DOCRPIJM b30f082ab5 BAB II2. Bab II Profil Kab Solok
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
PROFIL KABUPATEN SOLOK
2.1 GAMBARAN GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH
Pemekaran wilayah Kabupaten Solok pada akhir tahun 2003 telah melahirkan satu
kabupaten baru yaitu Kabupaten Solok Selatan. Dengan terjadinya pemekaran ini
menyebabkan luas wilayah Kabupaten Solok mengalami pengurangan secara signifikan
dari semula 708.402 Ha (7.084.02 Km2) menjadi 373.800 Ha (3.738.00 Km2). Secara
geografis Kabupaten Solok saat ini terletak diantara 01°20’27’’ dan 01°21’39” Lintang
Selatan dan 100°25’00” dan 100°33’43” Bujur Timur.
Luas wilayah Kabupaten Solok ± 373.800 Ha yang terbagi dalam 14 kecamatan dengan
74 Nagari dan 414 Jorong. Kecamatan terluas yaitu Kecamatan Tigo Lurah dengan luas
602,5 KM2 atau 16,12 % dari luas Kabupaten Solok secara keseluruhan. Sedangkan
kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah Kecamatan Danau Kembar dengan luas
70,1 KM2 atau sekitar 1,86 % dari luas Kabupaten Solok. Adapun batas-batas wilayah
administrasi Kabupaten Solok adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Solok Selatan;
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang;
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.
Dilihat dari jumlah nagari yang ada, Kecamatan X Koto Sungai Lasi dan Kecamatan X
Koto Di Atas memiliki jumlah nagari terbanyak yaitu sebanyak 9 nagari, sedangkan
kecamatan yang memiliki jumlah nagari terkecil adalah Kecamatan Junjung Sirih, Danau
Kembar, dan Pantai Cermin sebanyak 2 nagari. Untuk lebih jelasnya, kondisi administratif
dan nagari di Kabupaten Solok dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
BAB II - 1
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Solok
BAB II - 2
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.1 Luas Kecamatan dan Jumlah Nagari dan Jorong di
Kabupaten Solok
No
Kecamatan
Luas (KM2)
Jumlah
Ibukota
Kecamatan
Nagari
Jorong
1
Pantai Cermin
366,00
Surian
2
28
2
Lembah Gumanti
459,72
Alahan Panjang
4
39
3
Hiliran Gumanti
263,28
Talang Babungo
3
20
4
Payung Sekaki
364,50
Kubang Nan Duo
3
11
5
Tigo Lurah
602,50
Batu Bajanjang
5
20
6
Lembang Jaya
99,90
Bukit Sileh
6
43
7
Danau Kembar
70,10
Simp. Tj. Nan IV
2
19
8
Gunung Talang
385,00
Talang
8
40
9
Bukit Sundi
109,00
Muara Panas
5
20
10
X Koto Sungai Lasi
171,00
Sungai Lasi
9
28
11
Kubung
192,00
Selayo
8
37
12
X Koto Singkarak
295,00
Singkarak
8
46
13
Junjung Sirih
102,50
Paninggahan
2
11
14
X Koto Diatas
257,00
Tanjung Balit
9
52
74
414
Total
3.738,00
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2015
2.2 PROFIL DEMOGRAFI
a. Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Bila diperhatikan jumlah penduduk di Kabupaten Solok dari tahun 2009 sampai tahun
2014 mengalami kenaikan yaitu dari 355.706 jiwa menjadi 361.095 jiwa, sekitar 5.389 jiwa
atau 898 jiwa per tahun. Berdasarkan data tahun 2014, terlihat bahwa Kecamatan
Kubung merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya yaitu sebesar 58.260
jiwa. Sedangkan untuk jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Payung
Sekaki yaitu 8.243 jiwa.
BAB II - 3
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.2 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Solok
Tahun 2009–2014
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No
Kecamatan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
1.
Pantai Cermin
21,850
20.337
20.472
20.330
20.538
20.693
2.
Lembah Gumanti
51,310
53.178
54.464
56.121
56.554
56.983
3.
Hiliran Gumanti
15,997
16.053
16.280
15.444
16.593
16.718
4.
Payung Sekaki
8,930
8.027
8.093
8.105
8.181
8.243
5.
Tigo Lurah
9,265
9.574
9.709
9.833
9.918
9.993
6.
Lembang Jaya
26,840
25.752
26.038
26.183
26.429
26.629
7.
Danau Kembar
20,516
18.853
19.081
19.260
19.435
19.582
8.
Gunung Talang
42,758
46.738
47.399
48.351
48.764
49.133
9.
Bukit Sundi
24,035
22.827
23.035
23.028
23.253
23.428
10. IX Koto Sungai Lasi
10,875
9.671
9.689
9.502
9.605
9.678
11. Kubung
56,077
55.303
56.307
57.334
57.822
58.260
12. X Koto Diatas
22,461
18.461
18.264
17.472
17.703
17.836
13. X Koto Singkarak
34,919
31.686
31.816
31.140
31.744
31.984
14. Junjung Sirih
13,986
12.105
12.058
11.704
11.844
11.934
355,706
359,819
348.566
352.705
358.383
361.095
Kabupaten Solok
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010-2015
Penyebaran penduduk relatif dipengaruhi oleh kecenderungan penduduk terkonsentrasi
pada tempat dimana akses terhadap faslilitas pelayanan kota dengan biaya transportasi
yang rendah merupakan pilihan utama penduduk dalam menentukan tempat tinggal.
Dalam hal ini, rendahnya nilai lahan tidak akan banyak memberikan daya tarik yang dapat
mempengaruhi minat penduduk untuk bertempat tinggal di lokasi-lokasi yang relatif masih
kosong, namun memiliki tingkat pelayanan prasarana dan sarana kota yang rendah.
Konsentrasi terbesar penduduk Kabupaten Solok tahun 2013 ini terdapat di Kec. Kubung
(16.13 %), Kec. Lembah Gumanti (15,78%), dan Kec.Gunung Talang (13,60%).
Sedangkan distribusi penduduk yang terendah ada di Kec. Payung Sekaki sebesar
(2,28%), diikuti oleh Kec. Tigo Lurah (2,75%), dan IX Koto Sungai Lasi (2,68%).
BAB II - 4
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kabupaten Solok pada tahun 2014 adalah sebesar 96,60 jiwa/km2.
Tipikal penyebaran pusat-pusat permukiman masih terkonsentrasi pada pusat
pengembangan ekonomi dan akses pelayanan perkotaan. Hal ini terlihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Kabupaten Solok Tahun 2014
No
Kecamatan
1.
Pantai Cermin
2.
Luas
Wilayah
Jumlah
Penduduk
(KM2)
(Jiwa)
Kepadatan
(Jiwa/KM2)
366
20.693
56.53
Lembah Gumanti
459,72
56.983
123.95
3.
Hiliran Gumanti
263,28
16.718
63.49
4.
Payung Sekaki
364,50
8.243
22.61
5.
Tigo Lurah
602,50
9.993
16.58
6.
Lembang Jaya
99,90
26.629
266.55
7.
Danau Kembar
70,10
19.582
279.34
8.
Gunung Talang
385,00
49.133
127.61
9.
Bukit Sundi
109,00
23.428
214.93
10.
IX Koto Sungai Lasi
171,00
9.678
56,59
11.
Kubung
192,00
58.260
303.44
12.
X Koto Diatas
257,00
17.836
69.40
13.
X Koto Singkarak
295,50
31.984
108.23
14.
Junjung Sirih
102,50
11.934
116.43
361.095
96.60
Kabupaten Solok
3,738.00
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2015
Bila diurutkan menurut tingkat kepadatan pada masing-masing kecamatan, maka dapat
disimpulkan bahwa, kepadatan penduduk di Kecamatan Kubung merupakan yang
tertinggi sebanyak 303.44 jiwa/Km2, disusul Kecamatan Danau Kembar sebesar 279.34
jiwa/Km2. Untuk kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk paling kecil adalah
Kecamatan Tigo Lurah 16.58 jiwa/Km2.
BAB II - 5
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
c. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk selama 5 tahun (2009 – 2014) tercatat semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya pembangunan yang giat dilaksanakan. Laju pertumbuhan
penduduk dari tahun 2009 – 2014 adalah sebesar 2.7 % yang berarti mengalami
pertumbuhan 0,45% per tahunnya.
Tabel 2.4 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Solok
Tahun 2009– 2014
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No
Kecamatan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Laju
Pertum
buhan
(%)
1.
Pantai Cermin
21,850
20.337
20.472
20.330
20.538
20.693
-0,162
2.
Lembah Gumanti
51,310
53.178
54.464
56.121
56.554
56.983
2,227
3.
Hiliran Gumanti
15,997
16.053
16.280
15.444
16.593
16.718
0,879
4.
Payung Sekaki
8,930
8.027
8.093
8.105
8.181
8.243
0,656
5.
Tigo Lurah
9,265
9.574
9.709
9.833
9.918
9.993
1,219
6.
Lembang Jaya
26,840
25.752
26.038
26.183
26.429
26.629
0,673
7.
Danau Kembar
20,516
18.853
19.081
19.260
19.435
19.582
0,874
8.
Gunung Talang
42,758
46.738
47.399
48.351
48.764
49.133
1,450
9.
Bukit Sundi
24,035
22.827
23.035
23.028
23.253
23.428
0,564
10.
IX Koto Sungai Lasi
10,875
9.671
9.689
9.502
9.605
9.678
-0,411
11.
Kubung
56,077
55.303
56.307
57.334
57.822
58.260
1,663
12.
X Koto Diatas
22,461
18.461
18.264
17.472
17.703
17.836
-1,845
13.
X Koto Singkarak
34,919
31.686
31.816
31.140
31.744
31.984
-0,080
14.
Junjung Sirih
13,986
12.105
12.058
11.704
11.844
11.934
-0,596
Kabupaten Solok
351,515
355,706
359,819
348.566
352.705
361.095
0.77
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka 2010-2015, dan Hasil Perhitungan
d. Struktur Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Pekerjaan
Penduduk Kabupaten Solok pada tahun 2014 sebanyak 361.095 jiwa dengan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 178.280 jiwa (49,37 %) dan penduduk perempuan sebanyak
182.815 jiwa (50,63 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 2.5.
BAB II - 6
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
di Kabupaten Solok Tahun 2014
NO
KECAMATAN
PENDUDUK (jiwa)
LUAS (Ha)
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1
Pantai Cermin
36.600
10.159
10.534
20.693
2
Lembah Gumanti
45.972
28.616
28.366
56.983
3
Hiliran Gumanti
26.328
8.407
8.312
16.718
4
Payung Sekaki
36.450
4.141
4.103
8.243
5
Tigo Lurah
60.250
4.948
5.045
9.993
6
Lembang Jaya
9.990
13.213
13.416
26.629
7
Danau Kembar
7.010
9.773
9.809
19.582
8
Gunung Talang
38.500
24.372
24.761
49.133
9
Bukit Sundi
10.900
11.300
12.128
23.428
10
IX Koto Sungai Lasi
17.100
4.835
4.483
9.678
11
Kubung
19.200
28.807
29.453
58.260
12
X Koto Diatas
25.700
8.510
9.326
17.836
13
X Koto Singkarak
29.550
15.529
16.455
31.984
14
Junjung Sirih
10.250
5.671
6.263
11.934
373.800
178.280
182.815
361.095
JUMLAH
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka Tahun 2015
Sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan, penduduk Kabupaten Solok yang paling
dominan adalah sebagai petani dengan jumlah 78.467 jiwa atau 52.73 %. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat tabel 2.6.
Tabel 2.6 Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pekerjaan
di Kabupaten Solok Tahun 2014
No.
Lapangan Usaha
Jumlah
(jiwa)
Persentase (%)
1
Pertanian, kehutanan, perburuhan,
dan perikanan
643.88
41.55
2
Industri Pengolahan
4.527
2.92
3
Perdagangan Besar
31.200
20.13
4
Jasa kemasyarakatan
35.192
22.71
BAB II - 7
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
5
Lainnya
Jumlah
19.664
12.69
154.971
100.00
Sumber: Kabupaten Solok Dalam Angka 2015
Sebagian penduduk Kabupaten Solok saat ini belum memiliki pekerjaan dan sedang
mencari-cari pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan peluang
yang ada. Jumlah pencari kerja yang terdata dapat dilihat dalam tabel 2.7
Tabel 2.7 Jumlah Pencari Kerja yang Mendaftarkan Diri
Dirinci menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Solok Tahun 2014
No
Tingkat Pendidikan
Ditamatkan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
Tidak Tamat SD
-
-
-
2
SD
4
1
5
3
SLTP
17
9
26
4
SLTA
369
386
755
5
D-I / D-II
13
29
42
6
Sarjana Muda /D III
65
189
254
7
S-1
186
408
594
654
1022
1676
JUMLAH
Sumber: Kabupaten Solok Dalam Angka 2015
2.3 Gambaran Topografi
Kabupaten Solok mempunyai keadaan topografi yang cukup bervariasi, mulai dari dataran
tinggi hingga dataran yang relatif rendah di bagian utara, dengan ketinggian berkisar
antara 100 meter hingga di atas 1.000 meter dari permukaan air laut. Daerah dengan
ketinggian antara 300 sampai 500 meter diatas permukaan laut meliputi sekitar 37 %,
kawasan yang berada pada ketinggian 500 sampai 1.000 meter meliputi 34 % dan
kawasan yang berada pada ketinggian 1.000 sampai 1.700 meter meliputi sekitar 29 %
dari luas keseluruhan Kabupaten Solok. Ketinggian wilayah di Kabupaten Solok dapat
diklasifikasikan kedalam tiga kelas ketinggian, yaitu :
1.
