PENGARUH KEMASAN PRODUK TERHADAP KEPUTUS
PENGARUH KEMASAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK JAJAN KHAS KOTA GRESIK SKRIPSI
Oleh SATRIO PANDU WIGUNA NIM : 01220064 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
PENGARUH KEMASAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK JAJAN KHAS PUDAK KOTA GRESIK
SKRIPSI Diajukan kepada:
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S1)
Oleh:
Satrio Pandu Wiguna NIM: 01220064 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
LEMBAR PENGESAHAN PENGARUH KEMASAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK JAJAN KHAS KOTA GRESIK SKRIPSI
Oleh
Satrio Pandu Wiguno NIM : 01220064/S-1
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjanah Ekonomi (SE) Pada 28 juli 2007
Susunan Dewan penguji Tanda Tangan
1. Ketua
Drs. Nur Asnawi, MA
) NIP. 150 295 491
2. Sekretaris / Pembimbing
Hj. Ilfi Nurdiana, S. Ag., M. Si ( )
NIP. 150 284 096
3. Penguji Utama Drs. H. Abdul Kadir usry, AK, MM
Disahkan Oleh : Dekan,
Drs. H. A. Muhtadi Ridwan, MA NIP. 150 231 828
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kecerdasan Terdiri dari 1 % dan 99 % Jerih Payah (Thomas Alva Edison)
Kupersembahkan Karya Kecilku ini Kepada : Ayahanda dan Ibunda Tercinta Saudara-saudaraku Tersayang
Sahabat dan Rekan-rekan Seperjuangan Seseorang yang Telah Menghiasi Hari-hariku Dengan Kasih dan Cintanya
ILMU ADALAH MUTIARA HIDUP MAKA RAILAH DAN AMALKANLAH ILMU SUPAYA KAMU HIDUP SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH MANUSIA YANG BERAMAL DENGAN ILMUNYA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dengan judul “Pengaruh Kemasan Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Jajan Khas Pudak Kota Gresik”.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah menunjukkan pada jalan kebenaran dengan agama Islam. Penyususnan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi tugas akhir studi sebagai syarat mencapai derajat gelar sarjana (S-1) pada fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, motivasi dan segala bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak H. Sunaryo dan Ibu Siti chodijah tercinta yang telah membimbing, mengasuh, dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang yang tak terhingga sepanjang masa.
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor UIN Malang.
3. Bapak Drs. H. A. Muhtadi Ridwan, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi .
4. Ibu Hj. Ilfi Nurdiana, S. Ag., M. Si selaku Dosen Pembimbing yang banyak mengarahkan sekaligus memotivasi sampai terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak/Ibu Dosen UIN Malang, khususnya Dosen Ekonomi yang telah memberikan ilmunya tanpa pamrih demi masa depan penulis serta staf karyawan Fakultas Ekonomi UIN Malang.
6. Bapak dan Ibu Dosen Penguji Skripsi
7. Teman-teman angkatan ’01 Fakultas Ekonomi yang selalu membantu menemani penulis selama studi di UIN.
8. Semua teman-teman KOPMA “Padang Bulan” UIN Malang (Agus, Farid, Tito, Haidir, mas Malik, mba’ Enik A.F dan teman2 anggota 03,04,05,06) dan special buat hamida yang selalu memberikan yang terbaik bagi penulis serta Seluruh pihak yang membatu dalam penyusunan skripsi ini.
Akhirnya, dengan mengharapkan ridlo Allah SWT semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya, Amiin.
Penulis
Satrio Pandu Wiguna
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Konsep Product……………………………………………...
10 Gambar 2. Model Perilaku Pembelian………………………………….
23 Gambar 3. Factor-factor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen...
24 Gambar 4. Model Lima Tahap Proses Pembelian……………………..
26 Gambar 5. Kerangka Pemikiran………………………………………...
32
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan sekarang…………………………………………………...
7 Tabel
39 Tabel
2. Definisi Operasional Variabel…………………………..
3. Uji Validitas Variabel Bahan Kemasan (X 1 )…………… 48 Tabel
4. Uji Validitas Variabel Daya Tarik Praktis (X 2 )………... 49 Tabel
5. Uji Validitas Variabel Daya Tarik Visual (X 3 )………… 49 Tabel
6. Uji Validitas Variabel Etika Kemasan (X 4 )..…………… 50 Tabel 7. Uji Validitas Variabel Keputusan pembelian…………. 50 Tabel
8. Uji Reliabilitas……………………………………………. 51 Tabel
52 Tabel 10. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel
9. Rangkuman Output Regresi Linier Berganda………...
Bahan Kemasan (X 1 )……………………………………... 62 Tabel 11. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel Daya Tarik Praktis (X 2 )………………………………….. 63 Tabel 12. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel Daya Tarik Visual(X 3 )…………………………………… 64 Tabel 13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel Etika Kemasan (X 4 )..……………………………………... 65 Tabel 14. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel Keputusan Pembelian(Y)………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Quisioner Lampiran
2. Data Statistik Lampiran 3. Hasil Uji Lampiran
4. Rekapitulasi Hasil Penelitian
ABSTRAK
Satrio Pandu Wiguno. 2007 Skripsi. Judul : Pengaruh Kemasan Produk Terhadap Keputusan Konsumen dalam Membeli Produk Jajan Khas Kota Gresik
Dosen Pembimbing : Hj. Ilfi Nurdiana, S. Ag., M. Si
Kata Kunci : Pengaruh
Kemasan
Produk, Pengambilan
Keputusan, Jajanan Khas
Dalam kemasan suatu produk, pemberian kemasan bisa berarti kecil maupun besar sesuai dengan jenis produknya. Kalangan pemasar menganggap masalah kemasan sebagai faktor ke lima setelah “4P” price, place, product, promotion . Ini berarti menunjukan betapa pentingnya peranan kemasan di dalam memasarkan produk-produk perusahaan. Berbeda dengan produk jajan pudak yang masih belum mengoptimalkan konsep kemasan modern. Dengan ini peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh kemasan dengan variable bahan kemasan, daya tarik praktis, daya tarik visual dan etika kemasan terhadap keputusan pembelian dan variable mana yang paling dominant.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif, sampel yang digunakan adalah aksidental sampling pada konsumen dan masyarakat desa Kroman Gresik. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Untuk menguji hipotesis digunakan koefisien determinasi, uji F(uji simultan) dan uji t (uji parsial).
