Nilai-nilai Pendidikan Multikultural (Telaah Al-Qur’an Surah Al-Hujurāt Ayat 13) - Test Repository

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

(TELAAH AL- QUR’AN SURAH AL-HUJURAT AYAT 13)

  

SKRIPSI

DisusunUntukMemperolehGelar

SarjanaPendidikan(S.Pd.)

  

Oleh :

YULI RATINI

NIM: 111-12-062

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  . .NILAI-NILAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL (TELAAH AL- QUR’AN SURAH AL-HUJURAT AYAT 13) SKRIPSI DisusunUntukMemperolehGelar SarjanaPendidikan(S.Pd.) Oleh : YULI RATINI NIM: 111-12-062 . JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  

2017

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama : Yuli Ratini Nim : 111-12-062 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

  TELAAH SURAT AL-HUJURAT AYAT 13 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 20 Maret 2017 Pembimbing Muh. Hafidz, M.Ag. NIP. 19730801 200312 1002

KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email

SKRIPSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL TELAAH SURAT AL-HUJURAT AYAT 13

  disusun oleh

YULI RATINI NIM: 111-12-062

  Telah dipertahankan di depan PanitiaDewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 30 Maret 2017dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

  Susunan Panitia Penguji KetuaPenguji :Dr. Agus Waluyo, M.Ag.

  SekretarisPenguji : Muh. Hafidz, M.Ag. Penguji I : Rovi‟in, M.Ag.

  Penguji II : Supardi, S.Ag.,MA Salatiga, 30 Maret 2017 Dekan Suwardi, M.Pd.

  NIP. 19670121 199903 1002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertandatangan di bawahini : Nama : Yuli Ratini NIM : 111-12-062 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sayas endiri, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 30 Maret 2017 Penulis

  Yuli Ratini 111-12-062

  

MOTTO

        

  Dan Dia (tidak pula) Termasuk Orang-orang yang Beriman dan Saling Berpesan Untuk Bersabar dan Saling Berpesan Untuk Berkasih Sayang.

  (Q.S Al Balad ayat 17)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdul illahirabbil‟alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

  skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Bapak dan Ibu yang senantiasa memberikan kasih saying serta do‟a dari kecil hingga saat ini dan selalu memberikan nasehat serta mendukung setiap langkahku.

2. Kakakku terbaik Astina Fitri serta Adik-adikku tersayang Hari Budi

  Imanuddin dan Nani Widari yang selalu memberiku semangat dan tawa kebahagiaan dalam lelahku.

  3. Kepada Bapak Muh. Hafidz, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotifasi penulis dengan sabar dan ikhlas hingga sampai terselesaikannya skripsi ini.

  4. Temanku Fatma yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu dan memberikan semangat serta sahabatku Arifah, Rizqa, Elia, Mbak Umi yang selalu memberikan motivasi,dan juga untuk seseorang yang spesial yang selalu mendukungku Surya Widhanta serta seluruh teman- temanku yang selalu mendukung dan membersamai dalam setiap langkah.

  5. Teman-teman PAI B, teman-teman PPL SMK PELITA SALATIGA, dan kelompok KKN posko 32 yang telah memberikanku pengalaman hidup yang luar biasa.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat han hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah kita nanti- nantikan syafa‟atnya kelak di yaumul kiyamah. Segala syukur penulis panjatkan sehingga dapat menyelesaikan tugas skripsi ini dengan judul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN

  MULTIKULTURAL TELAAH SURAH AL- HUJURAT AYAT 13”.

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, sehingga dalam menyelesaikannya penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancer. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

  Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

  Islam 4. Bapak Muh. hafidz, M.Ag,selakudosenpembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku pembimbing akademik.

  6. SeluruhdosendankaryawanIAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hinggamenyelesaikanskripsiini.

  7. ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang Bapak, selalumendorongdanmemberikanmotivasi dalammenyelesaikankuliah di

  IAIN Salatiga.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 3 April2017 Penulis

  Yuli Ratini NIM. 111-12-062

  ABSTRAK

  Yuli,Ratini. 2017 . ”Nilai-nilai Pendidikan Multikultural (Telaah Al-Qur‟an

  Surah Al-Hujur āt Ayat 13)”. Program Studi S1 PAI Institut Agama Islam Negeri. Pembimbing Muh. Hafidz M.Ag.

  Kata Kunci: Pendidikan, Multikultural Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nila-nilai pendidikan multikultural dalam al-

  Qur‟an surah al-Hujurāt ayat 13. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui kajian ini adalah: 1) Bagaimana nilai-nilai pendidikan multikultural yang terkandung dalam surat Al-Hujur

  āt ayat 13.2) Bagaimana implementasi pendidikan multikultural dalam pendidikan Islam.

