BAB I I I K ET ERPADU AN ST RAT EGI DAN REN CAN A PEM BAN GU N AN K OT A BI M A 3.1. Umum Bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastr

BAB I I I K ET ERPADU AN ST RAT EGI DAN REN CAN A PEM BAN GU N AN K OT A BI M A

  3.1. Umum

  Bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana

seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Strategi Pengembangan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), dan Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta penjelasan

mengenai keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan Kota maupun Kawasan.

Sedangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) Kota Bima Tahun

2014-2018, Kebijakan dan Strategi Perkotaan daerah (KSPD), Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), dan Rencana Pembangunan

Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) masih dalam proses penyusunan sehingga akan

dibahas pada review tahun 2014 mendatang.

  

3.2. Strategi/Skenario Pengembangan Wilayah Kota Berdasarkan Rencana Penataan

Ruang (RTRW).

3.2.1. Pusat Pelayanan Wilayah Kota

  Berdasarkan RTRW Propinsi NTB Tahun 2009-2029, Kota Bima (Raba Bima) sebagai

simpul transportasi regional dan nasional di Pulau Sumbawa bagian timur ditetapkan

sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan fungsi pelayanan utama yaitu: 1. Pusat pengembangan perdagangan dan jasa skala regional.

  2. Simpul transportasi laut Pulau Sumbawa bagian timur.

  3. Daerah tujuan wisata budaya dan bahari.

  4. Pusat pengembangan industri perikanan.

  Dengan fungsi dan peran tersebut diatas serta dikaitkan dengan potensi distribusi

dan koleksi barang dan jasa skala nasional dan secara jalur transportasi darat lintas nusa

tengara, maka penetapan pusat-pusat pelayanan di Kota Bima dan sistem perkotaannya

diarahkan untuk meningkatkan fungsi wilayah kota sebagai pusat perdagangan dan jasa,

pendidikan, pariwisata, dan industri.

  Selain itu berdasarkan RTRW Kota Bima tahun 2011-2031, rencana pusat pelayanan yang terdapat di Kota Bima dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.

  

Tabel 3.1.

Rencana Pusat Pelayanan dan Sistem Perkotaan Kota Bima

Hirarki dan Sistem Kota-kota

  

Pusat Kegiatan Pusat Pelayanan Kota Sub Pusat Pelayanan Kota Pusat Pelayanan

Wilayah Lingkungan

  • Di Kecamatan Mpunda Kel. Jatiwangi Kec. Rasanae Barat Kel. Penatoi Kel. Mande
  • Sebagian Kec. Asakota

  Kel. Sadia Kel. Mnggemaci

  • Sebagian Kec. Mpunda

  Kel Santi Kel Sambinae Raba - Bima Kel. Kodo

  • Di Kecamatan Raba
    • Kel. Kolo Kel. Rabangodu Utara
    • Kel. Rangodu Timur • Kel. Rabadompu Barat

  • Di Kel. Oi Fo’o, dan Kel. Nitu

  Sumber: RTRW Kota Bima tahun 2011-2031 Selanjutnya dalam tabel berikut juga ditetapkan fungsi dan kegiatan utama

pada masing-masing pusat pelayanan kota, sub pusat pelayan kota, dan pusat

pelayanan lingkungan.

  

Tabel 3.2.

Fungsi dan Kegiatan Utama Pelayanan di Kota Bima

  

Fungsi Kawasan Lokasi Kegiatan Utama Peran dan fungsi

  Pusat Pelayanan Kota Kecamatan Perdagangan dan jasa Pusat pengembangan

  • • •

  Pariwisata Rasanae Barat perdagangan dan jasa skala

  • Sbagian nasional dan regional
  • Kecamatan Simpul transportasi darat dan Asakota laut skala nasional dan
  • Sebagian regional
  • Kecamatan Daerah tujuan wisata budaya Mpunda dan bahari
  • Sub Pusat Pelayanan Kota Mpunda dan Pendidikan, Pusat pendidikan skala sekitarnya : pemerintahan

  Regional

  • - Kelurahan Penatoi administrasi umum, Pusat pelayanan
  • - Kelurahan administrasi umum skala - Kelurahan Sadia

  pemerintahan dan Sambinane nasional dan regional

  • Pusat pelayanan kesehatan
  • Raba dan sekitarnya Industri, Pusat pengembangan industri (Kelurahan Kerajinan kerajinan dan industri kecil
  • Rabadompu Timur, Kesehatan Pusat pelayanan kesehatan Rabadompu Barat skala regional danRabangodu Utara)
  • Kelurahan Oi Fo’o dan Industri kecil Pusat pengembangan Industri Kelurahan Nitu) menengah marmer
  • Pusat Pelayanan Kelurahan Jatiwangi Pusat perdagangan dan jasa

  Lingkungan lokal

  • Pusat pelayanan kesehatan

  

Fungsi Kawasan Lokasi Kegiatan Utama Peran dan fungsi

  skala lokal

  • Mande Pusat pendid
  • Pusat perdagangan dan jasa skala regional.
  • Kelurahan Pusat perdagangan dan jasa

  Manggemaci skala lokal

  • Pusat Pelayanan umum
  • Kelurahan Santi Pusat perdagangan dan jasa skala lokal.
  • >Kelurahan Kodo Pusat pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikul
  • Pusat perdagangan dan jasa skala lokal.
  • Pusat pelayanan kesehatan skala lokal
  • Simpul transportasi darat skala lokal

  Kelurahan Kolo Pusat Pariwisata bahari Pusat perdagangan dan jasa skala lokal,dan pusat pelayanan kesehatan skala lokal.

  Sumber: RTRW Kota Bima Tahun 2011-2031 .

