PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DALAM MATA PELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD KANISIUS KLEPU SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 20102011 SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DALAM MATA PELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD KANISIUS KLEPU SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Sisilia Trimurningsih NIM : 091134162 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

METODE EKSPERIMEN DALAM MATA PELAJARAN IPA

MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V

SD KANISIUS KLEPU SEMESTER GENAP

TAHUN AJARAN 2010/2011

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  

Oleh:

Sisilia Trimurningsih

NIM : 091134162

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

  

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Saya percaya bahwa sehelai rumput tidak lebih kecil artinya dari riwayat sekumpulan bintang-bintang.

  Tetapi manusia memiliki arti dan potensi yang luar biasa besar, jauh melebihi apa yang dapat dia bayangkan.

  Karya tulis ini saya persembahkan untuk: Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberkati aku Ayah dan Ibuku tersayang Kakakku dan keponakanku Teman-teman S1 PGSD yang selalu memberikan motivasi Dan semua pihak yang telah membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

METODE EKSPERIMEN DALAM MATA PELAJARAN IPA

MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V

SD KANISIUS KLEPU SEMESTER GENAP

TAHUN AJARAN 2010/2011

  Sisilia Trimurningsih Universitas Sanata Dharma

  2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada materi sifat-sifat cahaya di Sekolah Dasar

  Kanisius Klepu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan subyek penelitian siswa kelas V Sekolah Dasar Klepu yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 17 siswa putra dan 13 siswa putri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda dan isian singkat. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengkaji data adalah teknik perbandingan, dimana peneliti membandingkan peningkatan persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM dan nilai rata-rata dari siklus I dan siklus II. Teknik analisis data didapat dari hasil evaluasi akhir yang telah memenuhi nilai KKM pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I siswa yang memenuhi KKM mencapai 67 % dengan nilai rata-rata 66. Hal ini lebih besar daripada kondisi awal Yang memenuhi KKM sebesar 41 % dengan nilai rata-rata 61. Pada siklus II, siswa yang memenuhi KKM sebesar 77 % dengan nilai rata-rata 72.

  Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, nilai rata-rata dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dapat meningkat. Kata Kunci : prestasi belajar, metode eksperimen, dan sifat-sifat cahaya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

PERFORMANCE IMPROVEMENT STUDY USING

EXPERIMENTAL METHODS SUBJECTS SCINCE NATURE OF

MATTER

  • – NATURE OF LIGHT IN ELEMENTARY SCHOOL

  

STUDENT IN GRADES V CANISIUS KLEPU SEMESTER

ACADEMIC YEAR 2010/2011

  Sisilia Trimurningsih Sanata Dharma University

  2011 This study aims to find out that learning by using the experimental method on the material properties of the light at Canisius Klepu Elementary School can improve student achievement.

  This research is a class act, with the subject research of the fifth graders in Elementary School amounting to 30 students who consists of 17 boys and 13 female student. The instrument used in this study was multiple choice questions and short field. Data analysis technique used to assess the comparison data is a comparative tecnique, in which researcher compare percentage rice from number of students who meet the KKM in cycle I and cycle II by using a determined formula.

  The result show that the cycle I, student who meet the KKM reach 67 % with an average value of 66. It is larger than the initial condition that meet KKM by 41 % with the average value 61. In the cycle II, students who meet the KKM by 77 % with an average value of 72.

  From the analysis, it can be concluded that after the students do the learning activities by using the experimental method, the average value and student number percentage that meet KKM can increase.

  Keywords: prestasi belajar, metode eksperimen, dan sifat-sifat cahaya

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang telah diberikan pada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program S1 PGSD USD.

  Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu hingga Skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1.

  Drs. T. Sarkim, M.Ed. Ph.D., selaku Dekan Universitas Sanata Dharma.

  2. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi PGSD USD dan dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., selaku Wakaprodi dan dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  4. A. Yance Eko Sutopo, S.Pd., selaku Kepala SD Kanisius Klepu yang telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian.

