ILMU TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN LINGKUNGA

ILMU TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Enies Nabila Fithri Tiara Sari1, Siti Hotijah2, Dwita Nurul Maulidyah3, Aulia Angelina4
1,4

Kelas 5A Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UMM
Jln. Ray Tlogomas No. 246 Tlogomas, Kec Lowokwaru, Kota Malang Jawa Timur 65144 INDONESIA
1
201510070311038 (enies0nabila@gmail.com)
2
201510070311014 (hotyy19@gmail.com)
3
201510070311012 (dwitamaulidyah07@gmail.com)
4
201510070311042 (angelinaaulia2@gmail.com)

Intisari— Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science), merupakan pengetahuan yang
mengkaji mengenai gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan
prinsip. Pada pembahasan kali ini kami akan membahas ilmu alamiah dasar secara lebih spesisfik lagi, yaitu
pembahasan mengenai ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang
menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. perkembangan dunia
IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan

peradaban umat manusia. Meskipun ada dampak negatifnya atau kelemahan dari kemajuan IPTEK. Namun hal ini
seolah diabaikan oleh manusia, faktanya tidak dipungkiri lagi IPTEK dikembangkan setiap waktu.
Kata Kunci: Ilmu, Lingkungan, Teknologi, Pembangunan Lingkungan.
Abstrak— Natural science or often called natural science (natural science), is a knowledge that examines the
symptoms in the universe, including on earth so that the concepts and principles are formed. In this discussion we
will discuss basic natural science in a more spesisfik again, the discussion of science and technology. Technological
developments occur because a person uses his mind and reason to solve every problem he faces. the amazing
development of the world of science and technology has indeed brought tremendous benefits to the progress of
human civilization. Despite the negative impacts or weaknesses of science and technology progress. But this seems
to be neglected by humans, in fact no denying science and technology developed every time.
Keywords: Science, Environment, Technology, Environmental Development.

PENDAHULUAN
Lingkungan
berarti
suatu tatnaan ruang yang
melingkupi
makhluk
hidup. Jumlah penduduk
sekitar

6.525.170.264
jiwa, bumi saat ini
sedang
menghadapi
berbagai
masalah
lingkungan yang serius.
Enam
masalah
lingkungan
utama
tersebut adalah ledakan
jumlah
penduduk,
menipisnya sumber daya
alam (SDA), perubahan
iklim global kepenuhan
Flora
dan
Fauna,

kerusakan habitat alam
serta peningkatan polusi
dan kemiskinan. Dengan
banyaknya
jumlah
penduduk
dengan
keterbatasan
Sumber
Daya Alam yang tersedia
di alam maka akan
membuat Manusia sadar
bahwa kebutuhan yang
dibutuhkan
semkin
bnyak. Maka dari itu
akan memicu kegiatan
manusia
dalam
pembangunan

keberlanjutan.
Oleh karena itu Paper
ini ditulis dengan tujuan
untuk
mengetahui
perkembangan
Ilmu
Teknologi
dan
Pengetahuan
Lingkungan yang akan
di bahas dalam beberapa
Sub Pembahasan antara
lain:
keberlanjutan
pembangunan,
mutu
lingkungan
hidup
dengan resiko, kesadaran

lingkungan, hubungan
lingkungan
dengan
pembangunan
dan
pencemaran
serta
perusakan
lingkungan
I.

development that meets
proses the needs of present
generations
without
compromising the ability
of future generations to
II. PEMBAHASAN
meet their own needs“
A. Keberlanjutan

yang
berarti
bahwa
Pembangunan
Pembangunan
Menurut Mckinney
berkelanjutan
adalah
(2012) Ilmu lingkungan
pembangunan
yang
melibatkan
semua
memenuhi
kebutuhan
bidang
sains
alami
generasi saat ini tanpa
karena mereka memiliki

mengorbankan
lingkungan fisik dan
kemampuan
generasi
biologis di sekitar kita,
yang akan datang untuk
aspek biologi, geologi,
memenuhi
kebutuhan
kimia, fisika meteorologi
mereka).
Dikatakan
dan lainnya juga harus
berkelanjutan
bila
diperhatikan saat belajar
jumlah total sumber daya
Ilmu
Lingkungan.
- tenaga kerja, barang

