ARTIKEL MAGANG KPENDIDIKAN I PENGARUH KI (1)

ARTIKEL MAGANG KPENDIDIKAN I
PENGARUH KINERJA GURU KIMIA TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA SMA N 15 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh
Ari Sutono
B2C015004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016

LEMBAR PENGESAHAN

Judul

:

Pengaruh Kinerja Guru Kimia Terhadap Motivasi Belajar

Kimia Siswa Kelas Xi Ipa Sma N 15 Semarang Tahun
Ajaran 2016/2017

Nama

:

Ari Sutono

NIM

:

B2C015004

Prodi

:

Pendidikan Kimia


Tanggal

:

15 s.d 27 Agustus 2016

Menyetujui,
Pembimbing

Mahasiswa

Fitria Fatichatul Hidayah, M.Pd, M.Si.

Ari Sutono

NIK. K. 1026. 246

NIM.B2C015004


Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Dra. Endang Wahyuni Maharani, M.Pd
NIK. 28.6.1026.042

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga kami berhasil
menyelesaikan artikel magang. Semoga bermanfaat bagi yang membaca dan tidak
lain bagi penulis sendiri.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut
membantu dalam penyusunan artikel ini, antara lain kepada :
1. Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Semarang
2. Dr. Eny Winaryati, M.Pd selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Muhammadiyah Semarang
3. Dra. Endang Wahyuni Maharani, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah Semarang
4. Fitria Fatichatul Hidayah, M.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing Magang

di SMA N 15 Semarang
5. Sholeh Amin , S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA N 15 Semarang
6. Dwi Anggraeni Ristanti, S.Pd selaku Guru Kimia sekaligus Guru Model
Magang
7. Bapak dan Ibu guru, serta staaf karyawan SMAN 15 Semarang
8. Teman-teman program Magang I SMAN 15 Semarang
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan artikel ini,
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang turut membantu dalam penyusunan artikel ini.

Semarang, 29 Desember 2016

PENGARUH KINERJA GURU KIMIA TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA SMA N 15 SEMARANG TAHUN
AJARAN 2016/2017
Ari Sutono 1). Fitria Fatichatul Hidayah2). Dwi Anggraeni Ristanti3)
Program Studi S1 Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Ala

Universitas Muhammdiyah Semarang
Email: arisutono25@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap (1) tingkat kinerja guru kimia kelas
XI IPA SMA Negeri 15 Semarang; (2)tingkat motivasi belajar siswa; dan (3)
pengaruh kinerja guru kimia terhadap motivasi belajar kimia siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 15 Semarang. Populasi penelititian adalah kelas XI IPA1 dan XI
IPA2. Sampel diambil menggunakan teknik observasi. Instrumen pengumpulan
data menggunakan angket tertutup. Data dianalisis menggunakan korelasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja guru kimia tergolong baik (70,85%),
tingkat motivasi belajar siswa termasuk kategori tinggi (65%), dan sumbangan
pengaruh kinerja guru kimia terhadap motivasi belajar termasuk positif dan
signifikan (21,43 %).
Kata kunci: kinerja guru, motivasi belajar, kimia.
1.

PENDAHULUAN
Guru
merupakan
faktor utama dalam proses

pendidikan.
Meskipun
fasilitas
pendidikannya
lengkap dan canggih, namun
bila tidak ditunjang oleh
keberadaan
guru
yang
berkualitas, mustahil akan
menimbulkan proses belajar
dan
pembelajaran
yang
maksimal (Utami, 2003:1).
Guru
sebagai
pelaksana
pendidikan
nasional

merupakan
faktor
kunci
utama
keberhasilan
pembelajaran. Peningkatan
prestasi
belajar
siswa
dipengaruhi oleh kualitas

proses pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu, untuk
meningkatkan prestasi belajar
siswa, proses pembelajaran di
kelas harus berlangsung
dengan baik, dan dirasa
bermanfaat.
Proses pembelajaran
akan berlangsung

