FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN
CITRA TUBUH ( BODY IMAGE ) PADA PASIEN POST
OPERASI MASTEKTOMI DI RSUP DR. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR
Sriwahyuningsih1, Dahrianis2, M. Askar3
1

STIKES Nani Hasanuddin Makassar
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2

ABSTRAK
Payudara merupakan bagian penting anggota tubuh seorang perempuan dan memainkan
peran signifikan dalam seksualitas wanita. Ketika dia terkena kanker payudara tentunya akan
menimbulkan gangguan baik secara fisik maupun psikologis terlebih lagi ketika pada payudara itu
dilakukan mastektomi. Tindakan itu akan mempengaruhi konsep dirinya bermula dari gangguan
terhadap citra tubuhnya. Ia akan sulit menerima keadaannya, merasa rendah diri, malu untuk
bertemu dengan orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan
dengan gangguan citra tubuh (body image) pada pasien post perasi mastektomi dengan sub variabel

faktor status perkawinan dan dukungan keluarga (support system). Desain penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan survey cross sectional. Cara pengambilan
sampel dengan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Penelitian
menggunakan uji statistic Chi-Square dan Fisher’s Exact Test dengan tingkat kemaknaan p < 0.05
dengan program SPSS. Hasil penelitian untuk hubungan status perkawinan dengan gangguan citra
tubuh diperoleh p = 0.000 berarti p < 0.05 menunjukan ada hubungan bermakna antara status
perkawinan dengan gangguan citra tubuh. Hubungan dukungan keluarga dengan gangguan citra
tubuh diperoleh p = 0.001 berarti p < 0.05 menunjukan ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan gangguan citra tubuh.Saran untuk tenaga keperawatan diharapkan agar dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien dengan tindakan mastektomi perlu menekankan pada perubahan
citra tubuh yang akan dialaminya dengan lebih memperhatikan pada segi status perkawinan dan
dukungan keluarga, bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengembangkan lagi penelitian sejenis
dengan meneliti factor lain yang mempengaruhi gangguan citra tubuh.
Kata Kunci : Gangguan Citra Tubuh, Status Perkawinan, dan Dukungan Keluarga.
PENDAHULUAN
Setiap tahunnya penderita karsinoma
mammae
cenderung
meningkat
dan

merupakan penyakit kanker yang sering
menjadi penyebab kematian pada wanita.
Karsinoma mammae sering memberi kesan
menakutkan terutama bila ditemukan pada
wanita berusia lebih dari 40 tahun. Hal ini
sesuai dengan frekuensi karsinoma mammae
yang relative tinggi dibandingkan dengan
kanker yang lain seperti kanker rahim, kanker
kulit, dan kanker paru (Tambunan, 2007).
Pada usia 45 tahun satu dari Sembilan
wanita akan mengalami kanker payudara.
Kanker payudara adalah jenis kanker kedua
penyebab kematian karena kanker pada
wanita. Akan tetapi yang biasa bertahan hidup
sampai mencapai lebih dari lima tahun sejak
awal didiagnosis kanker payudara ini cukup
besar, sekitar 93%. Jika kanker telah

Volume 1 Nomor 3Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721


menyebar secara regional saat didiagnosis,
kemampuan bertahan hidup selama 5 tahun
sebesar 72% dan untuk seseorang dengan
metastase yang luas saat didiagnosis,
kemampuan hidupnya hanya 18% (Gale D,
Charette, 2005).
Dalam 24-48 jam pertama setelah
pembedahan ada retensi cairan, dan retensi
natrium berlangsung lebih lama. Ekskresi
kalium meningkat pascaoperasi. Perubahanperubahan pascaoperasi ini terjadi walaupun
terapi
cairan adekuat
dan dipercaya
disebabkan oleh meningkatnya sekresi
hormon antidiuretik dan sekresi hormon
adrenokortikal, terutama glukokortikoid (Lunn,
2005).
Salah satu prosedur yang paling
sering digunakan untuk pelaksanaan kanker
payudara lokal adalah mastektomi dengan

