DOCRPIJM b30f082ab5 BAB II2. Bab II Profil Kab Solok

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK

PROFIL KABUPATEN SOLOK

2.1 GAMBARAN GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH
Pemekaran wilayah Kabupaten Solok pada akhir tahun 2003 telah melahirkan satu
kabupaten baru yaitu Kabupaten Solok Selatan. Dengan terjadinya pemekaran ini
menyebabkan luas wilayah Kabupaten Solok mengalami pengurangan secara signifikan
dari semula 708.402 Ha (7.084.02 Km2) menjadi 373.800 Ha (3.738.00 Km2). Secara
geografis Kabupaten Solok saat ini terletak diantara 01°20’27’’ dan 01°21’39” Lintang
Selatan dan 100°25’00” dan 100°33’43” Bujur Timur.
Luas wilayah Kabupaten Solok ± 373.800 Ha yang terbagi dalam 14 kecamatan dengan
74 Nagari dan 414 Jorong. Kecamatan terluas yaitu Kecamatan Tigo Lurah dengan luas
602,5 KM2 atau 16,12 % dari luas Kabupaten Solok secara keseluruhan. Sedangkan
kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah Kecamatan Danau Kembar dengan luas
70,1 KM2 atau sekitar 1,86 % dari luas Kabupaten Solok. Adapun batas-batas wilayah
administrasi Kabupaten Solok adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Solok Selatan;
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang;

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.
Dilihat dari jumlah nagari yang ada, Kecamatan X Koto Sungai Lasi dan Kecamatan X
Koto Di Atas memiliki jumlah nagari terbanyak yaitu sebanyak 9 nagari, sedangkan
kecamatan yang memiliki jumlah nagari terkecil adalah Kecamatan Junjung Sirih, Danau
Kembar, dan Pantai Cermin sebanyak 2 nagari. Untuk lebih jelasnya, kondisi administratif
dan nagari di Kabupaten Solok dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

BAB II - 1

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Solok

BAB II - 2

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.1 Luas Kecamatan dan Jumlah Nagari dan Jorong di
Kabupaten Solok
No


Kecamatan

Luas (KM2)

Jumlah

Ibukota
Kecamatan

Nagari

Jorong

1

Pantai Cermin

366,00


Surian

2

28

2

Lembah Gumanti

459,72

Alahan Panjang

4

39

3


Hiliran Gumanti

263,28

Talang Babungo

3

20

4

Payung Sekaki

364,50

Kubang Nan Duo

3


11

5

Tigo Lurah

602,50

Batu Bajanjang

5

20

6

Lembang Jaya

99,90


Bukit Sileh

6

43

7

Danau Kembar

70,10

Simp. Tj. Nan IV

2

19

8


Gunung Talang

385,00

Talang

8

40

9

Bukit Sundi

109,00

Muara Panas

5


20

10

X Koto Sungai Lasi

171,00

Sungai Lasi

9

28

11

Kubung

192,00


Selayo

8

37

12

X Koto Singkarak

295,00

Singkarak

8

46

13


Junjung Sirih

102,50

Paninggahan

2

11

14

X Koto Diatas

257,00

Tanjung Balit

9


52

74

414

Total

3.738,00

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2015

2.2 PROFIL DEMOGRAFI
a. Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Bila diperhatikan jumlah penduduk di Kabupaten Solok dari tahun 2009 sampai tahun
2014 mengalami kenaikan yaitu dari 355.706 jiwa menjadi 361.095 jiwa, sekitar 5.389 jiwa
atau 898 jiwa per tahun. Berdasarkan data tahun 2014, terlihat bahwa Kecamatan
Kubung merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya yaitu sebesar 58.260
jiwa. Sedangkan untuk jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Payung
Sekaki yaitu 8.243 jiwa.

BAB II - 3

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.2 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Solok
Tahun 2009–2014
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No

Kecamatan
2009

2010

2011

2012

2013

2014

1.

Pantai Cermin

21,850

20.337

20.472

20.330

20.538

20.693

2.

Lembah Gumanti

51,310

53.178

54.464

56.121

56.554

56.983

3.

Hiliran Gumanti

15,997

16.053

16.280

15.444

16.593

16.718

4.

Payung Sekaki

8,930

8.027

8.093

8.105

8.181

8.243

5.

Tigo Lurah

9,265

9.574

9.709

9.833

9.918

9.993

6.

Lembang Jaya

26,840

25.752

26.038

26.183

26.429

26.629

7.

Danau Kembar

20,516

18.853

19.081

19.260

19.435

19.582

8.

Gunung Talang

42,758

46.738

47.399

48.351

48.764

49.133

9.

Bukit Sundi

24,035

22.827

23.035

23.028

23.253

23.428

10. IX Koto Sungai Lasi

10,875

9.671

9.689

9.502

9.605

9.678

11. Kubung

56,077

55.303

56.307

57.334

57.822

58.260

12. X Koto Diatas

22,461

18.461

18.264

17.472

17.703

17.836

13. X Koto Singkarak

34,919

31.686

31.816

31.140

31.744

31.984

14. Junjung Sirih

13,986

12.105

12.058

11.704

11.844

11.934

355,706

359,819

348.566

352.705

358.383

361.095

Kabupaten Solok

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2010-2015

Penyebaran penduduk relatif dipengaruhi oleh kecenderungan penduduk terkonsentrasi
pada tempat dimana akses terhadap faslilitas pelayanan kota dengan biaya transportasi
yang rendah merupakan pilihan utama penduduk dalam menentukan tempat tinggal.
Dalam hal ini, rendahnya nilai lahan tidak akan banyak memberikan daya tarik yang dapat
mempengaruhi minat penduduk untuk bertempat tinggal di lokasi-lokasi yang relatif masih
kosong, namun memiliki tingkat pelayanan prasarana dan sarana kota yang rendah.
Konsentrasi terbesar penduduk Kabupaten Solok tahun 2013 ini terdapat di Kec. Kubung
(16.13 %), Kec. Lembah Gumanti (15,78%), dan Kec.Gunung Talang (13,60%).
Sedangkan distribusi penduduk yang terendah ada di Kec. Payung Sekaki sebesar
(2,28%), diikuti oleh Kec. Tigo Lurah (2,75%), dan IX Koto Sungai Lasi (2,68%).

BAB II - 4

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kabupaten Solok pada tahun 2014 adalah sebesar 96,60 jiwa/km2.
Tipikal penyebaran pusat-pusat permukiman masih terkonsentrasi pada pusat
pengembangan ekonomi dan akses pelayanan perkotaan. Hal ini terlihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Kabupaten Solok Tahun 2014
No

Kecamatan

1.

Pantai Cermin

2.

Luas
Wilayah

Jumlah
Penduduk

(KM2)

(Jiwa)

Kepadatan
(Jiwa/KM2)

366

20.693

56.53

Lembah Gumanti

459,72

56.983

123.95

3.

