KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DA
KOMPETENSI PROFESIONAL
GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Hesty Nurrahmi
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil Uji Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling
(BK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang rata-rata di bawah standar (Data LPMP
2012), dan hasil observasi awal peneliti menunjukkan bahwa mereka belum profesional
dalam menyelenggarakan program BK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kompetensi profesional guru BK. Alat pengumpul data: observasi, wawancara, inventory
dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan: (1) sebagian besar guru BK memiliki
kompetensi profesional; (2) sebagian besar guru BK telah melakukan kegiatan yang
dapat meningkatkan kompetensi profesional, namun masih belum ada yang melanjutkan
pendidikan (S2 BK) dan belum ada yang melakukan penelitian dalam BK;(3) sebagian
besar guru BK telah menyelenggarakan kegiatanBK mulai darimerancang, melaksanakan,
mengevaluasi dan sebagian kecil menguasai penggunaan alat tes/instrumen dalam
BK.Rekomendasi penelitian ini disampaikan kepada guru BK, kepala sekolah, pengurus
MGBK-SMK, peneliti selanjutnya, dan pemerintah.
Kata kunci: kompetensi professional guru BK
A. Pendahuluan
konselor, pamong belajar, widyaiswara,
Guru bimbingan dan konseling
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
atau konselor memiliki tugas pekerjaan
lain yang sesuai dengan kekhususannya,
yang sama pentingnya dengan guru mata
serta
pelajaran, keduanya saling melengkapi
penyelenggaraan pendidikan. Undang-
dan terkait. Keberadaan guru bimbingan
undang
dan
diatur
pekerjaan guru bimbingan dan konseling
Sistem
memiliki kekhususan yang tidak dimiliki
konseling
melalui
atau
konselor
Undang-Undang
Pendidikan Nasional (SPN) Bab I Pasal 1
Ayat
adalah
6
dinyatakan
tenaga
berkualifikasi
bahwa
sebagai
guru,
yang
dosen,
ini
dalam
mengisyaratkan
bahwa
oleh guru mata pelajaran lain.
“pendidik
kependidikan
berpartisipasi
Sebagai pendidik, guru bimbingan
dan konseling atau konselor dituntut
menguasai
җ 45 Ҙ
kompetensi
dasar
proses
pembelajaran
pendekatan,
dan
penerapan
metode,
pendukung
dan
kegiatan
pelayanan
konseling.
Berdasarkan
kompetensi
konselor
(Penataan
professional
konseling.
Pendidikan Profesional Konselor, 2008,
Kompetensi profesional konselor meliputi
hlm. 144), kegiatan menyelenggarakan
kompetensi
kompetensi
bimbingan dan konseling berada di point
keahlian/ keterampilan, dan kompetensi
C, yang berisi (1) merancang program
perilaku profesi.Dalam Permendiknas No.
bimbingan
27 tahun 2009 tentang Standar Kualifikasi
mengimplementasikan
Akademik
bimbingan dan konseling komprehensif;
keilmuan,
dan
dinyatakan
Kompetensi
(2)
program
(3) menilai proses dan hasil kegiatan
dan
bimbingan dan konseling; (4) menguasai
Konseling/Konselor mencakup 4 (empat)
konsep dan praksis assesment untuk
ranah
memahami
dikuasai
kompetensi
konseling;
yang
harus
bahwa
Konselor
dan
guru
kompetensi,
Bimbingan
yaitu:
pedagogik,
kompetensi
kompetensi
sosial,
profesional.
kompetensi
ini
kompetensi
kepribadian,
kondisi,
kebutuhan,
dan
masalah konseli.
dan
kompetensi
Sukardi dalam Uman Suherman
Keempat
rumusan
(2011, hlm. 38) mengungkapkan bahwa
bagi
kegiatan penyusunan program bimbingan
Penilaian Kinerja Guru Bimbingan dan
dan konseling di sekolah merupakan
Konseling/Konselor.
seperangkat kegiatan yang dilakukan
Dalam
seorang
menjadi
dasar
pelayanan
konselor
konseling,
perlu
memiliki
melalui berbagai bentuk survey.Survey
tersebut
meliputi
kegiatan
meng-
kompetensi keahlian atau keterampilan
inventarisasi
yang meliputi penguasaan dalam konsep
kemampuan
dan praksis: (1) wawasan terpadu tentang
sekolah untuk melaksanakan program
konseling
bimbingan dan konseling.
prinsip,
(pengertian,
asas,
tujuan,
dan
fungsi,
landasan,
(2)
tujuan,
sekolah
Berkenaan
kebutuhan,
serta
dengan
persiapan
kompetensi
pendekatan, strategi, dan teknik melalui
menyelenggarakan,
berbagai jenis layanan dan kegiatan
melaksanakan,
pendukung
(3)
bimbingan dan konseling, masih ditemui
pelayanan
guru bimbingan dan konseling yang
pelayanan
penyusunan
konseling,
konseling,
program
(4)
program
belum
pelayanan konseling, (5) assesmen dan
dalam
evaluasi
bimbingan dan konseling terutama dalam
dan
dan
mengevaluasi
media
hasil
sumber
merancang,
proses
layanan
konseling, dan (6) pengelolaan pelayanan
memiliki
menyelenggarakan
merancang
җ 46 Ҙ
kemampuan
dan
menyusun
optimal
program
program
bimbingan dan konseling. Diduga adanya
bahwa belum dimilikinya pengetahuan
jual
dalam menyusun program.
beli
program
tahunan,
adanya
Selain
kesamaan program bimbingan konseling
itu
ditemukan
juga
di
pada tiap sekolah, adanya program yang
lapangan (wawancara saat MGBK SMK)
sama tiap tahunnya, padahal kegiatan ini
bahwa saat ini ada beberapa guru
adalah kegiatan pertama dan utama
bimbingan dan konseling di SMK sudah
untuk melakukan pelaksanaan program
mengetahui secara teori tentang program
bimbingan dan konseling. Pelaksanaan
bimbingan
program akan sulit dilaksanakan jika
namun belum mampu melaksanakannya.
program
Guru
yang
dibuat
bukan
dari
konseling
bimbingan
dan
komprehensif,
konseling
lain
pemikiran dan perencanaan dari guru
menyampaikan belum mengetahui sama
bimbingan
dan
sehingga
masih
pelaksanaan
konseling
sendiri,
sekali tentang program BK komprehensif,
terlihat
dalam
sehingga masih menggunakan program
program,
bahwa
guru
bimbingan konseling kurikulum 1975.
Berdasarkan Uji Kompetensi Guru
bimbingan dan konseling bingung dan
tidak
mengerti
dalam
melaksanakan
BK tahun 2012 ditemukan hasilnya masih
rendah atau di bawah rata-rata yaitu
program bimbingan dan konseling.
