Model pengembangan perangkat pembelajaran matematika terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar dan pribadi untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  Disusun oleh : Katarina Wahyu Setyorini

  101134254

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

  Tidak ada perjuangan yang sia-sia, semua akan indah pada waktunya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

Saya persembahkan skripsi ini dengan penuh kerendahan hati

Kepada:

Tuhan Yesus Kristus

Orang tua: Franciscus Xaverius Radiya dan Yustina Sumini

  

Kakak dan adik-adik

dan para sahabat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

  Setyorini, Katarina Wahyu. (2012). Model Pengembangan Perangkat

  Pembelajaran Matematika Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul . Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini berawal dari keprihatinan dosen terhadap kebutuhan guru SD akan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan, maka untuk menindak lanjuti hal tersebut dosen mengadakan penelitian kolaboratif dengan peneliti sebagai anggotanya. Subyek dari penelitian ini adalah 1 (satu) guru yang mengajar matematika dan 31 (tiga puluh satu) peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D) yang mengadaptasi model Dick dan Carey yang telah dimodifikasi.

  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelayakan model perangkat pembelajaran matematika yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi dan belajar. model perangkat pembelajaran matematika ini berupa konsep pengintegrasian, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan materi ajar. Kelayakan model perangkat pembelajaran ini dinilai oleh tiga ahli yaitu ahli mata pelajaran, ahli BK dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran yang diukur menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) I. Kelayakan model pembelajaran Matematika terintegrasi dengan bimbingan pribadi berdasarkan ahli mata pelajaran, ahli BK dan ahli pengembangan memperoleh persentase 82.63% dengan kategori layak. Kelayakan model pembelajaran Matematika terintegrasi dengan bimbingan belajar berdasarkan ahli mata pelajaran dan ahli BK memperoleh persentase 84.1% dengan kategori layak.

  Berdasarkan hasil penilaian tersebut maka perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi bimbingan pribadi dan belajar layak digunakan oleh guru SD untuk mengajar Matematika di kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul.

  Layak maksudnya model perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar diharapkan mampu membantu peserta didik untuk teliti mengerjakan soal dan tekun belajar dalam pembelajaran Matematika.

  

Kata kunci: Perangkat Pembelajaran, Matematika, Bimbingan Pribadi,

Bimbingan Belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

  Setyorini, Katarina Wahyu. 2012. The Development of Integrated Mathematics Equipment with Various Personal and Learning for Primary IV Kanisius Jomegatan Elementary School Bantul. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher education Study Program Sanata Dharma University.

  This research began from the concerns of teachers to primary school teachers will need a device that is integrated with a variety of learning guidance, to follow up these faculty collaborative research conducted by researchers as members. The subjects of this study were 1 (one) teachers who teach mathematics and 31 (thirty-one) fourth grade students Canisius Jomegatan. This study uses the research and development (R & D) that Dick and Carey adapt the model that has been modified.

  The purpose of this study was to determine the feasibility of this model of learning mathematics is integrated with personal guidance and learning. This mathematical model of the learning of the concept of integration, the syllabus, the lesson plan and teaching materials. Feasibility study device model will be judged by three experts are subject experts, specialists and experts BK learning software development measured using Standard Reference Rate (PAP) I. Eligibility Math learning model integrated with personal guidance by expert subjects, BK experts and development specialists earn a percentage 82.63% to qualify. Eligibility Math learning model integrated with tutoring by subject experts and expert BK gained 84.1% and the percentage of viable category.

  Based on the results of the assessment of learning tools integrated Math personal guidance and learning fit for use by elementary teachers to teach mathematics in the fourth grade Canisius Jomegatan Bantul. Feasible means of learning mathematics model of the integrated range of personal guidance and study are expected to help students to carefully and diligently working on studying the learning of Mathematics.

  

Keywords: Learning Equipment, Mathematics, Personal Guidance, Learning

Guidance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa atas berkat dan bimbinganNya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

  Penyusunanni adalah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

  Dalam penulisanini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada: 1.

  Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

  2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,SS.,BST.,M.A., Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

  3. Ibu Elga Andriana, S. Psi., M. Ed, Wakil Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

  4. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum, dosen pembimbing I atas bimbingan dan motivasinya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

  5. Ibu Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A, dosen pembimbing II atas bimbingan dan dukungannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

  6. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A, Dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan sehingga skripsi ini semakin baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii HALAMAN MOTTO ………………………………………………………….. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….. v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………………………………………... vii ABSTRAK …………………………………………………………………….. viii

  ABSTRACT

  ……………………………………………………………………. ix KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. x DAFTAR ISI …………………………………………………………………. xii DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xiv DAFTAR BAGAN …………………………………………………………... xvi DAFTAR LAMP

  IRAN ……………………………………………………… xvii

  BAB I PENDAHULUAN 3.1. Latar Belakang Penelitian …………………………………………...... 1 3.1. Rumusan Masalah ................................................................................. 4 3.1. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4 3.1. Spesifikasi Produk ................................................................................ 4 3.1. Definisi Operasional ………………………………………………….. 5 3.1. Kontribusi Penelitian ............................................................................. 6

  2.1. Kajian Teori …………………………………........................................ 8 2.2.

  Peran Guru Sekolah Dasar …………………………………………… 22 2.3. Mata Pelajaran Matematika ………………………………………….. 24 2.4. Hasil Penelitian yang Relevan ……………………………………….. 26 2.5. Kerangka Berpikir ……………………………………………….…… 27

  BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ………………………………………………………. 30 3.2. Model Pengembangan ……………………………………………….. 31 3.3. Desain Pengembangan ………………………………………………. 33 3.4. Prosedur Pengembangan …………………………………………….. 34 3.5. Subjek Penelitian …………………………………………………….. 37 3.6. Jenis Data ……………………………………………………………. 37 3.7. Instrumen Pengumpulan Data ……………………………………….. 37 3.8. Teknik Analisis Data ………………………………………………… 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ……………………………………………………… 43 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………………... 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan …………………………………………………………... 61 5.2. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………… 61 5.3. Saran …………………………………………………………………. 62 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 63 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Ruang Lingkup Matematika Kelas IV ………………………...….... 25Tabel 3.1. Pedoman Wawancara W ali kelas IV ……………………………….. 38Tabel 3.2. Pedoman Observasi ………………………………………………… 38Tabel 3.3. Pedoman AUK ……………………………………………………... 39Tabel 3.4. Kriteria Revisi Perangkat pembelajaran Pengembangan ................... 41Tabel 3.5. Penilaian Acuan Patokan (PAP) I ...................................................... 42Tabel 4.1. Hasil Wawancara Wali Kelas ............................................................ 44Tabel 4.2. Hasil Observasi .................................................................................. 45Tabel 4.3. Hasil Penyebaran AUK ..................................................................... 47Tabel 4.4. Deskripsi Para Ahli ........................................................................... 49Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Penilaian Model Pembelajaran

  Matematika Terintegrasi Bimbingan Pribadi .................................... 50

Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Penilaian Pertama Model Perangkat

  Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Pribadi ............. 50

Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua Model Perangkat

  Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Pribadi ............. 52

Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Penilaian Model Pembelajaran

  Matematika Terintegrasi Bimbingan Pribadi ................................... 53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Belajar ............ 54

Tabel 4.10. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua Model Perangkat

  Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Belajar ........... 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Alur Kerangka Berpikir …………………………………………... 27Bagan 3.1. Model Dick & Carey ……………………………………………… 31Bagan 3.2. Modifikasi Prosedur Pengembangan ………………………………. 34Bagan 4.1. Alur Hasil Analisis Kebutuhan ……………………………………. 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian …………………………………………….. 63 Lampiran 2. Rekapitulasi Hasil

  Penyebaran AUK …………………………... 64 Lampiran 3. Rekapitulasi hasil Penilaian Para Ahli …………….…………… 67 Lampiran 4. Model Perangkat Pembelajaran Matematika Terintegrasi dengan

  Bimbingan Pribadi ……………………………………………… 74 Lampiran 5. Model Perangkat Pembelajaran Matematika Terintegrasi dengan

