ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (1)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
CASH DIVIDEND PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.

SURTI WIJIANTI
TIKA YENI PURWASIH
LINA EKA YULIANA
FINA ISMAWATI

(7311413003)
(7311413009)
(7311413029)
(7311413039)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iii
1

DAFTAR TABEL .......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1....................................................................................................Latar Belakang ....
1
1.2...............................................................................................Rumusan Masalah ....
5
1.3.................................................................................................Tujuan Penelitian ....
5
1.4..............................................................................................Manfaat Penelitian ....
6

BAB II TELAAH LITERATUR DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori ................................................................................................ 7
2.2 Penelitian Terdahulu ......................................................................................10
2.3 Hipotesis Penelitian ........................................................................................11
2.4 Kerangka Penelitian .......................................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................................14
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................................15
3.3 Analisis Data ..................................................................................................18
3.4 Metode Pengujian ...........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 23
LAMPIRAN ...............................................................................................................26

2

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Hal. 12


3

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Sampel Penelitian

Hal. 14

Tabel 3.2. Ketentuan Nilai Durbin Watson

Hal. 21

4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Investasi merupakan salah satu aktivitas pasar modal yang dihadapkan
pada berbagai risiko dan ketidakpastian. Untuk mengurangi risiko dan
ketidakpastian tersebut, investor memerlukan berbagai informasi, baik informasi
internal perusahaan tentang kinerja perusahaan yang tercermin berdasarkan

laporan keuangan, maupun informasi eksternal perusahaan terkait dengan keadaan
ekonomi dan politik suatu negara.
Dalam suatu perusahaan diperlukan adanya suatu kebijakan dividen,
dimana kebijakan dividen ini sangatlah penting, hal ini karena melibatkan dua
pihak yang berbeda yaitu investor atau pemegang saham dan manajemen
perusahaan yang mempunyai kepentingan berbeda. Kebijakan dividen merupakan
kebijakan yang harus diambil oleh suatu perusahaan yaitu membagikan dividen
kepada pemegang saham atau menahannya sebagai laba ditahan untuk
kepentingan perusahaan. Tujuan dari investor menanamkan dananya di
perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaannya, baik melalui dividen
yang dibagikan maupun capital gain.
Untuk terus meningkatkan nilai perusahaan, selain dengan membuat
kebijakan dividen, perusahaan juga dituntut untuk selalu tumbuh. Pertumbuhan
perusahaan dapat tercapapi jika perusahaan menggunakan kesempatan investasi

1

sebaik-baiknya. Saat perusahaan melakukan perluasan investasi maka perusahaan
membutuhkan dana yang besar. Dana yang diperoleh perusahaan dapat diperoleh
dari berbagai sumber, baik dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.

Sumber internal yaitu berasal dari depresiasi dan laba ditahan, sementara sumber
eksternal didapatkan dari pinjaman bank atau lembaga lainnya. Namun apabila
investasi perusahaan banyak dibiayai oleh sumber internal maka akan
mempengaruhi dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham. Oleh
karena itu diperlukan adanya kebijakan dividen, sehingga tidak mengganggu
tujuan pemegang saham akan dividen, serta tidak menghamabat pertumbuhan
perusahaan.
Menurut Ang (2004) setiap perusahaan dalam penerapan kebijakan
pembayaran dividen akan memiliki dua dampak yang berlawanan. Apabila
dividen dibayarkan semua, maka kepentingan cadangan akan terabaikan,
sebaliknya jika laba ditahan maka kepentingan pemegang saham akan uang kas
juga terabaikan. Untuk menjaga kedua kepentingan tersebut, maka perusahaan
harus menempuh kebijakan dividen yang optimal.
Husnan (2003) menyatakan bahwa kebijakan dividen yang optimal
(optimal dividen policy) diartikan sebagai rasio pembayaran dividen yang
ditetapkan dengan memperhatikan kesempatan untuk menginvestasikan dana serta
berbagai preferensi yang dimiliki para investor mengenai dividend dan capital
gain,

kebijakan


dividen

tersebut

juga

dipandang

untuk

menciptakan

keseimbangan antara pembayaran dividen saat ini dan pertumbuhan dividen

2

dimasa yang akan datang, sehingga dapat memaksimumkan harga saham
perusahaan.
Bagi para investor yang tidak menyukai risiko maka akan mensyaratkan