Dari hasil analisis diketahui bahwa variabel bahan kemasan, daya tarik visual, daya tarik praktis, etika kemasan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian yang dibuktikan dengan besarnya F hitung > F tabel (12,502>3,94) dengan nilai probabilitas (0,000)< 0,05. sedangkan variabel bahan kemasan, daya tarik praktis, daya tarik visual, dan etika kemasan mampu mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 0,742 atau 74,2 % sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak termasuk model. Sedangkan secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel bahan kemasan (X1) sebesar 25,2% ,daya tarik praktis (X2) sebesar 10,5% , daya tarik visual sebesar 17,6% dan etika kemasan 24,7%secara signifikan variabel bahan kemasan, daya tarik visual, daya tarik praktis, etika kemasan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil uji t hitung 2,567 dan nilai probabilitas (0,003)< 0,05 menunjukkan dominasi variabel bahan kemasan (X1) terhadap keputusan pembelian.
ABSTRACT
Satrio pandu wiguno. 2007 Thesis. Title : Influence of the product packaging to consumer decision in purchasing special meal product “pudak” from Gresik
Dosen Pembimbing : Hj. Ilfi Nurdiana, S. Ag., M. Si
Key words : Influence of the product packaging, decision making, special meal “pudak”
In package of the product, packaging has low or high value depend on the several of the product. The traders assume that the packaging is the sixth factor after “4P” price, place, product, and promotion. It means that product packaging has important role in marketing the products of the company. It is different with “pudak” product which doesn’t optimize the concept of the modern product packaging. Based on this problem the research tries to explore it by proposing the problem how the influence of product packaging with the variable of the package substance, practical attraction, visual attraction, and package ethics to the purchasing decision and the most dominant variable.
In this research the researcher applied the quantitative research method. The samples uses in this research are accidental sampling taken at the consumers and Kroman villagers in Gresik. The instruments of the analysis uses in this research are double linear regression. The hypothesis is examined by determination co-ofecion, F examine (simultaneous examine) t examine (partial examine).
The result of the analysis shows the variable of the package substance, visual attraction, practical attraction, package ethics have significance influence to the purchasing decision. It is proved by high f account > F table (12,502 > 3, 94) with the probability value (0,000) < 0, 05. Even the variable of the package substance, variable of the package substance, practical attraction, visual attraction, and package ethics have influence for the purchasing decision 0, 742/ 74,2% and the rests are influenced by another factors exclude a financial capital. Partially the result of the analysis shows the variable of the package substance (X2) indicates
10, 5 %, visual attraction indicates 17, 6 % and package ethics indicate 24, 7%. Those factors above give significance influence the purchasing decision. Based on the result of the examine t account indicates 2, 567 and probability value indicates (0,003) < 0, 05 shows that the variable of package substance have domination to purchasing decision.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menghadapi persaingan pemasaran yang semakin tajam, seorang produsen tidak boleh terpaku oleh bentuk produk yang menawarkan manfaat dasarnya saja. Persaingan sekarang ini umumnya terjadi pada tingkat produk tambahan yang meliputu tambahan jasa dan manfaat yang akan membedakannya dari produk pesaing. Sebagaimana di ungkapkan Levit dalam Kotler (2000:449).
Dewasa ini kemasan jajan khas kota Gresik tidak mengalami perubahan yang signifikan Sebagai upaya untuk mencegah kerusakan produknya melainkan telah menjadi bagian dari gaya hidup dan nilai bersaing. Kemasan produk (product packaging) telah menjadi bagian yang tak terpisahkan tak hanya bagi berbagai macam jenis produk, melainkan juga gaya hidup masyarakat. Kemasan tidak hanya berfungsi untuk melindungi produk dari ancaman terjadinya kerusakan, melainkan telah menjadi salah satu unsur daya tarik konsumen dalam bersaing dengan produk-produk lainnya terutama yang sejenis.
Dalam kemasan suatu produk, pemberian kemasan bisa berarti kecil maupun besar sesuai dengan jenis produknya. Kalangan pemasar menganggap masalah kemasan sebagai faktor ke lima setelah “4P” price,
place, product, promotion . Ini berarti menunjukan betapa pentingnya peranan kemasan di dalam memasarkan produk-produk perusahaan. Kemasan telah menjadi alat pemasaran sebab peran kemasan bisa menciptakan nilai tersendiri bagi konsumen dan anti promosi anal bagi pihak perusahaan atau produsen. Tujuan perusahaan dari kemasan produk itu sendiri adalah bagaimana produknya dapat meraih perhatian dan di beli oleh konsumen. Perusahaan atau home industri yang berkecimpung dalam bisnis jajan khas kota Gresik membutuhkan kemasan yang sekaligus mampu memberi perlindungan yang baik dan berdaya tahan tinggi terhadap produk-produknya, tetapi juga memiliki daya tarik yang tinggi terhadap konsumen. Selain itu kemasan jajan khas kota Gresik juga harus semakin praktis, ekonomis, dan bermutu tinggi. Perpaduan antara bahan kemasan, daya tarik kemasan dan estetika menjadi tuntutan yang harus di penuhi oleh suatu kemasan jajan khas Kota Gresik.
Disini penulis membahas mengenai kemasan jajan khas kota Gresik yang terdiri dari tiga produk pudak, ayas dan jubung. obyek produk penelitian. Jajan khas berpusat di desa Kroman sebagai salah satu desa yang pertama kali membuat jajanan tersebut. Disekitar desa tersebut sekarang terdapat kurang lebih 10 sentra produksi dan rata-rata omzet penjualan mereka berkisar 200-300 biji perminggu dengan rata-rata harga jual Rp 11,000, sedangkan pada bulan-bulan tertentu semisal (Syawal,
Dzulhijjah, Robiul Awal (mulud), Ramadhan) omzet penjualan naik berkisar 2000-3000 biji. Kenaikan permintaan pada bulan-bulan tersebut di sebabkan oleh banyaknya pesanan pelanggan untuk keperluan misal pernikahan, oleh-oleh untuk sanak keluarga dll. Ada dua macam kemasan yaitu kemasan dalam (asli/isi) kemasan luar meliputi tas plastik yang berisi atribut kemasan dan tas rajutan terbuat dari tali. Sentra produksi di desa Kroman tidak hanya menjual pudak saja tetapi juga menjual berbagai macam diantaranya : Otak-otak, Ayas, Jubung, dll.
