APLIKASI SISTEM PAKAR MENDEKTEKSI DINI D

APLIKASI SISTEM PAKAR MENDEKTEKSI DINI DAN PENCEGAHAN
PENYAKIT CACINGAN PADA ANAK BALITA

Naskah Publikasi

Diajukan oleh
Eka Ristianingrum
08.12.3314

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2012

EXPERT SYSTEM APPLICATION FOR DISEASE PREVENTION
AND EARLY DETECTION WORM IN CHILDHOOD

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDEKTEKSI DINI
DAN PENCEGAHAN PENYAKIT CACINGAN PADA ANAK BALITA

Eka Ristianingrum
Jurusan Sistem Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT
Development of symptoms of intestinal worms is influenced many factors
ranging from temperature factors, the climate of tropical countries including one country
Indonesia, body hygiene, environmental sanitation, social, economic, and population
density. Therefore, they are susceptible to worms exposed to the disease if they live in
environments that are not clean. To that end, mothers in particular also need to know the
symptoms of intestinal worms, so that children can watch and learn more about the signs
of worms for early prevention. In addition, the importance of knowing the symptoms and
signs of intestinal worms worms are as relief to the children so that not too long worm
nest.
Many a mother realizes too late that his son had been exposed to intestinal
worms. A mother knows her child after the periksaakan worms exposed to the
pediatrician, whereas when the check with your pediatrician should be in line with other
patients and doctors were examining patients one by one manually by medical science
that is owned, nurses only equipment needed to help prepare physicians , helps during
patient registration. Things like that in a sense less effective. Therefore, the author tries to

give a solution to this problem is to build Expert Systems Applications To Mendekteksi
Early Worms Symptoms And Prevention In Childhood.
Expert System Applications To Dectection Early Symptoms And Prevention In
Childhood Diseases Worms is an application created with Microsoft Visual Basic
programming language and Microsft Accsess 6.0 as database processing. The function of
this application is as a tool for early mendekteksi and prevent symptoms of worms that
could detection worms symptoms early and can be treated before the disease becomes
more severe intestinal worms and leads into a more dangerous disease.
Key words: Expert System, Diseases Worms, Childhood

1.

Pendahuluan
Berkembangnya gejala cacingan dipengaruhi banyak faktor mulai dari faktor suhu,

iklim Negara tropis termasuk salah satunya Negara Indonesia, kebersihan tubuh, sanitasi
lingkungan, sosial ekonomi, dan kepadatan penduduk. Oleh karena itu, rentan bagi
mereka terkena penyakit cacingan jika tinggal di lingkungan yang tidak bersih. Untuk itu,
para ibu khususnya juga perlu mengetahui gejala penyakit cacingan, agar anak bisa di
awasi serta lebih mengenal tanda–tanda cacingan untuk pencegahan dini. Selain itu,

pentingnya mengetahui gejala cacingan dan tanda–tanda cacingan adalah sebagai
pertolongan kepada anak agar cacing tidak terlalu lama bersarang. Kebanyakan seorang
ibu telat menyadari bahwa anaknya telah terkena cacingan. Seorang ibu mengetahui
anaknya terkena cacingan setelah di periksaakan ke dokter anak, sedangkan saat di
periksakan ke dokter anak harus mengantri dengan pasien-pasien lain dan dokter pun
memeriksa satu persatu pasien secara manual dengan ilmu kedokteran yang dimiliki,
perawat hanya membantu menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dokter, membantu
saat pendaftaran pasien. Hal seperti itu di rasa kurang efektif. Oleh karena itu penulis
mencoba memberi solusi untuk masalah tersebut yaitu dengan membangun Aplikasi
Sistem Pakar Untuk Mendekteksi Dini Dan Pencegahan Gejala Penyakit Cacingan Pada
Anak Balita.
Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendekteksi Dini Dan Pencegahan Gejala Penyakit
Cacingan Pada Anak Balita adalah aplikasi yang dibuat dengan bahasa pemograman
Microsoft Visual Basic 6.0 dan Microsft Accsess sebagai pengolahan databasenya.
Adapun fungsi dari aplikasi ini adalah sebagai alat bantu untuk mendekteksi dini dan
mencegah gejala penyakit cacingan agar gejala penyakit cacingan bisa didektesi lebih
dini dan bisa di obati sebelum penyakit cacingan tersebut menjadi semakin parah dan
mengarah menjadi penyakit yang lebih bahaya.

2.