atau
tanpa
rekonstruksi
dan
bedah

1

penyelamatan payudara yang berkombinasi
dengan terapi radiasi. Akibat dari tindakan
mastektomi tersebut maka akan menyebabkan
perubahan fisik pada pasien karsinoma
mammae yang akan berpengaruh pada citra
tubuh yang menunjukan gambaran diri
seseorang pada akhirnya akan mempengaruhi
harga diri. Ancaman terhadap citra tubuh dan
juga harga diri, sering disertai perasaan malu,
ketidakadekuatan dan rasa bersalah. Akibat
terjadi perubahan peran pada klien karsinoma
mammae yang mempunyai peran seperti :

peran sebagai seorang ibu, istri, pekerja, dan
lain-lain.
Gambaran dari citra tubuh atau body
image adalah persepsi seseorang mengenai
penampilan fisik dirinya sendiri. Orang dengan
citra tubuh yang buruk akan mempersepsikan
dirinya sebagai orang yang tidak memiliki
penampilan yang menarik atau buruk,
sedangkan orang yang memiliki citra tubuh
yang baik akan bisa melihat bahwa dirinya
menarik baik bagi dirinya sendiri ataupun
orang lain, atau setidak-tidaknya akan
menerima dirinya apa adanya. Persepsi
mengenai citra tubuh bukan hal yang objektif
atau merupakan opini dari orang lain,
seseorang dengan citra tubuh yang buruk bisa
saja secara fisik menurut orang lain cantik dan
menarik, dan seseorang dengan citra tubuh
yang baik bisa saja merupakan orang yang
dianggap tidak menarik secara fisik oleh orang

lain (Thompson, 2001).
Langkah pertama dalam memahami
konsep citra tubuh adalah mulai menyadari
tentang sikap seseorang terhadap kesehatan,
penyakit, perubahan bentuk tubuh dan
perubahan fungsi tubuh. Sebagai akibatnya,
pertimbangan kualitas hidup telah menjadi isu
penting dalam pengobatan dan pemulihan.
Kualitas hidup adalah konstruksi multidimensi
yang mencakup status fungsi (perawatan diri),
kesejahteraan psikologis, fungsi sosial dan
keluarga,
dan
kesejahteraan
spiritual.
Parameter-parameter ini merupakan indikator
penting tentang seberapa baik seorang
individu dapat berfungsi setelah diagnosis dan
pengobatan (Smeltzer S C, Bare B G, 2005).
Payudara merupakan bagian penting

dari anggota tubuh seorang perempuan dan
memainkan peran signifikan dalam seksualitas
wanita. Ketika seorang perempuan terkena
kanker payudara maka tentunya akan
menimbulkan gangguan baik secara fisik
maupun psikologis terlebih lagi ketika pada
payudara tersebut dilakukan pembedahan.
Tindakan tersebut akan mempengaruhi
konsep dirinya bermula dari gangguan
terhadap citra tubuhnya. Ia akan sulit

Volume 1 Nomor 3Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721

menerima keadaanya tersebut, merasa rendah
diri, malu, tidak percaya diri untuk bertemu
dengan orang lain. Tentunya hal tersebut
merupakan suatu kondisi yang cukup sulit bagi
seorang perempuan butuh waktu untuk
menyesuaikan diri menerima keadaannya.
Oleh karena itu maka peran seorang tenaga

kesehatan khususnya perawat sangat penting
dalam mengembalikan rasa percaya diri.
Menurut Stuart dan Sundeen konsep
diri seseorang (yang terdiri dari citra tubuh,
ideal diri, harga diri, dan identitas diri) dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan
serta pekerjaan selain itu perubahan
psikologis konsep diri juga dipengaruhi oleh
lingkungan keluarga maupun lingkungan
masyarakat. Kedua lingkungan tersebut
menjadi sumber koping sekaligus stressor
yang menyebabkan perubahan psikologis
pada pasien karsinoma payudara.
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan di bagian rekam medik RSUP
Wahidin Sudirohusodo Makassar diperoleh
data bahwa pasien dengan karsinoma
payudara yang dirawat di RSUP DR. Wahidin
Sudirohusodo