Sekarang ini perkembangan kemasan suatu produk mengalami perkembangan dan perubahan yang sangat pesat misalnya, dalam bentuk kemasan, bahan kemasan, komposisi warna kemasan dan unsur-unsur kemasan lainnya. Kulit luar produk identik dengan kemasan. “pembungkus dapat diartikan sebagai kegiatan secara umum dalam dalam perencanaan barang (Swasta,1996 : 139).
Dari permasalahan di atas dan terdorong oleh rasa ingin mengetahui secara lebih lanjut mengenai pengaruh kemasan terhadap konsumen dalam menentukan pembeliannya maka, penulisan skirpsi ini mengambil judul “Pengaruh Kemasan Produk Terhadap Keputusan
konsumen dalam membeli Produk Jajan Khas Kota Gresik.”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh kemasan terhadap keputusan konsumen dalam membeli suatu produk
2. Variabel kemasan manakah yang paling dominan mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli suatu produk
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh kemasan terhadap keputusan konsumen dalam membeli suatu produk.
2. Untuk mengetahui variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli suatu produk.
D. Kontribusi Penelitian
Dari penelitian ini selain diharapkan berguna bagi penulis sendiri juga dapat berguna bagi pihak lain yaitu perusahaan yang bersangkutan dan pihak lain yang melakukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah- masalah yang berkaitan dengan kemasan produk dan keputusan pembelian. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baik teori maupun praktek di bidang pemasaran (marketing) khususnya 1. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baik teori maupun praktek di bidang pemasaran (marketing) khususnya
2. Bagi perusahaan yang bersangkutan penelitian ini dapat memberikan beberapa informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk. Dengan demikian penelitian ini dapat memeberikan contribusi bagi perusahaan dalam menyempurnakan produknya sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
3. Bagi pihak lain Kemasan produk ini dapat dijadikan salah satu refrensi bagi penelitian lebih lanjut mengenai masalah-masalah yang berkaitan kemasan produk.
E. Sistematika Penulisan
Sistem pembahasan yang dimaksud merupakan susunan skripsi secara singkat, yang dimaksudkan agar apa yang dibahas dapat dimengerti secara jelas dan benar. Adapun susunan pembahasan adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam kajian pustaka disajikan teori penelitian terdahulu dan teori-teori yang berhubungan pemasaran, produk, kemasan (packaging), perilaku konsumen, serta teori-teori marketing yang akan dijadikan landasan dalam menginterprestasikan hasil dan membuat kesimpulan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Menjelaskan tentang metodelogi penelitian termasuk didalamnya, jenis penelitian, metode pengumpulan data dan sumber data penelitian, serta teknik analisis data.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan data-data yang diperoleh peneliti dan di analisis dengan menggunakan alat analisis yang telah di jelaskan pada metode penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berupa kesimpulan dan saran yang di berikan peneliti dari hasil analisisnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Winanis Indriastutik (2003) “pengaruh kemasan produk kosmetik terhadap keputusan pembelian.” Dari hasil penelitiannya mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel tersebut akan tetapi bahan kemasan dan model kemasan mempunyai pengaruh yang dominan. Penelitian dilakukan pada jenis produk Bedak Sari Ayu dengan sampel dan populasi mahasiswa Universitas Brawijaya fakultas Ilmu Administrasi Negara.
Perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dan penelitian sekarang adalah sebagai berikut:
Tabel 1
No. Hal
Winanis Indriastutik
Satrio Pandu Wiguno
1. Judul
pengaruh kemasan
Pengaruh Kemasan
produk kosmetik
Produk Terhadap
terhadap keputusan
Keputusan konsumen
pembelian
dalam membeli Produk Jajan Khas Kota Gresik
Jajan Khas (pudak, ayas Penelitian
2. Produk Bedak Sari Ayu
dan jubung)
3. Obyek Mahasiswa Universitas Konsumen dan Brawijaya Fakultas Ilmu masyarakat sekitar
5. Tujuan 3. Untuk mengetahui
1. Untuk mengetahui
pengaruh kemasan
pengaruh kemasan
terhadap keputusan
terhadap keputusan
konsumen dalam
konsumen dalam
membeli suatu
membeli suatu
produk.
produk.
4. Untuk mengetahui
2. Untuk mengetahui
variabel manakah
variabel manakah
yang paling dominan
yang paling dominan
6. Variable
Satu variable
Satu variabel
7. Teknik
Analisis Regresi
Analisis Regresi
Berganda Analisis
Berganda
B. Pemasaran
Menurut Kotler (1996:2) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
Menurut Swastha (1980:10) pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan Menurut Swastha (1980:10) pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
Menurut Nitisemitho (1981:2) pemasaran adalah sebuah kegiatan yang bertujuan memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan cara seefisien mungkin yang bertujuan untuk menciptakan permintaan yang efektif.
Dari definisi diatas dapat di simpulkan bahwa pemasaran adalah seluruh kegiatan manusia yang meliputi merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan konsumen melalui proses pertukaran secara efektif dan efisien yang dapat menciptakan permintaan efektif.
C. product
Menurut Tjiptono (2000:95) pengertian produk adalah merupakan segala sesuatu yang dapat di tawarkan kepada seluruh pasar untuk di perhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau di konsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan secara lebih terperinci. Konsep produk meliputi barang, kemasan, label, merek, pelayanan dan jaminan seperti terlihat pada gambar berikut :
Gambar 1 KONSEP PRODUK
KEPUASAN PELANGGAN
Sumber : Tjiptono (2000:95) Tingkatan product:
1. Produk inti yaitu pelayanan atau manfaat inti dari sebuah produk misalnya seorang membeli sebuah bor yang sebenarnya bukan membeli bor tersebut akan tetapi akan membeli lubang yang akan di hasilkan bor tersebut.
