PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTION POWER DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTs N) 1 BANJARNEGARA 20092010 Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Tarbiyah

  

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

BERBASIS EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTION POWER

DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTs N) 1

BANJARNEGARA 2009/2010

  

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Dalam Ilmu Tarbiyah

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

S K R I P S I

O leh:

  

SITI MUNTOFINGAH

NIM. 121 05 009

  DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl.

  Stadion 03 Telp. (0298) 323796,323433 Salatiga 50721 Website :

  

DEKLARASI

Bismillahirrahmanirrahiim

  Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan.

  Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dal am referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari temyata terdapat meteri atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungj awabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqasyah skripsi

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi Salatiga, 31 Agustus 2010

  Peneliti

  Siti Muntofingah

  12105009 Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323796,323433 Salatiga 50721 Website : E-mail: administrasi@,stainsalatiga.ac.id

  Drs. A. Sulthoni, M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Saudara Sitt Muntofingah Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum, wr. wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama Siti Muntofingah NIM : 121 05 009

  Jurusan/ progdi : Tarbiyah/ pendidikan Agama Islam Judul : PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

  BERBASIS ESQ POWER DI MTs N 1 BANJARNEGARA.

  Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian Wassalamu’alaikum wr.wb.

  Salatiga, 11 Agustus 2010 imbing Eus. A. Sulthoni. M.Pd

  NIP. 19681104 199803 1 003 Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323796,323433 Salatiga 50721 Website :

  

PENGESAHAN

  Skripsi saudara : SITI MUNTOFINGAH dengan Nomor Induk Mahasiswa :

  

121 05 009 yang beijudul: “PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS

EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTION DI MADRASAH TSANA WIYAH

NEGERI I BANJARNEGARA”.

  Telah di munaqosahkan dalam siding panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Selasa tanggal 31 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  31 Agustus 2010 M

  • Salatiga,

  21 Ramadhan 1431 H Panitia

  

MOTTO

“Kemenangan itu tidak akan dihidangkan di atas piring emas. Ia akan datang

bersamaan dengan tetesan air mata, darah, tidak tidur malam, rasa letih, rasa

lapar dan kesulitan ”

  (Dr. Aidl al-Qorni) “Jangan menjuhkan diri dari doa, karena doa dan munajat merupakan jalan untuk meraih ketenangan dan kebahagiaan. Suatu hari nanti doa-doa itu akan terkabul dan mengantarkanmu pada apa yang kamu cita-citakan ”

“Siapapun bisa marah, marah itu mudah, tetapi marah pada orang yang tepat

dengan kadar yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan tujuan yang tepat dan

dengan car a yang tepat, bukanlah hal yang mudah ”

  (Aristoteles)

  

PERSE MB A H A N

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

  

1. Kakekku Siswandi aim dan nenekku Siswandi yang telah banyak memberikan

motivasi dan dukungan.

  Bapak Parjo dan Ibu Tuniarti, yang telah memberikan segalanya untuk aku dan 2. keluargaku.

  

3. Adik-adikku, Fayatun Cholidah dan Muhammad Sugeng Abidin yang selalu

menjadi motivator buat aku.

  

4. Ayah yang selalu sabar menghadapi aku, mendampingi aku dan selalu membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Bismillahirrohmaanirrohiim Segala puji bagi Allah penguasa segala alam dan sumber dari segala hukum, tiada Tuhan selain Allah. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada

  Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah Allah terakhir dan sebagai penyempuma risalah sebelumnya.

  Pada akhimya penulisan skripsi ini bisa selesai, penulis sadar bahwa selesainya penulisan skripsi ini berkat bantuan dari orang-orang disekitamya, tidak ada kata yang patut untuk di ucapkan kepada beliau-beliau ini, kecuali terima kasih.

  Terima kasih ini dihaturkan kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Dra. Siti Astiqoh, M.Si selaku kaprogdi pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga.

  3. Miftahudin, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik.

  4. Drs. Ahmad Sulthoni, M.Pd selaku pembimbing skripsi.

  5. Semua dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya Kepala sekolah, guru dan MTs Banjamegara

  6. siswa-siswi N 1

  7. Kedua orang tuaku yang telah mencurahkan segala kasih sayang dan dukungannya selama mengikuti kuliah.

  8. Ayah yang senantiasa sabar dalam membantu penyelesaian skripsi ini

  9. Adik-adiku yang selalu mendukungku

  10. Nita, Nisa, Mevi, Faik dan semua teman-teman PAI se PPL an dan se KKN.

  11. Pondok mbah Jon dan semua teman-teman se atap terima kasih atas semua yang teman-teman beri untukku.

  12. Westi Arlini teman baikku terima kasih atas semuanya.

  13. Keluarga ibu Ninik (mas, adik, janah) terima kasih atas doa dan suportnya.

  14. Saprul Family, Asi Family, Wafda Family terima kasih untuk doa dan bantuan-bantuannya.

  15. PPTI Al-Falah yang pemah menjadi tempat naungan untukku. Dan semua yang telah membantu dalam penyelesian penulisan skripsi ini,yang tidak bisa disebut satu persatu.