Hiliran Gumanti

263,28

16.718

63.49

4.

Payung Sekaki

364,50

8.243

22.61

5.

Tigo Lurah

602,50

9.993

16.58

6.

Lembang Jaya

99,90

26.629

266.55

7.

Danau Kembar

70,10

19.582

279.34

8.

Gunung Talang

385,00

49.133

127.61

9.

Bukit Sundi

109,00

23.428

214.93

10.

IX Koto Sungai Lasi

171,00

9.678

56,59

11.

Kubung

192,00

58.260

303.44

12.

X Koto Diatas

257,00

17.836

69.40

13.

X Koto Singkarak

295,50

31.984

108.23

14.

Junjung Sirih

102,50

11.934

116.43

361.095

96.60

Kabupaten Solok

3,738.00

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2015

Bila diurutkan menurut tingkat kepadatan pada masing-masing kecamatan, maka dapat
disimpulkan bahwa, kepadatan penduduk di Kecamatan Kubung merupakan yang
tertinggi sebanyak 303.44 jiwa/Km2, disusul Kecamatan Danau Kembar sebesar 279.34
jiwa/Km2. Untuk kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk paling kecil adalah
Kecamatan Tigo Lurah 16.58 jiwa/Km2.

BAB II - 5

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
c. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk selama 5 tahun (2009 – 2014) tercatat semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya pembangunan yang giat dilaksanakan. Laju pertumbuhan
penduduk dari tahun 2009 – 2014 adalah sebesar 2.7 % yang berarti mengalami
pertumbuhan 0,45% per tahunnya.
Tabel 2.4 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Solok
Tahun 2009– 2014
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No

Kecamatan
2009

2010

2011

2012

2013

2014

Laju
Pertum
buhan
(%)

1.

Pantai Cermin

21,850

20.337

20.472

20.330

20.538

20.693

-0,162

2.

Lembah Gumanti

51,310

53.178

54.464

56.121

56.554

56.983

2,227

3.

Hiliran Gumanti

15,997

16.053

16.280

15.444

16.593

16.718

0,879

4.

Payung Sekaki

8,930

8.027

8.093

8.105

8.181

8.243

0,656

5.

Tigo Lurah

9,265

9.574

9.709

9.833

9.918

9.993

1,219

6.

Lembang Jaya

26,840

25.752

26.038

26.183

26.429

26.629

0,673

7.

Danau Kembar

20,516

18.853

19.081

19.260

19.435

19.582

0,874

8.

Gunung Talang

42,758

46.738

47.399

48.351

48.764

49.133

1,450

9.

Bukit Sundi

24,035

22.827

23.035

23.028

23.253

23.428

0,564

10.

IX Koto Sungai Lasi

10,875

9.671

9.689

9.502

9.605

9.678

-0,411

11.

Kubung

56,077

55.303

56.307

57.334

57.822

58.260

1,663

12.

X Koto Diatas

22,461

18.461

18.264

17.472

17.703

17.836

-1,845

13.

X Koto Singkarak

34,919

31.686

31.816

31.140

31.744

31.984

-0,080

14.

Junjung Sirih

13,986

12.105

12.058

11.704

11.844

11.934

-0,596

Kabupaten Solok

351,515

355,706

359,819

348.566

352.705

361.095

0.77

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka 2010-2015, dan Hasil Perhitungan

d. Struktur Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Pekerjaan
Penduduk Kabupaten Solok pada tahun 2014 sebanyak 361.095 jiwa dengan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 178.280 jiwa (49,37 %) dan penduduk perempuan sebanyak
182.815 jiwa (50,63 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 2.5.

BAB II - 6

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
di Kabupaten Solok Tahun 2014
NO

KECAMATAN

PENDUDUK (jiwa)

LUAS (Ha)
LAKI-LAKI

PEREMPUAN

JUMLAH

1

Pantai Cermin

36.600

10.159

10.534

20.693

2

Lembah Gumanti

45.972

28.616

28.366

56.983

3

Hiliran Gumanti

26.328

8.407

8.312

16.718

4

Payung Sekaki

36.450

4.141

4.103

8.243

5

Tigo Lurah

60.250

4.948

5.045

9.993

6

Lembang Jaya

9.990

13.213

13.416

26.629

7

Danau Kembar

7.010

9.773

9.809

19.582

8

Gunung Talang

38.500

24.372

24.761

49.133

9

Bukit Sundi

10.900

11.300

12.128

23.428

10

IX Koto Sungai Lasi

17.100

4.835

4.483

9.678

11

Kubung

19.200

28.807

29.453

58.260

12

X Koto Diatas

25.700

8.510

9.326

17.836

13

X Koto Singkarak

29.550

15.529

16.455

31.984

14

Junjung Sirih

10.250

5.671

6.263

11.934

373.800

178.280

182.815

361.095

JUMLAH

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka Tahun 2015

Sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan, penduduk Kabupaten Solok yang paling
dominan adalah sebagai petani dengan jumlah 78.467 jiwa atau 52.73 %. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat tabel 2.6.
Tabel 2.6 Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pekerjaan
di Kabupaten Solok Tahun 2014
No.

Lapangan Usaha

Jumlah
(jiwa)

Persentase (%)

1

Pertanian, kehutanan, perburuhan,
dan perikanan

643.88

41.55

2

Industri Pengolahan

4.527

2.92

3

Perdagangan Besar

31.200

20.13

4

Jasa kemasyarakatan

35.192

22.71

BAB II - 7

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK

5

Lainnya
Jumlah

19.664

12.69

154.971

100.00

Sumber: Kabupaten Solok Dalam Angka 2015

Sebagian penduduk Kabupaten Solok saat ini belum memiliki pekerjaan dan sedang
mencari-cari pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan peluang
yang ada. Jumlah pencari kerja yang terdata dapat dilihat dalam tabel 2.7
Tabel 2.7 Jumlah Pencari Kerja yang Mendaftarkan Diri
Dirinci menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Solok Tahun 2014
No

Tingkat Pendidikan
Ditamatkan

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

1

Tidak Tamat SD

-

-

-

2

SD

4

1

5

3

SLTP

17

9

26

4

SLTA

369

386

755

5

D-I / D-II

13

29

42

6

Sarjana Muda /D III

65

189

254

7

S-1

186

408

594

654

1022

1676

JUMLAH

Sumber: Kabupaten Solok Dalam Angka 2015

2.3 Gambaran Topografi
Kabupaten Solok mempunyai keadaan topografi yang cukup bervariasi, mulai dari dataran
tinggi hingga dataran yang relatif rendah di bagian utara, dengan ketinggian berkisar
antara 100 meter hingga di atas 1.000 meter dari permukaan air laut. Daerah dengan
ketinggian antara 300 sampai 500 meter diatas permukaan laut meliputi sekitar 37 %,
kawasan yang berada pada ketinggian 500 sampai 1.000 meter meliputi 34 % dan
kawasan yang berada pada ketinggian 1.000 sampai 1.700 meter meliputi sekitar 29 %
dari luas keseluruhan Kabupaten Solok. Ketinggian wilayah di Kabupaten Solok dapat
diklasifikasikan kedalam tiga kelas ketinggian, yaitu :
1.