2. Produk nyata yaitu wujud nyata dari produk tersebut. Produk nyata mengandung 5 sifat antara lain : kualitas, ciri-ciri, gaya, nama merek dan kemasan.
3. Produk yang ditambahkan yaitu jasa dan manfaat yang di tambahkan pada suatu produk misalnya garansi, jaminan uang kembali dan sebagainya. Dalam pengelolaan produk termasuk pula perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang baik untuk di pasarkan 3. Produk yang ditambahkan yaitu jasa dan manfaat yang di tambahkan pada suatu produk misalnya garansi, jaminan uang kembali dan sebagainya. Dalam pengelolaan produk termasuk pula perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang baik untuk di pasarkan
Islam melarang melakukan praktek jual beli dengan cara bertindak curang terhadap timbangannya baik dari ukuran, jenis, kwalitas dan kwantitas produknya karena akan mempengaruhi daya beli masyarakat. Para penjual (produsen) haruslah menjelaskan keadaan barangnya (produknya) yang akan dijual secara jujur kepada calon pembelinya karena tidak halal bagi seseorang untuk menjual barang kepada saudaranya sementara didalamnya terdapat cacat, selain dia menjelaskan cacat tersebut.
“Kedua ayat di bawah ini menerangkan bahwa seharusnya para produsen memberikan penjelasan atau keterangan secara mendetail tentang produk yang dijual sehingga para konsumen mengetahui ukuran, jenis, kwalitas dan kwantitas produk tersebut melalui kemasan yang ada. Pada kenyataannya kemasan produk jajan khas Gresik tidak mencantumkan secara mendetail tentang produknya maka, bisa dikatakan produk jajan khas SGresik terdapat cacat kecuali ada penjelasan langsung dari produsen pada konsumen akan produknya.”
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”(QS. Al-Israa’ (17): 35)
”Diriwayatkan dari Hakim bin Hizam r.a: Dari Nabi s.a.w, bersabda: Penjual dan pembeli diberi kesempatan berfikir selagi mereka belum berpisah. Sekiranya mereka jujur serta membuat penjelasan mengenai barang yang dijual belikan, mereka akan mendapat berkat dalam jual beli mereka. Sekiranya mereka menipu dan merahasiakan mengenai apa-apa yang harus diterangkan tentang barang yang dijual belikan akan terhapus keberkatannya”
D. Kemasan (packaging)
1. Pengertian Kemasan
Menurut Kotler (1995 : 200) pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk.
Swatha mengartikan (1980 : 139) pembungkusan (packaging) adalah kegiatan-kegiatan umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus atau kemasan suatu barang.
Menurut Saladin (1996 : 28) kemasan adalah wadah atau bungkus. Jadi beberapa pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan kemasan adalah suatu kegiatan merancang dan memproduksi bungkus suatu barang yang meliputi desain bungkus dan pembuatan bungkus produk tersebut.
Menurut Saladin (1996 : 25) wadah atau bungkus terdiri dari :
a. Kemasan dasar (primer Package) yaitu bungkus langsung dari suatu produk
b. Kemasan tambahan (Secondary Package) yaitu bahan yang melindungi kemasan dasar dan di buang bila produk tersebut di gunakan.
c. Kemasan pengiriman (shipping package) yaitu setiap kemasan yang di perlukan waktu penyimpanan dan pengangkutan.
2. Fungsi Kemasan
Menurut Winardi (1993 : 203) fungsi kemasan adalah :
a. Untuk melindungi benda perniagan yang bersangkutan terhadap kerusakan-kerusakan dari saat di produksinya sampai saat benda tersebut di konsomsi
b. Untuk memudahkan pengerjaan dan penyimpanan benda-benda perniagaan tersebut. Oleh para perantara dan para konsumen.
c. Guna menjual produk yang bersangkutan.
3. Syarat-Syarat Kemasan
Menurut Winardi (1993 : 204) pertanyaan yang perlu di pertimbangkan dalam hubungannya dengan pengemasan antaranya adalah :
a. Dari sejumlah besar bahan kemasan yang tersedia bahan manakah yang paling baik di gunakan untuk menonjolkan wajah produk yang dihasilkan.
b. Warna, desain, bentuk serta ukuran-ukuran kemasan yang harus digunakan.
c. Rancangan sebuah kemasan yang dapat mempermudah penggunaan produk oleh konsumen.
d. Apakah dapat di rancang sebuah kemasan di lihat dari fungsi sehingga kemasasn itu dapat dipakai untuk tujuan lain setelah barang yang ada dalam kemasan itu habis di konsumsi.
e. Pertimbangan perancangan kemasan untuk momen tertentu misalnya untuk hadiah ulang tahun dan momen tertentu lainnya.
4. Bahan Kemasan
Bahan yang dipergunakan untuk membuat kemasan akan sangat berpengaruh terhadap desain dan bentuk kemasan yang akan dibuat sekaligus berpengaruh terhadap kemasan produk yang dikemas, misalnya: suatu produk yang berupa cairan tidak akan aman atau dapat Bahan yang dipergunakan untuk membuat kemasan akan sangat berpengaruh terhadap desain dan bentuk kemasan yang akan dibuat sekaligus berpengaruh terhadap kemasan produk yang dikemas, misalnya: suatu produk yang berupa cairan tidak akan aman atau dapat
Menurut Syarief dan Irawati (1988:35) membagi kemasan menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
a. Gelas Mudah pecah, transparan (sehingga tidak cocok untuk produk yang tidak tahan pada sinar ultra violet).
b. Metal Biasanya dibuat dari alumunium. Kemasan dari logam mempunyai kekuatan yang tinggi sehingga cocok untuk mengemas produk-produk yang membutuhkan kemasan yang muat, misalnya: untuk mengemas produk yang membutuhkan tekanan udara yang cukup ini untuk pendorong keluarnya produk tersebut dari kaleng kemasannya.
c. Kertas Kemasan dari kertas ini tidak tahan terhadap kelembaban dan air jadi mudah rusak, jadi kemasan kertas tidak cocok untuk mengemas produk-produk yang memiliki kadar air tinggi atau dalam keadaan cair.
d. Plastik Kemasan ini dapat berbentuk film, kantung, wadah dan bentuk lainnya seperti botol kaleng, stoples dan kotak. Penggunaan plastik d. Plastik Kemasan ini dapat berbentuk film, kantung, wadah dan bentuk lainnya seperti botol kaleng, stoples dan kotak. Penggunaan plastik
5. Daya Tarik Kemasan
Daya tarik kemasan sangat penting guna tertangkapnya stimulus oleh konsumen yang di sampaikan ke produsen sehingga diharapkan konsumen tertarik pada produk tersebut.