  Salatiga, 7 Agustus 2010 Siti Muntofmgah

  NIM. 12105009

  

ABSTRAK

  Muntofmgah Siti, 121 05 009. Pengembangan Pembelajaran Berbasis ESQ power di MTs N 1 Banjamegara 2010. Skripsi Jurusan Tarbiyah Progdi Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Skripsi Jurusan

  Tarbiyah, Program Studi PAI STAIN Salatiga. Pembimbing : Drs. A. Sulthoni, M.Pd. Kata kunci: Pengembangan Pembelajaran dan berbasis ESQ power.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan pembelajaran berbasis ESQ power terhadap siswa-siswi MTs N 1 Banjamegara. Penggalian data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah kepala sekolah, guru dan siswa sebagai responden, menggunakan teknik wawancara langsung untuk mengetahui pengembangan pembelajaran berbasis ESQ power di MTs N 1 Banjamegara.

  Disimpulkan dari hasil wawancara bahwa pengembangan pembelajaran berbasis ESQ power di MTs N 1 Banjamegara mencapai tingkat keefektifan dalam pembelajaran. ESQ power berpengaruh positif terhadap siswa-siswi di MTs N 1 Banjamegara.

DAFTARISI

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  BAB II LANDASAN TEORI

  

  

  

  4. Keadaan Gum, Karyawan dan Siswa MTs N I Banjamegara... 66

  

  BAB IV ANALISIS DATA DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pihak cukup prihatin dengan kualitas pendidikan kita yang tertinggal jauh dari negara lain yang lebih maju, namun keprihatinan ini tidak diikuti dengan perbaikan internal yang berhubungan dengan sarana infrastruktur yang memadai. Pemerintah belum serius meraperhatikan kondisi fisik instrumen pendidikan. Beberapa kasus yang ada, madrasah yang roboh bereada di kota ataupun desa-desa terpencil dan kasus lain yang teijadi akibat dari kurangnya perhatian dari pemerintah. Madrasah-madrasah itu secara fisk sangat tidak memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

  Sehingga sangat tidak mungkin untuk menimba ilmu atau akibat yang lebih parah yaitu keterbelakangan kualitas sumber daya manusia.

  Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan, perlu ditingkatkan kualitas menejemen pendidikan. Sebagaimana diketahui bahwasanya pendidikan kita masih jauh untuk bisa dikatakan mapan, apalagi berhasil. Mengingat masih ada fasilitas pendidikan yang begitu minim dan terbatas, kurikulum yang belum stabil dan kurangnya tenaga yang mengelola manajemen pendidikan (Cut Zahri Harun,

  2001: 14)

  2 Untuk dapat memenuhi tuntutan mutu pendidikan, perlu dikembangkan sistem manajemen yang rasional, sistematik dan sistematis, sehingga semua unsur sistem pendidikan dapat berinteraksi secara optimal bagi pencapaian mutu pendidikan.

  Mutu pendidikan di madrasah dapat di lihat dari proses pembelajarannya. Dengan kata lain upaya meningkatkan kualitas pendidikan diawali dengan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Karena proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama di suatu sekolah. Selain itu akhlak juga pengaruhnya penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, akan tetapi pada masa sekarang banyak kita jumpai dalam dunia pendidikan yang seharusnya tercipta akhlakul karimah malah sebaliknya, banyak dijumpai para siswa maupun guru-guru malakukan tindakan yang tidak bemorma, contoh-contohnya banyak termuat di media-media dan di layar kaca, berita tentang guru yang tega mencabuli anak didiknya dengan motif untuk mencari kekayaan, kekuatan dan agar awet muda. Guru yang tega memukuli anak didiknya dengan alasan kesal karena anaknya susah diatur, bandel, tidak memperhatikan. Seorang siswa gantung diri karena takut tidak lulus ujian, seorang siswa mengkonsumsi obat-obatan terlarang karena kurang perhatian dari orang tuanya, masih banyak lagi kejadian-kejadian lain yang setiap hari termuat di media dan di pertontonkan dalam layar kaca.

  Kejadian-kejadian di atas adalah bukti bahwa antara kecerdasan emosional dan spiritualnya tidak menyatu. Mereka akhinya mengambil keputusan sepintas dan pikiran itu muncul dalam pikiran yang negatif.

  3 Apabila sebagian banyak orang telah mengerti dan menerapkan ESQ power pada diri mereka, pasti kejadian-kejadian seperti contoh di atas tidak akan kitajumpai.

  Kejadian-kejadian lain yang teijadi dalam dunia pendidikan misalnya banyak anak yang putus sekolah karena menganggap sekolah adalah penjara, di sekolah merasa terkekang, membosankan dan menyedihkan, karena ia dipaksa untuk berfikir-fikir dan berfikir tentang apa yang tidak ia senangi.

  Hal ini juga akan hilang apabila di suatu sekolah telah ada pembelajaran tentang ESQ power. Guru tidak akan mengekang siswa dan memaksa siswa.

  Anak tidak hanya dididik agar dirinya cerdas dan mempunyai IQ yang tinggi tetapi memiliki EQ dan SQ untuk bekal kehidupan mereka.