  Untuk menjawab dari pertanyaan tersebut maka kajian ini menggunakan penelitian library research, yaitu penelitian dimana objek penelitiannya digali lewat berbagai sumber kepustakaan. Untuk membahas permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kajian tafsir tahlili. Metode ini penulis gunakan untukmenjelaskan kandungan ayat-ayat Al-

  Qur‟an dari seluruh aspeknya.Dalam metode tahlili mufassir biasanya mengikuti urutan ayat dan surat sebagaimana yang tersusun di dalam mushaf. Sumbernya data yang digunakan berasal dari Kitab Tafsir Al Misbah, Kitab Tafsir Al Maraghi, Kitab An-Nuur,

  Alqur‟an dan buku-buku yang ada relevansinya dengan pembahasan serta sumber lain yang mendukung tentang pendidikan akhlak yang terkandung dalam Al- Qur‟an surat al-Hujurat ayat 13.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan multikultural di dalam surat Al-Hujur āt, diantaranya: kesetaraan gender, perbedaan bangsa dan suku, ta‟aruf, dan taqwa atau puncaknya taqwa. Implementasi atau penerapannya adalah sebagai manusia yang diciptakan dari satu pasangan yaitu Adam dan Hawa, dan setelah itu dijadikan perbedaan bangsa, suku, bahasa, warna kulit adalah bukan alasan untuk saling membenci karena perbedaan itu, akan tetapi untuk saling mengenal dan saling tolong menolong, serta untuk menambah pengetahuan tentang perbedaan yang dimiliki masing-masing manusia. supaya nantinya bisa menjadi insan yang disayang oleh Allah karena ketakwaan terhadap-Nya.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL........................................................................................i HALAMAN BERLOGO..................................................................................ii HALAMAN LEMBAR LOGO........................................................................iii HALAMAN NOTA PEMBIMBING...............................................................iv HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.......................................................vi MOTTO.............................................................................................................vii PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii KATAPENGANTAR ...................................................................................... ix ABSTRAK ....................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6 D. Penegasan Istilah ........................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian......................................................................... 10 F. Metode Penelitian .......................................................................... 10 G. Sistematika Penulisan .................................................................... 12 BAB II Deskripsi Surah al-Hujur āt ayat 13 ..................................................... 15 A. Redaksi Surah al-Hujurāt ayat 13 .................................................. 15 B. Arti Kosakata ( Mufradat) .............................................................. 15

  C.

  Isi Kandungan Ayat........................................................................ 20

  BAB III ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH.........................................25 A. Sejarah Turunnya Surah Al-Hujurāt ayat 13................................... 25 B. Tema Dan Tujuan Utama................................................................ 26 C. Asbabun Nuzul..................................................................….......... 27 1. Surah al-Hujurāt ayat 13....................................................27 D. Munasabah...................................................................................... 29 1. MunāsabāhSurah dengan Surah........................................30 2. MunāsabāhAyat dengan Ayat...........................................34 BAB IV Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural.......................................................39 A. Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural Dalam Surah Al-Hujurāt ayat 13...................................................................................................... 39 B. Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Surah Al-Hujurāt ayat

  13 Dalam Pendidikan Islam …........................................................ 58

  BAB V PENUTUP................................................................................................67 A. Kesimpulan..................................................................................... 67 B. Saran............................................................................................... 69 C. Penutup........................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 71 RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar SKK 2. Nota Pembimbing Skripsi 3. Lembar Konsultasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana tentang pendidikan multikultural saat ini memang sering

  diperbincangkan disetiap kalangan, baik dari kalangan politisi, agama, sosial, budaya, dan khususnya dikalangan para pemikir pendidikan.

  Fenomena konflik etnis, sosial, budaya, yang sering muncul di tengah- tengah masyarakat yang berwajah plural menyebabkan limpungnya arah pendidikan di masa depan.

  Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kebenaran dari pernyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosial-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Sekarang ini, jumlah pulau yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekitar tiga belas ribu pulau besar dan kecil. Populasi penduduknya berjumlah lebih dari dua ratus juta jiwa, terdiri dari tiga ratus suku yang menggunakan hampir dua ratus bahasa yang berbeda. Selain itu mereka juga menganut agama dan kepercayaan yang beragam seperti Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, Konghuchu, serta berbagai macam aliran kepercayaan (Yaqin, 2005:3-4).

  Dari kasus di atas, sangat diperlukan sikap terbuka dan menerima setiap perbedaan yang ada. Setiap manusia berkewajiban menumbuh kembangkan sikap multikultural. Sikap multikultural merupakan sikap yang terbuka pada perbedaan. Mereka yang memiliki sikap multikultural berkeyakinan: perbedaan bila tidak dikelola dengan baik memang bisa menimbulkan konflik, namun bila mampu mengelolanya dengan baik maka perbedaan justru memperkaya dan bisa sangat produktif. Salah satu syarat agar sikap multikultural efektif adalah bila saling mau menerima kenyataan hakiki bahwa manusia bukan makhluk sempurna, manusia adalah makhluk yang selalu menjadi. Padahal agar dapat menjadi, manusia membutuhkan sesamanya.