Menurut Wiryo (1999:10) daya tarik visual kemasan dapat digolongkan menjadi dua yaitu: daya tarik visual dan daya tarik praktis.
a. Daya Tarik Visual Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau lebel suatu produk mencakup warna, bentuk, merk, ilustrasi, teks, tata letak (Wirya, 1999:28-30)
1. Warna Warna adalah suatu mutu cahaya yang dapat dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Warna terbagi dalam kategori terang (mudah), sedang, gelap (tua). Fungsi dari pemilihan warna :
a. Untuk identifikasi produk sehingga berbeda dengan produk pesaing.
b. Untuk menarik perhatian, warna terang atau cerah kan memantulkan cahaya lebih jauh dibandingkan dengan warna gelap.
c. Untuk menimbulkan pengaruh, misalnya untuk meningkatkan selera konsumen terhadap produk makanan.
d. Untuk mengembangkan asosiasi tertentu terhadap produknya.
e. Untuk menciptakan suatu citra dalam mengembangkan produknya.
f. Untuk menghiasi produk.
g. Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum dalam penggunaan warna kontras.
h. Untuk mendorong tindakan.
i. Untuk proteksi terhadap cahaya yang membahayakan. j. Untuk mengendalikan temperatur barang didalamnya. k. Untuk membangkitkan minat dalam mode.
2. Bentuk Bentuk kemasan disesuaikan dengan produknya pertimbangan yang digunakan adalah pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, perkembangan penjualan, pemejangan dan cara-cara penggunaan kemasan tersebut.
a Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit a Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit
c Bentuk harus seimbang agar menyenangkan
d Bentuk bujur sangkar lebih disukai dari pada persegi panjang
e Bentuk cembung lebih disukai daripada bentuk cekung
f Bentuk bulat lebih disukai wanita, sedang pria lebih menyukai bentuk siku
g Bentuk harus mudah terlihat bila dipandang dari jauh.
3. Merk/logo Tanda-tanda identifikasi seperti merek dengan logo perusahaan adalah meningkatkan daya tarik konsumen. Merek atau logo ini di pandang dapat menaikkan gengsi atau status seorang pembeli. Syarat-syarat logo yang baik adalah :
a. Mengandung keaslian
b. Mudah dibaca atau di ucapkan
c. Mudah di ingat
d. Sederhana dan ringkas
e. Tidak mengandung konotasi yang negatif
f. Tidak sulit digambarkan
4. Ilustrasi Merupakan alat komunikasi sebuah kemasan bahasa universal yang dapat menembus rintangan perbedaaan bahasa. Ilustrasi ini termasuk fotografi dan gambar-gambar untuk menarik konsumen.
5. Topografi Topografi adalah teks pada kemasan yang berupa pesan-pesan kita untuk menjelaskan produk yang di tawarkan sekaligus menyerahkan konsumen untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsen.
6. Tata letak Tata letak adalah paduan semua unsur garfis meliputi warna, bentuk, merek ilustrasi, topografi, menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dan di tempatkan pada halaman kemasan. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pengaturan tata letak adalah :
a. Keseimbangan
b. Titik pandang dengan menjadikan satu unsur yang paling menarik
c. Perbandingan ukuran yang serasi
d. Tata urutan alur keterbatasan yang sesuai d. Tata urutan alur keterbatasan yang sesuai
1) Kemasan yang menjamin dapat melindungi produk
2) Kemasan yang mudah di buka atau di tutup kembali untuk disimpan
3) Kemasan dengan porsi yang sesuai
4) Kemasan yang dapat di gunakan kembali
5) Kemasan yang mudah di bawah, di pegang dan dijinjing.
6) Kemasan yang memudahkan pemakaian dalam menghabiskan dan mengisinya kembali.
6. Etika Kemasan
Dalam menentukan kebijakan dalam pengemasan suatu produk produsen hendaknya memperhatikan etika pemasaran McCharty (1993 :199-202) yaitu dengan membuat kemasan yang dapat di pertanggung jawabkan secara sosial misalnya dengan membuat kemasan yang dapat di daur ulang atau kemasan yang dapat dipakai kembali sehingga tidak merusak lingkungan. Disamping itu produsen dalam kemasannya harus mencantumkan tanggal kadaluwarsa produk tersebut agar konsumen tidak di rugikan oleh barang-barang yang tidak ia perlukan dan Dalam menentukan kebijakan dalam pengemasan suatu produk produsen hendaknya memperhatikan etika pemasaran McCharty (1993 :199-202) yaitu dengan membuat kemasan yang dapat di pertanggung jawabkan secara sosial misalnya dengan membuat kemasan yang dapat di daur ulang atau kemasan yang dapat dipakai kembali sehingga tidak merusak lingkungan. Disamping itu produsen dalam kemasannya harus mencantumkan tanggal kadaluwarsa produk tersebut agar konsumen tidak di rugikan oleh barang-barang yang tidak ia perlukan dan
E. Perilaku Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan bagian dari kegiatan manusia sehingga bila membicarakan perilaku konsumen berarti membicarakan kegiatan manusia. Oleh karena itu perusahaan sangat perlu mempelajari perilaku konsumen, karena perilaku dalam pembelian barang dan jasa sangat ber-lainan. Konsumen sangat beraneka ragam dalam usia, pendapatan, pendidikan, ,mobilitas dan selera. Dalam pengambilan keputusan pada bidang pemasaran perlu memahami konsumen yang beraneka ragam, kemudian mengembangkan produk dan jasa dihubungkan dengan kebutuhan tersebut.