3.2.2. Strategi pengembangan struktur ruang

  

Adapun strategi pengembangan struktur ruang berdasarkan RTRW kota Bima meliputi:

  

1. Strategi penetapan dan pengembangan pusat-pusat pelayanan kota secara merata

sesuai dengan hirarki pelayanannya meliputi: a. mengembangkan pusat pelayanan yang sudah ada dan membentuk pusat pelayanan baru dalam rangka pemerataan pelayanan dan peningkatan pemanfaatan potensi wilayah kota;

  b. mengembangkan fasilitas-fasilitas perkotaan secara merata sesuai dengan fungsi pelayanan, daya dukung, dan daya tampung kawasan; c. mengembangkan sistem transportasi secara berjenjang yang menghubungkan pusat-pusat pelayanan kota serta sistem jaringan prasarana kota lainnya; dan d. mengembangkan sub pusat pelayanan kota yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung.

  

2. Strategi pengembangan sistem jaringan dan infrastruktur lintas wilayah dalam sistem perkotaan wilayah kota, wilayah provinsi, dan nasional meliputi: a. meningkatkan keterpaduan sistem jaringan jalan nasional, sistem jaringan jalan provinsi, dan sistem jaringan jalan kota, termasuk didalamnya membangun jalan lingkar luar Selatan dan lingkar luar Utara (outer ring road) untuk mendistribusikan pergerakan eksternal; b. mengembangkan integrasi sistem prasarana terpadu antar wilayah dan perkotaan terdiri atas sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, sistem prasarana penyediaan air minum kota, sistem pengelolaan air limbah kota, sistem persampahan kota, sistem drainase kota, penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki, serta jalur evakuasi bencana secara terpadu dengan berbasis kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat; c. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan transportasi perkotaan yang terpadu antara jaringan jalan, jalur pedestrian, jalur evakuasi bencana dan transportasi massal yang berbasis moda jalan; dan

  d. memelihara, merehabilitasi serta membangun sistem jaringan transportasi dan infrastruktur wilayah untuk mendukung fungsi kawasan dan fungsi pelayanan kota.

  

3. Strategi peningkatan kualitas pelayanan sistem jaringan transportasi untuk

meningkatkan aksesibilitas wilayah serta fungsi dan keterkaitan antarpusat pelayanan secara optimal meliputi:

  a. mengembangkan sistem jaringan jalan terpadu di dalam kota yang terintegrasi

dengan jaringan jalan antar wilayah dan antar sistem pusat pelayanan;

b. mengembangkan sistem pelayanan angkutan umum massal terpadu;

  c. membuka jaringan-jaringan jalan baru sesuai dengan fungsinya untuk meningkatkan aksesibilitas dan keterkaitan antara pusat pelayanan kota dengan sub pusat pelayanan kota dan pusat lingkungan serta antar kawasan di dalam wilayah kota dan antar wilayah; d. meningkatkan pengawasan dan pengelolaan kawasan pesisir serta pembangunan kota tepian air (water front city); e. merestrukturisasi pola grid pada jalan utama kota sesuai dengan morfologi kota; f. mengembangkan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan dan/atau persimpangan; g. meningkatkan kualitas perlengkapan jalan untuk mendukung kelancaran pergerakan; dan h. mengembangkan dan memantapkan tatanan kepelabuhan dan alur pelayaran pada Pelabuhan Bima sebagai pelabuhan rakyat maupun pelabuhan bongkar muat dan meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarananya.

  

4. Strategi pengembangan kualitas dan jangkuan pelayanan sistem jaringan energi

dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, sistem prasarana penyediaan air minum kota, sistem pengelolaan air limbah kota, sistem persampahan kota, sistem drainase kota, penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana jaringan jalan pejalan kaki, dan jalur evakuasi bencana

meliputi meningkatkan kualitas dan jangkauan sarana dan prasarana kota.

Rencana struktur ruang wilayah Kota Bima dapat dilihat pada peta gambar 3.1.

3.2.3. Strategi pengembangan pola ruang

  

Strategi pengembangan pola ruang terdiri dari strategi pengembangan kawasan

lindung dan kawasan budidaya.

  Strategi Pengembangan dalam rangka pengelolaan kawasan lindung A.

  

1. Strategi pelestarian fungsi lingkungan hidup secara berkesinambungan, dilakukan

dengan cara: a. menetapkan komponen-komponen kawasan lindung kota;

  

b. memadukan arahan kawasan lindung provinsi dalam kawasan lindung kota;

  c. memanfaatkan kawasan budidaya yang dapat berfungsi lindung sebagai bagian dari RTH; d. menyediakan kawasan sempadan pantai sejauh 30 - 100 (tiga puluh sampai

dengan seratus) meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat;

e. memberikan perlindungan dan penyangga kanan-kiri sempadan sungai;

  f. menyediakan kawasan hijau yang memberikan fungsi ekologis dan biologis; dan g. melibatkan semua lapisan masyarakat dalam memelihara kawasan lindung.

  P E M E R I N T A H K O T A B I M A Peta 3.1 Rencana struktur ruang wilayah kota Bima

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

  III - 6

  Tahun 2013-2017 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

  III - 7

  

2. Strategi pencegahan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerusakan

lingkungan hidup akibat dari pemanfaatan ruang, terdiri dari : a. mengendalikan pemanfaatan alam dan buatan pada kawasan lindung;

  b. mengendalikan kegiatan budidaya yang terdapat di dalam kawasan lindung melalui konversi atau rehabilitasi tanah, pembatasan kegiatan, serta pemindahan kegiatan permukiman penduduk secara bertahap ke luar kawasan lindung; dan c. menyediakan informasi kepada masyarakat mengenai batas-batas kawasan lindung, kawasan budidaya serta syarat-syarat pelaksanaan kegiatan budidaya dalam kawasan lindung.