  Selama ini kecerdasan seorang siswa dikonotasikan dengan kecerdasan intelektual IQ (Intelligence Quotiont) bahkan orang tua juga beranggapan bahwa jika anak mereka memiliki IQ tinggi maka sudah pasti cerdas dalam segala hal. Namun saat ini anggapan bahwa kecerdasan manusia hanya tertumpu pada dimensi intelektual saja sebenamya tidaklah sepenuhnya benar. Karena selain IQ manusia juga memiliki dimensi kecerdasan lain, yaitu kecerdasan emosional EQ (Emotional Quotiont) dan kecerdasan spiritual SQ (Spiritual Quotiont). (Danil Goiman,1996:5)

  Menambahkan (Muhyidin,2006: 232) bahwa menampakan ESQ power pada proses mendidik siswa adalah suatu perwujudan akan kekuatan dan kecerdasan emosional dan spiritual selama orang tua melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab kepada anak-anaknya berupa pemberian

  4 perawatan, pengasuhan, pendidikan dan pembelajaran. Banyak orang tua atau pendidik yang menganggap penting dalam pembentukan karakter siswa dengan cara menanamkan nilai-nilai kejujuran, kebaikan, keadilan dan sebagainya. Namun yang perlu diperhatikan adalah menanamkan nilai tauhid atau aqidah pada siswa. Hal ini menjadi sangat urgen dalam menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan.

  Inilah yang dimaksud dengan ESQ power sebagai poses dalam mendidik siswa namun juga dibarengi dengan nampaknya ESQ power dalam proses mendidik tersebut. Ada tujuh keutamaan antara lain: Tidak menampakkan kejahatan perasaan, menampakkan cinta dan keindahan, menampakan kesabaran, menampakkan keuletan, menampakkan kejujuran dan keadilan, menampakkan kreatifitas dan gairah, menampakkan disiplin dan konsisten.

  Pengaruh pembelajaran ESQ power dalam mendidik siswa sangat urgen karena dalam proses pendidikan adanya pembelajaran menuju tingkah laku yang lebih baik dengan adanya pembelajaran ESQ power siswa akan mengerti dan memahami, serta siswa setiap kali melakukan perbuatan akan disadarkan pada Islam dan pengaturan emosi yang lebih baik hingga menjadi dewasa. (Muhyidin, 2006: 232)

  Dari uraian singkat di atas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian pembelajaran berbasis ESQ power dengan judul PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BEBASIS ESQ POWER DI MTs NEGERI1 BANJARNEGARA.

  5 B. Penegasan Istilah Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa pengertian yang terkandung dalam judul skripsi di atas, yaitu ada 2:

  1. Pembelajaran Pembelajaran di artikan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Demar Hamalik, 1995: 57), yang penulis maksudkan dengan adanya pengembangan pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar maka akan menjadikan tingkat kecerdasan siswa, semangat dalam belajar dan tingkat prestasi yang maksimal.

  2. ESQ (Emotional Spiritual Quotiont) Kecerdasan emosional memiliki arti kepiawaian, kepandaian dan ketepatan seseorang dalam mengelola diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain di sekeliling mereka dengan menggunakan seluruh potensi psikologis yang dimilikinya. Seperti intisiatif, empati, adaptasi, komunikasi, keija sama dan kemampuan persuasi yang secara keseluruhan telah mempribadikan pada diri seseorang (Abuddin Nata, 20002: 47)

  Dengan demikian penulis mengartikan kecerdasan emosional

  6 keadaan atau emosi diri sendiri sehingga dapat mengelolanya dengan baik, kemampuan untuk memotifasi diri, memiliki empati setia mampu menjaga hubungan baik dengan orang lain disekitamya.

  Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai. Yaitu kecedasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya atau kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding yang lain.

  Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ adalah landasan yang diperlukan untuk mengfungsikan IQ dan SQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita. (Ary Ginanjar Agustian, 2000: 109)

  Sedangkan dalam ESQ power kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap peikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan EQ dan SQ secara komprehensif. (Ary Ginanjar Agustian, 2005:47) Adapun indikator dari ESQ power antara lain: a. Mampu menciptakan atau dapat memiliki karakter yang teguh.

  b. Mampu meningkatkan kemampuan EQ dan IQ melalui SQ.

  c. Mampu mengsinergikan rasionalitas duniawi (EQ) dengan semangat spiritual (SQ) sehingga terjadi perpaduan yang dahsyat (ESQ).

  d. Mampu memberi makna luhur terhadap pekeijaan dan tugas sehari- hari yang diperoleh dari metode ESQ sehingga akan dapat merasakan

  7 makna kehidupan yang sangat indah ketika sedang betugas atau menghadapi masalah yang berat sekalipun.

  e. Mampu untuk mengangkat suara hati spiritual terdalam sehingga sumber kecerdasan spiritual yang terletak pada god-spot manusia terangkat ke permukaan.