  Bimbingan Belajar ……………………………………………… 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Guru SD memiliki peran penting dalam dunia pendidikan terutama dalam

  proses belajar mengajar di kelas. Selain mengajar untuk memberikan ilmu pengetahuan, guru SD juga memberikan bimbingan kepada peserta didik. Hal ini sesuai dengan SK Menpan No. 83/1993 yang merumuskan bahwa tugas utama guru sekolah dasar adalah mengajar dan melaksanakan bimbingan di kelas yang menjadi tanggung jawabnya (Furqon, 2005: 23). Hal tersebut juga didukung dengan adanya UU No. 20 tahun 2003, PP No. 19 tahun 2005, dan Permendiknas No. 22 tahun 2006 yang merumuskan bahwa guru SD harus memiliki kemampuan memberikan layanan bimbingan di sekolah (mencakup bidang bimbingan pribadi/sosial/belajar/karir) dalam rangka membantu tugas perkembangan peserta didik.

  Berdasarkan adanya tugas guru SD sebagai pengajar dan pembimbing di atas, dosen merasakan adanya keprihatinan terhadap guru SD mengenai kebutuhan mereka akan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan sehingga guru dapat mengajar sekaligus dapat memberikan bimbingan pada peserta didik. Dosen menjawab kebutuhan guru SD tersebut dengan cara melakukan penelitian kolaboratif dengan peneliti sebagai anggotanya. Oleh sebab itu, peneliti menindaklanjutinya dengan melakukan analisis kebutuhan berupa wawancara, observasi dan penyebaran alat ungkap kebutuhan (AUK).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas IV SD Kanisius Jomegatan pada tanggal 16 Januari 2012. Hasil wawancara dengan wali kelas di kelas IV diketahui bahwa SD Kanisius Jomegatan tidak memiliki guru BK. Guru jarang memberikan bimbingan dan belum pernah membuat perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan. Guru menjelaskan perilaku keseharian peserta didik di kelas masih sering ditemukan peserta didik yang malas belajar, tidak teliti saat mengerjakan tugas, tidak tekun belajar dan kurang konsentrasi. Perilaku-perilaku tersebut muncul pada saat pembelajaran Matematika berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara tersebut guru SD membutuhkan perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan. Peneliti kemudian melakukan observasi untuk melengkapi hasil wawancara.

  Peneliti melakukan observasi di kelas IV SD Kanisius Jomegatan pada tanggal 17 Januari 2012. Observasi dilakukan saat proses pembelajaran Matematika berlangsung. Hasil observasi menunjukkan bahwa saat pembelajaran Matematika sebanyak 19 peserta didik tidak menjawab pertanyaan guru dengan tepat karena tidak membaca petunjuk soal dengan baik. Perilaku peserta didik tersebut menunjukan bahwa peserta didik mengalami masalah yang berhubungan dengan aspek ketelitian. Selain itu, sebanyak 18 peserta didik tidak membuat catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Perilaku peserta didik tersebut menunjukan bahwa peserta didik mengalami masalah yang berhubungan dengan aspek ketekunan. Melengkapi data hasil wawancara dan observasi, peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kemudian menyebarkan alat ungkap kebutuhan (AUK) di kelas IV Kanisius Jomegatan.

  AUK bertujuan untuk mengetahui ragam bimbingan yang dibutuhkan oleh peserta didik. AUK berisi 15 (lima belas) pernyataan yang berkaitan dengan ragam bimbingan pribadi, belajar dan sosial. Peneliti menyebarkan AUK pada tanggal 18 Januari 2012. Hasil AUK menunjukan bahwa peserta didik membutuhkan ragam bimbingan pribadi dan belajar. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan penyebaran AUK maka peneliti menyimpulkan bahwa guru membutuhkan model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.

  Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Tujuan Matematika adalah peserta didik dapat memahami konsep matematika, memecahkan masalah, juga menggunakan penalarannya (KTSP: 2007). Jadi, melalui Matematika peserta didik dapat berkembang aspek pribadinya dalam hal kemampuan penalaran dan berkembang aspek belajarnya dalam hal kemampuan memahami konsep. Kemampuan penalaran anak akan terus digali dengan mengikuti petunjuk dari guru dan memahami konsep yang telah dijelaskan oleh guru.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik mengambil judul penelitian “Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Belajar dan Pribadi untuk Peserta Didik Kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  memberikan layanan bimbingan bersama dengan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika secara klasikal. Model pengembangan perangkat pembelajaran ini mengunakan metode penelitian dan pengembangan atau (R & D).

  Research and Development 1.2.

