ILMU SIMBOL DAN ANGGAPAN DASAR ILMU

ILMU, SIMBOL DAN
ANGGAPAN DASAR ILMU
Ilmu dan Simbol
Ilmu: sistem simbol yang rumit,
mencakup: kata, diagram, bilangan dan
persamaan, dan berbagai hal lain yang
dianggap representatif mewakili hakikat
dan ciri dunia.

ilmu, simbol, anggapan dasar

Dua jenis simbol ilmu
1. Deskriptif:
melambangkan
temuan
observasi, disebut “pengetahuan intuitif”,
“pengetahuan ekspresif”, “pengetahuan
perseptual”.
2. Simbol yang merupakan unsur teoretis
ilmu: mengeksplanasikan fakta dan
diverifikasi dalam kaitannya dengan fakta.

ilmu, simbol, anggapan dasar

• Fakta dideduksikan dari simbol: pada penalaran
deduktif fakta partikular yang hendak dieksplanasikan
atau disimpulkan telah termuat di dalam hukum umum
yang bersifat simbolik.
Semua manusia mati
X manusia
X mati
atau
A=B
B=C
A= C
ilmu, simbol, anggapan dasar

• Tujuan ilmu: menemukan teori berkaitan dengan fakta yang
diketahui.
• Aspek hipotetis ilmu: bersifat conjectural (dugaan atas
bagaimana sesuatu itu tampak dan bukan atas dasar bukti) dan
spekulatif.

• Tingkat kepastiannya beragam: dari hipotesis terbaru hingga
teori dikonfirmasikan dan ditetapkan.
• Isi teoretis ilmu: berubah sesuai dengan pertumbuhan ilmu.
• Teori ditolak, karena keliru atau karena penemuan teori baru.
• Isi faktual ilmu: juga berubah, karena penemuan fakta baru atau
ditinggalkannya sesuatu yang telah dianggap sebagai fakta.

ilmu, simbol, anggapan dasar

Anggapan Dasar Ilmu
• Ilmu, sejauh ini, merupakan pengetahuan
yang paling memadai yang dapat dicapai
manusia. Ilmu lebih memiliki kepastian
dibandingkan dengan jenis pengetahuan
yang lain, sekalipun keberhasilan yang
dicapai dengan metode ilmiah melibatkan
asumsi tertentu yang tidak dapat
dijustifikasi sendiri melalui metode ilmiah.
ilmu, simbol, anggapan dasar


Anggapan dasar = asumsi, sesuatu yang
dianggap taken for granted
Anggapan dasar ilmu:
1. Prinsip keteraturan alam (prinsip kosmologis):
• Alam = cosmos dan bukan chaos: alam menunjukkan
perilaku tertentu.
• Tidak ada sesuatu yang muncul secara spontan dan
tanpa sebab. “Kebetulan” tidak ada.
• Peristiwa yang terjadi secara berulang mungkin
untuk terus terjadi dengan cara yang demikian.
• Secara historis: apa yang terjadi di masa lampau
dapat terjadi di masa kini dan di masa depan.
ilmu, simbol, anggapan dasar

• Jika tidak ada keteraturan di dalam alam:
- Manusia tidak mungkin menghimpun pengetahuan,
memori tidak akan berfungsi, karena senantiasa dihadapkan
kepada segala sesuatu yang serba baru terus-menerus.
Manusia harus selalu belajar dari awal untuk dapat
mengetahui sesuatu yang senantiasa dalam kondisi berubah.

- Jika terjadi perubahan, hal itu hanya berkaitan dengan
unsur aksidensial dan bukan substansial (Aristoteles).
- Ungkapan Herakleitos: “Pantha rei kei uden menei”: tiada
sesuatu yang tetap, kecuali perubahan itu sendiri”. Berkaitan
dengan ilmu ungkapan Aristoteles lebih tepat.

ilmu, simbol, anggapan dasar

• Pendapat tentang prinsip ini:
- Prinsip ini tidak ada jaminannya, hanya diasumsikan
sebagai benar: kesimpulan ilmu hanya benar secara hipotetis.
- Prinsip ini hanya dapat dijustifikasi sebagai prinsip
prosedural, tanpanya ilmu akan berada dalam kemacetan,
dengan prinsip tersebut ilmu dapat maju.
- Prinsip ini benar per definisi: alam merupakan kawasan
tempat berlakunya keteraturan.
- Prinsip ini benar dalam dirinya sendiri dan benar secara
intuitif.

