Proposal Penelitian PENGARUH INDEPENDENS. docx

Proposal Penelitian
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR DAN TIME BUDGET
PRESSURE TERHADAP KUALITAS AUDIT
( STUDI KASUS PADA KAP KOTA PALEMBANG )
I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit
laporan keuangan dalam suatu organisasi dan merupakan profesi kepercayaan
masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian
yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen
perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). Akuntan Publik adalah
seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang. Kantor Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat KAP,
adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang ( UU No. 5
Tahun 2011 tentang Akuntan Publik). Seorang auditor eksternal atau akuntan
publik, bertugas untuk menilai dan memverifikasi laporan keuangan yang
dikeluarkan oleh pihak manajemen perusahaan, dan pada akhirnya memberikan
opini mereka terhadap laporan keuangan yang telah mereka audit tersebut. Audit

yang dilakukan oleh seorang auditor terhadap laporan keuangan, tentu saja akan
menambah nilai keandalan terhadap laporan keuangan tersebut.
Selain pihak manajemen yang menginginkan laporan hasil audit yang
berkualitas, seorang auditor yang bekerja pada suatu KAP (Kantor Akuntan Publik

1

) juga tentu saja menginginkan laporan keuangan yang mereka audit memiliki
kualitas yang baik, dalam artian bahwa laporan keuangan auditan tersebut bebas
dari salah saji material dan dapat diandalkan oleh pengguna laporan keuangan.
KAP sebagai organisasi yang bergerak di bidang jasa, juga harus
memperhatikan kualitas jasa yang diberikannya kepada klien.
Kemampuan menyediakan jasa audit yang berkualitas tinggi
menjadi hal yang utama bagi KAP, khususnya kualitas audit
( Indriani, 2012). Kualitas audit yang baik harus sesuai dengan
standar auditing yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI), yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan
dan standar pelaporan.
Ada beberapa kasus yang pernah terjadi sehubungan dengan kualitas
laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP. Seperti pada kasus mengenai

kegagalan KAP Atrhur Anderson di Amerika Serikat pada tahun 2001, yang
merupakan salah satu anggota dari KAP big five saat itu. Kegagalan KAP Arthur
Anderson mempertahankan independensinya terhadap kliennya Enron melahirkan
The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002 sebagai solusi dari skandal
perusahaan besar yang terjadi di Amerika.
Di Indonesia, kasus audit juga pernah dialami oleh PT. Telkom,
perusahaan informasi dan telekomunikasi serta penyedia jasa dan jaringan
telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Dimana pada tahun 2002, PT.
Telkom mengalami masalah mekanisme tender untuk mengaudit keuangannya.
Untuk mengaudit pembukuan PT. Telkom tahun 2002, perusahaan menunjuk KAP

2

Eddy Pianto (KAP EP), sementara untuk PT. Telkomsel (anak perusahaan PT.
Telkom ) ditunjuk KAP Hadi Sutanto (KAP HS). Dimana pada saat itu KAP HS
menolak untuk berafiliasi dengan KAP EP dan rekan. Adapun alasan KAP HS
menolak untuk berafiliasi yaitu karena KAP HS meragukan kelayakan hak praktek
KAP EP di hadapan BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal ) AS. KAP HS
mengetahui SEC (Security Exchange Commission) tidak mengakui keberadaan
KAP EP berkaitan dengan keraguannya atas kompetensi dan independensi yang

dimiliki oleh para auditornya. Oleh karena itu, KAP EP adalah KAP yang
melanjutkan audit PT. Telkomsel setelah KAP HS menolak untuk mengauditnya.
Masalah yang muncul yaitu pada saat laporan audit (konsolidasi) tentang total
kinerja PT. Telkom, yang diaudit oleh KAP EP ditolak oleh PWC
(Pricewaterhouse Coopers). Alasannya, lembaga itu tidak mau berasosiasi dengan
perkerjaan KAP EP. Sikap itu dimaksudkan untuk menghindari kerugian di
kemudian hari. Penolakan tersebut telah menyebabkan perdagangan saham PT.
Telkom yang tercatat di New York Stock Exchange dalam bentuk IDR dihentikan
sementara.

Harga saham PT. Telkom di Bursa Efek Jakarta turun secara

signifikan dari harga penutupan sehari sebelumnya, serta memberikan pengaruh
yang cukup signifikan terhadap penurunan Indeks Harga Saham Gabungan
( IHSG). KAP HS dan KAP EP melanggar peraturan Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM) tentang persaingan yang tidak sehat antara sesama auditor.
Tindakan yang dilakukan oleh KAP HS adalah tidak mengizinkan acuannya
dipakai oleh KAP EP sehingga KAP EP harus memulainya lagi dari awal tanpa
mengetahui


dokumen-dokumen

apa

saja

yang

pernah

diaudit.

Dan

3

menyembunyikan hasil audit beserta opininya sehingga PT Telkom melakukan
inpermission atas hasil kerja KAP HS yang saat itu waktunya sangat terbatas. Dari
kasus tersebut dapat kita simpulkan bahwa


independensi dan profesionalitas

dalam diri seorang auditor sangat diperlukan untuk menghasilkan hasil akhir audit
yang berkualitas.
Begitu pula pada kasus dibekukannya izin akuntan publik dan kantor
akuntan publik. Pada tahun 2007, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani
Indrawati membekukan izin Akuntan Publik (AP) Drs. Petrus Mitra Winata dari
Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Mitra Winata dan Rekan selama dua tahun,
terhitung sejak 15 Maret 2007. Pelanggaran itu berkaitan dengan pelaksanaan
audit atas Laporan Keuangan PT. Muzatek Jaya tahun buku berakhir 31 Desember
2004 yang dilakukan oleh Petrus. Selain itu, Petrus juga telah melakukan
pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan melakukan audit
umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha Kencana dan
Apartemen Nuansa Hijau sejak tahun buku 2001 sampai dengan 2004.
Pembekuan izin oleh Menkeu tersebut sesuai dengan Keputusan Menkeu Nomor
423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menkeu Nomor 359/KMK.06/2003. Hal ini juga dipertegas dengan
dikeluarkannya Undang- Undang No. 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik,
dimana pemberian jasa audit oleh Akuntan Publik dan/atau KAP atas informasi
keuangan historis suatu klien untuk tahun buku yang berturut-turut dapat dibatasi

dalam jangka waktu tertentu serta ketentuan mengenai pembatasan pemberian jasa
audit atas informasi keuangan historis diatur dalam Peraturan Pemerintah. Sebagai