dengan
baik apabila didukung oleh
guru
yang
mempunyai
kompetensi dan kinerja yang
tinggi,
karena
guru
merupakan ujung tombak dan
pelaksana
terdepan
pendidikan anak-anak di
sekolah,
dan
sebagai
pengemban kurikulum. Guru
yang mempunyai kinerja baik

akan mampu menumbuhkan

semangat
dan
motivasi
belajar siswa yang lebih baik,
dan pada akhirnya akan
mampu
meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Adanya
berbagai
macam keterbatasan yang
ada pada peneliti, maka
penelitian ini hanya dibatasi
pada pengaruh kinerja guru
terhadap motivasi belajar
kimia siswa kelas XI IPA
SMA N 15 Semarang tahun
2016/2017.
Berdasarkan
pembatasan masalah, dapat

dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1). Seberapa tinggi kinerja guru
Kimia kelas XI IPA SMA N 15
Semarang?
2). Seberapa tinggi motivasi belajar
siswa kelas XI IPA SMA N 15
Semarang?
3). Seberapa besar sumbangan
kinerja guru terhadap motivasi
belajar siswa kelas XI IPA SMA N
15
Semarang
tahun
ajaran
2016/2017?
Sesuai
dengan
rumusan masalah di atas,
penelitian ini bertujuan untuk

mengungkap: (1) Tingkat
kinerja guru kimia kelas XI
IPA SMA N 15 Semarang; (2)
tingkat motivasi belajar siswa
kelas XI IPA SMA N 15
Semarang; dan (3) Besarnya
sumbangan kinerja guru
terhadap motivasi belajar
siswa kelas XI IPA SMA N
15 Semarang.

Hasil penelitian ini
diharapkan mempunyai dua
manfaat utama, yaitu: (1)
Dapat memberi sumbangan
terhadap pengembangan ilmu
pendidikan pada umumnya;
(2) Dapat memberi manfaat
bagi beberapa pihak, yaitu
guru dan sekolah. Guru
bidang studi kimia khususnya
dan guru-guru bidang studi
lain pada umumnya dapat
menjadi bahan acuan di
dalam proses pembelajaran
serta
dalam
rangka
meningkatkan
pengelolaan
pembelajaran. Bagi sekolah,
hasil
penelitian
ini
diharapkan berguna sebagai
masukan
dalam
upaya
pembinaan
dan
pengembangan guru secara
efektif sehingga mendukung
pencapaian tujuan program
pendidikan.
Kinerja guru (teacher
performance)
berkaitan
dengan kompetensi guru,
artinya
untuk
memiliki
kinerja yang baik guru harus
didukung dengan kompetensi
yang baik. Tanpa memiliki
kompetensi
yang
baik
seorang guru tidak akan
mungkin dapat memiliki
kinerja yang baik. Sementara
itu, ada pendapat lain yang
mengatakan bahwa kinerja
guru adalah kemampuan guru
untuk
mendemonstrasikan
berbagai kecakapan dan
kompetensi yang dimilikinya

(Depdiknas, 2004:11). Esensi
dari kinerja guru tidak lain
merupakan kemampuan guru
dalam
menunjukkan
kecakapan atau kompetensi
yang dimilikinya dalam dunia
kerja yang sebenarnya. Dunia
kerja guru yang sebenarnya
adalah membelajarkan siswa
dalam kegiatan pembelajaran
di kelas.
Rumusan kompetensi
guru
SMA
yang
mempengaruhi kinerja guru
dalam kelas adalah: (1)
mengenali karakteristik dan
kepribadian
siswa;
(2)
mengembangkan
kurikulum
terbaru; (3) memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi; (4); memfasilitasi
perlombaan, karya ilmiah atau
eksperimen; (5) berkomunikasi
secara efektif, dan santun; (6)
menyelenggarakan
ujian/ulangan disertai evaluasi;
(7) melakukan remidi hasil
penilaian dan evaluasi untuk
perbaikan; (8) memanfaatkan
alam untuk kepentingan kualitas
pembelajaran.