ilmu, simbol, anggapan dasar


• Prinsip keteraturan alam dikemukakan terutama
dalam kaitannya dengan persoalan validasi
(justifikasi) kesimpulan induktif, merupakan
generalisasi empiris tentang konstitusi (keadaan
lahiriah) alam semesta.

ilmu, simbol, anggapan dasar

2. Alam itu
epistemologis):

bersifat

objektif

(asumsi

• Alam sampai tingkatan tertentu harus objektif:
tidak tergantung pada proses pengetahuan

manusia.
• Alam harus rasional: dapat menghasilkan
kemampuan pikir pada manusia. Manusia dapat
memperoleh pengetahuan yang objektif.
• Alam itu sederhana dan tidak rumit, manusia dapat
mencapai kebenaran ilmiah.
ilmu, simbol, anggapan dasar

Asumsi ini secara ontologis bersifat realistis:
• Manusia mempersepsi objek fisik secara langsung
• Keberadaan objek tidak tergantung pada orang
yang mempersepsi
• Objek menempati posisi tertentu di dalam ruang
• Ciri khas objek seperti apa adanya sebagaimana
dipersepsi orang.

ilmu, simbol, anggapan dasar

3. Hukum logika itu benar:
• Principium identitatis: A = A, Jika P maka P, PP.

• Principium non-contradictionis: Tidak ada sesuatu
yang sekaligus A dan bukan-A, Not both P and not-P,
(P.P).
• Principium exclusi tertii: Prinsip tidak ada
kemungkinan ketiga. Sesuatu itu adalah A atau bukanA. Either A or not-A, Either p or not-P, PVP.
• Ketiga prinsip tersebut berasal dari Aristoteles, dalam
perkembangan lebih lanjut ada prinsip lain:

ilmu, simbol, anggapan dasar

• Principium ratio sufficientis (Leibniz):
prinsip alasan memadai. Alasan mengapa
sesuatu itu demikian dan tidak yang lain.
Sesuatu itu pasti ada alasannya.
• Principium exemplaris: prinsip pemberian
contoh, agar argumen di dalam ilmu
menjadi jelas maka perlu pemberian contoh
yang relevan.
ilmu, simbol, anggapan dasar


4. Hukum kausalitas itu benar:
• Sebab mendahului akibat, anteseden mendahului
konsekuen. Tidak ada sesuatu yang tanpa sebab,
sebab bukanlah sesuatu yang bersifat spiritual
melainkan bersifat material dan empiris.
• Persoalan di dalam ilmu dapat dipecahkan apabila
ilmuwan dapat menemukan penyebab atas
terjadinya peristiwa tertentu.
ilmu, simbol, anggapan dasar

5. Realitas ultimate adalah realitas empiris:
• Ilmu empiris berawal dan berakhir pada fakta pengalaman.
Pengalaman sebagai pengadilan tertinggi. Hanya sesuatu yang
dapat dialami yang dapat menjadi objek material ilmu empiris.
• Sejauh yang berkembang selama ini, di dalam dunia akademis:
khususnya ilmu empiris tidak memberi tempat kepada hal yang
sifatnya spiritual dan adi kodrati. Penggerak pertama atau
penyebab gerakan dipahami bukan sebagai hal yang spiritual
melainkan material. Terminologi yang digunakan, misalnya:
energi, materi.


ilmu, simbol, anggapan dasar

6. Metode ilmiah itu benar:
• Ilmu (pengetahuan ilmiah) diperoleh melalui metode
tertentu. Metode ilmiah yang kebenarannya juga tidak
dapat dijustifikasi melalui metode ilmiah. Metode ilmiah
dengan langkah dan prosedurnya dianggap benar begitu
saja.
• Ilmu menjadi pengetahuan yang sistematis dan metodis.
Metode yang digunakan adalah metode yang telah
disepakati oleh masyarakat ilmiah dari bidang ilmu khusus.
Sehingga dapat dikatakan bahwa masing-masing ilmu
memiliki metode yang khas bagi ilmu itu sendiri. Meskipun
ada unsur yang sifatnya umum dalam setiap metode yang
digunakan oleh setiap ilmu.
ilmu, simbol, anggapan dasar

7. Kebenaran ilmiah bersifat hipotetis
• Kebenaran dalam ilmu sifatnya sementara.

Kebenaran yang dicapai ilmu tidak pernah tuntas,
selalu dalam proses penyempurnaan.
• Benar: sejauh belum terbukti salah. Hukum, teori
yang telah lama dianggap benar satu ketika dapat
dianggap keliru setelah ditemukan hukum atau teori
baru.

ilmu, simbol, anggapan dasar