Analisis penggunaan antibiotik pasien rawat jalan pediatri pada salah satu rumah sakit swasta Klepu, Godean, Yogyakarta periode Juli 2007 - Juni 2008 - USD Repository
ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN RAWAT JALAN PEDIATRI PADA SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA KLEPU, GODEAN, YOGYAKARTA PERIODE JULI 2007 - JUNI 2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Nama : Maria Sri Hartati
NIM : 048114150
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN RAWAT JALAN PEDIATRI PADA SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA KLEPU, GODEAN, YOGYAKARTA PERIODE JULI 2007 - JUNI 2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Nama : Maria Sri Hartati
NIM : 048114150
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
AKU DIPANGGIL BUKAN UNTUK KESUSKSESAN
NAMUN UNTUK SETIA
(MUDER THERESA)
”Dalam kegembiraan, kesederhanaan dan
terutama dalam cinta kasih menolong orang lain
seraya berdoa dan mengurbankan diri,
menampakan kegembiraan hidup diantara orang
sakit dan yang berkekurangan ”
(Teresia Saelmaekers)
Kupersembahkan kepada: Allah Tritunggal maha Kudus sumber kekuatan dan keselamatanku Para suster sekongregasi khususnya para suster sekomunitas Orang tua dan sanak saudaraku yang selalu mendukungku dalam dao dan cinta
Teman dan sahabat kenalan yang telah membantuku dalam bentuk apa pun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Sri HartatiNomer Mahasiswa : 048114150
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberi kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:”Analisis Penggunaan Antibiotik Pasien Rawat Jalan Pediatri Pada Salah Satu
Rumah Sakit Swasta Klepu, Godean, Yogyakarta Periode Juli 2007 - Juni
2008”Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untak kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantukan nama saya
sebagai penulis Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.Di buat di Yogyakarta Pada tanggal: 24 Juli 2009 Yang menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Dengan penuh rasa syukur kami panjatkan kehadapaan Allah Tritunggal YangMahakudus yang telah memampukan penulis menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul ‘Analisis Penggunaan Antibiotik Pasien Rawat Jalan Pediatri pada Salah
Satu Rumah Sakit Swasta Klepu, Godean, Yogyakarta Periode Juli 2007 - Juni 2008’
Penulisan skripsi dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana farmasi pada program studi Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi tidak dapat terselesaikan tanpa
bantuan dan dukungan dari banyak pihak untuk itu penulis menucapkan terimakasih
kepada:1. Bapak Drs. Riswaka Sudjaswadi, S. U., Apt., selaku dosen pembimbing utama yang telah memberi arahan, dukungan, saran serta masukan dalam proses penyusunan skripsi
2. Ibu Rita Suhadi, M. Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dan telah bersedia meluangkan waktu sebagai dosen penguji
3. Ibu dr.Fenty, M.Kes., Sp.PK, yang telah membantu, memberi saran/masukan dan bersedia meluangkan waktu sebagai sekretaris panitia penguji dan dosen penguji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Kepala Bagian Urusan Medical Record, Kepala Bagian Rawat Jalan RSU.
Panti Baktiningsih, seluruh staf dan karyawan yang telah membantu dan memperlancar penulis dalam pengambilan data
6. Pemimpin Umum Kongregasi Suster St. Fransiskus Charitas, Para suster komunitas ‘Serafim’ dan para suster komunitas ‘Degli Angeli’yang telah memberikan dukungan doa, kepercayaaan, perhatian dan menyemangati penulis dalam penyusunan skripsi.
7. Orang tua, sanak saudara, yang telah mendukung dengan doa dan perhatiannya pada penulis dalam penyusunan skripsi
8. Sahabat dan kenalan yang telah memberikan bantuan pikiran dan tenaga, dukungan doa dan perhatiannya dalam penyusunan skripsi, khususnya P. CB.