Kopnen utama ilmu
modal
yang
dapat
lingkungan
modern
diproduksi
kembali,
melibatkan penanganan
sumber
daya
alam,
masalah lingkungan saat
sumber daya yang habis
ini
yang
dibawa
pakai tidak berkurang
langsung oleh aktivitas
dari waktu ke waktu)

manusia.
(An-naf. 2005). Meski
Salah satu aktifitas
agak samar, konsep
manusia itu merupakan
pembangunan
Pembangunan
berkelanjutan
ini
keberlanjutan
untuk
bertujuan
untuk
kesejahteraan
hidup
mempertahankan
manusia itu sendiri. Ada
kemajuan ekonomi dan
berbagai definisi dari
kemajuan

sekaligus
Pembangunan
melindungi nilai jangka
Berkelanjutan.
Tapi
panjang dari lingkungan
semua definisi berfokus
Hidup; itu menyediakan
pada bagaimana agar
kerangka kerja untuk
perekonomian
dapat
integrasi
kebijakan
tetap berlanjut dalam
lingkungan dan strategi
jangka panjang, terutama
pembangunan
(Emas.
untuk

memberi
2015).
kesempatan
pada
Sasaran
generasi
yang akan
pembangungan
datang
memperoleh
berkelanjutan mencakup
kehidupan yang lebih
upaya untuk pemerataan
baik. World Commission
manfaat
hasil-hasil
on Environment and
pembangunan
antar
Development (WECD),
generasi (intergeneration
sejak
tahun
1987
equity),
safeguarding
memberikan
deskripsi
atau
pengamanan
Pembangunan
terhadap
kelestarian
Berkelanjutan
sebagai
sumber daya alam dan
berikut:
“Sustainable
lingkungan
hidup,
development
is
hidup
oleh
pembangunan.

pemanfaatan
dan
pengelolaan sumberdaya
alam
semata
untuk
kepentingan
mengejar
pertumbuhan ekonomi,
mempertahankan
kesejahteraan
rakyat
(masyarakat)
yang
berkelanjutan,
mempertahankan
manfaat pembangunan,
menjaga mutu ataupun
kualitas
kehidupan
manusia antar generasi.
Strategi
pembangunan
berkelanjutan, meliputi
Pembangunan
yang
menjamin
pemerataan
dan keadilan sosial,
pembangunan
yang
menghargai
keanekaragaman,
pembangunan
yang
menggunakan
pendekatan
integratif,
dan pembangunan yang
meminta
perspektif
jangka
panjang
(Rahadian, 2016). Dari
sisi
ekonomi
Fauzi
(2004) setidaknya ada
tiga
alasan
utama
mengapa pembangunan
ekonomi
harus
berkelanjutan. Pertama
menyangkut
alasan
moral. Generasi kini
menikmati barang dan
jasa yang dihasilkan dari
sumber daya alam dan
lingkungan
sehingga
secara moral perlu untuk
memperhatikan
ketersediaan
sumber
daya alam tersebut untuk
generasi
mendatang.
Kewajiban
moral
tersebut mencakup tidak
mengekstraksi sumber
daya alam yang dapat
merusak
lingkungan,
yang
dapat
menghilangkan

kesempatan
bagi
generasi
mendatang
untuk
menikmati
layanan yang sama.
Kedua,
menyangkut
alasan
ekologi,
Keanekaragaman hayati
misalnya, memiliki nilai
ekologi yang sangat
tinggi, oleh karena itu
aktivitas
ekonomi
semestinya
tidak
diarahkan pada kegiatan
pemanfaatan
sumber
daya
alam
dan
lingkungan semata yang
pada akhirnya dapat
mengancam
fungsi
ekologi. Faktor ketiga,
yang menjadi alasan
perlunya
memperhatiakan aspek
keberlanjutan
adalah
alasan ekonomi. Alasan
dari
sisi
ekonomi
memang masih terjadi
perdebatan karena tidak
diketahui
apakah
aktivitas
ekonomi
selama ini sudah atau
belum memenuhi kriteria
keberlanjutan,
seperti
kita ketahui, bahwa
dimensi
ekonomi
berkelanjutan
sendiri
cukup
kompleks,
sehingga sering aspek
keberlanjutan dari sisi
ekonomi
ini
hanya
dibatasi
pada
pengukuran
kesejahteraan
antar
generasi (intergeneration
welfare maximization).
Mutu
Lingkungan
Hidup
dengan
Resiko
Menurut Santoso
(1999) mutu lingkungan
diartikan sebagai kondisi
lingkungan
dalam
hubungannya
dengan
B.