Landasan Teori

2.1

Sistem Pakar
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan,

fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat
dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Martin dan Oxman, 1988).
Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktifitas pemecahan
masalah. Beberapa aktifitas pemecahan masalah yang dimaksud antara lain: pembuatan
keputusan (decicion making), pemaduan pengetahuan (knowledge fusing), pembuatan
design

(design),

perancangan

(planning),


prakiraan

(forecasting),

pengaturan

(regulating), pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan (prescribing),
penjelasan (explaining), pemberian nasihat (advising), dan pelatihan (tutoring). Selain itu

sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai dari seorang pakar
(Martin dan Oxman, 1988).

2.1.1 Konsep Dasar Sistem Pakar
Menurut Turban (1995) menyatakan bahwa konsep dasar dari suatu sistem pakar
mengandung beberapa unsur/elemen, yaitu keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi,
aturan dan kemampuan menjelaskan.
1.

Keahlian

Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang
tertentu yang diperoleh dari pelatihan, eksperimen atau uji coba, membaca
atau pengalaman.

2.

Pakar atau ahli (Expert)
Seorang pakar adalah seorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan,
mempelajari hal-hal baru seputar pokok permasalahan (domain), menyusun
kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecahkan aturan-aturan jika
dibutuhkan, dan memerlukan relevan atau tidaknya keahlian mereka.

3.

Pemindahan keahlian
Pemindahan keahlian dari para ahli ke media elektronik seperti komputer
untuk kemudian dialihkan lagi pada orang yang bukan ahli, merupakan
tujuan utama dari sistem pakar

4.


Menarik kesimpulan
Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan
untuk menalar. Komputer diprogram sehingga dapat membuat kesimpulan.
Pengambilan keputusan ini dilaksanakan oleh komponen yang disebut
inference engine.

5.

Aturan (Rule)
Kebanyakan sistem pakar adalah sistem-sistem berbasis rule, pengetahuan
disimpan dalam bentuk rule-rule sebagai prosedur pemecahan masalah.

6.

Kemampuan menjelaskan (Explanation Capability)
Keistimewaan lain dari sistem pakar adalah kemampuan menjelaskan dari
mana asal sebuah atau rekomendasi diperoleh.

2.1.2 Mesin Inferensi

Terdapat dua pendekatan untuk mengenali inferensi dalam sistem pakar berbasis
aturan. Yaitu pelacakan ke belakang (backward chaining) dan pelacakan ke depan
(forward chaining).

Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori tujuan (gool-driven). Dalam
pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki
tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan menggunakan
premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain dengan tujuan
baru sebagai kesimpulannya. Proses berlanjut sampai semua kemungkinan ditemukan.
Gambar 2.1 berikut menunjukkan proses backward chaining

Gambar 2.1 Proses backward chaining
Pelacak ke depan adalah pendekatan yang dimotori data (data-driven). Dalam
pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, selanjutnya mencoba
menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai bagian IF
dari aturan IF-THEN. Gambar 2.2 menunjukkan proses forward chaining.

Gambar 2.2 Proses forward chaining
Kedua metode inferensi tersebut dipengaruhi oleh tiga macam penelusuran, yaitu:
1.


Depth-first search, melakukan penelusuran kaidah secara mendalam dari
simpul akar bergerak ke tingkat dalam yang berurutan.

Gambar 2.3 Diagram alir teknik penelusuran Depth-first search
2.

Breadth-first search, bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap
tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat selanjutnya.

Gambar 2.5 Diagram alir teknik penelusuran Breadth-first search
3. Best-first search, bekerja berdasarkan kombinasi kedua metode sebelumnya.

2.1.3 Kaidah Produksi
Kaidah menyediakan cara formal untuk merepresentasikan rekomendasi, arahan,
atau strategi (Kusrini, 2006). Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk:
JIKA [premis] MAKA [konklusi]
JIKA [masukan] MAKA [keluaran]
JIKA [kondisi] MAKA [tindakan]
JIKA [anteseden] MAKA [konsekuen]

JIKA [data] MAKA [hasil]
JIKA [tindakan] MAKA [tujuan]
Premis mengacu pada fakta yang harus benar sebelum konklusi tertentu
dapat diperoleh.

2.2 Cacingan
Infeksi Cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi
yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh
manusia dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan
mengambil nutrisi dari tubuh manusia. Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya
kesadaran akan kebersihan baik terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungannya.
Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang tertelan dan masuk ke dalam tubuh.
Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong & panjang yang
berawal dari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing dapat
menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-paru,
ataupun usus/saluran pencernaan.