  

3. Strategi penetapan kawasan ruang terbuka hijau minimal 30 % (tiga puluh persen)

dari luas wilayah kota terdiri dari: a. menerapkan ketentuan luas ruang terbuka hijau publik minimal 20% (dua puluh

persen) dan ruang terbuka hijau privat minimal 10% (sepuluh persen);

b. mengembangkan ruang terbuka hijau berupa lahan konservasi dan resapan air, hutan kota, taman kota, tempat pemakaman umum, serta lapangan olahraga;

c. merevitalisasi dan memantapkan kualitas ruang terbuka hijau yang ada;

  d. mengembangkan ruang terbuka hijau secara berjenjang mulai dari skala lingkungan hingga skala kota sesuai dengan standar kebutuhan ruang terbuka hijau;

  

e. mempertahankan jalur-jalur hijau yang berada di sepanjang jaringan jalan;

  f. meminimalisir alih fungsi ruang terbuka hijau yang ada;

  g. menetapkan secara tegas batas-batas kawasan ruang terbuka hijau;

  h. meningkatkan aksesibilitas antarkawasan ruang terbuka hijau dengan kawasan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa, pendidikan, serta kawasan dengan fasilitas umum lainnya; dan i. melibatkan dan meningkatkan peran masyarakat dalam penyediaan, peningkatan kualitas, dan pemeliharaan ruang terbuka hijau baik publik maupun privat.

  

4. Strategi perlindungan kawasan cagar budaya dan aktifitas yang memiliki nilai

histroris dan spiritual terdiri dari: a. melestarikan dan melindungi kawasan cagar budaya, bangunan bersejarah,

serta potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki nilai sejarah;

b. revitalisasi kawasan-kawasan yang mendukung pencitraan kota berwawasan budaya lokal;

c. merehabilitasi kawasan cagar budaya yang telah mengalami kerusakan;

  d. melarang kegiatan-kegiatan budidaya yang mengganggu fungsi kawasan cagar budaya; dan e. mempertahankan dan mengembangkan kawasan cagar budaya untuk kepentingan sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kepariwisataan.

  

5. Strategi pengembangan mitigasi dan adaptasi kawasan rawan bencana terdiri dari:

  a. menetapkan ruang yang memiliki potensi rawan bencana;

  

b. mengendalikan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana;

  c. menyiapkan jalur-jalur dan ruang evakuasi bencana;

  d. menata ulang kawasan dan menerapkan teknologi tanggap dini kejadian bencana; e. mengembangkan sistem penanggulangan bencana wilayah kota secara terpadu;

  f. meningkatkan upaya sosialisasi dan kesadaran pemerintah, swasta dan masyarakat tentang bahaya bencana serta upaya antisipasi terjadinya bencana; g. memprioritaskan upaya mitigasi dan adaptasi bencana pada kawasan permukiman dan pusat-pusat kegiatan ekonomi perkotaan; dan

h. mengembangkan ruang terbuka hijau pada kawasan rawan bencana alam.

  

Strategi Pengembangan dalam rangka pengembangan Kawasan Budidaya

B.

  1. Strategi pengembangan kawasan peruntukan permukiman terdiri atas:

  a. meningkatkan kualitas kawasan perumahan perkotaan;

  b. menata kawasan padat dan/atau kumuh di wilayah perkotaan;

  c. mengembangkan sarana dan prasarana perumahan;

  d. membatasi perkembangan pola perumahan linier dan mengembangkan pola perumahan memusat secara vertikal;

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

  III - 8 e. menghindari pengembangan perumahan pada ruang terbuka hijau yang berada di kawasan perbatasan maupun luar pusat kota; f. menyediakan ruang terbuka hijau yang sesuai dengan kaidah-kaidah penataan ruang pada kawasan perumahan dan mengoptimalkan fungsinya; g. merelokasi kampung nelayan yang berada pada kawasan rawan bencana gelombang pasang/tsunami dan abrasi pantai; h. menerapkan ketentuan-ketentuan teknis pembangunan perumahan terutama menyangkut intensitas serta sempadan bangunan, sempadan sungai, dan sempadan pantai; dan

i. mengatur dan menata kembali perumahan di sepanjang sempadan sungai.

  2. Strategi pengembangan perdagangan dan jasa terdiri atas:

  a. menata dan merevitalisasi kawasan perdagangan dan jasa;

  b. mengembangkan super blok sebagai pusat perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, regional, dan lokal;

c. meningkatkan aksesibilitas dari dan ke kawasan perdagangan dan jasa;

  d. mengembangkan aktifitas perdagangan dan jasa baru di pusat-pusat pertumbuhan; e. memberikan ruang yang memadai untuk menampung aktifitas pedagang kaki lima di pusat-pusat keramaian maupun kawasan perdagangan skala besar;

f. menyediakan ruang parkir yang memadai di setiap kawasan perdagangan;

  g. mengatur kegiatan perdagangan pada kawasan permukiman;

  h. menyediakan prasarana energi/kelistrikan, telekomunikasi, penyediaan air minum, drainase, persampahan, dan pengelolaan air limbah yang memadai pada kawasan pusat-pusat perdagangan; i. menyediakan prasarana dan sarana memadai bagi para pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor di kawasan-kawasan perdagangan dan jasa; dan j. mengoptimalkan fungsi-fungsi ruang terbuka hijau pada kawasan perdagangan.

  3. Strategi pengembangan kawasan perkantoran terdiri atas:

  a. meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan perkantoran yang sudah ada serta mengembangkan bangunan perkantoran;

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

  III - 9 b. menyediakan prasarana listrik, air minum, telekomunikasi, drainase, persampahan, dan pengelolaan air limbah yang memadai; c. menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai di setiap kawasan perkantoran; d. menciptakan situasi lingkungan yang bersih dan nyaman di setiap kawasan perkantoran; e. membatasi pembangunan perkantoran pada kawasan ruang terbuka hijau; dan

f. menghindari penetrasi kegiatan perkantoran pada kawasan permukiman.

