Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Two Stay Two Stray Berdasar Teori Dienes dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD T1 292008007 BAB I
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1
Latar Belakang
Belajar matematika penting untuk kehidupan sahari-hari, karena setiap
harinya kita tidak terlepas dari penggunaan matematika mulai dari teori bilangan
aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Matematika merupakan
ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan
teknologi saat ini berkembang pesat, untuk itu matematika menjadi sangat
penting. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Oleh karena itu, matematika
diberikan disemua jenjang sekolah baik jenjang pendidikan dasar maupun
menengah, khususnya jenjang pendidikan dasar yang dipandang sangat penting.
Jenjang pendidikan dasar dipandang sangat penting karena merupakan
pondasi dari pembelajaran matematika. Pondasi itu berupa pengetahuan mengenai
konsep materi pada mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar. Pendidikan
Sekolah Dasar sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, menurut
kurikulum
2006,
bertujuan
antara
lain
siswa
memiliki
kemampuan
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol. Hal ini mengisyaratkan bahwa
gagasan harus dituangkan dalam bentuk simbol matematika, seperti rumus-rumus
dalam matematika. Pelajaran matematika dengan menggunakan rumus pada
dasarnya sangatlah abstrak. Soedjadi dalam Muhsetyo (2011:2.1) menyatakan
bahwa “keabstrakan matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta,
konsep, operasi dan prinsip”. Ciri keabstrakan matematika beserta ciri lainnya
yang tidak sederhana, menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari dan
pada akhirnya banyak siswa yang tidak tertarik terhadap matematika. Agar siswa
senang belajar matematika, guru hendaklah memilih dan menggunakan strategi,
pendekatan, metode, dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam
belajar, baik mental, fisik, maupun sosial. Untuk itu guru dapat menggunakan
rencana yang cermat dalam pembelajaran, salah satunya guru dapat menggunakan
1
2
model pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson & Johnson dalam Isjoni (2007 :
19) cooperative learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam
suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan
maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok
tersebut.
Menurut Artzt & Newman dalam Trianto (2009:56) mengatakan belajar
kooperatif “siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugastugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama”. Ada banyak model
pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah model pembelajaran two stay two
stray yang dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Model ini dapat
digunakan pada semua materi pelajaran dan tingkat usia. Struktur dua tinggal dua
tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan
informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan dengan cara saling
mengunjungi atau bertamu antar kelompok untuk berbagi informasi. Tetapi siswa
yang memiliki kemampuan lebih cenderung tidak mau bekerja dalam kelompok
karena siswa yang kemampuannya kurang hanya mengandalkan temannya yang
pintar. Untuk mengatasinya diperlukan suatu siasat agar siswa tidak merasa
bekerja dalam kelompok.
Sesuai Peraturan Pemerintah No.19 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pasal 19, ayat (1) yang lebih dikenal dengan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif Menyenangkan) dapat dijadikan siasat agar siswa tidak merasa bekerja
dalam kelompok. Pembelajaran aktif, kreatif efektif dan menyenangkan sesuai
dengan teori belajar matematika menurut Dienes. Pada teori belajar Dienes,
ditekankan pada pembentukan konsep-konsep melalui permainan. Melalui
permainan ini siswa akan aktif belajar dan pembelajaran akan mmenyangkan bagi
siswa. Konsep permainan menurut Dienes mengarah pada pembentukan konsep
yang abstrak. Sedangkan karakteristik matematika adalah berangkat dari hal yang
konkret ke abstrak. Karakteristik metematika yang berangkat dari konkret ke
abstrak sangat sesuai dengan tahap perkembangan anak menurut Piaget yaitu
operasional konkret (7-12) tahun. Periode ini disebut operasai konkret sebab
3
berpikir logiknya didasarkan atas manipulasi fisik dari objek-objek. Pengerjaan –
pengerjaan logika dapat dilakukan dengan berorientasi objek-objek atau peristiwaperistiwa yang langsung dialami anak. Peristiwa yang langsung dialami anak
dapat membantu dalam pemahaman konsep suatu materi. Dengan demikian teori
belajar Dienes sangatlah cocok diterapkan untuk menutupi kelemahan dari
pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Dalam pembelajaran Dienes juga mempunyai
kelemahan yaitu siswa cenderung hanya bermain tanpa memahami materi. Agar
dalam pembelajaran siswa tidak hanya bermain maka setiap siswa perlu dibebani
tanggungjawab berupa tugas - tugas. Jadi selain bermain siswa mempunyai
tanggungjawab menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Dari penjelasan di atas sangat menarik pengembangan model pembelajaran
two stay two stray berdasar teori Dienes dalam pembelajaran matematika pada
siswa kelas V SD.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan yaitu siswa belum terlibat aktif dalam pembelajaran dan siswa
belum memahami konsep dari materi yang diberikan. Hal ini akan mengakibatkan
tidak tertanamnya konsep materi pada siswa dan tidak tercapainya hasil belajar
yang maksimal.