4

seorang akuntan publik, Petrus seharusnya mematuhi Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) yang berlaku. Ketika memang dia harus melakukan jasa audit,
maka audit yang dilakukan pun harus sesuai dengan Standar Auditing (SA) dalam
SPAP, karena pada akhirnya hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kualitas audit.
Pembekuan izin yang dilakukan oleh Menkeu ini merupakan yang
kesekian kalinya. Pada 4 Januari 2007, Menkeu membekukan izin Akuntan Publik
(AP) Djoko Sutardjo dari Kantor Akuntan Publik Hertanto, Djoko, Ikah &
Sutrisno selama 18 bulan. Djoko dinilai Menkeu telah melakukan pelanggaran
atas pembatasan penugasan audit dengan hanya melakukan audit umum atas
laporan keuangan PT Myoh Technology Tbk (MYOH). Penugasan ini dilakukan
secara berturut-turut sejak tahun buku 2002 hingga 2005.
Begitu pula dengan kasus terbaru yang menyangkut salah satu maskapai
penerbangan di Indonesia yaitu Lion Air. Dimana baru- baru ini Lion Air
mengalami masalah kacaunya jadwal penerbangan sejak Rabu hingga Jumat
pekan lalu ( 18-20 Februari 2015) yang menyebabkan pembatalan sejumlah

penerbangan. Sehingga Kementerian Perhubungan memutuskan untuk mengaudit
kembali secara menyeluruh maskapai penerbangan Lion Air. Audit dilakukan
untuk mengetahui penyebab kekacauan jadwal penerbangan tersebut. Lion Air
juga diharuskan membuat prosedur penanganan keterlambatan. Chairman Group
Lion Air, Rusdi Kirana mengapresiasi keinginan pemerintah mengaudit SOP Lion
Air, namun beliau menambahkan bahwa selama ini Lion Air memiliki dan
menjalankan SOP. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa audit yang dilakukan
selama ini mungkin belum sesuai dengan standar yang berlaku sehingga

5

Kementerian Perhubungan memutuskan untuk mengaudit ulang seluruh maskapai
penerbangan Lion Air yang selain mendapat pembekuan sementara izin rute
penerbangan, juga mendapat sanksi moral dari pengguna jasa, serta harus
menanggung kerugian sekitar Rp 200 milyar ( Harian Kompas, 24 Februari
2015).
Dari beberapa kasus tersebut, dapat kita lihat bahwa ada beberapa kasus
sehubungan dengan kualitas audit. Mulai dari kasus kegagalan KAP Arthur
Anderson


mempertahankan independensinya terhadap kliennya Enron, kasus

KAP HS dan Rekan serta KAP EP yang melanggar peraturan BAPEPAM tentang
persaingan yang tidak sehat antara sesama auditor, kasus dibekukannya akuntan
publik maupun kantor akuntan publik yang dikarenakan tidak sesuai dengan
SPAP, hingga kasus audit ulang yang dilakukan terhadap maskapai penerbangan
Lion Air yang tentu saja pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas audit yang
dihasilkan.
Beberapa penelitian juga telah dilakukan sehubungan dengan faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas audit. Lauw Tjun-Tjun, Elyzabet Indrawati
Marpaung dan Santy Setiawan (2012 ), dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit”
dengan menggunakan sampel yaitu seluruh auditor KAP di wilayah Jakarta Pusat,
menyimpulkan bahwa kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit, sedangkan independensi auditor tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit.

6

Dalam penelitian M. Nizarul Alim, Trisni Hapsari dan Liliek Purwanti
( 2007) dengan judul “Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap

Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi” menyimpulkan
bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit. Kompetensi dengan etika auditor sebagai variabel moderasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan independensi dengan
etika auditor sebagai variabel moderasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit.
Andin Prasita dan Priyo Hari Adi dalam penelitiannya pada tahun 2006
dengan judul “Pengaruh Kompleksitas Audit Dan Tekanan Anggaran Waktu
Terhadap Kualitas Audit Dengan Moderasi Pemahaman Terhadap Sistem
Informasi” menyimpulkan bahwa kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu
berpengaruh negatif terhadap kulitas audit. Kompleksitas audit dengan
pemahaman terhadap sistem informasi sebagai variabel moderasi berpengaruh
positif terhadap kulitas audit, sedangkan tekanan anggaran waktu dengan
pemahaman terhadap sistem informasi sebagai variabel moderasi tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit.
I Gede Cahyadi Putra (2013) dalam penelitiannya dengan judul “ Kualitas
Audit Kantor Akuntan Publik Di Bali Ditinjau Dari Time Budget Pressure, Risiko
Kesalahan, Dan Kompleksitas Audit” dengan sampel KAP yang terdaftar pada
Direktori IAPI Bali menyimpulkan bahwa variabel time budget pressure
berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Sedangkan variabel risiko kesalahan

dan kompleksitas audit tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit.