  Dengan maksud lain, sikap yang mendasari masyarakat multikultural adalah sikap rendah hati atau mau menerima kenyataan, bahwa tidak ada seorang pun yang mampu memiliki kebenaran absolut, karena kebenaran absolut melampui ruang dan waktu. Manusia merupakan makhluk yang berjalan bersama menuju kebenaran absolut tersebut. Untuk itu diperlukan mengembangkan sikap hormat akan keunikan masing- masing pribadi atau kelompok tanpa membeda-bedakan, entah atas dasar gender, agama dan etnis (Molan, 2009:16-17).

  Allah SWT meganjurkan kepada manusia untuk bebuat kebajikan dan mencegah tindakan keji dalam Al- Qur‟an Surah Ali Imran ayat 104:

  

           

   

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah

dari yang munkarmerekalah orang-orang yang beruntung (Shihab,

  2009:208).

  Lebih khusus lagi, apabila dilihat dari cara pandang tindak dan wawasan setiap individu yang ada terhadap berbagai macam fenomena sosial, budaya, ekonomi, politik dan terhadap hal-hal lainnya, tidak dapat dipungkiri, mereka mempunyai pandangan yang beragam. Contohnya, masyarakat dengan berbagai macam latar belakang yang berbeda seperti kesetaraan gender, demokrasi, hak asasi manusia dan terhadap hal-hal lainnya. Ada anggota masyarakat yang kurang mendukung adanya proses demokrasi di negara ini, namun di sisi lain tidak sedikit masyarakat yang menginginkan adanya demokrasi. Ada anggota masyarakat yang sangat peduli dan selalu memperjuangkan hak-hak asasi manusia, namun di sisi lain tidak sedikit masyarakat yang tidak peduli terhadap masalah tersebut. Bahkan mereka dengan sengaja menindas hak-hak asasi orang lain. Ada anggota masyarakat yang merespon baik dan bahkan mendukung adanya kesetaraan gender, namun tidak sedikit masyarakat yang menentangnya (Yaqin, 2005:3-4).

  Keragaman ini diakui atau tidak, akan dapat menimbulkan berbagai persoalan seperti yang sekarang dihadapi bangsa ini seperti premanisme, perseteruan politik, kemiskinan, kekerasan, perusakan lingkungan dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk selalu menghormati hak-hak orang lain, hal tersebut adalah bentuk nyata sebagai bagian dari multikulturalisme itu.

  Maka, menjadi keharusan untuk difikirkan upaya pemecahannya (solution). Termasuk pihak yang harus bertanggung jawab dalam hal ini adalah kalangan pendidikan. Pendidikan sudah selayaknya berperan dalam menyelesaikan masalah konflik yang terjadi di masyarakat. Minimal, pendidikan harus mampu memberikan penyadaran kepada masyarakat bahwa konflik bukan suatu hal yang baik untuk dibudidayakan. Dan seharusnya pula, pendidikan mampu memberikan tawaran-tawaran yang mencerdaskan, antara lain dengan cara merancang materi, metode, hingga kurikulum yang mampu menyadarkan masyarakat akan pentingnya sikap saling toleran, menghormati perbedaan suku, agama, ras, etnis dan budaya masyarakat Indonesia yang multikultural. Selayaknya pendidikan berperan sebagai media transformasi sosial, budaya dan multikulturalisme (Mahfud, 2006:4-5).

  Problem perbedaan tidak hanya dialami pada tatanan kehidupan antar umat beragama saja, namun juga terdapat dalam masing-masing agama. Karena persoalan keberagamaan sebenarnya tidak lepas dari interpretasi manusia akan teks suci (divine text) yang dipercaya sebagai ungkapan langsung dari Tuhan kepada manusia. Sementara dalam kerangka kerjanya, tidak ada tafsir yang seragam terhadap suatu hal, pastilah akan ada perbedaan yang disebabkan oleh banyak hal. Bisa jadi karena faktor budaya, ekonomi, politik, pendidikan atau perbedaan tingkat peradaban. Contohnya, perbedaan pendapat yang muncul antara masyarakat sunni dan

  syi‟i, katolik dan Kristen, dan realitas terdekat

  adalah antara dua organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar di Indonesia: NU dan Muhammadiyah (Yaqin, 2005: xiv-xvii).

  Oleh sebab itu wacana multikulturalisme sangat dibutuhkan guna internalisasi nilai-nilai multikultural pada diri setiap manusia. Dengan memahami perbedaan tafsir setiap teks yang ada, diharapkan akan menghasilkan pemahaman keberagamaan yang inklusif, toleran, dan terbuka kepada siapapun. Tidak ada yang merasa menjadi makhluk pilihan yang selalu menganggap dirinya paling benar dan menyalahkan yang lain.