Ketinggian antara 100 – 500 meter diatas permukaan air laut.
Tersebar di Kecamatan XI Koto Singkarak, Junjung Sirih, XI Koto Sungai Lasi,
Kecamatan Kubung, dan Bukit Sundi.
2.
Ketinggian antara 500 – 1.000 meter diatas permukaan air laut.
Tersebar di bagian Utara, yaitu Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Tigo Lurah,
Kecamatan Gunung Talang, dan Kecamatan X Koto Diatas.
BAB II - 8
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
3.
Ketinggian lebih dari 1.000 meter diatas permukaan air laut
Kondisi topografi tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :
1. Dataran antar perbukitan mempunyai sebaran secara memanjang berarah Barat Laut
- Tenggara di sekitar Singkarak, Kota Baru, Kota. Sebaran dari satuan ini menempati
lebih kurang sekitar 10% dari luas daerah kajian, dengan lereng datar – hampir datar
berkisar antara 0 % - 5 %. Satuan dataran antar perbukitan di apit oleh bukit-bukit
yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. Pola satuan ini mengikuti
pola patahan yang ada di sekitarnya, oleh karena itu terbentuknya satuan ini sangat
dimungkinkan akibat pergerakan patahan Sumatera, membentuk cekungan atau
Graben
2. Satuan bentang alam perbukitan termasuk dalam zona Pegunungan Bukit Barisan
yang secara umum mendominasi daerah kajian dengan sebaran sekitar 60 % dari
luas kajian. Satuan ini menempati paling dominan di seluruh wilayah Kabupaten Solok
elevasi antara 500 m – 1.000 m(dpl) kelerengan mulai morfologi agak curam dengan
kemiringan lereng berkisar 15 % - 40 %. Satuan ini menutupi sebagian wilayah
Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Hiliran Gumanti, bagian selatan wilayah
kecamatan Payung Sekaki serta sebagian selatan wilayah kecamatan X Koto Diatas.
3. Satuan bentang alam pegunungan tersebar hampir merata di wilayah perencanaan
dengan sebaran sekitar 30 % dari luas kajian meliputi kecamatan X Koto Singkarak,
kecamatan Kubung, kecamatan Talang, kecamatan X Koto diatas, kecamatan Tigo
Lurah dan kecamatan Lembang Gumanti. Satuan ini menempati elevasi > 1.000 m
(dpl) kelerengan mulai morfologi curam antara 40 % - 70 %. Daerah yang termasuk
dalam satuan bentang alam ini meliputi wilayah Gunung Gadut (1.859 m), Gunung
Sugirik (1.787 m) termasuk dalam Kecamatan X Koto Singkarak, sekitar daerah
Gunung Api Talang (2.591 m) Kecamatan Talang, Gunung Papan Kecamatan X Koto
Diatas, seluruh wilayah bagian Selatan Kecamatan Tigo Lurah dan wilayah Gunung
Boleng (2.560 m) Kecamatan Lembah Gumanti.
Sedangkan berdasarkan kemiringan, wilayah Kabupaten Solok dapat dibagi atas
beberapa klasifikasi yang didasarkan atas data Status Kehutanan Dinas Kehutanan
Provinsi Sumatera Barat tahun 2001 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.8 Klasifikasi Lereng di Kabupaten Solok
No
Klasifikasi Lereng
Lereng
Luas
Persentase Luas
(%)
(Ha)
(%)
1
Datar, Agak Landai
0–8
84.642,97
22,64
2
Landai
8 – 15
90.005,35
24,08
3
Agak Curam
15 – 25
118.176,04
31,61
4
Curam
25 – 40
70.286,53
18,80
5
Sangat Curam
> 40
10.689,11
2,86
Sumber : Hasil Analisis Peta, 2010
BAB II - 9
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Gambar 2.2. Peta Topografi dan Peta Kemiringan Lahan
BAB II - 10
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Berdasarkan kondisi kemiringan lereng di atas, maka dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Kemiringan 0 – 8% (datar), terkonsentrasi di beberapa tempat yang mencakup
sebagian Kecamatan X Koto Diatas, X Koto Singkarak, Kubung, Bukit Sundi, Gunung
Talang, Payung Sekaki, Danau Kembar, dan Lembah Gumanti.
2. Kondisi kemiringan 8 – 15% (datar s/d landai), yang terkonsentrasi di semua
kecamatan yang ada di Kabupaten Solok.
3. Kondisi kemiringan 15 – 25% (agak curam), yang menyebar secara merata di semua
kecamatan.
4. Kondisi kemiringan 25 – 40% (curam), yang terkonsentrasi di semua kecamatan yang
ada di Kabupaten Solok khususnya pada daerah Barat dan Selatan.
5. Lahan dengan kemiringan > 40% (sangat curam), tersebar secara merata di setiap
kecamatan yang ada di Kabupaten Solok dan lebih terkonsentrasi pada daerah
Bagian Barat dan Selatan.
Komponen kelerengan diatas 40 % ini menjadikan tantangan bagi Pemerintah Kabupaten
Solok untuk mengembangkan wilayahnya. Dengan kelerengan sangat curam ini, maka
banyak lokasi di Kabupaten Solok yang terancam bahaya tanah longsor dan erosi yang
intensif. Menurut data dari Dinas Pertambangan Propinsi Sumatera Barat sedikitnya ada 5
Kecamatan yaitu Kecamatan Gunung Talang, Lembah Gumanti, Lembang Jaya, IX Koto
Sungai Lasi dan X Koto Singkarak yang di dalam areanya terdapat lokasi-lokasi rawan
erosi, bencana tanah longsor berupa jatuhan, nendatan, badan jalan longsor, badan jalan
amblas, jatuhan akibat aktivitas penambangan.
2.4 Gambaran Geohidrologi
Hidrologi merupakan kondisi tata air yang ada pada suatu wilayah. Kondisi hidrologi suatu
kawasan sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan, jenis batuan, jenis tanah serta
tingkat kelerengan (faktor internal) dan kondisi tutupan lahan (kondisi internal). Kondisi
hidrologi yang ada di Kabupaten Solok dapat dikatakan sangat baik. Dengan pola aliran
pada umumnya adalah bersifat dendritik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sumber air
baik yang berupa air permukaan maupun mata air dan air tanah, yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
a.
Air Permukaan
Keadaan air permukaan sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi, jenis batuan dan
material penyusun tanah, penggunaan lahan, curah hujan dan aktifitas manusia.
Masing-masing wilayah morfologi yang berbeda mempunyai kondisi air permukaan
yang berbeda pula. Potensi air permukaan sebagian besar berasal dari berbagai
mata air yang banyak terdapat di kawasan ini dan mengalir malalui sungai-sungai
kecil dengan membentuk pola aliran yang berbentuk dendritik dan karena sifat hujan
orografisnya yang tinggi memungkinkan kondisi sungai untuk mengalir sepanjang
tahun sehingga daerah ini tidak akan mengalami kekurangan air sepanjang tahun
kecuali jika lingkungan daerah hulu sungai dan peresapannya mengalami kerusakan,
seperti adanya aktivitas penggundulan hutan. Sebagian besar wilayah Kabupaten
BAB II - 11
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Solok merupakan bagian dari dua Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalr ke arah
timur yatu DAS Agam Kuantan – Indragiri dan DAS Batang Hari.
Tabel 2.9 Jumlah Sungai di Kabupaten Solok
No
1
2
Kecamatan
Pantai Cermin
Lembah Gumanti
Nama Sungai
Lokasi
Batang Lolo
Lolo
Batang Indarung
Surian
Batang Kulembah
Surian
Batang Kayu Manang
Surian
Batang Gumanti
Alahan Panjang
Lembah Gumanti
Batang Hari
Sangir
Sungai Pagu
3
4
5
Payung Sekaki
Tigo Lurah
Batang Kipat
Air Luo
Batang Luo
Air Luo
Batang Pelangki
Tigo Lurah
Batang Kapujan
Batu Bajanjang
Lembang Jaya
Lembang Jaya
Batang Lembang
Bukit Sundi
Kubung
X Koto Singkarak
6
Gunung Talang
Batang Talang
Talang
Batang Barus
Lubuk Salasih
7
Bukit Sundi
Batang Air Halim
Kinari
8
X Koto Sungai Lasi
Sungai Lasi
Sungai Lasi
Batang Pamo
Pianggu
Batang Lawas
9
10
Kubung
X Koto Singkarak
Lembah Gumanti
Payung Sekaki
Air Ganting
Gantung Ciri
Sungai Saring
Koto Hilalang
Air Gawan
Selayo
Batang Inang
Tanjung Bingkung
Air Kuek
Saning Bakar
BAB II - 12
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
No
11
12
Kecamatan
Junjung Sirih
X Koto Diatas
Nama Sungai
Lokasi
Air Sumani
Sumani
Air Paninggahan
Paninggahan
Air Muara Pingai
Muara Pingai
Batang Katialo
Katialo Tj. Balik
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2015
Selain sungai, Kabupaten Solok juga mempunyai Danau yang terdiri-dari :
1. Danau Diatas yang berada di Kecamatan Lembah Gumanti dan Kecamatan Danau
Kembar;
2. Danau Dibawah yang berada di Kecamatan Danau Kembar;
3. Danau Talang yang berada di Kecamatan Danau Kembar;
4. Danau Singkarak yang berada di Kecamatan X Koto Singkarak dan Kecamatan
Junjung Sirih. Danau ini juga terdapat pada wilayah administrasi Kabupaten Tanah
Datar.
Tabel 2.10. Jumlah Danau di Kabupaten Solok
No
1
Nama Danau
Danau Diatas
Kecamatan
Lembah Gumanti
Panjang
(KM)
Lebar
(KM)
Luas
(KM2)
6,25
2,75
17,2
Danau Kembar
2
Danau Dibawah
Danau Kembar
5,62
3,00
16,9
3
Danau Talang
Gunung Talang
1,5
0,88
1,3
4
Danau Singkarak
X Koto Singkarak
20,75
6,25
129,7
Junjung Sirih
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2014
b.
Mata Air
Dari kondisi alam yang terdapat di Kabupaten Solok banyak dijumpai mata air yang
berasal dari lembah atau kaki perbukitan. Hal ini disebabkan adanya lapisan batuan yang
kedap air dibawahnya yang mengalami peregangan tidak terus ke dalam melainkan ke
arah lateral dan muncul di kaki tebing (lembah) atau kaki perbukitan sebagai mata air.
Adanya mata air dapat dimanfaatkan menjadi cadangan sumber air bersih.
Menurut jenisnya (Todd, 1995) mata air di Kabupaten Solok dapat digolongkan menjadi
tiga jenis yaitu :
1. Mata air depresi (deppresion springs) terbentuk karena permukaaan tanah memotong
muka air tanah.
2. Mata air rekahan/ struktur sesar (fracture/fault springs), muncul dari struktur rekahan
atau jalur sesar.
BAB II - 13
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
3.
Mata air kontak (contact springs), muncul pada kontak batuan yang bersifat
impermiable (batuan tersier) dan permeable (batuan kwarter).
Secara keseluruhan, pemanfaatan sumber mata air di Kabupaten Solok belum optimal
dimanfaatkan. Pemanfaatan sumber mata air yang ada selama ini, sebagian besar
dikelolah/dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Solok, seperti
di Kecamatan Kubung, Nagari Selayo dan Nagari Gaung. PDAM juga memanfaatkan
sumber mata air di Kecamatan X Koto Diatas Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto
Singkarak Nagari Kacang dan Koto Sani dan Nagari Koto Anau, Kecamatan Lembang
Jaya.
c.
Air Tanah
Keberadaan air tanah dipengaruhi oleh faktor hujan, luas dan kondisi daerah peresapan,
sifat kelulusan bahan permukaan dan batuan yang terdapat di bawahnya serta morfologi.
Potensi air tanah bebas yang cukup besar dapat dijumpai di sekitar Kota Solok dan Muara
Labuh yang berkisar antara 1-3 meter dibawah permukaan air tanah.
Sedangkan di wilayah lainnya relatif berkedudukan dalam, yaitu berkisar antara 5-15
meter dibawah permukaan air tanah, kecuali sekitar daerah lembah yang agak lebar
dengan air tanahnya yang dangkal.
2.5 Gambaran Geologi
Berdasarkan faktor pembentuk tanah yaitu batuan induk, topografi, umur, iklim, dan
vegetasi, maka Kabupaten Solok memiliki beberapa jenis tanah sebagai berikut :
1. Jenis tanah andosol, dengan ciri umum berasal dari bahan induk abu vulkan.
Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/ tahun
tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas kerucut vulkan pada
ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga
hitam. Daerah sebaran jenis tanah ini terdapat di Kecamatan X Koto Diatas, X Koto
Singkarak, Kubung, Gunung Talang, Lembang Jaya, Bukit Sundi, Payung Sekaki,
Danau Kembar, Gumanti, dan Pantai Cermin dengan luas sebesar 64.310,05 HA.
2. Jenis tanah Gleisol/Hidromorf Kelabu, mempunyai sifat umum berupa tidak peka
terhadap erosi, perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi
yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna
kelabu hingga kekuningan. Jenis tanah gleisol ini tersebar di Kecamatan Junjung
Sirih, X Koto Singkarak, Bukit Sundi, dan Lembah Gumanti dengan luas keseluruhan
sebesar 7.975,95 HA.
