ETIKA BISNIS DAN PROFESI 1

ETIKA BISNIS DAN PROFESI
BAB 4
AKUNTANSI SEBAGAI PROFESI : KARAKTERISTIK
PROFESI

Kelompok 4:
1. Nerissa Arviana ( 16 13 012 )
2. Nofina Sari ( 16 13 027 )
3. Andy Victor Lie ( 16 13 029 )
Kelas : Akuntansi A

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

ii

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

makalah yang berjudul “Akuntansi Sebagai Profesi: Karakteristik Profesi” pada
mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Marselinus Asri, S.E, M.Si, Ak, CA selaku dosen Etika Bisnis dan
Profesi yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan juga wawasan kita tentang “Akuntansi Sebagai
Profesi: Karakteristik Profesi”. Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
makalah yang sudah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang sudah disusun ini dapat bermanfaat
bagi penulis sendiri ataupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di masa yang akan datang.

Makassar, 11 Januari 2018


Penulis

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................2

Bab II Pembahasan
A. Pengertian Profesi......................................................................3
B. Karakteristik Profesi....................................................................4
C. Ciri-Ciri Profesi............................................................................8
D. Kewajiban Akuntan.....................................................................9


Bab III Penutup
A. Kesimpulan.................................................................................12
B. Saran...........................................................................................12

Daftar Pustaka.......................................................................................iv

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi merupakan sebuah pekerjaan yang membutuhkan keahlian
dan pengetahuan yang cukup, serta profesionalitas tinggi sehingga tidak
semua orang bisa melakukannya dengan optimal. Akuntansi adalah salah
satu contoh profesi dalam suatu pekerjaan. Tidak semua orang bisa
melakukan pekerjaan dalam bidang akuntansi dan mengerti semua di
dalamnya. Dibutuhkan keahlian khusus dalam bidang akuntansi dan
pengetahuan yang cukup untuk bisa menjalankan akuntansi ini dengan

baik. Tanpa pengetahuan yang cukup dan keahlian yang khusus,
akuntansi tidak akan bisa berjalan dan tidak akan terasa manfaatnya.
Karena akuntansi ini adalah sebuah profesi yang mencatat, mengaudit,
dan melakukan segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan
transaksi dalam perusahaan maupun berhubungan langsung dengan yang
namanya uang.

Profesi

akuntansi

memiliki

tujuan

untuk

memudahkan

sebuah


perusahaan ataupun organisasi dalam mencatat, mengaudit, dan
melakukan segala hal yang berhubungan dengan uang. Akuntansi ini
merupakan sebuah profesi yang bisa dikatakan terlalu sensitif, karena
bisa menjadi malapetaka bila disalahgunakan oleh orang yang memiliki
tujuan yang tidak baik. Akuntansi ini sungguh harus dijalankan oleh orang
yang beretikat baik dalam segala hal, baik tujuan dia bekerja maupun
apapun yang behubungan dengan dirinya dan akuntansi. Tidak hanya
bertujuan untuk memudahkan perusahaan dalam masalah financial,

1

akuntansi juga berperan penting dalam kesejahteraan publik. Dalam
melakukan transaksi dengan klien dan orang luar, akuntansi harus
memikirkan kesejahteraan dan keuntungan para klien tersebut, bukannya
malah memikirkan hal yang menguntungkan mereka sendiri. Tanggung
jawab sosial di sini sangat tinggi bagi seorang akuntan, karena mereka
dituntut untuk bersikap jujur dan bersih dalam pekerjaannya ini agar
semua pihak dapat merasakan manfaat dari pekerjaannya tersebut.