Dalam
pengertian
umum, motivasi merupakan
daya penggerak dalam diri
seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas
guna
mencapai tujuan tertentu.
Harapan
(expectation)
seseorang terbentuk melalui
belajar
yang
selalu
mengandung
standar
keunggulan. Standar tersebut

mungkin berasal dari tuntutan
orang lain atau lingkungan
tempat seseorang dibesarkan.
Oleh karena itu, standar
keunggulan
merupakan
kerangka acuan bagi individu
yang bersangkutan pada saat
ia belajar, menjalankan tugas,
memecahkan
masalah
maupun mempelajari sesuatu.
Adapun ciri-ciri motivasi
belajar secara umum ada dua,
yaitu: (1) merasa senang
dengan metode mengajar
guru; (2) merasa tertarik
untuk belajar.
Kinerja guru dalam
kelas merupakan faktor yang
dominan dalam menentukan
motivasi belajar siswa serta
kualitas
pembelajaran.
Artinya, kalau guru yang
terlibat
dalam
kegiatan
pembelajaran
mempunyai
kinerja yang bagus, akan
mampu
meningkatkan
kualitas pembelajaran, begitu
juga sebaliknya. Hal ini dapat
dipahami karena guru yang
mempunyai kinerja bagus
dalam kelas akan mampu
menjelaskan
pelajaran
dengan
baik,
mampu
menumbuhkan
motivasi
belajar siswa dengan baik,
mampu menggunakan media
pembelajaran dengan baik,
mampu membimbing dan
mengarahkan siswa dalam
pembelajaran sehingga siswa
akan memiliki semangat dan
motivasi
dalam
belajar,

senang dengan
kegiatan
pembelajaran yang diikuti,
dan
merasa
mudah
memahami
materi
yang
disajikan oleh guru.
Berdasarkan
deskripsi teori dan kerangka
pikir
di
atas
dapat
dirumuskan
hipotesis
penelitian,
yaitu
bahwa
kinerja guru dalam kelas
mempunyai pengaruh yang
positif
dan
signifikan
terhadap motivasi belajar
siswa.
2. METODE PENELITIAN
Dilihat
dari
segi
pendekatan yang digunakan,
penelitian ini merupakan
penelitian
kuantitatif,
sedangkan sesuai dengan
permasalahan yang diangkat
dan tujuan penelitian ini,
maka
penelitian
ini
merupakan penelitian yang
bersifat mengungkap fakta.
Populasi
dalam
penelitian ini adalah siswa
kelas XI IPA SMA N 15
Semarang tahun 2016/2017.
Pengambilan sampel diambil
berdasarkan
kelas
yang
diampuh seorang guru kimia
sebanyak
70
siswa.
Pengumpulan
data
menggunakan
metode
observasi dan angket. Angket
digunakan
untuk
mengungkap data tentang
kinerja guru dan motivasi
belajar siswa. Angket yang

digunakan adalah model
angket
tertutup,
artinya
responden tinggal memilih
alternatif
yang
telah
disediakan.
Responden
pengumpulan data adalah
siswa, baik untuk kinerja
guru maupun motivasi belajar
siswa. Penggunaan siswa
sebagai responden untuk
pengumpulan data kinerja
guru didasarkan pada asumsi
bahwa proses pembelajaran
dianggap sebagai sebagai
sebuah
produk
jasa
pendidikan
yang
harus
berorientasi pada kepuasan
konsumen
(customer
satisfaction).
Konsumen
dalam jasa pendidikan salah
satunya adalah siswa. Siswa
dianggap sebagai pihak yang
paling banyak mengetahui
tentang kinerja guru dalam
kelas.
Validitas
instrumen
dalam
penelitian
ini
digunakan validitas konstruk
(construct validity) atau ada
juga yang menyebut dengan
istilah
logical
validity.
Pengujian validitas konstruk
dilakukan dengan analisis
faktor
dengan
cara
menghitung
koefisien
korelasi (r) antara skor butir
dengan skor total. Kriteria
yang dijadikan dasar untuk
melihat signifikan tidaknya
sebuah butir instrumen adalah
dengan melihat besarnya nilai