Kusmaryanto SCJ
9. Teman-teman angkatan 2004, adik-adik angkatan dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi bantuan dan saran Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan waktu, pikiran, dan tenaga. Akhir kata, semoga skripsi bermanfaaat bagi
siapa saja yang membaca skripsi ini.Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Peningkatan jumlah penggunaan antibiotik secara tidak rasional bagianak-anak yang menderita penyakit ringan seperti batuk, pilek, demam ataupun diare
menjadi masalah serius di bidang kesehatan . Penggunaan antibiotik yang berlebihan
dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten sehingga untuk mengatasinya diperlukan
dosis antibiotik yang lebih tinggi, dapat memicu terjadinya efek samping obat dan
terjadi peningkatan biaya yang sebenarnya tidak diperlukan.Tujuan penelitian ialah untuk memperoleh gambaran penggunaann
antibiotik pada terapi rawat jalan pediatri pada salah satu rumah sakit swasta di
Klepu, Yogyakarta, selama periode Juli 2007 – Juni 2008. Penelitian ini termasuk
penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif. Data diperoleh
secara retrospektif berupa lembar rekam medik pasien rawat jalan pediatri pengguna
antibiotik dengan usia 1 – 12 tahun yang masuk ke instalasi pelayanan kesehatan
rumah sakit tersebut.Hasil penelitian menunjukkan golongan antibiotik yang digunakan ada
berbagai macam yakni antimikobakteri: 51,28%; β-Laktam: 33,06%; antibiotik
kombinasi: 12,86%; makrolida: 2,03%; aminoglikosida: 0,40%; quinolon: 0,40%.
Diagnosis dalam terapi antibiotik yaitu TBC: 51,28%; ISPA: 31,66%; gangguan
pencernaan: 5,14%; obs. febris: 4,19% dan dengan diagnosis berbeda-beda: 8,27%.
Dosis antibiotik tidak tepat dosis 13,13%. Frekuensi pemberian antibiotik tidak tepat
1,89%. Lama pemberian antibiotik dalam terapi yang berkisar antara 2 – 8 hari ada
42,50%; yang lebih dari 8 hari ada 51,28% dan yang tidak ada keterangannya sebesar
6,22%. Lembar resep yang mengandung antibiotik lebih dari satu ada 121 (19,64%)
lembar. Data-data tersebut dibandingkan dengan parameter standar (MIMS 2007 –
2008, IONI 2000 dan DIH).Kata kunci: Antibiotik, Pediatri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The using irrational antibiotics for infants who suffer from mild diseasessuch as cough, influenza, fever and diarrhea, this things have been became a major
problem to the medical area. The irrational usage of antibiotics can cause bacteria
becoming more resistant so that it needs higher doses to cure it. Certainly, it triggers
more side effects and increases unnecessary cost.The goal of this research is to get an overview of the uses of antibiotics for
the ambulatory pediatric patients in a private hospital in Klepu, Yogyakarta for the
period of July 2007 – June 2008. This research is a non experimental research with a
descriptive plan. The data were collected in a retrospective way by examining the
medical records of the ambulatory pediatric patients age of 1 – 12 year who went to
that hospital.The research shows interesting results. Antibiotics which are used are
varied: antimicrobaktery: 51.28%; β-Laktam: 33.06%; combined antibiotic: 12.86%;
makrolida: 2.03%; aminoglikosida: 0.40%; quinolon: 0.40%. Therapeutic diagnosis
using antibiotics are TBC: 51.28%; infection of trachea: 31.66%; disturbance of
metabolical digestion: 5.14%; obs. febris: 4.19% and with various diagnose: 8.27%.
Irrational antibiotic dosage is 13,13%. Irrational frequency of antibiotics dosage is
1,89%. Duration of antibiotics therapy between 2 – 8 days: 42.50%; more than 8 days
is 51.28% and no description is 6.22%. The prescriptions which contain more than
one antibiotic are 121 (19,64%). The data are compared with standard parameters
(MIMS 2007 – 2008, IONI 2000 and DIH).Keywords: Antibiotic, Pediatric
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. ..... iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. . iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………….... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN..................................................... vi
PRAKATA………………………………………………………………………... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………........ ix
INTISARI………………………………………………………………………... x
ABSTRACT………………………………………………………………………. xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...... xv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...... xvii
BAB I. PENGANTAR A. Latar Belakang………………………………………………………………….