Ketinggian antara 100 – 500 meter diatas permukaan air laut.
Tersebar di Kecamatan XI Koto Singkarak, Junjung Sirih, XI Koto Sungai Lasi,
Kecamatan Kubung, dan Bukit Sundi.

2.

Ketinggian antara 500 – 1.000 meter diatas permukaan air laut.
Tersebar di bagian Utara, yaitu Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Tigo Lurah,
Kecamatan Gunung Talang, dan Kecamatan X Koto Diatas.

BAB II - 8

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
3.

Ketinggian lebih dari 1.000 meter diatas permukaan air laut

Kondisi topografi tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :
1. Dataran antar perbukitan mempunyai sebaran secara memanjang berarah Barat Laut
- Tenggara di sekitar Singkarak, Kota Baru, Kota. Sebaran dari satuan ini menempati
lebih kurang sekitar 10% dari luas daerah kajian, dengan lereng datar – hampir datar
berkisar antara 0 % - 5 %. Satuan dataran antar perbukitan di apit oleh bukit-bukit
yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. Pola satuan ini mengikuti
pola patahan yang ada di sekitarnya, oleh karena itu terbentuknya satuan ini sangat
dimungkinkan akibat pergerakan patahan Sumatera, membentuk cekungan atau
Graben
2. Satuan bentang alam perbukitan termasuk dalam zona Pegunungan Bukit Barisan
yang secara umum mendominasi daerah kajian dengan sebaran sekitar 60 % dari
luas kajian. Satuan ini menempati paling dominan di seluruh wilayah Kabupaten Solok
elevasi antara 500 m – 1.000 m(dpl) kelerengan mulai morfologi agak curam dengan
kemiringan lereng berkisar 15 % - 40 %. Satuan ini menutupi sebagian wilayah
Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Hiliran Gumanti, bagian selatan wilayah
kecamatan Payung Sekaki serta sebagian selatan wilayah kecamatan X Koto Diatas.
3. Satuan bentang alam pegunungan tersebar hampir merata di wilayah perencanaan
dengan sebaran sekitar 30 % dari luas kajian meliputi kecamatan X Koto Singkarak,
kecamatan Kubung, kecamatan Talang, kecamatan X Koto diatas, kecamatan Tigo
Lurah dan kecamatan Lembang Gumanti. Satuan ini menempati elevasi > 1.000 m
(dpl) kelerengan mulai morfologi curam antara 40 % - 70 %. Daerah yang termasuk
dalam satuan bentang alam ini meliputi wilayah Gunung Gadut (1.859 m), Gunung
Sugirik (1.787 m) termasuk dalam Kecamatan X Koto Singkarak, sekitar daerah
Gunung Api Talang (2.591 m) Kecamatan Talang, Gunung Papan Kecamatan X Koto
Diatas, seluruh wilayah bagian Selatan Kecamatan Tigo Lurah dan wilayah Gunung
Boleng (2.560 m) Kecamatan Lembah Gumanti.
Sedangkan berdasarkan kemiringan, wilayah Kabupaten Solok dapat dibagi atas
beberapa klasifikasi yang didasarkan atas data Status Kehutanan Dinas Kehutanan
Provinsi Sumatera Barat tahun 2001 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.8 Klasifikasi Lereng di Kabupaten Solok
No

Klasifikasi Lereng

Lereng

Luas

Persentase Luas

(%)

(Ha)

(%)

1

Datar, Agak Landai

0–8

84.642,97

22,64

2

Landai

8 – 15

90.005,35

24,08

3

Agak Curam

15 – 25

118.176,04

31,61

4

Curam

25 – 40

70.286,53

18,80

5

Sangat Curam

> 40

10.689,11

2,86

Sumber : Hasil Analisis Peta, 2010

BAB II - 9

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Gambar 2.2. Peta Topografi dan Peta Kemiringan Lahan

BAB II - 10

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Berdasarkan kondisi kemiringan lereng di atas, maka dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Kemiringan 0 – 8% (datar), terkonsentrasi di beberapa tempat yang mencakup
sebagian Kecamatan X Koto Diatas, X Koto Singkarak, Kubung, Bukit Sundi, Gunung
Talang, Payung Sekaki, Danau Kembar, dan Lembah Gumanti.
2. Kondisi kemiringan 8 – 15% (datar s/d landai), yang terkonsentrasi di semua
kecamatan yang ada di Kabupaten Solok.
3. Kondisi kemiringan 15 – 25% (agak curam), yang menyebar secara merata di semua
kecamatan.
4. Kondisi kemiringan 25 – 40% (curam), yang terkonsentrasi di semua kecamatan yang
ada di Kabupaten Solok khususnya pada daerah Barat dan Selatan.
5. Lahan dengan kemiringan > 40% (sangat curam), tersebar secara merata di setiap
kecamatan yang ada di Kabupaten Solok dan lebih terkonsentrasi pada daerah
Bagian Barat dan Selatan.
Komponen kelerengan diatas 40 % ini menjadikan tantangan bagi Pemerintah Kabupaten
Solok untuk mengembangkan wilayahnya. Dengan kelerengan sangat curam ini, maka
banyak lokasi di Kabupaten Solok yang terancam bahaya tanah longsor dan erosi yang
intensif. Menurut data dari Dinas Pertambangan Propinsi Sumatera Barat sedikitnya ada 5
Kecamatan yaitu Kecamatan Gunung Talang, Lembah Gumanti, Lembang Jaya, IX Koto
Sungai Lasi dan X Koto Singkarak yang di dalam areanya terdapat lokasi-lokasi rawan
erosi, bencana tanah longsor berupa jatuhan, nendatan, badan jalan longsor, badan jalan
amblas, jatuhan akibat aktivitas penambangan.
2.4 Gambaran Geohidrologi
Hidrologi merupakan kondisi tata air yang ada pada suatu wilayah. Kondisi hidrologi suatu
kawasan sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan, jenis batuan, jenis tanah serta
tingkat kelerengan (faktor internal) dan kondisi tutupan lahan (kondisi internal). Kondisi
hidrologi yang ada di Kabupaten Solok dapat dikatakan sangat baik. Dengan pola aliran
pada umumnya adalah bersifat dendritik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sumber air
baik yang berupa air permukaan maupun mata air dan air tanah, yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
a.

