Analisis Pengaruh January Effect Terhadap Return Saham Pada Indeks Sektoral Di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu wahana yang dapat dimanfaatkan untuk
memobilisasi dana, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Menurut Hamdi
Hassyarbaini (2012 ) pasar modal merupakan pasar yang mempertemukan pihak
yang membutuhkan dana jangka panjang dan pihak yang membutuhkan sarana
investasi pada instrument finansial ( saham, obligasi, reksa dana dan lain-lain).
Yang membedakan pasar modal dengan pasar-pasar lainnya adalah komoditi yang
di perdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang di
perjual belikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterkaitannya
dalam investasi lebih dari satu tahun.
Pasar modal juga memiliki hubungan yang kuat dengan kondisi
perekonomian suatu negara. Naik turun nya harga saham di pasar modal akan
berdampak pada perekonomian. Dalam kondisi perekonomian yang memburuk,
kebanyakan dunia usaha juga akan mengalami kemunduran, seperti halnya pasar
modal. Sebaliknya, jika kondisi perekonomian menunjukkan prospek yang cerah,
kebanyakan dunia usaha juga akan berjalan baik. Kondisi pasar saat ini
merupakan cermin dan harapan para investor terhadap kondisi ekonomi di masa
yang akan datang. Begitu juga harga saham merupakan cerminan ekspektasi
investor tentang cashflow suatu perusahaan, sehingga pasar yang salah menilai

profit perusahaan akan menimbulkan sinyal yang keliru dalam memprediksi

9
Universitas Sumatera Utara

kondisi perekonomian di masa yang akan datang. Keberadaan pasar modal saat ini
sangat banyak manfaatnya seperti menyediakan sumber pembiayaan (jangka
panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara
optimal, memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan
upaya diversifikasi, penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan
masyarakat menengah, keterbukaan dan profesionalisme dimana menciptakan
iklim berusaha yang sehat, serta menciptakan lapangan kerja/profesi yang
menarik. Manfaat tersebut, membuat pasar modal semakin diminati pelaku
ekonomi untuk menyalurkan dana yang mereka miliki agar lebih menguntungkan
daripada hanya di tabungkan saja. Saat ini masyarakat sudah mulai memikirkan
akan pentingnya melakukan suatu investasi . Meningkatnya kebutuhan hidup dan
perlunya jaminan di hari tua membuat masyarakat mulai selektif dan berfikir
bagaimana mengelola keuangannya seoptimal mungkin. Untuk itu dalam
mengelola dananya , masyarakat mencari informasi atas perusahaan yang akan
mereka pilih untuk menanamkan modal atas dana mereka.

Dalam hal ini informasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting.
Informasi tersebut dapat menjadi pertimbangan investor untuk memilih pilihan
investasi yang sesuai dengan risiko yang mereka bersedia tanggung dan tingkat
keuntungan yang diharapkan. Semua itu dapat terealisasikan dalam pasar modal
yang efisien. Pasar modal yang efisien adalah pasar dimana semua informasi yang
kita terima terefleksikan dengan cepat dan akurat. Konsep dari pasar modal yang
efisien adalah dimana para investor memasukkan faktor informasi tersebut
kedalam pertimbangan mereka membuat keputusan sehingga terefleksi pada harga

10
Universitas Sumatera Utara

yang mereka transaksikan. Sehingga harga yang berlaku sudah mengandung unsur
informasi tersebut. Sebaliknya apabila harga saham tidak mencerminkan
informasi yang diperkirakan sebelumnya maka informasi tersebut tidak relevan
lagi sehingga pasar dikatakan tidak efisien. Namun dalam kenyataannya, tidak
ditemukan pasar modal yang sepenuhnya efisien karena sulit untuk mencegah
bocornya informasi baru ke pasar. Hal itu membuat hipotesis pasar yang efisien
sampai saat ini menjadi perdebatan yang menarik karena masih ada pro dan kontra
di kalangan praktisi dan akademisi bidang keuangan tentang EMH (Efficient

Market Hypothesis) tersebut.
Banyak pihak yang mengaitkan antara anomali dari pasar efisien. Anomali
adalah kejadian atau peristiwa yang tidak diantisipasi dan yang memberikan
investor peluang untuk memperoleh abnormal return. Abnormal Return
merupakan return yang nilainya melebihi angka nilai return normal. Perlu
diketahui bahwa anomali dapat dieksploitasi untuk mengoptimalkan abnormal
return. Sedikitnya dikenal 4 macam anomali pasar dalam teori keuangan, salah
satunya adalah anomali musiman yang dibedakan menjadi 6 yaitu January Effect,
Time of Day Effect, End of Month Effect, Seasonal Effect, Holidays Effect,dan
Weekend Effect (Gumanti dan Ma’ruf 2004). Anomali January Effect atau Yearend effect adalah pengaruh secara kelender dimana saham cenderung naik
harganya pada bulan tersebut. January effect dikenal dengan tingkat
pengembalian tertinggi pada bulan tersebut dibandingkan dengan bulan lainnya.
Faktor- faktor yang mempengaruhi January Effect ini karena adanya penjualan