1
1. Rumusan Permasalahan………………………………………………………
3 2. Keaslian Penelitian…………………………………………………………...
4 3. Manfaat Penelitian…………………………………………………………...
4 B. Tujuan Penelitian…………………………………………………………….....
5 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pediatri 1. Pengertian …………………………………………………………………...
6
2. Farmakokinetik pada anak …………………………………………………...
6
2.1. Absorpsi…………………………………………………………………
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3. Metabolisme……………………………………………………………..
9
2.4. Ekskresi………………………………………………………………...
9 3. Penghitungan dosis........................................................................................
10 B. Antibotik 1. Definisi antibiotik...........................................................................................
11 2. Penggunaan antimikroba di klinik………………………………………...
12 3. Pengelompokan antibiotik……………………………………………….....
16 4. Resistensi dan efek samping………………………………………………..
19 C. RSU. Panti Bhaktiningsih, Godean, Klepu, Yogyakarta...................................
26 D. Keterangan Empiris ..........................................................................................
27 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………………………
28 B. Bahan Penelitian……………………………………………………………...
28 C. Definisi Opersional...…………………………………………........................
28 D. Lokasi Penelitian……………………………………………………………..
29 E. Tata Cara Penelitian…………………………………………………………..
29 F. Tata Cara Pengolahan Hasil Penelitian……………………………………….
30 G. Analisis Data …………………………………………………………………
31 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Golongan dan Jenis Antibiotik yang diresepkan………………………....…
33 B. Diagnosis Penyakit untuk Antibiotik yang diresepkan………………….…...
36 C. Dosis dan Regimen Dosis dalam Penggunaan Antibiotik …………………...
41 1. Ketepatan dosis penggunaan antibiotik..........................................................
42
2. Regimen dosis penggunaan antibiotik dilihat dari frekuensi
pemberian.......................................................................................................
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. Resep yang Mengandung Lebih dari satu Antibiotik.......................................
52 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan........................................................................................................
55 B. Saran...................................................................................................................
56 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
57 LAMPIRAN...........................................................................................................
61 BIOGRAFI PENULIS..........................................................................................
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
HalamanTabel I Indikasi dan dosis antibiotik yang diresepkan.................................
24 Tabel II Golongan dan nama antibiotik yang diresepkan..............................
35 Tabel III Diagnosis dan terapi Antibiotik yang diresepkan............................
36 Tabel IV Ketepatan Dosis Penggunaan Antibiotik.........................................
45 Tabel V Persentase Ketidaktepatan Dosis Antibiotik....................................
45 Tabel VI Ketepatan Frekuensi Pemberian Antibiotik.....................................
47 Tabel VII Persentase ketepatan frekuensi pemberian........................................
47 Tabel VIII Persentase Penggunaan Antibiotik yang diresepkan di lihat dari Lama Pemberian.......................................
51 Tabel IX Resep yang Mengandung Lebih dari Satu Antibiotik.......................
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 1. Persentase Golongan Antibiotik yang diresepkan...............................
33 Gambar 2. Persentase Diagnosis Antibiotik yang diresepkan...............................
38 Gambar 3. Persentase Ketepatan Dosis Antibiotik yang diresepkan......................
43 Gambar 4. Persentase Ketidaktepatan Dosis Antibiotik yang diresepkan..............
43 Gambar 5. Persentase Ketepatan Frekuensi Pemberian Antibiotik yang diresepkan.............................................................................................
46 Gambar 6. Persentase Lama Pemberian Antibiotik yang diresepkan.....................
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanLampiran 1. Tabel Lembar resep pediatri yang mengandung antibiotik........
61 Lampiran 2. Tabel Diagnosis penyakit dalam meresepkan antibiotik.............
89 Lampiran 3. Contoh Perhitungan dosis ........................………………………
90 Lampiran 4. Tabel Penggunaan antibiotik yang diresepkan di lihat dari lama pemberian.......................................................................................