RUMUSAN MASALAH

  Permasalahan yang akan dibahas melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)

  Bagaimana kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul?

  2) Bagaimana kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran

  Matematika yang terintegerasi dengan bimbingan belajar untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

  Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka peneliti menentukan tujuan penelitian yaitu: 1)

  Mengetahui kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2) Mengetahui kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran

  Matematika yang terintegerasi dengan bimbingan belajar untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul.

  1.4. SPESIFIKASI PRODUK

  Hasil akhir dari penelitian ini berupa : 1. Model perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi yang terdiri dari konsep pengintegrasian, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), handout /materi.

  2. Model perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar yang terdiri dari konsep pengintegrasian, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), handout /materi.

  1.5. DEFINISI OPERASIONAL

  Agar tidak menimbulkan pertanyaan atau salah tafsir mengenai istilah yang dikemukakan, maka perlu adanya definisi operasional, sebagai berikut:

1. Model perangkat pembelajaran

  Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran terdiri dari konsep pengintegrasian , silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Matematika Ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

  3. Bimbingan pribadi Bantuan yang diberikan kepada peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi agar peserta didik mampu mengatur dirinya sendiri, bertanggungjawab, teliti dan berkonsentrasi.

  4. Bimbingan belajar Bimbingan yang diberikan kepada peserta didik guna menghadapi masalah- masalah belajar, kesulitan belajar, dan cara belajar efektif.

  5. Model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi Seperangkat tindakan yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar peserta didik yang diintegrasikan dengan bimbingan pribadi yang terdiri dari: konsep pengintegrasian perangkat pembelajaran, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi ajar.

  6. Model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar Seperangkat tindakan yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar peserta didik yang diintegrasikan dengan bimbingan belajar yang terdiri dari: konsep pengintegrasian perangkat pembelajaran, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi ajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6. KONTRIBUSI PENELITIAN

  Penelitian ini memiliki kontribusi bagi beberapa pihak sebagai berikut: 1. Bagi Guru

  Guru SD memiliki model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.

  2. Bagi Peserta Didik Peserta didik dapat belajar Matematika sambil berproses menjalankan tugas perkembangan pribadi dan belajar.

  3. Bagi Peneliti Mempunyai pengalaman menyusun perangkat pembelajaran Matematika yang diintegrasikan dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.

  4. Bagi Prodi Memberikan sumbangan pemikiran tentang model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dijabarkan beberapa hal mengenai: (1) kajian teori;

  (2) peran guru SD; (3) mata pelajaran Matematika; (4) hasil penelitian yang relevan dan; (5) kerangka berpikir.

2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Perangkat Pembelajaran

  Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran sangatlah diharapkan, untuk memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu persiapan yang matang.

  Suparno (2002) mengemukakan sebelum guru mengajar (tahap persiapan) seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan yang mau diajarkan, mempersiapkan alat- alat peraga yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing peserta didik aktif belajar, mempelajari keadaan peserta didik, mengerti kelemahan dan kelebihan peserta didik, serta mempelajari pengetahuan awal peserta didik, kesemuanya ini akan terurai pelaksanaannya di dalam perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran (Suhadi, 2007: 24) adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran juga merupakan salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Berdasarkan pengertian diatas maka perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat atau media dan petunjuk yang digunakan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini akan berfokus pada perangkat pembelajaran meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi ajar.

  2.1.1.1. Silabus

  Silabus (BSNP, 2009: 41)adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaiaan alokasi waktu dan sumber belajar.

  Silabus paling sedikit memuat unsur-unsur yang ada di dalamnya, yaitu: (1) tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan, (2) keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik, (3) aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran, (4) berbagai teknik evaluasi yang digunakan.

  2.1.1.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

  Trianto (2009: 214) mengungkapkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan pembelajaran.