jika semakin tinggi risiko suatu perusahaan maka semakin tinggi tingkat
keuntungan yang didapatkan. Dividen yang diterima saat ini mempunyai nilai
yang lebih tinggi daripada capital gain yang akan diterima dimasa mendatang.
Dengan ini pemegang saham yang takut risiko akan lebih menyukai dividen
daripada capital gain.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi kebijakan
seperti yang dikemukakan oleh Riyanto (1995) bahwa kebijakan dividen itu
dipengaruhi oleh posisi likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar hutang,
tingkat pertumbuhan emiten dan pengawasan terhadap emiten. Demikian pula
menurut Parthington (1989) dalam penelitiannya menunjukkan beberapa variabel
yang mempengaruhi kebijakan dividen yaitu: (1) profitabilitas, (2) stabilitas
dividen dan earning, (3) likuiditas dan cash flow, (4) investasi, dan (5)
pembiayaan. Sunariyah (2000) mengatakan bahwa profitabilitas mempunyai
pengaruh positif terhadap jumlah dividen yang dibagikan, disamping itu faktor
dasar seperti posisi kas, dan kesempatan investasi sangat mempengaruhi kebijakan
dividen yang diambil perusahaan. Ang (2004) menyimpulkan bahwa kebijakan
dividen sangat dipengaruhi oleh laba bersih, price earning ratio, tapi variabel
earning per share dan pajak berbanding terbalik dengan jumlah dividen yang
dibagikan, sedangkan analisis dari Sunarto dan Kartika (2003) menunjukkan
earning per ratio, kinerja dan kondisi perusahaan secara signifikan berpengaruh


3

terhadap dividen antara lain rasio solvabilitas atau leverage, rasio aktifitas serta
variabel makro ekonomi seperti tingkat bunga, kurs rupiah terhadap valuta asing,
neraca pembayaran, dan ekspor impor.
Disisi lain, dalam penelitian Sunarto dan Kartika (2003) mengemukakan
bahwa profitabilitas tidak dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam
pembayaran besarnya dividen, sehingga para pemegang saham tersebut
mengharapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan perusahaan. Florentina
(2001) berpendapat bahwa profitabilitas adalah daya tarik utama bagi pemegang
saham dan para calon investor dalam perusahaan. Dalam konteks ini profitabilitas
berarti hasil yang diperoleh dari usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan
pemilik dan investor. Semakin besar tingkat laba atau profitabilitas perusahaan
maka semakin besar dividen yang akan dibagikan. Oleh karena itu perlu ditelusuri
faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend yang didasarkan pada kinerja
keuangan perusahaan, yang dapat membantu investor melihat perkembangan
penerimaan dividen di masa mendatang.
Banyak jenis perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
diantaranya yaitu perusahaan manufaktur. Alasan objek penelitian yang dipilih

adalah perusahaan manufaktur karena perusahaan tersebut akan tetap eksis dan
bertahan dengan produk yang dihasilkannya. Permintaan terhadap produk dari
perusahaan manufaktur akan tetap stabil meskipun terjadi penurunan dan tidak
berpengaruh terhadap aktifitas perusahaan dalam menghasilkan laba yang
maksimal (Palino, 2012).
Sebagaimana hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya menunjukan ada
berbagai variabel-variabel yang mempengaruhi cash dividend. Namun yang

4

membedakan

dengan

penelitian

sebelumnya

yaitu


pada

penelitian

ini

menambahkan variabel independen yaitu growth.Variabel growth ditambahkan
dengan alasan karena kondisi perusahaan akan berpengaruh pada dividen yang
dibagikan. Jika perusahaan dalam masa pertumbuhan maka laba yang didapatkan
akan ditahan guna keperluan pertumbuhan perusahaan.
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, penulis mencoba menganalisis
tentang “ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CASH
DIVIDEND PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014”.

1.2. Rumusan Masalah
Pada penelian terdahulu masih terjadi hasil penelitian yang tidak konsisten
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dividen, disamping itu fenomena
empiris mengenai besarnya dividen menunjukkan fluktuatif yang tinggi, sehingga
dari permasalahan di atas dapat dirumuskan (research questions) sebagai berikut:

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap dividen pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap dividen pada perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah growth berpengaruh terhadap dividen pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

5

1. Untuk menguji pengaruh profitabilitas secara parsial terhadap dividen
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk menguji pengaruh likuiditas secara parsial terhadap dividen pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk menguji pengaruh growth secara parsial terhadap dividen pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

1.4.

Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan akan memberikan beberapa manfaat, antara lain:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan wawasan serta
pembelajaran

bagi

penulis

khususnya

dalam

faktor-faktor

yang

mempengaruhi dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi
investor dan menjadi acuan dalam pengambilan keputusan tentang pengaruh
likuiditas, profitabilitas, dan growth terhadap dividen.
3. Penelitian mengenai pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan potential terhadap
dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
diharapkan bergunabagi perusahaan dalam menentukan keputusan dividen.
4. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan, pembanding,
dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

6

BAB II
TELAAH LITERATUR DAN HIPOTESIS
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Dividen
Widiatmoko (1996) menyatakan bahwa dividen adalah bagian laba yang
diberikan emiten kepada para pemegang saham, baik dalam betuk dividen tunai
dan dividen saham .Dividen tunai merupakan dividen yang dibayar oleh emiten
kepada para pemegang saham secara tunai untuk setiap lembarnya sedangkan
dividen saham merupakan dividen yang dibayar atau dibagi dalam bentuk saham,
yang diperhitungkan untuk setiap lembarnya.Dividen adalah bagian laba
perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham (Darmadji dan Fakhruddin,
2001) Besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham tergantung pada
jumlah lembar saham yang dimiliki pemegang saham.Ang (1997) menyatakan
bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak
dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan
bagi perusahaan. Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan
direspon oleh pasar. Menurut Arifin (1993), pengumuman dividen dan
pengumuman laba pada periode sebelumnya adalah dua jenis pengumuman yang
paling sering digunakan oleh para manajer untuk menginformasikan prestasi dan
prospek perusahaan. Menurut Aharony dan Swary (1980) mengemukakan bahwa
informasi yang diberikan pada saat pengumuman dividen lebih berarti daripada
pengumuman earning.Bagi para investor, dividen merupakan hasil yang diperoleh
dari saham yang dimiliki, selain capital gain yang didapat apabila harga jual

7

saham lebih tinggi dibanding harga belinya.Dividen tersebut didapat dari
perusahaan sebagai distribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan.Dalam
pembayaran dividen, perusahaan dapat menggunakan bentuk-bentuk tertentu
pembayaran dividen. Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai,
dividen dalam bentuk aktiva yang lain, dividen dalam bentuk surat utang (notes),
ataupun dividen dalam bentuk saham (stock dividend).
2.1.2. Profitabilitas
Profitabilitas menurut Eryawan (2009) merupakan tingkat keuntungan yang
diraih perusahaan selama periode waktu menjalankan operasinya. Rasio
profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dari kegiatan bisnis yang dilakukan. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen, sehingga profitabilitas sebagai faktor terpenting terhadap dividen
(Lintner, 1959). Profit suatu perusahaan mempunyai peran dalam besar kecilnya
dividen yang dibagikan dan apabila masih terdapat sisa dari keuntungan tersebut,
perusahaan lebih mengorientasikan pada kegiatan operasional untuk biaya
produksi, dan juga kegiatan investasi dimana biaya eksplisit dari pembelanjaan
jangka panjang. Laba atau profit mempunyai kegunaan menurut berbagai konteks.
Laba dianggap sebagai :
a. Dasar perpajakan
b. Faktor penentu kebijaksanaan pembayaran dividen
c. Pedoman investasi dan pengambilan keputusan
d. Elemen dalam memprediksi
2.1.3. Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
kewajiban atau utang jangka pendek. Pengukuran likuiditas diukur dengan
perbandingan antara aktiva lancar terhadap kewajiban lancar. Semakin besar rasio