2.3 Pengenalan Visual Basic 6.0
Visual


Basic

Merupakan

bahasa

pemrograman

Visual

sehingga

dapat

mempermudah dalam mendesain tampilan program atau lebih dikenal dengan istilah user
interface. Pemrograman Visual Basic 6.0 memberikan kemudahan bagi programmer
dalam membuat sebuah program, karena dalam Visual Basic 6.0 telah disediakan
Intelligent IDE yang cerdik dan aktif membantu, sehingga tidak perlu mengingat-ingat
syntax prosedur yang sering lupa, Auto List Member dan Auto Quick akan selalu
menampilkan pilihan. Selain kemudahan tersebut, Visual Basic 6.0 juga memiliki
kecepatan proses yang tinggi dan keunggulan dalam file eksekusi (EXE) yang dihasilkan,
yang mampu berdiri sendiri diluar software pembangunnya serta ukurannya yang kecil.
Selain

kemudahan

pemrograman,

kekuatan

lain

Visual

Basic

6.0

adalah kemampuannya yang canggih dalam bidang database. Visual Basic 6.0
menghadirkan banyak fasilitas baru yang mempercanggih aplikasi database, antara lain

ADO (ActiveX Data Object), OLE DB pada Interface COM (Component Object Model),
Query Designer dan Database Designer, Setup Wizard dan Data Report, Data Source
dan Window data View, SQL Editor, Kontrol Flex Grid, Data Repeater, Data Form Wizard
dan Data Object Wizard, File System Object, Format Object, Kontrol DataGrid, Kontrol
Data list, dan Kontrol DataCombo.

2.4 Microsoft Office Accsess 2007
Microsoft Accsess merupakan program database yang sudah popular dan
banyak digunakan saat ini. Ini dikarenakan oleh kemudahannya dalam pengolahan
berbagai jenis database serta hasil akhir berupa laporan dengan tampilan dengan desain
yang lebih menarik. Pada Microsoft Accsess 2007, sebuah database yang diolah tersebut
disempan dalam sebuah file dengan ekstensi .accdb (Accsess database). Didalam
berkas inilah semua objek yang terkait dengan database termasuk table disimpan. Dalam
Microsoft Accsess, istilah kolom yang biasa dipakai pada basis data rasional disebut field
dan baris biasa disebut record. Database pada Accsess lebih dari sekedar data.
Dalam pengoprasian data pada table database didukung oleh lima obyek lainnya,
yaitu:



Query
Digunakan untuk mencari dan menampilkan data yang memenuhi syarat



tertentu dari satu atau lebih.
Form
Digunakan untuk menampilkan data, mengisi data dan menyebutkan



yang ada didalam.



Digunakan untuk menampilkan laporan hasil analisa data.

Report

Macro
Untuk mengoptimalkan perintah-peritah yang sering digunakan untuk



mengolah data.
Module
Digunakan untuk perancangan berbagai modul aplikasi pengolahan
database tingkat lanjut sesuai dengan kebutuhan.

(Mahir Dalam 7 Hari Microsoft Accsess 2007. Yogyakarta: ANDI. Hal.3)

3.

Analisis

3.1

Analisis Sistem
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi

yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi

dan mengevaluasi permasalahan dan hambatan yang terjadi serta perbaikannya. Tahap
analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap desain
sistem. Tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting.
Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam analisis
sistem. Adapun masalah yang terjadi kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
penyakit cacingan tanpa mengetahui tindakan perawatan yang tepat yang harus
dilakukan. Masyarakat awam khususnya seorang ibu akan sulit mendapatkan informasi
tentang cacingan atau penyakit cacingan yang diderita jika dokter tidak ada ditempat atau
sibuk mengurus pasien-pasiennya, sehingga user dalam hal ini perawat dokter mampu
menangani pasien.
Dari masalah yang ada maka dibuat sebuah sistem yang dapat membantu saat
dokter sedang tidak berada ditempat atau dokter sedang sibuk mengurus pasienpasiennya yaitu dengan membuat aplikasi sistem pakar yang dapat berperan sebagai
pakar (dokter). Dengan kata lain terjadi pemindahan atau proses pengolahan informasi
yang bersifat heuristic yang artinya membangun dan mengoprasikan basis pengetahuan
dari seorang pakar ke sebuah sistem komputer. Pengetahuan dari seorang pakar
disimpan dalam suatu basis pengetahuan, dengan bantuan mesin inferensi dan memori
kerja maka proses penarikan kesimpulan dalam mendiagnosa penyakit yang diderita
berdasarkan gejala yang dirasakan dapat dilakukan.

3.2 Deskripsi Sistem
Deskripsi

sistem

adalah

gambaran

umum

tentang

sistem

yang

akan

dikembangkan. Sistem pakar untuk mendekteksi dini dan pencegahan penyakit cacingan
pada anak balita ini merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membantu
mendiagnosis penyakit cacingan yang diwujudkan dengan adanya dialog antara
pengguna dengan sistem. Pada proses ini sistem akan memberikan daftar berupa faktafakta yang telah disimpan dalam sistem berupa basis pengetahuan, untuk dapat
melakukan diagnosis, data gejala harus sudah tersedia. Jika tidak tersedia, maka
dianggap tidak tahu. Jawaban yang diberikan pengguna akan diproses, apabila hasil
diagnosis menunjukkan bahwa anak tersebut terkena penyakit cacingan, maka sistem
memberikan solusi untuk mengobati penyakit cacingan dan rekomendasi untuk
pencegahan terkena penyakit cacingan kembali.

