Model pengembangan perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV B SD Kanisius Sengkan Yogyakarta - USD Repository
MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI
DAN BELAJAR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV B
SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
Meilinawati
NIM: 081134055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI
DAN BELAJAR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV B
SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
Meilinawati
NIM: 081134055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
HALAMAN MOTTO
“Sesungguhnya petani menantikan hasil
yang berharga dari tanahnya dan ia sabar
sampai turun hujan musim gugur
dan hujan musim semi”.
(Yakobus 5: 7)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Peneliti dengan segala kerendahan hati mempersembahkan skripsi ini kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus
2. Orang tua: Nasiman dan Mujirah
3. Kakak: Daniel Mujiyarto dan Dwi Widiyatmoko
4. Keluarga besar Marto Wardoyo
5. Sahabat-sahabat: Ignatius Tulus Setiadi, Zita Wigandari Bedewoda, Maria Margareta Ratnasari, Noviani Indriana, dan Lenny Arinta.
6. Teman-teman GKJ Grujugan: Puput, Esensi, Natal, Towo, Eva, Ester dan Lisa
ABSTRAK
Meilinawati. 2012. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bahasa
Indonesia Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik Kelas IV B SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini adalah penelitian kolaboratif, yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar. Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah satu guru Bahasa Indonesia dan 32 peserta didik kelas IV B. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai dengan Juli 2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan model Dick and Carey yang dimodifikasi. Model perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi konsep pengintegrasian, silabus, RPP, dan materi ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV B SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Kelayakan model perangkat pembelajaran ini diperoleh melalui penilaian ahli mata pelajaran Bahasa Indonesia, ahli Bimbingan Konseling dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran dengan mengacu Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe 1.
Hasil penilaian yang dilakukan oleh ahli mata pelajaran, ahli bimbingan konseling dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran terhadap model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi memperoleh 86% dengan kategori layak. Hasil penilaian dari ahli mata pelajaran dan bimbingan konseling terhadap model pengembangan perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi bimbingan belajar memperoleh persentase 88.7% dengan kategori layak. Berdasarkan kedua hasil penilaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar dikategorikan layak digunakan guru di kelas IV B SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Melalui model pengembangan perangkat pembelajaran pada penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik teliti dan tekun saat belajar Bahasa Indonesia.
Kata kunci: Perangkat Pembelajaran, Bahasa Indonesia, Ragam Bimbingan
Pribadi dan Ragam Bimbingan Belajar
ABSTRACT
Meilinawati. 2012. The Model of Development Bahasa Indonesia A Learning
Equitment of Subject Integrated with Varied Personal and Learning Guidance for the Grade IV B Students of Kanisius Sengkan Elementary School Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program Sanata Dharma University.
This is collaborative research, which aimed to find out the feasibility of Bahasa Indonesia Learning equipment integrated with varied personal and learning guidance. The research was conducted in SD Kanisius Sengkan
yogyakarta. The subjects of this research were Bahasa Indonesia teacher and the
students of class IV B SD Kanisius Sengkan. The research was conducted from January 2012 to July 2012. Types of research used the research and development modified from Dick and Carey’s model. The model developed consisted of, integrated concept, syllabus, lesson plan, and learning material integrated into personal and learning guidance for student class IV B of SD Kanisius Sengkan
Yogyakarta. The feasibility of the learning equipment model was acquired
through the validation by Bahasa Indonesia expert, counseling expert and the development of learning equipment expert based on “Penilaian Acuan Patokan
(PAP) type 1”.
The result of judgment by Bahasa Indonesia expert, counseling expert and the development of learning equipment expert toward the development Bahasa Indonesia a learning equitment of subject integrated with personal guidance acquire 86% by category feasible. The result of judgment by Bahasa Indonesia expert and counseling expert toward the development Bahasa Indonesia a learning equitment of subject integrated with learning guidance acquire 88.7% by category feasible. Based on the second result, it can be concluded that the model of development Bahasa Indonesia a learning equitment of subject integrated with varied personal and learning guidance categorized feasible to use teacher in class
IV B SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Through the model of development learning equipment on this research expected to help students diligent and carefully when learning Bahasa Indonesia.