  3. Pembelajaran berbasis ESQ Power Merupakan suatu pembelajaran yang berdasar pada kekuatan kecerdasan emosional dan spiritual (Muhyidin, 2006:110)

  Yang penulis maksudkan pembelajaran dengan berdasar pad ESQ Power maka suatu pembelajaran tersebut memiliki nilai lebih dibandingkan pembelajaran-pembelajaran yang lain. Kekuatan ESQ akan berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pembelajaran. Nilai-nilai emosional dan spiritual membantu menciptakan suatu pembelajaran yang sempuma, yang dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

  C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dan akan dikaji melalui penelitian ini. Beberapa permasalahan itu adalah:

  1. Bagaimana penerapan pembelajaran berbasis ESQ power di MTs Negeri

  1 Banjamegara?

  2. Bagaimana problematika yang muncul dari penerapan pembelajaran berbasis ESQ power di MTs Negeri 1 Banjamegara?

  8

  3. Bagaimana upaya untuk mengatasi problematika pembelajaran berbasis ESQ power di MTs Negeri 1 Banjamegara?

  4. Apa efek dari pembelajaran berbasis ESQ power bagi siswa-siswi di MTs Negeri 1 Banjamegara?

  Berangkat dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian skripsi dirumuskan sebagai berikut:

  1. Mengetahui penerapan pembelajaran berbasis ESQ power di MTs Negeri

  1 Banjanegara?

  2. Mengetahui problematika pembelajaran berbasis ESQ power di MTs Negeri 1 Banjanegara?

  3. Mengetahui upaya untuk mengatasi problematika pembelajaran berbasis ESQ power di MTs Negeri 1 Banjanegara?

  4. Mengetahui efek dari pembelajaran berbasis ESQ power bagi siswa-siswi di MTs Negeri 1 Banjanegara? Sedangkan manfaat dari penelitian di atas adalah:

  1. Secara Teoristis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang pembelajaran berbasis ESQ power pada siswa-siswi di

  MTs Negeri 1 Banjamegara.

  9

  2. Secara Praktis Penelitian ini diharapan dapat mengetahui pokok permasalahan dan pembelajaran ESQ power pada siswa-siswi di MTs Negeri 1

  Banjamegara.

  E. Metode Penelitian

  1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiono menjelaskan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek secara alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci (Sugiono, 2005:1).

  Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah guru yang memberikan pembelajaran ESQ power di MTs Negeri 1 Banjamegara dengan berbagai latar belakangnya dalam memberikan pembelajaran ESQ power kepada siswa khususnya kepada siswa-siswi di MTs Negeri 1 Banjamegara. Sehingga akan di temukan problematika upaya dan efek pembelajaran ESQ power bagi siswa-siswi MTs Negeri 1 Banjamegara.

  2. Subjek dan Informasi Penelitian Subjek penelitian adalah sumber tempat kita memperoleh keterangan penelitian dan informan adalah orang yang memberikan pesan atau memaparkan data. (Tatang M. Arifin, 1990: 92)

  Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah MTs N

  1 Banjamegara dan yang menjadi informan adalah siswa-siswi, kepala

  10

  3. Metode Pengumpulan Data Dalam membicarakan pengumpulan data ada beberapa komponen yang akan digunakan dalam mencapai tujuan yang dimaksud. Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data mengenai sampai di mana tingkat pembelajaran berbasis ESQ power terhadap siswa di MTs N 1

  Banjamegara, dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut: a. Wawancara

  Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh pewawancara (intrviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee). Wawancara menurut Suharsimi "pengumpulan data yang diperoleh dengan wawancara" dalam wawancara atau interview ini untuk mengorek jawaban responden dengan bertatap muka. (Suharsimi Arikunto,

  1991:2) Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran wawancara adalah kepala sekolah, guru dan siswa.

  b. Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati dengan membuat catatan selektif terhadap menejemen fasilitas madrasah di MTs Negeri 1

  Banjamegara. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang gejala-gejala (fenomena) yang diselidiki. (Sutrisno Hadi, 1982:159). Dari tiga jenis observasi mulai dari observasi

  11 langsung, observasi tidak langsung dan observasi partisipasi, maka penulis menggunakan observasi langsung. Adapun langkah-langkah yang ditempuh antara lain:

  1) Terlebih dahulu melakukan pengamatan langsung, lalu mencatat hal-hal yang dipandang perlu.

  2) Berdasarkan gambaran pengamatan, maka peneliti menghubungkan apa yang seharusnya berdasaran khasanah ilmiah, dilanjutkan dengn rumusan yang jelas dan spesifxk sehingga dapat diamati oleh observer.

  3) Menentukan bentuk pedoman observasi tanpa perlu jawaban tapi mencatat apa yang manpak.

  4) Sebelum observasi dilaksanakan diskusikan dahulu pedoman observasi, agar setiap segi yang diamati dapat dipahami maknanya dan bagaimana cara mengisinya sesuai dengan harapan dan tujuan penelitian.

  5) Apabila ada hal khusus yang menarik tapi tidak ada dalam pedoman observasi, sebaiknya disediakan catatan khusus.

  Sasaran observasi dalam penelitian ini adalah kondisi fasilitas madrasah dan pemanfaatan terhadap fasilitas yang ada.

  12

  c. Dokumentasi Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat agenda dan sebagainya.