  Skenario kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil belajar yang sesuai kurikulum berbasis kompetensi. Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi: standar kompetensi (SK), kompetensi dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  (KD), indikator pencapaian hasil belajar, strategi pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran yang ada dalam RPP meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

  Menurut Rusman (2010: 11-12) kegiatan inti dalam RPP menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Eksplorasi merupakan kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru. Elaborasi merupakan penggarapan secara tekun dan cermat. Sedangkan konfirmasi yang dimaksud adalah pembenaran dan pengesahan. Berdasarkan pengertian tersebut maka tencana pelaksanaan pembelajaran adalah langkah- langkah yang dialkukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

2.1.1.3. Materi Ajar

  Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) materi diartikan dengan benda, bahan, segala sesuatu yang tampak, sedangkan ajar diartikan dengan petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Berdasarkan arti kata tersebut, materi ajar diartikan dengan sesuatu yang tampak sebagai petunjuk yang diberikan kepada peserta didik berupa materi yang akan diterima oleh peserta didik. Menurut Wina Sanjaya (2008: 140) materi ajar adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi ajar menurut Wina Sanjaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  (2008: 156) berisi tentang: (1) tujuan yang harus dicapai. Biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik sehingga keberhasilannya dapat diukur, (2) materi ajar harus memuat fakta, konsep, dan prosedur, (3) kegiatan belajar, berisi tentang materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, (4) rangkuman materi yakni garis- garis besar materi pelajaran secara urut, (5) tugas dan latihan harus meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

  Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan materi ajar adalah petunjuk yang diberikan kepada peserta didik berupa materi yang harus diketahui sesuai dengan kurikulum.

2.1.2. Bimbingan dalam Konteks Pendidikan 2.1.2.1. Pengertian Bimbingan

  Menurut Jones (Gunarsa, 1981: 26) bimbingan adalah pemberian bantuan oleh seseorang oleh seseorang kepada seorang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan masalah. Menurut Prayitno, bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi

  • –pribadi yang mandiri. Bimbingan juga dapat diartikan bantuan yang diberikan kepada individu dalam menentukan pilihan dan mengadakan penyesuaian secara logis dan nalar (Sukardi. 1988: 1).

  Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang atau kelompok agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri sehingga dapat menentukan pilihan, penyesuaian dan memecahkan masalahnya. Membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  berarti dalam bimbingan tidak ada paksaan, tetapi lebih menekankan pada pemberian peranan individu kearah tujuan yang sesuai dengan potensinya. Jadi dalam hal ini, pembimbing sama sekali tidak ikut menentukan pilihan atau keputusan dari orang yang dibimbingnya, yang menentukan pilihan atau keputusan adalah individu itu sendiri. Bimbingan atau bantuan diberikan agar individu dapat mengembangkan dirinya seamaksimal mungkin. Bimbingan diberikan agar individu dapat lebih mengenal dirinya sendiri (kekuatan dan kelemahannya), menerima keadaan dirinya dan dapat mengarahkan dirinya sesuai dengan kemampuannya.

2.1.2.2. Tujuan Bimbingan

  Bimbingan memiliki dua tujuan (Mappiare, 1984: 135), yaitu tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek merupakan seperangkat kemampuan yang diharapkan dicapai oleh peserta didik selama dan setelah proses bimbingan. Tujuan ini meliputi: kemampuan lebih memahami diri, menerima diri dan mengarahkan diri, kecakapan memecahkan persoalan-persoalan, membuat pilihan-pilihan dan mengadakan penyesuaian terhadap diri dan lingkungannya sesuai dengan tingkat perkembangan yang akan dicapainya. Tujuan jangka panjang dari bimbingan adalah suatu patokan ideal yang diharapkan dicapai individu yang telah memperoleh layanan bimbingan. Tujuan ini meliputi pencapaian kesejahteraan mental yang optimal bagi individu dan pencapaian kebahagiaan pribadi yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya, terutama lingkungan masyarakat sekitar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Depdikbud (dalam Furqon, 2005: 20) menyatakan tujuan layanan bimbingan di sekolah dasar adalah untuk membantu peserta didik agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial, pendidikan, dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Sedangkan Barus (2011: 9) menerangkan tujuan layanan bimbingan di SD untuk membantu seluruh peserta didik dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan intelektual, emosional, sosial-personal agar dapat mengaktualisasikan tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, akademik/ pendidikan, dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan.

  Berdasarkan dari penjabaran di atas dapat disimpulkan tujuan bimbingan adalah mengarahkan dan membantu peserta didik untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya yang disesuaikan dengan tuntutan lingkungan sekitarnya. Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin. Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu: pemahaman dan kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan

  

(accommodation) , dan keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan tugas-

tugas perkembangan.