3.3 Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan pada sistem pakar untuk
pencegahan penyakit cacingan pada anak balita didapat dari:

mendekteksi dini dan

1. Pakar dari objek penyakit cacingan yaitu dokter anak dr.Hepi adi dan bidan
Endang sm dan ditambah refrensi dari buku dan internet.
2. Artikel-artikel dan jurnal dari internet.

3.4 Representasi Pengetahuan
Sistem pakar untuk mendekteksi dini dan pencegahan penyakit cacingan pada anak
balita ini menggunakan basis pengetahuan, basis aturan dan mesin inferensi untuk
mendiagnosa penyakit serta memberikan informasi tentang jenis cacing yang
menyebabkan penyakit cacingan. Basis pengetahuan berisi fakta-fakta yang dibutuhkan
oleh sistem, basis aturan berisi aturan analisis sedangkan mesin inferensi digunakan
untuk menganalisis fakta-fakta yang dimasukkan oleh user sehingga dapat ditentukan
suatu kesimpulan. Data-data yang menjadi input pada sistem pakar ini adalah data fakta
yang diperoleh dari informasi seorang pakar, internet yang telah dicocokkan dengan
penelitian seorang pakar

3.4.1 Penyusunan Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan yang diperlukan sistem terdiri dari data gejala, data penyakit,
data pencegahan penyakit, dan data solusi. Adapun tabel yang memuat tentang basis
pengetahuan dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 3.1 Basis Pengetahuan Data Gejala
Gejala
Kd_Gejala

Gejala

G001

Nafsu makan berkurang

G002

Sering sakit perut

G003

Mata pucat

G004

Batuk tak sembuh-sembuh

G005

Diare

G006

Disentri ( diare disetai darah atau berlendir )

G007

Anemia atau kurang darah

G008

Berat badan menurun

G009

Cacing dalam kotoran atau feses

G010

Lesu

G011

Tak bergairah

G012

Terlihat Pucat

G013

Rentan terhadap penyakit

G014

Gatal-gatal di sekitar anus

G015

Sulit tidur

G016

Perut buncit

G017

Suka mengantuk

G018

Rasa mual

G019

Muntah ada cacing

G20

Perut kembung
Tabel 3.2 Basis Pengetahuan Data Penyakit
Penyakit

Kd_Penyakit

Penyakit

P001

Penyakit cacing gelang

P002

Penyakit cacing cambuk

P003

Penyakit cacing tambang

P004

Penyakit cacing kremi

P005

Penyakit cacing pita
Tabel 3.3 Basis Pengetahuan Solusi
Solusi

Kd_Solusi

Solusi

S001

Penanganan untuk mengatasi infeksi cacing dengan obatobatan merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti
cacing Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lainlain) merupakan anti cacing yang efektif untuk mengatasi
sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit cacing.

S002

Vitamin penambah nafsu makan untuk balita

S003

Obat batuk untuk balita

S004

Obat diare untuk balita

S005

Obat disenteri untuk balita

S006

Antibiotik untuk meningkatkan kekebalan tubuh atau
imunitas pada balita

S007

Obat anti muntah

S008

Pengobatan menggunakan Albendazole yang berfungsi
untuk memutuskan rantai kehidupan cacing: cacing
dewasa, telur dan larva.

S009

Menggunakan obat Mebendazole untuk membunuh semua
stadium cacing.

Tabel 3.4 Basis Pengetahuan Data Pencegahan Penyakit
Pencegahan Penyakit
Kd_Pencegahan Penyakit
Pencegahan_Penyakit
E001

Biasakan untuk selalu hidup bersih, seperti cuci
tangan sebelum makan dan sesudah buang air
besar dengan sabun. Kemudian potonglah kuku
secara berkala agar tetap pendek dan bersih.

E002

Biasakan anak untuk selalu menggunakan sandal
atau sepatu bila keluar rumah, terutama bila
berjalan di tanah. Tanah, terutama yang lembap,
merupakan

tempat

favorit

cacing

untuk

berkembang biak.
E003

Jangan lupa memilih dan mengolah makanan
dengan

bersih.

Misalnya,

mencuci

sayuran

dengan air yang mengalir. Kemudian tidak
membiarkan makanan dihinggapi lalat karena
biasanya

lalat

mampu

membawa

telur-telur

cacing.
E004

Bila ingin makan sayuran mentah (lalapan) atau
buah-buahan, cucilah dengan air bersih yang
mengalir.