  Metode dokumentasi dalam penelitian digunakan dengan alasan: selalu tersedia di kantor/lembaga, dokumen merupakan sumber data yang stabil, informasi pada dokumen bersifat realita, dan sumber data yang kaya berkaitan dengan keadaan subjek penelitian. Adapun yang dapat dijadikan objek dalam metode dokumentasi adalah buku administrasi fasilitas madrasah dalam daftar tabel keadaan pertahun madrasah.

  4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi untuk meningkatkan pemahaman penelitian terhadap kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut, analisa pelu dilanjutkan dengan upaya mencari makna.

  Data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka- angka. Data ini dikumpulkan dalam berbagai cara diantaranya wawancara, observasi, intisari dokumen. Untuk itu analisia kualitatif menggunakan kata-kata yang biasanya disusun dalam teks yang diperluas. (Matthew B.Miles,1992:16)

  13

  a. Penyajian data Sekumpulan informasi yang tersusun sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

  Penyajian data yang baik merupakan suatu cara utama bagi penyajian data yang shahih.

  b. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan konfigurasi (penggambaran sesuatu) yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu kemungkinan setingkat pemikiran kembali yang melintas dalam penganalisis selama menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan serta tukar pikiran dan akhimya berusaha menarik kesimpulan.

  Dengan demikian verifikasi kesimpulan yang pada mulanya mengambang atau kabur menjadi relevan. Contoh verifikasi, peneliti melihat kembali keadaan gedung sekolah setelah mendapat keterangan tentang gedung sekolah tersebut dari informan.

  BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran

  1. Pengertian Pembelajaran Lembaga pendidikan adalah sebuah wadah yang digunakan untuk proses pembelajaran, adapun menurut islam tujuan pendidikan ialah membentuk manusia supaya sehat, cerdas, patuh dan tunduk kepada perintah Tuahan serta mejauhi larangan - laranganNya. (H Abu Ahmadi, Nur uhbiyati, 1991:11)

  Pembelajaran berasal dari kata "belajar". Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, belajar diartikan (berusaha atau berlatih).

  (Poerwadarminto, 1992:94) Belajar juga diartikan sebagai perbuatan atau tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. (Oemar Hamalik, 2008:54) Menurut Haijanto, pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan yang di maksud mencakup aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Dengan demikian pembelajaran dapat diartikan proses yang dirancang untuk mengubah diri seseorang baik aspek kognitif, afektif, maupun psikimotor. (Suwardi, 2007:30)

  Dan pembelajaran merupaka suatu proses teijadinya interaksi antara pelajar (mahasiswa) dan pengajar (dosen / instruktur) dalam mencapai

  15 tujuan pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka satuan waktu tertentu pula.(Oemar Hamalik : 162).

  2. Strategi pembelajaran

  a. Pengertian strategi pembelajaran Strategi pembelajaran adalah pola umum untuk mewujudkan proses belajar mengajar. Secara operasional strategi pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh guru, dosen (pengajar) untuk memberikan kemudahan bagi siswa (peserta didik) melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. (Oemar Hamalik, 1995:165)

  Strategi pembelajaran itu memuat berbagai altematif yang harus dipertimbangkan untuk dipilih dalam rangka perencanaan pengajaran.

  T. Raka Joni mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum pembuatan guru murid dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran menurut J.R David dalam Teaching Strategies for College Class Room (1976), ialah a plan, method, or series of activitas designed to achiezes a particular educational goal (P36, 1980). Menurut pengertian ini strategi pembelajaran meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah rencana dan cara-cara membawakan

  16 murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Pola dan urutan umum perbuatan guru-murid itu merupakan suatu kerangka umum kegiatan pembelajaran yang tersusun dalam suatu rangkaian bertahap menuju tujuan yang telah ditetapkan. (W.gulo, 2002 : 3).

  Strategi secara umum dapat di definisikan sebagai suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

  Jika diterapkan dalam konteks pendidikan strategi pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan profil perilaku dan pribadi siswa yang seperti apa atau bagaimana yang harus dicapai dan menjadi sasaran dari kegiatan pembelajaran itu berdasarkan aspirasi atau pandangan hidup dan selera masyarakat yang bersangkutan untuk digunakan dalam mengidentifikasi entering behavior para siswanya.

  2) Memilih sistem pendekatan pembelajaran utama yang dipandang paling efektif guna mencapai sasaran tersebut sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam merencanakan dan mengorganisasi kegiatan belajar mengajar atau pengalaman belajar ( learning experiences) siswanya. 3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar ( teaching methods) dengan bagaiman yang dipandang paling efektif dan efiisien serta produktif, sehingga dapat dijadikan

  17 pegangan oleh para guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. 4) Menetapkan norma- norma dan batas minimum ukuran keneberhasilan, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam melakukan pengukuran dan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar, yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik ( feed back) bagi upaya penyempuman sistem rasional yang bersangkutan secara keseluruhan. ( Abin Syamsudin. M, 2005 :221 ) b. Jenis-jenis strategi pembelajaran

  Adapun jenis jenis strategi pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah sebagai berikut: 1) Latihan dan praktek

  Latihan dan praktek bertujuan membantu anak didik untuk menguasai ketrampilan secara tepat dan perilaku yang tepat dan otomatik

  2) Sinektik Sinektik bertujuan menciptakan kelas menjadi masyarakat intelektual yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengembangkan perilaku kreatif. 3) Yurisprudential

  Yurisprudential bertujuan membantu anak didik memliki pendirian yang mantap mengenai masalah-masalah sosial politik.