3. Jenis tanah Kambisol/Latosol, jenis tanah ini umumnya tersebar di daerah beriklim
basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–
1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses
pelapukan lanjut, serta agak peka terhadap erosi. Jenis tanah kambisol ini terdapat di
seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Solok kecuali di Kecamatan Lembang
Jaya. Luas keseluruhan jenis tanah ini adalah sebesar 209.691,55 HA.
4. Jenis tanah Mediteran/Tanah Kapur, berasal dari batuan kapur keras (limestone).
Penyebaran di daerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan
BAB II - 14
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah
mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut ”Terra Rossa”.dan
mempunyai kepekaan sedang terhadap erosi, tersebar di Kecamatan Junjung Sirih, X
Koto Singkarak, dan Kecamatan X Koto Diatas dengan luas sebesar 9.286,62 HA.
5. Jenis tanah Podsolik, berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim
basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/ tahun. Tekstur lempung
hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warna merah, dan kering. serta
mempunyai tingkat kepekaan terhadap erosi yang peka dengan sebaran meliputi
Kecamatan Junjung Sirih, X Koto Singkarak, X Koto Diatas, IX Koto Sungai Lasi,
Payung Sekaki, dan Kecamatan Tigo Lurah. Jenis tanah podsolik ini mempunyai luas
sebesar 74.859,99 HA.
Tabel 2.11 Sebaran Jenis Tanah Pada Tiap Wilayah Kecamatan
di Kabupaten Solok
No
Jenis Tanah
1
Andosol
2
Gleisol
3
Kambisol
4
5
Mediteran
Podsolik
Sebaran Lokasi (Kecamatan)
X Koto Diatas, X Koto Singkarak, Kubung, Gunung
Talang,
Lembang Jaya, Bukit Sundi, Payung
Sekaki, Danau Kembar,
Lembah Gumanti, dan
Pantai Cermin
Junjung Sirih, X Koto Singkarak, Kubung, Bukit
Sundi, dan Lembah Gumanti
Seluruh kecamatanyang ada di Kabupaten Solok
kecuali di Kecamatan Lembang Jaya
Junjung Sirih, X Koto Singkarak, danX Koto Diatas
Junjung Sirih, X Koto Singkarak, X Koto Diatas, IX
Koto Sungai Lasi, Payung Sekaki, dan
KecamatanTigo Lurah
Luas
(HA)
64.310,05
7.975,95
209.691,55
9.286,62
74.859,99
Sumber : Buku Analisa dan Data RTRW Kabupaten Solok Tahun 2012-2031
Kabupaten Solok merupakan daerah yang rawan bencana alam. Bencana alam sering
terjadi di beberapa kecamatan yang mengakibatkan banyaknya kerusakan di beberapa
tempat. Bencana yang sering terjadi meliputi erosi, gerakan tanah, banjir, bahaya gunung
berapi, dan gempa.
a. Erosi.
Erosi pada umumnya terjadi pada daerah perbukitan dan tebing sungai terutama pada
hari hujan, terarah dan sebahagian besar akan mengalir deras pada permukaan tanah
lapis demi lapis pada tanah penutup seperti:
Daerah perladangan / lahan berlereng dengan kemiringan 25 %
b. Gerakan Tanah
Gerakan tanah disebabkan oleh sesar atau lipatan yang ada pada Kabupaten Solok.
Gerakan tersebut terjadi disekitar lereng yang bersungai dan terjal serta bahan
BAB II - 15
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
pelapukan yang gembur. Sehingga curah hujan yang tinggi akan memacu lebih cepat
terjadinya gerakan tanah. Berdasarkan letak Kabupaten Solok yang berada pada
daerah patahan semangka dan berdasarkan identifikasi dari gerakan tanah, maka
dapat dibedakan atas jenis gerakan tanah longsoran, aliran, dan Lawine.
Secara tektonik kedudukan Kabupaten Solok yang termasuk dalam lempeng benua
Asia yang ditunjam lempeng samudera Hindia di Pantai Barat Sumatera. Penunjaman
kedua lempeng tersebut menghasilkan beberapa patahan aktif di daratan Sumatera
berupa Patahan Besar Sumatera, yang dikenal sebagai patahan Semangko.
Patahan aktif Semangko pada lokasi perencanaan merupakan patahan utama yang
memanjang pada ruas Kecamatan Pantai Cermin, Danau Diatas, Danau Dibawah ke
Utara sampai Danau Singkarak dan membentuk graben Kota Solok merupakan
bagian dari patahan aktif sepanjang Sumatera. Jalur patahan – patahan aktif di
Kabupaten Solok melintasi mulai dari Kecamatan Pantai Cermin terus ke Utara
melewati Kecamatan Lembah Gumanti, Danau Diatas – Danau Dibawah Kecamatan
Lembang Jaya, Kecamatan Bukit Sundi, Kecamatan X Koto Singkarak terus ke Danau
Singkarak. Akibat pergerakan patahan aktif utama timbul patahan aktif ikutan lain
yang berdimensi lebih kecil sejajar dengan jalur patahan utama (Sumatera) tersebar di
Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Kubung sedikit di Kecamatan Hiliran
Gumanti, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Payung Sekaki terus ke Utara. Jalur
gempa utama di Kabupaten Solok berada pada sepanjang jalur patahan Sumatera
yang melintasi Kabupaten Solok. Bila terjadi pelepasan energi yang terjadi di
Samudera Hindia dengan kekuatan > 7 SR, maka akan sangat berpotensi
menghasilkan gempa sepanjang patahan tersebut.
c. Banjir
Banjir disebabkan oleh curah hujan yang megaliri sungai-sungai besar seperti Batang
Lembang dan Batang Sumani, serta letak kawasan tertentu pada posisi cekungan.
Bahaya banjir sering terjadi di Kecamatan Kubung, IX Koto Sungai Lasi dan
Kecamatan Junjung Sirih.
d. Bahaya Gunung Berapi dan Gempa
Aktivitas gunung berapi ( Gunung TalanG ) sangat berpengaruh terhadap terjadinya
bahaya gempa, disamping gempa tektonik.
2.6 Gambaran Klimatologi
Berdasarkan klasifikasi aldemen, Wilayah Kabupaten Solok termasuk kedalam iklim C, D,
dan E dengan curah hujan rata-rata adalah 2.013 mm dan hampir merata setiap tahun.
Pada tahun 2014 banyaknya hari hujan antara 126 – 232 dengan curah hujan berkisar
antara 1.185 – 2.713 mm. Daerah bagian utara mempunyai curah hujan lebih rendah
dibandingkan dengan wilayah bagian tengah dan selatan. Bulan yang paling rendah curah
hujannya yaitu Bulan Juli sementara itu bulan yang paling banyak curah hujan nya terjadi
pada Bulan November sampai Februari.
BAB II - 16
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel. 2.12 Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan
Menurut Kecamatan Tahun 2014
No.
Kecamatan
Banyak Hari Hujan
(Hari)
Curah Hujan
(mm)
1
Pantai Cermin
230
2060
2
Lembah Gumanti
221
2601
3
Hiliran Gumanti
184
1334
4
Payung Sekaki
165
2040
5
Tigo Lurah
195
2713
6
Lembang Jaya
213
2396
7
Danau Kembar
232
2368
8
Gunung Talang
215
2240
9
Bukit Sundi
168
2144
10
IX Koto Sungai Lasi
126
1706
11
Kubung
232
1818
12
X Koto Singkarak
187
1889
13
Junjung Sirih
129
1682
14
X Koto Diatas
187
1185
192
2013
Rata-rata
Sumber : Kabupaten Solok dalam angka 2015
2.7 KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI
2.7.1
Tingkat Pendidikan Masyarakat
Tingkat pendidikan di Kabupaten Solok dan Provinsi Sumatera Barat pada
umumnya masih belum terlalu baik karena berdasarkan data rata-rata lama
sekolah Provinsi Sumatera Barat baru pada angka 8.6, begitu pula dengan angka
rata-rata lama sekolah di Kabupaten Solok yang juga masih pada angka 8,6
dengan kata lain rata-rata penduduk di Sumatera Barat tingkat pendidikannya
hanya sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP).
2.7.2
Kemiskinan
Berdasarkan data survei yang dilakukan oleh Bappeda Kabupaten Solok pada
tahun 2013 sampai dengan 2014, angka kemiskinan di Kabupaten Solok masih
cukup tinggi, seperti yang tergambar pada tabel berikut ini:
BAB II - 17
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.13. Jumlah KK Miskin per Kecamatan di Kabupaten Solok
Tahun 2013
No
Kecamatan
Miskin
Rentan
Sangat
Miskin
Miskin
1
Pantai Cermin
721
843
51
1,615
2
3
Lembah Gumanti
Hiliran Gumanti
1,975
607
1,230
1,090
13
101
3,218
1,798
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Payung Sekaki
Tigo Lurah
Lembang Jaya
Danau Kembar
Gunung Talang
Bukit Sundi
IX Koto Sungai Lasi
Kubung
X Koto Singkarak
X Koto Diatas
Junjung Sirih
Total
129
69
1,135
805
1,230
517
404
1,559
1,321
876
415
11,763
551
1,310
1,328
600
2,165
783
457
1,162
1,795
1,000
692
15,006
5
66
39
17
140
49
12
28
118
29
50
718
685
1,445
2,502
1,422
3,535
1,349
873
2,749
3,234
1,905
1,157
27,487
Total
Sumber: Bappeda Kab Solok, 2015
2.7.3
Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Potensi perekonomian di Kabupaten Solok yang paling menonjol adalah sektor pertanian
dan perkebunan karena didukung oleh letak geografis wilayahnya. Selain sektor
pertanian, sektor yang mendukung perekonomian Kabupaten Solok adalah sektor
industri, perdagangan dan jasa-jasa.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Solok atas dasar harga berlaku
pada tahun 2014 sebesar 9.5 triliun rupiah. Dibandingkan dengan nilai PDRB pada Tahun
2013 yang mencapai 8.5 triliun rupiah, berarti selama tahun 2011 terdapat kenaikan
sebesar Rp. 1 (satu) milyar rupiah. Kenaikan nilai PDRB atas dasar harga berlaku belum
tentu mencerminkan kenaikan produktivitas sektor ekonomi secara riil, karena kenaikan
ini masih mengandung faktor perubahan harga (infasi).
Bila ditelaah menurut sektor ekonomi/lapangan usaha, secara keseluruhan kegiatan
perekonomian di Kabupaten Solok menunjukkan adanya peningkatan yang cukup
bervariasi. Kabupaten Solok yang merupakan wilayah agraris memposisikan sektor
pertanian sebagai sektor ekonomi andalan dengan nilai tambah sekitar Rp. 3,34 triliun
rupiah pada tahun 2014 dan sebesar Rp. 3,78 triliun rupiah pada tahun 2011. Selain itu,
sektor pertanian juga merupakan sektor pertama yang paling besar peningkatannya
diantara sektor ekonomi lainnya. Jika dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkan
sektor pertanian pada tahun 2013 kenaikan nilai tambah yang dihasilkan sebesar
Rp.81,95 Milyar.
BAB II - 18
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.14. Perkembangan PDRB Kabupaten Solok Atas Dasar Berlaku
(miliar rupiah) Tahun 2011 – 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Lapangan Usaha
2011
2012
2013
2014
Pertanian, Kehutanan dan
2,881,780.8
3,109,549.6
3,346,423.5
3,786,122.8
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
374,858.6
422,249.9
492,658.3
604,223.4
Industri Pengolahan
389,349.2
432,981.1
466,893.3
472,752.5
Pengadaan Listrik dan Gas
1,508.0
1,495.0
1,587.7
1,745.8
Pengadaan Air, Pengolahan
3,936.0
4,239.8
4,530.4
4,885.7
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
Konstruksi
509,217.5
587,800.0
683,216.8
780,589.1
Reparasi Mobil dan Sepeda
669,311.9
753,644.2
831,465.8
913,413.8
Motor
Transportasi dan Pergudangan
749,033.8
859,917.4
987,375.3
1,150,213.5
Penyediaan Akomodasi dan
48,270.0
53,592.3
59,054.0
64,824.7
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
345,377.3
402,681.6
433,102.5
496,773.1
Jasa Keuangan dan Asuransi
120,703.1
139,150.8
153,953.4
168,854.0
Real Estate
54,025.8
58,374.3
66,036.1
75,921.5
Jasa Perusahaan
4,919.4
5,434.0
5,984.6
6,508.5
Administrasi Pemerintahan,
404,320.1
450,108.9
498,106.1
543,731.9
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan
172,545.7
196,238.7
233,542.8
265,726.8
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
78,121.4
92,537.9
105,442.5
116,849.7
Sosial
Jasa Lainnya
62,574.7
69,257.6
81,888.2
92,216.6
Jumlah
6,869,853.3
7,639,253.1
8,451,261.3
9,545,353.4
Sumber : PDRB Kabupaten Solok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2015
Rata-rata
2011 - 2014
3,280,969.2
473,497.6
440,494.0
1,584.1
4,398.0
640,205.9
791,958.9
936,635
56,435.3
4,19,483.6
145,665.3
63,589.4
5,711.6
474,066.8
217,013.5
98,237.9
76,484.3
8,126,430.3
Selanjutnya sektor transportasi dan pergudangan merupakan sektor kedua yang terbesar
(setelah sektor pertanian) yang menghasilkan nilai tambah dalam PDRB Kabupaten Solok
yakni sebesar Rp. 81,15 triliun pada tahun 2014. Jika dibandingkan dengan nilai tambah
yang dihasilkan pada tahun 2013, sektor transportasi dan pergudangan mengalami
peningkatan sebesar Rp. 170 milyar.
