapat menunjang
suatu sistem dapat berjalan baik. Masalah karyawan terkadang
menimbulkan permasalahan dalam pengendalian intern. Selanjutnya
yaitu faktor pemisahan tanggung jawab yang bertujuan agar tidak
seorang pun dapat mengendalikan dua atau tiga tanggung jawab fungsi.
Demikian

pula

setiap

manajemen

bertanggung

jawab

untuk

menentukan, melaksanakan dan memelihara serta meningkatkan sistem
pengendaliannya.
2.4 Pengembangan Mutu Karyawan
Pengembangan mutu karyawan merupakan usaha-usaha meningkatkan
pengetahuan karyawan dan keahlian atau keterampilannya. Hal ini

xxx
Universitas Sumatera Utara

dimaksudkan untuk mendorong karyawan untuk berusaha memiliki tingkat
moral yang tinggi dan mendorong karyawan bekerja lebih keras dan baik
sehingga

akan

menghasilkan

pekerjaan

yang

dikerjakan

dengan

efisien.Pengembangan mutu karyawan sangat penting dilakukan dalam suatu
perusahaan karena tuntutan dari pekerjaan atau jabatan. Hal ini dilakukan
dengan meningkatan keterampilan, dan pengetahuan tenaga kerja yang
dilakukan dalam bentuk nyata yaitu pemberian latihan, mengadakan seminarseminar dan pemberian kursus- kursus keterampilan.
Tujuan perusahaan mengembangkan mutu karyawan agar tercapainya
kesuksesan pada perusahaan itu sendiri, dengan cara merangsang antusiasme
karyawan terhadap pekerjaannya.Keuntungan dari memiliki karyawan yg
antusias dalam menjalankan pekerjaannya adalah bahwa mereka akan tetap
tinggal di organisasi dalam jangka waktu yg lama, sehingga perusahaan dapat
menghemat biaya terkait dengan turn over karyawan.
2.5 Kesesuaian Kompensasi Karyawan
Menurut Rivai (2011:741) menjelaskan bahwa kompensasi adalah
sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada
perusahaan. Kompensasi merupakan biaya utama atas keahlian atau pekerjaan
dan kesetiaan dalam bisnis perusahaan. Kompensasi menjadi alasan utama
mengapa kebanyakan orang mencari pekerjaan.
Menurut Werther dan Davis (1982) dalam Kadarisman (2012:1)
kompensasi adalah apa yang seorang karyawan/pegawai/pekerja terima sebagai
balasan dari pekerjaan yang diberikannya baik upah perjam ataupun gaji periodik
yang didesain dan dikelola oleh bagian personalia.

xxxi
Universitas Sumatera Utara

Kompensasi yang diberikan perusahaan terbagi menjadi dua jenis,
dengan uang dan tidak berbentuk uang, tetapi pemberian kompensasi daari
perusahaan sering kali berbentuk uang. Kompensasi yang diberikan pada
karyawan sering kali mempengaruhi standar hidup serta kedudukan sosial
dimasyarakat. Karena pentingnya kompensasi bagi karyawan maka berpengaruh
pada perilaku dan kinerjanya.
Dengan demikian Kesesuaian Kompensasi adalah kecocokan dan
kepuasan karyawan/pegawai/pekerja atas apa yang diberikan instansi kepada
mereka baik berupa upah perjam maupun gaji secara periodik sebagai balasan
dari pekerjaan yang telah dilaksanakan. Dan dengan adanya kesesuaian
kompensasi diharapkan dapat mencegah dan meminimalisasikan tindakan
kecurangan akuntansi di dalam instansi.

Samsudin (2006) dalam Kadarisman (2012:77-78) menjelaskan tujuan
pemberian kompensasi adalah

1) Pemenuhan kebutuhan ekonomi, 2)

Meningkatkan produktivitas kerja, 3) Memajukan organisasi atau perusahaan,
4) Menciptakan keseimbangan dan keahlian. Dari tujuan kompensasi diatas
dapat menunjukkan bahwa dengan sesuainya kompensasi dapat memenuhi
kebutuhan ekonomi karyawan, memajukan organisasi atau perusahaan, untuk
menciptakan keseimbangan dan keahlian dan untuk meningkatkan produktifitas
kerja.