7

Penelitian tersebut diatas, memiliki hasil penelitian yang berbeda satu
sama lain, sekalipun menggunakan beberapa variabel yang sama. Begitu pula
pentingnya informasi laporan keuangan berkualitas yang telah diaudit oleh KAP ,
adalah salah satu alasan peneliti tertarik untuk memahami dan mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas audit. Banyak faktor- faktor yang
mempengaruhi kualitas audit ini, mulai dari kompetensi, independensi, workload,
spesialisasi auditor, kompleksitas audit, tekanan anggaran waktu, fee audit, time
budget pressure, etika profesi, profesionalisme auditor, masa perikatan audit,
pengalaman, due professional care, akuntabilitas, resiko kesalahan, integritas
auditor, maupun kualitas pelaksanaan audit.
Adapun alasan peneliti memilih untuk meneliti 2 faktor yaitu independensi
auditor dan time budget pressure adalah sebagai berikut. Yang pertama,
independensi auditor. Independensi merupakan salah satu karakteristik dari profesi
akuntan publik. Independensi juga merupakan salah satu kriteria yang harus ada
pada diri seorang auditor. Dalam hal ini, auditor mungkin akan menghadapi
kesulitan dimana sebagai seseorang yang melakukan tugas audit, auditor harus
memberikan opini sesuai dengan apa yang seharusnya. Disisi lain, auditor tentu

saja akan berusaha untuk memuaskan keinginan kliennya. Pada saat inilah,
independensi dari seorang auditor dituntut, karena ini merupakan faktor yang
tentu saja dapat mempengaruhi kualitas audit. Hal inilah yang menjadi alasan
peneliti memilih variabel independensi auditor.

8

Faktor yang kedua yaitu adalah time budget pressure. Time budget
pressure ( tekanan anggaran waktu) juga adalah hal yang harus dihadapi untuk
mencapai target. Pada faktor ini, auditor dituntut untuk melakukan dan
menyelesaikan tugas audit dengan cepat dan tepat. Karena pada umumnya, setiap
perusahaan, khususnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, harus melaporkan
laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kepada Badan Pengawas
Pasar Modal ( BAPEPAM ) selambat- lambatnya 4 bulan setelah tahun buku
berakhir. Hal ini juga tentu saja dapat mempengaruhi kualitas hasil audit yang
diberiikan oleh auditor. Inilah yang menjadi alasan peneliti memilih variabel time
budget pressure.
Oleh karena itu, dari beberapa hal diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Independensi Auditor Dan
Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit ( Studi Kasus Pada Kantor
Akuntan Publik Kota Palembang )”.
I.2. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas audit. Adapun faktor-faktor yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah pengaruh independensi dan time budget pressure terhadap
kualitas audit pada KAP (Kantor Akuntan Publik ) yang ada di kota Palembang.
Dengan demikian, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian kali ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh independensi auditor dan time budget pressure
terhadap kualitas audit secara parsial dan simultan ?

9

1.3.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Menganalisis pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit pada
KAP di Palembang.
2. Menganalisis pengaruh time budget pressure terhadap kualitas audit pada
KAP di Palembang.
1.3.2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut :
a. Bagi KAP : Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dari
independensi maupun time budget pressure terhadap kualitas audit dan
memberikan masukan bagi KAP untuk memahami kebijakan yang
paling tepat dalam kaitannya dengan kualitas audit.
b. Bagi auditor : Menambah pengetahuan auditor mengenai pengaruh
independensi dan time budget pressure terhadap kualitas audit,
sehingga dapat dijadikan sebagai acuan akan pentingnya peningkatan
kualitas audit yang ditetapkan dalam SPAP.
2. Manfaat penelitian secara teoritis :
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam
pengembangan kajian ilmu akuntansi, khususnya mengenai
pengaruh independensi dan time budget pressure terhadap kualitas
audit.
b. Dapat dijadikan referensi oleh para akademisi dan peneliti lain.

10

II.

TINJAUAN PUSTAKA

II.1.

Landasan Teori

II.1.1. Teori Keagenan ( Agency Theory )
Teori keagenan (Agency Theory) merupakan teori yang menghubungkan
konflik kepentingan antara principal dan agent. Teori agensi ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan individu baik principal maupun agen dalam
mengevaluasi lingkungan dimana keputusan harus diambil, dan untuk
mengevaluasi dari hasil keputusan yang telah diambil guna mempermudah
pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja.
Prinsipal sebagai pemilik modal memiliki akses pada informasi internal
perusahaan sedangkan agen sebagai pelaku dalam praktek operasional perusahaan
mempunyai informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara riil dan
menyeluruh.
Berkaitan dengan auditing, baik pemilik modal maupun agen diasumsikan
sebagai orang yang memiliki rasionalitas ekonomi, di mana setiap tindakan yang
dilakukan

termotivasi

oleh

kepentingan

pribadi

atau

akan

memenuhi

kepentingannya terlebih dahulu sebelum memenuhi kepentingan orang lain. Agen
sebagai seorang manager akan mengambil keputusan untuk melakukan berbagai
stategi guna mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan. Oleh karena itu,
dibutuhkan adanya pihak yang melakukan proses pemantauan dan pemeriksaan
terhadap aktivitas yang dilakukan pihak-pihak tersebut. Pihak tersebut adalah
orang ketiga yang independen, dalam hal ini pemilik perusahaan membutuhkan
auditor untuk memverifikasi informasi yang diberikan manajemen kepada pihak

11

perusahaan. Sebaliknya, manajemen memerlukan auditor untuk memberikan
legitimasi atas kinerja yang mereka lakukan (dalam bentuk laporan keuangan),
sehingga auditor layak mendapat insentif atas kinerja tersebut. Pengawasan yang
dilakukan oleh pihak independen (auditor) tersebut tentu saja memerlukan biaya
pengawasan (monitoring) dalam bentuk biaya audit yang dikenal dengan istilah
agency cost. Menurut Jensen dan Meckling (1976) terdapat tiga macam biaya
keagenan (agency cost), diantaranya adalah biaya pengawasan oleh principal,
biaya bonding dan kerugian residual.