Sementara itu, sektor Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menjadi sektor ketiga terbesar
dalam menghasilkan nilai tambah dalam perekonomian Kabupaten Solok. Pada tahun
2014 sektor Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menghasilkan nilai tambah sebesar Rp.
913,41 milyar, sementara pada tahun 2013 sektor Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 831,46 milyar. Dengan demikian sektor Peng
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor selama tahun 2011 meningkat sebesar sebesar Rp.
95,79 milyar dibandingkan dengan nilai tambah pada tahun 2010.
BAB II - 19
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Gambar 2.3. PDRB Kabupaten Solok Tahun 2014
Sedangkan sektor listrik dan air bersih masih merupakan sektor ekonomi yang terendah
baik dari segi kontribusinya maupun peningkatan yang dicapai pada tahun 2014 yakni
sebesar Rp. 1.74 milyar pada tahun 2013 sebesar Rp. 1,58 atau hanya meningkat sekitar
Rp. 160 Juta Rupiah.
Sementara itu, jika dilihat perkembangan perekonomian Kabupaten Solok selama periode
2011 – 2014 rata-rata PDRB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan seluruh sektor
usaha di Kabupaten Solok adalah sekitar Rp. 8,12 triliun. Sementara itu, sektor pertanian
masih tetap memposisikan sebagai sektor yang paling besar dalam menghasilkan nilai
tambah dalam struktur PDRB Kabupaten Solok.
2.7.4
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Konstan 2000
Krisis global yang selama ini diributkan oleh sebagian orang tampaknya belum dapat
berpengaruh terhadap perekonomian Kabupaten Solok, karena pada dasarnya kegiatan
perekonomian di Kabupaten Solok masih sangat lemah korelasinya dengan kejadian
krisis yang akhir-akhir ini menimpa perekonomian dunia.
Kinerja perekonomian Kabupaten Solok yang dipresentasikan melalui Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Solok atas dasar harga konstan 2000 pada tahun
2014 masih mampu mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Berdasarkan hasil
perhitungan, nilai PDRB Kabupaten Solok atas dasar Harga Konstan Tahun 2000 pada
tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 7.67 triliun. Dibandingkan dengan nilai PDRB tahun
sebelumnya (2010) nilai yang dicapai selama Tahun 2011 sedikit mengalami kenaikan
BAB II - 20
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
dimana pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp. 7,28
triliun, sehingga selama tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar Rp. 390 milyar atau
sekitar 5,6 persen.
Tabel 2.15.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Perkembangan PDRB Kabupaten Solok Atas Dasar Konstan 2000
Tahun 2011 - 2014
Lapangan Usaha
2011
2012
2013
2014
Pertanian, Kehutanan dan
2,727,157.5
2,806,924.0
2,869,681.3
3,005,480.3
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
368,217.4
390,484.1
416,374.6
443,316.0
Industri Pengolahan
357,872.9
394,549.4
418,916.6
421,701.8
Pengadaan Listrik dan Gas
1,526.0
1,618.8
1,701.1
1,868.2
Pengadaan Air, Pengolahan
3,876.7
4,095.8
4,486.6
4,667.8
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
Konstruksi
469,017.3
515,601.5
573,031.3
608,762.8
Perdagangan Besar dan
624,748.6
683,705.4
742,196.7
790,995.7
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
696,317.0
766,216.2
840,140.5
924,693.2
Penyediaan Akomodasi dan
45,911.0
48,897.8
50,942.5
53,208.3
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
337,148.1
379,210.8
424,270.7
463,862.3
Jasa Keuangan dan Asuransi
113,017.7
123,277.6
132,194.6
136,567.4
Real Estate
52,564.9
55,137.0
58,274.9
61,514.5
Jasa Perusahaan
4,651.3
4,822.2
5,006.4
5,154.3
Administrasi Pemerintahan,
382,583.4
383,467.5
400,617.9
401,560.0
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan
166,042.7
181,441.7
196,998.3
212,058.3
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
73,239.7
80,823.2
87,393.6
93,322.2
Sosial
Jasa Lainnya
59,785.1
62,683.0
66,124.3
69,222.4
Jumlah
6,483,677.3
6,882,956.0
7,288,351.9
7,697,955.5
Sumber : PDRB Kabupaten Solok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2015
2.7.5
Rata-rata
2011 - 2014
2,852,310,8
404,598.0
398,260.2
1,678.5
4,281.7
541,603.2
710,411.6
806,841.7
49,739.9
401,123.0
126,264.3
56,872.8
4,908.6
392,057.2
189,135.3
83,694.7
64,453.7
7,088,235.2
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Solok
Peningkatan nilai tambah dari suatu proses kegiatan ekonomi menunjukkan adanya
perkembangan perekonomian suatu daerah. Pada sisi yang lain perkembangan ekonomi
dari tahun ke tahun berikutnya dapat dipresentasikan sebagai laju pertumbuhan ekonomi.
Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang dapat
menggambarkan sampai dimana keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode
waktu tertentu. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan
perekonomian sektor ekonomi tertentu. Untuk melihat laju pertumbuhan ekonomi yang riil
dan mengeliminir pengaruh dari perubahan harga, maka perlu disajikan PDRB atas dasar
harga konstan secara berkala.
BAB II - 21
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Perkembangan perekonomian Kabupaten Solok secara riil dapat dilihat dari kenaikan nilai
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000. Berdasarkan
hasil perhitungan, nilai PDRB Kabupaten Solok atas dasar Harga Konstan Tahun 2000
pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 7.67 triliun. Dibandingkan dengan nilai PDRB tahun
sebelumnya (2010) nilai yang dicapai selama Tahun 2011 sedikit mengalami kenaikan
dimana pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp. 7,28
triliun, sehingga selama tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar Rp. 390 milyar atau
sekitar 5,6 persen.
Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik selama tahun 2014 diakibatkan adanya
beberapa sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan yang lebih pesat dan sekaligus
kontribusinya relatif cukup tinggi. Namun, bila menelaah lebih lanjut sampai sub sektor
ekonomi maka akan terlihat laju pertumbuhan masing-masing sub sektor ekonomi relatif
cukup bervariasi.
Sektor pertanian selama tahun 2014 menghasilkan nilai tambah terbesar dalam struktur
perekonomian Kabupaten Solok yang dipresentasikan melalui PDRB Atas dasar Harga
Berlaku. Demikian juga halnya nilai tambah sektor Pertanian yang terjadi di dalam PDRB
atas dasar harga konstan 2000. Sektor Pertanian selama tahun 2014 mampu tumbuh
sebesar 4.73 persen. Pertumbuhan yang dicapai oleh sektor pertanian tersebut lebih
rendah dibandingkan dengan pertumbuhan yang dialami pada tahun 2010 dimana pada
tahun 2013 sektor pertanian hanya mampu tumbuh sebesar 2.24 persen. Bahkan bila
dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu 2011 –
2014 pertumbuhan sektor pertanian di tahun 2011 masih cenderung lebih kecil.
Tabel 2.16 Pertumbuhan Sektor Ekonomi di Kabupaten Solok
Tahun 2011 – 2014
No
URAIAN
2011
2012
2013
2014
1
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengolahan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Real Estate
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
4.26
2.92
2.24
4.73
Rata-rata
2011 - 2014
3.54
5.46
5.67
0.02
0.06
5.53
5.67
0.02
0.06
5.83
5.52
0.02
0.05
6.33
4.95
0.02
0.05
5.79
5.5
0.02
0.055
7.41
9.74
7.69
9.87
8.08
9.84
8.18
9.57
3.84
9.75
10.90
0.70
11.26
0.70
11.68
0.70
12.05
0.68
11.47
0.69
5.03
1.76
0.79
0.07
5.89
5.27
1.82
0.76
0.07
5.89
5.12
1.82
0.78
0.07
5.89
5.20
1.77
0.80
0.07
5.70
5.16
1.79
0.78
0.07
5.84
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
BAB II - 22
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Wajib
Jasa Pendidikan
2.51
2.57
2.76
2.78
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
1.14
1.21
1.25
1.22
Sosial
17 Jasa Lainnya
0.91
0.91
0.97
0.97
Jumlah
62.32
62.22
62.62
65.07
Sumber : PDRB Kabupaten Solok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2015
15
16
2.66
1.21
0.94
63.06
Sama halnya dengan sektor pertanian, sektor lain yang mengalami pertumbuhan adalah
Transportasi dan Pergudangan yang mengalami pertumbuhan sebesar 12.05 persen
pada tahun 2014. Pertumbuhan yang dicapai oleh sektor perdagangan, Hotel dan
Restoran pada tahun 2014 relatif lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan yang
dicapai pada tahun 2013 yang mampu tumbuh sebesar 0.37 persen.
Sedangkan sektor ekonomi lain yang mengalami pertumbuhan yang lebih baik
dibandingkan tahun sebelumnya adalah sektor informasi dan komunikasi dimana selama
tahun 2014 sektor informasi dan komunikasi dapat mencapai pertumbuhan sebesar 5.20
persen. Pertumbuhan yang dicapai sektor jasa-jasa selama tahun 2011 relatif lebih besar
dibandingkan dengan pertumbuhan yang dicapai pada tahun 2013 yang mampu tumbuh
sebesar 5.12 persen.
Sementara itu, kegiatan sektor ekonomi selama tahun 2014 pada umumnya mengalami
pertumbuhan yang relatif cukup tinggi dari pertumbuhan yang dicapai pada tahun
sebelumnya (2013). Sektor pertanian selama tahun 2014 mengalami peningkatan
terbesar sebesar 4.73 persen sedangkan pada tahun 2013 sektor ini hanya tumbuh
sebesar 2,24 persen.
Lemahnya sektor pertanian karena banyaknya area pertanian yang berubah fungsi
menjadi daerah perumahan dan permukiman, sehingga mempengaruhi jumlah
produktivitas hasil pertanian di Kabupaten Solok.
Demikian juga halnya dengan sektor Listrik dan Air Bersih dimana pada tahun 2014 tidak
mengalami peningkatan dimana peningkatan sebesar 0.02 persen padahal pada tahun
2013 sektor ini juga mengalai pertumbuhan sebesar 0.02 persen. Sektor jasa perusahan
juga tidak mengalami peningkatan dimana pada tahun 2014 hanya mengalami
peningkatan sebesar 0.07%. Sebaliknya dengan sektor Industri Pengolahan mengalami
penurunan dimana pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5.52 persen sedangkan pada tahun
2014 turun menjadi 4.97 persen.
2.8 PROFIL SOSIAL DAN BUDAYA
Masyarakat Kabupaten Solok mempunyai budaya Minangkabau dan budaya Islam,
campuran kedua budaya tersebut yang mewarnai kehidupan masyarakat Solok. Budaya
Minangkabau sebagai budaya asli dan budaya Islam masuk bersama ajaran agama
Islam.
Ciri-ciri budaya Minangkabau adalah semangat gotong-royong, toleransi, ikatan
kekerabatan yang kental. Pengaruh budaya islam dapat dilihat pada acara ritual
keagamaan yang hidup di masyarakat seperti selamatan, kenduri dan upacara lain. Bagi
BAB II - 23
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
masyarakat Kabupaten Solok dan masyarakat Minangkabau secara umum terkenal
dengan pepatah Adat Bersandi Sarak, Sarak Bersandi Kitabullah.
Kondisi sosial budaya masyarakat Kabupaten Solok tidak lepas dari kondisi kesehatan
masyarakatnya, sebagai indikatornya adalah angka kematian bayi dan ibu, angka
kelahiran, angka kematian, umur harapan hidup dan sebagai indikator lainnya yang tidak
langsung adalah air bersih, pembuangan kotoran manusia, tempat permukiman atau
keadaan sanitasi pada umumnya.
Tabel 2.17 Pentahapan Keluarga Sejahtera Kabupaten Solok Tahun 2014
NO
KECAMATAN
1
Pantai Cermin
2
Lembah Gumanti
3
Hiliran Gumanti
4
Payung Sekaki
5
Tigo Lurah
6
PRA
SEJAHTERA SEJAHTERA
SEJAHTERA
I
II
SEJAHTERA SEJAHTERA JUMLAH
III
III PLUS
325
725
2.779
1.425
362
5.636
1.235
2.721
5.974
3.984
814
14.728
383
1.160
1.259
1.496
56
4.354
153
344
944
950
11
2.402
194
549
1.378
655
-
2.776
Lembang Jaya
2.068
2.241
1.645
1.244
128
7.326
7
Danau Kembar
583
1.257
1.651
1.655
39
5.185
8
Gunung Talang
814
2.041
3.377
6.176
356
12.764
9
Bukit Sundi
511
697
782
3.669
789
6.448
10
IX Koto Sungai Lasi
152
833
647
1.127
45
2.804
11
Kubung
1.327
2.450
2.811
7.568
548
14.704
12
X Koto Singkarak
590
1.346
2.373
4.177
320
8.806
13
Junjung Sirih
127
1.348
937
668
214
3.294
14
X Koto Diatas
393
1.003
1.418
2.493
40
5.347
8.855
18.715
Sumber: Kabupaten Solok Dalam Angka 2015
27.995
37.287
3.722
96.574
JUMLAH
BAB II - 24
KABUPATEN SOLOK
PROFIL KABUPATEN SOLOK
2.1 GAMBARAN GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH
Pemekaran wilayah Kabupaten Solok pada akhir tahun 2003 telah melahirkan satu
kabupaten baru yaitu Kabupaten Solok Selatan. Dengan terjadinya pemekaran ini
menyebabkan luas wilayah Kabupaten Solok mengalami pengurangan secara signifikan
dari semula 708.402 Ha (7.084.02 Km2) menjadi 373.800 Ha (3.738.00 Km2). Secara
geografis Kabupaten Solok saat ini terletak diantara 01°20’27’’ dan 01°21’39” Lintang
Selatan dan 100°25’00” dan 100°33’43” Bujur Timur.