Berdasarkan hasil penelitian Sri
45,41 khusus guru BK kota Pontianak,
pelaksanaan
hasil ini merupakan peringkat kedua dari
program bimbingan dan konseling guru
bawah se-Kal-Bar (Data LPMP Kal-Bar
bimbingan dan konseling di Madrasah
2012). Hasil ini mengisyaratkan bahwa
Aliyah se kota Pontianak ditemukan
masih rendahnya kompetensi guru BK
bahwa guru bimbingan dan konseling
secara ilmu pengetahuan/akademik.
Hidayati
(2012)
tentang
menyelenggarakan
Hasil wawancara awal kepada
bimbingan dan konseling secara baik,
guru bimbingan dan konseling SMK se
dimulai dari menyusun program yang
Kota Pontianak, mengungkapkan bahwa
tidak
assesment,
kegiatan seminar dan pelatihan selama
sampai kepada penyusunan program
ini yang pernah diikuti masih bersifat
tahunan,
mingguan.
konvensional lebih banyak berisi teori,
Pelaksanaan tidak sesuai sasaran dan
tidak berdasarkan kebutuhan (diberikan
kebutuhan.Program bimbingan konseling
need assessment), dan tidak dilanjutkan
selama ini disusun karena syarat program
dengan
yang harus ada, hal ini mengisyaratkan
masing-masing. Sehingga masih terkesan
belum
mampu
berdasarkan
need
bulanan,
pendampingan
kesekolah
belum mampu meningkatkan kompetensi
җ 47 Ҙ
professional
guru
bimbingan
dan
konseling.
pelatihan bimbingan dan konseling efektif
untuk
Penelitian Kartika Hajati (2010),
meningkatkan
kompetensi
professional konselor SMA Negeri Kota
telah melakukan assessmen kebutuhan
Pontianak.
menyangkut kompetensi konselor, hasil
berdasarkan hasil pre and post pelatihan
penelitian
namun penelitian ini tidak dilengkapi
menunjukkan
bahwa
peta
Penelitian
ini
efektif
diskrepansi kompetensi aktual dengan
dengan
kompetensi standar pada konselor SMA
menghasilkan produk pelatihan sehingga
negeri di wilayah Jakarta Timur. Peta
hasil
tersebut
professional
mengindikasikan
sangat
dibutuhkan adanya upaya yang dilakukan
pendampingan
dan
peningkatan
belum
tidak
kompetensi
dapat
dibuktikan
secara nyata.
untuk meningkatkan kompetensi konselor
Berdasarkan permasalahan yang
yang dirancang secara sistematik dan
ada di lapangan maka dipandang perlu
sesuai
melakukan penelitian untuk mengetahui
dengan
kebutuhan.Hasil
ini
mengisyaratkan perlunya pengembangan
pengetahuan
model
pelatihan
meningkatkan
yang
dapat
bimbingan
kompetensi
guru
bimbingan
bimbingan dan konseling.
dan
dan
penyelenggaraan
konseling
dan
bagi
konseling
guru
Sekolah
Menengah Kejuruan sekota Pontianak.
Penelitian Heriyanti (2013) dengan
Alasan utama pemilihan penelitian ini
judul Program Pelatihan Bimbingan dan
yaitu sebagai informasi berdasarkan data
Konseling
Meningkatkan
penelitian yang dapat digunakan sebagai
Konselor
dasar follow up dalam kegiatan MGBK-
Kompetensi
untuk
Profesional
di
Sekolah. Penelitian bertujuan menghasil-
SMK.
kan program pelatihan bimbingan dan
diharapkan
konseling
kompetensi
meningkatkan
konselor
yang
efektif
kompetensi
SMA
Pontianak.Dengan
untuk
profesional
Kota
dalam
pendekatan
studi
Nasional
penyelenggara
program
pelatihan
menggunakan
model
induktif
ini
digunakan
dari
penelitian
dapat
guru
ini
meningkatkan
bimbingan
dan
konseling. Terkait dengan kompetensi ini,
Negeri
kompetensi,
induktif.Model
Dampak
Peraturan
Menteri
Pendidikan
(Permendiknas)
Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2008, tentang
Standar
Kualifikasi
kompetensi
konselor,
Akademik
pada
butir
dan
D
berdasarkan kebutuhan pelatihan yang
mengenai Kompetensi Profesional. Selain
dilakukan pada studi pendahulan.Hasil
itu
penelitian
PERMEN PAN dan PKB No 16 tahun
menunjukkan
program
җ 48 Ҙ
kompetensi
ini
juga
mendukung
2009 tentang Jabatan Fungsional Guru
Tujuan umum penelitian ini adalah
dan Angka Kreditnya, terkait dengan
untuk mengetahui kompetensi profesioanl
permasalahan ini adalah pada pasal 1
guru bimbingan dan konseling SMK Kota
ayat 1, 2, 4, dan 5. Dengan diketahui
Pontianak.
masalah
yang
mempermudah
sebenarnya
dalam
akan
memberikan
B. Metode
kegiatan follow up yang sesuai dengan
kondisi
dan
kompetensi
keadaan
guru
sekolah
serta
bimbingan
dan
konseling.
maka
dilakukan
permasalahan
dipandang
penelitian
di
perlu
untuk
dengan
judul
Kompetensi Profesional Guru bimbingan
dan konseling. Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana
Kompetensi Profesional Guru Bimbingan
dan Konseling dalam Menyelenggarakan
Bimbingan
dan
Konseling
di
SMK
Pontianak?.” Identifikasi di atas maka
dapat
dirumuskan
masalah
dan konseling dalam menyelenggarakan
tujuan
guru bimbingan dan konseling di
SMK Pontianak?
meningkatkan
kompetensi
professional guru bimbingan dan
konseling di SMK Pontianak?
yang
konseling
dalam
data
metode
yang
digunakan
meliputi
kajian
pustaka,
studi
menggunakan metode kualitatif.Adapun
metode
pengumpulan
data
yang
digunakan adalah metode dokumentasi,
wawancara, pengamatan dan angket.
Pendekatan kuantitatif digunakan
mengungkap
permasalahan
yang
data
tentang
dihadapi
guru
bimbingan dan konseling.Pengumpulan
tersebut
angket
dan
menggunakan
metode
dokumentasi.