mutu hidup. Makin
tinggi derajat mutu hidup
dalam suatu lingkungan
tertentu, makin tinggi
pula
derajat
mutu
lingkungan tersebut dan
sebaliknya. Lingkungan
hidup pada dasarnya
merupakan suatu sistem
komplek yang berada di
luar
individu
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan
organisme.
Pembangunan,
mutu
lingkungan hidup serta
pertumbuhan
manusia
memiliki
keterkaitan. Mutu
lingkungan
hidup
mempengaruhi
kelangsungan
hidup
individu. Semakin baik
mutu lingkungan hidup,
semakin
baik
pula
kelangsungan
hidup
manusia.
Namun,
pembangunan
yang
dapat dilakukan manusia
pun mempengaruhi mutu
lingkungan
hidup,
sehingga pembangunan
yang dilakukan manusia
tidak
boleh
mengakibatkan turunnya
mutu lingkungan hidup.
Kualitas
lingkungan
diartikan
sebagai
keadaan
lingkungan yang dapat
memberikan
daya
dukung yang optimal
bagi kelangsungan hidup
disuatu wilayah. Dalam
menjaga
kualitas
lingkungan
tentu
dibutuhkan suatu standar
penilaian
mutu
lingkungan, agar dampak
dari suatu pembangunan
(penggunaan
materi/energi
juga
pengolahan limbah hasil

dari produksi) tidak
menyebabkan
kemerosotan
kualitas
hidup. Maka dibuatlah
Baku mutu lingkungan
hidup juga Nilai ambang
batas. Nilai
ambang
batas adalah standar
faktor bahaya di tempat
kerja sebagai pedoman
pengendalian
agar
tenaga kerja masih dapat
menghadapinya
tanpa
mengakibatkan penyakit
atau gangguan kesehatan
dalam pekerjaan seharihari untuk waktu tidak
lebih dari 8 jam sehari
atau 40 jam seminggu .
Dalam kata lain, nilai
ambang
batas
juga
diidentikkan
sebagai
kadar maksimum zat
yang manusia mampu
meneriamanya.
Ada banyak jenis
NAB, mulai dari bahan
kimia,
unsur
kimia
diudara, unsur kimia di
zat, hingga batasan zat
radioaktif. Baku Mutu
Lingkungan
(BML)
berbeda dengan Nilai
Ambang Batas (NAB).
Setiap ukuran pada Baku
Mutu
Lingkungan
merupakan
KEWAJIBAN, dan Nilai
Ambang Batas hanya
bersifat anjuran. Tidak
selamanya,
Nilai
Ambang Batas (NAB)
merupakan
BML
(kecuali
ditetapkan
dalam penetapan BML).
Namun setiap nilai pada
Baku Mutu Lingkungan
termasuk dalam NAB.
Baku Mutu Lingkungan
yang telah ditetapkan
oleh
pemerintah,
bertujuan meminimalis
pencemaran
dan
perusakan
yang

diakibatkan
oleh
kegiatan produksi dan
proses
pembangunan.
Meskipun
penetapan
BML tidak menjamin
suksesnya pelesatarian
lingkungan,
namun
memberikan batasan dan
aturan
main
bagi
perusahaan- perusahaan
juga
masyarakat,
meskipun mungkin ada
yang
bisa
bermain
curang.
Masalah
lingkungan
hidup
merupakan
suatu
fenomena besar yang
memerlukan perhatian
khusus dari kita semua.
Setiap orang diharapkan
dapat berpartisipasi dan
bertanggung
jawab
untuk mengatasinya.
Secara sederhana,
dengan
memandang
sekitar
kita,
maka
terlihat
banyak¬nya
sampah yang dibiarkan
berserakan di sepanjang
jalan, di halaman rumah,
di parit, di pasar- pasar
atau
tempat-tem¬pat
kosong
sekitar
permukiman. Tumpukan
sampah tersebut akan
menjadi
tempat
bersarangnya
lalat,
nyamuk dan binatang
lain, mengeluarkan bau
tidak enak, dan menjadi
sumber
penyebaran
penyakit.
Beberapa
daerah di perdesaan,
terlihat semakin kritis
dan gersangnya tanah
serta perbukitan akibat
penggundulan hutan dan
semakin keruhnya air
sungai karena erosi
tanah.
Rendahnya
kesadaran
masyarakat
tentang
lingkungan
hidup
menyebabkan
banyaknya
kejadian