Luas wilayah Kabupaten Solok ± 373.800 Ha yang terbagi dalam 14 kecamatan dengan
74 Nagari dan 414 Jorong. Kecamatan terluas yaitu Kecamatan Tigo Lurah dengan luas
602,5 KM2 atau 16,12 % dari luas Kabupaten Solok secara keseluruhan. Sedangkan
kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah Kecamatan Danau Kembar dengan luas
70,1 KM2 atau sekitar 1,86 % dari luas Kabupaten Solok. Adapun batas-batas wilayah
administrasi Kabupaten Solok adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Solok Selatan;
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang;
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.
Dilihat dari jumlah nagari yang ada, Kecamatan X Koto Sungai Lasi dan Kecamatan X
Koto Di Atas memiliki jumlah nagari terbanyak yaitu sebanyak 9 nagari, sedangkan
kecamatan yang memiliki jumlah nagari terkecil adalah Kecamatan Junjung Sirih, Danau
Kembar, dan Pantai Cermin sebanyak 2 nagari. Untuk lebih jelasnya, kondisi administratif
dan nagari di Kabupaten Solok dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
BAB II - 1
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Solok
BAB II - 2
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.1 Luas Kecamatan dan Jumlah Nagari dan Jorong di
Kabupaten Solok
No
Kecamatan
Luas (KM2)
Jumlah
Ibukota
Kecamatan
Nagari
Jorong
1
Pantai Cermin
366,00
Surian
2
28
2
Lembah Gumanti
459,72
Alahan Panjang
4
39
3
Hiliran Gumanti
263,28
Talang Babungo
3
20
4
Payung Sekaki
364,50
Kubang Nan Duo
3
11
5
Tigo Lurah
602,50
Batu Bajanjang
5
20
6
Lembang Jaya
99,90
Bukit Sileh
6
43
7
Danau Kembar
70,10
Simp. Tj. Nan IV
2
19
8
Gunung Talang
385,00
Talang
8
40
9
Bukit Sundi
109,00
Muara Panas
5
20
10
X Koto Sungai Lasi
171,00
Sungai Lasi
9
28
11
Kubung
192,00
Selayo
8
37
12
X Koto Singkarak
295,00
Singkarak
8
46
13
Junjung Sirih
102,50
Paninggahan
2
11
14
X Koto Diatas
257,00
Tanjung Balit
9
52
74
414
Total
3.738,00
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2015
2.2 PROFIL DEMOGRAFI
a. Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Bila diperhatikan jumlah penduduk di Kabupaten Solok dari tahun 2009 sampai tahun
2014 mengalami kenaikan yaitu dari 355.706 jiwa menjadi 361.095 jiwa, sekitar 5.389 jiwa
atau 898 jiwa per tahun. Berdasarkan data tahun 2014, terlihat bahwa Kecamatan
Kubung merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya yaitu sebesar 58.260
jiwa. Sedangkan untuk jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Payung
Sekaki yaitu 8.243 jiwa.
BAB II - 3
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.2 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Solok
Tahun 2009–2014
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No
Kecamatan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
1.
Pantai Cermin
21,850
20.337
20.472
20.330
20.538
20.693
2.
Lembah Gumanti
51,310
53.178
54.464
56.121
56.554
56.983
3.
Hiliran Gumanti
15,997
16.053
16.280
15.444
16.593
16.718
4.
Payung Sekaki
8,930
8.027
8.093
8.105
8.181
8.243
5.
Tigo Lurah
9,265
9.574
9.709
9.833
9.918
9.993
6.
Lembang Jaya
26,840
25.752
26.038
26.183
26.429
26.629
7.
Danau Kembar
20,516
18.853
19.081
19.260
19.435
19.582
8.
Gunung Talang
42,758
46.738
47.399
48.351
48.764
49.133
9.
Bukit Sundi
24,035
22.827
23.035
23.028
23.253
23.428
10. IX Koto Sungai Lasi
10,875
9.671
9.689
9.502
9.605
9.678
11. Kubung
56,077
55.303
56.307
57.334
57.822
58.260
12. X Koto Diatas
22,461
18.461
18.264
17.472
17.703
17.836
13. X Koto Singkarak
34,919
31.686
31.816
31.140
31.744
31.984
14. Junjung Sirih
13,986
12.105
12.058
11.704
11.844
11.934
355,706
359,819
348.566
352.705
358.383
361.095
Kabupaten Solok
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010-2015
Penyebaran penduduk relatif dipengaruhi oleh kecenderungan penduduk terkonsentrasi
pada tempat dimana akses terhadap faslilitas pelayanan kota dengan biaya transportasi
yang rendah merupakan pilihan utama penduduk dalam menentukan tempat tinggal.
Dalam hal ini, rendahnya nilai lahan tidak akan banyak memberikan daya tarik yang dapat
mempengaruhi minat penduduk untuk bertempat tinggal di lokasi-lokasi yang relatif masih
kosong, namun memiliki tingkat pelayanan prasarana dan sarana kota yang rendah.
Konsentrasi terbesar penduduk Kabupaten Solok tahun 2013 ini terdapat di Kec. Kubung
(16.13 %), Kec. Lembah Gumanti (15,78%), dan Kec.Gunung Talang (13,60%).
Sedangkan distribusi penduduk yang terendah ada di Kec. Payung Sekaki sebesar
(2,28%), diikuti oleh Kec. Tigo Lurah (2,75%), dan IX Koto Sungai Lasi (2,68%).
BAB II - 4
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kabupaten Solok pada tahun 2014 adalah sebesar 96,60 jiwa/km2.
Tipikal penyebaran pusat-pusat permukiman masih terkonsentrasi pada pusat
pengembangan ekonomi dan akses pelayanan perkotaan. Hal ini terlihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Kabupaten Solok Tahun 2014
No
Kecamatan
1.
Pantai Cermin
2.
Luas
Wilayah
Jumlah
Penduduk
(KM2)
(Jiwa)
Kepadatan
(Jiwa/KM2)
366
20.693
56.53
Lembah Gumanti
459,72
56.983
123.95
3.
Hiliran Gumanti
263,28
16.718
63.49
4.
Payung Sekaki
364,50
8.243
22.61
5.
Tigo Lurah
602,50
9.993
16.58
6.
Lembang Jaya
99,90
26.629
266.55
7.
Danau Kembar
70,10
19.582
279.34
8.
Gunung Talang
385,00
49.133
127.61
9.
Bukit Sundi
109,00
23.428
214.93
10.
IX Koto Sungai Lasi
171,00
9.678
56,59
11.
Kubung
192,00
58.260
303.44
12.
X Koto Diatas
257,00
17.836
69.40
13.
X Koto Singkarak
295,50
31.984
108.23
14.
Junjung Sirih
102,50
11.934
116.43
361.095
96.60
Kabupaten Solok
3,738.00
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2015
Bila diurutkan menurut tingkat kepadatan pada masing-masing kecamatan, maka dapat
disimpulkan bahwa, kepadatan penduduk di Kecamatan Kubung merupakan yang
tertinggi sebanyak 303.44 jiwa/Km2, disusul Kecamatan Danau Kembar sebesar 279.34
jiwa/Km2. Untuk kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk paling kecil adalah
Kecamatan Tigo Lurah 16.58 jiwa/Km2.
BAB II - 5
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
c. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk selama 5 tahun (2009 – 2014) tercatat semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya pembangunan yang giat dilaksanakan. Laju pertumbuhan
penduduk dari tahun 2009 – 2014 adalah sebesar 2.7 % yang berarti mengalami
pertumbuhan 0,45% per tahunnya.
Tabel 2.4 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Solok
Tahun 2009– 2014
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No
Kecamatan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Laju
Pertum
buhan
(%)
1.
Pantai Cermin
21,850
20.337
20.472
20.330
20.538
20.693
-0,162
2.
Lembah Gumanti
51,310
53.178
54.464
56.121
56.554
56.983
2,227
3.
Hiliran Gumanti
15,997
16.053
16.280
15.444
16.593
16.718
0,879
4.
Payung Sekaki
8,930
8.027
8.093
8.105
8.181
8.243
0,656
5.
Tigo Lurah
9,265
9.574
9.709
9.833
9.918
9.993
1,219
6.
Lembang Jaya
26,840
25.752
26.038
26.183
26.429
26.629
0,673
7.
Danau Kembar
20,516
18.853
19.081
19.260
19.435
19.582
0,874
8.
Gunung Talang
42,758
46.738
47.399
48.351
48.764
49.133
1,450
9.
Bukit Sundi
24,035
22.827
23.035
23.028
23.253
23.428
0,564
10.
IX Koto Sungai Lasi
10,875
9.671
9.689
9.502
9.605
9.678
-0,411
11.
Kubung
56,077
55.303
56.307
57.334
57.822
58.260
1,663
12.
X Koto Diatas
22,461
18.461
18.264
17.472
17.703
17.836
-1,845
13.
X Koto Singkarak
34,919
31.686
31.816
31.140
31.744
31.984
-0,080
14.
Junjung Sirih
13,986
12.105
12.058
11.704
11.844
11.934
-0,596
Kabupaten Solok
351,515
355,706
359,819
348.566
352.705
361.095
0.77
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka 2010-2015, dan Hasil Perhitungan
d. Struktur Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Pekerjaan
Penduduk Kabupaten Solok pada tahun 2014 sebanyak 361.095 jiwa dengan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 178.280 jiwa (49,37 %) dan penduduk perempuan sebanyak
182.815 jiwa (50,63 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 2.5.
BAB II - 6
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
di Kabupaten Solok Tahun 2014
NO
KECAMATAN
PENDUDUK (jiwa)
LUAS (Ha)
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1
Pantai Cermin
36.600
10.159
10.534
20.693
2
Lembah Gumanti
45.972
28.616
28.366
56.983
3
Hiliran Gumanti
26.328
8.407
8.312
16.718
4
Payung Sekaki
36.450
4.141
4.103
8.243
5
Tigo Lurah
60.250
4.948
5.045
9.993
6
Lembang Jaya
9.990
13.213
13.416
26.629
7
Danau Kembar
7.010
9.773
9.809
19.582
8
Gunung Talang
38.500
24.372
24.761
49.133
9
Bukit Sundi
10.900
11.300
12.128
23.428
10
IX Koto Sungai Lasi
17.100
4.835
4.483
9.678
11
Kubung
19.200
28.807
29.453
58.260
12
X Koto Diatas
25.700
8.510
9.326
17.836
13
X Koto Singkarak
29.550
15.529
16.455
31.984
14
Junjung Sirih
10.250
5.671
6.263
11.934
373.800
178.280
182.815
361.095
JUMLAH
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka Tahun 2015
Sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan, penduduk Kabupaten Solok yang paling
dominan adalah sebagai petani dengan jumlah 78.467 jiwa atau 52.73 %. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat tabel 2.6.
Tabel 2.6 Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pekerjaan
di Kabupaten Solok Tahun 2014
No.
Lapangan Usaha
Jumlah
(jiwa)
Persentase (%)
1
Pertanian, kehutanan, perburuhan,
dan perikanan
643.88
41.55
2
Industri Pengolahan
4.527
2.92
3
Perdagangan Besar
31.200
20.13
4
Jasa kemasyarakatan
35.192
22.71
BAB II - 7
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
5
Lainnya
Jumlah
19.664
12.69
154.971
100.00
Sumber: Kabupaten Solok Dalam Angka 2015
Sebagian penduduk Kabupaten Solok saat ini belum memiliki pekerjaan dan sedang
mencari-cari pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan peluang
yang ada. Jumlah pencari kerja yang terdata dapat dilihat dalam tabel 2.7
Tabel 2.7 Jumlah Pencari Kerja yang Mendaftarkan Diri
Dirinci menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Solok Tahun 2014
No
Tingkat Pendidikan
Ditamatkan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
Tidak Tamat SD
-
-
-
2
SD
4
1
5
3
SLTP
17
9
26
4
SLTA
369
386
755
5
D-I / D-II
13
29
42
6
Sarjana Muda /D III
65
189
254
7
S-1
186
408
594
654
1022
1676
JUMLAH
Sumber: Kabupaten Solok Dalam Angka 2015
2.3 Gambaran Topografi
Kabupaten Solok mempunyai keadaan topografi yang cukup bervariasi, mulai dari dataran
tinggi hingga dataran yang relatif rendah di bagian utara, dengan ketinggian berkisar
antara 100 meter hingga di atas 1.000 meter dari permukaan air laut. Daerah dengan
ketinggian antara 300 sampai 500 meter diatas permukaan laut meliputi sekitar 37 %,
kawasan yang berada pada ketinggian 500 sampai 1.000 meter meliputi 34 % dan
kawasan yang berada pada ketinggian 1.000 sampai 1.700 meter meliputi sekitar 29 %
dari luas keseluruhan Kabupaten Solok. Ketinggian wilayah di Kabupaten Solok dapat
diklasifikasikan kedalam tiga kelas ketinggian, yaitu :
1.