Perilaku konsumen menurut pendapat Swasta dan Handoko (1987;
9) adalah “tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang dan jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.
Pendapat lain mengenai perilaku konsumen dikemukakan oleh Blackwell dan Minard ( 1994: 3) sebagai berikut: “Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, Pendapat lain mengenai perilaku konsumen dikemukakan oleh Blackwell dan Minard ( 1994: 3) sebagai berikut: “Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
Dari pengertian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah suatu sikap atau tindakan dari seseorang atau sekelompok orang untuk membeli dan kemudian mempergunakan suatu barang atau jasa.
Islam mengatur segenap perilaku konsumen dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian juga dalam masalah konsumsi, islam mengatur bagaimana manusia bisa melakukan kegiatan-kegiatan konsumsi yang membawa manusia berguna bagi kemaslahatan hidupnya. Al-Ghazali menyatakan bahwa manusia mengkondisikan pemenuhan kebutuhan hidupanya berdasarkan tempat dimana dia hidup. Manusia tidak bisa memaksakan cara pemenuhan hidup orang lain kepada dirinya ataupun sebaliknya. Seorang muslim yakin bahwa Allah akan memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh- tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. (QS. An-Nahl ayat (10):11)
Ayat diatas menerangkan tentang pemenuhan kebutuhan hidup manusia seluruhnya diatur secara detail oleh Allah SWT.
2. Analisis Perilaku Konsumen dan Variabel yang Mempengaruhinya
Model yang dapat digunakan untuk mempelajari tanggapan konsumen adalah model Black Box (kotak hitam) seperti yang telah dikemukakan oleh Kottler sebagai berikut:
Gambar 2 MODEL PERILAKU PEMBELI
Jawaban- Rangsangan dari luar
Kotak hitam pembeli
jawaban pembeli
Pema- Lingkungan Ciri-ciri Proses saran
pembeli
keputusan
Pilihan produk
pembeli
Pilihan merk Pilihan penyalur
Produk Ekonomi
Budaya Menyadari
Waktu pembelian Harga
Jumlah pembelian Tempat Politk
Promosi Budaya
Psikologi
Evaluasi Keputusan Perilaku
setelah membeli
Sumber: Philip Kotler. 1993. Manajemen Pemasaran. Halaman 221 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perilaku pembelian dapat
dipengaruhi oleh adanya lingkungan, budaya, konstelasi ekonomi, maupun politik dan faktor psikologis lainnya, seperti keyakinan, sikap, dipengaruhi oleh adanya lingkungan, budaya, konstelasi ekonomi, maupun politik dan faktor psikologis lainnya, seperti keyakinan, sikap,
Adapun rangsangan dari luar yang lain adalah rangsangan yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan atau pemasar, namun juga harus dimonitor dan dijawab oleh perusahaan Lingkungan-lingkungan tersebut seperti yang telah dikemukakan oleh Kotler (1993:190), antara lain: lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan politik, dan lingkungan sosial budaya.
Gambar 3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Kebudayaan • Budaya Sosial
Kelompok 2 Pribadi
referensi
• Usia dan Psikologi
• Keluarga tahap siklus
• Peran & • Motivasi
• Sub Status hidup • Persepsi
• Pekerjaan
budaya • Proses belajar • Situasi • Kepercayaan
ekonomi
& sikap •
Gaya hidup
• Kepribadian PEMBELI
• & konsep diri Kelas sosial
Sumber: Philip Kotler. 1993. Manajemen Pemasaran. Halaman 224
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dijelaskan bahwa banyak hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, salah satunya adalah pada dimensi kebudayaan, dimana pada dimensi kebudayaan ini perilaku
seseorang sedikit banyak dipengaruhi oleh budaya, sub budaya dan strata sosial (kelas sosial). Artinya bahwa didalam berinteraksi sosial atau berperilaku seseorang ini tidak lepas dari pengalaman masa lalunya yang diperoleh dari pola pengasuhan orang tua dalam keluarga, pengaruh lingkungan, teman, pendidikan, gaya hidup, kepribadian dan sebagainya. Jika kita kaitkan dengan perilaku pembelian pada konsumen tentunya beberapa variabel tersebut sangat mempengaruhi pada perilaku pembeli dalam proses mengambil keputusan pembelian, sebab disisi lain juga diketahui bahwa proses pengambilan keputusan pembelian pada pembeli dipengaruhi oleh faktor sosial. Faktor pribadi dan kemampuan ekonomi serta faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan sikap.
Perilaku berkonsumsi seorang muslim diatur perannya sebagai mahluk sosial. Maka dalam berperilaku di kondisikan untuk saling menghargai dan menghormati orang lain yang perannya sama sebagai mahluk yang mempunyai kepentingan guna memenuhi kebutuhan. Perilaku konsumsi dalam pandangan islam akan melihat bagaimana suasana psikologi orang lain. Dengan keadaan ini maka islam menjamin terbangunnya pembangunan masyarakat yang berkeadilan, terhindar dari kesenjangan sosial.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nissa ayat (29)
3. Keputusan Pembelian
Menurut Swastha (2000:14) pengertian pembelian adalah salah satu tahap dari keseluruhan proses mental dan kegiatan-kegiatan fisik lainnya yang terjadi dalam proses pembelian pada suatu periode dan waktu tertentu serta pemenuhan kebutuhan tertentu atau dengan kata lain merupakan suatu rangkaian tahapan yang diambil oleh seorang konsumen.
Analisis suatu proses pembelian merupakan suatu rangkaian tahapan yang diambil oleh seorang konsumen. Adapun model yang penulis kemukakan di sini adalah model yang dikemukakan oleh Kotler sebagai berikut:
Gambar 4 MODEL LIMA TAHAP PROSES MEMBELI
Keputusan Perilaku setelah
pembelian membeli
Sumber: Philip Kotler. 1993. Manajemen Pemasaran. Halaman 249 Keterangan: Sumber: Philip Kotler. 1993. Manajemen Pemasaran. Halaman 249 Keterangan:
b. Pencarian informasi. Konsumen mencari informasi yang disimpan dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).
c. Evaluasi alternatif. Konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih.
d. Keputusan pembelian. Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu.
e. Perilaku setelah membeli. Pada tahap ini konsumen mengevaluasi alternatif yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan. Bila memnuhi kebutuhan maka konsumen akan melakukan pembelian secara berulang-ulang. Sebaliknya, bila tidak sesuai dengan harapan maka konsumen tidak akan membeli produk tersebut.