2.1.2.3. Landasan Bimbingan di Tingkat Sekolah Dasar

  Berdasarkan pedoman bimbingan dan penyuluhan peserta didik di sekolah dasar tahun 1995/1996, layanan bimbingan dan konseling bertujuan agar peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  didik dapat mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, pelajar kreatif, dan pekerja produktif (Furqon, 2005: 2).

  Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 merumuskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  Hal ini didukung pula oleh Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (Barus, 2011: 1) yang merumuskan bahwa pelayanan bimbingan sebagai bagian dalam sistem pendidikan di sekolah perlu orientasi diri ke arah pelayanan yang profesional yang nyata, konkret, terstruktur dan lebih profesional.

  Berdasarkan landasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan sangatlah penting dalam pendidikan. Bimbingan dapat membantu peserta didik mengembangkan aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.

2.1.2.4. Ragam Bimbingan 1. Macam Ragam Bimbingan

  Bimbingan pada peserta didik dilakukan untuk suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sesuai dengan masalah yang akan dihadapi oleh seorang peserta didik, maka ragam bimbingan dapat dibagi dalam : a.

  Bimbingan Pribadi Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu peserta didik mengatasi masalah pribadi, sebagai akibat kurangnya kemampuan peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  didik untuk menyesuaikan diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, dan lain-lain. Pemberian bantuan dalam belajar ini berupa penyadaran kepada peserta didik bahwa belajar sangat penting untuk kehidupan selanjutnya. Terkadang anak sering tidak teliti, malas belajar, kurang konsentrasi, tidak tepat waktu dan lain-lain. Jika peserta didik mengalami hal tersebut maka guru hendaknya memberikan bantuan. Dalam proses pemberi bantuan ini biasanya sering dipakai pendekatan individual (Furqon, 2005).

  Permasalahan pribadi peserta didik usia sekolah dasar terutama berkenaan dengan kemampuan intelektual, kondisi fisik, kesehatan dan kebiasaan-kebiasaannya. Terkadang orang tua atau guru terlambat dalam mengidentifikasi kemampuan mereka sejak dini. Peserta didik yang tergolong memiliki kelemahan intelektual ringan, baru diketahui setelah mereka memasuki kelas-kelas yang lebih tinggi. Muncul perilaku gejala malas belajar, malas ke sekolah dan lain sebagainya (Furqon, 2005).

  b.

  Bimbingan Belajar Masalah belajar dapat ditemui oleh hampir setiap peserta didik dalam setiap kelas dan dalam setiap mata pelajaran. Permasalahan belajar dapat berupa tidak dikuasainya kemampuan atau materi yang ditargetkan sbagai tujuan pembelajaran. Ketidak berhasilan mereka dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan saja, tetapi juga akibat kesalahan dalam cara belajar, kurang motivasi belajar dan lain sebagainya. Maka dari itu, hendaknya guru ataupun orang tua mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  memperhatikan cara belajar mereka, memberikan motivasi juga memberikan dukungan sehingga peserta didik dapat mencapai prestasi belajar dengan baik.

  Bimbingan belajar memiliki tujuan memecahkan persoalan yang berhubungan dengan masalah belajar peserta didik baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah dalam hal: (1) Mencari cara belajar yang efisien. (2) Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuatu dan cara menggunakan buku pelajaran. (3) Memberi saran dan petunjuk menggunakan perpustakaan. (4) Membuat tugas rumah dan mempersiapkan berbagai jenis ulangan. (5) Memilih suatu pelajaran yang sesuai minat dan karakteristik peserta didik. (6) menentukan jadwal belajar. (7) Memilih pelajaran tambahan yang meliputi kegiatan akademik maupun non akademik. (8) Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan pada mata pelajaran tertantu. Dengan bimbingan belajar diharapkan peserta didik dapat menyesuaikan diri dalam situasi belajar secara optimal sesuai dengan kemampuannya (Gunarsa, 1981: 48-49).

  c.

  Bimbingan Sosial Bimbingan sosial (Tohirin, 2007: 127) merupakan suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri dan sebagainya. Bimbingan sosial merupakan bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungan sosialnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  d.