Keywords: Learning Equitment, Bahasa Indonesia, Personal Guidance Varied,
Learning Guidance Varied.KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian pengembangan ini. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M. Hum., Dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan dan sumbangan pemikiran untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu AG. Krisna Indah Marheni, S.Pd., MA., Dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik serta bimbingannya yang sangat berguna selama penelitian ini.
5. Bapak Dr. Y. Karmin, M. Pd., Dosen penguji, yang telah memberikan saran dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat untuk merevisi skripsi ini.
6. Para validator yang telah meluangkan, tenaga, dan pikiran untuk menilai model yang dikembangkan peneliti.
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah .........................................................
1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................
4 1.3. Tujuan Penelitian .....................................................................
5 1.4. Spesifikasi Model ....................................................................
5 1.5. Definisi Operasional ................................................................
6 1.6. Kontribusi Penelitian ...............................................................
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian teori .............................................................................
8
2.2. Peran Guru SD .......................................................................... 23
2.3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ............................................. 25
2.4. Penelitian Relevan .................................................................... 28
2.5. Kerangka Berpikir .................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ........................................................................ 32
3.2. Model Pengembangan ............................................................. 33
3.3. Desain Pengembangan............................................................. 35
3.4. Prosedur Pengembangan ......................................................... 36
3.5. Subjek Penelitian .................................................................... 39
3.6. Jenis Data ................................................................................ 39
3.7. Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ......................................................................... 47
4.2. Pembahasan .............................................................................. 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 63
5.2. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 63
5.3. Saran ....................................................................................... 64 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Pedoman Wawancara ...................................................................... 40Tabel 3.2. Pedoman Observasi ......................................................................... 41Tabel 3.3. Pedoman Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) ..................................... 42Tabel 3.4. Pedoman Ahli Mata Pelajaran ........................................................ 42Tabel 3.5. Pedoman Ahli Bimbingan Konseling ............................................. 43Tabel 3.6. Pedoman Ahli Pengembangan ....................................................... 44Tabel 3.7. Kriteria Revisi Model Pengembangan ............................................ 46Tabel 3.8. Patokan Acuan Penilaian (PAP) 1 .................................................. 46Tabel 4.1. Hasil Wawancara ............................................................................ 48Tabel 4.2. Hasil Observasi ............................................................................. 49Tabel 4.3. Hasil Alat Ungkap Kebutuhan ....................................................... 51Tabel 4.4. Deskripsi Para Ahli ......................................................................... 53Tabel 4.5. Rekapitulasi Penilaian Pertama Model Perangkat PembelajaranBahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi ............ 54
Tabel 4.6. Rekapitulasi Penilaian Kedua Model Perangkat PembelajaranBahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi ........... 57
Tabel 4.7. Rekapitulasi Penilaian Pertama Model Perangkat PembelajaranTabel 4.8. Rekapitulasi Penilaian Kedua Model Perangkat PembelajaranBahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar ............ 59