yang merugikan kita
sendiri
baik
secara
langsung mau¬pun tidak
langsung. Penggundulan
bukit dan pembabatan
hutan
telah
mengakibatkan
banjir
pada musim hujan, tanah
longsor, rusaknya panen,
kebakaran hutan pada
saat musim terjadinya
kemarau
serta
kekeringan
yang
berkepanjangan.
Melihat kenyataan
dewasa ini, dimana
banyak fenomena alam
yang sangat memilukan
seperti tanah longsor,
banjir,
gempa
dan
sebagainya di beberapa
daerah di Indonesia.
Menurut Darsono (1992)
ada beberapa hal yang
seyogianya
mendapat
perhatian serius, antara
lain:
Rendahnya
kesadaran
masyarakat
akan lingkungan, tidak
tegasnya
pemerintah
melaksanakan peraturan
atau belum lengkpanya
perangkat perundangan
dan
peningktan
kesadaran lingkungan.

Tujuan
peningkatan kesadaran
lingkungan
ialah,
memasyarakatkan
lingkungan hidup, jadi
bukan
sekedar
menanamkan pengertian
masyarakat
kepada
permasalahannya saja.
Membangkitkan
partisipasi untuk ikut
dalam
memelihara
kelestarian sumberdaya
alam dan lingkungan
hidup. Yang diperlukan
adala masyarakat yang
aktif
mengawasi
lingkungan hidup, di
samping
menjaga
lingkungan
sendiri
secara langsung.
Kesadaran
masyarakat
terbentuk
karena pola perilaku
yang bertanggung jawab
pada lingkungan dan
menghormati eksistensi
makhluk lain di bumi ini.
Kesadaran masyarakat
berkaitan
dengan
kualitas lingkungan dan
terpeliharanya
sumber
daya alam pada kondisi
kehidupan
akan
menjamin keseimbangan
dan keberlanjutan alam
C. Kesadaran
dan
lingkungannya.
Lingkungan
Upaya
menciptakan
Kesadaran
lingkungan yang sehat
lingkungan ialah sebuah merupakan dasar adanya
usaha melibatkan setiap peningkatan
kualitas
warga Negara yang ada kehidupan
manusia
untuk
menumbuhkan (Junaedi, 2005).
dan membina kesadaran
untuk
melestarikan
D. Hubungan
lingkungan, berdasarkan
Pembangunan
tata nilai, yaitu tata nilai
dengan
dari pada lingkungan itu
Pembangunan
sendiri dengan filsafat
Lingkungan hidup
hidup secara dalam Indonesia sebagai suatu
dengan
alam ekosistem terdiri atas
lingkungannya
berbagai
subsistem,
(Syaprillah, 2016).
yang mempunyai aspek
sosial, budaya, ekonomi

dan geografi dengan
pembangunan
yang
memanfaatkan
secara
terus – menerus sumber
daya
alam
guna
meningkatkan
kesejahteraan
mutu
hidup rakyat. Sementara
itu, ketersediaan sumber
daya alam terbatas dan
tidak merata, baik dalam
jumlah maupun dalam
kualitas,
sedangkan
permintaan akan sumber
daya
alam
tersebut
makin
meningkat
sebagai akibat karena
meningkatnya kegiatan
pembangunan
untuk
memenuhi
kebutuhan
penduduk yang semakin
meningkat dan beragam
(Hamzah,
2005).
Pembangunan
merupakan
suatu
keniscayaan
untuk
menuju
kemajuan
bangsa. Namun pada sisi
lain, pembangunan dapat
menimbulkan
konsekuensi
terhadap
lingkungan
seperti
kerusakan
dan
pencemaran,
apalagi
dilakukan
tanpa
perencanaan yang baik.
Pada
dasarnya,
pembangunan
dan
lingkungan
hidup
merupakan suatu hal
yang
tidak
dapat
dipisahkan sebagaimana
halnya dua sisi mata
uang yang mempunyai
nilai sama, karena sama
–sama
mendukung
eksistensi manusia di
bumi ini. Untuk itu,
pembangunan
dan
lingkungan hidup harus
berjalan secara serasi
dan harmonis sehingga
tujuan
dan manfaat
pembangunan
dapat