E005

Biasakan anak untuk tidak jajan jenis makanan di
tempat sembarangan.

E006

Jangan mengonsumsi daging sapi atau babi yang
masih mentah atau dimasak kurang matang
berisiko terinfeksi cacing pita.

3.4.2 Penyusunan Basis Aturan
Selain berisi fakta-fakta yang dibutuhkan sistem, basis pengetahuan juga
memerlukan sistem yang terdiri dari aturan gejala penyakit, aturan pencegahan penyakit,
dan aturan solusi. Pembentukan basis pengaturan ditujukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.5 Basis Aturan Gejala Penyakit
Aturan Gejala Penyakit
No
1

Aturan Gejala Penyakit
IF mengalami Nafsu makan berkurang (G001) dan Sering sakit perut (G002)
atau salah satunya AND Mata pucat (G003) AND Batuk tak sembuh-sembuh
(G004) THEN cacing gelang (P001)

2

IF mengalami Diare (G005) dan Disentri (Diare disertai darah atau berlendir)
(G006) atau salah satunya AND Anemia (G007) AND Berat badan Menurun
(G008) AND Cacing dalam kotoran atau feses (G009) THEN cacing cambuk
(P002)

3

IF mengalami Lesu (G010) dan Tak bergairah (G011) atau salah satunya AND
Terlihat pucat (G012) AND Rentan terhadap penyakit (G013) THEN cacing
tambang (P003)

4

IF mengalami Gatal-gatal disekitar anus (G014) dan Sulit tidur (G015) atau
salah satunya AND Perut buncit (G016) AND Suka mengantuk (G017) THEN
cacing kremi (P004)

5

IF mengalami Rasa mual (G018) dan Muntah ada cacing (G019) atau salah
satunya AND Perut Kembung (G020) THEN cacing pita (P004)

Tabel 3.6 Basis Aturan Solusi Penyakit
Aturan Solusi Penyakit
No.

Aturan Solusi Penyakit

1

IF cacing gelang (P001) THEN penanganan untuk mengatasi infeksi cacing
dengan obat-obatan merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti cacing
Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lain-lain) merupakan anti cacing
yang efektif untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit
cacing (S001) AND Vitamin penambah nafsu makan untuk balita (S002)
AND Obat batuk untuk balita (S003)

2

IF cacing cambuk (P002) THEN penanganan untuk mengatasi infeksi cacing
dengan obat-obatan merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti cacing
Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lain-lain) merupakan anti cacing
yang efektif untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit
cacing (S001) AND Vitamin penambah nafsu makan untuk balita (S002)
AND Obat diare untuk balita (S004) AND Obat disenteri untuk balita (S005)
AND menggunakan obat Mebendazole untuk membunuh semua stadium
cacing (S009)

3

IF cacing tambang (P003) THEN Antibiotik untuk meningkatkan kekebalan
tubuh atau imunitas pada balita (S006) AND pengobatan menggunakan
Albendazole yang berfungsi untuk memutuskan rantai kehidupan cacing:
cacing

dewasa,

telur

dan

larva

(S008)

AND

menggunakan

obat

Mebendazole untuk membunuh semua stadium cacing (S009)
4

IF cacing kremi (P004) THEN penanganan untuk mengatasi infeksi cacing

dengan obat-obatan merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti cacing
Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lain-lain) merupakan anti cacing
yang efektif untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit
cacing (S001) AND pengobatan menggunakan Albendazole yang berfungsi
untuk memutuskan rantai kehidupan cacing: cacing dewasa, telur dan larva
(S008)
5

IF cacing pita (P005) THEN penanganan untuk mengatasi infeksi cacing
dengan obat-obatan merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti cacing
Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lain-lain) merupakan anti cacing
yang efektif untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit
cacing (S001) AND Obat anti muntah (S007) AND menggunakan obat
Mebendazole untuk membunuh semua stadium cacing (S009)

Tabel 3.7 Basis Aturan Pencegahan Penyakit
Aturan Pencegahan Penyakit
No

Aturan Pencegahan Penyakit

1

IF Penyakit Cacing Gelang (P001) THEN biasakan untuk selalu hidup bersih,
seperti cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar dengan
sabun. Kemudian potonglah kuku secara berkala agar tetap pendek dan bersih
(E001) AND biasakan anak untuk selalu menggunakan sandal atau sepatu bila
keluar rumah, terutama bila berjalan di tanah. Tanah, terutama yang lembap,
merupakan tempat favorit cacing untuk berkembang biak (E002)

2

IF Penyakit Cacing Cambuk (P002) THEN biasakan untuk selalu hidup bersih,
seperti cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar dengan
sabun. Kemudian potonglah kuku secara berkala agar tetap pendek dan bersih
(E001) AND

jangan lupa memilih dan mengolah makanan dengan bersih.