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1. Alur Kerangka Berpikir ................................................................. 31Bagan 3.1. Prosedur Pengembangan Dick dan Carey ...................................... 33Bagan 3.2. Modifikasi Prosedur Pengembangan Dick dan Carey .................. 36Bagan 4.1. Alur Analisis Kebutuhan .............................................................. 47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian .................................................................... 67 Lampiran 2. Hasil Pengisian Alat Ungkap Kebutuhan .................................... 68 Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Alat Ungkap Kebutuhan ................................ 70 Lampiran 4. Hasil Penilaian Ahli Mata Pelajaran ............................................ 71 Lampiran 5. Hasil Penilaian Ahli Bimbingan Konseling (BK) ...................... 73 Lampiran 6. Hasil Penilaian Ahli Pengembangan .......................................... 75 Lampiran 7. Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi............................................. 76 Lampiran 8. Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Belajar ............................................. 107 Lampiran 9. Surat Keterangan Selesai Penelitian ........................................... 135
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Guru SD merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi proses
pembelajaran dan bimbingan di sekolah, sehingga diharapkan dapat mengajarkan
berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta memberikan bimbingan kepada
peserta didik. Hal tersebut diperkuat dengan SK Menpan RI No. 83 Tahun 1993
(dalam Furqon, 2005, hlm. 23) yang menyatakan bahwa tugas guru SD selain
mengajar diharapkan dapat memberikan bimbingan. UU No. 20 tahun 2003, PP
No.19 tahun 2005, dan Permendiknas No.22 tahun 2006, (dalam Barus, 2011, hlm. 1)
juga menegaskan bahwa guru SD diharapkan memiliki kemampuan untuk
memberikan bimbingan di sekolah, yang mencakup bimbingan pribadi/ sosial/
belajar/ karier. Oleh karena itu, guru SD membutuhkan perangkat pembelajaran
terintegrasi dengan ragam bimbingan. Bimbingan tersebut dapat dilakukan dengan
teknik klasikal atau kelompok.Penjabaran di atas menjadi dasar bagi dua dosen Universitas Sanata Dharma
untuk melakukan penelitian kolaboratif dan melibatkan peneliti sebagai salah satu
anggotanya. Topik pada penelitian kolaboratif ini merupakan wujud dari keprihatinan
dosen terhadap kebutuhan guru akan adanya model pengembangan perangkat
pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan. Oleh karena itu peneliti menindaklanjuti
keprihatinan dosen dengan melakukan analisis kebutuhan di SD Kanisius Sengkan
2 Yogyakarta guna mengetahui informasi mengenai kebutuhan guru terhadap model pengembangan perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan.
Peneliti mengawali analisis kebutuhan dengan wawancara kepada wali kelas IV
B SD Kanisius Sengkan. Hasil dari wawancara yang dilakukan peneliti sebagai
berikut: guru menyatakan bahwa tidak dapat memberikan bimbingan, karena
terkendala waktu yang tidak memungkinkan untuk melakukan bimbingan. Hal ini
menyebabkan guru belum dapat membantu peserta didik secara maksimal dalam
memenuhi tugas perkembangan, sehingga muncul perilaku peserta didik yang dapat
menghambat tugas perkembangan yaitu malas belajar, tergesa-gesa ketika
mengerjakan tugas, tidak tepat waktu, melamun, mengeluh saat diberikan tugas, dan
tidak membuat ringkasan materi. Perilaku tersebut sering muncul pada kegiatan
pembelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena itu guru SD membutuhkan perangkat
pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan untuk membantu peserta
didik menghindari perilaku yang dapat menghambat tugas perkembangannya.Hasil wawancara diperkuat peneliti dengan melakukan observasi pada saat
kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti menunjukan bahwa peserta didik tidak membaca petunjuk pengerjaan soal
sehingga bertanya pada guru atau teman mengenai hal yang sudah dijelaskan dan
peserta didik terlihat tergesa-gesa dalam mengumpulkan tugas. Hal tersebut
menggambarkan bahwa peserta didik kelas IV B SD Kanisius Sengkan tidak teliti
dalam mengerjakan soal. Peneliti juga melihat peserta didik tidak dapat menjawab
pertanyaan dari guru tentang materi yang sudah disampaikan dan tidak membuat
3
ringkasan materi. Kedua perilaku tersebut menunjukkan bahwa peserta didik tidak
tekun belajar Bahasa Indonesia.Peneliti ingin melihat lebih lanjut mengenai bimbingan yang dibutuhkan oleh
peserta didik kelas IV B SD Kanisius Sengkan dengan menyebarkan Alat Ungkap
Kebutuhan (AUK). AUK adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan
bimbingan peserta didik. Hasil AUK menunjukkan bahwa persentase tertinggi
terletak pada pernyataan peserta didik tidak tekun belajar Bahasa Indonesia.