  5. Wali kelas V SD Kanisius Klepu yang telah mengijinkan dan membimbing saya dalam melaksanakan penelitian.

  6. Siswa-siswa kelas V yang telah membantu selama penelitian 7.

  Ayah dan ibu di rumah yang telah memberi dukungan secara penuh dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................... vi ABSTRAK ............................................................................................... vii ABSTRACT ............................................................................................. viii KATA PENGANTAR ............................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................ xi DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah ..............................................

  B.

  3 Pembatasan Masalah ....................................................

  C.

  4 Perumusan Masalah .....................................................

  D.

  4 Pemecahan Masalah ....................................................

  G.

  19 2. Cahaya menembus benda bening ............................

  25 E. Pembelajaran Sains dengan Menggunakan Metode Eksperimen ..................................................................

  24 3.Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen ......

  23 2.Langkah-langkah Metode Eksperimen .....................

  23 D. Metode Eksperimen ...................................................... 23 1.Pengertian Metode Eksperimen ................................

  22 5. Cahaya dapat diuraikan ...........................................

  21 4. Cahaya dapat dibiaskan ...........................................

  20 3. Cahaya dapat dipantulkan ........................................

  18 C. Sifat-sifat cahaya .......................................................... 19 1. Cahaya merambat lurus ...........................................

  Manfaat Penelitian ......................................................

  18 3.IPA ditinjau dari Aspek Sikap ..................................

  17 2.IPA ditinjau dari Aspek Proses .................................

  8 B. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam ................................. 16 1.IPA ditinjau dari Aspek Produk ................................

  7 2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .

  7 1.Pengertian Prestasi Belajar .......................................

  7 A. Prestasi Belajar .............................................................

  5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA ...........................................................

  27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB III. METODE PENELITIAN .....................................................

  30 A. Jenis Penelitian ............................................................. 30 B.

  Setting Penelitian ......................................................... 32 C. Prosedur Penelitian ...................................................... 33 D.

  Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ............. 42 E. Analisis Data ................................................................ 49 1. Kriteria Keberhasilan .........................................

  49 2. Analisis Data ......................................................

  49 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................

  51 A. Hasil Penelitian ............................................................. 51 1.Siklus I ......................................................................

  51 2.Siklus II .....................................................................

  55 B. Pembahasan ................................................................. 58 BAB V. PENUTUP ............................................................................

  65 A. Kesimpulan .....................................................................

  65 B. Saran ...............................................................................

  66 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

  67 LAMPIRAN .............................................................................................

  69 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1 Jadwal Penelitian ........................................................................

  33 Tabel 2 Peubah, Indikator, Data, Pengumpulan Data dan Instrumen .....

  42 Tabel 3 Kisi-kisi Soal Siklus I .................................................................

  43 Tabel 4 Penskoran Soal Siklus I .............................................................

  44 Tabel 5 Kisi-kisi Soal Siklus II ...............................................................

  45 Tabel 6 Penskoran Soal Siklus II ............................................................

  46 Tabel 7 Peubah, Indikator, Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II .................

  49 Tabel 8 Nilai Hasil Evaluasi Siklus I .......................................................

  52 Tabel 9 Data Hasil Evaluasi Siklus II ......................................................

  55 Tabel 10 Perbandingan Nilai Ulangan Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan ....................................................................................

  59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1 Cahaya merambat lurus ...........................................................

  20 Gambar 2 Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus benda .................................................................................................

  20 Gambar 3 Pemantulan baur dan pemantulan teratur ................................

  21 Gambar 4 Cahaya dapat dibiaskan ...........................................................

  22 Gambar 5 Cakram warna .........................................................................

  23 Gambar 6 Alur siklus PTK ........................................................................

  30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1 Silabus ..................................................................................

