HUBUNGAN ANTARA FANATISME TERHADAP KLUB

HUBUNGAN ANTARA FANATISME TERHADAP KLUB DENGAN
KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESIF PADA SUPORTER KLUB
SEPAK BOLA NONTON BARENG DI YOGYAKARTA

DHELLA ANGGIA DEVIANA PUTRI
09/283322/PS/05761

DI BAWAH BIMBINGAN:
FAUZAN HERU SANTHOSO, DRS., M.SI

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
Disahkan pada tanggal:

_________________________

Dekan Fakultas Psikologi UGM

Dra. Supra Wimbarti, M.Sc., Ph. D.

NIP: 195908071986032001

Panitia Penguji:

Tanda Tangan

1. Fauzan Heru Santhoso, Drs., M.Si.

……………………

2. Ratna Wulan, Dr., S.U.

……………………

3. Budi Andayani, Dra., M.A.

……………………

THE RELATIONSHIP BETWEEN FANATICISM OF CLUB AND AGGRESSIVE
BEHAVIOR TENDENCIES OF FOREIGN FOOTBALL FANS IN YOGYAKARTA


Dhella Anggia Deviana Putri
Fauzan Heru Santhoso
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Abstract
The aim of this research to examined the relationship between fanaticism and aggressive
behavior tendencies of foreign football fans. Data were collected from 93 participants of 4
different fans club at Yogyakarta, which are Milanisti Indonesia sezione Jogja, Juventus Club
Indonesia chapter Jogja, BIGREDS (Liverpool FC), and Jogja United Indonesia. Those fans
klub had the largest member and the most attractive in supporting their real club. This
research used purposive sampling. Instrument for data collection were The Aggressive
Behaviour Tendencies Scale and Fanaticism Scale. Product Moment Correlation were used to
analyze the data. Result showed that there is a relationship between Aggressive Behavior
Tendencies and Fanaticism on foreign football fans around 0,212 (p0,05). Hal ini
berarti bahwa fanatisme terhadap klub memiliki hubungan dengan kecenderungan perilaku
agresif suporter sepak bola klub nobar di Yogyakarta. Dengan demikian hipotesis penelitian
yang menyatakan ada hubungan antara fanatisme terhadap klub dengan kecenderungan
perilaku agresif suporter sepak bola klub nobar, terbukti. Fanatisme memberikan sumbangan
efektif 4,4% terhadap kecenderungan perilaku agresif . Jika melihat hasil kategorisasi data,
kecenderungan perilaku agresif menunjukkan pada tingkatan sedang sebanyak 34 orang

(36,56%) dan fanatisme menduduki tingkatan tinggi 35,48% sebanyak 33 orang.

DISKUSI
Adanya hubungan antara fanatisme dan kecenderungan perilaku agresif dapat dilihat
pada faktor yang mempengaruhi pada kedua variabel. Fanatisme merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi kecenderungan perilaku agresif sehingga kedua variabel ini memiliki
korelasi. Korelasi yang sangat kecil dapat disebabkan oleh kelompok subjek yang menjadi
responden bukan merupakan suporter lapangan melainkan suporter klub sepak bola nobar
sehingga perilaku agresif yang ditimbulkan kurang tampak. Pengambilan data penelitian tidak
sesuai dengan adanya musim pertandingan sehingga atmosfer saat nobar kurang dirasakan
oleh subjek. Bentuk perilaku agresif juga terjadi di dalam sosial media sehingga tidak
melibatkan fisik secara langsung. Penyebab lain yaitu adanya faktor lain yang lebih kuat.
Selaras dengan pernyataan Brigham (dalam Suryanto & Ancok, 1997) faktor lainnya yang
dimungkinkan dapat mempengaruhi perilaku agresif yaitu deindividuasi, frustrasi, dan faktor
lingkungan.
Hasil penelitian ini mendukung teori yang telah ada sebelumnya. Baron & Byrne (2005)
mengungkapkan adanya teori dorongan pada perilaku agresi bahwa perilaku agresi dapat
timbul dari berbagai kondisi eksternal yang membangkitkan motif untuk melukai atau
menyakiti orang lain.

Uji hipotesis dari penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya mengenai
hubungan fanatisme terhadap tim dan perilaku agresif pada hooligans. Spaaij (2008)
berpendapat bahwa terdapat enam hal penting yang tampak secara umum dalam struktur
identitas hooligans yaitu perasaan suka atau tertarik, sikap maskulin yang kuat, identifikasi
suatu daerah, menjaga reputasi individu dan bersama, perasaan solidaritas dan memiliki, serta
representasi dari kedaulatan dan otonomi. Ultras (sebutan suporter keras Italia) menyatakan
bahwa “solidaritas terhadap klub” sebagai motif utama mereka untuk berpartisipasi dalam
perusakan yang terjadi di sekitar pertandingan olahraga itu (Zani & Kirchler, 1991).
Perilaku antusias ini semakin tinggi ketika dilihat dari objek yang dituju. Suporter
klub sepak bola nobar membuat koreo, memasang spanduk, bernyanyi, berteriak, mengecat