Air Permukaan
Keadaan air permukaan sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi, jenis batuan dan
material penyusun tanah, penggunaan lahan, curah hujan dan aktifitas manusia.
Masing-masing wilayah morfologi yang berbeda mempunyai kondisi air permukaan
yang berbeda pula. Potensi air permukaan sebagian besar berasal dari berbagai
mata air yang banyak terdapat di kawasan ini dan mengalir malalui sungai-sungai
kecil dengan membentuk pola aliran yang berbentuk dendritik dan karena sifat hujan
orografisnya yang tinggi memungkinkan kondisi sungai untuk mengalir sepanjang
tahun sehingga daerah ini tidak akan mengalami kekurangan air sepanjang tahun
kecuali jika lingkungan daerah hulu sungai dan peresapannya mengalami kerusakan,
seperti adanya aktivitas penggundulan hutan. Sebagian besar wilayah Kabupaten

BAB II - 11

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Solok merupakan bagian dari dua Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalr ke arah
timur yatu DAS Agam Kuantan – Indragiri dan DAS Batang Hari.
Tabel 2.9 Jumlah Sungai di Kabupaten Solok
No
1

2

Kecamatan
Pantai Cermin

Lembah Gumanti

Nama Sungai

Lokasi

Batang Lolo

Lolo

Batang Indarung

Surian

Batang Kulembah

Surian

Batang Kayu Manang

Surian

Batang Gumanti

Alahan Panjang
Lembah Gumanti

Batang Hari

Sangir
Sungai Pagu

3

4

5

Payung Sekaki

Tigo Lurah

Batang Kipat

Air Luo

Batang Luo

Air Luo

Batang Pelangki

Tigo Lurah

Batang Kapujan

Batu Bajanjang

Lembang Jaya

Lembang Jaya
Batang Lembang

Bukit Sundi
Kubung
X Koto Singkarak

6

Gunung Talang

Batang Talang

Talang

Batang Barus

Lubuk Salasih

7

Bukit Sundi

Batang Air Halim

Kinari

8

X Koto Sungai Lasi

Sungai Lasi

Sungai Lasi

Batang Pamo

Pianggu

Batang Lawas
9

10

Kubung

X Koto Singkarak

Lembah Gumanti
Payung Sekaki

Air Ganting

Gantung Ciri

Sungai Saring

Koto Hilalang

Air Gawan

Selayo

Batang Inang

Tanjung Bingkung

Air Kuek

Saning Bakar

BAB II - 12

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK

No

11

12

Kecamatan

Junjung Sirih

X Koto Diatas

Nama Sungai

Lokasi

Air Sumani

Sumani

Air Paninggahan

Paninggahan

Air Muara Pingai

Muara Pingai

Batang Katialo

Katialo Tj. Balik

Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2015

Selain sungai, Kabupaten Solok juga mempunyai Danau yang terdiri-dari :
1. Danau Diatas yang berada di Kecamatan Lembah Gumanti dan Kecamatan Danau
Kembar;
2. Danau Dibawah yang berada di Kecamatan Danau Kembar;
3. Danau Talang yang berada di Kecamatan Danau Kembar;
4. Danau Singkarak yang berada di Kecamatan X Koto Singkarak dan Kecamatan
Junjung Sirih. Danau ini juga terdapat pada wilayah administrasi Kabupaten Tanah
Datar.
Tabel 2.10. Jumlah Danau di Kabupaten Solok
No
1

Nama Danau
Danau Diatas

Kecamatan
Lembah Gumanti

Panjang
(KM)

Lebar
(KM)

Luas
(KM2)

6,25

2,75

17,2

Danau Kembar
2

Danau Dibawah

Danau Kembar

5,62

3,00

16,9

3

Danau Talang

Gunung Talang

1,5

0,88

1,3

4

Danau Singkarak

X Koto Singkarak

20,75

6,25

129,7

Junjung Sirih
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2014

b.

Mata Air

Dari kondisi alam yang terdapat di Kabupaten Solok banyak dijumpai mata air yang
berasal dari lembah atau kaki perbukitan. Hal ini disebabkan adanya lapisan batuan yang
kedap air dibawahnya yang mengalami peregangan tidak terus ke dalam melainkan ke
arah lateral dan muncul di kaki tebing (lembah) atau kaki perbukitan sebagai mata air.
Adanya mata air dapat dimanfaatkan menjadi cadangan sumber air bersih.
Menurut jenisnya (Todd, 1995) mata air di Kabupaten Solok dapat digolongkan menjadi
tiga jenis yaitu :
1. Mata air depresi (deppresion springs) terbentuk karena permukaaan tanah memotong
muka air tanah.
2. Mata air rekahan/ struktur sesar (fracture/fault springs), muncul dari struktur rekahan
atau jalur sesar.

BAB II - 13

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
3.

Mata air kontak (contact springs), muncul pada kontak batuan yang bersifat
impermiable (batuan tersier) dan permeable (batuan kwarter).

Secara keseluruhan, pemanfaatan sumber mata air di Kabupaten Solok belum optimal
dimanfaatkan. Pemanfaatan sumber mata air yang ada selama ini, sebagian besar
dikelolah/dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Solok, seperti
di Kecamatan Kubung, Nagari Selayo dan Nagari Gaung. PDAM juga memanfaatkan
sumber mata air di Kecamatan X Koto Diatas Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto
Singkarak Nagari Kacang dan Koto Sani dan Nagari Koto Anau, Kecamatan Lembang
Jaya.
c.

Air Tanah

Keberadaan air tanah dipengaruhi oleh faktor hujan, luas dan kondisi daerah peresapan,
sifat kelulusan bahan permukaan dan batuan yang terdapat di bawahnya serta morfologi.
Potensi air tanah bebas yang cukup besar dapat dijumpai di sekitar Kota Solok dan Muara
Labuh yang berkisar antara 1-3 meter dibawah permukaan air tanah.
Sedangkan di wilayah lainnya relatif berkedudukan dalam, yaitu berkisar antara 5-15
meter dibawah permukaan air tanah, kecuali sekitar daerah lembah yang agak lebar
dengan air tanahnya yang dangkal.
2.5 Gambaran Geologi
Berdasarkan faktor pembentuk tanah yaitu batuan induk, topografi, umur, iklim, dan
vegetasi, maka Kabupaten Solok memiliki beberapa jenis tanah sebagai berikut :
1. Jenis tanah andosol, dengan ciri umum berasal dari bahan induk abu vulkan.
Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/ tahun
tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas kerucut vulkan pada
ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga
hitam. Daerah sebaran jenis tanah ini terdapat di Kecamatan X Koto Diatas, X Koto
Singkarak, Kubung, Gunung Talang, Lembang Jaya, Bukit Sundi, Payung Sekaki,
Danau Kembar, Gumanti, dan Pantai Cermin dengan luas sebesar 64.310,05 HA.
2. Jenis tanah Gleisol/Hidromorf Kelabu, mempunyai sifat umum berupa tidak peka
terhadap erosi, perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi
yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna
kelabu hingga kekuningan. Jenis tanah gleisol ini tersebar di Kecamatan Junjung
Sirih, X Koto Singkarak, Bukit Sundi, dan Lembah Gumanti dengan luas keseluruhan
sebesar 7.975,95 HA.
3. Jenis tanah Kambisol/Latosol, jenis tanah ini umumnya tersebar di daerah beriklim
basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–
1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses
pelapukan lanjut, serta agak peka terhadap erosi. Jenis tanah kambisol ini terdapat di
seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Solok kecuali di Kecamatan Lembang
Jaya. Luas keseluruhan jenis tanah ini adalah sebesar 209.691,55 HA.
4. Jenis tanah Mediteran/Tanah Kapur, berasal dari batuan kapur keras (limestone).
Penyebaran di daerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan

BAB II - 14

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah
mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut ”Terra Rossa”.dan
mempunyai kepekaan sedang terhadap erosi, tersebar di Kecamatan Junjung Sirih, X
Koto Singkarak, dan Kecamatan X Koto Diatas dengan luas sebesar 9.286,62 HA.
5. Jenis tanah Podsolik, berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim
basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/ tahun. Tekstur lempung
hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warna merah, dan kering. serta
mempunyai tingkat kepekaan terhadap erosi yang peka dengan sebaran meliputi
Kecamatan Junjung Sirih, X Koto Singkarak, X Koto Diatas, IX Koto Sungai Lasi,
Payung Sekaki, dan Kecamatan Tigo Lurah. Jenis tanah podsolik ini mempunyai luas
sebesar 74.859,99 HA.
Tabel 2.11 Sebaran Jenis Tanah Pada Tiap Wilayah Kecamatan
di Kabupaten Solok
No

Jenis Tanah

1

Andosol

2

Gleisol

3

Kambisol

4
5

Mediteran
Podsolik

Sebaran Lokasi (Kecamatan)
X Koto Diatas, X Koto Singkarak, Kubung, Gunung
Talang,
Lembang Jaya, Bukit Sundi, Payung
Sekaki, Danau Kembar,
Lembah Gumanti, dan
Pantai Cermin
Junjung Sirih, X Koto Singkarak, Kubung, Bukit
Sundi, dan Lembah Gumanti
Seluruh kecamatanyang ada di Kabupaten Solok
kecuali di Kecamatan Lembang Jaya
Junjung Sirih, X Koto Singkarak, danX Koto Diatas
Junjung Sirih, X Koto Singkarak, X Koto Diatas, IX
Koto Sungai Lasi, Payung Sekaki, dan
KecamatanTigo Lurah

Luas
(HA)
64.310,05

7.975,95
209.691,55
9.286,62
74.859,99

Sumber : Buku Analisa dan Data RTRW Kabupaten Solok Tahun 2012-2031

Kabupaten Solok merupakan daerah yang rawan bencana alam. Bencana alam sering
terjadi di beberapa kecamatan yang mengakibatkan banyaknya kerusakan di beberapa
tempat. Bencana yang sering terjadi meliputi erosi, gerakan tanah, banjir, bahaya gunung
berapi, dan gempa.
a. Erosi.
Erosi pada umumnya terjadi pada daerah perbukitan dan tebing sungai terutama pada
hari hujan, terarah dan sebahagian besar akan mengalir deras pada permukaan tanah
lapis demi lapis pada tanah penutup seperti:
Daerah perladangan / lahan berlereng dengan kemiringan 25 %
b. Gerakan Tanah
Gerakan tanah disebabkan oleh sesar atau lipatan yang ada pada Kabupaten Solok.
Gerakan tersebut terjadi disekitar lereng yang bersungai dan terjal serta bahan

BAB II - 15

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
pelapukan yang gembur. Sehingga curah hujan yang tinggi akan memacu lebih cepat
terjadinya gerakan tanah. Berdasarkan letak Kabupaten Solok yang berada pada
daerah patahan semangka dan berdasarkan identifikasi dari gerakan tanah, maka
dapat dibedakan atas jenis gerakan tanah longsoran, aliran, dan Lawine.
Secara tektonik kedudukan Kabupaten Solok yang termasuk dalam lempeng benua
Asia yang ditunjam lempeng samudera Hindia di Pantai Barat Sumatera. Penunjaman
kedua lempeng tersebut menghasilkan beberapa patahan aktif di daratan Sumatera
berupa Patahan Besar Sumatera, yang dikenal sebagai patahan Semangko.
Patahan aktif Semangko pada lokasi perencanaan merupakan patahan utama yang
memanjang pada ruas Kecamatan Pantai Cermin, Danau Diatas, Danau Dibawah ke
Utara sampai Danau Singkarak dan membentuk graben Kota Solok merupakan
bagian dari patahan aktif sepanjang Sumatera. Jalur patahan – patahan aktif di
Kabupaten Solok melintasi mulai dari Kecamatan Pantai Cermin terus ke Utara
melewati Kecamatan Lembah Gumanti, Danau Diatas – Danau Dibawah Kecamatan
Lembang Jaya, Kecamatan Bukit Sundi, Kecamatan X Koto Singkarak terus ke Danau
Singkarak. Akibat pergerakan patahan aktif utama timbul patahan aktif ikutan lain
yang berdimensi lebih kecil sejajar dengan jalur patahan utama (Sumatera) tersebar di
Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Kubung sedikit di Kecamatan Hiliran
Gumanti, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Payung Sekaki terus ke Utara. Jalur
gempa utama di Kabupaten Solok berada pada sepanjang jalur patahan Sumatera
yang melintasi Kabupaten Solok. Bila terjadi pelepasan energi yang terjadi di
Samudera Hindia dengan kekuatan > 7 SR, maka akan sangat berpotensi
menghasilkan gempa sepanjang patahan tersebut.
c. Banjir
Banjir disebabkan oleh curah hujan yang megaliri sungai-sungai besar seperti Batang
Lembang dan Batang Sumani, serta letak kawasan tertentu pada posisi cekungan.
Bahaya banjir sering terjadi di Kecamatan Kubung, IX Koto Sungai Lasi dan
Kecamatan Junjung Sirih.
d. Bahaya Gunung Berapi dan Gempa
Aktivitas gunung berapi ( Gunung TalanG ) sangat berpengaruh terhadap terjadinya
bahaya gempa, disamping gempa tektonik.

2.6 Gambaran Klimatologi
Berdasarkan klasifikasi aldemen, Wilayah Kabupaten Solok termasuk kedalam iklim C, D,
dan E dengan curah hujan rata-rata adalah 2.013 mm dan hampir merata setiap tahun.
Pada tahun 2014 banyaknya hari hujan antara 126 – 232 dengan curah hujan berkisar
antara 1.185 – 2.713 mm. Daerah bagian utara mempunyai curah hujan lebih rendah
dibandingkan dengan wilayah bagian tengah dan selatan. Bulan yang paling rendah curah
hujannya yaitu Bulan Juli sementara itu bulan yang paling banyak curah hujan nya terjadi
pada Bulan November sampai Februari.