Angket
inventory digunakan untuk mengungkap
data tentang kompetensi guru bimbingan
konseling,
sedangkan
metode
wawancara dan pengamatan digunakan
untuk meng-crosscheck hasil angket.
menyelenggarakan bimbingan dan
konseling di SMK Pontianak?
maka
pendahuluan, pengamatan di lapangan,
dan
3. Apa saja kegiatan guru bimbingan
tersebut,
kualitatif dan kuantitatif.Pada tahap awal,
data
2. Kegiatan apa saja yang dapat
konseling.Berdasarkan
adalah metode campuran (mixed method)
untuk
1. Bagaimana kompetensi profesional
dan
pengumpulan
sebagai
berikut :
dan
mengetahui kompetensi guru bimbingan
bimbingan
Berdasarkan
atas
Tujuan penelitian ini, yaitu untuk
Uji
validitas
butir
pernyataan
dilakukan dengan menggunakan teknik
җ 49 Ҙ
korelasi item-total product moment.Dalam
Grafik
penghitungan validitas butir pernyataan
menggambarkan
digunakan bantuan program Ms Excel
bimbingan
2007.
kompetensi
Pada
instrumen
kompetensi
batang
dan
di
atas
bahwa
guru
konseling
memiliki
secara
professional
profesional konselor dari 199 pernyataan
(68,42%)
diperoleh 197 pernyataan yang valid dan
kegiatan bimbingan dan konseling.
2 pernyataan yang tidak valid yaitu nomor
Kompetensi
170 dan 183.Bagi item pernyataan yang
bimbingan
valid
dijabarkan
pada
kompetensi
professional
hal
ini
berarti
pernyataan
tersebut
kompetensi
profesional
bahwa
dapat
item
mengukur
konselor
dan
dalam
menyelenggarakan
professional
dan
guru
konseling
dapat
aspek-aspek
sebagai
berikut.
sebaliknya, bagi item pernyataan yang
tidak valid berarti bahwa item tersebut
tidak
dapat
mengukur
kompetensi
profesional konselor.
a. Kompetensi menguasai konsep
dan
praksis
penilaian
(assesement) untuk memahami
kondisi, kebutuhan, dan masalah
konseli
1. Kompetensi Profesional
Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan
kompetensi
bimbingan
keseluruhan
hasil
Guru
konseling
dapat
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
52.63
31.58
10.53 5.26
0.00
penelitian,
professional
dan
Persentase
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
guru
secara
divisualisasikan
dalam bentuk grafik batang berikut:
Grafik
batang
di
atas
Persentase
menggambarkan bahwa kompetensi
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
68.42
professional
21.05
0.00
10.53
guru
bimbingan
dan
konseling pada kompetensi menguasai
0.00
konsep dan praksis penilaian untuk
memahami kondisi, kebutuhan, dan
masalah konseli berada pada kategori
menguasai 52,63%.
җ 50 Ҙ
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
Grafik
73.68
15.7910.53
0.00
0.00
batang
di
atas
menggambarkan bahwa kompetensi
professional
guru
bimbingan
dan
konseling pada kompetensi menguasai
konsep dan praksis bimbingan dan
konseling
berada
pada
kategori
menguasai 73,68%.
15.7910.535.26
0.00
0.00
batang
di
atas
menggambarkan bahwa kompetensi
professional
konseling
guru
bimbingan
pada
kompetensi
mengimplementasikan
bimbingan
dan
dan
program
konseling
yang
menguasai 68,42%.
e. Kompetensi Menilai proses dan
hasil kegiatan bimbingan dan
konseling
52.63
31.58
15.79
0.00
0.00
0.00
Grafik
50.00
Grafik
Persentase
Persentase
50.00
68.42
100.00
komprehensif berada pada kategori
c. Kompetensi Merancang program
bimbingan dan konseling
100.00
d. Kompetensi
Mengimplementasikan program
bimbingan dan konseling yang
komprehensif
Persentase
Persentase
b. Kompetensi Menguasai kerangka
teoritik dan praksis bimbingan
dan konseling
batang
di
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
0.00
36.8442.11
15.79 5.26
atas
menggambarkan bahwa kompetensi
professional
konseling
merancang
guru
pada
program
bimbingan
dan
kompetensi
berada
pada
kategori kurang menguasai 52,63%.
Grafik
batang
di
atas
menggambarkan bahwa kompetensi
professional
guru
bimbingan
dan
konseling pada kompetensi menilai
proses dan hasil kegiatan bimbingan
җ 51 Ҙ
bimbingan dan konseling berada pada
kurang menguasai 42,11%.
kategori kurang menguasai 47,37%.
f. Kompetensi Memiliki kesadaran
dan komitmen terhadap etika
profesional
1. Kegiatan – kegiatan yang dapat
meningkatkan
kompetensi
professional
Persentase
dan konseling berada pada kategori
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
73.68
10.53
Melengkapi
data
penelitian
tentang kegiatan-kegiatan yang telah
10.53 5.26 0.00
dilakukan
guru
bimbingan
dan
konseling dalam upaya meningkatkan
kompetensi
profesional,
peneliti
melakukan wawancara dan observasi
Grafik
batang
di
atas
menggambarkan bahwa kompetensi
professional
guru
bimbingan
dan
konseling pada kompetensi memiliki
kesadaran dan komitmen terhadap
etika profesional berada pada kategori
kepada beberapa guru bimbingan dan
konseling
yang
subyek
penelitian dan terlibat dalam pelatihan,
berikut rekapan hasil wawancara:
a. Sebagian besar guru bimbingan
dan konseling pernah mengikuti
pelatihan,
menguasai 73,68%.
menjadi
seminar,
workshop
bimbingan dan konseling, dalam
g. Kompetensi Menguasai konsep
dan praksis penelitian dalam
bimbingan dan konseling
setahun
Persentase
ada
yang
2
kali
mengikuti seminar, ada yang 1 kali
dalam
100.00
50.00
0.00
ini
setahun
ini;
Untuk
pengembangan diri guru BK-SMK
31.5847.3715.79
5.26
0.00
mencari
informasi/
materi
di
Internet; Aktif mengikuti kegiatan
MGBK-SMK se Kota Pontianak, jika
dijadwalkan/ mendapat undangan;
selama penelitian ini berlangsung
Grafik
batang
di
atas
menggambarkan bahwa kompetensi
professional
guru
bimbingan
dan
konseling pada kompetensi menguasai
konsep dan praksis penelitian dalam
җ 52 Ҙ
belum
ada
yang
melakukan
penelitian dalam bimbingan dan
konseling; dan belum ada yang
melanjutkan kuliah ke jenjang S2
atau pendidikan profesi. Hanya ada
satu orang yang telah selesai S2
penelitian dan terlibat dalam kegiatan
jurusan Teknologi Pendidikan.