dirasakan oleh seluruh
manusia. Tidak disadari
bahwa
akibat
pembangunan yang tidak
berwawasan lingkungan
akan berdampak pada
kerusakan
dan/atau
pencemaran lingkungan.
Pembangunan
yang
berkelanjutan
harus
diarahkan
agar
seminimal
mungkin
berakibat
rusaknya
bentang
alam
lingkungan,
baik
lingkungan hayati dan
non hayati. Untuk itu
perlu dilakukan upaya
sadar dan terencana yang
memadukan
aspek
lingkungan hidup, sosial,
dan ekonomi ke dalam
strategi
pembangunan
untuk
menjamin
keutuhan
sebuah
lingkungan hidup serta
keselamatan,
kemampuan,
kesejahteraan dan mutu
hidup generasi masa kini
dan
generasi
masa
depan.
Ketidakseimbangan yang
mungkin ada ketika itu
dapat
dipulihkan
kembali oleh sistem
lingkungan hidup itu
sendiri. Tetapi kemudian
muncul dua hal yang
memiliki
kemampuan
untuk menggoncangkan
keseimbangan
lingkungan hidup, yaitu:
Perkembangan teknologi
yang
berhasil
diwujudkan oleh akal
dan otak manusia dan
Ledakan
Penduduk
(Salim, 2008). Makin
meningkatnya
upaya
pembangunanan dapat
menyebabkan
akan
meningkatnya dampak
terhadap
lingkungan

hidup.
Keadaan
ini
mendorong
diperlukannya
upayaupaya
pengendalian
dampak
lingkungan
hidup sehinggga risiko
terhadap
lingkungan
hidup dapat ditekan
sekecil mungkin.
Pembangunan
terjadi di banyak sektor,
dan salah satunya adalah
di sektor pariwisata.
Hotel merupakan salah
satu
bentuk
dari
pembangunan di sektor
pariwisata.
Namun,
apabila suatu pelaku
usaha akan mendirikan
hotel harus memiliki
izin, yang salah satunya
adalah izin lingkungan
yaitu izin bagi kegiatan
yang wajib memiliki
AMDAL dalam rangka
perlindungan
dan
pengelolaan lingkungan
hidup sebagai prasyarat
memperoleh izin usaha
dan atau kegiatan.
Analisis Mengenai
Dampak
Lingkungan
( AMDAL ) yang dalam
bahasa
Inggris
diistilahkan
dengan
Environmental Impact
Assesment, telah luas
dan digunakan oleh
banyak negara sebagai
suatu instrumen hukum
lingkungan
untuk
mencegah
terjadinya
pencemaran lingkungan
akibat
dari
suatu
kegiatan atau usaha.
AMDAL adalah suatu
studi yang mendalam
tentang dampak negatif
dari
suatu
kegiatan
(Husin, 2009). AMDAL
mempelajari
dampak
pembangunan terhadap
lingkungan hidup dan
dampak
lingkungan

hidup terhadap terhadap
pembangunan
yang
didasarkan pada konsep
ekologi pembangunan,
yang
mempelajari
hubungan timbal balik
antara pembangunan dan
lingkungan
hidup
(Soemarwoto, 2004).
Suatu
rencana
kegiatan
dapat
dinyatakan tidak layak
lingkungan,
jika
berdasarkan hasil kajian
tentang
AMDAL,
dampak negatif yang
ditimbulkannya
tidak
dapat ditanggulangi oleh
teknologi yang tersedia.
Demikian juga, jika
biaya yang diperlukan
untuk
menanggulangi
dampak negatif yang
lebih besar dari pada
manfaat dari dampak
positif
yang
akan
ditimbulkan,
maka
rencana
kegiatan
tersebut dinyatakan tidak
layak
lingkungan
(Makarao, 2011).
Pencemaran dan
Perusakan
Ligkungan Hidup
oleh
Proses
Pembangunan
Dalam
suatu
negara yang cenderung
memfokuskan
dirinya
pada
program
pembangunan ke era
industrialisasi, masalah
lingkungan
hidup
merupakan
masalah
yang esensial dan perlu
mendapat
perhatian
serius. Hal tersebut lebih
disebabkan
akan
timbulnya
berbagai
kepentingan antara kaum
industriawan,
pemerintah
sebagai
pengambil kebijaksanaan
E.

