CEGAH DINI SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT DI (1)
CEGAH DINI SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT DIMUSIM HUJAN
Tanaman padi merupakan tanaman
pokok yang diusahakan sebagian besar
masyakarat di Kalimantan Barat. Padi
diusahakan dimusim kemarau bulan
Maret/April – Juli/Agustus dan musim
penghujan
September/Oktober
–
Januari /Februari, sehingga saat ini
petani sedang memasuki musim
penghujan. Saat musim hujan seperti
sekarang ini, hujan yang turun
merupakan
berkah
dan
rahmat
tersendiri bagi petani karena air
akan tersedia dengan cukup bagi
pertumbuhan dan perkembangan padi.
Karena itu di Kalimantan Barat pada musim penghujan ini luasan padi lebih tinggi
dari musim kemarau. Namun demikian, pada musim hujan ini sering terjadi lonjakan
hama karena lingkungan yang lembab. Untuk itu kita perlu mewaspadai serangan
organisme pengganggu tanaman (OPT) padi terutama hama tikus, penggerek
batang dan wereng coklat serta penyakit blast dan hawar daun bakteri.
Hama Tikus menyerang tanaman dari fase pembibitan sampai fase pemasakan
bahkan pada saat penyimpanan. Kerusakan parah terjadi jika tikus menyerang padi
pada fase generatif, karena tanaman tidak dapat membentuk anakan baru. Untuk itu
lakukan pencegahan serangan hama ini dengan melakukan gropyokan tikus pada
masa bera dan olah tanah yang dipadukan dengan pemasangan umpan. Lakukan
kegiatan ini secara serempak sehamparan dengan harapan pada saat pertanaman,
tikus sudah mulai dapat dikendalikan. Kemudian setelah selesai tanam, dapat
dipasang pagar plastik disekeliling sawah yang sudah dibuat saluran keliling.
Sama dengan hama tikus, hama penggerek batang juga menyerang padi mulai
dari fase pembibitan sampai pada fase berbunga. Penggerek batang padi masuk ke
dalam pelepah daun dan berjalan menuju ke titik tumbuh, sehingga merusak
tanaman tersebut, yang disebut hama sundep. Bila tanaman padi diserang sesudah
bulirnya terbentuk, maka aliran air yang membawa unsur hara pada malai
terganggu. Akibatnya tanaman padi menghasilkan malai-malai yang hampa dan
berwarna keputih-putihan yang disebut hama beluk. Tanaman padi pada fase
pembibitan sangat sensitif terhadap serangan hama ini, untuk itu waktu tanam yang
tepat merupakan cara yang efektif menghindari serangan hama ini. Hindari
penanaman padi pada bulan Desember-Januari karena suhu, kelembaban dan curah
hujan pada saat ini cocok bagi perkembangan penggerek batang. Pengendalian juga
dapat dilakukan dengan penanaman dan pemanenan serempak, serta sesudah
panen, lahan langsung digenangi air sampai pangkal batang padi tenggelam selama
± 7 hari agar ulat dan pupa yang berada di dalam batang mati.
Hama wereng (Nilaparvata lugens) adalah hama padi lain yang sering
menyerang di saat hujan. Hama ini merusak tanaman tanaman dengan mengisap
cairan dari dalam jaringan tanaman menyebabkan daun-daun menguning,
mengering dengan cepat (terbakar). Hama ini dapat dikendalikan dengan menanam
varietas tahan, pergiliran varietas dan jarak tanam yang tidak terlalu rapat. Oleh
karena ini hama ini juga dapat dicegah dengan menjaga supaya matahari selalu
dapat menyinari padi. Matahari akan membuat wereng sulit menetas dan
mencegahnya berkembang biak. Jika diperlukan dapat juga dikendalikan dengan
menggunakan insektisida berbahan aktid BPMC, fipronil, imidakloprit, karbufuran
Penyakit bast disebabkan oleh jamur Pyricularia
grisea. Pada umumny blast menyerang daun yang
disebut blast daun dan leher malai yang disebut blas
leher (neck blast). Blast daun ditandai dengan gejala
bercak coklat kehitaman bebentuk belah ketupat
dengan pusat bercak berwarna putih, sedangkan
blast leher ditandai dengan bercak coklat kehitaman
pada pangkal leher mengakibatkan leher malai tidak
dapat menopang malai dan patah. Pada gabah yang sakit terdapat bercak-bercak
kecil bulat. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan penanaman varietas tahan secara
bergantian dan perlakuan benih sebelum tanam. Bila diperlukan dapat digunakan
fungisida. Jika tanaman telah terserang Blast, kurangi penggunaan urea dan
tambahkan KCl agar batang menjadi lebih kuat.
Hawar Daun Bakteri (HDB) disebabkan oleh bakteri
dengan dua gejala khas yang ditimbulkan yaitu
kresek dan hawar. Kresek adalah gejala yang terjadi
pada tanaman berumur < 30 hari (pembibitan atau
baru pindah yang ditandai dengan daun-daun
berwarna hijau kelabu, melipat dan menggulung dan
pada serangan berat dapat menyebabkan kematian.
Hawar ditandai dengan timbulnya bercak abu-abu
(kekuning-kuningan) pada tepi daun dan apabila gejala meluas akan mengakibatkan
daun mengering. Pengendalian dapat dilakukan dengan menanama varietas tahan,
pemupukan lengkap dan pengaturan air. Jika diperlukan dapat dikendalikan
menggunakan bakterisida (SN).