pelatihan,
b. Hambatan / kesulitan yang dihadapi
dalam
meningkatkan kompetensi
berikut
rekapan
hasil
wawancara:
a. Merancang
program:
kegiatan
profesional: tidak adanya waktu
merancang dan menyusun program
karena jam kerja sangat terikat; sulit
berdasarkan kebutuhan siswa dan
meninggalkan
karena
melakukan
sendiri;
kepala
menjadi
sekolah
guru
BK
konsultasi
sekolah
dengan
dan
Waka;
memperoleh pekerjaan/ tanggung
Merancang program dan menyusun
jawab lain selain tugas bimbingan
program
dan konseling;
program tahun lalu.
berbeda konsep
c. Dukungan dari sekolah khususnya
program:
melaksanakan program sesuai yang
dalam
direncanakan, ada jam masuk kelas
kompetensi
1x dalam seminggu, melakukan
sekolah
meningkatkan
revieu
b. Melaksanakan
dalam membantu siswa.
kepala
berdasarkan
profesional guru bimbingan dan
kerjasama
konseling SMK seperti: memberi
pelajaran dan wali kelas. Untuk
izin keluar jika ada kegiatan MGBK-
guru
SMK, seminar, pelatihan; memberi
pada
izin
ingin
prestasi rendah. Kerjasama dengan
mengembangkan diri; memberi izin
wali kelas dalam bentuk absensi
dan surattugas jika ada undangan.
siswa, dan masalah siswa.
kuliah
bagi
yang
dengan
mata
Landasan
kegiatan
guru
untuk
mengetahui
bimbingan
dan
konseling dalam menyelenggarakan
bimbingan
dan
konseling,
peneliti
melakukan wawancara dan observasi
kepada beberapa guru bimbingan dan
konseling
yang
menjadi
subyek
kerjasama
yang
mengalami
siswa
program:
mengevaluasi
kegiatan
dilakukan
tiap
minggu keempat yang melibatkan
ketua program studi, guru BK,
kepala sekolah dan waka, dan
materi
evaluasi
permasalahan
sekolah.
adalah
yang
Selain
itu
semua
terjadi
di
evaluasi
dilakukan dengan melihat proses
selama bimbingan dan konseling
dan hasil yang tampak, seperti
perubahan/pengurangan
җ 53 Ҙ
mata
pelajaran
c. Mengevaluasi
2. Kegiatan guru bimbingan dan
konseling dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling di
SMK Pontianak
guru
pelanggaran pada siswa; evaluasi
mengikuti pertemuan MGBK-SMK se
dilakukan
Kota Pontianak. Namun untuk kegiatan
kegiatan
dengan
mana
dikembangkan
mengecek
yang
dan
dapat
penelitian bimbingan dan konseling
dilanjutkan
selama menjadi guru bimbingan dan
untuk program tahun berikutnya.
d. Alat
instrumen/asesmen
konseling
yang
begitu
belum
juga
mereka
lakukan,
dengan
mengikuti
digunakan: Alat ungkap masalah
pendidikan lanjutan (S2 bimbingan dan
(AUM),
konseling) belum ada yang mengikuti.
Angket
Pribadi
Siswa,
Sosiometri, tes bakat, dan mulai
3. Sebagian besar guru bimbingan dan
mencoba ITP/ATP.
D. Penutup
konseling
telah
bimbingan
dan
menyelenggarakan
konseling
dimulai
dengan merancang, melaksanakan,
mengevaluasi
Setelah data lapangan diperoleh,
dan
menguasai
alat/instrumen asesmen.
dianalisis, dan dibahas, maka dapat
E. Daftar Pustaka
disusun kesimpulan sebagai berikut.
1. Kompetensi
profesional
guru
Asrori, M. (1990). Unjuk kerja petugas
bimbingan dan konseling
Hasil
secara
bimbingan
keseluruhan
guru
dalam
melaksanakan
konseling dikaji dari latar belakang
bimbingan dan konseling SMK se Kota
pendidikan dan iklim
Pontianak
sekolahnya. Tesis pada PPS IKIP
berkompeten
secara
profesional dalam menyelenggarakan
bimbingan dan konseling.
organisasi
Bandung:tidak diterbitkan
Depdiknas. (2008).Penataan pendidikan
2. Sebagian besar guru bimbingan dan
profesional konselor dan layanan
konseling SMK se Kota Pontianak
bimbingan dan konseling dalam
pernah dan telah mengikuti kegiatan-
jalur pendidikan formal
kegiatan yang dapat meningkatkan
Febriyadi,
H.
(2010).
Program
kompetensi profesional, diantaranya
pengembangan
mengikuti
seminar,
kepribadian guru bimbingan dan
workshop yang terkait bimbingan dan
konseling SMA/SMK di Rangkas
konseling;
Bitung. Tesis Master pada SPS UPI
pelatihan,
rajin
informasi/materi
konseling
melalui
mencari
bimbingan
internet,
dan
aktif
җ 54 Ҙ
kompetensi
Bandung: tidak diterbitkan
Hajati,
K.
(2010)
Model
Program
Suherman,
U.(2011).
Manajemen
peningkatan kompetensi konselor
bimbingan dan konseling.Bandung:
sekolah menengah atas berbasis
Rizqi Press
standar
kompetensi
konselor
Surya, M. (2009).Psikologi konseling.
indonesia. Disertasi Doktor pada
SPS Upi Bandung: tidak diterbitkan
Bandung: Maestro
Sudjana
Heriyanti (2013).Program pelatihan untuk
meningkatkan
kompetensi
(1996).Metoda
statistika.
Bandung: Tarsito
Trisnowati, E (2009). Program pelatihan
profesional konselor SMA di Kota
keterampilan
Pontianak. Tesis pada SPS UPI
konselor di Sekolah. Tesis Master
Bandung: tidak diterbitkan
pada SPS UPI Bandung : tidak
Hidayati,
S.
(2012).
bimbingan
Madrasah
dan
Pelaksanaan
konseling
Aliyah
di
Pontianak,
Penelitian Individu: tidak diterbitkan
Ilfiandra, Agustin M, dan Ipah S (2006).
Peningkatan
mutu
tata
kelola
layanan bimbingan dan konseling
pada
sekolah
menengah
atas
Provinsi Jawa Barat. Bandung : UPI
Nadia
(2008).
Kompetensi
pembimbing
dalam
guru
pengelolaan
program bimbingan dan konseling.
Tesis
Master
pada
SPS
UPI
Bandung: Tidak diterbitkan
Permendiknas Nomor 27 Tahun 2009
tentang
Standar
kualifikasi
akademik dan kompetensi konselor
PERMEN PAN dan PKB No 16 tahun
2009 tentang Jabatan fungsional
guru dan angka kreditnya
Sugiyono.(2010).Metode
penelitian
pendidikan.Bandung: Alfabeta.