  69 Lampiran 2 RPP Siklus I Pertemuan 1 .....................................................

  71 Lampiran 3 RPP Siklus I Pertemuan 2 ......................................................

  74 Lampiran 4 RPP Siklus II Pertemuan 1 ...................................................

  77 Lampiran 5 RPP Siklus II Pertemuan 2 ....................................................

  80 Lampiran 6 LKS Sklus I Pertemuan 1 .....................................................

  83 Lampiran 7 LKS Sklus I Pertemuan 2 ......................................................

  86 Lampiran 8 LKS Sklus II Pertemuan 1 .....................................................

  90 Lampiran 9 LKS Sklus II Pertemuan 2 .....................................................

  92 Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus I .........................................................

  94 Lampiran 11 Soal Evaluasi Siklus II ........................................................

  97 Lampiran 12 Kunci Jawaban Siklus I ...................................................... 100 Lampiran 13 Kunci Jawaban Siklus II ..................................................... 101 Lampiran 14 Data Nilai Kondisi Awal .................................................... 102 Lampiran 15 Foto Kegiatan Belajar Siklus I ........................................... 103 Lampiran 16 Foto Kegiatan Belajar Siklus II .......................................... 104 Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ................................... 105 Lampiran 18 Surat Pernyataan Telah Mengadakan Penelitian ................ 106

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi,

  karena di dalam pendidikan itu terdapat berbagai macam komponen yang menunjang terbentuknya suatu kepribadian manusia. Pendidikan menjadi hal yang mendasar bagi manusia untuk mengembangkan diri, sehingga kualitas dan kuantitas hidupnya dapat semakin meningkat.

  Dalam suatu pembelajaran setidaknya perlu adanya kelas yang hidup atau kelas yang aktif. Suatu kelas dikatakan aktif apabila kelas itu penuh rasa ingin tahu, sehingga menimbulkan siswa untuk bertanya pada guru dan suasana kelas menjadi hidup dengan keaktifan siswa tersebut. Saat ini masih banyak kita jumpai pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang cenderung menggunakan metode ceramah. Dimana penggunaan metode ceramah ini hanya terjadi komunikasi satu arah saja. Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah secara terus-menerus tidak efektif. Hal ini dapat mengakibatkan siswa merasa bosan, mengantuk, bermain sendiri, dll. Melihat kenyataan seperti ini membuat kita sebagai calon guru merasa prihatin.

  Peneliti ingin mencoba mengunakan metode eksperimen pada pembelajaran

  IPA. Peneliti berharap penggunaan metode eksperimen ini dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran IPA, khususnya materi sifat-sifat cahaya.

  Metode ini mengajak siswa untuk terjun langsung dalam kegiatan pembelajaran dan diharapkan pemahamannya menjadi lebih jelas dibandingkan dengan siswa yang hanya mendengar saja.

  Pada kenyataannya pelajaran IPA merupakan pelajaran yang menyenangkan karena berkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Pada materi sifat-sifat cahaya tentunya sangat berkaitan dengan kehidupan sehari- hari. Contoh-contoh penerapan materi sifat-sifat cahaya dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: ketika berenang kaki kita terlihat lebih pendek merupakan sifat cahaya yang dapat dibiaskan, boneka yang diletakkan dalam lemari kaca dapat kita lihat adalah sifat cahaya yang dapat menembus benda bening, dll. Pembelajaran IPA yang seharusnya menjadi menyenangkan akan terasa membosankan bagi siswa karena guru dalam pembelajarannya hanya terpaku pada buku paket dan jarang menggunakan alat peraga, sehingga pembelajaran menjadi pasif. Tipe pembelajaran seperti ini dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan data yang didapat dari kelas V SD Kanisius Klepu Tahun Pelajaran 2009/2010, nilai rata-rata siswa untuk materi sifat-sifat cahaya adalah 61. Kemudian untuk persentase jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 41 % dari siswa sebanyak 29. KKM di SD Kanisius Klepu adalah 65.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba untuk menerapkan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar IPA yaitu metode eksperimen. Peneliti mencoba menggunakan metode eksperimen untuk membuktikan apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA atau tidak.