  4. Strategi pengembangan kawasan industri terdiri atas:

  a. mengembangkan industri pengolahan berbasis pertanian;

  b. mengembangkan industri kerajinan penunjang kegiatan pariwisata;

  c. mengembangkan teknologi industri pengolahan yang berwawasan lingkungan;

  d. membangun kawasan pusat industri pengolahan maupun pusat-pusat industri kerajinan; e. menyediakan prasarana dan sarana pendukung kegiatan industri;

  f. menyediakan sistem pengelolaan air limbah yang memadai; dan

  g. mengembangkan zona penyangga antara kawasan industri dengan kawasan permukiman maupun aktifitas perkotaan lainnya.

  5. Strategi pengembangan kawasan pariwisata terdiri atas:

  a. melakukan penataan ruang kawasan pariwisata;

  

b. menyediakan ruang publik yang memadai di setiap destinasi pariwisata;

  c. mengembangkan inovasi dalam promosi pariwisata;

  d. mengembangkan paket-paket pariwisata terpadu serta sarana dan prasarana tur pariwisata kota; e. membangun kawasan pariwisata yang menarik dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai;

f. mengembangkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pariwisata;

  g. menerapkan Sapta Pesona (Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah Tamah dan Kenangan);

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

  III - 10 h. memberdayakan masyarakat di sekitar kawasan pariwisata; i. mengembangkan seni, budaya, dan kepurbakalaan daerah sebagai aset pariwisata; dan j. mengembangkan kegiatan perdagangan, jasa, dan industri kerajinan untuk mendukung kegiatan pariwisata.

  

6. Strategi pengembangan kawasan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) terdiri atas:

  

a. menyediakan RTNH pada kawasan permukiman dan non permukiman;

  b. menyediakan RTNH pada sarana dan prasarana transportasi terbuka;

  c. mengembangkan kawasan peruntukan RTNH secara berjenjang di setiap kawasan; d. mengembangkan pemanfaatan bahan material atau desain RTNH yang memperhatikan daya serap air permukaan; e. menyediakan elemen pelengkap di kawasan peruntukan RTNH;

  f. melarang kegiatan atau bangunan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan; dan g. menyediakan RTNH berupa fasilitas parkir kendaraan yang memadai pada kawasan-kawasan RTH taman kota.

  7. Strategi pengembangan kawasan ruang evakuasi bencana terdiri atas:

  a. memanfaatkan bangunan dan/atau kawasan publik sebagai ruang evakuasi bencana; b. mengembangkan bangunan khusus yang diperuntukan sebagai ruang evakuasi bencana; dan c. menyediakan ruang evakuasi bencana pada jalur-jalur evakuasi bencana yang dekat dengan fasilitas umum.

  

8. Strategi pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal

terdiri atas: a. menetapkan kawasan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk berjualan; b. menentukan waktu berdagang siang dan malam hari; dan

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

  III - 11 c. menyediakan ruang parkir yang mencukupi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  9. Strategi pengembangan kawasan pendidikan terdiri atas:

  a. pengembangan Pendidikan Tinggi Negeri dan Swasta di wilayah kota;

  

b. meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan pendidikan yang sudah ada;

  c. menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai di setiap kawasan pendidikan; d. memantapkan konsentrasi kegiatan pendidikan tinggi dibagian selatan wilayah kota; dan e. menciptakan situasi lingkungan yang bersih dan nyaman di setiap kawasan pendidikan.

  10. Strategi pengembangan kawasan kesehatan terdiri atas:

  

a. meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan kesehatan yang sudah ada;

  b. menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai di setiap kawasan kesehatan; dan c. menciptakan situasi lingkungan yang bersih dan nyaman di setiap kawasan kesehatan.

  11. Strategi pengembangan kawasan peribadatan terdiri atas:

  a. meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan peribadatan yang sudah ada; dan b. menyediakan ruang parkir kendaraan yang memadai serta mengoptimalkan RTH di setiap kawasan peribadatan.

  12. Strategi pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan terdiri atas:

  a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan; b. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan

strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

c. menjaga aset-aset pertahanan/Tentara Nasional Indonesia (TNI);

  d. mempertahankan bangunan yang sudah ada; dan

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

  III - 12 e. mengembangkan zona penyangga antara kawasan pertahanan dan keamanan dengan kawasan lainnya.

  13. Strategi pengembangan kawasan pertanian terdiri atas:

  a. meminimalisir konversi lahan pertanian irigasi teknis menjadi lahan terbangun dan/atau aktifitas budidaya non pertanian; b. mengembangkan lahan pertanian menjadi lahan pertanian hortikultura, taman kota dan/atau hutan kota pada kawasan pertanian yang tidak memiliki dukungan prasarana irigasi memadai untuk mempertahankan fungsi kawasan sebagai RTH; c. mengembangkan sarana prasarana irigasi pertanian; dan

d. mengembangkan produk pertanian unggulan yang berorientasi agro industri.

  14. Strategi pengembangan kawasan perikanan terdiri atas:

  

a. mengembangkan budidaya perikanan air tawar, air payau, dan air garam;

  b. meminimalisir konversi lahan tambak menjadi lahan terbangun dan/atau aktifitas budidaya non perikanan; dan c. mengembangkan sarana prasarana perikanan.