2.1.2. Teori Harapan ( Ekspektasi)
Kuatnya kecendrungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu
bergantung pada kekuatan yang berupa harapan, bahwa hasil tindakannya tersebut
akan diikuti oleh suatu output tertentu dan daya tarik output tersebut. Suatu
pertanyaan mendasar yang ingin dijawab oleh teori ini adalah: apa yang
menentukan kemauan seseorang untuk mencurahkan tenaga dan pikiran dalam
menjalankan aktivitas di organisasi. Lebih jauh teori ini berdalih bahwa motivasi
ditentukan oleh pemahaman seseorang terhadap hubungan antara usaha dengan
kinerja, dan oleh keinginan atau dambaan terhadap hasil (outcomes) yang
dikaitkan dengan berbagai tingkat kinerja.

12

2.1.3. Kualitas Audit
Pengertian audit menurut Arens et al. (2008 : 4) adalah sebagai berikut:
“Auditing is accumulation and evaluation of evidence about information
to determine andreport on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by a
competent, independent person”.
Dalam melakukan audit, tentu saja dibutuhkan dan diharapkan hasil audit
yang memiliki kualitas baik yang dapat diandalkan oleh para pengguna laporan
keuangan. Atau dengan kata lain, dibutuhkan hasil audit yang berkualitas. Kualitas
audit adalah sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan
melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya
(De Angelo, 1981). De Angelo (1981) juga menyiratkan bahwa kualitas audit
secara garis besar, dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu kompetensi dan independensi,
dengan mempertimbangkan penggunaan ukuran kualitas yang diturunkan dari
sikap mental auditor, terutama ketika mengukur independensi auditor. Probabilitas
penemuan suatu penyelewengan terhadap laporan keuangan tergantung kepada
kemampuan teknikal auditor, sedangkan probabilitas pelaporan kesalahan
tergantung pada independensi auditor.
Berdasarkan konsep auditing, kualitas audit berhubungan dengan
independensi, kompetensi dan kode etik auditor. Independensi dan kompetensi
menjadi faktor penting yang harus dimiliki seorang auditor dalam rangka
pelaksanaan tugas audit (Porter dkk, 2003).
Alim (2007) menyatakan bahwa kualitas audit sebagai probabilitas di
mana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu
pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya.

13

Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana
auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan
pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam
laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor
berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan
( Arisinta, 2013)
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas audit
adalah tuntutan yang diharapkan dari seorang auditor dalam mengevaluasi
pelanggaran dari laporan keuangan manajemen yang diauditnya, yang hal ini tidak
terlepas dari independensi maupun kompetensi yang seharusnya ada pada diri
auditor tersebut.
Beberapa penelitian mengenai kualitas audit telah dilakukan. M. Nizarul
Alim, dkk ( 2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kompetensi dan
independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Andin Prasita, dkk
(2006) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kompleksitas audit dan tekanan
anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Dari beberapa penelitian terdahulu, menyimpulkan bahwa kualitas audit
sangatlah diperlukan oleh banyak pihak, mulai dari debitur, kreditur, pemerintah,
masyarakat, maupun pengguna laporan keuangan lainnya.
2.1.4. Independensi Auditor
Nilai auditing sangat bergantung pada persepsi publik atas independensi
auditor. Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak
bias.

Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta, tetapi juga harus

14

independen dalam penampilan. Independensi dalam fakta (independence in fact)
ada bila auditor benar-benar mampu mempertahankan sikap yang tidak bias
sepanjang audit, sedangkan independensi dalam penampilan (independent in
appearance) adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi ini (Arens et al,
2008).
Dalam kenyataannya auditor seringkali menemui kesulitan dalam
mempertahankan sikap mental independen. Keadaan yang seringkali mengganggu
sikap mental independen auditor adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2002) :
1.

Sebagai seseorang yang melaksanakan audit secara independen,
auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya tersebut.

2.

Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai kecenderungan
untuk memuaskan keinginan kliennya.

3.

Mempertahankan

sikap

mental

independen

seringkali

dapat

menyebabkan lepasnya klien.
2.1.5. Time Budget Pressure
Time Budget Pressure ( Tekanan Anggaran Waktu ) merupakan hal yang
tidak dapat dihindarkan untuk mencapai target. Begitu juga halnya dengan target
yang diharapkan oleh auditor Kantor Akuntan Publik ( KAP). Dalam mencapai
target tertentu, tentunya seorang auditor harus mampu memanajemen waktu
dengan tepat, tidak terlalu cepat, maupun tidak terlalu lama. I Gede Cahyadi Putra
( 2013), dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa time budget pressure
( tekanan anggaran waktu ) berpengaruh negatif terhadap kualitas audit, dimana
apabila anggaran waktu yang diberikan dalam melaksanakan tugas audit semakin

15

sedikit, maka auditor akan berusaha semaksimal mungkin untuk segera
menyelesaikan tugas auditnya.
Tekanan anggaran waktu juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas audit. Karena pada satu sisi, tekanan anggaran waktu
menuntut auditor untuk melakukan pekerjaannya dengan cepat dan tepat,
sedangkan pada sisi lain, auditor dituntut untuk mengaudit laporan keuangan
dengan baik, serta pada akhirnya memberika oponi/ pendapat yang baik pula
seperti yang diharapkan oleh kliennya. Hal ini juga tentu saja pada akhirnya akan
mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan.
Time budget pressure juga berpengaruh terhadap fee audit, dimana tekanan
anggaran waktu akan membuat auditor untuk bekerja dengan cepat, dan apabila
hasil auditnya diselesaikan dengan cepat, maka hal ini tentu saja akan mengurangi
biaya audit.
Time pressure juga memiliki hubungan terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit, yang pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap kulitas
audit yang dihasilkan. Hubungan antara time pressure dan penghentian prematur
atas prosedur audit bersifat positif, semakin besar time pressure maka semakin
besar pula kemungkinan untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur
audit dan apabila time pressure semakin kecil, maka semakin kecil pula untuk
melakukan penghentian prematur atas prosedur audit (Kumalasari, 2013).
Penghentian prematur yang dilakukan selama melaksanakan tugas audit karena
adanya time budget pressure ini juga secara tidak langsung akan mempengaruhi
kulitas audit yang dihasilkan.

