LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKECAMBAHAN BENIH

LAPORAN PRAKTIKUM
PEMATAHAN DORMANSI DAN
PERKECAMBAHAN BENIH PADI

OLEH: ANDI IMRAN

SMK PPN NEGERI WAWOTOBI
2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pentingnya perkecambahan dalam suatu kegiatan budidaya/usahatani tidak
dapat dielakkan dan dipungkiri, tanpa perkecambahan bagaimana mungkin
tanaman dapat tumbuh dan berkembang. Kemampuan benih untuk melakukan
perkecambahan juga sangat menentukan bagi pengukuran standar minimum
sebagai dasar dari kalsifikasi atau penuntun pengukuran untuk menentukan tinggi
rendahnya mutu suatu benih. Kepentingan dalam melakukan uji daya kecambah
dan kekuatan tumbuh kecambah ini pada akhirnya kan selalu bermuara untuk
memenuhi perkemabangan bidang teknologi benih yang berorientasi pada
pencarian varietas unggul. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari

lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media
lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut
tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah
maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun). Efek yang terjadi
membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak
(Latunra, dkk., 2009).
Tahap imbibisi yang dilakukan praktikan pada penelitian kali ini pun juga
diadakan, yakni dengan cara merendam biji-biji padi yang dijadikan sampel ke
dalam air selama 30 menit dengan tujuan untuk memecah dormansi biji itu sendiri
Sebab,

jika

tidak

dilakukan

perendaman

maka


dikhawatirkan

proses

perkecambahan tidak akan berlangsung dengan baik, Berdasarkan posisi kotiledon
dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal.
Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan
plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif
tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal
hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong
ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau

BAB II
TUJUAN DAN KEGUNAAN
 TUJUAN
Tijuan dari praktikum ini adalah :
 Mengetahui cara Mematahkan dormansi benih padi dengan
perlakuan kimia
 Mengetahui cara Mematahkan dormansi benih padi dengan cara di

lukai
 Mematahkan dormansi benih padi dengan cara alami
 Mengetahui proses perkecambahan benih padi
 MANFAAT
Manfaat dari praktikum ini adalah:
 Siswa dapat mengetahui cara mematahkan dormandi dengan
perlakuan kimia
 Siswa dapat mengetahui mematahkan dormansi dengan cara di
lukai
 Siswa juga dapat mengetahui pertumbuhan dan populasi benih

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Benih merupakan salah satu alat reproduksi generatif tanaman yang
dilengkapi dengan organisasi yang teratur rapi dan memiliki cadangan makanan
yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya diproduksi
dengan teknik-teknik tertentu sehingga memenuhi persyaratan sebagai bahan
perbanyakan tanaman.Secara fungsional benih memilki perbedaan dengan biji.Biji
digunakan sebagai bahan makanan sedangkan benih digunakan sebagai alat
perbanyakan generatif. (Mugnisyahdan Setiawan, 1991)

Kingdom Plantae mempunyai dua kelas tumbuhan berbiji, yaitu
Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji
terbuka).Angiospermae terdiri dari dua subkelas yaitu monokotil dan dikotil yang
masing-masing memiliki perbedaan pada struktur dan morfologi
benih.Pengetahuan tentang struktur benih masing-masing subkelas tanaman
tersebutakan memberikan pemahaman yang baik tentang perbedaan kedua
struktur tersebut.Biji tanaman dikotil seperti kacang-kacangan, apabila terbelah
menjadi dua, akan didapatkan struktur biji yang terdiri atas plumula, hipokotil,
radikula,kotiledon dan embrio. Sedangkan, struktur biji tanaman monokotil,
seperti jagung terdiri atas koleoptil, plumula, radikula, koleoriza, skutelum dan
endosperma.(Pratiwi, 2007)
Benih mengandung tanaman mini yang dilengkapi struktur dan bagianbagian yang sesuai dengan peranannya sebagai unit penyebaran atau
perbanyakan.Disamping itu dilengkapi pula dengan cadangan makanan yang
mendukung pertumbuhan tanaman muda sampai tanaman dewasa dan mampu
memenuhi kebutuhannya sendiri sebagai organisme autotropik.Oleh karena itu
pemahaman mengenai struktur dan bagian-bagian benih sangatlah diperlukan
karena hal tersebut berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan benih
menjadi individu baru yang utuh dan bersifat autotrop.Dengan mengetahui hal
tersebut benih sebagai media perbanyakan generatif diharapkan dapat terjaga
kualitasnya dengan baik, sehingga setiap struktur dan bagian-bagian didalamnya

tidak mengalami kerusakan untuk menunjang terbentuknya suatu tanaman baru
yang sehat. (Sutopo, 2002).

Benih merupakan tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis
benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan
pertanaman. Benih merupakan tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis
benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan
pertanaman (Sadjad, 1975).
Mutu benih merupakan sebuah konsep yang kompleks yang
mencakupsejumlah faktor yang masing-masing mewakili prinsip-prinsip fisiologi,
misalnyadaya berkecambah, viabilitas, vigor dan daya simpan (Sadjad,
1993).Mugnisyahdan Setiawan (1991) menyatakan bahwa benih bermutu tinggi
adalah benih yangmurni genetis, dapat berkecambah, vigor tidak rusak, bebas dari
kontaminan dan penyakit, berukuran tepat, cukup dirawat, dan secara keseluruhan
berpenampilan baik.
Mutu benih mencakup mutu fisik, fisiologis dan genetis, serta memenuhi
persyaratan kesehatan benih. Mutu fisik benih diukur dari kebersihan
benih,bentuk, ukuran, dan warna cerah yang homogen serta benih tidak

mengalami kerusakan mekanis atau kerusakan karena serangan hama dan
penyakit. Mutufisiologis diukur dari viabilitas benih, kadar air maupun daya
simpan benih. Mutu genetik dapat diukur dari tingkat kemurniannya (Mugnisyah
et al., 1994) .