  18 4) Diskoveri / inkuiri

  Diskoveri / inkuiri merupakan prosedur yang menitik beratkan pada belajar individual, manipulasi objek-objek eksperimen dan pengambilan kesimpulan. 5) Modifikasi tingkah laku

  Modifikasi tingkah laku bertujuan untuk mengubah tingkah laku dengan cara menempatkannya dalam kondisi yang terkontrol dan kemudian dimanipulasi. 6) Paket kegitan belajar

  Paket kegitan belajar yang berasaskan akuntabilitas , kesadaran siswa, belajar individual, menyediakan variasi-variasi, cara-cara belajar dan waktu belajar. 7) Pembelajaran kelompok kecil

  Pembelajaran kelompok kecil melalui teknik territorial, individual, seminar, lokakarya, teknik klinik, diskusi kelompok.

  8) Sistem belajar siswa terbimbing Sistem belajar siswa terbimbing menitikberatkan pada tanggung jawab belajar pada diri peserta didik, pendidik bertindak sebagai narasumber. 9) Pembelajaran terprogram

  Pembelajaran terprogram yakni suatu pembelajaran dimana siswa belajar sendiri untuk mencapai tujuan, tingkah laku berdasarkan

  19 10) Pelatihan dal am industri

  Pelatihan dalam industri ini dilakukan berdasarkan pendekatan pembelajaran standar dan latihan dalam pekeijaan.

  11) Pengajaran Pengajaran dengan contoh yang dilaksanakan dalam bentuk demonstrasi ilustrasi dan modeling.

  12) Simulasi Simulasi diterapkan dengan berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku dan dilaksanakan dalam bentuk latihan simulasi untuk mengembangkan ketrampilan reproduktif. Hal ini dilaksanakan dalam bentuk permainan simulasi. Studi kasus bermain peran (Oemar Hamalik, 2007 : 163).

  3. Problematika pembelaj aran Problematika atau permasalahan pembelajaran adalah merupakan kendala atau hambatan yang muncul dalam proses pembelajaran.

  a. Problematika pembelajaran yang menyangkut 5 W I H Menurut Nurulbiyati dan Abu Ahmadi, pembelajaran sebagai suatu aktivitas yang merupakan proses itu banyak dijumpai problem- problem yang memerlukan pemikiran pemecahannya. Problematika pembelajaran yang menyangkut 5 WIH yaitu :

  1) Problematika Who Problematika Who (siapa) yaitu menguraikan kendala dari

  20 pendidikan /pembelajaran.

  a) Problem Pendidik Masalah yang berkaitan dengan pendidik antara lain :

  (1) Problem kemampuan ekonomi (2) Problem kemampuan pengetahuan dan pengalaman (3) Problem kemampuan (4) Problem kewibawaan (5) Problem kepribadian (6) Problem sikap (7) Problem sifat (8) Problem kebijaksanaan

  (9) Problem kerajinan (10) Problem tanggungjawab (11) Problem kesehatan dan sebagainya.

  b) Problem Anak Didik Problem yang berkaitan dengan anak didik juga tidak kalah penting untuk diperhatikan, dipikirkan dan dipecahkan. Karena anak didik adalah pihak yang digarap untuk dijadikan manusia yang diharapkan, baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

  Adapun problem - problem yang ada pada anak didik antara lain : (1) Problem kemampuan ekonomi keluarga

  (2) Problem intelegensi

  22

  e. Mengapa pejabat setempat mengijinkan mendirikan pabrik disebelah sekolah yang mengganggu jalannya proses belajar mengajar.

  f. Mengapa penyaluran buku - buku paket tidak sampai atau selalu terlambat datang di sekolah.

  g. Mengapa teijadi kasus amoral dikalangan guru, murid dan orang tua anak.

  3) Problematika Where Didalam pendidikan terdapat tiga tempat, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Sistem pendidikan pada masing - masing tempat tersebut tidak sama dan metode nya pun berbeda.

  Lokasi dari pada letak tempat pendidikan pun mempengaruhi bagi jalannya pendidikan, seperti di desa dan di kota, di masyarakat religious dengan masyarakat heterogen pemeluk agamanya.

  Problem pendidikan keluarga sebagai tempat pendidikan anak - anak antara lain adalah situasi keluarga itu sendiri dan letak keluarga yang berada di tengah - tengah lingkungan yang tidak menguntungkan. Demikian juga sekolah sebagai tempat pendidikan murid - murid, bila letak sekolah itu di tengah - tengah lingkungan yang tidak menguntungkan juga akan menjadi problem.