92 Lampiran 5. Tabel Penggunaan antibiotik kombinasi ....……………………...
92 Lampiran 6. Surat bukti sudah melakukan penelitian.........................................
93
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Peresepan obat untuk anak-anak sering mengalami berbagai
permasalahan, yang memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus, tidak saja
berdasarkan ketentuan dosis orang dewasa namun perlu penyesuaian dosis,
pemilihan obat yang benar-benar tepat, dan memperhatikan kemungkinan efek
samping obat (Widodo, 2006).Kecenderungannya di Indonesia sekarang ini dokter dengan mudah memberikan antibiotik untuk penyakit batuk, pilek, maupun diare. Penyakit infeksi ringan tersebut memiliki sifat bisa sembuh dengan sendirinya seiring meningkatnya
daya tahan tubuh, meskipun ada juga batuk, pilek, maupun diare yang tidak
disebabkan virus (Siswono, 2004).Persentase peresepan antibiotika yang sebenarnya tidak diperlukan 52% - 62%, hal tersebut terjadi di beberapa negara sedang berkembang, data dari Indonesia
mencatat sedikitnya 43% antibiotika yang diberikan sebenarnya tidak diperlukan.
Holloway di Technical Briefing Seminar 2004 WHO Geneva, menyatakan bahwa 30– 60% pasien memperoleh antibiotika, dan Indonesia menempati urutan tertinggi
dibandingkan Nepal dan Bangladesh (Purnamawati, 2008).
Penelitian di beberapa tempat di Sumatera bagian barat menunjukkan
bahwa tingkat pemakaian antibiotika sebesar 90%. Puskesmas-puskesmas yang
memberikan antibiotika kurang dari 70% jumlahnya sedikit, dan tingkat penggunaan
antibiotika untuk balita mencapai 83%, yang 60% pada usia di atas 5 tahun. Setiap
hari telah diresepkan jutaan antibiotika bagi pasien dengan penyakit infeksi virus
(Purnamawati, 2008).Penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Orang Tua Peduli (YOP) dengan
responden 160 anggota mailing list diperoleh data penggunaan antibiotik yaitu
dengan tingkat pemberiannya paling tinggi pada anak demam sebesar 87% kemudian
diare 75%, ISPA 54,5%, dan batuk tanpa demam sebesar 47% (Purnamawati, 2008).Kasus penyakit infeksi pada anak sebagian besar penyebabnya adalah
virus, dengan kata lain kemungkinan penggunaan antibiotik yang benar adalah tidak
besar atau mungkin hanya sekitar 10 – 15% penderita anak. Penyakit virus adalah
penyakit yang termasuk “self limiting disease” atau penyakit yang sembuh dengan
sendirinya dalam waktu 5 – 7 hari (Siswono, 2004).Penggunaan antibiotik untuk penyakit flu atau batuk-pilek biasa (common
cold) pada bayi dan anak-anak kurang tepat karena penyakit tersebut 95 %
disebabkan oleh virus, sehingga pemberian antibiotik tak ada gunanya/plasebo saja.
Hasil penelitian sebelumnya, dalam satu tahun seorang anak bisa menderita flu atau
common colds sebanyak 8 hingga 12 kali dan itu merupakan hal yang normal, kecuali
untuk bayi dibawah 3 bulan (Agnes, 2005).Fakta lain menyebutkan terdapat perbedaan dalam angka kematian akibat
infeksi yang diobati dengan antibiotik secara tepat dan tidak tepat di rumah sakit.
Angka kematian akibat infeksi karena penggunaan antibiotik tidak tepat mencapai
dua sampai tiga kali lipat dibanding penggunaan antibiotik secara tepat (Siswono,
2004).Penggunaan antibiotik yang kurang tepat dapat menimbulkan efek
samping yang merugikan dan dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri.
Meningkatnya jumlah bakteri yang resisten terhadap antibiotik menjadi masalah
kesehatan yang sangat besar. Penggunaan antibiotik secara berlebihan disebut-sebut
sebagai penyebab munculnya bakteri super yang resisten bahkan terhadap antibiotik
yang paling kuat sekalipun (INS, 2007).Rumah sakit adalah salah satu organisasi yang bergerak dibidang
kesahatan yang berhubungan dengan obat-obatan, termasuk didalamnya penggunaan
antibiotik bagi penderita infeksi, yang memungkinkan terjadinya penggunaan
antibiotik yang kurang tepat. Rumah sakit Panti Bhaktiningsih merupakan rumah
sakit kelas pratama, dengan tenaga kesehatan dan fasilitas yang terbatas, yang
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sekitarnya (Emirentiana,1996).