BAB IV
METODE PENELITIAN
a.waktu dan tempat
praktikum ini di lakukan pada hari selasa januari 2018 pukul 10:15-11:45
WITA yang bertempat di laboratorium biologi smk ppn negeri wawotobi
b.alat dan bahan
alat:
1.
2.
3.
4.
5.

Pingset
Silet/cutter

Mangkok
Gelas reaksi
Bak perkecambahan

Bahan:
1.
2.
3.
4.

Benih padi
Air aki
Tissue
Air biasa (air bersih)

c.pelaksanaan
pelaksanaanya adalah dengan mengambil benih padi yang akan di praktekan
di masikan kedalam mangkok/wadah lalu di isi air bersih lalu di
rendam.pisasahkan benih yang hampa dengan yang berisi.pisahkan benih yang
berisi menjadi 4 bagian bagian yank ke-1 di lukai menggunakan kater lalu di

rendam di air aki dan di diamkan 30 menit,bagian yang ke-2 dilukai menggunakan
silet lalu di rendam di air biasa, bagian yang ke-3 di rendam saja di air bersih. Dan
bagian yang ke 4 tidak di berikan perlakuan apa-apa,setelah siap benih di semai di
bak perkecambahan dengan media gardus di lapisi tissue sebagai pengganti tanah
di pisah menjadi 4 bagian setiap bagian di beri 100 butir benih padi setelah
selesai bak persemaian yang berisi benih padi di simpan di tempat yang memiliki
suhu kamar dan di siram setiap pagi dan sore hari.

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A .hasil pengamatan perkecambahan pada benih padi di sajikan pada table 1

NO PERLAKUAN

PENGAMATAN PADA HARI
KE-2
KE-3
KE-4
KE-5
X

X
X
X

1

PERLAKUAN

KE-1
X

KE-6
X

2

KONTROL

X


X

X

X

X

X

3

PERLAKUAN

X

X

X


X

X

X

4

KONTROL

X

X

X

X

X

X

Penj: ꟷ berkecambah
X tidak berkecambah
B.pembahasan
Berdasarkan table di atas dapat di simpulkan bahwa ada beberapa
penyebab gagalnya perkecambahan
1. pertama akibat adanya perlakuan yang kurang tepat atau ada kesalahan
dalam perlakuan
2. benih yang di gunakan sudah tidak normal atau benih yang sudah tidak
dapat tumbuh (struktur benih rusak).
3. Adanya kelembaban udara yang kurang karna penyimpanan bak
perkecambahan di letakan di ruangan (kelas)
4. bisa saja ada potensi kekurangan cahaya dan penyerapan sunar
matahari kurang (gelap)
5. Kurangnya pemberian air (penyiraman)
Namu menurut penelitian kami sekelompok menyatakan bahwa brnih padi
tidak berkecambah di akibatkan karena benih yang kami gunakan ini tidak di
ketahui kapan waktu benih tersebut di panen dan lama penyimpanan benih
tersebut.kesalahan ini bukan di akibatkan oleh perlakuan yang kurang tepat.ini
adalah kesalahan kelompok kami yang kurang teliti dalam memilih benih padi
yang layak di praktekan

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
 KESIMPULAN
Benih padi merupakan benih dengan tipe perkecambahan hypogeal,
Perkecambahan hipogeal. Perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil
tumbuh memanjang kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus
kulit biji. Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Contoh tumbuhan yang
mengalami perkecambahan ini adalah PAD
Biji merupakan ovule yang dewasa, terbentuk satu atau lebih didalam satu ovari
pada legume, namun tidak pernah terbentuk lebih dari satu biji didalam ovari pada
tanaman yang termasuk subkelas monokotil. Setiap biji matang selalu terdiri dari
sedikitnya 3 bagian utama, diantaranya
(1) Kulit Benih (Seed Coat; Testa)
(2) (2) Jaringan Penyimpan Cadangan Makanan
(3) (3) Embrio:
 SARAN
o di harapkan kepada guru yang memberikan materi agar mengawasi siswa
agar tidak berisik(rebut)
o diharapkan siswa tidak keluar masuk lab tanpa seizing guru pembimbing
praktek

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G. 2003. Biologi jilid V edisi 2
(penerjemah: Wasmen Manulau). Jakarta: Erlangga.
Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih I. Angkasa Raya; Padang
Kozlowski, T.T. 1972. Shrinking and Sweling of Plant Tissues.In Water Deficit
and Plant Gwowth. Vol III. Academic Press. New York.
Kuswanto, H.1996. Dasar-Dasar Teknologi Produksi dan Sertifikasi Benih.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mugnisjah et al. 1994.Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan
Teknologi Benih. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mugnisjah.W.Q dan A. Setiawan. 1991. Produksi Benih. Bumi Aksara, Jakarta.
Pratiwi, D.A., dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Gramedia, Jakarta.
Sadjad, S. 1975. Proses Metabolisme Perkecambahan Benih dalam dasardasarTeknologi benih.Capita selekta. Departemen Agronomi. Buku.
InstitutPertanian Bogor. Bogor. 138 p.
Salisbury, Frank B dan Cleon Wross. 1985. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB
Bandung.
Schmidth,L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub
tropis, Danida Forest Seed Center.Dirjen RLPS. Departemen Kehutanan
Sudjadi, bagod. 2006. Biologi 1A. Jakarta: Yudhistira
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang: Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya Malang