4. Hubungan Kemasan Dengan Pengambilan Keputusan
Kemasan yang baik adalah mempunyai komposisi yang baik misalnya pemilihan warna, penentuan ilustrasi yang dapat menjadikan Kemasan yang baik adalah mempunyai komposisi yang baik misalnya pemilihan warna, penentuan ilustrasi yang dapat menjadikan
Seorang konsumen dalam membeli barang tentulah menginginkan barang yang telah ia beli mempunyai kemudahan dalam penggunaannya. Disinilah peran kemasan terutama kemasan primer dari suatu produk mempunyai pengaruh yang sangat penting misalnya, kemasan yang mudah dibuka dan di tutup kembali alam penggunaan produk tersebut sehingga konsumen akan memperoleh kepuasan dan apabila konsumen telah mendapat kepuasan dalam mengkonsumsi suatu produk maka ia akan menjadi konsumen yang loyal terhadap produk tersebut. Contoh lain misalnya, ada sifat dari seorang konsumen yang tidak suka menyimpan suatu produk dalam waktu yang lama. Hal ini mungkin dikarenakan ia tidak mempunyai tempat untuk menyimpan produk tersebut atau karena tidak ingin rumahnya menjadi kotor dengan adanya produk tersebut atau mungkin juga karena ia selalu ingin mendapatkan produk yang dalam keadaan yang segar terus.
Kemasan sebagai pelindung atau wadah dari suatu produk juga mempunyai peran yang besar dalam pemasaran guna lebih banyak menarik konsumen atau calon pembeli. Kemasan dapat membentuk dan merubah wajah atau penampilan suatu produk atau barang menjadi menarik dengan berbagai model yang berbeda untuk diandalkan dalam persaingan merebut pasar, maka memiliki model yang menawan akan berpengaruh besar dalam mengikat konsumen dan mendorongnya untuk mengadakan pembelian atas produk tersebut.
Sigit (1992:34) menjelaskan bahwa dengan bungkus itu pihak konsumen menjadi tertarik, baik karena warna, gambar, tulisan, tanda- tanda, keterangan yang ada pada bungkusnya. Selanjutnya ia menambahkan “dengan pembungkus itu produsen atau pemasar dapat sekaligus menggunakannya sebagai alat advertensi, dengan memberikan tanda, simbol, tulisan, keterangan dan lain-lain yang bersifat membujuk, mempengaruhi atau memberikan informasi kepada calon pembeli supaya melaksanakan pembelian di tempat penjual atau di toko tertentu.
Banyak kalangan pemasar menganggap masalah kemasan sebagai faktor “P” (kotler:1995). Perubahan pengemasan suatu produk biasanya juga dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru Banyak kalangan pemasar menganggap masalah kemasan sebagai faktor “P” (kotler:1995). Perubahan pengemasan suatu produk biasanya juga dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru
Swastha (1999:140) menyatakan untuk mengadakan perubahan kemasan ini pada umumnya ada 2 alasan yaitu :
a. Untuk mengatasi masalah penurunan penjualan.
b. Untuk memperluas pasar dengan memasuki kelompok konsumen baru.
Yang penting menurut pandangan manajemen adalah memperbaiki segi-segi yang kurang baik pada kemasannya sehingga kemasan baru akan memiliki penampilan yang lebih menarik dari pada sebelumya. Disamping itu kemasan yang baru akan lebih banyak memberikan keuntungan dalam masalah promosi perusahaan.
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang dibangun dalam penelitian ini adalah pembelian yang dilakukan konsumen pada suatu produk dipengaruhi oleh karakteristik kemasan produk yang ditawarkan produsen dan akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk tersebut. Sehingga pada akhirnya kemasan merupakan salah satu keputusan atau pertimbangan orang dalam memilih dan membeli produk yang diminatinya.
Variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y) dan variabel bebasnya yaitu variabel Bahan Kemasan (X1), Daya Tarik Visual (X2), Daya Tarik Praktis (X3), Etika Kemasan (X4). Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi berganda dengan uji F untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat sedangkan uji t untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan untuk mendapatkan suatu keyakinan tentang sejauh mana alat ukur yang digunakan sesuai dengan apa yang diukur, maka perlu dilakukan uji kesahihan butir pertanyaan dengan uji validitas serta uji reabilitas untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil dari pengukuran tersebut diandalkan kemantapan, ketepatan dan homoginitasnya.
G. Hipotesis
1) Diduga variabel bahan kemasan, daya tarik visual kemasan, daya tarik praktis dan etika kemasan secara bersama-sama mempengaruhi pembelian produk.
2) Diduga variabel daya tarik visual kemasan merupakan variabel kemasan yang dominan pengaruhnya terhadap pembelian produk.
Gambar 5 Kerangka Pemikiran
Bahan Kemasan
Daya Tarik Visual
Kemasan Keputusan Pembelian
Daya Tarik Praktis
Etika Kemasan
Di Uji dengan analisis
Regresi Berganda
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah sistematika suatu pelaksanaan penelitian. Dengan menggunakan metode penelitian yang baik, pencarian data-data dan pemecahan masalah-masalah penelitian dapat di pecahkan dan di tentukan jawabannya dengan lebih mudah.
Metode penelitian ini meliputi rancangan penelitian, penentuan variabel dan cara pengukurannya, penentuan populasi dan sampel, pengumpulan data, pengukuran validitas dan reabilitas instrumen penelitian serta analisis data.
A. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang kami lakukan adalah di kelurahan Kroman kabupaten Gresik. Alasan pemilihan lokasi ini adalah merupakan kawasan kios-kios jajan khas dan konsumen yang mengerti tentang jajan khas ini serta dianggap tempat yang berpotensi untuk mengetahui penggunaan produk tersebut.