  Apabila tempat pendidikan itu di masyarakat, yang menjadi problem tempat di masyarakat adalah jika kebudayaan dan peradaban

  24 Masalah sarana adalah bila tidak lengkap sarana pendidikan hal ini akan mengganggu jalannya pendidikan, seperti kurangnya kursi, meja dan buku. Dan di beberapa daerah ada pula yang tidak memenuhi syarat sebagai tempat belajar-mengajar, seperti tidak adanya gedung sekolah, atau ada tapi membahayakan.

  Meskipun dasar dan tujuan jelas tetap materi kurang tepat atau kekurangan sarana atau tidak adanya media.

  6) Problematika How Masalah how (bagaimana) berkenaan dengan metode atau cara yang akan digunakan dalam proses pendidikan. Anak didik mempunyai sifat dan bakat yang berbeda - beda pendidikan harus mengakui adanya perbedaan tersebut. (H Abu Ahmadi Nuruhbiyati,

  1991:255).

  b. Problematika pembelajaran internal dan external Menurut Tuwuh Trisnayadi, pembelajaran adalah suatu proses, untuk itu di dalam suatu proses hampir dapat dipastikan bahwa masalah/hambatan selalu muncul dalam setiap usaha yang kita lakukan. Masalah/problem yang kecil dapat segera diatasi dengan mudah, sementara masalah yang besar memerlukan kerja keras tersendiri. Masalah yang muncul bisa timbul dari dalam diri sendiri (internal) bisa pula muncul dari luar (external)

  1) Problematika dari dalam diri sendiri (internal)

  Probleamatika yang muncul dari dalam diri sendiri ini biasanya berupa rasa malas, penyakit atau kesulitan dalam menerima dan menyerap materi pelajaran. Problematika-problematika dari dalam diri sendiri diantaranya: a) Rasa malas

  Rasa malas bisa timbul karena perasaan jenuh. Kemalasan yang timbul sewaktu-waktu tidak begitu menghawatirkan, selama tidak berkelanjutan. Kemalasan yang timbul setiap akan belajar, jelas akan mengganggu proses pencapaian cita-cita kita.

  b) Kesulitan dalam menerima dan menyerap materi pembelajaran Kesulitan dalam menerima dan menyerap materi pelajaran bisa di sebebkan oleh kesulitan berkonsentrasi. Kesulitan ini bisa timbul dari dalam diri maupun gangguan dari luar.

  c) Gangguan penyakit Penyakit datangnya tidak bisa diduga. Untuk itu, menjaga kesehatan jiwa dan raga agar tetap sehat dan tidak terserang suatu penyakit merupakan langkah yang paling bijaksana. 2) Problematika dari luar (external)

  Kelancaran belajar terkadang mendapat gangguan dari luar diri kita. Diantara faktor-faktor tersebut antara lain: a) Faktor lingkungan dan masyarakat

  25

  26 Gangguan belajar yang disebabkan oleh faktor lingkungan keluarga biasanya ketidak harmonisan kehidupan orang tua . karena perceraian atau sering bertengkar dan ketidak harmonisan antara sesama anggota keluarga karena kurang adanya saling pengertian. Gangguan belajar yang disebabkan dari lingkungan masyarakat, diantaranya: (1) Banyaknya remaja dilingkungan yang tidak bersekolah, terkadang menjadi buah simalakama. Ketika sedang belajar diajak main, sebagai teman tentu akan berfikir jika tidak ikut akan dikucilkan dan jika ikut tidak belajar.

  (2) Bergaul dengan teman-teman yang tidak memikirkan masa depan, hanya menghabiskan waktu untuk bermain dan hura- hura, keadaan rumah yang letaknya rapat lingkungan yang ramai oleh anak-anak kecil dan bunyi-bunyi suara hiburan dari tetangga seringkali menjadi permasalahan dalam belajar.

  b) Faktor biaya Faktor biaya sering menimbulkan gangguan dalam belajar.

  (1) Permasalahan ini bisa timbul dari orang tua, misalnya karena musibah yang menimpa dalam keluarga, orang tua sakit, pemerataan keija atau yang lainnya yang menyebabkan tunggakan dalam pembayaran sekolah

  27 (2) Permasalahan ini juga bisa timbul dari sendiri karena kenakalan sendiri memakai uang sekolah untuk kepentingan dirinya sendiri, akibatnya tunggakan pembayaran sekolah dan diri sendiri tidak sanggup melunasinya.

  c) Gangguan lawan jenis Sering didapati siswa yang mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran gara-gara gangguan dari lawan jenis . gangguan-ganguan tersebut biasanya berupa:

  (1) Bolos sekolah kemudian pergi pacaran (2) Berkelahi atau bermusuhan dengan sesama teman karena berebut pacar atau karena ulah sang pacar.

  (3) Semangat belajar menurun karena memikirkansang pacar (4) Dikeluarkan oleh pihak sekolah karena mengalami “kecelakaan” dalam pergaulan.