dan warga masyarakat
sekitarnya
terhadap
industrialisasi
dan
dampak industrialisasi.
Fenomena yang terjadi
dewasa ini adalah isu
banyaknya
masalahmasalah yang berkaitan
dengan
lingkungan
hidup, baik terhadap
pencemaran
maupun
kerusakan
lingkungan
terutama
yang
diakibatkan
oleh
perbuatan
manusia
ataupun
kelompok
masyarakat disamping
karena adanya bencana
alam yang menambah
pencemaran
dan
kerusakan
lingkungan
hidup menjadi semakin
tidak terkendali.
Masyarakat sekitar
daerah industri tentunya
menghendaki
agar
lingkungan
(ekologi)
dimana dia berpijak tetap
tidak berubah dan tidak
tercemar. Disisi lain
pengusaha acap kali
bersikap ceroboh karena
lebih
mengutamakan
bisnis
tanpa
memperdulikan
faktor
lingkungan
hidup
sehingga
terjadinya
pencemaran
dan
perusakan
lingkungan
hidup akibat dampak
proses industri tidak
dapat dihindari. Program
pemerintah
mengenai
lingkungan hidup telah
diamanatkan
dalam
Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1997 tentang
Lingkungan Hidup, yang
menentukan
bahwa
pengelolaan lingkungan
hidup
adalah
pembangunan
berkelanjutan,
dimaksudkan
bukan

hanya dilakukan oleh
pemerintah pusat akan
tetapi
juga
oleh
pemerintah daerah yang
ada di Indonesia yang
berkesinambungan dan
tanpa mengurangi hak
pemenuhan kebutuhan
generasi
mendatang.
Sebagaimana diarahkan
dalam GBHN Tahun
1988,
pembangunan
industri
merupakan
bagian
dari
pembangunan ekonomi
jangka panjang untuk
mencapai
stucture
ekonomi yang semakin
seimbang dari sektor
industri yang maju dan
didukung oleh sektor
pertanian yang tangguh.
Selanjutnya digariskan
pula
bahwa
proses
industrialisasi
harus
mampu
mendorong
berkembangnya industri
sebagai penggerak utama
pertumbuhan ekonomi,
pencipta lapangan kerja
baru,
sumber
peningkatan ekspor dan
penghematan
devisa,
penunjang pembangunan
daera,
penunjang
pembangunan
sektorsektor
lain-lainya
sekaligus
wahana
pengembangan
dan
penguasaan teknologi.
Industrialisasi
merupakan pilihan bagi
bangsa Indonesia untuk
meningkatkan
kesejahteraan
kehidupannya.
Industrialisasi
merupakan
suatu
jawaban terhindarnyan
tekanan
penduduk
terhadap lahan pertanian.
Yang perlu mendapatkan
perhatian ialah bahwa
industri merupakan salah

satu
sektor
pembangunan
yang
sangat potensial untuk
merusak dan mencemari
lingkungan. Apabia hal
ini tidak dapat perhatian
serius maka ada kesan
bahwa antara industri
dan lingkungan hidup
tidak berjalan seiring,
dalam arti semakin maju
industri maka semakin
rusak lingkungan hidup
itu.
Industri
yang
menggunakan teknologi
untuk
meningkatkan
taraf hidup manusia akan
memberikan
dampak
begatif pula berupa
pencemaran
dan
kerusakan lingkungan.
Unsur – unsur pokok
yang diperlukan untuk
kegiatan industri antara
lain adalah sumber daya
alam (berupa bahan
baku, energi dan air),
sumberdaya
manusia
(berupa tenaga kerja
peda berbagai tingkatan
pendidikan),
serta
peralatan.
Kegiatan industri
yang melibatkan unsureunsur tesebut dapat
menimbulkan
dampak
negative yang berupa:
Pandangan
kurang
menyenangkan
bagi
wilayah
industry,
penurunan nilai tanah
disekitar industry bagi
pemukiman,
timbuk
kebisingan oleh operasi
peralatan, bahan-bahan
bangunan
yang
dikeluarkan
oleh
industry
dapat
menggnggu
dan
mengotori udara, air dan
tanah, serta timbulnya
kecemburuan sosial.