2.6 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti berpedoman pada
tinjauan-tinjauan teori, jurnal- jurnal nasional dan internasional serta
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh pengendalian intern,

xxxii
Universitas Sumatera Utara

pengembangan mutu karyawan dan kompensasi karyawan terhadap
kecurangan akuntansi di perusahaan. Adapun penelitian-penelitian terdahulu,
dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti
(Tahun)
Zainal,
Rizki
(2009)

Simanju
ntak,
Nico
Sahap
Tua
(2013)

Judul Penelitian

Variabel

Kesimpulan

Pengaruh
Efektivitas
Pengendalian
Intern,
Asimetri
Informasi
dan
kesesuaian
Kompensasi
Terhadap
Kecenderungan
Kecurangan
Akuntansi (Fraud)
(Studi Empiris Kantor
Cabang
Bank
Pemerintah Dan Swasta
Di Kota Padang)

Independent
:
Pengendalian
Intern,
Asimetri
Informasi dan
Kesesuaian
Kompensasi

Efektivitas pengendalian
intern
berpengaruh
positif
terhadap
kecurangan akuntansi pada
kantor
cabang
bank
pemerintah dan swasta
dikota Padang.
Asimetri
informasi
berpengaruh
positif
terhadap
kecurangan
akuntansi pada kantor
cabang bank pemerintah
dan swsta dikota Padang.
Kesesuaian
kompensasi
berpengaruh positif terhadap
kecurangan akuntansi pada
kantor cabang bank
pemerintah dan swasta
dikota Padang

Pengaruh
Keefektifan
Pengendaliaan
Intern, Bidang
Akuntansi dan
Pengembangan
Mutu Karyawan
Terhadap
Pencegahan
Kecurangan
Akuntansi Di
PerusahaanSumater

Independen=
Keefektifan
pengendalia
n intern
Bidang
akuntansi
Pengembang
an
mutu
karyawan

Dependent :
Kecenderun
gan
Kecurangan
Akuntansi

Dependen =
Pencegahan

Bahwa
Keefektifan
pengendalian
intern
bidang akuntansi tidak
berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap
pencegahan kecurangan
akuntansi di perusahaan.
Pengembangan
mutu
karyawan memberikan
pengaruh
signifikan
secara parsial terhadap
pencegahan kecurangan

xxxiii
Universitas Sumatera Utara

Shintade
vi,
Prekadin
a Farizqa
(2015)

a Utara.

Kecurangan
Akuntansi

Pengaruh
Keefektifan
Pengendalian
Internal, Ketaatan
Aturan Akuntansi
dan
Kesesuaian
Kompensasi
Terhadap
Kecenderungan
Kecurangan
Akuntansi Dengan
Perilaku Tidak Etis
Sebagai
Variabel
Intervening
Pada
Universitas Negeri
Yogyakarta

Independen=
Kecenderun
gan
Kecurangan
Akuntansi

akuntansi di perusahaan.
Keefektifan pengendalian
intern bidang akuntansi
dan pengembangan mutu
karyawan berpengaruh
signifikan
secara
simultan
terhadap
pencegahan kecurangan
akuntansi di perusahaan.

Terdapat
pengaruh
negatif dan signifikan
antara
Keefektifan
Pengendalian
Internal
dengan Perilaku Tidak
Etis pada Universitas
Dependent = Negeri Yogyakarta.
Keefektifan Terdapat
pengaruh
Pengendalia negatif dan signifikan
n Internal
antara Ketaatan Aturan
Ketaatan
Akuntansi
dengan
Aturan
Perilaku Tidak Etis pada
Akuntansi
Universitas
Negeri
Kesesuaian
Yogyakarta.
Kompensasi Terdapat
pengaruh
Variabel
negatif dan signifikan
Intervening
antara
Kesesuaian
= Perilaku Kompensasi
dengan
Tidak Etis
Perilaku Tidak Etis pada
Universitas
Negeri
Yogyakarta.
Perilaku
Tidak
Etis
merupakan
variabel
intervening
antara
Keefektifan
Pengendalian
Internal,
Ketaatan
Aturan
Akuntansi
dan
Kesesuaian Kompensasi
terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi.

2.7 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

xxxiv
Universitas Sumatera Utara

Kecurangan merupakan suatu penyakit yang harus dilawan dalam
setiap elemen dalam perusahaan, dimulai dari bagian terkecil sampai terbesar.
Para ahli telah memperkirakan bahwa kecurangan yang terungkap merupakan
bagian yang kecil dari seluruh kecurangan yang terjadi. Maka dari itu, upaya
yang terbaik seharusnya adalah upaya dalam pencegahannya untuk dapat
melawan terjadinya kecurangan dalam perusahaan tersebut.
Untuk itulah dilakukan penelitian ini guna mengetahui faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan akuntansi di perusahaan.
Adapun faktor-faktor yang akan diteliti adalah pengendalian intern bidang
akuntansi dan mutu karyawan serta satu variabel yang masih jarang diteliti
yaitu kesesuaian kompensasi karyawan.
Berdasarkan uraian di atas, maka model kerangka pemikiran mengenai
pengaruh pengendalian intern bidang akuntansi, mutu karyawan dan
kesesuaian kompensasi karyawan terhadap pencegahan kecurangan akuntansi
di perusahaan swasta dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.3
Kerangka Konseptual

Pengendalian Intern Bidang Akuntansi

H1

(X1)
Pengembangan Mutu Karyawan

Pencegahan
H2

Akuntansi di

(X2)
Kesesuaian Kompensasi Karyawan

Kecurangan

H3

Perusahaan (Y)