1. Rumusan permasalahan
Seperti apakah gambaran penggunaan antibiotik pada pasien rawat jalan
Juli 2007-Juni 2008, yang meliputi: golongan dan jenis antibiotik yang digunakan,
diagnosis dalam peresepan antibiotik, dosis dan regimen dosis antibiotik yang
diresepkan.2. Keaslian penelitian Penelitian tentang pengunaan antibiotik pernah dilakukan, yaitu Ketepatan
Dosis dan Interaksi Antibiotika pada Sepuluh Kasus Penyakit Anak Terbesar di
Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Peride Januari-Juni 2000 (Verdei,
2001), Penggunaan Antibiotik untuk Terapi Diare pada Pasien Rawat Inap di Rumah
Sakit Betesda Yogyakarta Peride Januari-Juni Tahun 1999 (Indah, 2001), Evaluasi
Penggunaan Antibiotik pada Kasus Kanker Leher Rahim di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Tahun 2004 (Maxitalia, 2008), Evaluasi Penggunaan Antibiotik Paska
Kemoterapi pada Kasus Kanker Payudara di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Tahun 2004 (Ketut, 2005), dan Analisis Pengunaan Antibiotik Obat Pasien Diabetes
Miletus Tipe-2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta (Flora,
2003).Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah pada pasien (pediatri
rawat jalan) dan pada rumah sakit yaitu pada salah satu rumah sakit umum swasta di
Klepu, Godean, Yogyakarta.3. Manfaat penelitian Manfaat teoritis yang diharapkan dapat memberikan gambaran
penggunaan antibiotik dilihat dari golongan dan nama antibiotik yang diresepkan,
diresepkan, untuk pasien rawat jalan pediatri di salah satu rumah sakit umum swasta,
Klepu, Godean, Yogyakarta Manfaat praktis yang diharapkan dapat memberikan masukan terhadaprumah sakit yang bersangkutan dalam meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
khususnya dalam penggunaan antibiotik pada pasien pediatri.B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan
antibiotik pada pasien rawat jalan pediatri pada salah satu rumah sakit umum swasta,
Klepu, Godean, Yogyakarta periode Juni 2007-Juli 2008, yang meliputi: golongan
dan jenis antibiotik yang digunakan, diagnosis dalam peresepan antibiotik, dosis dan
regimen dosis antibiotik yang diresepkan.BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Pediatri
1. Pengertian Istilah pediatri (ejaan Inggris: paedeatrics atau poediatrics) berasal dari 2
kata dalam bahasa Yunani yakni paidi yang berarti anak dan iatros yang berarti
penyakit. Pada umumnya pediatri diartikan sebagai cabang ilmu kedokteran yang
berhubungan dengan kesehatan anak (Pramudiarja, 2006).Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia mendefinisikan bahwa anak
adalah usia 1 hingga 15 ½ tahun, sedangkan kurang dari 12 bulan digolongkan
sebagai bayi (Anonim, 2005). Guthrie (2005) menggolongkan beberapa kelompok
usia dalam terminologi sebagai berikut: neonatus (28 hari sejak dilahirkan), infant (1-
12 bulan), child (1-12 tahun) dan adolescent (13-18 tahun).Veerman dan Marcadis (1990) mengelompokkan usia menjadi pre term
neonatus (kurang dari 37 minggu kelahiran), full term neonatus (37-41 minggu),
neonatus (lahir sampai satu bulan), bayi (1-12 bulan), anak-anak/toddler (1-12 tahun),
remaja/adoslescent (12-18 tahun) dan dewasa/adult (di atas 18 tahun)2. Farmakokinetik pada anak Pemberian terapi obat yang efektif dan aman untuk penderita pediatri
memerlukan suatu pemahaman yang mendalam tentang perbedaan-perbedaan yang
ada mengenai kerja obat, metabolisme, dan eliminasinya, umumnya semua ukuran