16

2.2. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian telah dilakukan sehubungan dengan kualitas audit.
Andin Prasita, dkk (2006) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh
Kompleksitas Audit Dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit
Dengan Moderasi Pemahaman Terhadap Sistem Informasi” pada 15 KAP yang
ada di Semarang menyimpulkan bahwa kompleksitas audit dan tekanan anggaran
waktu berpengaruh negatif terhadap kulitas audit. Kompleksitas audit dengan
pemahaman terhadap sistem informasi sebagai variabel moderasi berpengaruh
positif, sedangkan tekanan anggaran waktu dengan variabel moderasi tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit.
M. Nizarul Alim, dkk (2007) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh
Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor
Sebagai Variabel Moderasi” pada KAP Surabaya dan Malang menyimpulkan
bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit. Kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit, sedangkan independensi dan etika auditor berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit.
Lauw Tjun- Tjun, dkk (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh
Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit” dengan sampel
seluruh auditor KAP wilayah Jakarta Pusat, menyimpulkan bahwa kompetensi
auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan
independensi auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

17

Yossi Septriani dalam penelitiannya pada tahun 2012 dengan judul
“Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit, Studi
Kasus Auditor KAP Di Sumatera Barat” dengan sampel auditor KAP di Sumatera
Barat, mendapatkan kesimpulan bahwa independensi dan kompetensi auditor
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Baiq Kisnawati (2012) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh
Kompetensi, Independensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit ( Studi
Empiris Pada Auditor Pemerintah di Inspektorat Kabupaten dan Kota Se- Pulau
Lombok)” menyimpulkan bahwa secara simultan, kompetensi, independensi, dan
etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.
Norma Kharismatuti dan P. Basuki Hadiprajitno pada tahun 2012 dalam
penelitiannya dengan judul “ Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap
Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi (Studi empiris
pada internal auditor BPKP DKI Jakarta)” menyimpulkan bahwa kompetensi
berpengaruh positif terhadap kualitas audit tetapi tidak berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit. Interaksi kompetensi dan etika auditor berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit. Independensi berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit, juga interaksi independensi dan etika auditor berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit.
I Gede Cahyadi Putra ( 2013) dalam penelitiannya dengan judul “Kualitas
Audit Kantor Akuntan Publik Di Bali Ditinjau Dari Time Budget Pressure, Risiko
Kesalahan, Dan Kompleksitas Audit” dengan menggunakan sampel KAP di Bali
menyimpulkan bahwa time budget pressure berpengaruh negatif terhadap kualitas

18

audit, sedangkan risiko kesalahan dan kompleksitas audit tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit.
Dessy Somantri dalam penelitiannya pada tahun 2013 dengan judul
“Pengaruh Indepedensi Auditor Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas
Audit

(Survey

Pada

Kantor

Akuntan

Publik

Di

Wilayah

Bandung)”

menyimpulkan bahwa independensi auditor dan profesionalisme auditor
berpengaruh signifikan dan positif terhadap kualitas audit.
Octaviana Arisinta ( 2013) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh
Kompetensi, Independensi, Time Budget Pressure, Dan Audit Fee Terhadap
Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya” menyimpulkan bahwa
kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit, independensi
auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit, time budget pressure
berpengaruh positif maupun negatif terhadap kualitas audit, dan audit fee
berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Yoga Dutadasanovan (2013) dalam penelitiannya dengan judul “ Pengaruh
Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit Dengan Independensi SEbagai
Variabel Intervening”. Menyimpulkan bahwa (1) Time budget pressure
berpengaruh terhadap kualitas audit dengan independensi sebagai

variabel

intervening. (2) Time budget pressure berpengaruh negatif terhadap kualitas
audit. (3) Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. (4) Time
budget pressure berpengaruh negatif terhadap independensi.
ST. Nur Irawati pada tahun 2011 dalam penelitiannya dengan judul
“Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada

19

Kantor Akuntan Publik Di Makassar” menyimpulkan bahwa kompetensi auditor
dan independensi auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas
audit.
Elisha Muliani Singgih dan Icuk Rangga Bawono pada tahun 2010 dalam
penelitiannya dengan judul “Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due
Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi pada
Auditor di KAP “Big Four” di Indonesia)” menyimpulkan bahwa (1)
Independensi, pengalaman,

due professional care

dan

akuntabilitas secara

simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. (2) Independensi, due professional
care dan akuntabilitas secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit,
sedangkan
Independensi

pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. (3)
merupakan

variabel

yang

dominan

berpengaruh

terhadap

kualitas audit.
Fransiska Kovinna dan Betri pada tahun 2013 dalam penelitiannya dengan
judul “Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Kompetensi dan Etika
Auditor Terhadap Kualitas Audit” menyimpulkan bahwa Secara
independensi, pengalaman kerja, kompetensi, dan etika

simultan

auditor berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit.
Putu Septiani Futri dan Gede Juliarsa pada tahun 2014 dalam penelitian
dengan judul “Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat Pendidikan,
Etika Profesi, Pengalaman, dan Kepuasan Kerja Auditor Pada Kualitas Audit
Kantor Akuntan Publik DI Bali” menyimpulkan bahwa 1) Independensi tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit. 2) Profesionalisme tidak berpengaruh