(X3)
xxxv
Universitas Sumatera Utara

H4

2.7.1 Pengaruh Kefektifan Pengendalian Intern Bidang akuntansi
terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi
Pengendalian intern merupakan pondasi dasar yang dibuat oleh
setiap instansi sebagai pencegahan kecurangan akuntansi (fraud).
Peterson dan Gibson (2003) dalam Arsito (2014:32), secara detail
menjelaskan bahwa prosedur pengendalian intern yang buruk
berhubungan

pada

kekurangan

dalam

pemisahan

tugas

dan

ketidakhadiran rekonsiliasi bebas dari uang dan dokumentasi dipandang
sebagai faktor dimana memungkinkan kecurangan untuk terjadi di suatu
instansi yang kualitas pengendalian internalnya buruk ataupun rendah.
Zainal (2009:16-17),menjelaskan bahwa kejadian penipuan
karyawan lebih tinggi terjadi disuatu perusahaan yang kualitas
pengendalian internalnya buruk atau rendah. Sehingga berdasarkan
yang telah dijelaskan diatasdapat diambil suatu kesimpulan bahwa
pengendalian intern menjadi suatu hal yang sangat penting dalam
mencegah kecurangan akuntansi (fraud), maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Keefektifan pengendalian intern bidang akuntansi berpengaruh
positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi.

xxxvi
Universitas Sumatera Utara

2.7.2 Pengaruh Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan
Kecurangan Akuntansi
Sifat

pengembangan

pengembangan

mutu

pengetahuan,

karyawan

pengembangan

ada

tiga

keterampilan

yaitu
dan

pengembangan sikap. Ketiga sifat ini memiliki keterkaitan antara satu
dengan yang lain.
Simanjuntak

(2013:31)

mengatakan

pengembangan

mutu

karyawan memberikan pengaruh terhadap pencegahan kecurangan
akuntansi di perusahaan.Mutu karyawan dalam perusahaan merupakan
aspek yang kuat dalam mmemajukan sebuah perusahaan, namun dapat
juga menjadikan perusahaan itu sendiri hancur, hal ini dapat dilihat dari
pengembangan

mutu

karyawan

yang

dibina

oleh

perusahaan

tersebut.Sehingga berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti
mencoba untuk melakukan penelitian di luar dari faktor yang telah
diteliti oleh para peneliti terdahulu, yaitu meneliti sejauh mana
pengaruh

pengembangan

mutukaryawan

terhadap

pencegahan

kecurangan akuntansi di Perusahaan Swasta Jakarta. Dengan demikian,
hipotesis kedua dari penelitian ini adalah:
H2: Pengembangan mutu karyawan berpengaruh positif terhadap
pencegahan kecurangan akuntansi.

xxxvii
Universitas Sumatera Utara

2.7.3 Pengaruh

Kesesuaian

Kompensasi

Karyawan

terhadap

Pencegahan Kecurangan Akuntansi
Kompensasi yang diberikan perusahaan terbagi menjadi dua jenis,
dengan uang dan tidak berbentuk uang, tetapi pemberian kompensasi oleh
perusahaan sering kali berbentuk uang. Kompensasi yang diberikan pada
karyawan sering kali mempengaruhi standar hidup serta kedudukan sosial
dalam masyarakat. Dengan demikian pentingnya kompensasi bagi
karyawan maka dapat berpengaruh pada perilaku dan kinerjanya.

Kesesuaian kompensasi dapat berpengaruh positif ataupun
negatif

tergantung

pada

kebijaksanaan

perusahaan.

Sehingga

berdasarkan kesimpulan yang dilakukan peneliti terdahulu di atas, maka
peneliti mencoba untuk melakukan penelitian di luar dari faktor yang
telah diteliti oleh para peneliti terdahulu, maka hipotesis ketiga dari
penelitian ini yaitu :
H3: Penyesuaian kompensasi karyawan berpengaruh positifterhadap
pencegahan kecurangan akuntansi.
2.7.4 Pengaruh Keefektifan Pengendalian Intern Bidang Akuntansi,
Pengembangan Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi
Karyawan

secara

bersama-sama

terhadap

Pencegahan

Kecurangan Akuntansi.
Dalam penelitian ini, peneliti berpendapat bahwa pengendalian
intern bidang akuntansi, pengembangan mutu karyawan dan kesesuaian

xxxviii
Universitas Sumatera Utara

kompensasi karyawan dapat mewakili faktor – faktor lain yang ada
dalam mencegah terjadinya kecurangan karyawan di lingkungan
perusahaan. Dengan demikian, hipotesis ketiga dari penelitian ini yaitu :
H4: Keefektifan pengendalian intern bidang akuntansi, pengembangan
mutu

karyawan

dan

peningkatan

pendapatan

karyawan

berpengaruh secara simultan terhadap pencegahan kecurangan
akuntansi.

xxxix
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Intern Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di Perusahaan

8 90 120

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

9 96 97

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 2 101

Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

2 13 96

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 0 11

Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

0 0 11

Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

0 0 2

Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

0 0 8

Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

0 3 2

Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

0 0 15