җ 55 Ҙ
diterbitkan
konseling
bagi
GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Hesty Nurrahmi
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil Uji Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling
(BK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang rata-rata di bawah standar (Data LPMP
2012), dan hasil observasi awal peneliti menunjukkan bahwa mereka belum profesional
dalam menyelenggarakan program BK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kompetensi profesional guru BK. Alat pengumpul data: observasi, wawancara, inventory
dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan: (1) sebagian besar guru BK memiliki
kompetensi profesional; (2) sebagian besar guru BK telah melakukan kegiatan yang
dapat meningkatkan kompetensi profesional, namun masih belum ada yang melanjutkan
pendidikan (S2 BK) dan belum ada yang melakukan penelitian dalam BK;(3) sebagian
besar guru BK telah menyelenggarakan kegiatanBK mulai darimerancang, melaksanakan,
mengevaluasi dan sebagian kecil menguasai penggunaan alat tes/instrumen dalam
BK.Rekomendasi penelitian ini disampaikan kepada guru BK, kepala sekolah, pengurus
MGBK-SMK, peneliti selanjutnya, dan pemerintah.
Kata kunci: kompetensi professional guru BK
A. Pendahuluan
konselor, pamong belajar, widyaiswara,
Guru bimbingan dan konseling
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
atau konselor memiliki tugas pekerjaan
lain yang sesuai dengan kekhususannya,
yang sama pentingnya dengan guru mata
serta
pelajaran, keduanya saling melengkapi
penyelenggaraan pendidikan. Undang-
dan terkait. Keberadaan guru bimbingan
undang
dan
diatur
pekerjaan guru bimbingan dan konseling
Sistem
memiliki kekhususan yang tidak dimiliki
konseling
melalui
atau
konselor
Undang-Undang
Pendidikan Nasional (SPN) Bab I Pasal 1
Ayat
adalah
6
dinyatakan
tenaga
berkualifikasi
bahwa
sebagai
guru,
yang
dosen,
ini
dalam
mengisyaratkan
bahwa
oleh guru mata pelajaran lain.
“pendidik
kependidikan
berpartisipasi
Sebagai pendidik, guru bimbingan
dan konseling atau konselor dituntut
menguasai
җ 45 Ҙ
kompetensi
dasar
proses
pembelajaran
pendekatan,
dan
penerapan
metode,
pendukung
dan
kegiatan
pelayanan
konseling.
Berdasarkan
kompetensi
konselor
(Penataan
professional
konseling.
Pendidikan Profesional Konselor, 2008,
Kompetensi profesional konselor meliputi
hlm. 144), kegiatan menyelenggarakan
kompetensi
kompetensi
bimbingan dan konseling berada di point
keahlian/ keterampilan, dan kompetensi
C, yang berisi (1) merancang program
perilaku profesi.Dalam Permendiknas No.
bimbingan
27 tahun 2009 tentang Standar Kualifikasi
mengimplementasikan
Akademik
bimbingan dan konseling komprehensif;
keilmuan,
dan
dinyatakan
Kompetensi
(2)
program
(3) menilai proses dan hasil kegiatan
dan
bimbingan dan konseling; (4) menguasai
Konseling/Konselor mencakup 4 (empat)
konsep dan praksis assesment untuk
ranah
memahami
dikuasai
kompetensi
konseling;
yang
harus
bahwa
Konselor
dan
guru
kompetensi,
Bimbingan
yaitu:
pedagogik,
kompetensi
kompetensi
sosial,
profesional.
kompetensi
ini
kompetensi
kepribadian,
kondisi,
kebutuhan,
dan
masalah konseli.
dan
kompetensi
Sukardi dalam Uman Suherman
Keempat
rumusan
(2011, hlm. 38) mengungkapkan bahwa
bagi
kegiatan penyusunan program bimbingan
Penilaian Kinerja Guru Bimbingan dan
dan konseling di sekolah merupakan
Konseling/Konselor.
seperangkat kegiatan yang dilakukan
Dalam
seorang
menjadi
dasar
pelayanan
konselor
konseling,
perlu
memiliki
melalui berbagai bentuk survey.Survey
tersebut
meliputi
kegiatan
meng-
kompetensi keahlian atau keterampilan
inventarisasi
yang meliputi penguasaan dalam konsep
kemampuan
dan praksis: (1) wawasan terpadu tentang
sekolah untuk melaksanakan program
konseling
bimbingan dan konseling.
prinsip,
(pengertian,
asas,
tujuan,
dan
fungsi,
landasan,
(2)
tujuan,
sekolah
Berkenaan
kebutuhan,
serta
dengan
persiapan
kompetensi
pendekatan, strategi, dan teknik melalui
menyelenggarakan,
berbagai jenis layanan dan kegiatan
melaksanakan,
pendukung
(3)
bimbingan dan konseling, masih ditemui
pelayanan
guru bimbingan dan konseling yang
pelayanan
penyusunan
konseling,
konseling,
program
(4)
program
belum
pelayanan konseling, (5) assesmen dan
dalam
evaluasi
bimbingan dan konseling terutama dalam
dan
dan
mengevaluasi
media
hasil
sumber
merancang,
proses
layanan
konseling, dan (6) pengelolaan pelayanan
memiliki
menyelenggarakan
merancang
җ 46 Ҙ
kemampuan
dan
menyusun
optimal
program
program
bimbingan dan konseling. Diduga adanya
bahwa belum dimilikinya pengetahuan
jual
dalam menyusun program.
beli
program
tahunan,
adanya
Selain
kesamaan program bimbingan konseling
itu
ditemukan
juga
di
pada tiap sekolah, adanya program yang
lapangan (wawancara saat MGBK SMK)
sama tiap tahunnya, padahal kegiatan ini
bahwa saat ini ada beberapa guru
adalah kegiatan pertama dan utama
bimbingan dan konseling di SMK sudah
untuk melakukan pelaksanaan program
mengetahui secara teori tentang program
bimbingan dan konseling. Pelaksanaan
bimbingan
program akan sulit dilaksanakan jika
namun belum mampu melaksanakannya.
program
Guru
yang
dibuat
bukan
dari
konseling
bimbingan
dan
komprehensif,
konseling
lain
pemikiran dan perencanaan dari guru
menyampaikan belum mengetahui sama
bimbingan
dan
sehingga
masih
pelaksanaan
konseling
sendiri,
sekali tentang program BK komprehensif,
terlihat
dalam
sehingga masih menggunakan program
program,
bahwa
guru
bimbingan konseling kurikulum 1975.
Berdasarkan Uji Kompetensi Guru
bimbingan dan konseling bingung dan
tidak
mengerti
dalam
melaksanakan
BK tahun 2012 ditemukan hasilnya masih
rendah atau di bawah rata-rata yaitu
program bimbingan dan konseling.