20

terhadap kualitas audit. 3) Tingkat pendidikan profesionalisme berpengaruh
positif

terhadap kualitas audit. 4) Etika profesi berpengaruh positif terhadap

kualitas audit. 5) Pengalaman berpengaruh tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit. 6) Kepuasan kerja auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
A.A Putu Ratih Cahaya Ningsih dan P. Dyan Yaniartha pada tahun 2013
dalam penelitian dengan judul ”Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Time
Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit” menyimpulkan bahwa Kompetensi
berpengaruh

secara

positif

dan signifikan

terhadap

kualitas audit,

Independensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas
audit, dan Time budget pressure

berpengaruh secara negatif dan signifikan

terhadap kualitas audit.
Tabel 2.1
Tabel Ringkasan Penelitian Terdahulu
N
o

Nama
Peneliti

Judul Penelitian

1

Andin
Prasita, dkk

Pengaruh
Kompleksitas Audit
Dan Tekanan
Anggaran Waktu
Terhadap Kualitas
Audit Dengan
Moderasi
Pemahaman
Terhadap Sistem
Informasi

2

M. Nizarul
Alim,
Trisni
Hapsari,
Liliek
Purwanti

Pengaruh
Kompetensi Dan
Independensi
Terhadap Kualitas
Audit Dengan Etika
Auditor Sebagai

Tahun
Peneliti
an
2006

Analisis
Penelitia
n
analisis
regresi
sederhan
a

2007

Analisis
regresi
berganda

Hasil Penelitian
kompleksitas audit dan tekanan
anggaran waktu berpengaruh
negatif terhadap kulitas audit.
Kompleksitas audit dengan
pemahaman terhadap sistem
informasi sebagai variabel
moderasi berpengaruh positif,
sedangkan tekanan anggaran
waktu dengan variabel moderasi
tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit.
kompetensi dan independensi
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit. Kompetensi dan
etika auditor tidak berpengaruh
signifikan terhadap kualitas
audit, sedangkan independensi

21

Variabel Moderasi
3

4

5

6

7

2012

Analisis
regresi
berganda

dan etika auditor berpengaruh
signifikan terhadap kualitas
audit.
kompetensi auditor berpengaruh
secara signifikan terhadap
kualitas audit, sedangkan
independensi auditor tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas audit.

Pengaruh
Independensi Dan
Kompetensi
Auditor Terhadap
Kualitas Audit,
Studi Kasus
Auditor KAP Di
Sumatera Barat
Baiq
Pengaruh
Kisnawati
Kompetensi,
Independensi dan
Etika Auditor
Terhadap Kualitas
Audit ( Studi
Empiris Pada
Auditor Pemerintah
di Inspektorat
Kabupaten dan
Kota Se- Pulau
Lombok)
Norma
Pengaruh
Kharismatut Kompetensi Dan
i dan P.
Independensi
Basuki
Terhadap Kualitas
Hadiprajitno Audit Dengan Etika
Auditor Sebagai
Variabel Moderasi
(Studi empiris pada
internal auditor
BPKP DKI
Jakarta)

2012

Analisis
regresi
berganda

independensi dan kompetensi
auditor berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit.

2012

Analisis
regresi
linear
berganda

secara simultan, kompetensi,
independensi, dan etika auditor
berpengaruh terhadap kualitas
audit.

2012

Analisi
regresi
linear
berganda

I Gede
Cahyadi
Putra

2013

Analisi
regresi
linear

kompetensi berpengaruh positif
terhadap kualitas audit tetapi
tidak berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit.
Interaksi kompetensi dan etika
auditor berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit.
Independensi berpengaruh
signifikan terhadap kualitas
audit, juga interaksi
independensi dan etika auditor
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit.
time budget pressure
berpengaruh negatif terhadap
kualitas audit, sedangkan risiko

Lauw Tjun
Tjun,
Elyzabet
Indrawati
Marpaung,
Santy
Setiawan
Yossi
Septriani

Pengaruh
Kompetensi dan
Independensi
Auditor Terhadap
Kualitas Audit

Kualitas Audit
Kantor Akuntan
Publik Di Bali

22

8

Dessy
Somantri

9

Octaviana
Arisinta

Ditinjau Dari Time
Budget Pressure,
Risiko Kesalahan,
Dan Kompleksitas
Audit
Pengaruh
Indepedensi
Auditor Dan
Profesionalisme
Auditor Terhadap
Kualitas Audit
(Survey Pada
Kantor Akuntan
Publik Di Wilayah
Bandung)
Pengaruh
Kompetensi,
Independensi, Time
Budget Pressure,
Dan Audit Fee
Terhadap Kualitas
Audit Pada Kantor
Akuntan Publik Di
Surabaya

berganda

kesalahan dan kompleksitas
audit tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit.

2013

Analisi
regresi
linear
berganda

independensi auditor dan
profesionalisme auditor
berpengaruh signifikan dan
positif terhadap kualitas audit

2013

analisis
regresi
linier
berganda

kompetensi auditor berpengaruh
positif terhadap kualitas audit,
independensi auditor
berpengaruh positif terhadap
kualitas audit, time budget
pressure berpengaruh positif
maupun negatif terhadap
kualitas audit, dan audit fee
berpengaruh positif terhadap
kualitas audit.
(1) Time budget pressure
berpengaruh terhadap kualitas
audit dengan independensi
sebagai variabel intervening.
(2) Time budget pressure
berpengaruh negatif terhadap
kualitas audit. (3) Independensi
berpengaruh positif terhadap
kualitas audit. (4) Time budget
pressure berpengaruh negatif
terhadap independensi.
kompetensi auditor dan
independensi auditor secara
bersama-sama berpengaruh
terhadap kualitas audit.