B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari profesi?
2. Apa saja karakteristik dari seorang profesi akuntansi?
3. Apa saja ciri-ciri dari profesi?
4. Kewajiban apa saja yang harus dilakukan oleh seorang profesi
akuntansi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan profesi
2. Mengetahui karakteristik dari seorang profesi akuntansi
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dari profesi
4. Mengetahui kewajiban yang harus dilakukan oleh seorng profesi
akuntansi

2

BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Profesi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, dan jujuran,
dan sebagainya) tertentu.
Menurut Hidayat Nur Wahid, profesi adalah sebuah pilihan yang
sadar dilakukan oleh seseorang, sebuah pekerjaan yang secara khusus
dipilih, dilakukan dengan konsisten, kontinu ditekuni, sehingga orang bisa
menyebut kalau dia memang dia berprofesi di bidang tersebut.
Menurut Kanter (2001), profesi adalah pekerjaan dari kelompok
terbatas orang-orang yang memiliki keahlian khusus yang diperolehnya
melalui training atau pengalaman lain, atau diperoleh melalui keduanya
sehingga

penyandang

profesi

dapat


membimbing

atau

memberi

nasehat/saran atau juga melayani orang lain dalam bidangnya sendiri.
Menurut Sonny Keraf (1998), profesi adalah pekerjaan yang
dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan
keterampilan yang tinggi dengan melibatkan komitmen pribadi (moral)
yang mendalam. Dengan demikian, orang yang profesional adalah orang
yang menekuni pekerjaannya dengan purna-waktu, dan hidup dari
pekerjaan itu dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yang inggi
serta punya komitmen pribadi yang mendalam atas pekerjaannya itu.
Menurut Brooks, profesi adalah suatu kombinasi fitur, kewajiban, hak
yang kesemuanya dibingkai dalam seperangkat nilai-nilai profesional yang
umum. Nilai-nilai yang menentukan bagaimana keputusan dibuat dan
bagaimana tindakan dilaksanakan.

3


Dari definisi profesi menurut para ahli, dapat kami simpulkan bahwa,
profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dan
keterampilan khusus. Artinya pekerjaan yang disebut profesi itu tidak bisa
dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus
terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan.

B. Karakteristik Profesi

Pada pertengahan abad ke-20 di Amerika Serikat, saat mata pelajaran
akuntansi sedang mencari status sebuah profesi, Commission on
Standards of Education and Experience for Certified Public Accountant
telah menerbitkan sebuah laporan yang mencantumkan tujuh karakteristik
berikut dari sebuah profesi:
1. Badan khusus pengetahuan,
2. Proses pendidikan formal yang diakui dalam memperoleh spesialisasi
pengetahuan yang dipersyaratkan,
3. Standar kualifikasi professional yang mengatur penerimaan pekerjaan,
4. Standar perilaku yang mengatur hubungan praktisi dengan klien,
rekan kerja, dan masyarakat,

5. Pengakuan status,
6. Penerimaan tanggung jawab sosial yang melekat dalam pekerjaan
yang diberikan dengan kepentingan umum, dan
7. Sebuah organisasi yang ditujukan untuk mementingkan kewajiban
sosial.

Jelas bahwa akuntansi memenuhi dua karakteristik pertama. Akuntansi
adalah disiplin yang rumit yang membutuhkan pembelajaran resmi untuk
menjadi seorang ahli. Menjadi akuntan publik yang bersertifikasi biasanya
memerlukan gelar sarjana di bidang akuntansi, serta lulus ujian Akuntan

4

Publik Bersertifikat (CPA) yang ketat. Dalam mempertahankan status CPA
perlu mengikuti perkembangan dengan terus menerus belajar.
Dalam memenuhi standar ketiga, profesi akuntansi sama seperti
kelompok lainnya yang bersatu untuk melayani masyarakat umum melalui
suatu keahlian. Dokter, pengacara, guru, insinyur dan kelompok profesi
lainnya berdedikasi untuk melayani klien mereka. Kelompok-kelompok ini
umumnya menentukan kualifikasi yang diperlukan untuk memperoleh