penderita pediatri (dalam mg/kg) harus disesuaikan dengan karakteristik kinetik
masing-masing obat, usia (determinan utama), keadaan penyakit, jenis kelamin (pada
anak pasca pubertas), dan kebutuhan individual. Bila hal-hal tersebut tidak dipahami
dengan benar, dapat mengakibatkan perawatan yang kurang efektif atau bahkan
toksik (Anonim, 2006a).2.1. Absorpsi
Faktor yang mempengaruhi absorpsi obat meliputi aliran darah pada
tempat pemberian seperti yang ditentukan oleh keadaan fisiologis bayi atau anak-
anak (untuk obat yang diberikan secara oral), fungsi gastrointestinal yang cepat
berubah selama beberapa hari pertama setelah lahir (Katzung, 1992).Sehubungan dengan absorpsi obat yang perlu dipertimbangkan pada anak
adalah terjadinya perubahan-perubahan biokimiawi dan fisiologis pada traktus
gastrointestinal. Pada 24 jam pertama kelahiran/kehidupan, terjadi peningkatan
keasaman lambung secara menyolok. Oleh karena itu obat-obat yang terutama
dirusak oleh asam lambung (pH rendah) sejauh mungkin dihindari. Pengosongan
lambung pada hari I dan II kehidupan relatif lambat (6-8 jam). Keadaan tersebut
berlangsung selama ± 6 bulan untuk akhirnya mencapai nilai normal seperti pada
dewasa. Pada tahap tersebut obat yang absorpsi utamanya di lambung akan
diabsorpsi secara lengkap dan sempurna, sebaliknya untuk obat-obat yang diabsorpsi
di intestinum efeknya menjadi sangat lambat/tertunda (Izenberg, 2003).Gerakan peristaltik usus bayi baru lahir relatif belum teratur, tetapi
diperkirakan. Jika peristaltik lemah maka jumlah obat yang diabsorpsi menjadi lebih
besar, yang berarti dapat memberi konsekuensi berupa efek toksik obat. Sebaliknya
jika terjadi peningkatan peristaltik, misalnya pada diare, absorpsi obat cenderung
menurun oleh karena lama kontak obat pada tempat-tempat yang mempunyai
permukaan absorpsi luas menjadi sangat singkat (Izenberg, 2003).2.2. Distribusi
Proses distribusi obat dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh massa
jaringan, kandungan lemak, aliran darah, permeabilitas membran, dan ikatan protein.
Obat didistribusikan secara berbeda berdasarkan sifat-sifat fisiko-kimiawinya.
Komposisi tubuh pada anak selalu berubah sampai usia 12 tahun, anak-anak
mempunyai volume tubuh yang besar dibanding total berat badannya, sehingga
volume distribusinya lebih besar. Volume cairan ekstrasel pada anak juga lebih tinggi
sehingga distribusi untuk obat larut air juga meningkat (Guthrie, 2005).Barier darah otak pada bayi baru lahir relatif lebih permeabel. Hal itu
memungkinkan beberapa obat melintasi aliran darah otak secara mudah. Keadaan
tersebut menguntungkan, misalnya pada pengobatan meningitis dengan antibiotika.
Ikatan protein plasma obat sangat kecil pada bayi (neonatus) dan baru mencapai nilai
normal pada umur 1 tahun. Hal itu karena rendahnya konsentrasi albumin dalam
plasma dan rendahnya kapasitas albumin untuk mengikat molekul obat. Keadaan
tersebut menjadi penting pada bayi malnutrisi dan hipoalbuminemia. Interaksi antara
obat dengan bilirubin pada ikatannya dengan protein plasma sangat penting
menyebabkan kern-ikterus. Obat-obat sulfonamida, novobiosin, diazoksida, dan
analog vitamin K dapat menggeser bilirubin dari ikatannya pada albumin plasma
(Guthrie, 2005).2.3. Metabolisme Hepar merupakan organ terpenting untuk metabolisme obat. Perbandingan
relatif volume hepar terhadap berat badan menurun dengan bertambahnya umur.