1.3
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah
model two stay two stray berdasar teori Dienes dalam pembelajaran matematika
pada siswa kelas V SD yang dikembangkan efektif dalam pembelajaran?
1.4
Tujuan Penelitian
Penelitian
pengembangan
ini
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
mengembangkan model two stay two stray berdasar teori Dienes dalam
pembelajaran matematika untuk siswa kelas V SD.
4
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1
Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan
untuk mengembangkan dunia pendidikan khususnya dalam hal pengembangan
model pembelajaran matematika berdasar teori Dienes untuk siswa kelas V SD.
1.5.2
Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep
materi matematika yang diberikan. Manfaat bagi guru kelas, mengetahui praktek
pengembangan teori pembelajaran dienes dari pengamatan yang dilakukan.
Sebagai dokumen laporan penelitian yang bermanfaat untuk perpustakaan dan
akreditasi sekolah.
LATAR BELAKANG
1.1
Latar Belakang
Belajar matematika penting untuk kehidupan sahari-hari, karena setiap
harinya kita tidak terlepas dari penggunaan matematika mulai dari teori bilangan
aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Matematika merupakan
ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan
teknologi saat ini berkembang pesat, untuk itu matematika menjadi sangat
penting. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Oleh karena itu, matematika
diberikan disemua jenjang sekolah baik jenjang pendidikan dasar maupun
menengah, khususnya jenjang pendidikan dasar yang dipandang sangat penting.
Jenjang pendidikan dasar dipandang sangat penting karena merupakan
pondasi dari pembelajaran matematika. Pondasi itu berupa pengetahuan mengenai
konsep materi pada mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar. Pendidikan
Sekolah Dasar sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, menurut
kurikulum
2006,
bertujuan
antara
lain
siswa
memiliki
kemampuan
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol. Hal ini mengisyaratkan bahwa
gagasan harus dituangkan dalam bentuk simbol matematika, seperti rumus-rumus
dalam matematika. Pelajaran matematika dengan menggunakan rumus pada
dasarnya sangatlah abstrak. Soedjadi dalam Muhsetyo (2011:2.1) menyatakan
bahwa “keabstrakan matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta,
konsep, operasi dan prinsip”. Ciri keabstrakan matematika beserta ciri lainnya
yang tidak sederhana, menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari dan
pada akhirnya banyak siswa yang tidak tertarik terhadap matematika. Agar siswa
senang belajar matematika, guru hendaklah memilih dan menggunakan strategi,
pendekatan, metode, dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam
belajar, baik mental, fisik, maupun sosial. Untuk itu guru dapat menggunakan
rencana yang cermat dalam pembelajaran, salah satunya guru dapat menggunakan
1
2
model pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson & Johnson dalam Isjoni (2007 :
19) cooperative learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam
suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan
maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok
tersebut.