keanggotaan.
Karakteristik

keempat

menyatakan

bahwa

sebuah

profesi

membutuhkan “standar perilaku yang mengatur hubungan hubungan
praktisi dengan klien, rekan kerja, dan masyarakat.” Tapi apa saja yang
termasuk dalam standar perilaku tersebut? Standar keenam menentukan
kebutuhan akan “penerimaan tanggung jawab sosial yang melekat dalam
pekerjaan yang diberikan dengan kepentingan umum.” Tapi tanggung
jawab sosial apakah yang wajib diberikan profesi akuntansi kepada
publik?
Kita dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dalam
analisis standar etika keprofesian yang dikembangkan oleh Dr. Solomon
Huebner, pendiri American College. Huebner mendirikan perguruan tinggi
tersebut untuk memberikan pendidikan lanjutan bagi tenaga penjualan
asuransi. Sasarannya adalah untuk mengangkat tenaga penjualan
asuransi menjadi agen profesional. Beberapa tahun sebelum mendirikan
perguruan tinggi tersebut, Huebner menyampaikan sebuah pidato di
pertemuan tahunan Baltimore Life and New York Life Underwriters, di
mana ia membabarkan pandangannya tentang apa artinya menjadi
seorang profesional, sebagai pernyataan bagaimana menjadi seorang
profesional.

5

Huebner mengutip empat karakteristik dari profesional:
1. Seorang profesional terlibat dalam pekerjaan yang berguna dan cukup
mulia untuk menginspirasi cinta dan antusiasme dari para praktisi,
2. Pekerjaan profesional dalam praktiknya membutuhkan pengetahuan
ahli,
3. Dalam

menerapkan

pengetahuan

itu,

para

praktisi

harus

meninggalkan pandangan perdagangan yang sangat egois dan selalu
mengingat keuntungan bagi klien, dan
4. Praktisi harus memiliki semangat

setia

kepada

rekan-rekan

sepelatihan, dalam keterlibatannya menjunjung tujuan bersama yang
mereka anut, dan seharusnya tidak membiarkan tindakan tidak
profesional mempermalukan seluruh profesi itu.
Akuntansi adalah pekerjaan yang berguna, organisasi modern tidak
dapat berfungsi tanpa keterampilan akuntansi. Menurut kode etik
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), “khalayak dari
profesi akuntansi terdiri dari klien, kreditor, pemerintah, pengusaha,
investor,

komunitas

bisnis

dan

keuangan,

dan

pihak

lain

yang

mengandalkan objektivitas dan integritas akuntan publik bersertifikat untuk
menjaga tertibnya fungsi perdagangan.” Berkontribusi pada tertibnya
aktivitas perdagangan tentu membuat profesi akuntansi menjadi mulia.
Tetapi yang paling menarik dari karakteristik profesional Huebner
adalah yang ketiga, karena ia menetapkan standar perilaku yang
mengatur seorang akuntan dan tanggung jawab sosial yang melekat
dalam pekerjaan akuntansi. Hal ini mewajibkan para profesional “untuk
meninggalkan pandangan perdagangan yang sangat egois dan selalu
mengingat keuntungan bagi klien.” Seperti telah disebutkan sebelumnya,
Commission on Standards of Education and Experience for CPA
menyatakan bahwa keanggotaan dalam profesi menuntut standar perilaku
yang mengatur hubungan anggotanya dengan klien, rekan kerja, dan

6

masyarakat dan penerimaan tanggung jawab yang terpusat dalam
kedudukan

yang

dipercayakan

untuk

kepentingan

masyarakat.