Pada tahun 1953
penduduk
yang
bermukim
disekitar
Teluk Minamata, Jepang
mendapat
wabah
penyakit
neurologik
yang berakhir dengan
kematian.
Setelah
dilakukan
penelitian
terbukti bahwa penyakit
ini disebabkan oleh air
raksa (Hg) yang terdapat
di dalam limbah sebuah
pabrik kimia. Air yang
dikonsumsi
tersebut
pada tubuh manusia
mengalami
kenaikan
kadar ambang batas
keracunan
dan
mengakibatkan korban
jiwa. Pencemaran itu
telah
menyebabkan
penyakit keracunan yang
disebut
penyakit
Minamata.
III. KESIMPULAN

Ilmu
pengetahuan, teknologi,
kemiskinan
adalah
sesuatu
yang
bertentangan. Teknologi
diciptakan oleh manusia
demi kesejahteraan umat
manusia
dan
untuk
memenuhi
kebutuhan
manusia dengan arti
menciptakan,
mencari
kesenangan
manusia,
melindungi
dari
malapetaka, kelaparan,
melindungi dari bahaya
kekejaman alam serta
memenuhi
kebutuhan
pokok manusia.
Ilmu
pengetahuan, teknologi
serta
kemiskinan
memiliki kaitan struktur
yang jelas, sebab bagi
siapa saja yang dapat
menguasai IPTEK maka
ia akan berkembang
mengikuti era globalisasi

yang sudah modern ini.
Bagi siapa saja yang
tidak menguasai IPTEK
maka ia akan tertinggal
jauh
oleh
pesatnya
perkembangan teknologi
di zaman ini. Bila di
zaman yang modern ini
masih ada masyarakat
yang tertinggal dan tidak
menguasai IPTEK maka
mungkin
saja
masyarakat
masih
terpuruk
dalam
kemiskinan
karena
mereka
masih
menggunakan cara lama
yang sudah tertinggal
dan tidak efektif dan
efisien lagi di zaman ini.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hamzah. 2005.
Penegakan
Hukum
Lingkungan.
Jakarta:
Sinar
Grafika, hal1.
An-naf, Julissar. 2005.
Pembangunan
Berkelanjutan
dan Relevansinya
untuk Indonesia.
Jurnal Madani.
Edisi I.
Darsono, Valentinus.
1992. Pengantar
Ilmu Lingkungan.
Yogyakarta:
Penerbitan
Universitas Atma
Jaya Yogyakarta.
Emas, Rachel. 2015.
The Concept of
Sustainable
Development:
Definition
and
Defining
Principles. Brief
for GSDR 2015.
Florida
International
University.
Emil salim. 2008.
Lingkungan

Hidup
dan
Pembangunan.
Jakarta: Mutiara
Jakarta, hal 16.
Fauzi.A.
2004,
Ekonomi Sumber
Daya Alam dan
Lingkungan,
Teori
dan
Aplikasi. Jakarta:
Gramedia
Pustaka Utama.
Junaedi, M.F.S. 2005.
Pengaruh
Kesadaran
Lingkungan Pada
Niat Beli Produk
Hijau:
Studi
Perilaku
Konsumen
Berwawasan
Lingkungan.
Jurnal
benefit.
9(2) : 189 – 201
Mckinney,
M.L.,
Schoch, R.M., &
Yonavjak,L.
2012.
Environmental
Science
fifth
edition.
USA:
Curior Company.
Mohamamad
Taufik
Makarao. 2011.
Aspek-aspek
Hukum
Lingkungan.
Jakarta : PT
Indeks, hal 119.
Otto
Soemarwoto.
2004.
Ekologi,
Lingkungan
Hidup
dan
Pembangunan.
Jakarta:
Djambatan, hal
22.
Rahadian, A.H. 2016.
Strategi
Pembangunan
Berkelanjutan.
Prosiding
Seminar STIAMI.
Volume III, No.

01, Februari 2016
ISSN 2355-2883.
Santoso, Budi. 1999.
Ilmu Lingkungan
Industri. Jakarta:
Universitas
Gunadarma.
Sukanda Husin. 2009.
Penegakan
Hukum
Lingkungan
Indonesia.
Jakarta:
Sinar
Grafika, hal 96.
Syaprillah,
Aditia.
2016.
Hukum
Lingkungan.
Yogyakarta
:
Deepublish.

PAPER KELOMPOK
PENGETAHUAN LINGKUNGAN

TOPIK: ILMU TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Disusun oleh: KELOMPOK 3 (TIGA)
DWITA NURUL MAULIDYAH

201510070311012

SITI HOTIJAH

201510070311014

ENIES NABILA FITHRI TIARA SARI

201510070311038

AULIA ANGELINA

201510070311042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017