Menurut Artzt & Newman dalam Trianto (2009:56) mengatakan belajar
kooperatif “siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugastugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama”. Ada banyak model
pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah model pembelajaran two stay two
stray yang dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Model ini dapat
digunakan pada semua materi pelajaran dan tingkat usia. Struktur dua tinggal dua
tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan
informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan dengan cara saling
mengunjungi atau bertamu antar kelompok untuk berbagi informasi. Tetapi siswa
yang memiliki kemampuan lebih cenderung tidak mau bekerja dalam kelompok
karena siswa yang kemampuannya kurang hanya mengandalkan temannya yang
pintar. Untuk mengatasinya diperlukan suatu siasat agar siswa tidak merasa
bekerja dalam kelompok.
Sesuai Peraturan Pemerintah No.19 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pasal 19, ayat (1) yang lebih dikenal dengan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif Menyenangkan) dapat dijadikan siasat agar siswa tidak merasa bekerja
dalam kelompok. Pembelajaran aktif, kreatif efektif dan menyenangkan sesuai
dengan teori belajar matematika menurut Dienes. Pada teori belajar Dienes,
ditekankan pada pembentukan konsep-konsep melalui permainan. Melalui
permainan ini siswa akan aktif belajar dan pembelajaran akan mmenyangkan bagi
siswa. Konsep permainan menurut Dienes mengarah pada pembentukan konsep
yang abstrak. Sedangkan karakteristik matematika adalah berangkat dari hal yang
konkret ke abstrak. Karakteristik metematika yang berangkat dari konkret ke
abstrak sangat sesuai dengan tahap perkembangan anak menurut Piaget yaitu
operasional konkret (7-12) tahun. Periode ini disebut operasai konkret sebab
3
berpikir logiknya didasarkan atas manipulasi fisik dari objek-objek. Pengerjaan –
pengerjaan logika dapat dilakukan dengan berorientasi objek-objek atau peristiwaperistiwa yang langsung dialami anak. Peristiwa yang langsung dialami anak
dapat membantu dalam pemahaman konsep suatu materi. Dengan demikian teori
belajar Dienes sangatlah cocok diterapkan untuk menutupi kelemahan dari
pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Dalam pembelajaran Dienes juga mempunyai
kelemahan yaitu siswa cenderung hanya bermain tanpa memahami materi. Agar
dalam pembelajaran siswa tidak hanya bermain maka setiap siswa perlu dibebani
tanggungjawab berupa tugas - tugas. Jadi selain bermain siswa mempunyai
tanggungjawab menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Dari penjelasan di atas sangat menarik pengembangan model pembelajaran
two stay two stray berdasar teori Dienes dalam pembelajaran matematika pada
siswa kelas V SD.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan yaitu siswa belum terlibat aktif dalam pembelajaran dan siswa
belum memahami konsep dari materi yang diberikan. Hal ini akan mengakibatkan
tidak tertanamnya konsep materi pada siswa dan tidak tercapainya hasil belajar
yang maksimal.
1.3
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah
model two stay two stray berdasar teori Dienes dalam pembelajaran matematika
pada siswa kelas V SD yang dikembangkan efektif dalam pembelajaran?
1.4
Tujuan Penelitian
Penelitian
pengembangan
ini
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
mengembangkan model two stay two stray berdasar teori Dienes dalam
pembelajaran matematika untuk siswa kelas V SD.
4
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1
Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan
untuk mengembangkan dunia pendidikan khususnya dalam hal pengembangan
model pembelajaran matematika berdasar teori Dienes untuk siswa kelas V SD.
1.5.2
Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep
materi matematika yang diberikan. Manfaat bagi guru kelas, mengetahui praktek
pengembangan teori pembelajaran dienes dari pengamatan yang dilakukan.
Sebagai dokumen laporan penelitian yang bermanfaat untuk perpustakaan dan
akreditasi sekolah.