Memajukan konsep profesionalisme membawa perilaku etis ke dunia
bisnis. Singkatnya, membuat komitmen terhadap suatu profesi melibatkan
tanggung jawab etis yang menuntut penolakan terhadap pandangan
perdagangan yang sangat egois.
Ini adalah pandangan bagi orang-orang yang bisnisnya hanya berfokus
pada menghasilkan uang atau meningkatkan keuntungan. Ini adalah
pandangan bagi pendukung kuat sistem suara pasar bebas dalam
menggemakan ahli ekonomi Milton Friedman dan pihak lain yang
bersikeras bahwa “tanggung jawab utama dan satu-satunya bisnis adalah
meningkatkan keuntungan.”
Pandangan semacam itu memutar-balikkan posisi Adam Smith, ahli
ekonomi dan filsafat abad ke-18 dan bapak ekonomi pasar bebas
kapitalistik. Smith berargumen dalam The Wealth of Nations bahwa
banyak kebaikan yang berasal dari sistem yang memungkinkan orang
mengejar kepentingannya sendiri. Doktrin-doktrinnya menjadi dasar
teoritis dan pembenaran sistem ekonomi pasar bebas kapitalistik.
Meskipun demikian, Smith tidak mengadopsi pandangan perdagangan
yang sangat egois, karena dia menegaskan bahwa pencarian keuntungan
pribadi dibatasi oleh pertimbangan etis tentang keadilan dan keadilan.
“Setiap orang dibiarkan bebas untuk mengejar ketertarikannya sendiri,
caranya sendiri,” kata Smith, “dan untuk membawa industri dan modalnya
bersaing dengan orang lain, atau urutan orang-orang, selama dia tidak
melanggar hokum keadilan.” Jadi, ada saatnya keadilan dan etika
meminta agar yang professional mengorbankan kepentingannya sendiri
demi orang lain.
Di sisi lain, pandangan perdagangan yang sangat egois mendorong
pengejaran kepentingan pribadi tanpa batas – sebuah pengejaran yang
mengarahkan pada keegoisan. Ada perbedaan antara perilaku yang dapat
7

diterima (perilaku yang mementingkan diri sendiri) dan perilaku yang
secara etis tidak pantas (perilaku tidak egois). Dalam dunia etis, timbul
kesempatan di mana kita harus mengorbankan kepentingan sendiri untuk
orang lain atau demi kebaikan bersama.
Kita dapat berpendapat bahwa justru karena pengetahuan ahli,
pandangan ini harus ditinggalkan. Kapan pun pengetahuan khusus
dibutuhkan untuk memberikan layanan kepada orang lain, hal ini
menciptakan kesenjangan pengetahuan dan kesenjangan kekuasaan. Hal
ini menghasilkan hubungan ketergantungan, di mana seseorang perlu
mengandalkan saran satu sama lain. Potensi ada sehingga dapat terjadi
penyalahgunaan kekuasaan dan memanfaatkan orang lain. Misalnya,
seorang

dokter

yang

mencari

kompensasi

tambahan

dapat

merekomendasikan prosedur yang tidak dibutuhkan seorang pasien.
Pasien akan bergantung pada rekomendasi dokter karena pasien tersebut
tidak

memiliki

pengetahuan

khusus.

Etika

masyarakat

kita

mengamanatkan bahwa mereka dengan pengetahuan yang unggul
memiliki kewajiban untuk tidak menyalahgunakan pengetahuan tersebut
atau menggunakannya tanpa diam-diam mengambil keuntungan. Oleh
karena itu, yang profesional harus mematuhi aturan etis.

C. Ciri-Ciri Profesi
1. Profesi adalah suatu pekerjaan mulia
2. Untuk menekuni profesi inidiperlukan pengetahuan, keahlian dan
keterampilan tinggi
3. Pengetahuan, keahlian,

dan

keterampilan

diperoleh

melalui

pendidikan formal, pelatihan, dan praktik/pengalaman langsung
4. Memerlukan komitmen moral (kode etik) yang ketat
5. Profesi ini berdampak luas bagi kepentingan masyarakat umum

8

6. Profesi ini mampu memberikan penghasilan/nafkah bagi penyandang
profesi untuk hidup layak
7. Ada organisasi profesi sebagi wadah untuk bertukar pikiran,
mengembangkan program pelatihan dan pendidikan lanjutan, serta
menyempurnaka, menegakkan, dan mengawasi pelaksanaan kode
etik diantara anggota profesi tersebut.
8. Ada izin dari pemerintah untuk menekuni profesi ini
D. Kewajiban Akuntan
Sebagai seorang profesional, akuntan memiliki tiga kewajiban berikut:
1. Kompeten dan mengetahui mengenai seni dan ilmu akuntansi,
2. Mengutamakan kepentingan klien di atas kepentingan akuntan itu
sendiri, menghindari godaan untuk mengambil keuntungan dari klien,
3. Melayani kepentingan umum.