  Bimbingan Karier Bimbingan karier adalah bantuan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan pekerjaan atau jabatan tertentu serta membekali diri agar siap memangku jabatn dan dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dari lapangan pekerjaan (Tohirin, 2007: 133).

2. Layanan Bimbingan Klasikal

  Winkel (2002) mengungkapkan bahwa bimbingan klasikal merupakan bimbingan yang diberikan pada kelompuk dengan jumlah anggota yang banyak, dapat meliputi seluruh peserta didik dalam satu kelas supaya memperoleh peningkatan perkembangan pribadi, belajar dan sosial masing- masing peserta didik. Tujuan bimbingan klasikal adalah supaya pesrta didik yang dilayani mampu mengatur kehidupan sendiri, memiliki pandangan sendiri dan mengambil sikap sendiri.

  Manfaat bimbingan klasikal menurut Winkel (2002) adalah membuat peserta didik menjadi lebih sadarakan tantangan yang dihadapi, rela menerima diri sendiri setelah menyadari bahwa teman-temannya kerap menghadapi masalah dan tantangan yang sama, lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok, lebih bersedia menerima suatu suatu pandangan yang disampaikan oleh teman, tertolong untuk mengatasi masalah yang dianggap sulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Ciri Khas, Tugas Perkembangan, dan Permasalahan Peserta Didik Usia 9-12 Tahun a. Ciri khas Peserta Didik Usia 9-12 tahun

  • – Hurlock mengemukakan empat kategori yang dimiliki peserta didik peserta didik pada usia sekolah (Furqon, 2005: 37-38), yaitu:

  1) Keterampilan menolong diri sendiri

  Pada kategori ini, peserta didik sudah memiliki kemampuan makan, mandi, berpakaian, dan berdandan sendiri hampir seperti orang dewasa. 2)

  Keterampilan menolong orang lain Pada kategori ini, peserta didik memiliki kemampuan menolong orang lain. Misalnya, menolong orang tua dirumah untuk menyapu lantai, merapikan tempat tidur dan lain sebagainya.Saat berada di sekolah peserta didik dapat membantu guru untuk membersihkan papan tulis dan dengan teman sebaya peserta didik dapat membantu temannya yang sedang membutuhkan.

  3) Keterampilan sekolah

  Berada di sekolah peserta didik dapat mengembangkan keterampilan seperti menulis, menggambar, membaca, membentuk, mewarnai, menjahit dan pekerjaan tangan lainnya yang menggunakan alat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4) Keterampilan bermain

  Pada kategori ini, dapat diamati bahwa peserta didik yang lebih besar sudah mulai belajar melempar dan menangkap bola, naik sepeda bahkan berenang.

b. Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia 9-12 tahun

  Havighurst dalam Furqon (2005: 35-36), mengemukakan sejumlah tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh peserta didik usia 9-12 tahun, yaitu:

  1) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.

  2) Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya

  3) Mulai mengembangkan peran sosial sebagai wanita atau pria

  4) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung

  5) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

  6) Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai

  7) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga- lembaga sosial

  8) Mencapai kebebasan pribadi

  Barus (2011) juga mengungkapkan bahwa tugas perkembangan kanak-kanak meliputi: (1) mengembangkan konsep diri; (2) membangun hubungan dengan teman sebaya, keterampilan komunikasi, keterampilan

Dokumen yang terkait

Implementasi perangkat pembelajaran bangun ruang dengan pendekatan pendidikan matematika realistik Indonesia siswa kelas IV B SD Kanisius Sengkan.

0 0 345

Model pengembangan perangkat pembelajaran IPS terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV A SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 0 147

Model pengembangan perangkat pembelajaran matematika terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar dan pribadi untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul.

2 5 124

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kenteng - USD Repository

0 1 140

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam - USD Repository

0 2 176

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas I SD Kanisius Gayam - USD Repository

0 0 167

Hasil belajar siswa dalam uji coba pembelajaran matematika yang berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas IV SD Kanisius Kadirojo - USD Repository

0 1 98

Efektivitas pengembangan kompetensi siswa dalam pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta - USD Repository

0 0 122

Model pengembangan perangkat pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta - USD Repository

0 0 155

Model pengembangan perangkat pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas V SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta - USD Repository

0 2 167