10 Yoga
Dutadasano
van

Pengaruh Time
Budget Pressure
Terhadap Kualitas
Audit Dengan
Independensi
SEbagai Variabel
Intervening

2013

analisis
regresi
berganda

11 ST. Nur
Irawati

Pengaruh
Kompetensi Dan
Independensi
Auditor Terhadap
Kualitas Audit
Pada Kantor
Akuntan Publik Di
Makassar
Pengaruh
Independensi,

2011

analisis
regresi
berganda

2010

analisis
regresi

12 Elisha
Muliani

(1) Independensi, pengalaman,
due professional care dan
23

Singgih dan
Icuk
Rangga
Bawono

13 Fransiska
Kovinna
dan Betri

Pengalaman, Due
Professional Care
Dan Akuntabilitas
Terhadap Kualitas
Audit (Studi pada
Auditor di KAP
“Big Four” di
Indonesia)

berganda

akuntabilitas secara simultan
berpengaruh terhadap kualitas
audit. (2) Independensi, due
professional care dan
akuntabilitas secara parsial
berpengaruh terhadap kualitas
audit, sedangkan pengalaman
tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit. (3) Independensi
merupakan variabel yang
dominan berpengaruh terhadap
kualitas audit.

2013

analisis
regresi
linier
berganda

Secara simultan independensi,
pengalaman kerja, kompetensi,
dan etika auditor berpengaruh
signifikan terhadap kualitas
audit.

14 Putu
Septiani
Futri dan
Gede
Juliarsa

Pengaruh
Independensi,
Pengalaman Kerja,
Kompetensi dan
Etika Auditor
Terhadap Kualitas
Audit
Pengaruh
Independensi,
Profesionalisme,
Tingkat
Pendidikan, Etika
Profesi,
Pengalaman, dan
Kepuasan Kerja
Auditor Pada
Kualitas Audit
Kantor Akuntan
Publik DI Bali

2014

analisis
regresi
linier
berganda

15 A.A Putu
Ratih
Cahaya
Ningsih dan
P. Dyan
Yaniartha

Pengaruh
Kompetensi,
Independensi, dan
Time Budget
Pressure Terhadap
Kualitas Audit

2013

Analisis
regresi
linear
berganda

1) Independensi tidak
berpengaruh terhadap kualitas
audit. 2) Profesionalisme tidak
berpengaruh terhadap kualitas
audit. 3) Tingkat pendidikan
profesionalisme berpengaruh
positif terhadap kualitas audit.
4) Etika profesi berpengaruh
positif terhadap kualitas audit.
5) Pengalaman berpengaruh
tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit. 6) Kepuasan
kerja auditor berpengaruh
positif terhadap kualitas audit.
Kompetensi berpengaruh
secara positif dan signifikan
terhadap kualitas audit,
Independensi berpengaruh
secara positif dan signifikan
terhadap kualitas audit, dan
Time budget pressure
berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap kualitas
audit.

24

2.3. Kerangka Pemikiran
Untuk menggambarkan pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen dalam penelitian ini maka digambarkan suatu kerangka
pemikiran teoritis yang menggambarkan pengaruh dari independensi serta time
budget pressure terhadap kualitas audit pada KAP yang berlokasi di kota
Palembang. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Independensi Auditor (X2)
Kualitas Audit (Y)
Time Budget Pressure (X3)
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

2.4. Hipotesis
2.4.1. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit
Menurut Arrens et al ( 2008 : 111), independensi terbagi 2, yaitu
independensi dalam fakta ( independen in fact) dan independensi dalam
penampilan ( independen in appearance). Independensi menjadi hal yang sangat
penting bagi diri seorang auditor sehubungan dengan persyaratan SarbanexOxley Act dalam aturan- aturan SEC guna mempertinggi independensi auditor
tersebut.

25

Hasil penelitian Alim ( 2007), Dessy Somantri ( 2013), Saripudin (2012),
Kisnawati ( 2012), dan Septriani (2012) menyimpulkan bahwa faktor
independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Semakin independen
seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya akan semakin baik pula kualitas
auditnya ( Septriani, 2012).
Berdasarkan pernyataan diatas, maka hipotesis yang diajukan ialah:
H1: Independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

2.4.2. Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit
Muhshyi ( 2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa time budget
pressure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini
membuktikan bahwa anggaran waktu dapat meningkatkan kualitas audit karena
time budget pressure merupakan keadaan yang menunjukkan dimana auditor
dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun
atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku sehingga
akan meningkatkan kualitas audit.
Putra (2013) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa time budget
pressure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Hasil ini mengindikasikan
jika time budget pressure tinggi maka kualitas audit akan menurun.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka hipotesis yang diajukan ialah:
H2: Time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit.

26

III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik pada KAP (Kantor Akuntan
Publik ) di kota Palembang, sehingga perlu dilakukan pengujian terhadap
hipotesis yang diajukan dengan cara mengukur variabel-variabel yang akan
diteliti. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit (Y).
Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah independensi auditor
(X1) dan time budget pressure (X2).
3.1.1. Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau
tergantung pada faktor - faktor lain dan variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kualitas audit. Ada 2 indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel ini yaitu kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit dan
kualitas laporan hasil audit (Putra, 2012). Variabel ini diukur dengan skala Likert.
Skala Likert adalah suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
3.1.2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini meliputi independensi auditor,
dan time budget pressure.

27

3.1.2.1.

Independensi Auditor
Pada variabel ini, peneliti menggunakan

tiga indikator independensi

berdasarkan penelitian Putra (2012) yaitu hubungan dengan klien, independensi
pelaksanaan pekerjaan, dan independensi laporan. Semua item pertanyaan diukur
pada skala Likert.
3.1.2.2.

Time Budget Pressure
Tekanan

anggaran

waktu

adalah

suatu

kondisi

dimana

auditor

mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan ( Muhshyi, 2013). Peneliti
menggunakan 2 indikator time budget pressure dari Putra (2012) yaitu sikap
auditor dalam memanfaatkan waktu audit dan sikap auditor dalam penurunan
kualitas audit. Variabel ini diukur pada skala Likert.
3.2.