Makassar
mengalami
peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa
pada priode januari-desember 2009 tercatat
99 orang, priode januari-desember 2010
tercatat 121 dan priode januari-desember
2011 tercatat 224 orang. Dari hasil penelitian
sebelumnya oleh Hajerah mengenai gambaran
konsep diri pada pasien karsinoma mammae,
citra tubuh terganggu diatas 50% dari
responden yang ada dan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Haerunisa mengenai hubungan
tindakan mastektomi dengan citra tubuh
terdapat 19 orang yang terganggu (61,3%)
dari 30 responden. (sumber : Medical record
RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar).
Berdasarkan data, peneliti mempunyai
keinginan
untuk
melakukan

penelitian
terhadap “faktor yang berhubungan dengan
gangguan citra tubuh (body image) pada
pasien post operasi mastektomi di RSUP DR.
Wahidin Sudirohusodo Makassar
BAHAN DAN METODE
Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti,
maka jenis penelitian ini adalah metode
dekskriptif analitik dengan pendekatan survei
cross sectional. Penelitian ini dilakukan di
RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar
pada bulan Februari tahun 2012..
Populasi dalam penelitian ini adalah
setiap subjek atau objek, dalam hal ini yaitu
klien yang memenuhi kriteria yang telah

2

ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam

penelitian ini adalah semua klien post operasi
mastektomi pada bulan Februari-Maret 2012
setelah berada di ruang perawatan bedah
RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar..
Pada penelitian ini jumlah sampel
yang dibutuhkansebanyak 30 sampel.
1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a) Pasien yang menjalani operasi
pengangkatan payudara
a) Jenis operasi
2) Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
a) Pasien yang tidak bersedia diteliti
b) Responden yang tidak sesuai dengan
kriteria inklusi
Pengumpulan data
Pengumpulan data dengan data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari
tempat penelitian, yaitu Data sekunder
diperoleh melalui data Rekam medik RSUP
DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar, data
primer dari quisioner. Pengolahan data
dilakukan dengan:
a. Editing
Setelah data terkumpul kemudian
peneliti mengadakan seleksi dan editing
yakni memeriksa setiap kuisioner yang
telah diisi mengenai kebenaran data yang
sesuai variabel.
b. Koding
Mengisi
daftar
kode
pada
kuisioner sesuai dengan jawaban yang
telah diisi di lapangan dan dibuat daftar
variabel sesuai dengan di dalam
kuisioner. Apabila ada variabel yang tidak
diperlukan di dalam kuisioner maka tidak
lagi dimasukan di dalam variabel.
c. Tabulasi data
Mengelompokan data ke dalam
suatu tabel distribusi frekuensi menurut
sifat-sifat yang dimiliki yang sesuai
dengan tujuan penelitian ini. Dalam hal ini
dipakai
tabel
untuk
memudahkan
penganalisaan data yang dapat berupa
tabel sederhana atau tabel silang.
Analisis data
Analisa data dilakukan melalui tahap
editing,
koding,
tabulasi
dan
uji
statistik.Analisis univariat dilakukan dengan
menggunakan analisis distribusi frekuensi.
Menggunakan bantuan program SPSS
for windows 16,0. Melalui tahapan-tahapan,
kemudian
data
dianalisis
dengan
menggunakan metode uji statistik univariat
dilakukan untuk variabel tunggal yang
dianggap terkait dengan penelitian dan

Volume 1 Nomor 3Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721

analisis bivariat untuk melihatdistribusi atau
hubungan beberapa variabel yang dianggap
terkait dengan menggunakan uji chisquare.
Analisis data dilakukan dengan
pengujian hipotesis Nol (Ho) atau hipotesis
yang akan ditolak. Dengan menggunakan uji
chi-square. Batas kemaknaan = 0,05, Ho
ditolak jika p < 0,05 dan Ho diterima jika p >
0,05.
Jika p < α (0,05) maka hipotesis nol
ditolak dan hipotesis alternatif diterima yang
berarti
ada
hubungan
antara
status
perkawinan dan dukungan keluarga dengan
gangguan citra tubuh (body image) pada
pasien post operasi mastektomi.
Sedangkan jika p > α (0,05) maka
hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif
ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara
status perkawinan dan dukungan keluarga
dengan gangguan citra tubuh (body image)
pada pasien post operasi mastektomi.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
1)Status perkawinan
Tabel 1 : Distribusi Frekwensi status
perkawinanRSUP
DR.
Wahidin
Sudirohusodo
Makassar 2012
Status
Persentasi
Frekuensi
perkawinan
(%)
Menikah
24
80.0
Belum menikah 6
20.0
Total
30
100.0
Sumber :Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 4 diketahui jumlah
responden yang sudah menikah sebanyak
24 kasus (80.0%), dan responden yang
belum menikah sebanyak 6 kasus (20.0%).
2)Dukungan keluarga
Tabel 2 : Distribusi Frekwensi dukungan
keluargaRSUP DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar 2012
Dukungan
Persentasi
Frekuensi
keluarga
(%)
Baik
16
53.3
Kurang baik
14
46.7
Total
30
100.0
Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5 diketahui
jumlah responden dengan dukungan
keluarga baik sebanyak 16 kasus (53.3%),
dan jumlah responden dengan dukungan
keluarga kurang baik sebanyak 14 kasus
(46.7%).