B. Pembatasan Masalah

  Dalam melakukan penelitian ini tidak mungkin masalah tersebut dapat teratasi dalam waktu yang singkat dengan semua kemungkinan ada penyebab dan masalah yang akan dihadapi. Maka penelitian ini hanya dibatasi pada: 1.

  Prestasi belajar IPA siswa kelas V semester genap SD Kanisius Klepu. 2. :

  Standar Kompetensi

  6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model Kompetensi Dasar :

  6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya 3. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Peneliti menggunakan metode ini untuk meningkatkan pemahaman siswa, karena dengan melakukan kegiatan eksperimen diharapkan siswa akan belajar menemukan sendiri pengetahuan itu.

  4. Penelitian ini ditujukan pada siswa kelas V SD Kanisius Klepu semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011

  C. Perumusan Masalah

  Apakah pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA dalam materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Kanisius Klepu semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011? D.

   Pemecahan Masalah

  Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode eksperimen.

  E. Batasan Pengertian

  Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan multi tafsir tentang suatu istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini maka perlu pembatasan seperti: 1.

  Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari kegiatan balajar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka.

  2. Metode eksperimen adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dimana siswa dalam pembelajarannya melakukan kegiatan untuk membuktikan suatu konsep.

  3. Sifat-sifat cahaya merupakan suatu bentuk yang dihasilkan oleh cahaya terhadap perlakuan yang meliputi: a.

  Cahaya merambat lurus b. Cahaya menembus benda bening c. Cahaya dapat dipantulkan d. Cahaya dapat dibiaskan e. Cahaya mengalami penguraian warna F.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui prestasi belajar yang nampak pada nilai rata-rata siswa kelas V di SD Kanisius Klepu semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011 setelah menggunakan metode eksperimen.

  2. Untuk mengetahui prestasi belajar yang nampak pada persentase jumlah siswa yang mencapai KKM kelas V di SD Kanisius Klepu semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011 setelah menggunakan metode eksperimen.

G. Manfaat Penelitian 1.

  Bagi peneliti Merupakan pengalaman berharga untuk menerapkan metode eksperimen sehingga dapat diterapkan pada materi pokok yang lain untuk dapat menggunakan metode eksperimen.

  2. Bagi rekan-rekan guru Merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk materi pokok lain dan di kelas yang berbeda.

  3. Bagi sekolah Laporan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses belajar mengajar IPA di Sekolah Dasar.

  4. Bagi Prodi PGSD Laporan penelitian ini dapat menambah referensi bacaan yang dimanfaatkan untuk teman-teman dan sebagai contoh penelitian tindakan kelas.

  5. Bagi pembaca Laporan penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca tentang metode pembelajaran yang dapat digunakan di Sekolah Dasar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar a. Menurut Winkel (1996:226) Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh

  seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

  b.

  Menurut Arif Gunarso (1993:77) Prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

  c.

  Menurut Saifudin Anwar (2005:8) Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Testing pada hakekatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal, tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif bahkan ebtanas dan ujian masuk perguruan tinggi.

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar dengan diukur melalui suatu tes.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

  a. Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu: kecerdasan/inteligensi, bakat, minat, dan motivasi. 1)

  Kecerdasan/inteligensi Menurut Hamdani (2010:139) kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya inteligensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, faktor inteligensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

  Menurut Kartono (1999:1) kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.

  Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa inteligensi adalah semakin tinggi kemampuan inteligensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.

  Dari pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa inteligensi yang baik merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar. Inteligensi sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Tingkat inteligensi yang baik semakin bagus perkembangan anak tersebut dan sebaliknya. 2)

  Bakat Menurut Hamdani (2010:141) bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pasa masa yang akan datang.

  Menurut Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.

  Kartono (1995:2) menyatakan bahwa bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.

  Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan bahwa bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.

  Dari pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa terbentuknya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar pada bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

  3) Minat

  Menurut Winkel (1996:24) minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

  Menurut Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.