Misalnya, mencuci sayuran dengan air yang mengalir. Kemudian tidak
membiarkan makanan dihinggapi lalat karena biasanya lalat mampu membawa
telur-telur cacing (E003)
3

IF Penyakit Cacing Tambang (P003) THEN biasakan untuk selalu hidup bersih,
seperti cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar dengan
sabun. Kemudian potonglah kuku secara berkala agar tetap pendek dan bersih
(E001) AND biasakan anak untuk selalu menggunakan sandal atau sepatu bila
keluar rumah, terutama bila berjalan di tanah. Tanah, terutama yang lembap,
merupakan tempat favorit cacing untuk berkembang biak (E002)

4

IF Penyakit Cacing Kremi (P004) THEN jangan lupa memilih dan mengolah
makanan dengan bersih. Misalnya, mencuci sayuran dengan air yang mengalir.

Kemudian tidak membiarkan makanan dihinggapi lalat karena biasanya lalat
mampu membawa telur-telur cacing (E003) AND Bila ingin makan sayuran
mentah (lalapan) atau buah-buahan, cucilah dengan air bersih yang mengalir
(E004) AND Biasakan anak untuk tidak jajan jenis makanan di tempat
sembarangan (E005)
5

IF Penyakit Cacing Pita (P005) THEN jangan lupa memilih dan mengolah
makanan dengan bersih. Misalnya, mencuci sayuran dengan air yang mengalir.
Kemudian tidak membiarkan makanan dihinggapi lalat karena biasanya lalat
mampu membawa telur-telur cacing (E003) AND Bila ingin makan sayuran
mentah (lalapan) atau buah-buahan, cucilah dengan air bersih yang mengalir
(E004) AND jangan mengonsumsi daging sapi atau babi yang masih mentah
atau dimasak kurang matang berisiko terinfeksi cacing pita

3.5 Mesin Inferensi
Mesin inferensi adalah bagian sistem pakar yang melakukan penalaran dengan
menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola terentu. Selama proses
konsultasi mesin inferensi menggunakan strategi forward chaining atau penalaran maju,
dimana penelusuran pada sistem mencari gejala penyakit yang diderita hingga didapat
kesimpulan penyakit sesuai rule yang ada. Berikut ini merupakan penelusuran yang
digunakan dengan menggunakan Decision Tree, yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.1 Decision Tree
Keterangan:
G001-G020 merupakan gejala
P001-P005 merupakan penyakit cacingan
Penyusunan Decision Tree di atas berdasarkan kaidah produksi (rule) yang telah dibuat
sebagai basis aturan yang telah disebutkan sebelumnya.
Berdasarkan Decision Tree tersebut, sistem akan melakukan penelusuran
penyakit berdasarkan gejala yang ada dengan mengajukan pertanyaan (dalam hal ini
gejala cacingan) kepada pengguna sistem. Pengguna harus menjawab pertanyaan
dengan jawaban ya atau tidak dengan mempertimbangkan jawaban yang paling
mendekati dengan pertanyaan/gejala yang diajukan sistem. Pengguna harus menjawab

ya atau tidak, namun jika ragu-ragu tetap harus menjawab ya atau tidak dengan
mempertimbangkan jawaban yang paling mendekati dengan pertanyaan gejala yang
diajukan oleh sistem. Berdasarkan jawaban pengguna tersebut, sistem akan melanjutkan
penelusuran ke gejala berikutnya, dan menanyakan pertanyaan/gejala berikutnya.
Misalnya pertama kali gejala G001 yang akan ditanyakan, jika pengguna menjawab ya
(gejala tersebut memang sesuai dengan yang di alami pasien ) maka pertanyaan/gejala
berikutnya yang ditanyakan adalah gejala G002 sampai sistem dapat menyimpulkan
sebuah penyakit dari gejala-gejala yang di inputkan. Sebaliknya jika pengguna menjawab
tidak (gejala pertama tidak dialami pasien) maka pertanyaan/gejala berikutnya yang akan
ditanyakan adalah gejala berikutnya. Begitu seterusnya sampai diperoleh kesimpulan
penyakit P001 atau P002 atau P003 dan seterusnya. Setiap penyakit memiliki gejala
yang berbeda-beda untuk menyimpulkan sebuah penyakit dari gejala, gejala yang di
inputkan harus 50% lebih dari jumlah gejala untuk satu penyakit. Jika penelusuran tidak
sampai mendapat kesimpulan, sistem akan mencari penyakit yang paling mendekati
kemungkinan penyakit cacingan yang diderita.