  15. Strategi pengembangan kawasan pertambangan terdiri atas:

  a. melakukan penataan ruang kawasan pertambangan melalui penyusunan

rencana induk kawasan pertambangan dan rencana detail tata ruangnya;

b. membangun kawasan penyangga yang membatasi areal pertambangan dengan kawasan peruntukan kegiatan budidaya lainnya maupun kawasan lindung; c. menyediakan areal ruang terbuka hijau minimal 30% (tigapuluh persen) di wilayah pertambangan; d. membangun instalasi pengolahan limbah untuk menjaga kerusakan lingkungan akibat aktifitas pertambangan.

Rencana pola ruang wilayah kota Bima dapat di lihat pada peta gambar 3.2 berikut.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

  III - 13

  P E M E R I N T A H K O T A B I M A Peta 3.2. rencana pola ruang wilayah kota Bima

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

  III - 14

  Tahun 2013-2017

3.2.4. Strategi pengembangan kawasan strategis

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

  III - 15

  

(1) Strategi pengembangan keterpaduan pengelolaan kawasan strategis nasional dan

kawasan strategis provinsi di wilayah kota, terdiri atas: a. memadukan pengembangan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang kawasan strategis nasional dan kawasan strategis provinsi di wilayah kota; dan b. menyelaraskan program-program pemanfaatan ruang baik yang berskala internasional, nasional, regional, dan lokal.

(2) Strategi pengembangan kawasan dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi,

meliputi: a. mengembangkan kawasan-kawasan pembangkit perekonomian kota berskala nasional, regional, dan lokal dengan kegiatan unggulan perdagangan dan jasa, industri, serta pariwisata sebagai penggerak utama pertumbuhan wilayah kota;

  

b. meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi;

  c. mengembangkan sentra-sentra bisnis berwawasan budaya;

  d. menciptakan iklim investasi yang kondusif dan selektif serta mengintensifkan promosi peluang investasi; e. menyediakan kawasan-kawasan sektor informal yang prospektif dan berdaya tarik tinggi untuk mendukung terwujudnya kota yang maju dan mandiri; dan f. mengembangkan kawasan pariwisata yang berbasis lingkungan, kawasan pariwisata alam, religi, budaya, kuliner, dan belanja. (3) Strategi pengembangan kawasan dari sudut kepentingan sosial budaya meliputi:

  a. menetapkan kawasan-kawasan yang memiliki nilai sosial, budaya, dan sejarah sebagai kawasan pelestarian dan menjadi pusat budaya kota; b. meningkatkan upaya konservasi pada kawasan-kawasan yang memiliki nilai sosial, budaya, dan sejarah sebagai upaya pelestarian kawasan serta situs yang ada di dalamnya; dan

  c. menata dan mengelola kawasan-kawasan yang memiliki nilai sosial, budaya, dan sejarah secara terpadu.

(4) Strategi pengembangan dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan

hidup, meliputi:

a. Strategi pengembangan pesisir pantai adalah: 1.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

  III - 16

  

mendukung pelaksanaan program mitigasi bencana pantai; dan

2. mendukung kegiatan penataan kembali pesisir Pantai Teluk Bima melalui kegiatan reklamasi dan memanfaatkannya menjadi Kawasan Kota Tepian Air (water front city).

  b. Strategi pengembangan sempadan sungai adalah: 1. mendorong program peremajaan lingkungan hilir sungai tersebut menjadi kawasan konservasi dengan peremajaan terbatas terhadap beberapa kegiatan pembangunan yang ada disekitarnya; dan

  2. menyediakan jalan disepanjang sempadan sungai sebagai jalan pengawas.

  c. Strategi pengembangan kawasan lindung dan hutan kota dengan menjamin konsistensi kawasan melalui pengendalian kegiatan budidaya secara ketat di dalamnya.

Rencana kawasan strategis Kota Bima dapat dilihat pada peta gambar 3.3 berikut.

  P E M E R I N T A H K O T A B I M A Peta 3.3. Rencana kawasan strategis kota Bima

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

  III - 17

  Tahun 2013-2017

3.3. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

  

3.3.1. Rumusan Visi Misi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Kota

Bima Berdasarkan pada dokumen SPPIP Kota Bima yang telah disusun pada tahun 2012

rumusan visi dan misi pembangunan perumahan dan permukiman Kota Bima, maka

kesepakatan yang diambil adalah :

  

Visi : “ MEWUJUDKAN KOTA BIMA YANG SEJAHTERA MAJU DAN

MANDIRI “

  Misi :

  

1. Mewujudkan Masyarakat Bima Yang Sejahtera Dan Mandiri

  2. Mewujudkan Masyarakat Yang Maju Dan Berdaya Saing

  3. Mewujudkan Kota Bima Sebagai Kota Pendidikan Yang

  4. Mewujudkan Masyarakat Religius, Berakhlak Mulia Dan Berbudaya

  5. Mewujudkan Kota Bima Asri Dan Lestari

  

6. Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Dan Berkeadilan

  

3.3.2. Tujuan, Kebijakan, dan Rencana Strategis Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaan Kota Bima Berdasarkan visi misi yang telah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah

menetapkan tujuan, kebijakan dan rencana strategis pembangunan permukiman dan

infrastruktur perkotaan Kota Bima.

A. Tujuan

  Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi. Dengan penetapan tujuan

maka misi akan lebih jelas dan terarah. Tujuan merupakan hasil pengkajian pernyataan

misi yang berisikan suatu kebijakan jangka panjang tertentu (misalnya 5 tahun) dan

jangka pendek tahunan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai hasil yang telah

ditetapkan.

  Tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur

perkotaan Kota Bima, adalah Mewujudkan Infrastruktur Permukiman Perkotaan yang

berkualitas serta Kawasan Permukiman yang Layak , Bebas Kumuh dan berwawaskan

  

Lingkungan guna mendukung wilayah Kota Bima sebagai kawasan perdagangan dan jasa,

serta pendidikan

B. Kebijakan

  Kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kota Bima ditetapkan sebagai berikut : 1) Infrastruktur Permukiman Perkotaan yang berKualitas dan berwawaskan Kota Hijau

2) Penataan dan Pemeliharaan Lingkungan Pemukiman Kumuh yang layak

3) Memperhatikan Daya Dukung Perkotaan yang berwawaskan Lingkungan

4) Pemenuhan aspek Kelembagaan 5) Pengembangan kawasan agro industri

6) Pengembangan kawasan pertambangan

C. Rencana Strategis

  1) Peningkatan Kualitas Kawasan Perkotaan 2) Peningkatan Kualitas Permukiman pada Kawasan Kumuh 3) Peningkatan Layanan Sanitasi dan Persampahan 4) Peningkatan Layanan Air Bersih 5) Penyediaan Perumahan yang Layak dengan memanfaatkan Lahan secara Proposional 6) Pemenuhan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau 7) Pemenuhan dan Peningkatan Aspek Kelembagaan 8) Pemenuhan dan Peningkatan kawasan agro industri 9) Pemenuhan dan Peningkatan kawasan pertambangan

Tabel 3.3 Matriks Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Kota Bima

TUJUAN KEBIJAKAN RENCANA STRATEGIS

  Mewujudkan Infrastruktur Permukiman Perkotaan yang berkualitas serta Kawasan Permukiman yang Layak , Bebas Kumuh dan berwawaskan Lingkungan

  1) Infrastruktur Permukiman Perkotaan yang berKualitas dan berwawaskan Kota Hijau

  2) Penataan dan Pemeliharaan Lingkungan Pemukiman Kumuh yang layak

  3) Memperhatikan Daya Dukung Perkotaan yang berwawaskan

  1) Peningkatan Kualitas Kawasan Perkotaan

  2) Peningkatan Kualitas Permukiman pada Kawasan Kumuh

  3) Peningkatan Layanan Sanitasi dan Persampahan 4) Peningkatan Layanan Air Bersih

TUJUAN KEBIJAKAN RENCANA STRATEGIS

  guna mendukung wilayah Kota Bima sebagai kawasan perdagangan dan jasa, serta pendidikan

  Lingkungan 4) Pemenuhan aspek Kelembagaan 5) Pengembangan kawasan agro industri 6) Pengembangan kawasan pertambangan

  5) Penyediaan Perumahan yang Layak dengan memanfaatkan Lahan secara Proposional

  6) Pemenuhan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau

  7) Pemenuhan dan Peningkatan Aspek Kelembagaan

  8) Pemenuhan dan Peningkatan kawasan agro industri 9) Pemenuhan dan Peningkatan kawasan pertambangan

3.3.2. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Kota Bima

A. Strategi Skala Kota

  

Berdasarkan visi misi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan,

maka dirumuskanlah Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dalam skala kota, untuk Kota Bima, adalah sebagai berikut

Tabel 3.4 Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kota

NO STRATEGI PENGEMBANGAN KONSEP PENANGANAN STRATEGI PENANGANAN STRATEGI PENGEMBANGAN SKALA KOTA

  3) Penataan Jalan Koridor Kota (Pintu Masuk Kota Bima - Pantai Amahami - Pantai Kolo) - (coastal road)

  2) Memperjelas Status Lahan Permukiman

  Memberikan Fungsi Lindung terhadap Kawasan Perkotaan, Kawasan Sempadan Sungai dan Pantai

  1) Penataan RTH pada Jalan Koridor Kota Bima

  2) Penataan RTH pada Kawasan Perkotaan

  3) Penataan RTH pada Wilayah Sempadan Sungai

  4) Penataan RTH pada Wilayah Sempadan Pantai

  5) Penataan Hutan Kota

  3 Peningkatan Layanan Sanitasi dan Persampahan

  Peningkatan Sistem Drainase Primer Perkotaan, Sistem Air Limbah dan Persampahan TPA

  1) Mengembangkan Basis Masterplan Drainase Perkotaan

  1) Mengembangkan Basis Data Permukiman

  Memperjelas keberadaan Status dan Penataan Kawasan Perkotaan

  1 Peningkatan Kualitas Kawasan Perkotaan

  2 Pemenuhan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau / Taman Kota

NO STRATEGI PENGEMBANGAN KONSEP PENANGANAN STRATEGI PENANGANAN STRATEGI PENGEMBANGAN SKALA KOTA

  2) Mengembangkan Basis Sistem Air Limbah Perkotaan

  4 Peningkatan Layanan Air Bersih Pemenuhan SPAM 1) Pemenuhan SPAM di Kawasan Perkotaan

  2) Pemenuhan SPAM di Kawasan Pesisir

  5 Pemenuhan dan Peningkatan kawasan agro industri Penataan Kawasan Agro Industri 1) RTBL Kawasan Agro Industri

  6 Pemenuhan dan Peningkatan kawasan pertambangan Penataan Kawasan Pertambangan 1) RTBL Kawasan

  Pertambangan

  7 Pemenuhan dan Peningkatan Aspek Kelembagaan

  Pemenuhan dan Peningkatan Aspek Kelembagaan

  1) Pemenuhan dan Peningkatan Aspek Kelembagaan di Tingkat Kota Bima

  Sumber : Dokumen SPPIP Kota Bima Tahun 2012

  

Berdasarkan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

skala kota yang telah disusun di atas, maka dirumuskanlah strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kawasan sebagai berikut.