”r” antara skor butir dengan
skor total dengan ketentuan,
apabila nilai
”r”>6,25%
berarti nomor butir tersebut
dinyatakan
signifikan
(Fernandes,1984:28).
Berdasarkan hasil analisis
menunjukkan bahwa dari 8
butir instrumen semuanya
dinyatakan signifikan. Teknik
analisis data yang digunakan
meliputi analisis deskriptif
dan tabulasi silang.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
analisis deskriptif, diketahui
bahwa tingkat kinerja guru
Kimia kelas XI IPA SMA N
15 Semarang dalam kategori
baik (r = 2,83/4 x 100% =
70,85%). Tingkat motivasi
belajar kimia siswa dalam
kategori tinggi (r = 2,6/4 x
100% = 65%). Berdasarkan
tabulasi silang (crosstabs),
siswa
yang
mempunyai
motivasi belajar sangat tinggi
sejumlah 15 siswa (15/70 x
100% = 21,43%) didukung
guru yang mempunyai tingkat
kinerja baik juga.
Gambar diagram 8
variabel kinerja guru:

4.00
3.00
2.00
1.00

3.112.943.333.242.87
2.63
2.31
2.2

0.00
.1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8
m
m m m m m m m
ko ko ko ko ko ko ko ko

Perhitungan variabel kinerja
guru dalam penelitian ini dibedakan
menjadi delapan sub variabel, yaitu:
1). Perhitungan korelasi parsial
antara tingkat guru mengenali
karakteristik

dan

kepribadian

siswa

dengan motivasi belajar diperoleh
hasil r = 2,31/32 x 100% = 7,22%
adalah signifikan.
2).
Perhitungan
korelasi
pengembangan

kurikulum

terbaru

dengan motivasi belajar diperoleh
hasil r = 2,63/32 x 100% = 8,22%
adalah signifikan.
3). Perhitungan korelasi parsial
antara pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran dengan motivasi belajar

diperoleh hasil r = 3,11/32 x 100% =
9,72% adalah signifikan.
4). Perhitungan korelasi parsial
antara pemfasilitasan lomba, karya
ilmiah atau eksperimen dengan
motivasi belajar diperoleh hasil r =
2,94/32 x 100% = 9,20% adalah
signifikan.
5). Perhitungan korelasi parsial
antara komunikasi secara efektif, dan
santun dengan motivasi belajar
diperoleh hasil r = 3,33/32 x 100%
= 10,40% adalah signifikan.

6). Perhitungan korelasi parsial
antara menyelenggarakan ujian/ulangan
disertai evaluasi dengan motivasi
belajar diperoleh hasil r = 3,24/32
x 100% = 10,13% adalah signifikan.
7). Perhitungan korelasi parsial
antara pelaksanaan remidi hasil
penilaian dan evaluasi untuk perbaikan

dengan motivasi belajar diperoleh
hasil r = 2,87/32 x 100% = 8,97%
adalah signifikan.
8). Perhitungan korelasi parsial
antara pemanfaatan alam untuk
kepentingan

kualitas

pembelajaran

dengan motivasi belajar diperoleh
hasil r = 2,23/32 x 100% = 6,97%
adalah signifikan.
Artinya berdasarkan
perhitungan di atas, guru
yang
memiliki
delapan
kompetensi kinerja guru baik
akan membuat pembelajaran
lebih
menarik
sehingga
mampu
meningkatkan
motivasi
belajar
siswa.
Sebaliknya, guru yang minim
kinerjanya sebagai guru,
kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan menjadi kurang
menarik. Hal ini akan
menurunkan motivasi belajar
siswa.
Berdasarkan
hasil
analisis deskriptif, kinerja
guru Kimia kelas XI IPA
SMA N 15 Semarang adalah
70,85% (r = 2,83/4 x 100% =
70,85%) dalam kategori baik.
Dari data deskriptif ini
diperoleh gambaran bahwa
kinerja seorang guru yang
mengampuh kelas tersebut
dalam kategori baik. Oleh