3.6 Perancangan Sistem
Perancangan fungsional sistem merupakan tahap awal untuk merancang
semua proses dan aliran data yang terjadi dalam sistem

3.7 Perancangan Database
Database merupakan bagian dari implementasi sistem pakar yang digunakan
untuk menyimpan semua data, baik basis pengetahuan maupun basis aturan.

3.7.1

Entity Relationship Diagram
ERD adalah diagram yang memperlihatkan entitas-entitas yang terlibat

dalam suatu sistem serta hubungan-hubungan (relasi) antar entitas. Penekanan pada
ERD adalah tabel-tabel yang merepresentasikan entitas-entitas serta tabel-tabel yang
merepresentasikan entitas-entitas itu sendiri. Entitas yang terlibat dalam sistem pakar
mendekteksi dini dan pencegahan penyakit cacingan pada anak balita. Dari entitas yang
terlibat dapat dibuat suatu diagram hubungan antara entitas seperti yang dapat dilihat
pada gambar 3.2 dan hubungan antar tabel dapat dilihat pada gambar 3.3

Gambar 3.2 Entity Relationship Diagram

Keterangan dari gambar 3.2 adalah sebagai berikut:
a. Dari hubungan entity GEJALA dan PENYAKIT maka dihasilkan tabel
ATURAN_GEJALA_PENYAKIT yang dapat menentukan penyakit berdasarkan
gejala yang dialami.
b. Dari

hubungan

entity

PENYAKIT dan SOLUSI

maka

dihasilkan tabel

ATURAN_SOLUSI yang dapat menentukan solusi yang tepat untuk penyakit
tertentu.
c.

Dari hubungan entity PENYAKIT dan PENCEGAHAN maka dihasilkan tabel
ATURAN_PENCEGAHAN yang dapat memberikan pencegahan yang tepat
untuk penyakit cacingan.

d. Entity USERS PAKAR dapat berdiri sendiri, yang dapat digunakan pakar untuk
mengakses fasilitas sistem secara keseluruhan.

3.7.2 Mapping table
Entitas-entitas tersebut akan disimpan dalam bentuk tabel, sehingga dapat dibuat
antar tabel seperti yang ditunjukkan gambar 3.3

Gambar 3.3 Relasi Antar Tabel
Keterangan:
Tabel Utama

: T.GEJALA, T.PENYAKIT, T.SOLUSI, T.PENCEGAHAN

Tabel Aturan

: T.ATURAN_GEJALA_PENYAKIT, T.ATURAN_SOLUSI,
T.ATURAN_PENCEGAHAN

Tabel Tambahan : T.USER PAKAR

4.

Implementasi Sistem

4.1

Implementasi
Implementasi program aplikasi “ Sistem pakar mendekteksi dini dan pencegahan

penyakit cacingan pada anak balita” menggunakan Metode Forward Chaining merupakan
tahap paling penting dimana sistem yang sudah dirancang, diimplementasikan untuk
menghasilkan pada keadaan yang sebenarnya. Dari hal ini dapat diketahui apakah
sistem yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tidak.

Tahap perancangan aplikasi telah dikerjakan. Mulai dari rancangan sistem,
rancangan input output, rancangan database dan rancangan antar muka (user interface).
Semua rancangan ini digunakan untuk mempermudah dalam penjabaran sistem ke
dalam bahasa pemograman.

4.1.1 Login sebagai Pakar
Jika user memilih menu pakar pada form login maka pakar diharuskan mengisi
username dan password untuk dapat masuk pada menu pakar selanjutnya. Berikut
adalah desain form login sebagai pakar.

Gambar 4.1 Form Login (PAKAR)
4.1.2 Form utama pakar
Setelah berhasil login sebagai pakar maka akan masuk ke form utama pakar.
Dalam form ini pakar dapat mengisikan basis pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang
gejala cacingan, solusi, pencegahan, aturan gejala, aturan solusi dan aturan
pencegahan.

Gambar 4.2 Form Utama pakar

4.1.3 Form input data jenis cacingan
Pada form ini seorang pakar dapat memasukkan kode cacingan dan jenis penyakit
cacingan. Dalam form ini juga menyediakan fasilitas untuk menyimpan data baru,
mengolah data lama, membatalkan perubahan dan menghapus data yang dikehendaki
oleh seorang pakar. Adapun tampilan dari form input data jenis cacingan adalah sebagai
berikut:

Gambar 4.3 Form Input Data Jenis Cacingan

4.1.4 Login sebagai Pengguna
Jika user memilih menu pengguna pada form login maka pengguna diharuskan
mengisi username untuk dapat masuk pada menu pengguna selanjutnya. Berikut adalah
desain form login sebagai pengguna:

Gambar 4.4 Form Login (Pengguna)

4.1.5 Form utama pengguna
Setelah berhasil login sebagai pengguna maka akan masuk ke form pengguna.
Dalam form ini pengguna dapat melakukan konsultasi.