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang data-datanya berupa angka-angka atau data kuailitatif yang di angkakan (Sugiyono, 1997:7) dengan pendekatan explanatori research yaitu Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang data-datanya berupa angka-angka atau data kuailitatif yang di angkakan (Sugiyono, 1997:7) dengan pendekatan explanatori research yaitu
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1998:155). Sedangkan menurut Mudrajad Kuncoro (2003:103) mendefinisikan populasi sebagai kelompok elemen yang lengkap dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi obyek penelitian.
Menurut Arikunto (1998:117) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Kuncoro Mudrajad (2003:107) sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi peneliti. Karena penelitian ini populasinya merupakan populasi tidak terbatas, maka teknik pengambilan sampelnya adalah dengan menggunakan Sampling Aksidental, sebagaimana yang telah di ungkapkan Sugiyono (1997:62) bahwa “sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel yang berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan di temui itu cocok sebagai sumber data”.
Dalam penelitian ini populasi dan sample yang digunakan adalah
10 sentra produksi serta konsumen langsung atau tidak langsung, baik konsumen local maupun luar yang kebetulan membeli jajan khas (pudak, ayas, jubung) tersebut di desa Kroman dan sekitarnya.
D. Sumber data
Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer, adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari jawaban responden melalui kuisioner dan wawancara pihak-pihak yang terkait.
2. Data skunder, adalah data yang bukan di usahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari majalah-majalah dan keterangan-keterangan lainnya.
E. Metode pengumpulan data
Teknik pengumpulan data penelitian ini sebagi berikut :
1. Angket (kuesioner) adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden denga tujuan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
2. Wawancara yaitu metode pengumpulan data berupa pertanyaan secara langsung diajukan kepada sumber informasi atau pihak-pihak 2. Wawancara yaitu metode pengumpulan data berupa pertanyaan secara langsung diajukan kepada sumber informasi atau pihak-pihak
3. Dokumentasi adalah mengadakan pencatatan terhadap dokumen mengenai gambaran umum obyek (perusahaan) yang diteliti demi kelengkapan dalam penyajian data dan data ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung melalui perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. (Indriantoro dan Supomo, 1999:147).
F. Skala Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan skala ordinal. Ukuran ordinal adalah angka yang di berikan dimana angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan (Nazir, 1999:158).
Selanjutnya agar jawaban responden dapat di ukur maka jawaban responden diberi skor. Pemberian skor ini menggunakan skala likert. Dimana skala likert menurut Effendi (dalam Singarimbun, 1995:111) adalah ukuran gabungan yang didasarkan pada suatau cara yang lebih sistematis untuk memberi skor pada indeks.
Selanjutnya dalam prosedur skala likert ini adalah menentukan skor atas setiap pertanyaan dalam kuesioner yang disebarkan dimana masing-masing pertanyaan sebagai berikut :
1. Jawaban sangat setuju diberi skor 5
2. Jawaban setuju diberi skor 4
3. Jawaban kurang setuju diberi skor 3
4. Jawaban tidak setuju diberi skor 2
5. Jawaban sangat tidak setuju di beri skor 1
G. Definisi operasional variable
1. Variable bebas (X) Yaitu variable yang dalam hubungannya dengan variable lain bertindak sebagai penyebab perubahan/ timbulnya variable terikat (dependent) adapun variable bebasnya adalah kemasan produk (x).
Yang dimaksud kemasan produk adalah pembungkus suatu barang. Kemasan produksi memiliki empat variable yaitu bahan kemasan, daya tarik visual kemasan, daya tarik praktis kemasan, etika kemasan.
Dalam penelitian ini variable dan indikatornya adalah:
a. Bahan kemasan (X 1 ) meliputi : jenis bahan, mutu bahan, keamanan dan daya tahan kemasan.
b. Daya tarik visual dipengaruhi oleh bentuk kemasan, tipografi, kombinasi warna dan gambar pada kemasan.
c. Daya tarik praktis terdiri dari : kemudahan dibawa atau dipegang, kemudahan untuk dibuka tutupnya, kemasan isi ulang, dan kemudahannya untuk disimpan.
d. Etika kemasan menggambarkan tentang adanya catatan mengenai komposisi dan cara pemakaian serta adanya keterangan berat isi produk pada kemasan tersebut.
2. Variable terikat (Y) Yaitu variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas. Adapun variable terikatnya adalah keputusan pembelian Keputusan pembelian produk dapat diukur dari:
a. Harga barang
b. Merek barang
c. Rasa
d. Keinginan untuk mencoba Dari devinisi operasional masing-masing variable tersebut dapat kita lihat dalam table berikut ini:
Tabel 2
Definisi Operasional Variabel
Konsep Variable Indikator-indikator Kemasan
Bahan kemasan
9 Jenis bahan kemasan, misalnya plastic, kaca, atau logam 9 Mutu bahan kemasan, misalnya mutu plastic yang digunakn
sebagai bahan kemasan 9 Keamanan kemasan, misalnya
tidak mudah pecah dan melindungi isi dari sinar UV
9 Daya tahan kemasan, misalnya keawetan kemasan
Daya tarik visual
9 Bentuk kemasan, misalnya
kemasan
kemasan yang berbentuk bulat, balok atu lainnya 9 Tipografi, yaitu teks dalam
kemasan seperti “Anti ketombe” atau “two in one” 9 Kombinasi warna, yaitu
kombinasi dari warna yang digunakan dalam desain kemasan 9 Gambar pada kemasan (ilistrasi)
yaitu gambar yang dicantumkan dalam kemasan seperti, gambar gadis cantik atau gambar tumbuh-tumbuhan
Daya tarik praktis
9 Kemudahan dibawa atau
kemasan
dipegang 9 Kemudahan untuk dibuka tutupnya 9 Kemasan isi ualng 9 Kemudahan untuk disimpan (kemasan kecil)
Etika kemasan
9 Adanya merk dan logo perusahaan pada kemasan 9 Adanya No. periksa Depkes RI pada kemasan 9 Adanya catatan mengenai komposisi dan cara pemakaian
pada kemasan 9 Adanya keterangan berat isi produk pada kemasan
Keputusan