Persentase tinggi lainnya terletak pada pernyataan peserta didik tidak teliti
mengerjakan tugas Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan
penyebaran AUK menunjukkan bahwa peserta didik membutuhkan ragam bimbingan
pribadi dalam hal ketelitian dan bimbingan belajar dalam hal ketekunan terutama
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.Sufanti (2010), menyatakan bahwa “Bahasa Indonesia merupakan mata
pelajaran yang memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial dan
emosional peserta didik” (hlm. 12). Tujuan Bahasa Indonesia, berdasarkan BSNP,
2006 (dalam Sufanti, 2010) adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
mengenal dirinya dan lingkungannya, mengemukakan gagasan dan perasaan baik
secara lisan ataupun tertulis, serta berpartisipasi dengan masyarakat dengan
kemampuan yang ada dalam dirinya. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan
belajar Bahasa Indonesia peserta didik dapat berlatih berkomunikasi, menanamkan
budi pekerti, dan meningkatkan pengetahuan. Oleh karena itu, guru SD dapat
menyisipkan bimbingan melalui nilai-nilai yang terdapat pada mata pelajaran Bahasa
4 Indonesia, sehingga diharapkan dapat membantu peserta didik memenuhi tugas perkembangan pribadi dan belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk mengintegrasikan mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar
menggunakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D).
Oleh karena itu skripsi ini berjudul “Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Bahasa Indonesia Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk
Peserta Didik Kelas IV B SD Kanisius Sengkan Yogyakarta”1.2. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan dibahas melalui penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kelayakan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas IV B SD Kanisius Sengkan Yogyakarta?
2. Bagaimana kelayakan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan bimbingan Belajar untuk peserta didik kelas IV B SD Kanisius Sengkan Yogyakarta?
5
1.3. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kelayakan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas IV B SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
2. Mengetahui kelayakan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar untuk peserta didik kelas IV B SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
1.4. SPESIFIKASI PRODUK Hasil akhir yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa:
1. Perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi, yang terdiri dari: konsep pengintegrasian, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Handout/Materi ajar.
2. Perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar, yang terdiri dari: konsep pengintegrasian, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Handout/Materi ajar.
6
1.5. DEFINISI OPERASIONAL
Agar tidak menimbulkan tafsiran yang berbeda, beberapa istilah yang perlu diberi definisi operasional dalam penelitian ini:
1. Perangkat pembelajaran adalah alat - alat yang dipakai untuk mendukung dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang terdiri dari: konsep pengintegrasian, silabus, RPP, dan materi ajar.
2. Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik dan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan benar.
3. Bimbingan pribadi adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengatasi masalah masalah yang berkaitan dengan sifat dan kemampuan dirinya agar menjadi individu yang percaya diri, memiliki inisiatif tinggi, tanggung jawab, jujur, dan teliti.
4. Bimbingan belajar adalah proses bantuan untuk memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan pemahaman, sikap dan keterampilan dalam belajar, dan memecahkan masalah-masalah belajar agar individu tersebut menjadi tekun belajar, memiliki motivasi belajar, dan tepat waktu.
5. Model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi terdiri dari konsep pengintegrasian, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan materi ajar.
7
6. Model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar terdiri dari konsep pengintegrasian, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan materi ajar.
1.6. KONSTRIBUSI PENELITIAN
Penelitian ini memiliki kontribusi bagi beberapa pihak sebagai berikut:
1. Bagi guru Guru SD dapat memiliki model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.
2. Bagi peserta didik Peserta didik dapat terbantu tugas perkembangannya dengan belajar Bahasa
Indonesia yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.
3. Bagi peneliti Sebagai calon guru SD yang memiliki tugas pengajar sekaligus pembimbingan, maka dapat terbantu menyusun perangkat pembelajaran terintegrasi dengan ragam bimbingan.