Berdasarkan perbandingan relatif tersebut, volume hepar pada bayi baru lahir + 2 kali
dibandingkan anak usia 10 tahun. Hal itu menyebabkan kecepatan metabolisme obat
paling besar pada masa bayi hingga awal masa kanak-kanak, dan kemudian menurun
mulai anak sampai dewasa (Guthrie, 2005).Metabolisme kebanyakan obat terjadi dalam hati. Aktivitas metabolisme
obat yang tergantung sitokrom P-450, oksidase fungsi campuran, dan enzim
konjugasi sangat rendah pada awal masa neonatus dari pada setelah itu. Titik
perkembangan yang aktivitas enzimnya maksimum tergantung atas sistem enzim
spesifik yang dibicarakan, karena penurunan kesanggupan neonatus untuk
memetabolisme obat mempunyai bersihan yang lambat dan pemanjangan waktu
paruh dalam badan. Jika dosis obat dan jadwal pemberian tidak berubah demikian
maka ketakaturan tersebut mempredisposisi neonatus kearah respon obat yang
diharapkan dari obat yang dimetabolisme oleh hati (Katzung, 1992).2.4. Ekskresi Metabolisme pada anak hingga usia kurang lebih satu bulan terhambat
glomeruler dan fungsi tubulus masih imatur. Diperlukan waktu sekitar 6 bulan untuk
mencapai nilai normal. Umumnya GFR pada anak adalah sekitar 30-40% dan sekresi
tubulus 20-30% nilai orang dewasa, tingkat sekresi tubuler dan laju penyerapan
kembali terus meningkat hingga mencapai nilai orang dewasa pada usia 6-12 bulan.
Oleh karena itu, obat dan metabolit aktif yang diekskresi lewat urin cenderung
terakumulasi. Sebagai konsekuensinya, obat-obat yang diekskresi dengan filtrasi
glomerulus, seperti digoksin dan gentamisin, serta obat-obat yang sangat terpengaruh
sekresi tubuler, misalnya penisilin, paling lambat diekskresi pada bayi baru lahir
(Katzung, 1992 ).3. Penghitungan dosis Penentuan dosis obat pada anak hendaknya dilakukan secara individual.
Untuk penentuan dosis yang lebih adekuat pada anak sebaiknya mengacu pada buku-
buku standar pediatri dan buku-buku pedoman terapi pada anak lainnya.
Penghitungan dosis juga dapat dilakukan berdasarkan umur, berat badan, atau luas
permukaan tubuh (Pramudiarja, 2006).Untuk terapi, dosis anak tidak terdapat dalam literatur, maka dosis
maksimum untuk anak dapat dihitung dengan membandingkan kebutuhan anak
terhadap dosis maksimum dewasa. Yang paling tepat adalah dibandingkan terhadap
luas permukaan, kemudian berat badan, atau umur anak. Berikut ini beberapa cara penghitungan dosis anak yang lazim dipakai ( Lestari dkk, 2002 ): Berdasarkan umur: dosis dewasa × umur ( tahun )
Formula Young: Dosis anak =
+ umur
12 tahun
n Formula Dilling : Dosis anak = × dosis dewasa
- n
12
- n
1 Formula Cowling: Dosis anak = × dosis dewasa
24 m
Formula Fried: Dosis anak = × dosis dewasa 150 Berdasarkan berat badan (formula Clark): berat badan ( kg ) Dosis anak = dosis dewasa ×
70 kg Berdasarkan luas permukaan tubuh:
2 luas permukaan tubuh ( m ) Dosis anak = dosis dewasa ×
2 173 ( m ) Cat: n : umur dalam tahun; m: umur dalam bulan.