  Menurut Sardiman (1992:76) minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri.

  Berdasarkan pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa minat yang besar berpengaruh terhadap belajar atau kegiatan. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan, sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

  4) Motivasi

  Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.

  Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

  Nasution (1995:73) mengatakan bahwa motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

  Sardiman (1992:77) mengatakan bahwa motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukannya.

  Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

  Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan dalam diri siswa akan timbul inisiatif untuk menekuni pelajaran.

  Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.

  b. Faktor ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman keadaan keluarga, keadaan sekolah dan keadaan masyarakat.

  1) Keadaan keluarga

  Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Selanjutnya Slameto (1995:58) mengatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia.

  Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) mengatakan bahwa keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. 2)

  Keadaan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

  Lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi: cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

  Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan dan memeiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.

  ” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar. 3)

  Keadaan masyarakat Lingkungan merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat besar pengarunya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Kartono (1995:5) berpendapat bahwa lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak - anak yang sebayanya.

  Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya jika anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran maka anak pun dapat terpengaruh.

  Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa tinggal di suatu di lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

B. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

  Pendidikan IPA merupakan salah satu aspek pendidikan dengan menggunakan IPA sebagai alatnya untuk mencapai tujuan pendidikan IPA khususnya. Sebelum melangkah lebih jauh lagi, hendaknya kita mengetahui pengertian dari IPA. Berikut ini merupakan beberapa pengertian IPA:

  Menurut Fisher (1975) dalam Moh. Amin (1987:4) menyatakan IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi.

  Menurut Carin (1985) dalam Moh. Amin (1987:4) IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA ditunjukkan tidak hanya oleh kumpulan fakta saja (produk ilmiah) tetapi juga timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

  Menurut Depdikbud (1995:17) IPA adalah hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan.

  IPA merupakan ilmu pengetahuan yang dinamis, tidak statis, baik dalam prinsip maupun dalam praktik. Berdasarkan uraian di atas kita tahu bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan berupa gagasan, konsep, prinsip dan gagasan yang tersusun secara sistematis dan diperoleh melalui pengalaman, pengamatan fakta yang ada. Dari uraian di atas IPA dapat lebih diperjelas lagi sebagai berikut: 1.

  IPA ditinjau dari Aspek Produk Istilah produk (hasil) yang diterapkan pada prinsip-prinsip, hukum- hukum, dan teori-teori di dalam IPA menyatakan bahwa fakta-fakta atau konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum atau teori-teori itu buatan manusia dalam rangka memahami dan menjelaskan alam bersama dengan berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya. Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi yang dapat berupa keadaan, sifat atau peristiwa.

  Konsep adalah suatu ide yang merupakan generalisasi dari berbagai peristiwa dan pengalaman khusus yang dinyatakan dengan istilah atau simbol tertentu yang dapat diterima sesuai budaya setempat. (Kartika Budi, 1980:162)

  Prinsip dan hukum adalah hubungan sebab akibat antara dua konsep atau lebih yang merupakan generalisasi dari beberapa kejadian khusus.

  Yang membedakan hukum dan prinsip adalah hukum memiliki ciri khas, antara lain ditentukan secara khusus, bermanfaat untuk pengembangan ilmu selanjutnya dan untuk memecahkan berbagai masalah IPA serta diberi nama khusus sebagai apresiasi pada penemuannya yang pertama kali mensosialisasikan atau orang yang berjasa dalam bidangnya.

  Teori adalah suatu generalisasi prinsip-prinsip ilmiah yang berkaitan dan yang menjelaskan gejala-gejala ilmiah. Teori menghubungkan, menerangkan dan meramalkan berbagai macam hasil eksperimen dan observasi melalui cara-cara yang paling sederhana sampai cara yang paling kompleks.