Ketinggian antara 100 – 500 meter diatas permukaan air laut.
Tersebar di Kecamatan XI Koto Singkarak, Junjung Sirih, XI Koto Sungai Lasi,
Kecamatan Kubung, dan Bukit Sundi.
2.
Ketinggian antara 500 – 1.000 meter diatas permukaan air laut.
Tersebar di bagian Utara, yaitu Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Tigo Lurah,
Kecamatan Gunung Talang, dan Kecamatan X Koto Diatas.
BAB II - 8
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
3.
Ketinggian lebih dari 1.000 meter diatas permukaan air laut
Kondisi topografi tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :
1. Dataran antar perbukitan mempunyai sebaran secara memanjang berarah Barat Laut
- Tenggara di sekitar Singkarak, Kota Baru, Kota. Sebaran dari satuan ini menempati
lebih kurang sekitar 10% dari luas daerah kajian, dengan lereng datar – hampir datar
berkisar antara 0 % - 5 %. Satuan dataran antar perbukitan di apit oleh bukit-bukit
yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. Pola satuan ini mengikuti
pola patahan yang ada di sekitarnya, oleh karena itu terbentuknya satuan ini sangat
dimungkinkan akibat pergerakan patahan Sumatera, membentuk cekungan atau
Graben
2. Satuan bentang alam perbukitan termasuk dalam zona Pegunungan Bukit Barisan
yang secara umum mendominasi daerah kajian dengan sebaran sekitar 60 % dari
luas kajian. Satuan ini menempati paling dominan di seluruh wilayah Kabupaten Solok
elevasi antara 500 m – 1.000 m(dpl) kelerengan mulai morfologi agak curam dengan
kemiringan lereng berkisar 15 % - 40 %. Satuan ini menutupi sebagian wilayah
Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Hiliran Gumanti, bagian selatan wilayah
kecamatan Payung Sekaki serta sebagian selatan wilayah kecamatan X Koto Diatas.
3. Satuan bentang alam pegunungan tersebar hampir merata di wilayah perencanaan
dengan sebaran sekitar 30 % dari luas kajian meliputi kecamatan X Koto Singkarak,
kecamatan Kubung, kecamatan Talang, kecamatan X Koto diatas, kecamatan Tigo
Lurah dan kecamatan Lembang Gumanti. Satuan ini menempati elevasi > 1.000 m
(dpl) kelerengan mulai morfologi curam antara 40 % - 70 %. Daerah yang termasuk
dalam satuan bentang alam ini meliputi wilayah Gunung Gadut (1.859 m), Gunung
Sugirik (1.787 m) termasuk dalam Kecamatan X Koto Singkarak, sekitar daerah
Gunung Api Talang (2.591 m) Kecamatan Talang, Gunung Papan Kecamatan X Koto
Diatas, seluruh wilayah bagian Selatan Kecamatan Tigo Lurah dan wilayah Gunung
Boleng (2.560 m) Kecamatan Lembah Gumanti.
Sedangkan berdasarkan kemiringan, wilayah Kabupaten Solok dapat dibagi atas
beberapa klasifikasi yang didasarkan atas data Status Kehutanan Dinas Kehutanan
Provinsi Sumatera Barat tahun 2001 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.8 Klasifikasi Lereng di Kabupaten Solok
No
Klasifikasi Lereng
Lereng
Luas
Persentase Luas
(%)
(Ha)
(%)
1
Datar, Agak Landai
0–8
84.642,97
22,64
2
Landai
8 – 15
90.005,35
24,08
3
Agak Curam
15 – 25
118.176,04
31,61
4
Curam
25 – 40
70.286,53
18,80
5
Sangat Curam
> 40
10.689,11
2,86
Sumber : Hasil Analisis Peta, 2010
BAB II - 9
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Gambar 2.2. Peta Topografi dan Peta Kemiringan Lahan
BAB II - 10
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Berdasarkan kondisi kemiringan lereng di atas, maka dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Kemiringan 0 – 8% (datar), terkonsentrasi di beberapa tempat yang mencakup
sebagian Kecamatan X Koto Diatas, X Koto Singkarak, Kubung, Bukit Sundi, Gunung
Talang, Payung Sekaki, Danau Kembar, dan Lembah Gumanti.
2. Kondisi kemiringan 8 – 15% (datar s/d landai), yang terkonsentrasi di semua
kecamatan yang ada di Kabupaten Solok.
3. Kondisi kemiringan 15 – 25% (agak curam), yang menyebar secara merata di semua
kecamatan.
4. Kondisi kemiringan 25 – 40% (curam), yang terkonsentrasi di semua kecamatan yang
ada di Kabupaten Solok khususnya pada daerah Barat dan Selatan.
5. Lahan dengan kemiringan > 40% (sangat curam), tersebar secara merata di setiap
kecamatan yang ada di Kabupaten Solok dan lebih terkonsentrasi pada daerah
Bagian Barat dan Selatan.
Komponen kelerengan diatas 40 % ini menjadikan tantangan bagi Pemerintah Kabupaten
Solok untuk mengembangkan wilayahnya. Dengan kelerengan sangat curam ini, maka
banyak lokasi di Kabupaten Solok yang terancam bahaya tanah longsor dan erosi yang
intensif. Menurut data dari Dinas Pertambangan Propinsi Sumatera Barat sedikitnya ada 5
Kecamatan yaitu Kecamatan Gunung Talang, Lembah Gumanti, Lembang Jaya, IX Koto
Sungai Lasi dan X Koto Singkarak yang di dalam areanya terdapat lokasi-lokasi rawan
erosi, bencana tanah longsor berupa jatuhan, nendatan, badan jalan longsor, badan jalan
amblas, jatuhan akibat aktivitas penambangan.
2.4 Gambaran Geohidrologi
Hidrologi merupakan kondisi tata air yang ada pada suatu wilayah. Kondisi hidrologi suatu
kawasan sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan, jenis batuan, jenis tanah serta
tingkat kelerengan (faktor internal) dan kondisi tutupan lahan (kondisi internal). Kondisi
hidrologi yang ada di Kabupaten Solok dapat dikatakan sangat baik. Dengan pola aliran
pada umumnya adalah bersifat dendritik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sumber air
baik yang berupa air permukaan maupun mata air dan air tanah, yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
a.
Air Permukaan
Keadaan air permukaan sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi, jenis batuan dan
material penyusun tanah, penggunaan lahan, curah hujan dan aktifitas manusia.
Masing-masing wilayah morfologi yang berbeda mempunyai kondisi air permukaan
yang berbeda pula. Potensi air permukaan sebagian besar berasal dari berbagai
mata air yang banyak terdapat di kawasan ini dan mengalir malalui sungai-sungai
kecil dengan membentuk pola aliran yang berbentuk dendritik dan karena sifat hujan
orografisnya yang tinggi memungkinkan kondisi sungai untuk mengalir sepanjang
tahun sehingga daerah ini tidak akan mengalami kekurangan air sepanjang tahun
kecuali jika lingkungan daerah hulu sungai dan peresapannya mengalami kerusakan,
seperti adanya aktivitas penggundulan hutan. Sebagian besar wilayah Kabupaten
BAB II - 11
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Solok merupakan bagian dari dua Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalr ke arah
timur yatu DAS Agam Kuantan – Indragiri dan DAS Batang Hari.
Tabel 2.9 Jumlah Sungai di Kabupaten Solok
No
1
2
Kecamatan
Pantai Cermin
Lembah Gumanti
Nama Sungai
Lokasi
Batang Lolo
Lolo
Batang Indarung
Surian
Batang Kulembah
Surian
Batang Kayu Manang
Surian
Batang Gumanti
Alahan Panjang
Lembah Gumanti
Batang Hari
Sangir
Sungai Pagu
3
4
5
Payung Sekaki
Tigo Lurah
Batang Kipat
Air Luo
Batang Luo
Air Luo
Batang Pelangki
Tigo Lurah
Batang Kapujan
Batu Bajanjang
Lembang Jaya
Lembang Jaya
Batang Lembang
Bukit Sundi
Kubung
X Koto Singkarak
6
Gunung Talang
Batang Talang
Talang
Batang Barus
Lubuk Salasih
7
Bukit Sundi
Batang Air Halim
Kinari
8
X Koto Sungai Lasi
Sungai Lasi
Sungai Lasi
Batang Pamo
Pianggu
Batang Lawas
9
10
Kubung
X Koto Singkarak
Lembah Gumanti
Payung Sekaki
Air Ganting
Gantung Ciri
Sungai Saring
Koto Hilalang
Air Gawan
Selayo
Batang Inang
Tanjung Bingkung
Air Kuek
Saning Bakar
BAB II - 12
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
No
11
12
Kecamatan
Junjung Sirih
X Koto Diatas
Nama Sungai
Lokasi
Air Sumani
Sumani
Air Paninggahan
Paninggahan
Air Muara Pingai
Muara Pingai
Batang Katialo
Katialo Tj. Balik
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2015
Selain sungai, Kabupaten Solok juga mempunyai Danau yang terdiri-dari :
1. Danau Diatas yang berada di Kecamatan Lembah Gumanti dan Kecamatan Danau
Kembar;
2. Danau Dibawah yang berada di Kecamatan Danau Kembar;
3. Danau Talang yang berada di Kecamatan Danau Kembar;
4. Danau Singkarak yang berada di Kecamatan X Koto Singkarak dan Kecamatan
Junjung Sirih. Danau ini juga terdapat pada wilayah administrasi Kabupaten Tanah
Datar.
Tabel 2.10. Jumlah Danau di Kabupaten Solok
No
1
Nama Danau
Danau Diatas
Kecamatan
Lembah Gumanti
Panjang
(KM)
Lebar
(KM)
Luas
(KM2)
6,25
2,75
17,2
Danau Kembar
2
Danau Dibawah
Danau Kembar
5,62
3,00
16,9
3
Danau Talang
Gunung Talang
1,5
0,88
1,3
4
Danau Singkarak
X Koto Singkarak
20,75
6,25
129,7
Junjung Sirih
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2014
b.
Mata Air
Dari kondisi alam yang terdapat di Kabupaten Solok banyak dijumpai mata air yang
berasal dari lembah atau kaki perbukitan. Hal ini disebabkan adanya lapisan batuan yang
kedap air dibawahnya yang mengalami peregangan tidak terus ke dalam melainkan ke
arah lateral dan muncul di kaki tebing (lembah) atau kaki perbukitan sebagai mata air.
Adanya mata air dapat dimanfaatkan menjadi cadangan sumber air bersih.
Menurut jenisnya (Todd, 1995) mata air di Kabupaten Solok dapat digolongkan menjadi
tiga jenis yaitu :
1. Mata air depresi (deppresion springs) terbentuk karena permukaaan tanah memotong
muka air tanah.
2. Mata air rekahan/ struktur sesar (fracture/fault springs), muncul dari struktur rekahan
atau jalur sesar.
BAB II - 13
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
3.
Mata air kontak (contact springs), muncul pada kontak batuan yang bersifat
impermiable (batuan tersier) dan permeable (batuan kwarter).
Secara keseluruhan, pemanfaatan sumber mata air di Kabupaten Solok belum optimal
dimanfaatkan. Pemanfaatan sumber mata air yang ada selama ini, sebagian besar
dikelolah/dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Solok, seperti
di Kecamatan Kubung, Nagari Selayo dan Nagari Gaung. PDAM juga memanfaatkan
sumber mata air di Kecamatan X Koto Diatas Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto
Singkarak Nagari Kacang dan Koto Sani dan Nagari Koto Anau, Kecamatan Lembang
Jaya.
c.
Air Tanah
Keberadaan air tanah dipengaruhi oleh faktor hujan, luas dan kondisi daerah peresapan,
sifat kelulusan bahan permukaan dan batuan yang terdapat di bawahnya serta morfologi.
Potensi air tanah bebas yang cukup besar dapat dijumpai di sekitar Kota Solok dan Muara
Labuh yang berkisar antara 1-3 meter dibawah permukaan air tanah.
Sedangkan di wilayah lainnya relatif berkedudukan dalam, yaitu berkisar antara 5-15
meter dibawah permukaan air tanah, kecuali sekitar daerah lembah yang agak lebar
dengan air tanahnya yang dangkal.
2.5 Gambaran Geologi
Berdasarkan faktor pembentuk tanah yaitu batuan induk, topografi, umur, iklim, dan
vegetasi, maka Kabupaten Solok memiliki beberapa jenis tanah sebagai berikut :
1. Jenis tanah andosol, dengan ciri umum berasal dari bahan induk abu vulkan.
Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/ tahun
tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas kerucut vulkan pada
ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga
hitam. Daerah sebaran jenis tanah ini terdapat di Kecamatan X Koto Diatas, X Koto
Singkarak, Kubung, Gunung Talang, Lembang Jaya, Bukit Sundi, Payung Sekaki,
Danau Kembar, Gumanti, dan Pantai Cermin dengan luas sebesar 64.310,05 HA.
2. Jenis tanah Gleisol/Hidromorf Kelabu, mempunyai sifat umum berupa tidak peka
terhadap erosi, perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi
yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna
kelabu hingga kekuningan. Jenis tanah gleisol ini tersebar di Kecamatan Junjung
Sirih, X Koto Singkarak, Bukit Sundi, dan Lembah Gumanti dengan luas keseluruhan
sebesar 7.975,95 HA.