4. Bagi Prodi PGSD Sebagai salah satu contoh penelitian pengembangan model perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1. Perangkat pembelajaran
Menurut Siregar dan Nara (2010) perangkat pembelajaran merupakan
seperangkat alat pembelajaran yang disusun secara terencana dengan tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan dengan maksud agar
terjadi proses belajar pada peserta didik. Pengertian perangkat pembelajaran yang lain
diungkapkan oleh Winkel (2002) yang menyatakan bahwa “perangkat pembelajaran
adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta
didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap
rangkaian kejadian-kejadian interen yang dialami peserta didik”.Ibrahim (dalam Trianto, 2009) menjelaskan bahwa perangkat pembelajaran
yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan peserta didik (LKS),
instrumen evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), media pembelajaran, serta materi
ajar. Model perangkat pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari konsep
pengintegrasian, silabus, RPP, dan materi ajar. Silabus, RPP, materi ajar dijelaskan
pada bagian berikut.2.1.2.1 Silabus
Pengertian silabus menurut Yulaelawati (dalam Majid, 2008) merupakan
seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang
9 disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar. Umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup unsur-unsur: (1) tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan kegiatan pembelajaran, (2) keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik, (3) aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran, (4) berbagai teknik evaluasi yang digunakan. Prinsip-prinsip pengembangan silabus:
1. Sistematis Komponen-komponen dalam silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
2. Konsisten Adanya hubungan yang tetap antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan penilaian.
3. Memadai Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
Yulaelawati (dalam Majid, 2008), menjelaskan bahwa langkah-langkah pengembangan silabus: (1) penulisan identitas mata pelajaran, (2) penentuan standar
kompetensi, (3) penentuan kompetensi dasar, (4) penentuan materi pokok,
(5) penentuan pengalaman belajar yang akan dialami peserta didik, (6) penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator, (7) penjabaran indikator ke dalam instrumen penilaian, (8) penentuan alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran, (9) penentuan sumber belajar.10
2.1.2.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Trianto (2009) menjelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yaitu panduan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan guru
dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam kegiatan pembelajaran. Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran
yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil belajar sesuai kurikulum.
Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
meliputi: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian
hasil belajar, strategi pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-
langkah kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.Kegiatan pembelajaran yang ada dalam RPP meliputi kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir. Menurut Rusman (2010) kegiatan inti dalam RPP
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Eksplorasi merupakan kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari
situasi yang baru. Elaborasi adalah penggarapan secara tekun dan cermat. Konfirmasi
adalah pembenaran, penegasan, dan pengesahan.Berdasarkan Buku Pedoman Pengajaran Mikro (2008) sebuah RPP dikatakan
baik bila telah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: (1) komponen lengkap dan
logis urutannya, (2) pemilihan materi ajar sesuai dengan kompetensi dasar, indikator,
dan tujuan, (3) media dan sumber belajar sesuai dengan indikator, (4) langkah-
langkah pembelajaran meliputi kegiatan awal, inti, dan akhir, (5) langkah-langkah
pembelajaran menekankan pada pengalaman peserta didik, (6) langkah-langkah
11
pembelajaran mencerminkan model atau metode yang digunakan, (7) terdapat alokasi
waktu pada setiap tahap pembelajaran, (8) penilaian sesuai dengan indikator yang
akan dicapai.2.1.2.3 Materi Ajar
Materi ajar menurut Wina Sanjaya (2008) adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan ajar memungkinkan peserta didik dapat mempelajari suatu kompetensi dasar
secara runtut dan sistematis sehingga secara peserta didik mampu menguasai semua
kompetensi. Materi ajar berisi tentang: (1) tujuan yang harus dicapai, biasanya
dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik sehingga keberhasilannya dapat diukur,
(2) materi ajar harus memuat fakta, konsep, dan prosedur, (3) kegiatan belajar, berisi
tentang materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, (4) rangkuman materi yakni