karena
itu, perlu ada
pengkajian
terhadap
sejumlah
faktor
yang
memungkinkan
dapat
meningkatkan kinerja guru.
Motivasi belajar kimia kelas
XI IPA SMA N 15 Semarang
adalah 65% (r = 2,6/4 x 100%
= 65%) dalam kategori
tinggi. Hasil ini menunjukkan
bahwa upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa masih
perlu terus ditingkatkan.
Berdasarkan tabulasi
silang
(crosstabs), siswa
yang mempunyai motivasi
belajar yang sangat tinggi
pada
sejumlah
15
orang(15/70 x 100% =
21,43%) didukung guru yang
mempunyai kinerja yang baik
juga.
Hasil
tersebut
menunjukkan bahwa kinerja
guru mempunyai pengaruh
yang positif
terhadap
motivasi belajar siswa.
Karena nilai pengaruh
masing-masing
instrumen
terhadap motivasi belajar r =
>6,25% berarti pengaruh
tersebut bersifat signifikan.
Dengan kata lain, variabel
kinerja guru memberikan
sumbangan
positif
yang
sangat
berarti
terhadap
motivasi belajar kimia siswa
kelas XI IPA SMA N 15
Semarang. Semakin baik
tingkat
kinerja
guru,
khsususnya kinerja dalam
kelas, akan diikuti naiknya
motivasi belajar siswa.

Berdasarkan
perhitungan di atas, dapat
disimpulkan bahwa kinerja
guru
dalam
kelas
berpengaruh
secara
signifikan terhadap motivasi
belajar kimia siswa kelas XI
IPA SMA N 15 Semarang.
Besarnya sumbangan variabel
kinerja
guru
terhadap
motivasi belajar siswa adalah
sebesar 21,43%. Dengan
demikian, hipotesis penelitian
yang menyatakan kinerja
guru dalam kelas mempunyai
pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap motivasi
belajar siswa dapat diterima.
Berdasarkan
data
observasi yang diperoleh,
guru kimia sudah melakukan
kinerja yang baik untuk dapat
menjalankan
tugasnya
sebagai pendidik.
Rumusan kompetensi
guru
SMA
yang
mempengaruhi kinerja guru
dalam kelas adalah: (1)
mengenali karakteristik dan
kepribadian
siswa;
(2)
mengembangkan kurikulum
terbaru; (3) memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi;
(4);
memfasilitasi
perlombaan,
karya
ilmiah
atau
eksperimen;
(5)
berkomunikasi secara efektif,
dan
santun;
(6)
menyelenggarakan
ujian/ulangan
disertai
evaluasi; (7) melakukan

remidi hasil penilaian dan
evaluasi untuk perbaikan; (8)
memanfaatkan alam untuk
kepentingan
kualitas
pembelajaran. Berdasarkan
observasi, sangatlah penting
guru
kimia
mengelola
pembelajaran, karena di
tangan merekalah murid atau
peserta didik mendapatkan
transfer ilmu pengetahuan
dan keterampilan, sebagai
bekal kehidupannya pada
masa yang akan datang.
Dalam
melakukan
pembelajaran,
sebaiknya
hubungan guru dengan murid
dapat berjalan dengan baik
serta menggunakan beberapa
metode/stretegi pembelajaran
yang efektif. Kinerja guru
yang diamati sudah baik,
karena pengelolaan yang
dilakukan guru meliputi
pemahaman terhadap peserta
didik,
perancangan
dan
pelaksanaan
pembelajaran,
evaluasi dan hasil belajar dan
pengembangan peserta didik
untuk
mengaktualisasikan
berbagai
potensi
yang
dimilikinya. Menurut guru
kimia kelas XI IPA SMA N
15 Semarang, seorang guru
harus
belajar
mengenali
penguasaan
karakteristik
peserta didik dan aspek fisik,
moral,
spiritual,
sosial,
kultural,
emosional
dan
intelektual.
Berdasarkan observasi
yang
dilakukan terhadap