  Karena yang berhak merasa benar hanya Allah swt Sang Maha Pencipta.

  Dalam skripsi ini, penulis akan mengkaji isi kandungan al- Qur‟an surah Al Hujur

  āt ayat 13 yang menjelaskan mengenai hakikat manusia diciptakan laki-laki dan perempuan, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku tidak lain agar mereka saling mengenal dan saling menghargai antara manusia, Islam adalah agama yang mengajarkan nilai-nilai yang universal dengan tujuan untuk memberikan rahmat bagi semesta alam, (rahmatan

  

lil‟alamin) sehingga terdapat ayat-ayat Al-Qur‟an yang mengajarkan

  tentang perdamaian, kasih sayang, menghormati perbedaan, dan lain sebagainya.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat tema tersebut dengan menga mbil judul skripsi “Nilai-nilai

  Pendidikan Multikultural Telaah Surat Al-Hujur āt Ayat 13”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka yang menjadi masalah pokok pembahasan ini adalah:

  1. Bagaimana nilai-nilai pendidikan multikultural yang terkandung dalam surat Al-Hujur āt ayat 13? 2.

  Bagaimana implementasi pendidikan multikultural dalam pendidikan Islam? C.

   Tujuan Penelitian

  Pada permasalahan pokok di atas bahwa tujuan dilakukan penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui niali-nilai pendidikan multikultural yang terkandung dalam Al Qur‟an Surah Al Hujurāt ayat 13.

2. Untuk mengetahui implementasi pendidikan multikultural dalam pendidikan Islam.

D. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dala judul skripsi di bawah ini: 1.

   Nilai

  Istilah nilai (value) dalam kamus umum bahasa Indonesia diartikan sebagai sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Poerwadarminta, 2006:801). Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan dapat membuat orang yang menghayatinya menjadi bermartabat.

  Menurut Steeman, nilai adalah sesuatu yang memberi makna pada hidup, yang memberi acuan, titik tolak dan tujuan hidup (Adisusilo, 2013:56).

2. Pendidikan Multikultural

  Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat (Mudyahardjo, 2010:11).

  Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan (Syah, 2002:10).

  Akar dari multikulturalisme adalah kebudayaan. Secara etimologis, multikulturalisme dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme adalah aliran atau paham (Mahfud, 2006:75).

  Dalam kata tersebut terkandung sebuah pengakuan akan kehidupan manusia yang mempunyai kebudayaan beraneka ragam dengan segala keunikannya dan melalui pendidikan tersebuat yang terintegrasi dala kurikulum maka pemahaman masyarakat terhadap setiap perbedaan yang ada menjelma menjadi sebuah perilaku untuk saling menghargai dan menghormati keragaman identitas dalam kerangka terciptanya harmonisasi kehidupan.

  Dengan kata lain, multikultural adalah beberapa kebudayaan. Secara etimologis, multikulturalisme dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran/paham). Secara hakiki, dalam kata itu terkandung pengakuan akan mertabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaannya masing-masing yang unik (Mahfud, 2006:75).

  Ada dua istilah penting yang berdekatan secara makna dan merupakan suatu perkembangan yang sinambung, yakni pendidikan multietnik dan pendidikan multikultural. “pendidikan multietnik” sering dipergunakan di dunia pendidikan sebagai suatu usaha sistematik dan berjenjang dalam rangka menjembatani kelompok- kelompok rasial dan kelomok-kelompok etnik yang berbeda dan memiliki potensi untuk melahirkan ketegangan dan konflik (Baidhawy, 2005:6-6).

  Sementara itu istilah “ pendidikan multikultural” memperluas payung pendidikan multietnik sehingga memasukkan isu-isu lain seperti relasi gender, hubungan antar agama, kelompok kepentingan, kebudayaan dan sukultur, serta bentuk-bentuk lain dari keragaman.

  Kata “kebudayaan” lebih diadopsi dalam hal ini daripada kata “rasisme” sehingga audiens dari pendidikan multikultural semacam ini akan lebih mudah menerima dan mendengarkan

3. Al Hujurāt ayat 13

  Surat Al Hujur āt merupakan surat ke 49 dalam urutan mushaf

  Al- Qur‟an, diturunkan sesudah surat Al-Mujadalah. Al Hujurāt sendiri diambil dari kata Al-Hujur

  āt yang ada pada ayat ke 4 yang artinya kamar-kamar. Surat Al-Hujur āt terdiri dari 18 ayat yang termasuk dalam golongan surat Madaniyah atau diturunkan sesudah Nabi Hijrah ke Madinah. Pokok isi kandungan dalam surat Al-Hujur

  āt adalah melengkapi dasar-dasar kesopanan yang tinggi serta menunjukkan manusia kepada pekerti-pekerti utama. Selain itu juga menjelaskan sikap para muslim terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, bagaimana cara mereka menerima berita-berita (keterangan) dari orang-orang yang tidak dapat dipercaya, dan bagaimana memperlakukan saudara seagama, baik sewaktu mereka berhadapan muka atau pun tidak. Dalam suarat ini dijelaskan pula hakikat iman dan hakikat mukmin yang sebenarnya (Ash-Shiddieqy, 222:3907).