bagian tubuh, dan menyalakan red flare tidak dapat didengar langsung bahkan dilihat oleh tim
kesayangan yang didukung. Hampir setiap pertandingan mereka melakukan hal tersebut.
Perilaku ini ditujukan semata hanya untuk mendukung sebuah tim kesayangan yang jauh
hingga lintas benua tersebut. Adanya antusiasme semangat berlebihan yang tidak berdasarkan
pada akal sehat melainkan pada emosi tidak terkendali. Ketiadaan akal sehat itu mudah
membuat orang yang fanatik melakukan hal-hal yang tidak proporsional, sehingga akhirnya
melakukan hal-hal yang kurang rasional (Pritasari, 2010).
Penelitian ini juga mengacu pada pembentukan agresi menurut Brigham (1991) yang
menjelaskan bahwa fanatisme merupakan pandangan yang sempit, sangat kuat dan sifatnya

menyerang. Fanatisme dipandang menjadi penyebab menguatnya perilaku kelompok yang
tidak jarang juga menimbulkan agresi. Walaupun hasil penelitian menunjukkan korelasi yang
kecil, setidaknya, hubungan keduanya menyebabkan hipotesis diterima. Adanya antusiasme
yang berlebihan yang tidak berdasarkan pada akal sehat melainkan pada emosi tidak
terkendali. Ketiadaan akal sehat itu mudah membuat orang yang fanatik melakukan hal yang
tidak proporsional, sehingga akhirnya melakukan hal yang kurang rasional (Pritasari, 2010).
Berdasar kesimpulan dan pembahasan yang didapat adapun saran dari penelitian ini
disampaikan kepada: pengurus organisasi komunitas suporter klub sepak bola nobar bahwa
pengurus fans klub selalu mengingatkan para peserta nobar, bahwa fans klub memiliki nilai
dan norma sendiri ketika jalannya nobar demi menjaga nama baik fans klub dan memperkaya
kegiatan yang bermakna kebersamaan anggota agar semakin erat tali persaudaraan sehingga
dapat memperkecil perilaku agresif saat nobar. Untuk pihak yang mengurus persatuan antar
komunitas suporter klub sepak bola nobar, yakni: dibentuknya pihak yang menangani khusus
komunitas suporter klub sepak bola nobar, dalam bentuk forum, organisasi atau komunitas
pemantau seperti: KONI (Kesatuan Olahraga Negara Indonesia). Organisasi memfasilitasi para

komunitas agar semakin erat hubungan antar komunitas. Memperkaya kegiatan-kegiatan
seperti: kongres, pertemuan forum diskusi antar suporter klub sepak bola nobar, dan
sebagainya. Sehingga dengan adanya organisasi seperti ini dapat berperan menengah dan tidak
memihak pada komunitas suporter manapun.

Ditujukan kepada penelitian selanjutnya, berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab
sebelumnya dapat diketahui bahwa masih besar kemungkinan adanya faktor-faktor lain yang
menjadi prediktor perilaku agresi pada suporter sepak bola. Oleh karena itu, diharapkan untuk
penelitian selanjutnya melakukan penelitian dengan menggali lebih dalam faktor lain yang
dapat mempengaruhi agresi. Penelitian ini menggunakan variabel fanatisme. Faktor
lingkungan menarik untuk digali pada penelitian selanjutnya seperti: crowding, kebisingan,
polusi udara, suhu ruangan, kepribadian, faktor keluarga, dan lain-lain.
Untuk pengambilan data, sebaiknya waktu penelitian disesuaikan dengan
waktu ketika musim kompetisi masih berlangsung agar saat mengisi skala subjek
masih merasakan atmosfer menonton pertandingan.
KEPUSTAKAAN
Ahmadi, A. (2007). Psikologi sosial. Jakarta: Rineka cipta.
Ancok D. & Suryanto. (1997). Agresi Penonton Sepakbola. Yogyakarta: BPPS-UGM 10 (1A).
Baron, R. A & Bryne D. (2005). Psikologi Sosial (terjemahan: Ratna Juwita). Jakarta:
Erlangga.
Berkowitz, L. (1995). Agresi 1 (terjemahan: Hartatni Woro Susiatni). Jakarta: Pustaka
Binaman Pressindo.
Brigham, J.L, 1991. Social Psychology. New York: Harper Collins Publisher, Inc.

Dalpian, P.R.C., V.S. Zylbersztejn, Zeno B., Carlos Alberto V. R. (2013). Fanatical Women and

Soccer:
An
Exploratory
Study,
Soccer
&
Society,
DOI:
10.1080/14660970.2013.828598
Dimmock, J.A., Grove J.R., Eklund R.C. Fan Identification and Spectator Behaviours
Relevant to Sport Teams. School of Human Movement & Exercise Science.
(Unpublished). Crawley: University of Western Australia.
Dotson, M.J., Dana Clark J., Michelle B. Suber, Dinesh S. Dave. (2013). Millenials’
Perceptation of Spectator Sports. Services Marketing Quarterly, 34:3, 215-230.
Ghazali, M. (1998). Suporter dan Fanatisme. Jakarta: Pustaka Jaya.
Gulianotti. 2006. Sepak bola Pesona Sihir Permainan Global. Yogyakarta: Appeiron Pylothes.