Berdasarkan hasil penelitian Sri
45,41 khusus guru BK kota Pontianak,
pelaksanaan
hasil ini merupakan peringkat kedua dari
program bimbingan dan konseling guru
bawah se-Kal-Bar (Data LPMP Kal-Bar
bimbingan dan konseling di Madrasah
2012). Hasil ini mengisyaratkan bahwa
Aliyah se kota Pontianak ditemukan
masih rendahnya kompetensi guru BK
bahwa guru bimbingan dan konseling
secara ilmu pengetahuan/akademik.
Hidayati
(2012)
tentang
menyelenggarakan
Hasil wawancara awal kepada
bimbingan dan konseling secara baik,
guru bimbingan dan konseling SMK se
dimulai dari menyusun program yang
Kota Pontianak, mengungkapkan bahwa
tidak
assesment,
kegiatan seminar dan pelatihan selama
sampai kepada penyusunan program
ini yang pernah diikuti masih bersifat
tahunan,
mingguan.
konvensional lebih banyak berisi teori,
Pelaksanaan tidak sesuai sasaran dan
tidak berdasarkan kebutuhan (diberikan
kebutuhan.Program bimbingan konseling
need assessment), dan tidak dilanjutkan
selama ini disusun karena syarat program
dengan
yang harus ada, hal ini mengisyaratkan
masing-masing. Sehingga masih terkesan
belum
mampu
berdasarkan
need
bulanan,
pendampingan
kesekolah
belum mampu meningkatkan kompetensi
җ 47 Ҙ
professional
guru
bimbingan
dan
konseling.
pelatihan bimbingan dan konseling efektif
untuk
Penelitian Kartika Hajati (2010),
meningkatkan
kompetensi
professional konselor SMA Negeri Kota
telah melakukan assessmen kebutuhan
Pontianak.
menyangkut kompetensi konselor, hasil
berdasarkan hasil pre and post pelatihan
penelitian
namun penelitian ini tidak dilengkapi
menunjukkan
bahwa
peta
Penelitian
ini
efektif
diskrepansi kompetensi aktual dengan
dengan
kompetensi standar pada konselor SMA
menghasilkan produk pelatihan sehingga
negeri di wilayah Jakarta Timur. Peta
hasil
tersebut
professional
mengindikasikan
sangat
dibutuhkan adanya upaya yang dilakukan
pendampingan
dan
peningkatan
belum
tidak
kompetensi
dapat
dibuktikan
secara nyata.
untuk meningkatkan kompetensi konselor
Berdasarkan permasalahan yang
yang dirancang secara sistematik dan
ada di lapangan maka dipandang perlu
sesuai
melakukan penelitian untuk mengetahui
dengan
kebutuhan.Hasil
ini
mengisyaratkan perlunya pengembangan
pengetahuan
model
pelatihan
meningkatkan
yang
dapat
bimbingan
kompetensi
guru
bimbingan
bimbingan dan konseling.
dan
dan
penyelenggaraan
konseling
dan
bagi
konseling
guru
Sekolah
Menengah Kejuruan sekota Pontianak.
Penelitian Heriyanti (2013) dengan
Alasan utama pemilihan penelitian ini
judul Program Pelatihan Bimbingan dan
yaitu sebagai informasi berdasarkan data
Konseling
Meningkatkan
penelitian yang dapat digunakan sebagai
Konselor
dasar follow up dalam kegiatan MGBK-
Kompetensi
untuk
Profesional
di
Sekolah. Penelitian bertujuan menghasil-
SMK.
kan program pelatihan bimbingan dan
diharapkan
konseling
kompetensi
meningkatkan
konselor
yang
efektif
kompetensi
SMA
Pontianak.Dengan
untuk
profesional
Kota
dalam
pendekatan
studi
Nasional
penyelenggara
program
pelatihan
menggunakan
model
induktif
ini
digunakan
dari
penelitian
dapat
guru
ini
meningkatkan
bimbingan
dan
konseling. Terkait dengan kompetensi ini,
Negeri
kompetensi,
induktif.Model
Dampak
Peraturan
Menteri
Pendidikan
(Permendiknas)
Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2008, tentang
Standar
Kualifikasi
kompetensi
konselor,
Akademik
pada
butir
dan
D
berdasarkan kebutuhan pelatihan yang
mengenai Kompetensi Profesional. Selain
dilakukan pada studi pendahulan.Hasil
itu
penelitian
PERMEN PAN dan PKB No 16 tahun
menunjukkan
program
җ 48 Ҙ
kompetensi
ini
juga
mendukung
2009 tentang Jabatan Fungsional Guru
Tujuan umum penelitian ini adalah
dan Angka Kreditnya, terkait dengan
untuk mengetahui kompetensi profesioanl
permasalahan ini adalah pada pasal 1
guru bimbingan dan konseling SMK Kota
ayat 1, 2, 4, dan 5. Dengan diketahui
Pontianak.
masalah
yang
mempermudah
sebenarnya
dalam
akan
memberikan
B. Metode
kegiatan follow up yang sesuai dengan
kondisi
dan
kompetensi
keadaan
guru
sekolah
serta
bimbingan
dan
konseling.
maka
dilakukan
permasalahan
dipandang
penelitian
di
perlu
untuk
dengan
judul
Kompetensi Profesional Guru bimbingan
dan konseling. Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana
Kompetensi Profesional Guru Bimbingan
dan Konseling dalam Menyelenggarakan
Bimbingan
dan
Konseling
di
SMK
Pontianak?.” Identifikasi di atas maka
dapat
dirumuskan
masalah
dan konseling dalam menyelenggarakan
tujuan
guru bimbingan dan konseling di
SMK Pontianak?
meningkatkan
kompetensi
professional guru bimbingan dan
konseling di SMK Pontianak?
yang
konseling
dalam
data
metode
yang
digunakan
meliputi
kajian
pustaka,
studi
menggunakan metode kualitatif.Adapun
metode
pengumpulan
data
yang
digunakan adalah metode dokumentasi,
wawancara, pengamatan dan angket.
Pendekatan kuantitatif digunakan
mengungkap
permasalahan
yang
data
tentang
dihadapi
guru
bimbingan dan konseling.Pengumpulan
tersebut
angket
dan
menggunakan
metode
dokumentasi.