E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian dapat berguna baik dari manfaat teoritis maupun yang praktis, antara lain:

  1. Manfaat Teoristis

  Manfaat teoristis adalah menjelaskan bahwa hasil penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran atau memperkaya konsep-konsep, teori-teori terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu dalam suatu penelitian.

  Menambah khazanah keilmuan tentang nilai-nilai pendidikan multikultural yang terkandung dalam surat Al- Hujurāt ayat 13.

  2. Manfaat Praktis a.

  Untuk menambah khazanah tentang nilai-nilai pendidikan multikultural dalam surat Al- Hujurāt ayat 13.

  b.

  Sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan.

F. Metode Penelitian

  Metode penelitian adalah cara kerja meneliti, mengkaji dan menganalisis objek sasaran penelitian untuk mencari hasil atau kesimpulan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Jenis Penelitian

  Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu library

  research, penelitian tersebut dengan mengumpulkan data-data yang

  berhubungan dengan objek penelitian, bahwa jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode library reaserch . Dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, baik yang primer maupun yang sekunder, dicari dari sumber-sumber kepustakaan seperti: buku, majalah, artikel, dan jurnal (Kuswaya, 2009:11).

  2. Sumber Data

  Karena jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), maka data yang diperoleh bersumber dari literatur- literatur. Pengumpulan data-data dengan cara mempelajari, mendalami dan mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah literatur baik buku, jurnal, majalah, koran ataupun karya tulis lainnya yang relevan dengan topik penelitian. Maka penulis membagi sumber data menjadi dua bagian, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

  a.

  Sumber Data Primer Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari sumber inti. Sumber data primer di sini adalah berasal dari Al-

  Qur‟an dan terjemah dari Depag, kitab tafsir Al-Maraghi, kitab tafsir An-Nuur, kitab tafsir Al-Misbah karya M.Quraish Shihab dan kitab-kitab lainnya yang relevan. b.

  Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data lain yang masih berkaitan dengan masalah penelitian.

  Berupa buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan multikultural, seperti: buku Pendidikan Multikultural Cross- Cultural Understanding untuk demokrasi dan keadilan, Plural dan Multikulturalisme Paradigma Baru Pendidikan Agama Islam di Indonesia, Komunikasi Multikultural, Multikulturalisme Agama, Budaya, dan Sastra.

  3. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan yang menjadi sumber data primer yaitu surat Al-Hujur

  āt ayat 13 dan terjemahannya, kitab tafsir Al-Maraghi, kitab tafsir An-Nuur, kitab tafsir Al-Misbah karya M.Quraish Shihab serta data sekunder yang relevan dengan permasalahan. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan penelaah secara sistematis yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Sehingga dapat diperoleh bahan-bahan dan penyajian data yang diperlukan.

  4. Analisis Data

  Dalam menganalisis data metode yang digunakan adalah metode tahlili. Metode tahlili adalah metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat Al- Qur‟an dari seluruh aspeknya. Dalam metode tahlili mufassir biasanya mengikuti urutan ayat dan surat sebagaimana yang tersusun di dalam mushaf. Mufassir memulai uraiannya dengan mengemukakan arti kosakata yang diikuti dengan penjelasan ayat secara global. Mufassir juga mengemukakan munasabah, membahas sabab-al nuzul (latar belakang turunnya ayat), dan menyampaikan dari hadist, atau dari sahabat, dan dari para tabi‟in (Budiharjo, 2012:132).

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi merupakan suatu cara menyusun dan mengolah hasil penelitian dari data serta bahan-bahan yang disusun menurut susunan tertentu, sehingga menghasilkan kerangka skripsi yang sistematis dan mudah dipahami, sistematikanya disusun sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, penegasan istilah, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II Deskripsi ayat pada bab ini berisikan tentang surat Al- Hujur āt, kosa kata (mufrodat) dan pokok-pokok isi kandungan. Bab III Asbabun Nuzul dan Munasabah berisi tentang sejarah turunnya surat Al-Hujur āt, tema dan tujuan utama surat Al-Hujurāt, hubungan surat Al-Hujur

  āt dengan surat sebelumnya (Al-Fath) dan surat sesudahnya (al-Qaf) serta hubungan Al-Hujur āt 12-14. Bab IV pembahasan pada bab ini membahas tentang Nilai-nilai Pendidikan Multikultural di dalam surat Al-Hujur āt ayat 13, dan Implementasinya di dalam Pendidikan Islam. Bab V pada bab terakhir yaitu memaparkan tentang kesimpulan dan saran atas pembahasan yang telah diuraikan dalam penelitian, dan diteruskan dengan penutup serta daftar pustaka.