2. IPA ditinjau dari Aspek Proses

  Aspek proses yaitu cara memperoleh pengetahuan. Metode ini dikenal sebagai metode keilmuan atau metode ilmiah. Jadi proses IPA adalah eksperimen yang meliputi penemuan masalah dan perumusannya, perumusan hipotesis, merancang percobaan, melaksanakan pengukuran, menganalisis data dan menarik kesimpulan. (Kartika Budi, 1998:161) 3.

  IPA ditinjau dari Aspek Sikap Aspek sikap adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru, diantaranya tanggung jawab, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, jujur, dan terbuka terhadap pendapat orang lain. (Sarkim, 1998:134). Ciri-ciri sikap ilmiah: obyektif terhadap fakta, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, berhati terbuka, tidak mencampuradukkan antara pendapat dengan fakta, teliti dalam mengamati dan sifat ingin menyelidiki.

C. Sifat-sifat Cahaya

  Cahaya berasal dari sumber cahaya. Contoh sumber cahaya adalah matahari, bintang, api, lampu, dll. Sifat-sifat cahaya meliputi: cahaya merambat lurus, cahaya menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat diuraikan. Sifat-sifat cahaya tersebut akan dijelaskan lebih luas di bawah ini.

1. Cahaya merambat lurus

  Saat berjalan di kegelapan, kita memerlukan senter. Ketika senter dinyalakan, arah rambatan cahaya yang keluar dari senter tersebut menurut garis lurus.

  Gambar 1. Cahaya merambat lurus 2.

  Cahaya menembus benda bening Kaca jendela rumah merupakan kaca bening. Cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah karena kaca merupakan benda bening.

  Apabila kaca tersebut ditutup oleh triplek maka cahaya tidak dapat masuk ke dalam rumah. Hal ini membuktikan bahwa cahaya menembus benda bening. Apabila cahaya tidak dapat menembus benda maka akan membentuk bayangan.

  Gambar 2 . Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus benda

3. Cahaya dapat dipantulkan

  Senter yang dinyalakan dan diarahkan ke cermin akan memantulkan cahaya. Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan difus) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar pantul arahnya tidak beraturan. Sedangkan pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengkilap. Permukaan yang mempunyai sifat seperti ini adalah cermin. Sinar pantul yang dihasilkan oleh cermin memiliki arah yang teratur. Berdasarkan bentuk permukaannya, ada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung.

  Gambar 3. Pemantulan baur dan pemantulan teratur Keterangan : 1.

  Sinar datang 2. Permukaan cermin atau benda 3. Sinar pantul

4. Cahaya dapat dibiaskan

  Cahaya yang merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan.

  Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal, misalnya: cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal, misalnya: cahaya merambat dari air ke udara. Pembiasan cahaya sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air, pensil tersebut akan tampak patah.

  Gambar 4 . Cahaya dapat dibiaskan

5. Cahaya dapat diuraikan Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi).

  Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih, namun sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-warna pelangi.

  Gambar 5. Cakram warna D.

   Metode Eksperimen 1.

  Pengertian Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah suatu metode pembelajaran yang memberi peluang kepada guru dan siswa untuk melakukan percobaan terhadap sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu. ( Kaligis, 1992: 96)

  Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.( Ruestiyah, 1998:80) Dari pengertian di atas dapat diidentifikasi tentang metode eksperimen sebagai berikut: a.

  Adanya kegiatan percobaan baik dengan bimbingan guru maupun tanpa bimbingan guru.

  b.

  Siswa aktif, manakala ada petunjuk yang jelas tentang langkah- langkah apa yang harus ditempuh.

  c.

  Guru dapat menilai kegiatan proses dan hasil dengan obyektif.

  d.

  Siswa dapat berkreasi sesuai dengan kreativitasnya, sekaligus dapat menarik kesimpulan sendiri dari hasil percobaan.

2. Langkah-langkah Metode Eksperimen

  Adapun langkah-langkah dari metode eksperimen adalah sebagai berikut: a.

  Langkah pertama Guru menerangkan dan menjelaskan tujuan dari diadakannya eksperimen, misalnya : untuk mengetahui proses apa yang terjadi, cara bekerjanya alat, benar tidaknya hipotesis. b.