Kode etik AICPA dengan jelas mengartikulasikan tanggung jawab ini. Hal
ini menjelaskan kewajiban pertama sebagai berikut:
Kompetensi

adalah

perpaduan

dari

pendidikan

dan

pengalaman. Ini dimulai dengan penguasaan pengetahuan umum
untuk menunjukkan diri sebagai CPA. Pemeliharaan kompetensi
memerlukan komitmen terhadap pembelajaran dan peningkatan
yang harus terus berlanjut sepanjang kehidupan seorang anggota.
Ini adalah tanggung jawab masing-masing anggota. Dalam semua
perjanjian dan tanggung jawab, masing-masing anggota harus
berusaha mencapai tingkat kompetensi yang akan menjamin
bahwa kualitas layanan anggota memenuhi tingkat profesionalisme
tinggi yang dipersyaratkan oleh prinsip-prinsip ini.
Kewajiban

kedua

menghasilkan

semua

profesional

-

kewajiban untuk menjaga kepentingan terbaik klien. Ketika seorang
akuntan

9

dipekerjakan untuk melayani klien, paling tidak, ada pemahaman tersirat
bahwa akuntan akan memperhatikan kepentingan klien. "Tanda yang
membedakan sebuah profesi," menurut kodenya, "adalah penerimaan
tanggung jawabnya kepada publik ... yang terdiri dari klien.
Bagian kode yang sama juga mengakui kewajiban akuntan kepada publik:
Tanda pembeda profesi adalah penerimaan tanggung
jawabnya kepada publik. Profesi akuntan terdiri dari klien, kreditor,
pemerintah, pengusaha, investor, komunitas bisnis dan keuangan,
dan pihak lain yang mengandalkan objektivitas dan integritas CPA
untuk mempertahankan tertibnya perdagangan secara teratur.
Ketergantungan ini memberlakukan tanggung jawab kepentingan
publik terhadap CPA. Kepentingan umum didefinisikan sebagai
komunitas masyarakat sejahtera dan institusi profesi yang dilayani.
Dengan demikian, akuntan harus menerima tanggung jawab
sosial yang melekat dalam profesi mereka untuk melayani
kepentingan umum. Perhatikan bahwa tanggung jawab ini timbul,
seperti yang disebutkan di atas, "untuk menjaga tertib fungsi
perdagangan. "Perhatikan juga bahwa kepentingan umum -"
kesejahteraan kolektif masyarakat dan institusi yang melayani
profesi"- sangat mirip dengan konsep "Stakeholder," lazim dalam
literatur etika bisnis. Mengingat keterlibatan Arthur Andersen dalam
bencana Enron, penting untuk dikenali, tidak peduli apa faktanya,
bahwa Arthur Andersen

berkewajiban

untuk memperhatikan

kepentingan publik, untuk melindungi integritas sistem pasar bebas.
Kami dapat menerapkan tanggung jawab yang sama ini untuk
kepentingan umum akuntan pajak dalam skandal penghindaran
pajak KPMG.
Tentu, akuntan harus bertindak sesuai kepentingan klien,
tapi tidak jika tidak adil atau merugikan masyarakat. Itu penting
mengingat kritik pedas dalam dakwaan KPMG:

10

Sulit membayangkan apa pun yang dapat berfungsi untuk meruntuhkan
sistem perpajakan sukarela kita lebih daripada kejahatan yang terjadi hari