BAB II - 16

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel. 2.12 Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan
Menurut Kecamatan Tahun 2014
No.

Kecamatan

Banyak Hari Hujan
(Hari)

Curah Hujan
(mm)

1

Pantai Cermin

230

2060

2

Lembah Gumanti

221

2601

3

Hiliran Gumanti

184

1334

4

Payung Sekaki

165

2040

5

Tigo Lurah

195

2713

6

Lembang Jaya

213

2396

7

Danau Kembar

232

2368

8

Gunung Talang

215

2240

9

Bukit Sundi

168

2144

10

IX Koto Sungai Lasi

126

1706

11

Kubung

232

1818

12

X Koto Singkarak

187

1889

13

Junjung Sirih

129

1682

14

X Koto Diatas

187

1185

192

2013

Rata-rata
Sumber : Kabupaten Solok dalam angka 2015

2.7 KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI
2.7.1

Tingkat Pendidikan Masyarakat
Tingkat pendidikan di Kabupaten Solok dan Provinsi Sumatera Barat pada
umumnya masih belum terlalu baik karena berdasarkan data rata-rata lama
sekolah Provinsi Sumatera Barat baru pada angka 8.6, begitu pula dengan angka
rata-rata lama sekolah di Kabupaten Solok yang juga masih pada angka 8,6
dengan kata lain rata-rata penduduk di Sumatera Barat tingkat pendidikannya
hanya sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP).

2.7.2

Kemiskinan
Berdasarkan data survei yang dilakukan oleh Bappeda Kabupaten Solok pada
tahun 2013 sampai dengan 2014, angka kemiskinan di Kabupaten Solok masih
cukup tinggi, seperti yang tergambar pada tabel berikut ini:

BAB II - 17

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.13. Jumlah KK Miskin per Kecamatan di Kabupaten Solok
Tahun 2013
No
Kecamatan
Miskin
Rentan
Sangat
Miskin
Miskin
1
Pantai Cermin
721
843
51

1,615

2
3

Lembah Gumanti
Hiliran Gumanti

1,975
607

1,230
1,090

13
101

3,218
1,798

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Payung Sekaki
Tigo Lurah
Lembang Jaya
Danau Kembar
Gunung Talang
Bukit Sundi
IX Koto Sungai Lasi
Kubung
X Koto Singkarak
X Koto Diatas
Junjung Sirih
Total

129
69
1,135
805
1,230
517
404
1,559
1,321
876
415
11,763

551
1,310
1,328
600
2,165
783
457
1,162
1,795
1,000
692
15,006

5
66
39
17
140
49
12
28
118
29
50
718

685
1,445
2,502
1,422
3,535
1,349
873
2,749
3,234
1,905
1,157
27,487

Total

Sumber: Bappeda Kab Solok, 2015

2.7.3

Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Potensi perekonomian di Kabupaten Solok yang paling menonjol adalah sektor pertanian
dan perkebunan karena didukung oleh letak geografis wilayahnya. Selain sektor
pertanian, sektor yang mendukung perekonomian Kabupaten Solok adalah sektor
industri, perdagangan dan jasa-jasa.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Solok atas dasar harga berlaku
pada tahun 2014 sebesar 9.5 triliun rupiah. Dibandingkan dengan nilai PDRB pada Tahun
2013 yang mencapai 8.5 triliun rupiah, berarti selama tahun 2011 terdapat kenaikan
sebesar Rp. 1 (satu) milyar rupiah. Kenaikan nilai PDRB atas dasar harga berlaku belum
tentu mencerminkan kenaikan produktivitas sektor ekonomi secara riil, karena kenaikan
ini masih mengandung faktor perubahan harga (infasi).
Bila ditelaah menurut sektor ekonomi/lapangan usaha, secara keseluruhan kegiatan
perekonomian di Kabupaten Solok menunjukkan adanya peningkatan yang cukup
bervariasi. Kabupaten Solok yang merupakan wilayah agraris memposisikan sektor
pertanian sebagai sektor ekonomi andalan dengan nilai tambah sekitar Rp. 3,34 triliun
rupiah pada tahun 2014 dan sebesar Rp. 3,78 triliun rupiah pada tahun 2011. Selain itu,
sektor pertanian juga merupakan sektor pertama yang paling besar peningkatannya
diantara sektor ekonomi lainnya. Jika dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkan
sektor pertanian pada tahun 2013 kenaikan nilai tambah yang dihasilkan sebesar
Rp.81,95 Milyar.

BAB II - 18

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 2.14. Perkembangan PDRB Kabupaten Solok Atas Dasar Berlaku
(miliar rupiah) Tahun 2011 – 2014
No
1
2
3
4
5

6
7
8
9
10
11
12
13
14

15
16
17

Lapangan Usaha

2011

2012

2013

2014

Pertanian, Kehutanan dan
2,881,780.8
3,109,549.6
3,346,423.5
3,786,122.8
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
374,858.6
422,249.9
492,658.3
604,223.4
Industri Pengolahan
389,349.2
432,981.1
466,893.3
472,752.5
Pengadaan Listrik dan Gas
1,508.0
1,495.0
1,587.7
1,745.8
Pengadaan Air, Pengolahan
3,936.0
4,239.8
4,530.4
4,885.7
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
Konstruksi
509,217.5
587,800.0
683,216.8
780,589.1
Reparasi Mobil dan Sepeda
669,311.9
753,644.2
831,465.8
913,413.8
Motor
Transportasi dan Pergudangan
749,033.8
859,917.4
987,375.3
1,150,213.5
Penyediaan Akomodasi dan
48,270.0
53,592.3
59,054.0
64,824.7
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
345,377.3
402,681.6
433,102.5
496,773.1
Jasa Keuangan dan Asuransi
120,703.1
139,150.8
153,953.4
168,854.0
Real Estate
54,025.8
58,374.3
66,036.1
75,921.5
Jasa Perusahaan
4,919.4
5,434.0
5,984.6
6,508.5
Administrasi Pemerintahan,
404,320.1
450,108.9
498,106.1
543,731.9
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan
172,545.7
196,238.7
233,542.8
265,726.8
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
78,121.4
92,537.9
105,442.5
116,849.7
Sosial
Jasa Lainnya
62,574.7
69,257.6
81,888.2
92,216.6
Jumlah
6,869,853.3
7,639,253.1
8,451,261.3
9,545,353.4
Sumber : PDRB Kabupaten Solok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2015

Rata-rata
2011 - 2014
3,280,969.2
473,497.6
440,494.0
1,584.1
4,398.0

640,205.9
791,958.9
936,635
56,435.3
4,19,483.6
145,665.3
63,589.4
5,711.6
474,066.8

217,013.5
98,237.9
76,484.3
8,126,430.3

Selanjutnya sektor transportasi dan pergudangan merupakan sektor kedua yang terbesar
(setelah sektor pertanian) yang menghasilkan nilai tambah dalam PDRB Kabupaten Solok
yakni sebesar Rp. 81,15 triliun pada tahun 2014. Jika dibandingkan dengan nilai tambah
yang dihasilkan pada tahun 2013, sektor transportasi dan pergudangan mengalami
peningkatan sebesar Rp. 170 milyar.
Sementara itu, sektor Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menjadi sektor ketiga terbesar
dalam menghasilkan nilai tambah dalam perekonomian Kabupaten Solok. Pada tahun
2014 sektor Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menghasilkan nilai tambah sebesar Rp.
913,41 milyar, sementara pada tahun 2013 sektor Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 831,46 milyar. Dengan demikian sektor Peng
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor selama tahun 2011 meningkat sebesar sebesar Rp.
95,79 milyar dibandingkan dengan nilai tambah pada tahun 2010.