  Langkah kedua Guru atau siswa menyediakan alat-alat yang digunakan. Dalam langkah ini guru menerangkan fungsi dan cara pemakaian alat-alat tersebut.

  c.

  Langkah ketiga Guru menjelaskan langkah-langkah dalam mempertunjukkan atau mencobakan sesuatu d.

  Langkah keempat Pelaksanaan dari eksperimen dan mendemonstrasikannya.

  e.

  Langkah kelima Mencatat dan menyimpulkan hasil f. Langkah keenam

  Dalam langkah ini diadakan penilaian atau membicarakan kebaikan- kebaikan dari apa yang telah dikerjakan atau membicarakan kekurangan dan cara menanggulanginya.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen

  Muhammad Ali (1979:123), mengemukakan bahwa metode eksperimen memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

  Kelebihan Metode Eksperimen: a.

  Siswa secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan.

  b.

  Siswa memperoleh kesempatan untuk membuktikan kebenaran teoritis secara empiris melalui eksperimen.

  c.

  Siswa berkesempatan melaksanakan prosedur ilmiah, dalam rangka menguji kebenaran hipotesis.

  Kelemahan Metode eksperimen: a.

  Memerlukan sarana dan prasarana yang cukup banyak.

  b.

  Jika guru dan siswa kurang paham akan materi percobaan, dimungkinkan percobaan akan menyita waktu terlalu lama bahkan percobaan kemungkinan gagal.

  c.

  Kegagalan eksperimen akan mengakibatkan perolehan belajar yang salah atau menyimpang.

  Untuk menekan kegagalan, sebaiknya guru menempuh prosedur atau tahapan sebagai berikut: a.

  Tahap persiapan Tahap ini berupa: penetapan tujuan yang sesuai, penyediaan fasilitas, uji eksperimen sendiri dan menyusun skenario pembelajaran serta perangkat pembelajaran yang menunjang.

  b.

  Tahap pelaksanaan Pada tahap ini guru dan siswa mendiskusikan mengenai prosedur penelitian, alat dan bahan, serta membimbing siswa selama siswa melakukan percobaan. Bimbingan tersebut dilaksanakan selama proses pembelajaran sehingga siswa dapat menarik kesimpulan.

  c.

  Tahap lanjut Tahap ini berupa diskusi tentang hambatan-hambatan eksperimen, penyimpangan peralatan, hingga evaluasi akhir kegiatan percobaan E.

   Pembelajaran Sains dengan Menggunakan Metode Eksperimen

  Pembelajaran Sains dengan metode eksperimen berarti siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri apa yang sedang dipelajari. Menurut Slameto (1995:156) pembelajaran yang demikian ini bercirikan: 1.

  Bertanya, tidak semata-mata mendengarkan dan menghafal.

  2. Bertindak, tidak semata-mata melihat dan menghafal.

  3. Mencari pemecahan, tidak semata-mata mendapatkan.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 101777 SAENTIS T.A. 2013/2014.

0 5 27

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SDN SUKAHEGAR.

0 0 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD 1 LORAM KULON

0 0 24

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA MATA PELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MEDIA PERISKOP DI KELAS V MIM PANDANSARI

0 0 16

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI MENERAPKAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA KEGIATAN MEMBUAT SUATU KARYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI KEDONDONG

0 0 15

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI MENERAPKAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA KEGIATAN MEMBUAT SUATU KARYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI KEDONDONG - repository perpustakaan

0 1 18

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK KANCING GEMERINCING DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS III SD KANISIUS KINTELAN SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 20092010 SKRIPSI

0 1 156

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUIMETODE INQUIRY TERBIMBINGPADA SISWA KELAS V SD KANISIUS KALASAN DALAM HAL PENCAPAIANHASIL BELAJAR

0 0 159

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SD KANISIUS KOTABARU TAHUN AJARAN 20092010 SKRIPSI

0 2 97

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 143