Tanaman padi merupakan tanaman
pokok yang diusahakan sebagian besar
masyakarat di Kalimantan Barat. Padi
diusahakan dimusim kemarau bulan
Maret/April – Juli/Agustus dan musim
penghujan
September/Oktober
–
Januari /Februari, sehingga saat ini
petani sedang memasuki musim
penghujan. Saat musim hujan seperti
sekarang ini, hujan yang turun
merupakan
berkah
dan
rahmat
tersendiri bagi petani karena air
akan tersedia dengan cukup bagi
pertumbuhan dan perkembangan padi.
Karena itu di Kalimantan Barat pada musim penghujan ini luasan padi lebih tinggi
dari musim kemarau. Namun demikian, pada musim hujan ini sering terjadi lonjakan
hama karena lingkungan yang lembab. Untuk itu kita perlu mewaspadai serangan
organisme pengganggu tanaman (OPT) padi terutama hama tikus, penggerek
batang dan wereng coklat serta penyakit blast dan hawar daun bakteri.
Hama Tikus menyerang tanaman dari fase pembibitan sampai fase pemasakan
bahkan pada saat penyimpanan. Kerusakan parah terjadi jika tikus menyerang padi
pada fase generatif, karena tanaman tidak dapat membentuk anakan baru. Untuk itu
lakukan pencegahan serangan hama ini dengan melakukan gropyokan tikus pada
masa bera dan olah tanah yang dipadukan dengan pemasangan umpan. Lakukan
kegiatan ini secara serempak sehamparan dengan harapan pada saat pertanaman,
tikus sudah mulai dapat dikendalikan. Kemudian setelah selesai tanam, dapat
dipasang pagar plastik disekeliling sawah yang sudah dibuat saluran keliling.
Sama dengan hama tikus, hama penggerek batang juga menyerang padi mulai
dari fase pembibitan sampai pada fase berbunga. Penggerek batang padi masuk ke
dalam pelepah daun dan berjalan menuju ke titik tumbuh, sehingga merusak
tanaman tersebut, yang disebut hama sundep. Bila tanaman padi diserang sesudah
bulirnya terbentuk, maka aliran air yang membawa unsur hara pada malai
terganggu. Akibatnya tanaman padi menghasilkan malai-malai yang hampa dan
berwarna keputih-putihan yang disebut hama beluk. Tanaman padi pada fase
pembibitan sangat sensitif terhadap serangan hama ini, untuk itu waktu tanam yang
tepat merupakan cara yang efektif menghindari serangan hama ini. Hindari
penanaman padi pada bulan Desember-Januari karena suhu, kelembaban dan curah
hujan pada saat ini cocok bagi perkembangan penggerek batang. Pengendalian juga
dapat dilakukan dengan penanaman dan pemanenan serempak, serta sesudah
panen, lahan langsung digenangi air sampai pangkal batang padi tenggelam selama
± 7 hari agar ulat dan pupa yang berada di dalam batang mati.
Hama wereng (Nilaparvata lugens) adalah hama padi lain yang sering
menyerang di saat hujan. Hama ini merusak tanaman tanaman dengan mengisap
cairan dari dalam jaringan tanaman menyebabkan daun-daun menguning,
mengering dengan cepat (terbakar). Hama ini dapat dikendalikan dengan menanam
varietas tahan, pergiliran varietas dan jarak tanam yang tidak terlalu rapat. Oleh
karena ini hama ini juga dapat dicegah dengan menjaga supaya matahari selalu
dapat menyinari padi. Matahari akan membuat wereng sulit menetas dan
mencegahnya berkembang biak. Jika diperlukan dapat juga dikendalikan dengan
menggunakan insektisida berbahan aktid BPMC, fipronil, imidakloprit, karbufuran
Penyakit bast disebabkan oleh jamur Pyricularia
grisea. Pada umumny blast menyerang daun yang
disebut blast daun dan leher malai yang disebut blas
leher (neck blast). Blast daun ditandai dengan gejala
bercak coklat kehitaman bebentuk belah ketupat
dengan pusat bercak berwarna putih, sedangkan
blast leher ditandai dengan bercak coklat kehitaman
pada pangkal leher mengakibatkan leher malai tidak
dapat menopang malai dan patah. Pada gabah yang sakit terdapat bercak-bercak
kecil bulat. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan penanaman varietas tahan secara
bergantian dan perlakuan benih sebelum tanam. Bila diperlukan dapat digunakan
fungisida. Jika tanaman telah terserang Blast, kurangi penggunaan urea dan
tambahkan KCl agar batang menjadi lebih kuat.
Hawar Daun Bakteri (HDB) disebabkan oleh bakteri
dengan dua gejala khas yang ditimbulkan yaitu
kresek dan hawar. Kresek adalah gejala yang terjadi
pada tanaman berumur < 30 hari (pembibitan atau
baru pindah yang ditandai dengan daun-daun
berwarna hijau kelabu, melipat dan menggulung dan
pada serangan berat dapat menyebabkan kematian.
Hawar ditandai dengan timbulnya bercak abu-abu
(kekuning-kuningan) pada tepi daun dan apabila gejala meluas akan mengakibatkan
daun mengering. Pengendalian dapat dilakukan dengan menanama varietas tahan,
pemupukan lengkap dan pengaturan air. Jika diperlukan dapat dikendalikan
menggunakan bakterisida (SN).