3. Jenis tanah Kambisol/Latosol, jenis tanah ini umumnya tersebar di daerah beriklim
basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–
1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses
pelapukan lanjut, serta agak peka terhadap erosi. Jenis tanah kambisol ini terdapat di
seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Solok kecuali di Kecamatan Lembang
Jaya. Luas keseluruhan jenis tanah ini adalah sebesar 209.691,55 HA.
4. Jenis tanah Mediteran/Tanah Kapur, berasal dari batuan kapur keras (limestone).
Penyebaran di daerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan
BAB II - 14
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah
mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut ”Terra Rossa”.dan
mempunyai kepekaan sedang terhadap erosi, tersebar di Kecamatan Junjung Sirih, X
Koto Singkarak, dan Kecamatan X Koto Diatas dengan luas sebesar 9.286,62 HA.
5. Jenis tanah Podsolik, berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim
basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/ tahun. Tekstur lempung
hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warna merah, dan kering. serta
mempunyai tingkat kepekaan terhadap erosi yang peka dengan sebaran meliputi
Kecamatan Junjung Sirih, X Koto Singkarak, X Koto Diatas, IX Koto Sungai Lasi,
Payung Sekaki, dan Kecamatan Tigo Lurah. Jenis tanah podsolik ini mempunyai luas
sebesar 74.859,99 HA.
Tabel 2.11 Sebaran Jenis Tanah Pada Tiap Wilayah Kecamatan
di Kabupaten Solok
No
Jenis Tanah
1
Andosol
2
Gleisol
3
Kambisol
4
5
Mediteran
Podsolik
Sebaran Lokasi (Kecamatan)
X Koto Diatas, X Koto Singkarak, Kubung, Gunung
Talang,
Lembang Jaya, Bukit Sundi, Payung
Sekaki, Danau Kembar,
Lembah Gumanti, dan
Pantai Cermin
Junjung Sirih, X Koto Singkarak, Kubung, Bukit
Sundi, dan Lembah Gumanti
Seluruh kecamatanyang ada di Kabupaten Solok
kecuali di Kecamatan Lembang Jaya
Junjung Sirih, X Koto Singkarak, danX Koto Diatas
Junjung Sirih, X Koto Singkarak, X Koto Diatas, IX
Koto Sungai Lasi, Payung Sekaki, dan
KecamatanTigo Lurah
Luas
(HA)
64.310,05
7.975,95
209.691,55
9.286,62
74.859,99
Sumber : Buku Analisa dan Data RTRW Kabupaten Solok Tahun 2012-2031
Kabupaten Solok merupakan daerah yang rawan bencana alam. Bencana alam sering
terjadi di beberapa kecamatan yang mengakibatkan banyaknya kerusakan di beberapa
tempat. Bencana yang sering terjadi meliputi erosi, gerakan tanah, banjir, bahaya gunung
berapi, dan gempa.
a. Erosi.
Erosi pada umumnya terjadi pada daerah perbukitan dan tebing sungai terutama pada
hari hujan, terarah dan sebahagian besar akan mengalir deras pada permukaan tanah
lapis demi lapis pada tanah penutup seperti:
Daerah perladangan / lahan berlereng dengan kemiringan 25 %
b. Gerakan Tanah
Gerakan tanah disebabkan oleh sesar atau lipatan yang ada pada Kabupaten Solok.
Gerakan tersebut terjadi disekitar lereng yang bersungai dan terjal serta bahan
BAB II - 15
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
pelapukan yang gembur. Sehingga curah hujan yang tinggi akan memacu lebih cepat
terjadinya gerakan tanah. Berdasarkan letak Kabupaten Solok yang berada pada
daerah patahan semangka dan berdasarkan identifikasi dari gerakan tanah, maka
dapat dibedakan atas jenis gerakan tanah longsoran, aliran, dan Lawine.
Secara tektonik kedudukan Kabupaten Solok yang termasuk dalam lempeng benua
Asia yang ditunjam lempeng samudera Hindia di Pantai Barat Sumatera. Penunjaman
kedua lempeng tersebut menghasilkan beberapa patahan aktif di daratan Sumatera
berupa Patahan Besar Sumatera, yang dikenal sebagai patahan Semangko.
Patahan aktif Semangko pada lokasi perencanaan merupakan patahan utama yang
memanjang pada ruas Kecamatan Pantai Cermin, Danau Diatas, Danau Dibawah ke
Utara sampai Danau Singkarak dan membentuk graben Kota Solok merupakan
bagian dari patahan aktif sepanjang Sumatera. Jalur patahan – patahan aktif di
Kabupaten Solok melintasi mulai dari Kecamatan Pantai Cermin terus ke Utara
melewati Kecamatan Lembah Gumanti, Danau Diatas – Danau Dibawah Kecamatan
Lembang Jaya, Kecamatan Bukit Sundi, Kecamatan X Koto Singkarak terus ke Danau
Singkarak. Akibat pergerakan patahan aktif utama timbul patahan aktif ikutan lain
yang berdimensi lebih kecil sejajar dengan jalur patahan utama (Sumatera) tersebar di
Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Kubung sedikit di Kecamatan Hiliran
Gumanti, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Payung Sekaki terus ke Utara. Jalur
gempa utama di Kabupaten Solok berada pada sepanjang jalur patahan Sumatera
yang melintasi Kabupaten Solok. Bila terjadi pelepasan energi yang terjadi di
Samudera Hindia dengan kekuatan > 7 SR, maka akan sangat berpotensi
menghasilkan gempa sepanjang patahan tersebut.
c. Banjir
Banjir disebabkan oleh curah hujan yang megaliri sungai-sungai besar seperti Batang
Lembang dan Batang Sumani, serta letak kawasan tertentu pada posisi cekungan.
Bahaya banjir sering terjadi di Kecamatan Kubung, IX Koto Sungai Lasi dan
Kecamatan Junjung Sirih.
d. Bahaya Gunung Berapi dan Gempa
Aktivitas gunung berapi ( Gunung TalanG ) sangat berpengaruh terhadap terjadinya
bahaya gempa, disamping gempa tektonik.
2.6 Gambaran Klimatologi
Berdasarkan klasifikasi aldemen, Wilayah Kabupaten Solok termasuk kedalam iklim C, D,
dan E dengan curah hujan rata-rata adalah 2.013 mm dan hampir merata setiap tahun.
Pada tahun 2014 banyaknya hari hujan antara 126 – 232 dengan curah hujan berkisar
antara 1.185 – 2.713 mm. Daerah bagian utara mempunyai curah hujan lebih rendah
dibandingkan dengan wilayah bagian tengah dan selatan. Bulan yang paling rendah curah
hujannya yaitu Bulan Juli sementara itu bulan yang paling banyak curah hujan nya terjadi
pada Bulan November sampai Februari.
BAB II - 16
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel. 2.12 Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan
Menurut Kecamatan Tahun 2014
No.
Kecamatan
Banyak Hari Hujan
(Hari)
Curah Hujan
(mm)
1
Pantai Cermin
230
2060
2
Lembah Gumanti
221
2601
3
Hiliran Gumanti
184
1334
4
Payung Sekaki
165
2040
5
Tigo Lurah
195
2713
6
Lembang Jaya
213
2396
7
Danau Kembar
232
2368
8
Gunung Talang
215
2240
9
Bukit Sundi
168
2144
10
IX Koto Sungai Lasi
126
1706
11
Kubung
232
1818
12
X Koto Singkarak
187
1889
13
Junjung Sirih
129
1682
14
X Koto Diatas
187
1185
192
2013
Rata-rata
Sumber : Kabupaten Solok dalam angka 2015
2.7 KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI
2.7.1
Tingkat Pendidikan Masyarakat
Tingkat pendidikan di Kabupaten Solok dan Provinsi Sumatera Barat pada
umumnya masih belum terlalu baik karena berdasarkan data rata-rata lama
sekolah Provinsi Sumatera Barat baru pada angka 8.6, begitu pula dengan angka
rata-rata lama sekolah di Kabupaten Solok yang juga masih pada angka 8,6
dengan kata lain rata-rata penduduk di Sumatera Barat tingkat pendidikannya
hanya sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP).
2.7.2
Kemiskinan
Berdasarkan data survei yang dilakukan oleh Bappeda Kabupaten Solok pada
tahun 2013 sampai dengan 2014, angka kemiskinan di Kabupaten Solok masih
cukup tinggi, seperti yang tergambar pada tabel berikut ini:
BAB II - 17
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.13. Jumlah KK Miskin per Kecamatan di Kabupaten Solok
Tahun 2013
No
Kecamatan
Miskin
Rentan
Sangat
Miskin
Miskin
1
Pantai Cermin
721
843
51
1,615
2
3
Lembah Gumanti
Hiliran Gumanti
1,975
607
1,230
1,090
13
101
3,218
1,798
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Payung Sekaki
Tigo Lurah
Lembang Jaya
Danau Kembar
Gunung Talang
Bukit Sundi
IX Koto Sungai Lasi
Kubung
X Koto Singkarak
X Koto Diatas
Junjung Sirih
Total
129
69
1,135
805
1,230
517
404
1,559
1,321
876
415
11,763
551
1,310
1,328
600
2,165
783
457
1,162
1,795
1,000
692
15,006
5
66
39
17
140
49
12
28
118
29
50
718
685
1,445
2,502
1,422
3,535
1,349
873
2,749
3,234
1,905
1,157
27,487
Total
Sumber: Bappeda Kab Solok, 2015
2.7.3
Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Potensi perekonomian di Kabupaten Solok yang paling menonjol adalah sektor pertanian
dan perkebunan karena didukung oleh letak geografis wilayahnya. Selain sektor
pertanian, sektor yang mendukung perekonomian Kabupaten Solok adalah sektor
industri, perdagangan dan jasa-jasa.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Solok atas dasar harga berlaku
pada tahun 2014 sebesar 9.5 triliun rupiah. Dibandingkan dengan nilai PDRB pada Tahun
2013 yang mencapai 8.5 triliun rupiah, berarti selama tahun 2011 terdapat kenaikan
sebesar Rp. 1 (satu) milyar rupiah. Kenaikan nilai PDRB atas dasar harga berlaku belum
tentu mencerminkan kenaikan produktivitas sektor ekonomi secara riil, karena kenaikan
ini masih mengandung faktor perubahan harga (infasi).
Bila ditelaah menurut sektor ekonomi/lapangan usaha, secara keseluruhan kegiatan
perekonomian di Kabupaten Solok menunjukkan adanya peningkatan yang cukup
bervariasi. Kabupaten Solok yang merupakan wilayah agraris memposisikan sektor
pertanian sebagai sektor ekonomi andalan dengan nilai tambah sekitar Rp. 3,34 triliun
rupiah pada tahun 2014 dan sebesar Rp. 3,78 triliun rupiah pada tahun 2011. Selain itu,
sektor pertanian juga merupakan sektor pertama yang paling besar peningkatannya
diantara sektor ekonomi lainnya. Jika dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkan
sektor pertanian pada tahun 2013 kenaikan nilai tambah yang dihasilkan sebesar
Rp.81,95 Milyar.
BAB II - 18
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.14. Perkembangan PDRB Kabupaten Solok Atas Dasar Berlaku
(miliar rupiah) Tahun 2011 – 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Lapangan Usaha
2011
2012
2013
2014
Pertanian, Kehutanan dan
2,881,780.8
3,109,549.6
3,346,423.5
3,786,122.8
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
374,858.6
422,249.9
492,658.3
604,223.4
Industri Pengolahan
389,349.2
432,981.1
466,893.3
472,752.5
Pengadaan Listrik dan Gas
1,508.0
1,495.0
1,587.7
1,745.8
Pengadaan Air, Pengolahan
3,936.0
4,239.8
4,530.4
4,885.7
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
Konstruksi
509,217.5
587,800.0
683,216.8
780,589.1
Reparasi Mobil dan Sepeda
669,311.9
753,644.2
831,465.8
913,413.8
Motor
Transportasi dan Pergudangan
749,033.8
859,917.4
987,375.3
1,150,213.5
Penyediaan Akomodasi dan
48,270.0
53,592.3
59,054.0
64,824.7
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
345,377.3
402,681.6
433,102.5
496,773.1
Jasa Keuangan dan Asuransi
120,703.1
139,150.8
153,953.4
168,854.0
Real Estate
54,025.8
58,374.3
66,036.1
75,921.5
Jasa Perusahaan
4,919.4
5,434.0
5,984.6
6,508.5
Administrasi Pemerintahan,
404,320.1
450,108.9
498,106.1
543,731.9
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan
172,545.7
196,238.7
233,542.8
265,726.8
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
78,121.4
92,537.9
105,442.5
116,849.7
Sosial
Jasa Lainnya
62,574.7
69,257.6
81,888.2
92,216.6
Jumlah
6,869,853.3
7,639,253.1
8,451,261.3
9,545,353.4
Sumber : PDRB Kabupaten Solok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2015
Rata-rata
2011 - 2014
3,280,969.2
473,497.6
440,494.0
1,584.1
4,398.0
640,205.9
791,958.9
936,635
56,435.3
4,19,483.6
145,665.3
63,589.4
5,711.6
474,066.8
217,013.5
98,237.9
76,484.3
8,126,430.3
Selanjutnya sektor transportasi dan pergudangan merupakan sektor kedua yang terbesar
(setelah sektor pertanian) yang menghasilkan nilai tambah dalam PDRB Kabupaten Solok
yakni sebesar Rp. 81,15 triliun pada tahun 2014. Jika dibandingkan dengan nilai tambah
yang dihasilkan pada tahun 2013, sektor transportasi dan pergudangan mengalami
peningkatan sebesar Rp. 170 milyar.