3

3)Gangguan citra tubuh
Tabel 3 : Distribusi Frekwensi gangguan
citra tubuhRSUP DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar 2012
Persentasi
Citra tubuh
Frekuensi
(%)
Terganggu
Tidak
terganggu
Total

21

70.0

9

30.0

30

100.0

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 6 diketahui
jumlah
responden
yang
mengalami
gangguan citra tubuh sebanyak 21 kasus
(70.0%), dan responden yang tidak
mengalami gangguan citra tubuh sebanyak
9 kasus (30.0%).

perkawinan dengan gangguan citra tubuh
pada pasien post operasi mastektomi.
b. Dukungan keluarga
Tabel 5 : Hubungan dukungan keluarga
dengan gangguan citra tubuh
Di
RSUP
DR.
Wahidin
Sudirohusodo Makassar 2012
Gangguan citra tubuh
Total
Dukungan Terganggu Tidak
terganggu
keluarga
f
%
f
%
f
%
Baik

7

23.3

9

30.0

16 53.3

Kurang
baik

14 46.7

0

0

14 46.7

Jumlah

21 70.0

9

30.0

30 100.0

P = 0.001

α = 0.05

Sumber : Data Primer 2012

Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk memperoleh
hasil analisis dalam bentuk tabel 2x2 untuk
mendapatkan
hasil
analisis
dengan
menggunakan uji Chi-square antara variabel
independen dengan variabel dependen.
Adapaun hasil yang diperoleh adalah sebagai
berikut :
a. Status perkawinan
Tabel 4 : Hubungan status perkawinan
dengan gangguan citra tubuh
Di
RSUP
DR.
Wahidin
Sudirohusodo Makassar 2012
Gangguan citra tubuh
Total
Tergangg
Tidak
Status
u
terganggu
perkawinan
f
%
f
%
f
%
Kawin
21 70.0 3 10.0 24 70.0
Belum
0
0
6 20.0 6
30.0
kawin
Jumlah
21 70.0 9 30.0 30 100.0
P = 0.000
α = 0.05
Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan data pada Tabel 7 dari
30 responden yang diteliti terdapat
21
responden (70.0%) yang sudah kawin
mengalami gangguan citra tubuh, kemudian
9 responden yang tidak mengalami
gangguan citra tubuh diantaranya 6
responden (20.0%) yang belum kawin dan 3
responden (10.0%) yang sudah kawin.
Setelah dilakukan uji statistik Chi-square
dengan koreksi Fisher exact test diperoleh
nilai p = 0,000 < α (0,05) sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima. Jadi menyatakan
ada hubungan yang signifikan antara status

Volume 1 Nomor 3Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721

Berdasarkan data pada Tabel 8 dari
30 responden yang diteliti terdapat 21
responden
(70.0%)
yang
mengalami
gangguan citra tubuh diantarannya 7
responden (23.3%) dengan dukungan
keluarga baik dan 14 responden (46.7%)
dengan dukungan keluarga kurang baik.
Kemudian responden yang tidak mengalami
gangguan citra tubuh sebanyak 9 responden
(30.0%) dengan dukungan keluarga baik.
Setelah dilakukan uji statistik chi-square
dengan koreksi Fisher exact test diperoleh
nilai p = 0,001 < α (0,05) sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima. Jadi menyatakan
ada hubungan yang signifikan antara
dukungan keluarga dengan gangguan citra
tubuh pada pasien post operasi mastektomi.
PEMBAHASAN
1. Hubungan antara status perkawinan
dengan gangguan citra tubuh
Hasil
analisis
data
dengan
menggunakan
uji
Chi-square
test
menunjukan responden dengan status
menikah sebanyak 21 responden (70,0)
dan
responden dengan status belum
menikah sebanyak 9 responden (30,0).
Setelah dilakukan uji statistik maka
diperoleh nilai p = 0,000 < α = (0,05).
Hasil penelitian ini diperkuat oleh
teori yang dinyatakan oleh Suzanne, S.C,
2002 bahwa status perkawinan menikah
dan belum menikah mempengaruhi citra
tubuh karena responden dengan status
perkawinan, baik yang menikah maupu
belum menikah mengalami kekhawatiran
mengenai pekerjaan mereka dan apakah