garis-garis besar materi pelajaran secara urut, (5) tugas dan latihan harus meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada penelitian ini perangkat pembelajaran
tersebut akan diintegrasikan dengan ragam bimbingan. Ragam bimbingan akan
dijelaskan pada bagian berikut.2.1.3. Bimbingan dalam Konteks Pendidikan
2.1.3.1. Pengertian Bimbingan
Furqon (2005) menyatakan bahwa bimbingan adalah “proses bagaimana
menyelesaikan masalah dan membantu individu untuk dapat berkembang secara
optimal” (hlm. 4). Menurut Thantawy (2005) bimbingan (guidance) merupakan
bantuan atau pertolongan kepada individu. Jadi, bimbingan adalah bantuan yang
ditujukan kepada individu dalam memahami diri (bakat, minat, dan kemampuan) dan
12
lingkungan agar mampu memecahkan masalahnya dan membuat keputusan yang
tepat sehingga tercapai perkembangannya dengan baik untuk kepentingan diri sendiri
dan orang-orang yang ada disekitarnya.Pengertian bimbingan menurut Syamsu (2010) adalah sebagai suatu bantuan
atau pertolongan yang diberikan pada peserta didik untuk mengembangkan diri,
mengatasi masalah, atau mengambil keputusan” (hlm. 6). Hal ini diperkuat oleh
Sukmadinata (2008) yang menyatakan bahwa “bimbingan sebagai salah satu aspek
program pendidikan yang diarahkan terutama membantu peserta didik agar dapat
menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya saat ini dan dapat merencanakan
masa depannya sesuai dengan minat, kemampuannya, dan kebutuhan sosialnya”
(hlm. 9). Pendapat lain mengenai pengertian bimbingan menurut Prayitno (2004)
adalah bantuan atau pertolongan yang dilaksanakan oleh seorang yang ahli kepada
seorang yang dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk dapat
mengembangkannya berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat.Berdasarkan pengertian bimbingan dari beberapa ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
kepada peserta didik dalam rangka membantu memecahkan masalah yang berkaitan
dengan kehidupannya baik aspek pribadi, belajar, ataupun sosial. Bimbingan
mempunyai tujuan, tujuan bimbingan di SD akan dijelaskan pada bagian berikut.2.1.3.2. Tujuan Bimbingan
Depdikbud (dalam Furqon, 2005) memaparkan bahwa layanan bimbingan di
sekolah dasar mempunyai tujuan membantu peserta didik untuk dapat memenuhi
tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek sosial pribadi, pendidikan dan karier
13 sesuai dengan tuntutan lingkungan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Gunawan (1992) yang menyatakan bahwa tujuan bimbingan adalah sebagai bantuan yang diberikan oleh individu agar: (1) mengerti dirinya dan lingkungannya, mengerti dirinya sendiri meliputi kemampuan, bakat khusus, minat dan cita-cita dan nilai-nilai hidup yang dimilikinya untuk perkembangan dirinya, mengerti lingkungan lingkungan sekitar meliputi pengenalan baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya, (2) mampu memilih, memutuskan, dan merencanakan hidupnya secara bijaksana baik dalam bidang pendidikan, pekerjaan dan pribadi-sosial, (3) mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara maksimal, (4) memecahkan masalah yang dihadapinya secara bijaksana, (5) mengelola aktivitas kehidupannya, mengembangkan sudut
pandangnya, dan mengambil keputusan serta mempertanggungjawabkannya,
(6) memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungannya.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
bimbingan adalah untuk membantu peserta didik dalam memenuhi tugas perkembangan pribadi, sosial, dan belajar dalam konteks pendidikan, khususnya pendidikan sekolah dasar.2.1.3.3. Landasan Bimbingan di Tingkat Sekolah Dasar
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003, PP No. 19 tahun 2005, Permendiknas
N0.22 tahun 2006 menegaskan bahwa dalam konteks reformasi pendidikan di sekolah, pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) sebagai bagian yang integratif dalam sistem pendidikan di sekolah. Hal ini diperkuat dengan Surat Keputusan Menpan RI No.84 tahun 1993 (dalam Barus, 2011) menegaskan bahwa selain tugas14
utama guru mengajar, tugas guru SD ditambah dengan program melaksanakan
bimbingan. Tujuan dari bimbingan yang dilakukan oleh guru SD menurut Furqon
(2005) adalah untuk membantu peserta didik agar dapat memenuhi tugas
perkembangannya baik pribadi, belajar, ataupun sosial. Oleh karena itu sekolah
memiliki peranan penting dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik sesuai
dengan tugas perkembangan peserta didik. Ragam bimbingan yang ada di SD akan
dijelaskan pada bagian berikut ini.2.1.3.4. Ragam bimbingan di Sekolah Dasar
1. Ragam Bimbingan
Beberapa ahli membagi ragam bimbingan menjadi 3 macam dengan definisi yang berbeda-beda, beberapa diantaranya dijelaskan di bawah ini:
a. Bimbingan pribadi
Tohirin (2007) menjelaskan bahwa bimbingan pribadi adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Tujuan bimbingan pribadi ialah membantu individu agar bisa memecahkan masalahnya sendiri yang menyangkut keadaan batinnya sendiri (kurang percaya diri, tidak teliti, tidak jujur, dan sombong).