11
Universitas Sumatera Utara

saham pada akhir tahun untuk mengurangi pajak (tax-loss selling), merealisasikan
capital gain atau para investor menjual saham nya untuk liburan.
Bukti penyimpangan yang berpola musiman banyak terjadi pada saat

pergantian tahun (January effect). Seperti di negara maju contoh nya Amerika
Serikat, dalam rentang 11 tahun , terjadi 8 kali kenaikan harga yang mendukung
fenomena efek January tersebut. Rata-rata return investasi IHSG pada rentang
tersebut mencapai 2,4% sedangkan probabilitas kejadian efek bulan January pada
rentang tersebut mencapai kira-kira 78% (bisnis.liputan6.com diakses 30 April
2014). Tidak hanya Amerika, China dan Hongkong juga mengalami yang
dinamakan fenomena January Efek. Dan di Indonesia sendiri efek awal tahun atau
fenomena January Effect sepertinya ikut terjadi pula di Bursa Efek Indonesia.
Dari data bulanan yang diperoleh dari finance.yahoo.com dengan rentang tahun
1998-2011 diperoleh data yang menyatakan bahwa pada bulan January terdapat
rata-rata return IHSG yang tinggi (www.finance.yahoo.com diakses 1 Mei 2014).
Kemudian hal ini di susul dengan harga Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) yang naik 61,197 poin (1,45%) pada penutupan bursa 30 Desember 2013
lalu menjadi 4274,177. Selain itu rata-rata volume transaksi harian saham periode
January-Desember 2013 juga naik sebesar 28,51% mencapai 5,50 miliar lembar
saham jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 hanya
mencapai sebesar Rp 4,28 miliar saham. Tahun 2013, BEI mengawalinya dengan
cemerlang. Sepanjang

bulan January, IHSG mencetak return sebesar 3,17%.


Indeks saham unggulan yakni indeks LQ45 juga mencetak return yang lebih baik
yakni sebesar 3.57%. Sementara pada bulan Agustus jatuh dan sempat menyentuh

12
Universitas Sumatera Utara

level terendah di 3.967,84 pada 27 Agustus 2013. (www.katadata.co.id diakses 30
April 2014).
Penguatan harga indeks didorong saham-saham di sektor industri dan
manufaktur. Namun saham di sektor pertambangan masih belum menunjukkan
perbaikan. Melambungnya IHSG menandai kemunculan January Effect atau
gejala kenaikan harga saham di awal tahun. Kondisi ini biasanya muncul setelah
investor ramai-ramai menjual saham pada Desember tahun sebelumnya, kemudian
kembali pula membeli saham-saham tertentu di bulan Januari, dengan ekspektasi
baru. Aksi ini yang kemudian meningkatkan harga indeks.
Untuk itu dari penjelasan di atas penulis tertarik untuk meneliti mengenai
January effect di Bursa Efek Indonesia apakah terdapat atau tidaknya January
effect di pasar modal Indonesia yang dilihat dari indeks per sektoral nya dan
IHSG. Atau kah January Effect terjadi hanya dibeberapa indeks sektoral pada

pasar modal Indonesia? Seperti yang kita ketahui pada awal bulan biasanya
tingkat konsumsi masyarakat terhadap makanan atau minuman meningkat yang
disebabkan oleh pergantian tahun dan libur panjang. Tentunya hal ini juga akan
berdampak terhadap naik turunnya harga saham pada indeks sektor konsumsi
yang mungkin saja mengakibatkan fenomena January Effect terjadi pada sektor
tersebut. Dan ini juga tidak menutup kemungkinan terjadi pada sektor-sektor
lainnya.
Berdasarkan fenomena-fenomena dan data-data yang terlihat di Bursa
Efek Indonesia maka penulis menetapkan judul penelitian ialah “ ANALISIS

13
Universitas Sumatera Utara

PENGARUH JANUARY EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM PADA
INDEKS SEKTORAL YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA” .

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat di ambil rumusan masalah
yang akan diteliti ialah:
1. Apakah terdapat January Effect terhadap return saham pada setiap indeks

sektoral yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh January Effect terhadap return saham pada setiap indeks
sektoral yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Menurut uraian dari rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas
maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Meneliti apakah ada fenomena January Effect pada setiap indeks sektoral yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia
2. Mengetahui bagaimana pengaruh January Effect terhadap return saham pada
setiap indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Pelaku Pasar
Jika dalam penelitian ini menujukkan bahwa January effect terjadi di Bursa
Efek Indonesia, maka hal ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam

14
Universitas Sumatera Utara


mengantisipasi atau menjadikan informasi tentang January effect bagi
investor dalam memutuskan untuk melakukan transaksi di Bursa Efek
Indonesia
2.

Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini akan menambah pengetahuan dan sebagai salah satu
contoh untuk penelitian dengan tema yang sama bagi akademisi lainnya.
Selain itu dunia akademisi yang terdiri dari kaum intelektual akan dapat lebih
mudah memahami seluk-beluk dan istilah atau anomaly-anomali dalam
investasi di pasar modal

3.

Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai sarana untuk menerapkan pengetahuan pada saat
mengikuti kuliah dan menambah pengetahuan yang lebih mengenai pasar
modal serta memberikan bukti yang relevan mengenai pengaruh January Efek
terhadap return saham pada indeks sektoral di BEI


4.

Bagi Pemerintah
Dapat dijadikan pertimbangan dalam membuat kebijakan sehingga dapat
mengoptimalkan pemasukan dana nantinya.

15
Universitas Sumatera Utara