Sementara itu, sektor Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menjadi sektor ketiga terbesar
dalam menghasilkan nilai tambah dalam perekonomian Kabupaten Solok. Pada tahun
2014 sektor Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menghasilkan nilai tambah sebesar Rp.
913,41 milyar, sementara pada tahun 2013 sektor Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 831,46 milyar. Dengan demikian sektor Peng
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor selama tahun 2011 meningkat sebesar sebesar Rp.
95,79 milyar dibandingkan dengan nilai tambah pada tahun 2010.
BAB II - 19
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Gambar 2.3. PDRB Kabupaten Solok Tahun 2014
Sedangkan sektor listrik dan air bersih masih merupakan sektor ekonomi yang terendah
baik dari segi kontribusinya maupun peningkatan yang dicapai pada tahun 2014 yakni
sebesar Rp. 1.74 milyar pada tahun 2013 sebesar Rp. 1,58 atau hanya meningkat sekitar
Rp. 160 Juta Rupiah.
Sementara itu, jika dilihat perkembangan perekonomian Kabupaten Solok selama periode
2011 – 2014 rata-rata PDRB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan seluruh sektor
usaha di Kabupaten Solok adalah sekitar Rp. 8,12 triliun. Sementara itu, sektor pertanian
masih tetap memposisikan sebagai sektor yang paling besar dalam menghasilkan nilai
tambah dalam struktur PDRB Kabupaten Solok.
2.7.4
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Konstan 2000
Krisis global yang selama ini diributkan oleh sebagian orang tampaknya belum dapat
berpengaruh terhadap perekonomian Kabupaten Solok, karena pada dasarnya kegiatan
perekonomian di Kabupaten Solok masih sangat lemah korelasinya dengan kejadian
krisis yang akhir-akhir ini menimpa perekonomian dunia.
Kinerja perekonomian Kabupaten Solok yang dipresentasikan melalui Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Solok atas dasar harga konstan 2000 pada tahun
2014 masih mampu mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Berdasarkan hasil
perhitungan, nilai PDRB Kabupaten Solok atas dasar Harga Konstan Tahun 2000 pada
tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 7.67 triliun. Dibandingkan dengan nilai PDRB tahun
sebelumnya (2010) nilai yang dicapai selama Tahun 2011 sedikit mengalami kenaikan
BAB II - 20
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
dimana pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp. 7,28
triliun, sehingga selama tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar Rp. 390 milyar atau
sekitar 5,6 persen.
Tabel 2.15.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Perkembangan PDRB Kabupaten Solok Atas Dasar Konstan 2000
Tahun 2011 - 2014
Lapangan Usaha
2011
2012
2013
2014
Pertanian, Kehutanan dan
2,727,157.5
2,806,924.0
2,869,681.3
3,005,480.3
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
368,217.4
390,484.1
416,374.6
443,316.0
Industri Pengolahan
357,872.9
394,549.4
418,916.6
421,701.8
Pengadaan Listrik dan Gas
1,526.0
1,618.8
1,701.1
1,868.2
Pengadaan Air, Pengolahan
3,876.7
4,095.8
4,486.6
4,667.8
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
Konstruksi
469,017.3
515,601.5
573,031.3
608,762.8
Perdagangan Besar dan
624,748.6
683,705.4
742,196.7
790,995.7
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
696,317.0
766,216.2
840,140.5
924,693.2
Penyediaan Akomodasi dan
45,911.0
48,897.8
50,942.5
53,208.3
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
337,148.1
379,210.8
424,270.7
463,862.3
Jasa Keuangan dan Asuransi
113,017.7
123,277.6
132,194.6
136,567.4
Real Estate
52,564.9
55,137.0
58,274.9
61,514.5
Jasa Perusahaan
4,651.3
4,822.2
5,006.4
5,154.3
Administrasi Pemerintahan,
382,583.4
383,467.5
400,617.9
401,560.0
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan
166,042.7
181,441.7
196,998.3
212,058.3
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
73,239.7
80,823.2
87,393.6
93,322.2
Sosial
Jasa Lainnya
59,785.1
62,683.0
66,124.3
69,222.4
Jumlah
6,483,677.3
6,882,956.0
7,288,351.9
7,697,955.5
Sumber : PDRB Kabupaten Solok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2015
2.7.5
Rata-rata
2011 - 2014
2,852,310,8
404,598.0
398,260.2
1,678.5
4,281.7
541,603.2
710,411.6
806,841.7
49,739.9
401,123.0
126,264.3
56,872.8
4,908.6
392,057.2
189,135.3
83,694.7
64,453.7
7,088,235.2
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Solok
Peningkatan nilai tambah dari suatu proses kegiatan ekonomi menunjukkan adanya
perkembangan perekonomian suatu daerah. Pada sisi yang lain perkembangan ekonomi
dari tahun ke tahun berikutnya dapat dipresentasikan sebagai laju pertumbuhan ekonomi.
Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang dapat
menggambarkan sampai dimana keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode
waktu tertentu. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan
perekonomian sektor ekonomi tertentu. Untuk melihat laju pertumbuhan ekonomi yang riil
dan mengeliminir pengaruh dari perubahan harga, maka perlu disajikan PDRB atas dasar
harga konstan secara berkala.
BAB II - 21
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Perkembangan perekonomian Kabupaten Solok secara riil dapat dilihat dari kenaikan nilai
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000. Berdasarkan
hasil perhitungan, nilai PDRB Kabupaten Solok atas dasar Harga Konstan Tahun 2000
pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 7.67 triliun. Dibandingkan dengan nilai PDRB tahun
sebelumnya (2010) nilai yang dicapai selama Tahun 2011 sedikit mengalami kenaikan
dimana pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp. 7,28
triliun, sehingga selama tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar Rp. 390 milyar atau
sekitar 5,6 persen.
Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik selama tahun 2014 diakibatkan adanya
beberapa sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan yang lebih pesat dan sekaligus
kontribusinya relatif cukup tinggi. Namun, bila menelaah lebih lanjut sampai sub sektor
ekonomi maka akan terlihat laju pertumbuhan masing-masing sub sektor ekonomi relatif
cukup bervariasi.
Sektor pertanian selama tahun 2014 menghasilkan nilai tambah terbesar dalam struktur
perekonomian Kabupaten Solok yang dipresentasikan melalui PDRB Atas dasar Harga
Berlaku. Demikian juga halnya nilai tambah sektor Pertanian yang terjadi di dalam PDRB
atas dasar harga konstan 2000. Sektor Pertanian selama tahun 2014 mampu tumbuh
sebesar 4.73 persen. Pertumbuhan yang dicapai oleh sektor pertanian tersebut lebih
rendah dibandingkan dengan pertumbuhan yang dialami pada tahun 2010 dimana pada
tahun 2013 sektor pertanian hanya mampu tumbuh sebesar 2.24 persen. Bahkan bila
dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu 2011 –
2014 pertumbuhan sektor pertanian di tahun 2011 masih cenderung lebih kecil.
Tabel 2.16 Pertumbuhan Sektor Ekonomi di Kabupaten Solok
Tahun 2011 – 2014
No
URAIAN
2011
2012
2013
2014
1
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengolahan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Real Estate
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
4.26
2.92
2.24
4.73
Rata-rata
2011 - 2014
3.54
5.46
5.67
0.02
0.06
5.53
5.67
0.02
0.06
5.83
5.52
0.02
0.05
6.33
4.95
0.02
0.05
5.79
5.5
0.02
0.055
7.41
9.74
7.69
9.87
8.08
9.84
8.18
9.57
3.84
9.75
10.90
0.70
11.26
0.70
11.68
0.70
12.05
0.68
11.47
0.69
5.03
1.76
0.79
0.07
5.89
5.27
1.82
0.76
0.07
5.89
5.12
1.82
0.78
0.07
5.89
5.20
1.77
0.80
0.07
5.70
5.16
1.79
0.78
0.07
5.84
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
BAB II - 22
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Wajib
Jasa Pendidikan
2.51
2.57
2.76
2.78
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
1.14
1.21
1.25
1.22
Sosial
17 Jasa Lainnya
0.91
0.91
0.97
0.97
Jumlah
62.32
62.22
62.62
65.07
Sumber : PDRB Kabupaten Solok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2015
15
16
2.66
1.21
0.94
63.06
Sama halnya dengan sektor pertanian, sektor lain yang mengalami pertumbuhan adalah
Transportasi dan Pergudangan yang mengalami pertumbuhan sebesar 12.05 persen
pada tahun 2014. Pertumbuhan yang dicapai oleh sektor perdagangan, Hotel dan
Restoran pada tahun 2014 relatif lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan yang
dicapai pada tahun 2013 yang mampu tumbuh sebesar 0.37 persen.
Sedangkan sektor ekonomi lain yang mengalami pertumbuhan yang lebih baik
dibandingkan tahun sebelumnya adalah sektor informasi dan komunikasi dimana selama
tahun 2014 sektor informasi dan komunikasi dapat mencapai pertumbuhan sebesar 5.20
persen. Pertumbuhan yang dicapai sektor jasa-jasa selama tahun 2011 relatif lebih besar
dibandingkan dengan pertumbuhan yang dicapai pada tahun 2013 yang mampu tumbuh
sebesar 5.12 persen.
Sementara itu, kegiatan sektor ekonomi selama tahun 2014 pada umumnya mengalami
pertumbuhan yang relatif cukup tinggi dari pertumbuhan yang dicapai pada tahun
sebelumnya (2013). Sektor pertanian selama tahun 2014 mengalami peningkatan
terbesar sebesar 4.73 persen sedangkan pada tahun 2013 sektor ini hanya tumbuh
sebesar 2,24 persen.
Lemahnya sektor pertanian karena banyaknya area pertanian yang berubah fungsi
menjadi daerah perumahan dan permukiman, sehingga mempengaruhi jumlah
produktivitas hasil pertanian di Kabupaten Solok.
Demikian juga halnya dengan sektor Listrik dan Air Bersih dimana pada tahun 2014 tidak
mengalami peningkatan dimana peningkatan sebesar 0.02 persen padahal pada tahun
2013 sektor ini juga mengalai pertumbuhan sebesar 0.02 persen. Sektor jasa perusahan
juga tidak mengalami peningkatan dimana pada tahun 2014 hanya mengalami
peningkatan sebesar 0.07%. Sebaliknya dengan sektor Industri Pengolahan mengalami
penurunan dimana pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5.52 persen sedangkan pada tahun
2014 turun menjadi 4.97 persen.
2.8 PROFIL SOSIAL DAN BUDAYA
Masyarakat Kabupaten Solok mempunyai budaya Minangkabau dan budaya Islam,
campuran kedua budaya tersebut yang mewarnai kehidupan masyarakat Solok. Budaya
Minangkabau sebagai budaya asli dan budaya Islam masuk bersama ajaran agama
Islam.
Ciri-ciri budaya Minangkabau adalah semangat gotong-royong, toleransi, ikatan
kekerabatan yang kental. Pengaruh budaya islam dapat dilihat pada acara ritual
keagamaan yang hidup di masyarakat seperti selamatan, kenduri dan upacara lain. Bagi
BAB II - 23
RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
masyarakat Kabupaten Solok dan masyarakat Minangkabau secara umum terkenal
dengan pepatah Adat Bersandi Sarak, Sarak Bersandi Kitabullah.
Kondisi sosial budaya masyarakat Kabupaten Solok tidak lepas dari kondisi kesehatan
masyarakatnya, sebagai indikatornya adalah angka kematian bayi dan ibu, angka
kelahiran, angka kematian, umur harapan hidup dan sebagai indikator lainnya yang tidak
langsung adalah air bersih, pembuangan kotoran manusia, tempat permukiman atau
keadaan sanitasi pada umumnya.
Tabel 2.17 Pentahapan Keluarga Sejahtera Kabupaten Solok Tahun 2014
NO
KECAMATAN
1
Pantai Cermin
2
Lembah Gumanti
3
Hiliran Gumanti
4
Payung Sekaki
5
Tigo Lurah
6
PRA
SEJAHTERA SEJAHTERA
SEJAHTERA
I
II
SEJAHTERA SEJAHTERA JUMLAH
III
III PLUS
325
725
2.779
1.425
362
5.636
1.235
2.721
5.974
3.984
814
14.728
383
1.160
1.259
1.496
56
4.354
153
344
944
950
11
2.402
194
549
1.378
655
-
2.776
Lembang Jaya
2.068
2.241
1.645
1.244
128
7.326
7
Danau Kembar
583
1.257
1.651
1.655
39
5.185
8
Gunung Talang
814
2.041
3.377
6.176
356
12.764
9
Bukit Sundi
511
697
782
3.669
789
6.448
10
IX Koto Sungai Lasi
152
833
647
1.127
45
2.804
11
Kubung
1.327
2.450
2.811
7.568
548
14.704
12
X Koto Singkarak
590
1.346
2.373
4.177
320
8.806
13
Junjung Sirih
127
1.348
937
668
214
3.294
14
X Koto Diatas
393
1.003
1.418
2.493
40
5.347
8.855
18.715
Sumber: Kabupaten Solok Dalam Angka 2015
27.995
37.287
3.722
96.574
JUMLAH
BAB II - 24