BAB II DESKRIPSI SURAT AL-HUJURAT AYAT 13 A. Redaksi Surat Al-Hujurat Ayat 13 dan Terjemahannya Dalam sub ini penulis akan menyajikan redaksi surat Al Hujur āt

  yang menjadi obyek kajian penulis. Adapun redaksi surat Al Hujur āt beserta terjemahnya disajikan dalam uraian berikut ini:

                         Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”(Qs. al-Hujurāt: 13).

B. Arti Kosa Kata (Mufrodat)

  Setelah penulis menyajikan redaksi surat Al Hujur āt ayat 13 yang menjadi obyek kajian penulis, maka selanjutnya penulis menyajikan kosa kata yang terdapat dalam surat Al Hujur

  āt ayat 13 tersebut. Adapun kosa kata yang terdapat dalam surat tersebut sebagai berikut:

1. An Nas

  An nas berakar dari kata ٌسْنِإ yang merupakan bentuk tunggal

  (mufrad) yang jamaknya ٌس َانُأ yang artinya manusia (Yunus, 2007:51).

  Al insan artinya manusia sepadan dengan kata al Basyar yang juga berarti manusia (Munawwir, 1984: 47). Al insan merupakan bentuk tunggal (mufrad) yang jamaknya adalah al anasi yang berarti umat manusia. Disini yang dimaksud manusia yaitu seluruh penghuni bumi yang diciptakan oleh Allah berasal dari laki-laki dan perempuan yang sama, satu nasab, bapak ibu yang sama, yaitu Nabi Adam dan Hawa.

  2. Kholaqa Kholaqa berakar dari kata yang artinya

  اقْلَخ ـ ُقُلْخَي ـ َقَلَخ

  membuat, menjadikan (Yunus, 2007:120). Kholaqa merupakan bentuk kata kerja lampau (fiil madhi) artinya adalah menjadikan, membuat dan menciptakan (Munawwir, 1984:393). Dengan demikian Allah yang menciptakan manusia, menciptakan dari seorang laik-laki dan seorang perempuan.

  Dari makna itu menciptakan merupakan makna yang paling mashur. Dikarenakan Allah menciptakan sesuatu tanpa ada sampel atau contoh yang mendahuluinya, termasuk ketika Allah menciptakan Nabi Muhammad saw atau seluruh manusia di alam raya.

  3. Dzakara Dzakara berakar dari kata adalah bentuk tunggal (mufrad)

  ٌزَكَذ

  yang jamaknya adalah yang berarti jantan, laki-laki (Yunus,

  ٌرْوُكُذ

  2007:134). Yang dimaksudkan di sini laki-laki yaitu Nabi Adam, dan Adam adalah makhluk yang diciptakan Allah yang kemudian diperintahkan untuk mengelola bumi.

  4. Untsa adalah bentuk tunggal (mufrad) dari

  يَثْنُلاا

  ٌثَانِا yang berarti perempuan, betina (Munawwir, 1984:46). juga berarti

  ٌثاَنِإ ج يَثْنُأ

  perempuan, wanita, betina (Yunus, 2007:50). Perempuan tersebut yaitu Hawa, dan Hawa adalah perempuan yang diciptakan Allah dari tulang rusuk Nabi Adam, untuk menjadi pasangan hidup Nabi Adam as.

  5. Ja‟ala

  Ja‟ala berakar dari kata

  • yang artinya

  لْعَج ـ ُلُعْجَي َلَعَج

  membuat, menjadikan (Munawwir, 1984:211). Di sini menerangkan bahwa Allah menjadikan sesuatu hal menjadi beragam, dari bersatunya Nabi Adanm dan Hawa, terlahirlah keturunan yang nantinya akan menjadi penerus Nabi Adam dan Hawa untuk mengelola bumi.

  6. Syuu‟ban Syu‟ub )بْوُعُّشلا) berakar dari kata َةَعَش yang berarti bangsa

  بْوعُش ُةُعَش kaum, bangsa, puak, jauh (Yunus, 2007:198). Yaitu suku besar yang bernasab kepada suatu nenek moyang, seperti suku Rabi‟ah dan Muhdar. Suku itu terdiri dari sekian banyak kelompok keluarga yang dinamai umarah.

  • (Munawwir, 1984:774). Juga berasal dari kata yang artinya

  7. Qaba‟ila yang merupakan bentuk Qaba‟ila berasal dari kata

  ُحَلْيِثَقلا

  tunggal dari lafadz yang memiliki arti kabilah, suku, ras

  ُلِئَاثَق

  (Munawwir, 1984:1169). yang juga memiliki arti puak,

  

لِئَاثَق ج حَلْيِثَق

  sekumpulan manusia, keturunan sebapak (Yunus, 2007:330). Yang dimaksud di sini adalah golongan yang lebih kecil dari sya‟ab, seperti kabilah Bakar yang merupakan bagian dari Rabi‟ah, dan kabilah Tamim yang merupakan bagian dari Muhdar.