8

likuiditas suatu perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan tersebut
membayar kewajibannya dan begitu juga sebaliknya. Jadi likuiditas perusahaan
akan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya dividen yang dibayarkan artinya
jika semakin kuat posisi likuiditas perusahaan, maka kemampuannya untuk
membayar dividen akan semakin besar pula. Likuiditas mempunyai risiko yang
muncul apabila suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya setelah jatuh
tempo secara tunai. Risiko dalam likuiditas merupakan suatu risiko keuangan
karena adanya ketidakpastian pembayaran kewajiban jangka pendek, apabila hal
ini sulit diatasi akan berdampak ke semua sektor termasuk kebijakan dividen
(Susanto, 2002).
2.1.4. Growth
Growth adalah potensi pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan rasio
selisih total aset pada tahun t dengan total aset pada tahun t-1 terhadap total aset
pada t-1 (Sudarsi, 2002). Indikator dalam faktor ini adalah tingkat pertumbuhan
yang diatur dalam total assets. Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan,
maka semakin besar pula kebutuhan dana untuk membiayai perluasan. Ketika
perusahaan semakin berkembang di masa mendatang, maka kebutuhan dana yang
dibutuhkan semakin membengkak karena alokasi pendapatan lebih tersedot pada
ekspansi perusahaan, jadi semakin mungkin perusahaan menahan pendapatannya.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang dividen telah banyak dilakukan seperti halnya yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian terdahulu yang meneliti tentang
profitabilitas berpengaruh terhadap cash dividend adalah Suharli (2006) yang
menyatakan bahwa variabel profitabilitas yang diproksikan ROE berpengaruh
positif dan signifikan terhadap dividen. Fadlia dan Lina (2013) meneliti tentang

9

pengaruh likuiditas terhadap cash dividend menyatakan bahwa Likuiditas
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Efendri (1993) meneliti bahwa
faktor peningkatan dan penurunan laba termasuk faktor yang sangat penting yang
dipertimbangkan manajemen dalam pembagian dividen kas. Sementara Eryawan
(2009) menyatakan secara parsial hanya profitabilitas, cash position, earning per
share yang berpengaruh secara positif signifikan terhadap dividen kas. Serta
menurut Hikmah dan Astuti (2013) bahwa variabel likuiditas yang diproksikan
current ratio berpengaruh positif signifikan terhadap dividen. Idawati (2012)
menyatakan variabel profitabilitas yang diproksikan oleh ROE berpengaruh
positif dan signifikan terhadap dividen. Mutamimah dan Sulistyo (2002)
berpendapat variabel current ratio berpengaruh negatif secara tidak signifikan
terhadap dividen kas. Nadjibah ( 2008 ) menunjukkan bahwa asset growth, dan
size berpengaruh signifikan negatif, sedangkan cash ratio dan ROA mempunyai
pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Dividen. Palino (2012) menyatakan
Current Ratio (CR), Return On Investment (ROI), Total Assets Turn Over
(TATO) dan Earning Per Share (EPS) secara simultan memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap cash dividend. Satmoko (2009), variabel Cash Ratio,
Current Ratio, dan Debt To Total Asset berpengaruh tidak signifikan terhadap
dividen kas serta variabel Return Of Investment dan Earning Per Share
berpengaruh signifikan terhadap dividen kas
Adapun perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
dalam penelitian ini variabel yang digunakan sebagai variabel independen adalah
current ratio, return on asset, return on equity,dan growth. Sedangkan variabel
dependen yang digunakan adalah cash dividen. Alasan pemilihan variabel-variabel
tersebut adalah dalam penelitian-penelitian sebelumnya, variabel-variabel tersebut

10

telah diuji tetapi dalam kurun waktu yang berbeda-beda dan diuji dengan variabelvariabel yang berbeda-beda pula. Penelitian ini juga menggunakan periode waktu
dan sampel penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Oleh karena
itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang akan diperoleh
nantinya dapat mendekati hasil atau berbeda hasil dengan penelitian-penelitian
sebelumnya.
2.3. Hipotesis Penelitian
2.3.1. Hubungan Profitabilitas terhadap Dividen
Profitabilitas merupakan mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dari kegitan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba menjadi indikator utama dalam
membayar dividen, sehingga profitabilitas menjadi faktor terpenting dalam
dividen. Profitabilitas memiliki dampak positif terhadap kebijakan dividen,
semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka semakin besar pula dividen yang
dibagikan.
H1: Ada pengaruh signifikan positif profitabilitas terhadap dividen.

2.3.2. Hubungan Likuiditas terhadap Dividen
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
atau utang jangka pendek. Pengukuran terhadap likuiditas diukur dengan
perbandingan antara aktiva lancar terhadap kewajiban lancar. Jadi semakin besar
rasio posisi likuiditas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen akan semakin besar pula..
H2: Ada pengaruh signifikan positif likuiditas terhadap dividen.