guru dalam melaksanakan
pembelajaran
di
kelas,
hasilnya menunjukkan bahwa
guru telah memahami dan
menguasai
delapan
kompetensi seperti yang telah
disebutkan di atas dengan
baik.
Dari
data
yang
dihasilkan mengenai motivasi
belajar kimia siswa kelas XI
IPA SMA N 15 Semarang,
siswa-siswa
merasa
termotivasi
dalam
meningkatkan pembelajaran
mereka di dalam kelas.
Faktor
yang
paling
mempengaruhi adalah faktor
sarana
prasarana
dan
kehadiran siswa di kelas. Hal
ini berkaitan dengan kinerja
guru
dalam
menunjang
pembelajaran siswa. Sarana
prasaran yang menunjang
mempengaruhi
motivasi
belajar siswa. Penjelasan
dengan benda-benda akan
meningkatkan daya serap
siswa dalam pembelaran.
Misalnya dalam melakukan
praktikum, jika hanya melalui
teori saja siswa akan merasa
bosan karena mereka tidak
memahami apa yang mereka
akan lakukan. Selanjutnya
mengenai kehadiran siswa
berkaitan dengan kinerja
guru. Siswa akan sangat rajin
masuk kedalam kelas jika
kinerja guru juga maksimal.
Media-media yang digunakan
dalam
praktikum
untuk

memotivasi
siswa
dapat
disampaikan oleh guru dan
siswa
dapat
memahami
pelajaran yang disampaikan.
Jika siswa memahami dan
mengerti pelajaran di dalam
kelas, mereka akan sangat
termotivasi dalam belajar
sehingga nilai yang akan
mereka dapat juga maksimal.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
analisis data dan pembahasan,
dapat
disimpulkan:
(1)
tingkat kinerja guru kimia
siswa kelas XI IPA SMA N
15 Semarang (70,85%) dalam
kategori baik; (2) tingkat
motivasi belajar kimia siswa
kelas XI IPA SMA N 15
Semarang
(65%)
dalam
kategori tinggi; (3) kinerja
guru mempunyai sumbangan
sebesar 21,5%
terhadap
motivasi belajar siswa. Hal
ini dapat dibuktikan dari hasil
analisis tabulasi
silang
(crosstabs),
siswa
yang
mempunyai motivasi belajar
yang sangat tinggi pada
sejumlah 15 orang (15/70 x
100% = 21,43%) yang berarti
sekitar 21,43% perubahanperubahan pada variabel
motivasi
belajar
siswa
dapat
ditingkatkan oleh
kinerja guru dalam kelas.
Besarnya
pengaruh
dari
masing-masing aspek kinerja
guru
terhadap
motivasi
belajar siswa secara berurutan

adalah:

(1)
mengenali
karakteristik dan kepribadian
siswa; (2) mengembangkan
kurikulum
terbaru;
(3)
memanfaatkan
teknologi
informasi dan komunikasi; (4);
memfasilitasi perlombaan, karya
ilmiah atau eksperimen; (5)
berkomunikasi secara efektif,
dan
santun;
(6)
menyelenggarakan
ujian/ulangan disertai evaluasi;
(7) melakukan remidi hasil
penilaian dan evaluasi untuk
perbaikan; (8) memanfaatkan
alam untuk kepentingan kualitas
pembelajaran.
5. SARAN
Berdasarkan
simpulan di atas, da- lam
upaya meningkatkan kinerja
guru,
perlu
ditumbuhkembangkan
semangat
guru
untuk
menambah
pengetahuan
tentang kinerja guru yang
sesuai
kompetensi,
baik
melalui studi lanjut maupun
mengikuti
perkembangan

iptek melalui sumber-sumber
belajar yang tersedia.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional.
2004.
Pengembangan
Perangkat Penilaian Kinerja
Guru. Jakarta: Ditjen Dikti,
Bagian Proyek P2TK.
Fernandes, H.J.X.1984. Testing and
Measurement.
Jakarta:
National Education Planning,
Evaluation and Curricuoum
Development.
Utami, Neni. 2003. Kualitas dan
Profesionalisme Guru. dari
http://www.pikiran.rakyat.co
m/cetak/102/ 15/0802/html.
Diunduh 4 Oktober 2007.