Gambar 4.5 Form Utama Pengguna

4.1.6 Menu Konsultasi
Menu ini digunakan oleh seorang user/pengguna untuk melakukan konsultasi.
Untuk pengguna melakukan login terlebih dahulu. Di sini pengguna hanya dapat
melakukan konsultasi saja terhadap sistem. Untuk melakukan konsultasi pilih menu
konsultasi

Gambar 4.6 Menu Konsultasi
Setelah pengguna masuk pada form pertanyaan yang digunakan sebagai
konsultasi yang selanjutnya untuk dapat dihasilkan kesimpulan berupa hasil diagnosa,
solusi dan pencegahan. Dari jawaban-jawaban yang diberikan dari sistem maka sistem
akan melakukan penelusuran terhadap jenis cacing yang sesuai dengan jawaban dari
pertanyaan. Penelusuran ini berdasarkan dari Decision Tree (pohon keputusan yang
telah ada). Dari hasil penelusuran ini dapat dilihat kemungkinan cacingan yang diderita
beserta solusi dan pencegahannya. Berikut ini contoh form hasil diagnosa.

Gambar 4.7 Form Hasil Penelusuran
5.

Penutup

5.1

Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dan hasil

pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Program sistem pakar mendekteksi dini dan pencegahan penyakit cacingan pada
anak balita ini dapat digunakan sebagai pengganti pakar apabila seorang pakar
sibuk dengan kegiatan lainnya, jadi program dapat berfungsi sebagai pakar yang
dapat menentukan jenis cacingan yang dialami dan solusi pencegahan
berdasarkan gejala-gejala yang dialami pasien selama permasalahan tersebut
sesuai dengan batasan masalah yang ada dalam sistem.
2. Program sistem pakar ini memberikan informasi kepada pemakai mengenai jenis
cacingan yang diderita berdasarkan gejala-gejala yang dialami.

5.2

Hasil Pengujian
Tingkat kebenaran aplikasi sistem pakar ini adalah 20 contoh kasus dengan
18 hasil pengujian program sama dan 2 hasil tidak sama jadi prosentase hasil
pengujian aplikasi sistem pakar 18 x 100% = 90%
20

Daftar Pustaka
Tim Penerbit Andi, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic, Andi
Offset, Yogyakarta, 2003
Kusrini, S.Kom, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta, 2006
Arhami, M, Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta, 2005
Kusrini, S.Kom, Aplikasi Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta, 2006

Slazh Pardede, Hati-Hati Cacingan Bukan Penyakit Sepele, 1 Mei 2011
/http://www.slazhpardede.files.wordpress.com, 17 November 2011

Koran Indonesia Sehat, Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Cacingan, 10 November
2010 /http://www.koranindonesiasehat.wordpress.com,
12 Oktober 2011
Yusri, Cacingan Pada Anak, 24 Mei 2011 /http://www.cacingan-pada-anak.com , 17
November 2011.
Rafifsafaalzena, Diagnosis dan Cara Mengobati Cacingan Pada Anak, 18 Agustus 2010
/http://www.rafifsafaalzena.blogspot.com , 16 November 2011

LAMPIRAN
Perhitungan prosentase kemungkinan cacingan yang diderita balita.
Prosentase kemungkinan cacingan yang diderita diperoleh berdasarkan gejala-gejala
yang telah dijawab dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Adapun
langkah perhitungan untuk prosentase cacingan yang diderita adalah sebagai berikut:
Prosentase cacingan = Gejala yang dialami

X 100%

Total gejala suatu cacingan
Keterangan:
1. Prosentase cacingan merupakan prosentase hasil kemungkinan cacingan yang
diderita.
2. Gejala yang dialami merupakan jumlah gejala-gejala yang telah dijawab dalam
proses konsultasi.
3. Total gejala suatu cacingan merupakan jumlah semua gejala pada satu jenis
penyakit cacingan.
Sebagai contoh:
1. Gejala yang telah dijawab dalam proses konsultasi adalah:
G001

Nafsu makan berkurang

G002

Sering sakit perut

G003

Mata Pucat

Gejala yang mendekati penyakit di atas adalah Penyakit Cacing Gelang dengan total
gejala adalah:
G001

Nafsu makan berkurang

G002

Sering sakit perut

G003

Mata Pucat

G004

Batuk tak sembuh-sembuh

Langkah perhitungannya:
Prosentase cacingan= Gejala yang dialami
Total gejala suatu cacingan

X 100%

Prosentase cacingan=

3
4

Prosentase cacingan= 75%

X 100%