Hoffer, E. (1993). Gerakan Massa (terjemahan: Maris, M). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Jacobson, B. (2003). The Social Psychology of the Creation of a Sports Fan Identity: A
Theoretical Review of the Literature. Athletic Insight The Online Journal of Sport

Psychology. Volume 5, Issue 2, 1-14.
Kamtomo, N. (1977). Psikologi Olahraga. Yogyakarta: Yayasan STO.
Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif (terjemahan: Helly Prajitno dan Sri Mulyantini).
Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia. Bandung: PT. Eresco.
Lucky, N. & Nanik S. (2013). Fenomena Perilaku Fanatisme Suporter Sepak Bola (Studi
Kasus Komunitas Suporter Persebaya Bonek di Surabaya). Kajian Moral dan
Kewarganegaraan 2013, 1 (1).
Meier B.P & Hinsz V. B. (2003). A Comparison of Human Aggression Committed by Groups
and Individuals: An Interindividual–Intergroup Discontinuity. Journal of Experimental
Social Psychology. 40 (2004) 551–559
Melanie, R. (2012). Hubungan Fanatisme dengan Kecenderungan Perilaku Agresif pada
Suporter Bola. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
Mubarok, A. (2008). Sikap Fanatisme Dalam Tinjauan Islam. Diakses dari www.mubarokinstitute-blogspot.com (diakses pada 25 April 2013).
Myers, G. (2012). Psikologi Sosia: Edisi 10 Buku 2 (terjemahan: Aliya Tusyani). Jakarta: PT.
Salemba Humanika.

Oktavianus, A. (2012). Fanatisme Suporter Persatuan Sepak Bola Makassar Ditinjau dari
Kematangan Emosional dan Konformitas. Tesis (tidak diterbitkan). Semarang:
Universitas Katolik Soegijapranata.

Octaviani, H. (2009). Perilaku Agresi pada Suporter Sepak Bola Ditinjau dari Fanatisme
Terhadap Tim dan Kecerdasan Emosi. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Pritasari, A. (2010). Fanatisme Suporter Sepakbola Arema Indonesia (Kajian Fenomenologi
Perilaku Fanatik Aremania Malang). Skripsi (tidak diterbitkan). Malang: Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Ridyawanti. (2011). Hubungan Identitas Sosial dan Konformitas Kelompok dengan
Agresivitas Pada Suporter Sepak Bola Persija. Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta:
Universitas Gunadhama.
Riyadi, A. C. R. (2011). Studi Deskriptif Mengenai Fanatisme Bobotoh Persib Bandung di
Viking United. Skripsi. Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Komputer
Indonesia.
Santhoso F. H. (1994). Hubungan Antara Minat Terhadap Film Kekerasan Di Televisi Dan
Intensitas Komunikasi Remaja-Orangtua Dengan Kecenderungan Perilaku Agresif
Remaja Di Kotamadya Yogyakarta. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Psikologi UGM.
Sarwono, S. W. (2009). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Spaaij, R. (2008). Men Like Us Boy Like Them. Violence, Masculinity, and Collective
Identity in Football Hooliganism. Journal of Sport & Social Issues. 32 (4), 369-392.
Suroso & Pramana. (2010). Ikatan Emosional Terhadap Tim Sepakbola dan Fanatisme

suporter Sepakbola. Jurnal Penelitian Psikologi. 01, (01) 23-37. Fakultas Psikologi
Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Surabaya.
Suryanto. (1996). Agresi Penonton Sepak Bola. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Taylor .J. & Nash .S. (1999). The Sociology of English Football in the 1990s: Fandom,
Business and Future Research. London: Macmillan.
Yuana, P. (2001). Hubungan antara Fanatisme Berpolitik dengan Agresifitas pada Mahasiswa
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Skripsi. Tidak diterbitkan. Surabaya: Fakultas
Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Zani B. & Kirchler E. (1991). When Violence Overshadows the Spirit of Sporting
Competition: Italian Football Fans and Their Clubs. Journal of Community & Applied
Social Psychology. Vol. 1, 5-21.

Kbbi.web.id (diakses pada 6 Januari 2014)
www.Olahraga.Kompasiana.com (diakses pada 3 Maret 2013).
http://bola.viva.co.id/news/read/401406-fans-inter-dan-juventus-terlibat-bentrok-di-manado
(diakses pada 31 Maret 2013).
http://bola.viva.co.id/news/read/397619-bentrok-pendukung-madrid-barca-di-irak-memakankorban (diakses pada 15 Maret 2013).
http://sidomi.com/jadwal-siaran-langsung-sepakbola-di-televisi/ (diakses pada 7 Desember
2013).

http://www.tempo.co/read/news/2013/03/06/090465467/Acara-TV-Ini-Paling-DigemariPenonton-Indonesia (diakses pada 7 Desember 2013).
Playstore.com (diakses pada 7 Desember 2013).
www.bola.okezone.com/read/2013/08/14/262/849372/redirect (diakses pada 7 Desember
2013).