11

2.3.3. Hubungan Growth terhadap Dividen
Growth merupakan potensi pertumbuhan perusahaan.Indikator dalam faktor
ini adalah tingkat pertumbuuhan yang diatur dalam total assets. Semakin cepat
tingkat pertumbuhan perusahaan, maka semakin besar pula kebutuhan dana untuk
membiayai perluasan. Ketika perusahaan semakin berkembang di masa
mendatang, maka kebutuhan dana yang dibutuhkan semakin membengkak karena
alokasi pendapatan lebih tersedot pada ekspansi perusahaan, jadi semakin
mungkin perusahaan menahan labanya.
H3: Ada pengaruh signifikan negatif growth terhadap dividen.

2.4.

Kerangka Berpikir

Profitabilitas

(+)
Dividen
Likuiditas

(+)
(-)

Growth

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

12

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.

Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah kumpulan individu atau obyek penelitian yang memiliki

kualitas serta ciri yang telah ditetapkan berdasarkan kualitas dan ciri tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2014. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling, yang artinya perusahaan yang dividen kasnya akan
dijadikan sampel penelitian ini dipilih menggunakan pertimbangan dengan
memasukan unsur-unsur tertentu yang dianggap memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

13

2. Perusahaan sampel telah menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember
secara rutin selama empat tahun sesuai dengan periode penelitian yang
diperlukan, yaitu 2011, 2012, 2013, 2014.
3. Perusahaan sampel yang mempunyai data terkait pembayaran dividen
setiap tahunnya.
4. Perusahaan yang memiliki seluruh data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Dari populasi yang ada, diketahui jumlah sampel yang memenuhi kriteria
dalam penelitian ini adalah sejumlah 16 perusahaan. Pada tabel dibawah ini
adalah nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian :

Tabel 3.1. Sampel Penelitian
No.

Nama Perusahaan

1

PT.Alumindo Light Metal industry Tbk

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16

PT.Astra Agro Lestari Tbk
PT.Fast Food Indonesia,Tbk
PT.Indofood Sukses Makmur,Tbk
PT.Kalbe Farma,Tbk
PT.Mustika Ratu,Tbk
PT.Pabrik Kertas Tjiwi Kimia,Tbk
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Holcim Indonesia Tbk.
Nippon Indosari Corpindo Tbk.
Multi Bintang Indonesia Tbk.
Merck Tbk.
Sumi Indo Kabel Tbk.
Gudang Garam Tbk.
United Tractors Tbk.
Sepatu Bata Tbk.

14

3.2.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ada 5 yang terdiri

dari empat variabel independen yaitu Current Ratio (CR), Return on Asset (ROA),
Return on Equity (ROE), dan Growth serta satu variabel dependen yaitu Cash
Dividend (CD). Masing-masing penelitian secara operasional dapat didefinisikan
sebagai berikut :

3.2.1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Cash
Dividend (CD). Cash Dividend (CD) merupakan dividen yang dibayarkan secara
tunai oleh perusahaan kepada setiap pemegang saham.

3.2.2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang diduga secara bebas
berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu:
3.2.2.1.

Rasio Profitabilitas

Profitabilitas mencerminkan kinerja keuangan perusahaan terutama dalam
menghasilkan laba yang akan mempengaruhi nilai perusahaan. Rasio profitabilitas
dalam penelitian ini diproksikan oleh Return on Asset (ROA).


Return on Asset / ROA

15

Merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia
di dalam perusahaan. ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasi
perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik suatu
perusahaan.

ROA=

3.2.2.2.

Laba Bersih
Total Asset

Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam mendanai kegiatan operasional dan melunasi kewajiban perusahaan. Rasio
likuiditas dalam penelitian ini di proksikan oleh Current Ratio (CR).



Current Ratio / CR

Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan untuk membayar
kewajiban finansial jangka pendek tepat waktu. Likuiditas perusahaan
menunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk

16

diubah menjadi kas. Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Secara sistematis CR dapat dirumuskan sebagai berikut :

CR=
3.2.2.3.

Aktiva Lancar
Utang Lancar
Growth

Tingkat pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen (Tampubolon, 2005). Semakin cepat tingkat
pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana yang
diperlukan untuk membiayai pertumbuhan tersebut. Semakin besar kebutuhan
dana untuk waktu mendatang maka perusahaan lebih senang untuk menahan
labanya

daripada

membayarkannya

sebagai

dividen

kepada

pemegang

saham.Perusahaan yang berkembang adalah perusahaan yang mengalami
peningkatan pertumbuhan dalam perkembangan usahanya dari tahun ke tahun,
rumus sebagai berikut:
Pertumbuhan Perusahaan=

Total Aktiva t −Total Aktivat−1
Total Aktiva t−1

3.3. Analisis Data
3.3.1. Analisis Regresi Linier Berganda
CD i ,t =α + β 1 CR i ,t + β 2 ROA i , t + β 3 ROE i ,t + β 4 Gi ,t +ε

Dimana :
CD

= Pendistribusian laba oleh perusahaan kepada seluruh pemegang saham

CR

= Current Ratio, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya.