B. Antibotik
1. Definisi antibiotik
Antibiotik adalah golongan senyawa baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam
organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotik
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, dan biasanya antibiotik
bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang mungkin terjadi pada bakteri
memungkinkan munculnya strain bakteri yang 'kebal' terhadap antibiotik. Hal itu
menyebabkan bakteri segera mati, dan dalam jangka waktu yang cukup panjang agar
mutasi tidak terjadi. Penggunaan antibiotik yang 'tanggung' hanya membuka peluang
munculnya tipe bakteri yang 'kebal' (Setiabudy dan Gan,1995).Turpin dan Velu (1957), mendefinisikan antibiotik yaitu semua senyawa
kimia yang dihasilkan oleh organisme hidup atau yang diperoleh melalui sintesis
yang memiliki indeks khemoterapi tinggi yang manifestasi aktivitasnya terjadi pada
dosis yang sangat rendah secara spesifik melalui inhibisi proses tertentu pada virus,
mikroorganisme ataupun juga berbagai organisme bersel majemuk (Wattimena,
1991).2. Penggunaan antimikroba di klinik
Penggunaan antibiotika di klinik berdasarkan indikasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut (Setiabudy dan Gan,1995) :
a Gambaran klinik penyakit infeksi, yaitu efek yang ditimbulkan oleh adanya
mikroba dalam tubuh hospes, dan bukan berdasarkan kehadiran mikroba tersebut
semata-matab Efek terapi antibiotik pada penyakit infeksi diperoleh hanya sebagai akibat kerja
antibiotik terhadap biomekanisme mikroba, dan terhadap biomekanisme tubuh
hospes.c Antibiotika dapat dikatakan bukan merupakan ‘obat penyembuh’ penyakit infeksi
dalam arti kata sebenarnya. Antibiotik hanyalah mempersingkat waktu yang diperlukan tubuh untuk penyembuhan suatu penyakit infeksiAntibiotika hanya berkasiat dan efektif membunuh bakteri tetapi tidak
dapat membunuh virus. Karena itu, penyakit yang dapat diobati dengan antibiotika
adalah penyakit-penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri (Wattimena,1991).Pengunaan salah antibiotik secara luas mengandung berbagai risiko sebagai berikut (Wattimena, 1991): a. Kebanyakan antibiotik menimbulkan efek samping dan risiko toksik
b. Hipersensitivitas dapat diinduksi sehingga memungkinkan terjadi berbagai reaksi
ringan atau gawat pada pemakaian berulang pemakaian berulang antibiotik tersebut.
c. Flora normal usus sering termodofikasi sehingga meningkatkan kemungkinan
untuk terjadi superinfeksi.
d. Mutan mikroba yang resisten sering terseleksi dari populasi bakteri dan
merupakan ancaman bahaya individual atau epidemiologik.
e. Status fisiopatologi pasien seringkali menuntut perhatian khusus pada disain
terapi dengan antibiotik.
f. Faktor lingkungan seperti diet, terapi lain yang dilaksanakan sejajar atau bersama-
sama dengan terapi antibiotik merupakan hal-hal yang perlu diperhitungkan pengaruhnya terhadap terapi antibiotik.Kesalahan yang lazim dilakukan pada terapi antibiotik yang dapat
mengakibatkan kegagalan dalam terapi berkisar pada: pertama yaitu kesalahan dalam
pepilihan obat seperti, antibiotik yang salah, antibiotik diberikan untuk demam tanpa
tidak dapat mencapai lokasi infeksi, menggunakan antibiotik yang toksik walaupun
ada yang kurang toksik, dan menggunakan antibiotik yang mahal walaupun tersedia
yang murah dan efektif, kedua yaitu kesalahan dalam pemberian/penggunaan seperti:
dosis keliru, rute pemberian tidak memadai, jangka waktu penggunaan kurang cukup,
gagal mengenal kejadian toksik, tidak memodifikasi dosis pada insufisiensi eliminasi,
mengganti antibiotik padahal faktor tertentu yang memerlukan koreksi dan kepatuhan
pasien pada posologi tidak tercapai (Wattimena, 1991).Penggunaan antibiotik yang rasional ialah seleksi antibiotik yang selektif
terhadap mikroorganisme penginfeksi dan efektif untuk memusnahkannya yang
mempunyai potensi kecil untuk menimbulkan toksisitas, atau reaksi alergi bagi
pasien. Dengan demikian strategi terapi dengan antibiotik ditentukan oleh karateristik