  (5) Meminum racun karena diputus pacar (6) Kabur / meninggalkan rumah dengan sang kekasih (7) .Berurusan dengan polisi karena ditipu sang pacar (8) Berurusan dengan dokter karena melanggar asusila.

  d) Kenakalan remaja Sikap dan perilaku para pelajar terkadang melanggar peraturan dapat menimbulkan permasalahan dalam pembelajaran. Kenakalan remaja bukan hanya mengganggu

  28 kelancaran proses pembelajaran yang sifatnya sementara, melainkan dapat berakibat lebih jauh dan lama apabila sampai dikeluarkan dari sekolah, atau dipenjarakan oleh pihak berwajib.

  e) Penyalahgunaan obat terlarang dan minuman keras Penyalah gunaan pemakaian obat terlarang oleh para remaja merupakan salah satu gangguan belajar yang berakibat fatal. Bukan hanya proses pembelajaran yang terhambat, tetapi kesehtan dan jaringan urat saraf pun akan terhambat mengalami gangguan.

  f) Pandangan -pandangan yang keliru Dalam bergaul dengan orang lain, kita akan banyak menerima banyak pengaruh. Ada pengaruh yang baik, ada pula pengaruh yang buruk bagi kita, ada pengaruh yang berupa sikap, ada pula yang berupa ide, gagasan,dan pandangan.

  Pengaruh yang baik tentu akan menambah wawasan dan pengetahuan kita, sementara pengaruh buruk dapat mengacaukan pembelajaran dan cita-cita kita. Dan pengaru- pengaruh ini merupakan permasalahan atau problem dalam pembelajaran.

  g) Gangguan yang tidak terduga Hal ini teijadi diluar kesadaran dan rencana, gangguan yang tidak terduga ini, seperti kecelakaan dan sakit yang cukup

  29 lama. Permasalahan ini muncul tanpa kita ketahui dan sadari.

  (Tuwuh Trisnayadi, 2007:37)

  ESQ Power

  1. EQ (Emotional Quotiont)

  a. Pengertian Kecerdasan Emosional

  emosi movere,

  Akar kata adalah kata keija Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergarak”, ditambah awalan “e” untuk memberi arti “bergarak menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Semua emosi pada dasamya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah. (Daniel Goleman, 1996:7)

  Menurut English and English, yang dikutip oleh Syamsu Yusuf,

  “A complex feeling state accompanied by characteristic

  emosi adalah

  motor and glandular activies”

  (suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelanjar dan motoris).

  Sedangkan Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada pada diri seseorang yang disertai wama yang efektif (perasaan tertentu pada saat menghadapi situasi tertentu seperti bahagia, putus asa, terharu, dan sebagainya) baik tingkat lemah (dangkal) maupun tingkat yang luas (mendalam). (Syamsu Yusuf LN, 2006:114-115)

  Emosi adalah getaran pada kalbu seperti haru, sedih, kecewa, marah, atau bahagia yang teijadi akibat tersentuhnya spiritualitas

  30 seseorang. Emosi mudah tersentuh melalui panca indra seperti penglihatan dan pendengaran.

  Dari berbagai pengertian emosi di atas, muncul juga berbagai pengertian dan teori tentang kecerdasan emosional. Menurut Goleman kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar bebas stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdo’a. (Ary Ginanjar Agustian, 2004:100)

  Sedangkan menurut menurut Davies dan rekan-rekannya dalam

  Emotional Intelligence,

  buku yang dikutip oleh Monti P. Setiadarma menjelaskan bahwa intelegensi emosi adalah kemanpuan seseorang untuk mengendalikan emosi dirinya sendiri dan orang lain, membedakan satu emosi dengan yang lainnya, dan menggunakan informasi tersebut untuk menuntun proses berfikir serta perilaku seseorang. Kemampuan ini merupakan kemampuan yang unik dan penting dalam kemampuan psikologis seseorang.

  Ary Ginanjar menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan serangkaian kecakapan untuk melapangkan jalan di dunia yang penuh liku-liku permasalahan sosial. Pendapat lain menjelaskan bahwa kecerdasan emosional diartikan kepiawaian, kepandaian dan ketepatan seseorang dalam mengelola diri sendiri dalam

  31 berhubungan dengan orang lain di sekeliling mereka dengan menggunakan seluruh potensi psikologis yang dimilikinya seperti inisiatif dan empati, adaptasi, komunikasi, keijasama, dan kemampuan persuasi yang secara keseluruhan telah mempribadikan pada din seseorang. (Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Wamwu, 2003:27)

  Dari berbagai pengertian tentang kecerdasan emosional di atas, dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan ketrampilan atau kemampuan seseorang dalam mengenal, mengelola dan mengendalikan emosi diri, dari kemampuan ini seseorang akan mampu memotivasi diri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain (empati), serta mampu membina hubungan baik dengan orang lain.

  b. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional Menurut Salovey, yang dikutip oleh Goleman dalam bukunya

  Emotional Intelligence,

  membagi ketrampilan-ketrampilan yang menjadi ciri kecerdasan emosional dalam lima wilayah utama (Abuddin Nata, 2003:47).

  1) Mengenali emosi diri Kesadaran diri dengan mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi, merupakan dasar dari kecerdasan emosional. Dengan memiliki kepekaan dan keyakinan yang kuat akan perasaan diri,

  32 akan sangat mempengaruhi atas pengambilan keputusan dal am setiap permasalahan. 2) Mengelola emosi