Angket
inventory digunakan untuk mengungkap
data tentang kompetensi guru bimbingan
konseling,
sedangkan
metode
wawancara dan pengamatan digunakan
untuk meng-crosscheck hasil angket.
menyelenggarakan bimbingan dan
konseling di SMK Pontianak?
maka
pendahuluan, pengamatan di lapangan,
dan
3. Apa saja kegiatan guru bimbingan
tersebut,
kualitatif dan kuantitatif.Pada tahap awal,
data
2. Kegiatan apa saja yang dapat
konseling.Berdasarkan
adalah metode campuran (mixed method)
untuk
1. Bagaimana kompetensi profesional
dan
pengumpulan
sebagai
berikut :
dan
mengetahui kompetensi guru bimbingan
bimbingan
Berdasarkan
atas
Tujuan penelitian ini, yaitu untuk
Uji
validitas
butir
pernyataan
dilakukan dengan menggunakan teknik
җ 49 Ҙ
korelasi item-total product moment.Dalam
Grafik
penghitungan validitas butir pernyataan
menggambarkan
digunakan bantuan program Ms Excel
bimbingan
2007.
kompetensi
Pada
instrumen
kompetensi
batang
dan
di
atas
bahwa
guru
konseling
memiliki
secara
professional
profesional konselor dari 199 pernyataan
(68,42%)
diperoleh 197 pernyataan yang valid dan
kegiatan bimbingan dan konseling.
2 pernyataan yang tidak valid yaitu nomor
Kompetensi
170 dan 183.Bagi item pernyataan yang
bimbingan
valid
dijabarkan
pada
kompetensi
professional
hal
ini
berarti
pernyataan
tersebut
kompetensi
profesional
bahwa
dapat
item
mengukur
konselor
dan
dalam
menyelenggarakan
professional
dan
guru
konseling
dapat
aspek-aspek
sebagai
berikut.
sebaliknya, bagi item pernyataan yang
tidak valid berarti bahwa item tersebut
tidak
dapat
mengukur
kompetensi
profesional konselor.
a. Kompetensi menguasai konsep
dan
praksis
penilaian
(assesement) untuk memahami
kondisi, kebutuhan, dan masalah
konseli
1. Kompetensi Profesional
Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan
kompetensi
bimbingan
keseluruhan
hasil
Guru
konseling
dapat
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
52.63
31.58
10.53 5.26
0.00
penelitian,
professional
dan
Persentase
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
guru
secara
divisualisasikan
dalam bentuk grafik batang berikut:
Grafik
batang
di
atas
Persentase
menggambarkan bahwa kompetensi
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
68.42
professional
21.05
0.00
10.53
guru
bimbingan
dan
konseling pada kompetensi menguasai
0.00
konsep dan praksis penilaian untuk
memahami kondisi, kebutuhan, dan
masalah konseli berada pada kategori
menguasai 52,63%.
җ 50 Ҙ
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
Grafik
73.68
15.7910.53
0.00
0.00
batang
di
atas
menggambarkan bahwa kompetensi
professional
guru
bimbingan
dan
konseling pada kompetensi menguasai
konsep dan praksis bimbingan dan
konseling
berada
pada
kategori
menguasai 73,68%.
15.7910.535.26
0.00
0.00
batang
di
atas
menggambarkan bahwa kompetensi
professional
konseling
guru
bimbingan
pada
kompetensi
mengimplementasikan
bimbingan
dan
dan
program
konseling
yang
menguasai 68,42%.
e. Kompetensi Menilai proses dan
hasil kegiatan bimbingan dan
konseling
52.63
31.58
15.79
0.00
0.00
0.00
Grafik
50.00
Grafik
Persentase
Persentase
50.00
68.42
100.00
komprehensif berada pada kategori
c. Kompetensi Merancang program
bimbingan dan konseling
100.00
d. Kompetensi
Mengimplementasikan program
bimbingan dan konseling yang
komprehensif
Persentase
Persentase
b. Kompetensi Menguasai kerangka
teoritik dan praksis bimbingan
dan konseling
batang
di
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
0.00
36.8442.11
15.79 5.26
atas
menggambarkan bahwa kompetensi
professional
konseling
merancang
guru
pada
program
bimbingan
dan
kompetensi
berada
pada
kategori kurang menguasai 52,63%.
Grafik
batang
di
atas
menggambarkan bahwa kompetensi
professional
guru
bimbingan
dan
konseling pada kompetensi menilai
proses dan hasil kegiatan bimbingan
җ 51 Ҙ
bimbingan dan konseling berada pada
kurang menguasai 42,11%.
kategori kurang menguasai 47,37%.
f. Kompetensi Memiliki kesadaran
dan komitmen terhadap etika
profesional
1. Kegiatan – kegiatan yang dapat
meningkatkan
kompetensi
professional
Persentase
dan konseling berada pada kategori
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
73.68
10.53
Melengkapi
data
penelitian
tentang kegiatan-kegiatan yang telah
10.53 5.26 0.00
dilakukan
guru
bimbingan
dan
konseling dalam upaya meningkatkan
kompetensi
profesional,
peneliti
melakukan wawancara dan observasi
Grafik
batang
di
atas
menggambarkan bahwa kompetensi
professional
guru
bimbingan
dan
konseling pada kompetensi memiliki
kesadaran dan komitmen terhadap
etika profesional berada pada kategori
kepada beberapa guru bimbingan dan
konseling
yang
subyek
penelitian dan terlibat dalam pelatihan,
berikut rekapan hasil wawancara:
a. Sebagian besar guru bimbingan
dan konseling pernah mengikuti
pelatihan,
menguasai 73,68%.
menjadi
seminar,
workshop
bimbingan dan konseling, dalam
g. Kompetensi Menguasai konsep
dan praksis penelitian dalam
bimbingan dan konseling
setahun
Persentase
ada
yang
2
kali
mengikuti seminar, ada yang 1 kali
dalam
100.00
50.00
0.00
ini
setahun
ini;
Untuk
pengembangan diri guru BK-SMK
31.5847.3715.79
5.26
0.00
mencari
informasi/
materi
di
Internet; Aktif mengikuti kegiatan
MGBK-SMK se Kota Pontianak, jika
dijadwalkan/ mendapat undangan;
selama penelitian ini berlangsung
Grafik
batang
di
atas
menggambarkan bahwa kompetensi
professional
guru
bimbingan
dan
konseling pada kompetensi menguasai
konsep dan praksis penelitian dalam
җ 52 Ҙ
belum
ada
yang
melakukan
penelitian dalam bimbingan dan
konseling; dan belum ada yang
melanjutkan kuliah ke jenjang S2
atau pendidikan profesi. Hanya ada
satu orang yang telah selesai S2
penelitian dan terlibat dalam kegiatan
jurusan Teknologi Pendidikan.