Menurut Marsudi (2010) bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu peserta didik mengenal, menemukan, dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, serta sehat jasmani dan rohani, (hlm. 29). Hal ini diperkuat dengan pendapat Winkel
15 (2002) yang menyatakan bahwa bimbingan adalah “bimbingan yang diberikan untuk membantu peserta didik dalam hal menghadapi masalah yang dialaminya, dalam mengatur dirinya sendiri dibidang rohani, jasmani, pengisian waktu luang, dan sebagainya” (hlm. 113).
Masalah yang dialami peserta didik menurut Kowitz (dalam Furqon, 2005) merupakan masalah yang yang berkaitan dengan kemampuan intelektual, kondisi fisik dan kebiasaan-kebiasaannya yaitu kurangnya percaya diri, kurang memiliki inisiatif, kurang tanggung jawab, mudah putus asa, tidak semangat, tidak teliti. Masalah yang dialami peserta didik tersebut dapat menghambat tugas perkembangan pribadi peserta didik.
Tugas perkembangan pribadi menurut Brown dan Trusty (dalam Barus, 2011) adalah sebagai berikut: (1) pemahaman tehadap dirinya sendiri yang meliputi kesadaran menyangkut kelebihan-kelebihan, kelemahan-kelemahan, minat-minat, gambaran tubuh, perbedaan-perbedaan, dan kesamaan-kesamaan dengan orang lain, (2) penghargaan terhadap diri sendiri, pandangan positif tentang diri sendiri, dan penerimaan diri, (3) mengembangkan rasa percaya diri, berani tampil, berlatih mengungkapkan gagasan sendiri, (4) belajar berperilaku dan mengembangkan kebiasaan pola hidup sehat dan efektif, (5) membiasakan bersikap dan berperilaku jujur, santun, rendah hati, mentaati norma-norma yang berlaku, (6) memahami dan mampu mengenali perilaku baik, buruk, perbuatan salah dan benar, (7) berlatih mengambil keputusan sederhana, (8) berlatih mengembangkan perilaku bertanggung jawab, teliti, dan konsekuen dengan apa
16 yang dilakukan, (9) berlatih mengatur mengelola keperluan diri sendiri, perawatan diri dan kegiatan pribadi.
Model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi diakan digunakan untuk mengatasi perilaku peserta didik dalam hal tidak teliti. Menurut Sukmadinata (2009) ciri-ciri peserta didik yang teliti adalah bertanggung jawab, berhati-hati, konsentrasi, memperhatikan petunjuk, berpikir kritis, dan menyadari apa yang sudah dipelajari penting bagi kehidupannya.
b. Bimbingan Belajar
Tohirin (2007) menjelaskan bahwa bimbingan belajar adalah bantuan dari pembimbing kepada peserta didik untuk menemukan cara belajar yang tepat dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan belajar misalnya tidak tepat waktu, tidak tekun belajar, tidak mengerjakan PR dan malas membaca.
Hal ini diperkuat dengan pengertian bimbingan belajar yang diungkapkan oleh Winkel (2002) “bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih studi yang sesuai dengan minat, kebutuhannya, dan mengatasi kesukaran yang berkaitan dengan tuntutan- tuntutan sekolah” (hlm.113).
Pendapat lain mengenai pengertian bimbingan diungkapkan Nurihsan (2006) yang menyatakan bahwa“bimbingan belajar ialah bimbingan untuk membantu individu menghadapi masalah dan menyelesaikan masalah-masalah belajar, misalnya tidak tekun belajar dan tidak tepat waktu”(hlm 15). Tujuan bimbingan belajar menurut Yusuf (2010) adalah untuk mengembangkan
17 suasana belajar yang nyaman, membantu individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan sekolahnya dan mengembangkan cara belajar yang efektif.