10

ini, di mana begitu banyak yang profesional bersatu dengan orang kaya
untuk melakukan kecurangan besar-besaran terhadap sistem pajak.
Undang-undang yang mewajibkan perusahaan publik untuk
diaudit memberikan tanggung jawab khusus kepada profesi
akuntansi. Akuntan adalah penjaga gerbang yang ditunjuk oleh
masyarakat; Karena mereka memegang posisi istimewa itu, oleh
karena itu, mereka bertanggung jawab kepada masyarakat umum.
Ini membawa kita pada karakteristik terakhir Huebner dari
seorang profesional: "Praktisi harus memiliki semangat setia
kepada

rekan-rekan

sepelatihan,

dalam

keterlibatannya

menjunjung tujuan bersama yang mereka anut, dan seharusnya
tidak membiarkan tindakan tidak profesional mempermalukan
seluruh profesi itu. "Ini sesuai dengan karakteristik ketujuh AICPA
dalam sebuah profesi: "sebuah organisasi yang mengabdikan diri
untuk kemajuan kewajiban sosial kelompok tersebut." Dengan
demikian, AICPA dan anggotanya memiliki tanggung jawab kritis
terhadap masyarakat. Jika melakukan audit dan layanan konsultasi
untuk perusahaan yang sama mengganggu objektivitas akuntan,
misalnya, AICPA harus mengembangkan cara yang memungkinkan
akuntan memenuhi kewajibannya kepada masyarakat umum.
Karena tanggung jawab bersama mereka terhadap berbagai
kelompok - klien, rekan kerja, dan masyarakat - tidak dapat
dipungkiri bahwa akuntan kadang-kadang menghadapi tekanan
yang bertentangan. Bagaimana akuntan bisa menangani tekanan
ini? Kode Etik AICPA mengatakan, "Dalam menyelesaikan konflik
tersebut, anggota harus bertindak dengan integritas, berpedoman
pada ajaran bahwa ketika anggota memenuhi tanggung jawab
mereka kepada masyarakat, kepentingan klien dan pengusaha.
Akibatnya, ini berarti bahwa tindakan yang tampaknya berada
dalam kepentingan klien atau majikan tidak dapat dilakukan jika
tindakan

tersebut tidak sesuai dengan

Penampilan bisa salah dan menyesatkan.

11

kepentingan

publik.

11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Permasalahan etika terkait akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen melibatkan pihak akuntan profesional di dalam internal
perusahaan. Akuntan yang berada di dalam internal perusahaan tentunya
sangat berperan didalam budaya kerja perusahaan, bahkan disebutkan
pula bahwa seharusnya akuntan di dalam perusahaan bergerak aktif
untuk mendorong pembangunan budaya kerja yang memegang etika di
dalam perusahaan. Akan tetapi akuntan profesional tidak terlepas dari
ancaman yang ada dengan bekerja di dalam perusahaan. Akuntan
profesional yang bekerja di dalam lingkungan internal perusahaan juga
memikul beban berat untuk memegang teguh prinsip dasar etikadan juga
independensinya.

Apabila

akuntan

tidak

dapat

melakukannya,

makaakuntan akan dapat dengan mudah terlibat di dalam permasalahan
yang ada pada perusahaan.

B. Saran
Kelompok kami memberikan saran bahwa ketika kita menjadi seorang
akuntan yang profesional, disitulah kita harus membuktikan bahwa kita
benar-benar profesional dalam bidang itu, sehingga orang-orang yang
ada di sekitar kita dan mempercayai kita mampu memberikan
penghargaan yang luar biasa karena tidak semua orang bisa melakukan
hal tersebut dengan baik. Dengan adanya etika yang diciptakan, maka
perlulah kita menggunakan etika itu dengan baik sehingga profesi yang
kita jalankan mampu berkembang dan memberikan manfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan dan kita sendiri serta perusahaan di mana kita
bekerja.
`12

DAFTAR PUSTAKA

Duska, R., & Duska, B. S. (2003). Accounting Ethics. Wiley-Blackwell.
Online, F. E. (2017, Mei 7). FEKOOL. Retrieved from
http://fekool.blogspot.co.id/2017/05/memahami-karakteristikprofesi-akuntansi.html

iv