4

mereka mampu untuk mempertahankan
tunjangan perawatan kesehatan yang
penting akibat dari penyakit kanker
payudara yang di deritanya. Mereka juga
khawatir mengenai produktivitas kerja
mereka dan kemajuan karier mereka.
Mereka menghadapi banyak masalahmasalah keluarga yang berkaitan dengan
apakah mereka dapat memiliki anak,
apakah mereka akan tetap hidup untuk
dapat menyaksikan anak-anak mereka
tumbuh, dan apakah penyakit mereka akan
kambuh dan akan membuat mereka
menjadi cacat. Dalam menghadapi prospek
masa depan penderita kanker payudara
memilih untuk bersikap pasrah dan
menerima keadaan fisiknya apa adanya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti sebelumnya
menyatakan
bahwa dari hasil uji statistic dengan
menggunakan uji Chi-square didapatkan
nilai p = 0,001. Karena nilai p< α, maka
dapat
diinterpretasikan
bahwa
ada
hubungan antara status perkawinan
dengan gangguan citra tubuh pada pasien
post operasi mastektomi.
Dari pembahasan diatas peneliti
berpendapat bahwa status perkawinan
mempengaruhi citra tubuh pada wanita
post operasi Ca mammae yang telah
menikah, karena merasa malu terhadap
pasangannya mengenai keadaan fisiknya
yang sekarang sehingga hubungan antara
suami dan istri kurang maksimal dan
merasa khawatir tentang risiko anak-anak
perempuan mereka untuk mengalami
kanker payudara, kemudian reponden
pasca pembedahn yang belum menikah
cenderung merasa khawatir dan malu
dengan kedaan fisiknya yang sekarang,
karena takut dikucilkan dan dijauhi oleh
teman-temanya
serta
takut
tidak
mendapatkan jodoh. jadi dapat disimpulkan
bahwa status perkawinan mempengaruhi
gangguan citra tubuh pada pasien post
operasi mastektomi, baik yang telah
menikah maupun yang belum menikah.
2. Hubungan antara dukungan keluarga
dengan gangguan citra tubuh
Hasil
analisis
data
dengan
menggunakan uji Chi-square menunjukan
responden dengan dukungan keluarga baik
sebanyak 16 responden (53.3) dan
responden dengan dukungan keluarga
kurang baik sebanyak 14 responden
(46.7). Setelah dilakukan uji statistik maka
diperoleh nilai p = 0,001 < (0,05).
Hasil penelitian ini diperkuat oleh teori
yang dinyatakan oleh Niven N, 2002 bahwa