8. Ta‟aruf

  Lafazh ta‟aruf asalnya adalah (فراعتت) yang kemudian salah satu dari kedua huruf ( خ) dibuang sehingga jadilah( فراعت) yang maksudnya supaya sebagian dari kalian saling mengenal sebagian yang lain. yaitu kata kerja

  Ta‟aruf berakar dari kata

  • حَفْزِع َفَزَع ُفِزْعَي

  yang berarti mengetahui, mengenal sesuatu (Yunus, 2007:262). Allah menciptakan manusia agar saling mengenal walaupun berbeda suku dan bangsa dan bersaudara baik laki-laki maupun perempuan. Semakin kuat pengenalan satu pihak dengan pihak lainnya, maka semakinterbuka peluang untuk saling memberi manfaat. Karena ayat diatas menekankan untuk saling mengenal. Perkenalan itu dibutuhkan untuk saling menarik pelajaran dan pengalaman pihak lain, bukan untuk saling membanggakan ketinggian nasab atau keturunan, karena sesungguhnya kebanggaan itu hanya dinilai dari segi ketakwaan. Yang dampaknya tercermin pada kedamaian dan kesejahteraan hidup duniawi dan kebahagiaan ukhrawi.

  9. Karama Karama berasal dari kata yang artinya mulya,

  • – – اهَزَك ُمُزْكَي َمُزَك

  murah hati, dermawan (Yunus, 2007:371). Pada dasarnya berarti yang baik dan istimewa sesuai obyeknya. Manusia yang baik dan istimewa adalah yang memiliki akhlak yang baik terhadap Allah dan terhadap sesama makhluk.

  10. Allah Allah( yaitu Tuhan Yang Maha Esa (Yunus, 2007:47). Allah

  ّ َاَل)

  Swt adalah Dzat yang Maha Esa, Maha Segalanya, yang menciptakan alam semesta beserta isinya dan yang wajib disembah oleh seluruh makhluk-Nya.

  11. Atqa Atqa berasal dari kata taqwa dalam bahasa Arab

  ( ىَوْقَّتلا)

  berasal dari kata kerja yang memiliki pengertian menutupi,

  ( يَق َو)

  menjaga, berhati-hati dan berlindung (Yunus, 2007:264).Taqwaadalah Orang yang mulia di sisi Allah swt yang paling tinggi kedudukannya di dunia serta di akhirat adl yang paling bertaqwa kepada-Nya. Taqwa adl suatu prinsip umum yang mencakup: takut kepada Allah swt dan mengerjakan apa yang diridhai-Nya, yang melengkapi kebajikan dunia dan kebajikan akhirat.Sehingga taqwa di sini adalah orang yang paling mulia di sisi Allah dengan kualitas keimanan yang dimiliki.

  12. A‟limun yang berarti „Allama berasal dari akar kata

  • – -

  نْلِع ُنَلْعَي َنِلَع mengetahui sesuatu (Yunus, 2007:277). Kata juga berarti mengajar

  نَّلَع

  (Munawwir, 1984: 1036). Tetapi di sini kata tersebut mengandung makna ketuhanan Allah swt. Yang berarti Alim menggambarkan pengetahuan-Nya menyangkut segala sesuatu, penekanannya adalah pada zat Allah yang bersifat Maha Mengetahui, bukan pada sesuatu yang diketahui itu.

13. Khobir

  Khobir memiliki arti pengetahuan (Yunus, 2007:113). Khobir menggambarkan pengetahuan-Nya yang menjangkau sesuatu, di sini sisi penekanannya bukan pada zat-Nya Yang Maha Mengertahui, tetapi pada sesuatu yang diketahui itu.

C. Isi Kandungan Surat Al-Hujurāt Ayat 13

  Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan isi dari kandungan ayat yang dikaji, yaitu pada surat al-Hujur āt ayat 13 menurut pendapat para mufassir, yakni Tafsir tersebut adalah tafsir al Misbah, An

  Nuur dan al Maraghi sebagai berikut: Adapun redaksi ayat 13 dari surat al-Hujur

  āt, sebagaimana disajikan dalam teks berikut ini:

                        

  Masing-masing pandangan dari tafsir al Misbah, An Nuur dan al Maraghi akan penulis uraikan sebagai berikut: a.

  Tafsir Al-Misbah Seruan kepada semua manusia dan mengingatkan mereka bahwa: Allah swt menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, yakni Nabi Adam as. dan Hawa, atau dari sperma (benih lelaki) dan ovum (indung telur perempuan) dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal, yakni perkenalan yang mengantar kamu bantu membantu serta saling melengkapi.