17

ROA =Return on Asset, mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dengan memanfaatkan modal sendiri yang dimilikinya
ROE

= Return on Equity, kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di
dalam perusahaan.
G

= Growth, pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan rasio selisih total

assets pada tahun t dengan total assets tahun t-1 terhadap total aset pada t-1.
ε

= error term, diasumsikan 0
Model regresi digunakan untuk menunjukkan pengaruh yang signifikan

dan reprensif atau disebut BLUE (Best Linier Unbiasted Estimator) untuk itu,
model regresi harus memenuhi asumsi dasar klasik regresi.

3.4.

Metode Pengujian

3.4.1. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji kebenaran dari hipotesis yang
telah dirumuskandan dilakukan secara parsial.
3.4.1.1Pengujian secara individu (Uji –t)

18

Tujuan dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara individu ini
adalah untuk mengetahui apakah secara individu antara variabel independen (CR,
ROA,ROE, dan G ) berpengaruh terhadap variabel dependen (cash dividen).
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)
H0 :

β

i

= 0 tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen)
Ha :

β

i

> 0 (ada pengaruh secara signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen).
b. Menentukan taraf signifikan a = 5%
c. Kriteria pengujian
-

Ho ditolak jika thitung> ttable

berarti bahwa secara individual ada

pengaruh antara variabel bebas (variabel independen) dengan variabel
terikat.
-

Ha diterima jika thitung< ttable berarti bahwa secara individual ada
pengaruh antara variabel bebas (variabrl independen) dengan variabel
terikat.

3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Menurut Alfigari, model regresi yang diperoleh dari

metode kuadrat

terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS) merupakan metode regresi yang
menghasilkan estimator linier tidak bias (Best Linier Unbias Estimator/BLUE).

19

Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut asumsi
klasik, sebagai berikut:
3.4.2.1.

Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam satu model regresi

linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik ialah yang memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal.
Pedoman pengambilan keputusan :
a. Nilai signifikan atau probabilitas > 0,05. Distribusi adalah tidak normal.
b. Nilai signifikan atau probabilitas < 0,05. Distribusi adalah normal.
Selain itu juga dapat dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov (Uji KS). Data yang berdistribusi normal ditandai dengan asymp Sig (2-tailed) > 0,05.

3.4.2.2.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas artinya antarvariabel independen yang satu dengan

independen yang lainnya dalam model regresi tidak saling berhubungan secara
sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi / hubungan diantara variabel independen.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi sebagai
berikut :
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan
mempengaruhi variabel terikat.

20

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel
bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
c. Melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <
0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

3.4.2.3.

Uji Heteroskedastisitas
Uji hesteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada setiap pengamatan.
Jika dalam varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah :
a. Jika titik-titik terikat menyebar secara acak membentuk pola tertentu yang
beraturan (bergelombang), melebar kemudian menyempit maka terjadi
heteroskedostisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik- titik menyebar baik di bawah atau di
atas 0 pada sumbu Y maka hal ini tidak terjadi heteroskedostisitas.

3.4.2.4.

Uji Autokorelasi

21

Uji Autokorelasi artinya tidak terdapat pengaruh dari variabel dalam
model melalui tenggang waktu (time lag). Misalnya, nilai suatu variabel saat ini
akan berpengaruh terhadap nilai variabel lain pada masa yang akan datang.
Menurut metode klasik ini tidak mungkin terjadi. Autokorelasi menunjukkan
adanya kondisi yang berurutan antara gangguan atau distribusi yang masuk ke
dalam fungsi regresi. Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi
antara anggota observasi yang terletak berderetan secara serial dalam bentuk
waktu atau korelasi antara tempat yang berdekatan bila datanya cross section. Uji
yang digunakan untuk menguji adanya autokorelasi dalam suatu model regresi
dapat dilakukan melalui pengujian terhadap nilai Durbin-Watson dengan
ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.2. Ketentuan Nilai Durbin Watson
Ketentuan Nilai Durbin Watson
Kesimpulan
DW
0