Volume 1 Nomor 3Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721

dukungan keluarga dapat menjadi faktor
yang
sangat
berpengaruh
dalam
menetukan keyakinan dan kesehatan
individu serta dapat juga menetukan
tentang program pengobatan yang dapat
mereka
terima.
Keluarga
member
dukungan
dan
membuat
keputusan
mengenai perawatan diri anggota yang
sakit. Anggota keluarga atau teman,
dimana
seseorang
pertamakali
menceritakan keluhannya dan meminta
nasihat
seringkali
mempengaruhi
seseorang dalam mencari pelayanan
kesehatannya. Dengan dukungan penuh
dari keluarga atau orang-orang disekitar
mengenai tindakan mastektomi yang
dialaminya akan membuat orang tersebut
tidak mengalami perubahan persepsi
tentang tubuhnya sehingga ia tidak akan
mengalami gangguan citra tubuh.
Dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti sebelumnya
menyatakan
bahwa dari hasil uji statistic dengan
menggunakan uji Chi-square didapatkan
nilai p = 0,004. Karena nilai p< α, maka
dapat
diinterpretasikan
bahwa
ada
hubungan antara dukungan keluarga
dengan gangguan citra tubuh pada pasien
post operasi mastektomi.
Berdasarkan
pembahasan
diatas
peneliti berpendapat bahwa dukungan
keluarga sangat mempengaruhi citra tubuh
klien post operasi mastektomi karena
dukungan keluarga dapat membantu
meningkatkan percaya diri klien agar tidak
merasa malu dengan keadaan fisiknya
setelah
dilakukakn
pembedahan
mastektomi. Oleh karena itu dukungan
kelurga sangat berperan dalam mengatasi
masalah konsep diri klien post operasi
mastektomi khususnya gangguan citra
tubuh.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang
faktor yang berhubungan dengan gangguan
citra tubuh pada pasien post operasi
mastektomi, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada hubungan status perkawinan dengan
gangguan citra tubuh pada pasien post
operasi mastektomi.
2. Ada hubungan dukungan keluarga dengan
gangguan citra tubuh pada pasien post
operasi mastektomi.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas,
maka penulis memberikan saran sebagai
berikut :

5

1. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat
mengembangkan
penelitian
ini
denganmeneliti
faktor
lain
yang
mempengaruhi gangguan citra tubuh pada
pasien post operasi mastektomi.
2. Disarankan bagi pihak Rumah Sakit untuk
menyarankan kepada keluarga agar selalu
memberi dukungan atau support kepada

anggota keluarga yang telah melakukan
operasi mastektomi.
3. Bagi perawat diharapkan agar dalam
melakukan asuhan keperawatan pada
pasien dengan tindakan mastektomi perlu
menekankan pada perubahan citra tubuh
yang akan dialaminya.

DAFTAR PUSTAKA
Ani Masruroh. 2009. Hubungan antara Pola Asuh Demokratis Orang Tua dengan Rasa Percaya Diri Siswa-Siswi
di Taman Kanak-Kanak Primaga Kota Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas PsikologiUniversitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Athiyyatun Najah. 2007. Hubungan antara Persepsi Anak terhadap Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi
Belajar. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Psikologi-Universitas Muhammadiyah.
Besembun, Ignatius, 2012, Gaya Pola Asuh Orang Tua, (online), diakses 06 Maret 2012
Dahlan, M. Sopiyudin, 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta.
Deedee H Ristanty. 2012. Pola Asuh, (online), (http://deedee.blogspot.com, diakses 04 maret 2012.
Erlina Nurmalia. 2010. Pengaruh Fasilitas dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS
Man Malang 1. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : Fakultas Tarbiyah-UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Fini Fortuna. 2008. Hubungan Pola Asuh Otoriter dengan Perilaku Agresif pada Remaja. Skripsi tidak diterbitkan.
Jakarta:Fakultas Psikologi-Universitas Gunadarma.
Fitriany Azhar. 2011. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Adaptasi Sosial Usia Toddler di
Posyandu Sejati Wilayah Puskesmas Palanro Kabupaten Barru. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar :
Program Studi Keperawatan-STIKES Nani Hasanuddin.
Gunawan, Adi W., 2006. Genius Learning Strategy. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul, Edisi 2. 2007. Riset Keperawatan dan Tenik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika : Jakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Salemba Medika : Jakarta.
Marini, Liza, dan Elvi Andriani. Perbedaan Asertivitas Remaja Ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua, Volume I. 2 :
48-49
Mulida, Alia. 2008. Hubungan work. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta : Fakultas Psikologi- Universitas Indonesia.
Nirwana, Ade Benih, 2011. Psikologi Ibu, Bayi dan Anak, Nuha Medika : Yogyakarta.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Salemba Medika :
Jakarta.
Purwanto, M. Ngalim, 2007, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya : Bandung.
R., Jhonson dan Lany R., 2010, Keperawatan Keluarga, Nuha Medika : Yogyakarta.
Santrock, John W., 2009. Psikologi Pendidikan. Salemba Medika : Jakarta.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta : Bandung.
Suriadi dan Rita Yuliani, 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 2, Sagung Seto : Jakarta.
Syah, Muhibbin, 2006. Psikologi Belajar. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Volume 1 Nomor 3Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721

6