pelatihan,
b. Hambatan / kesulitan yang dihadapi
dalam
meningkatkan kompetensi
berikut
rekapan
hasil
wawancara:
a. Merancang
program:
kegiatan
profesional: tidak adanya waktu
merancang dan menyusun program
karena jam kerja sangat terikat; sulit
berdasarkan kebutuhan siswa dan
meninggalkan
karena
melakukan
sendiri;
kepala
menjadi
sekolah
guru
BK
konsultasi
sekolah
dengan
dan
Waka;
memperoleh pekerjaan/ tanggung
Merancang program dan menyusun
jawab lain selain tugas bimbingan
program
dan konseling;
program tahun lalu.
berbeda konsep
c. Dukungan dari sekolah khususnya
program:
melaksanakan program sesuai yang
dalam
direncanakan, ada jam masuk kelas
kompetensi
1x dalam seminggu, melakukan
sekolah
meningkatkan
revieu
b. Melaksanakan
dalam membantu siswa.
kepala
berdasarkan
profesional guru bimbingan dan
kerjasama
konseling SMK seperti: memberi
pelajaran dan wali kelas. Untuk
izin keluar jika ada kegiatan MGBK-
guru
SMK, seminar, pelatihan; memberi
pada
izin
ingin
prestasi rendah. Kerjasama dengan
mengembangkan diri; memberi izin
wali kelas dalam bentuk absensi
dan surattugas jika ada undangan.
siswa, dan masalah siswa.
kuliah
bagi
yang
dengan
mata
Landasan
kegiatan
guru
untuk
mengetahui
bimbingan
dan
konseling dalam menyelenggarakan
bimbingan
dan
konseling,
peneliti
melakukan wawancara dan observasi
kepada beberapa guru bimbingan dan
konseling
yang
menjadi
subyek
kerjasama
yang
mengalami
siswa
program:
mengevaluasi
kegiatan
dilakukan
tiap
minggu keempat yang melibatkan
ketua program studi, guru BK,
kepala sekolah dan waka, dan
materi
evaluasi
permasalahan
sekolah.
adalah
yang
Selain
itu
semua
terjadi
di
evaluasi
dilakukan dengan melihat proses
selama bimbingan dan konseling
dan hasil yang tampak, seperti
perubahan/pengurangan
җ 53 Ҙ
mata
pelajaran
c. Mengevaluasi
2. Kegiatan guru bimbingan dan
konseling dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling di
SMK Pontianak
guru
pelanggaran pada siswa; evaluasi
mengikuti pertemuan MGBK-SMK se
dilakukan
Kota Pontianak. Namun untuk kegiatan
kegiatan
dengan
mana
dikembangkan
mengecek
yang
dan
dapat
penelitian bimbingan dan konseling
dilanjutkan
selama menjadi guru bimbingan dan
untuk program tahun berikutnya.
d. Alat
instrumen/asesmen
konseling
yang
begitu
belum
juga
mereka
lakukan,
dengan
mengikuti
digunakan: Alat ungkap masalah
pendidikan lanjutan (S2 bimbingan dan
(AUM),
konseling) belum ada yang mengikuti.
Angket
Pribadi
Siswa,
Sosiometri, tes bakat, dan mulai
3. Sebagian besar guru bimbingan dan
mencoba ITP/ATP.
D. Penutup
konseling
telah
bimbingan
dan
menyelenggarakan
konseling
dimulai
dengan merancang, melaksanakan,
mengevaluasi
Setelah data lapangan diperoleh,
dan
menguasai
alat/instrumen asesmen.
dianalisis, dan dibahas, maka dapat
E. Daftar Pustaka
disusun kesimpulan sebagai berikut.
1. Kompetensi
profesional
guru
Asrori, M. (1990). Unjuk kerja petugas
bimbingan dan konseling
Hasil
secara
bimbingan
keseluruhan
guru
dalam
melaksanakan
konseling dikaji dari latar belakang
bimbingan dan konseling SMK se Kota
pendidikan dan iklim
Pontianak
sekolahnya. Tesis pada PPS IKIP
berkompeten
secara
profesional dalam menyelenggarakan
bimbingan dan konseling.
organisasi
Bandung:tidak diterbitkan
Depdiknas. (2008).Penataan pendidikan
2. Sebagian besar guru bimbingan dan
profesional konselor dan layanan
konseling SMK se Kota Pontianak
bimbingan dan konseling dalam
pernah dan telah mengikuti kegiatan-
jalur pendidikan formal
kegiatan yang dapat meningkatkan
Febriyadi,
H.
(2010).
Program
kompetensi profesional, diantaranya
pengembangan
mengikuti
seminar,
kepribadian guru bimbingan dan
workshop yang terkait bimbingan dan
konseling SMA/SMK di Rangkas
konseling;
Bitung. Tesis Master pada SPS UPI
pelatihan,
rajin
informasi/materi
konseling
melalui
mencari
bimbingan
internet,
dan
aktif
җ 54 Ҙ
kompetensi
Bandung: tidak diterbitkan
Hajati,
K.
(2010)
Model
Program
Suherman,
U.(2011).
Manajemen
peningkatan kompetensi konselor
bimbingan dan konseling.Bandung:
sekolah menengah atas berbasis
Rizqi Press
standar
kompetensi
konselor
Surya, M. (2009).Psikologi konseling.
indonesia. Disertasi Doktor pada
SPS Upi Bandung: tidak diterbitkan
Bandung: Maestro
Sudjana
Heriyanti (2013).Program pelatihan untuk
meningkatkan
kompetensi
(1996).Metoda
statistika.
Bandung: Tarsito
Trisnowati, E (2009). Program pelatihan
profesional konselor SMA di Kota
keterampilan
Pontianak. Tesis pada SPS UPI
konselor di Sekolah. Tesis Master
Bandung: tidak diterbitkan
pada SPS UPI Bandung : tidak
Hidayati,
S.
(2012).
bimbingan
Madrasah
dan
Pelaksanaan
konseling
Aliyah
di
Pontianak,
Penelitian Individu: tidak diterbitkan
Ilfiandra, Agustin M, dan Ipah S (2006).
Peningkatan
mutu
tata
kelola
layanan bimbingan dan konseling
pada
sekolah
menengah
atas
Provinsi Jawa Barat. Bandung : UPI
Nadia
(2008).
Kompetensi
pembimbing
dalam
guru
pengelolaan
program bimbingan dan konseling.
Tesis
Master
pada
SPS
UPI
Bandung: Tidak diterbitkan
Permendiknas Nomor 27 Tahun 2009
tentang
Standar
kualifikasi
akademik dan kompetensi konselor
PERMEN PAN dan PKB No 16 tahun
2009 tentang Jabatan fungsional
guru dan angka kreditnya
Sugiyono.(2010).Metode
penelitian
pendidikan.Bandung: Alfabeta.
җ 55 Ҙ
diterbitkan
konseling
bagi