BAB II - 19

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK

Gambar 2.3. PDRB Kabupaten Solok Tahun 2014
Sedangkan sektor listrik dan air bersih masih merupakan sektor ekonomi yang terendah
baik dari segi kontribusinya maupun peningkatan yang dicapai pada tahun 2014 yakni
sebesar Rp. 1.74 milyar pada tahun 2013 sebesar Rp. 1,58 atau hanya meningkat sekitar
Rp. 160 Juta Rupiah.
Sementara itu, jika dilihat perkembangan perekonomian Kabupaten Solok selama periode
2011 – 2014 rata-rata PDRB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan seluruh sektor
usaha di Kabupaten Solok adalah sekitar Rp. 8,12 triliun. Sementara itu, sektor pertanian
masih tetap memposisikan sebagai sektor yang paling besar dalam menghasilkan nilai
tambah dalam struktur PDRB Kabupaten Solok.

2.7.4

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Konstan 2000

Krisis global yang selama ini diributkan oleh sebagian orang tampaknya belum dapat
berpengaruh terhadap perekonomian Kabupaten Solok, karena pada dasarnya kegiatan
perekonomian di Kabupaten Solok masih sangat lemah korelasinya dengan kejadian
krisis yang akhir-akhir ini menimpa perekonomian dunia.
Kinerja perekonomian Kabupaten Solok yang dipresentasikan melalui Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Solok atas dasar harga konstan 2000 pada tahun
2014 masih mampu mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Berdasarkan hasil
perhitungan, nilai PDRB Kabupaten Solok atas dasar Harga Konstan Tahun 2000 pada
tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 7.67 triliun. Dibandingkan dengan nilai PDRB tahun
sebelumnya (2010) nilai yang dicapai selama Tahun 2011 sedikit mengalami kenaikan

BAB II - 20

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
dimana pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp. 7,28
triliun, sehingga selama tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar Rp. 390 milyar atau
sekitar 5,6 persen.
Tabel 2.15.
No
1
2
3
4
5

6
7

8
9
10
11
12
13
14

15
16
17

Perkembangan PDRB Kabupaten Solok Atas Dasar Konstan 2000
Tahun 2011 - 2014

Lapangan Usaha

2011

2012

2013

2014

Pertanian, Kehutanan dan
2,727,157.5
2,806,924.0
2,869,681.3
3,005,480.3
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
368,217.4
390,484.1
416,374.6
443,316.0
Industri Pengolahan
357,872.9
394,549.4
418,916.6
421,701.8
Pengadaan Listrik dan Gas
1,526.0
1,618.8
1,701.1
1,868.2
Pengadaan Air, Pengolahan
3,876.7
4,095.8
4,486.6
4,667.8
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
Konstruksi
469,017.3
515,601.5
573,031.3
608,762.8
Perdagangan Besar dan
624,748.6
683,705.4
742,196.7
790,995.7
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
696,317.0
766,216.2
840,140.5
924,693.2
Penyediaan Akomodasi dan
45,911.0
48,897.8
50,942.5
53,208.3
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
337,148.1
379,210.8
424,270.7
463,862.3
Jasa Keuangan dan Asuransi
113,017.7
123,277.6
132,194.6
136,567.4
Real Estate
52,564.9
55,137.0
58,274.9
61,514.5
Jasa Perusahaan
4,651.3
4,822.2
5,006.4
5,154.3
Administrasi Pemerintahan,
382,583.4
383,467.5
400,617.9
401,560.0
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan
166,042.7
181,441.7
196,998.3
212,058.3
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
73,239.7
80,823.2
87,393.6
93,322.2
Sosial
Jasa Lainnya
59,785.1
62,683.0
66,124.3
69,222.4
Jumlah
6,483,677.3
6,882,956.0
7,288,351.9
7,697,955.5
Sumber : PDRB Kabupaten Solok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2015

2.7.5

Rata-rata
2011 - 2014
2,852,310,8
404,598.0
398,260.2
1,678.5
4,281.7

541,603.2
710,411.6

806,841.7
49,739.9
401,123.0
126,264.3
56,872.8
4,908.6
392,057.2

189,135.3
83,694.7
64,453.7
7,088,235.2

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Solok

Peningkatan nilai tambah dari suatu proses kegiatan ekonomi menunjukkan adanya
perkembangan perekonomian suatu daerah. Pada sisi yang lain perkembangan ekonomi
dari tahun ke tahun berikutnya dapat dipresentasikan sebagai laju pertumbuhan ekonomi.
Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang dapat
menggambarkan sampai dimana keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode
waktu tertentu. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan
perekonomian sektor ekonomi tertentu. Untuk melihat laju pertumbuhan ekonomi yang riil
dan mengeliminir pengaruh dari perubahan harga, maka perlu disajikan PDRB atas dasar
harga konstan secara berkala.

BAB II - 21

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Perkembangan perekonomian Kabupaten Solok secara riil dapat dilihat dari kenaikan nilai
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000. Berdasarkan
hasil perhitungan, nilai PDRB Kabupaten Solok atas dasar Harga Konstan Tahun 2000
pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 7.67 triliun. Dibandingkan dengan nilai PDRB tahun
sebelumnya (2010) nilai yang dicapai selama Tahun 2011 sedikit mengalami kenaikan
dimana pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp. 7,28
triliun, sehingga selama tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar Rp. 390 milyar atau
sekitar 5,6 persen.
Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik selama tahun 2014 diakibatkan adanya
beberapa sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan yang lebih pesat dan sekaligus
kontribusinya relatif cukup tinggi. Namun, bila menelaah lebih lanjut sampai sub sektor
ekonomi maka akan terlihat laju pertumbuhan masing-masing sub sektor ekonomi relatif
cukup bervariasi.
Sektor pertanian selama tahun 2014 menghasilkan nilai tambah terbesar dalam struktur
perekonomian Kabupaten Solok yang dipresentasikan melalui PDRB Atas dasar Harga
Berlaku. Demikian juga halnya nilai tambah sektor Pertanian yang terjadi di dalam PDRB
atas dasar harga konstan 2000. Sektor Pertanian selama tahun 2014 mampu tumbuh
sebesar 4.73 persen. Pertumbuhan yang dicapai oleh sektor pertanian tersebut lebih
rendah dibandingkan dengan pertumbuhan yang dialami pada tahun 2010 dimana pada
tahun 2013 sektor pertanian hanya mampu tumbuh sebesar 2.24 persen. Bahkan bila
dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu 2011 –
2014 pertumbuhan sektor pertanian di tahun 2011 masih cenderung lebih kecil.
Tabel 2.16 Pertumbuhan Sektor Ekonomi di Kabupaten Solok
Tahun 2011 – 2014
No