  Allah tidak menyukai orang-orang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kepangkatan atau kekayaan karena yang paling mulia diantara manusia di sisi Allah swt hanyalah orang yang paling bertaqwa.

  Ayat ini ditutup dengan menegaskan bahwa yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah swt ialah yang paling bertaqwa, sungguh Allah Maha Mengetahui, Meneliti sehingga tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya, walaupun detak detik jantung dan niat seseorang (Shihab, 2012:616-618).

  b.

  Tafsir An-Nuur Kami (Allah) menjadikan kamu bersuku-suku dan bergolong- golongan supaya kamu saling mengenal, bukan untuk bermusuhan.

  Jelasnya, Allah menjadikan kamu terdiri dari beberapa bangsa dan warna kulit supaya kamu lebih tertarik untuk saling berkenalan. Inilah dasar demokrasi yang benar di dalam Islam, yang menghilangkan kasta- kata dan perbedaan-perbedaan bangsa. Masih adanya perbedaan rasial

  (apartheid) sangat ditentang oleh agama Islam.Allah swt mengetahui

  semua perbuatanmu dan mengetahui semua rahasia dirimu, karena itu bertaqwalah kepada Allah swt dan jadikanlah taqwa itu sebagai perbekalan untuk hari akhirat kelak. Dijelaskan oleh Abu Daud bahwa ayat ini turun mengenai Abu Hind, seorg tukan bekam. Rasulullah saw menyuruh bani Bayadhah mengawinkan Abu Hind dengan salah seoran g gadis mereka, bani Bayadhah menjawab: “Apakah kami harus mengawinkan anak gadis kami dengan bekas golongan budak kami sendiri?”.

  Allah menjelaskan bahwa semua manusia itu satu keturunan, dari seorang ayah dan seorang ibu. Karena itu tidak selayaknya seorang menghina saudaranya sendiri. Allah menjadikan mereka berbangsa- bangsa, bersuku-suku, dan bergolong-golongan, agar saling mengenal dan saling menolong di antara mereka. Ketaqwaan, kesalehan, dan kesempurnaan jiwa itulah bahan-bahan kelebihan seseorang atas yanglain (Shiddieqy, 2003:3926).

  c.

  Tafsir Al-Maraghi Di sini Allah menerangkan bahwa manusia seluruhnya berasal dari seorang ayah dan seorang ibu. Maka kenapa saling mengolok-olok diantara saudara yang lainnya, padahal Allah SWT menjadikan mereka bersuku-suku dan berbangsa yang berbeda, agar di antara mereka terjadi saling mengenal dan tolong-menolong dalam kemaslahatan mereka yang bermacam-macam.

  Namun tetap tidak ada kelebihan bagi seseorang pun atas yang lain, kecuali dengan taqwa dan kesalehan, di samping kesempurnaan jiwa bukan dengan hal-hal yang bersifat keduniaan yang tiada abadi.

  Allah menurunkan ayat ini sebagai cegahan bagi mereka dari membanggakan nasab, mengunggul-unggulkan harta dan menghina kepada orang-orang fakir, Allah menerangkan bahwa keutamaan itu terletak pada taqwa (Al-Maraghi, 1993: 235-236).

  Dalam pokok-pokok isi kandungan yang terdapat dalam surat Al-Hujur

  āt ayat 13 di atas, penulis menyimpulkan bahwa Allah sawt telah menciptakan manusia dari laki-laki yaitu Nabi Adam dan seorang perempuan yaitu Hawa, lalu menjadikannya berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar dengan adanya perbedaan itu terjadilah ketertarikan untuk saling mengenal dan juga untuk saling menolong dan membantu sesama, bukan untuk saling mengejek dan mencemooh. Allah melihat kualitas manusia bukan dilihat dari keturunan, kekayaan, kepandaian, tetapi dari kualitas taqwa seseorang tersebut. Jadi jika hendak berbangga maka banggakanlah taqwamu, artinya barang siapa yang ingin memperoleh derajat-derajat tinggi hendaklah ia bertaqwa.

  Sesungguhnya Allah Maha Tahu tentang amal perbuatan manusia, juga

  Maha Waspada tentang hati manusia, maka jadikanlah taqwa sebagai bekal untuk di akhirat kelak.

BAB III ASBĀBUN NUZŪL DAN MUNĀSABĀH A. Sejarah Turunnya Surat Al-Hujurāt Kata Hujurātadalah bentuk jamak dari al-Hujrah yang berarti

  kamar, ruang sebagai tempat tidur. Nama surat ini diambil dari makna kata

  Hujur āt dalam ayat ke 4 yang berarti kamar-kamar (Imani, 2013:311). Al- Hujur āt adalah Surat yang tidak lebih dari 18 ayat dan termasuk surat