Populasi dan Sampel

3.2.1.

Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh akuntan publik yang bekerja pada

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Palembang. Adapun jumlah KAP yang
ada di Palembang adalah sebanyak 10 KAP.
3.2.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah akuntan publik / auditor independen
yang bekerja di KAP yang ada di kota Palembang, baik yang menjadi pimpinan
maupun yang menjadi staff. Seperti yang diketahui, Palembang adalah salah satu
kota besar di Indonesia dan merupakan Ibu Kota provinsi Sumatera Selatan.
Banyak sektor usaha yang tumbuh dan berkembang di kota Palembang, mulai dari

28

sektor jasa dan perhotelan, perdagangan, industri, pertanian serta wisata kuliner.
Begitu juga banyak perusahaan besar yang ada di kota ini, seperti PT. Pertamina,
PT. Bukit Asam, PT. Sosro, dan lain- lain yang tentu saja membutuhkan jasa audit
untuk mengaudit laporan keuangan mereka yaitu jasa akuntan publik yang ada di
KAP kota Palembang . Selain itu, KAP- KAP yang ada di kota Palembang juga
sudah termasuk dalam KAP besar yang ada di Indonesia. Hal inilah yang menjadi
alasan peneliti memilih objek yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di
kota Palembang. Dalam penelitian ini juga digunakan metode survey dimana
setiap KAP didatangi secara langsung dan diberikan kuesioner. Adapun KAP yang
ada di Palembang antara lain :

N

Nama Kantor Akuntan Publik (KAP)

o
1

KAP Drs. Said Muhammad G. B

2

KAP Drs. H. Suparman, Ak

3

KAP Drs. Ahmad Nuroni

4

KAP Drs. Tanzil Djunaidi, Ak

5

KAP Drs. Charles Panggabean & Rekan

6

KAP Drs. Masyhur Hamdan

7

KAP Drs. Achmad Djunaidi B

8

KAP Drs. Achmad Rifai & Bunyamin

9

KAP Edward L. Tobing, Madillah Bohori

10

KAP Drs. Muhammad Zen & Rekan

Tabel 3.1 Daftar nama KAP di Palembang
3.3. Jenis dan Sumber Data

29

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yang
diperoleh dari metode survey dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan ke
setiap objek penelitian, yaitu KAP ( Kantor Akuntan Publik ) yang berlokasi di
Kota Palembang.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data survey dengan
kuesioner yang disebarkan berbentuk pertanyaan sebagai alat pengumpulan data
untuk memperoleh gambaran mengenai variabel penelitian. Sedangkan data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu data yang dianalisa
langsung dari sumber. Kuesioner disebarkan secara langsung kepada auditor yang
terdaftar di KAP - KAP yang berlokasi di wilayah Palembang.
3.5. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan
menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical
Product and Service Solution). Setelah semua data - data dalam penelitian ini
terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data.
3.5.1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai
karakteristik variabel penelitian dan demografi responden. Statistik deskriptif
menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur dari
minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Disamping itu juga untuk
mengetahui demografi responden yang terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan sebagainya (Ghozali, 2011).

30

3.5.2. Uji Kualitas Data
Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner,
maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk menjawab setiap
pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini.
Keabsahan suatu jawaban sangat ditentukan oleh alat ukur yang ditentukan. Untuk
itu, dalam melakukan uji kualitas data atas data primer ini peneliti melakukan uji
validitas dan uji reabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut, jadi uji
validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat
betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur (Ghozali, 2011). Pengujian
validitas di sini dilakukan dengan menggunakan program SPSS.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas ini digunakan
untuk menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk
mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat dipercaya atau
diandalkan. Variabel-variabel tersebut dikatakan cronbach alpha nya memiliki
nilai lebih besar 0,60 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat dipergunakan
sebagai pengumpul data yang handal yaitu hasil pengukuran relatif koefisien jika

31

dilakukan pengukuran ulang. Uji realibilitas ini bertujuan untuk melihat
konsistensi alat ukur yang akan digunakan. (Ghozali, 2011).
3.6. Analisis Data
3.6.1. Uji Asumsi Klasik
3.6.1.1.

Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian
normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-smirnov untuk
mengetahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Kriteria
pengujian normalitas menggunakan probabilitas yang diperoleh dengan level
signifikan sebesar 0,05. Apabila nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari
level signifikansi 0,05, maka data telah terdistribusi normal.
3.6.1.2.

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
digunakan uji Glejser, apabila probabilitas signifikansinya diatas tingkat
kepercayaan 5 persen (0,05), maka dapat disimpulkan model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2011 )

3.6.1.3.

Uji Multikolinieritas

32

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam penelitian ini untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dengan menganalisis matrik
korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan VIF. Nilai
cutoff untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance≤ 0,10
atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2011 ). Hal ini berarti bahwa tidak
terjadi multikolonieritas.
3.7. Uji Hipotesis
3.7.1. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis
regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara
satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel
tergantung atau dependen, yang dalam penelitian ini yaitu kualitas audit.
Sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau
independen, yang dalam penelitian ini mencakup independensi auditor dan time
budget pressure. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Y = α + β1x1 + β2x2 + εi

Keterangan :

33

Y

: Kualitas Audit

X1

: Independensi Auditor

X2

: Time Budget Pressure

α

: Konstanta

βx

: Koefisien regresi

εi

: Error

3.7.2. Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien

determinasi

bertujuan

untuk

mengukur

seberapa

jauh

kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai R2
mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika nilai R2 bernilai besar
(mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika Adjusted
R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel
dependen sangat terbatas (Ghozali, 2011).
3.7.3.

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Uji statistik t disebut juga

sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Apabila tingkat
signifikansi t < α (0,05) maka secara individu