URAIAN

2011

2012

2013

2014

1

Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengolahan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Real Estate
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial

4.26

2.92

2.24

4.73

Rata-rata
2011 - 2014
3.54

5.46
5.67
0.02
0.06

5.53
5.67
0.02
0.06

5.83
5.52
0.02
0.05

6.33
4.95
0.02
0.05

5.79
5.5
0.02
0.055

7.41
9.74

7.69
9.87

8.08
9.84

8.18
9.57

3.84
9.75

10.90
0.70

11.26
0.70

11.68
0.70

12.05
0.68

11.47
0.69

5.03
1.76
0.79
0.07
5.89

5.27
1.82
0.76
0.07
5.89

5.12
1.82
0.78
0.07
5.89

5.20
1.77
0.80
0.07
5.70

5.16
1.79
0.78
0.07
5.84

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

BAB II - 22

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Wajib
Jasa Pendidikan
2.51
2.57
2.76
2.78
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
1.14
1.21
1.25
1.22
Sosial
17 Jasa Lainnya
0.91
0.91
0.97
0.97
Jumlah
62.32
62.22
62.62
65.07
Sumber : PDRB Kabupaten Solok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2015
15
16

2.66
1.21
0.94
63.06

Sama halnya dengan sektor pertanian, sektor lain yang mengalami pertumbuhan adalah
Transportasi dan Pergudangan yang mengalami pertumbuhan sebesar 12.05 persen
pada tahun 2014. Pertumbuhan yang dicapai oleh sektor perdagangan, Hotel dan
Restoran pada tahun 2014 relatif lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan yang
dicapai pada tahun 2013 yang mampu tumbuh sebesar 0.37 persen.
Sedangkan sektor ekonomi lain yang mengalami pertumbuhan yang lebih baik
dibandingkan tahun sebelumnya adalah sektor informasi dan komunikasi dimana selama
tahun 2014 sektor informasi dan komunikasi dapat mencapai pertumbuhan sebesar 5.20
persen. Pertumbuhan yang dicapai sektor jasa-jasa selama tahun 2011 relatif lebih besar
dibandingkan dengan pertumbuhan yang dicapai pada tahun 2013 yang mampu tumbuh
sebesar 5.12 persen.
Sementara itu, kegiatan sektor ekonomi selama tahun 2014 pada umumnya mengalami
pertumbuhan yang relatif cukup tinggi dari pertumbuhan yang dicapai pada tahun
sebelumnya (2013). Sektor pertanian selama tahun 2014 mengalami peningkatan
terbesar sebesar 4.73 persen sedangkan pada tahun 2013 sektor ini hanya tumbuh
sebesar 2,24 persen.
Lemahnya sektor pertanian karena banyaknya area pertanian yang berubah fungsi
menjadi daerah perumahan dan permukiman, sehingga mempengaruhi jumlah
produktivitas hasil pertanian di Kabupaten Solok.
Demikian juga halnya dengan sektor Listrik dan Air Bersih dimana pada tahun 2014 tidak
mengalami peningkatan dimana peningkatan sebesar 0.02 persen padahal pada tahun
2013 sektor ini juga mengalai pertumbuhan sebesar 0.02 persen. Sektor jasa perusahan
juga tidak mengalami peningkatan dimana pada tahun 2014 hanya mengalami
peningkatan sebesar 0.07%. Sebaliknya dengan sektor Industri Pengolahan mengalami
penurunan dimana pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5.52 persen sedangkan pada tahun
2014 turun menjadi 4.97 persen.
2.8 PROFIL SOSIAL DAN BUDAYA
Masyarakat Kabupaten Solok mempunyai budaya Minangkabau dan budaya Islam,
campuran kedua budaya tersebut yang mewarnai kehidupan masyarakat Solok. Budaya
Minangkabau sebagai budaya asli dan budaya Islam masuk bersama ajaran agama
Islam.
Ciri-ciri budaya Minangkabau adalah semangat gotong-royong, toleransi, ikatan
kekerabatan yang kental. Pengaruh budaya islam dapat dilihat pada acara ritual
keagamaan yang hidup di masyarakat seperti selamatan, kenduri dan upacara lain. Bagi

BAB II - 23

RPIJM - Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
masyarakat Kabupaten Solok dan masyarakat Minangkabau secara umum terkenal
dengan pepatah Adat Bersandi Sarak, Sarak Bersandi Kitabullah.
Kondisi sosial budaya masyarakat Kabupaten Solok tidak lepas dari kondisi kesehatan
masyarakatnya, sebagai indikatornya adalah angka kematian bayi dan ibu, angka
kelahiran, angka kematian, umur harapan hidup dan sebagai indikator lainnya yang tidak
langsung adalah air bersih, pembuangan kotoran manusia, tempat permukiman atau
keadaan sanitasi pada umumnya.
Tabel 2.17 Pentahapan Keluarga Sejahtera Kabupaten Solok Tahun 2014
NO

KECAMATAN

1

Pantai Cermin

2

Lembah Gumanti

3

Hiliran Gumanti

4

Payung Sekaki

5

Tigo Lurah

6

PRA
SEJAHTERA SEJAHTERA
SEJAHTERA
I
II

SEJAHTERA SEJAHTERA JUMLAH
III
III PLUS

325

725

2.779

1.425

362

5.636

1.235

2.721

5.974

3.984

814

14.728

383

1.160

1.259

1.496

56

4.354

153

344

944

950

11

2.402

194

549

1.378

655

-

2.776

Lembang Jaya

2.068

2.241

1.645

1.244

128

7.326

7

Danau Kembar

583

1.257

1.651

1.655

39

5.185

8

Gunung Talang

814

2.041

3.377

6.176

356

12.764

9

Bukit Sundi

511

697

782

3.669

789

6.448

10

IX Koto Sungai Lasi

152

833

647

1.127

45

2.804

11

Kubung

1.327

2.450

2.811

7.568

548

14.704

12

X Koto Singkarak

590

1.346

2.373

4.177

320

8.806

13

Junjung Sirih

127

1.348

937

668

214

3.294

14

X Koto Diatas

393

1.003

1.418

2.493

40

5.347

8.855
18.715
Sumber: Kabupaten Solok Dalam Angka 2015

27.995

37.287

3.722

96.574

JUMLAH

BAB II - 24