Tabel 3.5 Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan

  3) Peningkatan Pengolahan Sampah Terpadu (3R)

B. Strategi Skala Kawasan

NO STRATEGI PENGEMBANGAN KONSEP PENANGANAN STRATEGI PENANGANAN STRATEGI PENGEMBANGAN SKALA KAWASAN

  2 Penyediaan Perumahan yang Layak dengan memanfaatkan Lahan secara Proposional

  Pembangunan Perumahan yang Layak dan/atau Pembangunan Rusunawa 1) Pembangunan Lingkungan

  Hunian/Perumahan 2) Pembangunan Perumahan

  Baru yang Sehat, Sederhana dan Layak Huni 3) Pembangunan Rusunawa

  3 Pemenuhan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau

  Memberikan Fungsi Lindung terhadap Kawasan, Kawasan Sempadan Sungai dan Pantai

  1) Penataan RTH pada Jalan Koridor Kawasan Penanganan

  2) Penataan Kawasan Kumuh 3) Pembangunan Rusunawa

  1) Memberikan Fasilitas Sarana dan Prasarana untuk mendapatkan Tempat Tinggal yang Layak Huni bagi Masyarakat Perkotaan

  1 Peningkatan Kualitas Permukiman pada Kawasan Kumuh Penataan dan Peningkatan Kawasan Kumuh, Relokasi Kawasan Kumuh.

  

NO STRATEGI PENGEMBANGAN KONSEP STRATEGI PENANGANAN

PENANGANAN STRATEGI PENGEMBANGAN SKALA KAWASAN

  2) Penataan RTH pada Kawasan Permukiman

  3) Penataan RTH pada Wilayah Sempadan Sungai

  4) Penataan RTH pada Wilayah Sempadan Pantai

  4 Peningkatan Layanan Sanitasi dan Peningkatan Sistem Drainase Primer 1) Pembangunan/ Rehabilitasi Persampahan Sekunder, Sistem Air Limbah dan Sistem Drainase dan Kolam

  Persampahan TPS Pengendali banjir 2) Pembangunan Sistem

  Pengendali ROB 3) Pembangunan SPAL dan

  MCK 4) Penyediaan Pra Sarana dan

  Sarana Air Limbah 5) Pembangunan TPS dan 3R

  5 Peningkatan Layanan Air Bersih Pengembangan PS Air Minum MBR 1) Pemenuhan SPAM di Kawasan Perkotaan

  2) Pemenuhan SPAM di Kawasan Nelayan

  6 Pemenuhan dan Peningkatan Pemenuhan dan Peningkatan Aspek 3) Menguatkan Kapasitas Aspek Kelembagaan Kelembagaan Kelembagaan Masyarakat dalam Pengelolaan

  Lingkungan dan infrastruktur Pendukungnya

  Sumber : Dokumen SPPIP Kota Bima Tahun 2012

3.4. Strategi Sanitasi Kota (SSK)

3.3.1. Visi Misi Sanitasi Kota

  1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan persampahan

  6. meningkat sistem

  5. menyusun dan menetapkan regulasi persampahan

  3R ditingkat masyrakat 4. meningkatkan peran aktif masyrakat dan swsta dalam pengelolaan persampahan

  3. mengurangi timbulan sampah yang berkelanjutan dengan memberdayakan program

  2. Meningkatkan pelayanan persampahan ke seluruh wilayah Kota Bima

  Visi misi yang telah ditetapkan dalam dokumen SSK merupakan acuan untuk

pembangunan sanitasi jangka menengah Kota Bima. Dari hasil pertemuan Pokja AMPL –

BM Kota Bima dicapai suatu kesepakatan mengenai visi dan misi sanitasi Kota Bima yang

merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Kota Bima yang tertuang dalam Dokumen

Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Bima. Tabel berikut dapat

menjelaskan Visi dan misi sanitasi Kota Bima:

Tabel 3.6 Visi dan Misi Sanitasi Kota Bima Visi Kota Bima Misi Kota Bima Visi Sanitasi Kota Bima Misi Sanitasi Kota Bima

  1. Meningkatkan akses dan pemanfaatan layanan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah Kota Bima melalui peningkatan partisipasi aktif masyarakat dan swasta serta koordinasi lintas SKPD terkait baik secara horisontal maupun vertikal.

  Misi Air Limbah

  Terwujudnya sistem sanitasi yang tertata dan berkelanjutan menuju masyarakat yang sehat dan maju pada tahun 2017

  3. Penyediaan infrastruktur perkotaan dan pengendalian ruang yang mendukung proses pembangunan yang berkelanjutan dan penataan kota

  2. Pemberdayaan masyarakat yang bertumpu pada pembangunan ekonomi masyarakat dan penataan kelembagaan di tingkat local dan kelurahan

  1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Bima yang didukung oleh pelayanan public yang prima dan pembangunan keagamaan

  Terwujudnya Kota Bima sebagai Kota Pendidikan Menuju Masyarakat yang Maju dan Mandiri

  2. Penguatan aspek kerangka hukum dan teknis sektor air limbah Kota Bima. Misi Persampahan

  Visi Sanitasi Kota

Visi Kota Bima Misi Kota Bima Misi Sanitasi Kota Bima

Bima

  pengelolaan ke tahap pengolahan Misi Drainase

  1. Meningkatkan infrastruktur pelayanan drainase yang berkualitas

  2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelola dan penyedia layanan drainase

  3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan Drainase

  4. Meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi pembangunan drainase

  Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat

  1. Melakukan pendekatan pada masyarakat dan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan STBM

  2. Edukasi PHBS usia dini melalui sekolah

  3. Meningkatkan kualitas lingkungan dan pemberdayaan masyarakat untuk PHBS

  Sumber: Dokumen SSK Kota Bima Tahun 2012

3.3.2. Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

  Berdasarkan hasil analisa SWOT dirumuskan Tujuan, sasaran dan strategi yang

sesuai dengan kondisi existing pengelolaan sanitasi saat ini. Tujuan merupakan

pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi,

melaksanakan misi, dan menangani isu strategis yang dihadapi. Sasaran adalah Hasil yang

diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai,

  

rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Strategi adalah cara

untuk mencapai visi dan misi yang dirumuskan berdasarkan kondisi saat ini.

A. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah

  Berdasarkan hasil analisa EFAS dan IFAS dengan modifikasi metode analisa SWOT

dalam pengelolaan air limbah di Kota Bima maka dapat ditentukan bahwa posisi

pengelolaan air limbah berada pada kuadran II. Untuk itu, perumusan strategi dasar

peningkatan pengelolaan air limbah di Kota Bima adalah melaksanakan pengembangan

aktif dan agresif disamping juga melakukan pemeliharaan terhadap hal-hal yang dianggap

penting, dimana strategi utama pengembangan air limbah domestik Kota Bima dihasilkan

dari Strategi W-O (memanfaatkan peluang yang ada untuk meminmalisir kelemahan yang

dimiliki) disamping strategi pendukung lainnya.

Tujuan, sasaran dan strategi untuk mencapai visi dan misi sanitasi telah dirumuskan

sebagaimana terlihat pada tabel di bawah.

Tabel 3.7 Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik

  Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran

  Meningkatkan akses dan pemanfaatan layanan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah Kota Bima melalui peningkatan partisipasi aktif masyarakat dan swasta serta koordinasi lintas SKPD terkait baik secara horisontal maupun vertikal.

  Meningkatnya akses layanan sarana dan prasarana air limbah dari 55,71% menjadi 100% pada tahun 2017

  Terdapat layanan sarana dan prasarana air limbah yang aman

  Pembangunan sarana dan prasarana air limbah (IPAL/IPLT) komunal skala pelayanan lingkungan dengan berbasis pada partisipasi masyarakat Penyadaran dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyediaan lahan untuk fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal di lokasi pemukiman padat penduduk. Mengoptimalkan sumber pembiayaan lainnya untuk investasi dalam pengelolaan air limbah Mengoptimalkan peran koordinasi antar SKPD terkait pengelolaan air limbah

  Berkurangnya praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dari rata- rata sebanyak

  Tidak ada penduduk yang melakukan praktek BABS di tahun 2017

  Meningkatkan peran serta media dan kader kesehatan lingkungan dalam promosi dan penyuluhan tentang pengelolaan air limbah domestik di tingkat masyarakat. Meningkatkan sosialisasi dan

  Sasaran

Tujuan Pernyataan Strategi

Indikator sasaran sasaran

  80% dari jumlah komunikasi dan kepada pihak penduduk masyarakat, industry dan pengelola menjadi 0% rumah sakit/puskesmas tentang tahun 2017 pengelolaan air limbah rumah tangga, industry dan medis dengan memanfaatkan media yang ada serta peran kader posyandu;

  Penguatan aspek kerangka Tersedianya Tersedia Menyusun peraturan daerah hukum dan teknis sektor kerangka hukum peraturan daerah mengenai pengelolaan air limbah air limbah Kota Bima. pengelolaan air mengenai yang disesuaikan dengan peraturan limbah domestic penanganan air di tingkat atas; kota limbah Menyusun PERDA tentang jasa pengelolaan air limbah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan investasi pengelolaan air limbah. Tersedianya Tersusunnya Penyusunan master plan pengelolaan kerangka teknis dokumen teknis air limbah dan pemanfaatan air baku. pengelolaan air pengelolaan air

Dokumen yang terkait

AN AL I S A K O M P AR ASI DA YA T RA NSM I S I GE L OMB AN G F M DA N GE L OM B AN G A M P AD A K E AD AA N 3 DI M E NSI

0 8 16

AN ALIS IS HUB UN G A N A NTAR A TIN G KAT P E N G E T AHUA N DE NG AN S IK A P P ASIE N M E N G E NA I K E B UTUHAN P E M A K AI AN G IG I T I RU AN P ASC A P E N CA B UTA N G I G I DI K L INIK B E DA H MU L UT RSG M UN I VERS IT AS JE M B E R

0 21 13

AN AL I S I S L E V E L P E RT AN YA A N P AD A S OAL CE RI T A B E RD ASARK AN T A K S ONO M I S OL O P AD A B U K U T E K S M AT E M AT I K A S M K P ROGRAM K E AHL I AN AK UN T AN S I DA N P E NJU AL AN K E L AS X T E RB I T AN E RL AN GG A DA N P USAT

0 4 16

K A J I A N M O T I V A S I P E T A N I T E B U D E N G A N P O L A K E M I T R A A N U S A H A D I P A B R I K GULAWATOETOELIS KABUPATEN SIDOARJO

0 3 14

K A J I A N M O T I V A S I P E T A N I T E B U D E N G A N P O L A K E M I T R A A N U S A H A D I P A B R I K GULAWATOETOELIS KABUPATEN SIDOARJO

0 3 14

K A JI A N Y U R I D I S B E R P I N D A H N Y A WA L I N A SA B K E P A D A WA L I H A K I M D A L A M P E R K A WI N A N

0 11 17

K AJ I AN YURI D I S T E NT AN G E K SI ST E NSI H A K UL AYAT DI T I NJ AU D ARI UND AN G U ND ANG NO M O R 5 T A H UN 1 9 6 0 T E NT A NG P E RAT URA N DASAR P O K O K P O K O K A G R A RI A

0 4 16

K E A N E K A R A G A M A N JE N I S I K A N D I B L O K B E D U L S E G O R O A N A K T A M A N N A S I O N A L A L A S PU R WO

0 2 17

M E D I A K O M U N I K A S I I N T E R N B A D A N G E O L O G I

0 0 48

PENG A RUH K ELUARG A DALAM M ENING K ATK AN M O T IV A S I D A N M E N G A T A S I K E SU L IT A N BELA JA R SISW A DI M AN 2 BOYO LALI

0 0 114